TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

191
TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN BAGAN DELI BELAWAN MEDAN OLEH ADHE MAULIDINA R HARAHAP 140406048 DEPARTEMENT ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 Universitas Sumatera Utara

Transcript of TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

Page 1: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN

DI KAMPUNG NELAYAN BAGAN DELI BELAWAN MEDAN

OLEH

ADHE MAULIDINA R HARAHAP

140406048

DEPARTEMENT ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara

Page 2: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

PERNYATAAN

TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN

DI KAMPUNG NELAYAN BAGAN DELI BELAWAN MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 06 Juli 2018

Adhe Maulidina R Harahap

i

Universitas Sumatera Utara

Page 3: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 4: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

Telah diuji pada

Tanggal: 06 Juli 2018

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji

Anggota Komisi Penguji

: Beny O. Y. Marpaung, ST., MT., Ph.D, IPM

: 1. Hajar Suwantoro, ST., MT.

2. Novi Ramadhani, ST., MT.

iii

Universitas Sumatera Utara

Page 5: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI

Nama : Adhe Maulidina R Harahap

NIM : 140406048

Judul Skripsi : Transformasi Ruang pada Permukiman di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Rekapitulasi Nilai :

A B + B C + C

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

Waktu Paraf

Koordinator

No. Status

Pengumpulan

Pembimbing

Skripsi

Laporan

1 Lulus Langsung

2 Lulus Melengkapi

3 Perbaiki Tanpa Sidang

4 Perbaiki dengan Sidang

5 Tidak Lulus

Medan, 06 Juli 2018

Ketua Departemen Arsitektur,

Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc

NIP. 196305271993032005

iv

Universitas Sumatera Utara

Page 6: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

ABSTRAK

Pertambahan penduduk di suatu permukiman dengan berjalannya tahun semakin

meningkat. Kebutuhan masyarakat yang meningkat akan tempat tinggal di

permukiman menjadikan ini sebagai hal yang penting, tetapi untuk mendapatkan

tempat tinggal tersebut masyarakat terkendala oleh ekonomi, hal ini menjadi salah

satu faktor pembentuk permukiman tidak terencana yang berkembang di bagian

pesisir. Masyarakat memilih membangun rumah di bagian pesisir karena dekat

dengan lokasi mata pencaharian penduduknya. Kampung Nelayan Belawan

Medan letaknya dekat dengan laut, sebagian besar penduduk berprofesi sebagai

nelayan dan pedagang yang menjadikan hunian atau lahan dari tapak rumah

mereka sebagai tempat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi

keluarga. Masyarakat dengan profesi sebagai nelayan akan menentukan tempat

tinggal dekat dengan kawasan mencari nafkah. Hal ini menjadi pemikiran

tradisional dari penghuni dengan profesi sebagai nelayan. Pembentukan suatu

permukiman pada awalnya ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah

budaya masyarakat setempat. Namun, pada daerah pesisir dijadikan tempat tinggal

yang paling tepat sekalipun keadaan fisik tanah dan alamnya berbahaya bagi

penghuni. Pola berpikir seperti ini menjadi tradisi turun temurun para nelayan.

Norma-norma yang berlaku menjadi tradisi tumbuh dan berkembang berdasarkan

bertambahnya waktu dan tuntutan kebutuhan hidup. Penelitian bertujuan untuk

mengidentifikasi norma-norma yang dipahami masyarakat Melayu Deli dalam

membentuk pola ruang, struktur dan transformasi ruang pada pemukiman Desa

Nelayan di Bagan Deli Belawan Medan. Penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kualitatif dengan menggunakan hasil wawancara kepada penduduk

untuk mengetahui norma-norma yang berlaku pada masyarakat Melayu Deli,

struktur dan transformasi ruang pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan. Penelitian menemukan bahwa norma-norma yang berkaitan

dengan penentuan tapak rumah di Desa Nelayan di Bagan Deli Belawan Medan

mempengaruhi transformasi ruang pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan.

Kata kunci: norma melayu deli, struktur ruang, transformasi ruang

v

Universitas Sumatera Utara

Page 7: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

ABSTRACT

Population growth in a settlement with the passage of years is increasing.

Increased community needs a place to live in the settlements makes this an

important thing, but to get the residence is constrain by the economic society, it is

becoming one of the determining factors of unplanned settlements that developed

on the coast. The community chose to build a house on the coast because of the

site close to the livelihood of the population. The settlement of Fisherman Village

in Bagan Deli Belawan Medan is place near the sea, mostly residents of The

Fisherman Village in Bagan Deli Belawan Medan and traders who make

residential or land footprint of their home as a place to earn a living to meet the

economic needs of the family. Communities with the profession as a fisherman will

be deciding where to stay close to the area to make a living. This has become the

traditional thinking of the inhabitants of the profession as a fisherman. The

establishment of a settlement was initially determined by various factors including

the local culture. However, in the coastal regions serve the most appropriate

place to stay even if the physical condition of the land and its natural dangerous

for the occupants. Patterns of thinking is becoming a tradition for generations of

fishermen. Prevailing norms become a tradition grew and developed based on

increasing time and demands hidup.Penelitian aims to identify the norms

understood Melayu Deli community in shaping patterns of space, structure and

transformation of space on The settlement of The Fisherman Village in Bagan

Deli Belawan Medan. This research uses a qualitative method approach using the

results of the interviews to the population to determine the applicable norms

Melayu Deli community living, structure and transformation of space The

Fisherman Village in Bagan Deli Belawan Medan. The research found that norms

related to determining the footprint homes in The Fisherman Village in Bagan

Deli Belawan Medan influence the transformation of space on a settlement in

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Keywords: norm melayu deli, space structures, transformation of space

vi

Universitas Sumatera Utara

Page 8: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan

karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun

skripsi ini berjudul “Transformasi Ruang pada Permukiman di Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan” dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Arsitektur di Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi, ternyata penulis tidak terlepas dari banyak

halangan dan kendala. Segala halangan dan kendala tersebut kemudian dijadikan

kritik, semangat, dan masukan yang membangun atas bantuan dari berbagai pihak.

Maka dari itu, atas segala bantuan yang telah diberikan selama proses pengerjaan

skripsi dan kegiatan di kampus penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Beny O. Y. Marpaung, ST., MT., Ph.D, IPM selaku dosen

pembimbing dan skretaris Departemen Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu, waktu,

saran, dan bimbingan dalam proses pengerjaan skripsi

2. Bapak Hajar Suwantoro, ST., MT dan Ibu Novi Ramadhani, ST., MT

selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang

membangun dalam proses pengerjaan skripsi

3. Ibu Dr. Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc selaku ketua Departemen

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

vii

Universitas Sumatera Utara

Page 9: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

4. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf atau pegawai Departemen

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

5. Orangtua saya Alm. H. Belgi Harahap, SH dan Hj. Fenny Rosita Siregar,

SE serta abang saya Marahalim Harahap, S.Kom yang tidak pernah henti

memberikan doa, semangat, dukungan dan keikhlasan hati sehingga

penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

6. Sahabat-sahabat di Arsitektur USU 2014. Khususnya Marina, Novi, Eka

Nurul, Nisa, Nurdina dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan

satu per satu yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh

pihak yang telah membantu penulis. Semoga segala bantuan dan dukungan yang

telah diberikan senantiasa menjadi berkah untuk kita semua sehingga pada

akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kemajuan pendidikan.

viii

Universitas Sumatera Utara

Page 10: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian............................................................ 6

1.5 Batasan Penelitian............................................................. 7

1.6 Kerangka Berpikir............................................................. 7

1.7 Sistematika Penelitian....................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 12

2.1 Pengaruh Norma Masyarakat Dalam Membentuk Pola 12

Ruang..............................................................................

2.1.1 Faktor Lingkungan Fisik Pada Permukiman 13

Tradisional............................................................

2.1.2 Penggunaan Lahan Di Permukiman Tradisional.. 15

2.2 Struktur Pola Ruang Tradisional....................................... 17

ix

Universitas Sumatera Utara

Page 11: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

2.2.1 Pola Ruang Pada Permukiman Tradisional........... 19

2.3 Proses Transformasi Pada Pola Ruang Tradisional.......... 21

2.3.1 Transformasi Penggunaan Lahan Pada 22

Permukiman..........................................................

2.3.2 Transformasi Spasial Pada Permukiman.............. 24

2.4 Norma-Norma Dalam Masyarakat Etnik Melayu Deli..... 26

2.5 Rangkuman Teori............................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................. 37

3.1 Metoda Penentuan Lokasi Penelitian................................ 37

3.2 Metoda Penentuan Variabel.............................................. 37

3.3 Metoda Pengumpulan Data............................................... 46

3.4 Metoda Analisa Data........................................................ 52

BAB IV KAWASAN KAMPUNG NELAYAN BAGAN DELI 56

BELAWAN MEDAN................................................................

4.1 Keberadaan Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan 56

Medan ...............................................................................

4.2 Kondisi Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan 59

Bagan Deli Belawan Medan.............................................

4.2.1 SituasiEksistingPermukimanKampung 65

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan...................

BAB V KAJIAN TRANSFORMASI POLA RUANG DI KAMPUNG

NELAYAN BAGAN DELI BELAWAN MEDAN................... 67

5.1 Norma-Norma Yang Diyakini Masyarakat Bagan Deli

Belawan Medan................................................................ 67

x

Universitas Sumatera Utara

Page 12: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

5.2 Norma Masyarakat Sebagai Faktor Dalam Membentuk

Lingkungan Fisik Pada Permukiman Bagan Deli

Belawan Medan.............................................................. .. 71

5.2.1 Norma Masyarakat Melayu Deli Sebagai Faktor

Dalam Membentuk Penggunaan Lahan Di

Permukiman Bagan Deli Belawan Medan ............ 81

5.2.2 Pengaruh Norma Masyarakat Dalam Membentuk 87

Ruang Di Permukiman Bagan Deli Belawan

Medan...................................................................

5.3 Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan................................................................ 90

5.4 Proses Transformasi Pada Pola Ruang Di Permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.............. 93

5.4.1 Transformasi Penggunaan Lahan Pada

Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan.................................................... 97

BAB VI PENEMUAN.............................................................................. 101

6.1 Norma-norma masyarakat Melayu Deli dalam

membentuk ruang di permukiman Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan............................................. 101

6.2 Struktur ruang pada permukiman di permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.............. 108

6.3 Transformasi ruang pada permukiman di permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan............ 109

BAB VII KESIMPULAN.......................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 119

xi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

LAMPIRAN 1: HASIL NARASI RESPONDEN...................................................... 122

LAMPIRAN 2: POSISI TEMPAT TINGGAL RESPONDEN ............................. 173

xii

Universitas Sumatera Utara

Page 14: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.5 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 9

2.1 Pola penyebaran permukiman terkait arah mata angin ................................ 29

2.2 Diagram terkait norma masyarakat Melayu dalam menentukan tapak

rumah ......................................................................................................................... 30

2.3 Diagram kondisi tradisi etnik Melayu mengalami akulturasi budaya ..... 31

3.1 Pembagian segmen untuk penghuni yang akan diwawancara ................... 52

3.2 Metode Analisa keterkaitan norma-norma masyarakat Melayu dan

ruang di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ......................... 53

3.3 Metode Analisa keterkaitan dengan struktur ruang permukiman di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan .......................................... 54

3.4 Metode Analisa keterkaitan dengan transformasi ruang permukiman

di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ..................................... 55

4.1 Peta Lokasi Kecamatan Medan Belawan ........................................................ 56

4.2 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 57

4.3 Jaringan Jalan .......................................................................................................... 58

4.4 Peta Lokasi Objek Penelitian .............................................................................. 60

4.5 Peta Sirkulasi Jaringan Jalan ............................................................................... 61

4.5(a) Peta sirkulasi jaringan jalan utama ....................................................... 61

4.5(b) Peta sirkulasi jaringan lorong Lk.4 ........................................................ 62

4.5(c) Peta sirkulasi jaringan lorong Lk.5 ....................................................... 62

4.5(d) Peta sirkulasi jaringan jembatan............................................................ 62

xiii

Universitas Sumatera Utara

Page 15: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

4.5(e) Peta sirkulasi jaringan jembatan ............................................................ 63

4.6 Peta lokasi penelitian area pesisir di Kampung Nelayan Bagan Deli.. 64

4.7 Denah potongan kawasan permukiman di Kampung Nelayan Bagan

Deli ............................................................................................................................. 65

4.8 Potongan kawasan 1-1 .......................................................................................... 66

4.9 Potongan kawasan 2-2 .......................................................................................... 66

5.1 Norma-norma yang diyakini masyarakat Kampung Nelayan Bagan 69

Deli Belawan Medan terkait pemilihan tapak rumah ..........................

5.2 Aspek pembangunan rumah menurut etnik Melayu Deli ........................... 70

5.3 Lingkungan fisik yang terbentuk akibat tapat yang

memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat ................................... 71

5.4 Lingkungan fisik yang terbentuk akibat tapak yang tepat tidak

merusak alam, sedangkan yang tidak tepat akan membawa bencana

bagi penghuninya ................................................................................................... 72

5.5 Lingkungan fisik yang terbentuk akibat menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin ................................................................... 73

5.6 Agama islam pada dasarnya telah mempengaruhi masyarakat etnik

Melayu Deli di Kampung Nelayan Bagan Deli dalam membentuk

ruang .......................................................................................................................... 75

5.7 Pemilihan tapak yang tepat tidak merusak alam, sedangkan yang

tidak tepat akan membawa bencana bagi penghuninya.......................

5.8 Masyakat Melayu Deli Dalam Membentuk Lingkungan Fisik

dengan memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat pada

lorong Lk. 15.......................................................................................

5.8(a) Norma masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan

fisik dengan memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat

76

77

78

xiv

Universitas Sumatera Utara

Page 16: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

pada lorong Lk.5 ..................................................................................

5.8(b) Norma masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan

fisik dengan memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat

pada lorong Lk.4..................................................................................................... 79

5.9 Masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan fisik dengan

menentukan posisi rumah memperhitungkan arah mata angin ................. 80

5.10 Deretan fungsi hunian komersial yang ditempati etnik Melayu Deli

menjadi pemicu tempat berkumpulnya penghuni kampung Zona 1 ....... 83

5.11 Deretan fungsi hunian komersial yang ditempati etnik Melayu Deli

menjadi pemicu tempat berkumpulnya penghuni kampung Zona 2 ....... 85

5.12 Menentukan tapak memperhitungkan sifat rasa mempengaruhi

terbentuknya fungsi hunian komersial menjadi tempat berkumpul ......... 86

5.13 Pengaruh Norma terhadap Ruang di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan ...................................................................................................... 89

5.14 Penyebaran Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan dari Mesjid Nurul Hilal ........................................................ 92

5.15 Penyebaran Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan dari Lorong Pertamina ................................................ 93

5.16 Proses Transformasi Pola Ruang Pada Permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan .............................................................. 96

xv

Universitas Sumatera Utara

Page 17: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Rangkuman kajian teori ........................................................................................ 31

3.1 Metoda penentuan variabel .................................................................................. 38

3.2 Metoda pengumpulan data ................................................................................... 46

5.1 Transformasi Penggunaan Lahan Pada Permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan .............................................................. 99

6.1 Norma-norma masyarakat Melayu Deli dalam membentuk ruang

pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan ........................................................................................................................ 101

6.2 Struktur ruang pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan ...................................................................................................... 108

6.3 Transformasi ruang pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan ............................................................................................. 109

xvi

Universitas Sumatera Utara

Page 18: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 HASIL NARASI RESPONDEN ............................................................................. 122

2 POSISI TEMPAT TINGGAL RESPONDEN ..................................................... 173

xvii

Universitas Sumatera Utara

Page 19: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

1

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambahan penduduk di suatu permukiman dengan berjalannya tahun

semakin meningkat. Kebutuhan masyarakat yang meningkat akan tempat tinggal

di permukiman menjadikan ini sebagai hal yang penting, tetapi untuk

mendapatkan tempat tinggal tersebut masyarakat terkendala oleh ekonomi, hal ini

menjadi salah satu faktor pembentuk permukiman tidak terencana yang

berkembang di bagian pesisir. Masyarakat memilih membangun rumah di bagian

pesisir karena dekat dengan lokasi mata pencaharian penduduknya. Peristiwa ini

telah banyak terjadi, akibat pembangunan yang tidak terkendali membuat

permukiman terlihat kumuh dan tidak memiliki stuktur pola ruang yang jelas.

Fenomena permukiman kumuh banyak terdapat pada suatu kota di pesisir laut,

bukan hanya pada kawasan perkotaannya saja yang sering terlihat di pusat kota

ataupun di pinggiran kota. Pembangunan kawasan permukiman secara spontan

dan ilegal ini mengakibatkan kawasan tersebut terbilang tidak terencana karena

tidak adanya perhatian dari pemerintah.

Interaksi sosial memberikan dampak kepada kehidupan komunitas yang

seimbang. Kehidupan komunitas yang seimbang dalam perkotaan dapat

mengungkap kompleksitas keberlanjutan perkotaan. Adapun kompleksitas

keberlanjutan perkotaan tentunya harus didukung oleh adanya penekanan kepada

aspek budaya, norma norma sosial dan sistem jaringan dalam permukiman. Ruang

Universitas Sumatera Utara

Page 20: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

2

Universitas Sumatera Utara

dalam permukiman terwujud oleh adanya interaksi sosial ( Biddulph, 2003 ).

Proses perwujudannya dapat saja terjadi secara formal maupun informal. Adanya

interaksi pada suatu komunitas dalam mewujudkan ruang di permukiman

menggambarkan bahwa kehidupan masyarakatnya berjalan seimbang. Semakin

kompleks komunitas dalam permukiman akan membentuk tempat yang maknanya

juga kompleks. Kompleksitas ruang dapat berjalan berkelanjutan apabila

didukung oleh penghuni permukiman. Interaksi sosial mempunyai peranan

penting dalam mewujudkan ruang yang terus berada dalam proses menuju

kompleksitas. Dalam hal ini, ruang akan mengalami perubahan karena adanya

pengaruh aspek-aspek budaya, norma norma sosial dan sistem jaringan dalam

permukiman.

Permukiman tradisional mempunyai karakteristik adanya proses adaptasi

penghuni terhadap kondisi dari iklim setempat, sumber daya yang tersedia, dan

topografi. Gabungan1 untuk berbagai konsep bioclimatic1 akan selalu diterapkan

dalam suatu desain ruang yang dibangun bahkan juga diterapkan untuk ruang

terbuka publik. (Savvides 2016). Kampung Nelayan Belawan Medan letaknya

dekat dengan laut, sebagian besar penduduk Kampung Nelayan Belawan

berprofesi sebagai nelayan dan pedagang yang menjadikan hunian atau lahan dari

tapak rumah mereka sebagai tempat mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan

1Bioclimatic : Ilmu yang mempelajari hubungan antara iklim dan kehidupan

terutama efek dari iklim pada organisme hidup dan aktifitas sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

3

Universitas Sumatera Utara

ekonomi keluarga. Masyarakat dengan profesi sebagai nelayan akan menentukan

tempat tinggal dekat dengan kawasan mencari nafkah. Hal ini menjadi pemikiran

tradisional dari penghuni dengan profesi sebagai nelayan. Pembentukan suatu

permukiman pada awalnya ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya adalah

budaya masyarakat setempat. Namun, pada daerah pesisir dijadikan tempat

tinggal yang paling tepat sekalipun keadaan fisik tanah dan alamnya berbahaya

bagi penghuni. Pola berpikir seperti ini menjadi tradisi turun temurun para

nelayan. Norma-norma yang berlaku menjadi tradisi tumbuh dan berkembang

berdasarkan bertambahnya waktu dan tuntutan kebutuhan hidup.

Desa dan kota memiliki cara mereka sendiri dalam norma-norma sosial dan

tradisi budaya masing-masing. Desa melibatkan perubahan sosial dengan cara

berbeda yang maknanya dapat mengarah kepada suatu tindakan pemberontakan.

Perubahan yang ditampilkan desa mempunyai makna sebagai transformasi.

Namun, transformasi tidak terjadi dengan lancar, dan desa yang mempunyai

norma-norma asli berdasarkan sosial dan tradisi budaya sering tetap untuk waktu

yang lama. Berdasarkan adanya norma-norma sosial yang bersifat tradisional dan

keberadaan jaringan ikatan keluarga yang kuat, adat istiadat setempat, kelompok

kasta dan strata sosial berdampak kepada terpeliharanya keadaan asli suatu desa.

Dalam kenyataannya, kadangkala sebagian besar warga desa tidak mengambil

bagian atau sikap terhadap perubahan yang terjadi. Sebaliknya, mereka

membentuk ruang baru yang diatur sesuai dengan norma-norma sosial dan

tradisi. (Liu, Y., (2010). Keadaan masyarakat pesisir yang terus tumbuh

selayaknya berkembang menjadi penghuni dengan cara berpikir berdasarkan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

4

Universitas Sumatera Utara

kaidah tradisi yang telah berlangsung dari masa ke masa. Hal tersebut membuat

penghuni di permukiman pesisir dikatakan masyarakat tradisional.

Keadaan masyarakat, dan ekonomi sebagai aspek yang tidak dapat dilihat

secara terpisah. Hal ini hampir tidak akan ditemui untuk mengurangi

ketergantungan masa lalu dari masa depan. Di mana ada masyarakat atau

gabungan orang yang tinggal bersama-sama, itu telah menghasilkan praktek-

praktek sosial dan ekonomi dari yang lingkungan yang interaktif yang tengah

berlangsung. Desain dan tata letak bangunan dan unit hunian berdasarkan pada

cara desain tradisional juga disesuaikan dengan iklim yang panas dan kering yang

keras dari wilayah tersebut. Di pemukiman Islam, rumah-rumah yang introvert di

alam mempertahankan tingkat tinggi privasi dan keamanan bagi penghuninya.

Tingkat kejahatan hampir diabaikan karena intrusi minimal publik ke dalam

kehidupan pribadi orang. Permukiman tua juga mempertahankan campuran yang

optimal dari ruang terbuka dalam bentuk kotak, halaman serta koridor jalan bagi

anak-anak untuk bermain dengan aman dan orang dewasa untuk memiliki diskusi

penting dan percakapan (Dhingra, M., & Chattopadhyay, S. , 2016). Identifikasi

struktur pola ruang tradisional tepatnya di Permukiman Kampung Bagan Deli

Belawan Medan yang terletak di Jalan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan ,

Kelurahan Bagan Deli ini perlu diteliti yang berkaitan dengan susunan ruang

rumah-rumah tradisional yang ada didalam permukiman tersebut dengan tingkat

hubungan sosial yang tinggi di Permukiman Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Penduduk yang berada di permukiman berkembang sedikit demi sedikit

melakukan susunan lingkungan fisik mereka agar dapat mewadahi berbagai

Universitas Sumatera Utara

Page 23: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

5

Universitas Sumatera Utara

kegiatan. Lingkungan fisik pada Permukiman Kampung Bagan Deli Belawan

Medan yang saling berhubungan dengan manusia yang akan mempengaruhi dan

akhirnya menimbulkan suatu pola kehidupan yang lebih spesifik.

Menurut Patterson (2007,1288), mengungkapkan bahwa terjadinya

transformasi pada masyarakat biasanya diakibatkan dari kejadian yang berproses

dari masa lalu ke masa sekarang namun tidak diketahui oleh zaman atau proses

transformasi dalam ambang tak terkendali yang dihasilkan dari penekanan

terhadap peristiwa yang diidentifikasi dari waktu ke waktu. Berdasarkan

permasalahan ini penting untuk diteliti bahwa transformasi pola ruang yang

terjadi di Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

berbasis dalam norma masyarakat serta penekanan terhadap durasi waktu dari

tahun ke tahun dalam membentuk ruang sehingga muncul transformasi

struktur pola ruang tradisional di Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan. Proses transformasi pola ruang tradisional di Permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan diperoleh dari identifikasi

struktur pola ruang tradisional permukimannya. Sehingga hasil penelitian ini

nantinya dapat dijadikan basis bagi pemerintah dalam perencanaan

permukiman yang tumbuh dan berkembang dengan mengikutsertakan tradisi

penghuni permukiman tradisional di kawasan pesisir.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, peneliti dapat merumuskan masalah dengan

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 24: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

6

Universitas Sumatera Utara

a. Bagaimana norma-norma masyarakat Melayu Deli dalam membentuk ruang

di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan?

b. Bagaimana struktur ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan?

c. Bagaimana transformasi ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini ialah:

a. Mengidentifikasi norma-norma yang dipahami masyarakat Melayu Deli

dalam membentuk pola ruang di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan.

b. Menemukan struktur ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan.

c. Menemukan bagaimana transformasi ruang di permukiman Kampung Bagan

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini ialah:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi basis bagi pemerintah dalam

merencanakan permukiman yang tumbuh dengan mengikutsertakan tradisi

pemukim.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

7

Universitas Sumatera Utara

b. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk ilmu pengetahuan terkait dengan bentuk

peran masyarakat untuk pembangunan permukiman

c. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi teori sebelumnya mengenai

struktur ruang dan permukiman serta proses perubahan yang selalu menyertai.

1.5 Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah:

Etnik yang mendominasi kawasan penelitian adalah suku Melayu Deli

sehingga norma-norma yang dikaji oleh Peneliti berkaitan dengan nilai-nilai

yang diyakini oleh masyarakat Melayu Deli.

Proses transformasi yang diidentifikasi oleh Peneliti berada dalam bentang

waktu 5 tahun.

Kajian proses transformasi hanya mencakup hubungan norma-norma yang

diyakini masyarakat penghuni yang didominasi etnik Melayu Deli terhadap

ruang di luar bangunan.

1. 6 Kerangka Berpikir

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kerangka berpikir sebagai

konsep pemecahan masalah yang disusun untuk menjelaskan suatu proses

penelitian seperti (Gambar 1.1). Latar belakang merupakan dasar dari sebuah

penelitian, yang menjadi alasan mengapa objek tersebut menarik untuk diteliti .

Latar belakang ini diperkuat dengan adanya data. Data merupakan sumber yang

didapat oleh peneliti. Data diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Data yang

Universitas Sumatera Utara

Page 26: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

8

Universitas Sumatera Utara

didapat dengan cara observasi dan wawancara. Data ini mempunyai peran yang

sangat penting dalam menentukan kualitas dari hasil penelitian . Dari latar

belakang maka diperoleh sebuah permasalahan penelitian. Kemudian, untuk

menyelesaikan suatu permasalahan penelitian maka dibutuhkan landasan teori

yang sesuai dengan latar belakang penelitian. Setelah itu landasan teori dan data

di analalisa untuk memperoleh sebuah penemuan, yang dikaitkan kembali dengan

permasalahan penelitian. Kemudian dari hasil penemuan diperoleh kesimpulan

penelitian dimana hal ini akan membuktikan penemuan penelitian tersebut

memperkuat teori yang sudah ada sebelumnya atau menghasilkan sebuah

penemuan baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

9

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1 Skematik Kerangka berpikir

Universitas Sumatera Utara

Page 28: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

10

Universitas Sumatera Utara

1.7 Sistematika Penelitian

Adapun sistematika penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang terhadap

permasalahan penelitian yang akan diteliti yang kemudian dilanjutkan

dengan rumusan masalah yang berisi tentang masalah-masalah yang akan

diteliti sehingga dapat ditetapkan tujuan penelitian. Pada bab ini juga

dijelaskan manfaat dari dilakukannya penelitian ini. Pada akhir bab ini

dijelaskan mengenai kerangka berfikir dan sistematika penelitian ini untuk

memaparkan susunan pemikiran yaitu kaitan masalah satu dengan yang

lainnya.

Bab II Tinjauan Pustaka, berisi tentang kajian pustaka mengenai teori-

teori yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian . Teori-teori

tersebut berkaitan dengan segala permasalahan dengan trasformasi pola

ruang permukiman.

Bab III Metode Penelitian, menjelaskan metodologi yang digunakan

dalam penelitian sehingga didalam bab ini dapat dipahami metode-metode

yang dilakukan dalam penelitian ini. Susunan metode penelitian meliputi

metode penentuan lokasi penelitian, metode penentuan variabel metode

pengumpulan data dan metode analisa data.

Bab IV Kawasan Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, bab

ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian di suatu kawasan

beserta uraian mengenai data-data yang dibutuhkan dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 29: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

11

Universitas Sumatera Utara

berkaitan dengan transformasi pola ruang tradisional permukiman di

Kampung Nelayan Belawan Medan.

Bab V Kajian Transformasi Pola Ruang Di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan, berisi tentang analisa mengenai data-data yang

diperoleh dari hasil penelitian yang kemudian akan dihubungkan dengan

teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dengan memakai metode

analisa data yang sudah ditetapkan.

Bab VI Penemuan, menguraikan sebuah penemuan yang didapat dari data

dan juga observasi di lapangan yang memiliki kaitannya dengan

transformasi pola ruang tradisional permukiman di Kampung Nelayan

Belawan Medan. Penemuan ini kembali dianalisa lagi dan dihubungkan

dengan teori yang sudah dikaji sebelumnya.

Bab VII Kesimpulan, berisi tentang kesimpulan dari hasil data penelitian

yang kemudian akan dikaitkan dengan teori dan inti permasalahan atau

issue permasalahan yang diteliti.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

12

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh Norma Masyarakat Dalam Membentuk Pola Ruang

Menurut ( Biddulph, 2003 ), Interaksi sosial memberikan dampak kepada

kehidupan komunitas yang seimbang. Kehidupan komunitas yang seimbang

dalam perkotaan dapat mengungkap kompleksitas keberlanjutan perkotaan.

Adapun kompleksitas keberlanjutan perkotaan tentunya harus didukung oleh

adanya penekanan kepada aspek budaya, norma norma sosial dan sistem jaringan

dalam permukiman. Pola ruang dalam permukiman terwujud oleh adanya

interaksi sosial. Proses perwujudannya dapat saja terjadi secara formal maupun

informal. Adanya interaksi pada suatu komunitas dalam mewujudkan ruang di

permukiman menggambarkan bahwa kehidupan masyarakatnya berjalan

seimbang. Semakin kompleks komunitas dalam permukiman akan membentuk

tempat yang maknanya juga kompleks. Kompleksitas ruang dapat berjalan

berkelanjutan apabila didukung oleh penghuni permukiman. Interaksi sosial

mempunyai peranan penting dalam mewujudkan ruang yang terus berada dalam

proses menuju kompleksitas. Dalam hal ini, ruang akan mengalami perubahan

karena adanya pengaruh aspek-aspek budaya, norma norma sosial dan sistem

jaringan dalam permukiman.

Desa dan kota memiliki norma-norma sosial dan tradisi budaya masing-

masing. Desa dan kota sangat berbeda dan bahkan saling menampilkan

eksklusivitas. Desa melibatkan perubahan sosial berbeda yang maknanya dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 31: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

13

Universitas Sumatera Utara

mengarah kepada suatu tindakan pemberontakan. Norma-norma sosial yang

bersifat tradisional dan keberadaan jaringan desa yang kuat, adat istiadat setempat,

kelompok kasta dan tingkat sosial berdampak bertahannya keadaan asli suatu desa

(Liu, Y., (2010). Pedesaan mempunyai norma yang berlaku dalam masyarakat

serta tradisi budaya setempat yang sejak dahulu hingga saat ini berlaku didalam

kehidupan bermasyarakat. Berbeda dengan perkotaan, desa membuat perubahan

yang saling terpisah dari masyarakat perkotaan. Dalam transformasi nya tidak

berlangsung cepat karena di pedesaan berlaku norma-norma sosial atau peraturan

terhadap sikap perilaku masyarakatnya dan terdapat tradisi budaya yang biasanya

tetap sama untuk kurun waktu yang relatif lama. Pada hakikatnya masyarakat

yang berada di permukiman membutuhkan norma-norma yang berlaku di daerah

tersebut untuk membentuk ruang serta memperhatikan tradisi budaya yang sudah

berlangsung sejak dahulu hingga sekarang, maka jarang terlihat warga di pedesaan

tradisional mengambil satu bagian dari unsur budaya modern. Oleh karena itu

masyarakat pedesaan tidak mengambil bagian atau sikap terhadap perubahan yang

terjadi, sebaliknya masyarakat pedesaan membentuk ruang baru yang

menggunakan norma-norma tradisional dan tradisi budaya yang berlaku di

daerah tersebut.

2.1.1 Faktor Lingkungan Fisik Pada Permukiman Tradisional

Lawrence dan Low (1990,454), Permukiman terbentuk dengan adanya

perubahan fisik dari lingkungan alam terjadi dari masa ke masa melalui proses

konstruksi oleh manusia. Terbentuknya permukiman diakibatkan dari perubahan

fisik dari lingkungan yang terjadi secara bertahap serta memiliki durasi waktu

Universitas Sumatera Utara

Page 32: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

14

Universitas Sumatera Utara

dalam membentuk suatu ruang yang baru melalui proses panjang yang seiring

berjalannya waktu dipengaruhi oleh perubahan iklim, lingkungan, serta

meningkatnya situasi yang kompleks terhadap perubahan. Ruang yang terbentuk

dari proses transformasi akan menghasilkan kesempatan baru yang bertujuan agar

masyarakat dalam membuat ruang untuk menduduki suatu permukiman, dan

membentuk ruang lagi.

Permukiman tradisional mempunyai karakteristik adanya proses adaptasi

penghuni terhadap kondisi dari iklim setempat, sumber daya yang tersedia, dan

topografi. Gabungan untuk berbagai konsep bioclimatic akan selalu diterapkan

dalam suatu desain ruang yang dibangun bahkan juga diterapkan untuk ruang

terbuka publik (Savvides, 2016). Permukiman tradisional berada di suatu kawasan

yang dikelompokkan dalam masyarakat yang berpengaruh terhadap cuaca iklim

dari permukiman tersebut untuk menentukan bentuk dari permukiman yang

berciri khas tradisional. Sumber daya yang terdapat pada permukiman juga

menjadi alasan terbentuknya permukiman tradisional pada kawasan yang

memiliki mata pencaharian sesuai dengan potensi sumber daya yang ada di

lingkungannya. Kondisi bumi di suatu kawasan daerah permukiman tradisional

menjadi faktor penting keberadaannya yaitu dengan diadakannya penyesuaian

dengan kondisi angin, berbagai iklim, serta struktur tanah di daerah pedesaan.

Setelah terciptanya hubungan ekologi maka akan terwujud keseimbangan desain

ruang yang akan terbentuk di kawasan permukiman tradisional tersebut.

Sejak tahun 1978, China telah melakukan perubahan ekonomi membawa

masa transisi didukung oleh ekonomi terencana ke ekonomi pasar. Dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 33: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

15

Universitas Sumatera Utara

prakteknya, reformasi ekonomi telah diatur dalam perjalanan proses perubahan

sosial dan kelembagaan yang berpotensi mendasar di pedesaan Cina yang

menciptakan kekuatan sosial-ekonomi baru, kekuatan pergeseran ke arah sosial-

ekonomi baru telah meningkatkan kemungkinan transformasi pedesaan ( Xu dan

Tan, 2001). Dari teori yang sudah pernah terjadi di pedesaan China, perubahan

ekonomi yang berlangsung pada masa reformasi didorong oleh pengaruh ekonomi

masyarakat pedesaan yang tersusun ke arah ekonomi pasar secara meluas, hal ini

sangat berpengaruh terhadap ekonomi yang mampu mewujudkan reformasi

terjadinya proses perubahan sosial dan adanya keikutsertaan lembaga yang

berkenan untuk mendukung pedesaan memperlihatkan potensinya dalam

kehidupan sosial dan ekonomi yang telah tumbuh ke arah sosial-ekonomi

berkembang selayaknya dengan hal ini transformasi akan berlangsung meningkat

di suatu kawasan pedesaan .

