TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …
Transcript of TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
464
TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL
GOVERNANCE
(STUDI PENDAYAGUNAAN WEBSITE RAMPAK PINTAR
DI DESA KESAMBI RAMPAK SITUBONDO)
Venna Silvia Febrianti1, Imam Khuroydi2, Angga Setiawan3
Universitas Muhammadiyah Malang
[email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Revolusi Industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam segala bidang kehidupan. System
Otomatisasi yang diimplimentasikan melalui revolusi ini salah satunya berdampak terhadap
transformasi pelayanan public yang terjadi pada seluruh elemen pemerintahan. Penelitian ini
menjelaskan salah satu transformasi pelayanan public yang diterapkan oleh sebuah desa, yakni
Desa Kesambi Rampak asal Kabupaten Situbondo. Desa ini memnafaatkan inovasi website
Rampak Pintar untuk mempermudah pelayanan pemerintah desa terhadap masayarakat. Tujuan
dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan
administrasi yang terjadi di Desa Kesambi Rampak Situbondo. Metode Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembaharuan pelayanan publik melalui inovasi pelayanan berbasis digital Rampak Pintar, berjalan
dengan baik dan sangat diapresiasi oleh masyarakat. Sumber informasi dan pelayanan administrasi
yang diberikan pun disediakan dengan efektif dan transaparan.
Kata Kunci : Transformasi, Pelayanan Publik, Rampak Pintar.
ABSTRACT
The Industrial Revolution 4.0 brought many changes in all fields of life. One of the automation
systems implemented through this revolution has an impact on the transformation of public
services that occur in all elements of government. This study explains one transformation of public
services implemented by a village, namely Kesambi Rampak Village from Situbondo. This village
utilizes the innovative Rampak Pintar website to facilitate village government services for the
society. The purpose of this study is to describe and analyze the forms of administrative service
innovation that occur in the Village of Kesambi Rampak, Situbondo. This research uses
descriptive qualitative methods. The results showed that the renewal of public services through the
innovation of digital services based on Rampak Pintar, went well and was highly appreciated by
the public. Sources of information and administrative services provided are also provided
effectively and transparently.
Keywords : Transformation, Public Services, Rampak Pintar
PENDAHULUAN
Saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi
indsutri keempat ini ditandai dengan peran teknologi yang mengambil alih hampir
seluruh aktivitas perindustrian dan perekonomian. Setiap revolusi industri ditandai
sejumlah momentum yang menunjukkan perkembangan kehidupan manusia dari
waktu ke waktu, penggunaan teknologi yang mutakhir saat ini merupakan simbol
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
465
kemajuan peradaban. Teknologi ini difungsikan guna mempermudah kinerja
manusia. Namun demikian, adanya revolusi ini tentu membawa banyak dampak
bagi kehidupan meliputi dampak baik maupun buruk. Misalnya saja, di satu sisi
adanya fenomena ini akan melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan, namun di sisi
lain juga akan menghadirkan berbagai jenis pekerjaan baru, karena dampak inilah
tentu adanya fenomena revolusi industri 4.0 dikatakan membawa peluang
sekaligus tantangan bagi seluruh sendi kehidupan.
Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan
teknologi cyber dan teknologi otomatisasi, dimana dalam proses
pengaplikasiannya menerapkan konsep yang berpusat pada otomatisasi yang
dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia. Hal tersebut
merupakan bagian krusial yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi
efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Oleh karena itu sistem yang diterapkan
dalam revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan
istilah Smart Factory. Meninjau hal tersebut, dampak yang dibawa dari revolusi
industri keempat ini juga merambah hingga sektor pemerintahan. Pemerintah
harus dapat beradaptasi dengan konsep yang dibawa oleh industri digital ini
dengan mewujudkan Smart Governance. Banyak hal yang harus dipersiapkan
seperti peran para pengambil keputusan, tata kelola, manajemen risiko
implementasi sistem, dan faktor keamanan sistem yang diimplementasikan. Selain
itu pemerintah juga harus mempersiapkan sistem pendataan yang tidak hanya
memanfaatkan teknologi tetapi juga berintegritas, mempersiapkan payung hukum
dan mekanisme perlindungan terhadap data pribadi, menetapkan standar tingkat
pelayanan, dan menyediakan akses publik pada teknologi (Satya, 2018b).
Melalui dampak revolusi industry 4.0 hingga ke sector pemerintahan ini,
Pemerintahan Indonesia mulai menerapkan demokrasi digital melalui berbagai E-
government yang berasaskan good governance. Demokrasi digital ini menurut
Hacker dan Dijk diartikan sebagai sebuah kumpulan usaha untuk melaksanakan
demokrasi tanpa dibatasi oleh ruang, waktu dan kondisi fisik yang lain
menggunakan ICT (Information and Communication Technology) serta CMC
(Computer-mediated Communication), tetapi meskipun demikian tidak berarti
menggantikan praktik-praktik politik tradisional atau analogue political
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
466
practices(Politik & Mataram, 2018). Pemerintahan meliputi pusat dan daerah
dituntut untuk mengembangkan inovasi-inovasi mereka demi menghadapi
tantangan di era revolusi Indistri 4.0 ini. Salah satunya ialah yang diterapkan oleh
pemerintah desa Kesambi Rampak, Kabupaten Situbondo. Desa ini memanfaatkan
kecaggihan teknologi dengan membuat website yang bernama ‘Rampak
Pintar’(Kesambi Rampak Layanan Siap Antar). Website ini menyediakan
pelayanan yang memudahkan masyarakat desa Kesambi Rampak tanpa perlu
datang ke Kantor Desa.
Di website kesambirampak.desa.id tersebut sudah ada segala macam
kebutuhan administari di Desa Kesambi Rampak mulai dari Berita Desa,
Palayanan Surat Keterangan, Profil Desa, Data Desa, dan sebagainya tentang
desa telah ada dan dapat diakases dengan mudah di dalam website tersebut,
masyarakat hanya perlu regisrtrasi online sesuai data kependudukan dan masuk ke
dalam website tersebut.
Proses pelayanan sebelum menerapkan paradigma New Public Service,
berikut merupakan sebuah transformasi dari paradigma New Public Managament
ke New Public Service Perubahan Sistem Administrasi Pelayanan Publik
No. Indikator Tolak Ukur
1. Citizens, not customer 1. Rencana Kerja
Organisasi Perangkat
Daerah
2. Laporan Akhir Kinerja
Instansti Pemerintah
3. Indeks Kepuasan
Masyarakat
2. Seec the public interest
3. Value Citizenship over Entrepeneur
4. Think strategically, act democratically
5. Recognize that accountability is not simple
6. Serve rather than steer
7. Value people, not just productivity
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
467
Dengan inovasi yang dibawa oleh desa Kesambi Rampak dari kabupaten
Situbondo dalam upaya mewujudkan good governance dan melawan tantangan di
era revolusi industri 4.0 ini peneliti kemudian ingin menjelaskan mengenai
inovasi Rampak Pintar ini secara detail, fungsi dan kegunaanya serta dampaknya
terhadap masyarakat di desa Kesambi Rampak. Hal ini bertujuan untuk
mengenalkan inovasi dari desa tersebut terhadap masyarakat luas, sekaligus
memotivasi para pembaca khususnya pemerintahan desa agar memiliki inovasi
yang serupa atau lebih baik sebagai tantangan di era revolusi industri 4.0.
Table berikut merupakan bentuk implementasi pembaharuan dari paradigma
New Public Service ke Digital Governance
Aspek Implementasi Pembaharuan
New Public Service Digital Governance
Siapa yang dilayani
(Subjek)
Warga negara Warga negara (citizen)
Peran Pemerintah Melayani: melakukan
negosiasi dan menjadi
beragam kepentingan
masyarakat, menyapaki
common values.
