Toyota

18
7 Masukan (Input) Proses Produksi (Through-put) Keluaran (Output) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Toyota Production System Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah aktivitas pada tingkat keseluruhan perusahaan berdasarkan pada kesadaran untuk menghilangkan pemborosan secara menyeluruh, mencari rasionalitas cara manufaktur, dan mengembangkan teknik manufaktur yang lebih baik. Sasaran TPS sendiri adalah men-supply kendaraan dengan kualitas yang lebih baik, lebih murah, lebih tepat waktu, kepada lebih banyak orang. Gambar 2.1 Gambaran Proses Produksi Gambar diatas merupakan contoh gambaran suatu proses produksi yang biasa dilakukan dalam suatu perusahaan. Dalam gambar tersebut terlihat 3(tiga) proses

description

Yotoya

Transcript of Toyota

Page 1: Toyota

7

Masukan (Input) Proses Produksi

(Through-put)

Keluaran (Output)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Toyota Production System

Toyota Production System atau yang biasa disingkat menjadi TPS. TPS adalah

aktivitas pada tingkat keseluruhan perusahaan berdasarkan pada kesadaran untuk

menghilangkan pemborosan secara menyeluruh, mencari rasionalitas cara

manufaktur, dan mengembangkan teknik manufaktur yang lebih baik. Sasaran TPS

sendiri adalah men-supply kendaraan dengan kualitas yang lebih baik, lebih murah,

lebih tepat waktu, kepada lebih banyak orang.

Gambar 2.1 Gambaran Proses Produksi

Gambar diatas merupakan contoh gambaran suatu proses produksi yang biasa

dilakukan dalam suatu perusahaan. Dalam gambar tersebut terlihat 3(tiga) proses

Page 2: Toyota

8

utama yaitu mulai dari proses masukan (input), proses produksi (Through-put), dan

keluaran (output).

2.2 Menghilangkan Pemborosan

Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (muda dalam bahasa

Jepang) sebagai “segala sesuatu yang berlebih diluar kebutuhan minimum atas

peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk

proses nilai tambah suatu produk”.

Terdapat beberapa jenis pemborosan, yaitu:

1. Pemborosan karena over produksi

Toyota menyimpulkan bahwa kelebihan produksi adalah pemborosan yang

paling parah diantara jenis pemborosan yang lain. Pemborosan ini disebabkan

karena memproduksi barang melebihi jumlah yang dibutuhkan. Seandainya

permintaan pasar sedang naik, mungkin pemborosan ini tidak terlalu penting

tetapi dikala permintaan sedang turun dampak dari pemborosan ini akan

terlihat, bahkan perusahaan seringkali kesulitan karena menyimpan barang

yang tak terjual sebagai bagian dari inventory.

Ada dua jenis produksi yang berlebih, yaitu melebihi jumlah yang

diperlukan dan memproduksi lebih cepat dari yang diperlukan, sehingga dapat

menimbulkan :

a) Menambah area inventory.

b) Dapat menghamburkan tenaga kerja, energy, pemakaian material

sebelum diperlukan.

Page 3: Toyota

9

c) Menambah operator untuk penanganan barang.

d) Dapat menimbulkan muda-muda lainnya.

Lebih jauh lagi, kebiasaan membuat persediaan yang berlebih dapat

berakibat kerancuan pada apa y ang harus dikerjakan terlebih dahulu,

mengganggu konsentrasi operator dan menghalangi mereka berkonsentrasi pada

tugasnya. Sebagai akibat lanjut, diperlukan tenaga kerja tambahan untuk

mengontrol produksi, karena operator semua terlalu sibuk dan semua mesin

terus-menerus dipakai untuk hal yang sebenarnya belum dibutuhkan.

2. Pemborosan karena waktu menunggu

Pemborosan over produksi tidak mudah ditemu kenali karena operator

tetap tampak sibuk walaupun pekerjaan mereka tidak mempunyai nilai tambah.

Sebaliknya, pemborosan karena waktu menunggu lebih mudah ditemu kenali.

Segala sesuatu yang menyebabkan waktu tunggu diantara proses produksi

merupakan pemborosan. Suatu contoh yang dapat menggambarkan pemborosan

ini adalah membiarkan mesin beserta operatornya menunggu pada saat

pekerjaan yang diperlukan sudah selesai dikarenakan menunggu proses

sebelumnya yang belum selesai.

