TRANSFORMATOR.doc
-
Upload
putra-saputra -
Category
Documents
-
view
355 -
download
32
Transcript of TRANSFORMATOR.doc
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
1/27
Transformator
Pengertian Dasar
Kata Transformator berasal dari kata Transformasi yang artinya PERUBAHAN.
Jadi transformator atau yang biasa disebut TRAFO adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gendeng magnet berdasarkanprinsip induksi-elektromagnet.
Transformator adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak balik (ac)
dari suatu nilai tertentu ke nilai yang kita inginkan terdiri dari kumparan primer dan
sekunder.
Bagian-Bagian Trafo
Bagian dari trafo berdasarkan jalannya fluksi magnit pada inti besi, trafo dibedakan atas
2 macam yaitu:
1. Trafo inti atau CORE TYPE TRANSFORMER.
2. Trafo Metal atau SHELL TYPE TRANSFORMER
Inti besi dari trafo berfungsi sebagai rangkaian magnit yang terdiri dari pelat-pelat besi
tipis yang disebut plat trafo atau plat dynamo dengan tebal 0,3 s/d 1.5 mm
Lambang Transformator
Jenis-jenis transformator adalah
1
KumparanSkunder
Inti Besi
Fluksimagnit
()
KumparanPrimer
Kumparan Kumparan
Inti Besi
Fluksimagnit
()
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
2/27
1. Transformator Step-Up
Lambang Transformator step-up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.
2. Transformator Step-down
Lambang Transformator step-down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat
mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3. Autotransformator
Lambang Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah
daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan
isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa
kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Kegunaan Transformator (trafo)
2
http://cnt121.files.wordpress.com/2010/02/trafo3.png -
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
3/27
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
primer yang bertindak sebagai input, kumparan skunder yang bertindak sebagai output, dan
inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
a. Untuk menyesuaikan tegangan setempat dengan tegangan peralatan listrik
Misalnya sumber listrik tegangan pada PLN 220 Volt akan dipasang pada suatu
tempat yang tegangannya 12 Volt, maka dipergunakan trafo untuk menyesuaikan
tegangan 220 Volt menjadi 12 Volt.
b. Untuk Sistem TenagaTrafo pada sistem tenaga listrik disebut TRAFO TENAGA yang dibedakan 2 macam
yaitu:
a. Transformator STEP UP atau trafo penaik tegangan yaitu untuk menaikkan tegangan
Pusat Pembangkit menjadi tegangan tinggi untuk di transmisikan.
b. Transformator STEP DOWN atau trafo penurun tegangan yaitu untuk menurunkan
tegangan saluran transmisi ke tegangan yang lebih rendah (tegangan pemakai).
T1 = Trafo STEP UP
T2 = Trafo STEP DOWN
Pada saluran penurun tegangan dikenal trafo distibusi yaitu untuk merubah tegangan
distribusi primer ke tegangan distribusi skunder untuk di distribusikan ke konsumen.
c. Klasifikasi Trafo
1. Trafo tunggal atau satu fasa
2. Trafo tiga fasa.
d. Untuk keperluan pengukuran dari besaran listrik
Trafo yang dipergunakan untuk pengukuran listrik dari besaran listrik yaitu tegangan
atau arus yang tinggi disebut TRAFO INSTRUMEN atau TRAFO PENGUKURAN;
3
Trafo Perala
tan
Listrik
S
Primer
220 V
S
Skunder
12 V
G
3T1 T2
PusatPembangki
t
SaluranDistribusi dan
Konsumen
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
4/27
e. Dalam bidang Elektronika
Trafo digunakan antara lain:
a. Sebagai gandengan impendansi antara sumber dan beban;
b. Untuk memisahkan satu rangkaian dari rangkain lain;
c. Untuk menghambat arus searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antararangkaian
Prinsip Kerja Transformator
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut ketika kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-
ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-
balik (mutual inductance).