Melayani: dengan
memberikan pelayanan
secara online dengan
pengarahan melalui
sosialisasi dan uji coba
Mekanisme untuk
mencapai tujuan
Membangun koalisi dan
kerjasama lembaga
pemerintah, swasta dan
masyarakat madani,
untuk memenuhi
kebutuhan yang telah
disepakati
bersama.
Dari hasil kerja sama
dengan swasta maka
terbit kebijakan terkait
dengan pembaharuan
sistem pelayanan
berbasis digital
Pendekatan
akuntabilitas
Multi-aspek, pelayanan
publik harus memenuhi
ketentuan hukum, nilai
masyarakat, norma
politik, professional dan
kepentingan warga.
Lebih menekankan
keterbukaan informasi
kepada publik.
Diskresi administrasi Diskresi dibutuhkan
namun dibatasi oleh
prinsip akuntabilitas
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
468
Struktur organisasi Kolaboratif, dengan
kepemimpinan bersama,
baik secara internal
maupun eksternal.
(Rosliy, Hussin, Rosliy,
& Hussin, 2018)Alur
kerja antar organisasi
dan pertukaran data,
bertukar kebijakan dan
solusi online, informasi
dan manajemen
pengetahuan,
dll.
Dasar motivasi pelayanan
publik
Pelayanan kepada
masyarakat, keinginan
memberikan kontribusi
bagi masyarakat.
Mewujudkan pelayanan
elektronik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Sumber: Denhardt J. V. and R. B. Denhardt, 2003. The New Public Service:
Serving, not Steering, New York, M.E. Shape.
b. Era Revolusi Industri 4.0
No. Indikator Tolak Ukur
1. Social Machine Electronik Governance
2. Global Facility dan Virtual Productio,
3. Smart product
4. Smart Service
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam
menggunakan data penelitiannya dan dibandingkan dengan standart ukurang yang
telah ditentukan.
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif dengan Analisa data kualtitatf. Sebagai mana menurut Nawawi (1990 :
64), yang menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
469
penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah atau fenomena yang ada
pada saat penelitian dilakukan / masalah yang bersifat actual, kemudian
menggambarkan realita/fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya
diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian
deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kegiatan
pelayanan administrasi di kantor Desa Kesambi Rampak Kabupaten Situbondo
dalam menghadapi revolusi industry 4.0.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Peneliti
melakukan penelitian khususnya di kantor Desa Kesambi Rampak Kabupaten
Situbondo. Karena kantor Desa Kesambi Rampak Kabupaten Situbondo
merupakan subjek utama dalam penelitian didalam penelitian. Peneliti ingin
melihat system pelayanan administrasi melalui website Rampak Pintar (Kesambi
Rampak Layanan Siap Antar) di kantor Desa yang bertepat di Kantor Desa
Kesambirampak, Kecamatan Kapongan, Sarse, Kesambi Rampak, Kapongan,
Situbondo, 68362
3. Sumber Data
Sebagai upaya mengumpulkan data untuk menjawab rumusan masalah,
maka terdapat dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian kali ini.
Adapun data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung melalui terjun
lapang. Dan juga data yang diperolah langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya. Dalam penelitianini, data primer diperoleh
langsung dari lapangan baik yang berupa hasil observasi maupun yang berupa
hasil wawancara tentang bagaimana Pelayanan Administrasi di Desa Kesambi
Rampak dalam menghadapi Era 4.0.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang dikumpulkan diolah dan disajikan
oleh pihak lain, yang biasanya dalam jurnal tentang transformasi digital yang
mengahapi era GoodGovernance dan jurnal tentang system pelayanan adminitrasi.
Dalam penelitian ini, data skunder diperoleh dengan menggunakan metode
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
470
documenter dan jurnal yaitu buku buku ilmiah, pendapat pendapat pakar dan
literaturyang sesuai dengan tema dalam penelitian. Data skunder dalam penelitian
ini meliputi surat-surat, Salinan perarturan perundang undangan profil instasni
atau Lembaga terkait yangdiperoleh melalui dokumentasi. Dalam menerapkan
metodedeskriptif diajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada sumber data dan
yang diperoleh dalam bentuk teks dan gambar.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data skunder dalam penelitian ini meliputi surat-surat, Salinan perarturan
perundang undangan profil instasni atau Lembaga terkait yangdiperoleh melalui
dokumentasi. Dalam menerapkan metodedeskriptif diajukan pertanyaan-
pertanyaan terbuka kepada sumber data dan yang diperoleh dalam bentuk teks
dangambar. Maka cara mengumpulkan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
mengimplementasikan data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.
Observasi merupaka mengumpulkan data atau keterangan yang harus dijalankan
dengan melakukan usaha- usaha pengamatan – pengamatan secara langsung ke
tempat yangakan diselidiki, penulis menggunakan Teknik ini merupakan Teknik
bantu yangdigunakanuntuk membantu memperoleh data kenyetaan
langsungmengenai objek yang di teliti (Arikunto, 2006:124). Melalui observasi
diharapkan peneliti dapat memahami kondisi lapangan sehingga lebih mudah
dalam melakukan kegiatan penelitian. Observasi dilaksanakan di kantor Desa
Kesambi Rampak Sebagai instansi pemerintah ditingkat daerah bertugas dalam
melakukan penelitian lapangan di Desa Kesambi Rampak.
b. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara peneliti dengan
narasumber guna mendapatkan informasi. Adapun wawancara yang dilaksanakan
bersifat tak terstruktur dimana pertanyaan yang diajukan bersifat bebas dan hanya
berpedoman pada garis-garis kategori yang garis besar permasalahan. Dengan
demikian pertanyaan dapat muncul sebagai timbal balik dari keterangan yang
telah diberikan oleh informan, sehingga diharapkan dapat memunculkan temuan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
471
ataupun gagasan dalam penelitian. Adapaun sumber dalam wawancara tersebut
ialah subyek penelitian yang telah disebutkan pada sub-bab sebelumnya.
c. Dokumentasi
Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau
variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prastasi, notulen
rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto 2002:2006).Penelitian ini dilaksanakan
dilingkungan kerja Desa Kesambi Rampak untuk melengkapi dokumen dokumen
penelitian.
5. Unit Analisa
Dalam kajiannya, Hamidi ( 2005: 75-76 ) menyatakan bahwa unit analisis
adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu
latar peristiwa sosisal seperti misalnya aktivitas individu kelompok sebagai subjek
penelitian.
Melalui pengamatan terhadap unit analisis data dengan menetapkan
kriteria responden tersebut, peneliti kemudian akan mengetahui siapa dan apa
yang menjadi subjek penelitiannya. Dalam hal penelitian ini peneliti akan
mencoba menemukan informan awal yakni oran yang pertama memberi informasi
yang memadai ketika peneliti mengawali aktivitas pengumpulan data.
No. Narasumber Data
1. Sekretaris Desa Kesambi
Rampak
Kondisi Pelayanan Publik New
Publik Management & New Publik
Service
2. Staf Ahli Rampak Pintar
(Kesambi Rampak Layanan
Siap Antar)
Transformasi Digital Government
6. Teknik Analisis Data
Analisis data pada hakekatnya adalah pemberitahuan peneliti kepada
pembaca tentang apa yang hendak dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan, sebagai cara yang nantinya bisa memudahkan peneliti dalam
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
472
memberi penjelasan dan mencari interpretasi dari responden atau menarik
kesimpulan.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk
menganalisis data dengan cara memaparkan, mengelola, menggambarkan, dan
menafsirkan hasil penelitian dengan kata kata dan kalimat sebagai jawabn atas
permasalah yang diteliti. Adapun analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara memamparkan hasil wawancara ke dalam lampiran, mengelola data
ke dalam bentuk lampiran, menggambarkan proses peelitian dan hasil wawancara
ke dalam pembahasan dalam penelitian ini dan terakhir adalah menfasirkan hasil
penelitian ini dengan menguhubungkan teori birokrasi ideal milik weber dan data
yang ada dengan hasil wawancaa pada informan – informan yang terlibat dalam
biokrasi di desa Kesambi Rampak Kabupaten Situbondo tentang sistem pelayanan
administrasi. Proses analisi data kualitatif menurut Mathew B. Mills dan A.