2.1.2 Penggunaan Lahan Di Permukiman Tradisional

Kepadatan penduduk yang tinggi dan ekonomi yang lebih tinggi akan

menimbulkan lingkungan alam yang lebih rentan untuk menjadi suatu daerah

permukiman. Hasil proses interaksi dperhatikan dari melihat keadaan

pembangunan ekonomi dan sistem pedesaan berkembang dengan cara yang

kompleks dari berbagai komponen sistem, misalnya geografis dan biogeofisik,

perkembangan industri, penduduk pedesaan, dan karakteristik sosial dan budaya (

Fang dan Liu, 2009 ). Daerah permukiman sangat cepat dengan seiring

meningkatnya jumlah populasi kepadatan penduduk di permukiman serta

mempunyai tingkat kebutuhan ekonomi yang tinggi. Kondisi ini mengharuskan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

16

Universitas Sumatera Utara

ekonomi yang lebih tepat terbangun dalam sistem pedesaan yang sangat kompleks

terhadap pembangunan pedesaan maupun dari hubungan kesesuaian antara

berbagai elemen penting untuk terciptanya pembangunan pedesaan yang

memiliki bagian dari geografi yang terkait atau berhubungan dengan kawasan dan

lingkungan fisik di permukiman tersebut, perkembangan dalam bidang industri di

permukiman, serta penduduk desa yang mempunyai kriteria kaidah sosial dan

budaya yang berlaku di daerah pedesaan tersebut.

Lingkungan pesisir laut menjadi tempat tinggal penghuni yang memiliki

mata pencaharian di daerah tersebut sehingga membentuk suatu permukiman.

Permukiman yang sejajar sepanjang garis sungai, akan berganti dengan

menyesuaikan kondisi tanah, ruang hijau, dan susunan budaya (Yodsurang, P., &

Yasufumi, U., 2015). Kampung nelayan yang terletak di kawasan pesisir

menunjukkan sebuah perikanan yang mendorong lingkungan pesisir tersebut.

Timbulnya aktivitas memancing adalah suatu bentuk nyata yang mendorong

besarnya sumber daya laut berlimpah di kawasan pesisir tersebut. Masyarakat

tradisional menggunakan bidang perikanan dan pengolahan ikan sebagai budaya

penting bagi kehidupan di lahan basah tersebut. Sumber daya lahan basah ini

memberikan penekankan adanya perubahan lingkungan yang meluas, dan gaya

hidup masyarakat tradisional yang rentan karena tidak adanya stabilitas dalam

kegiatan sosial-ekonomi tradisional yang berlangsung di permukiman pesisir. Dari

bidang perikanan terwujudlah sumber daya ekonomi tradisional menjadi mata

pencaharian utama dari penghuni di dalam permukiman tradisional tersebut, yaitu

Universitas Sumatera Utara

Page 35: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

17

Universitas Sumatera Utara

permukiman yang lainnya memiliki masyarakat yang bekerja menuju kearah

sektor industri karena alasan kebutuhan ekonomi di kawasan pesisir tersebut.

Perencanaan manajemen yang jelas akan menjamin pelestarian kawasan

lansekap yang tercipta agar mencegah transformasi yang tidak diinginkan, maka

diterapkannya elemen lansekap tradisional atau kegiatan untuk peningkatan

kualitas estetika dan ekologi wilayah menjadi suatu konsep prinsip yang akan

berhasil dalam merencanakan wilayah-wilayah yang baru (Zigmunde, D.,2010,

May). Elemen lansekap tradisional dan kegiatan untuk penyatuan berbagai

kelompok dari lansekap pemukiman perumahan baru, yaitu pendidikan penduduk

dalam budaya dan sejarah permukimannya. Pengetahuan masyarakat tentang

sejarah dan tradisi tempat tentu akan memainkan peran besar dalam mencegah hal

apa saja yang akan terjadi dari berlangsungnya era globalisasi. Pengetahuan ini

juga akan membantu menciptakan dasar dari suasana tempat, yang selanjutnya

akan memastikan hubungan emosional masyarakat dengan tempat atau milik

suatu tempat tersebut. Hubungan emosional yang tercipta di tempat tersebut

adalah salah satu pengaruh yang paling menentukan dalam keberadaan bangsa.

Semakin dekat hubungan, maka semakin besar kemungkinan bahwa orang-orang

seluruh generasi tidak akan meninggalkan tempat tersebut dan akan menjaga

tradisi dan pengetahuan tentang akar sejarah mereka.

2.2 Struktur Pola Ruang Tradisional

Budaya dan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat pesisir terwujud dari

fenomena dari sepanjang pulau dan daratan terlihat dari hubungan kompleks

Universitas Sumatera Utara

Page 36: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

18

Universitas Sumatera Utara

permukiman. Fokus pada ruang dan waktu telah menghasilkan perubahan yang

signifikan dalam lingkungan alam dan terstruktur di masyarakat pedesaan.

Pembangunan perumahan yang tidak proporsional, dan pembangunan ilegal

menimbulkan pemalsuan karakteristik arsitektur morfologi bangunan (Fragkou,

D.,2017). Pola ruang yang luas untuk penataannya harus menerapkan hubungan

yang kompleks dengan sejarah budaya daerah setempat. Identitas masing-masing

tempat tersusun melalui banyak unsur-unsur lingkungan alam, sejarah dan budaya

masyarakat. Hasil dari perjalanan sosio-ekonomi dan lingkungan dari waktu ke

waktu, dengan catatan masa lalu yang penting untuk diperhatikan, perpindahan

masa kini dan adanya pandangan terhadap masa depan pada suatu kawasan

permukiman. Dengan demikian identitasnya hanya bisa menjadi hasil dari proses

evolusi yang sangat kompleks, bertingkat dan berkelanjutan dari semua sumber

daya alam dan buatan manusia yaitu bentuk ruang yang lebih luas tempatnya.

Cara mengetahuinya dengan membaca dan mengevaluasi sumber daya dan proses

pertumbuhannya di setiap situasi sosio-ekonomi yang berlangsung dapat

membentuk ruang baru. Setiap elemen lingkungan yang tersusun, warisan budaya

yaitu (material), dasar sosial budaya, struktur dari ekonomi produktif yang bekerja

sama pada identitas yang dihasilkan.

Keadaan masyarakat, dan ekonomi memberi dampak terhadap praktek-praktek

sosial dan ekonomi dari interaksi lingkungan hingga saat ini. Tata letak bangunan

dan hunian berdasarkan cara desain tradisional dengan adaptasi iklim yang panas

dan kering di kawasan tersebut. Permukiman tua juga mempertahankan gabungan

dari ruang terbuka dalam bentuk halaman dan koridor jalan bagi anak-anak untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 37: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

19

Universitas Sumatera Utara

bermain dengan aman dan orang dewasa dalam berinteraksi sosial (Dhingra, M.,

& Chattopadhyay, S., 2016). Permukiman tradisional memperlihatkan dasar

perencanaan dalam nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan sosial

memberikan dampak pada masyarakat berkelanjutan. Lingkungan tradisional

menggunakan cara pembangunan dengan melihat iklim lokal dan sumber daya

alam di kawasan tersebut. Permukiman ini tetap bertahan meskipun menimbulkan

masalah dengan adanya gabungan beragam antara masyarakat. Partisipasi

masyarakat mendorong tingkat tertinggi keputusan daerah setempat membuat

kesepakatan dari mufakat yang dilakukan bersama rakyatnya. Selanjutnya, potensi

yang tinggi untuk memanfaatkan daerah setempat dalam ekonomi yang kreatif

dan budaya yang dimiliki oleh komunitas masyarakat. Permukiman seperti ini

ditemukan untuk menjadi lebih sensitif dengan aktivitas yang mengarah

keberlanjutan budaya. Saat ini banyak terjadi perencanaan modern yang telah

diberlakukan pada daerah-daerah tanpa mempertimbangkan konteks sosial,

ekonomi dan budaya mereka menyebabkan terjadinya kehancuran sebuah

komunitas yang berkelanjutan daripada memajukan kecerdasan daerah setempat.

2.2.1 Pola Ruang Pada Permukiman Tradisional

Permukiman pedesaan tumbuh dan berkembang dari pandangan fungsional

ruang tradisional masyarakat yang terwujud dari faktor sejarah, politik, sosial, dan

budaya yang menyusun penataan ulang sistem permukiman di pedesaan.

Perspektif fungsional juga menerapkan analisis permukiman di daerah pedesaan,

peningkatan jumlah tempat tinggal, pola penyebaran tempat tinggal, diferensiasi

area, dan struktur hirarkis (Nepal, S. K.,2007). Perkembangan dari perspektif

Universitas Sumatera Utara

Page 38: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

20

Universitas Sumatera Utara

fungsional ruang tradisional masyarakat yaitu adanya bentuk dan pola yang dalam

prosesnya dapat memperhatikan faktor sejarah, sosial dan budaya yang berlaku di

masyarakat dalam menciptakan susunan dari penataan ruang pada sistem

permukiman di pedesaan tersebut. Pandangan fungsional ruang ini dapat

mendorong terjadinya pelimpahan hak masyarakat dan rumah yang berada di

daerah pedesaan dalam meningkatnya jumlah kebutuhan tempat tinggal bagi

masyarakat serta mempengaruhi pola penyebaran ruang tradisional. Proses

terpisah dari area pedesaan dan struktur yang hirarki ini yang membuat

perpindahan pola-pola yang telah ada terhadap cara sikap masyarakat dalam

perilakunya mengambil keputusan dengan melihat dari masalah-masalah yang

terjadi pada masa lalu di daerah pedesaan serta adanya pengaruh dari politik dan

sosial terbentuknya pola permukiman tersebut. Pandangan masyarakat pedesaan

digunakan untuk memperbaki pola-pola yang telah ada sebelumnya dengan

memperhatikan bagaimana sikap orang atau perilaku pengambilan keputusan

mengenai sejarah, dan pengaruh politik serta sosial dalam mempengaruhi pola

pemukiman di kawasan pedesaan tersebut.

Perubahan menyesuaikan dari kemampuan memindahkan fungsi

penggunaan tetapi dalam transformasi nya terkait dengan adanya dorongan

teknologi (Makachia, P. A. , 2011). Hal ini diperkuat dalam proses adaptasi

perubahan berdasarkan berkembangnya ilmu teknologi yang mewujudkan

transformasi bentuk pada pola ruang permukiman khususnya pedesaan terhadap

struktural permukiman memberikan dampak yang kokoh cukup lama dan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

21

Universitas Sumatera Utara

digunakan dengan pemakaian material yang mendukung dari aktivitas iklim yang

berlangsung di kawasan permukiman tersebut.

2.3 Proses Transformasi Pada Pola Ruang Tradisional

Pemenuhan transformasi pada masyarakat biasanya diperoleh akibat dari

kejadian yang menyesuaikan dari masa lalu ke masa sekarang namun tidak

diketahui oleh zaman atau proses transformasi ini tak terkendali yang

menghasilkan sedikit penambahan terhadap peristiwa yang dilihat dari waktu ke

waktu (Patterson,2007,1288). Proses transformasi di masyarakat sebagai proses

adaptasi atau penyesuaian dalam waktu yang panjang dari waktu ke waktu, namun

hal ini tidak disadari oleh masyarakat dari masa ke masa, sehingga transformasi

cenderung tidak dapat terdeteksi sebagai proses perubahan yang mempertemukan

peristiwa sejarah dari awal terbentuknya hingga saat ini dengan proses sosial

budaya masyarakat yang berada didalamnya. Perubahan ini perlahan-lahan akan

terungkap dan diketahui seiring berjalannya waktu dari masa dahulu ke masa

sekarang. Oleh karena ini proses transformasi akan diketahui dengan cara

mengidentifikasikan perubahan menggunakan jangkauan durasi waktu dari tahun

ke tahun.

Pada permukiman memiliki elemen integral yang berperan sebagai dasar-dasar

yang telah ditetapkan di daerah pedesaan tersebut. Elemen tersebut yaitu

gabungan penggunaan lahan, tingginya kepadatan pembangunan, dan lingkungan

yang menarik untuk pejalan kaki, serta potensi tingkat tinggi atas keterlibatan

masyarakat dalam desain atau mengelola permukiman tersebut ( Murray, 2004).

Permukiman menerapkan prinsip-prinsip yang dipakai bertujuan untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 40: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

22

Universitas Sumatera Utara

mempengaruhi beberapa elemen agar menunjukkan kemampuan dalam

keterlibatan masyarakat membangun ruang di permukiman dengan

memperhatikan adanya proses gabungan antara cara penggunaan lahan di suatu

kawasan permukiman yang berkaitan dengan jumlah pembangunan yang

meningkat di permukiman tersebut dalam mencapai keinginan masyarakat

mempunyai kondisi lingkungan yang bersahaja terhadap pejalan kaki ataupun

kendaraan pribadi di kawasan permukiman tersebut. Hal ini mendorong

permukiman untuk melakukan perubahan bentuk dari pola ruang masyarakat

tradisional di kawasan pedesaan tersebut.

2.3.1 Transformasi Penggunaan Lahan Pada Permukiman

Transformasi penggunaan lahan diperoleh dari kekuatan penduduk yang

dapat membuat keputusan untuk pengelolaan lahan berkelanjutan dalam

pembangunan daerah. Transformasi penggunaan lahan dibatasi oleh kondisi fisik,

terutama didorong oleh faktor-faktor sosial-ekonomi (Long,H.L., 2007b ).

Transformasi dari penggunaan lahan di suatu permukiman diperoleh dari

masyarakat yang menciptakan kesepakatan untuk pengelolaan lahan dalam durasi

waktu yang berlanjut dalam proses berlangsungnya pembangunan daerah

tersebut. Perubahan ini ditandai adanya batasan-batasan dari keadaan fisik

lingkungan masyarakat di permukiman yaitu munculnya pengaruh sosial dan

ekonomi yang berperan penting dalam perubahan lahan, adanya konstruksi yang

besar terkait susunan hasil pendapatan masyarakat. Selanjutnya untuk mengetahui

proses transformasi yang terjadi di suatu permukiman diterapkan adanya

penentuan penggunaan lahan yang tidak terlepas dari faktor ekonomi dan sosial di

Universitas Sumatera Utara

Page 41: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

23

Universitas Sumatera Utara

lingkungan masyarakat tersebut. Oleh karena itu transformasi penggunaan lahan

dan lahan konstruksi diperkuat dengan hubungan kegiatan produksi manusia

didalamnya.

Aspek-aspek sosial, ekonomi dan biofisik sangat berkaitan dengan proses

transformasi pola ruang di permukiman. Pendekatan untuk transformasi

permukiman diperoleh melalui pemahaman dengan menghubungkan dan

mengintegrasikan, spasial, data, dan permukiman yang mendorong terjadinya

penambahan transformasi terkait dengan demografi, penggunaan lahan, dan data

sejarah pemukiman pada skala nasional (Etter, A. & van Wyngaarden, W., 2000).

Proses masyarakat mendorong adanya transformasi pada permukiman atau

kelompok masyarakat yang berdampak pada pola tata ruang yang diberikan

sebagai paling utama untuk mendukung proses perencanaan lansekap pada suatu

kawasan permukiman tersebut. Proses transformasi berkaitan dengan dasar sosial-

ekonomi di daerah permukiman tradisional. Selanjutnya, aktivitas ini akan

memperkuat proses terjadinya transformasi dalam memperlihatkan kecenderungan

dari situasi masa depan penduduk terhadap spasial pola ruang tradisional

permukiman. Adapun hubungannya dengan jenis penggunaan lahan yang umum

dari sejarah terjadinya transformasi di kawasan tersebut yaitu seperti daerah yang

memiliki kepadatan penduduk rendah namun memiliki tingkat transformasi tinggi

di daerah permukimannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

24

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Transformasi Spasial Pada Permukiman

Daerah kawasan pedesaan yang mengalami perubahan yang cukup spasial

temporal berdampak pada perkembangan sosial, ekonomi dan teknologi, serta

interaksi dari beberapa elemen kualitatif yang mempengaruhi pembangunan

pedesaan ( Long, H.L, 2009a ). Transformasi spasial pada permukiman terwujud

dengan menggunakan perkiraan waktu yang berdampak sulitnya dalam

pemahaman tentang pola ruang permukiman. Permukiman yang mengalami

perubahan spasial juga akan berdampak dengan aspek sosial, ekonomi dan

teknologi berkaitan dengan interaksi dari berbagai potensi tingkat kualitatif dalam

pembangunan di daerah permukiman. Namun, dalam teori ini menyimpulkan

suatu kawasan permukiman dapat berubah atau munculnya transformasi sebagai

pengaruh dari pentingnya perkembangan ekonomi dan budaya serta

berlangsungnya hubungan interaksi antara berbagai elemen kualitatif penilaian

terhadap kondisi fisik permukiman yang menyebabkan terciptanya pembangunan

di pedesaan. Hal ini menerapkan transformasi spasial pola ruang tradisional di

permukiman yang mendukung proses meningkatkan pembangunan pada kawasan

daerah permukiman tersebut.

Kegiatan sejarah mewujudkan terbentuknya spasial temporal dalam ilmu

teknologi yang semakin berkembang dan pemahaman yang lebih canggih dari

konteks budaya lingkungan yang dibentuk (Sewell, 2005,259). Transformasi

spasial terjadi muncul akibat beberapa faktor yang mendorong terciptanya

perubahan bentuk dalam proses yang mencakup kebutuhan masyarakat akan

ruang, durasi waktu dalam proses perkembangannya dan berbagai prinsip yang

Universitas Sumatera Utara

Page 43: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

25

Universitas Sumatera Utara

mendasari suatu komunitas atau masyarakat permukiman menerapkan dasar-dasar

dalam perubahannya. Pada umumnya masyarakat mempunyai budaya yang

berhubungan dengan tanah yang melekat dengan signifikan pada faktor ekonomi,

sosial dan kepercayaan masyarakat di kawasan permukiman. Hal ini mewujudkan

pemusatan budaya dan gaya hidup masyarakat tradisional secara keseluruhan di

permukiman tersebut.

Geografi menjadi peran penting dalam proses pembangunan. Spasial telah

mempengaruhi perkembangan suatu daerah kepadatan tinggi (misalnya pemusatan

kawasan, dampak ekonomi), jarak (misalnya mobilitas spasial dan akses) dan

pembagian (misalnya integrasi spasial). (Linard, C., 2012). Pada proses

pembangunan keterkaitan geografi bertindak sangat penting yang memiliki tiga

jenis spasial yang menjadi penentu perkembangan pembangunan yang

mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi seperti pengumpulan pada satu titik

ruang dalam kawasan, perbandingan ukuran taraf ekonomi masyarakat, jarak

antara gerakan berpindahan bentuk ruang terhadap jangkauan dalam aksesnya dan

pembagian dalam pemerataan menjadi seimbang antara perubahan bentuk

menurut tingkat ekonomi yang mendorong terjadinya perubahan spasial. Situasi

ini terkait dengan infrastruktur jalur transportasi dalam pencapaian menuju

permukiman tersebut serta berbagai macam pola akses agar terwujudnya pola

ruang dengan penyebaran penduduk yang saling berhubungan antara kumpulan

penduduk di suatu daerah berpendapat yang memiliki susunan terperinci pada

tata ruang yang sama di kawasan permukiman tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

26

Universitas Sumatera Utara

2.4 Norma-Norma Dalam Masyarakat Etnik Melayu Deli

Menurut (Wan Ghalib), Masyarakat etnik Melayu Deli mempunyai adab dan

sopan santun dalam pergaulan yang berdasarkan norma Islam yang sudah

menyatu menjadi adat. Pola sikap dalam pergaulan terwujud, seperti sikap

terhadap orang tua, terhadap ibu dan bapak, terhadap penguasa atau pejabat,

terhadap orang sebaya, terhadap orang yang lebih muda, antara pria dan wanita,

bertamu ke rumah orang, dalam upacara, dan sebagainya. Islam merupakan

identitas utama dari etnik Melayu. Budaya Islam juga menjadi budaya dari etnik

Melayu. Agama Islam menempatkan berpikir sebelum melakukan sesuatu sebagai

posisi yang amat terhormat yaitu adanya berbagai pantangan, larangan, dan hal

yang dianggap sumbang atau bersalah menurut adat.

Menurut Febrianti (2010), Masyarakat Melayu Deli sangat menjunjung tinggi

nilai agama, nilai adat dan tradisinya. Pengaruhnya dapat terlihat melalui

bagaimana terbentuknya sebuah permukiman, yang mana syaratnya adalah harus

terdapat rumah ibadah/mesjid (nilai agama) dan tempat upacara adat (nilai adat).

Nilai agama merupakan nilai yang tertinggi dari nilai adat dan nilai tradisi,

pengaruhnya dapat terlihat dalam bagaimana masyarakat Melayu menghargai

agama, dimana ukuran bangunan rumah ibadah harus berukuran paling besar

diantara jenis bangunan lainnya. Jika tidak akan memberikan rasa malu terhadap

masyarakat yang ada di dalamnya. Masyarakat Melayu Deli merupakan

masyarakat yang menjadikan musyawarah dan mufakat sebagai panutan

kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai budaya yang berisikan nasehat-nasehat

sebagai pengingat dalam kehidupan tercermin dari fisik bangunan Melayu itu

Universitas Sumatera Utara

Page 45: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

27

Universitas Sumatera Utara

sendiri. Pencerminan nilai-nilai tradisi yang mengatur hubungan antara manusia

dan alam. Tata cara dan aturan-aturan yang berlaku harus diperhatikan ketika

mengambil dan memanfaatkan hasil-hasil hutan dan tidak merusak hutan dan

ekosistem yang ada di dalamnya. Dengan kata lain bahwa kebudayaan

berpengaruh terhadap bagaimana proses terbentuknya berbagai bangunan yang

dibutuhkan dalam sebuah permukiman, proses pembentukkan bangunan-

bangunan tersebut dimulai dari tahapan awal hingga tahapan akhir, dan bagaimana

bentuk fisik bangunan-bangunan tersebut serta penggunaan hiasan-hiasan berupa

ukiran yang menjadi simbolik dari etnik Melayu Deli.

Menurut (Agus Budi wibowo), mengungkapkan bahwa Adat Melayu

memperhatikan berbagai faktor dalam membangun rumah. Faktor dalam

membangun rumah tersebut terkait dengan pemilihan tapak, pemilihan kayu untuk

struktur, dan penyesuaian peraturan dan larangan dalam pemasangan pintu,

jumlah batang gelagar dan jumlah anak tangga. Pembangunan rumah pada

dasarnya tidak merusak sistem yang telah ada agar penghuninya terjamin dari

bencana serta tidak mengganggu lingkungan alam. Faktor-faktor terkait pemilihan

tapak untuk suatu permukiman sangat penting bagi masyarakat etnik Melayu Deli

agar masyarakat yang tinggal pada kawasan tersebut aman dari gangguan dan

terhindar dari hal-hal yang buruk dari tapak tersebut. Tanah yang tepat tidak

mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan membawa bencana bagi

penguninya. Menentukan tapak memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa.

Selain itu juga ditentukan keadaan permukaannya, tinggi, rendah, kecuraman,

Universitas Sumatera Utara

Page 46: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

28

Universitas Sumatera Utara

arah, mata angin, bentuk seperti tanah menanjung, di lereng bukit, rata, rawa-

rawa, gambur, bukit kecil.

Karakteristik permukiman tradisional Melayu awalnya berupa pola penyebaran

rumah yang berbanjar mengikuti sungai atau laut (Rumiati, A., & Prasetyo, Y. H.,

2013). Pola penyebaran permukiman Melayu ciri yang dipengaruhi oleh situasi

geografi alam di lingkungannya mengikuti pola sungai atau laut. Rumah-rumah

pada permukiman Melayu berkembang menyesuaikan penyebaran pola dari aliran

sungai atau laut yang berada di kawasannya. Pola penyebaran permukiman

Melayu Deli pada dasarnya dibentuk akibat dari norma-norma atau kebiasaan

masyarakat Melayu Deli dalam menentukan tapak rumah serta membentuk ruang

pada permukimannya. Masyarakat Melayu Deli yang banyak menenmpati daerah

pesisir yang mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan sehingga membangun

rumah tidak jauh dari tempat mata pencahariannya.

Menurut Yuan (1987), pada umumnya pola penyebaran rumah di permukiman

modern yang rigid, berbeda dengan pola penyebaran rumah tradisional Melayu

dibangun secara tidak terencana dan tidak berpola sehingga mempengaruhi angin

dapat bergerak secara alami dengan bebas mengikuti alirannya tanpa terhalang

oleh bangunan rumah sekitarnya. Batasan tidak ditemukan secara jelas antara

tapak lahan rumah yang satu dengan lainnya. Sehingga terdapat beberapa rumah

memiliki akses langsung terhadap jalan utama, namun ada beberapa harus melalui

pekarangan rumah tetangga yang ada di depannya (Gambar 2.1).

Universitas Sumatera Utara

Page 47: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

29

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Pola penyebaran permukiman terkait arah mata angin

(Sumber: Digambar ulang dari Yuan (1987)

Masyarakat Melayu pada dasarnya membangun rumah berbentuk panggung

karena mereka tinggal di kawasan pesisir yang mengalami banjir pasang air laut.

Dengan tumbuh berkembangnya wilayah tersebut, permasalahan banjir akibat

pasang air laut sudah dapat ditanggulangi dengan adanya tanggul-tanggul, dan

hutan sudah berubah menjadi daerah pembangunan permukiman, sehingga

masyarakat mulai berubah orientasi rumahnya menjadi rumah modern. Namun,

masyarakat Melayu mempunyai alasan lain dalam membangun rumah berbentuk

panggung yaitu agar rumah menjadi lebih tinggi sehingga sirkulasi udara di

sekitar rumah menjadi lebih kencang keluar dan masuk ke rumahnya. Penggunaan

orientasi rumah barat ke timur yang menjadi posisi menghadap kiblat yang dapat

mereduksi sinar matahari langsung ke arah rumah (Rumiati, A., & Prasetyo, Y.

H., 2013) (Gambar 2.2).

Pola permukiman Melayu Pola permukiman modern

Universitas Sumatera Utara

Page 48: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

30

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.2 Diagram terkait norma masyarakat Melayu dalam menentukan

tapak rumah

Menurut Yurliani, R.(2007), Kondisi saat ini tradisi dari etnik Melayu di

Medan jarang menggunakan tradisi Melayu yang secara lengkap. Hal ini dapat

terjadi karena akulturasi budaya yaitu adanya percampuran dua kebudayaan atau

lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi sehingga terjadinya adaptasi

budaya, dan adaptasi ini menyebabkan perubahan nilai atau tradisi yang dimiliki

setiap individu etnik Melayu. Lingkungan dengan beragam latar belakang yang

berbeda bisa menghasilkan sikap, nilai dan perilaku yang berbeda setiap

individunya. Sehingga tradisi etnik Melayu yang semakin ditinggalkan karena

masyarakat yang sudah bercampur kebiasaan atau kaidahnya. Masyarakat Melayu

sudah beradaptasi dengan zaman yang semakin maju dan berpendidikan sehingga

menggunakan logikanya dalam memutuskan semua aspek kehidupannya termasuk

dalam menentukan tapak rumah yang akan dibangun (Gambar 2.3).

Norma-norma masyarakat Melayu

dalam membentuk suatu permukiman

di kawasan pesisir laut

Pembangunan

rumah tidak

merusak sistem

yang telah ada

agar terjamin

dari bencana

serta tidak

mengganggu

lingkungan

alam

Terbentuknya

sebuah

permukiman

harus terdapat

rumah

ibadah/mesjid

Menentukan

tapak dengan

adanya arti

kebersamaan

terkait etnik

Melayu.

Permukiman Masyarakat

Melayu Pesisir

Tapak

rumah

berpengaruh

terhadap

arah mata

angin

Universitas Sumatera Utara

Page 49: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

31

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.3 Diagram kondisi tradisi etnik Melayu mengalami akulturasi budaya

2.5 Rangkuman Teori

Berdasarkan kajian teori tersebut, peneliti merangkum refrensi yang dijadikan

sebagai landasan untuk menganalisa data pada bab analisa dan pembahasan pada

(tabel 2.1) berikut ini:

Tabel 2.1 Rangkuman Kajian Teori

Masalah Penelitian Landasan Teori Kajian Teori

Norma

Masyarakat

Melayu Deli

Dalam

Membentuk

Ruang

Desa dan kota memiliki

norma-norma sosial dan

tradisi budaya masing-

masing. Desa dan kota

sangat berbeda dan

bahkan saling

menampilkan

eksklusivitas. Desa

melibatkan perubahan

sosial berbeda yang

maknanya dapat

mengarah kepada suatu

tindakan

pemberontakan. Norma-

norma sosial yang

bersifat tradisional dan

keberadaan jaringan

desa yang kuat, adat

istiadat setempat,

kelompok kasta dan

tingkat sosial

berdampak bertahannya

keadaan asli suatu desa

Pedesaan mempunyai

norma yang berlaku dalam

masyarakat serta tradisi

budaya setempat yang sejak

dahulu hingga saat ini

berlaku didalam kehidupan

bermasyarakat. Berbeda

dengan perkotaan, desa

membuat perubahan yang

saling terpisah dari

masyarakat perkotaan.

Dalam transformasi nya

tidak berlangsung cepat

karena di pedesaan berlaku

norma-norma sosial atau

peraturan terhadap sikap

perilaku masyarakatnya dan

terdapat tradisi budaya

yang biasanya tetap sama

untuk kurun waktu yang

Akulturasi Budaya

Permukiman Masyarakat

Melayu Pesisir saat ini

Masyarakat Melayu Deli tidak

terikat oleh norma sehingga mulai

memperhitungkan fungsional dan

pemikiran logikanya.

Norma-norma masyarakat Melayu

dalam membentuk suatu permukiman

di kawasan pesisir laut

Universitas Sumatera Utara

Page 50: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

32

Universitas Sumatera Utara

Masalah Penelitian Landasan Teori Kajian Teori

(Liu, Y., (2010) relatif lama.

Permukiman tradisional

mempunyai

karakteristik adanya

proses adaptasi

penghuni terhadap

kondisi dari iklim

setempat, sumber daya

yang tersedia, dan

topografi. Gabungan

untuk berbagai konsep

bioclimatic akan selalu

diterapkan dalam suatu

desain ruang yang

dibangun bahkan juga

diterapkan untuk ruang

terbuka publik

(Savvides 2016).

Permukiman tradisional

berada di suatu kawasan

yang dikelompokkan dalam

masyarakat yang

berpengaruh terhadap cuaca

iklim dari permukiman

tersebut untuk menentukan

bentuk dari permukiman

tradisional. Sumber daya

yang terdapat pada

permukiman juga menjadi

alasan terbentuknya

permukiman tradisional

pada kawasan yang

memiliki mata pencaharian

sesuai dengan potensi

sumber daya yang ada di

lingkungannya.

Lingkungan pesisir laut

menjadi tempat tinggal

penghuni yang memiliki

mata pencaharian di

daerah tersebut sehingga

membentuk suatu

permukiman.

Permukiman yang

sejajar sepanjang garis

sungai, akan berganti

dengan menyesuaikan

kondisi tanah, ruang

hijau, dan susunan

budaya (Yodsurang, P.,

& Yasufumi, U., 2015)

Kampung nelayan yang

terletak di kawasan pesisir

menunjukkan sebuah

perikanan yang mendorong

lingkungan pesisir tersebut.

Dari bidang perikanan

terwujudlah sumber daya

ekonomi tradisional

menjadi mata pencaharian

utama dari penghuni di

dalam permukiman

tradisional tersebut, yaitu

permukiman yang lainnya

memiliki masyarakat yang

bekerja menuju kearah

sektor industri karena

alasan kebutuhan ekonomi

di kawasan pesisir tersebut.

Karakteristik

permukiman tradisional

Melayu awalnya berupa

Pola penyebaran

permukiman Melayu ciri

yang dipengaruhi oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 51: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

33

Universitas Sumatera Utara

Masalah Penelitian Landasan Teori Kajian Teori

pola penyebaran rumah

yang berbanjar

mengikuti sungai atau

laut (Rumiati, A., &

Prasetyo, Y. H., 2013)

situasi geografi alam di

lingkungannya mengikuti

pola sungai atau laut.

Rumah-rumah pada

permukiman Melayu

berkembang menyesuaikan

penyebaran pola dari aliran

sungai atau laut yang berada

di kawasannya. Pola

penyebaran permukiman

Melayu Deli pada dasarnya

dibentuk akibat dari norma-

norma atau kebiasaan

masyarakat Melayu Deli

dalam menentukan tapak

rumah serta membentuk

ruang pada permukimannya.

Masyarakat Melayu Deli

yang banyak menenmpati

daerah pesisir yang

mayoritas warganya

berprofesi sebagai nelayan

sehingga membangun

rumah tidak jauh dari

tempat mata

pencahariannya.

Menurut Febrianti

(2010), Masyarakat

Melayu Deli sangat

menjunjung tinggi nilai

agama, nilai adat dan

tradisinya. Pengaruhnya

dapat terlihat melalui

bagaimana terbentuknya

sebuah permukiman,

yang mana syaratnya

adalah harus terdapat

rumah ibadah/mesjid

(nilai agama) dan

tempat upacara adat

(nilai adat).

Nilai agama merupakan

nilai yang tertinggi dari

nilai adat dan nilai tradisi,

pengaruhnya dapat terlihat

dalam bagaimana

masyarakat Melayu

menghargai agama, dimana

ukuran bangunan rumah

ibadah harus berukuran

paling besar diantara jenis

bangunan lainnya. Jika

tidak akan memberikan rasa

malu terhadap masyarakat

yang ada di dalamnya.

Masyarakat Melayu Deli

merupakan masyarakat

yang menjadikan

musyawarah dan mufakat

Universitas Sumatera Utara

Page 52: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

34

Universitas Sumatera Utara

Masalah Penelitian Landasan Teori Kajian Teori

sebagai panutan kehidupan

bermasyarakat. Nilai-nilai

budaya yang berisikan

nasehat-nasehat sebagai

pengingat dalam kehidupan

tercermin dari fisik

bangunan Melayu itu

sendiri.

Struktur Ruang Di

Permukiman

Budaya dan

perkembangan

kebutuhan hidup

masyarakat pesisir

terwujud dari fenomena

dari sepanjang pulau

dan daratan terlihat dari

hubungan kompleks

permukiman. Fokus

pada ruang dan waktu

telah menghasilkan

perubahan yang

signifikan dalam

lingkungan alam dan

terstruktur di

masyarakat pedesaan.

Pembangunan

perumahan yang tidak

proporsional, dan

pembangunan ilegal

menimbulkan

pemalsuan karakteristik

arsitektur morfologi

bangunan. (Fragkou, D.,

2017).

Pola ruang yang luas untuk

penataannya harus

menerapkan hubungan yang

kompleks dengan sejarah

budaya daerah setempat.

Identitas masing-masing

tempat tersusun melalui

banyak unsur-unsur

lingkungan alam, sejarah

dan budaya masyarakat.

Hasil dari perjalanan sosio-

ekonomi dan lingkungan

dari waktu ke waktu. Setiap

elemen lingkungan yang

tersusun, warisan budaya

yaitu (material), dasar

sosial budaya, struktur dari

ekonomi produktif yang

bekerja sama pada identitas

yang dihasilkan.

Permukiman pedesaan

tumbuh dan berkembang

dari pandangan

fungsional ruang

tradisional masyarakat

(bentuk dan pola) yang

terwujud dari faktor

Perkembangan dari

perspektif fungsional ruang

tradisional masyarakat yaitu

adanya bentuk ruang yang

dalam prosesnya dapat

memperhatikan faktor

sejarah, sosial dan budaya

Universitas Sumatera Utara

Page 53: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

35

Universitas Sumatera Utara

Masalah Penelitian Landasan Teori Kajian Teori

sejarah, politik, sosial,

dan budaya yang

menyusun penataan

ulang sistem

permukiman di

pedesaan. Perspektif

fungsional juga

menerapkan analisis

permukiman di daerah

pedesaan, peningkatan

jumlah tempat tinggal,

pola penyebaran tempat

tinggal, diferensiasi

area, dan struktur

hirarkis. (Nepal, S.

K.,2007).

yang berlaku di masyarakat

dalam menciptakan susunan

dari penataan ruang pada

sistem permukiman di

pedesaan tersebut.

Pandangan masyarakat

pedesaan digunakan untuk

memperbaki ruang yang

telah ada sebelumnya

dengan memperhatikan

bagaimana cara sikap orang

atau perilaku pengambilan

keputusan mengenai

sejarah, dan pengaruh

politik serta sosial dalam

mempengaruhi pemukiman.

