TRANSFORMATOR.doc

download TRANSFORMATOR.doc

of 27

Transcript of TRANSFORMATOR.doc

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    1/27

    Transformator

    Pengertian Dasar

    Kata Transformator berasal dari kata Transformasi yang artinya PERUBAHAN.

    Jadi transformator atau yang biasa disebut TRAFO adalah suatu alat listrik yang dapat

    memindahkan dan mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih

    rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gendeng magnet berdasarkanprinsip induksi-elektromagnet.

    Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak balik (ac)

    dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan terdiri dari kumparan primer dan

    sekunder.

    Bagian-Bagian Trafo

    Bagian dari trafo berdasarkan jalannya fluksi magnit pada inti besi, trafo dibedakan atas

    2 macam yaitu:

    1. Trafo inti atau CORE TYPE TRANSFORMER.

    2. Trafo Metal atau SHELL TYPE TRANSFORMER

    Inti besi dari trafo berfungsi sebagai rangkaian magnit yang terdiri dari pelat-pelat besi

    tipis yang disebut plat trafo atau plat dynamo dengan tebal 0,3 s/d 1.5 mm

    Lambang Transformator

    Jenis-jenis transformator adalah

    1

    KumparanSkunder

    Inti Besi

    Fluksimagnit

    ()

    KumparanPrimer

    Kumparan Kumparan

    Inti Besi

    Fluksimagnit

    ()

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    2/27

    1. Transformator Step-Up

    Lambang Transformator step-up

    Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih

    banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.

    Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik

    tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam

    transmisi jarak jauh.

    2. Transformator Step-down

    Lambang Transformator step-down

    Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan

    primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat

    mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

    3. Autotransformator

    Lambang Autotransformator

    Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga

    merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan

    dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat

    dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari

    autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah

    daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan

    isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,

    autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa

    kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

    Kegunaan Transformator (trafo)

    2

    http://cnt121.files.wordpress.com/2010/02/trafo3.png
  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    3/27

    Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan

    tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan

    primer yang bertindak sebagai input, kumparan skunder yang bertindak sebagai output, dan

    inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

    a. Untuk menyesuaikan tegangan setempat dengan tegangan peralatan listrik

    Misalnya sumber listrik tegangan pada PLN 220 Volt akan dipasang pada suatu

    tempat yang tegangannya 12 Volt, maka dipergunakan trafo untuk menyesuaikan

    tegangan 220 Volt menjadi 12 Volt.

    b. Untuk Sistem TenagaTrafo pada sistem tenaga listrik disebut TRAFO TENAGA yang dibedakan 2 macam

    yaitu:

    a. Transformator STEP UP atau trafo penaik tegangan yaitu untuk menaikkan tegangan

    Pusat Pembangkit menjadi tegangan tinggi untuk di transmisikan.

    b. Transformator STEP DOWN atau trafo penurun tegangan yaitu untuk menurunkan

    tegangan saluran transmisi ke tegangan yang lebih rendah (tegangan pemakai).

    T1 = Trafo STEP UP

    T2 = Trafo STEP DOWN

    Pada saluran penurun tegangan dikenal trafo distibusi yaitu untuk merubah tegangan

    distribusi primer ke tegangan distribusi skunder untuk di distribusikan ke konsumen.

    c. Klasifikasi Trafo

    1. Trafo tunggal atau satu fasa

    2. Trafo tiga fasa.

    d. Untuk keperluan pengukuran dari besaran listrik

    Trafo yang dipergunakan untuk pengukuran listrik dari besaran listrik yaitu tegangan

    atau arus yang tinggi disebut TRAFO INSTRUMEN atau TRAFO PENGUKURAN;

    3

    Trafo Perala

    tan

    Listrik

    S

    Primer

    220 V

    S

    Skunder

    12 V

    G

    3T1 T2

    PusatPembangki

    t

    SaluranDistribusi dan

    Konsumen

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    4/27

    e. Dalam bidang Elektronika

    Trafo digunakan antara lain:

    a. Sebagai gandengan impendansi antara sumber dan beban;

    b. Untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkain lain;

    c. Untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antararangkaian

    Prinsip Kerja Transformator

    Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut ketika kumparan primer

    dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan

    primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat

    oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-

    ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-

    balik (mutual inductance).

    Skema transformator kumparan primer dan kumparan sekunder

    terhadap medan magnet

    Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang

    mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang

    dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder

    akan berubah polaritasnya.

    Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlahlilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

    4

    Beban

    TrafoPengukuranTegangan

    VTrafo

    pengukuranArus

    A

    Beban

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    5/27

    2211

    21

    1

    2

    2

    1

    2

    1

    IVIV

    PP

    aI

    I

    N

    N

    V

    V

    ==

    ===

    V1 = tegangan primer (volt)V2 = tegangan sekunder (volt)

    N1 = jumlah lilitan primer

    N2 = jumlah lilitan sekunder

    a = ratio transformer

    P1 = Daya primer (Watt)

    P2 = Daya Skunder (Watt)

    Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder

    transformator ada dua jenis yaitu:

    1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah

    menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebihbanyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

    2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik

    tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih

    banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

    Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan

    sekunder adalah:

    1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).

    2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).

    3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,

    Untuk memudahkan analisa prinsip kerja dari trafo yaitu:

    1. Tidak ada kerugian besi, sehingga I dan sefasa dan kerugian arus eddy dan

    histeristik = 0

    2. Tidak ada kejenuhan besi (I::)

    3. Tidak ada hambatan Ohm

    4. Tidak ada fluksi bocor

    5. Semua tegangan dan arus dianggap sinussoida murni

    Apabila pada kumparan primer suatu trafo (lihat gambar A) dihubungkan dengan tegangan

    V1 yang sinusoida (V1=V1 Sin t maka akan mengalir arus primer Io yang sinusoida.

    Dengan menganggap jumlah lilitan pada kumparan primer N1 reaktif murni, Io akan

    tertinggal 900 dari V1 (lihat gambar B).

    5

    I

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    6/27

    Arus primer Io akan menimbulkan fluksi yang sefasa dan juga berbentuk sinusoida :

    = m Sin t,m = fluksi maksimum

    Fluksi yang sinusoida ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 yang menurut HUKUMINDUKSI FARADAY besarnya:

    Voltxdt

    dNe 10 811

    =

    karena = m Sin t, maka;

    tee

    VoltNe

    VolttNe

    VolttNe

    Voltxdt

    tdNe

    m

    m

    m

    m

    cos

    10f2

    10cosf2

    10cos

    10)sin(

    max1

    8

    1max

    811

    8

    11

    8

    1

    ==

    =

    =

    =

    Harga effektif

    VoltNfE

    VoltNfE

    VoltfNe

    E

    m

    m

    m

    1044,4

    102

    2

    102

    2

    8

    11

    8

    11

    8

    1max

    1

    =

    =

    ==

    Pada rangkaian skunder dengan jumlah lilitan N2, fluksi bersama akan menimbulkan:

    VoltNfE

    VolttNe

    Voltxdt

    dNe

    m

    m

    8

    22

    8

    22

    8

    22

    1044,4

    10cos

    10

    =

    =

    =

    Sehingga :2

    1

    2

    1

    N

    N

    E

    E=

    Dengan mengabaikan rugi tahanan dan fluksi bocor (Trafo Ideal), maka:

    6

    N1

    e1

    N2

    e2

    V1

    V2

    I0

    Gambar A. Skema Trafo

    I0

    V

    1

    E

    1

    0

    Gambar B. Diagram Vektor Trafo Ideal

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    7/27

    sitransformaanperbandinga

    aN

    N

    V

    V

    E

    E

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    =

    ===

    Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah

    dengan tegangan sumber V1

    Arus Penguat

    Arus penguat adalah arus primer Io yang mengalir pada kumparan sekunder tidak

    dibebani.

    Dalam kenyataannya Io terdiri dari

    1. IM (arus pemagnitan).2. IC (Arus rugi tembaga)

    Lihat gambar di bawah dan diagram vektornya

    IM menghasilkan fluksi IC merupakan daya yang hilang akibat adanya hiterisis dan arus eddy (I C sefasa

    dengan V1).

    Apabila tidak ada kerugian histerisis pada ini besi, dan karena hubungan - IMsesuai dengan lengkung B H, maka sinusoida shingga bentuk IM tidak sinusoida(lihat gambar).