Skema transformator kumparan primer dan kumparan sekunder
terhadap medan magnet
Pada skema transformator di atas, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang
mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang
dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder
akan berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlahlilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
4
Beban
TrafoPengukuranTegangan
VTrafo
pengukuranArus
A
Beban
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
5/27
2211
21
1
2
2
1
2
1
IVIV
PP
aI
I
N
N
V
V
==
===
V1 = tegangan primer (volt)V2 = tegangan sekunder (volt)
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan sekunder
a = ratio transformer
P1 = Daya primer (Watt)
P2 = Daya Skunder (Watt)
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah
menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebihbanyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik
tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih
banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:
1. Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2. Sebanding dengan besarnya tegangan primer ( VS ~ VP).
3. Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Untuk memudahkan analisa prinsip kerja dari trafo yaitu:
1. Tidak ada kerugian besi, sehingga I dan sefasa dan kerugian arus eddy dan
histeristik = 0
2. Tidak ada kejenuhan besi (I::)
3. Tidak ada hambatan Ohm
4. Tidak ada fluksi bocor
5. Semua tegangan dan arus dianggap sinussoida murni
Apabila pada kumparan primer suatu trafo (lihat gambar A) dihubungkan dengan tegangan
V1 yang sinusoida (V1=V1 Sin t maka akan mengalir arus primer Io yang sinusoida.
Dengan menganggap jumlah lilitan pada kumparan primer N1 reaktif murni, Io akan
tertinggal 900 dari V1 (lihat gambar B).
5
I
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
6/27
Arus primer Io akan menimbulkan fluksi yang sefasa dan juga berbentuk sinusoida :
= m Sin t,m = fluksi maksimum
Fluksi yang sinusoida ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 yang menurut HUKUMINDUKSI FARADAY besarnya:
Voltxdt
dNe 10 811
=
karena = m Sin t, maka;
tee
VoltNe
VolttNe
VolttNe
Voltxdt
tdNe
m
m
m
m
cos
10f2
10cosf2
10cos
10)sin(
max1
8
1max
811
8
11
8
1
==
=
=
=
Harga effektif
VoltNfE
VoltNfE
VoltfNe
E
m
m
m
1044,4
102
2
102
2
8
11
8
11
8
1max
1
=
=
==
Pada rangkaian skunder dengan jumlah lilitan N2, fluksi bersama akan menimbulkan:
VoltNfE
VolttNe
Voltxdt
dNe
m
m
8
22
8
22
8
22
1044,4
10cos
10
=
=
=
Sehingga :2
1
2
1
N
N
E
E=
Dengan mengabaikan rugi tahanan dan fluksi bocor (Trafo Ideal), maka:
6
N1
e1
N2
e2
V1
V2
I0
Gambar A. Skema Trafo
I0
V
1
E
1
0
Gambar B. Diagram Vektor Trafo Ideal
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
7/27
sitransformaanperbandinga
aN
N
V
V
E
E
2
1
2
1
2
1
=
===
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah
dengan tegangan sumber V1
Arus Penguat
Arus penguat adalah arus primer Io yang mengalir pada kumparan sekunder tidak
dibebani.
Dalam kenyataannya Io terdiri dari
1. IM (arus pemagnitan).2. IC (Arus rugi tembaga)
Lihat gambar di bawah dan diagram vektornya
IM menghasilkan fluksi IC merupakan daya yang hilang akibat adanya hiterisis dan arus eddy (I C sefasa
dengan V1).
Apabila tidak ada kerugian histerisis pada ini besi, dan karena hubungan - IMsesuai dengan lengkung B H, maka sinusoida shingga bentuk IM tidak sinusoida(lihat gambar).
