Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi...

16

Transcript of Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi...

Page 1: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian
Page 2: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

Transformasi Ibadah Ritual dalam Kehidupan Sosial

Page 3: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran

hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara pa ling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 4: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO

MUHAMAD BAJRI

Transformasi Ibadah Ritual dalam Kehidupan Sosial

Page 5: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab percetakan

Transformasi Ibadah Ritual dalam Kehidupan SosialMuhamad Bajri

© 2018 Muhamad BajriArt: Achmad Subandi

Hak cipta dilindungi undang-undangDiterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media KomputindoKompas-Gramedia Jakarta

Anggota IKAPI, Jakarta

718101046ISBN: 978-602-04-7700-8

Page 6: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

v

KATA PENGANTAR ....................................................... vii

BAB 1 ISLAM RITUAL, ISLAM SOSIOLOGIS .................. 1Memahami Makna Syahadat ....................................... 2Meraih Salat Hakiki ....................................................... 13Menunaikan Zakat Produktif ....................................... 29Meraih Kemenangan Puasa ......................................... 43Filosofi Haji .................................................................... 56

BAB 2 ISLAM PROFETIK ............................................... 71Merawat Perbedaan ..................................................... 72 Berselawat dan Mengikuti Akhlak Rasulullah ............. 88Dahsyatnya Kasih Sayang Ibu ....................................... 103

BAB 3 LENTERA KEHIDUPAN ....................................... 121Mengingat Kematian .................................................... 122Berbuat Kebaikan ......................................................... 138Mengentaskan Kemiskinan .......................................... 155

DAFTAR ISI

Page 7: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

vi

BAB 4 NILAI SPIRITUALITAS ........................................ 167Menuntut Ilmu .............................................................. 168Meraih Spiritual di Keheningan Malam ........................ 183Meraih Karamah dengan Istikamah ............................. 193

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 202TENTANG PENULIS ....................................................... 219

Page 8: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian
Page 9: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

2

Syahadat adalah kesaksian seorang muslim bahwa tiada Tuhan selain Allah Swt., dan Muhammad saw., adalah

rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya.

Kesaksian syahadat harus dibuktikan dalam kehidupan. Banyak dari kita tidak menyadari sikap dan perbuatan kita sehari-hari. Bahwa perbuatan kita banyak yang tidak sesuai dengan hakikat syahadat yang telah kita ikrarkan. Syahadat yang benar adalah dibuktikan, sebagai pengakuan keiman-an kita kepada Allah Swt. Moeflich H. Hart, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dalam sebuah tulisannya, dengan sangat menarik dan pen-ting menyebutkan lima kriteria dan implementasi syahadat dalam kehidupan yang selama ini, baik istilahnya maupun maknanya, belum pernah dijelaskan dalam buku-buku lain. Menurutnya, ada lima aspek dalam pembuktian syahadat, yaitu:

MEMAHAMI MAKNASYAHADAT

Page 10: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

3

1. Karena-NyaKarena-Nya adalah melakukan sesuatu karena Allah Swt.,

tidak karena yang lain. Ini adalah basis dalam bertauhid

dan fondasi dalam melakukan segala amal ibadah. Apa pun

yang dilakukan oleh seorang muslim harus selalu karena

Allah Swt. Hidup diniatkan karena Allah Swt. Mencari ilmu

karena Allah Swt., memimpin karena Allah Swt., memilih

pemimpin karena Allah Swt., menikah karena Allah Swt.,

membantu karena Allah Swt., dan seterusnya.

Dalam kenyataannya, syarat pertama masih banyak yang

dilanggar, karena tidak menyertakan Allah Swt., dalam ke-

hidupan sehari-hari. Masih banyak tindakan manusia yang

memperturutkan hawa nafsu, keinginan diri, ambisi, selera,

pujian, dan lain-lain.

Sebenarnya kalau segala niat, ucapan, dan tindakan hanya

karena Allah Swt., maka akan mendatangkan keikhlasan

yang murni. Apabila orang berbuat sesuatu bukan kare-

na Allah Swt., karena yang lain, pada hakikat-Nya ia telah

mempertuhankan selain Allah Swt.

