TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

29
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602- 73470-5-2 464 TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL GOVERNANCE (STUDI PENDAYAGUNAAN WEBSITE RAMPAK PINTAR DI DESA KESAMBI RAMPAK SITUBONDO) Venna Silvia Febrianti 1 , Imam Khuroydi 2 , Angga Setiawan 3 Universitas Muhammadiyah Malang [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Revolusi Industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam segala bidang kehidupan. System Otomatisasi yang diimplimentasikan melalui revolusi ini salah satunya berdampak terhadap transformasi pelayanan public yang terjadi pada seluruh elemen pemerintahan. Penelitian ini menjelaskan salah satu transformasi pelayanan public yang diterapkan oleh sebuah desa, yakni Desa Kesambi Rampak asal Kabupaten Situbondo. Desa ini memnafaatkan inovasi website Rampak Pintar untuk mempermudah pelayanan pemerintah desa terhadap masayarakat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan administrasi yang terjadi di Desa Kesambi Rampak Situbondo. Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembaharuan pelayanan publik melalui inovasi pelayanan berbasis digital Rampak Pintar, berjalan dengan baik dan sangat diapresiasi oleh masyarakat. Sumber informasi dan pelayanan administrasi yang diberikan pun disediakan dengan efektif dan transaparan. Kata Kunci : Transformasi, Pelayanan Publik, Rampak Pintar. ABSTRACT The Industrial Revolution 4.0 brought many changes in all fields of life. One of the automation systems implemented through this revolution has an impact on the transformation of public services that occur in all elements of government. This study explains one transformation of public services implemented by a village, namely Kesambi Rampak Village from Situbondo. This village utilizes the innovative Rampak Pintar website to facilitate village government services for the society. The purpose of this study is to describe and analyze the forms of administrative service innovation that occur in the Village of Kesambi Rampak, Situbondo. This research uses descriptive qualitative methods. The results showed that the renewal of public services through the innovation of digital services based on Rampak Pintar, went well and was highly appreciated by the public. Sources of information and administrative services provided are also provided effectively and transparently. Keywords : Transformation, Public Services, Rampak Pintar PENDAHULUAN Saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi indsutri keempat ini ditandai dengan peran teknologi yang mengambil alih hampir seluruh aktivitas perindustrian dan perekonomian. Setiap revolusi industri ditandai sejumlah momentum yang menunjukkan perkembangan kehidupan manusia dari waktu ke waktu, penggunaan teknologi yang mutakhir saat ini merupakan simbol

Transcript of TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

Page 1: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

464

TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL

GOVERNANCE

(STUDI PENDAYAGUNAAN WEBSITE RAMPAK PINTAR

DI DESA KESAMBI RAMPAK SITUBONDO)

Venna Silvia Febrianti1, Imam Khuroydi2, Angga Setiawan3

Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Revolusi Industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam segala bidang kehidupan. System

Otomatisasi yang diimplimentasikan melalui revolusi ini salah satunya berdampak terhadap

transformasi pelayanan public yang terjadi pada seluruh elemen pemerintahan. Penelitian ini

menjelaskan salah satu transformasi pelayanan public yang diterapkan oleh sebuah desa, yakni

Desa Kesambi Rampak asal Kabupaten Situbondo. Desa ini memnafaatkan inovasi website

Rampak Pintar untuk mempermudah pelayanan pemerintah desa terhadap masayarakat. Tujuan

dari penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk inovasi pelayanan

administrasi yang terjadi di Desa Kesambi Rampak Situbondo. Metode Penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembaharuan pelayanan publik melalui inovasi pelayanan berbasis digital Rampak Pintar, berjalan

dengan baik dan sangat diapresiasi oleh masyarakat. Sumber informasi dan pelayanan administrasi

yang diberikan pun disediakan dengan efektif dan transaparan.

Kata Kunci : Transformasi, Pelayanan Publik, Rampak Pintar.

ABSTRACT

The Industrial Revolution 4.0 brought many changes in all fields of life. One of the automation

systems implemented through this revolution has an impact on the transformation of public

services that occur in all elements of government. This study explains one transformation of public

services implemented by a village, namely Kesambi Rampak Village from Situbondo. This village

utilizes the innovative Rampak Pintar website to facilitate village government services for the

society. The purpose of this study is to describe and analyze the forms of administrative service

innovation that occur in the Village of Kesambi Rampak, Situbondo. This research uses

descriptive qualitative methods. The results showed that the renewal of public services through the

innovation of digital services based on Rampak Pintar, went well and was highly appreciated by

the public. Sources of information and administrative services provided are also provided

effectively and transparently.

Keywords : Transformation, Public Services, Rampak Pintar

PENDAHULUAN

Saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0. Revolusi

indsutri keempat ini ditandai dengan peran teknologi yang mengambil alih hampir

seluruh aktivitas perindustrian dan perekonomian. Setiap revolusi industri ditandai

sejumlah momentum yang menunjukkan perkembangan kehidupan manusia dari

waktu ke waktu, penggunaan teknologi yang mutakhir saat ini merupakan simbol

Page 2: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

465

kemajuan peradaban. Teknologi ini difungsikan guna mempermudah kinerja

manusia. Namun demikian, adanya revolusi ini tentu membawa banyak dampak

bagi kehidupan meliputi dampak baik maupun buruk. Misalnya saja, di satu sisi

adanya fenomena ini akan melenyapkan sejumlah jenis pekerjaan, namun di sisi

lain juga akan menghadirkan berbagai jenis pekerjaan baru, karena dampak inilah

tentu adanya fenomena revolusi industri 4.0 dikatakan membawa peluang

sekaligus tantangan bagi seluruh sendi kehidupan.

Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan

teknologi cyber dan teknologi otomatisasi, dimana dalam proses

pengaplikasiannya menerapkan konsep yang berpusat pada otomatisasi yang

dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia. Hal tersebut

merupakan bagian krusial yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi

efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya. Oleh karena itu sistem yang diterapkan

dalam revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan

istilah Smart Factory. Meninjau hal tersebut, dampak yang dibawa dari revolusi

industri keempat ini juga merambah hingga sektor pemerintahan. Pemerintah

harus dapat beradaptasi dengan konsep yang dibawa oleh industri digital ini

dengan mewujudkan Smart Governance. Banyak hal yang harus dipersiapkan

seperti peran para pengambil keputusan, tata kelola, manajemen risiko

implementasi sistem, dan faktor keamanan sistem yang diimplementasikan. Selain

itu pemerintah juga harus mempersiapkan sistem pendataan yang tidak hanya

memanfaatkan teknologi tetapi juga berintegritas, mempersiapkan payung hukum

dan mekanisme perlindungan terhadap data pribadi, menetapkan standar tingkat

pelayanan, dan menyediakan akses publik pada teknologi (Satya, 2018b).

Melalui dampak revolusi industry 4.0 hingga ke sector pemerintahan ini,

Pemerintahan Indonesia mulai menerapkan demokrasi digital melalui berbagai E-

government yang berasaskan good governance. Demokrasi digital ini menurut

Hacker dan Dijk diartikan sebagai sebuah kumpulan usaha untuk melaksanakan

demokrasi tanpa dibatasi oleh ruang, waktu dan kondisi fisik yang lain

menggunakan ICT (Information and Communication Technology) serta CMC

(Computer-mediated Communication), tetapi meskipun demikian tidak berarti

menggantikan praktik-praktik politik tradisional atau analogue political

Page 3: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

466

practices(Politik & Mataram, 2018). Pemerintahan meliputi pusat dan daerah

dituntut untuk mengembangkan inovasi-inovasi mereka demi menghadapi

tantangan di era revolusi Indistri 4.0 ini. Salah satunya ialah yang diterapkan oleh

pemerintah desa Kesambi Rampak, Kabupaten Situbondo. Desa ini memanfaatkan

kecaggihan teknologi dengan membuat website yang bernama ‘Rampak

Pintar’(Kesambi Rampak Layanan Siap Antar). Website ini menyediakan

pelayanan yang memudahkan masyarakat desa Kesambi Rampak tanpa perlu

datang ke Kantor Desa.