3. Pemborosan karena transportasi

Pemborosan karena transportasi dan penanganan barang adalah

pemborosan yang sering dijumpai didalam pabrik. Barang yang sama dapat saja

ditangani berulang-ulang tanpa memberikan nilai tambah. Perencanaan yang

buruk akan menyebabkan kegiatan trasnportasi membengkak dan penanganan

Page 4: Toyota

10

barang dilakukan berulang-ulang. Terlebih jika bahan produksi ditangani secara

salah dan disimpan ditempat penyimpanan sementara yang berpindah-pindah.

4. Pemborosan karena proses

Yaitu pemborosan dengan melakukan proses yang tidak diperlukan,

sebagai contoh, pada suatu operasi pembuatan benda kerja dengan proses cetak

tuang. Tenaga kerja tambahan mungkin dibutuhkan untuk menghaluskan

permukaan hasil produksi. Pada dasarnya, tenaga tambahan untuk penyelesaian

akhir dapat saja dihilangkan yaitu bila fasilitas produksi berupa cetakan selalu

terpelihara dengan baik, lagi pula kehalusan permukaan cetakan sudah

dipertimbangkan pada saat merancang produk maupun prosesnya.

5. Pemborosan karena persediaan

Produk jadi, barang setengah jadi, dan pasokan barang terkonsumsi yang

berstatus persediaan tidak memberikan nilai tambah. Kelebihan persediaan

membutuhkan penanganan ekstra, tempat ekstra, ekstra bunga yang harus

dibayar, ekstra karyawan, ekstra dokumen dan lain-lain. Karena banyaknya

masalah yang berhubungan dengan persediaan yang tidak perlu, dapat

dilakukan hal berikut :

a) Singkirkan barang-barang persediaan yang tidak diperlukan lagi.

b) Jangan memproduksi barang yang tidak diperlukan untuk proses

berikutnya.

c) Jangan membeli atau membawa barang-barang dalam ukuran lot yang

besar.

Page 5: Toyota

11

d) Usahakan memproduksi dalam lot yang kecil.

6. Pemborosan karena gerakan

Gerakan dari operator yang tidak memberikan nilai tambah terhadap suatu

produk dapat dikatakan pemborosan dalam gerakan. Penggunaan waktu yang

tak dapat dipertanggung jawabkan untuk memberikan nilai tambah harus

dihilangkan sedapat mungkin. Seorang pekerja dapat kelihatan sibuk selama

satu jam untuk bolak-blik mencari alat kerja ke semua sudut pabrik. Jelas ini

merupakan kegiatan yang tidak memberikan nilai tambah sama sekali, hal ini

justru membebani biaya produksi dengan upahnya selama satu jam yang sia-sia.

Sekedar menggerakkan anggota tubuh (tangan, kaki dsb) tidaklah berarti

memberikan nilai tambah bagi pekerjaan mereka. Disamping itu, hasil produksi

menjadi tertunda untuk dikirim ke para pelanggan karena waktu prosesnya

bertambah.

7. Pemborosan karena cacat produksi

Bila cacat produksi terjadi pada suatu pos kerja maka umumnya operator

pada pos kerja berikutnya akan menunggu. Waktu terbuang percuma dan

menambah biaya produksi serta memperpanjang waktu prosesnya. Dengan

adanya produk yang cacat akan menimbulkan aktifitas repair sehingga akan

menurunkan kualitas dari barang tersebut serta menambah biaya. Apabila cacat

produksi terjadi, maka tenaga kerja tambahan akan diperlukan untuk

membongkar dan mereparasi produk tersebut, lagi pula tambahan komponen

juga diperlukan untuk mengganti komponen yang rusak. Secara langsung

Page 6: Toyota

12

jadwal produksi akan terganggu karena menunggu menyelesaikan produk

tersebut.

2.3 Standar Kerja

Standar kerja adalah pekerjaan yang berulang-ulang untuk menghasilkan

produk yang berkualitas tinggi, aman dan tanpa pemborosan.

