Transformator Tegangan (PT).doc

42
PT PLN (Persero TRANSFORMATOR TEGANGAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI......................................................i DAFTAR GAMBAR..................................................ii I. PENDAHULUAN................................................. 1 1.1. PengertianTrafo Tegangan.................................1 1.2. Fungsi Trafo Tegangan....................................2 1.3. Jenis Trafo Tegangan.....................................3 1.4. Bagian-bagian Trafo Tegangan.............................3 1.4.1. Trafo Tegangan Jenis Magnetik.........................3 1.4.2. Trafo Tegangan Jenis Kapasitif........................5 1.5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)..................7 1.5.1. Mendefinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya.......7 1.5.2. Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem.......8 1.5.3. Menentukan functional failure tiap subsistem..........8 1.5.4. Menentukan failure mode tiap subsistem................8 1.5.5. FMEA VT...............................................8 II. PEDOMAN PEMELIHARAAN........................................9 2.1. In Service inspection....................................9 2.1.1. Dielectric............................................9 2.1.2. Electromagnetic Circuit...............................9 2.1.3. Mechanical structure..................................9 2.1.4. Pentanahan VT.........................................9 2.2. In Service measurement..................................10 2.2.1. Thermovision.........................................10 2.3. Shutdown testing / Measurement..........................10 2.3.1. Tahanan isolasi......................................10 2.3.2. Tan delta & Kapasitansi..............................11 2.3.3. Tahanan Pentanahan...................................13 2.3.4. Rasio................................................13 Listrik untuk kehidupan yang lebih baik i

Transcript of Transformator Tegangan (PT).doc

Lampiran Surat Edaran Direksi

PT PLN (PerseroTRANSFORMATOR TEGANGAN

DAFTAR ISI iDAFTAR ISI

iiDAFTAR GAMBAR

1I.PENDAHULUAN

11.1.PengertianTrafo Tegangan

21.2.Fungsi Trafo Tegangan

31.3.Jenis Trafo Tegangan

31.4.Bagian-bagian Trafo Tegangan

31.4.1.Trafo Tegangan Jenis Magnetik

51.4.2.Trafo Tegangan Jenis Kapasitif

71.5.Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)

71.5.1.Mendefinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya

81.5.2.Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem

81.5.3.Menentukan functional failure tiap subsistem

81.5.4.Menentukan failure mode tiap subsistem

81.5.5.FMEA VT

9II.PEDOMAN PEMELIHARAAN

92.1.In Service inspection

92.1.1.Dielectric

92.1.2.Electromagnetic Circuit

92.1.3.Mechanical structure

92.1.4.Pentanahan VT

102.2.In Service measurement

102.2.1.Thermovision

102.3.Shutdown testing / Measurement

102.3.1.Tahanan isolasi

112.3.2.Tan delta & Kapasitansi

132.3.3.Tahanan Pentanahan

132.3.4.Rasio

132.3.5.Kualitas Minyak

162.4.Shutdown Treatment

17III.EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN DAN REKOMENDASI

173.1.In Service Inspection

183.2.In service measurement

183.2.1.Thermovisi klem, body, isolator, housing dan konduktor

183.3.Shutdown testing / Measurement

183.3.1.Tahanan Isolasi

193.3.2.Tan Delta dan Kapasitansi

193.3.3.Kualitas Minyak

213.3.4.DGA

213.3.5.Tahanan Pentanahan

223.3.6.Pengujian Spark Gap

223.3.7.Ratio

233.4.Shutdown Inspection

24IV.TABEL URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

DAFTAR GAMBAR

1Gambar 1.2 Prinsip Kerja Trafo Tegangan

2Gambar 2 Rangkaian Ekivalen Trafo Tegangan

1Gambar 3 Bagian-bagian VT

1Gambar 4 Bagian-bagian CVT

1Gambar 5 Pengujian Tahanan Isolasi

12Gambar 6 Pengukuran Tan Delta pada VT

1Gambar 7 Pengukuran Tan Delta pada CVT

13Gambar 8 Pengukuran Ratio Trafo Tegangan

Error! Bookmark not defined.Gambar 9 Batasan Tan (reff: ABB)

TRANSFORMATOR TEGANGAN

I. PENDAHULUAN1.1. PengertianTrafo TeganganTrafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk peralatan indikator, alat ukur / meter dan relai.