Di website kesambirampak.desa.id tersebut sudah ada segala macam

kebutuhan administari di Desa Kesambi Rampak mulai dari Berita Desa,

Palayanan Surat Keterangan, Profil Desa, Data Desa, dan sebagainya tentang

desa telah ada dan dapat diakases dengan mudah di dalam website tersebut,

masyarakat hanya perlu regisrtrasi online sesuai data kependudukan dan masuk ke

dalam website tersebut.

Proses pelayanan sebelum menerapkan paradigma New Public Service,

berikut merupakan sebuah transformasi dari paradigma New Public Managament

ke New Public Service Perubahan Sistem Administrasi Pelayanan Publik

No. Indikator Tolak Ukur

1. Citizens, not customer 1. Rencana Kerja

Organisasi Perangkat

Daerah

2. Laporan Akhir Kinerja

Instansti Pemerintah

3. Indeks Kepuasan

Masyarakat

2. Seec the public interest

3. Value Citizenship over Entrepeneur

4. Think strategically, act democratically

5. Recognize that accountability is not simple

6. Serve rather than steer

7. Value people, not just productivity

Page 4: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

467

Dengan inovasi yang dibawa oleh desa Kesambi Rampak dari kabupaten

Situbondo dalam upaya mewujudkan good governance dan melawan tantangan di

era revolusi industri 4.0 ini peneliti kemudian ingin menjelaskan mengenai

inovasi Rampak Pintar ini secara detail, fungsi dan kegunaanya serta dampaknya

terhadap masyarakat di desa Kesambi Rampak. Hal ini bertujuan untuk

mengenalkan inovasi dari desa tersebut terhadap masyarakat luas, sekaligus

memotivasi para pembaca khususnya pemerintahan desa agar memiliki inovasi

yang serupa atau lebih baik sebagai tantangan di era revolusi industri 4.0.

Table berikut merupakan bentuk implementasi pembaharuan dari paradigma

New Public Service ke Digital Governance

Aspek Implementasi Pembaharuan

New Public Service Digital Governance

Siapa yang dilayani

(Subjek)

Warga negara Warga negara (citizen)

Peran Pemerintah Melayani: melakukan

negosiasi dan menjadi

beragam kepentingan

masyarakat, menyapaki

common values.

Melayani: dengan

memberikan pelayanan

secara online dengan

pengarahan melalui

sosialisasi dan uji coba

Mekanisme untuk

mencapai tujuan

Membangun koalisi dan

kerjasama lembaga

pemerintah, swasta dan

masyarakat madani,

untuk memenuhi

kebutuhan yang telah

disepakati

bersama.

Dari hasil kerja sama

dengan swasta maka

terbit kebijakan terkait

dengan pembaharuan

sistem pelayanan

berbasis digital

Pendekatan

akuntabilitas

Multi-aspek, pelayanan

publik harus memenuhi

ketentuan hukum, nilai

masyarakat, norma

politik, professional dan

kepentingan warga.

Lebih menekankan

keterbukaan informasi

kepada publik.

Diskresi administrasi Diskresi dibutuhkan

namun dibatasi oleh

prinsip akuntabilitas

Page 5: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

468

Struktur organisasi Kolaboratif, dengan

kepemimpinan bersama,

baik secara internal

maupun eksternal.

(Rosliy, Hussin, Rosliy,

& Hussin, 2018)Alur

kerja antar organisasi

dan pertukaran data,

bertukar kebijakan dan

solusi online, informasi

dan manajemen

pengetahuan,

dll.

Dasar motivasi pelayanan

publik

Pelayanan kepada

masyarakat, keinginan

memberikan kontribusi

bagi masyarakat.

Mewujudkan pelayanan

elektronik sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

Sumber: Denhardt J. V. and R. B. Denhardt, 2003. The New Public Service:

Serving, not Steering, New York, M.E. Shape.

b. Era Revolusi Industri 4.0

No. Indikator Tolak Ukur

1. Social Machine Electronik Governance

2. Global Facility dan Virtual Productio,

3. Smart product

4. Smart Service

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

menggunakan data penelitiannya dan dibandingkan dengan standart ukurang yang

telah ditentukan.

1. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian

deskriptif dengan Analisa data kualtitatf. Sebagai mana menurut Nawawi (1990 :

64), yang menjelaskan bahwa metode penelitian deskriptif adalah metode

Page 6: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

469

penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah atau fenomena yang ada

pada saat penelitian dilakukan / masalah yang bersifat actual, kemudian

menggambarkan realita/fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya

diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian penelitian

deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kegiatan

pelayanan administrasi di kantor Desa Kesambi Rampak Kabupaten Situbondo

dalam menghadapi revolusi industry 4.0.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Peneliti

melakukan penelitian khususnya di kantor Desa Kesambi Rampak Kabupaten

Situbondo. Karena kantor Desa Kesambi Rampak Kabupaten Situbondo

merupakan subjek utama dalam penelitian didalam penelitian. Peneliti ingin

melihat system pelayanan administrasi melalui website Rampak Pintar (Kesambi

Rampak Layanan Siap Antar) di kantor Desa yang bertepat di Kantor Desa

Kesambirampak, Kecamatan Kapongan, Sarse, Kesambi Rampak, Kapongan,

Situbondo, 68362

3. Sumber Data

Sebagai upaya mengumpulkan data untuk menjawab rumusan masalah,

maka terdapat dua jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian kali ini.

Adapun data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil secara langsung melalui terjun

lapang. Dan juga data yang diperolah langsung dari sumbernya, diamati dan

dicatat untuk pertama kalinya. Dalam penelitianini, data primer diperoleh

langsung dari lapangan baik yang berupa hasil observasi maupun yang berupa

hasil wawancara tentang bagaimana Pelayanan Administrasi di Desa Kesambi

Rampak dalam menghadapi Era 4.0.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang dikumpulkan diolah dan disajikan

oleh pihak lain, yang biasanya dalam jurnal tentang transformasi digital yang

mengahapi era GoodGovernance dan jurnal tentang system pelayanan adminitrasi.

Dalam penelitian ini, data skunder diperoleh dengan menggunakan metode

Page 7: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

470

documenter dan jurnal yaitu buku buku ilmiah, pendapat pendapat pakar dan

literaturyang sesuai dengan tema dalam penelitian. Data skunder dalam penelitian

ini meliputi surat-surat, Salinan perarturan perundang undangan profil instasni

atau Lembaga terkait yangdiperoleh melalui dokumentasi. Dalam menerapkan

metodedeskriptif diajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepada sumber data dan

yang diperoleh dalam bentuk teks dan gambar.

4. Teknik Pengumpulan Data

Data skunder dalam penelitian ini meliputi surat-surat, Salinan perarturan

perundang undangan profil instasni atau Lembaga terkait yangdiperoleh melalui

dokumentasi. Dalam menerapkan metodedeskriptif diajukan pertanyaan-

pertanyaan terbuka kepada sumber data dan yang diperoleh dalam bentuk teks

dangambar. Maka cara mengumpulkan data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

mengimplementasikan data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.

Observasi merupaka mengumpulkan data atau keterangan yang harus dijalankan

dengan melakukan usaha- usaha pengamatan – pengamatan secara langsung ke

tempat yangakan diselidiki, penulis menggunakan Teknik ini merupakan Teknik

bantu yangdigunakanuntuk membantu memperoleh data kenyetaan

langsungmengenai objek yang di teliti (Arikunto, 2006:124). Melalui observasi

diharapkan peneliti dapat memahami kondisi lapangan sehingga lebih mudah

dalam melakukan kegiatan penelitian. Observasi dilaksanakan di kantor Desa

Kesambi Rampak Sebagai instansi pemerintah ditingkat daerah bertugas dalam

melakukan penelitian lapangan di Desa Kesambi Rampak.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara peneliti dengan

narasumber guna mendapatkan informasi. Adapun wawancara yang dilaksanakan

bersifat tak terstruktur dimana pertanyaan yang diajukan bersifat bebas dan hanya

berpedoman pada garis-garis kategori yang garis besar permasalahan. Dengan

demikian pertanyaan dapat muncul sebagai timbal balik dari keterangan yang

telah diberikan oleh informan, sehingga diharapkan dapat memunculkan temuan

Page 8: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

471

ataupun gagasan dalam penelitian. Adapaun sumber dalam wawancara tersebut

ialah subyek penelitian yang telah disebutkan pada sub-bab sebelumnya.

c. Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau

variable berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prastasi, notulen

rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto 2002:2006).Penelitian ini dilaksanakan

dilingkungan kerja Desa Kesambi Rampak untuk melengkapi dokumen dokumen

penelitian.

