pengawasan formula bayi dan formula bayi untuk keperluan medis ...
TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM ...repository.uinjambi.ac.id/2253/1/ZAIRI AMRULLAH -...
Transcript of TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM ...repository.uinjambi.ac.id/2253/1/ZAIRI AMRULLAH -...
-
TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM
SEBERANG KOTA JAMBI MENURUT
HUKUM ISLAM
SKRIPSI
OLEH
ZAIRI AMARULLAH
NIM: SH. 100084
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
-
TRADISI CUKURAN BAYI MASYARAKAT MUSLIM
SEBERANG KOTA JAMBI MENURUT
HUKUM ISLAM
SKRIPSI
OLEH
ZAIRI AMARULLAH
NIM: SH. 100084
JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2018
-
ii
-
iii
-
iv
-
ix
ABSTRAK
Nama : Zairi Amarullah
Jurusan : Perbandingan Mazhab dan Hukum
Judul : Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Seberang Kota Jambi
Menurut Islam
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui tradisi cukuran bayi masyarakat
muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam. Skripsi ini menggunakan
pendekatan yuridis empiris dengan metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Kesimpulan penelitian ini adalah kebudayaan mecukur rambut bayi ini
merupakan suatu nilai yang telah dilakukan secara turun temurun, sehingga
apapun kepercayaan yang di anut di Indonesia, hal ini tetap dilakukan. Namun
nilai-nilai tersebut jangan menyimpang dari ajaran Islam bahkan tidak diatur
dalam Al Quran dan as Sunnah. Islam mengajarkan agar kelahiran seorang bayi
disambut dengan baik dan kemudian dirawat dan diasuh agar menjadi seorang
muslim yang taat dan saleh. Untuk itu perlu dilakukan beberapa hal yang
ditentukan oleh agama Islam: adzan, aqiqah, pemberian nama dan mencukur
rambut serta khitanan.
Keyword: Tradisi Cukuran Bayi, Masyarakat Muslim, Hukum Islam
-
x
ABSTRACT
Name : Zairi Amarullah
Major : Comparison of Schools and Laws
Title : Shaving Tradition of Muslim Communities Across the City of Jambi
According to Islam
This thesis aims to find out the shaving tradition of the Muslim
community of Sebarang City of Jambi according to Islamic law. This thesis uses
an empirical juridical approach with data collection methods carried out by
observation, interviews and documentation.
The conclusion of this study is the culture of shaving baby hair is a value
that has been carried down for generations, so that whatever beliefs are professed
in Indonesia, this is still being done. But these values do not deviate from Islamic
teachings and are not even regulated in the Qur'an and Sunnah. Islam teaches that
the birth of a baby is welcomed and then treated and cared for to become a devout
and pious Muslim. For that we need to do a number of things that are determined
by Islam: adhan, aqiqah, naming and shaving and circumcision.
Keyword: Baby Shaving Tradition, Muslim Society, Islamic Law
-
v
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus, dan penuh dengan kesabaran
Ku persembahkan hasil karyaku sebagai bukti dan baktiku
kepada orangku yang tercinta
Ayahanda, ibunda dan saudara
Yang selalu memberi motivasi dan dorongan
Semoga amal baiknya dibalas Allah
-
vi
MOTTO
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu
(QS. Al-Baqarah: 208).
(٢·٨ :البقرة)
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Batasan Masalah .................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 6
E. Kerangka Teori ...................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka .................................................................... 13
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 16
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 16
C. Setting dan Subjek Penelitian ................................................ 17
D. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 18
E. Analisis Data .......................................................................... 19
F. Sistematika Penulisan ............................................................ 22
G. Jadwal Penelitian ................................................................... 22
-
xii
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Seberang Kota Jambi ................................................ 24
B. Gambaran Umum Kelurahan Pasir Panjang .......................... 32
1. Sejarah.............................................................................. 32
2. Letak Geografis ................................................................ 33
3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama, Pendidikan
dan Ekonomi .................................................................... 34
4. Struktur Pemerintahan ..................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Sebarang Kota
Jambi ...................................................................................... 49
B. Pandangan Hukum Islam tentang Tradisi Cukuran
Bayi Masyarakat Muslim Sebarang Kota Jambi .................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 62
B. Saran-Saran ............................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
-
xiii
DAFTAR SINGKATAN
UUD : Undang-undang Dasar
OKU : Ogan Komiring Ulu
KH : Kiyai Haji
JL : Jalan
No : Nomor
KM : Kilometer
PNS : Pegawai Negeri Sipil
TNI : Tentara Nasional Indonesia
POLRI : Polisi Republik Indonesia
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an dan As-Sunnah banyak memberikan tuntunan mengenai
pembinaan anak. Anak bukan sekedar buah hati, pelengkap kebahagiaan atau
hanya menyambung keturunan. Lebih dari itu, anak adalah harapan yang
dapat menyambung dan meneruskan estafet perjuangan dalam menegakkan
risalah Islam di muka bumi ini, anak adalah amanat yang diberikan oleh Allah
SWT. kepada orang tuanya. Karena itu, orang tua harus menjaga dan
memelihara amanah yang diberikan Allah SWT. kehadiran seorang anak harus
dipersiapkan sedemikian rupa oleh orang tuanya. Tidak cukup hanya dengan
ucapan syukur, memberinya nama yang indah dan sebagainya tetapi juga tidak
kalah pentingnya adalah pembinaan yang Islami sehingga ia dapat
berkembang sesuai dengan nilai-nilai fitrah yang dibawanya.
فطرةفأبواهيهودانهأوينصرانهأويمجسانهكلمولوديولدعلىال
(لمسلماوالبخاري رواه)
Artinya: “Setiap anak terlahir dalam keadaan suci. Kedua orang tuanyalah
yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi” (HR.
Bukhari dan Muslim).1
Berdasarkan hadits di atas dapat di kemukakan bahwa setiap anak yang
lahir dalam keadaan fitrah. Kemudian faktor yang paling dominan yang
mempengaruhi pembentukan orientasi hidupnya dapat dilihat dari tiga hal,
1Al-Marhum As-Sayyid Al-Hasyimi. Muhtarul Hadits An-Nabawiyah. Cet. 6., h. 156.
1
-
2
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Islam mengajarkan agar kelahiran
seorang bayi disambut dengan baik dan kemudian dirawat dan diasuh agar
menjadi seorang muslim yang taat dan saleh. Untuk itu perlu dilakukan
beberapa hal yang ditentukan oleh agama Islam: a. Adzan b. Aqiqah c.
Pemberian Nama dan Mencukur Rambut d. Khitanan.2
Upacara cukuran telah membudaya dalam masyarakat Indonesia, hal ini
dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan rambut bayi dari segala
macam najis. Upacara cukuran atau marhabaan juga merupakan ungkapan
syukuran atau terima kasih kepada Tuhan YME yang telah mengkaruniakan
seorang anak yang telah lahir dengan selamat. Upacara cukuran dilaksanakan
pada saat bayi berumur 40 hari.
Pada pelaksanaannya bayi dibaringkan di tengah-tengah para undangan
disertai perlengkapan bokor yang diisi air kembang 7 rupa dan gunting yang
digantungi perhiasan emas berupa kalung, cincin atau gelang untuk mencukur
rambut bayi. Pada saat itu mulailah para undangan berdo’a dan berjanji atau
disebut marhaban atau pujian, yaitu memuji sifat-sifat nabi Muhammad saw.
dan membacakan doa yang mempunyai makna selamat lahir bathin dunia
akhirat. Pada saat marhabaan itulah rambut bayi digunting sedikit oleh
beberapa orang yang berdoa pada saat itu.
Kebudayaan mecukur rambut bayi ini merupakan suatu nilai yang telah
dilakukan secara turun temurun, sehingga apapun kepercayaan yang di anut di
Indonesia, hal ini tetap dilakukan. Kebudayaan, pada dasarnya adalah hasil
2Departemen Agama, Pembinaan Keluarga Pra Sakinah dan Sakinah I, (Jakarta:Direktorat
Jenderal, 2003), hal. 53.
-
3
karya, cipta, rasa, karsa manusia. Dan setiap kebudayaan mempunyai maksud
tersendiri yang berisikan nilai-nilai. Nilai-nilai inilah yang mengambil peran
dalam setiap langkah manusia dalam melakukan sesuatu. Namun nilai-nilai
tersebut jangan menyimpang dari ajaran Islam bahkan tidak diatur dalam Al
Quran dan as Sunnah. 3
Budaya mencukur rambut si kecil telah dikenal turun temurun. Para
umat muslim biasa menyelenggarakan upacara cukuran saat anaknya berusia
40 hari dengan maksud membersihkan atau menyucikan rambut si kecil dari
segala macam najis dan diharapkan nantinya si kecil akan tumbuh sehat dan
dijauhkan dari berbagai macam penyakit. Selain itu upacara ini juga
merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan yang telah
mengaruniakan seorang anak.
Pada pelaksanaan upacara ini biasanya para pemuka agama setempat
akan hadir dan membacakan doa-doa. Si kecil digendong bapak atau
kakeknya akan digunting rambutnya oleh semua yang hadir dengan cara
mencelupkan gunting terlebih dahulu ke dalam air kembang 7 rupa sebelum
menggunting beberapa helai rambut si kecil. Potongan rambut diletakkan di
dalam kelapa hijau yang telah dilubangi atasnya. Berikutnya para penggunting
rambut ditetesi minyak wangi pada bajunya, beberapa hari kemudian barulah
rambut bayi dicukur habis.
Seluruh potongan rambut si kecil ditimbang di timbangan emas dan
dinilai seharga nilai emas yang nantinya akan disumbangkan kepada fakir
3Jurnal Potong Rambut Anak, Cara dan Manfaatnya https://jurnalpediatri.com/
2016/02/29/407
-
4
miskin sebagai sedekah. Setelah ditimbang barulah kelapa yang berisi rambut
dikubur. Sedekah di sini mengandung harapan agar si kecil kelak menjadi
orang yang bermanfaat bagi masyarakat, nusa, bangsa dan agama, serta
berbakti kepada orang tuanya. Ini mengingatkan kepada kelapa yang seluruh
bagian pohonnya berguna bagi manusia.
