TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL-...

95
TRADISI PEMBACAAN AL-QURAN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- RAHMAN, AL-SAJADAH) DI YAYASAN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL DESA WARU JAYA KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama(S.Ag) Oleh SITI SUBAIDAH NIM 1112034000151 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL-...

Page 1: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

TRADISI PEMBACAAN AL-QUR‛AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL-

RAHMAN, AL-SAJADAH) DI YAYASAN AL-ASHRIYYAH NURUL

IMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL DESA WARU JAYA

KECAMATAN PARUNG KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama(S.Ag)

Oleh

SITI SUBAIDAH

NIM 1112034000151

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1440 H/2019 M

Page 2: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,
Page 3: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

i

Page 4: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

ii

Page 5: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

iii

Page 6: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

iv

ABSTRAK

SITI SUBAIDAH .Tradisi Pembacaan Al-Qur’an (Sūrah al-Kahfi, al-

Rahman, al-Sajadah) di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding

School Desa Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor.

Penelitian living Qur‟anini membahas tentang tradisi pembacaan al-

Qur‟an di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School Parung

Bogor. Bagi seluruh santri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman diwajibkan

mengikuti kegiatan pembacaan surah-surah pilihan yang dilaksanakan pada setiap

hari Jum‟at. Kegiatan pembacaan surah-surah pilihan merupakan kegiatan

mingguan.Adapun surah pilihan yang dibaca diantaranya surah al-Kahfi, surah al-

Rahmân, dan surah al-Sajadah.

Pada penelitian ini, pembahasannya lebih difokuskan pada bagaimana

tradisi pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, al-Rahman dan al-Sajadah di

Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman dan apa makna tradisi pembacaan surah

pilihan tersebut bagi seluruh santri dan keluarga besar Yayasan penelitiannya

adalah Al-Ashriyyah Nurul Iman.

Penelitian ini menemukan bahwa tradisi kegiatan tersebut diawali dengan

wirid terlebih dahulu kemudian surah al-Fātihah sebagai bentuk tawassul dengan

tujuan agar mendapatkan keberkahan, merasakan ketenangan hati, menjadi pribadi

yang bersyukur, terutama agar para santri semakin semangat mendekatkan diri

kepada Allah serta mendapatkan rezeki yang berlimpah. Tradisi pembacaan al-

Qur‟an al-Kahfi, al-Rahman dan al-Sajadah diatas menjadi prakondisi bagi setiap

santri untuk kegiatan-kegiatan lainnya termasuk kegiatan wirausaha.

Kata kunci: living Qur’an, tradisi, sûrah, al-Kahfi, ar-Rahmân, as-Sajadah

Page 7: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

v

KATA PENGANTAR

Alhmadulillah, puji dan syukur penulis panjatkanke hadirat Allah SWT

pemilik kesempurnaan, yang telah memberikan taufiq, hidayah, serta

berbagai pertolongan-Nya kepada penulis. Sehingga, penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk skripsi dengan judul

“Tradisi Pembacaan Al-Qur’an Sûrah Al-Kahfi, Al-Rahmân, dan Al-

Sajadahdi Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School Desa

Waru Jaya Kecamatan Parung Kabupaten Bogor” dengan dukungan dari

berbagai pihak. Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya serta seluruh umatnya

sampai ahir zaman. Semoga kita semua mendapatkan syafa‟atnya kelak di hari

kiamat.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian

munaqasyah, guna memperoleh gelar Sarjana Agama, Jurusan Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

bahwaskripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari teknik

penyusunan maupun pemilihan diksi yang tertulis. Untuk itu, kritik dan saran

yangmembangun penulis harapkan guna perbaikan skripsi ini. Dalam

penyelesaian skripsi ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik

langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, dengan penuh rasa hormat, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih:

1. Kepada Yth. Segenap civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta; Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA. selaku Rektor

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada Yth. Prof. Dr. Masri Mansoer, M. A. Selaku Dekan fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Kepada Yth. Dr. Lilik Ummi Kaltsum, M. A. Selaku ketua jurusan

Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir dan Dra. Banun

Binaningrum, M. Pd. Selaku sekretaris Program Studi Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir.

Page 8: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

vi

4. Kepada Yth. Kusmana, M.A, Ph. D. Selaku pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu dan pemikiran untuk berdialog dengan

penulis serta memberikan motivasi yang luar biasa dan sangat

berharga. Semoga Allah senantiasa menjaga kesehatan beliau beserta

seluruh keluarga, memberikan keberkahan hidup serta kebahagiaan

dunia dan ahirat atas segala perjuangan beliau membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Kepada Yth. Bapak Maulana, M. Ag. Selaku Dosen Pembimbing

akademik yang telah meloloskan judul penelitian skripsi ini. Semoga

Allah sehatkan beliau selalu.

6. Kepada Yth. Para penguji skripsi penulis, Dr. Eva Nugraha. M. Ag dan

Dr. Ahmad Fudhaili. M. Ag.

7. Kepada Yth. Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding

School yang telah memberikan penulis kesempatan untuk berteduh dan

bertanya-tanya terhadap sebagian pengurus terkait penelitian penulis.

Semoga keberkahan selalu mengalir untuk seluruh keluarga dan jajaran

Yayasan.

8. Kepada Yth. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Tafsir

dan Al-Qur‟an yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

memberikan ilmu dan motivasi selama di bangku kuliah serta

dukungannya kepada penulis dalam batasan-batasan tertentu yang

dapat penulis terima, sehingga penulis sedikit banyak mengetahui

informasi tentang dinamika pengetahuan yang ada. Serta seluruh

guruku di Pondok Pesnatren Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan

Madura tempat saya menuntut ilmu yang doanya selalu penulis

harapkan.

9. Kepada orang tuaku, Sumiati dan Mahra. Terimakasih seluas samudera

se alam jagat raya, yang telah memberikan semangat selama ini, juga

paman-paman dan bibi-bibiku yang turut membantu memberikan

motivasi dan materi. Doa kalian selalu kurindukan. Adik-adikku,

Lukman Hakim, Ayung, Najwa Ahlam Fahira. Semoga kelak kalian

Page 9: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

vii

bisa menjadi lebih baik dariku, menjadi panutan berbangsa dan

bernegara, bermanfaat untuk sesama.

10. Suamiku tercinta, Dadang Saepuloh, S.Pd. M. Pd. Terimakasih yang

sebanyak-banyaknya atas segala motivasi, saran-saran dan kritikan

untuk hidupku, untuk terselesainya skripsi ini maksudnya. Maaf,

lulusnya sudah diambang kadaluwarsa. Anakku tersayang Mustafa

Zamani Saifullah (Azam). Terimakasih, senyummu jadi penyemangat

Ibu untuk segera menyelesaikan skripsi yang sudah di ambang batas

ini, Nak. Maaf yah. Hehee.

11. Kepada sahabat-sahabat Imaba JABODETABEK terimakasih sudah

menjadi bagian dari keluargaku, menjadi penyemangat saat-saat lelah

dan gundah. Menjadi penerang saat mulai berarah ke jalan kegelapan.

Heheee. Terimakasih banyak untuk kalian. Semoga Imaba semakin

jaya dan sukses.

12. Kepada kawan-kawan seperjuangan, Muslimah Tafsir Hadis 2012, TH

E Ai Inayah ayoo semangatttt kita lulus bareng. Hehee. Teman-teman

TH A, TH B, TH C, TH D. Terimakasih untuk semua kebaikan kalian

selama kuliah. Sahabat-sahabatku Nurul Hikmah S. Ag. (Ucil), Dinan

Nasihah S. Ag. Nita Nur Ningsih S. Ag. Puput S. Ag. Terimakasih

banyak yaaa sudah menyemangati penulis selama ini. Semoga kalian

selalu dalam keberlimpahan kebaikan dari Allah. Aamiinnn.

Page 10: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Dalam skripsi,tesis, dan disertasi bidang keagamaan (baca: Islam), alih

aksaraatau transliterasi, adalah keniscayaan. Oleh karena itu, untuk menjaga

konsistensi,aturan yang berkaitan dengan alih aksara ini penting diberikan.

Pengetahuan tentang ketentuan iniharusdiketahui dan dipahami, tidak

sajaoleh mahasiswa yang akan menulis tugas akhir, melainkan juga oleh

dosen,khususnya dosen pembimbing dan dosen penguji, agar terjadi saling kontrol

dalampenerapan dan konsistensinya.

Dalam dunia akademis, terdapat beberapa versi pedoman alih aksara,

antaralain versiTurabian,Library of Congress, Pedoman dari Kementian Agama

danKementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta versi

Paramadina.Umumnya,kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara tersebut

meniscayakan digunakannyajenis huruf (font) tertentu, seperti font Transliterasi,

Times New Roman, atau TimesNew Arabic.

Untuk memudahkan penerapan alih aksaradalam penulisan tugas

akhir,pedoman alih aksara ini disusun dengan tidak mengikuti ketentuan salah

satu versi diatas, melainkan dengan mengkombinasikan dan memodi

fikasi beberapa cirri hurufnya. Kendati demikian, alih aksara versi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta inidisusun dengan logika yang sama.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf

Arab

Huruf

Latin

Keterangan

Tidak dilambangkan ` ا

b Be ب

t Te ث

ts te dan es ث

j Je ج

h ha dengan garis bawah ح

kh ka dan ha ر

Page 11: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

ix

d De د

dz de dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es da ye ش

s es dengan garis di bawah ص

d de dengan garis di bawah ض

t te dengan garis dibawah ط

z zet dengan garis di bawah ظ

koma terbalik di atas hadap kanan „ ع

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ى

w We و

h Ha ھـ

Apostrof , ء

y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari

vocal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal

tunggal, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ـــ

I Kasrah ـــ

Page 12: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

x

U Dammah ـــ

Adapun untuk vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah

sebagai berikut:

Tanda Vokal

Arab

Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i ـــ ي

Au a dan u ـــ و

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab

dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal

Latin

Keterangan

 a dengan topi di atas ــا

Î i dengan topi di atas ــي

Û u dengan topi di atas ــو

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan

huruf, yaitu dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah

maupun huruf kamariah. Contoh: al-rijâl bukan ar-rijâl, al-dîwân bukan ad-dîwân.

5. Syaddah (Tasydîd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam system tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda (ـــ) dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu

dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini

tidak berlaku jiuka huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf. Misanya, kata (الضرورة) tidak ditulis ad-

darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.

6. Ta Marbûtah

Page 13: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

xi

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata

yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat

contoh 1 di bawah). Hal yang sama jugaberlau jika ta marbûtah tersebut diikuti

kata sifat (na‟t) (lihat contoh nomor 2). Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut

diikuti kata besar (ism), maka huruf tersenut dialihaksarakan menjadi huruf /t/

(lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Tarîqah طریقت 1

al-jâmî‟ah al-islâmiyyah الجاهعت اإلسالهیت 2

wahdat al-wujûd وددة الوجود 3

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf capital tidak dikenal, dalam

alih aksara ini huruf capital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan

yang berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk permulaan

kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama

diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap

huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh:

Abû Hâmid al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi.

Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan

dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak

miring, amka demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya.

Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal

dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar

katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani,

tidak „Abd al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‟l), kata benda (ism), maupun huruf (harf)

ditulis secara terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-

Page 14: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

xii

kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di

atas:

Kata Arab Alih Aksara

ھة األستاذ ذ dzahaba al-ustâdzu

tsabata al-ajru ثبج األج ر

al-harakah al-„asriyyahh الذر مت العص ری ة

هللاإال ه ال إلأشھد أى asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh

maulânâ Malik al-Sâlih هو النا هلل الص الخ

هللایؤ ثر من yu‟atstsirukum Allâh

یتالوظاھر العقل Al-mazâhir al-„aqliyyah

Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka.

Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tida perlu

dialihaksarakan. Contoh: Nurcholis Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd; Mohamad

Roem, bukan Muhammad Rûm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.

Page 15: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. 1

SURAT PERNYATAAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ........................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................... viii

BAB I

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. TujuanPenelitian ................................................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 5

E. Metode Penelitian .................................................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 8

G. Sistematika Penulisan ......................................................................................... 11

BAB II

YAYASAN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN: GAMBARAN UMUM ................... 13

A. Profil Yayasan ..................................................................................................... 13

A. Biografi Pendiri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman ...................................... 13

B. Biografi Umi Waheeda binti Abdul Rahman ................................................... 15

C. Program Pengembangan .................................................................................... 16

D. Kepesantrenan ..................................................................................................... 17

E. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar ................................................................... 18

F. Kegiatan Santri ................................................................................................... 19

BAB III

PEMBACAAN AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN INDONESIA ................ 22

A. Pengertian Membaca Al-Qur’an ....................................................................... 22

B. Tradisi Membaca al-Quran di Pesantren ......................................................... 23

C. Hubungan Tradisi Membaca al-Quran dengan Kegiatan Lainnya ............... 25

1. Kegiatan Belajar ............................................................................................. 25

2. Kegiatan Sosial Majlis Ta’lim ........................................................................ 30

BAB IV

TRADISI PEMBACAAN AL-QUR’AN DI YAYASAN AL-ASHRIYYAH NURUL

IMAN ............................................................................................................................... 34

Page 16: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

xiv

D. Tradisi dan Makna Pembacaan Surah Al-Kahfi, Al-Rahman dan Al-Sajadah.

34

1. Pembacaan Surah Al-Kahfi, Al-Rahman dan Al-Sajadah sebagai suatu

peraturan wajib. ...................................................................................................... 37

2. Pembacaan Surah Al-Kahfi, Al-Rahman dan Al-Sajadah karena kepatuhan

dan Keutamaannya. ................................................................................................ 39

3. Pendekatan Diri dan Pengharapan Barakah Kepada Allah ....................... 40

E. Hadis tentang Keutamaan dan Fadhilah surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-

Sajadah. ........................................................................................................................ 42

BAB V

PENUTUP ........................................................................................................................ 51

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 51

B. Saran .................................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

IDENTITAS PENULIS

Page 17: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, kajian mengenai al-Qur‟an dan al-

Hadis mengalami pengembangan wilayah kajian. Dari kajian teks kepada kajian

sosial budaya, yang menjadikan masyarakat sebagai objeknya. Kajian ini disebut

dengan istilah “living Qur‟an” dan “living Hadis”. Sederhanya “living Qur‟an”

dapat direfleksikan sebagai gejala yang nampak di masyarakat berupa prilaku

maupun respon sebagai pemaknaan terhadap nilai-nilai Qur‟an.1

Menurut M. Mansur the living Qur‟an bermula dari fenomena Qur‟an in

Everyday Life, yang tidak lain adalah “makna dan fungsi al-Qur‟an yang riil

dipahami dan dialami masyarakat Muslim.”2Dengan kata lain praktik

memfungsikan al-Qur‟an dalam kehidupan praktis, di luar kondisi tekstualnya.

Sedangkan Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa respon sosial (realita)

terhadap al-Qur‟an dapat dikatakan Living Qur‟an, baik itu al-Qur‟an dilihat

masyarakat dari ilmu (science) dalam wilayah tidak keramat atau sebagai

petunjuk yang bernilai sakral.3

Pendapat di atas tidak jauh berbeda dengan pendapatnya Abdul

Mustaqim. Dia mengatakan kajian livingQur‟an mempunyai tiga arti penting.

Pertama, memberikan konstribusi yang signifikan bagi pengembangan wilayah

objek kajian al-Qur‟an, dimana tafsir bisa bermakna sebagai respon masyarakat

yang diinspirasi oleh kehadiran al-Qur‟an. Kedua, kepentingan dakwah dan

pemberdayaan masyarakat lebih maksimal dan tepat dalam mengapresiasi al-

Qur‟an. Ketiga, memberi paradigma baru bagi pengembangan kajian al-Qur‟an

1M. Alfatih Suryadilaga, Living Hadis dalam Kerangka Dasar Keilmuan UIN Sunan

Kalijaga, http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/article/download/1516/pdf, di akses pada tanggal 12

Desember 2015 2Muhammad Mansur, Dkk, Living Qur‟an dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur‟an, dalam

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: TH Press, 2007),

cet. 1, h. 5. 3Muhammad Yusuf, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an, dalam

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: TH Press, 2007),

h. 36-37.

Page 18: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

2

kontemporer, sehingga studi al-Qur‟an tidak hanya fokus pada wilayah teks

saja.4

Praktik memperlakukan al-Qur‟an, surah-surah atau ayat-ayat tertentu di

dalam al-Qur‟an untuk kehidupan praktis umat sudah terjadi pada masa awal

Islam, yakni pada masa Rasulullah Saw. Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad

Saw dan para sahabat pernah melakukan praktek ruqyah,5 yaitu mengobati

dirinya sendiri dan juga orang lain yang sedang menderita sakit dengan

membacakan ayat-ayat al-Qur‟an tertentu.6 Di antaranya ketika Nabi pernah

membaca surat al-Mu„awwidatain, yaitu surat al-Falaq dan al-Nās ketika beliau

sedang sakit sebelum kematiannya.7

Dari keterangan riwayat Hadis di atas menunjukkan bahwa praktik

interaksi umat Islam dengan al-Qur‟an, bahkan sejak masa awal Islam, dimana

Nabi Muhammad Saw masih hadir di tengah-tengah umat, tidak sebatas pada

pemahaman teks saja, tetapi sudah menyentuh aspek yang sama sekali sudah di

luar teks. Dari bebearapa praktik interaksi umat Islam masa awal, bisa dipahami

jika kemudian berkembang pemahaman di masyarakat tentang fadilah dan hasiat

serta keutamaan surat-surat atau ayat-ayat tertentu di dalam al-Qur‟an sebagai

obat dalam arti yang sesungguhnya, yaitu untuk menyembuhkan penyakit fisik.

Di samping beberapa fungsi tersebut, al-Qur‟an juga tidak jarang

digunakan masyarakat untuk menjadi solusi atas persoalan ekonomi, yaitu

sebagai alat untuk memudahkan datangnya rezeki.8 Sudah seringdijumpai

4Abdul Mustaqim, Living Qur‟an dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur‟an, dalam

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Sahiron Syamsuddin (Yogyakarta: TH Press, 2007),

h. 68-70 5Ibnu al-Mandū dalam Lisān al-„Arab menjelaskan bahwa ruqyah adalah jampi-jampi yang

digunakan seseorang untuk mengobati sakit seperti demam, lemas dan berbagai macam penyakit

lainnya. Ibnu Mandūr, Lisān al-„Arab, Bab raqā, dalam CD RoM Maktabah as-Syāmilah al-Isdār as-

Sāni, t.t.. 6Didi Junaedi, Living Qur‟an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟an, dalam

Makalah Seminar Tahunan Qur‟an and Hadith Academic Society (UIN Jakarta: 2015), h. 7 7Tercantum dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari yang berbunyi:

حدثني إبراىيم بن موسى اخبرنا ىشام عن معمرعن الزىري عن عروة عن عا ئشة رضي اهلل عنها : ان النبي صلى اهلل عليو وسلم كان ينفث على نفسو في المرض الذي مات فيو بالمعوذات فلما ثقل كنت انفث عليو بهن وامسح بيد نفسو لبركتها فسألت

نفث على يديو ثم يمسح بهما وجهو. الزىري كيف ينفث؟ قال كان ي Hadīs Riwayat Bukhārī, Sahīh a-Bukhārī, Bab al-Raqā bil Qur‟ān, dalam CD RoM

Maktabah asy-Syāmilah al-Isdār as-Sanī, t.t. 8Didi Junaedi, Living Qur‟an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟an, dalam

Makalah Seminar Tahunan Qur‟an and Hadith Academic Society (UIN Jakarta: 2015), h. 3

Page 19: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

3

banyak fenomena yang terjadi sehari-haridi masyarakat, bahwa ada surah atau

ayat tertentu di dalam al-Qur‟an yang diyakini dapat memancing hadirnya

rezeki, mendatangkan kemuliaan dan berkah bagi orang yang membacanya.

Keyakinan semacam ini, yakni membaca al-Qur‟an di waktu tertentu

pada ahirnya akan melahirkan tradisi membaca surah tertentu pula. Baik

dilakukan secara pribadi oleh individu di dalam masyarakat, atau bersama.

Dalam hal ini, yang sudah biasa memberlakukan ketentuan tersebut adalah

pesantren atau yayasan. Salah satu pesantren yang memberlakukan ketentuan

berupa ritual pembacaan surah tertentu dalam al-Quran adalah Yayasan al-

Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang terletak di Desa Waru Jaya

Parung Bogoryang terus melestarikan pembacaan surat al-Kahfi, al-Rahman,

dan al-Sajadah dalam kegiatan rutin para santri baik putra maupun putri.

Tradisi pembacaan sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah ini

merupakan kegiatan harian yang dilakukan secara rutin sebelum melaksanakan

salat Jum‟at berjamaah. Surah yang dibaca dan menjadi kegiatan rutin adalah

sūrahal-Mulk, sūrah al-Fātihah, sūrah al-Quraiṣy, sūrah al-Kahfi, sūrah Yāsin,

sūrah al-Sajadah dan sūrah al-Wāqi„ah. Namun, dalam penelitian ini penulis

hanya membatasi kajian pada sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah.

Pembacaan sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah tersebut dilaksanakan

setiap hari sebelum melaksanakan salat Juma‟at untuk santri putra dan sebelum

salat dzuhur pada hari Jum‟at untuk santri putri dan dilaksanakan secara

berjamaah yang dipimpin oleh imam Salat.

Dalam sebuah riwayat tertulis dalam kitab Khazīnah al-Asrār, disebutkan

bahwa di dalam sūrah al-Wāqi„ah terdapat asma Allah yang agung dan memiliki

keutamaan akan mendatangkan rezeki yang banyak dan tidak akan ditimpa

kefakiran jika dibaca sebanyak 14 kali setelah salat Ashar.9 Dalam sebuah

riwayat juga disebutkan bahwa siapa saja yang membaca tiga ayat terakhir

sūrah al-Haṣyr pada pagi hari sebanyak tiga kali, maka Allah akan mengutus

70.000 (tujuh puluh ribu) malaikat dan memohonkan ampunan baginya hingga

9Sayyid Muhammad Naqi al-Nazili, Khazīnat al-Asrār (Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), h. 169

Page 20: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

4

sore hari.10

Dalam riwayat lain disebutkan juga beberapa keutamaan sûrah al-

Kahfi, diantaranya ialah akan diberikan pahala serta disinari cahaya kebaikan.11

Menurut Muhammad A„yun kegiatan rutin membaca sūrah al-Kahfi, al-

Rahman, dan al-Sajadah sudah ada dan dimulai sejak masa awal Yayasan al-

Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School berdiri (tahun 1998) setiap hari

sebelum salat Jum‟at. Kegiatan pembacaan sūrah al-Kahfi terus dilestarikan

sampai saat ini dan diikuti oleh semua santri, sūrah tersebut juga dianjurkan

dibaca sebelum tidur disamping sūrah al-Mulk.12

Berangkat dari fenomena ini, penulis tertarik untuk meneliti dan

mengkaji model dari kegiatan ini dengan judul Tradisi Pembacaan al-Qur‛an:

Surah Al-Kahfi, Al-Rahman, dan Al-Sajadah di Yayasan Al-Ashriyyah

Nurul Iman Islamic Boarding School Desa Waru Jaya Parung Bogor.

Karena kegiatan rutin ini telah berlangsung dari awal berdirinya Yayasan al-

Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School dan sampai saat ini masih

dilakukan secara rutin oleh semua santri. Bagi penulis, fenomena ini menarik

untuk dikaji dan diteliti sebagai model alternatif bagi suatu komunitas sosial dan

lembaga pendidikan untuk selalu berinteraksi dan bergaul dengan al-Qur‟an.