Gambar 1.1. Prinsip Kerja Trafo Tegangan

Dimana:

a; perbandingan /rasio transformasi

N1 = Jumlah belitan primer

N2 = Jumlah belitan sekunder

E1 = Tegangan primerE2 = Tegangan sekunder

Gambar 1.2. Rangkaian Ekivalen Trafo TeganganDimana:Im = arus eksitasi/magnetisasiIe = arus karena rugi besi Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga tetapi rancangan Trafo tegangan berbeda yaitu :

Kapasitasnya kecil (10 150 VA), karena digunakan hanya pada alat-alat ukur, relai dan peralatan indikasi yang konsumsi dayanya kecil.

Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

1.2. Fungsi Trafo TeganganFungsi dari trafo tegangan yaitu :

Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke besaran tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan teliti.

Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan bagian sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai sistm proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.

Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/3, 110/3 dan 110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder. Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran (0,1; 0,2; 0,5;1;3)1.3. Jenis Trafo TeganganTrafo tegangan dibagi dibagi menjadi dua jenis yaitu

Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)

Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.

Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

Trafo tegangan ini terdiri dari rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan mengunakan trafo tegangan yang lebih rendah agar diperoleh teganggan sekunder.

1.4. Bagian-bagian Trafo Tegangan1.4.1. Trafo Tegangan Jenis Magnetik Kertas / Isolasi MinyakBerfungsi mengisolasi bagian yang bertegangan (belitan primer) dengan bagian bertegangan lainnya (belitan sekunder) dan juga dengan bagian badan (body).

Terdiri dari minyak trafo dan kertas isolasi

Rangkaian Electromagnetic

Berfungsi mentransformasikan besaran tegangan yang terdeteksi disisi primer ke besaran pengukuran yang lebih kecil.

Dehydrating Breather

Adalah sebagai katup pernapasan untuk menyerap udara lembab pada kompartemen akibat perubahan volume minyak karena temperatur, sehingga mencegah penurunan kualitas isolasi minyak

Terminal Primer

Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi terhubung pada sistim pentanahan (grounding)

Inti

Terbuat dari plat besi yang dilapisi silicon yang berfungsi untuk jalannya flux. Struktur Mekanikal

Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong berdirinya trafo tegangan.

Terdiri dari :

Pondasi

Struktur penopang VT

Isolator (keramik/polyester)

Sistem Pentanahan

Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ke tanah

1.4.2. Trafo Tegangan Jenis Kapasitif Dielectric Minyak Isolasi

Berfungsi untuk mengisolasi bagian-bagian yang bertegangan dan sebagai media dielectric untuk memperoleh nilai kapasitansi dari 2 (dua) kapasitor atau lebihsebagai pembagi tegangan yang terhubung seri. Kertas-plastik film (paper-polypropylane film)

Berfungsi sebagai media dieletric untuk memperoleh nilai kapasitansi dari 2 (dua) kapasitor atau lebih sebagai pembagi tegangan yang terhubung seri bersama-sama minyak isolasi.

Pembagi Tegangan (Capacitive Voltage Devider)

Berfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo tegangan menjadi yang lebih rendah.

Electromagnetic Circuit

Berfungsi sebagai penyesuai tegangan menengah ( medium voltage choke) untuk mengatur/menyesuaikan agar tidak terjadi pergeseran fasa antara tegangan masukan (Vi) dengan tegangan keluaran (Vo) pada frekuensi dasar.

Trafo Tegangan

Berfungsi untuk mentransformasikan besaran tegangan listrik dari tegangan menengah yang keluar dari kapasitor pembagi ke tegangan rendah yang akan digunakan pada rangkaian proteksi dan pengukuran.