    Apabila ada kerugian hiterisis pada inti besi, maka IM tidak sinussoida, demikian juga

    Io (Io=IM+IC) lhat gambar. Sedangkan IC sefasa dengan V1 dan V1 mendahului

    900 terhadap (lihat gambar di bawah).7

    0 A1 B1 C1

    a1

    b1

    A

    B

    Im

    C

    a

    b

    c

    c1

    IM

    = BA

    N

    HlI

    M=

    t0

    E1

    I

    0I

    M

    V1

    IC

    V1

    I0

    X

    M

    RC

    Kal

    au

    kit

    a

    pe

    rh

    ati

    ka

    n

    ga

    mb

    ar

    di

    atas

    ter

    da

    pat

    Ar

    us

    pe

    ng

    uat

    .C

    IC

    IM

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    8/27

    KEADAAN BERBEBAN

    Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL (lihat gambar 20),

    maka pada kumparan sekunder akan mengalir arus I2 yang besarnya:

    LZ

    VI 2

    2= dengan 2 = faktor kerja beban

    Arus beban I2 ini akan menimbulkan ggm. N2I2 yang cenderung menentang fliksi bersama yang telah ada akibat arus pemagnitan IM. Agar fluksi bersama itu

    tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2 yang

    menentang fluksi yang dibangkitkan oleh beban I2, hingga keseluruhan

    arusyang mengalir pada kumparan primer menjadi'

    201III +=

    8

    Gambar 20

    V1

    I1

    E1

    N1

    N2

    E2 V2 ZL

    I2

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    9/27

    Bila rugi besi (IC)diabaikan, maka

    I0 = IM,

    sehingga

    I1 = IM+ I2 .

    Untuk menjaga agar fluksi tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus

    pemagnitan IM saja, maka berlaku hubungan:

    N1IM= N1I1 N2I2N1IM= N1 (IM+ I

    2) N2I2

    N1IM= N1 IM+ N1 I2 N2I2

    sehingga:

    N1 I2 = N2I2

    Karena nilai IM dianggap kecil, maka I 2 = I1Jadi:N1 I1 = N2 I2

    atau :aN

    N

    I

    I 1

    1

    2

    2

    1==

    Rangkaian Ekivalen

    Dalam pembahasan ini tahan fluksi bocor diperhitungkan. Tidak seluruh fluksi yang dihasilkan oleh IM merupakan fluksi bersama (M), tetapi sebagai dari padanyahanya mencakup kumparan primer (1l) atau kumparan sekunder (2l) saja (lihatgambar 21).

    Dalam rangkaian ekivalen suatu trafo adanya 1l dan 2l ditunjukkan denganreaktansi X1 dan X2. Sedangkan rugi tahanan ditunjukkan dengan R1 dan R2,

    sehingga rangkaian ekivalensinya dapat digambarkan seperti pada gambar 22

    9

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    10/27

    Dari rangkaian di atas dapat dibuat vektor diagramnya terlihat pada gambar 23

    Dari vektor diagram di atas, dapat diketahui hubungan penjumlahan vektor sebagi

    berikut:

    V1 = E1 + I1 R1 + I1 X1

    E2 = V2 + I2 R2 + I2 X2 = I2 ZL + I2 R2 + I2 X2

    karena :

    aN

    N

    E

    E==

    2

    1

    2

    1 atau E1 = a E2

    maka :

    E1 = a (I2 ZL + I2 R2 + I2 X2)

    karena:

    aN

    N

    I

    I 1

    1

    2

    2

    '

    2== atau I2 = a I

    2

    maka :

    E1 = a2 I2 ZL + a

    2 I2 R2 + a2 I2 X2

    V1 = a2 I2 ZL + a

    2 I2 R2 + a2 I2 X2 + I1 R1 + I1 X1

    Persamaan di atas mengandung pengertian, bahwa apabila parameter rangkaian

    sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan

    dengan faktor a2. Sekarang rangkaian ekivalensinya menjadi seperti terlihat

    pada gambar 24

    10

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    11/27

    Untuk memudahkan analisa (perhitungan) rangkaian ekivalen tesebut dapat diubah

    menjadi seperti gambar 25

    Dari rangkain ekivalen di atas, maka dapat digambarkan untuk beban dengan faktor

    kerja terbelakang (lihat gambar 25)

    Tegangan Hubung Singkat

    Definisi: Tegangan hubung singkat (Vhs) adalah angka yang menyatakan tegangan yang

    harus dipasangkan (dinyatakan dalam persen), supaya pada rangkaian sekunder

    yang dihubungkan singkat mengalir arus nominal.

