Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang...

12

Transcript of Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang...

Page 1: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam
Page 2: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIPINDONESIA

Transformasi TransformasiPUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP

INDONESIA

Romawi.indd iRomawi.indd i 5/18/2018 8:28:15 AM5/18/2018 8:28:15 AM

Page 3: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

S anksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Romawi.indd iiRomawi.indd ii 5/18/2018 8:28:34 AM5/18/2018 8:28:34 AM

Page 4: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP

INDONESIA

Penerbit PT Elex Media Komputindo

URGENSI PPP DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

(Studi Kasus Infrastruktur Bidang PUPR)

YUSID TOYIB

RIANT NUGROHO

Editor: Yolanda Indah Permatasari

Transformasi TransformasiPUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP

INDONESIA

Romawi.indd iiiRomawi.indd iii 5/18/2018 8:28:34 AM5/18/2018 8:28:34 AM

Page 5: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

Transformasi Public Private Partnership Indonesia Ditulis oleh Yusid Toyib & Riant Nugroho© 2018 Yusid Toyib & Riant NugrohoEditor: Yolanda Indah PermatasariCopy editor: Yulian Masda ([email protected])Kontributor: Henrico Harianja, Harry Setiawan, VincentHak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia - JakartaAnggota IKAPI, Jakarta

718060555ISBN: 978-602-04-5802-1

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab percetakan

Romawi.indd ivRomawi.indd iv 5/18/2018 8:28:34 AM5/18/2018 8:28:34 AM

Page 6: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

Kata Pengantar .................................................................................. v

Bab 1 Urgensi Transformasi Kebijakan dalam Penyediaan

Infrastruktur .......................................................................... 1

Pengertian Transformasi Kebij akan ......................................... 1

Perubahan Paradigma Penyediaan Infrastruktur .................. 4

Urgensi Public Private Partnership dalam Penyediaan

Infrastruktur ......................................................................... 8

Bab 2 Peran Infrastruktur dalam Perekonomian ....................... 19

Infrastruktur, Jantung Pertumbuhan Ekonomi ...................... 19

Kondisi Infrastruktur Indonesia ............................................... 22

Infrastruktur Bidang PUPR ....................................................... 28

Bab 3 Public Private Partnership (PPP)........................................ 31

Defi nisi PPP secara Umum ........................................................ 31

Spektrum PPP ............................................................................. 35

Kategori PPP................................................................................ 38

PPP Infrastruktur di Indonesia ................................................. 40

Payung Hukum PPP Infrastruktur di Indonesia .................... 45

Daftar Isi

Romawi.indd ixRomawi.indd ix 5/18/2018 8:28:34 AM5/18/2018 8:28:34 AM

Page 7: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

Pengertian Transformasi Kebijakan

Menurut Anderson (dalam Wahab, 2004), kebij akan publik adalah

kebij akan yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah. Kebij akan

publik memiliki tujuan tertentu yang akan dicapai melalui tindakan

yang benar-benar dilakukan pemerintah1.

Tindakan yang dilakukan pemerintah tersebut dapat bersifat positif

ataupun negatif. Tindakan positif berarti pemerintah mengambil tin-

dakan mengenai suatu permasalahan tertentu yang didasarkan pada

peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.

Lebih lanjut, Laswell dan Kaplan (dalam Nugroho, 2008) mende-

fi nisi kan kebij akan publik sebagai program yang diproyeksikan untuk

mencapai suatu tujuan, nilai, dan praktik tertentu2.

Defi nisi kebij akan publik lain dikemukakan oleh Thomas Dye

(dalam Nugroho, 2008) yang menjelaskan bahwa kebij akan publik

mencakup semua pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu3.

1 Solichin Abdul Wahab, Aミalisis KeHijaksaミaaミ: Dari Forマulasi ke Iマpleマeミtasi KeHijakaミ Negara (Jakarta: Bumi Aksar, 2004)

2 Riant Nugroho, PuHliI PoliI┞: Teori KeHijakaミ-Aミalisis KeHijakaミ-Proses KeHijakaミ, Peruマusaミ, Iマpleマeミtasi, E┗aluasi, Re┗isi, Risk Maミageマeミt dalaマ KeHijakaミ PuHlik (Jakarta: Elex Media Kompuピ ndo, 2008)

3 Ibid

BAB 1

URGENSI TRANSFORMASI

KEBIJAKAN DALAM PENYEDIAAN

INFRASTRUKTUR

Isi 1.indd 1Isi 1.indd 1 5/18/2018 8:40:28 AM5/18/2018 8:40:28 AM

Page 8: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

2 Transformasi Public Private Partnership Indonesia

Namun, menurut Cochran dan Malone (2014), tidak ada defi nisi

yang pasti dan tepat dari kebij akan publik4. Lebih lanjut mereka

menyatakan bahwa kebij akan publik:

“...can be described as the overall framework within which government

actions are undertaken to achieve public goals, with a good working defi nition

of public policy, for our purposes, being the study of government decisions and

actions designed to deal with a mat er of public concern. Policies are purposive

courses of action devised in response to a perceived problem.”