Ada anggapan di masyarakat bahwa hal yang bid’ah dalam acara
syukuran adalah pembacaan kitab Barzanzi karena terdapat kalimat pujian
yang berlebihan dan menjadi syirik pemahamannya seperti yang dilakukan
masyakarat seberang Kota Jambi. Sebenarnya hal yang menjadi syariat utama
dalam Islam ketika kelahiran bayi adalah melakukan akikah namun terdapat
masyarakat yang lebih mementingkan acara perkumpulan dengan melakukan
marhabahan yang tidak ada syariatnya. Tujuan, hikmah dan manfaat dari
akikah adalah: Akikah merupakan kurban untuk mendekatkan diri kepada
Allah, yang ditujukan (pahalanya) untuk bayi yang baru lahir ke alam dunia.
Akikah merupakan alat untuk melepas gadaian (ikatan) pada si bayi yang baru
dilahirkan. Sebab seorang anak dalam keadaan tergadai (terikat) dengan
akikahnya. Menurut Imam Ahmad, maksud tergadai disini adalah tertahannya
syafaat sang anak untuk kedua orangtuanya. Akikah merupakan fidyah
(tebusan) untuk menebus si anak, sebagaimana Allah Subhanahuwa Ta'ala
menebus Isma'il yang akan disembelih dengan seekor kambing yang sangat
besar.4
4 http://stmaulidya.blogspot.co.id/2014/06/makalah-tradisi-melayu_23.html
-
5
Umat Islam di seberang Kota Jambi tidak sedikit yang belum
memahami hukum Islam, terutama menyangkut hukum-hukum yang sunnah.
Karena itu umat Islam banyak yang melupakan bahkan meninggalkan sunnah-
sunnah Rasulullah saw., seperti dalam masalah aqiqah terhadap anak yang
baru dilahirkan. Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita
yang tergadai. Aqiqah juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas
anugerah, sekaligus amanah yang di berikan Allah SWT. terhadap kita.
Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan sunnah rasul SAW, yang
merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini sunnah tersebut mulai
jarang di laksanakan oleh kaum muslimin. Dalam kondisi apapun ibadah
harus dilakukan dengan sebaik-baiknya serta setiap saat perlu meningkatkan
pengetahuan agama, khususnya pengetahuan agama yang berkaitan dengan
konsep Islam tentang kehidupan berkeluarga dan kegiatan itu sesuai dengan
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.5 Nabi mengatakan bahwa hewan
yang disembelih untuk seorang bayi seyogyanya bertujuan untuk ibadah,
seperti kurban dan hadyu (binatang yang disembelih oleh jamaah haji).
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bermaksud
untuk membahas: Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Sebarang
Kota Jambi Menurut Hukum Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pemaparan yang telah penyusun kemukakan di atas,
maka bisa di tarik pokok masalah sebagai berikut:
5 http://asysyariah.com/mencukur-rambut-bayi/
-
6
1. Bagaimana tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi?
2. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi
masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada tradisi cukuran bayi masyarakat muslim
Sebarang Kota Jambi, khususnya di Kelurahan Pasir Panjang kecamatan
Danau Teluk, menurut hukum Islam.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Ingin mengetahui tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang
Kota Jambi.
b. Ingin mengetahui pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran
bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Menambah cakrawala ilmiah bagi perkembangan wacana hukum
Islam khususnya dalam kasus pandangan hukum Islam tentang tradisi
cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi.
b. Memberikan pemahaman dan informasi mengenai pandangan hukum
Islam tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota
Jambi.
c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu
(S1) pada Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH), Fakultas
-
7
Syariah, institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Syaifuddin
Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Tradisi/Hukum Adat
Hukum adalah peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah)
atau adat yang berlaku bagi semua orang dalam suatu masyarakat (negara);
undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur pergaulan hidup dalam
masyarakat; patokan (kaidah, ketentuan) mengenai suatu peristiwa (alam
dsb) yg tertentu; keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim
(dalam pengadilan); vonis.6 Adat adalah aturan (perbuatan dsb) yang lazim
diturut atau dilakukan sejak dahulu kala: kebiasaan; cara (kelakuan dsb)
yang sudah menjadi kebiasaan: cukai menurut peraturan yang berlaku (di
pelabuhan dsb).7
Istilah adat berasal dari bahasa Arab, yang apabila diterjemahkan
dalam Bahasa Indonesia berarti “kebiasaan”. Adat atau kebiasaan telah
meresap kedalam Bahasa Indonesia, sehingga hampir semua bahasa daerah
di Indonesia telah menganal dan menggunakan istilah tersebut. Adat atau
kebiasaan dapat diartikan sebagai berikut : “Tingkah laku seseoarang yang
terus-menerus dilakukan dengan cara tertentu dan diikuti oleh masyarakat
luar dalam waktu yang lama”. Dengan demikian unsure-unsur terciptanya
adat adalah:
6Anonim, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusata Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2008), hlm. 531. 7Ibid., hlm. 11.
-
8
a. Adanya tingkah laku seseorang
b. Dilakukan terus-menerus
c. Adanya dimensi waktu.
d. Diikuti oleh orang lain/ masyarakat.8
Dikutip dari Modul Hukum Adat, sejumlah ahli menjelaskan
mengenai Hukum adat.
e. Dalam kepustakaan Hukum Adat orang yang pertama kali memakai
istilah Hukum Adat yaitu Prof. Dr. C. Snouk Hurgronye dalam
bukunya De Atjehers. Hukum ada dalam kenyataannya di masyarakat
tidak statis, mengikuti perkembangan jaman dan ikuti unsur-unsur
pembentuknya. Unsur-unsur pembentuk hukum ada ada dua (2) yaitu:
1) unsur Kenyataan. Adat dalam keadaan sama selalu ditaati oleh
masyarakat, 2) Unsur Psikologis. Ada keyakinan dari masyarakat,
bahwa hukum adat mempunyai kekuatan untuk ditaati sehingga
menimbulkan kewajiban hukum (Opinium Yuris Necissetis), jadi
apabila orang tersebut dimasyarakat tidak menjalankan ketentuan
hukum adat dengan baik dinilai oleh masyarakat kurang baik.
f. Prof. Supomo, hukum adat ialah hukum yang tidak tertulis yang berada
di dalam peraturan legislatif (Unstatory Law) atau hukum adat adalah
hukum yang tak tertulis yang timbul dari keputusan-keputusan hukum
(Judge Mad Law.
g. Dr. Sukanto, Hukum adat adalah kumpulan daripada adat yang tidak
8Bewa Ragawino, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat Indonesia (Bandung: Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, 2008), hlm. 1.
-
9
dibukukan yang mempunyai sifat paksaan (sanksi) serta mempunyai
akibat hukum itu pula.
h. Prof. Joyodiguno, Hukum adat adalah hukum yang tidak bersumber
pada peraturan.9
Dalam Batang Tubuh UUD 1945, tidak satupun pasal yang
mengatur tentang hukum adat. Oleh karena itu, aturan untuk berlakunya
kembali hukum adat ada pada Aturan Peralihan UUD 1945 Pasal II, yang
berbunyi: “Segala badan Negara dan peraturan yang ada masih langsung
berlaku, selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang
Dasar ini”.
Hukum adat kita mempunyai corak-corak tertentu adapun corak-
corak yangterpenting adalah:
a. Bercorak Relegiues- Magis: Menurut kepercayaan tradisionil
Indonesia, tiap-tiap masyarakat diliputi oleh kekuatan gaib yang harus
dipelihara agar masyarakat itu tetap aman tentram bahagia dan lain-
lain. Tidak ada pembatasan antara dunia lahir dan dunia gaib serta
tidak ada pemisahan antara berbagai macam lapangan kehidupan,
seperti kehidupan manusia, alam, arwah-arwah nenek moyang dan
kehidupan makluk-makluk lainnya. Adanya pemujaan-pemujaan
khususnya terhadap arwah-arwah darp pada nenek moyang sebagai
pelindung adat-istiadat yang diperlukan bagi kebahagiaan masyarakat.
Setiap kegiatan atau perbuatan-perbuatan bersama seperti membuka
9Heru Kuswanto, Modul: Hukum Adat, (Surabaya: Fakultas Hukum Universitas Narotama
Surabaya, 2011), hlm. 1.2.