    %1001

    xV

    ZIV

    n

    nhs =

    Keterangan:

    In = arus nominal yang tercantum pada pelat trafo

    Z = impendansi total trafo pada keadaan hubung singkat

    V1n = Tegangan primer nominal.

    Menurut SEMET: Vhs = (3,5 0,1) %Rugi-rugi

    Rugi-rugi pada trafo terdiri atas:

    11

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    12/27

    1. Rugi besi

    2. Rugi tembaga

    12

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    13/27

    Gambar 27 berikut ini memperlihatkan skema blok diagram perubahan energi dan

    rugi-rugi dari suatu trafo.

    Rugi-rugi besi (Pi):

    Terdiri dari:

    a. Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan fluksi bolak-balik pada inti besi.

    Ph = Kh f BX

    max Watt

    Kh = Konstanta histerisis (nilainya tergantung dari bahan inti besi)

    f = Frekwensi

    Bmax = Kerapatan fluksi (flux density) maksimum

    X = STEINMEZT Factor

    untuk low carbon steel, X=1,6

    untuk silicon steel, X = 1,7 2

    pada umumnya X ambil =1,6

    b. Rugi arus pusat (eddy current losses) (Pe) yaitu rugi yang disebabkan arus pusar

    pada ini besi.

    Pe = Ke f2 B2max Watt

    Ke = Konstanta arus eddy

    f = Frekwensi

    Bmax = Kerapatan fluksi (flux density) maksimum

    Jadi rugi besi :PL = Ph + Pe

    Rugi-rugi Tembaga (PCU)Rugi yang disebabkan arus yang mengalir pada kawat;

    a. Rugi tembaga kumparan primer = I21 R1 ;

    b. Rugi tembaga kumparan skunder = I22 R2 ;kerena besar arus yang mengalir berubah-ubah, maka besarnya rugi tembaga juga

    berubah (tergantung pada beban)

    Efisiensi (Rendemen) Transformator

    Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran

    dengan daya listrik yang masuk. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada

    kenyataannya efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi

    terbuang menjadi panas atau energi bunyi.

    13

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    14/27

    Efisiensi transformator dapat dihitung dengan :

    %100%10011

    22

    1

    2 xxIV

    xIVataux

    P

    P==

    P2=Pout= daya keluaran

    P1 =Pin = daya masuk

    %100

    2

    2 xrugirugiP

    P

    +=

    14

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    15/27

    Contoh Soal :

    Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder :

    Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan

    transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1100 lilitan, berapakah

    jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?

    Penyelesaian :

    Diketahui : Vp = 220 V

    Vs = 10 V

    Np = 1100 lilitan

    Ditanyakan : Ns = ?

    Jawab :

    Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan.

    Contoh cara menghitung arus listrik sekunder dan arus listrik primer :

    Sebuah transformator step down mempunyai jumlah lilitan primer 1000 dan lilitan sekunder

    200, digunakan untuk menyalakan lampu 12 V, 48 W.

    Tentukan :

    a. arus listrik sekunder

    b. arus listrik primer

    Penyelesaian :

    Diketahui: Np = 1000 lilitan

    Ns = 200 Lilitan

    Vp = 12 V

    Ps = 48 W

    Ditanyakan :

    a. Is = .. ?

    b. b. Ip = .. ?

    Jawab :

    P

    S

    S

    P

    S

    P

    I

    I

    N

    N

    V

    V==

    15

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    16/27

    P = I . V

    Jadi, kuat arus sekunder adalah 4 A

    Jadi, kuat arus sekunder adalah 0,8 A

    Contoh cara menghitung daya transformator :Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer dihubungkan dengan

    tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,

    Tentukan:

    a. daya primer,

    b. daya sekunder

    Penyelesaian :

    Diketahui :

    Ditanyakan :

    a. Pp = .. ?

    b. Ps = .. ?

    Jawab :

    Jadi, daya primer transformator 1000 watt.

    Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.

    16N

    1

    e1

    N2

    e2

    R1

    V1

    XL

    1

    R2

    XL

    2

    I1

    I2

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    17/27

    Diketahui:

    A. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi (Z1)

    Pada sisi Primer

    Daya trafo (P1) = 18000 Watt, tegangan (V1) = 1000 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,

    tahanan (R1) = 0,052 Ohm, Indktansi (XL1) = 0,016 Ohm.