Transformasi

Ruang Di

Permukiman

Pemenuhan transformasi

pada masyarakat

biasanya diperoleh

akibat dari kejadian

yang menyesuaikan dari

masa lalu ke masa

sekarang namun tidak

diketahui oleh zaman

atau proses transformasi

ini tak terkendali yang

menghasilkan sedikit

penambahan terhadap

peristiwa yang dilihat

dari waktu ke waktu

(Patterson, (2007,1288).

Proses transformasi di

masyarakat sebagai proses

adaptasi atau penyesuaian

dalam waktu yang panjang

dari waktu ke waktu,

namun hal ini tidak disadari

oleh masyarakat dari masa

ke masa, sehingga

transformasi cenderung

tidak dapat terdeteksi

sebagai proses perubahan

yang mempertemukan

peristiwa sejarah dari awal

terbentuknya hingga saat

ini dengan proses sosial

budaya masyarakat yang

berada didalamnya.

Transformasi

penggunaan lahan

diperoleh dari kekuatan

penduduk yang dapat

membuat keputusan

untuk pengelolaan lahan

berkelanjutan dalam

Transformasi dari

penggunaan lahan di suatu

permukiman diperoleh dari

masyarakat yang

menciptakan kesepakatan

untuk pengelolaan lahan

dalam durasi waktu yang

Universitas Sumatera Utara

Page 54: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

36

Universitas Sumatera Utara

Masalah Penelitian Landasan Teori Kajian Teori

pembangunan daerah.

Transformasi

penggunaan lahan

dibatasi oleh kondisi

fisik, terutama didorong

oleh faktor-faktor sosial-

ekonomi(Long,H.L.,

2007b )

berlanjut dalam proses

berlangsungnya

pembangunan daerah

tersebut. Perubahan ini

ditandai adanya batasan-

batasan dari keadaan fisik

lingkungan masyarakat di

permukiman yaitu

munculnya pengaruh sosial

dan ekonomi yang berperan

penting dalam perubahan

lahan, adanya konstruksi

yang besar terkait susunan

hasil pendapatan

masyarakat.

Kegiatan sejarah

mewujudkan

terbentuknya spasial

temporal dalam ilmu

teknologi yang semakin

berkembang dan

pemahaman yang lebih

canggih dari konteks

budaya lingkungan yang

dibentuk (Sewell,

2005,259)

Transformasi spasial terjadi

muncul akibat beberapa

faktor yang mendorong

terciptanya perubahan

bentuk dalam proses yang

mencakup kebutuhan

masyarakat akan ruang,

durasi waktu dalam proses

perkembangannya dan

berbagai prinsip yang

mendasari suatu komunitas

atau masyarakat

permukiman menerapkan

dasar-dasar dalam

perubahannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

37

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metoda Penentuan Lokasi Penelitian

Dalam menentukan lokasi penelitian, dipertimbangkan beberapa kriteria yang

harus dipenuhi agar penelitian ini dapat memperoleh data yang dibutuhkan agar

tercapainya tujuan penelitian. Metode penentuan lokasi ditentukan dengan sengaja

(Purposive- metohod) memilih lokasi di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan . Adapun kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan lokasi penelitian

yaitu :

Lokasi penelitian merupakan lokasi yang berkembang secara tidak terencana.

Lokasi penelitian merupakan permukiman tradisional

Lokasi penelitian merupakan kawasan permukiman masyarakat tradisional

yang letaknya dekat dengan laut, sebagian besar masyarakatnya berprofesi

sebagai nelayan dan pedagang.

Terbentuknya lokasi penelitian mengalami proses perubahan dalam berbagai

kurun waktu.

3.2 Metoda Penentuan Variabel

Dalam menentukan variabel, peneliti mengacu kepada landasan teori dan

masalah yang telah dirumuskan. Adapun metoda penentuan variabel dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 56: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

38

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Metoda Penentuan Variabel

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

Norma

Masyarakat

Melayu Deli

Dalam

Membentuk

Ruang

Desa dan kota

memiliki norma-

norma sosial dan

tradisi budaya

masing-masing.

Desa dan kota

sangat berbeda dan

bahkan saling

menampilkan

eksklusivitas. Desa

melibatkan

perubahan sosial

berbeda yang

maknanya dapat

mengarah kepada

suatu tindakan

pemberontakan.

Norma-norma

sosial yang

bersifat tradisional

dan keberadaan

jaringan desa yang

kuat, adat istiadat

setempat,

kelompok kasta

dan tingkat sosial

berdampak

bertahannya

keadaan asli suatu

desa (Liu, Y.,

(2010).

Pedesaan

mempunyai norma

yang berlaku dalam

masyarakat serta

tradisi budaya

setempat yang sejak

dahulu hingga saat

ini berlaku didalam

kehidupan

bermasyarakat.

Dalam transformasi

nya tidak

berlangsung cepat

karena di pedesaan

berlaku norma-

norma sosial atau

peraturan terhadap

sikap perilaku

masyarakatnya dan

terdapat tradisi

budaya yang

biasanya tetap sama

untuk kurun waktu

yang relatif lama.

Norma

masyarakat

Melayu Deli

dalam

membentuk

ruang

dipengaruhi

beberapa faktor

yaitu:

-Pemilihan tapak

-Bentuk

kontruksi rumah

terkait etnik

Melayu Deli dan

lingkungan

pesisir

-Pola sirkulasi

jalan terkait

kaidah etnik

Melayu Deli

-Mesjid sebagai

identitas islam

yang merupakan

agama mayoritas

etnik Melayu

Deli

-Upacara adat

etnik Melayu

Deli

Permukiman

tradisional

mempunyai

karakteristik

adanya proses

adaptasi penghuni

terhadap kondisi

dari iklim

setempat, sumber

Permukiman

tradisional berada

di suatu kawasan

yang

dikelompokkan

dalam masyarakat

yang berpengaruh

terhadap cuaca

iklim dari

Universitas Sumatera Utara

Page 57: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

39

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

daya yang

tersedia, dan

topografi.

Gabungan untuk

berbagai konsep

bioclimatic akan

selalu diterapkan

dalam suatu desain

ruang yang

dibangun bahkan

juga diterapkan

untuk ruang

terbuka publik.

(Savvides 2016)

permukiman

tersebut untuk

menentukan bentuk

dari permukiman

tradisional. Sumber

daya yang terdapat

pada permukiman

juga menjadi alasan

terbentuknya

permukiman

tradisional pada

kawasan yang mata

pencaharian sesuai

dengan potensi

sumber daya yang

ada di

lingkungannya.

Lingkungan

pesisir laut

menjadi tempat

tinggal penghuni

yang memiliki

mata pencaharian

di daerah tersebut

sehingga

membentuk suatu

permukiman.

Permukiman yang

sejajar sepanjang

garis sungai, akan

berganti dengan

menyesuaikan

kondisi tanah,

ruang hijau, dan

susunan budaya

(Yodsurang, P., &

Yasufumi, U.,

2015).

Kampung nelayan

yang terletak di

kawasan pesisir

menunjukkan

sebuah perikanan

yang mendorong

lingkungan pesisir

tersebut. Dari

bidang perikanan

terwujudlah sumber

daya ekonomi

tradisional menjadi

mata pencaharian

utama dari

penghuni di dalam

permukiman

tradisional tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

40

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

Karakteristik

permukiman

tradisional Melayu

awalnya berupa

pola penyebaran

rumah yang

berbanjar

mengikuti sungai

atau laut (Rumiati,

A., & Prasetyo, Y.

H., 2013)

Pola penyebaran

permukiman

Melayu ciri yang

dipengaruhi oleh

situasi geografi

alam di

lingkungannya

mengikuti pola

sungai atau laut.

Rumah-rumah pada

permukiman

Melayu berkembang

menyesuaikan

penyebaran pola

dari aliran sungai

atau laut yang

berada di

kawasannya. Pola

penyebaran

permukiman

Melayu Deli pada

dasarnya dibentuk

akibat dari norma-

norma atau

kebiasaan

masyarakat Melayu

Deli dalam

menentukan tapak

rumah serta

membentuk ruang

pada

permukimannya.

Masyarakat Melayu

Deli yang banyak

menenmpati daerah

pesisir yang

mayoritas warganya

berprofesi sebagai

nelayan sehingga

membangun rumah

tidak jauh dari

tempat mata

Universitas Sumatera Utara

Page 59: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

41

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

pencahariannya.

Menurut Febrianti

(2010),

Masyarakat

Melayu Deli

sangat menjunjung

tinggi nilai agama,

nilai adat dan

tradisinya.

Pengaruhnya dapat

terlihat melalui

bagaimana

terbentuknya

sebuah

permukiman, yang

mana syaratnya

adalah harus

terdapat rumah

ibadah/mesjid

(nilai agama) dan

tempat upacara

adat (nilai adat).

Nilai agama

merupakan nilai

yang tertinggi dari

nilai adat dan nilai

tradisi,

pengaruhnya dapat

terlihat dalam

bagaimana

masyarakat Melayu

menghargai agama,

dimana ukuran

bangunan rumah

ibadah harus

berukuran paling

besar diantara jenis

bangunan lainnya.

Jika tidak akan

memberikan rasa

malu terhadap

masyarakat yang

ada di dalamnya.

Masyarakat Melayu

Deli merupakan

masyarakat yang

menjadikan

musyawarah dan

mufakat sebagai

panutan kehidupan

bermasyarakat.

Nilai-nilai budaya

yang berisikan

nasehat-nasehat

sebagai pengingat

dalam kehidupan

tercermin dari fisik

bangunan Melayu

itu sendiri.

Struktur Ruang

Di Permukiman

Budaya dan

perkembangan

kebutuhan hidup

Pola ruang yang

luas untuk

penataannya harus

Struktur ruang di

permukiman

Universitas Sumatera Utara

Page 60: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

42

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

masyarakat pesisir

terwujud dari

fenomena dari

sepanjang pulau

dan daratan

terlihat dari

hubungan

kompleks

permukiman.

Fokus pada ruang

dan waktu telah

menghasilkan

perubahan yang

signifikan dalam

lingkungan alam

dan terstruktur di

masyarakat

pedesaan.

Pembangunan

perumahan yang

tidak proporsional,

dan pembangunan

ilegal

menimbulkan

pemalsuan

karakteristik

arsitektur

morfologi

bangunan.

(Fragkou, D.,

2017).

menerapkan

hubungan yang

kompleks dengan

sejarah budaya

daerah setempat.

Identitas masing-

masing tempat

tersusun melalui

banyak unsur-unsur

lingkungan alam,

sejarah dan budaya

masyarakat. Hasil

dari perjalanan

sosio-ekonomi dan

lingkungan dari

waktu ke waktu.

Cara

mengetahuinya

dengan membaca

dan mengevaluasi

sumber daya dan

proses

pertumbuhannya di

setiap situasi sosio-

ekonomi yang

berlangsung dapat

membentuk ruang

baru. Setiap elemen

lingkungan yang

tersusun, warisan

budaya yaitu

(material), dasar

sosial budaya,

struktur dari

ekonomi produktif

yang bekerja sama

pada identitas yang

dihasilkan.

meliputi,

-Bentuk ruang

permukiman

-Karakteristik

kawasan

permukiman

Universitas Sumatera Utara

Page 61: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

43

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

Permukiman

pedesaan tumbuh

dan berkembang

dari pandangan

fungsional ruang

tradisional

masyarakat

(bentuk dan pola)

yang terwujud dari

faktor sejarah,

politik, sosial, dan

budaya yang

menyusun

penataan ulang

sistem

permukiman di

pedesaan.

Perspektif

fungsional juga

menerapkan

analisis

permukiman di

daerah pedesaan,

peningkatan

jumlah tempat

tinggal, pola

penyebaran tempat

tinggal,

diferensiasi area,

dan struktur

hirarkis. (Nepal, S.

K.,2007).

Perkembangan dari

perspektif

fungsional ruang

tradisional

masyarakat yaitu

adanya bentuk dan

pola yang dalam

prosesnya dapat

memperhatikan

faktor sejarah,

sosial dan budaya

yang berlaku di

masyarakat dalam

menciptakan

susunan dari

penataan ruang

pada sistem

permukiman di

pedesaan tersebut.

Pandangan

masyarakat

pedesaan digunakan

untuk memperbaki

pola-pola yang

telah ada

sebelumnya dengan

memperhatikan

bagaimana cara

sikap orang atau

perilaku

pengambilan

keputusan

mengenai sejarah,

dan pengaruh

politik serta sosial

dalam

mempengaruhi pola

pemukiman di

kawasan pedesaan

Universitas Sumatera Utara

Page 62: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

44

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

tersebut.

Transformasi

Ruang Di

Permukiman

Pemenuhan

transformasi pada

masyarakat

biasanya diperoleh

akibat dari

kejadian yang

menyesuaikan dari

masa lalu ke masa

sekarang namun

tidak diketahui

oleh zaman atau

proses

transformasi ini

tak terkendali yang

menghasilkan

sedikit

penambahan

terhadap peristiwa

yang dilihat dari

waktu ke waktu

(Patterson,

2007,1288).

Proses transformasi

di masyarakat

sebagai proses

adaptasi atau

penyesuaian dalam

waktu yang panjang

dari waktu ke

waktu, namun hal

ini tidak disadari

oleh masyarakat

dari masa ke masa,

sehingga

transformasi

cenderung tidak

dapat terdeteksi

sebagai proses

perubahan yang

mempertemukan

peristiwa sejarah

dari awal

terbentuknya

hingga saat ini

dengan proses

sosial budaya

masyarakat yang

ada didalamnya

Transformasi

ruang di

permukiman

mencakup,

-Perilaku

masyarakat suku

Melayu Deli

-Penggunaan

lahan

- Durasi waktu

Transformasi

penggunaan lahan

diperoleh dari

kekuatan

penduduk yang

dapat membuat

keputusan untuk

pengelolaan lahan

berkelanjutan

dalam

pembangunan

Transformasi dari

penggunaan lahan

di suatu

permukiman

diperoleh dari

masyarakat yang

menciptakan

kesepakatan untuk

pengelolaan lahan

dalam durasi waktu

yang berlanjut

Universitas Sumatera Utara

Page 63: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

45

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Landasan Teori Interpretasi Variabel

daerah.

Transformasi

penggunaan lahan

dibatasi oleh

kondisi fisik,

terutama didorong

oleh faktor-faktor

sosial-ekonomi

(Long,H.L., 2007b

).

dalam proses

berlangsungnya

pembangunan

daerah tersebut.

Perubahan ini

ditandai adanya

pengaruh sosial dan

ekonomi pada

perubahan lahan.

Kegiatan sejarah

mewujudkan

terbentuknya

spasial temporal

dalam ilmu

teknologi yang

semakin

berkembang dan

pemahaman yang

lebih canggih dari

konteks budaya

lingkungan yang

dibentuk (Sewell,

2005,259)

Transformasi

spasial terjadi

muncul akibat

beberapa faktor

yang mendorong

terciptanya

perubahan bentuk

dalam proses yang

mencakup

kebutuhan

masyarakat akan

ruang, durasi waktu

dalam proses

perkembangannya

dan berbagai

prinsip yang

mendasari suatu

komunitas atau

masyarakat

permukiman

menerapkan dasar-

dasar dalam

perubahannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

46

Universitas Sumatera Utara

3.3 Metoda Pengumpulan Data

Dalam melakukan riset ini peneliti berpatokan kepada variabel yang sudah

ditentukan dalam tabel 3.1 sebelumnya. Adapun metoda pengumpulan data dapat

dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Metoda Pengumpulan Data

Perumusan

Masalah

Variabel Data yang

diperlukan

Metoda

Norma-norma

masyarakat

Melayu Deli

dalam

membentuk

ruang

Norma masyarakat

Melayu Deli dalam

membentuk ruang

dipengaruhi

beberapa faktor

yaitu:

-Pemilihan tapak

-Bentuk kontruksi

rumah terkait etnik

Melayu Deli dan

lingkungan pesisir

-Pola sirkulasi jalan

terkait kaidah etnik

Melayu Deli

-Mesjid sebagai

identitas islam yang

merupakan agama

mayoritas etnik

Melayu Deli

-Upacara adat etnik

Melayu Deli

Norma-norma

yang diyakini

Masyarakat di

Kampung Bagan

Deli Belawan

Medan

Melakukan metoda

wawancara yang

memiliki keterkaitan

dengan norma-

norma yang

menyebabkan

masyarakat

membentuk ruang.

Struktur ruang

di permukiman

Struktur ruang di

permukiman

meliputi,

-Bentuk ruang

permukiman

-Karakteristik

Data dapat

diperoleh dari

lurah tentang

struktur ruang di

Kampung Bagan

Deli Belawan

-Melaksanakan

observasi langsung

atau survey ke

lokasi penelitian

-Membuat peta 2D

figure ground pada

Universitas Sumatera Utara

Page 65: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

47

Universitas Sumatera Utara

Perumusan

Masalah

Variabel Data yang

diperlukan

Metoda

kawasan

permukiman

Medan permukiman yang

dilihat dari Google

Earth kemudian

dibuat ulang di

Autocad.

Transformasi

ruang di

permukiman

Transformasi ruang

di permukiman

mencakup,

-Perilaku

masyarakat Melayu

Deli

-Penggunaan lahan

- Durasi waktu

-Mengkaji

transformasi

ruang

permukiman

dalam berbagai

kurun waktu

-Peta elemen

fisik pada

permukiman di

Kampung Bagan

Deli Belawan

Medan.

-Melaksanakan

observasi langsung

atau survey ke

lokasi penelitian

-Melakukan metoda

wawancara yang

memiliki keterkaitan

dengan transformasi

ruang

Adapun pertanyaan yang dikemukakan peneliti dalam melaksanakan

wawancara untuk menemukan data mengenai norma-norma masyarakat Melayu

Deli dalam membentuk ruang di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

adalah sebagai berikut :

1. Apakah Anda suku Melayu Deli? (jika ya, maka wawancara dilanjutkan sampai

akhir)

2. Pada tahun berapa Anda datang ke kampung ini?

3. Siapakah yang membangun tempat tinggal Anda?

• Bagaimanakah cara Anda memilih tapak untuk rumah tinggal Anda?

Universitas Sumatera Utara

Page 66: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

48

Universitas Sumatera Utara

• Apakah Anda memilih tapak untuk rumah tinggal berdasarkan

kepercayaan bahwa tapak yang tepat akan memberikan keselamatan,

kebaikan dan kesejahteraan?

• Atau, apakah Anda menentukan pemilihan tapak terikat dengan peraturan

adat, kepercayaan, pantang larang yang ditentukan oleh pawang dan

tukang yang mahir?

• Apakah Anda meyakini norma tentang “Tanah yang tepat tidak

mengganggu urat bumi dan penunggunya, sedangkan yang tidak tepat

akan membawa bencana bagi penghuninya”?

• Apakah dalam menentukan tapak untuk bangunan rumah tinggal Anda

memperhitungkan sifat fisik, tanah, rasa, dan baunya?

• Apakah dalam menentukan posisi rumah tinggal Anda memperhitungkan

arah mata angin?

4. Apa yang Anda yakini dengan keberadaan kampung ini yang dekat dengan

pesisir laut Belawan?

• Apakah keberadaan sungai/laut Belawan menjadi hal penting dalam

menempatikan posisi arah rumah Anda ?

5. Apakah rumah tinggal Anda berbentuk panggung?

• Mengapa bentuk panggung menjadi pilihan Anda dalam memutuskan

rumah tinggal yang ditempati?

• Adakah keterkaitan norma Melayu Deli dengan keputusan bentuk

panggung atau keterkaitannya dengan keberadaan kapling Anda di atas

air?

Universitas Sumatera Utara

Page 67: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

49

Universitas Sumatera Utara

6. Apakah bentuk rumah tinggal Anda empat persegi? Norma-norma apakah yang

anda yakini dengan bentuk 4 persegi?

7. Apakah anda berperan dalam membangun jalan dan lingkungan sekitar?

Apakah masyarakat lainnya berperan serta juga?

8. Nilai-nilai apa yang Anda terapkan bersama masyarakat dalam membangun

jalan dan lingkungan sekitar?

• Apakah nilai-nilai tersebut merupakan Budaya Melayu atau Islam?

9. Apakah disini ada tempat ibadah seperti Masjid atau surau?

• Apakah masjid yang dibangun berbentuk bujur sangkar atau persegi?

• Norma-norma apa yang Anda dan masyarakat yakini dalam memutuskan

bentuk masjid?

• Siapakah yang membangun Mesjid atau surau tersebut?

• Norma-norma apakah yang diterapkan dalam pembangunan Mesjid atau

surau tersebut?

• Apakah norma-norma tersebut juga mempengaruhi posisi Mesjid atau

surau tersebut?

10. Etnik Melayu Deli mempunyai norma-norma yang identik dengan pandangan

hidup Islam. Pandangan hidup Islam sangat menjunjung tinggi norma yang

mengatur hubungan antar manusia yaitu antara anggota keluarga, kerabat

dekat, serta tetangga. Apa yang Anda yakini sebagai orang Melayu Deli

mengenai berkumpul?

• Dapatkah anda tunjukkan pada peta ini ruang-ruang mana saja yang sering

digunakan untuk berkumpul?

Universitas Sumatera Utara

Page 68: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

50

Universitas Sumatera Utara

• Pentingkah bagi Anda berkumpul dengan keluarga dan tetangga? Selain

berkumpul dengan keluarga di rumah, dimanakah Anda berkumpul dan

atau bercengkeramah dengan tetangga?

• Siapakah yang membangun ruang yang Anda dan masyarakat lain gunakan

untuk berkumpul tersebut?

• Apakah ruang berkumpul tersebut dibangun berdasarkan kaedah-kaedah

Pandangan hidup Islam?

11. Adakah upacara dan atau pesta dilaksanakan di kampung Bagan Deli ini?

• Dimanakah upacara atau pesta itu selalu dilaksanakan?

• Apakah tempat upacara atau pesta (dapat berupa bangunan umum) tersebut

dibangun oleh masyarakat kampung Bagan Deli ini?

• Apakah norma-norma yang diterapkan dalam pembangunan tempat

upacara atau pesta tersebut?

Adapun pertanyaan yang dikemukakan peneliti dalam melaksanakan

wawancara untuk menemukan data mengenai transformasi ruang tradisional

permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan adalah sebagai

berikut :

1. Disini saya menunjukkan peta kampung Bagan Deli Belawan Medan, dapatkah

Anda mendeskripsikan keadaan awal kampung ini pada peta ini?

2. Disini saya menunjukkan peta fungsi kampung Bagan Deli Belawan Medan

sekarang. Menurut Anda, bagaimana dahulu fungsi-fungsi pada tanah di

kampung ini? Apakah sama dengan sekarang? (disini peneliti berdiskusi

Universitas Sumatera Utara

Page 69: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

51

Universitas Sumatera Utara

mengarahkan / menolong memori penghuni untuk dapat menggambarkan

secara skematik pemanfaatan tanah di kampung ini sebelumnya)

3. Menurut anda, siapa yang melakukan perubahan fungsi pada area hunian

tempat anda tinggal sekarang?

Metoda dalam menentukan penghuni yang akan diwawancara oleh Peneliti

adalah:

1. Penghuni yang diwawancara tersebut merupakan tokoh yang sangat memahami

tentang perkembangan kampung Bagan Deli di Belawan Medan

2. Penghuni yang diwawancara tersebut merupakan etnik Melayu Deli

3. Penghuni tersebut memahami secara umum mengenai norma-norma etnik

Melayu Deli

4. Penghuni yang diwawancara tersebut mendirikan tempat tinggal di atas tapak

Bagan Deli di Belawan Medan

Peneliti membagi kawasan Penelitian ini menjadi 8 segmen (Gambar 3.1).

Peneliti melakukan wawancara terhadap 3 orang untuk setiap segmen.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

52

Universitas Sumatera Utara

Keterangan gambar:

: Pembagian segmen-segmen kawasan dalam melakukan wawancara

Gambar 3.1 Pembagian segmen untuk penghuni yang akan diwawancara

3.4 Metoda Analisa

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dalam pelaksanaannya akan

dihubungkan dengan landasan teori dan data di analisa untuk memperoleh

penemuan, yang dikaitkan kembali dengan permasalahan penelitian kemudian

akan dianalisis dengan metode kualitatif sehingga dapat menghasilkan penemuan

(Gambar 3.2- 3.4).

1

5

4

6

2

3

7

8

Universitas Sumatera Utara

Page 71: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

53

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.2. Metoda Analisa keterkaitan norma-norma masyarakat Melayu dan

ruang di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Masalah penelitian:

Norma Masyarakat Melayu Deli

Dalam Membentuk Ruang

Teori :

-Desa dan kota memiliki norma-

norma sosial dan tradisi budaya

masing-masing. Desa dan kota

sangat berbeda dan bahkan saling

menampilkan eksklusivitas. Desa

melibatkan perubahan sosial

berbeda yang maknanya dapat

mengarah kepada suatu tindakan

pemberontakan. Norma-norma

sosial yang bersifat tradisional dan

keberadaan jaringan desa yang kuat,

adat istiadat setempat, kelompok

kasta dan tingkat sosial berdampak

bertahannya keadaan asli suatu desa

(Liu, Y., (2010).

-(Febrianti, 2010), Masyarakat

Melayu Deli sangat menjunjung

tinggi nilai agama, nilai adat dan

tradisinya. Pengaruhnya dapat

terlihat melalui bagaimana

terbentuknya sebuah permukiman,

yang mana syaratnya adalah harus

terdapat rumah ibadah/mesjid (nilai

agama) dan tempat upacara adat

(nilai adat).

Data:

Identifikasi norma-norma masyarakat

Melayu Deli dalam membentuk ruang pada

permukiman

Kajian:

-Pedesaan mempunyai norma yang

berlaku dalam masyarakat serta tradisi

budaya setempat yang sejak dahulu

hingga saat ini berlaku didalam

kehidupan bermasyarakat. Berbeda

dengan perkotaan, desa membuat

perubahan yang saling terpisah dari

masyarakat perkotaan. Dalam

transformasi nya tidak berlangsung cepat

karena di pedesaan berlaku norma-

norma sosial atau peraturan terhadap

sikap perilaku masyarakatnya dan

terdapat tradisi budaya yang biasanya

tetap sama untuk kurun waktu yang

relatif lama.

-Nilai agama merupakan nilai yang

tertinggi dari nilai adat dan nilai tradisi,

pengaruhnya dapat terlihat dalam

bagaimana masyarakat Melayu

menghargai agama, dimana ukuran

bangunan rumah ibadah harus berukuran

paling besar diantara jenis bangunan

lainnya. Jika tidak akan memberikan

rasa malu terhadap masyarakat yang ada

di dalamnya. Masyarakat Melayu Deli

merupakan masyarakat yang menjadikan

musyawarah dan mufakat sebagai

panutan kehidupan bermasyarakat.

Nilai-nilai budaya yang berisikan

nasehat-nasehat sebagai pengingat

dalam kehidupan tercermin dari fisik

bangunan Melayu itu sendiri.

Penemuan:

Norma-norma masyarakat Melayu

dalam membentuk ruang di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 72: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

54

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.3. Metoda Analisa keterkaitan dengan struktur ruang permukiman

di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Masalah penelitian:

Struktur Ruang Di Permukiman

Teori :

Budaya dan perkembangan

kebutuhan hidup masyarakat pesisir

terwujud dari fenomena dari

sepanjang pulau dan daratan terlihat

dari hubungan kompleks

permukiman. Fokus pada ruang dan

waktu telah menghasilkan perubahan

yang signifikan dalam lingkungan

alam dan terstruktur di masyarakat

pedesaan. Pembangunan perumahan

yang tidak proporsional, dan

pembangunan ilegal menimbulkan

pemalsuan karakteristik arsitektur

morfologi bangunan. (Fragkou, D.,

2017).

Data:

-Identifikasi fungsi tanah eksisting pada

permukiman

-Identifikasi jaringan jalan eksisting

pada permukiman

-Identifikasi ruang pada permukiman

Kajian:

Pola ruang yang luas untuk

penataannya harus menerapkan

hubungan yang kompleks dengan

sejarah budaya daerah setempat.

Identitas masing-masing tempat

tersusun melalui banyak unsur-unsur

lingkungan alam, sejarah dan budaya

masyarakat. Hasil dari perjalanan

sosio-ekonomi dan lingkungan dari

waktu ke waktu. Cara mengetahuinya

dengan membaca dan mengevaluasi

sumber daya dan proses

pertumbuhannya di setiap situasi sosio-

ekonomi yang berlangsung dapat

membentuk ruang baru. Setiap elemen

lingkungan yang tersusun, warisan

budaya yaitu (material), dasar sosial

budaya, struktur dari ekonomi

produktif yang bekerja sama pada

identitas yang dihasilkan.

Penemuan:

Struktur ruang pada permukiman di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 73: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

55

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.4. Metoda Analisa keterkaitan dengan transformasi ruang permukiman

di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Masalah penelitian:

Transformasi Ruang Di Permukiman

Teori :

-Menurut Patterson (2007,1288),

pemenuhan transformasi pada

masyarakat biasanya diperoleh

akibat dari kejadian yang

menyesuaikan dari masa lalu ke

masa sekarang namun tidak

diketahui oleh zaman atau proses

transformasi ini tak terkendali yang

menghasilkan sedikit penambahan

terhadap peristiwa yang dilihat dari

waktu ke waktu.

-Transformasi penggunaan lahan

diperoleh dari kekuatan penduduk

yang dapat membuat keputusan

untuk pengelolaan lahan

berkelanjutan dalam pembangunan

daerah. Transformasi penggunaan

lahan dibatasi oleh kondisi fisik,

terutama didorong oleh faktor-

faktor sosial-ekonomi (Long,H.L.,

2007b ).

Data:

Identifikasi ruang permukiman dalam

berbagai kurun waktu

Kajian:

-Proses transformasi di masyarakat

sebagai proses adaptasi atau

penyesuaian dalam waktu yang panjang

dari waktu ke waktu, namun hal ini

tidak disadari oleh masyarakat dari

masa ke masa, sehingga transformasi

cenderung tidak dapat terdeteksi

sebagai proses perubahan yang

mempertemukan peristiwa sejarah dari

awal terbentuknya hingga saat ini

dengan proses sosial budaya

masyarakat yang berada didalamnya.

-Transformasi dari penggunaan lahan di

suatu permukiman diperoleh dari

masyarakat yang menciptakan

kesepakatan untuk pengelolaan lahan

dalam durasi waktu yang berlanjut

dalam proses berlangsungnya

pembangunan daerah tersebut.

Perubahan ini ditandai adanya batasan-

batasan dari keadaan fisik lingkungan

masyarakat di permukiman yaitu

munculnya pengaruh sosial dan

ekonomi yang berperan penting dalam

perubahan lahan, adanya konstruksi

yang besar terkait susunan hasil

pendapatan masyarakat.

Penemuan:

Transformasi ruang permukiman di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 74: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

56

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

KAWASAN KAMPUNG NELAYAN BAGAN DELI BELAWAN MEDAN

4.1 Keberadaan Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Kampung Nelayan Belawan Medan merupakan permukiman yang tidak

terencana yang terletak di Kelurahan Bagan Deli , Kecamatan Medan Belawan,

Kota Medan, Sumatera Utara. Lokasi Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan ini berada arah utara Kota Medan. Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan tidak jauh dari Pusat Pemerintahan Kelurahan Bagan Deli yang berjarak

sekitar 200 meter dan berjarak 2,1 km dari Pusat Pemerintahan Kecamatan Medan

Belawan. Gambar berikut ini memperlihatkan letak astronomis dari Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yang terletak pada 3 derajat garis lintang

utara dan 98 derajat garis bujur timur dunia. Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan berada pada salah satu kelurahan dari 6 kelurahan yang ada di

Kecamatan Medan Belawan dan kepadatan penduduknya mencapai 15.987 Jiwa

(Gambar 4.1 ).

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kecamatan Medan Belawan

(sumber : https://earth.google.com/web, 2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 75: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

57

Universitas Sumatera Utara

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan berkembang sebagai permukiman

yang dijadikan tempat tinggal oleh para warganya yang berprofesi sebagai

nelayan. Kondisi umum geografis Kelurahan Bagan Deli merupakan kelurahan

yang terletak di Kecamatan Medan BelawanKota Medan yang berkembang

sebagai daerah nelayan, jasa perdagangan, permukiman dan lain-lain.

KelurahanBagan Deliterdiri dari 15 (limabelas) lingkungan. Adapun batas-batas

wilayah adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara: Kelurahan Belawan 1

Sebelah Selatan: Muara Sungai Deli

Sebelah Barat: Kelurahan Belawan II dan Belawan Bahari

Sebelah Timur: Selat Malaka (Gambar 4.2)

Keterangan Gambar :

: Lokasi Penelitian

Gambar 4.2 Lokasi Penelitian

(sumber : https://earth.google.com/web, 2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 76: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

58

Universitas Sumatera Utara

Pada (Gambar 4.3 ), permukiman di Kelurahan Bagan Deli Belawan

Medan terdapat koridor-koridor jalan yang berwarna abu-abu. Permukiman

tersebut dapat dilewati menggunakan kendaraan roda empat, kendaraan roda dua,

maupun betor kerena koridor jalan untuk menuju Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan tidak dapat dilewati oleh kendaraan roda empat maupun betor.

Pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan mempunyai

beberapa gang kecil dan koridor kecil hanya dapat dilewati dengan berjalan kaki,

akan tetapi sebagian gang-gang kecil tersebut masih bisa dilewati dengan

menggunakan kendaraan roda dua yang dimiliki warga setempat untuk kebutuhan

dagang. Koridor jalan pada Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli memiliki

ukuran yang relatif kecil dan sempit karena lebar koridor jalannya hanya sekitar

1.2 meter – 1,5 meter yang hanya memungkinkan bagi pejalan kaki saja yang

dapat melintasi koridor jalan tersebut.

Keterangan Gambar :

: Lokasi Penelitian

: Jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat

Gambar 4.3 Jaringan jalan

(sumber : https://earth.google.com/web, 2018)

Universitas Sumatera Utara

Page 77: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

59

Universitas Sumatera Utara

4.2 Kondisi Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan

Pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli memiliki pola ruang

permukiman tak terencana dan susunal ruang nya tidak tertata rapi. Di Kampung

Nelayan Bagan Deli dominan penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai

nelayan. Warga yang berprofesi sebagai nelayan bekerja menangkap ikan dari laut

menggunakan kapal memilih untuk bertempat tinggal di kawasan pesisir karena

dekat dengan tambatan kapal-kapal mereka. umah-rumah warga yang berdiri

diatas tanah lumpur yang diakibatkan oleh air laut membuat mereka

membangunnya diatas pondasi-pondasi beton bahkan masih ada yang

menggunakan pondasi dari kayu sebagai penopang rumah mereka. Bangunan

rumah pada permukiman tersebut dihubungkan dengan koridor yang dibuat oleh

warga setempat tanpa ada bantuan dari pemerintah. Koridor yang menghubungkan

permukiman tersebut memiliki lebar 1,2 m – 1.5 m dengan pondasi dari kayu dan

beton-beton kecil yang di cor oleh warga setempat. Kampung Nelayan Bagan Deli

tidak pernah menerima bantuan apapun untuk kelayakan perkembangan

permukimannya dari lembaga yang berwewenang ataupun pemerintahan

setempat. Hal ini dikarenakan permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan dibangun diatas lahan dengan status ilegal atau kawasan yang

seharusnya tidak ada bangunan diatasnya. Namun, bangunan permukiman yang

berdiri di atas lahan miliknya sendiri berada pada kawasan yang memiliki batasan

dengan koridor-koridor jalan utama terlihat (Gambar 4.4)

Universitas Sumatera Utara

Page 78: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

60

Universitas Sumatera Utara

Keterangan Gambar :

: Lokasi Penelitian

: Permukiman yang berdiri di atas laut dan tanah berlumpur

: Permukiman yang berdiri di tanah keras dan padat

: Lahan tidak ditutupi massa bangunan

Gambar 4.4 Peta Lokasi Objek Penelitian

(sumber : https://earth.google.com/web, 2018 dan digambar ulang dengan aplikasi

Autocad)

Dari gambar (Gambar 4.5) dapat dilihat koridor jalan dan aksesbilitas

kawasan permukiman Kampung Nelayan di Kelurahan Bagan Deli Belawan

Medan. Kampung Nelayan Belawan Bagan Deli ini terdapat beberapa jalan yang

cukup lebar yang dapat dilewati oleh kendaraan roda empat, kendaraan roda dua

maupun betor. Bagi masyarakat yang rumahnya berbatasan langsung dengan

pinggiran laut hanya dapat menggunakan koridor-koridor kecil untuk akses

sehari-harinya yang lebar koridornya tidak lebih dari 1,2 meter - 1,5 meter

sehingga hanya dapat dilalui dengan berjalan kaki tetapi terdapat juga kendaraan

roda dua milik warga setempat yang melewati koridor kecil tersebut. Pada

Universitas Sumatera Utara

Page 79: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

61

Universitas Sumatera Utara

kawasan permukiman Kampung Nelayan Belawan Bagan Deli terdapat juga

jembatan panjang yang menghubungkan akses warganya. Jembatan ini memiliki

ukuran lebar 2,5 meter yang cukup lebar untuk dilewati dengan kendaraan roda

dua, tetapi akses menuju jembatan ini sangatlah sempit sehingga hanya dapat

dilewati dengan berjalan kaki saja.