Karena dari penelitian penulis di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic

Boarding School pembacaan sūrah al-Kahfi ini dipercaya bisa mendapatkan

10

Tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Tirmidzi nomor 2222 yang berbunyi:

ث نا خالد بن طهمان أبو العالء الخف حدثنا محمود ب ث نا أبو أحمد الزب يري، قال: حد ثني ناف بن ن غيالن، قال: حد ا قال: حدقال: من قال حين يصبح ثالث مرات: أعوذ باللو السمي العليم أبي ناف ، عن معقل بن يسار، عن النبي صلى اللو عليو وسلم،

إن مات يصلون عليو حتى يمسي، و من الشيطان الرجيم وق رأ ثالث آيات من آخر سورة الحشر وكل اللو بو سبعين ألف ملك .ىذا حديث غريب، ال ن عرفو إال من ىذا الوجو .في ذلك الي وم مات شهيدا، ومن قالها حين يمسي كان بتلك المنزلة

Hadīs riwayat Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzī Bassyār, Bab 22, Juz 5, dalam CD RoM

Maktabah asy-Syāmilah al-Isdâr as-Sânî, t.t. 11

Tercantum dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaki yang berbunyi:

يم راني، نا ن ع أخب رنا أبو عبد اللو الحافظ، أنا أبو بكر محمد بن المؤمل، نا الفضل بن محمد الشع ، أن النبي صلى بن حماد، نا ىشيم، نا أبو ىاشم، عن أبي مجلز، عن ق يس بن عباد، عن أبي سعيد الخدري

«من النور ما ب ين الجمعت ين من ق رأ سورة الكهف في ي وم الجمعة أضاء لو »اهلل عليو وسلم قال: Hâdis riwayat Baihaqî, Sunan al-Shoghîr al-Baihaqî, (Pakistan: Jâmi‟ah Dâr al-Islâmiyah,

1989), h. 233, Jûz 1. 12

Wawancara dengan Muhammad A„yun, Alumni Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic

Boarding School, via telpon, tanggal 25 Januari 2016 02:48 pm

Page 21: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

5

ampunan atas segala dosa-dosanya oleh Allah, sūrah ini juga dipercaya bisa

melindungi pembacanya dari gangguan Jin, merupakan obat dari berbagai

macam penyakit, dan senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah serta

dipercaya dapat memaqbulkan doa-doa pembacanya.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis akan membuat

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tradisi pembacaan sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah di

Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School Bogor?

2. Apa makna tradisi pembacaan sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah di

Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School Bogor bagi para

pelaku yang mengikuti?

C. TujuanPenelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana tradisi pembacaan sūrah al-Kahfi,

al-Rahman, dan al-Sajadah di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic

Boarding School Bogor

2. Mengetahui makna tradisi pembacaan sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-

Sajadah bagi para pelaku tradisi yang mengikuti, yaitu para santri dan

pengurus Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School Bogor

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini secara garis besar adalah sebagai

berikut:

1. Dari aspek akademik, penelitian ini diharapkan akan menambah bahan

pustaka diskursus kajian living Qur‟an hususnya di UIN Jakarta sehingga

diharapkan bisa berguna terutama bagi yang menfokuskan pada kajian sosio-

kultural masyarakat Muslim dalam memperlakukan, memanfaatkan atau

menggunakan al-Qur‟an.

2. Secara praktis, penelitian ini juga dimaksudkan untuk membantu

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berinteraksi dengan al-Qur‟an.

Khususnya bagi para santri Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic

Page 22: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

6

Boarding School agar semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap al-Qur‟an

dengan memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

E. Metode Penelitian

Hal yang paling penting dalam melakukan penelitian adalah metodologi.

Karena metodologi penelitian merupakan prinsip umum yang akan memandu

berjalannya sebuah penelitian.13

Disamping itu metode penelitian adalah cara

yang digunakan untuk mencari pengertian yang mendalam tentang suatu gejala,

fakta atau realita14

dan membuat analisa dengan maksud agar penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun

metode yang digunakan pada penulisan adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dilihat dari bentuknya, jenis penelitian15

ini adalah penelitian kualitatif,

yaitu penelitian yang diarahkan untuk membangun gejala-gejala, fakta-fakta

atau kejadian yang sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau

daerah tertentu. Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini karena

berdasarkan fokus rencana penelitian menuntut untuk melakukan pengkajian

baik secara menyeluruh atau terfokus untuk memperoleh data yang lengkap

dan rinci tentang subjek yang akan diteliti.16

Adapun dilihat dari tempatnya,

jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian lapangan (field

research) dan didukung juga oleh kepustakaan.17

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang penulis gunakan

adalah sebagian pengurus dan mahasiswa semester VI Yayasan Al-

Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School. Subjek penelitian ini

13

Catherin Dawson, Metode Penelitian Praktis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 24. 14

Septiawan Santana K, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif(Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2007), h. 49 15

Secara umum penelitian diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu penelitian kuantitatif

dan penelitian kualitatif. Lihat Saefuddin Anwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ofset, 1996), h.. 15 16

Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan (Surabaya: SIC, 2001), h. 43 17

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

2007), cet. 23, h. 26

Page 23: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

7

juga sekaligus sebagai sumber data, dan bila dirasa perlu data pendukung

penulis akan melacak data atau informasi kepada para alumni.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian

ini adalah:

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab dengan pihak terkait yang dikerjakan secara sistematis dan

berlandaskan kepada tujuan peneliti.18

Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode wawancara etnografi yaitu wawancara yang

menggambarkan sebuah percakapan persahabatan. Metode ini

memungkinkan seorang peneliti mewawancarai orang tanpa kesadaran

orang-orang itu dengan cara sekedar melakukan percakapan biasa, akan

tetapi memasukkan beberapa pertanyaan di dalamnya.19

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

dokumen tertulis, gambar maupun eletronik.20

Metode ini digunakan

untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang dekat dengan gejala

yang akan dipelajari, yaitu tujuan tradisi pembacaan sūrah al-Haṣyr di

Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Bogor dalam berinteraksi dengan al-

Qur‟an.

Dari metode pengumpulan data diatas, maka data yang diperoleh

adalah berupa data primer dan data skunder.21

1) Data primer

18

Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: BPFE, 1998), h. 62 19

James P. Spradley, Metode Etnografi, terj. Misbah Zulfa Elizabeth, h. 85 20

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 221. 21

Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h.

132

Page 24: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

8

Data primer adalah data pokok dalam penelitian ini. Yang

termasuk data primer dalam penelitian ini adalah yang diperoleh dari hasil

observasi dan hasil interview.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bukan

asli memuat informasi atau data tersebut. Data sekunder diperoleh lewat

pihak-pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek

penelitian.22

4. Analisis Data

Metode analisis data yang akan digunakan penulis untuk

menganalisa informasi-informasi mengenai pembacaan al-Qur‟an surah

al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman

adalah analisis deskripsi-analisis. Analisis deskripsi adalah menganalisis

data yang telah dideskripsikan dengan cara membangun tipologi.

Kaitannya dengan penelitian ini adalah, penulis akan memaparkan data

yang telah diperoleh dari hasil wawancara saat di lapangan yaitu dengan

mengklasifikasi objek penelitian yang meliputi siapa saja yang melakukan

dan mengikuti tradisi pembacaan al-Qur‟an sūrah al-Haṣyr sebagai

kegiatan rutin santri Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding

School.

Adapun analisis eksplanasi adalah analisis yang digunakan untuk

mencari alasan dan motif serta apa yang melatarbelakangi adanya tradisi

pembacaan al-Qur‟an tersebut di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman.

Berikutnya adalah maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan

rutin santri pembacaan al-Qur‟an surat al-Hasyr tersebut.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung kepustakaan dalam penelitian ini penulis

mengambil beberapa karya tulis yang membahas tema yang sama atau

memiliki kemiripan dengan penelitian yang dibahas oleh penulis. Diantaranya

penulis mendapatkan skripsi yang ditulis:

22

Syaifuddin Anwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), h. 91

Page 25: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

9

Pertama, Ahmad Zainal Musthofah denganmengangkat judul “Tradisi

Pembacaan al-Qur‟an Surat-surat Pilihan (Kajian Living Qur‟an di PP.

Manba‟ul Hikam, Sidoarjo)”. Dalamskripsi tersebut, penulis membahas

tentang tradisi/amalan pembacaan surah-surah pilihan yaitu surat al-Waqi‟ah,

surat Yaasin, dan surat al-Kahfi. Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan

pada maknapraktik pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan bagi para

pelaku.Makna dari pembacaan tersebut berdasar pada teori sosiologi

pengetahuan Karl Mannheim, yakni makna obyektif sebagai kewajiban yang

telah ditetapkan, makna ekspresif yang berbentuk pembelajaran,fadilah dan

keutamaan, sedangkan makna documenter sebagai satu kebudayaan yang

menyeluruh. Adapun fungsi dari pembacaan tersebut jika merujuk pada teori

fungsionalisme sosial Durkheim,maka menunjukkan makna solidaritas sosial

baik solidaritas sosialorganik maupun solidaritas sosial mekanik.23

Peneliti menjadikan skripsi tersebut sebagai penelitian yangrelevan

karena dalam pembahasan sama-sama menyangkut tema tentang living

Qur‟an hanya saja kajian skripsi ini di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman,

sedangkan skripsi Ahmad Zainal Musthofah di PP.Manbaul Hikam, Sidoarjo.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Sholichin dengan mengangkat judul

“Istighosah (Makna Istighosah Menurut Pondok Pesantren Thoriqul Huda

Cekok Babadan Ponorogo)”.Penulis skripsi tersebut membahas tentang

dalil,penerapan dan makna istighosah di Ponpes Thoriqul Huda dengan

penemuan tiga poin permasalahan utama yaitu; (1) Dalil yang digunakan

adalah ayat al-Qur‟an surah asy-Syu‟aro‟ ayat 30 dan surah al-Ma‟idah ayat

35.(2) Penerapannya adalah dengan membaca tawassul, asma‟ al-husna,

istighfar, dzikir-dzikir pilihan dan do‟a. (3) Makna istighosah menurut warga

Pondok Pesantren Thoriqul Hudaadalah pendekatan diri, pembentuk

kepribadian dan ta‟awun (tolong menolong).24

Ketiga, judul Buku karya Ibrahim Eldeeb dengan judul "Be A Living

Qur'an Petunjuk Praktis Penerapan Ayat-Ayat Al Qur'an dalam Kehidupan

23

Ahmad Zainal Musthofah,” Tradisi Pembacaan al-Qur‟an Surat-suratPilihan ( Kajian

Living Qur‟an di PP. Manbaul Hikam, Sidoarjo).” Skripsi FakultasUshuluddin dan Pemikiran Islam

(Yogyakarta: 2015). 24

Sholichin,”Istighosah (Makna Istighosah Menurut Pondok PesantrenThoriqul Huda Cekok

Babadan Ponorgo)”, Skripsi Jurusan Ushuluddin, (Ponorogo:2013).

Page 26: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

10

Sehari-Hari" Buku ini merupakan buku terjemah dari bukuyang ditulis

dengan judul aslinya "Mayru'yuk Al-Khas Ma'a Al Qur'an"yang berisi

langkah-langkah maupun petunjuk yang mudah dilakukan oleh umat Islam

untuk semakin cinta terhadap Al Qur'an sebagai satu-satunya kitab yang tidak

ada yang menandinginya atas kebenaran yang terdapat didalamnya. Buku ini

tidak hanya membahas Living Qur'an dalam tataran terminologi, tetapi lebih

pada bentuk konkret yang ada di masyarakat muslim, seperti anjuran

membaca al-Qur'an dan menghafal al-Qur'an. Selain itu, buku ini juga

membahas ilmu-ilmu Al-Qur'an seperti Nasikh, Mansukh, Muhkam,

Mutasyabih, Asbabun nuzul dan semacamnya.25

Keempat, Skripsi Mohammad Ali Wasi' mengangkat judul "Fenomena

pembacaaan Al Qur‟an dalam Masyarakat (Studi fenomenologis atas

masyarakat Kampung Srumbung, Kelurahan Segoroyoso, Kabupaten Bantul,

Yogyakarta). Dalam Skripsi tersebut membahas tentang Al Qur'an dijadikan

sebagai obat untuk mengobati penyakit tertentu. Kemudian dalam skripsi

tersebut terdapat dua factor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan

masyarakat dengan semangat Al Qur‟an yaitu:

1. Faktor internal yakni memiliki hubungan dengan

kepribadianyangkuat dalam sikap keberagaman masyarakat

Srumbung.

2. Faktor eksternalnya adalah yang memiliki hubungan social

kemasyarakatan.26

Kelima, Skripsi yang berjudul “Peringatan Tradisi Maulid Nabi

Muhammad SAW serta Pembacaan Kitab Al-Barzanji di Desa Pegandon

Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal”.Karya Noor Aula Kamaluddin

Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang FakultasUshuluddin Jurusan Aqidah

Filsafat.Dalam Skripsi ini menjelaskanmengenai Persoalan hukum mengenai

peringatan tradisi Maulid Nabisertapembacaan kitab Al-Barzanji pada

dasarnya adalah persoalankhilafiyah. Meskipun demikian, bahwa dalam

25

Ibrahim Eldeeb, Be A Living Qur'an "Petunjuk Praktis Penerapan Ayatayat Al

Qur'andalam Kehidupan Sehari-hari", (Jakarta: Lentera Hati, 2009) cet. I, p.127-30. 26

Moh Ali Wasi', "Fenomena pembacaaan Al Qur‟an dalam masyarakat (Studi

fenomenologis atas masyarakat pedukuhan Srumbung, Kelurahan Segoroyoso, Pleret, Bantul)”,

Skripsi Jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir UIN SUKA, (Yogyakarta: 2010).

Page 27: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

11

dimensi penerimaantradisimaulid nabi serta pembacaan kitab Al-Barzanji

banyak aspekyang menyertainya,seperti aspek teologi, tradisi,kultur,

bahkanpolitik.27

G. Sistematika Penulisan

Penelitian yang berjudul “Living Qur‟an di Pesantren: (Tradisi

Pembacaan Sūrah al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah di Yayasan Al-

Ashriyyah Nurul Iman Bogor)” ini penyusun membaginya ke dalam bab dan

dalam tiap bab tersebut terdapat sub bab yang akan diuraikan secara naratif

mulai dari bab pertama hingga bab kelima, yaitu:

Bab pertama berisi pendahuluan sebagai gambaran umum penelitian

yang dilakukan oleh penulis.Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang

memuat tema kajian yang akan diteliti. Rumusan masalah merupakan penegasan

terhadap apa yang terkandung dalam latar belakang masalah. Tujuan dan

kegunaan penelitian yang diharapkan terhadap tercapainya penelitian ini.

Metode penelitian merupakan penjelasan langkah-langkah yang akan ditempuh

dalam mengumpulkan dan menganalisis data dan berisi jenis penelitian, sumber

data, teknik pengumpulan data dan analisis data. Tinjauan pustaka sebagai

penelusuran terhadap literatur yang telah ada sebelumnya. Terahiradalah

sistematika penulisan sebagai upaya memudahkan penelitian sekaligus

penulisan.

Bab kedua berisi tentang gambaran umum tentang Yayasan al-Ashriyyah

Nurul Iman, kondisi sosial masyarakat sekitar, keadaan santri dan aktivitas

santri,Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman. Pemaparan tersebut dilakukan dengan

alasan untuk lebih mengenal Yayasan dan bagaimana kondisi sosial masyarakat

sekitar.

Bab ketiga berisi tentang pembacaan dan pengajaran al-Qur‟an di pondok

pesantren di Indonesia berikut pengajaran dan pembacaan al-Qur‟an di Yayasan

al-Ashriyyah Nurul Iman. Pemaparan dalam bab ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana pengajaran al-Qur‟an di pondok pesantren di

Indonesia hususnya di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman.

27

Noor Aula Kamaluddin, “Peringatan Tradisi Maulid Nabi Muhammad sawserta Pembacaan

Kitab al-Barzanji di Desa Pegandon Kecamatan PegandonKabupaten Kendal”, Skripsi, Jurusan

Aqidah Filsafat IAIN Walisongo, (Semarang: 2008).

Page 28: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

12

Bab keempat berisi tentang deskripsi dan asal mula pembacaan al-Qur‟an

sūrah al-Kahfi, ar-Rahman, dan as-Sajadah, pola bacaan sūrah al-Kahfi, ar-

Rahman, dan as-Sajadah, waktu dan prosesi pembacaan surah al-Kahfi, ar-

Rahman, dan as-Sajadah, serta motivasi pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, ar-

Rahman, dan as-Sajadah di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman. Bab ini

merupakan ide pokok skripsi. Karena dalam bab ini data akan diolah kemudian

dibahas atau dikaji masalah yang berkaitan dengan tradisi pembacaan sūrah al-

Kahfi, ar-Rahman, dan as-Sajadah di Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman.

Bab kelima penutup yang merupakan bagian ahir dari penelitian living

Qur‟an ini yang di dalamnya memuat kesimpulan dan saran-saran yang

diharapkan dapat menjadi perhatian untuk penulis penelitian selanjutnya.

Page 29: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

13

BAB II

YAYASAN AL-ASHRIYYAH NURUL IMAN: GAMBARAN UMUM

A. Profil Yayasan

1. Letak

Yayasan Al-Asyriyyah Nurul Iman Parung terletak di Jl. Nurul Iman No.

01 Rt. 001 Rw. 001. Desa Warujaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat 16330. Telp.088210864720 / Fax. (0251) 8542878

www.nuruliman.or.id

2. Visi

Menciptakan tatanan sosial yang baik dengan upaya penyelenggaraan

pendidikan bebas biaya yang berkualitas.

3. Misi

Melahirkan kader muda yang kredibel, berdedikasi tinggi dan siap

menghadapi segala tantangan zaman dengan pembekalan keilmuan agama dan

umum yang disempurnakan dengan life skill dan dilandasi kualitas spiritual yang

baik.

A. Biografi Pendiri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman28

Habib Saggaf lahir di Dompu, Nusa Tenggara Barat dari pasangan,

Habib Mahdi bin Idrus bin Syekh Abu Bakar bin Salim dengan Syarifah Balqis

binti Hasan bin Solah bin Salim Al Idrus hari rabu, 15 Agustus 1945, dua hari

menjelang kemerdekaan Republik Indonesia dan sebagai anak sulung dari

sebelas bersaudara.

Ia mulai memasuki jenjang pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama di tanah kelahirannya. Di dalam masa sekolahnya dia

dikenal sebagai anak cerdas serta selalu mendapatkan nilai tertinggi di kelasnya.

Hal ini pun terlihat dari banyaknya teman beliau yang sengaja datang ke

rumahnya untuk minta diajarkan.

Suatu ketika tengah tertidur di pangkuan ibunya, beliau bermimpi langit

bolong (terbelah) dan muncul suara memanggil – manggil namanya. Ketika ia

terbangun, diceritakan kejadian dalam mimpi itu kepada Ibuanya. Serentak sang

28

Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar bin Salim.

Page 30: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

14

Ibu menjawab “kau akan pergi jauh”. Sore itu juga beliau dikabarkan akan

berangkat ke Malang diantar Habib Abu Bakar Al Mukhdor, seorang pedagang

kuda yang juga teman dekat Habib Mahdi yang bermukim di Situbondo.

Gaya hidupnya yang serba berkecukupan berubah total ketika mulai

menapakkan kakinya untuk menuntut ilmu Allah pada Guru besar Pondok

Pesantren Darul Hadist, Al Habib Abdul Qadir Bil Fagih di Malang selama 13

tahun. Pada masa pembelajarannya dia sagatlah rajin dan perihatin, setiap hari

beliau menyapu dan membersihkan lingkungan pondok. Waktunya tak pernah

beliau lalui kecuali hanya untuk ilmu. Karena kesungguhannya dalam belajar,

hanya dalam waktu dua tahun delapan bulan dia sudah diangkat mengajar fikih,

nahwu, hadits, bahasa Arab dan cabang ilmu lainnya serta menjadi pengajar

paling disukai karena kelebihannya dalam public speaking hingga banyak santri

yang tidak ingin melewatkan mata pelajaran yang beliau ajarkan.

Setelah lulus di Pesantren Darul Hadits beliau pergi ke Timur Tengah,

berguru pada Syekh Muhammad Balqaid di Aljazair selama 9 bulan. Di Bahrain

selama 6 bulan. Selanjutnya beliau berguru kepada Syekh Nadimul „Ash di

Baghdad, Irak selama 9 bulan dan i‟tikaf di masjidil Haram, Mekkah kepada

Syekh Ahmad Assaggaf selama 5 tahun.29

Menurut cerita salah satu pengurus Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman

Habi Saggaf bermimpi bahwa Rasulullah memintanya untuk ke Indonesia

karena di sanalah ada barakat. Ia kemudian mendirikan Pondok Pesantren Ar-

Rahman di Dompu. Setelah itu, beliau mendirikan juga Pondok Pesantren

internasional Nurul Ulum di Kali Mas Madya, Surabaya. Pondok Pesantren

Nurul Ulum banyak menerima murid dari Singapura, Malaysia, Brunei

Darussalam, dan Afrika. Sejak saat itu, undangan ceramah banyak datang dari

negara tetangga. Ratusan ribu jama‟ah selalu memadati majelis beliau baik di

Singapura maupun negara lainnya.30

Kesempurnaan ilmunya di semua bidang, menuntutnya untuk

mengeluarkan fatwa tentang permasalahan agama yang terkini, dan salah satu

fatwanya adalah berkenaan ginjal dan Beliau menjadi orang pertama yang

29

Diambil dari hasli observasi lapangan pada tanggal 2 April 2019 03:00 WIB 30

Wawancara dengan Ustadz Ali Mutakin bagian Akaademik I STAI Nurul Iman, pada tanggal

7 April 2019

Page 31: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

15

menfatwakan bahwa organ tubuh manusia boleh di transfer ke orang lain, sedang

banyak ulama termasuk mufti singapura yang tidak sepakat dengan

pandangannya pada saat itu, sehingga masalah merambat kepada lembaga

pendidikannya yang lantas ditutup serta membatasinya pemerintah singapura

kepada dakwah beliau.

Akhirnya tahun 1980 an ia memutuskan untuk membuka Majlis Ta‟lim

di Bintaro, Jakarta tepatnya di masjid agung bintaro. Jamaahnya mencapai

ribuan orang bahkan sampai memenuhi hingga keluar masjid. Namun tahun

1998 Negara Indonesia mengalami krisis ekonomi, berbagai konplik pun mulai

muncul di Jakarta sehingga hal ini berdampak juga dengan keadaan keamanan di

bintaro. Akhirnya 14 Mei 1998 Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar

bin Salim beserta Istri tercinta Umi Waheeda memutuskan untuk tinggal di

Parung Bogor, dan mulai merintis untuk mendirikan Pondok Pesantren Al

ashriyyah Nurul Iman.

Habib Saggaf wafat pada hari Jumat, 12 November 2010 bertepatan 05

Dzul Hijjah 1430 H. Meninggalkan sejuta jejak indah untuk diteladani oleh para

santri dan kini estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman

berada di tangan sang istri tercinta, Umi Waheeda binti Abdul Rahman, S.Psi,

M.Si, bersama tujuh anaknya.

B. Biografi Umi Waheeda binti Abdul Rahman

Umi Waheeda lahir di Singapura, 14 Januari 1968 dari pasangan Ibu

Safinah binti Abdurrahman dan Bapak Abdurrahman bin Adnan. Beliau memiliki

darah Banyumas-Ponorogo dari garis ibu dan melayu dari ayahnya dan

merupakan putri pertama dari 4 bersaudara yaitu: 1). Waheeda binti Abdul

Rahman 2). Zakhina binti Abdul Rahman 3). Umar bin Abdul Rahman dan 4).

Sai bin Abdul Rahman.

Umi dibesarkan di Queens Town dan hidup di lingkungan modern serba

ada. Meski demikian, anak pertama dari keempat bersaudara ini selalu memegang

teguh prinsip hidupnya bahwa ia selalu “do the best and be the best”. Masa kecil

beliau dihabiskan bersama keluarga dan adik-adiknya yang selalu

memprioritaskan pendidikan di atas segala-galanya. Umi kecil merupakan anak

yang berprestasi dan berbakat hampir disemua mata pelajaran terutama dalam

Page 32: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

16

bidang olahraga dan bahasa inggris. Tak terhitung piala yang ia persembahkan

bagi kedua orang tuanya sebab umi pun beberapa kali sukses menjuarai

olimpiade fisika, tari melayu serta cabang olahraga lari.

Setamatnya dari Anglo Chinese Junior dan Secondary School, Umi

melanjutkan studi di Cresent Girl School, mengambil jurusan sastra Inggris

dengan O level Cambridge. Di tempat ini prestasi umi semakin meningkat

terlebih ditunjang kemampuan bahasa Inggris yang baik.