2.4 Peta Rakitan (Assembly Chart)

Peta Rakitan adalah gambaran grafis dari urutan-urutan aliran komponen dan

rakitan-bagian (sub assembly) ke rakitan suatu produk. Akan terlihat bahwa peta

rakitan menunjukkan cara yang mudah untuk memahami :

1. Komponen-komponen yang membentuk produk

2. Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama

3. Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian

4. Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan

5. Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian

6. Gambaran menyeluruh dari proses rakitan

7. Urutan waktu komponen bergabung bersama

8. Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

Standar Pengerjaan dari Assembly Chart adalah sebagai berikut :

Page 7: Toyota

13

1. Operasi terakhir yang menunjukkan rakitan suatu produk digambarkan dengan

lingkaran berdiameter 12 mm dan harus dituliskan operasi itu di sebelah kanan

lingkaran tersebut.

2. Gambarkan garis mendatar dari lingkaran kearah kiri, tempatkan lingkaran

berdiameter 6 mm pada bagian ujungnya, tunjukkan setiap komponen (nama,

nomor komponen, jumlah, dsb) yang dirakit pada proses tersebut.

3. Jika yang dihadapi adalah rakitan-bagian, maka buat garis tadi sebagian dan akhiri

dengan lingkaran berdiameter 9 mm, garis yang menunjukkan komponen mandiri

harus ditarik ke sebelah kiri dan diakhiri dengan diameter 6 mm.

4. Jika operasi rakitan terakhir dan komponen-komponennya selesai dicatat,

gambarkan garis tegak pendek dari garis lingkaran 9 mm ke atas, memasuki

lingkaran 12 mm yang menunjukkan operasi rakitan sebelum operasi rakitan

yang telah digambarkan pada langkah 2 dan langlah 3.

5. Periksa kembali peta tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh komponen telah

tercantum, masukkan nomer-nomor operasi rakitan bagian ke dalam lingkaran

(jika perlu), komponen yang terdaftar di sebelah kiri diberi nomor urut dari atas

ke bawah bagian sub assembly.

Lingkaran yang menunjukkan rakitan atau rakitan-bagian tidak selalu harus

menunjukkan lintasan stasiun kerja atau lintasan rakitan atau bahkan lintasan orang,

tapi hanya benar-benar menunjukkan urutan operasi yang harus dikerjakan. Waktu

Page 8: Toyota

14

yang diperlukan oleh tiap operasi akan menentukan akan menetukan apa yang harus

dilakukan operator.

Tujuan utama dari peta rakitan adalah untuk menunjukkan keterkaitan antara

komponen, yang dapat juga digambarkan oleh sebuah ‘gambar-terurai’. Teknik-teknik

ini dapat juga digunakan untuk mengajar pekerja yang tidak ahli untuk mengetahui

urutan suatu rakitan yang rumit.

2.5 Peta Proses Kerja

Peta kerja – atau sering disebut Peta Proses (process chart) merupakan alat

komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal

sampai akhir, melalui peta proses ini kita mendapatkan informasi-informasi yang

diperlukan untuk memperbaiki metode kerja ini antara lain bisa dilihat seperti :

• Benda kerja, berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi

ukurna pekerjaan, dll.

• Macam proses yang dilakukan, jenis & spesifikasi mesin, peralatan produksi,

tooling, dll.

• Waktu operasi (waktu standard) untuk setiap proses atau elemen kegiatan

disamping total waktu penyelesaiannya.

• Kapasitas mesin ataupun kapasitas kerja lainnya yang dipergunakan

• Dan lain sebagainya.

Lewat peta kerja ini pula kita bisa melihat semua langkah (urutan prosedur

kerja) yang dialami oleh suatu benda kerja – material input atau bilangan berupa

Page 9: Toyota

15

masukan yang lain – dari saat mulai masuk kelokasi kegiatan kemudian

menggambarkan semua langkah-langkah aktivitas yang dialaminya guna memproses

masukan tersebut seperti : transp[ortasi, operasi kerja, inpeksi, menunggu (delay) dan

menyimpan, sampai akhirnya menjadi produk akhir (finished goods product) yang

merupakan keluaran yang diinginkan.

Apabila kita melakukan studi seksama terhadap suatu peta kerja/proses,

maka pekerjaan kita untuk memperbaiki metode kerja akan mudah dilaksanakan.

Perbaikan yang mungkin dilakukan antara lain :

• Menghilangkan aktivitas handling operasi yang tidak efesien

• Mengurangi jarak perpindahan operasi kerja dari suatu elemen kerja ke

elemen yang lain.

