TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM ...repository.uinjambi.ac.id/2253/1/ZAIRI AMRULLAH -...

80
TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM SEBERANG KOTA JAMBI MENURUT HUKUM ISLAM SKRIPSI OLEH ZAIRI AMARULLAH NIM: SH. 100084 JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Transcript of TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM ...repository.uinjambi.ac.id/2253/1/ZAIRI AMRULLAH -...

  • TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM

    SEBERANG KOTA JAMBI MENURUT

    HUKUM ISLAM

    SKRIPSI

    OLEH

    ZAIRI AMARULLAH

    NIM: SH. 100084

    JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

    FAKULTAS SYARI’AH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2018

  • TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM

    SEBERANG KOTA JAMBI MENURUT

    HUKUM ISLAM

    SKRIPSI

    OLEH

    ZAIRI AMARULLAH

    NIM: SH. 100084

    JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM

    FAKULTAS SYARI’AH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • ix

    ABSTRAK

    Nama : Zairi Amarullah

    Jurusan : Perbandingan Mazhab dan Hukum

    Judul : Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Seberang Kota Jambi

    Menurut Islam

    Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tradisi cukuran bayi masyarakat

    muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam. Skripsi ini menggunakan

    pendekatan yuridis empiris dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan

    metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

    Kesimpulan penelitian ini adalah kebudayaan mecukur rambut bayi ini

    merupakan suatu nilai yang telah dilakukan secara turun temurun, sehingga

    apapun kepercayaan yang di anut di Indonesia, hal ini tetap dilakukan. Namun

    nilai-nilai tersebut jangan menyimpang dari ajaran Islam bahkan tidak diatur

    dalam Al Quran dan as Sunnah. Islam mengajarkan agar kelahiran seorang bayi

    disambut dengan baik dan kemudian dirawat dan diasuh agar menjadi seorang

    muslim yang taat dan saleh. Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal yang

    ditentukan oleh agama Islam: adzan, aqiqah, pemberian nama dan mencukur

    rambut serta khitanan.

    Keyword: Tradisi Cukuran Bayi, Masyarakat Muslim, Hukum Islam

  • x

    ABSTRACT

    Name : Zairi Amarullah

    Major : Comparison of Schools and Laws

    Title : Shaving Tradition of Muslim Communities Across the City of Jambi

    According to Islam

    This thesis aims to find out the shaving tradition of the Muslim

    community of Sebarang City of Jambi according to Islamic law. This thesis uses

    an empirical juridical approach with data collection methods carried out by

    observation, interviews and documentation.

    The conclusion of this study is the culture of shaving baby hair is a value

    that has been carried down for generations, so that whatever beliefs are professed

    in Indonesia, this is still being done. But these values do not deviate from Islamic

    teachings and are not even regulated in the Qur'an and Sunnah. Islam teaches that

    the birth of a baby is welcomed and then treated and cared for to become a devout

    and pious Muslim. For that we need to do a number of things that are determined

    by Islam: adhan, aqiqah, naming and shaving and circumcision.

    Keyword: Baby Shaving Tradition, Muslim Society, Islamic Law

  • v

    PERSEMBAHAN

    Dengan hati yang tulus, dan penuh dengan kesabaran

    Ku persembahkan hasil karyaku sebagai bukti dan baktiku

    kepada orangku yang tercinta

    Ayahanda, ibunda dan saudara

    Yang selalu memberi motivasi dan dorongan

    Semoga amal baiknya dibalas Allah

  • vi

    MOTTO

    Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

    keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah

    syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu

    (QS. Al-Baqarah: 208).

    (٢·٨ :البقرة)

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

    PENGESAHAN ............................................................................................ iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ........................................................................................ v

    MOTTO ........................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

    ABSTRAK .................................................................................................... ix

    ABSTRACT .................................................................................................. x

    DAFTAR ISI................................................................................................. xi

    DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 5

    C. Batasan Masalah .................................................................... 6

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 6

    E. Kerangka Teori ...................................................................... 7

    F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 13

    BAB II METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 16

    B. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 16

    C. Setting dan Subjek Penelitian ................................................ 17

    D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 18

    E. Analisis Data .......................................................................... 19

    F. Sistematika Penulisan ............................................................ 22

    G. Jadwal Penelitian ................................................................... 22

  • xii

    BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Seberang Kota Jambi ................................................ 24

    B. Gambaran Umum Kelurahan Pasir Panjang .......................... 32

    1. Sejarah.............................................................................. 32

    2. Letak Geografis ................................................................ 33

    3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama, Pendidikan

    dan Ekonomi .................................................................... 34

    4. Struktur Pemerintahan ..................................................... 40

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Sebarang Kota

    Jambi ...................................................................................... 49

    B. Pandangan Hukum Islam tentang Tradisi Cukuran

    Bayi Masyarakat Muslim Sebarang Kota Jambi .................... 58

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................... 62

    B. Saran-Saran ............................................................................ 62

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xiii

    DAFTAR SINGKATAN

    UUD : Undang-undang Dasar

    OKU : Ogan Komiring Ulu

    KH : Kiyai Haji

    JL : Jalan

    No : Nomor

    KM : Kilometer

    PNS : Pegawai Negeri Sipil

    TNI : Tentara Nasional Indonesia

    POLRI : Polisi Republik Indonesia

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al-Qur’an dan As-Sunnah banyak memberikan tuntunan mengenai

    pembinaan anak. Anak bukan sekedar buah hati, pelengkap kebahagiaan atau

    hanya menyambung keturunan. Lebih dari itu, anak adalah harapan yang

    dapat menyambung dan meneruskan estafet perjuangan dalam menegakkan

    risalah Islam di muka bumi ini, anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah

    SWT. kepada orang tuanya. Karena itu, orang tua harus menjaga dan

    memelihara amanah yang diberikan Allah SWT. kehadiran seorang anak harus

    dipersiapkan sedemikian rupa oleh orang tuanya. Tidak cukup hanya dengan

    ucapan syukur, memberinya nama yang indah dan sebagainya tetapi juga tidak

    kalah pentingnya adalah pembinaan yang Islami sehingga ia dapat

    berkembang sesuai dengan nilai-nilai fitrah yang dibawanya.

    فطرةفأبواهيهودانهأوينصرانهأويمجسانهكلمولوديولدعلىال

    (لمسلماوالبخاري رواه)

    Artinya: “Setiap anak terlahir dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah

    yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi” (HR.

    Bukhari dan Muslim).1

    Berdasarkan hadits di atas dapat di kemukakan bahwa setiap anak yang

    lahir dalam keadaan fitrah. Kemudian faktor yang paling dominan yang

    mempengaruhi pembentukan orientasi hidupnya dapat dilihat dari tiga hal,

    1Al-Marhum As-Sayyid Al-Hasyimi. Muhtarul Hadits An-Nabawiyah. Cet. 6., h. 156.

    1

  • 2

    yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Islam mengajarkan agar kelahiran

    seorang bayi disambut dengan baik dan kemudian dirawat dan diasuh agar

    menjadi seorang muslim yang taat dan saleh. Untuk itu perlu dilakukan

    beberapa hal yang ditentukan oleh agama Islam: a. Adzan b. Aqiqah c.

    Pemberian Nama dan Mencukur Rambut d. Khitanan.2

    Upacara cukuran telah membudaya dalam masyarakat Indonesia, hal ini

    dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan rambut bayi dari segala

    macam najis. Upacara cukuran atau marhabaan juga merupakan ungkapan

    syukuran atau terima kasih kepada Tuhan YME yang telah mengkaruniakan

    seorang anak yang telah lahir dengan selamat. Upacara cukuran dilaksanakan

    pada saat bayi berumur 40 hari.

    Pada pelaksanaannya bayi dibaringkan di tengah-tengah para undangan

    disertai perlengkapan bokor yang diisi air kembang 7 rupa dan gunting yang

    digantungi perhiasan emas berupa kalung, cincin atau gelang untuk mencukur

    rambut bayi. Pada saat itu mulailah para undangan berdo’a dan berjanji atau

    disebut marhaban atau pujian, yaitu memuji sifat-sifat nabi Muhammad saw.

    dan membacakan doa yang mempunyai makna selamat lahir bathin dunia

    akhirat. Pada saat marhabaan itulah rambut bayi digunting sedikit oleh

    beberapa orang yang berdoa pada saat itu.

    Kebudayaan mecukur rambut bayi ini merupakan suatu nilai yang telah

    dilakukan secara turun temurun, sehingga apapun kepercayaan yang di anut di

    Indonesia, hal ini tetap dilakukan. Kebudayaan, pada dasarnya adalah hasil

    2Departemen Agama, Pembinaan Keluarga Pra Sakinah dan Sakinah I, (Jakarta:Direktorat

    Jenderal, 2003), hal. 53.

  • 3

    karya, cipta, rasa, karsa manusia. Dan setiap kebudayaan mempunyai maksud

    tersendiri yang berisikan nilai-nilai. Nilai-nilai inilah yang mengambil peran

    dalam setiap langkah manusia dalam melakukan sesuatu. Namun nilai-nilai

    tersebut jangan menyimpang dari ajaran Islam bahkan tidak diatur dalam Al

    Quran dan as Sunnah. 3

    Budaya mencukur rambut si kecil telah dikenal turun temurun. Para

    umat muslim biasa menyelenggarakan upacara cukuran saat anaknya berusia

    40 hari dengan maksud membersihkan atau menyucikan rambut si kecil dari

    segala macam najis dan diharapkan nantinya si kecil akan tumbuh sehat dan

    dijauhkan dari berbagai macam penyakit. Selain itu upacara ini juga

    merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang telah

    mengaruniakan seorang anak.