Gambar 4.5 Peta Sirkulasi Jaringan Jalan

(sumber : https://earth.google.com/web, 2018 dan digambar ulang menggunakan

Autocad)

Gambar 4.5(a) Peta sirkulasi jaringan jalan utama

Koridor jalan utama yang dapat dilewati

kendaraan roda empat, roda dua dan betor.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

62

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.5(b) Peta sirkulasi jaringan lorong Lk.4

Gambar 4.5(c) Peta sirkulasi jaringan lorong Lk.5

Gambar 4.5(d) Peta sirkulasi jaringan jembatan

Koridor jalan di permukiman yang

dapat dilewati kendaraan rodaempat,

roda dua dan betor.

Koridor jalan di permukiman yang dapat

dilewati kendaraan roda dua dan pejalan kaki

Jembatan panjang di permukiman yang dapat

dilewati kendaraan roda dua dan pejalan kaki

Universitas Sumatera Utara

Page 81: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

63

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.5(e) Peta sirkulasi jaringan jembatan

Keterangan Gambar :

: Permukiman yang berdiri di atas laut dan tanah berlumpur

: Permukiman yang berdiri di tanah keras dan padat

: Lahan tidak ditutupi massa bangunan

: Jalan yang dapat dilewati oleh kendaraan roda empat,

kendaraan roda dua

: Jalan yang hanya lewati oleh kendaraan roda dua, dan

pejalan kaki

: Jalan berupa gang kecil yang hanya dapat dilewati oleh

pejalan kaki

Dari (Gambar 4.5(a-e)) dapat dilihat pada kawasan permukiman masyarakat

inilah yang tak terencana di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yang

berdiri tidak di lahan milik mereka sendiri. Pada kawasan ini biasanya terkena

banjir yang diakibatkan oleh air pasang laut dengan ketinggian yang terkadang

mencapai 1 meter, sehingga membuat bangunan rumah warga yang tinggal di

kawasan ini akan tenggelam pada waktu tertentu ketika air laut sedang pasang

dengan ketinggian mencapai hingga 1,5 meter.

Jembatan panjang di permukiman yang

dapat dilewati kendaraan roda dua dan

pejalan kaki

Universitas Sumatera Utara

Page 82: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

64

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.6 Peta lokasi penelitian area pesisir di Kampung Nelayan Bagan Deli

Keterangan Gambar :

: Daerah Pesisir

: Jalan yang dapat dilewati oleh kendaraan roda empat,

kendaraan roda dua, dan Betor

: Jalan yang hanya lewati oleh kendaraan roda dua, dan

pejalan kaki

: Jalan berupa gang kecil yang hanya dapat dilewati oleh

pejalan kaki

: Permukiman yang berdiri di atas laut dan tanah berlumpur

: Permukiman yang berdiri di tanah keras dan padat

: Lahan tidak ditutupi massa bangunan

Permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yang

dibangun di atas laut bahkan terdapat rumah warga yang dibangun diatas tanah

berlumpur adalah permukiman tak terencana yang dibangun pada tanah tidak

memiliki hak milik mereka. Namun, permukiman yang dibangun pada tanah keras

dan padat adalah permukiman yang dibangun diatas tanah yang memiliki hak

milik. Bangunan yang dibangun pada tanah yang memiliki hak milik (orange)

terletak dan menghadap langsung dengan jalan-jalan utama yang dapat dilalui

Universitas Sumatera Utara

Page 83: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

65

Universitas Sumatera Utara

oleh kendaraan diantaranya, kendaraan roda empat, kendaraan roda dua dan betor.

Permukiman yang dibangun pada kawasan berwarna hijau adalah bangunan tak

terencana hanya menggunakan koridor jalan kecil untuk aksesbilitas

masyarakatnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan (Gambar 4.6).

4.2.1 Situasi Eksisting Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan

Kawasan permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ini

memiliki bangunan rumah-rumah panggung yang memiliki pondasi dari beton

bahkan kayu. Rumah warga di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

dihubungkan dengan koridor-koridor kecil yang memiliki ukuran lebar 1,2 meter-

1,5 meter. Kawasan kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan juga dibangun

jembatan yang memiliki ukuran lebar 2,5 meter (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Denah potongan kawasan permukiman di Kampung Nelayan Bagan

Deli

(sumber : https://earth.google.com/web, 2018 digambar ulang dengan autocad)

Universitas Sumatera Utara

Page 84: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

66

Universitas Sumatera Utara

Gambar 4.8 Potongan kawasan 1-1

(sumber : digambar ulang dengan freehand)

Kawasan permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

berada di tanah yang memiliki tingkat rentan yang tinggi karena dibangun diatas

tanah berlumpur dan berkontur. Bangunan rumah-rumah panggung dibangun

warga pesisir memiliki pondasi dari beton bahkan kayu. Namun, pada kawasan

Kelurahan Bagan Deli terdapat sebagian bangunan rumah-rumah warga tersebut

sudah terbuat dari beton seperti rumah modern pada umumnya dan dibangun

diatas tanah yangb keras dan padat (Gambar 4.8 dan Gambar 4.9).

Gambar 4.9 Potongan kawasan 2-2

(sumber : digambar ulang dengan freehand)

Tanah berlumpur

Ruah yang berdiri

diatas air

Tanah keras dan padat

Potongan rumah yang

menggunakan pondasi dari

kayu

Potongan rumah yang

menggunakan ponadasi dari

beton

Universitas Sumatera Utara

Page 85: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

67

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KAJIAN TRANSFORMASI POLA RUANG DI KAMPUNG NELAYAN

BAGAN DELI BELAWAN MEDAN

5.1 Norma-Norma Yang Diyakini Masyarakat Bagan Deli Belawan Medan

Mayarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan meyakini adanya

norma-norma yang mereka pakai dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari. Tapak rumah yang dimiliki masyarakat tersebut merupakan hasil dari

warisan orangtua atau nenek yang sudah terlebih dahulu berada di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Menurut Agus Budi Wibowo (2018),

norma-norma yang terkait dalam menentukan tapak rumah tinggal di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yaitu :

Norma tentang tapak yang tepat tidak mengganggu urat bumi, sedangkan

yang tidak tepat akan membawa bencana bagi penghuninya. Dalam

menentukan tapak rumah sangat penting dilakukan karena menurut

kepercayaan dari etnik Melayu Deli meyakini bahwa tapak rumah yang

dipilih haruslah tapak yang tidak membahayakan bagi penghuninya dan tidak

mengganggu lingkungan sekitarnya yang bisa berakibat bencana.

Norma tentang menentukan tapak memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan

rasa. Pada dasarnya permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan ditempati oleh etnik Melayu Deli. Masyarakat etnik Melayu Deli

memiliki prinsip arti kebersamaan yang tinggi sesama etnik Melayu Deli

sehingga memicu terbentuknya ruang-ruang pada permukiman tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 86: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

68

Universitas Sumatera Utara

Norma tentang menentukan posisi rumah memperhitungkan arah mata angin.

Penentuan tapak rumah warga pada permukiman Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan berkaitan dengan adanya Mesjid yang dibangun oleh

warga yang pertama kali menempati Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan. Pada dasarnya posisi Mesjid tersebut memiliki arah yang mengikuti

arah mata angin menuju kiblat. Adanya keterkaitan tersebut tanpa disadari

bahwa penyebaran permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan membangun rumah pada tapak yang mengarah mata angin menuju

kiblat.

Dalam menentukan tapak rumah masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan membuat sebuah ritual adat yang menggunakan buah-buah

seperti buah “kundur” sejenis buah labu dan buah kelapa yang diikatkan pada

kayu atau tiang diatas tapak rumah yang diyakini kepercayaan adat Melayu Deli

agar rumah yang ditempati memberikan ketentraman diatas tapak rumah tersebut.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk masyarakat Kampung Nelaya

Bagan Deli dalam menjalankan norma tentang tanah yang tepat tidak mengganggu

urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan membawa bencana bagi penghuninya

dan berkaitan dengan norma tentang dalam menentukan tapak memperhitungkan

sifat fisik, tanah, dan rasa. Posisi rumah masyarakat Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan memenuhi norma tentang menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin sesuai norma yang diyakini sebagian dari

masyarakat tersebut (Gambar 5.1).

Universitas Sumatera Utara

Page 87: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

69

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.1 Norma-norma yang diyakini masyarakat Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan terkait pemilihan tapak rumah

Menurut Agus Budi Wibowo (2018), mengungkapkan bahwa etnik Melayu

Deli memperhatikan berbagai faktor dalam membangun rumah. Faktor dalam

membangun rumah tersebut terkait dengan pemilihan tapak, pemilihan kayu untuk

struktur, dan penyesuaian peraturan dan larangan. Pembangunan rumah pada

dasarnya tidak merusak sistem yang telah ada agar penghuninya terjamin dari

bencana serta tidak mengganggu lingkungan alam. Terbentuknya permukiman di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan oleh masyarakat etnik Melayu

Deli berkaitan erat dengan nilai-nilai adat etnik Melayu Deli tersebut. Hal ini

terjadi dalam pemilihan tapak rumah yang dibangun oleh para warga dipengaruhi

oleh ritual adat yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat etnik Melayu Deli.

Keteragan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 88: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

70

Universitas Sumatera Utara

Ritual adat dilaksanakan untuk memberikan ketentraman bagi penghuninya

(Gambar 5.2).

Gambar 5.2 Aspek pembangunan rumah menurut etnik Melayu Deli

Faktor – faktor dalam membangun rumah

- Norma tentang tapak yang tepat tidak

mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak

tepat akan membawa bencana bagi penghuninya.

- Norma tentang menentukan tapak

memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa.

Pada dasarnya permukiman Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan ditempati oleh etnik

Melayu Deli.

- Norma tentang menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin.

Tapak Rumah

Pemilihan struktur Penyesuaian peraturan

dan larangan

Pemilihan tapak

Universitas Sumatera Utara

Page 89: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

71

Universitas Sumatera Utara

5.2. Norma Masyarakat Sebagai Faktor Dalam Membentuk Lingkungan

Fisik Pada Permukiman Bagan Deli Belawan Medan

Norma yang diyakini masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan menjadi faktor dalam membentuk lingkungan fisik pada permukiman

terkait pembangunan jalan pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan. Dalam menentukan tapak rumah sangat penting dilakukan

karena menurut kepercayaan dari etnik Melayu Deli meyakini bahwa tapak rumah

yang dipilih haruslah tapak yang tidak membahayakan bagi penghuninya dan

tidak mengganggu lingkungan sekitarnya yang bisa berakibat bencana (Gambar

5.3).

Gambar 5.3 Lingkungan fisik yang terbentuk akibat tapak yang

memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat.

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 90: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

72

Universitas Sumatera Utara

Pemilihannya sangat terikat dengan peraturan adat, kepercayaan, pantang

larang yang ditentukan oleh pawang. Norma tentang menentukan tapak

memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa. Pada dasarnya permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ditempati oleh etnik Melayu Deli.

Masyarakat etnik Melayu Deli memiliki prinsip arti kebersamaan yang tinggi

sesama etnik Melayu Deli sehingga memicu terbentuknya ruang-ruang pada

permukiman tersebut (Gambar 5.4).

Gambar 5.4 Lingkungan fisik yang terbentuk akibat tapak yang tepat tidak

merusak alam, sedangkan yang tidak tepat akan membawa bencana bagi

penghuninya.

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 91: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

73

Universitas Sumatera Utara

Menurut Febrianti (2010), masyarakat Melayu Deli sangat menjunjung tinggi

nilai agama, nilai adat dan tradisinya. Pengaruhnya dapat terlihat melalui

bagaimana terbentuknya sebuah permukiman, yang mana syaratnya adalah harus

terdapat rumah ibadah/mesjid (nilai agama) dan tempat upacara adat (Gambar

5.5).

Keterangan Gambar:

: Kantor Lurah

: Sekolah

: TPI

: Mesjid Nurul Hilal

: Musholla

: Kuburan Muslim

: Rumah Hunian Komersil

: Rumah diatas permukaan

tanah berlumpur

: Rumah diatas air laut

: Tempat penampungan ikan

sementara

Gambar 5.5 Lingkungan fisik yang terbentuk akibat menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin.

Lingkungan fisik yang terbentuk diakibatkan dari norma tentang tanah yang

tepat tidak mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan membawa

bencana bagi penghuninya, serta norma tentang dalam menentukan tapak

memperhitungkan sifat fisik, tanah, rasa, dan baunya telah menghasilkan ruang-

ruang yang berbentuk linear pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Universitas Sumatera Utara

Page 92: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

74

Universitas Sumatera Utara

Belawan Medan. Menurut Liu, Y., (2010) mengungkapkan bahwa desa dan kota

memiliki norma-norma sosial dan tradisi budaya masing-masing. Desa melibatkan

perubahan sosial berbeda yang maknanya dapat mengarah kepada suatu tindakan

pemberontakan. Norma-norma sosial yang bersifat tradisional dan keberadaan

jaringan desa yang kuat, adat istiadat setempat, kelompok kasta dan tingkat sosial

berdampak bertahannya keadaan asli suatu desa. Lingkungan fisik yang terbentuk

dengan berlakunya norma yang diyakini masyarakat pada permukiman di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan berkaitan dengan etnik Melayu

Deli. Masyarakat etnik Melayu Deli yang mayoritasnya memiliki agama islam

yang pada dasarnya akan mempengaruhi masyarakat di Kampung Nelayan Bagan

Deli dalam membentuk ruang. Norma yang berlaku berkaitan dengan agama islam

seperti pada pembangunan jalan yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Masyarakat menerapkan norma tersebut

dalam pembangunan jalan yang pada dasarnya diperoleh dari bantuan Pemerintah.

Oleh karena itu masyarakat melakukan kesepakatan untuk mengajukan

pembangunan jalan yang sesuai dengan keberadaan jaringan desa tersebut

(Gambar 5.6).

Universitas Sumatera Utara

Page 93: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

75

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.6 Agama islam pada dasarnya telah mempengaruhi masyarakat etnik

Melayu Deli di Kampung Nelayan Bagan Deli dalam membentuk ruang

Menurut Lawrence dan Low (1990,454), menyatakan bahwa permukiman

terbentuk dengan adanya perubahan fisik dari lingkungan alam terjadi dari masa

ke masa melalui proses konstruksi oleh manusia. Tapak rumah yang didapatkan

berupa hasil dari tanah garapan para warga yang terdahulu berada di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada dasarnya pemilihan tapak mempunyai

kesepakatan bersama yaitu tapak harus diketahui oleh tetangga supaya arah rumah

tidak berselisihan hadap depan dan belakang rumah warga yang lain, dan agar

tempias air tidak jatuh ke rumah tetangga maka diberikan batas jarak 0,5 m – 1 m

dari setiap tapak rumah disebelahnya. Terbentuknya lingkungan fisik diakibatkan

dari masyarakat yang melakukan kesepakatan dalam area fisik yang secara

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Mesjid Nurul Hilal

Kuburan Muslim

Universitas Sumatera Utara

Page 94: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

76

Universitas Sumatera Utara

bertahap hingga membentuk ruang. Lingkungan fisik yang terwujud dalam

keseimbangan desain ruang yang akan terbentuk di kawasan permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan (Gambar 5.7).

Gambar 5.7 Pemilihan tapak yang tepat tidak merusak alam, sedangkan yang

tidak tepat akan membawa bencana bagi penghuninya.

Menurut Yodsurang P & Yasufumi U (2015), lingkungan pesisir laut menjadi

tempat tinggal penghuni yang memiliki mata pencaharian di daerah tersebut

sehingga membentuk suatu permukiman. Permukiman yang sejajar sepanjang

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 95: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

77

Universitas Sumatera Utara

garis sungai, akan berganti dengan menyesuaikan kondisi tanah, ruang hijau, dan

susunan budaya. Pada umumnya masayarakat pada permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada

permukiman tersebut terdapat beberapa pendatang dari berbagai daerah yaitu,

Batubara, Tanjung Pura, Percut, Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjung

Balai, dan daerah lainnya. Mereka membangun rumah pada permukiman tersebut

hanya dengan mendapatkan hak izin membangun rumah diatas air oleh

persetujuan surat hak pakai dari Kelurahan Bagan Deli. Para nelayan tersebut

datang ke Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk melanjutkan

pekerjaannya sebagai nelayan sehingga mereka memilih tinggal di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan agar tidak jauh dari tempat mereka untuk

mencari ikan, udang, kerang, kepiting, cumi, dan lainnya (Gambar 5.8).

Gambar 5.8 Masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan fisik dengan

memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat pada lorong Lk. 15

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 96: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

78

Universitas Sumatera Utara

Menurut Yodsurang P & Yasufumi U (2015), lingkungan pesisir laut menjadi

tempat tinggal penghuni yang memiliki mata pencaharian di daerah tersebut

sehingga membentuk suatu permukiman. Permukiman yang sejajar sepanjang

garis sungai, akan berganti dengan menyesuaikan kondisi tanah, ruang hijau, dan

susunan budaya. Pada umumnya masayarakat pada permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada

permukiman tersebut terdapat beberapa pendatang dari berbagai daerah yaitu,

Batubara, Tanjung Pura, Percut, Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjung

Balai, dan daerah lainnya. Mereka membangun rumah pada permukiman tersebut

hanya dengan mendapatkan hak izin membangun rumah diatas air oleh

persetujuan surat hak pakai dari Kelurahan Bagan Deli. Para nelayan tersebut

datang ke Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk melanjutkan

pekerjaannya sebagai nelayan sehingga mereka memilih tinggal di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan agar tidak jauh dari tempat mereka untuk

mencari ikan, udang, kerang, kepiting, cumi, dan lainnya (Gambar 5.8(a)).

Gambar 5.8(a) Norma masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan fisik

dengan memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat pada lorong Lk. 5

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 97: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

79

Universitas Sumatera Utara

Rumah warga yang sejajar mengikuti posisi lorong jalan yang ada di

permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Dalam menentukan

posisi rumah masayarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan memberikan

jarak 0,5 m setiap rumah yang berada di sebelahnya. Pembangunan jalan di

permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan dari swadaya

masyarakat Bagan Deli, namun saat ini sudah di cor dari bantuan Pemerintah.

Jalan yang sudah di cor hanya ada perubahan tinggi cor nya yang dinaikkan

hingga 60 cm yang merupakan permintaan masyarakat yang didapatkan dari hasil

musyawarah bersama para tokoh di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan. Lebar jalan pada zona memiliki ukuran 1,5 m (Gambar 5.8(b)).

Gambar 5.8(b) Norma masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan fisik

dengan memperhitungkan sifat rasa kebersamaan yang erat pada lorong Lk. 4

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 98: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

80

Universitas Sumatera Utara

Pada umumnya rumah-rumah masyarakat yang menempati wilayah Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan memiliki posisi rumah menghadap ke lorong

jalan dan sebagian rumah lainnya yang harus memasuki gang kecil. Menurut

Zigmunde D (2010, May), Perencanaan manajemen yang jelas akan menjamin

pelestarian kawasan lansekap yang tercipta agar mencegah transformasi yang

tidak diinginkan, maka diterapkannya elemen lansekap tradisional atau kegiatan

untuk peningkatan kualitas estetika dan ekologi wilayah menjadi suatu konsep

prinsip yang akan berhasil dalam merencanakan wilayah yang baru. Masyarakat

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan memanfaatkan lorong atau gang

kecil yang hanya bisa dilalui oleh warga menggunakan sepeda motor saja

berkukuran 1,2 m lebarnya (Gambar 5.9).

Gambar 5.9 Masyakat Melayu Deli dalam membentuk lingkungan fisik dengan

menentukan posisi rumah memperhitungkan arah mata angin.

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Rumah hunian yang

menghadap lorong

Rumah hunian yang

menghadap laut

Laut

Tanah berlumpur

Universitas Sumatera Utara

Page 99: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

81

Universitas Sumatera Utara

Pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan posisi

rumah tidak memperhitungkan arah mata angin. Rumah-rumah warga yang berada

dekat dengan pesisir laut Belawan tidak menentukan posisi arah rumah harus

menghadap laut ataupun sungai. Posisi rumah menghadap ke lorong jalan dan ada

sebagian rumah yang harus memasuki gang. Rumah berbentuk panggung dipakai

karena beradaptasi dengan lingkungannya yang berada di pesisir laut maka

dibangunlah rumah berbentuk panggung di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan yang dahulunya hingga sekarang juga masih banyak memakai

rumah panggung untuk menghindari air yang masuk ke dalam rumah jika terjadi

pasang laut tersebut. Namun, pada rumah warga yang berada di batas pesisir laut

memiliki posisi rumah yang menghadap ke laut atau sungai sehingga

memudahkan para nelayan untuk menambatkan kapalnya di dekat rumah mereka.

Menurut Savvides (2016), Permukiman tradisional mempunyai karakteristik

adanya proses adaptasi penghuni terhadap kondisi dari iklim setempat, sumber

daya yang tersedia, dan topografi. Gabungan untuk berbagai konsep bioclimatic

akan selalu diterapkan dalam suatu desain ruang yang dibangun.

5.2.1. Norma Masyarakat Melayu Deli Sebagai Faktor Dalam Membentuk

Penggunaan Lahan Di Permukiman Bagan Deli Belawan Medan

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat

khusus untuk berkumpul atau tempat untuk bercengkramah dengan masyarakat

lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Masyarakat

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta

tetangga hanya berkumpul di warung-warung seperti warung kopi, warung nasi,

Universitas Sumatera Utara

Page 100: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

82

Universitas Sumatera Utara

serta kedai sayur maupun toko grosir yang berada tidak jauh dari lingkungan

tempat tinggal mereka. Upacara adat yang biasa diadakan untuk acara pernikahan

untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat khusus seperti wisma atau balai

adat di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan (Gambar 5.10). Menurut

Fang dan Liu (2009), mengungkapkan bahwa kepadatan penduduk yang tinggi

dan ekonomi yang lebih tinggi akan menimbulkan lingkungan alam yang lebih

rentan untuk menjadi suatu daerah permukiman. Hasil proses interaksi

diperhatikan dari melihat keadaan pembangunan ekonomi dan sistem pedesaan

berkembang dengan cara yang kompleks dari berbagai komponen sistem,

misalnya geografis dan biogeofisik, perkembangan industri, penduduk pedesaan,

dan karakteristik sosial dan budaya. Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan pada dasarnya tidak memiliki area ruang khusus atau balai adat untuk

melaksanakan acara-acara besar, bahkan permukiman tidak memiliki tempat

khusus untuk masyarakat berkumpul untuk bercengkramah dengan manusia

lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Hal ini disebabkan

tidak adanya lahan yag mampu menampung kegiatan-kegiatan yang berlangsung

pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Fenomena

ini akibat dari proses adaptasi penghuni terhadap keadaan sumber daya setempat

yang terbatas.

Universitas Sumatera Utara

Page 101: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

83

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.10 Deretan fungsi hunian komersial yang ditempati etnik Melayu Deli

menjadi pemicu tempat berkumpulnya penghuni kampung Zona 1

Masyarakat pada Kampung Nelayan Bagan Deli memanfaatkan halaman

rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Rumah hunian komersil

Rumah hunian non komersil

Kios

Grosir

Kios

Grosir

Universitas Sumatera Utara

Page 102: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

84

Universitas Sumatera Utara

jalan. Acara besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun

Bagan Deli diadakan di Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, dan dalam

melangsungkan acara tersebut juga pernah memakai tanah milik pertamina untuk

pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu. Menurut Savvides

(2016), Permukiman tradisional mempunyai karakteristik adanya proses adaptasi

penghuni terhadap kondisi dari iklim setempat, sumber daya yang tersedia, dan

topografi. Gabungan untuk berbagai konsep bioclimatic akan selalu diterapkan

dalam suatu desain ruang yang dibangun bahkan juga diterapkan untuk ruang

terbuka publik. Dalam melaksanakan upacara adat etnik Melayu Deli

menggunakan tanah dari halaman rumah warga. Kepadatan penduduk yang tinggi

menyebabkan suatu permukiman yang padat serta meningkatnya kebutuhan

masyarakat di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Interaksi sosial

yang dilaksanakan harus memperhatikan keadaan dari permukiman tersebut.

Kegiatan acara-acara besar tersebut dilaksanakan bertujuan untuk membentuk

karakteristik sosial dan budaya masyarakat di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan (Gambar 5.11).

Universitas Sumatera Utara

Page 103: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

85

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.11 Deretan fungsi hunian komersial yang ditempati etnik Melayu Deli

menjadi pemicu tempat berkumpulnya penghuni kampung Zona 2

Menurut Fragkou, D (2017), bahwasanya budaya dan perkembangan

kebutuhan hidup masyarakat pesisir terwujud dari fenomena dari sepanjang pulau

dan daratan terlihat dari hubungan kompleks permukiman. Fokus pada ruang dan

waktu telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam lingkungan alam dan

terstruktur di masyarakat pedesaan. Pembangunan perumahan yang tidak

proporsional, dan pembangunan ilegal menimbulkan pemalsuan karakteristik

arsitektur morfologi bangunan. Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

tidak mempunyai tempat khusus untuk berkumpul atau tempat untuk

bercengkramah dengan masyarakat lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Rumah hunian komersil

Rumah hunian non

komersil

Universitas Sumatera Utara

Page 104: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

86

Universitas Sumatera Utara

Belawan Medan. Masyarakat melakukan hubungan antar manusia dengan

keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya berkumpul di warung-warung seperti

warung kopi, warung nasi, serta kedai sayur maupun toko grosir yang berada tidak

jauh dari lingkungan tempat tinggal mereka (Gambar 5.12).

Gambar 5.12 Menentukan tapak memperhitungkan sifat rasa mempengaruhi

terbentuknya fungsi hunian komersial menjadi tempat berkumpul

Keterangan Gambar :

Posisi objek

pengamatan

Rumah komersil

Rumah non komersil

Universitas Sumatera Utara

Page 105: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

87

Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Pengaruh Norma Masyarakat Dalam Membentuk Ruang Di

Permukiman Bagan Deli Belawan Medan

Norma-norma yang diyakini oleh masyarakat dalam membentuk ruang di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yaitu norma. Norma tentang tapak

yang tepat tidak mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan

membawa bencana bagi penghuninya. Norma tentang menentukan tapak

memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa. Norma tentang menentukan posisi

rumah memperhitungkan arah mata angin. Adanya keterkaitan tersebut tanpa

disadari bahwa penyebaran permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan membangun rumah pada tapak yang mengarah mata angin menuju kiblat.

Tapak rumah yang didapatkan warga berupa hasil dari tanah garapan para warga

yang terdahulu berada di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada

dasarnya pemilihan tapak mempunyai kesepakatan bersama yang berkaitan

dengan norma-norma masyarakat etnik Melayu Deli yaitu tapak rumah yang akan

dibangun harus diketahui oleh tetangga yang bersebelahan dengan tapak supaya

arah rumah tidak berselisihan hadap depan dan belakang rumah warga yang lain,

dan agar tempias air tidak jatuh ke rumah tetangga yang berada disebelah maka

diberikan batas jarak 0,5 m - 1 m dari setiap tapak rumah disebelahnya (Gambar

5.13). Rumah berbentuk panggung dipakai karena beradaptasi dengan lingkungan

nya yang berada di pesisir laut maka dibangunlah rumah berbentuk panggung di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yang dahulunya hingga sekarang

juga masih banyak memakai rumah panggung untuk menghindari air yang masuk

ke dalam rumah jika terjadi pasang laut tersebut. Menurut Biddulph ( 2003 ),

Universitas Sumatera Utara

Page 106: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

88

Universitas Sumatera Utara

kehidupan komunitas yang seimbang dalam perkotaan dapat mengungkap

kompleksitas keberlanjutan permukiman. Adapun kompleksitas keberlanjutan

permukiman tentunya harus didukung oleh adanya penekanan kepada aspek

budaya, norma norma sosial dan sistem jaringan dalam permukiman. Masyarakat

di kawasan Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk menentukan

tapak rumahnya memakai kaidah atau norma-norma yang berlaku pada

masyarakat. Norma-norma tersebut menyeimbangkan suatu permukiman terhadap

keberlanjutan dari kondisi permukiman tersebut. Norma yang berlaku terkait

dengan suku asli dari masayarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

yaitu etnik Melayu Deli. Penekanan dari norma-norma masyarakat tersebut

mempengaruhi bentuk tanah yang berorientasi terhadap jalan atau lorong di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, serta batasan-batasan terhadap

ruang luar permukiman di Kampung Nelayan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 107: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

89

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.13 Pengaruh Norma terhadap Ruang di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Orientasi tapak terhadap

lorong/jalan

Posisi tapak rumah

warga yang miring

menghadap lorong/

jalan

Universitas Sumatera Utara

Page 108: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

90

Universitas Sumatera Utara

Menurut Yodsurang, P., & Yasufumi, U. (2015) menyatakan bahwa

lingkungan pesisir laut menjadi tempat tinggal penghuni yang memiliki mata

pencaharian di daerah tersebut sehingga membentuk suatu permukiman.

Permukiman yang sejajar sepanjang garis sungai, akan berganti dengan

menyesuaikan kondisi tanah, ruang hijau, dan susunan budaya. Kampung nelayan

Bagan Deli Belawan Medan yang terletak di kawasan pesisir menunjukkan sebuah

perikanan yang mendorong lingkungan pesisir tersebut. Timbulnya aktivitas

memancing adalah suatu bentuk nyata yang mendorong besarnya sumber daya

laut berlimpah di kawasan pesisir tersebut. Masyarakat tradisional menggunakan

bidang perikanan dan pengolahan ikan sebagai budaya penting bagi kehidupan di

lahan basah tersebut. Sumber daya lahan basah ini memberikan penekankan

adanya perubahan lingkungan yang meluas, dan gaya hidup masyarakat

tradisional yang rentan karena tidak adanya stabilitas dalam kegiatan sosial-

ekonomi tradisional yang berlangsung di permukiman pesisir. Dari bidang

perikanan terwujudlah sumber daya ekonomi tradisional menjadi mata

pencaharian utama dari penghuni di dalam permukiman tradisional tersebut, yaitu

permukiman yang lainnya. memiliki masyarakat yang bekerja menuju kearah

sektor industri karena alasan kebutuhan ekonomi di kawasan pesisir tersebut.

5.3. Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Pola ruang permukiman Kampung Bagan Deli Belawan Medan berawal dari

sebuah Mesjid yang dibangun di permukiman tersebut. Pola penyebaran

permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan ini dimulai dari mesjid

tersebut hingga lorong pertamina. Mesjid yang berada pada permukiman di

Universitas Sumatera Utara

Page 109: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

91

Universitas Sumatera Utara

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan bernama Mesjid Nurul Hilal yang

dibangun pada tahun 1918 oleh para raja Kesultanan Deli terdahulu. Dalam

memutuskan bentuk Mesjid yang memiliki bentuk persegi yang memiliki ruang

dan mihrab. Posisi Mesjid menghadap kiblat dari Makkah menjadi patokan posisi

dari kaplingannya. Mesjid Nurul Hilal dibangun untuk menandakan di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ini terdapat permukiman Melayu Deli yang

identik dengan Islam. Mesjid Nurul Hilal dahulu berbentuk panggung dan

menggunakan material kayu namun dengan berjalannya perkembangan dilakukan

renovasi oleh masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. “Bagan

Deli inilah yang pertama ada daripada Belawan ataupun Pelabuhan Belawan

tersebut”, menjadi sejarah terbentuknya Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan. Kampung Nelayan Bagan Deli ini dahulu hanya dijadikan tempat

persinggahan para raja dari Kesultanan Deli dalam perjalanan menuju Pulau Putri

yang berada disebelah arah timur laut dari permukiman Bagan Deli ini, sebaliknya

para Raja Deli dari Pulau Putri singgah ke Bagan Deli melewati Sungai Deli

menuju Istana Maimun. Perencanaan manajemen yang baik akan menjamin

pelestarian kawasan lansekap yang tercipta agar mencegah transformasi yang

tidak diinginkan, maka diterapkannya elemen lansekap tradisional atau kegiatan

untuk peningkatan kualitas estetika dan ekologi wilayah menjadi suatu konsep

prinsip yang akan berhasil dalam merencanakan wilayah-wilayah yang baru.

Menurut Zigmunde, D. (2010, May), Elemen lansekap tradisional dan kegiatan

untuk penyatuan berbagai kelompok dari lansekap pemukiman perumahan baru,

yaitu pendidikan penduduk dalam budaya dan sejarah permukimannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 110: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

92

Universitas Sumatera Utara

Pengetahuan masyarakat tentang sejarah dan tradisi tempat tentu akan memainkan

peran besar dalam mencegah hal apa saja yang akan terjadi dari berlangsungnya

era globalisasi. Pengetahuan ini juga akan membantu menciptakan dasar dari

suasana tempat, yang selanjutnya akan memastikan hubungan emosional

masyarakat dengan tempat atau milik suatu tempat tersebut. Hubungan emosional

yang tercipta di tempat tersebut adalah salah satu pengaruh yang paling

menentukan dalam keberadaan bangsa. Semakin dekat hubungan, maka semakin

besar kemungkinan bahwa orang-orang seluruh generasi tidak akan meninggalkan

tempat tersebut dan akan menjaga tradisi dan pengetahuan tentang akar sejarah

mereka (Gambar 5.14 dan 5.15).