-
10
tanah, membangun rumah, menanam dan peristiwa-pristiwa penting
lainnya selalu diadakan upacara-upacara relegieus yang bertujuan agar
maksud dan tujuan mendapat berkah serta tidak ada halangan dan
selalu berhasil dengan baik. Arti Relegieus Magis adalah bersifat
kesatuan batin, ada kesatuan dunia lahir dan dunia gaib, ada hubungan
dengan arwah-arwah nenek moyang dan makluk-makluk halus lainnya,
percaya adanya kekuatan gaib, pemujaan terhadap arwah-arwah nenek
moyang, setiap kegiatan selalu diadakan upacara-upacara relegieus,
percaya adnya roh-roh halus, hatu-hantu yang menempati alam
semesta seperti terjadi gejala-gejala alam, tumbuh-tumbuhan, binatang,
batu dan lain sebagainya, percaya adanya kekuatan sakti dan adanya
beberapa pantangan-pantangan
b. Bercorak Komunal atau Kemasyarakatan. Artinya bahwa kehidupan
manusia selalu dilihat dalam wujud kelompok, sebagai satu kesatuan
yang utuh. Individu satu dengan yang lainnya tidak dapat hidup
sendiri, manusia adalah makluk sosial, manusia selalu hidup
bermasyarakatan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari
padkepentingan perseorangan. Secara singkat arti dari komunal adalah
manusia terikat pada kemasyarakatan tidak bebas dari segala
perbuatannya, setiap warga mempunyai hak dan kewajiban sesuai
dengan kedudukannya, hak subyektif berfungsi sosial, kepentingan
bersama lebih diutamakan, bersifat gotong royong, sopan santun dan
sabar, sangka baik, dan saling hormat menghormati
-
11
c. Bercorak Demokrasi. Bahwa segala sesuatu selalu diselesaikan dengan
rasa kebersamaan, kepentingan bersama lebih diutamakan dari pada
kepentingan-kepentingan pribadi sesuai dengan asas permusyawaratan
dan perwakilan sebagai sistem pemerintahan. Adanya musyawarah di
Balai Desa, setiap tindakan pamong desa berdasarkan hasil
musyawarah dan lain sebagainya.
d. Bercorak Kontan. Pemindahan atau peralihan hak dan kewajiban harus
dilakukan pada saat yang bersamaan yaitu peristiwa penyerahan dan
penerimaan harus dilakukan secara serentak, ini dimaksudkan agar
menjaga keseimbangan didalam pergaulan bermasyarakat.
e. Bercorak Konkrit. Artinya adanya tanda yang kelihatan yaitu tiap-tiap
perbuatan atau keinginan dalam setiap hubungan-hubungan hukum
tertentu harus dinyatakan dengan benda-benda yang berwujud. Tidak
ada janji yang dibayar dengan janji, semuanya harus disertai tindakan
nyata, tidak ada saling mencurigai satu dengan yang lainnya.10
Sumber-sumber hukum adat adalah:
a. Adat-istiadat atau kebiasaan yang merupakan tradisi rakyat
b. Kebudayaan tradisionil rakyat
c. Ugeran/Kaidah dari kebudayaan Indonesia asli
d. Perasaan keadilan yang hidup dalam masyarakat
e. Pepatah adat
f. Yurisprudensi adat
10
Bewa Ragawino, Op. Cit., hlm. 10-13.
-
12
g. Dokumen-dokumen yang hidup pada waktu itu, yang memuat
ketentuan-ketentuan hukum yang hidup.
h. Kitab-kitab hukum yang pernah dikeluarkan oleh Raja-Raja.
i. Doktrin tentang hukum adat
j. Hasil-hasil penelitian tentang hukum adat nilai-nilai yang tumbuh dan
berlaku dalam masyarakat.11
2. Cukuran
Bersama akikah setiap muslim disunnahkan mencukur rambut bayi.
Rambut yang telah dicukur ini ditimbang beratnya untuk kemudian dinilai
dengan 'perak' (bukan emas) sesuai berat timbangan tersebut dan uangnya
disedekahkan.
Hukum mencukur sebagian rambut kepala tidak ada ketentuan
apakah harus digundul atau tidak. Tetapi yang jelas pencukuran tersebut
harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur sebagian kepala
dan sebagian yang lain dibiarkan. Tentu saja semakin banyak rambut yang
dicukur dan ditimbang semakin -insya Allah- semakin besar pula
sedekahnya.
Adat mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sebenarnya
bukanlah hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat,
tetapi juga anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur
rambut terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif terutama bagi
kesehatan bayi. Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan
11
Ibid., hlm. 15.
-
13
bagi sebuah keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru.
Perlu mengundang kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut
menyaksikan kebahagiaan yang dirasakan keluarga itu sekaligus
memberikan nama yang bagus yang bermakna do’a, agar setiap orang
yang memanggil namanya ikut mendo’akan sesuai nama si bayi.
Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan
kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si
bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak.
Tetapi adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak
mengikut kepada ketentuan memberi nama anak pada saat upacara
pencukuran rambut. Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut
itu, ketika bayi telah berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya
pula ketika anak telah pandai berjalan. Upacara memotong rambut atau
mencukur rambut ini mempunyai maksud, konon – untuk membuang sial
pada rambut yang dibawa sejak lahir. Selain itu kononnya, ujung rambut
yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak dibuang, si bayi akan senantiasa
dirundung malang.
F. Tinjauan Pustaka
Mungkin sudah banyak kajian-kajian yang membahas tentang hukum
cukuran bayi menurut hukum Islam yang dapat kita lihat dalam kitab-kitab
fiqih, kedokteran maupun dalam pandangan yang lain. Namun setelah penulis
mengadakan penelusuran mengenai pembahasan tersebut, ternyata kajian
mengenai ini belum spesifik dibahas.
-
14
Sepanjang penelusuran penulis mengenai kajian ini, belum ada sebuah
karya yang secara khusus membahas mengenai cukuran dalam hukum Islam.
Penelitian tentang aqiqah ini telah banyak dilakukan, antara lain oleh Jepri
Arison (2004) yang berjudul “Persepsi Masyarakat Desa Tanjung dalam
Kecamatan Rambang Muara Enim terhadap pelaksanaan Aqiqah”. Penulis
skripsi ini menyimpulkan bahwa aqiqah menurut pemah aman masyarakat
Desa Tanjung Dalam adalah penyembelihan kambing untuk kelahiran seorang
anak pada hari ketujuh, empat belas, dua puluh satu dan ada juga yang
melaksanakan aqiqah itu diwaktu lain. Dua ekor kambing untuk anak laki-laki
dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Bedanya penulis skripsi ini
dengan penulis yaitu pada umumnya masyarakat di Desa Pedu Kecamatan
Jejawi Kabupaten Ogan Komering Ilir masih banyak yang tidak melaksanakan
aqiqah ketika anak mereka lahir.
Penelitian selanjutnya oleh Rahmi Mahmudah (2000) yang berjudul
“Konsep hukum Islam tentang hewan aqiqah selain kambing”. Penulis skripsi
ini menyimpulkan bahwa aqiqah adalah ibadah yang bersifat anjuran dan
hukumnya sunnah, dan aqiqah boleh dengan hewan selain kambing, yaitu
domba, onta, sapi atau kerbau.
Penelitian selanjutnya oleh Kamtari (1995) yang berjudul “Tinjauan
Hukum Islam terhadap pelaksanaan ibadah qurban di Desa Tanjung Harapan
Kec.Pulau Beringin OKU”. Penulis skripsi ini menyimpulkan bahwa tinjauan
hukum Islam terhadap pelaksanaan ibadah qurban yang selama ini dilakukan
di Tanjung Harapan, ada yang sudah mempunyai kesamaan dengan syari’at
-
15
Islam dan ada pula yang berbeda atau tidak cocok dengan syari’at Islam.
Adapun kesamaannya adalah dari segi waktu pelaksanaan dilakukan pada
tanggal 10, 11, 12 dan 13 pada bulan Dzulhijjah setelah selesai sholat ied pada
hari raya idul adha.
Adapun yang tidak cocok dengan syari’at Islam yaitu: pelaksanaan
ibadah qurban terlalu banyak memerlukan waktu, biaya dan tenaga. Sehingga
terjadi pemborosan, dan sering menimbulkan kecekcokan di antara sesama
keluarga.
-
16
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Dalam pencapaian hasil yang maksimal, maka secara metodologis
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif komparatif dengan maksud
untuk mendapatkan pemahaman tentang tujuan serta esensi dari pendapat dari
pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim
Sebarang Kota Jambi, untuk kemudian memperoleh suatu konsep yang lebih
relevan.
Kajian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif-
analitis-komparatif, yakni mendeskripsikan atau menguraikan data-data yang
berkaitan dengan pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi
masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi yang telah diperoleh dan data-data
dari segi adat untuk kemudian dianalisa guna mendapatkan suatu pandangan
ataupun kesimpulan yang relevan pada saat ini. Penelitian ini berusaha untuk
menelusuri tentang perumusan hukum tentang tradisi cukuran bayi masyarakat
muslim Sebarang Kota Jambi.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian pustaka (library
research) dengan bahan pustaka yang berkaitan pembahasannya dalam
penelitian ini, baik bahan primer maupun bahan sekunder.
16
-
17
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.12
Data primer
yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data utama
tentang pandangan hukum Islam tentang tradisi cukuran bayi
masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi, sumber primer data
wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,
koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.13
Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang mendukung kajian tradisi
cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi menurut
hukum Islam, dengan sumber sekunder adalah dokumentasi.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah dimana data ini diambil.
Sumber data untuk kajian literatur berkaitan dengan literatur itu sendiri
yang menjadi bahan utama penyusunan setiap content draf penelitian.
C. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini di Kelurahan Pasir Panjang, dengan alasan
masih dihadapkan pada permasalahan tradisi cukur bayi menurut hukum
12
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan Thaha Press, 2007,
hlm. 87. 13
Ibid., hlm. 91.
-
18
Ilsma, dan permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti
sebelumnya, di samping kemudahan akses data dari lapangan.
2. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah luran Kelurahan Pasir Panjang, tokh
adat dan tokoh agama yang diambil dengan melakukan upaya menetapkan
informan kunci (key informan) adalah Lurah Pasir Panjang, tokoh agama
dan tokoh adat sebagai responden dijadikan informan tambahan. Subjek
dalam penelitian ini sebagian didatangi dan diwawancarai, dan sebagian
lagi didatangi untuk diamati atau diobservasi secara langsung. Hal ini
dilakukan untuk penyesuaian informasi atau data yang diperoleh melalui
wawancara dengan data yang diperoleh melalui observasi melalui teknik
triangulasi, sehingga data atau informasi sampai pada titik jenuh.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memudahkan penulis dalam mengumpulkan data/informasi di
lapangan, maka penulis mengunakan metode:
1. Observasi
Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.14
Melalui
kegiatan observasi maka penulis langsung mengadakan pengamatan secara
langsung ke lokasi tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim
Sebarang Kota Jambi.