5. Unit Analisa

Dalam kajiannya, Hamidi ( 2005: 75-76 ) menyatakan bahwa unit analisis

adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu

latar peristiwa sosisal seperti misalnya aktivitas individu kelompok sebagai subjek

penelitian.

Melalui pengamatan terhadap unit analisis data dengan menetapkan

kriteria responden tersebut, peneliti kemudian akan mengetahui siapa dan apa

yang menjadi subjek penelitiannya. Dalam hal penelitian ini peneliti akan

mencoba menemukan informan awal yakni oran yang pertama memberi informasi

yang memadai ketika peneliti mengawali aktivitas pengumpulan data.

No. Narasumber Data

1. Sekretaris Desa Kesambi

Rampak

Kondisi Pelayanan Publik New

Publik Management & New Publik

Service

2. Staf Ahli Rampak Pintar

(Kesambi Rampak Layanan

Siap Antar)

Transformasi Digital Government

6. Teknik Analisis Data

Analisis data pada hakekatnya adalah pemberitahuan peneliti kepada

pembaca tentang apa yang hendak dilakukan terhadap data yang telah

dikumpulkan, sebagai cara yang nantinya bisa memudahkan peneliti dalam

Page 9: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

472

memberi penjelasan dan mencari interpretasi dari responden atau menarik

kesimpulan.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk

menganalisis data dengan cara memaparkan, mengelola, menggambarkan, dan

menafsirkan hasil penelitian dengan kata kata dan kalimat sebagai jawabn atas

permasalah yang diteliti. Adapun analisis data dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara memamparkan hasil wawancara ke dalam lampiran, mengelola data

ke dalam bentuk lampiran, menggambarkan proses peelitian dan hasil wawancara

ke dalam pembahasan dalam penelitian ini dan terakhir adalah menfasirkan hasil

penelitian ini dengan menguhubungkan teori birokrasi ideal milik weber dan data

yang ada dengan hasil wawancaa pada informan – informan yang terlibat dalam

biokrasi di desa Kesambi Rampak Kabupaten Situbondo tentang sistem pelayanan

administrasi. Proses analisi data kualitatif menurut Mathew B. Mills dan A.

Michael Huberman (1992;20).

Dalam penelitian ini Teknik analisis dengan pendekatan kualitatif

digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ditemukan peneliti.

Pendekatan kualitatif merupakan metode yang didasarkan pada data yang

diperoleh melalui kegiatan Teknik perolehan data, baik melalui studi lapangan

maupun studi pustaka. Cara menganalisisnya tidak didasarkan pada perhitungan,

namun lebih kepada penjelasan/ deskriptif, kemampuan nalar dalam

menghubungkan fakta, data dan informasi. Kemudian data yang diperoleh akan

diseleksi sesuai tujuan yang ingin dicapai, melalui hal tersebut diharapkan muncul

gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab tijauan pustaka berisi pemikiran atau teori-teori yang melandasi

dan memotivasi dilakukannya penelitian ini.

1. Literatur Review

No Nama, Tahun Judul Temuan

1. 1 Riki Satia

Muharam,

Fitri

Inovasi Pelayanan

Publik dalam

Menghadapi Era

(Muharam, 2019) Menurut

Saefullah pelayanan public

didefinisikan sebagai kegitatan

Page 10: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

473

Melawati,

2019

Revolusi Industri

4.0 di Kota

Bandung

yang dilakukan oleh birokrasi

pemerintahan dalam menjalankan

tugasnya selaku pelayan public

yang bersifat baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Paradigma New Public Service

oleh Denhardt dan Denhadt

merumuskan prinsip sebagai

berikut : Serve Citizens, Not

Customers; Seeks the Public

Interest; Value Citizenship over

Entrepreneurship; Think

Strategically, Act Democratically;

Recognize that accountability is

not Simple; Serve Rather than

Steer; Value People, Not Just

Productivity

2. .2 Egi Yoanda,

Dasman Lanin,

M.Fachri

Adnan, 2019

Kualitas Pelyanan

Pengguna

Pelayanan

Administrasi di

Kelurahan Solear

(Umum et al., 2019) Pelyanan

Administrasi adalah untuk

memberikan pelyanan prima

untuk masyrakat. Untuk itu ada

beberapa point penting demi

tercapainya kualitas pelayanan

yang memuaskan :

1. Kualitas pelayanan tampilan fisik,

yakni berupa sarana fisik

penyelenggara, peralatan dan

penampilan birokrat pelayanan.

2. Kualitas pelayanan reabillity,

yaitu kemampuan yang diberikan

oleh tenaga pelayanan untuk

memberikan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan

secaraakurat dan terpercaya.

3. Kualitas pelayanan responsivenes,

merupakan suatu kemampuan atau

suatu tanggapan untuk membantu

dan melayani masyarakat secara

responsive dengan penyampaian

informasi yang jelas. Kualitas

pelayanan emphatic, yakni

memberikan perhatian secara

tulus ynag bersifat individual

yang diberikan kepada masyarakat

dengan berupaya memahami

Page 11: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

474

keadaannya.

3 M. Amril

Pratama Putra,

Rabina Yunus,

Andi M. Rusli,

2014

Inovasi Pelayanan

Publik dalam

Menghadapi Era

Revolusi Industri

4.0 di Kota

Bandung

Menurut Saefullah pelayanan

public didefinisikan sebagai

kegitatan yang dilakukan oleh

birokrasi pemerintahan dalam

menjalankan tugasnya selaku

pelayan public yang bersifat baik

secara langsung maupun tidak

langsung. Paradigma New Public

Service oleh Denhardt dan

Denhadt merumuskan prinsip

sebagai berikut : Serve Citizens,

Not Customers; Seeks the Public

Interest; Value Citizenship over

Entrepreneurship; Think

Strategically, Act Democratically;

Recognize that accountability is

not Simple; Serve Rather than

Steer; Value People, Not Just

Productivity

4 Zhiyuan Fang,

Ph.D., 2002

E-Government in

Digital Era:

Concept, Practice,

and Development

(Fang & Ph, 2002)E-Government

dapat didefinisikan secara sempit.

Di State of Texas's Electronic

Rencana Strategis Pemerintah,

(Departemen Sumber Daya

Informasi, Negara Bagian Texas,

Januari 2001), pemerintahan

elektronik adalah didefinisikan

sebagai: Proses interaksi antara

pemerintah melalui bentuk

komunikasi elektronik di kalangan

pemerintah, masyarakat, hingga

kalangan pebisnis, untuk

mendapatkan dan memfasilitasi

produk dan layanan; penempatan

dan menerima pesanan;

menyediakan dan

mendapatkan informasi; dan

menyelesaikan transaksi

keuangan.

5 Venny

Yusiana,

2017

Faktor-Faktor

Sistem Informasi

(Veny, 2017) Dimensi untuk

mengevaluasi factor pelayanan

Page 12: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

475

pelayanan Publik

pada Kelurahan

Kramat Selong

Kota Jakarta .

public adalah: Penyampaian

informasi berkualitas secara

online Pemberian layanan

Informasi orientasi dan layanan

pengguna Sedangkan kualitas

informasi diukur melalui persepsi

warga dari nilai informasi yang

tersedia. Informasi kualitas dikur

pada keakuratan, ketepatan waktu,

relevansi, akurasi.

6 Khurram

Mahmood,

Zainab

Nayyar, Hafiz

Mushtaq

Ahmad, 2018

Switching to

Electronic

Government

through

Transformational

Leadership:

Implications of

Multichannel and

Digital Divide

a. (Mahmood, Nayyar, & Ahmad,

2018) Mistry dan Jalal meneliti

hubungan antara E-government

dan korupsi di negara maju dan

terbelakang. Saat memeriksa

hubungan ini, mereka menyelidiki

dampak E-government pada

tingkat korupsi dan dampak e-

government lebih tinggi di negara

maju atau berkembang. Mereka

mengembangkan model empiris

yang disebut sebagai model probit

untuk menguji dan memeriksa

hasil berdasarkan hubungan antara

dua variabel dari periode waktu

yang berbeda. Mereka mengambil

data tujuh tahun dari (2003 hingga

2010) dan mengamati perubahan

indeks pembangunan e-

government dengan perubahan

indeks persepsi korupsi dengan

menerapkan metode kausal.