Gambar 5.14 Penyebaran Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan dari Mesjid Nurul Hilal

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Mesjid Nurul Hilal

Kuburan Muslim

Universitas Sumatera Utara

Page 111: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

93

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.15 Penyebaran Pola Ruang Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan dari Lorong Pertamina

5.4. Proses Transformasi Pada Pola Ruang Di Permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Transformasi pada pola ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan terjadi sejak berdirinya Kampung Bagan Deli oleh

Kesultanan Deli tahun 1918 hingga saat ini tahun 2018 telah banyak mengalami

perubahan karena permukiman sudah padat ditempati oleh penduduk asli Bagan

Deli maupun pendatang dari luar yang datang mencari pekerjaan sebagai nelayan

sehingga mereka membangun rumahnya di kawasan Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan. Pada dasarnya hanya pada bagian pinggiran laut saja yang

Keterangan Gambar :

Posisi objek pengamatan

Universitas Sumatera Utara

Page 112: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

94

Universitas Sumatera Utara

banyak dilakukan penambahan bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang

datang dengan membawa keluarganya. Pada kawasan pinggiran batas laut dahulu

tidak ada bangunan rumah masyarakat akan tetapi sekarang sudah banyak

dibangun rumah berbentuk panggung pada tapak diatas air tersebut. Beberapa

bangunan rumah yang dibangun pada kawasan pinggiran laut yang berada diatas

air sejak 5 tahun terakhir terjadi akibat munculnya pendatang dari berbagai daerah

yaitu, Batubara, Tanjung Pura, Percut, Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin,

Tanjung Balai, dan lainnya yang mendapatkan hak izin membangun rumah diatas

air oleh persetujuan surat hak pakai dari Kelurahan Bagan Deli. Para nelayan

tersebut datang ke Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk

melanjutkan pekerjaannya sebagai nelayan sehingga mereka memilih tinggal di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan agar tidak jauh dari tempat

mereka untuk mencari ikan, udang, kerang, kepiting, cumi, dan lainnya. Rumah-

rumah yang akan dibangun pada tapak diatas air hanya meminta surat izin dari

Kelurahan saja fungsinya agar tidak terjadi sengketa oleh tetangga yang

bersebelahan. Jarak rumah ke rumah yang lain berjarak 1 meter supaya atap

rumah tidak bersinggungan dengan rumah yang lain. Selanjutnya, perubahan

fungsi ruang juga terjadi pada rumah yang berada di depan Jalan Bagan Deli

berubah fungsi menjadi rumah tinggal yang terdapat toko grosir dan pasar sejak 5

tahun yang lalu dan perubahan fungsi ruang terjadi pada permukiman yang berada

di gang-gang kecil terdapat beberapa rumah tinggal yang terdapat kedai sayur-

sayuran, perubahan fungsi rumah tinggal tersebut terjadi sejak 3 tahun yang lalu

karena telah diperbaikinya jalan gang kecil yg di cor oleh pemerintah sehingga

Universitas Sumatera Utara

Page 113: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

95

Universitas Sumatera Utara

bisa dilewati oleh sepeda motor dan betor serta pada rumah yang berada di depan

Jalan Bagan Deli berubah fungsi menjadi rumah tinggal yang terdapat toko grosir

dan pasar sejak 5 tahun yang lalu (Gambar 5.16) . Menurut Nepal, S. K (2007),

menyatakan bahwa permukiman pedesaan tumbuh dan berkembang dari

pandangan fungsional ruang tradisional masyarakat (bentuk atau pola) yang

terwujud dari faktor sejarah, politik, sosial, dan budaya yang menyusun penataan

ulang sistem permukiman di pedesaan. Perspektif fungsional juga menerapkan

analisis permukiman di daerah pedesaan, peningkatan jumlah tempat tinggal, pola

penyebaran tempat tinggal, diferensiasi area, dan struktur hirarkis. Pada

permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan mengalami transformasi

pola ruang yang padat sejak 5 tahun terakhir. Transformasi ruang yang terjadi

akibat kebutuhan dari masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

akan tempat tinggal untuk mereka. Masyarakat pendatang dari luar Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan memutuskan untuk bertempat tinggal di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan pada dasarnya ingin mencari kerja

yaitu nelayan. Permukiman yang berjalan perkembangannya tercipta adanya

faktor sejarah dari masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

terdahulu. Peningkatan jumlah tempat tinggal di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan terletak pada rumah-rumah masyarakat yang berdiri diatas air

laut yang berbatasan langsung dengan laut Belawan. Meningkatnya rumah

masyarakat tersebut dibatasi oleh pihak Pemerintah dengan membangun jembatan

yang membatasi antara permukiman masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan dengan laut.

Universitas Sumatera Utara

Page 114: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

96

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.16 Proses Transformasi Pola Ruang Pada Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Peta Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan Pada

Masa Kesultanan Deli Tahun 1918

Peta Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan Pada Tahun

2012

Peta Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan Pada Tahun

2018

- Masyarakat berkembang pesat menempati

lahan-lahan kosong yang berada di Bagan

Deli

- Masyarakat didominasi para nelayan yang

sejak lahir berada di Bagan Deli maupun

pendatang yang ingin bekerja sebagai

nelayan, sehingga membawa keluarganya

ke Bagan Deli

- Bagan Deli menjadi tempat strategis bagi

para nelayan untuk berlaut karena dekat

dengan laut Belawan dan mudah

menambatkan kapal di area dekat tempat

tinggalnya.

- Tanah kering/berlumpur yang semakin

terkikis diisi oleh air laut akibat pasang air

laut.

- Muncul rumah-rumah warga diatas air laut

akibat sedikitnya lahan kering yang kosong

di Bagan Deli.

- Masyarakat pada masa Kesultanan

Deli menjadikan kawasan Bagan Deli

sebagai tempat persinggahan mereka

dalam berlaut.

- Adanya Mesjid Nurul Hilal yang

pertama kali dibangun tahun 1918

oleh Kesultanan Deli pada masa nya.

- Etnik Melayu Deli identik dengan

Islam, sehingga Mesjid menjadi

patokan awal mulanya terbentuk pola

ruang pada masa Kesultanan Deli.

- Susunan rumah-rumah yang

mengikuti arah dimana mesjid

dibangun serta jalan mengikuti

kemana arah susunan tapak rumah

yang mengikuti bangunan mesjid

tersebut.

- Posisi tapak rumah tetap mengikuti arah lorong/jalan yang

bermula dipengaruhi adanya Mesjid Nurul Hilal di permukiman

- Lahan kosong untuk membangun rumah sudah jarang

ditemukan, permukiman padat yang mayoritasnya ditempati

oleh para nelayan.

- Rumah-rumah warga yang ditempati merupakan warisan dari

orangtua dan neneknya terdahulu. Hanya sebagian saja yang

ditempati oleh pendatang baru dari luar Bagan Deli.

- Rumah pendatang banyak ditemukan di area dekat pesisir diatas

air laut Belawan.

- Lahan yang masih rawa-rawa dan hutan mejadi

lahan para nelayan yang mulai bermunculan

membangun rumah di Bagan Deli

- Posisi tapak rumah warga maupun perkantoran

serta sekolah mengikuti orientasi lorong atau jalan

- Pada dasarnya lahan hutan ini kering dan tidak

berlumpur

- Tanah kering/ berlumpur mulai diisi air akibat

pasang air laut yang naik secara berkala setiap

tahunnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 115: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

97

Universitas Sumatera Utara

5.4.1. Transformasi Penggunaan Lahan Pada Permukiman Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan

Transformasi ruang yang terjadi di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

terjadi akibat warga yang menggarap lahan diatas air untuk tapak rumahnya sehingga

dibangun rumah diatas air yang berbentuk panggung karena tidak adanya lagi lahan tanah

kering untuk mereka membangun rumahnya. Namun, pada dasarnya bangunan diatas air

tersebut daratan yang berlumpur dan lembab akan tetapi daratan tersebut terkikis hingga naik

keatas permukaan akibat pasang dari air laut tersebut. Dalam membangun rumah diatas air

tersebut para warga hanya memegang izin saja dari Kelurahan yaitu berupa hak pakai untuk

mereka mebangun rumah diatas air tersebut. Akan tetapi Kelurahan tidak akan menjamin jika

suatu saat lahan itu akan dikelola oleh Dinas Perikanan yang memegang hak wewenang

dalam mengelola pesisir laut tersebut. Terdapat banyak tanah-tanah kosong namun berlumpur

di daerah dekat dengan TPI (Tempat Penampungan Ikan) tersebut merupakan tanah yang

dimiliki oleh Dinas Perikanan dalam menjalan TPI tesebut. Adapun perubahan hanya pada

bentuk rumah yang dari panggung sekarang tidak panggung lagi karena sudah di timbun dan

dinaikkan rumahnya akan tetapi di daerah dekat dengan laut masih ada yang membangun

rumah panggung diatas air laut (Tabel 5.1). Menurut Long,H.L., (2007b), mengungkapkan

bahwa transformasi penggunaan lahan diperoleh dari kekuatan penduduk yang dapat

membuat keputusan untuk pengelolaan lahan berkelanjutan dalam pembangunan daerah.

Transformasi penggunaan lahan dibatasi oleh kondisi fisik, terutama didorong oleh faktor-

faktor sosial-ekonomi. Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan dalam

pemenuhan tempat tinggalnya masyarakat harus mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah

yaitu Kelurahan Bagan Deli Belawan Medan. Penggunaan lahan akan berpengaruh dalam

pembangunan daerah oleh peran masyarakat yang beradasarkan keputusan dari Pemerintah

Daerah tersebut. Transformasi terjadi pada kawasan pesisir laut berkaitan dengan faktor

Universitas Sumatera Utara

Page 116: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

98

Universitas Sumatera Utara

ekonomi masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan pada umumnya berprofesi

sebagai nelayan. Hal ini munculnya pembangunan rumah-rumah panggung yang berdiri

diatas air laut pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Perubahan fungsi ruang yang terjadi pada lingkungan 5 di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan adanya pembangunan MCK (mandi, cuci, kakus) yang dibangun

pemerintah pada area didekat pesisir laut yang masih tanah berlumpur. Lahan itu dahulunya

merupakan tanah lapangan terbuka untuk anak-anak bermain bola. Tanah lapang tersebut

telah berubah menjadi MCK sejak 5 tahun yang lalu oleh bantuan dari Perkim, LSM, serta

PU. Menurut Etter, A., & van Wyngaarden, W. (2000), menyatakan bahwa aspek-aspek

sosial, ekonomi dan biofisik sangat berkaitan dengan proses transformasi pola ruang di

permukiman. Pendekatan untuk transformasi permukiman diperoleh melalui pemahaman

dengan menghubungkan dan mengintegrasikan, spasial, data, dan permukiman yang

mendorong terjadinya penambahan transformasi terkait dengan demografi, penggunaan

lahan, dan data sejarah pemukiman pada skala nasional. Adapun perubahan yang terjadi pada

permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yaitu fungsi ruang yang

mengalami transformasi menjadi sarana pendukung kesejahteraan masyarakat. Ruang

tersebut memiliki fungsi sebagai ruang terbuka bagi masyarakat mengalami perubahan fungsi

sebagai MCK (mandi cuci kakus) untuk masyarakat di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan. Transformasi ini menerapkan pendekatan transformasi pola ruang dengan

memahami penggunaan lahan bagi masyarakat pada permukiman di Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan. Perubahan fungsi ruang tersebut mendapatkan dorongan oleh

masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli BelawaN Medan dengan bantuan dari Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Page 117: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

99

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1 Transformasi Penggunaan Lahan Pada Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Tahun 1918 Tahun 1970 Tahun 1980 Tahun 2010 Tahun 2018

Sekolah Kuburan Muslim Hunian diatas air

Mesjid/ Musholla Kawasan Laut Hunian Komersil

Hunian tanah berlumpur Rawa-rawa Tempat Penampungan Ikan Sementara

Kantor Lurah TPI

Universitas Sumatera Utara

Page 118: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

100

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1 Transformasi Penggunaan Lahan Pada Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan (sambungan)

Tahun 1918 Tahun 1970 Tahun 1980 Tahun 2010 Tahun 2018

Masyarakat pada masa Kesultanan Deli

menjadikan kawasan Bagan Deli sebagai

tempat persinggahan mereka dalam

berlaut. Adanya Mesjid Nurul Hilal yang

pertama kali dibangun tahun 1918 oleh

Kesultanan Deli pada masa nya. Etnik

Melayu Deli identik dengan Islam,

sehingga Mesjid menjadi patokan awal

mulanya terbentuk pola ruang pada masa

Kesultanan Deli. Susunan rumah-rumah

yang mengikuti arah dimana mesjid

dibangun serta jalan mengikuti kemana

arah susunan tapak rumah yang

mengikuti bangunan mesjid tersebut.

Norma terkait dalam pemenuhan untuk

menentukan tapak rumah pada masa

Kesultanan Deli pada tahun 1918 yaitu

adanya tempat ibadah/ mesjid memicu

terbentuknya suatu permukiman

masyarakat Melayu Deli. Pembangunan

rumah yang tidak merusak sistem yang

telah ada agar terjamin dari bencana, dan

menentukan tapak dengan menerapkan

arti kebersamaan yang erat terhadap

warga yang memiliki etnik Melayu Deli

memicu terbentuknya permukiman

Melayu Deli tersebut. Sehingga tapak

rumah berorientasi terhadap arah angin

yang terkait dengan arah kiblat.

Pada tahun 1970 permukiman di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan masih sedikit dan tidak padat.

Masyarakat menempati Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

memiliki suku Melayu Deli.

Penduduknya berasal dari daerah

Batubara, Percut, Serdang, dan Tanjung

Balai. Mereka pidah ke Kampung

Nelayan Bagan Deli karena sebagian

besar penduduk berprofesi sebagai

nelayan yang berlaut di Laut Belawan

tersebut. Pola yang terwujud tidak

terencana mengikuti aliran sungai atau

laut yang berada di sekitar kawasan

permukiman. Hal ini dipengaruhi oleh

keberadaan etnik Melayu Deli yang

bertempat tinggal di pesisir laut.

Masyarakat Melayu Deli menerapkan

norma atau kebiasaan dalam menentukan

tapak dengan memperhatikan arti

kebersamaan yang erat terbukti dari

adanya keluarga sanak saudara yang

sudah menetap di Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan memicu

terbentuknya ruang-ruang pembangunan

rumah warga pendatang yang menetap

pada permukiman tersebut. Pembangunan

rumah yang tidak merusak sistem yang

telah ada sebelumnya agar tidak terjadi

bencana yang membahayakan

penghuninya. Orientasi rumah yang

masih memperhatikan arah mata angin

yang berpengaruh terhadap reduksi

matahari dan terkait dengan arah kiblat.

Pada tahun 1980 permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

berkembang seiring berjalannya waktu

selama 10 tahun. Pada permukiman

terdapat pembangunan kantor lurah dan

TPI yang dibangun oleh pemerintah.

Pada permukiman pertumbuhan hunian

semakin berkembang yang menempati

kawasan dekat dengan pesisir Laut

Belawan tersebut. Sehingga masyarakat

membangun huniannya diatas tanah

rawa-rawa yang berada di pesisir Laut

Belawan. Dalam membentuk ruang-

ruang tersebut terkait dengan pola tata

ruang yang dipengaruhi oleh norma

ataupun kaidah yang mendasari

terbentuknya pola ruang tersebut. Norma

tersebut berkaitan dengan etnik Melayu

Deli yang mayoritas warganya memiliki

suku Melayu Deli. Pembangunan rumah

warga yang dibangun tidak merusak

sistem atau melanggar peraturan daerah

tentang permukiman yang berada di

kawasan pesisir laut karena mengingat

pada tahun 1980 bangunan rumah warga

yang terbilang masih sedikit berjauhan

dengan pesisir Laut Belawan tersebut

sehingga mengurangi dampak terjadi

bencana yang membahayakan penduduk

pada permukiman tersebut. Warga

pendatang yang menempati permukiman

ini memilih Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan karena mereka

merasa ikatan kebersamaan yang kuat

terhadap sesama etnik Melayu Deli

sehingga menimbulkan kenyamanan dan

aman yang mendorong terbentuknya

ruang-ruang yang berada pada

permukiman tersebut.

Pada tahun 2010 permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

berkembang cukup pesat sehingga

jumlah hunian warga yang meledak.

Hunian warga yang semakin padat

berada pada kawasan yang dulunya

merupakan rawa-rawa, namun seiring

berjalannya waktu selama 30 tahun,

tanah tersebut berubah menjadi genangan

air akibat pasang air laut sehingga

menimbulkan bangunan rumah panggung

yang berada diatas air Laut Belawan.

Bangunan rumah warga yang mengikuti

aliran sungai atau laut tersebut memiliki

alasan tersendiri oleh masyarakat pada

permukiman di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan tersebut.

Masyarakat etnik Melayu Deli telah

tumbuh dan berkembang selayaknya

mengikuti perkembangan zaman yang

semakin maju sehingga tradisi etnik

Melayu Deli yang semakin tertinggal

terutama terhadap pemilihan tapak rumah

warga yang ingin membangun pada

kawasan tersebut. Norma yang bertahan

dalam menentukan tapak rumah yaitu

kebiasaan masyarakat etnik Melayu Deli

menempati ruang untuk membangun

tempat tinggal selalu memperhatikan

sifat rasa kebesamaan yang kuat sesama

etnik Melayu Deli yang terlebih dahulu

tinggal di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan.

Pada tahun 2018 saat ini tidak banyak

perubahan ruang yang terjadi. Perubahan

hanya terdapat pada beberapa bagian

kawasan saja yang mengubah fungsi

ruangnya, seperti lapangan yang

dibangun MCK (Mandi Cuci Kakus) oleh

pemerintah. Perubahan tersebut

dilakukan pemerintah karena sebagai

sarana bagi masyarakat Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

dalam memenuhi kebutuhannya.

Selanjutnya perubahan terjadi pada

lapangan yang dibangun rumah oleh

warga. Perubahan yang dominan terjadi

yaitu orientasi ruang-ruang pada kawasan

Kampung Nelayan Bagan Deli yang

berorientasi ke arah jalan utama sehingga

tidak memperhitungkan arah mata angin

atau kiblat lagi. Pada tahun ini

masyarakat sudah meninggal sedikit

demi sedikit tradisi kearah modern yang

lebih memperhatikan membentuk suatu

ruang dengan mempehitungkan logika

dan fungsional bangunan terhadap

lingkungan sekitarnya. Masyarakat

Melayu Deli dalam menentukan tapak

dengan orientasi kearah jaln utama dan

lorong-lorong kecil serta terdapat

beberapa rumah yang berorientasi kearah

Laut Belawan yang berada di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 119: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

101

Universitas Sumatera Utara

BAB VI

PENEMUAN

6.1 Norma-norma masyarakat Melayu Deli dalam membentuk ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang dituliskan oleh Peneliti mengenai norma-norma masyarakat Melayu Deli dalam membentuk ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, maka

peneliti menghasilkan penemuan sebagai berikut (Tabel 6.1):

Tabel 6.1 Norma-norma masyarakat Melayu Deli dalam membentuk ruang pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

1 Norma-Norma Yang

Diyakini Masyarakat

Bagan Deli Belawan

Medan

Dalam menentukan tapak rumah masyarakat Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan membuat sebuah ritual

adat yang diyakini kepercayaan adat Melayu Deli agar rumah

yang ditempati memberikan ketentraman diatas tapak rumah

tersebut. Menurut Agus Budi Wibowo (2018), norma-norma

yang terkait dalam menentukan tapak rumah tersebut

dilaksanakan sebagai bentuk masyarakat Kampung Nelayan

Bagan Deli dalam menjalankan norma tentang tanah yang

tepat tidak mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat

akan membawa bencana bagi penghuninya dan berkaitan

dengan norma tentang dalam menentukan tapak

memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa. Posisi rumah

masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

memenuhi norma tentang menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin sesuai norma yang

diyakini sebagian dari masyarakat tersebut.

Norma-norma yang terkait dalam menentukan tapak rumah tinggal di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan yaitu :

Norma tentang tapak yang tepat tidak mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan membawa

bencana bagi penghuninya. Dalam menentukan tapak rumah sangat penting dilakukan karena menurut

kepercayaan dari etnik Melayu Deli meyakini bahwa tapak rumah yang dipilih haruslah tapak yang tidak

membahayakan bagi penghuninya dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya yang bisa berakibat

bencana.

Norma tentang menentukan tapak memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa. Pada dasarnya permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ditempati oleh etnik Melayu Deli. Masyarakat etnik Melayu

Deli memiliki prinsip arti kebersamaan yang tinggi sesama etnik Melayu Deli sehingga memicu

terbentuknya ruang-ruang pada permukiman tersebut.

Norma tentang menentukan posisi rumah memperhitungkan arah mata angin. Penentuan tapak rumah warga

pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan berkaitan dengan adanya Mesjid yang

dibangun oleh warga yang pertama kali menempati Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada

dasarnya posisi Mesjid tersebut memiliki arah yang mengikuti arah mata angin menuju kiblat. Adanya

keterkaitan tersebut tanpa disadari bahwa penyebaran permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan membangun rumah pada tapak yang mengarah mata angin menuju kiblat.

Universitas Sumatera Utara

Page 120: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

102

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

Menurut Agus Budi Wibowo (2018), mengungkapkan bahwa

etnik Melayu Deli memperhatikan berbagai faktor dalam

membangun rumah. Faktor dalam membangun rumah tersebut

terkait dengan pemilihan tapak, pemilihan kayu untuk

struktur, dan penyesuaian peraturan dan larangan. Dalam

pememenuhan ini dibutuhkan pawang, tukang, penghulu adat,

syarak, dan penghuni serta jiran berperan penting.

Pembangunan rumah pada dasarnya tidak merusak sistem

yang telah ada agar penghuninya terjamin dari bencana serta

tidak mengganggu lingkungan alam. Terbentuknya

permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan oleh masyarakat etnik Melayu Deli berkaitan erat

dengan nilai-nilai adat etnik Melayu Deli tersebut. Hal ini

terjadi dalam pemilihan tapak rumah yang dibangun oleh para

warga dipengaruhi oleh ritual adat yang biasa dilaksanakan

oleh masyarakat etnik Melayu Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 121: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

103

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

2. Norma Masyarakat

Sebagai Faktor Dalam

Membentuk Lingkungan

Fisik Pada Permukiman

Bagan Deli Belawan

Medan

Menurut Agus Budi Wibowo (2018), norma-norma yang

terkait dalam menentukan tapak rumah tersebut dilaksanakan

sebagai bentuk masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli

dalam menjalankan norma tentang tanah yang tepat tidak

mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan

membawa bencana bagi penghuninya dan berkaitan dengan

norma tentang dalam menentukan tapak memperhitungkan

sifat fisik, tanah, dan rasa. Posisi rumah masyarakat Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan memenuhi norma

tentang menentukan posisi rumah memperhitungkan arah

mata angin sesuai norma yang diyakini sebagian dari

masyarakat tersebut.

- Norma yang diyakini masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan menjadi faktor dalam

membentuk lingkungan fisik pada permukiman terkait pembangunan jalan pada permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Dalam menentukan tapak rumah sangat penting dilakukan karena

menurut kepercayaan dari etnik Melayu Deli meyakini bahwa tapak rumah yang dipilih haruslah tapak yang

tidak membahayakan bagi penghuninya dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya yang bisa berakibat

bencana bagi penghuninya.

- Pemilihannya sangat terikat dengan peraturan adat, kepercayaan, pantang larang yang ditentukan oleh

pawang. Norma tentang menentukan tapak memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa. Pada dasarnya

permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ditempati oleh etnik Melayu Deli. Masyarakat

etnik Melayu Deli memiliki prinsip arti kebersamaan yang tinggi sesama etnik Melayu Deli sehingga

memicu terbentuknya ruang-ruang pada permukiman tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 122: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

104

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

Menurut Febrianti (2010), masyarakat Melayu Deli sangat

menjunjung tinggi nilai agama, nilai adat dan tradisinya.

Pengaruhnya dapat terlihat melalui bagaimana terbentuknya

sebuah permukiman, yang mana syaratnya adalah harus

terdapat rumah ibadah/mesjid (nilai agama) dan tempat

upacara adat. Dalam memenuhi faktor-faktor yang terkait ini

masyarakat etnik Melayu Deli membawa pawang atau

penghulu adat yang biasanya mengikuti dalam proses

membangun rumah para warga tersebut.

- Pada dasarnya masyarakat etnik Melayu Deli mayoritasnya memeluk agama islam sehingga keberadaan

Mesjid telah mempengaruhi masyarakat etnik Melayu Deli di Kampung Nelayan Bagan Deli dalam

membentuk ruang. Norma yang berlaku berkaitan dengan agama islam seperti pada pembangunan jalan

yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Menurut Lawrence dan Low (1990,454), menyatakan bahwa

permukiman terbentuk dengan adanya perubahan fisik dari

lingkungan alam terjadi dari masa ke masa melalui proses

konstruksi oleh manusia. Tapak rumah yang didapatkan

berupa hasil dari tanah garapan para warga yang terdahulu

berada di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Lingkungan fisik yang terwujud dalam keseimbangan desain

ruang yang akan terbentuk di kawasan permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

- Tapak rumah yang didapatkan berupa hasil dari tanah garapan para warga yang terdahulu berada di

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada dasarnya pemilihan tapak mempunyai kesepakatan

bersama yaitu tapak harus diketahui oleh tetangga supaya arah rumah tidak berselisihan hadap depan dan

belakang rumah warga yang lain, dan agar tempias air tidak jatuh ke rumah tetangga maka diberikan batas

jarak 0,5 m – 1 m dari setiap tapak rumah disebelahnya. Terbentuknya lingkungan fisik diakibatkan dari

masyarakat yang melakukan kesepakatan dalam area fisik yang secara bertahap hingga membentuk ruang.

Universitas Sumatera Utara

Page 123: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

105

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

Menurut Yodsurang P & Yasufumi U (2015), lingkungan

pesisir laut menjadi tempat tinggal penghuni yang memiliki

mata pencaharian di daerah tersebut sehingga membentuk

suatu permukiman. Permukiman yang sejajar sepanjang garis

sungai, akan berganti dengan menyesuaikan kondisi tanah,

ruang hijau, dan susunan budaya. Pada umumnya masayarakat

pada permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada

permukiman tersebut terdapat beberapa pendatang dari

berbagai daerah yaitu, Batubara, Tanjung Pura, Percut,

Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjung Balai, dan

daerah lainnya. Mereka membangun rumah pada permukiman

tersebut hanya dengan mendapatkan hak izin membangun

rumah diatas air oleh persetujuan surat hak pakai dari

Kelurahan Bagan Deli.

Para nelayan tersebut datang ke Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk melanjutkan pekerjaannya

sebagai nelayan sehingga mereka memilih tinggal di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan agar tidak jauh

dari tempat mereka untuk mencari ikan, udang, kerang, kepiting, cumi, dan lainnya

Pada umumnya rumah-rumah masyarakat yang menempati

wilayah Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

memiliki posisi rumah menghadap ke lorong jalan dan

sebagian rumah lainnya yang harus memasuki gang kecil.

Menurut Zigmunde D (2010, May), Perencanaan manajemen

yang jelas akan menjamin pelestarian kawasan lansekap yang

tercipta agar mencegah transformasi yang tidak diinginkan,

maka diterapkannya elemen lansekap tradisional atau kegiatan

untuk peningkatan kualitas estetika dan ekologi wilayah

menjadi suatu konsep prinsip yang akan berhasil dalam

merencanakan wilayah yang baru.

Masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan memanfaatkan lorong atau gang kecil yang hanya bisa

dilalui oleh warga menggunakan sepeda motor saja berkukuran 1,2 m lebarnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 124: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

106

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

3 Norma Masyarakat

Sebagai Faktor Dalam

Membentuk Penggunaan

Lahan Di Permukiman

Bagan Deli Belawan

Medan

Menurut Fang dan Liu (2009), mengungkapkan bahwa

kepadatan penduduk yang tinggi dan ekonomi yang lebih

tinggi akan menimbulkan lingkungan alam yang lebih rentan

untuk menjadi suatu daerah permukiman. Hasil proses

interaksi diperhatikan dari melihat keadaan pembangunan

ekonomi dan sistem pedesaan berkembang dengan cara yang

kompleks dari berbagai komponen sistem, misalnya geografis

dan biogeofisik, perkembangan industri, penduduk pedesaan,

dan karakteristik sosial dan budaya. Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan pada dasarnya tidak memiliki area ruang

khusus atau balai adat untuk melaksanakan acara-acara besar,

bahkan permukiman tidak memiliki tempat khusus untuk

masyarakat berkumpul untuk bercengkramah dengan manusia

lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Hal ini disebabkan tidak adanya lahan yag mampu

menampung kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada

permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan. Fenomena ini akibat dari proses adaptasi penghuni

terhadap keadaan sumber daya setempat yang terbatas .

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus untuk berkumpul atau tempat

untuk bercengkramah dengan masyarakat lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Masyarakat

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya berkumpul di warung-

warung seperti warung kopi, warung nasi, serta kedai sayur maupun toko grosir yang berada tidak jauh dari

lingkungan tempat tinggal mereka. Upacara adat yang biasa diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu

Deli tidak mempunyai tempat khusus seperti wisma atau balai adat di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan.

Menurut Fragkou, D (2017), bahwasanya budaya dan

perkembangan kebutuhan hidup masyarakat pesisir terwujud

dari fenomena dari sepanjang pulau dan daratan terlihat dari

hubungan kompleks permukiman. Fokus pada ruang dan

waktu telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam

lingkungan alam dan terstruktur di masyarakat pedesaan.

Pembangunan perumahan yang tidak proporsional, dan

pembangunan ilegal menimbulkan pemalsuan karakteristik

arsitektur morfologi bangunan. Kampung Nelayan Bagan Deli

Masyarakat melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya berkumpul di

warung-warung seperti warung kopi, warung nasi, serta kedai sayur maupun toko grosir yang berada tidak jauh dari

lingkungan tempat tinggal mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 125: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

107

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus untuk

berkumpul atau tempat untuk bercengkramah dengan

masyarakat lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan.

4 Pengaruh Norma

Masyarakat Dalam

Membentuk Ruang Di

Permukiman Bagan Deli

Belawan Medan

Menurut Biddulph ( 2003 ), Interaksi sosial memberikan

dampak kepada kehidupan komunitas yang seimbang.

Kehidupan komunitas yang seimbang dalam perkotaan dapat

mengungkap kompleksitas keberlanjutan perkotaan. Adapun

kompleksitas keberlanjutan perkotaan tentunya harus

didukung oleh adanya penekanan kepada aspek budaya,

norma norma sosial dan sistem jaringan dalam permukiman.

Masyarakat di kawasan Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan untuk menentukan tapak rumahnya memakai

kaidah atau norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

Norma-norma telah menyeimbangkan suatu permukiman terhadap keberlanjutan dari kondisi permukiman tersebut.

Norma yang berlaku terkait dengan suku asli dari masayarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yaitu

etnik Melayu Deli. Penekanan dari norma-norma masyarakat tersebut mempengaruhi bentuk tanah yang

berorientasi terhadap jalan atau lorong di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, serta batasan-batasan

terhadap ruang luar permukiman di Kampung Nelayan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 126: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

108

Universitas Sumatera Utara

6.2 Struktur ruang pada permukiman di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Berdasarkan analisa dan pembahasan mengenai struktur ruang pada permukiman di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, maka peneliti menghasilkan penemuan sebagai berikut (Tabel 6.2)

Tabel 6.2 Struktur ruang pada permukiman di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

5 Pola Ruang Permukiman

Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan

Medan

Perencanaan manajemen yang baik akan menjamin pelestarian

kawasan lansekap yang tercipta agar mencegah transformasi

yang tidak diinginkan, maka diterapkannya elemen lansekap

tradisional atau kegiatan untuk peningkatan kualitas estetika

dan ekologi wilayah menjadi suatu konsep prinsip yang akan

berhasil dalam merencanakan wilayah-wilayah yang baru.

Menurut Zigmunde, D. (2010, May), Elemen lansekap

tradisional dan kegiatan untuk penyatuan berbagai kelompok

dari lansekap pemukiman perumahan baru, yaitu pendidikan

penduduk dalam budaya dan sejarah permukimannya.

Pengetahuan masyarakat tentang sejarah dan tradisi tempat

tentu akan memainkan peran besar dalam mencegah hal apa

saja yang akan terjadi dari berlangsungnya era globalisasi.

Pengetahuan ini juga akan membantu menciptakan dasar dari

suasana tempat. Semakin dekat hubungan, maka semakin

besar kemungkinan bahwa orang-orang seluruh generasi tidak

akan meninggalkan tempat tersebut dan akan menjaga tradisi

dan pengetahuan tentang akar sejarah mereka.

Pola ruang permukiman Kampung Bagan Deli Belawan Medan berawal dari sebuah Mesjid yang dibangun di

permukiman tersebut. Pola penyebaran permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan ini dimulai dari

mesjid tersebut hingga lorong pertamina. Mesjid yang berada pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan bernama Mesjid Nurul Hilal yang dibangun pada tahun 1918 oleh para raja Kesultanan Deli

terdahulu. Dalam memutuskan bentuk Mesjid yang memiliki bentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab.

Posisi Mesjid menghadap kiblat dari Makkah menjadi patokan posisi dari kaplingannya. Mesjid Nurul Hilal

dibangun untuk menandakan di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan ini terdapat permukiman Melayu

Deli yang identik dengan Islam.

Universitas Sumatera Utara

Page 127: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

109

Universitas Sumatera Utara

6.3 Transformasi ruang pada permukiman di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Berdasarkan analisa dan pembahasan mengenai transformasi ruang permukiman di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, maka peneliti menghasilkan penemuan sebagai berikut (Tabel 6.3) :

Tabel 6.3 Transformasi ruang pada permukiman di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

6 Proses Transformasi

Pada Pola Ruang Di

Permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan

Menurut Nepal, S. K (2007), menyatakan bahwa permukiman

pedesaan tumbuh dan berkembang dari pandangan fungsional

ruang tradisional masyarakat (bentuk atau pola) yang terwujud

dari faktor sejarah, politik, sosial, dan budaya yang menyusun

penataan ulang sistem permukiman di pedesaan. Perspektif

fungsional juga menerapkan analisis permukiman di daerah

pedesaan, peningkatan jumlah tempat tinggal, pola

penyebaran tempat tinggal, diferensiasi area, dan struktur

hirarkis. Transformasi ruang yang terjadi akibat kebutuhan

dari masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan akan tempat tinggal untuk mereka.

Transformasi pada pola ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan terjadi sejak

berdirinya Kampung Bagan Deli oleh Kesultanan Deli tahun 1918 hingga saat ini tahun 2018 telah banyak

mengalami perubahan karena permukiman sudah padat ditempati oleh penduduk asli Bagan Deli maupun pendatang

dari luar yang datang mencari pekerjaan sebagai nelayan sehingga mereka membangun rumahnya di kawasan

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada dasarnya hanya pada bagian pinggiran laut saja yang banyak

dilakukan penambahan bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang datang dengan membawa keluarganya.

Pada kawasan pinggiran batas laut dahulu tidak ada bangunan rumah masyarakat akan tetapi sekarang sudah banyak

dibangun rumah berbentuk panggung pada tapak diatas air tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 128: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

110

Universitas Sumatera Utara

No. Kajian Keterkaitan dengan Teori Penemuan

7 Transformasi

Penggunaan Lahan Pada

Permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan

Menurut Long,H.L., (2007b), mengungkapkan bahwa

transformasi penggunaan lahan diperoleh dari kekuatan

penduduk yang dapat membuat keputusan untuk pengelolaan

lahan berkelanjutan dalam pembangunan daerah.

Transformasi penggunaan lahan dibatasi oleh kondisi fisik,

terutama didorong oleh faktor-faktor sosial-ekonomi.

Permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

dalam pemenuhan tempat tinggalnya masyarakat harus

mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah yaitu Kelurahan

Bagan Deli Belawan Medan. Penggunaan lahan akan

berpengaruh dalam pembangunan daerah oleh peran

masyarakat yang beradasarkan keputusan dari Pemerintah

Daerah tersebut. Transformasi terjadi pada kawasan pesisir

laut berkaitan dengan faktor ekonomi masyarakat Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan pada umumnya berprofesi

sebagai nelayan. Hal ini munculnya pembangunan rumah-

rumah panggung yang berdiri diatas air laut pada permukiman

di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Universitas Sumatera Utara

Page 129: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

111

Universitas Sumatera Utara

BAB VII

KESIMPULAN

Masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan dalam menentukan tapak

rumahnya menerapkan norma-norma yang berlaku berkaitan dengan etnik Melayu Deli.