Setelah tiga tahun menghabiskan masa remajanya di college, Umi

memutuskan untuk menuntut ilmu agama dan nyantri di Indonesia, tepatnya di

Darul Ulum International School di Surabaya. Selama berguru bersama As-Syekh

Habib Saggaf, Umi telah mempelajari berbagai macam ilmu agama dan sukses

melakukan transliterasi beberapa kitab kuning ke dalam bahasa inggris. Dalam

perjalanan selanjutnya Umi mulai menghafal al-Qur‟an dan tidak lama kemudian

beliau memutuskan untuk menikah dengan Abah pada tanggal 5 Mei 1988 di

Singapura.31

C. Program Pengembangan

Seperti layaknya lembaga pendidikan lainnya, pesantren ini juga

memiliki program pengembangan untuk masa datang baik dalam bidang

pendidikan maupun dalam pengembangan bangunan di lingkungan Pondok

Pesantren. Untuk pendidikan, pesantren ini memiliki program untuk

mewujudkan SDM yang berkualitas tinggi dalam keimanan dan ketakwaan,

menguasai IPTEK yang menjadi tumpangan hidup didunia, oleh sebab itu

diadakannya kursusu-kursus di luar pendidikan formal dalam pembelajaran

keseharian para santri seperti diadakannya kursus bahasa, kursus komputer,

kursus menjahit, pelatihan pertanian, pemanfaatan sampah-sampah menjadi

bahan bangunan, peternakan ikan dan lain-lain.

Para santri dituntut untuk mampu menguasai minimal empat bahasa yaitu

bahasa arab, inggeris dan mandarin untuk bekal panduan pelepasan mereka

kelak. Dengan modal awal seperti inilah yang terektur pada dirimereka agar

mampu memproyeksikan ilmu dunia dan ilmu akhirat, serta mampu

mengaktualisasikannya dalam masyarakat dengan menyiapkan calon pemimpin

31

Diambil dari hasil observasi lapangan pada tanggal 2 April 2019 03:00 WIB

Page 33: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

17

masa depan yang menguasai IPTEK, mempunyai daya juang tinggi, kreatif,

inofatif dan tetap di landasan iman dan takwa yang kuat, karena itu yayasan

berusahamengembangkan kreatifitas serta meningkatkan pengetahuan dan

profesional tenaga kependidikan sesuai perkembangan dunia pendidikan yang

menjadikan Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman sebagai pondok percontohan di

seluruh indonesia dalam pengembangan pengajaran IPTEK dan IMTAK

bagipendidikan lembaga lainnya.

Untuk program pengembangan pembangunan, pesantren ini memiliki

program untuk menambah asrama untuk anak-anak tinggal, karena anak- anak

tidur di masjid dan tempat-tempat yang terbuka baik anak laki -laki maupun

perempuan mengingat belum cukupnya asrama-asrama sebagai tempat yang

layak untuk tempat tinggal.

Di samping itu karena pendidikan ini pendidikan padat karya, Dia (Al

Syekh Habib Saggaf bin Mahdi) mendidik anak-anak untuk belajar cara membuat

roti, tahu, tempe, kecap, sabun dan tata cara jahit-menjahit. Dia sangat

membutuhkan sarana-sarana yang memudahkan terlaksananya pendidikan

tersebut.32

D. Kepesantrenan

Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman telah melakukan penyelarasan dan

modernisasi diberbagai sektor. Namun pembaharuan tersebut tetap tidak

meninggalkan praktik pengajaran lama (tradisional) yang masih relevan.Karena,

bila dilihat dari sistem pembelajaran dan interaksi antara guru dan murid, pola

pembelajaran pesantren sudah mencapai taraf modern.Namun, sayangnya tolak

ukur kemajuan seringkali hanya dilihat dari bidang sains dan teknologi

belaka.Oleh karena itu, Abah dan Umi (pendiri dan pimpinan) pesantren

melakukan konfigurasi sistemik dan kultural antara metode tradisional dengan

metode konvensional modern.

Dalam praktiknya, Al-Ashriyyah Nurul Iman masih tetap berpegang

teguh pada nilai-nilai Islami dan kesederhanaan yang proporsional. Karena,

sejatinya pesantren mempunyai prinsip yang sudah lama mengakar kuat, yaitu:

“al-muhafadzah „ala qadim as-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah”, yaitu

32

H.M. Suparta, “Manajemen Ekonomi Pondok Pesantren:Studi PP Al-Ashriyyah Nurul Iman

Parung,” Majalah Hikmah, Vol. XI, No 2, 2015, h. 67.

Page 34: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

18

tetap memegang tradisi lama yang positif dan mengimbanginya dengan

mengambil hal-hal baru yang positif pula. Sehingga dinamika sekaligus

problematika yang muncul kemudian dapat seirama dengan watak asli kultur

pesantren yang khas.

Secara garis besar, management system Al Ashriyyah Nurul Iman dibagi

dalam tiga bidang, yaitu: bidang kepesantrenan, bidang pendidikan, dan bidang

wirausaha. Semuanya itu mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-masing,

namun tetap merupakan satu kesatuan.

Bidang kepesantrenan mempunyai tupoksi untuk mengurus kegiatan

santri di asrama dan semua fasilitas yang digunakan sebagai sarana tempat

tinggal santri. Di dalamnya tercipta sebuah integrasi dari rangkaian sosialisasi

dan interaksi antara santri dengan lingkungannya sebagai proses asuh berjalan,

melatih kemandirian, kedisiplinan, dan lain-lain. Selain itu, santri yang telah

memasuki tahap dewasa diserahkan tanggungjawab untuk membimbing adik-

adik kelasnya sebagai pengayom dan panutan yang akan membangun mental

positif santri, demi memupuk karakter dan akhlaqul karimah.33

E. Kondisi Sosial Masyarakat Sekitar

Yayasan al-Ashriyyah Nurul Iman berada di kawasan pedesaan dengan

penduduk mayoritas mata pencahariannya mengandalkan penjualan daun melinjo

dan ikan tawar pada saat itu. Keberadaan yayasan ini sangat membantu anak-anak

sekitar untuk mengikuti kegiatan belajar karena tidak harus mengeluarkan biaya

pendidikan. Hal ini yang memberikan keringanan pada setiap warga desa.Saat ini

sebagian warga di sekitar Yayasan banyak yang membuka warung.

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sumiati, salah satu warga sekitar

Pesantren yang tinggal jauh sebelum Pesantren Nurul Iman berdiri:

“Dulu sebelum ada Pesantren ini, tempat itu merupakan ladang yang

sangat luas, ada beberapa warga keturunan Tionghoa yang tinggal di

pojokan Pesantren itu tapi sudah meninggal, tapi saat ini sudah nggak ada

lagi orang Tionghoa di sekitar sini. Biasanya sebagian warga sekitar untuk

mencari penghidupan dengan berjualan daun melinjo atau beternak ikan

tawar kemudian di jual tapi ya ngga seberapa. Kalau sekarang banyak

33

Irfan Nurfalah, “Pusat Kepesantrenan”, diakses dari http://nuruliman.or.id/pusatkepesantrenan/,

pada tanggal 2 April 2019 11:00 WIB.

Page 35: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

19

yang merantau kaya ke Jakarta misalnya gitu. Yang tinggal disini juga

sudah banyak yang jualan.34

Diungkapkan juga oleh Ibu Nurul yang rumahnya bersebelahan dengan

Pesantren, beliau berkata bahwa ketika Pesantren ini berdiri keadaan warga jadi

semakin baik, setiap minggu Habib Saggaf bin Mahdi, pendiri Pesantren selalu

mengundang warga sekitar untuk menghadiri pengajian atau majlis ta‟lim yang

dipimpin langsung oleh Habib Saggaf, namun sepeninggal dia kebiasaan tersebut

sudah tidak ada lagi.

“Sebelum Habib meninggal, setiap minggu semua warga apalagi ibu-ibu di

sekitar Pesantren ini berkumpul di Masjid santri putra untuk

mendengarkan ceramahnya, dulu sebagian warga yang kurang baik

menjadi berubah dengan sering mengikuti kajian beliau. Beliau sangat

sholeh dan baik. Di Pesantren ini pas Habib Saggaf masih ada banyak

anak-anak warga yang mondok, tapi pas beliau ngga ada sudah sangat

sedikit anak-anak warga sekitar yang mondok disini banyakan dari kota-

kota kaya Jakarta, Tangerang, Bekasi dll. Terus sudah ngga ada majlis

ta‟lim lagi sekarang.35

F. Kegiatan Santri

Salah satu fungsi Pesantren diantaranya adalah untuk mencetak generasi

teladan, berilmu dan berahlak mulia ketika kelak sudah hidup bermasyarakat.

Untuk itu Pesantren menyusun kegiatan-kegiatan yang akan membentuk para

santri menjadi pribadi yang dewasa, mandiri, berilmu, dan menguasai berbagai

macam ilmu. Seperti kajian kitab kuning misalnya yang sudah mencari ciri has

sebuah Pesantren.

Tidak jauh berbeda dengan Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman yang

sudah memiliki agenda harian tersendiri yang telah diwajibkan oleh Pesantren.

Seperti halnya yang diungkapkan oleh Khairunnisa bahwa:

“Kalau untuk kegiatan secara umum si sama seperti Pesantren-pesantren

lain. Kegiatan kita dari pengasuh Pesantren itu yakni dari Abah, kita kan

memanggil beliau itu Abah ya, namun karena beliau sudah wafat maka

semua yang menghandle semua integrasi di Pesantren itu Umi, istri

beliau. Mulai kita dari bangun tidur jam empat, ngga boleh bangun

kurang dari jam empat. Kenapa, karena ditakutkan nanti kita belajarnya

ngantuk gitu. Misalnya ada santri yang mau bangun jam dua atau jam

34

Wawancara dengan Ibu Sumiati, di Parung, Bogor pada tanggal 1 April 2019 pukul 08:00

WIB. 35

Wawancara dengan Ibu Nurul, di rumahnya Parung, Bogor pada tanggal 1 April 2019 09:00

WIB.

Page 36: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

20

tiga itu tidak diperbolehkan karena Abah sendiri kita itu wajibnya belajar

bukan salat Tahajjud karena hanya sunnah saja. Jadi jam empat kita

bangun terus salat Subuh berjamaah, setelah salat Subuh kita bersama-

sama membaca doa fajar, kemudian membaca Yaa Hayyu Yaa Qayyum

empat puluh kali, dan asmaul husna, lalu wirid biasa yang agak panjang

kemudian membaca surah pilihan yang berbeda-beda setiap harinya. Itu

selalu dibaca setiap hari di waktu Subuh. Biasanya kita selesai semuanya

jam enam kurang seperempat, dilanjut kita makan pagi terus kita ta‟lim

jam tujuh semua masuk kelas dan pulang jam dua belas kurang

seperempat. Setelah itu kita bersiap wudlu untuk salat Dzuhur dan wirid

yang agak panjang juga hingga jam satu. Kemudian semua santri makan

siang. Nah setelah makan siang ini sebagian kita ada yang mengikuti

kegiatan ekstrakulikuler gitu sampai jam dua kita sekolah lagi setengah

empat sore kemudian persiapan salat Asar, wirid sampai jam lima. Disitu

kan ada waktu satu jam sebelum Maghrib ya, kalau dari kami Mahasiswi

itu ada kusrsus. Ada bermacam-macam kegiatan kursus, diantaranya

bidang bahasa, bidang jasa, tata boga dll. Lalu seperti biasa kita salat

Maghrib, wirid, baca Yaasin terus dilanjut salat Isya‟ biasanya kita

selesai sampai jam delapan lewat seperempat, baru kita makan malam

dan pas jam sembilan tepat itu kita sudah harus tidur. Karena kalau

tidurnya lambat dihawatirkan kita besoknya pas kegiatan itu ngantuk dan

tertidur.36

Begitupu dengan M. Rifki Abdillah yang mengatakan bahwasanya

kegiatan harian santri putra tidak jauh berbeda dengan santri putri mulai dari

bangun tidur sampai tidur lagi:

“Secara umum kegiatan santri putra ya tidak jauh berbeda dengan

kegiatan santri putri. Kita bangun kurang lebih jam empat lalu salat

Subuh, wiridan setelah itu kita sekolah masing-masing kira-kira dari jam

tujuh sampai jam sebelas kemudian bersiap untuk salat Dzuhur, setelah

itu makan siang dilanjutkan dengan ta‟lim diniyah sampai kira-kira

setengah empat lanjut salat Asar. Diantara salat Asar dan salat Maghrib

itu kita istrahat, ada beberapa orang yang ekskul ada juga yang istrahat

seperti biasa, setelah itu kita lanjut salat Maghrib sampai Isya‟ diantara

Maghrib dan Isya‟ itu kita ada pembacaan surah Yaasin bersama serta

bimbingan membaca al-Qur‟an atau yang sering kita sebut dengan BMQ.

Setelah salat Isya‟ kita makan malam kemudian tidur, setiap hari seperti

itu.37

Pada umumnya kegiatan-kegiatan di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman

tidak jauh berbeda dengan Pesantren lain, namun disini penulis menemukan

bahwa di Pesantren Nurul Iman tidak diperkenankan untuk bangun jam tiga pagi

36

Wawancara dengan Khairunnisa, di STAI Nurul Iman Parung Bogor pada tanggal 2 April

2019, 04:00 wib 37

Wawancara dengan M. Rifki Abdillah di kantor TU STAI Nurul Iman Parung Bogor pada

tanggal 2 April 2019, 06:00 WIB

Page 37: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

21

untuk salat Tahajjud, karena menurut santrinya pendiri Yayasan yakni Habib

Saggaf pernah berkata bahwasanya salat Tahajjud itu sunnah yang wajib itu

belajar. Jadi kalau bangunnya terlalu pagi nanti dihawatirkan ketika KBM santri

akan mengantuk dan tidak mendengarkan guru-gurunya berbicara.

Page 38: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

22

BAB III

PEMBACAAN AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN INDONESIA

A. Pengertian Membaca Al-Qur’an

Membaca adalah salah satu cara membaca cepat dan tepat, bukan hanya

mendapatkan gagasan utama, sedangkan teknik yang digunakan adalah baca-layap

(skimming).38

Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang

berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan.39

Membaca bukanlah suatu kegiatan pembelajaran yang mudah. Banyak faktor yang

dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca.40

Secara umum faktor-

faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi lingkungan, materi

pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran.41

Ada banyak teknik membaca yang dapat diterapkan untuk dapat mencapai

prestasi membaca yang baik, salah satunya adalah kecepatan membaca.Membaca

memiliki arti penting bagi siapapun, dengan membaca seseorang dapat memperoleh

informasi dan bahkan menambah pengetahuannya. Membaca merupakan salah satu

di antara empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis) yang penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap pemakai bahasa.42

Oleh karena itu, upaya untuk mengajarkan cara membaca kepada anak sangat

penting.Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang

tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang

tertulis.43

Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh

penulis dengan interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan membaca.Makna

bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi berada pada pikiran pembaca.

38

Agus Trianto, Pasti Bisa: Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia, (PT. Gelora

Aksara, Penerbit Erlangga, 2006), h. 68. 39

Meliyawati, M.Pd.,Pemahaman Dasar Membaca, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2016), h.

1. 40

Darmadi, Membaca Yuuuk….!: Strategi Menumbuhkan Minat Baca Anak Sejak Usia Dini,

(Jakarta: Guepedia, 2018), h. 115. 41

Septiawan Sentana K, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2007), h. 55. 42

Joko D Muktiono, Aku Cinta Buku: Menumkbuhkan Minat Baca pada Anak, (Jakarta: PT Elex

Media Komputindo, 2003), h. 164 43

Iwan Wahyu Hidayat, dkk., Keterampilan Belajar (Study Skills) untuk Mahasiswa, (Jakarta:

Kencana, 2018), h. 35

Page 39: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

23

Membaca al-Qur‟an dalam makna sebenarnya adalah memahami Quran

dengan baik hingga penerapannya dalam kehidupan kita. Jadi jelas bahwa membaca

adalah hal yang tidak hanya untuk melihat atau menyuarakan namun juga pada

pemahaman dari proses membaca tersebut sebagai makna yang sesungguhnya.44

Sedangkan menurut Ustadzah Herti, salah satu pengurus putri Yayasan Al-

Ashriyyah Nurul Iman, pengertian membaca al-Quran sendiri itu adalah:

“Sebuah aktivitas yang bernilai ibadah dan sangat dianjurkan, karena bagi

yang membaca akan mendapatkan pahala yang berlipat, menjadikan hati

pembaca menjadi tenang, tentram dan damai.”45

Dari kesimpulan para ahli dan pengurus putri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul

Iman, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah memahami hubungan antara kata

dengan kata menjadi sebuah kalimat yang mudah untuk dipahami.Dalam aktivitas

membaca memerlukan tingkat kefokusan yang tinggi.Sedangkan membaca al-

Qur‟an, disamping mendapatkan pemaham tentang al-Qur‟an juga ada nilai ibadah

di dalamnya.

B. Tradisi Membaca al-Quran di Pesantren

Hampir di seluruh pesantren mengajarkan al-Qur‟an, karena al-Qur‟an

memiliki kedudukan yang sangat khusus dalam ajaran Islam. Pengajaran al-Qur‟an di

pesantren biasanya ditekankan pada beberapa hal. Pertama, kemampuan mengenali

dan membedakan huruf-huruf al-Qur‟an (huruf hijaiyah) secara benar. Kedua,

kemampuan untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam al-Qur‟an dengan

fasikh sesuai makhrajnya (tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah dari rongga mulut).

Ketiga, menegrti dan memahami hukum-hukum atau patokan-patokan pembacaan al-

Qur‟an.46

Menurut Martin Van Bruinessen sebelum abad ke-20 belum ada lembaga

semacam pesantren di Kalimantan, Sulawesi dan Lombok. Transmisi ilmu keislaman

di sana masih sangat formal. Anak-anak dan orang dewasa belajar membaca dan

mengahafal al-Qur‟an dari orang-orang kampung yang telah lebih dulu

44

Ali Muhammad Taufiq, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta, Gema Insani Press,

2004), h. 172 45

Wawancara dengan Ustadzah Herti salah satu pengurus putri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul

Iman via telepon pada tanggal 7 April 2019 02:00 WIB 46

Departemen Agama RI, Pola Pembelajaran Di Pesantren (Jakarta: Ditpekapontren, 2003), h.

39.

Page 40: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

24

menguasainya. Kalau ada seorang haji atau pedagang arab mampir ke desa itu, dia

diminta singgah beberapa hari dan mengajarkan kitab agama di masjid setelah

salat47

.

Para ulama di beberapa daerah juga memberikan pengajian umum kepada

masyarakat di masjid dan murid-murid yang yang sangat berminat akan mendatangi

ulama itu di rumahnya dan bahkan tinggal disana untuk belaajar agama. Murid-murid

yang ingin belajar lebih lanjut pergi modok ke Jawa atau ke Makkah jika

memungkinkan. Itulah situasi yang terjadi di Jawa dan Sumatera selama abad-abad

pertama penyebaran Islam. Oleh karena itu, Van Bruinessen meyakini bahwa

pesantren yang muncul pertama kali pada awal abad 18 M yaitu di Jawa tepatnya

Pesantren Tegalsari.48

Mahmud Yunus menganalisis tentang sistem pendidikan Islam pertama di

Indonesia yang memperlihatkan bagaimana al-Qur‟an telah diperkenalkan pada

setiap Muslim sejak kecil melalui kegiatan yang bernama “Pengajian al-Qur‟an” di

surau, langgar dan masjid. Menurut Mahmud Yunus pendidikan al-Qur‟an waktu itu,

adalah pendidikan Islam yang diberikan kepada anak didik, sebelum diperkenalkan

dengan praktik-praktik ibadah (fiqih).49

Sejarah perkembangan pesantren memiliki model-model pengajaran yang

bersifat nonklasikal, yaitu model sistem pendidikan dengan metode pengajaran

wetonan dan sorogan. Di Jawa Barat, metode tersebut diistilahkan dengan

Bendungan sedangkan di Sumatera digunakan istilah Halaqah.50

1. Metode Wetonan (Halaqah)

Metode yang di dalamnya terdapat seorang kiai yang membaca suatu kitab dalam

waktu tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama, lalu santri

mendengarkan dan menyimak bacaan kiai. Metode ini dapat dikatakan sebagai

proses belajar mengaji secara kolektif

2. Metode Sorogan

47

Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat “Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia”, (Bandung: Mizan, 1995), h. 25 48

Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur‟an. Penyunting Samsu Rizal Panggabae

(Ciputat: PT Pustaka Alvabet, 2013), h. 408 49

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1984), h.

54 50

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),

h. 26

Page 41: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

25

Metode yang santrinya mengajukan sebuah kitab kepada kiai untuk dibaca

dihadapannya, kesalahan dalam bacaannya itu langsung dibenarkan oleh kiai.

Metode ini dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar individual.51

Pengajaran al-Qur‟an semakin bertambah pesat meskipun dilakukan

dengan sederhana. Menurut Van Der Chijs, pada tahun 1831 lembaga-lembaga

Islam tradisional-pengajian dan pesantren yang ada pada saat itu mengajarkan

tidak lebih dari pembacaan al-Qur‟an dan hanya sebagian kecil saja murid yang

diajar menulis Arab. Namun kekurangan dari laporan ini adalah tidak

membedakan antara pengajian dan pesantren.52

Pada tahun 1886, Van Den Berg memberikan penjelasan bahwa dari

jumlah lembaga Islam tradisional tahun 1885 sebaanyak 14.929 di Jawa dan

Madura, dengan jumlah murid 222.663 orang, 4/5 dari jumlah tersebut merupakan

lembaga pengajian dasar yang mengajarkan pembacaan al-Qur‟an, kemudian 3000

dari jumlah tersebut merupakan pendidikan menengah yang mengajarkan dasar-

dasar bahasa Arab. Sekitar 300 dari jumlah tersebut digolongkan sebagai

lembaga-lembaga pesantren yang mengajarkan pendidikan pengetahuan agama

tingkat tinggi. Dari berbagai fenomena tersebut, menunjukkan bahwa pengajaran

al-Qur‟an di Jawa terjadi sudah sejak lama.

C. Hubungan Tradisi Membaca al-Quran dengan Kegiatan Lainnya

1. Kegiatan Belajar

a. Ilmu Qira’at Sab’ah

Sebagaimana yang telah penulis jelaskan di awal bab tiga poin A terkait

sejarah pembacaan al-Qur‟an bahwa pada dasarnya ilmu qira‟at menempati urutan

pertama dalam disiplin ilmu-ilmu Qur‟an karena ia memiliki keterkaitan dengan

pelafalan al-Qur‟an. Disamping itu, bangsa Arab pra-Islam juga dikenal sebagai

bangsa yang memiliki pluralitas lahjah (dialek).53

51

Amir Hamzah, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, (Jakarta: Mulia Ofset, 1989),

h. 26. 52

Zamahsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3S,

1995), h. 35 53

Muhamad Ali Mustofa Kamal al-Hafidz, Epistemologi Qira‟at Al-Qur‟an, (Yogyakarta:

Deepublish, 2012), h. 47

Page 42: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

26

Ketika dakwah Islam telah memasuki wilayah Madinah, Nabi

mengajarkan Al-Qur'an dengan ragam bacaan (lahjah) yang berbeda-beda.54

Sebagian sahabat menerima proses pengajaran Al-Qur'an dengan satu huruf,

sebagain lain menerima dua huruf bahkan tidak sedikit yang menerima lebih dari

tiga huruf.55

Sistematika pengajaran Nabi ini terus berlanjut ketika para sahabat

telah menyebar ke daerah di luar jazirah Arab untuk berdakwah. Tidak heran jika

kemudian sebagian sahabat mengkroscek bacaanya kepada Nabi langsung.56

Sebagian pesantren di Indonesia yang secara husus melakukan proses

pengajaran qira‟at sab‟ah diantaranya adalah pesantren Al-Munawwir Krapyak,57

pesantren Qira‟atussab‟ah Limbangan Garut,58

pesantren IIQ (Institut Ilmu al-

Qur‟an),59

pesantren Al-Qur‟an Al-Falah Bandung,60

Sistem pengajiannya secara

Talaqqi seperti pengajian tilawah dan qira‟at. Dengan sistem pengelompokan pada

tahap Tahajji, Mu‟allam, Murattal dan Mujawwad. Sedangkan untuk bidang-

bidang yang lain dilaksanakan secara klasikal dengan menggunakan rujukan

kitab-kitab klasik yang menggunakan bahasa Arab.