• Mengurangi waktu-waktu yang tidak produktif seperti haknya dengan waktu

menunggu (delay).

• Mengatur operasi kerja menurut langkah-langkah kerja yang lebih efektif dan

efesien

• Menggabungkan suatu operasi kerja dengan operasi kerja yang lain bilamana

mungkin.

• Menemukan opersi kerja yang lebih efektif dengan maksud mempermudah

pelaksanaan

• Menemukan mesin atau fasilitas-fasilitas prodeksi lainnya yang mampu

bekerja lebih produktif.

Page 10: Toyota

16

• Menunjukkan aktifitas-aktifitas inpeksi yang berlebihan.

Pada dasarnya semua perbaikan tersebut diatas ditunjukkan untuk mengurangi

biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian peta kerja akan merupakan alat

yang baik untuk dipakai menganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan

mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada. Disamping itu juga

merupakan alat yang penting guna menetapkan urutan proses yang seharusnya

dilaksanakan dan menetapkan lokasi, mesin serta personil yang diperlukan untuk

masing-masing langkah pengerjaan tersebut. Penggambaran peta kerja atau peta

proses ini bisa diaplikasikan utnuk manusia (operator) atau bahan baku (material).

Man-Proses Chart dalam hal ini akan menggambarkan urutan-urutan elemen kerja

dimana seorang pekerja akan melaksanakan pekerjaan tersebut, sedangkan Material

Process Chart akan menggambarkan urutan secara detail mengenai proses kerja yang

berlangsung terhadap material tersebut dari awal sampai menjadi produk jadi.

Selain peta kerja dapat digambarkan menurut aliran kerja manusia – yang

bisa juga dikaitkan dalam interaksi kerjanya dengan mesin/fasilitas kerja lainnya

dalam sebuah sistem manusia – mesin – dan aliran material , maka peta kerja juga

dapat digambarkan secara berbeda menurut derajat detail ataupun ruang lingkup yang

ingin dijelaskan. Dalam hal ini kita bisa menggambarkan peta kerja dengan

klasifikasi :

• Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kerja secara keseluruhan.

• Peta – peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kerja setempat.

Page 11: Toyota

17

Suatu kegiatan disebut sebagai kegiatan kerja keseluruhan apabila kegiatan

tersebut melibatkan secagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk

membuat/mengerjakan produk yang bersangkutan. Sedangkan suatu kegiatan kerja

disebut kegiatan kerja setempat apabila kegiatan tersebut terjadi dalam suatu stasiun

kerja. Suatu produk biasanya akan dibuat dengan berbagai macam proses yang

melibatkan berbagai macam fasilitas produksi dalam berbagai stasiun kerja. Dengan

demikian untuk menganalisa proses kerja yang ada perlu dilaksanakan dengan jalan

menganalisa kerja secara keseluruhan atau secara setempat (per stasiun kerja). Untuk

penggambaran analisa kerja secara keseluruhan maka aplikasi dari simbol-simbol

ASME akan banyak membantu.

Untuk memilih peta kerja apa yang paling tepat untuk diaplikasikan, maka

terlebih dahulu harus didefinisikan secara jelas dan tepat mengenai kegiatan apa yang

ingin diuraikan (pekerja, mesin atau aliran material) dan ruang lingkup yang ingin

dianalisa .

2.5.1 Peta-peta Kerja Guna Menganalisa Proses Kerja Keseluruhan

Ada berbagai macam peta kerja yang umum dipakai untuk manganalisa proses

kerja keseluruhan, yaitu antara lain :

• Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)

• Peta Proses Produk banyak (Multi Product Process Chart)

• Peta Aliran Proses (Flow Process Chart)

Page 12: Toyota

18

• Diagram Aliran (Flow Diagram atau String Diagram)

Didalam pembuatan peta-peta kerja tersebut maka disini akan dipergunakan simbol-

simbol standard dari ASME. Khusus untuk Peta Proses Operasi tidak semua simbol

akan diaplikasikan, sedangkan untuk Diagram Aliran selain aplikasi dari simbol-

simbol ASME juga diperlukan gambar layout dari pabrik atau area kerja yang akan

dianalisa.