Dalam menentukan tapak rumah masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Norma-norma yang terkait dalam menentukan tapak rumah tersebut dilaksanakan sebagai

bentuk masyarakat Kampung Nelayan Bagan Deli dalam menjalankan norma tentang tanah

yang tepat tidak mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan membawa bencana

bagi penghuninya dan berkaitan dengan norma tentang dalam menentukan tapak

memperhitungkan sifat fisik, tanah, dan rasa. Posisi rumah masyarakat Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan memenuhi norma tentang menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin sesuai norma yang diyakini sebagian dari masyarakat

tersebut. Norma-norma yang terkait dalam menentukan tapak rumah tinggal di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yaitu, norma tentang tapak yang tepat tidak

mengganggu urat bumi, sedangkan yang tidak tepat akan membawa bencana bagi

penghuninya. Dalam menentukan tapak rumah sangat penting dilakukan karena menurut

kepercayaan dari etnik Melayu Deli meyakini bahwa tapak rumah yang dipilih haruslah tapak

yang tidak membahayakan bagi penghuninya dan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya

yang bisa berakibat bencana. Norma tentang menentukan tapak memperhitungkan sifat fisik,

tanah, dan rasa. Pada dasarnya permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

ditempati oleh etnik Melayu Deli. Masyarakat etnik Melayu Deli memiliki prinsip arti

kebersamaan yang tinggi sesama etnik Melayu Deli sehingga memicu terbentuknya ruang-

ruang pada permukiman tersebut. Norma tentang menentukan posisi rumah

memperhitungkan arah mata angin. Penentuan tapak rumah warga pada permukiman

Universitas Sumatera Utara

Page 130: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

112

Universitas Sumatera Utara

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan berkaitan dengan adanya Mesjid yang

dibangun oleh warga yang pertama kali menempati Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan. Pada dasarnya posisi Mesjid tersebut memiliki arah yang mengikuti arah mata angin

menuju kiblat. Adanya keterkaitan tersebut tanpa disadari bahwa penyebaran permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan membangun rumah pada tapak yang

mengarah mata angin menuju kiblat.

Pada dasarnya masyarakat etnik Melayu Deli mayoritasnya memeluk agama islam

sehingga keberadaan Mesjid telah mempengaruhi masyarakat etnik Melayu Deli di Kampung

Nelayan Bagan Deli dalam membentuk ruang. Norma yang berlaku berkaitan dengan agama

islam seperti pada pembangunan jalan yang dilakukan oleh masyarakat di Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan. Hal ini sesuai dengan teori dari Febrianti (2010), masyarakat

Melayu Deli sangat menjunjung tinggi nilai agama, nilai adat dan tradisinya. Pengaruhnya

dapat terlihat melalui bagaimana terbentuknya sebuah permukiman, yang mana syaratnya

adalah harus terdapat rumah ibadah/mesjid (nilai agama) dan tempat upacara adat. Dalam

memenuhi faktor-faktor yang terkait ini masyarakat etnik Melayu Deli membawa pawang

atau penghulu adat yang biasanya mengikuti dalam proses membangun rumah para warga

tersebut.

Tapak rumah yang didapatkan berupa hasil dari tanah garapan para warga yang

terdahulu berada di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada dasarnya pemilihan

tapak mempunyai kesepakatan bersama yaitu tapak harus diketahui oleh tetangga supaya arah

rumah tidak berselisihan hadap depan dan belakang rumah warga yang lain, dan agar tempias

air tidak jatuh ke rumah tetangga maka diberikan batas jarak 0,5 m – 1 m dari setiap tapak

rumah disebelahnya. Terbentuknya lingkungan fisik diakibatkan dari masyarakat yang

melakukan kesepakatan dalam area fisik yang secara bertahap hingga membentuk ruang.

Universitas Sumatera Utara

Page 131: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

113

Universitas Sumatera Utara

Lawrence dan Low (1990,454), menyatakan bahwa permukiman terbentuk dengan adanya

perubahan fisik dari lingkungan alam terjadi dari masa ke masa melalui proses konstruksi

oleh manusia. Tapak rumah yang didapatkan berupa hasil dari tanah garapan para warga yang

terdahulu berada di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Lingkungan fisik yang

terwujud dalam keseimbangan desain ruang yang akan terbentuk di kawasan permukiman

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan.

Para nelayan datang ke Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk

melanjutkan pekerjaannya sebagai nelayan sehingga mereka memilih tinggal di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan agar tidak jauh dari tempat mereka untuk mencari ikan,

udang, kerang, kepiting, cumi, dan lainnya. Fakta tersebut sesuai dengan teori Yodsurang P &

Yasufumi U (2015), lingkungan pesisir laut menjadi tempat tinggal penghuni yang memiliki

mata pencaharian di daerah tersebut sehingga membentuk suatu permukiman. Permukiman

yang sejajar sepanjang garis sungai, akan berganti dengan menyesuaikan kondisi tanah, ruang

hijau, dan susunan budaya. Pada umumnya masayarakat pada permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan bermata pencaharian sebagai nelayan. Pada

permukiman tersebut terdapat beberapa pendatang dari berbagai daerah yaitu, Batubara,

Tanjung Pura, Percut, Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjung Balai, dan daerah

lainnya. Mereka membangun rumah pada permukiman tersebut hanya dengan mendapatkan

hak izin membangun rumah diatas air oleh persetujuan surat hak pakai dari Kelurahan Bagan

Deli.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan pada dasarnya tidak memiliki area

ruang khusus atau balai adat untuk melaksanakan acara-acara besar, bahkan permukiman

tidak memiliki tempat khusus untuk masyarakat berkumpul untuk bercengkramah dengan

manusia lainnya di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Hal ini disebabkan tidak

adanya lahan yag mampu menampung kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada permukiman

Universitas Sumatera Utara

Page 132: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

114

Universitas Sumatera Utara

di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Fenomena ini akibat dari proses adaptasi

penghuni terhadap keadaan sumber daya setempat yang terbatas. Hal ini didukung oleh teori

Fang dan Liu (2009), mengungkapkan bahwa kepadatan penduduk yang tinggi dan ekonomi

yang lebih tinggi akan menimbulkan lingkungan alam yang lebih rentan untuk menjadi suatu

daerah permukiman. Hasil proses interaksi diperhatikan dari melihat keadaan pembangunan

ekonomi dan sistem pedesaan berkembang dengan cara yang kompleks dari berbagai

komponen sistem, misalnya geografis dan biogeofisik, perkembangan industri, penduduk

pedesaan, dan karakteristik sosial dan budaya.

Norma-norma telah menyeimbangkan suatu permukiman terhadap keberlanjutan dari

kondisi permukiman tersebut. Norma yang berlaku terkait dengan suku asli dari masyarakat

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan yaitu etnik Melayu Deli. Penekanan dari

norma-norma masyarakat tersebut mempengaruhi bentuk tanah yang berorientasi terhadap

jalan atau lorong di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan, serta batasan-batasan

terhadap ruang luar permukiman di Kampung Nelayan tersebut. Hali ini berkaitan dengan

teori Biddulph (2003), menyatakan kehidupan komunitas yang seimbang dalam permukiman

dapat mengungkap kompleksitas keberlanjutan. Adapun kompleksitas keberlanjutan

permukiman tentunya harus didukung oleh adanya penekanan kepada aspek budaya, norma

norma sosial dan sistem jaringan dalam permukiman. Masyarakat di kawasan Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan untuk menentukan tapak rumahnya memakai kaidah

atau norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

Pola ruang permukiman Kampung Bagan Deli Belawan Medan berawal dari sebuah

Mesjid yang dibangun di permukiman tersebut. Pola penyebaran permukiman di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan ini dimulai dari mesjid tersebut hingga lorong pertamina.

Mesjid yang berada pada permukiman di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 133: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

115

Universitas Sumatera Utara

bernama Mesjid Nurul Hilal yang dibangun pada tahun 1918 oleh para raja Kesultanan Deli

terdahulu. Dalam memutuskan bentuk Mesjid yang memiliki bentuk persegi yang memiliki

ruang dan mihrab. Posisi Mesjid menghadap kiblat dari Makkah menjadi patokan posisi dari

kaplingannya. Mesjid Nurul Hilal dibangun untuk menandakan di Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan ini terdapat permukiman Melayu Deli yang identik dengan Islam.

Berkaitan dengan teori Zigmunde, D. (2010, May), menyatakan elemen lansekap tradisional

dan kegiatan untuk penyatuan berbagai kelompok dari lansekap pemukiman perumahan baru,

yaitu pendidikan penduduk dalam budaya dan sejarah permukimannya. Pengetahuan

masyarakat tentang sejarah dan tradisi tempat tentu akan memainkan peran besar dalam

mencegah hal apa saja yang akan terjadi dari berlangsungnya era globalisasi. Pengetahuan ini

juga akan membantu menciptakan dasar dari suasana tempat. Semakin dekat hubungan, maka

semakin besar kemungkinan bahwa orang-orang seluruh generasi tidak akan meninggalkan

tempat tersebut dan akan menjaga tradisi dan pengetahuan tentang akar sejarah mereka.

Transformasi pada pola ruang di permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan terjadi sejak berdirinya Kampung Bagan Deli oleh Kesultanan Deli tahun 1918 hingga

saat ini tahun 2018 telah banyak mengalami perubahan karena permukiman sudah padat

ditempati oleh penduduk asli Bagan Deli maupun pendatang dari luar yang datang mencari

pekerjaan sebagai nelayan sehingga mereka membangun rumahnya di kawasan Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Pada dasarnya hanya pada bagian pinggiran laut saja

yang banyak dilakukan penambahan bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang

datang dengan membawa keluarganya. Pada kawasan pinggiran batas laut dahulu tidak ada

bangunan rumah masyarakat akan tetapi sekarang sudah banyak dibangun rumah berbentuk

panggung pada tapak diatas air tersebut. Fakta tersebut sesuai dengan teori Nepal, S. K (2007),

menyatakan bahwa permukiman pedesaan tumbuh dan berkembang dari pandangan

fungsional ruang tradisional masyarakat yang terwujud dari faktor sejarah, politik, sosial, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 134: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

116

Universitas Sumatera Utara

budaya yang menyusun penataan ulang sistem permukiman di pedesaan. Perspektif

fungsional juga menerapkan analisis permukiman di daerah pedesaan, peningkatan jumlah

tempat tinggal, pola penyebaran tempat tinggal, diferensiasi area, dan struktur hirarkis.

Transformasi ruang yang terjadi akibat kebutuhan dari masyarakat Kampung Nelayan Bagan

Deli Belawan Medan akan tempat tinggal untuk mereka.

Universitas Sumatera Utara

Page 135: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

117

Universitas Sumatera Utara

Saran

Pemerintah Daerah yang memiliki wewenang dalam mengelola pembangunan setiap

kelurahan harus dengan mudah mengadakan relokasi lahan permukiman terutama pada

permukiman yang berada di pesisir laut yang sesuai kebijakan dan peraturan daerah dapat

membahayakan penduduk pesisir yang berada di Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan

Medan. Sehingga masyarakat tidak lagi mengalami fenomena alam yang datang secara

berkala yaitu banjir akibat pasang air laut. Kondisi tersebut dapat membahayakan masyarakat

Melayu Deli pesisir, dan menghambat aktivitas keseharian warga serta dapat membahayakan

kesehatan warga yang berada di kawasan tersebut. Bentuk partisipasi pemerintah dalam

memberhentikan pertambahan permukiman yang semakin meningkat di Kampung Nelayan

Bagan Deli Belawan Medan sudah dilakukan dengan baik yaitu membangun jembatan beton

penghubung di sepanjang garis Laut Belawan. Pembangunan jembatan beton ini dilakukan

untuk mengurangi pertambahan bangunan rumah warga yang membangun rumah diatas air

tanpa melihat bahaya yang akan mereka alami nantinya. Dari hasil penelitian diharapkan

untuk Pemerintah Daerah lebih peka atau peduli kepada penduduk pesisir Laut Belawan.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan sangat membutuhkan banyak bantuan

pengelolaan yang lebih lanjut terutama dalam hal perencenaan tata ruang kota pada

permukiman yang berada di pesisir Laut Belawan mengingat permukiman tersebut sangat

semraut dan tidak tertata rapi serta rawan bencana.

Bagi peneliti berikutnya diharapkan agar meneliti lebih lanjut lagi permasalahan

tentang penerapan tata ruang yang baik, aman, dan sehat terhadap permukiman di Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan dengan memperhitungkan berbagai faktor-faktor sosial,

ekonomi, pendidikan, dan budaya agar dapat mudah diterima oleh penduduk pesisir Laut

Belawan tersebut maupun permasalahan di berbagai kampung nelayan yang ada di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 136: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

118

Universitas Sumatera Utara

Transformasi ruang pada permukiman di kampung nelayan sangat menarik untuk dibahas

untuk mengetahui dan memahami pola pikir masayarakat dan perilakunya terhadap ruang

yang berada didalamnya. Dengan hasil penelitian ini semoga bermanfaat sebagai menambah

wawasan ilmu teori untuk bidang tata ruang permukiman pesisir laut

Universitas Sumatera Utara

Page 137: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

119

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

1. Biddulph, M. (2003). The limitations of the urban village concept in neighbourhood

renewal: a Merseyside case study. Urban Design International, 8, 5–19.

2. Liu, Y., He, S., Wu, F., & Webster, C. (2010). Urban villages under China's rapid

urbanization: unregulated assets and transitional neighbourhoods. Habitat

International, 34(2), 135-144.

3. Lawrence, Denise L., and Setha M. Low. 1990. The built environment and spatial

form. Annual Review of Anthropology 19:453–505.

4. Savvides, A., Michael, A., Malaktou, E., & Philokyprou, M. (2016). Examination and

assessment of insolation conditions of streetscapes of traditional settlements in the

Eastern Mediterranean area. Habitat International, 53, 442-452.

5. Xu, W., Tan, K.C., 2001. Reform and the process of economic restructuring in rural

China: a case study of Yuhang, Zhejiang. J. Rural Stud. 17 (2), 165e181.

6. Fang, Y.G., Liu, J.S., 2009. Cultural landscape evolution of cluster agricultural

village: the case of Yukou village in Shandong province. Geogr. Res. 28 (4), 968e978

(in Chinese).

7. Yodsurang, P., & Yasufumi, U. (2015). A Traditional Community in the Chao Phraya

River Basin II: Influence of Water Circulation on the Traditional Living Culture

according to the Settlement Pattern. Asian Culture and History, 8(1), 112.

8. Rumiati, A., & Prasetyo, Y. H. (2013). Identifikasi Tipologi Arsitektur Rumah

Tradisional Melayu di Kabupaten Langkat dan Perubahannya. Jurnal Permukiman,

8(2), 78-88.

Universitas Sumatera Utara

Page 138: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

120

Universitas Sumatera Utara

9. Yuan, L. J. 1987. The Malay House : Rediscovering Malaysia’s Indigenous Shelter

System. Institut Masyarakat. Pulau Pinang.

10. Yurliani, R.(2007) Kecenderungan Hedonisme Pada Masyarakat Melayu Medan

Dengan Masyarakat Melayu Tanjung Pura. Kecenderungan Hedonisme Pada

Masyarakat Melayu Medan Dengan Masyarakat Melayu Tanjung Pura.

11. Ridwan, T. Amin. (2005). Budaya Melayu Menghadapi Globalisasi. Medan: USU

Press.

12. http://m.adicita.com/artikel/617Adat-Istiadat-dalam-Pergaulan-Orang-Melayu

13. Kearifan Lingkungan dalam Adat “Berumah” Masyarakat Melayu di Sumatra Utara |

Agus Budi wibowo Academia.Edu

14. Zigmunde, D. (2010, May). Preservation of Traditional Rural Landscape Identity as

an Integrative Tool for New Housing Settlements in Latvia. In International scientific

conference proceedings of full papers–Landscape Legacy: Landscape Architecture

and Planning between Art and Science.

15. Fragkou, D. (2017). The Impact of Mass Tourism to Traditional Settlements.

JOURNAL OF TOURISM. RESEARCH, 197.

16. Dhingra, M., & Chattopadhyay, S. (2016). Advancing smartness of traditional

settlements-case analysis of Indian and Arab old cities. International Journal of

Sustainable Built Environment, 5(2), 549-563.

17. Nepal, S. K. (2007). Tourism and rural settlements Nepal’s Annapurna region. Annals

of Tourism Research, 34(4), 855-875

18. Makachia, P. A. (2011). Evolution of urban housing strategies and dweller-initiated

transformations in Nairobi. City, Culture and Society, 2 (4), 219–234.

Universitas Sumatera Utara

Page 139: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

121

Universitas Sumatera Utara

19. Patterson, Orlando. 2007. Review of: The logics of history, by William H. Sewell.

American Journal of Sociology 112: 1287–90. [RAJ]

20. Murray, C. (2004). Rethinking neighbourhoods: from urban villages to cultural hubs.

In D. Bell, & M. Jayne (Eds.), City of quarters: Urban villages in the contemporary

city. Aldershot: Ashgate Publishing Limited.

21. Long, H.L., Heilig, G.K., Li, X.B., Zhang, M., 2007b. Socio-economic development

and land-use change: analysis of rural housing land transition in the Transect of the

Yangtse River, China. Land Use Policy 24 (1), 141–153.

22. Etter, A., & van Wyngaarden, W. (2000). Patterns of landscape transformation in

Colombia, with emphasis in the Andean region. Ambio: A journal of the Human

Environment, 29(7), 432-439.

23. Long, H.L., Zou, J., Liu, Y.S., 2009a. Differentiation of rural development driven by

industrialization and urbanization in eastern coastal China. Habitat Int. 33 (4),

454e462.

24. Sewell, William H., Jr. 2005. The logics of history: Social theory and social

transformation. Chicago: University of Chicago Press.

25. Linard, C., Gilbert, M., Snow, R. W., Noor, A. M., & Tatem, A. J. (2012). Population

distribution, settlement patterns and accessibility across Africa in 2010. PloS one,

7(2), e31743.

Universitas Sumatera Utara

Page 140: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

122

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1: HASIL NARASI RESPONDEN

Segmen : 1

Nama : Amin

Umur : 57 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilaksanakan kepada bapak yang bernama Amin umur 57 tahun

mempunyai suku Melayu Deli. Pak Amin lahir di Kampung Bagan Deli pada tahun 1961.

Lokasi rumahnya terletak di lingkungan 6. Rumahnya dibangun oleh Pak Amin sendiri,

namun tapak tanah diberikan oleh orang tua nya dahulu yang tapak rumahnya berada didepan

rumah pak Amin sendiri. Ia mengatakan bahwa pada umumnya dulu pemilihan tapak harus

diketahui jiran tetangga supaya arah rumah tidak berselisihan hadap depan dan belakang

rumah orang, dan agar tempias air tidak jatuh ke rumah tetangga maka diberikan batas jarak

½ m dari setiap tapak rumah disebelahnya. Semenjak tahun 1999 sudah mulai semraut,

terlihat dibagian dalam permukiman terdapat rumah yang didepan gang dan rumah saling

membelakangi. Dalam menentukan tapak rumah Pak Amin juga memakai buah “kundur”

semacam buah labu dan buah kelapa diikat pada kayu atau tiang diatas tapak tanah yang

diyakini kepercayaan adat Melayu Deli agar rumah ditempati akan memberikan ketentraman

diatas tapak rumah tersebut. Posisi rumah tidak memperhitungkan arah mata angin ataupun

arah matahari. Rumah yang berada dekat dengan pesisir laut Belawan ini tidak menentukan

posisi arah rumah harus menghadap laut atau sungai, posisi rumah menghadap ke lorong

jalan dan ada sebagian rumah yang harus memasuki gang . Rumah dahulunya berbentuk

panggung, namun sekarang sudah tidak panggung lagi namun daerah yang tanah yang

berlumpur dan diatas tanah masih menggunakan rumah panggung. Denah rumah tinggal Pak

Amin berbentuk 4 persegi yang terdiri dari beberapa ruang didalamnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 141: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

123

Universitas Sumatera Utara

Pembangunan jalan di permukiman Bagan Deli ini awalnya dari swadaya masyarakat

Bagan Deli, kemudian dilanjutkan dengan penumpukan dari kulit kerang, sekarang sudah di

beton dari bantuan pemerintah. Dan perubahan 5 tahun terakhir masih jalan yang sudah di

beton hanya ada perubahan tinggi beton yang dinaikkan hingga 60cm dalam permintaan

musyawarah masyarakat. Dalam membangun jalan masyarakat melayu juga memakai nilai

adat istiadat Melayu Deli dengan istilah “ permisi atau ucapan salam islam ” yang berkaitan

dengan nilai agama islam juga. Jembatan dibangun oleh pemerintah sekitar 2 tahun yang lalu

secara bertahap mengelilingi batas permukiman dengan laut.

Mesjid yang berada di permukiman Bagan Deli ini bernama Mesjid Nurul Hilal yang

dibangun pada tahun 1918 oleh kesultanan deli terdahulu. Dalam memutuskan bentuk mesjid

yang memiliki bentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab. Posisi Mesjid menghadap

kiblat dari Makkah. Mesjid Nurul Hilal dibangun untuk menandakan di Bagan Deli ini

terdapat permukiman melayu yang identik dengan islam. Dulu Mesjid Nurul Hilal dahulu

berbentuk panggung dan menggunakan material kayu namun seiring berjalan waktu dan

berkembang dilakukan renovasi oleh masyarakat Bagan Deli. Pak Amin menyatakan bahwa

“Bagan Deli inilah yang pertama ada daripada Belawan ataupun Pelabuhan Belawan

tersebut”. Kampung Nelayan Bagan Deli ini dahulu dijadikan tempat persinggahan atau

transit raja-raja deli dalam perjalanan menuju Pulau Putri yang berada disebelah arah timur

laut dari permukiman Bagan Deli ini, lalu raja-raja deli dari Pulau Putri singgah ke Bagan

Deli melewati sungai deli menuju Istana Maimun. Kemudian pada segmen 2 ini terdapat

musholla yang berada di Lorong Pertamina, namun musholla ini telah beberapa kali

mengalami perubahan bentuk dari tahun ke tahun yang dilakukan oleh para warga di

Kampung Bagan Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 142: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

124

Universitas Sumatera Utara

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus

untuk berkumpul atau bercengkramah dengan masyarakat lainnya. Biasanya dalam

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya

berkumpul di warkop yang berada tidak jauh dari sekitar tempat tinggal mereka.

Upacara adat yang biasa diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli

tidak mempunyai tempat khusus seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung

Bagan Deli memanfaatkan halaman rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan

dan juga memakai badan jalan. Acara besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta

Ulang Tahun Bagan Deli diadakan di Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah

juga memakai tanah milik pertamina untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun

yang lalu.

Awal mulanya Kampung Bagan Deli berada di tengah-tengah permukiman ini yang

hanya memiliki luasan sekitar 70-80 meter persegi saja, namun sekitar tahun 1990 ada

pemekaran luasan menjadi 200.an meter persegi. Batas pertama kali adanya permukiman

Bagan Deli dulu hanya dari Lorong Pertamina hingga Mesjid Nurul Hilal, selebihnya dahulu

masih laut dan rawa-rawa saja. Dengan berjalannya waktu tanah banyak yang mulai ditimbun

dan dibangun permukiman oleh masyarakat Bagan Deli maupun pendatang yang kebanyakan

dari daerah pesisir yaitu Batubara, Tanjung Pura, dan Tanjung Balai. Perubahan fungsi ruang

atau tanah sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi karena sejak 5 tahun yang lalu

permukiman sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja yang banyak penambahan

bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang datang. Dibagian pinggiran batas laut

dulunya tidak ada bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah berbentuk panggung

diatas air. Selanjutnya perubahan fungsi ruang terjadi di Jalan Besar Bagan Deli terdapat

bangunan rumah tempat tinggal yang sekaligus digunakan sebagai toko grosir dan jual bahan

Universitas Sumatera Utara

Page 143: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

125

Universitas Sumatera Utara

pokok masyarakat, rumah tersebut menjadi rumah sekaligus toko sejak 5 tahun yang lalu oleh

masyarakat Bagan Deli yang tinggal di depan Jalan Besar Bagan Deli ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 144: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

126

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 1

Nama : Abdul Khalel

Umur : 40 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilaksanakan kepada bapak yang bernama Abdul Khalel umur 40

tahun mempunyai suku Melayu Deli. Pak Abdul lahir di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Lokasi rumahnya terletak di lingkungan 6. Rumah Pak Abdul merupakan warisan

dari orangtuanya, maka tapak rumah tersebut diberikan oleh orangtua nya. Dalam

menentukan tapak rumah Pak Abdul mengatakan bahwa pada umumnya dulu pemilihan

tapak harus diketahui tetangga agar supaya arah rumah tidak berselisihan hadap depan dan

belakang rumah orang, dan agar tempias air tidak jatuh ke rumah tetangga maka diberikan

batas jarak beberapa meter dari setiap tapak rumah disebelahnya. Dalam penentuan tapak

rumah Pak Abdul meyakini bahwa tapak tanah yang baik akan memberikan kenyamanan

keluarga yang tinggal di rumah tersebut, dan juga memanggil seorang ustad yang akan

membacakan ayat-ayat suci Al-Quran dengan menyiram air putih di tapak rumah tersebut,

serta menyajikan buah kundur dan pisang diatas tiang yang ditancapkan di tapak rumah yang

ingin dibangun rumah. Kebiasaan adat Melayu Deli seperti itu masih dilaksanakan sampai

saat ini jika ada warga yang ingin membangun rumah baru diatas tapak tanah yang kosong.

Posisi rumah tidak ada terkait dengan norma-norma adat melayu. Masyarakat Kampung

Bagan Deli hanya mengikuti dimana letak jalan dan menghadapkan rumah nya kearah jalan

tersebut. Jalan dahulunya dibangun oleh gotong royong masyarakat, namun sekarang sudah

banyak perbaikan dibangun oleh pemerintah. Rumah dari Pak Abdul berbentuk panggung

karena memang daerah tapak tanah yang dipesisir laut untuk menghindari terjadinya banjir

akibat pasang air laut.

Universitas Sumatera Utara

Page 145: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

127

Universitas Sumatera Utara

Mesjid Nurul Hilal sudah lama dibangun oleh nenek moyang terdahulu yang pertama

kali menempati Kampung Bagan Deli ini, karena pada umumnya masyarakat Bagan Deli

mempunyai suku Melayu Deli yang mayoritasnya memeluk agama islam, maka dibangunlah

mesjid sebagai tempat ibadah umat islam yang berada di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Mesjid berbentuk persegi terdapat beberapa ruangan dan mihrab mejsid yang

menghadap kearah kiblat dari Makkah.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus

untuk berkumpul atau bercengkramah dengan masyarakat lainnya. Biasanya dalam

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya

berkumpul di warkop yang berada tidak jauh dari sekitar tempat tinggal mereka. Upacara adat

yang biasa diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat

khusus seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung Bagan Deli memanfaatkan

halaman rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan

jalan. Acara besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun Bagan Deli

diadakan di Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah juga memakai tanah milik

pertamina untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu.

Kampung Bagan Deli dahulu tidak padat seperti sekarang, masih banyak ditemukan

pepohonan di sekitar rumah, tetapi sekarng sudah padat dibangun rumah oleh masyarakat

Kampung Bagan Deli. Batas pertama kali adanya permukiman Bagan Deli dulu hanya dari

Lorong Pertamina hingga Mesjid Nurul Hilal, selebihnya dahulu masih laut dan rawa-rawa

saja. Dengan berjalannya waktu tanah banyak yang mulai ditimbun dan dibangun

permukiman oleh masyarakat Bagan Deli maupun pendatang yang kebanyakan dari daerah

pesisir yaitu Batubara, Tanjung Pura, dan Tanjung Balai. Perubahan fungsi ruang atau tanah

sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi karena sejak 5 tahun yang lalu permukiman

Universitas Sumatera Utara

Page 146: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

128

Universitas Sumatera Utara

sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja yang banyak penambahan bangunan tempat

tinggal untuk para nelayan yang datang. Dibagian pinggiran batas laut dulunya tidak ada

bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah berbentuk panggung diatas air. Selanjutnya

perubahan fungsi ruang terjadi di Jalan Besar Bagan Deli terdapat bangunan rumah tempat

tinggal yang sekaligus digunakan sebagai toko grosir dan jual bahan pokok masyarakat,

rumah tersebut menjadi rumah sekaligus toko sejak 5 tahun yang lalu oleh masyarakat Bagan

Deli yang tinggal di depan Jalan Besar Bagan Deli ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 147: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

129

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 2

Nama : Safaridah

Umur : 54 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melaksanakan wawancara kepada warga di lorong tanjung 2 tepatnya

pada lingkungan 15 yang termasuk kedalam segmen 2 pada wilayah permukiman Kampung

Nelayan Bagan Deli Belawan Medan. Salah satu warga bernama Ibu Safaridah yang berumur

54 tahun merupakan penduduk asli yang lahir di Kampung Bagan Deli ini. Rumah Ibu

Safaridah ini dibangun oleh orang tua nya yang terdahulu yang diwariskan kepada Ibu

Safaridah. Sehingga dahulu dalam menentukan tapak rumah tersebut tidak diketahui adakah

unsur kepercayaan dari suku adat Melayu Deli dalam menentukan tapak rumah dari Ibu

Safaridah. Akan tetapi Ibu Safaridah mengatakan “ Tapak rumah yang dipakai merupakan

tanah dari nenek moyang terdahulu tinggal disini dan di lingkungan nya masih belum padat

hanya beberapa rumah saja, masih bisa ditemui tanah kosong dan pepohonan hanya ada

sekitar 20an rumah saja di Kampung Bagan Deli ini “. Jika orang pendatang yang ingin

datang untuk mencari tempat tinggal di Kampung Bagan Deli ini mempunyai tujuan untuk

mencari kerja yaitu sebagai nelayan karena permukiman Kampung Bagan Deli ini dekat

dengan pesisir laut yang memudahkan nelayan kapan saja untuk berlaut. Sehingga mereka

banyak membangun tempat tinggal di permukiman Kampung Bagan Deli. Kebanyakan yang

datang ke Bagan Deli ini masih lajang atau belum menikah , mereka mencari kerja sebagai

nelayan dengan hanya bermodalkan menumpang tempat tinggal di rumah warga yang

bersedia, namun kebanyakan dari mereka pada akhirnya menikah dengan gadis di Kampung

Bagan Deli lalu mereka membuat rumah ke permukiman Kampung Bagan Deli ini juga dan

membangun rumah baru diatas tanah yg masih kosong ataupun diatas air laut. Posisi rumah

Universitas Sumatera Utara

Page 148: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

130

Universitas Sumatera Utara

tidak ada memperhitungkan arah mata angin ataupun harus mengahadap ke arah sungai atau

laut Belawan ini. Posisi rumah berpatokan kepada pembukaan jalan yang masuk kedalam

permukiman ini saja berhadap-hadapan dengan rumah yang berada di seberang jalan gang

permukiman Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Rumah berbentuk panggung dipakai

karena beradaptasi dengan lingkungan nya yang berada di pesisir laut maka dibangunlah

rumah berbentuk panggung di Kampung Bagan Deli yang dahulunya hingga sekarang juga

masih banyak memakai rumah panggung untuk menghindari air yang masuk ke dalam rumah

jika terjadi pasang laut tersebut. Rumah memiliki denah berbentuk persegi dengan ada

beberapa ruang didalamnya dan terdapat toko atau kedai di rumah Ibu Safaridah ini. Jalan

dahulunya dibangun oleh gotong royong masyarakat, namun sekarang sudah banyak

perbaikan dibangun oleh pemerintah.

Mesjid Nurul Hilal yang berada di Kampung Bagan Deli Belawan ini dibangun oleh

masyarakat Kampung Bagan Deli ini pertama sekali dengan cara menyumbang dari hasil

tangkapan nelayan seperti udang yang di timbang itulah menjadi tabungan masyarakat

Kampung Bagan Deli untuk membangun Mesjid tersebut dulunya, namun sekarang sudah

banyak donatur dari luar yang membantu renovasi dari bangunan mesjid yang dulu hingga

sudah bagus seperti saatb ini. Bentuk mesjid persegi yang memiliki beberapa ruang dan

mihrab yang menghadap ke arah kiblat.

Pada permukiman Bagan Deli Belawan ini tidak memiliki tempat untuk berkumpul

masyarakat antar manusia baik anggota keluarga, kerabat dekat, serta tetangga. Mereka

biasanya berkumpul di warung-warung yang berada tidak jauh dari rumah mereka masing-

masing. Disitulah masyarakat Kampung Bagan Deli ini sering bercengkrama sesama kerabat

ataupun jiran tetangga. Tempat berkumpul tidak ada ditemukan pada permukiman Bagan Deli

ini karena terkendala oleh tempat yang sudah padat tidak ada ruang kosong lagi jika dibangun

Universitas Sumatera Utara

Page 149: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

131

Universitas Sumatera Utara

tempat khusus untuk berkumpul masyarakat dengan kerabat dekat dan tetangga. Dalam acara

pesta adat seperti pernikahan di Kampung Bagan Deli ini dilakukan di teras rumah mereka

yang ingin mengadakan pesta adat pernikahan, karena di Kampung Bagan Deli ini tidak ada

balai adat khusus untuk melaksanakan pesta atau upacara adat pernikahan untuk warga di

permukiman tersebut. Bagi warga yang memiliki rumah yang berada di gang-gang kecil yang

tidak memungkinkan untuk mengadakan pesta mereka meminjam halaman atau teras rumah

yang berada didekat jalan besar untuk dipakai sebagai tempat pesta adat pernikahan jika ada

yang berkenan rumahnya dipakai untuk dijadikan tempat pesta adat tersebut. Di Kampung

Bagan Deli ini tiap tahunnya mengadakan peringatan hari besar seperti israj miraj dan ulang

tahun Kampung Bagan Deli yang diadakan di Jalan Besar Bagan Deli yang memakai badan

jalan, jalan ditutup dan memakai tenda saja karena Kampung Bagan Deli ini tidak ada tempat

khusus atau wisma untuk melaksanakan hari besar tersebut.

Kampung Bagan Deli Belawan Medan dulunya rumah masih sedikit dan berjarak

jauh-jauhan dari rumah satu ke rumah sebelahnya. Rumah di Kampung Bagan Deli ini

umumnya dibelakang rumahnya merupakan rumah keluarga nya juga seperti abang atau adik

kandung sendiri karena dulunya nenek moyang terdahulu mengambil tanah nya sudah begitu

turun-temurun, tanah kosong yang berada dibelakang rumahnya itu punya mereka bersaudara

juga walaupun masih kosong, sehingga sekarang banyak tipe rumah yang berada

dibelakangnya merupakan rumah sanak saudara kandung juga. Jalan di Kampung Bagan Deli

ini pertama dibuka pada zaman jajahan Negara Jepang. Perubahan fungsi ruang yang terjadi

di lorong tanjung 2 ini tidak ada yang signifikan sejak 5 tahun yang lalu karena pada

permukiman ini sudah padat dari 5 tahun yang lalu hingga sekarang. Adapun perubahan

hanya pada bentuk rumah yang dari panggung sekarang tidak panggung lagi karena sudah di

Universitas Sumatera Utara

Page 150: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

132

Universitas Sumatera Utara

timbun dan dinaikkan rumahnya akan tetapi di daerah dekat dengan laut masih ada yang

membangun rumah panggung diatas air laut.

Universitas Sumatera Utara

Page 151: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

133

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 2

Nama : Ibnu

Umur : 38 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilakukan oleh peneliti di segmen 2 yaitu tepatnya di lingkungan 15

Kampung Bagan Deli Belawan Medan kepada Pak Ibnu yang berusia 38 tahun. Rumah dari

Pak Ibnu yang ditempati nya saat ini merupakan rumah yang dibangun oleh orang tua dari

Ibu Nurehan sendiri yang tapak tanah dari nenek moyang terdahulu, sehingga Pak Ibnu tidak

mengetahui ada unsur kepercayaan dari adat Melayu Deli dalam menentukan tapak rumah

yang ditempatinya saat ini. Namun, dari cerita dulu ada kepercayaan suku Melayu Deli

tentang patang-larang nya atau kepercayaan dari adat Melayu Deli tentang hari dibangunnya

rumah tersebut seperti, mencari depan rumah ke arah matahari terbit untuk rejeki yang baik,

karena dulu belum ada jalan seperti saat ini, maka masyarakat dulunya membangun rumah

depannya mengikuti arah matahari terbit, tidak boleh membelakangi matahari. Dalam

pembangunan rumah tidak harus menghadap laut karena rumah yang pada umumnya

menghadap laut itu merupak rumah para nelayan yang dijadikan tempat untuk menambatkan

kapal mereka didepan rumahnya. Rumah dari Ibu Nurehan masih berbentuk panggung karena

pada dasarnya rumah berbentuk panggung yang dibangun untuk rumah yang berada di

kawasan pesisir laut. Rumah memiliki denah 4 persegi yang didalam rumah tersebut terdapat

beberapa ruang kamar, dan dapur. Dalam pembangunan jalan yang berada di Kampung

Bagan Deli ini dulunya hanya jalan sempit, maka masyarakat masing-masing menghibahkan

tanah sebagian yang berada dihalaman rumahnya. Pembangunan jalan dulunya swadaya

masyarakat namun sekarang sudah pemerintah yang membangun jalan.