    Pada pelaksanaan upacara ini biasanya para pemuka agama setempat

    akan hadir dan membacakan doa-doa. Si kecil digendong bapak atau

    kakeknya akan digunting rambutnya oleh semua yang hadir dengan cara

    mencelupkan gunting terlebih dahulu ke dalam air kembang 7 rupa sebelum

    menggunting beberapa helai rambut si kecil. Potongan rambut diletakkan di

    dalam kelapa hijau yang telah dilubangi atasnya. Berikutnya para penggunting

    rambut ditetesi minyak wangi pada bajunya, beberapa hari kemudian barulah

    rambut bayi dicukur habis.

    Seluruh potongan rambut si kecil ditimbang di timbangan emas dan

    dinilai seharga nilai emas yang nantinya akan disumbangkan kepada fakir

    3Jurnal Potong Rambut Anak, Cara dan Manfaatnya https://jurnalpediatri.com/

    2016/02/29/407

  • 4

    miskin sebagai sedekah. Setelah ditimbang barulah kelapa yang berisi rambut

    dikubur. Sedekah di sini mengandung harapan agar si kecil kelak menjadi

    orang yang bermanfaat bagi masyarakat, nusa, bangsa dan agama, serta

    berbakti kepada orang tuanya. Ini mengingatkan kepada kelapa yang seluruh

    bagian pohonnya berguna bagi manusia.

    Ada anggapan di masyarakat bahwa hal yang bid’ah dalam acara

    syukuran adalah pembacaan kitab Barzanzi karena terdapat kalimat pujian

    yang berlebihan dan menjadi syirik pemahamannya seperti yang dilakukan

    masyakarat seberang Kota Jambi. Sebenarnya hal yang menjadi syariat utama

    dalam Islam ketika kelahiran bayi adalah melakukan akikah namun terdapat

    masyarakat yang lebih mementingkan acara perkumpulan dengan melakukan

    marhabahan yang tidak ada syariatnya. Tujuan, hikmah dan manfaat dari

    akikah adalah: Akikah merupakan kurban untuk mendekatkan diri kepada

    Allah, yang ditujukan (pahalanya) untuk bayi yang baru lahir ke alam dunia.

    Akikah merupakan alat untuk melepas gadaian (ikatan) pada si bayi yang baru

    dilahirkan. Sebab seorang anak dalam keadaan tergadai (terikat) dengan

    akikahnya. Menurut Imam Ahmad, maksud tergadai disini adalah tertahannya

    syafaat sang anak untuk kedua orangtuanya. Akikah merupakan fidyah

    (tebusan) untuk menebus si anak, sebagaimana Allah Subhanahuwa Ta'ala

    menebus Isma'il yang akan disembelih dengan seekor kambing yang sangat

    besar.4

    4 http://stmaulidya.blogspot.co.id/2014/06/makalah-tradisi-melayu_23.html

  • 5

    Umat Islam di seberang Kota Jambi tidak sedikit yang belum

    memahami hukum Islam, terutama menyangkut hukum-hukum yang sunnah.

    Karena itu umat Islam banyak yang melupakan bahkan meninggalkan sunnah-

    sunnah Rasulullah saw., seperti dalam masalah aqiqah terhadap anak yang

    baru dilahirkan. Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita

    yang tergadai. Aqiqah juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas

    anugerah, sekaligus amanah yang di berikan Allah SWT. terhadap kita.

    Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW, yang

    merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah tersebut mulai

    jarang di laksanakan oleh kaum muslimin. Dalam kondisi apapun ibadah

    harus dilakukan dengan sebaik-baiknya serta setiap saat perlu meningkatkan

    pengetahuan agama, khususnya pengetahuan agama yang berkaitan dengan

    konsep Islam tentang kehidupan berkeluarga dan kegiatan itu sesuai dengan

    yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.5 Nabi mengatakan bahwa hewan

    yang disembelih untuk seorang bayi seyogyanya bertujuan untuk ibadah,

    seperti kurban dan hadyu (binatang yang disembelih oleh jamaah haji).

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bermaksud

    untuk membahas: Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Sebarang

    Kota Jambi Menurut Hukum Islam.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada pemaparan yang telah penyusun kemukakan di atas,

    maka bisa di tarik pokok masalah sebagai berikut:

    5 http://asysyariah.com/mencukur-rambut-bayi/

  • 6

    1. Bagaimana tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi?

    2. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi

    masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi?

    C. Batasan Masalah

    Penelitian ini dibatasi pada tradisi cukuran bayi masyarakat muslim

    Sebarang Kota Jambi, khususnya di Kelurahan Pasir Panjang kecamatan

    Danau Teluk, menurut hukum Islam.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Ingin mengetahui tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang

    Kota Jambi.

    b. Ingin mengetahui pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran

    bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi.

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Menambah cakrawala ilmiah bagi perkembangan wacana hukum

    Islam khususnya dalam kasus pandangan hukum Islam tentang tradisi

    cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi.

    b. Memberikan pemahaman dan informasi mengenai pandangan hukum

    Islam tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota

    Jambi.

    c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu

    (S1) pada Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), Fakultas

  • 7

    Syariah, institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin

    Jambi.

    E. Kerangka Teori

    1. Tradisi/Hukum Adat

    Hukum adalah peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah)

    atau adat yang berlaku bagi semua orang dalam suatu masyarakat (negara);

    undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup dalam

    masyarakat; patokan (kaidah, ketentuan) mengenai suatu peristiwa (alam

    dsb) yg tertentu; keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim

    (dalam pengadilan); vonis.6 Adat adalah aturan (perbuatan dsb) yang lazim

    diturut atau dilakukan sejak dahulu kala: kebiasaan; cara (kelakuan dsb)

    yang sudah menjadi kebiasaan: cukai menurut peraturan yang berlaku (di

    pelabuhan dsb).7

    Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan

    dalam Bahasa Indonesia berarti “kebiasaan”. Adat atau kebiasaan telah

    meresap kedalam Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua bahasa daerah

    di Indonesia telah menganal dan menggunakan istilah tersebut. Adat atau

    kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut : “Tingkah laku seseoarang yang

    terus-menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat

    luar dalam waktu yang lama”. Dengan demikian unsure-unsur terciptanya

    adat adalah:

    6Anonim, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusata Bahasa Departemen Pendidikan

    Nasional, 2008), hlm. 531. 7Ibid., hlm. 11.

  • 8

    a. Adanya tingkah laku seseorang

    b. Dilakukan terus-menerus

    c. Adanya dimensi waktu.

    d. Diikuti oleh orang lain/ masyarakat.8

    Dikutip dari Modul Hukum Adat, sejumlah ahli menjelaskan

    mengenai Hukum adat.

    e. Dalam kepustakaan Hukum Adat orang yang pertama kali memakai

    istilah Hukum Adat yaitu Prof. Dr. C. Snouk Hurgronye dalam

    bukunya De Atjehers. Hukum ada dalam kenyataannya di masyarakat

    tidak statis, mengikuti perkembangan jaman dan ikuti unsur-unsur

    pembentuknya. Unsur-unsur pembentuk hukum ada ada dua (2) yaitu:

    1) unsur Kenyataan. Adat dalam keadaan sama selalu ditaati oleh

    masyarakat, 2) Unsur Psikologis. Ada keyakinan dari masyarakat,

    bahwa hukum adat mempunyai kekuatan untuk ditaati sehingga

    menimbulkan kewajiban hukum (Opinium Yuris Necissetis), jadi

    apabila orang tersebut dimasyarakat tidak menjalankan ketentuan

    hukum adat dengan baik dinilai oleh masyarakat kurang baik.

    f. Prof. Supomo, hukum adat ialah hukum yang tidak tertulis yang berada

    di dalam peraturan legislatif (Unstatory Law) atau hukum adat adalah

    hukum yang tak tertulis yang timbul dari keputusan-keputusan hukum

    (Judge Mad Law.

    g. Dr. Sukanto, Hukum adat adalah kumpulan daripada adat yang tidak

    8Bewa Ragawino, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat Indonesia (Bandung: Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, 2008), hlm. 1.

  • 9

    dibukukan yang mempunyai sifat paksaan (sanksi) serta mempunyai

    akibat hukum itu pula.

    h. Prof. Joyodiguno, Hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber

    pada peraturan.9

    Dalam Batang Tubuh UUD 1945, tidak satupun pasal yang

    mengatur tentang hukum adat. Oleh karena itu, aturan untuk berlakunya

    kembali hukum adat ada pada Aturan Peralihan UUD 1945 Pasal II, yang

    berbunyi: “Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung

    berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang

    Dasar ini”.

    Hukum adat kita mempunyai corak-corak tertentu adapun corak-

    corak yangterpenting adalah:

    a. Bercorak Relegiues- Magis: Menurut kepercayaan tradisionil

    Indonesia, tiap-tiap masyarakat diliputi oleh kekuatan gaib yang harus

    dipelihara agar masyarakat itu tetap aman tentram bahagia dan lain-

    lain. Tidak ada pembatasan antara dunia lahir dan dunia gaib serta

    tidak ada pemisahan antara berbagai macam lapangan kehidupan,

    seperti kehidupan manusia, alam, arwah-arwah nenek moyang dan

    kehidupan makluk-makluk lainnya. Adanya pemujaan-pemujaan

    khususnya terhadap arwah-arwah darp pada nenek moyang sebagai

    pelindung adat-istiadat yang diperlukan bagi kebahagiaan masyarakat.

    Setiap kegiatan atau perbuatan-perbuatan bersama seperti membuka

    9Heru Kuswanto, Modul: Hukum Adat, (Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Narotama

    Surabaya, 2011), hlm. 1.2.