Expansion Chamber

Rubber bilow adalah sebagai katup pernapasan (dehydrating breather) untuk menyerap udara lembab pada kompartemen yang timbul akibat perubahan temperatur. Hal ini mencegah penurunan kualitas minyak isolasi.

Terminal Primer

Satu terminal terhubung pada sisi tegangan tinggi (fasa) dan satu lagi terhubung pada sistim pentanahan (grounding).

Struktur Mekanikal

Struktur mekanikal adalah peralatan yang menyokong berdirinya trafo tegangan.

Terdiri dari :

Pondasi

Struktur penopang CVT

Isolator penyangga (porselen/polyester). tempat kedudukan kapasitor dan berfungsi sebagai isolasi pada bagian-bagian tegangan tinggi. Sistem Pentanahan

Sistem pentanahan adalah peralatan yang berfungsi mengalirkan arus lebih akibat tegangan surja atau sambaran petir ke tanah.

1.5. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)FMEA adalah merupakan suatu metode untuk menganalisa penyebab kegalan pada suatu peralatan. Pada buku pedoman pemeliharaan ini FMEA menjadi dasar utama untuk menentukan komponen yang akan diperiksa dan dipelihara.FMEA atau Failure Modes and Effects Analysis dibuat dengan cara:

Mendefinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya

Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem

Menentukan functional failure tiap subsistem

Menentukan failure mode tiap subsistem

1.5.1. Mendefinisikan sistem (peralatan) dan fungsinyaDefinisi: kumpulan komponen yang secara bersama-sama bekerja membentuk satu atau lebih fungsi

1.5.2. Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistemDefinisi: peralatan dan/atau komponen yang bersama-sama membentuk satu fungsi. Dari fungsinya subsistem berupa unit yang berdiri sendiri dalam suatu system

1.5.3. Menentukan functional failure tiap subsistem

Functional failure adalah ketidakmampuan suatu asset untuk dapat bekerja sesuai fungsinya sesuai standar unjuk kerja yang dapat diterima pemakai

1.5.4. Menentukan failure mode tiap subsistem

Failure mode adalah setiap kejadian yang mengakibatkan functional failure.

1.5.5. FMEA VT

Di dalam FMEA VT terdiri dari Subsistem VT, functional failure, dan failure mode pada VT (lampiran 1)

II. PEDOMAN PEMELIHARAAN2.1. In Service inspection

In service inspection adalah kegiatan pengamatan visual pada bagian-bagian peralatan terhadap adanya anomali yang berpotensi menurunkan unjuk kerja peralatan atau merusak sebagian/keseluruhan peralatan.

2.1.1. Dielectric

Memeriksa rembesan / kebocoran minyak

memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.

Memeriksa isolator dari keretakan, flek, pecah dan kelainan yang lainnya

2.1.2. Electromagnetic Circuit

memeriksa level ketinggian minyak pada gelas penduga.

rembesan / kebocoran minyak trafo pada seal isolator.

Memeriksa kondisi spark gap

2.1.3. Mechanical structure

memeriksa pondasi dari keretakan atau tidak.

memeriksa rumah VT\CVT dari keretakan dan korosi.

memeriksa steel structure VT\CVT dari bengkok, longgar dan korosi.

2.1.4. Pentanahan VTInspeksi pentanahan VT dilakukan dengan memeriksa kawat dan terminal pentanahan terhubung ke mess grounding switchyard dengan kencang dan sempurna.

2.2. In Service measurement

In Service Measurement adalah kegiatan pengukuran / pengujian yang dilakukan pada saat peralatan sedang dalam keadaan bertegangan / beroperasi.