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm.. 146
-
19
2. Wawancara
Wawancara adalah mengumpulkan informasi dengan cara
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan
pula15
Melalui wawancara maka penulis mengadakan dialog langsung
kepada para informan yaitu memberikan beberapa pertanyaan yang
diperlukan, kemudian mencatat hasil wawancara guna memperoleh suatu
gambaran permasalahan yang diteliti yaitu tradisi cukuran bayi masyarakat
muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari data mengenal hal-hal atau
variabel berupa catatan, benda-benda tertulis, buku, dokumen, dan
peraturan-peraturan.16
Melaui dokumentasi dimaksud maka penulis
langsung mengadakan pencatatan data-data yang berupa jumlah penduduk
berdasarkan agama, pendidikan dan mata pencaharian, dan gambar
struktur organisasi desa dan beberapa catatan penting lainnya.
E. Analisis Data
1. Hasil Riset Kepustakaan
Hasil data perpustakaan penulis menggunakan analisis melalui
proses berfikir:
15
Ibid., hlm. 145 16
Ibid., hlm. 206.
-
20
a. Induktif, yaitu melalui proses berfikir dengan mengemukakan suatu
permasalahan yang bersifat khusus, kemudian dibahas kepada
permasalahan yang bersifat umum.17
b. Deduktif, yaitu suatu proses berfikir dengan mengemukan
permasalahan yang bersifat umum, kemudian dibahas kepada
permasalahan yang bersifat khusus.18
c. Metode komparatif, yaitu membandingkan faktor-faktor yang lain
yang diambil dari defenisi-defenisi dan juga materi yang berkaitan
dalam arti membandingkan data mana yang lebih valid akan kebenaran
data tersebut.19
2. Hasil Riset Lapangan
Untuk data dilapangan, maka penulis menggunakan analisis
kualitatif, yaitu dengan menggunakan teknik analisis sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi
data-data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di
lapangan.20
Analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data
dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat
17
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hlm. 42 18
Ibid., hlm. 36. 19
Ibid., hlm. 40 20
A. Michael Huberman dan Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI, 1992,
hlm. 16.
-
21
ditarik dan diverifikasi mengenai tradisi cukuran bayi masyarakat
muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam.
b. Penyajian Data
“Penyajian data sebagai sekumpulan data/ informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.”21
Penyajian-penyajian yang dibahas dalam
penelitian ini meliputi berbagai jenis model yang dirancang dengan
menggabungkan informasi yang tersusun tentang tradisi cukuran bayi
masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi menurut hukum Islam.
c. Verifikasi/Penarikan kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
dalam fikiran penganalisis selama ia menulis suatu tinjauan ulang
pada catatan. Catatan lapangan atau mungkin menjadi begitu seksama
dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar fikiran
antara teman sejawat.22
Dalam pengertian ini analisis kualitatif
merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus-menerus.
Masalah reduksi data penyajian data dan penarikan
kesimpulan/verivikasi menjadi gambaran keberhasilan secara
berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul
menyusul tentang tradisi cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang
Kota Jambi menurut hukum Islam.
21
Ibid., hlm. 17. 22
Ibid., hlm. 19
-
22
F. Sistematika Penulisan
Penyusunan skripsi ini terbagi kepada lima bab, antara babnya ada
yang terdiri dari sub-sub bab. Masing-masing bab membahas permasalahan-
permasalahan tersendiri, tetapi tetap saling berkaitan antara sub bab dengan
bab yang berikutnya. Adapun sistematikanya sebagai berikut:
Bab Pertama: Membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari sub bab
sebagai berikut : latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode
penelitian, sistematika penulisan.
Bab Kedua: Membahas mengenai metode penelitian.
Bab Ketiga: Membahas mengenai Cukuran dalam Islam.
Bab Keempat: Membahas mengenai pandangan hukum Islam tentang tradisi
cukuran bayi masyarakat muslim Sebarang Kota Jambi.
Bab Kelima: penutup yang terdiri dari: kesimpulan dan saran-saran.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan
dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil
seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka
penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam
waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan
pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal
kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut:
-
23
Tabel 1
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Bulan
Agustus
2017
September
2017
Oktober
2017
November
2017
Desember
2017
Januari
2017
2017
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pembuatan
Proposal
x x x
2. Perbaikan
Hasil Seminar
x
3. Pengumpulan
Data,
Verifikasi dan
Analisa Data
x x x x x x
4. Membuat
Laporan
Penelitan/Draf
Skripsi
x x x x x
5. Konsultasi
pembimbing
x x x X x x x x x x x
6. Perbaikan x
7. Penggandaan
Laporan
x
Catatan: Jadwal Berubah Sesuai Waktu
-
24
BAB III
GAMBARAN UMUM SEBARANG KOTA JAMBI
A. Sejarah Seberang Kota Jambi
Seberang Kota Jambi atau Sekoja adalah bagian utara Kota jambi yang
dipisahkan oleh sungai Batanghari. Walaupun hanya berjarak beberapa ratus
meter dari pusat Kota, namun Sekoja jauh tertinggal dibandingkan dengan
bagian Kota Jambi yang lain. Tidak ada gedung tinggi, apalagi mall, yang ada
hanyalah rumah-rumah panggung khas Jambi.
Seberang Kota Jambi adalah wajah Kota Jambi sebenarnya, tempat
warga asli melayu jambi tinggal beserta adat istiadatnya, serta tempat
peninggalan benda bersejarah yang masih bertahan dan terjaga baik dari
gerusan zaman. Sekoja bersebelahan dengan pusat kota Jambi, namun untuk
menuju kesana harus melintasi sungai Batanghari dahulu. Anda dapat
menggunakan Getek (atau Ketek) ataupun perahu wisata tradisional Jambi
yaitu “Kajang Lako”.
Perjalanan dengan perahu dari Pusat Kota menuju Sekoja hanya
membutuhkan waktu 10-15 menit, dengan biaya 2000-5000 saja. Selain dapat
ditempuh dengan jalur air, bisa juga ditempuh dengan menggunakan jalur
darat namun memakan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 20-40 menit. Kita
harus berkendara ke Barat dahulu untuk melintasi Jembatan Aurduri
(Batanghari I), baru kemudian memutar balik ke arah Sekoja. Kita juga bisa
24
-
25
melalui Jembatan batanghari II di sebelah timur, namun memakan waktu yang
cukup lama.23
Begitu sampai di Sekoja, anda tidak akan merasa di dalam kota, namun
terasa berada di tengah perkampungan tradisional. Sekoja memang seperti
kampung di tengah Kota. Jika anda ingin melihat masyarakat Melayu Jambi
disinilah tempatnya, disini mereka masih menjaga tradisi secara turun
temurun. Mulai dari rumah yang mereka tempati yang sebagian besar masih
berupa rumah panggung khas Jambi. Arsitektur rumah tradisional di Sekoja
adalah perpaduan antara budaya Melayu, Tionghoa, dan Arab, karena ketiga
budaya inilah yang memang sejak awal membentuk kawasan Sekoja menjadi
seperti adanya sekarang.
Salah satu rumah tua yang sekarang menjadi benda cagar budaya adalah
Rumah Batu, rumah yang berada di Jl. KH Ibrahim RT 02 Kelurahan Pasir
Panjang, Kecamatan Danau Teluk. Rumah ini merupakan peninggalan Sayyid
Idrus bin Hasan Al-Jufri, salah seorang penyiar agama Islam pertama yang
masuk Jambi.
Sayyid Idrus adalah sultan atau raja yang berkuasa di daerah itu pada
dekade akhir abad ke-19 dengan gelar Pangeran Wiro Kusumo. Beliau
merupakan seorang ulama keturunan Arab atau Yaman. Sayyid Idrus bin
Hasan Al Jufri wafat tahun 1902 dan dimakamkan di depan masjid Ikhsaniyah
yang didirikannya. Kini sekali dalam setahun keluarga besar beliau
menyelenggarakan peringatan wafatnya Habib Idrus bin Hasan Al Jufri yang
23
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
26
dipusatkan di masjid ini. peringatan tersebut di agendakan sekali dalam
setahun, oleh pihak keluarga dan masyarakat muslim Sekoja (seberang kota
Jambi) sebagai bentuk penghormatan atas jasa jasa beliau. Peringatan tersebut
setiap tahun turut juga dihadiri oleh tokoh agama, alim ulama, cendikiawan,
gubernur dan undangan lainnya.
Tanggal kelahiran Sayyid Idrus ini tidak diketahui, satu-satunya
informasi dari dokumen Belanda yang menyebutkan bahwa pada tahun 1879,
Sayyid Idrus berumur lebih dari 40 tahun. Bisa dikatakan bahwa beliau
dilahirkan di Jambi sebelum tahun 1839 dari seorang ayah asli Arab atau
Yaman. Masih berdasarkan dokumen Belanda, disebutkan bahwa Sayyid Idrus
wafat di tahun 1905 meskipun di makam beliau dicantumkan angka 1902
sebagai tahun kematiannya.
Sayyid Idrus merupakan salah satu keluarga Al-Jufri di Jambi yang
berasal dari golongan Sayyid (said). Keluarga Al-Jufri di Jambi turut
memainkan peran mereka dalam perpolitikan sejak tahun 1812. Keluarga Al-
Jufri yang datang ke Nusantara kemudian menikah dengan putri dari kalangan
bangsawan karena memang wanita Arab tidak turut serta bermigrasi ke
Nusantara.24
Kelauarga Arab memainkan peran penting sebagai mediator antara
penguasa lokal dengan penguasa penjajahan Belanda. Selain itu juga menjadi
juru bicara antara keluarga Al-Jufri terhadap keraton Jambi dan Penguasa
penjajahan Belanda. Sayyid Idrus memegang peran unik tersebut direntang
24
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
27
waktu 1860 hingga wafatnya di tahun 1902 atau 1905. Sayyid Idrus menikah
dengan Putri Sultan Nazaruddin dan mendapatkan gelar Pangeran Wiro
Kusumo langsung dari Sultan.