Berdasarkan beberapa referensi penelitian terdahulu yang membahas

terkait dengan konsep pelayanan publik yang berkaitan dengan inovasi

dilaksanakan di Desa Kesambi Rampak, Situbondo. Perbedaan yang dimiliki yang

pertama jelas terkait kedua variable yang diangkat oleh penulis kali adalah

perubahan system administrasi pelayanan public dan era revolusi industri 4.0.

Yang kedua adalah metode penelitian yang digunakan, penulis menggunakan

metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang

dilakukan di Kesambi Rampak. Fokus perbedaan berikutnya yakni terletak pada

paradigma yang digunakan penulis untuk menyusun penelitian ini adalah

Page 13: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

476

menggunakan paradigma New Public Service yang telah disinggung di beberapa

penelitian sebelumnya. Apabila beberapa penelitian terdahulu menggunakan

paradigma yang sama akan tetapi penelitian ini memiliki letak perbedaan pada

perubahan system administrasinya, bagaimana bentuk perubahan secara taktis nya

ketika pemerintahan menggunakan paradigma New Public Management yan telah

berubah menjadi New Public Service sehingga penulis sangat tertarik untuk

mengangkat judul tersebut.

2. Kajian Pustaka

Paradigma Pelayanan Publik ( New Public Management dan New

Publik Service) Era birokrasi pertama yang dikemukakan oleh Max Weber

menciptakan paradigma pemerintahan yang kaku, hirarkis, serta kritik yang sangat

tajam adalah bahwa model birokrasi pertama yang dikemukakan oleh Weber

adalah sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan politisi. Olsen menyebutkan

bahwa sektor publik berbeda dengan sektor swasta, dimana para wirausaha

tentunya menjadi pelaku pasar dalam mengejar kepentingan mereka, sementara

birokrasi dalam hal ini publik lebih mengedepankan persaingan serta manfaat

yang sebanding dengan kinerja yang diharapkan menghasilkan akuntabilitas yang

sangat baik. Tujuan dari penilaian terhadap kinerja pegawai dalam New Public

Management adalah semata mata dalam rangka meningkatkan kinerja pemberi

pelayanan publik agar efektif serta efisien. Dalam rangka mengejar tujuan tujuan

New Public Management, pemerintah menggunakan beberapa cara seperti

pernyataan (Laxmikanth (2006) dalam Ani 2006) yaitu :1. Penciptaan organisasi

publik otonom 2. Mengurangi ukuran pemerintah 3. Korporatisasi organisasi

pemerintah 4. Mengurangi anggaran dan pengeluaran kesejahteraan 5.

Mereformasi struktur PNS 6. Pengukuran kinerja dan evaluasi 7. Privatisasi usaha

publik 8. Desentralisasi kewenangan kepada tingkat yang lebih rendah 9.

Mengontrakkan pelayanan kepada lembaga-lembaga swasta 10.Mempromosikan

keterbukaan dan transparansi dalam administrasi 11. Partisipasi masyarakat dalam

administrasi 12. Deklarasi piagam warga negara, dan sebagainya keempat (Philip

dan Daganda. 2013). Lalu, New Public Management memiliki kareakteristik

khusus yang menjadikannya ciri, yaitu 1. Pengembangan Rencana Strategis yang

terkait dengan proses Perencanaan organisasi tahunan; 2. Mendefinisikan dan

Page 14: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

477

menetapkan tujuantujuan organisasi dan individu dan tujuan secara tahunan; 3.

Pengembangan indikator kinerja pribadi dan organisasi; 4. Pengembangan dan

implementasi kerangka Perencanaan Organisasi yang komprehensif; 5.

Pengembangan dan pelaksanaan proses penilaian pribadi; 6. Menghubungkan

strategi dan tujuan organisasi dengan penyelarasan jabatan, dan; 7. Pengembangan

dan pelaksanaan ulasan manajemen dan kerangka evaluasi kinerja (diadaptasi dari

Boston, 1991;. Butterfield et al, 2004 dalam Hayer, 2010). Namun meskipun

banyak dukungan dari beberapa ahli. New Public Management tidak luput dari

kritikan para ahli dimana beberapa ahli berkata bahwa meskipun faktor faktor dari

sektor publik dan sektor swasta bisa dibilang sama, namun terdapat perbedaan

dari segi fungsi serta bentuknya dimana orientasi dari swasta dan publik tentunya

berbeda serta dalam mengelola sektor swasta dengan publik tentunya lebih baik

pengelolaan sektor swasta.

Era Revolusi Industri 4.0 diwarnai dengan adanya kecerdasan buatan

(artificial intelligence), super computer, rekayasa genetika, teknologi nano, mobil

otomatis dan inovasi. Perubahan tersebut terjadi dalam kecepatan eksponensial

yang berdampak terhadap perkembangan ekonomi, industry politik bahkan system

pemerintahan (Satya, 2018a). Beberapa negara lain juga turut serta dalam

mewujudkan konsep Industri 4.0 namun menggunakan istilah yang berbeda

seperti Smart Factories, Industrial Internet of Things, Smart Industry, atau

Advanced Manufacturing (B., Demangeon, & Low, 2018). Dampak dari revolusi

industry keempat salah satunya adalah semakin berkurangnya tenaga kerja

manusia dalam proses produksi termasuk proses pelayanan public karena sudah

banyak tergantikan oleh teknologi berbasis IT yang memudahkan setiap

pelayanan. (Mataram et al., 2018) sudah sepatutnyalah organisasi pemerintah peka

dan melek terhadap perkembangan teknologi yan semakin global dan senantiasa

introspeksi diri sehingga mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan

lebih efisien dan efektif sebagai respon tehadap meningkatnya tuntutaan dan

transparansi public. Adapun pendapat yang mengacu pada Federasi Industri

German /BDI 2016 terdapat empat sifat atau komponen dari revolusi industry 4.0

antara lain : Social Machine, mesin-mesin canggih yang saling berinteraksi seoerti

layaknya manusia dengan media social online, Global Facility dan Virtual

Page 15: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

478

Productio, mesin-mesin yang terintegrasi ke system penyedia layanan dan

pengguna layanan, Smart product, tiap produk yang dihasilkan menyimpan data

dalam bentuk Chips Set, Smart Service, produsen akan melakukan perbaikan dan

pengembangan produk sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik

kepada pelanggan.

(Alamsyah, 2016) berpendat bahwa New Public Management merupakan

sebuah pelayanan dengan tujuan meningkatkan kinerja administrasi pelayanan

public melalui penggunaan konsep-konsep yang diambil dari sector swasta atau

perusahaan, sehingga orientasi yang jalankan adalah demi memuaskan cutomer

untuk mendapatkan provit atau keuntungan. Osbone dan Gaebler pencetus

paradigma New Public Management menawarkan 10 prinsip pemerintahan

berbasis wirausaha antara lain sebagai berikut : pemerintahan yang katalis

(mengarahkan), pemerintahan milik masyarakat (memberi wewenang),

menyuntikan persaingan ke dalam pemberian pelayanan, pemerintahan yang

digerakkan oleh misi, membiayai hasil, pemerintahan dengan orientasi memenuhi

kebutuhan pelanggan, pemerintahan yang harus mengahsilkan, pemerintahan yang

mencegah masalah, pemerintahan yang bersifat desentralisasi dengan membuka

partisipasi dan membentuk team work, serta pemerintahan yang beroientasi pasar.

Paradigma New Public Service (Muharam, 2019) berakar pada konsep

teori demokrasi, yang meliputi teori tentang demokrasi kewarganegaraan,

perlibatan warga negara dan pentingnya deliberasi, model masyarakat sipil dan

komunitas dan lainya. Adapun indikator atau prinsip New Public Services yang

digagas oleh Denhardt dan Denhardt antara lain adalah sebagai berikut: pertama,

citizens, not customer. Maksudnya adalah tujuan utama pelayanan yang ditujukan

kepada masyarakat orientasinya bukan melayani sebagai konsumen melainkan

sebagai pemeran utama pilar demokrasi. Kedua, seec the public interest.