Michael Huberman (1992;20).
Dalam penelitian ini Teknik analisis dengan pendekatan kualitatif
digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ditemukan peneliti.
Pendekatan kualitatif merupakan metode yang didasarkan pada data yang
diperoleh melalui kegiatan Teknik perolehan data, baik melalui studi lapangan
maupun studi pustaka. Cara menganalisisnya tidak didasarkan pada perhitungan,
namun lebih kepada penjelasan/ deskriptif, kemampuan nalar dalam
menghubungkan fakta, data dan informasi. Kemudian data yang diperoleh akan
diseleksi sesuai tujuan yang ingin dicapai, melalui hal tersebut diharapkan muncul
gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab tijauan pustaka berisi pemikiran atau teori-teori yang melandasi
dan memotivasi dilakukannya penelitian ini.
1. Literatur Review
No Nama, Tahun Judul Temuan
1. 1 Riki Satia
Muharam,
Fitri
Inovasi Pelayanan
Publik dalam
Menghadapi Era
(Muharam, 2019) Menurut
Saefullah pelayanan public
didefinisikan sebagai kegitatan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
473
Melawati,
2019
Revolusi Industri
4.0 di Kota
Bandung
yang dilakukan oleh birokrasi
pemerintahan dalam menjalankan
tugasnya selaku pelayan public
yang bersifat baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Paradigma New Public Service
oleh Denhardt dan Denhadt
merumuskan prinsip sebagai
berikut : Serve Citizens, Not
Customers; Seeks the Public
Interest; Value Citizenship over
Entrepreneurship; Think
Strategically, Act Democratically;
Recognize that accountability is
not Simple; Serve Rather than
Steer; Value People, Not Just
Productivity
2. .2 Egi Yoanda,
Dasman Lanin,
M.Fachri
Adnan, 2019
Kualitas Pelyanan
Pengguna
Pelayanan
Administrasi di
Kelurahan Solear
(Umum et al., 2019) Pelyanan
Administrasi adalah untuk
memberikan pelyanan prima
untuk masyrakat. Untuk itu ada
beberapa point penting demi
tercapainya kualitas pelayanan
yang memuaskan :
1. Kualitas pelayanan tampilan fisik,
yakni berupa sarana fisik
penyelenggara, peralatan dan
penampilan birokrat pelayanan.
2. Kualitas pelayanan reabillity,
yaitu kemampuan yang diberikan
oleh tenaga pelayanan untuk
memberikan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan
secaraakurat dan terpercaya.
3. Kualitas pelayanan responsivenes,
merupakan suatu kemampuan atau
suatu tanggapan untuk membantu
dan melayani masyarakat secara
responsive dengan penyampaian
informasi yang jelas. Kualitas
pelayanan emphatic, yakni
memberikan perhatian secara
tulus ynag bersifat individual
yang diberikan kepada masyarakat
dengan berupaya memahami
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
474
keadaannya.
3 M. Amril
Pratama Putra,
Rabina Yunus,
Andi M. Rusli,
2014
Inovasi Pelayanan
Publik dalam
Menghadapi Era
Revolusi Industri
4.0 di Kota
Bandung
Menurut Saefullah pelayanan
public didefinisikan sebagai
kegitatan yang dilakukan oleh
birokrasi pemerintahan dalam
menjalankan tugasnya selaku
pelayan public yang bersifat baik
secara langsung maupun tidak
langsung. Paradigma New Public
Service oleh Denhardt dan
Denhadt merumuskan prinsip
sebagai berikut : Serve Citizens,
Not Customers; Seeks the Public
Interest; Value Citizenship over
Entrepreneurship; Think
Strategically, Act Democratically;
Recognize that accountability is
not Simple; Serve Rather than
Steer; Value People, Not Just
Productivity
4 Zhiyuan Fang,
Ph.D., 2002
E-Government in
Digital Era:
Concept, Practice,
and Development
(Fang & Ph, 2002)E-Government
dapat didefinisikan secara sempit.
Di State of Texas's Electronic
Rencana Strategis Pemerintah,
(Departemen Sumber Daya
Informasi, Negara Bagian Texas,
Januari 2001), pemerintahan
elektronik adalah didefinisikan
sebagai: Proses interaksi antara
pemerintah melalui bentuk
komunikasi elektronik di kalangan
pemerintah, masyarakat, hingga
kalangan pebisnis, untuk
mendapatkan dan memfasilitasi
produk dan layanan; penempatan
dan menerima pesanan;
menyediakan dan
mendapatkan informasi; dan
menyelesaikan transaksi
keuangan.
5 Venny
Yusiana,
2017
Faktor-Faktor
Sistem Informasi
(Veny, 2017) Dimensi untuk
mengevaluasi factor pelayanan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
475
pelayanan Publik
pada Kelurahan
Kramat Selong
Kota Jakarta .
public adalah: Penyampaian
informasi berkualitas secara
online Pemberian layanan
Informasi orientasi dan layanan
pengguna Sedangkan kualitas
informasi diukur melalui persepsi
warga dari nilai informasi yang
tersedia. Informasi kualitas dikur
pada keakuratan, ketepatan waktu,
relevansi, akurasi.
6 Khurram
Mahmood,
Zainab
Nayyar, Hafiz
Mushtaq
Ahmad, 2018
Switching to
Electronic
Government
through
Transformational
Leadership:
Implications of
Multichannel and
Digital Divide
a. (Mahmood, Nayyar, & Ahmad,
2018) Mistry dan Jalal meneliti
hubungan antara E-government
dan korupsi di negara maju dan
terbelakang. Saat memeriksa
hubungan ini, mereka menyelidiki
dampak E-government pada
tingkat korupsi dan dampak e-
government lebih tinggi di negara
maju atau berkembang. Mereka
mengembangkan model empiris
yang disebut sebagai model probit
untuk menguji dan memeriksa
hasil berdasarkan hubungan antara
dua variabel dari periode waktu
yang berbeda. Mereka mengambil
data tujuh tahun dari (2003 hingga
2010) dan mengamati perubahan
indeks pembangunan e-
government dengan perubahan
indeks persepsi korupsi dengan
menerapkan metode kausal.
Berdasarkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang membahas
terkait dengan konsep pelayanan publik yang berkaitan dengan inovasi
dilaksanakan di Desa Kesambi Rampak, Situbondo. Perbedaan yang dimiliki yang
pertama jelas terkait kedua variable yang diangkat oleh penulis kali adalah
perubahan system administrasi pelayanan public dan era revolusi industri 4.0.
Yang kedua adalah metode penelitian yang digunakan, penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang
dilakukan di Kesambi Rampak. Fokus perbedaan berikutnya yakni terletak pada
paradigma yang digunakan penulis untuk menyusun penelitian ini adalah
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
476
menggunakan paradigma New Public Service yang telah disinggung di beberapa
penelitian sebelumnya. Apabila beberapa penelitian terdahulu menggunakan
paradigma yang sama akan tetapi penelitian ini memiliki letak perbedaan pada
perubahan system administrasinya, bagaimana bentuk perubahan secara taktis nya
ketika pemerintahan menggunakan paradigma New Public Management yan telah
berubah menjadi New Public Service sehingga penulis sangat tertarik untuk
mengangkat judul tersebut.