Gelar Pangeran ini juga memberi kekuasaan kepada Sayyid Idrus untuk
menjadi “pepati dalam” di keraton Jambi yang mengambil peran Sultan pada
saat Sultan tidak ditempat. Menurut dokumen Belanda, pangeran Wiro
Kusumo memainkan peran yang sangat penting ini di tahun 1858-1881 ketika
Sultan Nazaruddin lebih banyak memilih mengasingkan diri ke tempat yang
jauh dari keraton untuk menjaga jarak dengan penguasa penjajah Belanda di
Jambi. Mungkin itu sebabnya beberapa penulis bahkan sempat menyebut
pangeran Wiro Kusumo sebagai Sultan Jambi. Bisa di maklumi, karena
Pangeran Wiro Kusomo memang memiliki pengaruh yang begitu besar di
keraton Jambi, selain sebagai menantu dari Sultan Nazaruddin beliau juga
merupakan besan dari Sultan Thaha Syaifuddin, Sultan Jambi Terahir yang tak
lain juga merupakan ipar-nya sendiri.
Banyak orang bilang, Rumah Batu dulunya adalah istana. Dari
bangunan ini sangat nampak sekali perpaduan dari Melayu, Cina dan Arab.
Namun sayangnya kondisi Rumah Batu ini sudah sangat memprihatinkan.
Dinding-dindingnya sudah ditumbuhi lumut, tumbuh-tumbuan pakis, dan
rerumputan. Papan pintu pun sudah terlihat lapuk dan berlubang. Sementara,
daun-daun kering berserakan di halaman. Rumah yang sebenarnya megah dan
-
28
cantik ini malah terkesan angker dan menyeramkan. Sebagian besar yang
datang kemari hanya untuk ber foto Pre-wedding saja.25
Suasana Islam sangat kental sekali di Sekoja, terbukti dengan
banyaknya Masjid, Madrasah dan Pondok Pesantren. Disini terdapat Masjid
tertua di Kota Jambi yaitu Masjid Ikhsaniyyah atau yang lebih dikenal dengan
nama Masjid Batu. Masjid ini didirikan pada tahun 1880 oleh Sayyid Idrus.
Masjid Batu ini didirikan Sayyid Idrus untuk memenuhi fungsi tempat ibadah
bagi masyarakat seberang kota Jambi. Masyarakat kota Jambi waktu itu yang
sudah fanatik keislamannya memanfaatkannya sebagai tempat ibadah dan
kegiatan sosial lainnya. Bangunan masjid ini telah mengalami perluasan oleh
pemerintah Belanda semasa penjajahan dengan mempertahankan ciri ciri khas
utamanya demi menjaga nilai historis-nya. Masjid ini berada di Jalan KH.
Ibrahim, RT 05 Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Danau Teluk Kota
Jambi.
Bangunan dalam masjid dipenuhi dengan hiasan kaligrafi berbagai
rupa. Mimbar asli berdiri anggun di sisi kanan mihrab. Sementara beduk
peninggalan terdahulu berada di bagian belakang ruang salat. Ciri mencolok
dari masjid ini adalah banyaknya jendela. Jendela-jendela yang dipasang
berpasangan itu mengelilingi masjid. Hanya tembok mihrab yang tak
berjendela. Sekitar tahun 60-an, Masjid Ikhsaniyyah merupakan tempat orang
menyelesaikan sengketa. Jika ada orang berselisih perihal kepemilikan tanah,
tuduhan mencuri, dan lain sebagainya orang akan membawa perkara itu ke
25
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
29
masjid dan mengambil sumpah dengan disaksikan para penduduk dan pemuka
agama.26
Hingga kini, masih ada kebisaaan dan adat istiadat yang dilakukan
Sayyid Idrus (Pangeran Wiro Kusumo) semasa hidup yang masih dilakukan
keturunan dan pengikutnya sampai sekarang. Salah satunya adalah menyantap
makan dalam tempeh (wadah besar) ramai-ramai. Tradisi seperti itu memang
merupakan salah satu tradisi para ulama yang berasal dari Yaman yang
kemudian berkembang di tanah air. Tadisi yang sama dapat juga dijumpai di
masjid masjid tua lainnya di tanah air seperti di Masjid Sultan Palembang
ataupun Masjid Al-Hawi di Condet, Jakarta.
Menurut Habib Salim, seorang pengurus masjid, masjid ini diyakini
memiliki keramat tersendiri karena jika ada yang berani bersumpah palsu di
dalamnya, maka dia akan mengalami bala atau hal lainnya. Karena itulah,
pada masa itu Masjid Batu amat masyhur dan tak ada seorang pun yang berani
mengambil risiko bersumpah palsu di dalamnya. Banyak orang-orang yang
berdusta yang awalnya berani bersumpah di dalamnya. Namun, setelah sampai
mereka tak berani dan mengakui perbuatannya. Jika ada yang bersalah dan tak
mengakui perbuatannya sampai diambil sumpahnya, orang itu akan
menggelepar tak sadarkan diri. Dan jika ia sudah sadar biasanya orang yang
bersalah itu akan mengakui perbuatannya. Namun sayang, tradisi itu sudah
hilang sama sekali. Tak ada lagi orang yang menjadikan masjid itu sebagai
26
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
30
sarana mempertemukan kebenaran dan mencari keadilan. Tradisi sumpah itu
mulai terlupakan, hanya kalangan tua saja yang mengetahui kisah tersebut.27
Pada tahun-tahun awal abad ke-20, perkembangan Islam di Jambi maju
pesat. Hal ini seiring dengan majunya pendidikan keislaman di Jambi yang
ditandai dengan berdirinya empat pesantren utama, yaitu Pesantren Nurul
Iman, Pesantren Saadad Daarain, Pesantren Jauharain, dan Pesantren Nurul
Islam. Keadaan ini membuat kesadaran keislaman penduduk semakin
mengkristal dan menjadikan kawasan seberang kota Jambi banyak didatangi
orang dari berbagai daerah untuk belajar.
Keadaan ini tentu saja berpengaruh bagi Masjid Batu. Makin lama
jamaah masjid itu semakin penuh hingga akhirnya tak lagi mampu
menampung jamaah yang terus membludak, terlebih pada Shalat Jumat. Maka
tokoh-tokoh masyarakat lalu menggelar musyawarah dan bermufakat untuk
memperbaharui masjid. Disepakati dana pembangunan masjid dikumpulkan
dari sedekah dan infaq masyarakat sampai akhirnya terkumpul dana yang
cukup untuk memugar masjid. Saat itu tahun menunjukkan angka 1935.
Karena berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda, para tokoh masyarakat
meminta izin kepada Belanda, lalu masuklah permohonan pemugaran masjid
ke pemerintah Belanda yang ada di Jambi dengan menceritakan latar belakang
dan sejarah berdirinya masjid.
Tahulah Belanda bahwa Masjid Batu tersebut merupakan peninggalan
Sayyid Idrus yang merupakan salah seorang sultan Jambi yang bergelar
27
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
31
Pangeran Wiro Kusumo. Karena menganggap bahwa masjid tersebut bernilai
sejarah sebagai masjid sultan, tahun 1937 pihak kolonial mengambil alih
pembangunan masjid. Dana pun turun dari pihak kolonial dan pembangunan
sepenuhnya berada dalam pengendalian Belanda. Padahal awalnya para tokoh
masyarakat hanya perlu izin karena dana sudah tersedia. Jadilah dana dari
masyarakat itu tidak terpakai yang akhirnya digunakan untuk membuat pagar
mengelilingi masjid.28
Selain itu banyak Madrasah -Pesantren Tua yang sudah berumur
Puluhan tahun. Salah satunya adalah Madrasah Nurul Iman yang sudah berdiri
sejak Tahun 1915. Lulusan madrasah ini banyak menjadi pejabat penting
seperti mantan Gubernur Jambi Abdurrahman Sayoeti, Gubernur Riau Rusli
Zainal, dan tokoh penting lainnya. Selain kental dengan nuansa Islami,
masyarakat Sekoja juga kental dengan berbagai tradisi dan budaya. Salah
satunya adalah Batik Khas Jambi. Sekoja adalah pusat produksi Batik Jambi.
Disini anda dapat melihat proses pembuatan batik bahkan dapat terlibat
langsung dalam proses pembuatannya.
Batik tulis jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis. Baik dari
segi warna maupun motifnya. Sebagian besar pewarna batik jambi diambil
dari bahan-bahan alami, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuh-
tumbuhan yang ada di jambi, seperti getah kayu lambato dan buah kayu
bulian, daun pandan, kayu tinggi dan kayu sepang. Motif yang ada diantaranya
28
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
32
motif Durian Pecah, kaca piring, puncung rebung, angso duo bersayap
mahkota, Tampuk Manggis, Kapal Nyanggat, dan lain-lain.