    Pada sisi skunder

    Jumlah lilitan (N2) = 500, tahanan (R2) = 0,018 Ohm, Induktansi (XL2) = 0,0053 Ohm.

    Jawab :

    Arus pada sisi primer

    AmpereV

    PI 18

    1000

    18000

    1

    1

    1===

    Impendansi (Z1) pada primer pengaruh jumlah lilitan

    0

    1

    222

    1

    2

    11

    1114,17016,0

    052,0

    0544,0016,0052,0

    =

    =

    =+=+=

    arcTan

    XLRZ

    Z

    |Z1| =0,054417,1140 Ohm

    Tegangan E1 ggl pada sisi primer pengaruh jumlah lilitan

    E1 = V1 I(R1 + jXL1) = 1000 + j0 18 (0,052 + j0,016) = 999,0640 - j0,2880

    Volt0165,00640,999

    0165,00640,999

    2880,0

    0640,9992880,00640,999||

    0

    1

    1

    221

    =

    =

    =

    =+=

    E

    arcTan

    VoltE

    E

    17

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    18/27

    Tegangan E2 ggl pada sisi skunder pengaruh jumlah lilitan

    VoltE

    VoltxEN

    NE

    E

    0165,00213,333

    0165,0

    0213,3330640,9991500

    500

    0

    2

    0

    2

    1

    1

    22

    =

    =

    ===

    E2 = 333,0213 Cos(-0,0165) j 333,0213 Sin(-0,0165)

    E2 = 333.0213 - j-0.0960

    Impendansi (Z2) pada skunder pengaruh jumlah lilitan

    0

    2

    222

    2

    2

    22

    4946,16

    0053,0

    018,0

    0188,00053,0018,0

    =

    =

    =+=+=

    arcTan

    OhmXLRZ

    Z

    |Z2| = 0,018016,49460 Ohm

    Arus (I2) pada sisi skunder

    AmperZ

    EI o

    Z

    E 4781,167967,739.174946,160188,0

    0165,00213,333

    22

    22

    2=

    =

    =

    Jika ditinjau besarnya arus I2 > (N1 I1/N2) maka trafo tersebut mengalami hubung singkat

    ( )

    ( )

    0

    Zb2

    22

    0

    Z

    2

    b2

    2

    b2b2

    b2b222

    bb2222

    b2

    b2

    Z

    EI

    XLRZ

    :anadim

    jXLRIE

    jXLRjXLRIE

    =

    +=

    +=

    +++=

    18

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    19/27

    Diketahui:

    B. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi dan berbeban

    Pada sisi Primer

    Daya trafo (P1) = 18000 Watt, tegangan (V1) = 1000 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,

    tahanan (R1) = 0,052 Ohm, Indktansi (XL1) = 0,016 Ohm.

    Pada sisi skunder

    Jumlah lilitan (N2) = 500, tahanan (R2) = 0,018 Ohm, Induktansi (XL2) = 0,0053 Ohm.

    Pada beban

    Tahanan (Rb) = 8 Ohm, Indktansi (XLb) = 6,5 Ohm.

    Jawab:

    Arus pada sisi primer

    Ampere18

    1000

    18000

    )0cos(V

    PI

    1

    11 ===

    Impendansi (Z1) pada primer pengaruh jumlah lilitan

    0

    1Z

    222

    1

    2

    11

    1027,17016,0

    052,0arcTan

    0544,0016,0052,0XLRZ

    =

    =

    =+=+=

    |Z1| =0,054417,10270 Ohm

    Tegangan E1 ggl pada sisi primer pengaruh jumlah lilitan

    E1 = V1 I(R1 + jXL1) = 1000 + j0 18 (0,052 + j0,016) = 999,0640 - j0,2880

    Volt0165,00640,999

    0165,00640,999

    2880,0

    0640,9992880,00640,999||

    0

    1

    1

    22

    1

    =

    =

    =

    =+=

    E

    arcTan

    VoltE

    E

    Tegangan E2 ggl pada sisi skunder pengaruh jumlah lilitan

    19

    N1

    e1

    N2

    e2

    R1

    V1

    XL

    1

    R2

    XL

    2

    I1

    I2 Zb

    Rb

    XL

    b

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    20/27

    E2 = 333,0213 Cos(-0,0165) j 333,0213 Sin(-0,0165)

    E2 = 333.0213 - j0.0960

    maka, mencari arus (I2) yang mengalir pada sisi skunder

    E2 = I2(R2 + jXL2) + I2(Rb + jXLb)