Apabila ada kerugian hiterisis pada inti besi, maka IM tidak sinussoida, demikian juga
Io (Io=IM+IC) lhat gambar. Sedangkan IC sefasa dengan V1 dan V1 mendahului
900 terhadap (lihat gambar di bawah).7
0 A1 B1 C1
a1
b1
A
B
Im
C
a
b
c
c1
IM
= BA
N
HlI
M=
t0
E1
I
0I
M
V1
IC
V1
I0
X
M
RC
Kal
au
kit
a
pe
rh
ati
ka
n
ga
mb
ar
di
atas
ter
da
pat
Ar
us
pe
ng
uat
.C
IC
IM
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
8/27
KEADAAN BERBEBAN
Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL (lihat gambar 20),
maka pada kumparan sekunder akan mengalir arus I2 yang besarnya:
LZ
VI 2
2= dengan 2 = faktor kerja beban
Arus beban I2 ini akan menimbulkan ggm. N2I2 yang cenderung menentang fliksi bersama yang telah ada akibat arus pemagnitan IM. Agar fluksi bersama itu
tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2 yang
menentang fluksi yang dibangkitkan oleh beban I2, hingga keseluruhan
arusyang mengalir pada kumparan primer menjadi'
201III +=
8
Gambar 20
V1
I1
E1
N1
N2
E2 V2 ZL
I2
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
9/27
Bila rugi besi (IC)diabaikan, maka
I0 = IM,
sehingga
I1 = IM+ I2 .
Untuk menjaga agar fluksi tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnitan IM saja, maka berlaku hubungan:
N1IM= N1I1 N2I2N1IM= N1 (IM+ I
2) N2I2
N1IM= N1 IM+ N1 I2 N2I2
sehingga:
N1 I2 = N2I2
Karena nilai IM dianggap kecil, maka I 2 = I1Jadi:N1 I1 = N2 I2
atau :aN
N
I
I 1
1
2
2
1==
Rangkaian Ekivalen
Dalam pembahasan ini tahan fluksi bocor diperhitungkan. Tidak seluruh fluksi yang dihasilkan oleh IM merupakan fluksi bersama (M), tetapi sebagai dari padanyahanya mencakup kumparan primer (1l) atau kumparan sekunder (2l) saja (lihatgambar 21).
Dalam rangkaian ekivalen suatu trafo adanya 1l dan 2l ditunjukkan denganreaktansi X1 dan X2. Sedangkan rugi tahanan ditunjukkan dengan R1 dan R2,
sehingga rangkaian ekivalensinya dapat digambarkan seperti pada gambar 22
9
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
10/27
Dari rangkaian di atas dapat dibuat vektor diagramnya terlihat pada gambar 23
Dari vektor diagram di atas, dapat diketahui hubungan penjumlahan vektor sebagi
berikut:
V1 = E1 + I1 R1 + I1 X1
E2 = V2 + I2 R2 + I2 X2 = I2 ZL + I2 R2 + I2 X2
karena :
aN
N
E
E==
2
1
2
1 atau E1 = a E2
maka :
E1 = a (I2 ZL + I2 R2 + I2 X2)
karena:
aN
N
I
I 1
1
2
2
'
2== atau I2 = a I
2
maka :
E1 = a2 I2 ZL + a
2 I2 R2 + a2 I2 X2
V1 = a2 I2 ZL + a
2 I2 R2 + a2 I2 X2 + I1 R1 + I1 X1
Persamaan di atas mengandung pengertian, bahwa apabila parameter rangkaian
sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan
dengan faktor a2. Sekarang rangkaian ekivalensinya menjadi seperti terlihat
pada gambar 24
10
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
11/27
Untuk memudahkan analisa (perhitungan) rangkaian ekivalen tesebut dapat diubah
menjadi seperti gambar 25
Dari rangkain ekivalen di atas, maka dapat digambarkan untuk beban dengan faktor
kerja terbelakang (lihat gambar 25)
Tegangan Hubung Singkat
Definisi: Tegangan hubung singkat (Vhs) adalah angka yang menyatakan tegangan yang
harus dipasangkan (dinyatakan dalam persen), supaya pada rangkaian sekunder
yang dihubungkan singkat mengalir arus nominal.
%1001
xV
ZIV
n
nhs =
Keterangan:
In = arus nominal yang tercantum pada pelat trafo
Z = impendansi total trafo pada keadaan hubung singkat
V1n = Tegangan primer nominal.