Di Sekoja banyak sanggar batik, salah satu diantaranya adalah di Kreasi
Batik Asmah, Milik Azmiah di Jl. H Somad No 41, Pasir Panjang, Danau
Teluk Jambi. Tepat di depan tempat penyeberangan Sekoja, terdapat
Bangunan khas jambi yang merupakan Balai Kerajinan Rakyat Selaras Pinang
Masak. Disini anda dapat melihat berbagai kerajinan khas Jambi terutama
Batik. Sebagian jalan di Sekoja langsung berhadapan dengan Sungai
Batanghari dan hanya dibatasi oleh Pohon Palem yang tersusun rapi di
sepanjang tepian sungai. Tepian sungai pun sudah dilapisi dengan tembok
sehingga anda dapat bersantai duduk ditepian sungai sambil menikmati
pemandangan Pusat Kota Jambi dari Seberang dan berbagai aktivitas
masyarakatnya di atas Sungai Batanghari.29
B. Gambaran Umum Kelurahan Pasir Panjang
1. Sejarah
Kelurahan Pasir Panjang memiliki sejarah tersendiri, seperti halnya
daerah-daerah lain di Kota Jambi. Kelurahan Pasir Panjang merupakan
salah satu kelurahan yang ada di Seberang Kota Jambi. Seberang Kota
Jambi terkenal dengan daerah santri karena banyak bertebaran pondok
pesantren dan menjadi tujuan belajar santri dari seluruh Jambi dan luar
29
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
33
Provinsi Jambi. Sejarah Kelurahan ini karena di daerah ini banyak terdapat
hamparan pasir, maka oleh masyarakat disebut Pasir Panjang.30
2. Letak Geografis
Kelurahan Pasir Panjang terletak di Kecamatan Danau Teluk Kota
Jambi dengan luas pemukiman 3,7 Km Kelurahan Pasir Panjang memiliki
batas-batas dimana:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Olak Kemang.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Batanghari.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Raden.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Penyengat Olak.31
Keadaan iklim Kelurahan Pasir Panjang termasuk kategori beriklim
sedang, dikatakan demikian karena pada siang harinya tidak telalu panas
dan pada malam harinya tidak terlalu dingin. Sementara itu, tidak jauh
berbeda dengan daerah tropis lainnya di Propinsi Jambi, maka keadaan
musim di Kelurahan Pasir Panjang hampir sama yakni mengalami dua
musim yaitu musim panas dan musim hujan. Kondisi suhu pada siang hari
mencapai 360 C dan malam hari mencapai 21
0 C.
32 Kalau dilihat dari sinar
matahari, biasanya terjadi pada bulan Juni sampai bulan Agustus yang
merupakan bulan-bulan yang relatif kering dimana penyinarannya lebih
tinggi dari pada bulan Oktober sampai April yang relatif basah. Bagi
masyarakat, penyinaran matahari digunakan keperluan rumah tangga
seperti untuk mengeringkan pakaian dan lain-lain sebagainya.
30
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 31
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 32
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
34
Rata-rata penyinaran matahari sebesar 51% yaitu setara dengan 4,28
jam perhari dan rata setiap bulan yang tertinggi terdapat pada bulan Juni
sebesar 65%, setara dengan 5,41 jam perhari dan yang terendah pada bulan
September sebesar 42% setara dengan 3,5 jam perhari.33
Sumber air bersih
tergantung pada sumur dan sungai batanghari, sumber air yang berasal dari
sumur galian tanah, mereka menggunakan air tersebut untuk memasak,
mandi, mencuci dan keperluan lainnya. Kalau musim kemarau datang
biasanya mereka menggunakan air sungai batanghari untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama, Pendidikan dan Ekonomi
Penduduk Kelurahan Pasir Panjang merupakan daerah yang terletak di
pinggir kota. Penduduk Kelurahan Pasir Panjang berjumlah 1623 jiwa,
laki-laki berjumlah 843 jiwa, perempuan berjumlah 780 jiwa dan. Berikut
keadaan penduduk Kelurahan Pasir Panjang:
Tabel 2
Keadaan Penduduk di Kelurahan Pasir Panjang34
No Kategori Jumlah (jiwa)
1. Jumlah Penduduk Laki-Laki 843
2. Jumlah Penduduk Perempuan 780
3. Jumlah 1623
Agama yang diakui di Indonesia meliputi Islam, Kristen, Katholik,
Hindu dan Budha. Penduduk Kelurahan Pasir Panjang sebagian besar
menganut agama Islam, dan mereka menjadikan Islam dan ajarannya
33
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 34
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
35
sebagai pedoman dalam kehidupannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Keadaan Pemeluk Agama di Kelurahan Pasir Panjang35
No Nama Agama Jumlah Persentase
1. Islam 1623 100%
2. Kristen 0 0
3. Katholik 0 0
4. Hindu 0 0
5. Budha 0 0
Jumlah 1623 100%
Masyarakat memerlukan sarana peribadatan untuk melaksanakan
ibadah kepada Tuhan Yang Masa Esa. Berikut sarana peribadatan yang
ada di Kelurahan Pasir Panjang, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Keadaan Sarana Peribadatan di Kelurahan Pasir Panjang36
No Jenis Jumlah
1 Masjid 1 Unit
2 Musholla 0 Unit
Jumlah 1 unit
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa cukup banyak sarana
ibadah di Kelurahan Pasir Panjang, yang memudahkan masyarakat untuk
beribadah, yaitu 1 masjid.
Pembangunan sektor pendidikan merupakan hal yang sangat penting.
Keberhasilan pembangunan sektor pendidikan dapat dijadikan sebagai
indikator kemajuan suatu bangsa. Mengenai keadan pendidikan penduduk
di Kelurahan Pasir Panjang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
35
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 36
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
36
Tabel 5
Keadaan Pendidikan Penduduk di Kelurahan Pasir Panjang37
No Jenis Jumlah Keterangan
1. Taman Kanak-Kanak 20
2. Tamat SD/Sedejarat 289
3. Tamat SMP/sederajat 247
4. Tamat SMA/sederajat 314
5. Tamat Akademi 78
6. Sarjana 24
Pascasarjana 6
Di Kelurahan Pasir Panjang telah dirasakan lengkap sarana dan
prasarana pendidikan. Masyarakat Kelurahan Pasir Panjang berupaya
memanfaatkan fasilitas yang ada ini, karena bila bersekolah ke luar
kelurahan akan menambah biaya sekolah. Adapun sarana dan prasarana
pendidikan yang tersedia di Kelurahan Pasir Panjang ini, yakni:
Tabel 6
Keadaan Sarana Pendidikan di Kelurahan Pasir Panjang38
No Nama Jumlah (unit)
1. TPA/RA 6
2. PAUD 1
3. Sekolah Dasar 1
4. SMA 1
5. PERTI 1
5 Jumlah 10
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa lembaga pendidikan
di Kelurahan Pasir Panjang sangat banyak dan sangat memadai untuk
suatu daerah Kelurahan.
Sebagaimana halnya masyarakat kelurahan pada umumnya, yang
senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan serta hubungan baik
antara sesama masyarakat, maka masyarakat Kelurahan Pasir Panjang pun
37
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 38
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
37
selalu menerapkan hal itu dalam kehidupan sehari-hari. Sifat gotong
royong, musyawarah dan saling tolong menolong antara satu dan lainnya
sudah menjadi kebiasaan yang melembaga di kalangan masyarakat
setempat. Begitu juga halnya hubungan antara kaum remaja berjalan
dengan harmonis, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan masyarakat
Kelurahan Pasir Panjang berjalan dengan normal seperti layaknya hidup
bermasyarakat.
Adat yang dimaksud di sini adalah adat yang berupa peraturan tata
cara yang berasal dari nenek moyang, ataupun nenek mamak, tua
tengganai serta pemuka masyarakat yang berdasarkan syara’ dan
bersumber kepada Kitabullah sehingga adat tidak merusak dan
mempengaruhi nilai-nilai aqidah maupun syariat itu sendiri. Adat yang
diadatkan adalah mufakat para penghulu beserta cerdik pandai negeri.
Kesepakatan ini dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman yang
patut, dan adat yang terdapat adalah kebiasaan yang diadakan di kalangan
masyaraka itu sendiri.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat penulis ambil suatu
pemahanan bahwa masalah adat istiadat yang ada di Kelurahan Pasir
Panjang ini masih terlihat Islami dan tetap mempertahankan nilai-nilai
moral dan etika, sehingga masyarakat di kelurahan ini mempunyai nilai-
nilai terhadap agama.
Penduduk yang menetap di Kelurahan Pasir Panjang dalam
kehidupan sehari-hari mereka hidup saling berdampingan dan saling
-
38
tolong-menolong satu dengan yang lainnya. Dalam pergaulan sehari-hari
mereka masih memperhatikan adat-istiadat. Adat-istiadat merupakan
pedoman yang dipegang teguh oleh orang tua dan anak di Kelurahan Pasir
Panjang.
Di sisi lain masyarakat Kelurahan Pasir Panjang juga memiliki jiwa
sosial yang baik. Untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, 1
kali dalam sebulan warga Kelurahan Pasir Panjang selalu mengadakan
kerja bakti membersihkan lingkungan, parit dan sarana umum lainnya
yang terdapat di Kelurahan Pasir Panjang. Pemuda dan orang tua membaur
menjadi satu bekerja membersihkan lingkungan tempat mereka hidup dan
tinggal di sana, tepatnya di Kelurahan Pasir Panjang. Sifat gotong royong
juga ditampakkan oleh masyarakat Kelurahan Pasir Panjang dalam
berbagai hal, seperti dalam kegiatan pesta pernikahan dimana di antara
masyarakat saling bantu membantu dalam kegiatan tersebut.39
Seperti diketahui bagi masyarakat Melayu Jambi yang terkenal
dengan Undang-Undang Adat secara turun-temurun, hal tersebut masih
dapat dipertahankan, mereka tetap mengenal istilah-istilah sebagai berikut:
Titian teras bertangga batu, maksudnya titian teras merupakan adat,
sedangkan bertangga batu adalah syara′ dan kitabullah. Sehingga hukum
adat tersebut haruslah dijalankan dengan wibawa yang kuat, sedangkan
39
Observasi, 2 Mei 2018
-
39
teras adalah bagian dari pada inti kayu yang tidak mudah dipatahkan
namun dapat dipindahkan atau dialihkan.40
Sehingga hukum syara′ yang disebut bertangga batu, hukum yang
positif dan permanen baik menghadap ke bawah maupun menghadap ke
atas, dan tidak dapat dipikuli diajak (dipindahkan) dan tidak mempunyai
prioritas bagi seseorang, bila sesuatu haram haruslah dikatakan haram,
najis haruslah dikatakan najis, makruh tetaplah makruh, yang benar dibela
yang salah dihukum seperti ungkapnya di bawah ini: ”Raja Adil raja
disembah, Raja zalim raja disanggah, Jalan berabah yang diturut, Amar
makruf nahi munkar”41
Berbuat di luar kebiasaan, berarti menentang orang banyak
menentang adat dan syara′, adat dan syara′ merupakan cermin gendang
yang tak pernah kabur, pedoman yang jelas haruslah diikuti tanpa ada
pilihan lain. Tak lapuk di hujan tak lekang di panas, maksudnya yang salah
tetap dihukum, hutang haruslah dibayar, hilang ganti, ngilih menggantikan
lantak nan tak goyah. Maksudnya tugas menjalankan keadilan dan
kebenaran bagi pemimpin yang adil, tetap dalam pendiriannya, sifat
pemimpin yang baik.42
Adapun ciri-ciri adat-istiadat yang ada dalam masyarakat di
Kelurahan Pasir Panjang ini adalah, karena mayoritas penduduknya adalah
beragama Islam, untuk segala adat dan aturan yang dilakukan dalam
masyarakat ini bersendikan Islam dan keagamaan seperti pelaksanaan
40
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 41
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 42
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
40
dalam acara-acara perkawinan, pernikahan, pembacaan do’a selamat,
pencukuran, akikah maupun mengkhitankan anak.43
Masyarakat
Kelurahan Pasir Panjang pada hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri, Idul
Adha mereka saling kunjung-mengunjungi, dan tak lupa juga mereka
selalu membantu saudara mereka yang tertimpa musibah. Dengan sedikit
menyisihkan rizki untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya. Terutama untuk anak-anak yatim piatu, janda-janda tua
yang ada di Kelurahan Pasir Panjang. Biasanya pemberian sedekah ini
dilakukan pada bulan Ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri.