2.2.1. Thermovision

Thermovision digunakan untuk melihat hot spot pada instalasi listrik, dengan Infra red thermovision dapat dilihat losses yang terjadi di jaringan. Semakin tinggi suhu hotspot yang terjadi maka semakin besar losses yang terjadi. Losses dapat diakibatkan oleh sambungan yang kurang baik, Pemeriksaan dengan thermovision pada CVT digunakan untuk melihat titik-titik sambungan pada CVT.Thermovisi dilakukan pada:

Konduktor dan klem VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu antara konduktor dan klem VT

Isolator dan housing VT. Hal ini bertujuan untuk mengetahui adanya kelainan / hotspot di dalam VT.

Thermovisi dilakukan setiap 3 bulan, kecuali untuk CVT 500 kV dilakukan setiap 2 minggu.

2.3. Shutdown testing / Measurement

Shutdown testing / measurement adalah pekerjaan pengujian yang dilakukan pada saat peralatan dalam keadaan padam. Pekerjaan ini dilakukan pada saat pemeliharaan rutin maupun pada saat investigasi ketidaknormalan.

2.3.1. Tahanan isolasi

Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5 KV untuk sisi primer dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo tegangan tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.

2.3.2. Tan delta & Kapasitansi

Pada trafo tegangan yang menggunakan minyak untuk isolasinya, minyak memiliki nilai konduktansi yang cukup rendah dan nilai kapasitansi yang cukup tinggi, pengujian tangen delta dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai factor disipasi (tan delta) dan kapasitansi dari VT. Peningkatan nilai dari kapasitansi mengindikasikan adanya kertas isolasi yang terkontaminasi oleh kelembaban, pencemaran atau adanya pemburukan pada sistem isolasi VT. Pengujian dengan mode GST-Ground pada VT bertujuan untuk mengetahui nilai tan delta overall (secara umum). Tegangan uji yang digunakan adalah 2kV sampai 10 kV.

Gambar 2.2. Pengukuran Tan Delta pada VT

Mode

UjiTegangan

UjiHV LeadLV LeadGroundObjek

pengukuran

GST-Guard10kVCBA,F,S1,S2C1-1

UST10kVBCA,F,S1,S2C1-2

GST-Guard10kVBCA,F,S1,S2C1-3

GST-Ground2kVF*)-A,S1,S2C2 **)

Keterangan:

*) pada pengukuran C2, terminal F dilepas( tidak terhubung ke EMU)

**) pengukuran C2 dilakukan pada saat overhaul2.3.3. Tahanan Pentanahan

Pengukuran besarnya tahanan pentanahan menggunakan alat uji tahanan pentanahan. Besarnya nilai tahanan pentanahan mempengaruhi keamanan personil terhadap bahaya tegangan sentuh.

2.3.4. Rasio

Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil pengukuran dengan nilai pada nameplate.

Gambar 2.4.Pengukuran Ratio Trafo TeganganPengukuran dilakukan dengan menginjeksi tegangan AC 2 10KV pada sisi primer dan dibandingkan dengan output tegangan pada sisi sekunder.Pengujian ini hanya dilakukan ketika pemasangan baru atau setelah relokasi.2.3.5. Kualitas Minyak

Berdasarkan standard IEC 60422 Mineral insulating oils in electrical equipment supervision and maintenance guide, Trafo tegangan (VT) masuk dalam kategori D (instrument/protection transformer >170 kV) dan kategori E (instrument/protection transformer 170 kV). Pengujian Kualitas minyak pada trafo instrument hanya dapat dilakukan pada trafo instrument jenis nonhermetically sealed. Pengujian kualitas isolasi dilakukan setelah VT 10 tahun beroperasi. Pengambilan sample yang selanjutnya perlu dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan manufacturer atau mengacu pada manual instruction dari manufacturer masing-masing.

Pengujian kualitas minyak sesuai standard IEC 60422 meliputi :

a. Pengujian Down Voltage (BDV)

Pengujian tegangan tembus dilakukan untuk mengetahui kemapuan minyak isolasi dalam menahan stress tegangan. Pengujian ini dapat menjadi indikasi keberadaan kontaminan seperti kadar air dan partikel. Rendahnya nilai tegangan tembus dapat mengindikasikan keberadaan salah satu kontaminan tersebut, dan tingginya tegangan tembus belum tentu juga mengindikasikan bebasnya minyak dari semua jenis kontaminan.

b. Pengujian Water Content

Pengujian kadar air untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang terlarut / terkandung di minyak. Menurut standar IEC 60422 perlu dilakukan koreksi hasil pengujian kadar air terhadap suhu 20 oC yaitu dengan mengalikan hasil pengujian dengan faktor koreksi f.