Menurut SEMET: Vhs = (3,5 0,1) %Rugi-rugi
Rugi-rugi pada trafo terdiri atas:
11
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
12/27
1. Rugi besi
2. Rugi tembaga
12
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
13/27
Gambar 27 berikut ini memperlihatkan skema blok diagram perubahan energi dan
rugi-rugi dari suatu trafo.
Rugi-rugi besi (Pi):
Terdiri dari:
a. Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan fluksi bolak-balik pada inti besi.
Ph = Kh f BX
max Watt
Kh = Konstanta histerisis (nilainya tergantung dari bahan inti besi)
f = Frekwensi
Bmax = Kerapatan fluksi (flux density) maksimum
X = STEINMEZT Factor
untuk low carbon steel, X=1,6
untuk silicon steel, X = 1,7 2
pada umumnya X ambil =1,6
b. Rugi arus pusat (eddy current losses) (Pe) yaitu rugi yang disebabkan arus pusar
pada ini besi.
Pe = Ke f2 B2max Watt
Ke = Konstanta arus eddy
f = Frekwensi
Bmax = Kerapatan fluksi (flux density) maksimum
Jadi rugi besi :PL = Ph + Pe
Rugi-rugi Tembaga (PCU)Rugi yang disebabkan arus yang mengalir pada kawat;
a. Rugi tembaga kumparan primer = I21 R1 ;
b. Rugi tembaga kumparan skunder = I22 R2 ;kerena besar arus yang mengalir berubah-ubah, maka besarnya rugi tembaga juga
berubah (tergantung pada beban)
Efisiensi (Rendemen) Transformator
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran
dengan daya listrik yang masuk. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, tetapi pada
kenyataannya efisiensi tranformator selalu kurang dari 100 %.hal ini karena sebagian energi
terbuang menjadi panas atau energi bunyi.
13
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
14/27
Efisiensi transformator dapat dihitung dengan :
%100%10011
22
1
2 xxIV
xIVataux
P
P==
P2=Pout= daya keluaran
P1 =Pin = daya masuk
%100
2
2 xrugirugiP
P
+=
14
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
15/27
Contoh Soal :
Contoh cara menghitung jumlah lilitan sekunder :
Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt digunakan
transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator 1100 lilitan, berapakah
jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
Penyelesaian :
Diketahui : Vp = 220 V
Vs = 10 V
Np = 1100 lilitan
Ditanyakan : Ns = ?
Jawab :
Jadi, banyaknya lilitan sekunder adalah 50 lilitan.
Contoh cara menghitung arus listrik sekunder dan arus listrik primer :
Sebuah transformator step down mempunyai jumlah lilitan primer 1000 dan lilitan sekunder
200, digunakan untuk menyalakan lampu 12 V, 48 W.
Tentukan :
a. arus listrik sekunder
b. arus listrik primer
Penyelesaian :
Diketahui: Np = 1000 lilitan
Ns = 200 Lilitan
Vp = 12 V
Ps = 48 W
Ditanyakan :
a. Is = .. ?
b. b. Ip = .. ?
Jawab :
P
S
S
P
S
P
I
I
N
N
V
V==
15
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
16/27
P = I . V
Jadi, kuat arus sekunder adalah 4 A
Jadi, kuat arus sekunder adalah 0,8 A
Contoh cara menghitung daya transformator :Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika lilitan primer dihubungkan dengan
tegangan 200 V dan mengalir kuat arus listrik 5 A,
Tentukan:
a. daya primer,
b. daya sekunder
Penyelesaian :
Diketahui :
Ditanyakan :
a. Pp = .. ?
b. Ps = .. ?
Jawab :
Jadi, daya primer transformator 1000 watt.
Jadi, daya sekunder transformator 800 watt.
16N
1
e1
N2
e2
R1
V1
XL
1
R2
XL
2
I1
I2
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
17/27
Diketahui:
A. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi (Z1)
Pada sisi Primer
Daya trafo (P1) = 18000 Watt, tegangan (V1) = 1000 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,
tahanan (R1) = 0,052 Ohm, Indktansi (XL1) = 0,016 Ohm.