Universitas Sumatera Utara

Page 152: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

134

Universitas Sumatera Utara

Mesjid yang berada di Kampung Bagan Deli ini bernama Mesjid Nurul Hilal. Mesjid

ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli pertama kali yaitu Datuk-Datuk

terdahulu yang tinggal di Kampung Bagan Deli. Dalam memutuskan bentuk mesjid yang

memiliki bentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab. Posisi Mesjid menghadap kiblat

dari Makkah. Mesjid Nurul Hilal dibangun untuk menandakan di Bagan Deli ini terdapat

permukiman melayu yang identik dengan islam. Dulu Mesjid Nurul Hilal dahulu berbentuk

panggung dan menggunakan material kayu namun seiring berjalan waktu dan berkembang

dilakukan renovasi oleh masyarakat Bagan Deli.

Tempat berkumpul di Kampung Bagan Deli tidak ada ditemukan tempat khusus untuk

warga berkumpul, bercengkrama antar kerabat dekat dan tetangga. Mereka hanya berkumpul

di warung-warung yang berada tidak jauh dari permukiman nya. Upacara adat yang biasa

diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat khusus

seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung Bagan Deli memanfaatkan halaman

rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan jalan. Acara

besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun Bagan Deli diadakan di

Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah juga memakai tanah milik pertamina

untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu.

Kampung Bagan Deli Belawan Medan dulunya rumah masih sedikit dan berjarak

jauh-jauhan dari rumah satu ke rumah sebelahnya. Rumah di Kampung Bagan Deli ini

umumnya dibelakang rumahnya merupakan rumah keluarga nya juga seperti abang atau adik

kandung sendiri karena dulunya nenek moyang terdahulu mengambil tanah nya sudah begitu

turun-temurun, tanah kosong yang berada dibelakang rumahnya itu punya mereka bersaudara

juga walaupun masih kosong, sehingga sekarang banyak tipe rumah yang berada

dibelakangnya merupakan rumah sanak saudara kandung juga. Jalan di Kampung Bagan Deli

Universitas Sumatera Utara

Page 153: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

135

Universitas Sumatera Utara

ini pertama dibuka pada zaman jajahan Negara Jepang. Perubahan fungsi ruang yang terjadi

di lorong tanjung 2 ini tidak ada yang signifikan sejak 5 tahun yang lalu karena pada

permukiman ini sudah padat dari 5 tahun yang lalu hingga sekarang. Adapun perubahan

hanya pada bentuk rumah yang dari panggung sekarang tidak panggung lagi karena sudah di

timbun dan dinaikkan rumahnya akan tetapi di daerah dekat dengan laut masih ada yang

membangun rumah panggung diatas air laut.

Universitas Sumatera Utara

Page 154: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

136

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 3

Nama : Nurehan

Umur : 32 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilakukan oleh peneliti di segmen 3 yaitu tepatnya di lingkungan 5

Kampung Bagan Deli Belawan Medan kepada Ibu Nurehan yang berusia 32 tahun. Rumah

Ibu Nurehan yang ditempati nya saat ini merupakan rumah yang dibangun oleh orang tua dari

Ibu Nurehan sendiri yang tapak tanah dari nenek moyang terdahulu, sehingga Bu Nurehan

tidak mengetahui ada unsur kepercayaan dari adat Melayu Deli dalam menentukan tapak

rumah yang ditempatinya saat ini. Namun ia mengatakan bahwa “ Kampung Bagan Deli

dulunya disini awalnya muncul rumah-rumah warga di Kampung Bagan Deli ini. Namun,

dari cerita dulu mungkin ada patang-larang nya atau kepercayaan dari adat Melayu Deli

tentang hari dibangunnya rumah tersebut, mencari depan rumah ke arah matahari terbit untuk

rejeki yang baik, karena dulu belum ada jalan seperti saat ini, maka masyarakat dulunya

membangun rumah depannya mengikuti arah matahari terbit, tidak boleh membelakangi

matahari ”. Dalam pembangunan rumah tidak harus menghadap laut karena rumah yang pada

umumnya menghadap laut itu merupak rumah para nelayan yang dijadikan tempat untuk

menambatkan kapal mereka didepan rumahnya. Rumah dari Ibu Nurehan masih berbentuk

panggung karena pada dasarnya rumah berbentuk panggung yang dibangun untuk rumah

yang berada di kawasan pesisir laut. Rumah memiliki denah 4 persegi yang didalam rumah

tersebut terdapat beberapa ruang kamar, dan dapur. Dalam pembangunan jalan yang berada di

Kampung Bagan Deli ini dulunya hanya jalan sempit, maka masyarakat masing-masing

menghibahkan tanah sebagian yang berada dihalaman rumahnya. Pembangunan jalan

dulunya swadaya masyarakat namun sekarang sudah pemerintah yang membangun jalan.

Universitas Sumatera Utara

Page 155: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

137

Universitas Sumatera Utara

Mesjid Nurul Hilal yang berada di Kampung Bagan Deli oleh para nenek moyang

dulu yang tinggal pertama kali di Bagan Deli Belawan Medan ini. Mesjid dibangun di

Kampung Bagan Deli ini menjadi tempat ibadah umat islam di Kampung Bagan Deli karena

suku adat Melayu Deli memiliki identik dengan agama islam nya. Mesjid berbentuk persegi

yang memiliki beberapa ruang dan mihrab yang menghadap kiblat kearah Makkah. Di

lingkungan 5 pada segmen 3 ini terdapat musholla atau surau kecil yang bernama Nurul

Ikhwan yang berada di dalam gang kecil di permukiman Kampung Bagan Deli ini. Surau itu

juga sudah lama dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli ini. Bangunan surau yang

dipakai berbentuk persegi yang dibangun seperti rumah tempat tinggal biasanya dulunya

namun sekarang sudah di renovasi seperti musholla pada umumnya memiliki atap yang

melentik keatas pada tengahnya.

Di Kampung Bagan Deli ini biasa melakukan berkumpul untuk bercengkrama dengan

kerabat dekat dan tetangga pada warung-warung yang berada tidak jauh dari rumah warga. Di

warung itu menjadi tempat berkumpul yang biasanya dilakukan pada sore hari oleh bapak-

bapak ataupun ibu-ibu yang berada di Kampung Bagan Deli, karena mereka disini tidak

memiliki tempat khusus untuk berkumpul untuk interaksi antar manusia. Sebagian anak-anak

yang berada di Kampung Bagan Deli ini bermain bola atau bermain sepatu roda di jalan

ataupun di gang-gang kecil di permukiman Kampung Bagan Deli ini. Dalam melaksanakan

acara pesta adat seperti pesta pernikahan biasanya warga yang ingin membuat pesta

mengadakan di depan halaman rumahnya yang memakan badan jalan, jika rumah yang

berada di gang-gang yang kecil biasanya mereka menumpang halaman rumah yang berada di

jalan besar untuk dijadikan tempat pesta. Pesta hari besar seperti Israj Miraj, Dzikir adat,

Maulid nabi dan ulang tahun Kampung Bagan Deli ini biasanya diadakan di sepanjang Jalan

Bagan Deli yang menggunakan tenda derta memakan badan jalan juga karena permukiman

Universitas Sumatera Utara

Page 156: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

138

Universitas Sumatera Utara

Kampung Bagan Deli tidak memiliki tempat khusus untuk membuat acara pesta adat atau

pesta hari besar khusus seperti balai adat atau wisma.

Perubahan yang terjadi pada segmen 3 di lingkungan 5 Kampung Bagan Deli ini

seperti adanya pembangunan MCK ( mandi, cuci, kakus ) yang dibangun pemerintah pada

area didekat pesisir laut yang masih tanah berlumpur pada peta no. . Dulunya itu adalah tanah

lapangan terbuka untuk warga bermain bola, namun sekarang menjadi MCK sejak 5 tahun

yang lalu bantuan dari Perkim, LSM, serta PU. Selanjutnya pada rumah yang berada di depan

Jalan Bagan Deli menjadi rumah yang didepannya ada toko grosir dan pasar sejak 5 tahun

yang lalu.

Kampung Bagan Deli dulunya tidak padat seperti sekarang, masih banyak ditemukan

pepohonan di sekitar rumah, tetapi sekarng sudah padat dibangun rumah oleh masyarakat

Kampung Bagan Deli. Lapangan terbuka dulu masih ada tapi sekarang sudah tidak ada lagi

dan padat menyebabkan banyak anak-anak di Kampung Bagan Deli ini bermain di jalan dan

gang-gang kecil pada permukiman ini. Perubahan terjadi sejak 20 tahun yang lalu. Banyak

rumah yang didepannya dipakai buat kedai sayur atau ikan yang berada di dalam gang-gang

kecil pada permukiman muncul sejak 10 tahun yang lalu, serta surau atau musholla yang

dibangun oleh swadaya masyarakat Kampung Bagan Deli ini berada di gang kecil tersebut

berdiri sejak 10 tahun yang lalu namun dulu bangunannya masih seperti rumah biasa pada

umumnya tetapi sekarang sudah banyak renovasi yang layak untuk musholla sebagai tempat

ibadah.

Universitas Sumatera Utara

Page 157: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

139

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 3

Nama : Akhiruddin

Umur : 65 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melaksanakan wawancara kepada warga yang berada di segmen 3 yaitu

tepatnya di lingkungan 5 Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Bapak Akhiruddin yang

berusia 65 tahun merupakan warga asli lahir dan tinggal di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Rumah yang ditempati oleh Bapak Akhiruddin merupakan tanah dari orang tua

terdahulu yang merupakan pendatang dari Batubara yang pindah ke Kampung Bagan Deli

karena mencari pekerjaan sebagai nelayan di Kampung Bagan Deli ini. Orang tua dari Pak

Akhiruddin pindah sudah lama sejak zaman Belanda dahulu sudah tinggal di Kampung

Bagan Deli Belawan Medan. Pak Akhiruddin mengatakan “ Tapak rumah memang sudah

warisan dari orangtua, mungkin dahulu ada ritual adat dalam menentukan tapak rumah dalam

adat Melayu Deli, namun sekarang jarang ditemukan adat seperti itu di Kampung Bagan Deli

ini “. Rumah berbentuk persegi yang didalamnya terdapat beberapa ruang kamar serta dapur.

Posisi rumah yang menghadap ke jalan pada permukiman Kampung Bagan Deli , tidak harus

menghadap ke arah sungai atau laut Belawan. Rumah masih berbentuk panggung dari dulu

hingga sekarang karena dulunya rumah masih di atas air dan untuk menghindari datangnya

air laut yang sedang pasang pada waktu-waktu tertentu pasti terjadi di Kampung Bagan Deli

Belawan Medan. Jalan yang dibangun di permukiman ini dibangun oleh pemerintah dan

gotong royong masyarakat di Kampung Bagan Deli.

Mesjid Nurul Hilal sudah lama dibangun oleh nenek moyang terdahulu yang pertama

kali menempati Kampung Bagan Deli ini, karena pada umumnya masyarakat Bagan Deli

Universitas Sumatera Utara

Page 158: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

140

Universitas Sumatera Utara

mempunyai suku Melayu Deli yang mayoritasnya memeluk agama islam, maka dibangunlah

mesjid sebagai tempat ibadah umat islam yang berada di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Mesjid berbentuk persegi terdapat beberapa ruangan dan mihrab mejsid yang

menghadap kearah kiblat dari Makkah.

Di Kampung Bagan Deli ini biasa melakukan berkumpul untuk bercengkrama dengan

kerabat dekat dan tetangga pada warung-warung yang berada tidak jauh dari rumah warga. Di

warung itu menjadi tempat berkumpul yang biasanya dilakukan pada sore hari oleh bapak-

bapak ataupun ibu-ibu yang berada di Kampung Bagan Deli, karena mereka disini tidak

memiliki tempat khusus untuk berkumpul untuk interaksi antar manusia. Sebagian anak-anak

yang berada di Kampung Bagan Deli ini bermain bola atau bermain sepatu roda di jalan

ataupun di gang-gang kecil di permukiman Kampung Bagan Deli ini. Dalam melaksanakan

acara pesta adat seperti pesta pernikahan biasanya warga yang ingin membuat pesta

mengadakan di depan halaman rumahnya yang memakan badan jalan, jika rumah yang

berada di gang-gang yang kecil biasanya mereka menumpang halaman rumah yang berada di

jalan besar untuk dijadikan tempat pesta. Pesta hari besar seperti Israj Miraj, Dzikir adat,

Maulid nabi dan ulang tahun Kampung Bagan Deli ini biasanya diadakan di sepanjang Jalan

Bagan Deli yang menggunakan tenda derta memakan badan jalan juga karena permukiman

Kampung Bagan Deli tidak memiliki tempat khusus untuk membuat acara pesta adat atau

pesta hari besar khusus seperti balai adat.

Perubahan yang terjadi pada segmen 3 di lingkungan 5 Kampung Bagan Deli ini

seperti adanya pembangunan MCK ( mandi, cuci, kakus ) yang dibangun pemerintah pada

area didekat pesisir laut yang masih tanah berlumpur pada peta no. . Dulunya itu adalah tanah

lapangan terbuka untuk warga bermain bola, namun sekarang menjadi MCK sejak 5 tahun

yang lalu bantuan dari Perkim, LSM, serta PU. Selanjutnya pada rumah yang berada di depan

Universitas Sumatera Utara

Page 159: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

141

Universitas Sumatera Utara

Jalan Bagan Deli menjadi rumah yang didepannya ada toko grosir dan pasar sejak 5 tahun

yang lalu. Terdapat juga beberapa bangunan rumah yang dibangun dibagian dekat pinggiran

laut yang dibangun diatas air sejak 5 tahun terakhir ini, mereka pendatang banyak dari

Batubara, Tanjung Pura, Tanjung Balai, dll yang mendapatkan hak izin membangun rumah

diatas air oleh persetujuan surat hak pakai dari kelurahan Bagan Deli.

Kampung Bagan Deli dulunya tidak padat seperti sekarang, masih banyak ditemukan

pepohonan di sekitar rumah, tetapi sekarng sudah padat dibangun rumah oleh masyarakat

Kampung Bagan Deli. Lapangan terbuka dulu masih ada tapi sekarang sudah tidak ada lagi

dan padat menyebabkan banyak anak-anak di Kampung Bagan Deli ini bermain di jalan dan

gang-gang kecil pada permukiman ini. Perubahan terjadi sejak 20ntahun yang lalu. Banyak

rumah yang didepannya dipakai buat kedai sayur atau ikan yang berada di dalam gang-gang

kecil pada permukiman muncul sejak 10 tahun yang lalu, serta surau atau musholla yang

dibangun oleh swadaya masyarakat Kampung Bagan Deli ini berada di gang kecil tersebut

berdiri sejak 10 tahun yang lalu namun dulu bangunannya masih seperti rumah biasa pada

umumnya tetapi sekarang sudah banyak renovasi yang layak untuk musholla sebagai tempat

ibadah.

Universitas Sumatera Utara

Page 160: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

142

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 4

Nama : Nurhayati

Umur : 30 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilaksanakan kepada ibu yang bernama Nurhayati umur 30 tahun

mempunyai suku Melayu Deli. Ibu Nurhayati lahir di Kampung Bagan Deli pada tahun 1987.

Lokasi rumahnya terletak di lingkungan 5. Ibu Nurhayati tinggal bersama orangtua di rumah

yang dibangun diatas tanah Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Rumah yang ditempati

oleh ibu Nurhayati dibangun oleh orangtua nya. Tapak rumah yang dipakai merupakan

warisan dari nenek moyang terdahulu turun temurun dan rumahnya sudah beberapa kali

mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Ibu Nurhayati mengatakan bahwa “ Dalam adat

Melayu Deli memang ada tentang penentuan tapak yang berkaitan adat Melayu yaitu berupa

pantang larang, kepercayaan adat untuk menentukan tapak rumah agar terbebas dari

penunggunya “. Posisi rumah dari ibu Nurhayati menghadap kearah jalan yang dibangun oleh

swadaya masyarakat Kampung Bagan Deli oleh papan-papan kayu yang disusun diatas kayu

laut yang menjadi kolomnya. Namun, sejak 5 tahun yang lalu jalan diperbaiki dan sudah

dikelola oleh permerintah dan bantuan BNPM. Sungai atau laut yang dekat dengan lokasi

rumah dari ibu Nurhayati tidak mengharuskan rumahnya untuk menghadap kearah laut

tersebut. Rumah yang berbentuk panggung dibangun untuk menghindari adanya pasang dari

air laut yang sewaktu-waktu terjadi di Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Rumah

memiliki denah yang berbentuk persegi yang didalamnya terdapat beberapa ruangan.

Mesjid Nurul Hilal yang terletak tidak jauh dari rumah ibu Nurhayati berbentuk

persegi. Bentuk mesjid yang berada di Kampung Bagan Deli seperti bangunan mesjid pada

Universitas Sumatera Utara

Page 161: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

143

Universitas Sumatera Utara

umumnya, namun dahulu mesjid ini masih menggunakan material dari kayu dan sudah sering

diperbaiki oleh bantuan donatur dan bantuan dari warga di Kampung Bagan Deli. Mesjid

Nurul Hilal dibangun oleh sesepuh dari suku Melayu terdahulu dan sudah ada sebelum ibu

Nurhayati lahir. Posisi Mesjid yang miring kearah timur laut menghadap kiblat dari Makkah.

Masyarakat di Kampung Bagan Deli ini biasa melakukan berkumpul untuk

bercengkrama dengan kerabat dekat dan tetangga pada warung-warung yang berada tidak

jauh dari rumah warga. Di warung itu menjadi tempat berkumpul yang biasanya dilakukan

pada sore hari oleh bapak-bapak ataupun ibu-ibu yang berada di Kampung Bagan Deli,

karena mereka disini tidak memiliki tempat khusus untuk berkumpul untuk interaksi antar

manusia. Sebagian anak-anak yang berada di Kampung Bagan Deli ini bermain bola atau

bermain sepatu roda di jalan ataupun di gang-gang kecil di permukiman Kampung Bagan

Deli ini. Dalam melaksanakan acara pesta adat seperti pesta pernikahan biasanya warga yang

ingin membuat pesta mengadakan di depan halaman rumahnya yang memakan badan jalan,

jika rumah yang berada di gang-gang yang kecil biasanya mereka menumpang halaman

rumah yang berada di jalan besar untuk dijadikan tempat pesta. Pesta hari besar seperti Israj

Miraj, Dzikir adat, Maulid nabi dan ulang tahun Kampung Bagan Deli ini biasanya diadakan

di sepanjang Jalan Bagan Deli yang menggunakan tenda derta memakan badan jalan juga

karena permukiman Kampung Bagan Deli tidak memiliki tempat khusus untuk membuat

acara pesta adat atau pesta hari besar khusus seperti balai adat suku Melayu Deli.

Pada segmen 4 di lingkungan 5 Kampung Bagan Deli ini mengalami perubahan ruang

yaitu pada sebuah lapangan bola merupakan tanah yang dihibahkan warga dan dulunya ada

sebuah kantor organisasi masyarakat, namun sekarang tidak terpakai lagi karena sempit

akibat pembangunan rumah yang memakan tanah dari lapangan bola tersebut. Selanjutnya

terdapat juga beberapa bangunan rumah yang dibangun dibagian dekat pinggiran laut yang

Universitas Sumatera Utara

Page 162: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

144

Universitas Sumatera Utara

dibangun diatas air sejak 5 tahun terakhir ini, mereka pendatang banyak dari Batubara,

Tanjung Pura, Tanjung Balai, dll yang mendapatkan hak izin membangun rumah diatas air

oleh persetujuan surat hak pakai dari kelurahan Bagan Deli.

Keadaan dari Kampung Bagan Deli Belawan Medan awalnya tidak padat seperti

sekarang, masih banyak ditemukan pepohonan di sekitar rumah, tetapi sekarng sudah padat

dibangun rumah oleh masyarakat Kampung Bagan Deli. Lapangan terbuka dulu masih ada

tapi sekarang sudah tidak ada lagi dan padat menyebabkan banyak anak-anak di Kampung

Bagan Deli ini bermain di jalan dan gang-gang kecil pada permukiman ini. Perubahan terjadi

sejak 20tahun yang lalu. Banyak rumah yang didepannya dipakai buat kedai sayur atau ikan

yang berada di dalam gang-gang kecil pada permukiman muncul sejak 10 tahun yang lalu,

serta surau atau musholla yang dibangun oleh swadaya masyarakat Kampung Bagan Deli ini

berada di gang kecil tersebut berdiri sejak 10 tahun yang lalu namun dulu bangunannya masih

seperti rumah biasa pada umumnya tetapi sekarang sudah banyak perbaikan yang layak untuk

musholla sebagai tempat ibadah.

Universitas Sumatera Utara

Page 163: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

145

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 4

Nama : Asmawi

Umur : 58 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melaksanakan wawancara kepada warga yang berada di segmen 3 yaitu

tepatnya di lingkungan 5 Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Pak Asmawi yang berusia

58 tahun merupakan warga asli lahir dan tinggal di Kampung Bagan Deli Belawan Medan.

Rumah yang ditempati oleh Pak Asmawi merupakan tanah dari orang tua terdahulu yang

merupakan pendatang dari Batubara yang pindah ke Kampung Bagan Deli karena mencari

pekerjaan sebagai nelayan di Kampung Bagan Deli ini. Orang tua dari Pak Asmawi pindah

sudah lama sejak zaman Belanda dahulu sudah tinggal di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Dalam menentukan tapak rumah memang sudah warisan dari orangtua, mungkin

dahulu ada ritual adat dalam menentukan tapak rumah dalam adat Melayu Deli, namun

sekarang jarang ditemukan adat seperti itu di Kampung Bagan Deli ini. Rumah berbentuk

persegi yang didalamnya terdapat beberapa ruang kamar serta dapur. Posisi rumah yang

menghadap ke jalan pada permukiman Kampung Bagan Deli , tidak harus menghadap ke arah

sungai atau laut Belawan. Rumah masih berbentuk panggung dari dulu hingga sekarang

karena dulunya rumah masih di atas air dan untuk menghindari datangnya air laut yang

sedang pasang pada waktu-waktu tertentu pasti terjadi di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Jalan yang dibangun di permukiman ini dibangun oleh pemerintah dan gotong

royong masyarakat di Kampung Bagan Deli.

Mesjid Nurul Hilal sudah lama dibangun oleh nenek moyang terdahulu yang pertama

kali menempati Kampung Bagan Deli ini, karena pada umumnya masyarakat Bagan Deli

Universitas Sumatera Utara

Page 164: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

146

Universitas Sumatera Utara

mempunyai suku Melayu Deli yang mayoritasnya memeluk agama islam, maka dibangunlah

mesjid sebagai tempat ibadah umat islam yang berada di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Mesjid berbentuk persegi terdapat beberapa ruangan dan mihrab mesjid yang

menghadap kearah kiblat dari Makkah.

Masyarakat di Kampung Bagan Deli ini biasa melakukan berkumpul untuk

bercengkrama dengan kerabat dekat dan tetangga pada warung-warung yang berada tidak

jauh dari rumah warga. Di warung itu menjadi tempat berkumpul yang biasanya dilakukan

pada siang hari hingga sore hari oleh bapak-bapak ataupun ibu-ibu yang berada di Kampung

Bagan Deli, karena mereka disini tidak memiliki tempat khusus untuk berkumpul untuk

interaksi antar manusia. Sebagian anak-anak yang berada di Kampung Bagan Deli ini

bermain bola atau bermain sepatu roda di jalan ataupun di gang-gang kecil di permukiman

Kampung Bagan Deli ini. Dalam melaksanakan acara pesta adat seperti pesta pernikahan

biasanya warga yang ingin membuat pesta mengadakan di depan halaman rumahnya yang

memakan badan jalan, jika rumah yang berada di gang-gang yang kecil biasanya mereka

menumpang halaman rumah yang berada di jalan besar untuk dijadikan tempat pesta. Pesta

hari besar seperti Israj Miraj, Dzikir adat, Maulid nabi dan ulang tahun Kampung Bagan Deli

ini biasanya diadakan di sepanjang Jalan Bagan Deli yang menggunakan tenda derta

memakan badan jalan juga karena permukiman Kampung Bagan Deli tidak memiliki tempat

khusus untuk membuat acara pesta adat atau pesta hari besar khusus seperti balai adat suku

Melayu Deli.

Pada segmen 4 di lingkungan 5 Kampung Bagan Deli ini mengalami perubahan ruang

yaitu pada sebuah lapangan bola merupakan tanah yang dihibahkan warga dan dulunya ada

sebuah kantor organisasi masyarakat, namun sekarang tidak terpakai lagi karena sempit

akibat pembangunan rumah yang memakan tanah dari lapangan bola tersebut. Selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

Page 165: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

147

Universitas Sumatera Utara

terdapat juga beberapa bangunan rumah yang dibangun dibagian dekat pinggiran laut yang

dibangun diatas air sejak 5 tahun terakhir ini, mereka pendatang banyak dari Batubara,

Tanjung Pura, Tanjung Balai, dll yang mendapatkan hak izin membangun rumah diatas air

oleh persetujuan surat hak pakai dari kelurahan Bagan Deli.

Keadaan dari Kampung Bagan Deli Belawan Medan awalnya tidak padat seperti

sekarang, masih banyak ditemukan pepohonan di sekitar rumah, tetapi sekarng sudah padat

dibangun rumah oleh masyarakat Kampung Bagan Deli. Lapangan terbuka dulu masih ada

tapi sekarang sudah tidak ada lagi dan padat menyebabkan banyak anak-anak di Kampung

Bagan Deli ini bermain di jalan dan gang-gang kecil pada permukiman ini. Perubahan terjadi

sejak 20tahun yang lalu. Banyak rumah yang didepannya dipakai buat kedai sayur atau ikan

yang berada di dalam gang-gang kecil pada permukiman muncul sejak 10 tahun yang lalu,

serta surau atau musholla yang dibangun oleh swadaya masyarakat Kampung Bagan Deli ini

berada di gang kecil tersebut berdiri sejak 10 tahun yang lalu namun dulu bangunannya masih

seperti rumah biasa pada umumnya tetapi sekarang sudah banyak perbaikan yang layak untuk

musholla sebagai tempat ibadah.

Universitas Sumatera Utara

Page 166: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

148

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 5

Nama : Arbaiyah

Umur : 53 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melakukan wawancara kepada salah satu warga pada segmen 5 yang

tepatnya berada di lingkungan 4 pada permukiman Kampung Bagan Deli Belawan Medan.

Salah satu warga tersebut bernama Ibu Arbaiyah yang berusia 53 tahun. Ia tinggal bersama

anak-anaknya di Kampung Bagan Deli. Ibu Arbaiyah pindah ke lingkungan 4 sejak tahun

1999 pada saat beliau telah menikah. Sebelum menikah ibu Arbaiyah tinggal bersama

orangtua nya yang juga tinggal di Kampung Bagan Deli. Dalam menentukan tapak rumah

yang dibangun ibu Arbaiyah di lingkungan 4 ini ditentukan oleh Kepala Lingkungan dimana

bisa dibangun rumah diatas air. Setelah ditentukan oleh Kepala Lingkungan tersebut maka

diurus surat ke Keluraha Bagan Deli agar mendapatkan izin untuk bangun rumah diatas air di

Kampung Bagan Deli. Dalam menentukan tapak tidak ada jual beli antara warga karena tapak

rumah berada diatas air maka hanya mengeluarkan uang untuk pengurusan surat ke

Kelurahan Bagan Deli saja. Posisi rumah berada diatas air dah mengahadap ke arah gang

kecil yang menuju jembatan yang ada di Kampung Bagan Deli. Dalam menentukan posisi

rumah tidak ada keterkaitan harus mengahadap kearah laut hanya rumah-rumah yang berada

dipinggiran laut saja yang menghadap ke laut karena rumah tersebut merupakan rumah para

nelayan untuk menambatkan kapalnya di dekat rumahnya. Rumah berbentuk panggung

karena pada awalnya berdiri diatas air. Rumah memiliki bentuk denah persegi yang

didalamnya terdapat beberapa ruangan kamar dan dapur. Pada awalnya pembangunan gang

kecil ini merupakan swadaya serta gotong royong dari masyarakat Kampung Bagan Deli,

Universitas Sumatera Utara

Page 167: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

149

Universitas Sumatera Utara

namun bahan dari pemerintah yaitu papan kayu saja. Sejak 10 tahun yang lalu mulai

diperbaikin menjadi gang kecil yang di cor oleh pemerintah.

Mesjid Nurul Hilal yang berada di Kampung Bagan Deli oleh para nenek moyang

dulu yang tinggal pertama kali di Bagan Deli Belawan Medan ini. Mesjid dibangun di

Kampung Bagan Deli ini menjadi tempat ibadah umat islam di Kampung Bagan Deli karena

suku adat Melayu Deli memiliki identik dengan agama islam nya. Mesjid berbentuk persegi

yang memiliki beberapa ruang dan mihrab yang menghadap kiblat kearah Makkah.

Masyarakat Kampung Bagan Deli ini biasa melakukan berkumpul untuk

bercengkrama dengan kerabat dekat dan tetangga pada warung-warung yang berada tidak

jauh dari rumah warga. Di warung itu menjadi tempat berkumpul yang biasanya dilakukan

pada sore hari oleh bapak-bapak ataupun ibu-ibu yang berada di Kampung Bagan Deli,

karena mereka disini tidak memiliki tempat khusus untuk berkumpul untuk interaksi antar

manusia. Sebagian anak-anak yang berada di Kampung Bagan Deli ini bermain bola atau

bermain sepatu roda di jalan ataupun di gang-gang kecil di permukiman Kampung Bagan

Deli ini. Dalam melaksanakan acara pesta adat seperti pesta pernikahan biasanya warga yang

ingin membuat pesta mengadakan di depan halaman rumahnya yang memakan badan jalan,

jika rumah yang berada di gang-gang yang kecil biasanya mereka menumpang halaman

rumah yang berada di jalan besar untuk dijadikan tempat pesta. Pesta hari besar seperti Israj

Miraj, Dzikir adat, Maulid nabi dan ulang tahun Kampung Bagan Deli ini biasanya diadakan

di sepanjang Jalan Bagan Deli yang menggunakan tenda derta memakan badan jalan juga

karena permukiman Kampung Bagan Deli tidak memiliki tempat khusus untuk membuat

acara pesta adat atau pesta hari besar khusus seperti balai adat.

Perubahan yang terjadi pada segmen 5 ini banyak ditemukan pada rumah-rumah yang

berdiri diatas air. Rumah-rumah tersebut dibangun oleh pendatang yang membawa

Universitas Sumatera Utara

Page 168: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

150

Universitas Sumatera Utara

keluarganya dari luar seperti Batubara, Percut, Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjung

Balai, Aceh dll. Mereka datang ke Kampung Bagan Deli ini untuk melanjutkan pekerjaan nya

sebagai nelayan maka mereka memilih tinggal di Kampung Bagan Deli agar dekat dengan

tempat mereka untuk mencari ikan. Sehingga munculah rumah-rumah yang pada diatas air

dekat dengan pinggiran laut ini sejak 5tahun yang lalu.

Keadaan awal mula penyebaran permukiman Kampung Bagan Deli berada pada batas

pertama kali hanya dari Lorong Pertamina hingga Mesjid Nurul Hilal, selebihnya dahulu

masih laut dan hutan-hutan saja. Dengan berjalannya waktu tanah banyak yang mulai

ditimbun dan dibangun permukiman oleh masyarakat Bagan Deli. Perubahan fungsi ruang

atau tanah sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi karena sejak 5 tahun yang lalu

permukiman sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja yang banyak penambahan

bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang datang. Dibagian pinggiran batas laut

dulunya tidak ada bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah berbentuk panggung

diatas air. Selanjutnya perubahan fungsi ruang terjadi di Jalan Besar Bagan Deli terdapat

bangunan rumah tempat tinggal yang sekaligus digunakan sebagai toko grosir dan jual bahan

pokok masyarakat, rumah tersebut menjadi rumah sekaligus toko sejak 5 tahun yang lalu oleh

masyarakat Bagan Deli yang tinggal di depan Jalan Besar Bagan Deli ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 169: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

151

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 5

Nama : Juhari

Umur : 36 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilakukan pada segmen 8 di lingkungan 3 pada Kampung Bagan

Deli Belawan Medan. Wawanacara dilakukan pada salah satu warga di Kampung Bagan Deli

yang bernama Pak Rahmad yang berusia 48 tahun. Pak Syamsir lahir di Kampung Bagan

Deli Belawan Medan. Bangunan rumah dari pak Syamsir merupakan warisan dari orangtua

yang sudah banyak dilakukan renovasi dari tahun ke tahun oleh Pak Syamsir. Dalam

menentukan tapak rumah Pak Syamsir meyakini adanya keterkaitan dari adat suku Melayu

Deli. Suku Melayu Deli ini sendiri pada hakikatnya terikat dari kepercayaan tentang tapak

yang tepat untuk memerikan kesejahteraan dan kenyamanan didalam rumah yang akan

dibangun walaupun saat itu Pak Syamsir mendapat tapak rumah dari warisan orangtua nya.

Posisi rumah tidak memperhitungkan arah mata angin ataupun arah matahari. Rumah yang

berada dekat dengan pesisir laut Belawan ini tidak berkaitan dengan penentuan posisi arah

rumah harus menghadap laut atau sungai, posisi rumah menghadap ke lorong jalan dan ada

sebagian rumah yang harus melewati sebuah gang kecil. Rumah dari Pak Rahmad berbentuk

panggung dan memiliki denah rumah yang berbentuk 4 persegi yang terdiri dari beberapa

ruang didalamnya. Pembangunan jalan yang berada di Kampung Bagan Deli ini dibangun

oleh swadaya masyarakat, masyarakat bergotong royong dalam membangun jalan di

Kampung Bagan Deli ini, akan tetapi sejak 10 tahun terakhir hingga saat ini jalan sudah

diperbaiki oleh pemerintah dengan cara pemerintah memberikan bahan material untuk

pembangunan jalan, dan masyarakat turun membantu proses pengerjaan pembangunan jalan

tersebut, karena jika menunggu pemerintah yang membangun itu akan memakan waktu yang

Universitas Sumatera Utara

Page 170: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

152

Universitas Sumatera Utara

lama, maka masyarakat memberikan tenaganya untuk bergotong royong dalam pembangunan

jalan tersebut sampai selesai.

Mesjid Nurul Hilal yang terletak tidak jauh dari rumah ibu Nurhayati berbentuk

persegi. Bentuk mesjid yang berada di Kampung Bagan Deli seperti bangunan mesjid pada

umumnya, namun dahulu mesjid ini masih menggunakan material dari kayu dan sudah sering

diperbaiki oleh bantuan donatur dan bantuan dari warga di Kampung Bagan Deli. Mesjid

Nurul Hilal dibangun oleh sesepuh dari suku Melayu terdahulu. Posisi Mesjid yang miring

kearah timur laut menghadap kiblat dari Makkah.

Tempat berkumpul di Kampung Bagan Deli tidak ada ditemukan tempat khusus untuk

warga berkumpul, bercengkrama antar kerabat dekat dan tetangga. Mereka hanya berkumpul

di warung-warung yang berada tidak jauh dari permukiman nya. Upacara adat yang biasa

diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat khusus

seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung Bagan Deli memanfaatkan halaman

rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan jalan. Acara

besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun Bagan Deli diadakan di

Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah juga memakai tanah milik pertamina

untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu.

Perubahan yang terjadi pada segmen 5 ini banyak ditemukan pada rumah-rumah yang

berdiri diatas air. Rumah-rumah tersebut dibangun oleh pendatang yang membawa

keluarganya dari luar seperti Batubara, Percut, Serdang, Pantai Labu, Pantai Cermin, Tanjung

Balai, Aceh dll. Mereka datang ke Kampung Bagan Deli ini untuk melanjutkan pekerjaan nya

sebagai nelayan maka mereka memilih tinggal di Kampung Bagan Deli agar dekat dengan

tempat mereka untuk mencari ikan. Sehingga munculah rumah-rumah yang pada diatas air

dekat dengan pinggiran laut ini sejak 5tahun yang lalu.