Ada juga pesantren Yanbu‟ul Qur‟an Kudus dan Dar Al-Qur‟an Cirebon

adalah dua pesantren yang sampai saat ini tetap istiqamah mengajarkan qira‟at

sab‟ah. Dua pesantren ini memiliki perbedaan dan persamaan tersendiri dalam

mengajarkan metode qiraat saba‟ah. Di pesantren Yanbu‟ul Qur‟an, tahfidz qur‟an

menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki oleh santri qiraat karena proses

talaqqi (pertemuan/berhadapan) dilangsungkan secara bil-ghaib (tanpa melihat al-

Qur‟an) serta tatap muka (face to face). Sedangkan pesantren Dar Al-Qur‟an

Cirebon tidak mengharuskan tahfidz qur‟an sebagai syarat, karena proses talaqqi

54

M.M Al-A‟zami, Sejarah Teks Al-Qur‟an dari Wahyu sampai Kompilasi, (Jakarta: Gema

Insani Press, 2005), h. 171 55

Asfa Davi Bya, Sebening Mata Hati, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2008), h. 59 56

Teguh Iman Perdana, Nge-Friend sama Islam, (Jakarta: MIZAN, 2002), h. 130 57

Didirikan oleh KH. Muhammad Munawwir, saat ini proses pembelajaran qira‟at sab‟ah

diteruskan oleh salah satu puteranya KH. Rd. Najib 58

Didirikan oleh KH. Ma‟mun, seorang ulama yang bertahun-tahun belajar al-Qur‟an di Makkah. 59

Ustadz Fathoni mengadakan pengajian ruti qira‟at sab‟ah setiap dua kali seminggu (hari Senin

dan Rabu malam setelah salat Isya‟) di Masjid Raudhatul Qur‟an IIQ. Masyarakat umum juga

diperbolehkan mengikuti kegiatan ini. 60

Didirikan oleh KH. Q Ahmad Syahid. Beliau adalah seorang kiyai yang pernah menjuarai

MTQ tingkat Nasional pertama pada tahun 1968 yang bertempat di Makasar Ujung Pandang.

Page 43: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

27

dilakukan secara bin-nazar (melihat al-Qur‟an) serta dilakukan secara

berkelompok.61

b. Tradisi Tahfidz di Pesantren Indonesia

Al- Qur'an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah

satu diantaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin

oleh Allah dan dipelihara.62

Jadi, jika al- Qur'an yang ada sekarang ini masih asli

dan murni sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW63

kepada para sahabatnya, hal itu karena Allah yang menjaganya. Penjagaan Allah

kepada al-Qur'an bukan berarti Allah menjaga secara langsung fase-fase penulisan

al-Qur'an, tapi Allah melibatkan para hamba- Nya untuk ikut menjaga Al-

Qur'an.64

Hal ini sudah Allah jelaskan dalam al-Qur‟an:

إنا نحن ن زلنا الذكر وإنا لو لحافظون Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Q.S Al-Hijr [15:9]

Imam Abdul Abbas dalam kitabnya Asy-Syafi menjelaskan bahwa hukum

menghafal Al-Qur‟an adalah Fardu Kifayah. Jika kewajiban ini tidak terpenuhi,

seluruh umat Islam akan menanggung dosanya. Oleh karena itu menghafal al-

Qur‟an (tahfidz Qur‟an) menjadi bagian penting dalam Islam.

Tradisi menghafal dan menyalin al-Qur‟an telah lama dilakukan di

berbagai daerah di Nusantra.65

Pelaksanaan penyalinan al-Qur‟an tidak dapat

dilakukan oleh setiap orang, karena dalam pelaksanaanya diperlukan kemampuan

menulis huruf Arab yang benar.66

Dalam penelitian Puslitbang Lektur Keagamaan

tahun 2003-2005 ditemukan sekitar 250 naskah al-Qur‟an tulisan tangan di

61

Urwah, “Metodologi Pengajaran Qira‟at Sab‟ah: Studi Observasi di Pondok Pesantren

Yanbu‟ul Qur;an dan Dar Al-Qur‟an,” Suhuf, Vol. 5, No. 2, (2012), h. 145 62

Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, (Bandung: Mizan Media Utama, 1994), h. 21. 63

Shabbir Akhtar, Islam Agama Semua Zaman. Penerjemah Rusdi Djana, (Jakarta: Pustaka

Zahra, 2002), h. 91. 64

Muhammad Sayyid Tantawi, Ijtihad dalam Teologi Keselarasan, (Surabaya: JP Books, 2004),

h. 78. 65

M. Syatibi AH, Memelihara Kemurnian al-Qur‟an: Profil Lembaga Tahfidz Al-Qur‟an di

Indonesia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2011), h. 4. 66

M. Jandra, Tashadi, Kanjeng Kyai: Al-Qur‟an Pusaka Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta:

YKII-IAIN Sunan Kalijaga, 2004), h. 48

Page 44: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

28

berbagai daerah nusantara yang diperkirakan merupakan hasil karya ulama

Indonesia dan ulama-ulama tersebut yang diduga hafal al-Qur‟an 30 juz.

Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan AlQur'an adalah

dengan menghafalnya pada setiap generasi.67

Dalam menghafalkan Al- Qur'an ini

tentu tidak mudah, dengan sekali membaca langsung hafal akan tetapi ada

metodenya, dan juga ada berbagai macam problematikanya.68

Menjaga dan

memelihara AlQur'an adalah perbuatan yang sangat mulia dihadapan Allah.

Menghafal Al- Qur'an adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Al-

Qur'an. Oleh karena itu beruntunglah orang-orang yang dapat menjaga Al- Qur'an

dengan menghafal, memahami dan mengamalkan kandungannya.69

Lembaga yang menyelenggarakan tahfidz Qur‟an pada awalnya terbatas di

beberapa daerah, tetapi setelah cabang tahfidz Qur‟an dimasukkan dalam

Musabaqah Tilawatil Qur‟an (MTQ) tahun 1981, lembaga model ini kemudian

berkembang di daerah-daerah Indonesia. Perkembangan ini tentunya tidak lepas

dari peran serta para ulama penghafal al-Qur‟an yang berusaha menyebarkan dan

menggalakkan pembelajaran tahfidz Qur‟an di lembaga-lembaga seperti pesantren

atau sejenisnya.70

c. Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an

Tradisi memperindah bacaan Al-Qur‟an, dengan suara yang merdu serta

memanjangkan bacaannya sudah dipraktekan sejak zaman Rasulullah saw.71

Bahkan Rasulullah memerintahkan untuk menghiasi bacaan Al-Qur‟an dengan

suara-suara yang merdu serta melagukan bacaannya.72

Para sahabat Nabi ketika itu

mempraktekan seni baca Al-Qur‟an sebagai bentuk ibadah dan untuk lebih

67

M. Mas'udi Fathurrohman, Cara Mudah Menghafal AI-Qur'an Dalam Satu Tahun,

(Yogyakarta: Elmatera, 2012), h. 5- 6. 68

M. Taqiyul Islam Qori, Cara Mudah Menghafal Al-Qur‟an, (Jakarta: Gema Insani, 1998), h.

17 69

Muhammad Sholikhin, Menyatu Diri dengan Ilahi, (Yogyakarta: Pustaka Narasi, 2010), h. 398 70

Muhammad Sholikhin, Filsafat dan Metafisika dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Narasi,

2008), h. 313 71

M. Nashiruddin Al-Albani, Sifat Shalat Nabi, (Jakarta: Gema Insani, 2008), h. 314 72

Tercantum dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:

ث نا يزيد وىو ابن الهاد، عن ث نا عبد العزيز بن محمد، حد ثني بشر بن الحكم، حد د بن إب راىيم، عن أبي سلمة، حد محمما أذن اهلل لشيء ما أذن لنبي حسن الصوت ي ت غنى بالقرآن، يجهر »م، ي قول: عن أبي ىري رة، أنو سم رسول اهلل صلى اهلل عليو وسل

بو Hadis Riwayat Muslim, Shahih Muslim, Bab Istahbab al-tahadditsin, Juz 1, (Beirut: Dar Ihya‟

at-Turats al-„Arabi, 261 H), h. 545.

Page 45: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

29

memahami pesan serta makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-

Qur‟an.73

Selain itu, tradisi ini dilakukan oleh para sahabat sebagai bentuk taat

dengan sunnah serta anjuran yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw.74

MTQ bermula dari didirikanya Jam‟iyyatul Qurra‟ wal-Huffazh (perhimpunan

para pecinta seni baca dan para penghafal Al-Qur‟an) oleh ulama besar, penghafal

al-Qur‟an K.H. A. Wahid Hasyim pada tahun 1951.75

Organisasi yang didirikan

oleh Menteri Agama ke-3 ini selanjutnya disingkat JQH dan merupakan badan

otonom dari pengurus besar Nahdlatul Ulama. Organisasi inilah yang merupakan

cikal bakal terwujudnya MTQ secara Nasional, yang saat ini merupakan kegiatan

rutin yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur‟an (LPTQ)

berdasarkan SKB Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri Nomor 19-th

1977/151-1977, yang diawali dari MTQ antar pondok pesantren se-Indonesia dalam

rangka menyambut Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) tahun 1964 di Bandung.

Kemudian ditetapkan menjadi MTQ Nasional secara resmi oleh pemerintah pada

tahun 1968 hingga saat ini.76

Lomba MTQ ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 1968 di Makasar

bulan Ramadan, saat itu hanya melembagakan tilawah untuk dewasa saja yang

kemudian melahirkan Qari‟ Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong

dari Sulawesi Selatan. MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin pada tahun

1969. Sedangkan MTQ ketiga MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta pada tahun

1970 dengan acara yang sangat meriah.

Salah satu ekspresi pembacaan (pengucapan) al-Qur‟an sebagai bentuk artistik

adalah diselenggarakannya Musabaqoh Tilawatil Qur‟an (MTQ). Musabaqah

Tilawatil Qur‟an (MTQ) yang pada awalnya hanya merupakan kegiatan-kegiatan

yang diadakan dalam peringatan hari-hari besar Islam dalam bentuk perlombaan

membaca al-qur‟an dan terkadang divariasikan dengan menambah bacaan

terjemahaan beserta syarahnya yang dikenal dengan MSQ (Musabaqah Syarhil

73

Abu Zakariya Yahya An-Nawawi, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur‟an, (Beirut: Dar Ibnu

Hazm, 676 H), h. 88. 74

Alwi Alatas, dkk., Rahasia Salafus Shalih Mempersiapkan Generasi Penerus, (Surabaya: Bina Qalam Indonesia, 2015), h. 32.

75Moh. Nur Ars, dkk., Sejarah Kota Samarinda, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, 1986), h. 46. 76

Sandy Fardiana,“BPSDM Jabar Menuju Standar Internasional,” artikel diakses pada 19 Januari

2017 dari-http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/16/11/08/ogbjcs371-bpsdm-jabar-

menuju-standar-internasional.

Page 46: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

30

Qur'an). Saat ini kegiatan MTQ/MSQ telah mengalami perluasan makna menjadi

sebuah even yang mencakup banyak cabang perlombaan, seperti Tilawah Al-

Qur‟an,Tahfizh Al-Qur‟an, Tartil Qur‟an, Khattil Qur‟an, Tafsir Qur‟an, Syarhil

Qur‟an, Fahmil Qur‟an, Khutbah Jum‟at / Azan, Kitab Standar, dan lain-lain. Pada

masing-masing cabang itu terdapat golongan dan tingkat-tingkatan pula.

2. Kegiatan Sosial Majlis Ta’lim

Tradisi pengajian sudah ada sejak lama. Di zaman wali songo tradisi

Hindu-Budha di pertahankan dengan menambah unsur islam di dalamnya.77

Pengajian-pengajian adalah salah satu bentuk pembelajaran pendidikan Islam

dan dakwah Islam. Perkembangan zaman yang semakin maju tidak menyurutkan

semangat dakwah Islam. Pengajian sebagai bentuk dakwah dan pendidikan

Islam tradisional pada umumnya terdapat di daerah pedesaan.78

Kehadiran Majelis ta‟lim dalam masyarakat Indonesia sudah menjadi

bagian dari kehidupan sosial yang semakin menguat hadir di tengah-tengah

masyarakat.79

Majelis ta‟lim juga merupakan tempat pengajaran atau

pendidikan agama islam yang paling fleksibal dan tidak terikat oleh waktu dan

bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis

kelamin.80

Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore,

atau malam. Tempat yang digunakannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid,

mushalla, gedung, aula, halaman, dan sebagainya. Selain itu majelis ta‟lim

memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga

pendidikan non-formal.81

Fleksibilitas majelis ta‟lim inilah yang menjadi

kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam

yang paling dekat dengan umat (masyarakat).82

Majelis ta‟lim merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat

antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota

77

Henri Chambert –Loir dan Claude Guillot, Ziarah dan wali di dunia Islam, (Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2007), h. 187. 78

Taryati, dkk., Pemahaman Masyarakat Terhadap Daerah Rawan Ekologi di Kabupaten Sragen

dan Bojonegoro, (Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah, 2011), h. 27. 79

Jajat Burhanudin, Ulama perempuan Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama), h. 182. 80

Ismet Firdaus dan Asep Usman Ismail, Pengamalan al-Qur'an Tentang Pemberdayaan

Dhu'afa, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 86. 81

H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan: Islam dan Umum, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 1991),

h. 118. 82

Elfindri, dkk., Strategi Sukses Membangun Daerah, (Jakarta: Gorga Media, 2008), h. 241.

Page 47: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

31

jamaah majelis ta‟lim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Dengan demikian

majelis ta‟lim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif bagi mereka

yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu, dan kesempatan menimba ilmu agama

dijalur pandidikan formal. Inilah yang menjadikan majelis ta‟lim memiliki nilai

tersendiri dibanding lembaga-lembaga keagamaan lainnya.

Majlis ta‟lim merupakan sebuah institusi keagamaan yang mempunyai

akar kuat dalam masyarakat Islam tradisional Indonesia. Majlis ta‟lim yang

menjamur dalam masyarakat Islam tradisional antara lain didorong oleh

perasaan kewajiban yang dibebankan oleh Allah dan dibarengi oleh penghargaan

yang tinggi dari masyarakat kepada guru-guru pengajian.83

Menurut Hasan Bin Ali hasan Al-Hijazy, masyarakat memiliki peranan

yang besar dalam pembinaan individu. Setiap individu akan terpola dalam

masyarakat dan terpengaruh oleh apa yang ada di dalamnya baik berupa

pemikiran maupun tingkah-laku.84

Majlis ta‟lim ini mengarahkan kepada kegiatan kelompok sosial karena

dalam pengajian ini terjadi interaksi antar individu, ada yang memimpin (da‟i)

dan ada yang dipimpin (mad‟u) dengan menggunakan media tertentu, dalam

teori kelompok sosial situasi yang seperti ini termasuk situasi kebersamaan.85

Slamet Santosa berpendapat bahwa kelompok sosial dengan situasi kebersamaan

dapat dijabarkan suatu kelompok individu yang berkumpul pada suatu ruang dan

waktu yang sama, tumbuh dan mengarahkan tingkah laku yang spontan.86

Terdapat empat fungsi penting majelis ta‟lim, yaitu: (1) sebagai wadah

untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama di masyarakat dan

bertujuan untuk membentuk masyarakat yang bertaqwa kepada Allah, (2)

sebagai wahana wisata rohani, (3) sebagai wadah silaturrahmi, dan (4) sebagai

medium penyampaian gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan ummat dan

bangsa.87

83

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta:

LP3ES, 1983), h. 19 84

Hasan bin Ali Hasan al-Hijazy, al-fikrut Qoyyim, (Beirut: Dar Iqra‟, 1985.), h.221 85

Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, (Bandung: PT Setia

Purna Inves, 2007), h. 91. 86

Slamet Santosa, Dinamika Kelompok, (Jakarta: Bumi Aksara,2006), h.33. 87

Agung Syuhada, Perjalanan Menuju Fitri, (Jakarta” PT Tiga Serangkai, 2007), h. 42.

Page 48: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

32

Keberadaan Majelis ta‟lim ini pun secara formal telah diakui Pemerintah.

Pemerintah secara khusus telah memberikan payung hukum kepada Majelis

ta‟lim ini sebagai pendidikan alternatif yang diakui Negara.88

Hal ini diantaranya

diatur dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Pasal 26 ayat 4 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa: “Satuan

pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok

belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis ta‟lim, serta satuan

pendidikan yang sejenis.”89

Berdasarkan UU tersebut majelis ta‟lim menjadi salah satu lembaga

pendidikan non formal yang berada di bawah binaan Departemen Agama.90

Departemen Agama juga membawahi Badan Kontak Majelis ta‟lim (BKMT),

yang telah menjadi wadah induk bagi sebagian besar Majelis ta‟lim di Seluruh

Indonesia.91

Majelis ta‟limdiatur pula padaPeraturan Pemerintah (PP) nomor 55

tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Hanya saja

pengaturan di dalam PP 55/2007 tersebut memberi batasan bahwa peran Majelis

ta‟lim adalah hanya dalam konteks pendidikan penguatan keimanan dan

ketakwaan (ibadah mahdza), bukan pendidikan yang sifatnya lebih luas tidak

semata keimanan tapi hubungan antar manusia (ibadah ghairmahdzah).92

88

Sofyan Rofi, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish, 216), h. 74. 89

Sumardiono, Homeschooling : Lompatan Cara Belajar, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2007), h. 56. 90

Departemen agama sebagai sebuah lembaga yang mengurusi persoalan keagamaan di

Indonesia mempunyai berbagai bagian di bawahnya, diantaranya terdapat Direktorat Pendidikan Agama

Pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid. Lembaga ini mempunyai tugas untuk melaksanakan

sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama di bidang Pendidikan Agama pada

masyarakat dan pemberdayaan masjid. Dengan ungkapan singkat, direktorat ini membantu Ditjen Bagais

dalam menangani pendidikan jalur luar sekolah (outschool education). 91

Lembaga ini diinisiasi oleh Ibu Hj. Tuti Alawiyah pada 1 Januari 1981 yang pada awalnya

terdiri dari 732 orang pengurus majelis taklim 92

Pasal 21 (ayat 1): Pendidikan Diniyah Non formal diselenggarakan dalam bentuk pengajian,

kitab, majelis taklim, pendidikan al Qur‟an, Diniyah Takmiliyah, atau bentuk lain yang sejenis. Pasal 23

(1)

menyebut “Majelis Taklim atau nama lain yang sejenis bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia peserta didik serta mewujudkan rahmat bagi alam

sementar”. Pasal 23 (2); “Kurikulum Majelis Taklim bersifat terbuka dengan mengacu pada pemahaman

terhadap Al Quran dan Hadiz sebagai dasar untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT serta akhlak mulia”. Pasal 23 (3); Majelis Taklim dilaksanakan di masjid, mushalla atau tempat lain

yang memenuhi syarat.

Page 49: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

33

Page 50: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

34

BAB IV

TRADISI PEMBACAAN AL-QUR’AN DI YAYASAN AL-ASHRIYYAH

NURUL IMAN

D. Tradisi dan Makna Pembacaan Surah Al-Kahfi, Al-Rahman dan Al-

Sajadah.

Secara umum tradisi diartikan sebagai pengetahuan, kebiasaan, doktrin,

praktek, dan lain-lain yang diwariskan turun temurun termasuk cara

penyampaian pengetahuan, doktrin, dan praktek tersebut.93

Dalam bahasa Arab

kata tradisi berasal dari unsure-unsur huruf wa ra tha, yang dalam kamus klasik

disepadankan dengan kata irth, wirth, dan mirath. Semua kata tersebut

merupakan bentuk masdar yang menunjukkan arti “Segala yang diwarisi

manusia dari kedua orang tuanya, baik berupa harta maupun pangkat atau

keningratan.94

Tradisi Islam merupakan segala hal yang datang atau dihubungkan

dengan atau melahirkan jiwa Islam.95

Islam bisa menjadi kekuatan spiritual yang

dapat mempengaruhi, memotivasi dan mewarnai tingkah laku individuanya.Inti

dari sebuah tradisi adalah barakah dan nilai-nilai spiritual di dalamnya.96

Pembacaan al-Qur‟an dimaksudkan sebagai tradisi Islam yang dapat

mendatangkan barakah dari Allah Swt.97

Pembacaan al-Qur‟an pada surah-surah

yang mengandung keutamaan menyiratkan sebagai aktifitas manusia yang

komplek dan tidak mesti bersifat teknis ataupun rekreasional, tapi melibatkan

model perilaku yang sepatutnya dalam suatu hubungan sosial.

Nabi Muhammad yang dipercaya oleh Allah menerima wahyu turunnya

al-Qur;an sangat senang menyibukkan diri bersama al-Qur‟an. Baik dalam salat,

93

Muhaimin, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cirebon, (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 2001), h. 12. 94

Muchtar Rusdi, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia, (Jakarta: Balai Penelitian

dan Pengembangan Agama, 2009), h. 15-16. 95

Dr. Muhammad Imarah, Islam dan Keamanan Sosial. Penerjemah Abdul Hayyie al-

Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 9. 96

Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional hingga Metode

Kritik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), h. 125. 97

Amirullah Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan Membaca al-Qur‟an, (Bandung:

Penerbit Ruang Kata, 2012), h. 62.

Page 51: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

35

tahajjud, kesehariannya beliau memberikan perhatian lebih terhadap al-

Qur‟an.Salah satu kesibukan beliau terhadap al-Qur‟an adalah dengan

membacanya.98

Pembacaan al-Quran di kalangan masyarakat sudah diamalkan bahkan

menjadi suatu tradisi. Sedangkan di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman juga

menerapkan tradisi pembacaan beberapa surah dalam al-Qur‟an diantaranya

adalah surah al-Kahfi, ar-Rahmân, dan as-Sajadah yang menjadi fokus kajian

penulis.

Secara singkat kegiatan tradisi pembacaan surah-surah pilihan al-

Qur‟an termasuk al-Kahfi, al-Rahman, dan al-Sajadah sudah berlangsung selama

Yayasan Al-Ashriyyah berdiri, seperti yang disampaikan oleh ustadz Ali

Mutakin bahwa:

“Kegiatan membaca rutin surah-surah pilihan tersebut sebenarnya sudah

diwajibkan sejak Pesantren ini berdiri, yakni pada tahun 1998, namu baru

berjalan efektif beberapa tahun kemudian. Tujuannya adalah agar para

santri ini terbiasa berinteraksi dengan al-Qur‟an walaupun sudah tidak lagi

di Pesantren ini. Dan itu dibacanya secara berjama‟ah yang dipimpin oeh

Imam Salat, sedangkan yang bertanggung jawab atas berlangsungnya

kegiatan ini adalah devisi Dewan Kesejaheraan Masjid. Sebelum santri

memulai membaca surah-surah pilihan terlebih dahulu kita tawassul,

membaca Faatihah dan Istigasah baru kemudian kita membaca surah

tersebut.”99

Salah satu mahasiswa STAI Nurul Iman, Crehnaldo Septa D mengatakan

bahwasanya dulu ketika baru pertama kali mesantren saat membaca surah al-

Kahfi dari ayat pertama sampai sepuluh itu santri diwajibkan berdiri namun

seiring berjalannya waktu kegiatan tersebut sudah tidak dianjurkan lagi karena

sudah diganti dengan diba‟an atau barzanji:

“Ada tuh di surah al-Kahfi itu kan ada bacaan yang harus berhenti tidak

pada waqafnya. Kalau saya contohkan kayanya agak lama, itu sudah

perintah dari Abah. Jadi kita harus ikut beliau, kalau menurut beliau harus

baca seperti itu maka kita harus mengikutinya.100

"

98

Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca dan Mmepelajari al-Qur‟an.