  • 10

    tanah, membangun rumah, menanam dan peristiwa-pristiwa penting

    lainnya selalu diadakan upacara-upacara relegieus yang bertujuan agar

    maksud dan tujuan mendapat berkah serta tidak ada halangan dan

    selalu berhasil dengan baik. Arti Relegieus Magis adalah bersifat

    kesatuan batin, ada kesatuan dunia lahir dan dunia gaib, ada hubungan

    dengan arwah-arwah nenek moyang dan makluk-makluk halus lainnya,

    percaya adanya kekuatan gaib, pemujaan terhadap arwah-arwah nenek

    moyang, setiap kegiatan selalu diadakan upacara-upacara relegieus,

    percaya adnya roh-roh halus, hatu-hantu yang menempati alam

    semesta seperti terjadi gejala-gejala alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,

    batu dan lain sebagainya, percaya adanya kekuatan sakti dan adanya

    beberapa pantangan-pantangan

    b. Bercorak Komunal atau Kemasyarakatan. Artinya bahwa kehidupan

    manusia selalu dilihat dalam wujud kelompok, sebagai satu kesatuan

    yang utuh. Individu satu dengan yang lainnya tidak dapat hidup

    sendiri, manusia adalah makluk sosial, manusia selalu hidup

    bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari

    padkepentingan perseorangan. Secara singkat arti dari komunal adalah

    manusia terikat pada kemasyarakatan tidak bebas dari segala

    perbuatannya, setiap warga mempunyai hak dan kewajiban sesuai

    dengan kedudukannya, hak subyektif berfungsi sosial, kepentingan

    bersama lebih diutamakan, bersifat gotong royong, sopan santun dan

    sabar, sangka baik, dan saling hormat menghormati

  • 11

    c. Bercorak Demokrasi. Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan

    rasa kebersamaan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada

    kepentingan-kepentingan pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan

    dan perwakilan sebagai sistem pemerintahan. Adanya musyawarah di

    Balai Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkan hasil

    musyawarah dan lain sebagainya.

    d. Bercorak Kontan. Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus

    dilakukan pada saat yang bersamaan yaitu peristiwa penyerahan dan

    penerimaan harus dilakukan secara serentak, ini dimaksudkan agar

    menjaga keseimbangan didalam pergaulan bermasyarakat.

    e. Bercorak Konkrit. Artinya adanya tanda yang kelihatan yaitu tiap-tiap

    perbuatan atau keinginan dalam setiap hubungan-hubungan hukum

    tertentu harus dinyatakan dengan benda-benda yang berwujud. Tidak

    ada janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus disertai tindakan

    nyata, tidak ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya.10

    Sumber-sumber hukum adat adalah:

    a. Adat-istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat

    b. Kebudayaan tradisionil rakyat

    c. Ugeran/Kaidah dari kebudayaan Indonesia asli

    d. Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat

    e. Pepatah adat

    f. Yurisprudensi adat

    10

    Bewa Ragawino, Op. Cit., hlm. 10-13.

  • 12

    g. Dokumen-dokumen yang hidup pada waktu itu, yang memuat

    ketentuan-ketentuan hukum yang hidup.

    h. Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan oleh Raja-Raja.

    i. Doktrin tentang hukum adat

    j. Hasil-hasil penelitian tentang hukum adat nilai-nilai yang tumbuh dan

    berlaku dalam masyarakat.11

    2. Cukuran

    Bersama akikah setiap muslim disunnahkan mencukur rambut bayi.

    Rambut yang telah dicukur ini ditimbang beratnya untuk kemudian dinilai

    dengan 'perak' (bukan emas) sesuai berat timbangan tersebut dan uangnya

    disedekahkan.

    Hukum mencukur sebagian rambut kepala tidak ada ketentuan

    apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut

    harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala

    dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang

    dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula

    sedekahnya.

    Adat mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sebenarnya

    bukanlah hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat,

    tetapi juga anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur

    rambut terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif terutama bagi

    kesehatan bayi. Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan

    11

    Ibid., hlm. 15.

  • 13

    bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru.

    Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut

    menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus

    memberikan nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang

    yang memanggil namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.

    Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan

    kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si

    bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak.

    Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak

    mengikut kepada ketentuan memberi nama anak pada saat upacara

    pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut

    itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya

    pula ketika anak telah pandai berjalan. Upacara memotong rambut atau

    mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial

    pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut

    yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa

    dirundung malang.

    F. Tinjauan Pustaka

    Mungkin sudah banyak kajian-kajian yang membahas tentang hukum

    cukuran bayi menurut hukum Islam yang dapat kita lihat dalam kitab-kitab

    fiqih, kedokteran maupun dalam pandangan yang lain. Namun setelah penulis

    mengadakan penelusuran mengenai pembahasan tersebut, ternyata kajian

    mengenai ini belum spesifik dibahas.

  • 14

    Sepanjang penelusuran penulis mengenai kajian ini, belum ada sebuah

    karya yang secara khusus membahas mengenai cukuran dalam hukum Islam.

    Penelitian tentang aqiqah ini telah banyak dilakukan, antara lain oleh Jepri

    Arison (2004) yang berjudul “Persepsi Masyarakat Desa Tanjung dalam

    Kecamatan Rambang Muara Enim terhadap pelaksanaan Aqiqah”. Penulis

    skripsi ini menyimpulkan bahwa aqiqah menurut pemah aman masyarakat

    Desa Tanjung Dalam adalah penyembelihan kambing untuk kelahiran seorang

    anak pada hari ketujuh, empat belas, dua puluh satu dan ada juga yang

    melaksanakan aqiqah itu diwaktu lain. Dua ekor kambing untuk anak laki-laki

    dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Bedanya penulis skripsi ini

    dengan penulis yaitu pada umumnya masyarakat di Desa Pedu Kecamatan

    Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir masih banyak yang tidak melaksanakan

    aqiqah ketika anak mereka lahir.

    Penelitian selanjutnya oleh Rahmi Mahmudah (2000) yang berjudul

    “Konsep hukum Islam tentang hewan aqiqah selain kambing”. Penulis skripsi

    ini menyimpulkan bahwa aqiqah adalah ibadah yang bersifat anjuran dan

    hukumnya sunnah, dan aqiqah boleh dengan hewan selain kambing, yaitu

    domba, onta, sapi atau kerbau.

    Penelitian selanjutnya oleh Kamtari (1995) yang berjudul “Tinjauan

    Hukum Islam terhadap pelaksanaan ibadah qurban di Desa Tanjung Harapan

    Kec.Pulau Beringin OKU”. Penulis skripsi ini menyimpulkan bahwa tinjauan

    hukum Islam terhadap pelaksanaan ibadah qurban yang selama ini dilakukan

    di Tanjung Harapan, ada yang sudah mempunyai kesamaan dengan syari’at

  • 15

    Islam dan ada pula yang berbeda atau tidak cocok dengan syari’at Islam.

    Adapun kesamaannya adalah dari segi waktu pelaksanaan dilakukan pada

    tanggal 10, 11, 12 dan 13 pada bulan Dzulhijjah setelah selesai sholat ied pada

    hari raya idul adha.

    Adapun yang tidak cocok dengan syari’at Islam yaitu: pelaksanaan

    ibadah qurban terlalu banyak memerlukan waktu, biaya dan tenaga. Sehingga

    terjadi pemborosan, dan sering menimbulkan kecekcokan di antara sesama

    keluarga.

  • 16

    BAB II

    METODE PENELITIAN

    A. Pendekatan Penelitian

    Dalam pencapaian hasil yang maksimal, maka secara metodologis

    penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif komparatif dengan maksud

    untuk mendapatkan pemahaman tentang tujuan serta esensi dari pendapat dari

    pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim

    Sebarang Kota Jambi, untuk kemudian memperoleh suatu konsep yang lebih

    relevan.

    Kajian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif-

    analitis-komparatif, yakni mendeskripsikan atau menguraikan data-data yang

    berkaitan dengan pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi

    masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi yang telah diperoleh dan data-data

    dari segi adat untuk kemudian dianalisa guna mendapatkan suatu pandangan

    ataupun kesimpulan yang relevan pada saat ini. Penelitian ini berusaha untuk

    menelusuri tentang perumusan hukum tentang tradisi cukuran bayi masyarakat

    muslim Sebarang Kota Jambi.

    B. Jenis dan Sumber Data

    1. Jenis Data

    Dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian pustaka (library

    research) dengan bahan pustaka yang berkaitan pembahasannya dalam

    penelitian ini, baik bahan primer maupun bahan sekunder.

    16

  • 17

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

    sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.12

    Data primer

    yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data utama

    tentang pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi

    masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi, sumber primer data

    wawancara dan observasi.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

    pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,

    koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.13

    Data sekunder

    dalam penelitian ini adalah data yang mendukung kajian tradisi

    cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi menurut

    hukum Islam, dengan sumber sekunder adalah dokumentasi.

    2. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah dimana data ini diambil.

    Sumber data untuk kajian literatur berkaitan dengan literatur itu sendiri

    yang menjadi bahan utama penyusunan setiap content draf penelitian.

    C. Setting dan Subjek Penelitian

    1. Setting Penelitian

    Lokasi penelitian ini di Kelurahan Pasir Panjang, dengan alasan

    masih dihadapkan pada permasalahan tradisi cukur bayi menurut hukum

    12

    Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007,

    hlm. 87. 13

    Ibid., hlm. 91.

  • 18

    Ilsma, dan permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti

    sebelumnya, di samping kemudahan akses data dari lapangan.

    2. Subjek Penelitian

    Subjek yang diteliti adalah luran Kelurahan Pasir Panjang, tokh

    adat dan tokoh agama yang diambil dengan melakukan upaya menetapkan

    informan kunci (key informan) adalah Lurah Pasir Panjang, tokoh agama

    dan tokoh adat sebagai responden dijadikan informan tambahan. Subjek

    dalam penelitian ini sebagian didatangi dan diwawancarai, dan sebagian

    lagi didatangi untuk diamati atau diobservasi secara langsung. Hal ini

    dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data yang diperoleh melalui

    wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi melalui teknik

    triangulasi, sehingga data atau informasi sampai pada titik jenuh.