Mengutamakan kepentingan public menjadi salah satu hal yang penting dalam

New Public Service. Ketiga, Value Citizenship over Entrepeneur atau dalam

pandangan ini nilai-nilai kewarganegaraannya harus diposisikan diatas prinsip-

prinsip bisnis. Keempat, think strategically, act democratically. Kebijakan dan

program yan dibuat harus berdasarkan asas demokrasi dan penyelenggaraannya

harus strategis. Kelima, recognize that accountability is not simple. Pandangan ini

Page 16: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

479

menjelaskan tentang pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pejabat public

bukan hanya secara formalitas di atas kertas dan dalam melalui acara ceremonial

dalam siding secara khususnya saja. Keenam, serve rather than steer. Maksud

dari pandangan ini adalah pemerintah hendaknya memberikan pengarahan yakni

sebagai regulator, fasilitator, pengendali, namun bukan pelaksana operasional.

Ketujuh, value people, not just productivity. Pandangan ini mengungkapkan

bahwa sebaiknya pemerintah tetap mendahulukan kepentingan masyarakat demi

kesejahteraan bersama akan tetapi tidak mengorbankan nilai-nilai social di dalam

demi mencapai citra yang baik di mata public.

Table berikut merupakan bentuk pergeseran prinsip dari paradigma New

Public Management ke paradigma New Public Service

Aspek Pergeseran Prinsip

New Public

Management

New Publik Service

Siapa yg dilayani Pelanggan Warga negara (citizen)

Peran Pemerintah Mengarahkan: menjadi

katalis untuk mengem-

bangkan kekuatan

pasar

Melayani: melakukan

negosiasi dan menjadi

beragam kepentingan

masyarakat, menyapaki

common values.

Mekanisme untuk

mencapai tujuan

Menciptakan

mekanisme dan

struktur insentif untuk

mencapai tujuan

kebijakan melalui

lembaga swasta dan

masyarakat madani.

Membangun koalisi dan

kerjasama lembaga

pemerintah, swasta dan

masyarakat madani, untuk

memenuhi kebutuhan yang

telah disepakati

bersama.

Pendekatan

akuntabilitas

Diarahkan oleh pasar,

keputusan pribadi

menghasilkan produksi

yang diinginkan

pelanggan/ masyarakat

Multi-aspek, pelayanan

publik harus memenuhi

ketentuan hokum, nilai

masyarakat, norma politik,

professional dan

kepentingan warga.

Diskresi administrasi Lebih luas, untuk

memenuhi tujuan

kewirausahaan

Diskresi dibuthkan namun

dibatasi oleh prinsip

akuntabilitas

Page 17: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

480

Struktur organisasi Terdesentralisasi

dengan kendali utama

tetap di tangan lembaga

public

Kolaboratif, dengan

kepemimpinan bersama,

baik secara internal

maupun eksternal.

Dasar motivasi

pelayanan public

Semangat wirausaha,

keinginan ideologis

untuk mengurangi

ukuran pemerintahan

Pelayanan kepada

masyarakat, keinginan

memberikan kontribusi

bagi masyarakat.

Sumber: Denhardt J. V. and R. B. Denhardt, 2003. The New Public Service:

Serving, not Steering, New York, M.E. Shape.

a. Perubahan Sistem Administrasi Pelayanan Publik

No. Indikator Tolak Ukur

8. Citizens, not customer 4. Rencana Kerja Organisasi

Perangkat Daerah

5. Laporan Akhir Kinerja

Instansti Pemerintah

6. Indeks Kepuasan

Masyarakat

9. Seec the public interest

10. Value Citizenship over Entrepeneur

11. Think strategically, act democratically

12. Recognize that accountability is not simple

13. Serve rather than steer

14. Value people, not just productivity

b. Era Revolusi Industri 4.0

No. Indikator Tolak Ukur

5. Social Machine Digital Governance

6. Global Facility dan Virtual Productio,

7. Smart product

8. Smart Service

Paradigma Inovasi Pelayanan Publik

Inovasi pelayanan publik pada beberapa tahun ini menjadi banyak

perbincangan karena dari inovasi dalam pelayanan publik diharapkan akan

terciptanya efisiensi serta transparannya kegiatan pelayanan publik di seluruh

Page 18: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

481

dunia bahkan di Indonesia. Umumnya, banyak yang mengartikan inovasi sebagai

hasil dari sebuah progres dalam mengembangkan ilmu pengetahuan serta hal-hal

lain seperti keterampilan yang kiranya memperbaiki produk baik itu barang

maupun jasa. Inovasi dalam bidang pelayanan publik lebih menekan pada

bagaimana cara atau ide baru serta teknologi apa yang dapat digunakan dalam

pelayanan untuk memperbarui sistem, budaya, serta teknologi pelayanan yang

telah ada sebelumnya, selain pembaharuan tentunya ada juga hal berupa

penyederhanaan agar terjadi efisiensi dalam melakukan pelayanan. Hal ini berarti

jika ada pembaharuan seperti sistem, maka aka nada pembaharuan dalam sistem

pelayanan publik seperti prosedur, metode, serta pendekatan dalam pelayanan

publik. Lalu, dalam pembaharuan pada budaya pelayanan maka akan ada hal baru

terkait dengan budaya pelayanan publik di terkait dengan bagaimana sikap

pemberi pelayanan publik terhadap penerima pelayanan publik serta budaya

masing masing pemberi pelayanan dalam mempertanggungjawabkan

pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan publik dengan adanya reformasi

birokrasi. Serta adanya pembaharuan dalam bidang teknologi pelayanan publik

yang diharapkan akan terciptanya efisiensi, transparansi, serta terciptanya good

governance yang dinilai baik dalam sistem negara.

Robbins (1994) lebih memfokuskan inovasi pada :1) Gagasan baru yang

merupakan olah pikir mengamati fenomena yang terjadi dapat berupa penemuan

gagasan pemikiran, sistem, ide sampai pada gagasan mengkristal; 2) Produk

maupun jasa sebagai hasil lanjutan gagasan baru yang merupakan tindak lanjut

berbagai kajian, penelitian dan aktivitas percobaan melahirkan konsep konkret

bentuk jasa dan produk yang siap diimplementasikan dan dilakukan

pengembangan; 3) Upaya Perbaikan yang merupakan usaha sistematis

penyempurnaan dan perbaikan terus menerus buah dari inovasi tersebut

manfaatnya dapat dirasakan. Inovasi berhubungan dengan Ide-Ide baru yang

bermanfaat dan sifat keterbaruannya mempunyai nilai namun tidak berarti apa-apa

bila tidak diikuti kehadiran dan nilai kemanfaatannya (David Albury, 2003). Telah

banyak inovasi-inovasi pelayanan publik yang ada di negara kita baik itu dari

inovasi pada sistem pelayananan publik, lalu inovasi pada budaya pelayanan

publik, maupun pada teknologi pelayanan publik. Seperti di Malang sendiri

Page 19: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

482

terdapat inovasi berupa Lapor, yaitu inovasi berupa layanan pengaduan online jika

ada hal-hal buruk yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Lalu ada juga

inovasi pelayanan publik berupa Among Warga di Kota Batu yang dimana inovasi

pelayanan publik ini hampir sama seperti Lapor yang ada di Kota Malang. Dalam

beberapa kasus, kedua inovasi ini memang telah digunakan oleh rakyat di masing-

masing daerah untuk melaporkan jika terjadi hal-hal yang perlu dibenahi dalam

lingkungan masyarakat, namun yang digaris bawahi dalam hal ini adalah

bagaimana rakyat bisa tau hal itu telah diperbaiki atau diproses atau tidak oleh

pihak pemerintah. Seperti halnya ada sebuah kasus dimana jalan berlobang yang

telah dilaporkan oleh warga Malang namun dalam waktu yang sangat lama jalan

itu tidak kunjung diperbaiki hingga warga sendiri mengadakan galan dana untuk

memperbaiki jalan itu tanpa bantuan pemerintah.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, inovasi tidak selalu dapat berjalan