Dimana:

Ket :

f= faktor koreksi

ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)

c. Pengujian Acidity

Minyak yang rusak akibat teroksidasi akan menghasilkan senyawa asam yang akan menurunkan kualitas isolasi kertas isolasi pada trafo. Asam ini juga dapat menjadi penyebab proses korosi pada tembaga dan bagian trafo yang terbuat dari bahan metal.

d. Pengujian Dielectric Disspation Factor

Pengujian ini bertujuan mengukur arus bocor melalui minyak isolasi, yang secara tidak langsung mengukur seberapa besar pengotoran atau pemburukan yang terjadi.

e. Pengujian Interfacial Tension

Pengujian IFT antara minyak dengan air dimaksudkan untuk mengetahui keberadaan polar contaminant yang larut dan hasil proses pemburukan. Karakteristik dari ift akan mengalami penurunan nilai yang sangat drastis seiring tingginya tingkat penuaan pada minyak isolasi. Ift juga dapat mengindikasi masalah pada minyak isolasi terhadap material isolasi lainnya.

f. Pengujian Sediment dan Sludge

Pengujian sediment ini bertujuan mengukur seberapa banyak (%) zat pengotor terhadap minyak isolasi trafo.

g. Pengujian Flash Point

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui flash point atau titik nyala api dari minyak isolasi

h. Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)

Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) adalah merupakan suatu tool diagnosa untuk mendeteksi dan mengevaluasi gangguan pada peralatan tenaga listrik dengan cara mengukur beberapa kandungan gas di dalam minyak isolasi meliputi gas: Nitrogen(N2), Oxygen (O2), Hydrogen (H2), Carbon monoxide (CO), Carbon dioxide(CO2), Methane (CH4), Ethane (C2H6), Ethylene(C2H4) dan Acetylene (C2H2). Mengacu pada standard IEC 60599 Mineral oil-impragnated electrical equipment in service-Guide to interpretation of Dissolved and free gas analysis , kelainan dalam peralatan trafo instrument dapat dideteksi dengan menggunakan DGA.

2.4. Shutdown TreatmentTreatment merupakan tindakan pemeliharaan pada saat shutdown tahunan. NoPeralatan yang dipeliharaCara PemeliharaanStandard

1Box TerminalPeriksa terhadap, kotoran, binatang atau kemungkinan kemasukan air.Bersih

2Body VTPeriksa kebersihan bushing dan body VTBersih

3Baut-bautPeriksa kekencangan baut-baut terminal utama & pentanahan serta baut-baut wiring kontrol dalam terminal boksKencang

4Limit switchPeriksa apakah limit switch masih berfungsi normal atau tidakNormal

III. EVALUASI HASIL PEMELIHARAAN DAN REKOMENDASI3.1. In Service Inspection

NoItem inspeksiHasil inspeksiRekomendasi

1.Level ketinggian minyakMinimum Pastikan kondisi indikator ketinggian minyak normal/tidak

Periksa apakah ada kebocoran minyak

Lakukan langkah pada item 2 tabel ini

Maksimum Pastikan kondisi indikator ketinggian minyak normal/tidak

Pastikan bahwa tidak ada kontaminasi air dari luar

Periksa kondisi seal, jika kondisi seal sudah fatik maka lakukan penggantian seal dan penggantian minyak sesuai manual instruction/hubungi manufacturer.