2. Kajian Pustaka
Paradigma Pelayanan Publik ( New Public Management dan New
Publik Service) Era birokrasi pertama yang dikemukakan oleh Max Weber
menciptakan paradigma pemerintahan yang kaku, hirarkis, serta kritik yang sangat
tajam adalah bahwa model birokrasi pertama yang dikemukakan oleh Weber
adalah sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan politisi. Olsen menyebutkan
bahwa sektor publik berbeda dengan sektor swasta, dimana para wirausaha
tentunya menjadi pelaku pasar dalam mengejar kepentingan mereka, sementara
birokrasi dalam hal ini publik lebih mengedepankan persaingan serta manfaat
yang sebanding dengan kinerja yang diharapkan menghasilkan akuntabilitas yang
sangat baik. Tujuan dari penilaian terhadap kinerja pegawai dalam New Public
Management adalah semata mata dalam rangka meningkatkan kinerja pemberi
pelayanan publik agar efektif serta efisien. Dalam rangka mengejar tujuan tujuan
New Public Management, pemerintah menggunakan beberapa cara seperti
pernyataan (Laxmikanth (2006) dalam Ani 2006) yaitu :1. Penciptaan organisasi
publik otonom 2. Mengurangi ukuran pemerintah 3. Korporatisasi organisasi
pemerintah 4. Mengurangi anggaran dan pengeluaran kesejahteraan 5.
Mereformasi struktur PNS 6. Pengukuran kinerja dan evaluasi 7. Privatisasi usaha
publik 8. Desentralisasi kewenangan kepada tingkat yang lebih rendah 9.
Mengontrakkan pelayanan kepada lembaga-lembaga swasta 10.Mempromosikan
keterbukaan dan transparansi dalam administrasi 11. Partisipasi masyarakat dalam
administrasi 12. Deklarasi piagam warga negara, dan sebagainya keempat (Philip
dan Daganda. 2013). Lalu, New Public Management memiliki kareakteristik
khusus yang menjadikannya ciri, yaitu 1. Pengembangan Rencana Strategis yang
terkait dengan proses Perencanaan organisasi tahunan; 2. Mendefinisikan dan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
477
menetapkan tujuantujuan organisasi dan individu dan tujuan secara tahunan; 3.
Pengembangan indikator kinerja pribadi dan organisasi; 4. Pengembangan dan
implementasi kerangka Perencanaan Organisasi yang komprehensif; 5.
Pengembangan dan pelaksanaan proses penilaian pribadi; 6. Menghubungkan
strategi dan tujuan organisasi dengan penyelarasan jabatan, dan; 7. Pengembangan
dan pelaksanaan ulasan manajemen dan kerangka evaluasi kinerja (diadaptasi dari
Boston, 1991;. Butterfield et al, 2004 dalam Hayer, 2010). Namun meskipun
banyak dukungan dari beberapa ahli. New Public Management tidak luput dari
kritikan para ahli dimana beberapa ahli berkata bahwa meskipun faktor faktor dari
sektor publik dan sektor swasta bisa dibilang sama, namun terdapat perbedaan
dari segi fungsi serta bentuknya dimana orientasi dari swasta dan publik tentunya
berbeda serta dalam mengelola sektor swasta dengan publik tentunya lebih baik
pengelolaan sektor swasta.
Era Revolusi Industri 4.0 diwarnai dengan adanya kecerdasan buatan
(artificial intelligence), super computer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil
otomatis dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam kecepatan eksponensial
yang berdampak terhadap perkembangan ekonomi, industry politik bahkan system
pemerintahan (Satya, 2018a). Beberapa negara lain juga turut serta dalam
mewujudkan konsep Industri 4.0 namun menggunakan istilah yang berbeda
seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart Industry, atau
Advanced Manufacturing (B., Demangeon, & Low, 2018). Dampak dari revolusi
industry keempat salah satunya adalah semakin berkurangnya tenaga kerja
manusia dalam proses produksi termasuk proses pelayanan public karena sudah
banyak tergantikan oleh teknologi berbasis IT yang memudahkan setiap
pelayanan. (Mataram et al., 2018) sudah sepatutnyalah organisasi pemerintah peka
dan melek terhadap perkembangan teknologi yan semakin global dan senantiasa
introspeksi diri sehingga mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan
lebih efisien dan efektif sebagai respon tehadap meningkatnya tuntutaan dan
transparansi public. Adapun pendapat yang mengacu pada Federasi Industri
German /BDI 2016 terdapat empat sifat atau komponen dari revolusi industry 4.0
antara lain : Social Machine, mesin-mesin canggih yang saling berinteraksi seoerti
layaknya manusia dengan media social online, Global Facility dan Virtual
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
478
Productio, mesin-mesin yang terintegrasi ke system penyedia layanan dan
pengguna layanan, Smart product, tiap produk yang dihasilkan menyimpan data
dalam bentuk Chips Set, Smart Service, produsen akan melakukan perbaikan dan
pengembangan produk sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada pelanggan.
(Alamsyah, 2016) berpendat bahwa New Public Management merupakan
sebuah pelayanan dengan tujuan meningkatkan kinerja administrasi pelayanan
public melalui penggunaan konsep-konsep yang diambil dari sector swasta atau
perusahaan, sehingga orientasi yang jalankan adalah demi memuaskan cutomer
untuk mendapatkan provit atau keuntungan. Osbone dan Gaebler pencetus
paradigma New Public Management menawarkan 10 prinsip pemerintahan
berbasis wirausaha antara lain sebagai berikut : pemerintahan yang katalis
(mengarahkan), pemerintahan milik masyarakat (memberi wewenang),
menyuntikan persaingan ke dalam pemberian pelayanan, pemerintahan yang
digerakkan oleh misi, membiayai hasil, pemerintahan dengan orientasi memenuhi
kebutuhan pelanggan, pemerintahan yang harus mengahsilkan, pemerintahan yang
mencegah masalah, pemerintahan yang bersifat desentralisasi dengan membuka
partisipasi dan membentuk team work, serta pemerintahan yang beroientasi pasar.
Paradigma New Public Service (Muharam, 2019) berakar pada konsep
teori demokrasi, yang meliputi teori tentang demokrasi kewarganegaraan,
perlibatan warga negara dan pentingnya deliberasi, model masyarakat sipil dan
komunitas dan lainya. Adapun indikator atau prinsip New Public Services yang
digagas oleh Denhardt dan Denhardt antara lain adalah sebagai berikut: pertama,
citizens, not customer. Maksudnya adalah tujuan utama pelayanan yang ditujukan
kepada masyarakat orientasinya bukan melayani sebagai konsumen melainkan
sebagai pemeran utama pilar demokrasi. Kedua, seec the public interest.
Mengutamakan kepentingan public menjadi salah satu hal yang penting dalam
New Public Service. Ketiga, Value Citizenship over Entrepeneur atau dalam
pandangan ini nilai-nilai kewarganegaraannya harus diposisikan diatas prinsip-
prinsip bisnis. Keempat, think strategically, act democratically. Kebijakan dan
program yan dibuat harus berdasarkan asas demokrasi dan penyelenggaraannya
harus strategis. Kelima, recognize that accountability is not simple. Pandangan ini
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
479
menjelaskan tentang pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pejabat public
bukan hanya secara formalitas di atas kertas dan dalam melalui acara ceremonial
dalam siding secara khususnya saja. Keenam, serve rather than steer. Maksud
dari pandangan ini adalah pemerintah hendaknya memberikan pengarahan yakni
sebagai regulator, fasilitator, pengendali, namun bukan pelaksana operasional.