Defi nisi tersebut bermakna bahwa kebij akan publik merupakan

kerangka kerja keseluruhan dari tindakan yang dilakukan pemerintah

untuk kepentingan publik. Kebij akan publik juga merupakan serang-

kaian tindakan yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan

yang manfaatnya dirasakan masyarakat.

Implementasi kebij akan publik adalah berupa produk hukum,

regulasi, peraturan pemerintah. Keluarnya kebij akan-kebij akan publik

itu setelah melalui beberapa proses yang dirancang sedemikian rupa

untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Berdasarkan beberapa defi nisi kebij akan publik yang telah di-

ke mu kakan oleh beberapa ahli tersebut, kebij akan publik dapat di-

de fi nisikan sebagai program yang telah dibuat dan ditetapkan oleh

pe merintah yang memiliki tujuan serta sasaran untuk kepentingan

publik.

Menurut Edwards (dalam Winarno, 2008), setidaknya ada 4 (empat)

faktor atau variabel krusial dalam implementasi kebij akan publik yang

dapat memengaruhi keberhasilan suatu kebij akan5, yaitu komunikasi,

sumber daya, disposisi atau kecenderungan, serta struktur birokrasi.

Komunikasi memiliki defi nisi sebagai penyampaian informasi

oleh komunikator kepada komunikan. Dalam konteks kebij akan pub-

lik, komunikasi yang dimaksud memiliki pengertian sebagai proses

penyampaian informasi kebij akan dari pembuat kebij akan (policy

maker) kepada pelaksana kebij akan (policy implementors). Komunikasi

yang terjalin harus berjalan terus-menerus melalui proses yang

dinamis (baca Bab 6). Ada tiga hal penting yang perlu dibahas dalam

4 Charles L. Cochran & Eloise F. Malone, PuHliI PoliI┞: PerspeIピ ┗es aミd ChoiIes

(Boulder: Lynne Rienner Publisher, 2014), hal. 3

5 Budi Winarno, Teori daミ Proses KeHijakaミ PuHlik (Yogyakarta: Media Pressindo,

2008)

Isi 1.indd 2Isi 1.indd 2 5/18/2018 8:40:35 AM5/18/2018 8:40:35 AM

Page 9: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

Transformasi Public Private Partnership Indonesia 3

proses pelaksanaan komunikasi kebij akan, yakni transformasi, kon-

sistensi, dan kejelasan.

Public Private Partnership (PPP) sebagai kebij akan publik memiliki

tujuan tertentu yang ingin dicapai, yaitu menutup kesenjangan

fi nansial (fi nancial gap) yang terjadi akibat ketidakcukupan anggaran

Pemerintah Indonesia dalam membiayai infrastruktur. Perubahan

paradigma merupakan elemen kunci dalam implementasi PPP sebagai

kebij akan publik dalam menghadapi beberapa permasalahan krusial.

Adopsi skema penyediaan Public Private Partnership (PPP) atau yang

saat ini lebih dikenal dengan skema KPBU (Kerja Sama Pemerintah

dengan Badan Usaha)6 merupakan suatu pengadopsian kebij akan

publik.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan program Nawacita Kabinet

Kerjanya berkomitmen melakukan percepatan dalam penyelenggaraan

infrastruktur. Kebutuhan pembiayaan infrastruktur Pemerintahan

Jokowi pada periode 2015–2019 adalah sebesar Rp1.915 triliun, pada-

hal kemampuan pemerintah hanya sebesar 67 persen atau sebesar

Rp1.289 triliun7 sehingga masih ada kesenjangan atau gap yang belum

dapat dipenuhi Pemerintah sebesar Rp626 triliun.