    D. Instrumen Pengumpulan Data

    Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data/informasi di

    lapangan, maka penulis mengunakan metode:

    1. Observasi

    Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara

    sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.14

    Melalui

    kegiatan observasi maka penulis langsung mengadakan pengamatan secara

    langsung ke lokasi tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim

    Sebarang Kota Jambi.

    14

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm.. 146

  • 19

    2. Wawancara

    Wawancara adalah mengumpulkan informasi dengan cara

    mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

    pula15

    Melalui wawancara maka penulis mengadakan dialog langsung

    kepada para informan yaitu memberikan beberapa pertanyaan yang

    diperlukan, kemudian mencatat hasil wawancara guna memperoleh suatu

    gambaran permasalahan yang diteliti yaitu tradisi cukuran bayi masyarakat

    muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah metode mencari data mengenal hal-hal atau

    variabel berupa catatan, benda-benda tertulis, buku, dokumen, dan

    peraturan-peraturan.16

    Melaui dokumentasi dimaksud maka penulis

    langsung mengadakan pencatatan data-data yang berupa jumlah penduduk

    berdasarkan agama, pendidikan dan mata pencaharian, dan gambar

    struktur organisasi desa dan beberapa catatan penting lainnya.

    E. Analisis Data

    1. Hasil Riset Kepustakaan

    Hasil data perpustakaan penulis menggunakan analisis melalui

    proses berfikir:

    15

    Ibid., hlm. 145 16

    Ibid., hlm. 206.

  • 20

    a. Induktif, yaitu melalui proses berfikir dengan mengemukakan suatu

    permasalahan yang bersifat khusus, kemudian dibahas kepada

    permasalahan yang bersifat umum.17

    b. Deduktif, yaitu suatu proses berfikir dengan mengemukan

    permasalahan yang bersifat umum, kemudian dibahas kepada

    permasalahan yang bersifat khusus.18

    c. Metode komparatif, yaitu membandingkan faktor-faktor yang lain

    yang diambil dari defenisi-defenisi dan juga materi yang berkaitan

    dalam arti membandingkan data mana yang lebih valid akan kebenaran

    data tersebut.19

    2. Hasil Riset Lapangan

    Untuk data dilapangan, maka penulis menggunakan analisis

    kualitatif, yaitu dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut:

    a. Reduksi Data

    Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,

    perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi

    data-data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di

    lapangan.20

    Analisis yang menajamkan, menggolongkan,

    mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data

    dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat

    17

    Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 42 18

    Ibid., hlm. 36. 19

    Ibid., hlm. 40 20

    A. Michael Huberman dan Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI, 1992,

    hlm. 16.

  • 21

    ditarik dan diverifikasi mengenai tradisi cukuran bayi masyarakat

    muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam.

    b. Penyajian Data

    “Penyajian data sebagai sekumpulan data/ informasi tersusun

    yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

    pengambilan tindakan.”21

    Penyajian-penyajian yang dibahas dalam

    penelitian ini meliputi berbagai jenis model yang dirancang dengan

    menggabungkan informasi yang tersusun tentang tradisi cukuran bayi

    masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam.

    c. Verifikasi/Penarikan kesimpulan

    Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

    dalam fikiran penganalisis selama ia menulis suatu tinjauan ulang

    pada catatan. Catatan lapangan atau mungkin menjadi begitu seksama

    dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar fikiran

    antara teman sejawat.22

    Dalam pengertian ini analisis kualitatif

    merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus.

    Masalah reduksi data penyajian data dan penarikan

    kesimpulan/verivikasi menjadi gambaran keberhasilan secara

    berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul

    menyusul tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang

    Kota Jambi menurut hukum Islam.

    21

    Ibid., hlm. 17. 22

    Ibid., hlm. 19

  • 22

    F. Sistematika Penulisan

    Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab, antara babnya ada

    yang terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-

    permasalahan tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan

    bab yang berikutnya. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

    Bab Pertama: Membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari sub bab

    sebagai berikut : latar belakang masalah, rumusan masalah,

    tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode

    penelitian, sistematika penulisan.

    Bab Kedua: Membahas mengenai metode penelitian.

    Bab Ketiga: Membahas mengenai Cukuran dalam Islam.

    Bab Keempat: Membahas mengenai pandangan hukum Islam tentang tradisi

    cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi.

    Bab Kelima: penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.

    G. Jadwal Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan

    dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil

    seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka

    penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam

    waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan

    pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal

    kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 23

    Tabel 1

    Jadwal Penelitian

    No

    Kegiatan

    Bulan

    Agustus

    2017

    September

    2017

    Oktober

    2017

    November

    2017

    Desember

    2017

    Januari

    2017

    2017

    1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    1. Pembuatan

    Proposal

    x x x

    2. Perbaikan

    Hasil Seminar

    x

    3. Pengumpulan

    Data,

    Verifikasi dan

    Analisa Data

    x x x x x x

    4. Membuat

    Laporan

    Penelitan/Draf

    Skripsi

    x x x x x

    5. Konsultasi

    pembimbing

    x x x X x x x x x x x

    6. Perbaikan x

    7. Penggandaan

    Laporan

    x

    Catatan: Jadwal Berubah Sesuai Waktu

  • 24

    BAB III

    GAMBARAN UMUM SEBARANG KOTA JAMBI

    A. Sejarah Seberang Kota Jambi

    Seberang Kota Jambi atau Sekoja adalah bagian utara Kota jambi yang

    dipisahkan oleh sungai Batanghari. Walaupun hanya berjarak beberapa ratus

    meter dari pusat Kota, namun Sekoja jauh tertinggal dibandingkan dengan

    bagian Kota Jambi yang lain. Tidak ada gedung tinggi, apalagi mall, yang ada

    hanyalah rumah-rumah panggung khas Jambi.

    Seberang Kota Jambi adalah wajah Kota Jambi sebenarnya, tempat

    warga asli melayu jambi tinggal beserta adat istiadatnya, serta tempat

    peninggalan benda bersejarah yang masih bertahan dan terjaga baik dari

    gerusan zaman. Sekoja bersebelahan dengan pusat kota Jambi, namun untuk

    menuju kesana harus melintasi sungai Batanghari dahulu. Anda dapat

    menggunakan Getek (atau Ketek) ataupun perahu wisata tradisional Jambi

    yaitu “Kajang Lako”.

    Perjalanan dengan perahu dari Pusat Kota menuju Sekoja hanya

    membutuhkan waktu 10-15 menit, dengan biaya 2000-5000 saja. Selain dapat

    ditempuh dengan jalur air, bisa juga ditempuh dengan menggunakan jalur

    darat namun memakan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 20-40 menit. Kita

    harus berkendara ke Barat dahulu untuk melintasi Jembatan Aurduri

    (Batanghari I), baru kemudian memutar balik ke arah Sekoja. Kita juga bisa

    24

  • 25

    melalui Jembatan batanghari II di sebelah timur, namun memakan waktu yang

    cukup lama.23

    Begitu sampai di Sekoja, anda tidak akan merasa di dalam kota, namun

    terasa berada di tengah perkampungan tradisional. Sekoja memang seperti

    kampung di tengah Kota. Jika anda ingin melihat masyarakat Melayu Jambi

    disinilah tempatnya, disini mereka masih menjaga tradisi secara turun

    temurun. Mulai dari rumah yang mereka tempati yang sebagian besar masih

    berupa rumah panggung khas Jambi. Arsitektur rumah tradisional di Sekoja

    adalah perpaduan antara budaya Melayu, Tionghoa, dan Arab, karena ketiga

    budaya inilah yang memang sejak awal membentuk kawasan Sekoja menjadi

    seperti adanya sekarang.

    Salah satu rumah tua yang sekarang menjadi benda cagar budaya adalah

    Rumah Batu, rumah yang berada di Jl. KH Ibrahim RT 02 Kelurahan Pasir

    Panjang, Kecamatan Danau Teluk. Rumah ini merupakan peninggalan Sayyid

    Idrus bin Hasan Al-Jufri, salah seorang penyiar agama Islam pertama yang

    masuk Jambi.

    Sayyid Idrus adalah sultan atau raja yang berkuasa di daerah itu pada

    dekade akhir abad ke-19 dengan gelar Pangeran Wiro Kusumo. Beliau

    merupakan seorang ulama keturunan Arab atau Yaman. Sayyid Idrus bin

    Hasan Al Jufri wafat tahun 1902 dan dimakamkan di depan masjid Ikhsaniyah

    yang didirikannya. Kini sekali dalam setahun keluarga besar beliau

    menyelenggarakan peringatan wafatnya Habib Idrus bin Hasan Al Jufri yang

    23

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 26

    dipusatkan di masjid ini. peringatan tersebut di agendakan sekali dalam

    setahun, oleh pihak keluarga dan masyarakat muslim Sekoja (seberang kota

    Jambi) sebagai bentuk penghormatan atas jasa jasa beliau. Peringatan tersebut

    setiap tahun turut juga dihadiri oleh tokoh agama, alim ulama, cendikiawan,

    gubernur dan undangan lainnya.

    Tanggal kelahiran Sayyid Idrus ini tidak diketahui, satu-satunya

    informasi dari dokumen Belanda yang menyebutkan bahwa pada tahun 1879,

    Sayyid Idrus berumur lebih dari 40 tahun. Bisa dikatakan bahwa beliau

    dilahirkan di Jambi sebelum tahun 1839 dari seorang ayah asli Arab atau

    Yaman. Masih berdasarkan dokumen Belanda, disebutkan bahwa Sayyid Idrus

    wafat di tahun 1905 meskipun di makam beliau dicantumkan angka 1902

    sebagai tahun kematiannya.