Pada sisi skunder
Jumlah lilitan (N2) = 500, tahanan (R2) = 0,018 Ohm, Induktansi (XL2) = 0,0053 Ohm.
Jawab :
Arus pada sisi primer
AmpereV
PI 18
1000
18000
1
1
1===
Impendansi (Z1) pada primer pengaruh jumlah lilitan
0
1
222
1
2
11
1114,17016,0
052,0
0544,0016,0052,0
=
=
=+=+=
arcTan
XLRZ
Z
|Z1| =0,054417,1140 Ohm
Tegangan E1 ggl pada sisi primer pengaruh jumlah lilitan
E1 = V1 I(R1 + jXL1) = 1000 + j0 18 (0,052 + j0,016) = 999,0640 - j0,2880
Volt0165,00640,999
0165,00640,999
2880,0
0640,9992880,00640,999||
0
1
1
221
=
=
=
=+=
E
arcTan
VoltE
E
17
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
18/27
Tegangan E2 ggl pada sisi skunder pengaruh jumlah lilitan
VoltE
VoltxEN
NE
E
0165,00213,333
0165,0
0213,3330640,9991500
500
0
2
0
2
1
1
22
=
=
===
E2 = 333,0213 Cos(-0,0165) j 333,0213 Sin(-0,0165)
E2 = 333.0213 - j-0.0960
Impendansi (Z2) pada skunder pengaruh jumlah lilitan
0
2
222
2
2
22
4946,16
0053,0
018,0
0188,00053,0018,0
=
=
=+=+=
arcTan
OhmXLRZ
Z
|Z2| = 0,018016,49460 Ohm
Arus (I2) pada sisi skunder
AmperZ
EI o
Z
E 4781,167967,739.174946,160188,0
0165,00213,333
22
22
2=
=
=
Jika ditinjau besarnya arus I2 > (N1 I1/N2) maka trafo tersebut mengalami hubung singkat
( )
( )
0
Zb2
22
0
Z
2
b2
2
b2b2
b2b222
bb2222
b2
b2
Z
EI
XLRZ
:anadim
jXLRIE
jXLRjXLRIE
=
+=
+=
+++=
18
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
19/27
Diketahui:
B. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi dan berbeban
Pada sisi Primer
Daya trafo (P1) = 18000 Watt, tegangan (V1) = 1000 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,
tahanan (R1) = 0,052 Ohm, Indktansi (XL1) = 0,016 Ohm.
Pada sisi skunder
Jumlah lilitan (N2) = 500, tahanan (R2) = 0,018 Ohm, Induktansi (XL2) = 0,0053 Ohm.
Pada beban
Tahanan (Rb) = 8 Ohm, Indktansi (XLb) = 6,5 Ohm.
Jawab:
Arus pada sisi primer
Ampere18
1000
18000
)0cos(V
PI
1
11 ===
Impendansi (Z1) pada primer pengaruh jumlah lilitan
0
1Z
222
1
2
11
1027,17016,0
052,0arcTan
0544,0016,0052,0XLRZ
=
=
=+=+=
|Z1| =0,054417,10270 Ohm
Tegangan E1 ggl pada sisi primer pengaruh jumlah lilitan
E1 = V1 I(R1 + jXL1) = 1000 + j0 18 (0,052 + j0,016) = 999,0640 - j0,2880
Volt0165,00640,999
0165,00640,999