Kekurangan pendanaan tersebut diusahakan akan dipenuhi de-

ngan mengoptimalkan peran swasta dalam skema Kerja Sama Peme -

rintah dengan Badan Usaha (KPBU), yang dahulu disebut Kerja Sama

Pemerintah dan Swasta (KPS). Tindakan-tindakan nyata harus dila-

kukan untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan melakukan per-

ubahan dari paradigma lama yang memiliki ketergantungan terhadap

6 Dengan perピ mbangan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, Presiden

Joko Widodo, pada 20 Maret 2015 lalu, telah menandatangani Peraturan Presiden

(Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Dalam Perpres ini disebutkan, Menteri/

Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat bekerja sama dengan Badan Usaha (BUMN,

BUMD, swasta, badan hukum asing, atau koperasi) dalam Penyediaan Infrastruktur.

Sumber: Sekretaris Kabinet Republik Indonesia (31 Maret 2015): h─ p://setkab.

go.id/resmi-presiden-jokowi-izinkan-kerjasama-pemerintah-dengan-badan-

usaha-bangun-infrastruktur/

7 Data Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam RPJMN 2015–

2019 menyebutkan, kebutuhan pendanaan infrastruktur prioritas mencapai

Rp4.796 triliun. Jumlah itu termasuk kebutuhan pendanaan infrastruktur bidang

ke-PUPR-an sebanyak Rp1.915 triliun. Kebutuhan itu ピ dak diimbangi dengan total

anggaran pendanaan dari APBN bagi Kementerian PUPR yang hanya Rp1.289

triliun.

Isi 1.indd 3Isi 1.indd 3 5/18/2018 8:40:36 AM5/18/2018 8:40:36 AM

Page 10: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

4 Transformasi Public Private Partnership Indonesia

APBN/APBD dalam pelaksanaan pembiayaan infrastruktur (baca

subbab 1.2) menjadi bentuk baru berupa pelibatan pihak swasta dalam

penyediaan infrastruktur.

Perubahan Paradigma Penyediaan Infrastruktur

Dalam Kamus Besar Bahasa Inggris, paradigma berarti seperangkat

asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan untuk memandang

realitas dalam sebuah komunitas yang sama, dalam disiplin inte-

lektual. Jika dipandang dari fi losofi ilmu komunikasi, paradigma

dalam disiplin intelektual merupakan cara pandang orang terhadap

diri dan lingkungannya yang akan memengaruhinya dalam berpikir

(kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif)8.

Para ahli telah mengemukakan beberapa defi nisi paradigma yang

relevan digunakan dalam buku ini. Istilah paradigma lebih populer

digunakan di dunia penelitian. Thomas Kuhn (1962) memopulerkan

istilah paradigma untuk mendeskripsikan bidang saintifi k yang

memiliki makna sebuah model atau pola yang diterima9.

Lebih lanjut Pat on (1975), dalam konteks saintifi k, mendefi nisikan

paradigma sebagai sebuah pandangan dunia, sebuah sudut pandang

umum, atau cara untuk menguraikan kompleksitas dunia nyata10.

Kemudian Harmon dalam Moleong (2004) menyatakan bahwa para-

digma merupakan cara mendasar untuk membuat persepsi, berpikir,

menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu, secara khusus

tentang realitas11.

Dari beberapa defi nisi tersebut dapat disimpulkan bahwa para-

digma merupakan serangkaian asumsi, konsep, nilai, dan praktik

se bagai sebuah cara untuk melihat realitas atau dunia nyata bagi ko-

mu nitas yang membagikan paradigma itu dalam suatu disiplin

8 Dani Vardiansyah, Filsafat Ilマu Koマuミikasi: Suatu Peミgaミtar (Jakarta: Indeks, 2008)

9 Thomas S. Kuhn, The StruIture of SIieミピ fi I Re┗oluピ oミs (United States: University

of Chicago Press, 1962)

10 Isピ lah paradigma yang digunakan dalam dunia evaluasi peneliピ an terbagi menjadi

dua bagian. Pertama, doマiミaミt paradigマ, yaitu pola pikir yang digunakan sebagian

besar peneliピ . Dan kedua, alterミaピ ┗e paradigマ, yaitu pola pikir yang sering kali

diabaikan. M.Q. Pa─ on, Alterミaピ ┗e E┗aluaピ oミ ResearIh Paradigマ (Grand Forks:

University of North Dakota, 1975)

11 L.J. Moleong, Metode Peミeliピ aミ Kualitaピ f, Edisi Re┗isi (Bandung: PT Remaja Ros-

dakarya, 2008)

Isi 1.indd 4Isi 1.indd 4 5/18/2018 8:40:36 AM5/18/2018 8:40:36 AM

Page 11: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

Transformasi Public Private Partnership Indonesia 5

intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan

bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

mengatasi masalah yang terjadi.