Bentuk pertolongan yang mereka berikan berupa materi, uang, tenaga, dan
nasehat yang baik, itu semuanya diberikan dengan ikhlas tanpa ada rasa
pamrih.
Mayoritas penduduk Kelurahan Pasir Panjang adalah karyawan
swasta. Tetapi ada sebagian Kelurahan Pasir Panjang yang memiliki
kegiatan ekonomi berbeda yaitu nelayan, PNS, pensiunan TNI/POLRI dan
lain lain.
4. Struktur Pemerintahan
Terorganisasinya suatu pemerintahan merupakan salah satu faktor
berjalannya dengan baik serta berhasilnya suatu pemerintahan dan
kepemimpinan sebagaimana yang diharapkan. Selain merupakan suatu
peraturan pemerintah bahwa suatu organisasi harus ada susunan pengurus
secara sistematis, hal ini juga merupakan gambaran aktivitas kerja objektif.
43
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
41
Organisasi yang baik dan teratur merupakan ujung tombak dari
keberhasilan pembangunan.
Suatu wilayah kelurahan biasanya mempunyai tiga persyaratan
unsur penting yaitu ada rakyat, pimpinan dan daerah. Maka demikian juga
halnya dengan Kelurahan Kelurahan Olak. Kelurahan ini dipimpin oleh
seorang Lurah. Berjalan atau tidaknya suatu pemerintah kelurahan sangat
bergantung pada kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya.
Kelurahan Kelurahan Pasir Panjang dipimpin oleh seorang Lurah. Berjalan
atau tidaknya suatu pemerintah kelurahan sangat bergantung pada
kemampuan, kemauan dan kecakapan dari pemimpinnya. Untuk jabatan
sekretaris kelurahan belum ditempati oleh satu petugaspun, karena masih
dalam masa transisi peralihan jabatan. Selanjutnya, mengenai struktur
pemerintahan Kelurahan Pasir Panjang, adalah sebagai berikut:
-
42
GAMBAR 1
STRUKTUR PEMERINTAHAN
KELURAHAN PASIR PANJANG TAHUN 201844
44
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
Lurah
Pasir Panjang
Muhammad Hapiz, SE
Sekretaris
Muhammad Firdaus, A.Md
Kasi Peme & Pelum
NAIMAH
Staf
Keterangan
______= Garis Komando
Kasi Trantib
RD. USMAN Kasi PM & Kesos
SAMSIR
Staf
Syamsu
-
43
Susunan struktur organisasi pada suatu kelurahan merupakan suatu
kegiatan atau ikatan yang mempertemukan antara program kegiatan-
kegiatan dalam kelurahan tersebut, di sampimg itu juga mempermudah
pencapaian tujuan program pembangunan yang ditetapkan oleh pemerintah
kelurahan dan Kelurahan Pasir Panjang di atas tentu memiliki banyaknya
tugas yang dibebankan kepadanya. Selengkapnya tugas tersebut sebagai
berikut:
Lurah. Kelurahan mempunyai tugas pokok penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyaraktan berdasarkan asas
otonomi daerah dan tugas pembantuan dan tugas lain yang dilimpahkan
oleh walikota. Kelurahan selain mempunyai tugas pokok dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan sosial kemasyarakatan
juga mempunyai fungsi antara lain:
a. Mengkoordinasi kegiatan pemerintahan di tingkat kelurahan;
b. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat tingkat
kelurahan;
c. Mengkoordinasikan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban
umum tingkat kelurahan;
d. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
e. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasiltas pelayanan
umum;
f. Membina penyelenggaraan aparatur kelurahan;
-
44
g. Melaksankan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya.45
Sekretaris Lurah. Mempunyai tugas pokok membantu Lurah dalam
melakukan pengkoordinasian, penyiapan bahan, penyusunan, perencaaan,
penatausahaan urusan keuangan, kepegawaian umum dan pengkoordinasi-
an penyelenggaraan tugas Kelurahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Sekretaris Kelurahan mempunyai fungsi:
a. Penelaahan data/ informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja
kelurahan;
b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijakan umum
dan teknis opersional urusan Kesekretariatan Kelurahan;
c. Pelaksanaan koordinasi penyiapan bahan penyusunan rencana kerja
Kelurahan;
d. Pelaksanaan urusan umum, kepegawaian dan keuangan;
e. Pelaksanaan koordinasi dsan penyusunan laporan capaian kinerja dan
keuangan Kelurahan;
f. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya;
g. Pengendalian, evalausi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan
kesekretariatan;
h. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas
dan fungsi.46
45
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
45
Kepala Seksi Tata Pemerintahan. Mempunyai tugas membantu
Lurah dalam melakukan penelaah data/informasi sebagai bahan
penyusunan rencana kerja dan kebijakan pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan urusan pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja tata
pemerintahan tingkat kelurahan;
b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijan umum
dan teknis operasional urusan pemerintahan di tingkat Kelurahan ;
c. Pengelolaan adminstrasi pemerintahan umum;
d. Pengelolan administrasi kependudukan;
e. Pengelolan administrasi keaagrariaaan;
f. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksannan urusan
pemerintahan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai tugas dan
fungsi.47
Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat. Mempunyai tugas pokok
membantu Lurah dalam melakukan penelaahan data informasi sebagai
bahan penyusunan rencana kerja dan kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan urusan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan
lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi
Pemberdyaaan Masyarakat mempunyai fungsi:
46
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018 47
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
46
a. Penelaah data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja
pemberdyaan masyaraktan pada tingkat Kelurahan;
b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijan umum dan
teknis operasional pembangunan urusan pembangunan, pemberdayaan
masyarakat dan lingkungan hidup di tingkat Kelurahan;
c. Sebagai penyusun program dan penyelenggaraan pembinaan dalam
bidang kesejahteraan masyarakat, program di bidang keagamaan,
kesehatan dan pendidikan KB, pembinaan kesejahteraan keluarga dan
organisasi kemasyarakatn lainnya; melaksanakan program pembinaan
dan bantuan sosial disalurkan kepada masyarakat terutama keluarga
miskin; memotifasi program pembinaan pengembangan perekonomian
masyarakat.48
Kepala Seksi Kesejahteraan sosial dan Pelayanan Umum. Seksi
Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Umum dipimpin oleh seorang Kasi
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Lurah melalui
Sekretaris Kelurahan. Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Umum
mempunyai tugas membantu Camat dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan urusan Kesejahteraan
Sosial Pelayanan Umum. Penjabaran tugas Seksi Kesejahteraan Sosial
Pelayanan Umum, adalah:
a. Membuat perencanaan dan program kerja Seksi Kesejahteraan Sosial
dan Pelayanan Umum;
48
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
47
b. Memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pendidikan anak usia dini,
taman kanak-kanak dan pendidikan dasar;
c. Melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan program pendidikan,
generasi muda, keolahragaan, kebudayaan, kepramukaan serta peranan
wanita;
d. Melakukan pembinaan terhadap lembaga adat dan keagamaan;
e. Melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan program kesehatan
masyarakat;
f. Memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan;
g. Melakukan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat,
narkotika, zat adiktif, psikotropika dan bahan berbahaya;
h. Melaksanakan penyuluhan program wajib belajar;
i. Mengkoordinir bantuan-bantuan sosial, serta kegiatan organisasi
kemasyarakatan seperti majlis taklim
j. Menyiapkan data-data yang berhubungan dengan permasalahan sosial
di Kelurahan
k. Melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana di Kelurahan
l. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Seksi
Kesejahteraan Sosial dan Pelayanan Umum;
m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.49
49
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
48
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban. Mempunyai tugas pokok
membantu Lurah dalam melakukan penelahaan data informasi sebagai
bahan dalam penyusunan rencana kerja dan kebijakan, pelaksanaan,
evaluasi dan pelaporan urusan ketentraman dan ketertiban umum. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban
mempunyai fungsi:
a. Penelaahan data/informasi sebagai bahan penyusunan rencana kerja
Ketentaman dan Ketertiban Umum tingkat Kelurahan;
b. Penelaahan data/informasi sebagai bahan perumusan kebijan umum
dan teknis opersiaonal urusan ketentraman dan ketertiban umum di
tingkat kelurahan;
c. Pengeloaan urusan ketentraman dan ketertiban umum tingkat
Kelurahan;
d. Penerapan dan penegakan peraturan perundan-undangan;
e. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan urusan ketentaman
dan ketertiban umum;
f. Penyusun program, penyelenggaraan pembinaan lingkungan meliputi
trantib, perlindungan masyarakat, kegiatan pembinaan kebersihan
keindahan dan sanitasi lingkungan/sarana umum, membantu
menyusun program pembinaan penegakkan dan pelaksanaan PERDA
dan Peraturan lainnya yang telah disepakati bersama.50
50
Dokumentasi Kelurahan Pasir Panjang, 2018
-
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tradisi Cukuran Bayi Masyarakat Muslim Sebarang Kota Jambi
Adat mencukur rambut bayi yang baru dilahirkan sebenarnya
bukanlah hanya sekedar tradisi yang sudah lama melekat di masyarakat, tetapi
juga anjuran dan ajaran agama. Tentu dibalik tradisi mencukur rambut
terdapat banyak manfaat, banyak nilai positif terutama bagi kesehatan bayi.