mulus atau bisa dibilang tidak akan dapat lancar lancar saja dalam

implementasinya. Kasus kasus seperti diatas tentunya terjadi karena adanya

beberapa faktor, biasanya budaya menjadi hambatan hambatan dalam inovasi

penerapan pelayanan publik. Budaya yang dapat menghambat pelayanan publik

itu salah satunya adalah budaya risk aversion, dimana budaya ini berkaitan dengan

budaya budaya yang tidak menginginkan ada resiko dalam prosesnya. Berjalan

seiring dengan inovasi yang tidak luput akan adanya resiko, budaya ini tentunya

sangat ditakutkan akan terjadi dalam melakukan atau mengimplementasikan

sebuah inovasi yang telah terwujud. Hal ini sangat sebanding jika dikaitkan

dengan kinerja pegawai pegawai maupun karyawan karyawan dalam sisi pihak

pemberi pelayanan publik yang umumnya sangat hirarkis, administratif, serta

prosedural

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan penyelenggaraan

publik sesuai dengan paradigma good governance, dalam pelaksaannya tidak

hanya ditujukan kepada satu lembaga berdasarkan pendekatan rule government

(legalitas). Dalam mencapai paradigma good governance maka harus menerapkan

sebuah proses dan prosedur, perumusan dan penyusunan suatu kebijakan

Page 20: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

483

semestinya mengutamakan kepentingan publik dan melibatkan seluruh elemen

masyarakat.

Proses penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai good governance

maka membutuhkan sebuah perubahan yang inovatif, hingga transformatif sesuai

dengan perkembangan zaman dimulai dengan adanya paradigma Old Public

Service dengan konsepnya yang legalistik, memiliki bermacam aturan yang

mengikat, struktural kelembagaan yang hierarkis, serta sistem pemerintahan yang

cenderung sentralistik, dan pemerintah yang cendenrung memiliki otoritas penuh.

Sehingga dalam menerapkan Old Public Service dirasa tidak efektif maka pada

tahun 1980 muncul paradigam New Public Managament yang dikemukakan oleh

Crishtopher Hood, paradigma tersebut berbeda dengan Old Public

Administrartion kali ini terdapat sistem kontrol untuk output dari kebijakan

pemerintah, hingga pada layanan yang berbasis konsumen atau kostumer. Dalam

penerapan paradigma New Public Managament menuai kritikan dengan muncul

paradigma New Public Service yang digagas oleh Denhardt dan Denhardt dengan

prinsip antara lain adalah sebagai berikut: pertama, citizens, not customer.

Maksudnya adalah tujuan utama pelayanan yang ditujukan kepada masyarakat

orientasinya bukan melayani sebagai konsumen melainkan sebagai pemeran

utama pilar demokrasi. Kedua, seec the public interest. Mengutamakan

kepentingan public menjadi salah satu hal yang penting dalam New Public

Service. Ketiga, Value Citizenship over Entrepeneur atau dalam pandangan ini

nilai-nilai kewarganegaraannya harus diposisikan diatas prinsip-prinsip bisnis.

Keempat, think strategically, act democratically. Kebijakan dan program yan

dibuat harus berdasarkan asas demokrasi dan penyelenggaraannya harus strategis.

Kelima, recognize that accountability is not simple. Pandangan ini menjelaskan

tentang pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pejabat public bukan hanya

secara formalitas di atas kertas dan dalam melalui acara ceremonial dalam siding

secara khususnya saja. Keenam, serve rather than steer. Maksud dari pandangan

ini adalah pemerintah hendaknya memberikan pengarahan yakni sebagai

regulator, fasilitator, pengendali, namun bukan pelaksana operasional. Ketujuh,

value people, not just productivity. Pandangan ini mengungkapkan bahwa

sebaiknya pemerintah tetap mendahulukan kepentingan masyarakat demi

Page 21: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

484

kesejahteraan bersama akan tetapi tidak mengorbankan nilai-nilai social di dalam

demi mencapai citra yang baik di mata publik.

Penerapan paradigma New Public Service dapat dikolerasikan dengan Era

Revolusi Industri 4.0 karena, sistem pemerintahan membutuhkan ruang gerak

yang fleksibel serta membutuhkan pembaharuan untuk mencapai asas good

governance. Sesuai dengan Permendagri Nomor 7 tahun 2016 tentang Pelayanan

Administrasi Kependudukan secara Daring. Proses pembaharuan tersebut dengan

sistem pelayanan berbasis Digital Government sehingga dapat mempermudah

pemerintah untuk melakukan rekap data administrasi dan masyarakat dapat

melakukan pelayanan secara instan. Salah satunya desa Kesambi Rampak di

Situbondo yang kini telah menerapakan pelayanan elektronik melaluli website

http://kesambirampak.desa.id/first dengan berbagai macam pelayanan

administrasi hingga bentuk transparansi desa dengan pengelolaan yang mudah

diakses oleh masyarakat sekitar. Hal tersebut merupakan inovasi pemerintah

untuk terus mengembangkan wilayahnya sesuai dengan tujuan untuk mencapai

good governance hingga kesiapan menghadapi tantangan memasuki Era Revolusi

Industri 4.0.

1. Bentuk Inovasi Rampak Pintar yang Diciptakan oleh Desa Kesambi

Rampak

Berdasarkan hasil wawancara dengan Narasumber munculnya inovasi

Rampak Pintar ini dikarenakan keresahan aparatur desa dan masyarakat terhadap

kerumitan segala proses pelayanan, selain itu adanya pengaruh revolusi industry

4.0 menuntut seluruh pemerintahan desa untuk membuat inovasi yang dapat

mempermudah kinerja mereka dalam melayani masyarakat, khususnya yang

berkaitan dengan teknologi. Rampak pintar (Kesambi Rampak Layanan Siap

Antar) ini merupakan salah satu wujud inovasi yang kemudian diciptakan oleh

desa Kesambi Rampak, Situbondo. Layanan ini berbasis layanan online yang

dapat diakses di www.kesambirampak.desa.id oleh seluruh warga desa kesambi

rampak. Melalu inovasi website tersebut masyarakat dapat melakukan layanan

permohonan berbagai surat, seperti surat keterangan pindah penduduk, keterangan

tidak mampu, laporan kehilangan, dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu website

ini juga memuat berbagai informasi tentang APBDes, jumlah penduduk per

Page 22: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

485

dusun, jenis kelamin, pekerjaan, agama, dll. Serta jumlah KK di desa tersebut,

hampir seluruh info tentang desa Kesambi Rampak dapat di akses melalui website

tersebut, namun tidak sembarang orang yang dapat mengaksesnya, melainkan

hanya penduuduk asli desa yang akan memperoleh id serta password melalui

admin pada website tersebut.

Gambar 1. Tampilan depan Website Rampak Pintar

Demi meminta layanan dari website tersebut warga atau penduduk harus

menunjukkan KTP asli dan mengirim pesan kepada admin untuk memperoleh ID

mereka, setelah itu mereka dapat login dan mengakses segala informasi di

dalamnya termasuk mengajukan surat-surat khusus seperti surat kehilangan, dsb,

dengan mengisi data mereka secara mandiri. Setelah semua data terisi mereka

dapat menekan tombol ekspor dokumen, sehingga data yang telah di ekspor

tersebut otomatis akan masuk ke perangkat pusat dan pihak pusat akan melakukan

pengecekan sekaligus pencetakan berkas tersebut. Terakhir pemohon atau

penduduk yang meminta surat tadi akan mengambil berkas tersebut dengan datang

ke kantor desa atau bisa juga meminta layanan Rampak Pintar untuk

mengantarnya ke alamat yang dituju. Dengan kata lain, system ini sangat praktis

sehingga memudahkan masyarakat khususnya penduduk desa Kesambi Rampak

dalam memimta layanan terhadap pemerintah desa.

Page 23: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

486

Gambar 2. Tampilan Layanan Publik yang Tersedia

Terdapat berbagai macam layanan yang ada di dalam Rampak Pintar,

pengguna/warga dapat mendapatkan pelayanan dan informasi dengan mudah

secara online. Dalam berandanyapun sudah tercantum dengan jelas jumlah dusun,

penduduk, KK, surat yang telah dicetak, kelompok warga, rumah tangga, hingga

jumlah kepemilikan KIS. Melalui inovasi Rampak Pintar wrga desa Kesambi

Rampak dapat mengakses informasi dan mendapat transparansi dengan mudah

dan jelas.