2880,0
0640,9992880,00640,999||
0
1
1
22
1
=
=
=
=+=
E
arcTan
VoltE
E
Tegangan E2 ggl pada sisi skunder pengaruh jumlah lilitan
19
N1
e1
N2
e2
R1
V1
XL
1
R2
XL
2
I1
I2 Zb
Rb
XL
b
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
20/27
E2 = 333,0213 Cos(-0,0165) j 333,0213 Sin(-0,0165)
E2 = 333.0213 - j0.0960
maka, mencari arus (I2) yang mengalir pada sisi skunder
E2 = I2(R2 + jXL2) + I2(Rb + jXLb)
E2 = I2(R2 + jXL2 + Rb + jXLb)
maka:
R2b = R2 + Rb dan XL2b = XL2 + XLb
R2b = 0,018 + 8= 8,018 Ohm dan XL2b = 0,0053 + 6,5 = 6,5053 Ohm
Volt0537,393251,10Z
0537,395053,6018,8arcTan
Ohm3251,105053,6018,8XLRZ
0
b2
02Z
222
2b
2
b2b2
=
==
=+=+=
|E2|2 = I2 |Z2b|2b
Amper0702,392536,32I
0537,390165,03251,10
0213,333
Z
EI
0
2
b2b2
222
=
+=
=
Jika ditanyakan:
a. Daya ggl (PE2)
b. Daya pada Impedansi Z2 (PZ2)
c. Daya pada Impedansi Zb (PZb)
d. Effisiensi Trafo ()
Jawab :
a. Daya ggl (PE2)
PE2 = |I2|I2 |E2|I2= 32,2536 x 333,0213 -39,07020 -0,01650
= 10741,14977-39,088760 VA
= 10741,14977 Cos(-39,08876)
= 8337,1992 Watt
b. Daya pada Impedansi Z2 (PZ2)
20
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
21/27
0
2
222
2
2
22
4946,160053,0
018,0
0188,00053,0018,0
=
=
=+=+=
arcTan
OhmXLRZ
Z
|Z2| = 0,018016,49460 Ohm
PZ2 = |I2|2
2 I2 |Z2|Z2= (32,2536)2 x 0,0180 2 x -39,07020 + 16,49460
= 19,5202 -61,73370
= 19,5202 Cos(-61,7337)
= 9,2442 Watt
c. Daya pada Impedansi Zb (PZb)
0
b
222
b
2
bb
0939,39
8
6,6arcTan
Ohm3078,105,68XLRZ
=
=
=+=+=
|Zb| = 10,307839,09390 Ohm
PZb = |I2|22 I2 |Zb|b
= (32,2536)2 x 10,3078 2 x -39,07020 + 39,03930
= 10721,1373 -39,04660 VA
= 10721,1373 Cos(-39,0466)
= 8327,9550 Watt
d. Effisiensi Trafo ()Pout= PZb = 8327,9550 Watt
Pin = P1 = 18000 Watt
%2401,46%100x18000
9550,8327%100x
P
P
in
out===
21
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
22/27
C. Trafo dengan rugi-rugi reaktansi dan berbeban
Pada sisi Primer
Daya trafo (P1) = 70000 Watt, tegangan (V1) = 380 Volt, Jumlah lilitan (N1) 1500,
Impedansi (Z1) = 0,03 Ohm, Sudut Z1 (Z1) = 15 Ohm.
Pada sisi skunder
Jumlah lilitan (N2) = 750, Impedansi (Z2) = 10 Ohm, Sudut Z2 (Z2) = 20 Ohm..
Pada beban
Tegangan pada Beban (Vb) = 150 Volt, Sudut Vb (Vb) = 40 Ohm.