2.Kebocoran minyakRembes/Bocor Periksa sumber kebocoran minyak

Lakukan pengujian kualitas minyak untuk memastikan kondisi minyak isolasi

Jika hasil pengujian minyak isolasi dalam kondisi poor, maka lakukan langkah seperti pada sub bab 3.3.3 (karakteristik minyak)

Periksa kondisi seal, jika kondisi seal sudah fatik maka lakukan penggantian seal dan penggantian minyak sesuai manual instruction/hubungi manufacturer.

3.Kondisi fisik isolator porcelainFlek/Retak/pecahLakukan penggantian PT/CVT bila pecah tdk bisa ditoleransi.

Lapisi dengan insulator varnish untuk kondisi isolator flek atau dengan gunakan ceramic sealer/ceramic rebound untuk kondisi pecah kecil.

4.Kondisi core housingRetakLakukan penggantian VT/CVT

5.Kondisi structure penyanggaKendor/BengkokLakukan perbaikan/penggantian struktur penyangga

6.Kondisi groundingLepas / kendor / rantasSambungkan kembali, kencangkan atau ganti kawat pentanahan sehingga pentanahan tersambung dengan mesh grounding GI.

3.2. In service measurement

3.2.1. Thermovisi klem, body, isolator, housing dan konduktorEvaluasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil thermography VT fasa R, S, dan T.

Berdasarkan InternationaI Electrical Testing Association (NETA) Maintenance Testing Specifications (NETA MTS-1997) interpretasi hasil thermovisi dapat dikategorikan sebagai berikut:

NoT1

(perbedaan suhu antar fasa)Rekomendasi

1.1 oC 3oCDimungkinakan ada ketidaknormalan, perlu investigasi lanjut

2.4 oC 15oCMengindikasikan adanya defesiensi, perlu dijadwalkan perbaikan.

3.>16oCKetidaknormalan Mayor, perlu dilakukan perbaikan/penggantian segera

3.3. Shutdown testing / Measurement

3.3.1. Tahanan Isolasi

Standard : VDE ( catalogue 228/4 ) minimum besarnya tahanan isolasi kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung 1 Kilo Volt = 1 MOhm

NoHasil UjiKeteranganRekomendasi

1.> 1MOhm/1kVGoodNormal

2.< 1MOhm/1kVPoorLakukan pengujian lebih lanjut

3.3.2. KapasitansiBelum3.3.3. Kualitas Minyak

Standard yang digunakan : IEC 60422 Mineral insulating oils in electrical equipment supervision and maintenance guidance.

1.Breakdown Voltage:

Kategori D (>170kV)

>60 kV/2.5 mmGoodNormal

50-60 kV/2.5 mmFair- Periksa apakah ada indikasi kebocoran VT dan perbaiki.

- Laksanakan penggantian minyak sesuai manual instruction atau hubungi manufacturer.

50 kV/2.5 mmGood

40-50 kV/2.5 mmFair

170kV)

10ppmPoor

Kategori E ( 170 kV)s.d.a

15ppmPoor

.Acidity

Kategori D (>170kV)

0.15Poor

Kategori E ( 170 kV)

0.2Poor

4.Dielectric Dissipation Factor

Kategori D (>170kV)

0.03Poor

Kategori E ( 170 kV)

0.3Poor

5.Interfacial Tension (mN/m)

Kategori D (>170kV)

>28GoodNormal

22-28FairLaksanakan penggantian minyak sesuai manual instruction atau hubungi manufacturer.

2

T1Thermal Fault < 300oCNS>1 (NS)1OhmPoorPeriksa kondisi sambungan grounding

3.3.6. Pengujian Spark GapPeriksa Spark gap bushing apakah masih memenuhi syarat ( lihat lampiran IV .4 buku O&M SE 032) standard VDE 0111/12

Tegangan Nominal

(kV)BIL

(KV)Jarak antara gap

(mm)

66060

125050

7585

206060

125155

3095115

170220

70145180

325400

150250330

550700

650830

7591000

3.3.7. Ratio

Standard yang digunakan : IEEE Std C57.13-1993 Standard Requirements for Instrument Transformers.