Penerjemah Taufiqurrahman, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 17 99

Wawancara dengan Ustadz Ali Mutakin, bagian Akademik I STAI Nurul Iman, di STAI

Nurul Iman tanggal 7 April 2019. 100

Wawancara dengan Crehnaldo Septa D mahasiswa STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April

2019 06:30 WIB

Page 52: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

36

Kegiatan pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan di Yayasan Al-

Ashriyyah Nurul Iman ini sudah berlangsung sejak lama, namun menurut

penuturan Ustadza Herti sebagai salah satu pengurus Pesantren, dia mengatakan:

“Sebenarnya dulu itu yang dibaca adalah al-Kahfi, al-Mulk, al-Rahma, al-

Waqi‟ah sama surah Maryam kalau surah al-Sajadah tidak dibarengkan

jadi kalau surah al-Sajadah itu dibacanya pada hari-hari lain bergantian

dengan surah yang lain pula. Sedangkan makna pembacaan surah-surah

tersebut menurut saya pribadi adalah tidak lain karena ketaatan saya

kepada Syaikhul Kabir Abah Habib Saggaf, selain itu juga sangat

bermanfaat untuk melancarkan bacaan al-Qur‟an. 101

Hal ini juga disampaikan oleh Nurhayati mahasiswi STAI Nurul Iman

yang mengatakan bahwa secara pribadi dia tidak mengerti apa makna daripada

surah-surah pilihan tersebut, akan tetapi dia sangat yakin bahwa apa yang

disampaikan oleh gurunya merupakan suatu kebaikan:

“Kalau saya pribadi kurang tahu ya, Ka. Tapi saya yakin guru besar sudah

mengerti dari anjuran yang beliau wajibkan kepada santrinya termasuk

saya, bahwa surah-surah tersebut memang sangat bermanfaat dan

diharapkan nanti setelah berhenti mesantren pun kita masih istiqamah

membacanya. Saya yakin dengan hal itu karena itu merupakan perintah

dari guru besar saya, Ka.102

M. Rifki Abdillah, mahasiswa STAI Nurul Iman mengatakan bahwa ada

beberapa surah-surah pilihan yang dibaca oleh santri setiap harinya, kecuali

pembacaan surah al-Kahfi dibacanya selalu pada hari Jum‟at yang dipimpin

bukan oleh imam Salat tapi oleh bilal:

“Kalau yang diwajibkan yang sehari semalam itu setelah salat Subuh dan

setelah salat Asar nanmun ganti-ganti setiap hari, misalanya setelah

Subuh kita membaca surah al-Waqi‟ah lalu setelah salat Asar itu ad-

Dzariyat ganti-ganti setiap hari. Contohnya pas Sabtu kita membaca

surah ad-Dzariyat, hari Ahadnya kita membaca surah at-Thur, hari Senin

kita membaca surah an-Najm hari Selasa kita membaca surah ar-Rahman

hari Rabu kita membaca surah as-Sajadah hari Kamis kita membaca surah

al-Mulk lalu setelah Maghrib kita membaca surah Yaasin bersama-sama.

Dan husus sebelum salat Jum‟at kita membaca surah al-Kahfi dan surah

al-Jumu‟ah. Kalau surah ar-Rahman dibaca setelah salat Asar, kalau surah

as-Sajadah dibaca setiap hari Rabu setelah salat Asar, sedangkan surah al-

Kahfi dibaca setiap hari Jum‟at sebelum salat Jum‟at. Kalau etika atau

101

Wawancara dengan Ustadzah Herti pengurus pusat untuk santri putri via telepon pada

tanggal 3 April 2019 02:00 WIB 102

Wawancara dengan Nurhayati mahasiswi STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April 2019

04:30 WIB.

Page 53: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

37

gerakan khusus sih tidak ada, hanya saja kita membacanya bersama-sama

yang dipimpin oleh imam Salat dan husus untuk surah al-Kahfi biasanya

dipimpin bukan oleh imam Salat tapi dipimpin oleh mereka yang

menajadi bilal.103

M. Irsyadul Umam mahasiswa STAI Nurul Iman menceritakan

pengalamannya yang semakin membuatnya memiliki keyakinan terhadap

keutamaan surah-surah dalam al-Qur‟an, hususnya surah-surah yang sudah

diwajibkan oleh Pesantren:

“Saya pernah punya pengalaman gitu ya, Ka. Dulu pernah sakit di Bogor

dan saya hanya punya uang dua puluh ribu waktu itu, saya bingung ka

mau bayar darimana untuk biaya rumah sakit. Terus tiba-tiba saudaraku

menelepon dari Jakarta padahal saya tida kepikiran sama sekali untuk

menghubungi dia, saya bilang kalau sedang sakit, dia langsung

menyambangi saya tuh ya. Alhamdulillah habis itu juga saya dapat

tambahan dari dia seratus ribu untuk bekal kembali ke Pesantren. Pernah

juga dulu pas liburan Pesantren bulan puasa sebelum pulang ke ruma saya

mengikuti acara pondok tahfidz di Cisarua selama dua puluh lima hari

terus pulang ke pondok, besoknya sekitar jam sebelas saya jalan kaki ke

Parung untuk beli tiket pas di tengah perjalanan balik lagi ke pondok saya

teringat bahwasanya waktunya sudah mepet banget karena uang saya

sudah habis yasudah tuh saya tawakkal meneruskan perjalanan saya ke

pondok, nah pas di Indomaret Jl. Ciseeng itu tiba-tiba saya ketemu Ustadz

yang mengantar saya ke pondok, kemudian saya salat Dzuhur dan

menelepon kakak bilang bahwa sudah beli tiket gitu habis itu langsung

berangkat, nyampe Parung itu pas jam satu. Ngga ngebayangin kalau saya

lambat beberapa menit saja sudah hangus itu tiket. Dari kejadin-kejadian

itu saya semakin yakin bahwasanya memang surah-sura pilihan yang

diperintahkan Abah untuk dibaca santrinya itu sangat bermanfaat sekali.

Ya, walaupun sebenarnya setiap sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah

ya, Ka. Tapi disamping itu saya juga memiliki keyakinan terhadap

fadhilah-fadhilah daripada surah-surah tersebut.104

1. Pembacaan Surah Al-Kahfi, Al-Rahman dan Al-Sajadah sebagai suatu

peraturan wajib.

Salah satu bagian pengurus pusat Ustadzah Herti mengatakan bahwa:

“Kegiatan pembacaan surah-surah tersebut adalah kegiatan yang

wajib diikuti oleh para santri. Yang bertanggung jawab atas

terlaksananya kegiatan ini adalah DKM (Dewan Kesejahteraan

Masjid). Bagi santri yang tidak mengikuti peraturan ini maka akan

mendapatkan sanksi dikurangi lima poin per kegiatan, karena setiap

103

Wawancara dengan M. Rifki Abdillah mahasiswa STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April

2019 06:30 WIB 104

Wawancara dengan M. Irsyadul Umam mahasiswa STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April

2019 07:00 WIB.

Page 54: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

38

divisi di Pesantren itu memberikan jatah seratus poin untuk setiap

santri dalam jangka satu tahun. Jadi kalau misalkan si santri ini tidak

mengikuti pembacaan surah-surah tersebut lima kali dalam setahun

maka seratus poin itu akan berkurang dua puluh lima.105

Dari penjelsan yang disampaikan oleh Ustadzah Herti ada sebuah

peraturan yang berlaku ketika para santri tidak patuh atau melanggar. Sebagai

suatu kegiatan yang wajib diikuti oleh santri, maka santri yang tidak

mengikutinya akan mendapatkan hukuman. Yakni, berkurangnya poin yang

sudah diberikan oleh bagian DKM.

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Ustadzah Herti, salah satu

mahasiswi Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman, Nurhayati mengatakan:

“Kegiatan pembacaan surah-surah pilihan yakni surah al-Kahfi, al-

Rahman, al-Sajadah juga surah-surah yang lain adalah suatu peraturan

Pesantren yang sudah sewajibnya kita taati. Saya sebagai santri tentu

wajib mengikuti apa yang disampain oleh guru-guru, apalagi itu

terkait dengan sesuatu yang sudah menjadi sebuah peraturan

Pesantren. Ya, bagaimanapun saya tidak boleh punya alasan untuk

tidak mengikuti kegiatan tersebut. Karena apa yang sudah diwajibkan

oleh guru-guru saya akan berguna buat saya ke depannya. Jikapun

saya tak mendapatkan hasilnya saat ini, nanti setelah saya berhenti

misalnya dari Pesantren pasti insyaallah akan memetik apa yang

sudah saya perbuat disini.106

Begitu juga seperti yang disampaikan oleh Khairunnisa mahasiswi

STAI Nurul Iman, dia mengatakan bahwa apa yang dianjurkan oleh guru, kits

harus memandang bahwa hal itu adalah sesuatu yang sangat mulia dan

sempurna. Apalagi terkait kewajiban membaca al-Qur‟an:

“Karena kan disini kita mesantren wajib ikut guru besar, maksudnya

kita sudah di doktrin oleh thoriqahnya oleh guru kita. Jadi kita harus

memandang sempurna apa yang diperintahkan oleh beliau serta akan

memberikan kebaikan untuk kita. Bukan berarti saya melupakan apa

yang diajarkan di Pesantren saya dulu, bukan. Karena apa yang

diajarkan disini dengan Pesantren saya dulu tidak jauh berbeda terkait

pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan ini memiliki keutamaan

yang juga tidak jauh berbeda. Jadi semua surah atau ayat di dalam al-

Qur‟an itu sama, sama memiliki bermacam keutamaan hanya

mungkin ada beberapa surah yang di prioritaskan sehingga dijadikan

amalan rutin yang diwajibkan dibaca oleh para santri disini. Saya

105

Wawancara dengan Ustadzah Herti, pengurus pusat untuk putri via telepon pada tanggal 3

April 2019 02:00 WIB 106

Wawancara dengan Nurhayati, mahasiswi STAI Nurul Iman, di STAI Nurul Iman pada

tanggal 2 April 2019 04:30 WIB

Page 55: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

39

pernah membaca ya, bahwa siapa yang membaca surah al-Kahfi itu

akan diringankan siksa kuburnya, al-Waqi‟ah dan as-Sajadah bisa

menambah rezeki, al-Rahman agar selalu menjadi pengingat buat kita

untuk selalu mensyukuri apa yang telah Allah anugerahkan untuk kita,

baik itu rezeki, kebahagiaan, suka dan duka semua harus disyukuri

karena pasti ada hikmah di balik semua itu. Saya yakin karena yang

membuat peraturan itu guru besar kami, dan pasti beliau sudah tahu

banyaknya manfaat dan keutamaan dibalik surah-surah pilihan yang

diwajibkan untuk dibaca oleh para santri hususnya saya.107

Bagi penulis, tradisi pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan di

Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman selain bermakna sebuah kepatuhan dan

ketaatan santri pada pengasuh dan sebagai bentuk pembentukan dan

pembiasaan karakter santri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman, juga sebagai

suatu bentuk amalan khas warga Nahdliyyin yang juga bernilai ibadah bagi

yang melaksanakannya.

2. Pembacaan Surah Al-Kahfi, Al-Rahman dan Al-Sajadah karena

kepatuhan dan Keutamaannya.

Ustadzah Herti, pengurus pusat untuk santri putri mengatakan:

“Menurut saya pribadi sebagai pengurus, makna dari pembacaan

surah-surah pilihan tersebut tidak lain adalah karena bentuk kepatuhan

saya kepada Syaikhul Kabir Abah yakni Habib Saggaf. Selain itu

sangat bermanfaat untuk melancarkan bacaan al-Qur‟an. Karena kalau

kita membaca al-Qur‟an secara rutin dan terus menerus tentu dengan

tidak sengaja kita akan hafaal dengan sendirinya surah-surah yang kita

baca tadi. Selain kita. Selain itu kita juga bisa belajar tentang faedah-

faedah daripada membaca surah-surah pilihan tersebut.108

Menurut Ustadzah Herti, makna pembacaan al-Qur‟an surah-surah

pilihan itu tidak lain adalah bentuk kepatuhan kepada guru, sebagai

pembelajaran dan pengajaran bacaan al-Qur‟an dengan baik dan benar, juga

sebagai sarana bagi para santri agar mudah hafal dengan adanya kebiasaan

pembacaan surah-surah pilihan yang telah diwajibkan oleh Yayasan Al-

Ashriyyah Nurul Iman.

Salah satu mahasiswi STAI Nurul Iman, Silvia Nurfarida

menyebutkan bahwa dengan adanya kegiatan praktik pembacaan al-Qur‟an

surah-surah pilihan tersebut ia merasakan ketenangan:

107

Wawancara dengan Khairunnisa mahasiswi STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April 2019

04:00 WIB 108

Wawancara dengan Ustadzah Herti, bagian pengurus pusat untuk santri putri, via telepon

pada tanggal 3 April 2019 02:00 WIB

Page 56: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

40

“Ini kan saya membaca al-Qur‟an, pasti ada fadhilahnya. Apa yang

diajarkan guru pasti memiliki keutamaan dan bermanfaat untuk kita

dan orang lain. Saya yakin dengan mengikuti perintah guru saya

insyaallah saya akan mendapatkan keberkahan dalam megabdi dan

akan memetik manfaatnya walaupun tidak saat ini bisa saja suatu saat

saya mendapatkan kemanfaatan dari istiqamah membaca surah-surah

pilihan yang diwajibkan oleh Pesantren ini. Saya merasa dengan

kebiasaan rutin membaca surah-surah yang diwajibkan oleh Pesantren

itu saya mendapatkan ketenangan bathin, itu saya rasakan setiap hari,

terkadang saat saya mendapatkan suatu masalah saya sangat mudah

menyelesaikannya. Kan di beberapa surah itu juga ada ya fadhilah

daripada membaca surah al-Waqi‟ah misalnya itu akan dimudahkan

rezekinya, itu juga saya rasakan meskipun tidak disini tapi keluarga

saya di rumah mendapatkan yang dimudahkan rezekinya. Itu saya

yakin sekali entah kenapa,terkadang saya geleng-geleng tidak percaya

gitu, Ka. Tapi setiap kejadian yang saya alami itu semakin membuat

saya yakin bahwasanya memang benar fadhilah-fadhilah yang

disebutkan ketika membaca surah-surah tertentu dalam al-Qur‟an

meskipun hadis-hadis yang membahas tentang fadhilah membaca

surah-surah itu kebanyakan dhaif ya, Ka. Tapi saya yakin.109

Makna pembacaan surah-surah pilihan menurut Silvia Nurfarida

adalah ketika ia mengikuti perintah guru-gurunya dengan mengikuti kegiatan

pembacaan surah-surah tersebut maka ia meyakini akan mendapatkan

keberkahan dan akan mendapatkan manfaatnya walaupu tidak saat ini. Dan

yang dia rasakan saat ini dia adalah keyakinan akan ketenangan hatinya

karena kegiatan praktik pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan di Yayasan

Al-Ashriyyah Nurul Iman.

3. Pendekatan Diri dan Pengharapan Barakah Kepada Allah

Ustadz Ali Mutakin mengatakan bahwa:

“Dengan adanya tradisi pembacaaan surah-surah pilihan ini saya

sebagai pengurus pastinya berharap akan bernambah keimanan,

ketaatan dan pemahaman terhadap al-Qur‟an serta kecintaan kita

terhadap al-Qur‟an. Karena dengan kita membaca al-Qur‟an setiap

saat insyaallah akan menambahkan keimanan dalam hati kita.

Disamping itu, saya juga berharap dengan adanya tradisi pembacaan

surah-surah ini maka saya dan terhusus para santrinya Abah bisa lebih

109

Wawancara dengan Silvia Nurfarida, mahsiswi STAI Nurul Iman di STAI Nurul Iman

pada tanggal 2 April 2019 05:15 WIB

Page 57: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

41

mendekatkan diri kepada Allah, dan akan mendapatkan barakah-

Nya.110

Seperti halnya yang disampaikan oleh Ustadzah Herti sebagi

pengurus, dia juga mengharapkan keberkahan dari semuah surah pilihan yang

dibacanya:

“Tentunya saya sangat mengarapkan dari setiap surah yang saya baca

setiap ayat yang saya renungi dan pahami, saya akan mendapatkan

keberkahan, yang mana dengal hal itu insyaalah akan menambahkan

keimanan dalah hati masing-masing.111

Tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Ajrul

Syarifudin Ibrahim, mahasiswa STAI Nurul Iman, dia mengatakan:

“Harapan saya dari kegiatan pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, al-

Rahman dan al-Sajadah yang Pertama, Kita bisa hapal dengan surah-

surah itu. Kedua, kita bisa memahami isinya dengan sering membaca

tersebut. Kemudia mendapatkan barakah dari Allah serta manfaat-

manfaatnya.112

Pendekatan diri kepada Allah dengan bertilawah merupakan hal

positif yang sudah lama menjadi tradisi di Yayasan Al-Ashriyyah Nuru Iman.

Hal ini terlihat dampaknya bagi santri yang semakin khusyu‟ dalam

melakukan ibadah, dan semakin merasa bertambah kecintaannya saat sedaang

berinteraksi dengan al-Qur‟an. Seperti yang dikatakan oleh Ahmad Syukur,

mahasiswa STAI Nurul Iman:

“Dari tradisi pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan ini saya

memiliki keyakinan dan menyadari bahwa saya semakin semangat

dalam ibadah, merasa lebih khusyu‟ ketika Salat. Mungkin karena

saya sedikit memahami keutamaan-keutamaan daripada surah-surah

tersebut sehingga saat saya sedang mengaji maka saya akan sambil

berfikir dan memahami makna-makna yang terkandung pada setiap

ayatnya. Jujur, karena sebab adanya peraturan wajib membaca surah-

surah pilihan tersebut saya merasa semakin rindu untuk terus

membaca al-Qur‟an.113

110

Wawancara dengan Ustadz Ali Mutakin, bagian Akademik I STAI Nurul Iman, pada

tanggal 7 April 2019 02:00 WIB 111

Wawanara dengan Ustadzah Herti pengurus pusat untuk santri putri via telepon pada

tanggal 7 April 2019 02:00 WIB 112

Wawancara dengan Ajrul Syarifudin Ibrahim, mahasiwa STAI Nurul Iman pada tanggal 2

April 2019 05:35 WIB 113

Wawancara dengan Ahmad Syukur mahasiswa STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April

2019 07:00 WIB

Page 58: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

42

E. Hadis tentang Keutamaan dan Fadhilah surah al-Kahfi, ar-Rahman dan

as-Sajadah.

Adapun mengenai hadis yang mendasari tradisi pembacaan al-Qur‟an

surah-surah pilihan di Yayasan Al-Ashriyyah Nuru Iman adalah sebagai

berikut:

1. Hadis yang Menunjukkan tentang keutamaan surah al-Kahfi.

Dalam rangkaian prosesi tradisi pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi

di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman adalah membaca istighasah terlebih

dahulu kemudia dilanjutkan dengan pembacaan surah al-Kahfi, ar-Rahman,

as-Sajadah, al-Waqi‟ah dan al-Mulk. Suatu amalan seperti istighasah dan

pembacaan surah-surah pilihan dalam al-Qur‟an adalah suatu amalan yang

baik khas ulama‟ Aswaja (Ahlus Sunnah wa al-Jama‟ah).

Salah satu fitnah atau ujian paling besaar yang diturunkan oleh Allah

di dunia ini adalah fitnah Dajjal. Oleh karena itu, setiap Muslim dianjurkan

untuk memohon perlindungan kepada Allah dari fitnah Dajjal. Salah satunya

adalah dengan mengamalkan pembacaan 10 ayat pertama dalam surah al-

Kahfi. Sebagaimana diterangkan dalam hadis riwayat Imam Muslim sebagai

berikut:

رداء أن النبى ص لى اهلل عليو وسلم قال: من حفظ عشر آيات من أول سورة عن أبى الد

الكهف عصم من الدجال. رواه مسلم وأبو داود والنسائي والترمذي

Artinya: Dari Abu Darda‟: bahwasannya Nabi saw. bersabda,

“Barang siapa hafal sepuluh ayat pertama dari surah Al-Kahf maka ia akan

dijaga atau dilindungi dari fitnah Dajjal.114

” (HR. Muslim, Abu Daud, An-

Nasa‟i dan At-Tirmidzi).

Disamping itu, juga ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu

Sa‟id al-Khudri yang berbunyi:

ث نا أبو بكر محم ث نا ن عيم بن حد ث نا الفضل بن محمد الشعراني ، حد د بن المؤمل ، حد

ث نا ىشيم ، أن بأ أبو ىاشم ، عن أبي مجلز ، عن ق يس بن عباد ، عن أبي سعيد الخدري حماد ، حد

114

Hadis Riwayat Imam Muslim, Sahih Muslim, No. 809 (Beirut: Dar al-Ihya‟ at-Turatas,tt),

Juz 2.

Page 59: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

43

ضاء لو عنو ، أن النبي صلى اللو عليو وسلم قال: " إن من ق رأ سورة الكهف ي وم الجمعة أ رضي اللو

من النور ما ب ين الجمعت ين

Artinya: “Sungguh siapa membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat,

maka baginya cahaya yang terang antara dua Jumat.” (HR. Al-Hakim).115

Demikianlah keistimewaan surah al-Kahfi bagi orang yang mau

membaca atau menghafalnya terlebih di malam atau hari Jum‟at. Yakni

dilindungi dari fitnah Dajjal kelak di hari Kiamat serta disiapkan cahaya

khusus untuknya.

Seperti halnya yang disampaikan oleh Crehnaldo Septa D, mahasiswa

STAI Nurul Iman. Salah satu yang memotivasi dia untuk mengikuti amalan

praktik pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan disamping karena mematuhi

perintah guru dan peraturan Pesantren, salah satunya juga termotivasi karena

dia mengetahui keutamaan daripada surah-surah pilihan yang telah

diwajibkan oleh Pesantren. Salah satunya surah al-Kahfi.

“Ada beberapa hadis tentang surah al-Kahfi yang menyebutkan bahwa

apabila kita membacanya setiap hari Jum‟at makan kita akan aman

sampai Jum‟at selanjutnya, terus surah ar-Rahman juga akan

menjamin kehidupan kita di rumah. Dengan kita istiqamah dan

mentaati perintah guru disini insyaallah kita akan dijaga dari bahaya

dan malapetaka. Mungkin itu116

.”

Crehnaldo juga menambahkan, bahwa dia semakin meyakini tentang

hasiat dan keutamaan dari surah al-Kahfi karena dia mempunyai pengalaman

yang ia ceritakan kepada penulis sebagai berikut:

“Kalau saya, benar-benar mendengarkan langsung caramah Abah

seperti itu. Beliau menyampaikan bahwa “Faedah setiap surah yang

ditetapkan di pondok ini itu pasti punya keistimewaan sendiri dan

pasti akan memberikan efek bagus untuk antum untuk selalu

mendawamkannya.” Saya pernah punya pengalaman pribadi yang

mungkin ini agak sedikit konyol kalau diceritakan namun karena

pengalaman itu juga yang membuat saya bertambah keyakinan

terhadap keistimewaan surah-surah yang diijazahkan Abah di

115

Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah bin Muhammad bin Hamdawiyah al-Hakim an-

Nisaburi, Al-Mustadrak „alâ al-Sahihain li al-Hâkim, (Mesir: Dâr al-Haramain, 1997 ), hal. 434, juz 2. 116

Wawancara dengan Crehnaldo Septa D mahasiswa STAI Nurul Iman, pada tanggal 2

April 2019 06:35 WIB.

Page 60: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

44

Pesantren ini. Ceritanya dulu ketika saya sedang di luar pas liburan

Pesantren pernah kena hipnotis terus tiba-tiba saya ingat Abah pernah

berkata bahwa ada salah satu ayat dalam surah al-Kahfi yang

membuat kita sadar dan ternyata saya sadar tapi ketika uang saya

sudah ludes. Mungkin karena saya istiqamah membaca surah al-Kahfi

itu makanya dapat penjagaan.

Berbeda dengan Khairunnisa, mahasiswi STAI Nurul Iman yang

menceritakan awal mula dia mendapatkan ide untuk menulis skripsi karena

setelah kegiatan praktik pembacaan surah al-Kahfi selesai dibaca berjamaah

di Pesantren:

“Saya mau cerita, Ka. Seperti kemarin saya kebingungan tuh, pas

sudah Asar jam lima saya bingung mencari judul apa, nah pas kami

selesai baca surah al-Kahfi di Masjid, tiba-tiba setelah itu saya jadi

tertarik untuk meneliti tentang kisah Dzul Qarnain untuk skripsi saya.

Sepertinya memang itu barakah daripada saya membaca surah al-

Kahfi tersebut deh.117

2. Hadis yang Menunjukkan Keutamaan Surah Al-Rahman

Surah ar-Rahman merupakan surat ke 55 dari al-Quran. Terdiri dari

78 ayat. Dia terletak di juz 27. Berada tepat setelah surat al-Qamar dan

sebelum surah al-Waqiah. Dan termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah.