    E2 = I2(R2 + jXL2 + Rb + jXLb)

    maka:

    R2b = R2 + Rb dan XL2b = XL2 + XLb

    R2b = 0,018 + 8= 8,018 Ohm dan XL2b = 0,0053 + 6,5 = 6,5053 Ohm

    Volt0537,393251,10Z

    0537,395053,6018,8arcTan

    Ohm3251,105053,6018,8XLRZ

    0

    b2

    02Z

    222

    2b

    2

    b2b2

    =

    ==

    =+=+=

    |E2|2 = I2 |Z2b|2b

    Amper0702,392536,32I

    0537,390165,03251,10

    0213,333

    Z

    EI

    0

    2

    b2b2

    222

    =

    +=

    =

    Jika ditanyakan:

    a. Daya ggl (PE2)

    b. Daya pada Impedansi Z2 (PZ2)

    c. Daya pada Impedansi Zb (PZb)

    d. Effisiensi Trafo ()

    Jawab :

    a. Daya ggl (PE2)

    PE2 = |I2|I2 |E2|I2= 32,2536 x 333,0213 -39,07020 -0,01650

    = 10741,14977-39,088760 VA

    = 10741,14977 Cos(-39,08876)

    = 8337,1992 Watt

    b. Daya pada Impedansi Z2 (PZ2)

    20

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    21/27

    0

    2

    222

    2

    2

    22

    4946,160053,0

    018,0

    0188,00053,0018,0

    =

    =

    =+=+=

    arcTan

    OhmXLRZ

    Z

    |Z2| = 0,018016,49460 Ohm

    PZ2 = |I2|2

    2 I2 |Z2|Z2= (32,2536)2 x 0,0180 2 x -39,07020 + 16,49460

    = 19,5202 -61,73370

    = 19,5202 Cos(-61,7337)

    = 9,2442 Watt

    c. Daya pada Impedansi Zb (PZb)

    0

    b

    222

    b

    2

    bb

    0939,39

    8

    6,6arcTan

    Ohm3078,105,68XLRZ

    =

    =

    =+=+=

    |Zb| = 10,307839,09390 Ohm

    PZb = |I2|22 I2 |Zb|b

    = (32,2536)2 x 10,3078 2 x -39,07020 + 39,03930

    = 10721,1373 -39,04660 VA

    = 10721,1373 Cos(-39,0466)

    = 8327,9550 Watt

    d. Effisiensi Trafo ()Pout= PZb = 8327,9550 Watt

    Pin = P1 = 18000 Watt

    %2401,46%100x18000

    9550,8327%100x

    P

    P

    in

    out===

    21

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    22/27

    C. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi dan berbeban

    Pada sisi Primer

    Daya trafo (P1) = 70000 Watt, tegangan (V1) = 380 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,

    Impedansi (Z1) = 0,03 Ohm, Sudut Z1 (Z1) = 15 Ohm.

    Pada sisi skunder

    Jumlah lilitan (N2) = 750, Impedansi (Z2) = 10 Ohm, Sudut Z2 (Z2) = 20 Ohm..

    Pada beban

    Tegangan pada Beban (Vb) = 150 Volt, Sudut Vb (Vb) = 40 Ohm.

    Jawab:

    Rumus Dasar:

    V1 = I1 Z1 + E1

    E1 = V1 - I1 Z1

    Arus pada sisi primer(I1)

    Ampere2105,184380

    70000

    )0cos(V

    PI

    1

    11 ===

    V1 = V1 Cos() + j V1 Sin()

    V1 = 380 Cos(0) + j 380 Sin(0) =380 Volt +j0

    Impedansi (Z1) pada sisi Primer

    Z1 = Z1 Cos() + j Z1 Sin()

    Z1 = 0,03 Cos(15) + j 0,03 Sin(15)

    Z1 = 0,0290 + j 0,0078 Ohm

    Tegangan Z1 (VZ1)

    VZ1 = I1 Z1 + j I1 Z1

    VZ1 = 184,2105 * 0,0290 + j 184,2105 * 0,0078

    VZ1 = 5,3380 + j 1,4303 Volt

    Tegangan ggl (E1)

    22

    N1

    e1

    N2

    e2

    Z1

    V1

    I1

    I2 Vb

    Z2

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    23/27

    E1 = V1 - I1 Z1

    E1 = (380 Volt +j0) (5,3380 + j 1,4303)