2.5.2 Simbol-Simbol Standard Yang Dipakai Pembuatan Peta Kerja

Seperti telah diuraikan diatas, peta kerja/proses secara umum bisa

didefinisikan sebagai gambar grafis yang menjelaskan setiap proses manufacturing

ataupun proses kerja lainnya yang terjadi didalam pelaksanaan suatu operasi kerja.

Disini tahapan proses harus dianalisa secara sistematis dan logis berdasarkan

langkah-langkah proses yang seharusnya hampir semua langkah atau kejadian dalam

suatu proses kerja akan terdiri dari elemen-elemen kerja seperti operasi, transportasi,

inspeksi, menunggu atau menyimpan (storage). Untuk maksud tersebut diatas perlu

digunakan berbagai macam simbol untuk menggambarkan msing-masing aktivitas.

Simbol-simbol aktivitas yang dalam hal ini telah dilakukan oleh ASME (American

Society of Mechanical Engineers). Selanjutnya masing-masing simbol dapat

dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut :

Page 13: Toyota

19

OPERASI

Kegiatan operasi apabila suatu proyek (material) akan mengalami

perubahan sifat – baik sifat maupun kimiawi – dalam suatu proses

transformasi.Kegiatan merakit atau mengurai – rakit juga

dipertimbangkan sebagai suatu operasi kerja.

Menerima informasi maupun memberikan informasi, membuat suatu rencana

(planning) atau melaksanakan kegiatan kalkulasi pada suatu keadaan juga

diklasifikasikan sebagai suatu operasi kerja. Kegiatan-kegiatan kerja disini juga

dilakukan manusia (operator) mesin, atau kedua-duanya. Operasi merupakan kegiatan

yang paling banyak terjadi di dalam suatu proses kerja. Beberapa contoh operasi kerja

adalah sebagai berikut :

Material Process Chart.

• Sebuah material dikerjakan dalam proses permesinan dengna engine lathe,

milling machine, grinding machine, dan lain-lain.

• Sebuah billet dipanaskan dalam suatu furnace.

• Selembar kertas diketik dengan mesin ketik dalam kegiatan administrasi.

Man-Process Chart.

• Gerakan tangan operator untuk pemakanan feeding dalam proses membubut,

mengedrill, dan lain-lain

• Memasang mur dan baut pada proses merakit.

Page 14: Toyota

20

• Memukul palu

Jumlah pekerja yang bisa digambrkan oleh sebuah simbol akan tergantung dengan

derajat ketelitian yang dikehendaki dari penggambaran suatu peta kerja. Sebagai

contoh, kegiatan transfer material dari dan ke mesin bisa dianggap sebagai bagian

dari kegiatan operasi akan tetapi bisa pula dipandang sebagai keghiatan transportasi

sehingga penggambaran simbolnya dalam peta kerja juga akan berbeda. Secara umum

bila maksud utama dari penggambaran peta kerja adalah untuk menunjukkan urutan

langkah dari aktivitas dari sejumlah operasi kerja, maka kegiatan transfer yang

“kecil” (jarak perpindahan relatif pendek) dan material yang terjadi dalam suatu

stasiun kerja bisa diasumsikan sebagai bahan dari kegiatan operasi.

Transportasi

Kegiatan Transportasi terjadi bila fasilits kerja lainnya – yang dianalisa

bergerak berpindah tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu

operasi kerja.

Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari suatu operasi atau disebabkan oleh

pekerja pada tempat kerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah

merupakan kegiatan transportasi. Contoh kegiatan transportasi disini adalah :

• Memindahkan material dengan tangan, holist, truck, conveyor, dan lain-lain.

• Bergerak, berjalan, membawa obyek dari suatu lokasi kerja ke lokasi kerja

yang lain.

Page 15: Toyota

21

• Meletakkan / memindahkan material menuju atau dari mesin, container,

conveyor, dan lain-lain.

• Membuat gambr kerja dari bagian disain kebagian produksi.

INSPEKSI

Kegiatan inspeksi atau pemeriksaan terjadi apabila suatu obyek

diperiksa – baik pemeriksaan pada segi kualitas maupun kuantitas –

apakah sudah sesuai dengan karakteristik performans yang

distandarkan. Pemeriksaan ini bisa termasuk kegiatan mengukur besaran dengan

memakai peralatan ukur atau sekedar membandingkan secara visual dengan obyek

lain yang sudah diklasifikasikan standard. Dalam beberapa kasus tertentu kegiatan ini

bisa dilaksanakan bersama dengan kegiatan kerja lainnya seperti operasi atau

transportasi. Beberapa contoh pemeriksaan adalah sebagai berikut :

• Meneliti dimensi benda kerja dengan menggunakan alat ukur (gage).