Tradisi mencukur rambut bayi merupakan suatu perayaan bagi sebuah
keluarga karena hadirnya sebuah pelita hati, permata baru. Perlu mengundang
kerabat dekat, sahabat atau tetangga untuk ikut menyaksikan kebahagiaan
yang dirasakan keluarga itu sekaligus memberikan nama yang bagus yang
bermakna do’a, agar setiap orang yang memanggil namanya ikut mendo’akan
sesuai nama si bayi.
Menurut Lurah Pasir Panjang, Muhammad Hapiz, SE, mengatakan
bahwa:
Maksud dan tujuan dari upacara gunting rambut adalah sebagai rasa
ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, memohon
kesejahteraan dan keselamatan bagi anak atau bayi dalam kehidupan
dunia dan akhirat. Di samping itu juga merupakan sunatul Rasul yang
dilaksanakan untuk mendapatkan keridhaan serta keselamatan bagi
bayi yang baru lahir dan digunting rambutnya.51
Wawancara di atas menjelaskan bahwa maksud dan tujuan dari upacara
gunting rambut adalah sebagai rasa ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan
Yang Maha Kuasa, memohon kesejahteraan dan keselamatan bagi anak atau
51
Wawancara, 19 November 2017
49
-
50
bayi dalam kehidupan dunia dan akhirat. Di samping itu juga merupakan
sunatul Rasul yang dilaksanakan untuk mendapatkan keridhaan serta
keselamatan bagi bayi yang baru lahir dan digunting rambutnya.
Waktu penyelenggaraan upacara adat gunting rambut tidak dibatasi,
akan tetapi pada umumnya dilaksanakan oleh orang tua bayi setelah 40 hari
sampai 1 tahun dilihat dari kondisikedua orang tua, karena di dalam upacara
ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan paling lambat pada tahun kedua
setelah bayi lahir.52
Upacara gunting rambut pada masyarakat Seberang Kota Jambi
dilaksanakan di rumah orang tua bayi yang akan digunting. Namun tidak
jarang dilaksanakan ditempat lain seperti di masjid atau tempat yang lebih luas
sesuai dengan latar belakang keluarga yang akan melaksanakan upacara. Hal
ini disebabkan apabila pada akhir upacara pihak keluarga yang melaksanakan
hajatan mengadakan jamuan makan bagi kaum kerabat yang datang.
Manfaat dari mencukur rambut bayi adalah:
1. Paska persalinan, pada saat bayi melewati jalan lahir, banyak lemak pada
kulit bayi dan kotoran ibu yang menempel pada tubuhnya, termasuk
rambutnya
2. Cukur rambut akan ‘mengangkat’ sisa-sisa lemak dan kotoran tersebut
3. Meningkatan aliran darah ke kepala, sehingga kebutuhan kulit kepala akan
nutrisi tercukupi.Cukupnya pasokan nutrisi ke dalam folikel rambut, akan
52
Observasi, 21 November 2017
-
51
merangsang perbaikan dan pertumbuhan rambut yang lebih baik.
Menjadikan rambut tampak lebih sehat, kuat, indah dan bercahaya.
4. Pada bayi dengan gangguan kerak kepala (dermatitis seboroik)
pemotongan rambut dapat mempermudah perawatan gangguan kulit
tersebut.
5. Dermatitis seboroik atau Cradle cap (kulit kepala tebal dan bersisik)
sering mengenai bayi yang ditandai dengan adanya kerak berwarna kuning
dan berminyak. Nah, rambut bayi perlu dicukur untuk memudahkan
membersihkan kepala bayi dari kotoran atau lemak yang menempel.
6. Mudah mendeteksi adanya masalah di kulit kepala bayi, seperti bisul,
iritasi, atau luka.Bayi mudah beradaptasi dengan lingkungan atau udara
sekitar karena kulit kepalanya tidak berambut.
7. Setelah dicukur, rambut akan tumbuh kembali. Mitos yang mengatakan
bahwa pemotongan rambut bayi akan mejadi lebih lebat tidak sepenuhnya
benar karena sampai sekarang masih belum terbukti secara klinis. Setelah
pemotongan rambut bayi, ada sebagian yang kembali seperti saat lahir, ada
yang bertambah lebat, atau sebaliknya ada yang menjadi lebih sedikit. Hal
ini dipengaruhi faktor genetik dari orangtua, juga bisa dari nenek-kakek.
8. Mencegah gangguan visual mata. Bila rambut terlalu panjang, khususnya
daerah dahi dan keliling telinga. Rambut dahi yang terlalu panjang hingga
menutupi mata, akan mengganggu adaptasi visual bayi dan anak-anak.
Bahkan bila ujung rambut sering mengenai kornea mata, dapat
-
52
menimbulkan jaringan parut pada kornea sehingga menyebabkan
gangguan penglihatan yang disebut visus.
9. Rambut sekeliling telinga yang terlalu panjang sering kali menimbulkan
iritasi dan luka pada liang telinga. Rambaut panjang tersebut akan
memperberat gangguan pada anak dengan gangguan alergi kulit pada
telinga.53
Selepas tujuh hari daripada hari bersalin itu, lazimnya diadakan
kenduri nasi kunyit, karena itulah harinya adat mencukur rambut kepala si
bayi itu dijalankan dan sekaliannya memberi nama kepada si bayi/anak. Tetapi
adakalanya upacara itu dilaksanakan agak berlainan, artinya tidak mengikut
kepada ketentuan memberi nama anak pada saat upacara pencukuran rambut.
Disebabkan, ada yang melakukan pencukuran rambut itu, ketika bayi telah
berumur satu atau satu setengah tahun. Adakalanya pula ketika anak telah
pandai berjalan.54
Upacara memotong rambut atau mencukur rambut ini mempunyai
maksud, konon – untuk membuang sial pada rambut yang dibawa sejak lahir.
Selain itu kononnya, ujung rambut yang dibawa sejak lahir itu, jika tidak
dibuang, si bayi akan senantiasa dirundung malang.
Tradisi ini biasanya dilakukan pada hari ketujuh setelah bayi itu
dilahirkan. Untuk melakukan acara ini dilakukan beberapa tahap dan
kelengkapan. Sebelum dilakukan acara cukur rambut ini:
1. Rumah dibersihkan serta rumah itu dihias supaya terlihat indah.
53
Observasi, 21 November 2017 54
Observasi, 21 November 2017
-
53
2. Anak bayi itu dipakaikan dengan pakaian yang indah-indah dan diletakkan
di atas tilam kecil.
3. Satu ceper berisi tiga buah mangkuk atau piring kecil yang berisi air
tepung tawar, beras kunyit, bertih, bunga rampai, bubur merah dan putih.
Sebiji nyiur mumbang (kelapa muda) yang agak besar sedikit, dipotong
buka pada arah kepalanya dengan potongan berkelok-kelok siku keluang
dan dijadikan tutupnya daripada potongan kepala nyiur. Air nyiur itu
dibuang dan diisi di dalamnya sedikit dengan air sejuk, dan nyiur itu
diletakkan di dalam sebuah tempat semuat-muat nyiur itu saja.
4. Bila sudah siap semuanya maka anak bayi itupun dibawa keluar dan
dikelilingkan kepada tamu laki-laki. Tiap-tiap mereka setelah menepuk
sedikit tepung tawar, menebar sedikit beras kunyit dan bertih kepada si
bayi, maka iapun menggunting sedikit saja dari rambut (ujung) si bayi
dengan gunting yang memang telah disediakan. Rambut yang digunting itu
dimasukkan ke dalam air di dalam nyiur itu. Pada masa inilah biasanya si
bayi diberikan nama.
5. Aturan bilangan orang yang melakukan guntingan rambut itu hendaklah
sebilangan yang ganjil, yaitu tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Setelah
selesai dijalankan oleh pihak lelaki, maka si bayi dibawa pula ke tempat
orang-orang perempuan dan melakukan sebagaimana yang dilakukan
sebelumnya (pada upacara-upacara adat Melayu, jemputan/undangan
lelaki dan perempuan dipisahkan tempat/ruangannya).
-
54
6. Rambut anak itu semuanya dimasukkan ke dalam nyiur itu kemudian nyiur
itu di tanam dihalaman rumah itu bersama pohon anak nyiur sebagai
peringatan atas masa anak-anak itu dilahirkan.55
Dalam tradisi cukur rambut terdapat beberepa perlengkapan tepuk
tepung tawar (beras kunyit, beras basuh (putih), air tepung tawar, daun
perenjis, bubur merah, bubur putih) bunga rampai, nyiur, dan tanah.
Perlengkapan itu memilik fungsi dan maknanya masing-masing.
1. Tepung tawar: ditepuk pada bayi sebelum rambutnya dicukur. Bahan-
bahannya dapat berupa:
a. Beras Kunyit : melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki,
kesabarn, menjaga marwah, serta mendapatkan kekuasaan.
b. Beras Basuh (Beras Putih) : Melambangkan kesucian hati lahir dan
batin.
c. Air Tepung Tawar : Merupakan beras sejuk yang diberi air,
melambangkan penyejuk hati, peneduh kalbu, dan diharapkan dapat
memberikan kesabaran dan kesucian hati.
d. Daun Perenjis : merupakan daun juang-juang, daun ganda rusa, daun
sedingin, daun setawar, daun ati-ati yang diikat menjadi satu dengan
daun ribu-ribu sebagai pelambang ikatan kekeluargaan dan
kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.
55
Observasi, 25-28 November 2017