    Sayyid Idrus merupakan salah satu keluarga Al-Jufri di Jambi yang

    berasal dari golongan Sayyid (said). Keluarga Al-Jufri di Jambi turut

    memainkan peran mereka dalam perpolitikan sejak tahun 1812. Keluarga Al-

    Jufri yang datang ke Nusantara kemudian menikah dengan putri dari kalangan

    bangsawan karena memang wanita Arab tidak turut serta bermigrasi ke

    Nusantara.24

    Kelauarga Arab memainkan peran penting sebagai mediator antara

    penguasa lokal dengan penguasa penjajahan Belanda. Selain itu juga menjadi

    juru bicara antara keluarga Al-Jufri terhadap keraton Jambi dan Penguasa

    penjajahan Belanda. Sayyid Idrus memegang peran unik tersebut direntang

    24

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 27

    waktu 1860 hingga wafatnya di tahun 1902 atau 1905. Sayyid Idrus menikah

    dengan Putri Sultan Nazaruddin dan mendapatkan gelar Pangeran Wiro

    Kusumo langsung dari Sultan.

    Gelar Pangeran ini juga memberi kekuasaan kepada Sayyid Idrus untuk

    menjadi “pepati dalam” di keraton Jambi yang mengambil peran Sultan pada

    saat Sultan tidak ditempat. Menurut dokumen Belanda, pangeran Wiro

    Kusumo memainkan peran yang sangat penting ini di tahun 1858-1881 ketika

    Sultan Nazaruddin lebih banyak memilih mengasingkan diri ke tempat yang

    jauh dari keraton untuk menjaga jarak dengan penguasa penjajah Belanda di

    Jambi. Mungkin itu sebabnya beberapa penulis bahkan sempat menyebut

    pangeran Wiro Kusumo sebagai Sultan Jambi. Bisa di maklumi, karena

    Pangeran Wiro Kusomo memang memiliki pengaruh yang begitu besar di

    keraton Jambi, selain sebagai menantu dari Sultan Nazaruddin beliau juga

    merupakan besan dari Sultan Thaha Syaifuddin, Sultan Jambi Terahir yang tak

    lain juga merupakan ipar-nya sendiri.

    Banyak orang bilang, Rumah Batu dulunya adalah istana. Dari

    bangunan ini sangat nampak sekali perpaduan dari Melayu, Cina dan Arab.

    Namun sayangnya kondisi Rumah Batu ini sudah sangat memprihatinkan.

    Dinding-dindingnya sudah ditumbuhi lumut, tumbuh-tumbuan pakis, dan

    rerumputan. Papan pintu pun sudah terlihat lapuk dan berlubang. Sementara,

    daun-daun kering berserakan di halaman. Rumah yang sebenarnya megah dan

  • 28

    cantik ini malah terkesan angker dan menyeramkan. Sebagian besar yang

    datang kemari hanya untuk ber foto Pre-wedding saja.25

    Suasana Islam sangat kental sekali di Sekoja, terbukti dengan

    banyaknya Masjid, Madrasah dan Pondok Pesantren. Disini terdapat Masjid

    tertua di Kota Jambi yaitu Masjid Ikhsaniyyah atau yang lebih dikenal dengan

    nama Masjid Batu. Masjid ini didirikan pada tahun 1880 oleh Sayyid Idrus.

    Masjid Batu ini didirikan Sayyid Idrus untuk memenuhi fungsi tempat ibadah

    bagi masyarakat seberang kota Jambi. Masyarakat kota Jambi waktu itu yang

    sudah fanatik keislamannya memanfaatkannya sebagai tempat ibadah dan

    kegiatan sosial lainnya. Bangunan masjid ini telah mengalami perluasan oleh

    pemerintah Belanda semasa penjajahan dengan mempertahankan ciri ciri khas

    utamanya demi menjaga nilai historis-nya. Masjid ini berada di Jalan KH.

    Ibrahim, RT 05 Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Danau Teluk Kota

    Jambi.

    Bangunan dalam masjid dipenuhi dengan hiasan kaligrafi berbagai

    rupa. Mimbar asli berdiri anggun di sisi kanan mihrab. Sementara beduk

    peninggalan terdahulu berada di bagian belakang ruang salat. Ciri mencolok

    dari masjid ini adalah banyaknya jendela. Jendela-jendela yang dipasang

    berpasangan itu mengelilingi masjid. Hanya tembok mihrab yang tak

    berjendela. Sekitar tahun 60-an, Masjid Ikhsaniyyah merupakan tempat orang

    menyelesaikan sengketa. Jika ada orang berselisih perihal kepemilikan tanah,

    tuduhan mencuri, dan lain sebagainya orang akan membawa perkara itu ke

    25

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 29

    masjid dan mengambil sumpah dengan disaksikan para penduduk dan pemuka

    agama.26

    Hingga kini, masih ada kebisaaan dan adat istiadat yang dilakukan

    Sayyid Idrus (Pangeran Wiro Kusumo) semasa hidup yang masih dilakukan

    keturunan dan pengikutnya sampai sekarang. Salah satunya adalah menyantap

    makan dalam tempeh (wadah besar) ramai-ramai. Tradisi seperti itu memang

    merupakan salah satu tradisi para ulama yang berasal dari Yaman yang

    kemudian berkembang di tanah air. Tadisi yang sama dapat juga dijumpai di

    masjid masjid tua lainnya di tanah air seperti di Masjid Sultan Palembang

    ataupun Masjid Al-Hawi di Condet, Jakarta.

    Menurut Habib Salim, seorang pengurus masjid, masjid ini diyakini

    memiliki keramat tersendiri karena jika ada yang berani bersumpah palsu di

    dalamnya, maka dia akan mengalami bala atau hal lainnya. Karena itulah,

    pada masa itu Masjid Batu amat masyhur dan tak ada seorang pun yang berani

    mengambil risiko bersumpah palsu di dalamnya. Banyak orang-orang yang

    berdusta yang awalnya berani bersumpah di dalamnya. Namun, setelah sampai

    mereka tak berani dan mengakui perbuatannya. Jika ada yang bersalah dan tak

    mengakui perbuatannya sampai diambil sumpahnya, orang itu akan

    menggelepar tak sadarkan diri. Dan jika ia sudah sadar biasanya orang yang

    bersalah itu akan mengakui perbuatannya. Namun sayang, tradisi itu sudah

    hilang sama sekali. Tak ada lagi orang yang menjadikan masjid itu sebagai

    26

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 30

    sarana mempertemukan kebenaran dan mencari keadilan. Tradisi sumpah itu

    mulai terlupakan, hanya kalangan tua saja yang mengetahui kisah tersebut.27

    Pada tahun-tahun awal abad ke-20, perkembangan Islam di Jambi maju

    pesat. Hal ini seiring dengan majunya pendidikan keislaman di Jambi yang

    ditandai dengan berdirinya empat pesantren utama, yaitu Pesantren Nurul

    Iman, Pesantren Saadad Daarain, Pesantren Jauharain, dan Pesantren Nurul

    Islam. Keadaan ini membuat kesadaran keislaman penduduk semakin

    mengkristal dan menjadikan kawasan seberang kota Jambi banyak didatangi

    orang dari berbagai daerah untuk belajar.

    Keadaan ini tentu saja berpengaruh bagi Masjid Batu. Makin lama

    jamaah masjid itu semakin penuh hingga akhirnya tak lagi mampu

    menampung jamaah yang terus membludak, terlebih pada Shalat Jumat. Maka

    tokoh-tokoh masyarakat lalu menggelar musyawarah dan bermufakat untuk

    memperbaharui masjid. Disepakati dana pembangunan masjid dikumpulkan

    dari sedekah dan infaq masyarakat sampai akhirnya terkumpul dana yang

    cukup untuk memugar masjid. Saat itu tahun menunjukkan angka 1935.

    Karena berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda, para tokoh masyarakat

    meminta izin kepada Belanda, lalu masuklah permohonan pemugaran masjid

    ke pemerintah Belanda yang ada di Jambi dengan menceritakan latar belakang

    dan sejarah berdirinya masjid.

    Tahulah Belanda bahwa Masjid Batu tersebut merupakan peninggalan

    Sayyid Idrus yang merupakan salah seorang sultan Jambi yang bergelar

    27

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 31

    Pangeran Wiro Kusumo. Karena menganggap bahwa masjid tersebut bernilai

    sejarah sebagai masjid sultan, tahun 1937 pihak kolonial mengambil alih

    pembangunan masjid. Dana pun turun dari pihak kolonial dan pembangunan

    sepenuhnya berada dalam pengendalian Belanda. Padahal awalnya para tokoh

    masyarakat hanya perlu izin karena dana sudah tersedia. Jadilah dana dari

    masyarakat itu tidak terpakai yang akhirnya digunakan untuk membuat pagar

    mengelilingi masjid.28

    Selain itu banyak Madrasah -Pesantren Tua yang sudah berumur

    Puluhan tahun. Salah satunya adalah Madrasah Nurul Iman yang sudah berdiri

    sejak Tahun 1915. Lulusan madrasah ini banyak menjadi pejabat penting

    seperti mantan Gubernur Jambi Abdurrahman Sayoeti, Gubernur Riau Rusli

    Zainal, dan tokoh penting lainnya. Selain kental dengan nuansa Islami,

    masyarakat Sekoja juga kental dengan berbagai tradisi dan budaya. Salah

    satunya adalah Batik Khas Jambi. Sekoja adalah pusat produksi Batik Jambi.

    Disini anda dapat melihat proses pembuatan batik bahkan dapat terlibat

    langsung dalam proses pembuatannya.