Ketujuh, value people, not just productivity. Pandangan ini mengungkapkan
bahwa sebaiknya pemerintah tetap mendahulukan kepentingan masyarakat demi
kesejahteraan bersama akan tetapi tidak mengorbankan nilai-nilai social di dalam
demi mencapai citra yang baik di mata public.
Table berikut merupakan bentuk pergeseran prinsip dari paradigma New
Public Management ke paradigma New Public Service
Aspek Pergeseran Prinsip
New Public
Management
New Publik Service
Siapa yg dilayani Pelanggan Warga negara (citizen)
Peran Pemerintah Mengarahkan: menjadi
katalis untuk mengem-
bangkan kekuatan
pasar
Melayani: melakukan
negosiasi dan menjadi
beragam kepentingan
masyarakat, menyapaki
common values.
Mekanisme untuk
mencapai tujuan
Menciptakan
mekanisme dan
struktur insentif untuk
mencapai tujuan
kebijakan melalui
lembaga swasta dan
masyarakat madani.
Membangun koalisi dan
kerjasama lembaga
pemerintah, swasta dan
masyarakat madani, untuk
memenuhi kebutuhan yang
telah disepakati
bersama.
Pendekatan
akuntabilitas
Diarahkan oleh pasar,
keputusan pribadi
menghasilkan produksi
yang diinginkan
pelanggan/ masyarakat
Multi-aspek, pelayanan
publik harus memenuhi
ketentuan hokum, nilai
masyarakat, norma politik,
professional dan
kepentingan warga.
Diskresi administrasi Lebih luas, untuk
memenuhi tujuan
kewirausahaan
Diskresi dibuthkan namun
dibatasi oleh prinsip
akuntabilitas
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
480
Struktur organisasi Terdesentralisasi
dengan kendali utama
tetap di tangan lembaga
public
Kolaboratif, dengan
kepemimpinan bersama,
baik secara internal
maupun eksternal.
Dasar motivasi
pelayanan public
Semangat wirausaha,
keinginan ideologis
untuk mengurangi
ukuran pemerintahan
Pelayanan kepada
masyarakat, keinginan
memberikan kontribusi
bagi masyarakat.
Sumber: Denhardt J. V. and R. B. Denhardt, 2003. The New Public Service:
Serving, not Steering, New York, M.E. Shape.
a. Perubahan Sistem Administrasi Pelayanan Publik
No. Indikator Tolak Ukur
8. Citizens, not customer 4. Rencana Kerja Organisasi
Perangkat Daerah
5. Laporan Akhir Kinerja
Instansti Pemerintah
6. Indeks Kepuasan
Masyarakat
9. Seec the public interest
10. Value Citizenship over Entrepeneur
11. Think strategically, act democratically
12. Recognize that accountability is not simple
13. Serve rather than steer
14. Value people, not just productivity
b. Era Revolusi Industri 4.0
No. Indikator Tolak Ukur
5. Social Machine Digital Governance
6. Global Facility dan Virtual Productio,
7. Smart product
8. Smart Service
Paradigma Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi pelayanan publik pada beberapa tahun ini menjadi banyak
perbincangan karena dari inovasi dalam pelayanan publik diharapkan akan
terciptanya efisiensi serta transparannya kegiatan pelayanan publik di seluruh
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
481
dunia bahkan di Indonesia. Umumnya, banyak yang mengartikan inovasi sebagai
hasil dari sebuah progres dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta hal-hal
lain seperti keterampilan yang kiranya memperbaiki produk baik itu barang
maupun jasa. Inovasi dalam bidang pelayanan publik lebih menekan pada
bagaimana cara atau ide baru serta teknologi apa yang dapat digunakan dalam
pelayanan untuk memperbarui sistem, budaya, serta teknologi pelayanan yang
telah ada sebelumnya, selain pembaharuan tentunya ada juga hal berupa
penyederhanaan agar terjadi efisiensi dalam melakukan pelayanan. Hal ini berarti
jika ada pembaharuan seperti sistem, maka aka nada pembaharuan dalam sistem
pelayanan publik seperti prosedur, metode, serta pendekatan dalam pelayanan
publik. Lalu, dalam pembaharuan pada budaya pelayanan maka akan ada hal baru
terkait dengan budaya pelayanan publik di terkait dengan bagaimana sikap
pemberi pelayanan publik terhadap penerima pelayanan publik serta budaya
masing masing pemberi pelayanan dalam mempertanggungjawabkan
pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan publik dengan adanya reformasi
birokrasi. Serta adanya pembaharuan dalam bidang teknologi pelayanan publik
yang diharapkan akan terciptanya efisiensi, transparansi, serta terciptanya good
governance yang dinilai baik dalam sistem negara.
Robbins (1994) lebih memfokuskan inovasi pada :1) Gagasan baru yang
merupakan olah pikir mengamati fenomena yang terjadi dapat berupa penemuan
gagasan pemikiran, sistem, ide sampai pada gagasan mengkristal; 2) Produk
maupun jasa sebagai hasil lanjutan gagasan baru yang merupakan tindak lanjut
berbagai kajian, penelitian dan aktivitas percobaan melahirkan konsep konkret
bentuk jasa dan produk yang siap diimplementasikan dan dilakukan
pengembangan; 3) Upaya Perbaikan yang merupakan usaha sistematis
penyempurnaan dan perbaikan terus menerus buah dari inovasi tersebut
manfaatnya dapat dirasakan. Inovasi berhubungan dengan Ide-Ide baru yang
bermanfaat dan sifat keterbaruannya mempunyai nilai namun tidak berarti apa-apa
bila tidak diikuti kehadiran dan nilai kemanfaatannya (David Albury, 2003). Telah
banyak inovasi-inovasi pelayanan publik yang ada di negara kita baik itu dari
inovasi pada sistem pelayananan publik, lalu inovasi pada budaya pelayanan
publik, maupun pada teknologi pelayanan publik. Seperti di Malang sendiri
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
482
terdapat inovasi berupa Lapor, yaitu inovasi berupa layanan pengaduan online jika
ada hal-hal buruk yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Lalu ada juga
inovasi pelayanan publik berupa Among Warga di Kota Batu yang dimana inovasi
pelayanan publik ini hampir sama seperti Lapor yang ada di Kota Malang. Dalam
beberapa kasus, kedua inovasi ini memang telah digunakan oleh rakyat di masing-
masing daerah untuk melaporkan jika terjadi hal-hal yang perlu dibenahi dalam
lingkungan masyarakat, namun yang digaris bawahi dalam hal ini adalah
bagaimana rakyat bisa tau hal itu telah diperbaiki atau diproses atau tidak oleh
pihak pemerintah. Seperti halnya ada sebuah kasus dimana jalan berlobang yang
telah dilaporkan oleh warga Malang namun dalam waktu yang sangat lama jalan
itu tidak kunjung diperbaiki hingga warga sendiri mengadakan galan dana untuk
memperbaiki jalan itu tanpa bantuan pemerintah.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, inovasi tidak selalu dapat berjalan
mulus atau bisa dibilang tidak akan dapat lancar lancar saja dalam
implementasinya. Kasus kasus seperti diatas tentunya terjadi karena adanya
beberapa faktor, biasanya budaya menjadi hambatan hambatan dalam inovasi
penerapan pelayanan publik. Budaya yang dapat menghambat pelayanan publik
itu salah satunya adalah budaya risk aversion, dimana budaya ini berkaitan dengan
budaya budaya yang tidak menginginkan ada resiko dalam prosesnya. Berjalan
seiring dengan inovasi yang tidak luput akan adanya resiko, budaya ini tentunya
sangat ditakutkan akan terjadi dalam melakukan atau mengimplementasikan
sebuah inovasi yang telah terwujud. Hal ini sangat sebanding jika dikaitkan
dengan kinerja pegawai pegawai maupun karyawan karyawan dalam sisi pihak
pemberi pelayanan publik yang umumnya sangat hirarkis, administratif, serta
prosedural
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan penyelenggaraan
publik sesuai dengan paradigma good governance, dalam pelaksaannya tidak
hanya ditujukan kepada satu lembaga berdasarkan pendekatan rule government
(legalitas). Dalam mencapai paradigma good governance maka harus menerapkan
sebuah proses dan prosedur, perumusan dan penyusunan suatu kebijakan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
483
semestinya mengutamakan kepentingan publik dan melibatkan seluruh elemen
masyarakat.