2. Untuk-NyaAspek yang kedua, melakukan segala sesuatu untuk-Nya.

Segala sesuatu harus dilakukan dan dipersembahkan hanya

untuk Allah, bukan untuk yang lain. Ini menyangkut hasil

kerja, hasil kebaikan dan pahala ibadah. Kita beramal dan

berbuat kebaikan karena Allah, sebagaimana dijelaskan da-

lam Al-Quran surah Al-An’aam ayat 162:

Page 11: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

4

Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku

hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”

3. Di dalam-NyaMaksudnya, kita mengerjakan segala sesuatu dalam atur-

an dan kehendak Allah Swt. Kita sudah bersaksi mengakui

bahwa Allah Swt., adalah Tuhan kita, inilah makna ketiga

bersyahadat dalam kehidupan. Kita tidak boleh melakukan

sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Mencari rezeki, mencari ilmu, bergaul, berkelompok, ber-

dagang, berpolitik, dan lain-lain, semua-Nya harus dilaku-

kan dengan cara yang benar menurut aturan agama. Dalam

berusaha mencari rezeki harus yang halal, jadi pedagang

muslim yang jujur, berilmu yang bermanfaat, dan mendo-

rong ketaatan kepada-Nya. Bergaul dan berkelompok de-

ngan sesama muslim yang saling mengingatkan dan saling

menasihati dalam kesabaran dan takwa, memilih pemimpin

muslim sebagaimana yang telah diperintahkan Allah dalam

Al-Quran.

Ini soal tauhid di dalam-Nya, bukan soal fikih. Bukan soal

boleh atau tidak boleh, tetapi soal komitmen dan ketaatan

diri kepada Allah Swt. Hidup yang bukan di dalam-Nya atau

bukan dalam aturan-Nya, berarti syahadatnya belum benar.

Ia melanggar syahadat, melanggar kesaksian-Nya sendiri di

Page 12: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

5

hadapan Allah Swt. Tauhid-Nya hanya di mulut, tidak dibuk-

tikan dalam tindakan nyata.

4. Segala-NyaAspek keempat, yaitu bersyahadat harus segala-Nya. Se-

gala-Nya adalah melakukan amal perbuatan, sejak dari niat,

proses, cara, tujuan, hasil segala-Nya dalam aturan dan ke-

ridaan Allah. Niat harus benar, ucapnya benar, dan tindak-

an yang kita lakukan harus benar, insya Allah hasil juga akan

benar. Inilah sikap segala-Nya sebagai bukti syahadat kita

kepada Allah Swt.

Kebanyakan kita beramal hanya sebagian-sebagian. Misal-

nya, niat kita karena Allah Swt., tetapi cara yang kita laku-

kan salah. Orang yang tidak melakukan segalanya karena

Allah menunjukkan syahadat yang belum benar, karena da-

sar atau keyakinannya tidak sesuai dengan perbuatannya,

atau perbuatannya tidak selaras dengan apa yang ia yakini.

Akibatnya, kita masuk ke dalam golongan munafik, sikap

yang dikutuk dalam agama.

5. Kepada-NyaKepada-Nya adalah menyangkut arah beramal. Kepada

Allah Swt., kita mengarahkan amal ibadah kita. Allah Swt.,

tentu tidak butuh amal kita, tetapi kitalah yang sesungguh-

nya membutuhkan-Nya. Tetapi sering kali kita lupa, atau sa-

lah dalam memosisikan-Nya.

Page 13: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

6

Kepada-Nya adalah simbol, yaitu tempat, arah, atau tujuan

di mana Allah Swt., di situ diagungkan, keimanan kepada

Allah ditanamkan, agama diajarkan dan kebenaran diper-

juangkan. Misalnya, kita akan memberikan infak atau sede-

kah kepada seseorang, lalu kita memilih dan mengutama-

kan yang jujur, amanah, akhlaknya bagus, dan ibadahnya

rajin, yang akan kita berikan sedekah. Hal itu menunjuk-

kan kita telah melakukan sesuatu kepada Allah. Kalau asal

memberi saja, orangnya tidak tepat, bisa jadi pemberian

kita tidak bermanfaat sehingga fadilahnya rendah.

Walaupun ada madrasah atau pesantren yang kekurangan

dan membutuhkan, tapi kita malah memberikan kepada

sekolah umum, itu berarti tidak kepada-Nya. Bagi seorang

muslim, tentu ada keberpihakan.

Demikian juga sedekah kepada yayasan yatim piatu. Kita

akan menganggap yang Islam atau bukan sama saja, jika

kita tidak menunjukkan amal sedkah itu kepada-Nya. Amal-

nya baik, tapi belum benar. Amal kita hanya karena-Nya

tapi tidak kepada-Nya. Bersyahadat itu harus lurus, utuh,

dan lengkap, semuanya harus mengarah kepada Allah Swt.