    Batik tulis jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis. Baik dari

    segi warna maupun motifnya. Sebagian besar pewarna batik jambi diambil

    dari bahan-bahan alami, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuh-

    tumbuhan yang ada di jambi, seperti getah kayu lambato dan buah kayu

    bulian, daun pandan, kayu tinggi dan kayu sepang. Motif yang ada diantaranya

    28

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 32

    motif Durian Pecah, kaca piring, puncung rebung, angso duo bersayap

    mahkota, Tampuk Manggis, Kapal Nyanggat, dan lain-lain.

    Di Sekoja banyak sanggar batik, salah satu diantaranya adalah di Kreasi

    Batik Asmah, Milik Azmiah di Jl. H Somad No 41, Pasir Panjang, Danau

    Teluk Jambi. Tepat di depan tempat penyeberangan Sekoja, terdapat

    Bangunan khas jambi yang merupakan Balai Kerajinan Rakyat Selaras Pinang

    Masak. Disini anda dapat melihat berbagai kerajinan khas Jambi terutama

    Batik. Sebagian jalan di Sekoja langsung berhadapan dengan Sungai

    Batanghari dan hanya dibatasi oleh Pohon Palem yang tersusun rapi di

    sepanjang tepian sungai. Tepian sungai pun sudah dilapisi dengan tembok

    sehingga anda dapat bersantai duduk ditepian sungai sambil menikmati

    pemandangan Pusat Kota Jambi dari Seberang dan berbagai aktivitas

    masyarakatnya di atas Sungai Batanghari.29

    B. Gambaran Umum Kelurahan Pasir Panjang

    1. Sejarah

    Kelurahan Pasir Panjang memiliki sejarah tersendiri, seperti halnya

    daerah-daerah lain di Kota Jambi. Kelurahan Pasir Panjang merupakan

    salah satu kelurahan yang ada di Seberang Kota Jambi. Seberang Kota

    Jambi terkenal dengan daerah santri karena banyak bertebaran pondok

    pesantren dan menjadi tujuan belajar santri dari seluruh Jambi dan luar

    29

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 33

    Provinsi Jambi. Sejarah Kelurahan ini karena di daerah ini banyak terdapat

    hamparan pasir, maka oleh masyarakat disebut Pasir Panjang.30

    2. Letak Geografis

    Kelurahan Pasir Panjang terletak di Kecamatan Danau Teluk Kota

    Jambi dengan luas pemukiman 3,7 Km Kelurahan Pasir Panjang memiliki

    batas-batas dimana:

    a. Sebelah Utara berbatasan dengan Olak Kemang.

    b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Batanghari.

    c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Raden.

    d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Penyengat Olak.31

    Keadaan iklim Kelurahan Pasir Panjang termasuk kategori beriklim

    sedang, dikatakan demikian karena pada siang harinya tidak telalu panas

    dan pada malam harinya tidak terlalu dingin. Sementara itu, tidak jauh

    berbeda dengan daerah tropis lainnya di Propinsi Jambi, maka keadaan

    musim di Kelurahan Pasir Panjang hampir sama yakni mengalami dua

    musim yaitu musim panas dan musim hujan. Kondisi suhu pada siang hari

    mencapai 360 C dan malam hari mencapai 21

    0 C.

    32 Kalau dilihat dari sinar

    matahari, biasanya terjadi pada bulan Juni sampai bulan Agustus yang

    merupakan bulan-bulan yang relatif kering dimana penyinarannya lebih

    tinggi dari pada bulan Oktober sampai April yang relatif basah. Bagi

    masyarakat, penyinaran matahari digunakan keperluan rumah tangga

    seperti untuk mengeringkan pakaian dan lain-lain sebagainya.

    30

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 31

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 32

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 34

    Rata-rata penyinaran matahari sebesar 51% yaitu setara dengan 4,28

    jam perhari dan rata setiap bulan yang tertinggi terdapat pada bulan Juni

    sebesar 65%, setara dengan 5,41 jam perhari dan yang terendah pada bulan

    September sebesar 42% setara dengan 3,5 jam perhari.33

    Sumber air bersih

    tergantung pada sumur dan sungai batanghari, sumber air yang berasal dari

    sumur galian tanah, mereka menggunakan air tersebut untuk memasak,

    mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Kalau musim kemarau datang

    biasanya mereka menggunakan air sungai batanghari untuk memenuhi

    kebutuhan sehari-hari.

    3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama, Pendidikan dan Ekonomi

    Penduduk Kelurahan Pasir Panjang merupakan daerah yang terletak di

    pinggir kota. Penduduk Kelurahan Pasir Panjang berjumlah 1623 jiwa,

    laki-laki berjumlah 843 jiwa, perempuan berjumlah 780 jiwa dan. Berikut

    keadaan penduduk Kelurahan Pasir Panjang:

    Tabel 2

    Keadaan Penduduk di Kelurahan Pasir Panjang34

    No Kategori Jumlah (jiwa)

    1. Jumlah Penduduk Laki-Laki 843

    2. Jumlah Penduduk Perempuan 780

    3. Jumlah 1623

    Agama yang diakui di Indonesia meliputi Islam, Kristen, Katholik,

    Hindu dan Budha. Penduduk Kelurahan Pasir Panjang sebagian besar

    menganut agama Islam, dan mereka menjadikan Islam dan ajarannya

    33

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 34

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 35

    sebagai pedoman dalam kehidupannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

    pada tabel berikut ini:

    Tabel 3

    Keadaan Pemeluk Agama di Kelurahan Pasir Panjang35

    No Nama Agama Jumlah Persentase

    1. Islam 1623 100%

    2. Kristen 0 0

    3. Katholik 0 0

    4. Hindu 0 0

    5. Budha 0 0

    Jumlah 1623 100%

    Masyarakat memerlukan sarana peribadatan untuk melaksanakan

    ibadah kepada Tuhan Yang Masa Esa. Berikut sarana peribadatan yang

    ada di Kelurahan Pasir Panjang, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4

    Keadaan Sarana Peribadatan di Kelurahan Pasir Panjang36

    No Jenis Jumlah

    1 Masjid 1 Unit

    2 Musholla 0 Unit

    Jumlah 1 unit

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa cukup banyak sarana

    ibadah di Kelurahan Pasir Panjang, yang memudahkan masyarakat untuk

    beribadah, yaitu 1 masjid.

    Pembangunan sektor pendidikan merupakan hal yang sangat penting.

    Keberhasilan pembangunan sektor pendidikan dapat dijadikan sebagai

    indikator kemajuan suatu bangsa. Mengenai keadan pendidikan penduduk

    di Kelurahan Pasir Panjang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    35

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 36

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 36

    Tabel 5

    Keadaan Pendidikan Penduduk di Kelurahan Pasir Panjang37

    No Jenis Jumlah Keterangan

    1. Taman Kanak-Kanak 20

    2. Tamat SD/Sedejarat 289

    3. Tamat SMP/sederajat 247

    4. Tamat SMA/sederajat 314

    5. Tamat Akademi 78

    6. Sarjana 24

    Pascasarjana 6

    Di Kelurahan Pasir Panjang telah dirasakan lengkap sarana dan

    prasarana pendidikan. Masyarakat Kelurahan Pasir Panjang berupaya

    memanfaatkan fasilitas yang ada ini, karena bila bersekolah ke luar

    kelurahan akan menambah biaya sekolah. Adapun sarana dan prasarana

    pendidikan yang tersedia di Kelurahan Pasir Panjang ini, yakni:

    Tabel 6

    Keadaan Sarana Pendidikan di Kelurahan Pasir Panjang38

    No Nama Jumlah (unit)

    1. TPA/RA 6

    2. PAUD 1

    3. Sekolah Dasar 1

    4. SMA 1

    5. PERTI 1

    5 Jumlah 10

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lembaga pendidikan

    di Kelurahan Pasir Panjang sangat banyak dan sangat memadai untuk

    suatu daerah Kelurahan.

    Sebagaimana halnya masyarakat kelurahan pada umumnya, yang

    senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan serta hubungan baik

    antara sesama masyarakat, maka masyarakat Kelurahan Pasir Panjang pun

    37

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 38

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 37

    selalu menerapkan hal itu dalam kehidupan sehari-hari. Sifat gotong

    royong, musyawarah dan saling tolong menolong antara satu dan lainnya

    sudah menjadi kebiasaan yang melembaga di kalangan masyarakat

    setempat. Begitu juga halnya hubungan antara kaum remaja berjalan

    dengan harmonis, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat

    Kelurahan Pasir Panjang berjalan dengan normal seperti layaknya hidup

    bermasyarakat.

    Adat yang dimaksud di sini adalah adat yang berupa peraturan tata

    cara yang berasal dari nenek moyang, ataupun nenek mamak, tua

    tengganai serta pemuka masyarakat yang berdasarkan syara’ dan

    bersumber kepada Kitabullah sehingga adat tidak merusak dan

    mempengaruhi nilai-nilai aqidah maupun syariat itu sendiri. Adat yang

    diadatkan adalah mufakat para penghulu beserta cerdik pandai negeri.

    Kesepakatan ini dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman yang

    patut, dan adat yang terdapat adalah kebiasaan yang diadakan di kalangan

    masyaraka itu sendiri.

    Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat penulis ambil suatu

    pemahanan bahwa masalah adat istiadat yang ada di Kelurahan Pasir

    Panjang ini masih terlihat Islami dan tetap mempertahankan nilai-nilai

    moral dan etika, sehingga masyarakat di kelurahan ini mempunyai nilai-

    nilai terhadap agama.

    Penduduk yang menetap di Kelurahan Pasir Panjang dalam

    kehidupan sehari-hari mereka hidup saling berdampingan dan saling

  • 38

    tolong-menolong satu dengan yang lainnya. Dalam pergaulan sehari-hari

    mereka masih memperhatikan adat-istiadat. Adat-istiadat merupakan

    pedoman yang dipegang teguh oleh orang tua dan anak di Kelurahan Pasir

    Panjang.