Proses penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai good governance
maka membutuhkan sebuah perubahan yang inovatif, hingga transformatif sesuai
dengan perkembangan zaman dimulai dengan adanya paradigma Old Public
Service dengan konsepnya yang legalistik, memiliki bermacam aturan yang
mengikat, struktural kelembagaan yang hierarkis, serta sistem pemerintahan yang
cenderung sentralistik, dan pemerintah yang cendenrung memiliki otoritas penuh.
Sehingga dalam menerapkan Old Public Service dirasa tidak efektif maka pada
tahun 1980 muncul paradigam New Public Managament yang dikemukakan oleh
Crishtopher Hood, paradigma tersebut berbeda dengan Old Public
Administrartion kali ini terdapat sistem kontrol untuk output dari kebijakan
pemerintah, hingga pada layanan yang berbasis konsumen atau kostumer. Dalam
penerapan paradigma New Public Managament menuai kritikan dengan muncul
paradigma New Public Service yang digagas oleh Denhardt dan Denhardt dengan
prinsip antara lain adalah sebagai berikut: pertama, citizens, not customer.
Maksudnya adalah tujuan utama pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat
orientasinya bukan melayani sebagai konsumen melainkan sebagai pemeran
utama pilar demokrasi. Kedua, seec the public interest. Mengutamakan
kepentingan public menjadi salah satu hal yang penting dalam New Public
Service. Ketiga, Value Citizenship over Entrepeneur atau dalam pandangan ini
nilai-nilai kewarganegaraannya harus diposisikan diatas prinsip-prinsip bisnis.
Keempat, think strategically, act democratically. Kebijakan dan program yan
dibuat harus berdasarkan asas demokrasi dan penyelenggaraannya harus strategis.
Kelima, recognize that accountability is not simple. Pandangan ini menjelaskan
tentang pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pejabat public bukan hanya
secara formalitas di atas kertas dan dalam melalui acara ceremonial dalam siding
secara khususnya saja. Keenam, serve rather than steer. Maksud dari pandangan
ini adalah pemerintah hendaknya memberikan pengarahan yakni sebagai
regulator, fasilitator, pengendali, namun bukan pelaksana operasional. Ketujuh,
value people, not just productivity. Pandangan ini mengungkapkan bahwa
sebaiknya pemerintah tetap mendahulukan kepentingan masyarakat demi
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
484
kesejahteraan bersama akan tetapi tidak mengorbankan nilai-nilai social di dalam
demi mencapai citra yang baik di mata publik.
Penerapan paradigma New Public Service dapat dikolerasikan dengan Era
Revolusi Industri 4.0 karena, sistem pemerintahan membutuhkan ruang gerak
yang fleksibel serta membutuhkan pembaharuan untuk mencapai asas good
governance. Sesuai dengan Permendagri Nomor 7 tahun 2016 tentang Pelayanan
Administrasi Kependudukan secara Daring. Proses pembaharuan tersebut dengan
sistem pelayanan berbasis Digital Government sehingga dapat mempermudah
pemerintah untuk melakukan rekap data administrasi dan masyarakat dapat
melakukan pelayanan secara instan. Salah satunya desa Kesambi Rampak di
Situbondo yang kini telah menerapakan pelayanan elektronik melaluli website
http://kesambirampak.desa.id/first dengan berbagai macam pelayanan
administrasi hingga bentuk transparansi desa dengan pengelolaan yang mudah
diakses oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut merupakan inovasi pemerintah
untuk terus mengembangkan wilayahnya sesuai dengan tujuan untuk mencapai
good governance hingga kesiapan menghadapi tantangan memasuki Era Revolusi
Industri 4.0.
1. Bentuk Inovasi Rampak Pintar yang Diciptakan oleh Desa Kesambi
Rampak
Berdasarkan hasil wawancara dengan Narasumber munculnya inovasi
Rampak Pintar ini dikarenakan keresahan aparatur desa dan masyarakat terhadap
kerumitan segala proses pelayanan, selain itu adanya pengaruh revolusi industry
4.0 menuntut seluruh pemerintahan desa untuk membuat inovasi yang dapat
mempermudah kinerja mereka dalam melayani masyarakat, khususnya yang
berkaitan dengan teknologi. Rampak pintar (Kesambi Rampak Layanan Siap
Antar) ini merupakan salah satu wujud inovasi yang kemudian diciptakan oleh
desa Kesambi Rampak, Situbondo. Layanan ini berbasis layanan online yang
dapat diakses di www.kesambirampak.desa.id oleh seluruh warga desa kesambi
rampak. Melalu inovasi website tersebut masyarakat dapat melakukan layanan
permohonan berbagai surat, seperti surat keterangan pindah penduduk, keterangan
tidak mampu, laporan kehilangan, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu website
ini juga memuat berbagai informasi tentang APBDes, jumlah penduduk per
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
485
dusun, jenis kelamin, pekerjaan, agama, dll. Serta jumlah KK di desa tersebut,
hampir seluruh info tentang desa Kesambi Rampak dapat di akses melalui website
tersebut, namun tidak sembarang orang yang dapat mengaksesnya, melainkan
hanya penduuduk asli desa yang akan memperoleh id serta password melalui
admin pada website tersebut.
Gambar 1. Tampilan depan Website Rampak Pintar
Demi meminta layanan dari website tersebut warga atau penduduk harus
menunjukkan KTP asli dan mengirim pesan kepada admin untuk memperoleh ID
mereka, setelah itu mereka dapat login dan mengakses segala informasi di
dalamnya termasuk mengajukan surat-surat khusus seperti surat kehilangan, dsb,
dengan mengisi data mereka secara mandiri. Setelah semua data terisi mereka
dapat menekan tombol ekspor dokumen, sehingga data yang telah di ekspor
tersebut otomatis akan masuk ke perangkat pusat dan pihak pusat akan melakukan
pengecekan sekaligus pencetakan berkas tersebut. Terakhir pemohon atau
penduduk yang meminta surat tadi akan mengambil berkas tersebut dengan datang
ke kantor desa atau bisa juga meminta layanan Rampak Pintar untuk
mengantarnya ke alamat yang dituju. Dengan kata lain, system ini sangat praktis
sehingga memudahkan masyarakat khususnya penduduk desa Kesambi Rampak
dalam memimta layanan terhadap pemerintah desa.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
486
Gambar 2. Tampilan Layanan Publik yang Tersedia
Terdapat berbagai macam layanan yang ada di dalam Rampak Pintar,
pengguna/warga dapat mendapatkan pelayanan dan informasi dengan mudah
secara online. Dalam berandanyapun sudah tercantum dengan jelas jumlah dusun,
penduduk, KK, surat yang telah dicetak, kelompok warga, rumah tangga, hingga
jumlah kepemilikan KIS. Melalui inovasi Rampak Pintar wrga desa Kesambi
Rampak dapat mengakses informasi dan mendapat transparansi dengan mudah
dan jelas.
Gambar 3. Layanan Surat yang Disediakan.