Ada satu ciri utama dari surah ini, yang dengan ciri itu, hanya dengan

mendengarnya kita bisa dengan mudah mengetahui bahwa yang kita dengar

itu adalah surah ar-Rahman, yaitu adanya pengulangan ayat (kalimat) sampai

31 kali pada kalimat Fabiayyi Alaa i Rabbikuma Tukaddzibaan.

Salah satu keutamaan daripada surah al-Rahman diantaranya ada

sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang berbunyi:

ث نا الوليد بن مسلم، عن زىير بن محم ث نا عبد الرحمن بن واقد أبو مسلم قال: حد د، عن محمد بن حدو، ف قرأ عليهم سورة الرحمن من المنكدر، عن جابر قال: خرج رسول اللو صلى اللو عليو وسلم على أصحاب

لة الجن فكانوا أحسن مردو دا منكم، كنت كلما أولها إلى آخرىا فسكتوا، ف قال: " لقد ق رأت ها على الجن لي بان{ ]الرحمن: أت يت على ق ولو }فبأي آالء ربكم [ قالوا: ال بشيء من نعمك رب نا نكذب ف لك 31ا تكذ

قال ابن حنبل: " « ىذا حديث غريب ال ن عرفو إال من حديث الوليد بن مسلم عن زىير بن محمد »الحمد ": ر و، ي عني: بن محمد الذي وق بالشام ليس ىو الذي ي روى عنو بالعراق، كأنو رجل آخر ق لبوا اسم كأن زىي

117

Wawancara dengan Khairunnisa mahasiswi STAI Nurul Iman, pada tanggal 2 April 2019

04:30 WIB.

Page 61: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

45

ام ي روون عن زىير بن أىل الش »لما ي روون عنو من المناكير ". وسمعت محمد بن إسماعيل البخاري، ي قول: محمد مناكير، وأىل العراق ي روون عنو أحاديث مقاربة

Artinya: “Aku telah membacakannya kepada Jin pada malam

berkumpulnya mereka, dan mereka meresponnya dengan jawaban yang lebih baik

dibandingkan kalian semua. Saat aku sampai pada ayat Fabi ayyi aalaa‟i

Rabbikuma Tukadziban(maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu

dustakan?)mereka berkata kami tidak mendustakan apapun dari kenikmatan yang

Engkau berikan, bagi Mu segala Puji. (H.R. Tirmidzi).118

Dalam hadis ini Nabi Muhammad mengajarkan kepada sahabatnya

bagaimana caranya memikirkan dan merenungkan al-Qur‟an ketika mereka

mendengar suatu ayat yang di dalamnya mengandung pertanyaan.

Seperti yang disampaikan oleh Khoirunnisa, mahasiswi STAI Nurul

Iman, dia berkata:

“Sebenarnya semua surah dalam al-Qur‟an itu bagus serta memiliki

keutamaan-keutamaannya tersendiri. Kalau surah ar-Rahman disana

menceritakan tentang kasih sayang Allah, tentang nikmat yang Allah

berikan juga tentang peringatan kepada kita manusia bahwa selain kita

ada bangsa lain yaitu Jin yang ikut beribadah kepada Allah. Oleh

karenanya, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan hidup yang

Allah berikan.119

Khairunnisa juga menambahkan, bagaimana dia bisa bertambah

motivasinya untuk melakukan kegiatan praktik pembacaan al-Qur‟an surah-

surah pilihan di Pesantren:

“Sebenarnya semua surah dalam al-Qur‟an itu bagus ya, kalau saya

memang suka surah al-Kahfi karena surah tersebut banyak

mengandung kisah, mulai dari kisah Dzul Qarnain, kisah Nabi Musa,

kisah Ashabul kahfi. Dari kisah-kisah itu tuh banyak mengandung

kontroversi, jadi ngga ada cerita pasti iya kan, seperti Nabi Khidir dan

Nabi Musa di dalam al-Qur‟an bercerita seperti itu tapi ada versi lain.

Ada yang bilang Nabi Khidir itu Nabi, ada yang bilang dia itu orang

sholeh. Cerita Ashabul kahfi ada yang bilang mereka ada empat yang

kelima Anjingnya, ada yang bilang tujuh yang ke delapan Anjingnya.

Cerita Dzul Qarnain ada yang bilang dia itu Raja Mesir ada yang

bilang Alexander. Jadi di dalam surah al-Kahfi itu ceritanya

mengandung banyak kontroversi. Kalau surah ar-Rahman dan al-

118

Hâdis riwayat Tirmidzî, Abi „Isâ Muhammad bin „Isâ at-Tirmidzî, Sunan At-Tirmidzî,

(Dâr al-Gharb al-Islâmî, 1998), h. 252, juz 5. 119

Wawancara dengan Khairunnisa mahasiswi STAI Nurul Iman, pada tanggal 2 April 2019

04:30 WIB

Page 62: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

46

Waqi‟ah yang diajarkan sama Abah itu memang banyak faedahnya

apalagi ar-Rahma gitu kan, ar-Rahman itu berisi tentang kenikmatan-

kenikmatan yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Saya yakin

surah-surah yang sudah dipilihkan oleh guru besar yang diwajibkan

kepada para santrinya itu memiliki banyak keutamaan tersendiri,

gitu.”

Kalau menurut penuturan Ahmad Syukur mahasiswa STAI Nurul

Iman, dai memeiliki keyakinan dengan amalan praktik pembacaan al-Qur‟an

surah-surah pilihan di Pesantren karena sudah mengetahui fadhilah-

fadhilahnya:

“Karena mengambil daripada hadis-hadis Rasulullah tentang

keutamaan dan fadhilah surah-surah tersebut. Terus kaya kita

istiqamah membaca surah al-Waqi‟ah maka kita akan dimudahkan

rezekinya, dan saya sering mengalami hal itu. Untuk itu, dengan

membaca surah-surah tersebut membuat saya bisa cepat hafal, terus

bisa memahami ayat per ayat dari surah-surah tersebut serta tafsir-

tafsirnya.120

M. Irsyadul Umam mahasiswa STAI Nurul Iman, ketika ditanya oleh

penulis apa yang membuatnya termotivasi untuk mengikuti kegiatan praktik

pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan di Pesantren, adalah karena

mengikuti thariqah gurunya dan sebab keutamaan-keutamaannya:

“Pertama, karena mengikuti thariqah guru besar yakni Abah terus kan

dalam surah-surah pilihan ada surah yang keutamaannya dapat

meningkatkan rezeki dan banyak keutamaan yang lainnya, mungkin

yang kedua karena banyaknya keutamaan dibalik surah-surah itu yah.

Kaya surah al-Mulk itu kan ada fadhilahnya buat orang-orang yang

istiqamah membaca surah al-Mulk maka nanti di hari kiamat akan

mendapatkan pertolongan juga di akhir akan terhidar dari fitnah

Dajjal.121

Harapan dari para informan terkait amalan praktik pembacaan al-

Qur‟an surah al-Kahfi, al-Rahman dan al-Sajadah diantaranya adalah.

Pertama, menurut Ustadzah Herti

“Tentunya saya sangat mengarapkan dari setiap surah yang saya baca

setiap ayat yang saya renungi dan pahami, saya akan mendapatkan

120

Wawancara dengan Ahmad Syukur, mahasiswa STAI Nurul Iman, pada tanggal 2 April

2019 05:30 WIB 121

Wawancara dengan M. Irsyadul Umam mahasiswa STAI Nurul Iman, pada tanggal 2

April 2019 06:30 WIB.

Page 63: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

47

keberkahan, yang mana dengal hal itu insyaalah akan menambahkan

keimanan dalah hati masing-masing.122

Kedua, Crehnaldo Septa D mahasiswa STAI Nurul Iman memiliki

harapan terkait amalan praktik pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan di

Pesantren adalah:

“Harapan saya, bagi diri pribadi atau orang-orang yang tahu,

sebenarnya tuh harus banyak-banyak mencari tahu keistimewaan

surah-surah pendek yang didawamkan dalam agama Islam. Benar-

benar rahasianya itu ternyata banyak walaupun ada sebagian yang

bilang surahnya pendek-pendek sehingga terlalu ringan padahal

ternyata memiliki keutamaan yang sangat bagus. Apalagi surah ar-

Rahman ayatnya banyak yang sama hampir tiga puluh lebih tetap ada

saja sebagian orang yang menganggapnya agak enteng tapi ternyata

disitu ayat-ayat al-Qur‟an disitu benar-benar memiliki keistimewaan

yang luar biasa. Oleh karenanya harus kita dawamkan setiap saat,

apalagi membaca surah-surah pilihan yang telah diwajibkan oleh

pesantren ini.123

Ketiga, Khairunnisa mahasiswi STAI Nurul Iman memiliki harapan

terkait amalan praktik pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, al-Rahman dan

al-Sajadah di Pesantren adalah:

“Harapan saya hanya satu yakni agar saya istiqamah. Kan istiqamah

itu kan ada maqalah “Al-Istiqamah Khairun min Alfi Karamah” dan

istiqamah itu kita kan setelah kita baca kita baca lagi dan lagi, entah

itu sekarang saat saya di Pesantren atau nanti setelah berhenti dari

Pesantren Nurul Iman.124

Keempat, Nurhayati mahasiswi STAI Nurul Iman, terkait amalan

praktik pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan di Pesantren memeiliki

harapan agar lebih dekat dengan Allah:

“Harapannya, semoga dengan membaca surah-surah ini bisa lebih

mendekatkan diri saya kepada Allah, bisa mendapatkan ketenangan

jiwa, bisa mengajak juga teman-teman saya nanti di rumah.125

122

Wawanara dengan Ustadzah Herti pengurus pusat untuk santri putri via telepon pada

tanggal 7 April 2019 02:00 WIB 123

Wawancara dengan Crehnaldo Septa D mahasiswa STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April

2019 06:30 WIB. 124

Wawancara dengan Khairunnisa mahasiswi STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April 2019

04:35 WIB. 125

Wawancara dengan Nurhayati mahasiswi STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April 2019

05:00 WIB.

Page 64: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

48

Kelima, Silvia Nurfarida mahasiswi STAI Nurul Iman menyatakan

harapannya terkait amalan praktik pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, al-

Rahman dan al-Sajadah agar semakin rajin dalam mengkaji ilmu al-Qur‟an:

“Harapan saya kedepannya ya supaya saya lebih rajin lagi mengkaji

al-Qur‟an terus belajar memahami apa saja fadhilahnya gitu,

kemudian bisa mengamalkan surah-surah tersebut.126

Keenam, Inarotul Ulya mahasiswi STAI Nurul Iman terkait amalan

praktik pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, al-Rahman dan al-Sajadah

memiliki harapan agar mendapatkan ridha Allah:

“Pertama, saya berharap mendapatkan ridha Allah, dan berharap

Allah mengenal saya, karena menurut pandangan saya, dengan Allah

bersedia mengenal kita maka Dia akan memberikan segalanya untuk

kita.127

Ketujuh, Durotus Sa‟diyah mahasiswi STAI Nurul Iman berharap dari

amalan praktik pembacaan surah-surah pilihan ini agar menambah ketaatan

terhadap guru:

“Harapan saya yang pertama adalah menambah ketaatan saya kepada

guru saya yang kedua itu berharap banyak kebaikan Allah limpahkan

kepada saya dan teman-teman saya.128

3. Hadis yang Menunjukkan Keutamaan Surah Al-Sajadah

Surah al-Sajdah adalah salah satu surah dalam al-Qur‟an urutan ke 32.

Surah yang termasuk golongan makkiyah ini terdiri dari 30 ayat. Dinamakan

As-Sajdah adalah karena dinisbatkan pada orang-orang mukmin yang

bersujud ketika mendengar ayat kelima belas dari surah As-Sajdah sebagai

berikut:

[31برون ]نما ي ؤمن بآياتنا الذين إذا ذكروا بها خروا سجدا ، وسبحوا بحمد ربهم ، وىم ال يستك إArtinya: “Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada

ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-

ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya,

dan lagi pula mereka tidaklah sombong.

126

Wawancara dengan Silvia Nurfarida mahasiswi STAI Nurul Iman, pada tanggal 2 April

2019 04:20 WIB. 127

Wawancara dengan Inarotul Ulya mahasiswi STAI Nurul Iman pada tanggal 2 April 2019

05:00 wib 128

Wawancara dengan Durotus Sa‟diyah mahasiswi STAI NURUL Iman pada tanggal 2

April 2019 04:45 WIB.

Page 65: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

49

Surah al-Sajadah mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan

kebenaran Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah dan al-Qur‟an yang

diturunkan kepadanya merupakan petunjuk bagi manusia, menegaskan

tentang ketauhidan dan kekuasaan Allah dengan mengemukakan hal-hal yang

berhubungan dengan masa terciptanya alam, proses kejadian manusia dan

kebangkitan di hari kiamat serta keajaiban yang terdapat pada alam

semesta.129

Adapun keutamaan surah as-Sajadah diantaranya adalah sebuah hadis

yang diriwayatkan oleh Imam Ad-Darimi yang berbunyi:

ث نا عبدة، عن خالد بن معدان، قال: " اق رءوا المنجية، و ىي الم ت نزيل فإنو ب لغني أن أخب رنا أبو المغيرة، حدرىا، وكان كثير الخطايا، ف نشرت جناحها عليو وقال ت: رب اغفر لو فإنو كان رجال كان ي قرؤىا ما ي قرأ شيئا غي

، وقال: اكتبوا لو بكل خطيئة حسنة، وارف عوا لو درجة يكثر قراءتي، فشفعها الرب فيو

Artinya: “Bacalah surat al-Munjiah (yang menyelamatkan) yaitu alif

lam tanzil Assajadah, sebab saya mendapat keterangan bahwa ada seorang

yang biasa membacanya, dan tidak membaca lain-lainnya, sedang ia banyak

berdosa, tiba-tiba surat ini menghamparkan sayapnya dan berkata : Ya

Rabbi ampunilah orang ini, karena ia selalu membacaku, maka Allah

menerima pembelaan (syafa‟at) Nya, dan berfirman: Tulislah untuk hamba-

Ku itu ditempat tiap dosa dengan kebaikan dan naikkan derajatnya.130

Ada hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang

mengatakan bahwa Nabi selalu membaca Surah as-Sajadah setiap Jum‟at

pagi:

عن أبي ىريرة رضي اللو عنو قال : كان النبي صلى اللو عليو وسلم يقرأ في الفجر يوم نسان ]النسان [. رواه البخاري ومسلم3/ 67الجمعة الم ت نزيل السجدة ، وىل أتى على ال

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Nabi saw. selalu

membaca di pagi hari Jum‟at Alif Lam Mim Tanzil As-Sajdah, dan Hal ata

alal insani (Al-Insan/76:1).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

129

Nurul Hidayat, “Mempelajari Al-Qur‟an,” artikel diakses pada 17 Mei 2018 dari

http://lestariquran.blogspot.com/2015/02/keistimewaan-surat-as-sajdah.html. 130

Hâdis riwayatat ad-Dârimi Abdullah bin abd Rahman Abû Muhammad ad-Dârimi, Sunan

ad-Dâarimi, (Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Arabî, 1407 M), h. 546, Juz

Page 66: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

50

Disamping itu juga ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam

Ahmad yang menyebutkan bahwa Nabi tidak akan beranjak untuk tidur

sebelum membaca surah as-Sajadah.

عن جابر رضي اللو عنو قال : كان النبي صلى اللو عليو وسلم ال ينام حتى يقرأ الم ت نزيل [. ورواه المام أحمد.3/ 76السجدة ، وتبارك الذي بيده الملك ]الملك

Artinya: “Dari Jabir r.a., ia berkata, “Nabi saw. tidak akan tidur

sampai beliau membaca Alif Lam Mim Tanzil As-Sajdah dan Tabarakalladzi

biyadihil mulku (Al-Mulk/67: 1). (HR. Ahmad).”

Demikianlah beberapa riwayat keutamaan surah as-Sajadah.

Page 67: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan terhadap

tradisi pembacaan al-Qur‟an sûrah al-Kahfi, ar-Rahmâan dan as-Sajadah di

Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman, ahirnya penulis menyimpulkan isi

keseluruhan skripsi ini sebagai berikut:

Pertama, pembacaan al-Qur‟an di berbagai pesantren di Indonesia

sejatinya sudah banyak yang menerapkannya khususnya pesantren-pesantren

salaf, ataupun pesantren salaf-modern. Karena al-Qur‟an ini memiliki

kedudukan yang sangat husus dalam Islam. Sebagian pesantren ada yang

menerapkan dengan menggunakan metode wetonan atau halaqah dan metode

sorogan.

Kedua, mengenai tradisi pembacaan al-Qur‟an surah pilihan. Surah-surah

pilihan yang dibaca di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman ini terdapat bebarapa

sûrah, selain sûrah al-Kahfi, ar-Rahmân, as-Sajadah, juga ada surah an-Najm,

ad-Dzariyat, ad-Dukhon, al-Waqi‟ah, al-Mulk, dll. Tradisi pembacaan surah al-

Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah merupakan kegiatan mingguan, yang

dilaksanakan pada hari Jum‟at sebelum salat Dzuhur untuk snatri putri dan

sebelum salat Jum‟at untuk snatri putra. Kegiatan pembacaan sûrah-sûrah ini

dibaca secara berjamaah dipimpin oleh imam salat.

Ketiga, secara umum, pembacaan sûrah al-Kahfi, a-Rahmân dan as-

Sajadah terlebih dahulu diawali dengan membaca wirid sûrah al-Fâtihah dan

istighasah sebagai pembacaan hadarah atau tawassul kepada para ahli kubur.

Khususnya ditujukan kepada keluarga Yayasan dan kerabat serta guru-guru dari

pengasuh Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman.

Keempat, tradisi pembacaan sûrah al-Kahfi, ar-Rahmâan dan as-Sajadah

dimaksudkan agar para santri terbentengi dengan akhlak al-Qur‟aniyyah

dimanapun berada, memohon barakah kepada Allah, menumbuhkan rasa cinta

terhadap al-Qur‟an, merasakan ketenangan hati, menjadi pribadi yang bersyukur,

terutama agar para santri semakin semangat mendekatkan diri kepada Allah serta

Page 68: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

52

mendapatkan rezeki yang berlimpah. Hal ini terbukti dengan pesatnya

perkembangan kewirausahaan yang dikelola langsung oleh santri Yayayasan al-

Ashriyyah Nurul Iman.

Kelima, kegiatan-kegiatan lain yang ada di Yayasan Al-Ashriyyah Nurul

Iman yang menjadi ciri has Yayasan, yakni kewirausahaan yang menjadikan Al-

Ashriyyah Nurul Iman sebagai Yayasan yang menggratiskan semua biaya santri.

B. Saran

Dalam penelitian ini, penulis tentunya menyadari segala kekurangan yang

terdapat di dalam karya tulis. Setelah penulis melakukan penelitian tentang

kajian living Qur‟an terkait tradisi pembacaan sûrah al-Kahfi, ar-Rahmân dan as-

Sajadah di Yayasan Al-Ashriyyan Nurul Iman, maka penulis akan memberikan

bebearapa masukan:

1. Kepada para santri Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman agar pembacaan sûrah

al-Kahfi, ar-Rahmân dan as-Sajadah yang telah diterapkan dan dipahami

dapat diamalkan baik setelah menjadi alumni nantinya, agar berguna bagi

kehidupan bermasyarakat yang madani dan masyarakat Qur‟ani.

2. Kepada para peneliti, dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karenanya saran dan kritik dari peneliti maupun dari para intelektual sangat

peneliti harapkan, dan untuk peneliti berikutnya hendaknya lebih

memperdalam teori pengetahuan social sebagai pelengkap dari penelitian

berikutnya.

Page 69: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

53

DAFTAR PUSTAKA

„Ali Husain, Syekh , Madkhal al-Dirasat al-Qur‟aniyah, Tripoli: Da‟wah Islamiyah, 2000.

A Rofiq, dkk.,Pemberdayaan Pesantren: Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri

dengan Metode Daurah Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.

Abriansyah, Taufik, dkk., “MQ Corp Berkibar dengan 20 anak Perusahaan.Asetnya Lebih

dari Rp 1 trilyun.Mencoba Keluar dari Bayang-bayang Aa Gym.,” artikel diakses

pada 23 Januari 2017 dari http://arsip.gatra.com/2004-

0807/majalah/artikel.php?pil=23&id=42916.

AH, M. Syatibi, Memelihara Kemurnian al-Qur‟an: Profil Lembaga Tahfidz Al-Qur‟an di

Indonesia, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2011.

Ahmad, Muhammad bin Hibban bin, Shahih Ibnu Hibban, (Beirut: Muassisah ar-

Risalah,1988.

Ainun Nadjib, Emha, Indonesia Bagian dari Desa Saya, Yogyakarta: SIPRESS, 1992.

Akhtar, Shabbir, Islam Agama Semua Zaman. Penerjemah Rusdi Djana, Jakarta: Pustaka

Zahra, 2002.

Al-A‟zami ,M.M, Sejarah Teks al-Qur‟an: Dari Wahyu Sampai Kompilasi, Jakarta: GEMA

INSANI, 2014.

Al-Albani, M. Nashiruddin Sifat Shalat Nabi, Jakarta: Gema Insani, 2008.

Alatas, Alwi, dkk., Rahasia Salafus Shalih Mempersiapkan Generasi Penerus, Surabaya:

Bina Qalam Indonesia, 2015.

Al-Baili, Ahmad, al-Ikhtilaf Baina al-Qira‟at, Khurtum: T.pn., 1984.

Al-Bukhari, Ismail bin Ibrahim, Abu Abdillah, Shahih Bukhari, juz 7, Maktabah Syamilah.

Al-Bukhari, Muhammad bin Isma‟il Abu „Abdillah, Shahih Bukhari, Bab Unzila al-Qur‟an

„ala Sab‟ati Ahruf, T.tp.: Dar Thuq an-Najah, 1422.

Al-Hafidz, Muhamad Ali Mustofa Kamal, Epistemologi Qira‟at Al-Qur‟an, Yogyakarta:

Deepublish, 2012.

Al-Hijazy, Hasan bin Ali Hasan, al-fikrut Qoyyim, Beirut: Dar Iqra‟, 1985.

Ali al-Shabuni, Muhammad , Studi Ilmu al-Qur‟an, Terj. Aminuddin, (Bandung: Pustaka

Setia, 1999.

Al-Khalidy, Shalah, Kisah-kisah al-Qur‟an: Pelajaran dari Orang-orang Dahulu.

Penerjemah Setiawan Budi Utomo Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Al-Mandū, Ibnu dalam Lisān al-„Arab menjelaskan bahwa ruqyah adalah jampi-jampi yang

digunakan seseorang untuk mengobati sakit seperti demam, lemas dan berbagai

macam penyakit lainnya. Ibnu Mandūr, Lisān al-„Arab, Bab raqā, dalam CD RoM

Maktabah as-Syāmilah al-Isdār as-Sāni, tth.

Page 70: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

54

Al-Nazili, Sayyid Muhammad Haqi, Khazinat al-Asrār, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.

Al-Qattan, Manna‟ Khalil, Mabahits fi Ulum al-Qur‟an,(Beirut: Mansyurat al-„Ashr al-

Hadits, 1937.

Al-Qur‟an Cordoba, International-Indonesia, Al-Qur‟an Cordoba For Muslimah.

Al-Tirmidzi, Abu Isa, Sunan Tirmidzi, juz 5, Maktabah Syamilah.

Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah al-Qur‟an. Penyunting Samsu Rizal Panggabaen

Ciputat: PT Pustaka Alvabet, 2013.

Andy, Kick, Kick Andy: Kumpulan Kisah Inspiratif 2, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka,

2011.

An-Nawawi, Abu Zakariya Yahya, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur‟an, Beirut: Dar Ibnu

Hazm, 676 H.

Anshori, Ulumul Qur‟an, Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2013.

Anwar, Rosihan, Samudra al-Qur‟an, Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Anwar, Syaifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Arifin,H. M., Kapita Selekta Pendidikan: Islam dan Umum, Yogyakarta: Bumi Aksara, 1991.

Arifin, Imron, Kepemimpinan Kyai: Kasus Pondok Pesantren Tebuireng, Malang:

Kalimasada Press, 1993.