Pada kenyataannya, berbuat kebaikan tidak bisa kepada

siapa saja, tapi harus kepada yang tepat. Banyak membe-

ri kepada pengemis belum tentu tepat dan membawa ke-

baikan, karena banyak pengemis profesional. Begitu pun

dengan berinfak dan sedekah, kita harus memilih sasar-

an yang tepat. Pada dasarnya kita harus memberi kepada

orang yang baik, amanah, akhlaknya baik dan taat pada

agama Allah. Inilah substansi amal kepada-Nya sebagai re-

Page 14: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

7

fleksi dan kesadaran tauhid yang utuh kepada Allah, tidak

sebagian-sebagian.

Allah Swt., berfirman dalam surah Ali Imran ayat 18:

“Allah menyatakan bahwasan-Nya tidak ada Tuhan (yang ber-

hak disembah) melainkan Dia, Yang Menegakkan keadilan. Para

malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang

demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melain-

kan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”

Dalam ayat tersebut Allah Swt., membuat persaksiaan bagi

zat-Nya sendiri bahwa tidak ada sesembahan yang hak me-

lainkan Dia. Para malaikat dan orang-orang berilmu juga

menyatakan demikian. Sesungguhnya Dia adalah Zat Yang

Menegakkan keadilan. Kemudian Dia membuat ketetapan

dengan firman-Nya.

Dalam ayat tersebut juga terdapat keutamaan dan kedu-

dukan yang agung bagi orang-orang berilmu, di mana me-

reka dan para malaikat dijadikan sebagai saksi bersama de-

ngan-Nya. Maksud orang berilmu ialah orang yang memiliki

ilmu syariah. Sedangkan yang paling utama dari mereka

adalah para nabi dan rasul. Yang dimaksud dengan disak-

sikan atau mendapat persaksian adalah sebagai wujud pe-

murnian tauhid Uluhiyah.

Page 15: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

219

M. Muhamad Bajri dalah lulusan Pe-santren Darunnajah Jakarta. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan studi S1 ke Institut Agama Islam Ne-geri Sunan Gunung Djati Bandung, pada Jurusan Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin. Kemudian pada tahun 2005 melanjutkan ke program S2 Pas-casarjana di Universitas Islam Negeri

Sunan Gunung Djati Bandung, dengan mengambil konsen-trasi Studi Masyarakat Islam. Ia menyelesaikan studi S2-nya pada 2007.

Sekarang, penulis menjadi dosen tetap di salah satu Seko-lah Tinggi Agama Islam dan mengemban amanah sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin Purwakarta. Ia juga menjadi dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Azhar Purwakarta dan menjadi dosen luar biasa di Sekolah Tinggi Kesehatan Bakti Husada Purwakarta.

Di samping kesibukannya, penulis juga aktif di lembaga konsultan, Consultant Education and Research Centre For

TENTANG PENULIS

Page 16: Transformasi Ibadah Ritual · rasul utusan-Nya. Pengakuan ini bukan hanya ucapan di mulut, tetapi memiliki konsekuensi kesediaan hidup dalam aturan, ketentuan, dan kehendak-Nya. Kesaksian

220

Sociocultural Studies and Community Development; Kon-sultan Mahasiswa Patani Thailand di Bandung. Penulis juga sering diundang untuk menjadi pemateri dalam seminar-seminar bidang keislaman dan sosiologi politik Islam.

Ia meraih predikat Cumlaude di program pascasarjana Uni-versitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Be-berapa tulisan lepasnya dimuat di beberapa media masa. Buku pertamanya adalah Jejak dari Cipadung Ontologi Pemi-kiran Alumni dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (Ban-dung Pustaka Djati, 2012). Fikih Kesehatan Kontemporer, Pendidikan untuk Mahasiswa Kesehatan (Jakarta, PT Trans Info Media, 2014), Agama Politik dan Konflik (Bandung, Cv. Arsadd, 2014). Artikel ilmiahnya telah dipublikasikan di be-berapa jurnal, antara lain Teologi Zakat dalam Pemberdaya-an Masyarakat, Islam Transformatif yang diterbitkan oleh Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2013. Berja-lan di Bawah Cahaya, Menuju Hidup Bahagia (Jakarta, Quan-ta, Elex Media Komputindo, Kompas Gramedia, 2017).