Terkait bahasan tentang paradigma pembangunan, kita perlu me-

nilik balik ke zaman Pemerintahan Orde Baru di bawah kepe mimpinan

Presiden Soeharto. Di masa Orde Baru terjadi dua kali oil boom yang

menyebabkan pendapatan pemerintah dari ekspor meningkat tajam.

Dengan realitas dan dunia nyata Indonesia saat itu yang sedang

memiliki “pundi-pundi uang” di sektor perekonomian, maka yang

terbentuk tentunya paradigma pembangunan infrastruktur yang

sangat bertumpu pada anggaran pemerintah. Anggaran pemerintah

yang melimpah di masa itu tidak mendorong pembuat kebij akan

berinovasi untuk mengembangkan infrastruktur yang mengandalkan

sumber pendanaan lain.

Paradigma lama tersebut masih berlanjut hingga sekarang, walau-

pun pendapatan ekspor minyak merosot tajam. Kebergantungan ter-

hadap dana dari pemerintah dalam hal pembiayaan infrastruktur

masih sangat tinggi. Hasil studi di beberapa provinsi di Indonesia

menunjukkan masih tingginya kebergantungan daerah terhadap dana

dari Pemerintah Pusat (APBN) dalam hal pembiayaan infrastruktur

serta belum optimalnya peran swasta dalam pendanaan infrastruktur di

daerah12.

Berangkat dari uraian di atas, untuk pendanaan infrastruktur

yang tidak hanya mengandalkan APBN, diperlukan gerakan refor-

masi men tal dalam bentuk perubahan paradigma para pemangku

kepentingan bidang infrastruktur. Perubahan ini memerlukan se-

mangat learning organization yang membutuhkan open heart, open

mind, dan open will (Ot o Scramer, 2010) dari Penanggung Jawab Pro-

yek Kerja Sama (PJPK) selaku agent of change untuk menerima kon sep

KPBU.

Perubahan dalam kebij akan publik juga harus dialihkan kepada

para pelaksana, kelompok, sasaran, dan pihak-pihak terkait kebij akan.

Perubahan tersebut harus mempelajari dan melakukan perbandingan

atau benchmarking penerapan PPP di negara lain yang merupakan best

12 Hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan Direktorat Bina Investasi Infra-

struktur (DBII), Direktorat Jenderal Bina Konstruksi (DJBK), Kementerian PUPR

pada tahun 2015.

Isi 1.indd 5Isi 1.indd 5 5/18/2018 8:40:36 AM5/18/2018 8:40:36 AM

Page 12: Transformasi Public Private Partnership Indonesia · intelektual. Paradigma pembangunan yang dipilih pemerintah akan bermuara pada kebij akan-kebij akan berikut implementasinya dalam

6 Transformasi Public Private Partnership Indonesia

practice dan mempelajari kegagalan penerapan PPP yang akan menjadi

lesson learnt.

Untuk mendukung perubahan paradigma tersebut, perlu dibentuk

learning organization yang memfasilitasi proses pembelajaran anggota

organisasi yang terus-menerus memperbarui dirinya. Istilah learning

organization yang dipopulerkan Peter Senge dimaksudkan sebagai

orga nisasi yang anggotanya terus-menerus mengembangkan kapasitas

untuk menciptakan hasil yang betul-betul diinginkan13.

Dalam learning organization dibentuk pola pemikiran baru dan

anggota organisasinya terus belajar dan melihat dirinya sebagai satu

kesatuan. Learning organization muncul dan berkembang sebagai hasil

dari tekanan yang dihadapi, baik dari organisasi lain maupun kondisi

dunia nyata yang dihadapi14. Learning organization terdiri atas lima

komponen, yaitu system thinking, personal mastery, shared vision, mental

models, dan team learning (lihat Gambar 1.1).

Sumber: Senge (1990)

Gambar 1.1 Konsep The Learning Organization

13 P. Senge, The Art aミd PraIピ Ie of the Learミiミg Orgaミizaピ oミ. The Ne┘ Paradigマ iミ Busiミess: Eマergiミg Strategies for Leadership aミd Orgaミizaピ oミal Chaミge (1990)

14 T. O’Keefe, Orgaミizaピ oミal Learミiミg: A Ne┘ PerspeIピ ┗e (Jourミal of Europeaミ Iミdustrial Traiミiミg, 2002)

Isi 1.indd 6Isi 1.indd 6 5/18/2018 8:40:36 AM5/18/2018 8:40:36 AM