Error ratio hasil pengukuran dan nameplate dikategorikan menjadi dua batasan yaitu :

1. VT untuk keperluan metering : error maksimum + 0.1%

2. VT untuk keperluan lain (proteksi, load control dan keperluan sejenisnya) : error maksimum + 1.2%

3.4. Shutdown Inspection

NoSub SistemHasil InspeksiRekomendasi

1Box Terminal Kotor

Kemasukan air Bersihkan

Keringkan

2Body VT Kotor

Retak/cacat Bersihkan

Perbaiki/ganti

3Baut-baut longgar Kencangkan

4Limit switch Tidak bekerja Perbaiki

IV. TABEL URAIAN KEGIATAN PEMELIHARAAN

Jenis PemeliharaanJenis Inspeksi/Pengujian

PeriodeTool

In service Inspection1Pemeriksaan level ketinggian minyak VT/CVTMingguanVisual

2Pemeriksaan level tekanan minyak (khusus untuk dengan rubber bellow)HarianVisual

3Pemeriksaan kebocoran minyak HarianVisual

4Pemeriksaan kondisi fisik isolator porcelainMingguanVisual

5Pemeriksaan kondisi core housingMingguanVisual

6Pemeriksaan kondisi structure penyanggaTahunanVisual

7Pemeriksaan kondisi groundingBulananVisual

8Pemeriksaan spark GapBulananVisual

In service measurement1Thermovisi antara klem dan konduktorBulananKamera Thermography

2Thermovisi body VT/CVTBulananKamera Thermography

3Thermovisi pada isolatorBulananKamera Thermography

4Thermovisi pada housingBulananKamera Thermography

5Thermovisi pada konduktorBulananKamera Thermography

Shutdown Testing / Measurement1Pengujian tahanan Isolasi2 TahunanAlat Uji Tahanan Isolasi

2Pengujian Tan Delta dan Kapasitansi2 TahunanAlat uji tan delta

3Pengujian Tahanan Pentahanan2 TahunanAlat uji tahanan pentanahan

4Pengujian RatioJika direlokasiAlat uji ratio

5Pengujian kualitas minyak isolasi, meliputi ;Setelah 10 tahun operasi atau hasil pengujian Tan delta, melebihi standar.

a.Pengujian Break Down Voltage (BDV)Alat uji tegangan tembus

b.Pengujian Water content Alat uji kadar air

c.Pengujian AcidityAlat uji keasaman

d.Pengujian Dielectric Disspation FactorAlat uji tan delta minyak

e.Pengujian Interfacial TensionAlat uji IFT

f.Pengujian Sediment dan SludgeAlat uji sediment

g.Pengujian Flash pointAlat uji flash point

6Pengujian DGASetelah 10 tahun operasi atau hasil pengujian Tan delta, melebihi standar.

7Pengukuran Spark Gap2 tahunanmeteran

Shutdown Treatment1Pemeriksaan box terminal terhadap, kotoran, binatang atau kemungkinan kemasukan air.TahunanVisual, seal, coumpound.

2Pembersihan bushing dan body PT.TahunanKain Majun.

3Pengencangan baut-baut terminal utama & pentanahan serta baut-baut wiring kontrol dalam terminal boks.TahunanKunci-kunci & obeng.

LAMPIRAN

FMEA TRANSFORMATOR TEGANGANLAMPIRANFORMULIR IN SERVICE INSPECTION - HARIAN

LAMPIRAN

FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - MINGGUAN

LAMPIRAN

FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - BULANAN

LAMPIRAN

FORMULIR IN SERVICE INSPECTION - BULANAN

Gambar 1. SEQ Gambar \* ARABIC 2 Bagian-bagian VT

Gambar 1. SEQ Gambar \* ARABIC 3 Bagian-bagian CVT

Gambar 2.1 Pengujian Tahanan Isolasi

Gambar 2.3 Pengukuran Tan Delta pada CVT

Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 2

_1321901715.unknown

_1321901786.unknown

_1320634338.unknown