Gambar 3. Layanan Surat yang Disediakan.

Pada gambar 3. Dijelaskan tampilan layanan surat yang tersedia dalam

website Rampak Pintar, layanan surat yang tersedia meliputi layanan surat

Keterangan Penduduk, Biodata Penduduk, Keterangan Jual Beli, Keterangan KTP

dalam Proses, Keterangan Berpergian/Jalan, Pengantar Izin Keramaian,

Keterangan JAMKESOS, Keterangan Domisili Usaha, Keterangan Kelahiran,

Permohonan Akta Lahir, Pernyataan Belum Memiliki Akta Lahir, Permohonan

Duplikat Kelahiran,, Keterangan Lahir Mati, Keterangan untuk Menikah (N-1 s/d

N-7), Keterangan Pergi Kawin, Keterangan Wali Hakim, Permohonan Duplikat

Surat Nikah, Permohonan Cerai, Keterangan Pengantar Rujuk/Cerai, Permohonan

KK, Domisili Usaha Non Warga, Keterangan Izin Orrang Tua/Suami/Istri,

Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (SPORADIK), Domisili Lembaga,

Perjalanan Dinas, Keterangan Usaha, Keterangan Kematian, Keterangan

Penghasilan Ayah, Keterangan Penghasilan Ibu, Perintah Perjalanan Dinas,

Keterangan Kepemilikan Kendaraan, dan Keterangan Kepemilikan Tanah.

Semuanya dapat diakses setelah penduduk meminta ID dari admin.

Page 24: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

487

Gambar 4. Surat Online yang Siap Dicetak

Setelah mengisi beberapa rangkaian informasi sesuai dengan kebutuhan,

maka surat secara mandiri akan diisi oleh warga yang mengajukannya, setelah

mengisi seluruh data secara lengkap, warga hanya perlu menekan tombol submit

sehingga surat pun dapat diproses oleh pemerintah desa dengan cepat., tidak

hanya sampai disitu selain menghemat waktu, Rampak Pintar juga dapat

menghemat biaya, hal ini karena warga juga dapat meminta petugas desa untuk

langsung mengantarkan surat tersebut ke alamat yang mereka tuju.

2. Dampak yang Diperoleh Dari Adanya Transformasi Pelayanan Publik

Kita ketahui bersama bahwa pelayanan publik di Indonesia bermula dari

zaman kerajaan yang dimana pada saat itu sifat pelayanan sangat manual yaitu

administrasi pada saat itu hanyalah melalui surat yang ditulis langsung oleh pihak

Kerajaan dengan sebuah pena dan kertas. Serta tidak adanya transparansi serta

ruang publik untuk masyarakat yang ditunjukkan oleh sangat berkuasanya Raja

pada masa itu. Revolusi Industri pertama membawa kita pada transformasi

pelayanan publik yang pertama, dimana revolusi industri menghasilkan mesin-

mesin canggih dikala itu dan tidak luput juga adalah mesin ketik yang menandai

adanya transformasi dalam bidang pelayanan publik. Dimana mesin ketik pada

saat itu sangat mempercepat proses pelayanan publik khususnya dalam bidang

administrasi. Dilanjutkan dengan revolusi insdustri berikutnya yang kemudian

menghasilkan sebuah komputer yang belum begitu canggih pada saat itu.

Namun kembali lagi, terciptanya alat-alat pada babak-babak baru Revolusi

Industri diharapkan dapat menguntungkan semua pihak, tidak terlepas bagi urusan

Page 25: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

488

pelayanan publik yang sangat membutuhkan administrasi didalamnya. Komputer

pada saat itu diharapkan dapat menggantikan mesin ketik yang masih dinilai

lambat dalam melakukan proses administrasi yang dilakukan oleh penyedia

pelayanan public atau pemerintah. Terbukti dengan kecanggihannya, komputer

hingga saat ini mengalami perkembangan-perkembangannya sendiri mengikuti

kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat dari waktu ke waktu. Memasuki era

Revolusi Industri keempat kemudian munculah hal yang bernama era big data,

yakni yang berarti bahwa setiap orang dari sudut dunia mana saja berhak atau bisa

mengakses setiap data dari seluruh dunia. Setiap orang bahkan bisa mengakses

data dari rumah mereka sendiri tanpa harus keluar rumah untuk mengakses data

tersebut, dengan contoh adalah bahwa kita bisa mengakses tiket pesawat tanpa

harus mengeceknya ke Bandara.

Perubahan-perubahan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh pemerintah

dari masing-masing negara di seluruh dunia untuk memanfaatkan perubahan-

perubahan yang terjadi khususnya pada sektor teknologi. Berbicara tentang

pemerintah tentunya tidak dapat terlepas dari urusan pelayanan publik yang

disediakan oleh mereka. Perubahan-perubahan yang telah diperlihatkan oleh

mesin-mesin canggih hingga saat ini mengharuskan supaya pemerintah juga

berbenah untuk mengubah proses pelayanan publik mereka dari yang dulunya

meggunakan kertas dan pena, hingga saat ini mereka hanya butuh sebuah alat

bernama komputer untuk melakukan semua hal itu. Tidak terlepas dari semua itu,

pemerintah Indonesia pun saat ini juga berbenah untuk menggunakan proses

pelayanan digital untuk pelayanan publik mulai dari pemerintah negara hingga ke

pemerintah desa. Penyelenggaraan oleh pemerintah negara untuk menggunakan

layanan berbasis elektronik berupa komputer telah diatur sebagaimana mestinya

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Sistem dan Transaksi Elektronik. Pada Pasal 1 Ayat 2 disebutkan bahwa

“Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan

menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.”

Hal itu membuktikan bahwa pada saat itu pemerintah negara kita benar-benar

serius dalam membenahi pelayanan publiknya khususnya dalam proses pelayanan

Page 26: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

489

melalui digital. Hal ini juga terbukti bahwa saat ini terdapat program digital yang

harus dijalankan oleh desa, yaitu Siskeudes.

Memulai program Rampak Pintar pada tahun 2018. Latar belakang dari

program Rampak Pintar ini bermula selain karena adanya himbauan yang

dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintah desa agar pemerintah desa

memulai untuk melaksanakan program pelayanan digital, namun juga karena

adanya kesadaran dari karyawan desa untuk memulai program ini dimana

karyawan tersebut terinspirasi oleh pemikiran yakni bagaimana jika perangkat

atau karyawan desa bisa lebih mendengar lebih baik kebutuhan rakyatnya.

Kolaborasi dengan akademisi, BPD, serta organisasi-organisasi pemuda desa

seperti Karang Taruna.

Rampak Pintar tidak hanya digunakan sebagai alternatif transformasi

pelayanan digital oleh Pemerintah Desa Kesambi Rampak namun juga sebuah

alternatif bagi desa untuk membuka data-data bagi masyarakatnya seperti

APBDes yang dapat dinampakkan dalam Rampak Pintar sebagai sebuah solusi

transparansi bagi pemerintah desa untuk rakyatnya yang dimana data yang

ditampakkan dalam Rampak Pintar semisal APBDes itu terintegrasi dengan

Siskeudes. OpenSID yang telah ada sebelumnya karena adanya himbauan

pemerintah pusat kemudian dicoba untuk digabungkan oleh pemerintah desa

Kesambi Rampak untuk membuat sebuah program yang dimana perangkat desa

akan lebih mendengar kebutuhan rakyatnya lewat OpenSID yang tidak

memerlukan biaya lagi karena OpenSID telah difasilitasi oleh pemerintah pusat.

Layanan Mandiri Rampak Pintar: Rampak Pintar sendiri memiliki sebuah

layanan yang sangat inovatif berupa layanan mandiri bagi masyarakat desa

Kesambi Rampak. Dimana rakyat terlebih dahulu harus mendaftarkan dirinya

dalam aplikasi Rampak Pintar agar bisa masuk ke dalam Layanan Mandiri.

Layanan Mandiri memiliki kelebihan seperti rakyat dapat mencetak surat-surat

yang dibutuhkan dirinya semisal Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat

Keterangan Usaha, dan lain-lain.