    E1 = 374,6620 + j 1,4303

    0b

    22

    1

    2187,0374,66201,4303arcTan

    Volt6647,3741,4303+374,6620E

    ==

    ==

    E1 = | E1|0 = |374,6647|-0,21870

    Tegangan ggl (E2) pada sisi Primer pengaruh lilitan dan perbandingan S lilitan

    E2 = (N2/N1) * | E1|0

    E2 = (750/1500) * 374,6647 = 187,3324 Volt

    E2 = -0,21870

    sehingga:

    E2 =E2 Cos() + j E2 Sin()

    E2 = 187,3324 Cos(-0,2187) + j 187,3324 Sin(-0,2187)

    E2 = 187,3310 j 0,7151 Volt

    Tegangan pada Beban (Vb)

    Vb =Vb Cos() + j Vb Sin()

    Vb =150 Cos(15) + j 150 Sin(15)

    Vb =114,9067 + j 96,4181 Volt

    Arus yang mengalir pada sisi Skunder (I2)

    I2 = (E2 - Vb ) / Z2

    I2 = (187,3310 j 0,7151) (114,9067 + j 96,4181)

    0

    V

    22

    b2

    b2

    b2b2

    2

    b22

    2911,534243,72

    1332,97arcTan

    1616,121)1332,97()4243,72(V

    1332,97j4243,72V

    96,4181)j+(114,9067-0,7151)j-(187,3310VEV

    :anadimZ

    VEI

    b2=

    =

    =+=

    ===

    =

    TRANSFORMATOR 3 FASA

    23

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    24/27

    Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan transformator 1 fasa yang disusun menjadi 3

    buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada beberapa

    metode untuk menghubungkan belitan yaitu:

    1. Hubungan segitiga dan segitiga (delta dan delta) / ()

    2. Hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye) / (Y)

    3. Hubungan segitiga dan bintang (wye dan delta) / (Y)

    4. Hubungan segitiga dan bintang (wye dan wye) / (YY)

    Daya Transformator 3 fasa

    1. Hubungan Delta

    24

    1U 1V

    1W

    2U 2V

    2W

    1U 1V

    1W

    2U 2V

    2W

    N

    2U 2V

    2W

    1U 1V1W

    N

    1U 1V1W

    N

    2U 2V2W

    N

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    25/27

    Tegangan dan arus

    fL

    fL

    II

    VV

    3=

    =

    Daya

    WattCosIVP

    WattCosVP

    WattCosIVP

    LL

    L

    ff

    3

    3

    I3

    3

    L

    =

    =

    =

    Apabila dinyata dalam VA

    VA3

    VA3

    LL

    ff

    IVP

    IVP

    =

    =

    2. Hubungan Bintang

    Tegangan dan arus

    fL

    fL

    II

    V

    =

    = V3

    Daya

    WattCosIVP

    WattCosVP

    WattCosIVP

    LL

    L

    ff

    3

    3

    I3

    3

    L

    =

    =

    =

    25

    IL

    IL

    IL

    If

    If

    If

    Vf= V

    L

    Vf= V

    L

    Vf= V

    L

    N

    IL

    IL

    IL

    If

    If

    If

    I0

    Vf

    Vf

    Vf

    VL

    VL

    VL

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    26/27

    Apabila dinyata dalam VA

    VA3

    VA3

    LL

    ff

    IVP

    IVP

    =

    =

    26

  • 7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc

    27/27

    Suatu trafo 3-fasa 100 kVA, 50 Hz, 3300/400 V memiliki hubungan- pada sisi tegangan

    tinggi dan hubungan-Y pada sisi tegangan rendah.

    Impendansi pada sisi lilitan tegangan tinggi adalah 3.5 /fasa dengan sudut fasa 15 0 dan pada

    lilitan sisi tegangan rendah 0.02 /fasa dengan sudut fasa 250

    Jawab:

    P = 3 VfIf

    100000 = 3 3300 If

    If =10.10101 Amper

    Ef= Vf If Z150

    Ef=3300 10,1010 (3.3807 + j 0.9059)

    E2 = I2 Z + Vb

    395.8623 0.1605290 = I2 0.02 250 + 380 100

    395.8607 + j1.1091 - 374.2269 - j65.9863 = = I2 0.02 250

    I2 = 3419.456 -96.55860

    27