Pada gambar 3. Dijelaskan tampilan layanan surat yang tersedia dalam
website Rampak Pintar, layanan surat yang tersedia meliputi layanan surat
Keterangan Penduduk, Biodata Penduduk, Keterangan Jual Beli, Keterangan KTP
dalam Proses, Keterangan Berpergian/Jalan, Pengantar Izin Keramaian,
Keterangan JAMKESOS, Keterangan Domisili Usaha, Keterangan Kelahiran,
Permohonan Akta Lahir, Pernyataan Belum Memiliki Akta Lahir, Permohonan
Duplikat Kelahiran,, Keterangan Lahir Mati, Keterangan untuk Menikah (N-1 s/d
N-7), Keterangan Pergi Kawin, Keterangan Wali Hakim, Permohonan Duplikat
Surat Nikah, Permohonan Cerai, Keterangan Pengantar Rujuk/Cerai, Permohonan
KK, Domisili Usaha Non Warga, Keterangan Izin Orrang Tua/Suami/Istri,
Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (SPORADIK), Domisili Lembaga,
Perjalanan Dinas, Keterangan Usaha, Keterangan Kematian, Keterangan
Penghasilan Ayah, Keterangan Penghasilan Ibu, Perintah Perjalanan Dinas,
Keterangan Kepemilikan Kendaraan, dan Keterangan Kepemilikan Tanah.
Semuanya dapat diakses setelah penduduk meminta ID dari admin.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
487
Gambar 4. Surat Online yang Siap Dicetak
Setelah mengisi beberapa rangkaian informasi sesuai dengan kebutuhan,
maka surat secara mandiri akan diisi oleh warga yang mengajukannya, setelah
mengisi seluruh data secara lengkap, warga hanya perlu menekan tombol submit
sehingga surat pun dapat diproses oleh pemerintah desa dengan cepat., tidak
hanya sampai disitu selain menghemat waktu, Rampak Pintar juga dapat
menghemat biaya, hal ini karena warga juga dapat meminta petugas desa untuk
langsung mengantarkan surat tersebut ke alamat yang mereka tuju.
2. Dampak yang Diperoleh Dari Adanya Transformasi Pelayanan Publik
Kita ketahui bersama bahwa pelayanan publik di Indonesia bermula dari
zaman kerajaan yang dimana pada saat itu sifat pelayanan sangat manual yaitu
administrasi pada saat itu hanyalah melalui surat yang ditulis langsung oleh pihak
Kerajaan dengan sebuah pena dan kertas. Serta tidak adanya transparansi serta
ruang publik untuk masyarakat yang ditunjukkan oleh sangat berkuasanya Raja
pada masa itu. Revolusi Industri pertama membawa kita pada transformasi
pelayanan publik yang pertama, dimana revolusi industri menghasilkan mesin-
mesin canggih dikala itu dan tidak luput juga adalah mesin ketik yang menandai
adanya transformasi dalam bidang pelayanan publik. Dimana mesin ketik pada
saat itu sangat mempercepat proses pelayanan publik khususnya dalam bidang
administrasi. Dilanjutkan dengan revolusi insdustri berikutnya yang kemudian
menghasilkan sebuah komputer yang belum begitu canggih pada saat itu.
Namun kembali lagi, terciptanya alat-alat pada babak-babak baru Revolusi
Industri diharapkan dapat menguntungkan semua pihak, tidak terlepas bagi urusan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
488
pelayanan publik yang sangat membutuhkan administrasi didalamnya. Komputer
pada saat itu diharapkan dapat menggantikan mesin ketik yang masih dinilai
lambat dalam melakukan proses administrasi yang dilakukan oleh penyedia
pelayanan public atau pemerintah. Terbukti dengan kecanggihannya, komputer
hingga saat ini mengalami perkembangan-perkembangannya sendiri mengikuti
kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat dari waktu ke waktu. Memasuki era
Revolusi Industri keempat kemudian munculah hal yang bernama era big data,
yakni yang berarti bahwa setiap orang dari sudut dunia mana saja berhak atau bisa
mengakses setiap data dari seluruh dunia. Setiap orang bahkan bisa mengakses
data dari rumah mereka sendiri tanpa harus keluar rumah untuk mengakses data
tersebut, dengan contoh adalah bahwa kita bisa mengakses tiket pesawat tanpa
harus mengeceknya ke Bandara.
Perubahan-perubahan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah
dari masing-masing negara di seluruh dunia untuk memanfaatkan perubahan-
perubahan yang terjadi khususnya pada sektor teknologi. Berbicara tentang
pemerintah tentunya tidak dapat terlepas dari urusan pelayanan publik yang
disediakan oleh mereka. Perubahan-perubahan yang telah diperlihatkan oleh
mesin-mesin canggih hingga saat ini mengharuskan supaya pemerintah juga
berbenah untuk mengubah proses pelayanan publik mereka dari yang dulunya
meggunakan kertas dan pena, hingga saat ini mereka hanya butuh sebuah alat
bernama komputer untuk melakukan semua hal itu. Tidak terlepas dari semua itu,
pemerintah Indonesia pun saat ini juga berbenah untuk menggunakan proses
pelayanan digital untuk pelayanan publik mulai dari pemerintah negara hingga ke
pemerintah desa. Penyelenggaraan oleh pemerintah negara untuk menggunakan
layanan berbasis elektronik berupa komputer telah diatur sebagaimana mestinya
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Sistem dan Transaksi Elektronik. Pada Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa
“Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.”
Hal itu membuktikan bahwa pada saat itu pemerintah negara kita benar-benar
serius dalam membenahi pelayanan publiknya khususnya dalam proses pelayanan
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
489
melalui digital. Hal ini juga terbukti bahwa saat ini terdapat program digital yang
harus dijalankan oleh desa, yaitu Siskeudes.
Memulai program Rampak Pintar pada tahun 2018. Latar belakang dari
program Rampak Pintar ini bermula selain karena adanya himbauan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintah desa agar pemerintah desa
memulai untuk melaksanakan program pelayanan digital, namun juga karena
adanya kesadaran dari karyawan desa untuk memulai program ini dimana
karyawan tersebut terinspirasi oleh pemikiran yakni bagaimana jika perangkat
atau karyawan desa bisa lebih mendengar lebih baik kebutuhan rakyatnya.
Kolaborasi dengan akademisi, BPD, serta organisasi-organisasi pemuda desa
seperti Karang Taruna.
Rampak Pintar tidak hanya digunakan sebagai alternatif transformasi
pelayanan digital oleh Pemerintah Desa Kesambi Rampak namun juga sebuah
alternatif bagi desa untuk membuka data-data bagi masyarakatnya seperti
APBDes yang dapat dinampakkan dalam Rampak Pintar sebagai sebuah solusi
transparansi bagi pemerintah desa untuk rakyatnya yang dimana data yang
ditampakkan dalam Rampak Pintar semisal APBDes itu terintegrasi dengan
Siskeudes. OpenSID yang telah ada sebelumnya karena adanya himbauan
pemerintah pusat kemudian dicoba untuk digabungkan oleh pemerintah desa
Kesambi Rampak untuk membuat sebuah program yang dimana perangkat desa
akan lebih mendengar kebutuhan rakyatnya lewat OpenSID yang tidak
memerlukan biaya lagi karena OpenSID telah difasilitasi oleh pemerintah pusat.
Layanan Mandiri Rampak Pintar: Rampak Pintar sendiri memiliki sebuah
layanan yang sangat inovatif berupa layanan mandiri bagi masyarakat desa
Kesambi Rampak. Dimana rakyat terlebih dahulu harus mendaftarkan dirinya
dalam aplikasi Rampak Pintar agar bisa masuk ke dalam Layanan Mandiri.
Layanan Mandiri memiliki kelebihan seperti rakyat dapat mencetak surat-surat
yang dibutuhkan dirinya semisal Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat
Keterangan Usaha, dan lain-lain.