Universitas Sumatera Utara

Page 171: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

153

Universitas Sumatera Utara

Keadaan awal mula penyebaran permukiman di Kampung Bagan Deli berada pada

batas pertama kali hanya dari Lorong Pertamina hingga Mesjid Nurul Hilal, selebihnya

dahulu masih laut dan hutan-hutan. Dengan berjalannya waktu tanah banyak yang mulai

ditimbun dan dibangun permukiman oleh masyarakat Bagan Deli. Dengan berjalannya waktu

tanah banyak yang mulai ditimbun dan dibangun permukiman oleh masyarakat Bagan Deli.

Perubahan fungsi ruang atau tanah sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi karena sejak

5 tahun yang lalu permukiman sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja yang banyak

penambahan bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang datang. Dibagian pinggiran

batas laut dulunya tidak ada bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah berbentuk

panggung diatas air.

Universitas Sumatera Utara

Page 172: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

154

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 6

Nama : Syamsir

Umur : 62 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilakukan pada segmen 6 di lingkungan 4 pada Kampung Bagan

Deli Belawan Medan. Wawanacara dilakukan pada salah satu warga di Kampung Bagan Deli

yang bernama Bapak Syamsir yang berusia 62 tahun. Pak Syamsir lahir di Kampung Bagan

Deli Belawan Medan. Bangunan rumah dari bapak Syamsir merupakan warisan dari orangtua

yang sudah banyak dilakukan renovasi oleh Pak Syamsir. Dalam menentukan tapak rumah

Pak Syamsir meyakini adanya keterkaitan oleh adat dari suku Melayu Deli. Suku Melayu

Deli terikat dari kepercayaan tentang tapak yang tepat untuk mendorong kesejahteraan

didalam rumah yang akan dibangun walaupun saat itu Pak Syamsir mendapat tapak rumah

dari warisan orangtua nya. Pak Syamsir mengatakan bahwa “ Dalam menentukan tapak

rumah harus menyiapkan pisang satu tandan, dan buah kundur seperti buah labu serta kain

putih dan kain merah sebagai simbol dalam adat Melayu Deli untuk mengusir penunggunya

pada tapak yang akan dibangun rumah”. Posisi rumah menghadap jalan tidak terikat harus

mengahadap arah mata angin maupun laut walaupun kawasan rumah berada didekat laut.

Rumah berbentuk panggung karena lokasi tapak rumah yang berada di atas tanah berlumpur

yang serinh terkena pasang dari air laut. Pembangunan jalan di Kampung Bagan Deli ini

awalnya dibangun oleh gotong royong masyarakat dari timbunan kuli-kulit kerang. Namun,

sekarang sudah berubah menjadi jalan yang telah di cor oleh pemerintah serta dibantu oleh

warga di Kampung Bagan Deli. Pemerintah hanya memberikan bahan-bahan dan material

untuk jalan Bagan Deli Belawan Medan untuk pembangunan jalannya.

Universitas Sumatera Utara

Page 173: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

155

Universitas Sumatera Utara

Mesjid yang berada di Kampung Bagan Deli ini bernama Mesjid Nurul Hilal. Mesjid

ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli pertama kali yaitu Datuk-Datuk

terdahulu yang tinggal di Kampung Bagan Deli. Dalam memutuskan bentuk mesjid yang

memiliki bentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab. Posisi Mesjid menghadap kiblat

dari Makkah. Mesjid Nurul Hilal dibangun untuk menandakan di Bagan Deli ini terdapat

permukiman melayu yang identik dengan islam. Dulu Mesjid Nurul Hilal dahulu berbentuk

panggung dan menggunakan material kayu namun seiring berjalan waktu dan berkembang

dilakukan renovasi oleh masyarakat Bagan Deli. Kemudian pada segmen 6 ini terdapat

musholla yang berada di gang iman yang bernama Salsabila, namun musholla ini telah

beberapa kali mengalami perubahan bentuk dan penambahan ukuran yang dilakukan oleh

para warga di Kampung Bagan Deli.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus

untuk berkumpul atau bercengkramah dengan masyarakat lainnya. Biasanya dalam

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya

berkumpul di warkop yang berada tidak jauh dari sekitar tempat tinggal mereka

Upacara adat yang biasa diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli

tidak mempunyai tempat khusus seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung

Bagan Deli memanfaatkan halaman rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan

dan juga memakai badan jalan. Acara besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta

Ulang Tahun Bagan Deli diadakan di Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah

juga memakai tanah milik pertamina untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun

yang lalu.

Perubahan fungsi ruang atau tanah sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi

karena sejak 5 tahun yang lalu permukiman sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja

Universitas Sumatera Utara

Page 174: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

156

Universitas Sumatera Utara

yang banyak penambahan bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang datang. Tapak

rumah yang dibangun diatas air hanya meminta surat izin dari Kelurahan saja fungsinya agar

tidak terjadi sengketa oleh tetangga sebelahnya. Jarak rumah ke rumah yang lain berjarak 1

meter fungsinya agar atap rumah tidak bersinggungan dengan rumah yang lain. Dibagian

pinggiran batas laut dulunya tidak ada bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah

berbentuk panggung diatas air. Gang kecil yang berada didalam permukiman dulunya tidak

sampai 100 meter, namun sekarang sudah panjang mencapai dekat laut titi jembatan baru

tersebut sejak 4-5tahun yang lalu. Titi jembatan yang baru dibangun pemerintah sejak 2 tahun

yang lalu untuk membatasi masyarakat yang berada di pesisir laut agar tidak membangun

rumah melawati titi jembatan baru tersebut. Selanjutnya perubahan fungsi ruang terjadi pada

permukiman yang berada di gang-gang kecil terdapat beberapa rumah yang didepannya kedai

sayur, perubahan fungsi tersebut terjaidi sejak 3 tahun yang lalu akibat dari pembangunan

jalan yg di cor oleh pemerintah sehingga bisa dilewati oleh seperda motor dan betor.

Cerita awal Kampung Bagan Deli Belawan Medan ini hanya sebagai tempat

persinggahan oleh para Kesultana Deli yang ingin menyeberang ke pulau-pulau. Orang-orang

dari Batubara, Tanjung Balai, dll yang ingin ke pulau Bragan singgah ke Bagan Deli ini.

Dulunya Kampung Bagan Deli ini bukan sebuah permukiman seperti saat ini. Dasar

terbentuknya Bagan Deli ini diberikan nama “Bagan” yang artinya singgah dan berada di

dekat sungai Deli maka dibuat nama “Bagan Deli”. Bagan Deli dijadikan tempat

persinggahan dulunya sehingga dibangun pondok-pondok untuk tempat beristirahat setelah

berlayar. Setelah banyak yang singgah dan menetap disini maka terbentuklah Kampung

Bagan Deli ini. Masyarakat awal Bagan Deli ini berasal dari Batubara, Labuhan Deli, Percut,

Pantai Labu, dan Tanjung Balai yang datang dan menempati Bagan Deli ini. Awal

penyebaran permukiman bermula di daerah kawasan Mesjid Nurul Hilal saja. Mesjid Nurul

Universitas Sumatera Utara

Page 175: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

157

Universitas Sumatera Utara

Hilal inilah dibangun masyarakat untuk menandakan disini ada permukiman yang bernama

Kampung Bagan Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 176: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

158

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 6

Nama : Salmiah

Umur : 59 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melaksanakan wawancara kepada warga yang berada di segmen 6 yaitu

tepatnya di lingkungan 4 Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Bu Salmiah yang berusia 59

tahun merupakan warga asli lahir dan tinggal di Kampung Bagan Deli Belawan Medan.

Rumah yang ditempati oleh Bu Salmiah merupakan tanah dari orang tua terdahulu yang

merupakan pendatang dari Batubara yang pindah ke Kampung Bagan Deli karena mencari

pekerjaan sebagai nelayan di Kampung Bagan Deli ini. Orang tua dari Bu Salmiah pindah

sudah lama sejak zaman Belanda dahulu sudah tinggal di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Dalam menentukan tapak rumah memang sudah warisan dari orangtua, mungkin

dahulu ada ritual adat dalam menentukan tapak rumah dalam adat Melayu Deli, namun

sekarang jarang ditemukan adat seperti itu di Kampung Bagan Deli ini. Rumah berbentuk

persegi yang didalamnya terdapat beberapa ruang kamar serta dapur. Posisi rumah yang

menghadap ke jalan pada permukiman Kampung Bagan Deli , tidak harus menghadap ke arah

sungai atau laut Belawan. Rumah masih berbentuk panggung dari dulu hingga sekarang

karena dulunya rumah masih di atas air dan untuk menghindari datangnya air laut yang

sedang pasang pada waktu-waktu tertentu pasti terjadi di Kampung Bagan Deli Belawan

Medan. Jalan yang dibangun di permukiman ini dibangun oleh pemerintah dan gotong

royong masyarakat di Kampung Bagan Deli.

Mesjid yang berada di Kampung Bagan Deli ini bernama Mesjid Nurul Hilal. Mesjid

ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli pertama kali yaitu Datuk-Datuk

Universitas Sumatera Utara

Page 177: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

159

Universitas Sumatera Utara

terdahulu yang tinggal di Kampung Bagan Deli. Dalam memutuskan bentuk mesjid yang

memiliki bentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab. Posisi Mesjid menghadap kiblat

dari Makkah. Mesjid Nurul Hilal dibangun untuk menandakan di Bagan Deli ini terdapat

permukiman melayu yang identik dengan islam. Dulu Mesjid Nurul Hilal dahulu berbentuk

panggung dan menggunakan material kayu namun seiring berjalan waktu dan berkembang

dilakukan renovasi oleh masyarakat Bagan Deli. Kemudian pada segmen 6 ini terdapat

musholla yang berada di gang iman yang bernama Salsabila, namun musholla ini telah

beberapa kali mengalami perubahan bentuk dan penambahan ukuran yang dilakukan oleh

para warga di Kampung Bagan Deli.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus

untuk berkumpul atau bercengkramah dengan masyarakat lainnya. Biasanya dalam

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya

berkumpul di warkop yang berada tidak jauh dari sekitar tempat tinggal mereka.Upacara adat

yang biasa diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat

khusus seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung Bagan Deli memanfaatkan

halaman rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan

jalan. Acara besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun Bagan Deli

diadakan di Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah juga memakai tanah milik

pertamina untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu.

Perubahan fungsi ruang atau tanah sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi

karena sejak 5 tahun yang lalu permukiman sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja

yang banyak penambahan bangunan tempat tinggal untuk para nelayan yang datang. Tapak

rumah yang dibangun diatas air hanya meminta surat izin dari Kelurahan saja fungsinya agar

tidak terjadi sengketa oleh tetangga sebelahnya. Jarak rumah ke rumah yang lain berjarak 1

Universitas Sumatera Utara

Page 178: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

160

Universitas Sumatera Utara

meter fungsinya agar atap rumah tidak bersinggungan dengan rumah yang lain. Dibagian

pinggiran batas laut dulunya tidak ada bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah

berbentuk panggung diatas air. Gang kecil yang berada didalam permukiman dulunya tidak

sampai 100 meter, namun sekarang sudah panjang mencapai dekat laut titi jembatan baru

tersebut sejak 4-5tahun yang lalu. Titi jembatan yang baru dibangun pemerintah sejak 2 tahun

yang lalu untuk membatasi masyarakat yang berada di pesisir laut agar tidak membangun

rumah melawati titi jembatan baru tersebut. Selanjutnya perubahan fungsi ruang terjadi pada

permukiman yang berada di gang-gang kecil terdapat beberapa rumah yang didepannya kedai

sayur, perubahan fungsi tersebut terjaidi sejak 3 tahun yang lalu akibat dari pembangunan

jalan yg di cor oleh pemerintah sehingga bisa dilewati oleh seperda motor dan betor.

Cerita awal Kampung Bagan Deli Belawan Medan ini hanya sebagai tempat

persinggahan oleh para Kesultana Deli yang ingin menyeberang ke pulau-pulau. Orang-orang

dari Batubara, Tanjung Balai, dll yang ingin ke pulau Bragan singgah ke Bagan Deli ini.

Dulunya Kampung Bagan Deli ini bukan sebuah permukiman seperti saat ini. Dasar

terbentuknya Bagan Deli ini diberikan nama “Bagan” yang artinya singgah dan berada di

dekat sungai Deli maka dibuat nama “Bagan Deli”. Bagan Deli dijadikan tempat

persinggahan dulunya sehingga dibangun pondok-pondok untuk tempat beristirahat setelah

berlayar. Setelah banyak yang singgah dan menetap disini maka terbentuklah Kampung

Bagan Deli ini. Masyarakat awal Bagan Deli ini berasal dari Batubara, Labuhan Deli, Percut,

Pantai Labu, dan Tanjung Balai yang datang dan menempati Bagan Deli ini. Awal

penyebaran permukiman bermula di daerah kawasan Mesjid Nurul Hilal saja. Mesjid Nurul

Hilal inilah dibangun masyarakat untuk menandakan disini ada permukiman yang bernama

Kampung Bagan Deli.

Universitas Sumatera Utara

Page 179: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

161

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 7

Nama : M. Ridwansyah

Umur : 30 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melakukan wawancara kepada salah satu warga di Kampung Bagan Deli

tepatnya pada segmen 7 di lingkungan 3. Salah satu warga yang dipilih bernama M.

Ridwansyah yang berumur 30 tahun. Ia lahir di Kampung Bagan Deli Belawan Medan.

Rumah dari Pak Ridwansyah ini dibangun oleh orangtua nya. Tapak rumah yang dimiliki

oleh Pak Ridwansyah diwariskan oleh nenek dari Pak Ridwansyah. Dalam penentuan tapak

rumah Pak Ridwan meyakini bahwa dahulu ada terjadi tapak tanah yang baik akan

memberikan kesejahteraan, dan juga memanggil petuah atau ustad yang akan membacakan

ayat-ayat suci Al-Quran dengan menyiram air putih di tapak rumah tersebut, serta

menggantungkan buah-buahan diatas tiang yang ditancapkan di tapak rumah yang ingin

dibangun rumah. Kebiasaan adat Melayu Deli seperti itu masih dilaksanakan sampai saat ini

jika ada warga yang ingin membangun rumah baru diatas tapak tanah yang kosong. Posisi

rumah tidak ada terkait dengan norma-norma adat melayu. Masyarakat Kampung Bagan Deli

hanya mengikuti pedoman jalan dan menghadapkan rumah nya kearah jalan tersebut. Rumah

yang dimiliki oleh Pak Ridwansyah dulunya ini berbentuk panggung karena memang daerah

tapak tanah yang dipesisir laut untuk menghindari terjadinya banjir akibat pasang air laut,

namun berjalannya waktu tapak tanah yang mulai kering dan ditimbun dari waktu ke waktu

sehingga rumah sudah tidak berbentuk panggung lagi.

Pembangunan jalan yang berada di Kampung Bagan Deli ini dibangun oleh swadaya

masyarakat, masyarakat bergotong royong dalam membangun jalan di Kampung Bagan Deli

Universitas Sumatera Utara

Page 180: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

162

Universitas Sumatera Utara

ini, akan tetapi sejak 10 tahun terakhir hingga saat ini jalan sudah diperbaiki oleh pemerintah

dengan cara pemerintah memberikan bahan material untuk pembangunan jalan, dan

masyarakat turun membantu proses pengerjaan pembangunan jalan tersebut, karena jika

menunggu pemerintah yang membangun itu akan memakan waktu yang lama, maka

masyarakat memberikan tenaganya untuk bergotong royong dalam pembangunan jalan

tersebut sampai selesai.

Musholla yang berada pada segmen 7 di lingkungan 3 permukiman Kampung Bagan

Deli Belawan ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli yang tinggal di lingkungan

3 tersebut. Musholla ini dibangun agar warga yang berada di lingkungan 3 ini dekat untuk

melaksanakan ibadah, karena dari lingkungan 3 tersebut menuju Mesjid Nurul Hilal jauh dari

permukiman nya. Musholla berbentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab yang

mengarah kiblat dari Makkah. Posisi Musholla yang menghadap kearah kiblat dari Kota

Makkah yang merupakan arah kiblat umat islam dalam menjalankan ibadah.

Tempat berkumpul di Kampung Bagan Deli tidak ada ditemukan tempat khusus untuk

warga berkumpul, bercengkrama antar kerabat dekat dan tetangga. Mereka hanya berkumpul

di warung-warung yang berada tidak jauh dari permukiman nya. Upacara adat yang biasa

diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat khusus

seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung Bagan Deli memanfaatkan halaman

rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan jalan. Acara

besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun Bagan Deli diadakan di

Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah juga memakai tanah milik pertamina

untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu.

Cerita rakyat awal mulanya Kampung Bagan Deli ini merupakan petuah-petuah dulu

yang menempati Bagan Deli dengan berjalannya waktu permukiman semakin padat. Dan Pak

Universitas Sumatera Utara

Page 181: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

163

Universitas Sumatera Utara

Ridwansyah mengatakan bahwa permukiman Bagan Deli ini merupakan hadiah dari Kesultan

Deli terdahulu untuk rakyatnya sehingga permukiman berkembang dan banyak orang dari

luar yang datang merantau membawa keluarganya ke Kampung Bagan Deli ini terbentuklah

Kampung Bagan Deli hingga saat ini.

Perubahan fungsi ruang yang terjadi pada segmen 7 di lingkungan 3 Kampung Bagan

Deli terdapat di pinggiran pesisir mulai bermunculan rumah-rumah warga yang membangun

rumahnya diatas air sejak 5 tahun terakhir hingga saat ini. Warga Kampung Bagan Deli mulai

menggarap lahan diatas air untuk mereka sehingga dibangun rumah diatas air yang berbentuk

panggung karena tidak adanya lagi lahan tanah kering untuk mereka membangun rumahnya.

Dalam membangun rumah diatas air tersebut para warga hanya memegang izin saja dari

kelurahan yaitu berupa hak pakai untuk mereka mebangun rumah diatas air tersebut. Akan

tetap Kelurahan tidak akan menjamin jika suatu saat lahan itu akan dikelola oleh Dinas

Perikanan yang memegang hak wewenang dalam mengelola pesisir laut tersebut. Terdapat

banyak tanah-tanah kosong namun berlumpur di daerah dekat dengan TPI (Tempat

Penampungan Ikan) tersebut merupakan tanah yang dimiliki oleh Dinas Perikanan dalam

menjalan TPI tesebut. Pada lingkungan 3 ini merupakan ujung awal pembangunan titi

jembatan yang baru dibangun 2 tahun yang lalu oleh Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Page 182: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

164

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 7

Nama : Azharuddin

Umur : 59 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilaksanakan kepada Pak Azharuddin yang berumur 59 tahun

mempunyai suku Melayu Deli. Lokasi rumahnya terletak di lingkungan 3. Pak Azharuddin

tinggal bersama anak-anaknya di rumah yang dibangun diatas tanah Kampung Bagan Deli

Belawan Medan. Rumah yang ditempati oleh Pak Azharuddin dibangun oleh orangtua nya

terdahulu. Tapak rumah yang dipakai merupakan warisan dari nenek moyang terdahulu turun

temurun dan rumahnya sudah beberapa kali mengalami perbaikan dari tahun ke tahun. Dalam

adat Melayu Deli memang ada tentang penentuan tapak yang berkaitan adat Melayu yaitu

berupa pantang larang, kepercayaan adat untuk menentukan tapak rumah agar terbebas dari

penunggunya. Posisi rumah dari ibu Nurhayati menghadap kearah jalan yang dibangun oleh

swadaya masyarakat Kampung Bagan Deli oleh papan-papan kayu yang disusun diatas kayu

laut yang menjadi kolomnya. Namun, sejak 5 tahun yang lalu jalan diperbaiki dan sudah

dikelola oleh permerintah dan bantuan BNPM. Sungai atau laut yang dekat dengan lokasi

rumah dari ibu Nurhayati tidak mengharuskan rumahnya untuk menghadap kearah laut

tersebut. Rumah yang berbentuk panggung dibangun untuk menghindari adanya pasang dari

air laut yang sewaktu-waktu terjadi di Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Rumah

memiliki denah yang berbentuk persegi yang didalamnya terdapat beberapa ruangan.

Pembangunan jalan yang berada di Kampung Bagan Deli ini dibangun oleh swadaya

masyarakat, masyarakat bergotong royong dalam membangun jalan di Kampung Bagan Deli

ini, akan tetapi sejak 10 tahun terakhir hingga saat ini jalan sudah diperbaiki oleh pemerintah

Universitas Sumatera Utara

Page 183: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

165

Universitas Sumatera Utara

dengan cara pemerintah memberikan bahan material untuk pembangunan jalan, dan

masyarakat turun membantu proses pengerjaan pembangunan jalan tersebut, karena jika

menunggu pemerintah yang membangun itu akan memakan waktu yang lama, maka

masyarakat memberikan tenaganya untuk bergotong royong dalam pembangunan jalan

tersebut sampai selesai.

Musholla yang berada pada segmen 7 di lingkungan 3 permukiman Kampung Bagan

Deli Belawan ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli yang tinggal di lingkungan

3 tersebut. Musholla ini dibangun agar warga yang berada di lingkungan 3 ini dekat untuk

melaksanakan ibadah, karena dari lingkungan 3 tersebut menuju Mesjid Nurul Hilal jauh dari

permukiman nya. Musholla berbentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab yang

mengarah kiblat dari Makkah. Posisi Musholla yang menghadap kearah kiblat dari Kota

Makkah yang merupakan arah kiblat umat islam dalam menjalankan ibadah.

Tempat berkumpul di Kampung Bagan Deli tidak ada ditemukan tempat khusus untuk

warga berkumpul, bercengkrama antar kerabat dekat dan tetangga. Mereka hanya berkumpul

di warung-warung yang berada tidak jauh dari permukiman nya. Upacara adat yang biasa

diadakan untuk acara pernikahan untuk adat Melayu Deli tidak mempunyai tempat khusus

seperti wisma atau balai adat nya. Masyarakat kampung Bagan Deli memanfaatkan halaman

rumah saja untuk menggelarkan acara pesta pernikahan dan juga memakai badan jalan. Acara

besar lainnya seperti Israj Miraj dan Dzikir Akbar serta Ulang Tahun Bagan Deli diadakan di

Jalan Bagan Deli dengan memakai tenda saja, pernah juga memakai tanah milik pertamina

untuk pesta Ulang Tahun Bagan Deli sekitar 3 tahun yang lalu.

Perubahan fungsi ruang yang terjadi pada segmen 7 di lingkungan 3 Kampung Bagan

Deli terdapat di pinggiran pesisir mulai bermunculan rumah-rumah warga yang membangun

rumahnya diatas air sejak 5 tahun terakhir hingga saat ini. Warga Kampung Bagan Deli mulai

Universitas Sumatera Utara

Page 184: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

166

Universitas Sumatera Utara

menggarap lahan diatas air untuk mereka sehingga dibangun rumah diatas air yang berbentuk

panggung karena tidak adanya lagi lahan tanah kering untuk mereka membangun rumahnya.

Dalam membangun rumah diatas air tersebut para warga hanya memegang izin saja dari

kelurahan yaitu berupa hak pakai untuk mereka mebangun rumah diatas air tersebut. Akan

tetap Kelurahan tidak akan menjamin jika suatu saat lahan itu akan dikelola oleh Dinas

Perikanan yang memegang hak wewenang dalam mengelola pesisir laut tersebut. Terdapat

banyak tanah-tanah kosong namun berlumpur di daerah dekat dengan TPI (Tempat

Penampungan Ikan) tersebut merupakan tanah yang dimiliki oleh Dinas Perikanan dalam

menjalan TPI tesebut. Pada lingkungan 3 ini merupakan ujung awal pembangunan titi

jembatan yang baru dibangun 2 tahun yang lalu oleh Pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

Page 185: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

167

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 8

Nama : Rahmad

Umur : 48 tahun

Suku : Melayu Deli

Wawancara telah dilakukan pada segmen 8 di lingkungan 3 pada Kampung Bagan

Deli Belawan Medan. Wawanacara dilakukan pada salah satu warga di Kampung Bagan Deli

yang bernama Pak Rahmad yang berusia 48 tahun. Pak Rahmad lahir di Kampung Bagan

Deli Belawan Medan. Bangunan rumah dari Pak Rahmad merupakan warisan dari orangtua

yang sudah banyak dilakukan renovasi dari tahun ke tahun oleh Pak Rahmad. Dalam

menentukan tapak rumah Pak Rahmad meyakini adanya keterkaitan dari adat suku Melayu

Deli. Suku Melayu Deli ini sendiri pada hakikatnya terikat dari kepercayaan tentang tapak

yang tepat untuk memerikan kesejahteraan dan kenyamanan didalam rumah yang akan

dibangun walaupun saat itu Pak Rahmad mendapat tapak rumah dari warisan orangtua nya.

Posisi rumah tidak memperhitungkan arah mata angin ataupun arah matahari. Rumah yang

berada dekat dengan pesisir laut Belawan ini tidak berkaitan dengan penentuan posisi arah

rumah harus menghadap laut atau sungai, posisi rumah menghadap ke lorong jalan dan ada

sebagian rumah yang harus melewati sebuah gang kecil. Rumah dari Pak Rahmad berbentuk

panggung dan memiliki denah rumah yang berbentuk 4 persegi yang terdiri dari beberapa

ruang didalamnya. Pembangunan jalan yang berada di Kampung Bagan Deli ini dibangun

oleh swadaya masyarakat, masyarakat bergotong royong dalam membangun jalan di

Kampung Bagan Deli ini, akan tetapi sejak 10 tahun terakhir hingga saat ini jalan sudah

diperbaiki oleh pemerintah dengan cara pemerintah memberikan bahan material untuk

pembangunan jalan, dan masyarakat turun membantu proses pengerjaan pembangunan jalan

tersebut, karena jika menunggu pemerintah yang membangun itu akan memakan waktu yang

Universitas Sumatera Utara

Page 186: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

168

Universitas Sumatera Utara

lama, maka masyarakat memberikan tenaganya untuk bergotong royong dalam pembangunan

jalan tersebut sampai selesai.

Musholla yang berada pada segmen 7 di lingkungan 3 permukiman Kampung Bagan

Deli Belawan ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli yang tinggal di lingkungan

3 tersebut. Musholla ini dibangun agar warga yang berada di lingkungan 3 ini dekat untuk

melaksanakan ibadah, karena dari lingkungan 3 tersebut menuju Mesjid Nurul Hilal jauh dari

permukiman nya. Musholla berbentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab yang

mengarah kiblat dari Makkah. Posisi Musholla yang menghadap kearah kiblat dari Kota

Makkah yang merupakan arah kiblat umat islam dalam menjalankan ibadah.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus

untuk berkumpul atau bercengkramah dengan masyarakat lainnya. Biasanya dalam

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya

berkumpul di warkop yang berada tidak jauh dari sekitar tempat tinggal mereka. Pada

permukiman Bagan Deli Belawan ini tidak memiliki tempat untuk berkumpul masyarakat

antar manusia baik anggota keluarga, kerabat dekat, serta tetangga. Mereka biasanya

berkumpul di warung-warung yang berada tidak jauh dari rumah mereka masing-masing.

Disitulah masyarakat Kampung Bagan Deli ini sering bercengkrama sesama kerabat ataupun

jiran tetangga. Tempat berkumpul tidak ada ditemukan pada permukiman Bagan Deli ini

karena terkendala oleh tempat yang sudah padat tidak ada ruang kosong lagi jika dibangun

tempat khusus untuk berkumpul masyarakat dengan kerabat dekat dan tetangga. Dalam acara

pesta adat seperti pernikahan di Kampung Bagan Deli ini dilakukan di teras rumah mereka

yang ingin mengadakan pesta adat pernikahan, karena di Kampung Bagan Deli ini tidak ada

balai adat khusus untuk melaksanakan pesta atau upacara adat pernikahan untuk warga di

permukiman tersebut. Bagi warga yang memiliki rumah yang berada di gang-gang kecil yang

Universitas Sumatera Utara

Page 187: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

169

Universitas Sumatera Utara

tidak memungkinkan untuk mengadakan pesta mereka meminjam halaman atau teras rumah

yang berada didekat jalan besar untuk dipakai sebagai tempat pesta adat pernikahan jika ada

yang berkenan rumahnya dipakai untuk dijadikan tempat pesta adat tersebut. Di Kampung

Bagan Deli ini tiap tahunnya mengadakan peringatan hari besar seperti israj miraj dan ulang

tahun Kampung Bagan Deli yang diadakan di Jalan Besar Bagan Deli yang memakai badan

jalan, jalan ditutup dan memakai tenda saja karena Kampung Bagan Deli ini tidak ada tempat

khusus atau wisma untuk melaksanakan hari besar tersebut.

Keadaan awal mula penyebaran permukiman Kampung Bagan Deli berada pada batas

pertama kali hanya dari Lorong Pertamina hingga Mesjid Nurul Hilal saja, selebihnya dahulu

masih laut dan hutan-hutan. Dengan berjalannya waktu tanah banyak yang mulai ditimbun

dan dibangun permukiman oleh masyarakat Bagan Deli. Perubahan fungsi ruang atau tanah

sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi karena sejak 5 tahun yang lalu permukiman

sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja yang banyak penambahan bangunan tempat

tinggal untuk para nelayan yang datang. Dibagian pinggiran batas laut dulunya tidak ada

bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah berbentuk panggung diatas air sejak 5

tahun terakhir ini. Dalam membangun rumah diatas air tersebut para warga hanya memegang

izin saja dari kelurahan yaitu berupa hak pakai untuk mereka mebangun rumah diatas air

tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 188: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

170

Universitas Sumatera Utara

Segmen : 8

Nama : Khaidir

Umur : 39 tahun

Suku : Melayu Deli

Peneliti telah melaksanakan wawancara kepada warga tepatnya pada lingkungan 3

yang termasuk kedalam segmen 8 pada wilayah permukiman Kampung Nelayan Bagan Deli

Belawan Medan. Salah satu warga bernama Pak Khaidir yang berumur 39 tahun merupakan

penduduk asli yang lahir di Kampung Bagan Deli ini. Rumah dari Pak Khaidir ini dibangun

oleh orangtua nya yang terdahulu yang diwariskan kepada Pak Khaidir. Posisi rumah tidak

ada memperhitungkan arah mata angin ataupun harus mengahadap ke arah sungai atau laut

Belawan ini. Posisi rumah berpatokan kepada pembukaan jalan yang masuk kedalam

permukiman ini saja berhadap-hadapan dengan rumah yang berada di seberang jalan gang

permukiman Kampung Bagan Deli Belawan Medan. Rumah berbentuk panggung dipakai

karena beradaptasi dengan lingkungan nya yang berada di pesisir laut maka dibangunlah

rumah berbentuk panggung di Kampung Bagan Deli yang dahulunya hingga sekarang juga

masih banyak memakai rumah panggung untuk menghindari air yang masuk ke dalam rumah

jika terjadi pasang laut tersebut. Rumah memiliki denah berbentuk persegi dengan ada

beberapa ruang didalamnya. Jalan dahulunya dibangun oleh gotong royong masyarakat,

namun sekarang sudah banyak perbaikan dibangun oleh pemerintah.

Musholla yang berada pada segmen 7 di lingkungan 3 permukiman Kampung Bagan

Deli Belawan ini dibangun oleh masyarakat Kampung Bagan Deli yang tinggal di lingkungan

3 tersebut. Musholla ini dibangun agar warga yang berada di lingkungan 3 ini dekat untuk

melaksanakan ibadah, karena dari lingkungan 3 tersebut menuju Mesjid Nurul Hilal jauh dari

Universitas Sumatera Utara

Page 189: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

171

Universitas Sumatera Utara

permukiman nya. Musholla berbentuk persegi yang memiliki ruang dan mihrab yang

mengarah kiblat dari Makkah. Posisi Musholla yang menghadap kearah kiblat dari Kota

Makkah yang merupakan arah kiblat umat islam dalam menjalankan ibadah.

Kampung Nelayan Bagan Deli Belawan Medan tidak mempunyai tempat khusus

untuk berkumpul atau bercengkramah dengan masyarakat lainnya. Biasanya dalam

melakukan hubungan antar manusia dengan keluarga, kerabat dekat, serta tetangga hanya

berkumpul di warkop yang berada tidak jauh dari sekitar tempat tinggal mereka. Pada

permukiman Bagan Deli Belawan ini tidak memiliki tempat untuk berkumpul masyarakat

antar manusia baik anggota keluarga, kerabat dekat, serta tetangga. Mereka biasanya

berkumpul di warung-warung yang berada tidak jauh dari rumah mereka masing-masing.

Disitulah masyarakat Kampung Bagan Deli ini sering bercengkrama sesama kerabat ataupun

jiran tetangga. Tempat berkumpul tidak ada ditemukan pada permukiman Bagan Deli ini

karena terkendala oleh tempat yang sudah padat tidak ada ruang kosong lagi jika dibangun

tempat khusus untuk berkumpul masyarakat dengan kerabat dekat dan tetangga. Dalam acara

pesta adat seperti pernikahan di Kampung Bagan Deli ini dilakukan di teras rumah mereka

yang ingin mengadakan pesta adat pernikahan, karena di Kampung Bagan Deli ini tidak ada

balai adat khusus untuk melaksanakan pesta atau upacara adat pernikahan untuk warga di

permukiman tersebut. Bagi warga yang memiliki rumah yang berada di gang-gang kecil yang

tidak memungkinkan untuk mengadakan pesta mereka meminjam halaman atau teras rumah

yang berada didekat jalan besar untuk dipakai sebagai tempat pesta adat pernikahan jika ada

yang berkenan rumahnya dipakai untuk dijadikan tempat pesta adat tersebut. Di Kampung

Bagan Deli ini tiap tahunnya mengadakan peringatan hari besar seperti israj miraj dan ulang

tahun Kampung Bagan Deli yang diadakan di Jalan Besar Bagan Deli yang memakai badan

Universitas Sumatera Utara

Page 190: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

172

Universitas Sumatera Utara

jalan, jalan ditutup dan memakai tenda saja karena Kampung Bagan Deli ini tidak ada tempat

khusus atau wisma untuk melaksanakan hari besar tersebut.

Keadaan awal mula penyebaran permukiman Kampung Bagan Deli berada pada batas

pertama kali hanya dari Lorong Pertamina hingga Mesjid Nurul Hilal saja, selebihnya dahulu

masih laut dan hutan-hutan. Dengan berjalannya waktu tanah banyak yang mulai ditimbun

dan dibangun permukiman oleh masyarakat Bagan Deli. Perubahan fungsi ruang atau tanah

sejak 5 tahun yang lalu tidak ada yang terjadi karena sejak 5 tahun yang lalu permukiman

sudah padat hanya dibagian pinggiran laut saja yang banyak penambahan bangunan tempat

tinggal untuk para nelayan yang datang. Dibagian pinggiran batas laut dulunya tidak ada

bangunan namun sekarang sudah dibangun rumah berbentuk panggung diatas air sejak 5

tahun terakhir ini. Dalam membangun rumah diatas air tersebut para warga hanya memegang

izin saja dari kelurahan yaitu berupa hak pakai untuk mereka mebangun rumah diatas air

tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 191: TRANSFORMASI RUANG PADA PERMUKIMAN DI KAMPUNG NELAYAN …

173

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 2: POSISI TEMPAT TINGGAL RESPONDEN

Keterangan :

Lingkungan III : Lingkungan V: Lingkungan XV:

M. Ridwansyah Nurehan Safaridah

Azharuddin Akhiruddin Ibnu

Rahmad Nurhayati Ratna

Khaidir Asmawi Syahrir

Lingkungan VI: Lingkungan VI

Arbaiyah Amin

Juhari Abdul Khalel

Syamsir Khairiyah

Salmiah Fauziah

Lk. VI

Lk. XV

Lk. V

Lk. IV

Lk. III

Universitas Sumatera Utara