Arifin, Tatang M., Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.

Ars, Moh. Nur, dkk., Sejarah Kota Samarinda, Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, 1986.

As-ShalihSubhi, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an. Penerjemah Tim Pustaka Firdaus, Cet. IV,

Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.

Atabik, Ahmad, The Living Qur‟an: Potret Budaya Tahfidz Al-Qur‟an di Nusantara, dalam

Jurnal ADDIN, Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2010.

Ayu, Fatma, Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Maslakul Huda, Kajen, Pati, Jawa Tengah,

artikel diakses pada 22 Januari 2017 dari http://mysiiss.blogspot.co.id/

Besari,M. Sahari, Teknologi di Nusantara: 40 Abad Hambatan Inovasi, Jakarta: Salemba

Teknika, 2008.

Blackwell,Wiley-,Introduction to Sustainability, India: Spi Global, 2016.

Bruinessen , Martin Van, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat “Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia”, Bandung: Mizan, 1995.

Burhanudin, Jajat, Ulama perempuan Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Bya, Asfa Davi, Sebening Mata Hati, Jakarta: PT Mizan Publika, 2008.

Page 71: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

55

Chapman,Audrey R. Bumi yang Terdesak: Perspektif Ilmu dan Agama Mengenai Konsumsi,

Populasi, dan Keberlanjutan, Bandung: Mizan, 2000.

Darmadi, Membaca Yuuuk….!: Strategi Menumbuhkan Minat Baca Anak Sejak Usia Dini,

Jakarta: Guepedia, 2018.

Dawson, Catherin, Metode Penelitian Praktis, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Dhofier, Zamahsyari, Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta:

LP3S, 1995.

Dianawati, Ajen, RPUL SD: Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap, Jakarta: PT Wahyu

Media, 2006.

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktori Pesantren, Direktorat

Jenderal Pendidikan Islam: Departemen Agama Republik Indonesia, 2007.

Djakfar,Muhammad, Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran dan Pesan Moral Ajaran Bumi,

Depok: Penebar Plus, 2012.

EldeebIbrahim, Be a Living Qur‟an, Tangerang: Lentera Hati, 2009.

Elfindri, dkk., Strategi Sukses Membangun Daerah, Jakarta: Gorga Media, 2008.

Eryadi, IPUL (Intisari Pengetahuan Umum Lengkap) SLTP, Tangerang: PT Kawan Pustaka,

2004.

Fajarwati,Elly Nurmaningtyas, “Kepemimpinan Kyai dalam Perubahan Organisasi

Pesantren: Studi Kasus Kepemimpinan K.H. Muhammad Achmad Sahal Mahfudh,

Jakarta: Tesis Pascasarjana Studi Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia.

Faoz,Deden “Sekilas Sejarah Pesantren Al-Ittifaq Bandung,” artikel diakses pada 22 Januari

2017 dari https://dedenfaoz.wordpress.com/2007/12/20/sekilas-sejarah-pesantren-al-

ittifaq-bandung/

Fardiana,Sandy, “BPSDM Jabar Menuju Standar Internasional,” artikel diakses pada 19

Januari 2017 dari-http://www.republika.co.id/berita/jurnalisme-

warga/wacana/16/11/08/ogbjcs371-bpsdm-jabar-menuju-standar-internasional.

Fathurrohman, M. Mas'udi, Cara Mudah Menghafal AI-Qur'an Dalam Satu Tahun,

(Yogyakarta: Elmatera, 2012.

Ferli, dkk., “KH Fuad Affandi Serukan Santri di Jawa Hijrah ke Sunda,” artikel diakses pada

22 Januari 2017 dari http://www.nu.or.id/post/read/65487/kh-fuad-affandi-serukan-

santri-di-jawa-hijrah-ke-sunda.

Firdaus, Ismet, dan Ismail, Asep Usman, Pengamalan al-Qur'an Tentang Pemberdayaan

Dhu'afa, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Dakwah Press, 2008.

Fu‟ad „Abd al-BaqiMuhammad,al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur‟an al-Karim, Dâr al-

Kutub al-Misriyyah, 1364.

Gusmian, Islah, Al-Qur‟an, Surat Cinta Sang Kekasih Yogyakarta: Galang Press, 2005.

Hadīs Riwayat Bukhārī, Sahīh a-Bukhārī, Bab al-Raqā bil Qur‟ān, dalam CD RoM

Maktabah asy-Syāmilah al-Isdār as-Sanī, tth.

Page 72: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

56

Hadis Riwayat Muslim, Shahih Muslim, Bab Istahbab al-tahadditsin, Juz 1, Beirut: Dar Ihya‟

at-Turats al-„Arabi, 261 H.

Hâdis riwayat Tirmidzî, Abi „Isâ Muhammad bin „Isâ at-Tirmidzî, Sunan At-Tirmidzî, Beirut:

Dâr al-Gharb al-Islâmî, 1998.

Hâdis riwayatat ad-Dârimi Abdullah bin abd Rahman Abû Muhammad ad-Dârimi ,Sunan ad-

Dâarimi, Beirut: Dâr al-Kitâb al-„Arabî, 1407 M.

Hafidhuddin, Didin, Agar Layar Tetap Terkembang: Upaya Menyelamatkan Umat, Jakarta:

Gema Insani Press, 2006.

Halim, A. dkk., Manajemen Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005

Hamid, Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Abu, Ihya‟ Ulum al-Din, (Beirut, Dar al-

Ma‟rifah, 505.

Hamzah, Amir, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, Jakarta: Mulia Ofset, 1989.

Hasanah, Uswatun, Studi terhadap Tujuan Membaca Al-Quran Masyarakat Dusun Sukorejo

Desa Kenteng Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Jawa Tengah, dalam Skripsi

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Hefner,Robert W. Islam Pasar Keadilan: Artikulasi Lokal, Kapitalisme dan Demokrasi,

Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2000.

Hernowo, dan Ridwan, M. Deden, Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhid: Memperbaiki Diri

Lewat Manajemen Qalbu : Memuat Wawancara dan Tulisan K.H. Abdullah

Gymnastiar, Jagakarsa: Mizan, 2001.

Hidayat, Iwan Wahyu, dkk.,Keterampilan Belajar (Study Skills) untuk Mahasiswa, Jakarta:

Kencana, 2018.

Hisyam, Muhammad dan Purwoko,Dwi Pondok Pesantren: Kemandirian Santri dan

Pembangunan Masyarakat, Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2010.

Horikoshi, Hiroko, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1987.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pesantren_Al-Ashriyyah_Nurul_Iman.

Ida,Laode NU Muda: Kaum Progresif dan Sekularisme Baru, Jakarta: Penerbit Erlangga,

2004.

Imarah, Dr. Muhammad, Islam dan Keamanan Sosial. Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani,

Jakarta: Gema Insani Press, 1999.

Ismail,Taufiq, Membangun Kemandirian Umat di Pedesaan: Ikhtiar dan Peran Pesantren

Daarul Falah, Bogor: Pesantren Pertanian Daarul Falah, 2000.

Junaedi, Didi, Living Qur‟an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟an, dalam

Journal of Qur‟ān and Hadīth Studies Vol. 4, No. 2 2015

Junaedi, Didi, Living Qur‟an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur‟an, dalam

Makalah Seminar Tahunan Qur‟an and Hadith Academic Society UIN Jakarta: 2015.

Page 73: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

57

Jusmaliani, Masyarakat Indonesia: Bencana dalam Pandangan Islam, Jakarta: Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia, 2008.

K, Septiawan Sentana, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2007.

Karni,Asrori S. Etos Studi Kaum Santri, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009.

Khaleed al-DaghameenZiad, Al-Qur‟an: Between The Horizon Of Reading, dalam Journal Of

Sharia and Islamic Studies, Vol. 14, 1999.

Kwik, Kian Gie Keluar Dari Krisis: Agenda Aksi Pemulihan dan Pengembangan Ekonomi

Indonesia, Jakarta: Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, 2000.

Latif, Yudi, Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila, Jakarta:

Gramedia, 2011.

Leege, David C., danKellstedt, Lyman A., Agama dalam Politik Amerika, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2006.

Locatelli,Bruno,Menghadapi Masa Depan yang Tak pasti: Bagaimana Hutan dan Manusia

Beradaptasi Terhadap Perubahan Iklim, Jakarta: CIFOR, t.t.

Loir, Henri Chambert, danGuillot, Claude, Ziarah dan wali di dunia Islam, Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta, 2007.

Malarangeng, Rizal Alfian, Otonomi Daerah: Perspektif, Teoritis, dan Praktis, Malang:

BIGRAF, 2001.

Mangunjaya,Fachruddin,Bertahan di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi Perubahan Iklim,

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2008.

Mangunjaya,Fachruddin, Majeri Ekopesantren: Bagaimana Merancang Pesantren Ramah

Lingkungan, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014.

Mangunjaya, Fachruddin,Mempertahankan Keseimbangan: Perubahan Iklim,

Keanekaragamana Hayati, Pembangunan Berkelanjutan dan Etika Agama, Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015.

Mansur, Muhammad, Dkk, Living Qur‟an dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur‟an, dalam

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Sahiron Syamsuddin, Yogyakarta:

TH Press, 2007, cet. 1

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: BPFE, 1998.

Maschan Moesa Ali, Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis Agama, Yogyakarta:

IAIN Sunan Ampel Press, 2007.

Meliyawati, M.Pd.,Pemahaman Dasar Membaca, Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2016.

Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007,

cet. 23

Muhaimin, Islam dalam Bingkai Budaya Lokal: Potret dari Cirebon, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 2001.

Page 74: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

58

Muhammad Ismai‟il,Sya‟ban,Mengenal Qira`at Al-Qur „an. Penerjemah Agil Husain al-

Munawar, dkk., Cet. I, (Semarang: CV Toha Putra Semarang, 1993.

Muktiono, Joko D, Aku Cinta Buku: Menumkbuhkan Minat Baca pada Anak, Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 2003.

Mulkhan, Abdul Munir, Politik Santri: Cara Menang Merebut Hati Rakyat, Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 2013.

Musa, Ali Masykur ed., Nahdlatul Ulama: Dinamika Ideologi dan Politik Kenegeraan,

Jakarta: Kompas, 2010.

Mustaqim, Abdul, “Metode Penelitian Living Qur‟an” dalam Sahiron Syamsuddin (ed.),

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Yogyakarta: Teras, 2007

Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University,

1983

Nur Subhan , Energi Ilahi Tilawah, Jakarta: Anggota IKAPI DKI Jakarta, 2012

Nuruddin, Ulum al-Qur‟an al-Karim, (Damaskus: Mathba‟ah al-Shalah, 1996.

Pawiro, Budianto bin Darmo, Pendidikan Pendahuluan Bela Negara Di Pondok Pesantren Al

Ashriyyah Nurul Iman, artikel diakses pada 05 November 2017 dari

https://www.nuruliman.or.id/pendidikan-pendahuluan-bela-negara-di-pondok-

pesantren-al-ashriyyah-nurul-iman.

Perdana, Teguh Iman, Nge-Friend sama Islam, Jakarta: MIZAN, 2002.

Pranowo, M. Bambang, ed., Pendidikan Islam; Memajukan Umat dan dan Memperkuat

Kesatuan Bela Negara: Santri dan Bela Negara, Jakarta: Penerbit Kencana, 2016.

Qomar, Mujamil, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional hingga Metode

Kritik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006.

Qori, M. Taqiyul Islam, Cara Mudah Menghafal Al-Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 1998.

Raco, J.R., Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, Jakarta:

Grasindo, tanpa tahun.

RIDepartemen Agama, Pola Pembelajaran Di Pesantren, Jakarta: Ditpekapontren, 2003.

Rianto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC, 2001.

Rofi, Sofyan,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Yogyakarta: Deepublish, 2016.

Romdhoni, Ali, Tradisi Hafalan Qur‟an di Masyarakat Muslim Indonesia, dalam Journal of

Qur‟ān and Hadīts Studies, Vol. 4, No. 1, 2015.

Rusdi, Muchtar, Harmonisasi Agama dan Budaya di Indonesia, Jakarta: Balai Penelitian dan

Pengembangan Agama, 2009.

Rustiadi,Eman, dkk., Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Jakarta: Yayasan Pustaka

Obor Indonesia, 2011.

Page 75: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

59

Santana K, Septiawan, Menulis Ilmiah: Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2007.

Santosa,Slamet, Dinamika Kelompok, Jakarta: Bumi Aksara,2006.

Saputro, M. Endy, Alternatif Tren Studi Qur‟an di Indonesia, dalam Jurnal Al-Tahrir, Vol. 11

No. 1 Mei 2011.

Setiawan, Danny, dkk., Menanam Sebelum Kiamat: Islam, Ekologi, dan Gerakan Lingkungan

Hidup, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007.

Setiawan, Iwan, Agri Bisnis Kreatif: Pilar Usaha Masa Depan, Kekuatan Dunia Baru

Menuju Kemakmuran Hijau, Depok: Penebar Swadaya, 2012.

Setiyaji, Achmad, Teh Ninih Juga Manusia, Jagakarsa: Qultum Media, 2007.

Setiyaji, Achmad, Aa Gym: Mengapa Berpoligami?, Jagakarsa: Qultum Media, 2006.

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur'an, Bandung: Mizan Media Utama, 1994.

Sholikhin, Muhammad, Filsafat dan Metafisika dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Narasi,

2008.

Sholikhin, Muhammad, Menyatu Diri dengan Ilahi, Yogyakarta: Pustaka Narasi, 2010.

Siahan,N.H.T. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga, 2004.

Siahan, N.H.T., Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan, Jakarta: Erlangga, 2004.

Sirsaeba, Anif, Berani Kaya, Berani Takwa: 15 Ways to Increase Your Earnings from

theQur‟an and Sunnah, Jakarta: Penerbit Republika, 2007.

Spradley, James P., Metode Etnografi, terj. Misbah Zulfa Elizabeth, tanpa tahun

Sugiharto, I Bambang dan W, Agus Rachmat., Wajah Baru Etika dan Agama, Yogyakarta:

KANISIUS, 2000.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Sumardiono, Homeschooling : Lompatan Cara Belajar, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,

2007.

Sumarsono, S., dkk.,Pendidikan Kewarnegaraan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2006.

Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003

Suryadilaga, M. Alfatih, Living Hadis dalam Kerangka Dasar Keilmuan UIN Sunan Kalijaga,

Http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pnfi/article/download/1516/pdf, di akses pada

tanggal 12 Desember 2015

Syaefuddin, H. A., Pemberdayaan Santri Sebagai Instrumen Pembangunan, Bandung:

Lembaga Pusat Penelitian IAIN SGD Bandung, 1998.

Syam,Nur ed., Dakwah Pemberdayaan Masyarakat: Paradigme Aksi Metodologi,

Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005.

Page 76: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

60

Syamsuddin, Sahiron, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis Yogyakarta: TH

Press, 2007

Syarbini, Amirullah, dan Jamhari, Sumantri, Kedahsyatan Membaca al-Qur‟an, Bandung:

Penerbit Ruang Kata, 2012.

Syuhada,Agung, Perjalanan Menuju Fitri, Jakarta” PT Tiga Serangkai, 2007.

Syuhbah, Muhammad bin Muhammad Abu, Etika Membaca dan Mmepelajari al-

Qur‟an.Penerjemah Taufiqurrahman, Bandung: Pustaka Setia, 2003.

Tantawi, Muhammad Sayyid, Ijtihad dalam Teologi Keselarasan, Surabaya: JP Books, 2004.

Taryati, dkk., Pemahaman Masyarakat Terhadap Daerah Rawan Ekologi di Kabupaten

Sragen dan Bojonegoro, Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah, 2011.

Tashadi, M. Jandra, Kanjeng Kyai: Al-Qur‟an Pusaka Keraton Yogyakarta, Yogyakarta:

YKII-IAIN Sunan Kalijaga, 2004.

Taufiq, Ali Muhammad, Praktik Manajemen Berbasis Al-Qur‟an, Jakarta, Gema InsaniPress,

2004.

Team SOS, Pemanasan Global: Solusi dan peluang Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2011.

Tim Lipsus Pesantren Berita Langitan, “KH. Fuad Affandi, Sosok Revolusioner Kyai Masa

Kini, ” artikel diakses pada 22 Januari 2017 dari

https://beritalangitan.com/pesantren/kh-fuad-affandi-sosok-revolusioner-kyai-masa-

kini/

Trianto, Agus, Pasti Bisa: Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia, PT. Gelora

Aksara, Penerbit Erlangga, 2006.

Urwah, “Metodologi Pengajaran Qira‟at Sab‟ah: Studi Observasi di Pondok Pesantren

Yanbu‟ul Qur;an dan Dar Al-Qur‟an,” Suhuf, Vol. 5, No. 2, (2012).

Waluya, Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, Bandung: PT Setia

Purna Inves, 2007.

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1984.

Yusuf, Muhammad, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‟an, dalam

Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, Sahiron Syamsuddin Yogyakarta:

TH Press, 2007.

Yuswantoro, “Presiden Jokowi Dorong Santri Berwirausaha,” artikel diakses pada 16 Juli

2018 dari https://economy.okezone.com/read/2018/05/13/320/1897619/presiden-

jokowi-dorong-santri-berwirausaha.

Zubaedi, Memotret Keterlibatan BPPM Pesantren Maslakul Huda dalam Aksi

Pengembangan Masyarakat,Yogyakarta: Tesis S2 Program Pascasarjana IAIN Sunan

Kalijaga, 2004.

Page 77: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

IDENTITAS PENULIS

Page 78: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

62

Page 79: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

63

Page 80: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

64

WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

Tradisi Pembacaan Al-Qur‟an (surah al-Kahfi, ar-Rahman, as-Sajadah) di

Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Parung, Bogor.

Pengantar:

Penelitian ini diajukan atas nama Siti Subaidah, pada Jurusan Ilmu Al-Qur‟an

dan Tafsir Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian skripsi ini

bertujuan untuk mencari tahu dua hal. Pertama, bagaimana tradisi pembacaan al-

Qur‟an surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah berkembang di Yayasan Al-

Ashriyyah Nurul Iman. Kedua, apa makna tradisi pembacaan surah al-Kahfi, ar-

Rahman dan as-Sajadah bagi para pelaku.

Keterlibatan Ustadz/Ustadzah dan Saudara/I sebagai informan/responden

menjadi penting untuk untuk membantu peneliti dalam memahami poin pertama dan

kedua di atas. Saudara/I akan diminta untuk memberikan jawaban dan tanggapan atas

pertanyaan-pertanyaan mengenai identitas informan/responden, tanggapan mengenai

berkembangnya tradisi pembacaan surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah, dan

apa makna bagi para pelaku terkai tradisi pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, ar-

Rahman dan as-Sajadah. Kerahasiaan jawaban dan tanggapan dari Saudara/I akan

dijaga sesuai kode etik.

IDENTITAS RESPONDEN

1 Nama*

2 Alamat

3 Umur

4 Kelas

5 Jabatan

*) Boleh tidak dicantumkan

Page 81: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

65

Page 82: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

66

Page 83: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

67

Page 84: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

68

HASIL WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Khoirunnisa

Umur : 21

Alamat : Bekasi

Waktu Wawancara : Selasa, 2 April 2019

B. Pertanyaan

Pertanyaan Apa saja kegiatan anda secara umum di Pesantren?

Informan Sebenarnya kalau untuk kegiatan secara umum si sama seperti

Pesantren-pesantren lain. Kegiatan kita dari pengasuh

Pesantren itu yakni dari Abah, kita kan memanggil beliau itu

Abah ya, namun karena beliau sudah wafat maka semua yang

menghandle semua integrasi di Pesantren itu Umi, istri beliau.

Mulai kita dari bangun tidur jam empat, ngga boleh bangun

kurang dari jam empat. Kenapa, karena ditakutkan nanti kita

belajarnya ngantuk gitu. Misalnya ada santri yang mau bangun

jam dua atau jam tiga itu tidak diperbolehkan karena Abah

sendiri kita itu wajibnya belajar bukan salat Tahajjud karena

hanya sunnah saja. Jadi jam empat kita bangun terus salat

Subuh berjamaah, setelah salat Subuh kita bersama-sama

membaca doa fajar, kemudian membaca Yaa Hayyu Yaa

Qayyum empat puluh kali, dan asmaul husna, lalu wirid biasa

yang agak panjang kemudian membaca surah pilihan yang

berbeda-beda setiap harinya. Itu selalu dibaca setiap hari di

waktu Subuh. Biasanya kita selesai semuanya jam enam

kurang seperempat, dilanjut kita makan pagi terus kita ta‟lim

jam tujuh semua masuk kelas dan pulang jam dua belas kurang

seperempat. Setelah itu kita bersiap wudlu untuk salat Dzuhur

dan wirid yang agak panjang juga hingga jam satu. Kemudian

semua santri makan siang. Nah setelah makan siang ini

sebagian kita ada yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler gitu

sampai jam dua kita sekolah lagi setengah empat sore

kemudian persiapan salat Asar, wirid sampai jam lima. Disitu

kan ada waktu satu jam sebelum Maghrib ya, kalau dari kami

Mahasiswi itu ada kusrsus. Ada bermacam-macam kegiatan

kursus, diantaranya bidang bahasa, bidang jasa, tata boga dll.

Lalu seperti biasa kita salat Maghrib, wirid, baca Yaasin terus

dilanjut salat Isya‟ biasanya kita selesai sampai jam delapan

lewat seperempat, baru kita makan malam dan pas jam

sembilan tepat itu kita sudah harus tidur. Karena kalau tidurnya

lambat dihawatirkan kita besoknya pas kegiatan itu ngantuk

dan tertidur.

Pertanyaan Ada berapa surah-surah pilihan yang diwajibkan di Pesnatren?

Informan Kalau surah-surah pilihan itu, untuk hari-hari biasa kan setelah

Subuh dan setelah Asar. Itu beda-beda surah setiap harinya.

Keculai hari Jum‟at. Kalau Jum‟at itu kan hari libur ya, jadi

paginya baca surah an-Nur, sorenya setelah Asar itu baca surah

al-Hasyar, dan siangnya itu baru kita membaca lima surah

yaitu surah al-Kahfi, ar-Rahman, as-Sajadah, al-Waqi‟ah dan

Page 85: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

69

al-Mulk. Tapi kalau setelah Maghrib kita diwajibkan baca

surah Yaasin setiap malam. Ini semuanya wajib dan sudah

dipatenkan mulai dari zaman Abah.

Pertanyaan Sejak kapan anda melakukan amalan rutin membaca surah al-

Khafi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Sejak saya masuk Pesantren itu pas SMP sudah ada bacaan

surah tersebut. Nah sebelum mesantren kesini itu kan saya

pernah mesantren juga sebelumnya tuh di Madura. Disana itu

juga ada kegiatan membaca surah-surah pilihan ini, kebetulan

disana dulu itu yang dibaca surah al-Kahfi pas waktu malam

kalau disini dibacanya siang sebelum salat Dzuhur. Jadi ini

berlanjut sekitar dua belas tahunan gitu.

Pertanyaan Apa yang memotivasi anda melakukan pembacaan surah al-

Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Sebenarnya semua surah dalam al-Qur‟an itu bagus ya, kalau

saya memang suka surah al-Kahfi karena surah tersebut banyak

mengandung kisah, mulai dari kisah Dzul Qarnain, kisah Nabi

Musa, kisah Ashabul kahfi. Dari kisah-kisah itu tuh banyak

mengandung kontroversi, jadi ngga ada cerita pasti iya kan,

seperti Nabi Khidir dan Nabi Musa di dalam al-Qur‟an

bercerita seperti itu tapi ada versi lain. Ada yang bilang Nabi

Khidir itu Nabi, ada yang bilang dia itu orang sholeh. Cerita

Ashabul kahfi ada yang bilang mereka ada empat yang kelima

Anjingnya, ada yang bilang tujuh yang ke delapan Anjingnya.

Cerita Dzul Qarnain ada yang bilang dia itu Raja Mesir ada

yang bilang Alexander. Jadi di dalam surah al-Kahfi itu

ceritanya mengandung banyak kontroversi. Kalau surah ar-

Rahman dan al-Waqi‟ah yang diajarkan sama Abah itu

memang banyak faedahnya apalagi ar-Rahma gitu kan, ar-

Rahman itu berisi tentang kenikmatan-kenikmatan yang

diberikan oleh Allah kepada manusia. Saya yakin surah-surah

yang sudah dipilihkan oleh guru besar yang diwajibkan kepada

para santrinya itu memiliki banyak keutamaan tersendiri, gitu.