Layanan Chat Rampak Pintar:
Tantangan Rampak Pintar Dalam melaksanakan transformasi pelayanan
digital oleh pihak penyedia pelayanan publik yaitu pemerintah terntunya sangat
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
490
tidak gampang mengingat budaya masyarakat kita yang terlalu pesimis dengan
adanya pemerintah. Perlu adanya reformasi kultural didalam melaksanakan
transformasi pelayanan digital di seluruh Indonesia untuk memulai ataupun
memberhasilkan transformasi pelayanan digital ini. Tidak terlepas dari tantangan
yang dialami seluruh pemerintah desa di Indonesia dalam melaksanakan
perubahan cara atau bentuk atau proses pelayanan administratif di semua provinsi
di Indonesia, Pemerintah Desa Kesambi Rampak juga tentunya memiliki
tantangan yang sama dengan semua pemerintah desa yang ada di negara kita. Hal
pertama yang menjadi hambatan ketika kita berbicara digitalisasi adalah Sumber
Daya Manusia penduduk maupun pemerintah kita.
Pihak pemerintah dari desa Kesambi Rampak telah memilah karyawan
yang dimilikinya untuk membagi tugas dalam melakukan pelayanan publik,
seperti adanya pemisahan antara yang Sumber Daya Manusianya memadai untuk
berinteraksi dengan hal yang digital maupun kurang memadai. Faktor utama yang
menjadi penghambat dalam penyelenggaraan pemerintah untuk proses digitiliasi
pelayanan publik ini adalah faktor usia, dimana pada setiap desa pasti masih ada
karyawan-karyawan yang usianya sudah cukup tua tetapi masih bekerja sebagai
karyawan di desa tersebut. Begitu pula dalam pemerintah desa Kesambi Rampak
yang masih memiliki beberapa karyawan yang usianya lanjut yang ditugaskan
dalam pelayanan manual dalam pelayanan administratif kesambi rampak. Lalu,
bagi karyawan yang melek teknologi mereka diberikan tugas untuk menjadi
Customer Service dalam layanan Rampak Pintar.
Berbicara terkait Sumber Daya Manusia, tentunya tidak bisa terlepas dari
kurangnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh masyarakat kita khususnya
masyarakat di desa-desa. Masyarakat desa Kesambi Rampak yang mayoritas
adalah penduduk usia lanjut, tentunya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tantangan
pemerintah desa Kesambi Rampak yang kedua setelah dari Sumber Daya Manusia
karyawan adalah Sumber Daya Manusia dari masyarakat Desa Kesambi Rampak
itu sendiri. Masyarakat yang pesimis akan adanya pelayanan yang sangat mudah
dengan mengkolaborasikan antara teknologi dengan pelayanan publik hanyalah
dianggap akan membuang-buang dana serta akan dikorupsi oleh pemerintah
terkait dengan anggaran untuk menyelenggarakan program tersebut. Terbukti
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
491
bahwa pembiasaan yang dilakukan oleh pemerintah desa Kesambi Rampak
banyak memiliki hambatan khususnya dalam sosialisasi kepada masyarakat
sekitar.
Pemerintah desa Kesambi Rampak memulai sosialisasi terkait adanya
program Rampak Pintar dari tahun 2018, namun tidak sedikit yang mengira
bahwa program tersebut tidak akan berhasil namun hanya untuk menyediakan
pengeluaran anggaran bagi pemerintah. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh
pemerintah desa Kesambi Rampak adalah kurangnya Sumber Daya Manusia
terkait dengan kurang mampunya masyarakat untuk mengakses Rampak Pintar.
Khususnya pada bagian masyarakat yang sudah lanjut usia yang tentunya tidak
tau menau tentang bagaimana cara mereka mengakses internet.
KESIMPULAN
Tantangan demi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini khususnya
dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yang membawa daya otomatisasi,
mengharuskan proses digitalisasi terhadap pelayanan publik segera terselesaikan.
Polemik yang tertuang dalam tatanan penyelenggara negara maupun yang ada
dalam kehidupan bermasyarakat di negara kita harus diselesaikan. Masalah
keterbatasan Sumber Daya Manusia tetaplah selalu menjadi penghambat yang
nyata bagi perkembangan yang dikehendaki oleh para pemimpin negeri. Begitu
pula dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia yang ada dalam tatanan
bermasyarakat maupun tatanan penyelenggara pelayanan publik di desa Kesambi
Rampak, yang harus dibiasakan mulai dari awal proses digitalisasi pelayanan
publik yang ada dalam program di desa ini. Satu tahun sudah berlalu dalam
memulai program Rampak Pintar, perubahan demi perubahan mulai bermunculan.
Masyarakat yang sudah mengerti mulai senang melihat adanya efisiensi dan
transparansi semenjak adanya Rampak Pintar ini. Tetapi pembiasaan harus
tetaplah berjalan, serta dukungan dari hierarki-hierarki diatas pemerintahan desa
harus mendukung adanya program transformasi pelayanan digital yang diinisiasi
oleh pemerintah desa Kesambi Rampak, agar bisa menularkan Kesambi Rampak-
Kesambi Rampak lainnya di Indonesia.
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2
492
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, A. (2016). Perkembangan Paradigma Administrasi Publik (New
Public Administration, New Public Management dan New Public Service).
04(2).
B., E. A., Demangeon, A., & Low, E. F. (2018). Industri 4.0: Telaah industri 4.0.
The Geographical Journal, 12(4), 372. https://doi.org/10.2307/1782970
Efektivitas Sistem Informasi Desa (SID) Dalam Pelayanan Publik Di Desa
Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul
Fang, Z., & Ph, D. (2002). E-Government in Digital Era : Concept , Practice ,
and Development. 10(2), 1–22.
Hadi, Krishno, Listiano Asworo, Iradhad Taqwa Sihidi. 2020. “Inovasi Dialogis:
Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem
Pelayanan Malang Online).”Journal of Government and Civil Society 4(1):115–29
DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438
Mahmood, K., Nayyar, Z., & Ahmad, H. M. (2018). Switching to Electronic
Government through Transformational Leadership : Implications of
Multichannel and Digital Divide. 6(1), 534–540.
Mataram, S., Pelayanan, P., Di, P., Revolusi, E. R. A., Pathology, T. H. E., Public,
O. F., Industrial, T. H. E. (2018). The Pathology of Public Service in the
Industrial. 4(2).
Muharam, R. S. (2019). Inovasi Pelayanan Publik Dalam Menghadapi Era. 1(1),
39–47.
Politik, P., & Mataram, U. I. N. (2018). Politea : Jurnal Politik Islam Politik
Digital Di Era Revolusi Industri 4 . 0
Rosliy, J. B., Hussin, N., Rosliy, J. B., & Hussin, N. (2018). Management of
Government Information in the Era of Electronic Government : Where we
are ? Management of Government Information in the Era of Electronic
Government : Where we are ? 8(9), 630–638.
https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v8-i9/4644
Satya, V. E. (2018a). Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis Strategi
Indonesia Menghadapi Industri 4.0. Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan
Strategis Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0, X.
Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. INFO Singkat.
Veny. (2017). Faktor-Faktor Sistem Informasi Pelayanan Publik Pada Bpjs
Kesehatan Kota Palembang Venny Yusiana 1. 17(1), 197–203.
Wahyudi, V. (2018). Politik Digital Di Era Revolusi Industri 4.0 “Marketing &
Komunikasi Politik”. Politea: Jurnal Kajian Politik Islam, 1(2), 149-168.
https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/
https://nasional.sindonews.com/read/1439542/16/revolusi-industri-40-ancaman-
dan-peluang-1568407320
https://indramayukab.go.id/pemerintah-desa-harus-terapkan-aplikasi-siskeudes/