Layanan Chat Rampak Pintar:

Tantangan Rampak Pintar Dalam melaksanakan transformasi pelayanan

digital oleh pihak penyedia pelayanan publik yaitu pemerintah terntunya sangat

Page 27: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

490

tidak gampang mengingat budaya masyarakat kita yang terlalu pesimis dengan

adanya pemerintah. Perlu adanya reformasi kultural didalam melaksanakan

transformasi pelayanan digital di seluruh Indonesia untuk memulai ataupun

memberhasilkan transformasi pelayanan digital ini. Tidak terlepas dari tantangan

yang dialami seluruh pemerintah desa di Indonesia dalam melaksanakan

perubahan cara atau bentuk atau proses pelayanan administratif di semua provinsi

di Indonesia, Pemerintah Desa Kesambi Rampak juga tentunya memiliki

tantangan yang sama dengan semua pemerintah desa yang ada di negara kita. Hal

pertama yang menjadi hambatan ketika kita berbicara digitalisasi adalah Sumber

Daya Manusia penduduk maupun pemerintah kita.

Pihak pemerintah dari desa Kesambi Rampak telah memilah karyawan

yang dimilikinya untuk membagi tugas dalam melakukan pelayanan publik,

seperti adanya pemisahan antara yang Sumber Daya Manusianya memadai untuk

berinteraksi dengan hal yang digital maupun kurang memadai. Faktor utama yang

menjadi penghambat dalam penyelenggaraan pemerintah untuk proses digitiliasi

pelayanan publik ini adalah faktor usia, dimana pada setiap desa pasti masih ada

karyawan-karyawan yang usianya sudah cukup tua tetapi masih bekerja sebagai

karyawan di desa tersebut. Begitu pula dalam pemerintah desa Kesambi Rampak

yang masih memiliki beberapa karyawan yang usianya lanjut yang ditugaskan

dalam pelayanan manual dalam pelayanan administratif kesambi rampak. Lalu,

bagi karyawan yang melek teknologi mereka diberikan tugas untuk menjadi

Customer Service dalam layanan Rampak Pintar.

Berbicara terkait Sumber Daya Manusia, tentunya tidak bisa terlepas dari

kurangnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh masyarakat kita khususnya

masyarakat di desa-desa. Masyarakat desa Kesambi Rampak yang mayoritas

adalah penduduk usia lanjut, tentunya tidak bisa dipungkiri lagi bahwa tantangan

pemerintah desa Kesambi Rampak yang kedua setelah dari Sumber Daya Manusia

karyawan adalah Sumber Daya Manusia dari masyarakat Desa Kesambi Rampak

itu sendiri. Masyarakat yang pesimis akan adanya pelayanan yang sangat mudah

dengan mengkolaborasikan antara teknologi dengan pelayanan publik hanyalah

dianggap akan membuang-buang dana serta akan dikorupsi oleh pemerintah

terkait dengan anggaran untuk menyelenggarakan program tersebut. Terbukti

Page 28: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

491

bahwa pembiasaan yang dilakukan oleh pemerintah desa Kesambi Rampak

banyak memiliki hambatan khususnya dalam sosialisasi kepada masyarakat

sekitar.

Pemerintah desa Kesambi Rampak memulai sosialisasi terkait adanya

program Rampak Pintar dari tahun 2018, namun tidak sedikit yang mengira

bahwa program tersebut tidak akan berhasil namun hanya untuk menyediakan

pengeluaran anggaran bagi pemerintah. Selain itu, tantangan yang dihadapi oleh

pemerintah desa Kesambi Rampak adalah kurangnya Sumber Daya Manusia

terkait dengan kurang mampunya masyarakat untuk mengakses Rampak Pintar.

Khususnya pada bagian masyarakat yang sudah lanjut usia yang tentunya tidak

tau menau tentang bagaimana cara mereka mengakses internet.

KESIMPULAN

Tantangan demi tantangan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini khususnya

dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 yang membawa daya otomatisasi,

mengharuskan proses digitalisasi terhadap pelayanan publik segera terselesaikan.

Polemik yang tertuang dalam tatanan penyelenggara negara maupun yang ada

dalam kehidupan bermasyarakat di negara kita harus diselesaikan. Masalah

keterbatasan Sumber Daya Manusia tetaplah selalu menjadi penghambat yang

nyata bagi perkembangan yang dikehendaki oleh para pemimpin negeri. Begitu

pula dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia yang ada dalam tatanan

bermasyarakat maupun tatanan penyelenggara pelayanan publik di desa Kesambi

Rampak, yang harus dibiasakan mulai dari awal proses digitalisasi pelayanan

publik yang ada dalam program di desa ini. Satu tahun sudah berlalu dalam

memulai program Rampak Pintar, perubahan demi perubahan mulai bermunculan.

Masyarakat yang sudah mengerti mulai senang melihat adanya efisiensi dan

transparansi semenjak adanya Rampak Pintar ini. Tetapi pembiasaan harus

tetaplah berjalan, serta dukungan dari hierarki-hierarki diatas pemerintahan desa

harus mendukung adanya program transformasi pelayanan digital yang diinisiasi

oleh pemerintah desa Kesambi Rampak, agar bisa menularkan Kesambi Rampak-

Kesambi Rampak lainnya di Indonesia.

Page 29: TRANSFORMASI PELAYANAN PUBLIK MELALUI DIGITAL …

PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0". ISBN: 978-602-73470-5-2

492

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A. (2016). Perkembangan Paradigma Administrasi Publik (New

Public Administration, New Public Management dan New Public Service).

04(2).

B., E. A., Demangeon, A., & Low, E. F. (2018). Industri 4.0: Telaah industri 4.0.

The Geographical Journal, 12(4), 372. https://doi.org/10.2307/1782970

Efektivitas Sistem Informasi Desa (SID) Dalam Pelayanan Publik Di Desa

Dlingo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul

Fang, Z., & Ph, D. (2002). E-Government in Digital Era : Concept , Practice ,

and Development. 10(2), 1–22.

Hadi, Krishno, Listiano Asworo, Iradhad Taqwa Sihidi. 2020. “Inovasi Dialogis:

Menuju Transformasi Pelayanan Publik Yang Partisipatif (Kajian Sistem

Pelayanan Malang Online).”Journal of Government and Civil Society 4(1):115–29

DOI: http://dx.doi.org/10.31000/jgcs.v4i1.2438

Mahmood, K., Nayyar, Z., & Ahmad, H. M. (2018). Switching to Electronic

Government through Transformational Leadership : Implications of

Multichannel and Digital Divide. 6(1), 534–540.

Mataram, S., Pelayanan, P., Di, P., Revolusi, E. R. A., Pathology, T. H. E., Public,

O. F., Industrial, T. H. E. (2018). The Pathology of Public Service in the

Industrial. 4(2).

Muharam, R. S. (2019). Inovasi Pelayanan Publik Dalam Menghadapi Era. 1(1),

39–47.

Politik, P., & Mataram, U. I. N. (2018). Politea : Jurnal Politik Islam Politik

Digital Di Era Revolusi Industri 4 . 0

Rosliy, J. B., Hussin, N., Rosliy, J. B., & Hussin, N. (2018). Management of

Government Information in the Era of Electronic Government : Where we

are ? Management of Government Information in the Era of Electronic

Government : Where we are ? 8(9), 630–638.

https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v8-i9/4644

Satya, V. E. (2018a). Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan Strategis Strategi

Indonesia Menghadapi Industri 4.0. Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual Dan

Strategis Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0, X.

Satya, V. E. (2018). Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. INFO Singkat.

Veny. (2017). Faktor-Faktor Sistem Informasi Pelayanan Publik Pada Bpjs

Kesehatan Kota Palembang Venny Yusiana 1. 17(1), 197–203.

Wahyudi, V. (2018). Politik Digital Di Era Revolusi Industri 4.0 “Marketing &

Komunikasi Politik”. Politea: Jurnal Kajian Politik Islam, 1(2), 149-168.

https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/

https://nasional.sindonews.com/read/1439542/16/revolusi-industri-40-ancaman-

dan-peluang-1568407320

https://indramayukab.go.id/pemerintah-desa-harus-terapkan-aplikasi-siskeudes/