    Di sisi lain masyarakat Kelurahan Pasir Panjang juga memiliki jiwa

    sosial yang baik. Untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, 1

    kali dalam sebulan warga Kelurahan Pasir Panjang selalu mengadakan

    kerja bakti membersihkan lingkungan, parit dan sarana umum lainnya

    yang terdapat di Kelurahan Pasir Panjang. Pemuda dan orang tua membaur

    menjadi satu bekerja membersihkan lingkungan tempat mereka hidup dan

    tinggal di sana, tepatnya di Kelurahan Pasir Panjang. Sifat gotong royong

    juga ditampakkan oleh masyarakat Kelurahan Pasir Panjang dalam

    berbagai hal, seperti dalam kegiatan pesta pernikahan dimana di antara

    masyarakat saling bantu membantu dalam kegiatan tersebut.39

    Seperti diketahui bagi masyarakat Melayu Jambi yang terkenal

    dengan Undang-Undang Adat secara turun-temurun, hal tersebut masih

    dapat dipertahankan, mereka tetap mengenal istilah-istilah sebagai berikut:

    Titian teras bertangga batu, maksudnya titian teras merupakan adat,

    sedangkan bertangga batu adalah syara′ dan kitabullah. Sehingga hukum

    adat tersebut haruslah dijalankan dengan wibawa yang kuat, sedangkan

    39

    Observasi, 2 Mei 2018

  • 39

    teras adalah bagian dari pada inti kayu yang tidak mudah dipatahkan

    namun dapat dipindahkan atau dialihkan.40

    Sehingga hukum syara′ yang disebut bertangga batu, hukum yang

    positif dan permanen baik menghadap ke bawah maupun menghadap ke

    atas, dan tidak dapat dipikuli diajak (dipindahkan) dan tidak mempunyai

    prioritas bagi seseorang, bila sesuatu haram haruslah dikatakan haram,

    najis haruslah dikatakan najis, makruh tetaplah makruh, yang benar dibela

    yang salah dihukum seperti ungkapnya di bawah ini: ”Raja Adil raja

    disembah, Raja zalim raja disanggah, Jalan berabah yang diturut, Amar

    makruf nahi munkar”41

    Berbuat di luar kebiasaan, berarti menentang orang banyak

    menentang adat dan syara′, adat dan syara′ merupakan cermin gendang

    yang tak pernah kabur, pedoman yang jelas haruslah diikuti tanpa ada

    pilihan lain. Tak lapuk di hujan tak lekang di panas, maksudnya yang salah

    tetap dihukum, hutang haruslah dibayar, hilang ganti, ngilih menggantikan

    lantak nan tak goyah. Maksudnya tugas menjalankan keadilan dan

    kebenaran bagi pemimpin yang adil, tetap dalam pendiriannya, sifat

    pemimpin yang baik.42

    Adapun ciri-ciri adat-istiadat yang ada dalam masyarakat di

    Kelurahan Pasir Panjang ini adalah, karena mayoritas penduduknya adalah

    beragama Islam, untuk segala adat dan aturan yang dilakukan dalam

    masyarakat ini bersendikan Islam dan keagamaan seperti pelaksanaan

    40

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 41

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 42

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 40

    dalam acara-acara perkawinan, pernikahan, pembacaan do’a selamat,

    pencukuran, akikah maupun mengkhitankan anak.43

    Masyarakat

    Kelurahan Pasir Panjang pada hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul

    Adha mereka saling kunjung-mengunjungi, dan tak lupa juga mereka

    selalu membantu saudara mereka yang tertimpa musibah. Dengan sedikit

    menyisihkan rizki untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak

    menerimanya. Terutama untuk anak-anak yatim piatu, janda-janda tua

    yang ada di Kelurahan Pasir Panjang. Biasanya pemberian sedekah ini

    dilakukan pada bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri.

    Bentuk pertolongan yang mereka berikan berupa materi, uang, tenaga, dan

    nasehat yang baik, itu semuanya diberikan dengan ikhlas tanpa ada rasa

    pamrih.

    Mayoritas penduduk Kelurahan Pasir Panjang adalah karyawan

    swasta. Tetapi ada sebagian Kelurahan Pasir Panjang yang memiliki

    kegiatan ekonomi berbeda yaitu nelayan, PNS, pensiunan TNI/POLRI dan

    lain lain.

    4. Struktur Pemerintahan

    Terorganisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor

    berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan

    kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan. Selain merupakan suatu

    peraturan pemerintah bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus

    secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.

    43

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 41

    Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dari

    keberhasilan pembangunan.

    Suatu wilayah kelurahan biasanya mempunyai tiga persyaratan

    unsur penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian juga

    halnya dengan Kelurahan Kelurahan Olak. Kelurahan ini dipimpin oleh

    seorang Lurah. Berjalan atau tidaknya suatu pemerintah kelurahan sangat

    bergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya.

    Kelurahan Kelurahan Pasir Panjang dipimpin oleh seorang Lurah. Berjalan

    atau tidaknya suatu pemerintah kelurahan sangat bergantung pada

    kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya. Untuk jabatan

    sekretaris kelurahan belum ditempati oleh satu petugaspun, karena masih

    dalam masa transisi peralihan jabatan. Selanjutnya, mengenai struktur

    pemerintahan Kelurahan Pasir Panjang, adalah sebagai berikut:

  • 42

    GAMBAR 1

    STRUKTUR PEMERINTAHAN

    KELURAHAN PASIR PANJANG TAHUN 201844

    44

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

    Lurah

    Pasir Panjang

    Muhammad Hapiz, SE

    Sekretaris

    Muhammad Firdaus, A.Md

    Kasi Peme & Pelum

    NAIMAH

    Staf

    Keterangan

    ______= Garis Komando

    Kasi Trantib

    RD. USMAN Kasi PM & Kesos

    SAMSIR

    Staf

    Syamsu

  • 43

    Susunan struktur organisasi pada suatu kelurahan merupakan suatu

    kegiatan atau ikatan yang mempertemukan antara program kegiatan-

    kegiatan dalam kelurahan tersebut, di sampimg itu juga mempermudah

    pencapaian tujuan program pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah

    kelurahan dan Kelurahan Pasir Panjang di atas tentu memiliki banyaknya

    tugas yang dibebankan kepadanya. Selengkapnya tugas tersebut sebagai

    berikut:

    Lurah. Kelurahan mempunyai tugas pokok penyelenggaraan

    pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyaraktan berdasarkan asas

    otonomi daerah dan tugas pembantuan dan tugas lain yang dilimpahkan

    oleh walikota. Kelurahan selain mempunyai tugas pokok dalam

    penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan

    juga mempunyai fungsi antara lain:

    a. Mengkoordinasi kegiatan pemerintahan di tingkat kelurahan;

    b. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat tingkat

    kelurahan;

    c. Mengkoordinasikan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban

    umum tingkat kelurahan;

    d. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

    undangan;

    e. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasiltas pelayanan

    umum;

    f. Membina penyelenggaraan aparatur kelurahan;

  • 44

    g. Melaksankan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

    tugasnya.45

    Sekretaris Lurah. Mempunyai tugas pokok membantu Lurah dalam

    melakukan pengkoordinasian, penyiapan bahan, penyusunan, perencaaan,

    penatausahaan urusan keuangan, kepegawaian umum dan pengkoordinasi-

    an penyelenggaraan tugas Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

    Sekretaris Kelurahan mempunyai fungsi:

    a. Penelaahan data/ informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja

    kelurahan;

    b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum

    dan teknis opersional urusan Kesekretariatan Kelurahan;

    c. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan penyusunan rencana kerja

    Kelurahan;

    d. Pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan;

    e. Pelaksanaan koordinasi dsan penyusunan laporan capaian kinerja dan

    keuangan Kelurahan;

    f. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup

    tugasnya;

    g. Pengendalian, evalausi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan

    kesekretariatan;

    h. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas

    dan fungsi.46

    45

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 45

    Kepala Seksi Tata Pemerintahan. Mempunyai tugas membantu

    Lurah dalam melakukan penelaah data/informasi sebagai bahan

    penyusunan rencana kerja dan kebijakan pelaksanaan, evaluasi dan

    pelaporan urusan pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

    Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi:

    a. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja tata

    pemerintahan tingkat kelurahan;

    b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijan umum

    dan teknis operasional urusan pemerintahan di tingkat Kelurahan ;

    c. Pengelolaan adminstrasi pemerintahan umum;

    d. Pengelolan administrasi kependudukan;

    e. Pengelolan administrasi keaagrariaaan;

    f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksannan urusan

    pemerintahan;

    g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai tugas dan

    fungsi.47

    Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat. Mempunyai tugas pokok

    membantu Lurah dalam melakukan penelaahan data informasi sebagai

    bahan penyusunan rencana kerja dan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan

    pelaporan urusan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan

    lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi

    Pemberdyaaan Masyarakat mempunyai fungsi:

    46

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 47

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 46

    a. Penelaah data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja

    pemberdyaan masyaraktan pada tingkat Kelurahan;

    b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijan umum dan

    teknis operasional pembangunan urusan pembangunan, pemberdayaan

    masyarakat dan lingkungan hidup di tingkat Kelurahan;

    c. Sebagai penyusun program dan penyelenggaraan pembinaan dalam

    bidang kesejahteraan masyarakat, program di bidang keagamaan,

    kesehatan dan pendidikan KB, pembinaan kesejahteraan keluarga dan

    organisasi kemasyarakatn lainnya; melaksanakan program pembinaan

    dan bantuan sosial disalurkan kepada masyarakat terutama keluarga

    miskin; memotifasi program pembinaan pengembangan perekonomian

    masyarakat.48

    Kepala Seksi Kesejahteraan sosial dan Pelayanan Umum. Seksi

    Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Umum dipimpin oleh seorang Kasi

    yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah melalui

    Sekretaris Kelurahan. Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Umum

    mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan perumusan

    kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Kesejahteraan

    Sosial Pelayanan Umum. Penjabaran tugas Seksi Kesejahteraan Sosial

    Pelayanan Umum, adalah:

    a. Membuat perencanaan dan program kerja Seksi Kesejahteraan Sosial

    dan Pelayanan Umum;