Jawab:
Rumus Dasar:
V1 = I1 Z1 + E1
E1 = V1 - I1 Z1
Arus pada sisi primer(I1)
Ampere2105,184380
70000
)0cos(V
PI
1
11 ===
V1 = V1 Cos() + j V1 Sin()
V1 = 380 Cos(0) + j 380 Sin(0) =380 Volt +j0
Impedansi (Z1) pada sisi Primer
Z1 = Z1 Cos() + j Z1 Sin()
Z1 = 0,03 Cos(15) + j 0,03 Sin(15)
Z1 = 0,0290 + j 0,0078 Ohm
Tegangan Z1 (VZ1)
VZ1 = I1 Z1 + j I1 Z1
VZ1 = 184,2105 * 0,0290 + j 184,2105 * 0,0078
VZ1 = 5,3380 + j 1,4303 Volt
Tegangan ggl (E1)
22
N1
e1
N2
e2
Z1
V1
I1
I2 Vb
Z2
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
23/27
E1 = V1 - I1 Z1
E1 = (380 Volt +j0) (5,3380 + j 1,4303)
E1 = 374,6620 + j 1,4303
0b
22
1
2187,0374,66201,4303arcTan
Volt6647,3741,4303+374,6620E
==
==
E1 = | E1|0 = |374,6647|-0,21870
Tegangan ggl (E2) pada sisi Primer pengaruh lilitan dan perbandingan S lilitan
E2 = (N2/N1) * | E1|0
E2 = (750/1500) * 374,6647 = 187,3324 Volt
E2 = -0,21870
sehingga:
E2 =E2 Cos() + j E2 Sin()
E2 = 187,3324 Cos(-0,2187) + j 187,3324 Sin(-0,2187)
E2 = 187,3310 j 0,7151 Volt
Tegangan pada Beban (Vb)
Vb =Vb Cos() + j Vb Sin()
Vb =150 Cos(15) + j 150 Sin(15)
Vb =114,9067 + j 96,4181 Volt
Arus yang mengalir pada sisi Skunder (I2)
I2 = (E2 - Vb ) / Z2
I2 = (187,3310 j 0,7151) (114,9067 + j 96,4181)
0
V
22
b2
b2
b2b2
2
b22
2911,534243,72
1332,97arcTan
1616,121)1332,97()4243,72(V
1332,97j4243,72V
96,4181)j+(114,9067-0,7151)j-(187,3310VEV
:anadimZ
VEI
b2=
=
=+=
===
=
TRANSFORMATOR 3 FASA
23
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
24/27
Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan transformator 1 fasa yang disusun menjadi 3
buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada beberapa
metode untuk menghubungkan belitan yaitu:
1. Hubungan segitiga dan segitiga (delta dan delta) / ()
2. Hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye) / (Y)
3. Hubungan segitiga dan bintang (wye dan delta) / (Y)
4. Hubungan segitiga dan bintang (wye dan wye) / (YY)
Daya Transformator 3 fasa
1. Hubungan Delta
24
1U 1V
1W
2U 2V
2W
1U 1V
1W
2U 2V
2W
N
2U 2V
2W
1U 1V1W
N
1U 1V1W
N
2U 2V2W
N
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
25/27
Tegangan dan arus
fL
fL
II
VV
3=
=
Daya
WattCosIVP
WattCosVP
WattCosIVP
LL
L
ff
3
3
I3
3
L
=
=
=
Apabila dinyata dalam VA
VA3
VA3
LL
ff
IVP
IVP
=
=
2. Hubungan Bintang
Tegangan dan arus
fL
fL
II
V
=
= V3
Daya
WattCosIVP
WattCosVP
WattCosIVP
LL
L
ff
3
3
I3
3
L
=
=
=
25
IL
IL
IL
If
If
If
Vf= V
L
Vf= V
L
Vf= V
L
N
IL
IL
IL
If
If
If
I0
Vf
Vf
Vf
VL
VL
VL
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
26/27
Apabila dinyata dalam VA
VA3
VA3
LL
ff
IVP
IVP
=
=
26
-
7/22/2019 TRANSFORMATOR.doc
27/27
Suatu trafo 3-fasa 100 kVA, 50 Hz, 3300/400 V memiliki hubungan- pada sisi tegangan
tinggi dan hubungan-Y pada sisi tegangan rendah.
Impendansi pada sisi lilitan tegangan tinggi adalah 3.5 /fasa dengan sudut fasa 15 0 dan pada
lilitan sisi tegangan rendah 0.02 /fasa dengan sudut fasa 250
Jawab:
P = 3 VfIf
100000 = 3 3300 If
If =10.10101 Amper
Ef= Vf If Z150
Ef=3300 10,1010 (3.3807 + j 0.9059)
E2 = I2 Z + Vb
395.8623 0.1605290 = I2 0.02 250 + 380 100
395.8607 + j1.1091 - 374.2269 - j65.9863 = = I2 0.02 250
I2 = 3419.456 -96.55860
27