Pertanyaan Darimana anda memiliki keyakinan dan pemahaman untuk

melakukan praktik pembacaan surah al-Kahfi, ar-Rahman dan

as-Sajadah?

Informan Karena kan disini kita mesantren wajib ikut guru besar,

maksudnya kita sudah di doktrin oleh thoriqahnya oleh guru

kita. Jadi kita harus memandang sempurna apa yang

diperintahkan oleh beliau serta akan memberikan kebaikan

untuk kita. Bukan berarti saya melupakan apa yang diajarkan di

Pesantren saya dulu, bukan. Karena apa yang diajarkan disini

dengan Pesantren saya dulu tidak jauh berbeda terkait

pembacaan al-Qur‟an surah-surah pilihan ini memiliki

keutamaan yang juga tidak jauh berbeda. Jadi semua surah atau

ayat di dalam al-Qur‟an itu sama, sama memiliki bermacam

keutamaan hanya mungkin ada beberapa surah yang di

prioritaskan sehingga dijadikan amalan rutin yang diwajibkan

dibaca oleh para santri disini. Saya pernah membaca ya, bahwa

siapa yang membaca surah al-Kahfi itu akan diringankan siksa

Page 86: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

70

kuburnya, al-Waqi‟ah dan as-Sajadah bisa menambah rezeki,

ar-Rahman agar selalu menjadi pengingat buat kita untuk selalu

mensyukuri apa yang telah Allah anugerahkan untuk kita, baik

itu rezeki, kebahagiaan, suka dan duka semua harus disyukuri

karena pasti ada hikmah di balik semua itu. Saya yakin karena

yang membuat peraturan itu guru besar kami, dan pasti beliau

sudah tahu banyaknya manfaat dan keutamaan dibalik surah-

surah pilihan yang diwajibkan untuk dibaca oleh para santri

hususnya saya.

Pertanyaan Apa harapan anda dari amalan praktik membaa surah al-Kahfi,

ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Harapan saya hanya satu yakni agar saya istiqamah. Kan

istiqamah itu kan ada maqalah “Al-Istiqamah Khairun min Alfi

Karamah” dan istiqamah itu kita kan setelah kita baca kita

baca lagi dan lagi, entah itu sekarang saat saya di Pesantren

atau nanti setelah berhenti dari Pesantren Nurul Iman.

Pertanyaan Apa yang anda dapatkan dari kegiatan rutin membaca surah al-

Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Iinforman Saya mau cerita, Ka. Seperti kemarin saya kebingungan tuh,

pas sudah Asar jam lima saya bingung mencari judul apa, nah

pas kami selesai baca surah al-Kahfi di Masjid, tiba-tiba setelah

itu saya jadi tertarik untuk meneliti tentang kisah Dzul Qarnain

untuk skripsi saya. Sepertinya memang itu barakah daripada

saya membaca surah al-Kahfi tersebut deh.

Informan Kalau surah-surah pilihan yang diwajibkan itu kan kalau al-

Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah ada di hari Juma‟at sebelum

memasuki waktu Dzuhur kita membaca surah-surah itu.

Misalnnya Rabu pagi setelah salat Subuh kita membaca an-

Najm maka sorenya kita membaca at-Thalaq, kalu semisal hari

Senin ba‟da Subuh kita membaca at-Thur maka sorenya setelah

salat Asar kita membaca surah al-Hasyr misalnya. Jadi setiap

harinya itu beda-beda, Ka yang dibaca kecuali hari Jum‟at itu

kita sudah diwajibkan membaca surah al-Kahfi, ar-Rahman,

as-Sajadah, al-Waqi‟ah dan al-Mulk sama setiap selesai salat

Maghrib kita membaca surah Yaasin begitu setiap hari.

Pertanyaan Sejak kapan anda melakukan amalan rutin membaca surah al-

Khafi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Sejak masuk Pesantren ini pas tahun 2013 sudah ada kegiatan

membaca surah-surah pilihan dalam al-Qur‟an termasuk surah

al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah

Pertanyaan Kapan surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah dibaca?

Informan Dibacanya pas mau adzan Dzuhur pada hari Jum‟at, Ka. Jadi

kalau sekiranya jamnya pas mau memasuki waktu Dzuhur,

maka pembacaan surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah

dimulai. Sebenarnya bukan hanya surah itu saja yang dibaca

pas memasuki waktu Dzuhur tapi ada dua surah lagi yakni

surah al-Mulk dan al-Waqi‟ah.

Pertanyaan Apa yang memotivasi anda melakukan pembacaan surah al-

Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Karena kegiatan ini merupakan perintah langsung dari guru

Page 87: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

71

besar kami yaitu Abah atau Habib Saggaf, selain itu juga

karena fadhilah-fadhilah yang ada dibalik surah-surah tersebut.

Pertanyaan Apa tujuan anda melakukan kegiatan rutin praktik pembacaan

surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Tujuannya yang pertama adalah karena perintah guru, karena

sudah menjadi peraturan pondok terus kalau misal untuk

kepentingan sendiri gitu yaitu untuk menenangkan hati dan

sebagainya.

Pertanyaan Darimana anda memiliki keyakinan dan pemahaman untuk

melakukan praktik pembacaan surah al-Kahfi, ar-Rahman dan

as-Sajadah?

Informan Kalau saya sendiri ya, karena ini kan saya membaca al-Qur‟an,

pasti ada fadhilahnya. Apa yang diajarkan guru pasti memiliki

keutamaan dan bermanfaat untuk kita dan orang lain. Saya

yakin dengan mengikuti perintah guru saya insyaallah saya

akan mendapatkan keberkahan dalam megabdi dan akan

memetik manfaatnya walaupun tidak saat ini bisa saja suatu

saat saya mendapatkan kemanfaatan dari istiqamah membaca

surah-surah pilihan yang diwajibkan oleh Pesantren ini.

Pertanyaan Apa harapan anda dari amalan praktik membaa surah al-Kahfi,

ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Harapan saya kedepannya ya supaya saya lebih rajin lagi

mengkaji al-Qur‟an terus belajar memahami apa saja

fadhilahnya gitu, kemudian bisa mengamalkan surah-surah

tersebut

Pertanyaan Apa yang anda dapatkan dari kegiatan rutin membaca surah al-

Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Saya merasa dengan kebiasaan rutin membaca surah-surah

yang diwajibkan oleh Pesantren itu saya mendapatkan

ketenangan bathin, itu saya rasakan setiap hari, terkadang saat

saya mendapatkan suatu masalah saya sangat mudah

menyelesaikannya. Kan di beberapa surah itu juga ada ya

fadhilah daripada membaca surah al-Waqi‟ah misalnya itu

akan dimudahkan rezekinya, itu juga saya rasakan meskipun

tidak disini tapi keluarga saya di rumah mendapatkan yang

dimudahkan rezekinya. Itu saya yakin sekali entah

kenapa,terkadang saya geleng-geleng tidak percaya gitu, Ka.

Tapi setiap kejadian yang saya alami itu semakin membuat

saya yakin bahwasanya memang benar fadhilah-fadhilah yang

disebutkan ketika membaca surah-surah tertentu dalam al-

Qur‟an meskipun hadis-hadis yang membahas tentang fadhilah

membaca surah-surah itu kebanyakan dhaif ya, Ka. Tapi saya

yakin.

A. Identitas Informan

Nama : Crehnaldo Septa D

Umur : 20

Alamat : Bengkulu

Waktu Wawancara : Selasa, 2 April 2019

Page 88: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

72

B. Pertanyaan

Pertanyaan Apa saja kegiatan anda secara umum dan yang diwajibkan

oleh di Pesantren?

Informan Kalau yang diwajibkan pastinya, kita harus belajar tepat

waktu, salat tepat waktu, tidur tepat waktu. Karena saya

ngafalin Qur‟an maka saya juga diwajibkan muraja‟ah

hafalan saya, kaya dzikir gitu kita lama. Itu yang paling

dominan di pondok. Kalau kegiatan sehari-hari itu kita

bangun jam empat untuk persiapan salat Subuh berjama‟ah

dan dzikir kemudian membaca surah al-Waqi‟ah dulu

sampai jam setengan enam baru bubar dari Masjid

langsung persiapan untuk sekolah kita berangkat sekitar

jam setengah tujuh, kalau yang untuk kami Mahasiswa

mengikuti kegiatan membaca tafsir di Masjid yang

dibimbing oleh Abah ketika masih ada dulu. Itu dimulai

pas jam tujuh sampai jam sembilan. Setelah mengikuti

kajian tafsir kita langsung kuliah sampai jam setengan dua

belas. Selesai kuliah kita persiapan salat Dzhuhur

berjama‟ah beres jam satu, habis itu makan siang sampai

batas jam dua baru masuk kelas lagi ta‟lim diniyah sampai

jam setengah empat. Setelah ta‟lim diniyah kita balik agi

ke asrama untuk persiapan salat Asar, dzikir dan membaca

surah-surah pilihan sampai jam liat. Dari jam lima sampai

menjelang maghrib ada yang mengikuti ekskul, sesuai

dengan kegiatan mereka masing-masing. Setelah itu kita

persiapan salat Maghrib sampai Isya‟ tidak boleh beranjak

dari Masjid, setelah itu kita makan malam baru tidur. Itu

kegiatan santri setiap hari.

Pertanyaan Adakah surah-surah lain yang diwajibkan oleh Pesantren

selain surah al-Kahfi, ar-Rahman, dan as-Sajadah?

Informan Banyak, ada ad-Dzariyat, at-Thur, an-Najm, al-Mulk, al-

Waqi‟ah. Kalau ngga salah surah-surahnya banyak diambil

dari juz 29 sampai juz 30.

Pertanyaan Kapan anda membaca surah al-Kahfi, ar-Rahman, dan as-

Sajadah yang telah ditentukan oleh Pesantren?

Informan Kalau surah ar-Rahman itu dibaca setelah Asar pas hari

Selasa, kalau surah al-Kahfi dibacanya sebelum salat

Jum‟at, kalau as-Sajadah kita membacanya pas hari Kamis

setelah salat Asar. Oiya untuk surah as-Sajadah juga

dibaca pas hari Sabtu pagi setelah salat Subuh.

Pertanyaan Adakah etika atau gerakan-gerakan khusus, ketika anda

melakukan pembacaan surah al-Kahfi, ar-Rahman, dan as-

Sajadah?

Informan Ada tuh di surah al-Kahfi itu kan ada bacaan yang harus

berhenti tidak pada waqafnya. Kalau saya contohkan

kayanya agak lama, itu sudah perintah dari Abah. Jadi kita

harus ikut beliau, kalau menurut beliau harus baca seperti

itu maka kita harus mengikutinya.

Pertanyaan Apa yang memotivasi anda melakukan pembacaan al-

Qur‟an surah al-Kahfi, ar-Rahman, dan as-Sajadah?

Page 89: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

73

Informan Kalau kita mungkin motivasi utamanya adalah arahan

guru, kita ikut guru kita pastinya itu motivasi terbesar.

Selain itu juga kata Abah dulu insyaallah kita akan dijamin

dengan istiqamah membaca surah-surah pilihan dalam al-

Qur‟an yang diwajibkan oleh Pesantren apalagi surah al-

Kahfi, ada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa

“Apabila kita membacanya setiap hari Jum‟at makan kita

akan aman sampai Jum‟at selanjutnya” terus surah ar-

Rahman juga akan menjamin kehidupan kita di rumah.

Dengan kita istiqamah dan mentaati perintah guru disini

insyaallah kita akan dijaga dari bahaya dan malapetaka.

Mungkin itu ya.

Pertanyaan Darimana anda memiliki keyakinan atau pemahaman

untuk melakukan praktik pembacaan al-Qur‟an surah al-

Kahfi, ar-Rahman, dan as-Sajadah?

Informan Kalau saya, benar-benar mendengarkan langsung caramah

Abah seperti itu. Beliau menyampaikan bahwa “Faedah

setiap surah yang ditetapkan di pondok ini itu pasti punya

keistimewaan sendiri dan pasti akan memberikan efek

bagus untuk antum untuk selalu mendawamkannya.” Saya

pernah punya pengalaman pribadi yang mungkin ini agak

sedikit konyol kalau diceritakan namun karena

pengalaman itu juga yang membuat saya bertambah

keyakinan terhadap keistimewaan surah-surah yang

diijazahkan Abah di Pesantren ini. Ceritanya dulu ketika

saya sedang di luar pas liburan Pesantren pernah kena

hipnotis terus tiba-tiba saya ingat Abah pernah berkata

bahwa ada salah satu ayat dalam surah al-Kahfi yang

membuat kita sadar dan ternyata saya sadar tapi ketika

uang saya sudah ludes. Mungkin karena saya istiqamah

membaca surah al-Kahfi itu makanya dapat penjagaan

Pertanyaan Apa harapan anda dari amalan praktik pembacaan al-

Qur‟an surah al-Kahfi, ar-Rahman, dan as-Sajadah?

Informan Harapan saya, bagi diri pribadi atau orang-orang yang

tahu, sebenarnya tuh harus banyak-banyak mencari tahu

keistimewaan surah-surah pendek yang didawamkan

dalam agama Islam. Benar-benar rahasianya itu ternyata

banyak walaupun ada sebagian yang bilang surahnya

pendek-pendek sehingga terlalu ringan padahal ternyata

memiliki keutamaan yang sangat bagus. Apalagi surah ar-

Rahman ayatnya banyak yang sama hampir tiga puluh

lebih tetap ada saja sebagian orang yang menganggapnya

agak enteng tapi ternyata disitu ayat-ayat al-Qur‟an disitu

benar-benar memiliki keistimewaan yang luar biasa. Oleh

karenanya harus kita dawamkan setiap saat, apalagi

membaca surah-surah pilihan yang telah diwajibkan oleh

pesantren ini.

Informan Kalau al-Kahfi dibacanya hari Jum‟at sebelum salat Jum‟at

yang dipimpin langsung oleh bilal, kalau ar-Rahman

dibaca hari Rabu setelah salat Asar, kalau as-Sajadah

Page 90: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

74

dibacanya hari Sabtu setelah salat Asar. Biasanya itu ada

surah al-Kahfi, as-Sajadah sama Yaasin yang dibaca

sebelum salat Jum‟at, kalau kaya surah al-Waqiah itu

dibaca rutin setelah salat Subuh.

Pertanyaan Apakah anda membaca surah-surah tertentu pula selain

surah-surah yang telah diwajibkan oleh Pesantren?

Informan Kalau surah tertentu si tidak, tapi alhamdulillah karena

saat ini saya sedang proses menghafal al-Qur‟an maka

saya mewajibkan diri saya untuk menghatamkan sekaligus

muraja‟ah tiga juz dalam sehari.

Pertanyaan Sejak kapan anda membaca surah al-Kahfi, ar-Rahman

dan as-Sajadah?

Informan Waktu saya pertama mondok disini pada tahun 2016 sudah

ada kewajiban membaca surah-surah tersebut?

Pertanyaan Apa yang memotivasi anda untuk melakukan amalan

praktik pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi, ar-Rahman

dan as-Sajadah?

Informan Pertama, karena mengikuti thariqah guru besar yakni Abah

terus kan dalam surah-surah pilihan ada surah yang

keutamaannya dapat meningkatkan rezeki dan banyak

keutamaan yang lainnya, mungkin yang kedua karena

banyaknya keutamaan dibalik surah-surah itu yah. Kaya

surah al-Mulk itu kan ada fadhilahnya buat orang-orang

yang istiqamah membaca surah al-Mulk maka nanti di hari

kiamat akan mendapatkan pertolongan juga di akhir akan

terhidar dari fitnah Dajjal.

Pertanyaan Darimana anda memiliki keyakinan atau pemaham untuk

melakukan praktik pembacaan al-Qur‟an surah al-Kahfi,

ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Saya pernah punya pengalaman gitu ya, Ka. Dulu pernah

sakit di Bogor dan saya hanya punya uang dua puluh ribu

waktu itu, saya bingung ka mau bayar darimana untuk

biaya rumah sakit. Terus tiba-tiba saudaraku menelepon

dari Jakarta padahal saya tida kepikiran sama sekali untuk

menghubungi dia, saya bilang kalau sedang sakit, dia

langsung menyambangi saya tuh ya. Alhamdulillah habis

itu juga saya dapat tambahan dari dia seratus ribu untuk

bekal kembali ke Pesantren. Pernah juga dulu pas liburan

Pesantren bulan puasa sebelum pulang ke ruma saya

mengikuti acara pondok tahfidz di Cisarua selama dua

puluh lima hari terus pulang ke pondok, besoknya sekitar

jam sebelas saya jalan kaki ke Parung untuk beli tiket pas

di tengah perjalanan balik lagi ke pondok saya teringat

bahwasanya waktunya sudah mepet banget karena uang

saya sudah habis yasudah tuh saya tawakkal meneruskan

perjalanan saya ke pondok, nah pas di Indomaret Jl.

Ciseeng itu tiba-tiba saya ketemu Ustadz yang mengantar

saya ke pondok, kemudian saya salat Dzuhur dan

menelepon kakak bilang bahwa sudah beli tiket gitu habis

itu langsung berangkat, nyampe Parung itu pas jam satu.

Page 91: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

75

Ngga ngebayangin kalau saya lambat beberapa menit saja

sudah hangus itu tiket. Dari kejadin-kejadian itu saya

semakin yakin bahwasanya memang surah-sura pilihan

yang diperintahkan Abah untuk dibaca santrinya itu sangat

bermanfaat sekali. Ya, walaupun sebenarnya setiap sesuatu

itu terjadi atas kehendak Allah ya, Ka. Tapi disamping itu

saya juga memiliki keyakinan terhadap fadhilah-fadhilah

daripada surah-surah tersebut.

Pertanyaan Apa harapan anda dari amalan praktik pembacaan al-

Qur‟an surah al-Kahfi, ar-Rahman dan as-Sajadah?

Informan Pertama, agar saya semakin memperdalam ilmu saya

tentang al-Qur‟an karena dengan kita selalu membaca al-

Qur‟an maka hati kita akan selalu dalam ketenangan

seberapapun besar masalah yang kadang-kadang Allah

berikan pada kita, insyaallah wajah kita nanti juga akan

terang karena sering membaca kalam-kalam Allah

tersebut. Disamping itu saya juga ingin memahami

makasud daipada setiap ayat dalam surah-surah al-Qur‟an

hususnya surah-surah pilihan yang telah diwajibkan oelh

Pesantren Nurul Iman. Seperti surah al-Waqi‟ah tentang

bertambahnya rezeki misalnya atau surah Yaasin tentang

penjagaan Allah untuk kita jadi kalau kita bacanya siang

misalnya maka kita akan dijaga sampai siangnya lagi.

Seperti itu.

Page 92: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

76

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Ustadz Ali Mutakin

Alamat : Parung

Umur : 38 tahun

Jabatan : Puket I Bag. Akademik

2. Nama : Ustadzah Herti

Alamat : Ciseeng

Umur : 37 tahun

Jabatan : Pengurus Pusat Putri

3. Nama : M. Rifki Abdillah

Alamat : Bekasi

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswa

4. Nama : Ajrul Syarifudin Ibrahim

Alamat : Cilacap

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswa

5. Nama : Crehnaldo Septa D.

Alamat : Bengkulu

Umur : 20 tahun

Jabatan : Mahasiswa

6. Nama : M. Irsyadul Uman

Alamat : Gobogan

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswa

7. Nama : Ahmad Syukur

Alamat : Wonosobo

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswa

8. Nama : Khairunnisa

Alamat : Bekasi

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswi

9. Nama :Nurhayati

Alamat : Karawang

Umur : 21 tahun

Page 93: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

77

Jabatan : Mahasiswi

10. Nama : Silvia Nurfarida

Alamat : Bogor

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswi

11. Nama : Inarotul Ulya

Alamat : Bogor

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswi

12. Nama : Durotus Sa‟diyah

Alamat : Cirebon

Umur : 21 tahun

Jabatan : Mahasiswi

13. Nama : Muhammad A‟yun

Alamat : Bogor

Umur : 24 tahun

Jabatan : Alumni Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman

14. Nama : Ibu Sumiati

Alamat : Parung

Umur : 40

Jabatan : Warga Sekitar

15. Nama : Ibu Nurul

Alamat : Parung

Umur : 47 tahun

Jabatan : Warga Sekitar

Kegiatan Harian Santri

a. Kegiatan Harian

No Jam Kegiatan

1 04.00 WIB Bangun Tidur

2 04.15-05.00 Baca Asmaul Husna,

Baca ijazah Syaikhana Khalil Bangkalan131

,

Baca doa fajar, Salat subuh berjamaah,Wirid

berjamaah.

3 05.00-06.00 Baca surah-surah pendek, Hafalan Al-Qur'an one

day one ayat, kumpul di lapangan basket untuk

mengikuti aerobic/senam pagi selama 10 menit

131

Yâ Hayyu Yâ Qayyum Lâ Ilâha Illâ Anta

Page 94: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

78

4 06.00-06.30 Salat Dluha, Piket, Kursus, Kumpul Organisasi

5 06.30-07.00 Persiapan sekolah, Sarapan

6 07.00-11.45 Kegiatan Sekolah Formal

7 11.45-13.00 Salat Dzuhur berjamaah, Wirid, Makan siang

8 13.00-15.30 Masuk kelas Diniyah

9 15.30-17.00 Salat Asar berjamaah, wirid, baca surah-surah

pendek, Baca one day one ayat berjamaah setelah

wirid

10 17.00-17.45 Istirahat

11 17.45-20.00 Wajib berkumpul di Masjid persiapan salat

Maghrib-Isya, Wirid

12 20.00-21.00 Belajar mandiri

13 21.00-03.00 Kegiatan mandiri dan istirahat

b. Kegiatan Mingguan

No Hari Jam Kegiatan

1 Malam

Jum‟at

20.00-21.00 Baca Maulid ad-Diba‟i

2

Hari Jum‟at

07.00-08.00

08.00-11.00

11.00-12.00

13.00-15.00

Ziarah makam guru besar

Jumsih (jum‟at bersih),

Pembacaan surah al-Kahfi,

ar-Rahman, dan as-Sajadah

Kursus ekstrakulikuler

3 Malam

Minggu

20.00-21.00 Muhadharah

c. Agenda Bulana

No Hari Jam Kegiatan

1 Malam

Juma‟at

minggu ke 4

20.00-21.00 NOBAR

2 Hari Jum‟at

minggu ke 4

07.00-08.25

08.35-17.00

Pembacaan Maulid ad-

Diba‟I di Masjid putra

Kunjungan wali santri

Page 95: TRADISI PEMBACAAN AL-QUR AN (SŪRAH AL-KAHFI, AL- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45395/1/SITI... · tradisi pembacaan al-qur‛an (sŪrah al-kahfi, al- rahman,

79

BIOGRAFI PENULIS

Nama : Siti Subaidah

Tempat/Tanggal Lahir : Sampang, 19 Juli 1994

Alamat Asal : Jl. Darul Amin Nagasari Dsn. Oprak Desa Tamberu Daya

Kec. Sokobanah Kab. Sampang Madura.

Alamat Sekarang : Jl. Mh. Thamrin No. 88 Rt/Rw 001/01 Kel. Panunggangan

Utara Kec. Pinang Kota Tangerang Banten

Nomor HP : 087849307200

E-mail : [email protected]

Nama Orang Tua

Ayah : Sumiati

Ibu : Mahra

Alamat Orang Tua : Jl. Darul Amin Nagasari Dsn. Oprak Desa Tamberu Daya

Kec. Sokobanah Kab. Sampang Madura.

Nomor HP Orang Tua : 085211165591

Pendidikan Formal

MI Ponpes Darul Amin Nagasari (1996-2006)

SDN Tamberu Laok IV Sokobanah (1996-2006)

MTS Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan (2006-2009)

MA Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan (2009-2012)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

Anggota MKC (Master Kocak Community, Public Speaking) 2012-2014

Anggota IRMAFA (Ikatan Remaja Masjid Fathullah UIN Jakarta) 2012-2014

Anggota LPQ (Lembaga Pengajaran Al-Qur‟an UIN Jakarta) 2013-2015

Anggota IMABA (Ikatan Mahasiswa Bata-Bata JABODETABEK) 2012-2013