    48

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 47

    b. Memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan anak usia dini,

    taman kanak-kanak dan pendidikan dasar;

    c. Melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan program pendidikan,

    generasi muda, keolahragaan, kebudayaan, kepramukaan serta peranan

    wanita;

    d. Melakukan pembinaan terhadap lembaga adat dan keagamaan;

    e. Melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan program kesehatan

    masyarakat;

    f. Memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan;

    g. Melakukan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat,

    narkotika, zat adiktif, psikotropika dan bahan berbahaya;

    h. Melaksanakan penyuluhan program wajib belajar;

    i. Mengkoordinir bantuan-bantuan sosial, serta kegiatan organisasi

    kemasyarakatan seperti majlis taklim

    j. Menyiapkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan sosial

    di Kelurahan

    k. Melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana di Kelurahan

    l. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi

    Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Umum;

    m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan

    fungsinya.49

    49

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 48

    Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban. Mempunyai tugas pokok

    membantu Lurah dalam melakukan penelahaan data informasi sebagai

    bahan dalam penyusunan rencana kerja dan kebijakan, pelaksanaan,

    evaluasi dan pelaporan urusan ketentraman dan ketertiban umum. Untuk

    melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban

    mempunyai fungsi:

    a. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja

    Ketentaman dan Ketertiban Umum tingkat Kelurahan;

    b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijan umum

    dan teknis opersiaonal urusan ketentraman dan ketertiban umum di

    tingkat kelurahan;

    c. Pengeloaan urusan ketentraman dan ketertiban umum tingkat

    Kelurahan;

    d. Penerapan dan penegakan peraturan perundan-undangan;

    e. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan ketentaman

    dan ketertiban umum;

    f. Penyusun program, penyelenggaraan pembinaan lingkungan meliputi

    trantib, perlindungan masyarakat, kegiatan pembinaan kebersihan

    keindahan dan sanitasi lingkungan/sarana umum, membantu

    menyusun program pembinaan penegakkan dan pelaksanaan PERDA

    dan Peraturan lainnya yang telah disepakati bersama.50

    50

    Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018

  • 49

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Sebarang Kota Jambi

    Adat mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sebenarnya

    bukanlah hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat, tetapi

    juga anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur rambut

    terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif terutama bagi kesehatan bayi.

    Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah

    keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang

    kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan

    yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang

    bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan

    sesuai nama si bayi.

    Menurut Lurah Pasir Panjang, Muhammad Hapiz, SE, mengatakan

    bahwa:

    Maksud dan tujuan dari upacara gunting rambut adalah sebagai rasa

    ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, memohon

    kesejahteraan dan keselamatan bagi anak atau bayi dalam kehidupan

    dunia dan akhirat. Di samping itu juga merupakan sunatul Rasul yang

    dilaksanakan untuk mendapatkan keridhaan serta keselamatan bagi

    bayi yang baru lahir dan digunting rambutnya.51

    Wawancara di atas menjelaskan bahwa maksud dan tujuan dari upacara

    gunting rambut adalah sebagai rasa ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan

    Yang Maha Kuasa, memohon kesejahteraan dan keselamatan bagi anak atau

    51

    Wawancara, 19 November 2017

    49

  • 50

    bayi dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di samping itu juga merupakan

    sunatul Rasul yang dilaksanakan untuk mendapatkan keridhaan serta

    keselamatan bagi bayi yang baru lahir dan digunting rambutnya.

    Waktu penyelenggaraan upacara adat gunting rambut tidak dibatasi,

    akan tetapi pada umumnya dilaksanakan oleh orang tua bayi setelah 40 hari

    sampai 1 tahun dilihat dari kondisikedua orang tua, karena di dalam upacara

    ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan paling lambat pada tahun kedua

    setelah bayi lahir.52

    Upacara gunting rambut pada masyarakat Seberang Kota Jambi

    dilaksanakan di rumah orang tua bayi yang akan digunting. Namun tidak

    jarang dilaksanakan ditempat lain seperti di masjid atau tempat yang lebih luas

    sesuai dengan latar belakang keluarga yang akan melaksanakan upacara. Hal

    ini disebabkan apabila pada akhir upacara pihak keluarga yang melaksanakan

    hajatan mengadakan jamuan makan bagi kaum kerabat yang datang.

    Manfaat dari mencukur rambut bayi adalah:

    1. Paska persalinan, pada saat bayi melewati jalan lahir, banyak lemak pada

    kulit bayi dan kotoran ibu yang menempel pada tubuhnya, termasuk

    rambutnya

    2. Cukur rambut akan ‘mengangkat’ sisa-sisa lemak dan kotoran tersebut

    3. Meningkatan aliran darah ke kepala, sehingga kebutuhan kulit kepala akan

    nutrisi tercukupi.Cukupnya pasokan nutrisi ke dalam folikel rambut, akan

    52

    Observasi, 21 November 2017

  • 51

    merangsang perbaikan dan pertumbuhan rambut yang lebih baik.

    Menjadikan rambut tampak lebih sehat, kuat, indah dan bercahaya.

    4. Pada bayi dengan gangguan kerak kepala (dermatitis seboroik)

    pemotongan rambut dapat mempermudah perawatan gangguan kulit

    tersebut.

    5. Dermatitis seboroik atau Cradle cap (kulit kepala tebal dan bersisik)

    sering mengenai bayi yang ditandai dengan adanya kerak berwarna kuning

    dan berminyak. Nah, rambut bayi perlu dicukur untuk memudahkan

    membersihkan kepala bayi dari kotoran atau lemak yang menempel.

    6. Mudah mendeteksi adanya masalah di kulit kepala bayi, seperti bisul,

    iritasi, atau luka.Bayi mudah beradaptasi dengan lingkungan atau udara

    sekitar karena kulit kepalanya tidak berambut.

    7. Setelah dicukur, rambut akan tumbuh kembali. Mitos yang mengatakan

    bahwa pemotongan rambut bayi akan mejadi lebih lebat tidak sepenuhnya

    benar karena sampai sekarang masih belum terbukti secara klinis. Setelah

    pemotongan rambut bayi, ada sebagian yang kembali seperti saat lahir, ada

    yang bertambah lebat, atau sebaliknya ada yang menjadi lebih sedikit. Hal

    ini dipengaruhi faktor genetik dari orangtua, juga bisa dari nenek-kakek.

    8. Mencegah gangguan visual mata. Bila rambut terlalu panjang, khususnya

    daerah dahi dan keliling telinga. Rambut dahi yang terlalu panjang hingga

    menutupi mata, akan mengganggu adaptasi visual bayi dan anak-anak.

    Bahkan bila ujung rambut sering mengenai kornea mata, dapat

  • 52

    menimbulkan jaringan parut pada kornea sehingga menyebabkan

    gangguan penglihatan yang disebut visus.

    9. Rambut sekeliling telinga yang terlalu panjang sering kali menimbulkan

    iritasi dan luka pada liang telinga. Rambaut panjang tersebut akan

    memperberat gangguan pada anak dengan gangguan alergi kulit pada

    telinga.53

    Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan

    kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si

    bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak. Tetapi

    adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut

    kepada ketentuan memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut.

    Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah

    berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya pula ketika anak telah

    pandai berjalan.54

    Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai

    maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir.

    Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak

    dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.

    Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu

    dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan

    kelengkapan. Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini:

    1. Rumah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya terlihat indah.

    53

    Observasi, 21 November 2017 54

    Observasi, 21 November 2017

  • 53

    2. Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan

    di atas tilam kecil.

    3. Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil yang berisi air

    tepung tawar, beras kunyit, bertih, bunga rampai, bubur merah dan putih.

    Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong

    buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku keluang

    dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur. Air nyiur itu

    dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu

    diletakkan di dalam sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.

    4. Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar dan

    dikelilingkan kepada tamu laki-laki. Tiap-tiap mereka setelah menepuk

    sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan bertih kepada si

    bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung) si bayi

    dengan gunting yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu

    dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si

    bayi diberikan nama.

    5. Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu hendaklah

    sebilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah

    selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka si bayi dibawa pula ke tempat

    orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan

    sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan

    lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).

  • 54

    6. Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu kemudian nyiur

    itu di tanam dihalaman rumah itu bersama pohon anak nyiur sebagai

    peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.55

    Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk

    tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun

    perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.

    Perlengkapan itu memilik fungsi dan maknanya masing-masing.

    1. Tepung tawar: ditepuk pada bayi sebelum rambutnya dicukur. Bahan-

    bahannya dapat berupa:

    a. Beras Kunyit : melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki,

    kesabarn, menjaga marwah, serta mendapatkan kekuasaan.

    b. Beras Basuh (Beras Putih) : Melambangkan kesucian hati lahir dan

    batin.

    c. Air Tepung Tawar : Merupakan beras sejuk yang diberi air,

    melambangkan penyejuk hati, peneduh kalbu, dan diharapkan dapat

    memberikan kesabaran dan kesucian hati.

    d. Daun Perenjis : merupakan daun juang-juang, daun ganda rusa, daun

    sedingin, daun setawar, daun ati-ati yang diikat menjadi satu dengan

    daun ribu-ribu sebagai pelambang ikatan kekeluargaan dan

    kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.

    55

    Observasi, 25-28 November 2017