• Membaca dial indicator atau instrumen-instrumen pengukur lainnya.

• Menghitung jumlah benda yang diterima dari hasil pembelian.

MENUNGGU (DELAY)

Proses menunggu terjadi apabila material, benda kerja, operator atau

fasilitas kerja dalam kondisi berhenti dan tidak terjadi kegiatan apapun selain

menunggu. Kegiatan ini biasanya berlangsung temporer (sementara), dimana terpaksa

Page 16: Toyota

22

menunggu atau ditinggalkan sementara sampai suatu saat dikerjakan / diperlukan

kembali. Contoh-contoh untuk keadaan menunggu ini antara lain seperti :

• Material atau benda kerja diletakkan di container, menunggu untuk

dipindahkan ke stasiun kerja berikutnya.

• Obyek menungga untuk proses atau diperiksa

• Material menunggu dipeoses karena adanya kerusakan teknis pada mesin.

MENYIMPAN (STORAGE)

Proses penyimpanan terjadi apabila obyek disimpan dalam

jangka waktu yang cukup lama. Jika memerlukan prosedur perijinan

yang khusus. Simbol ini digunakan untuk menyatakan bahwa suatu obyek mengalami

proses penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran

tanpa ijin tertentu. Prosedur perijinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang

membedakan antara kegiatan menyimpan (storage) dan menunggu (delay). Contoh

yang sesuai dengan kegiatan menyimpan ini adalah antara lain seperti :

• Bahan baku, supplies, dan lain-lain yang disimpan dalam gudang pabrik.

• Dokumen atau arsip yang disimpan dalam rak atau lemari khusus.

• Uang atau surat berharga lainnya yang disimpan dalam brankas.

AKTIVITAS GANDA

Sering kali dijumpai kondisi-kondisi dimana dua elemen kerja harus

dilaksankan secara bersamaan. Sebagai contoh disini adalah kegiatan

Page 17: Toyota

23

operasi yang harus dilaksanakan bersama dengan kegiatan pemeriksaan pada stasiun

kerja yang sama pula. Untuk ini penggambaran simbol yang dipergunakan adalah

dengan meletakan simbol kerja yang satu diatas simbol kerja yang lainnya.

2.5.3 Peta Proses Operasi (Operation Process Chart)

Peta Proses operasi – seringkali disingkat dengan peta operasi atau (operation

chart) – adalah peta kerja yang mencoba menggambarkan urutan kerja dengan jalan

membagi pekerjaan tersebut elemen-elemen operasi secara detail. Disini tahapan

proses operasi kerja harus diuraikan secara logis dan sistematis. Dengan demikian

keseluruhan operasi kerja dapat digambarkan dari awal (raw material) sampai

menjadi produk akhir (finished goods product) sehingga analisa perbaikan dari

masing-masing operasi kerja secara induvidual maupun urut-urutannya secara

keseluruhan akan dapat dilakukan. Peta operasi kerja yang makan waktu beberapa

menit per siklus kerja.

Sepertti dijelaskan peta proses operasi ini akan memberikan daftar elemen-

elemen operasi suatu pekerjaan secara berurutan. Suatu elemen kadang-kadang

disebut pula dengan langkah (step) atau detail pekerjaan atau operasi adalah subdivisi

yang berlangsung singkat yang membagi-bagi siklus kerja/operasi secara

keseluruhan. Elemen – elemen ini harus mudah didefinisikan saat mulai dan berakhir.

Untuk pembuatan peta operasi ini maka simbol-simbol ASME yang dipakai adalah

simbol operasi, inspeksi dan gabungan antara operasi dengan inspeksi .

Page 18: Toyota

24

Gambar 2.2

Langkah-langkah Sistematis Pembuatan Peta Proses Operasi

Keterangan :

W = waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan

(dinyatakan dalam unit waktu menit atau jam).

O – N = Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut

I – N = Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan

M = Nama mesin atau lokasi kerja dimana kegiatan operasi atau

pemeriksaan tersebut dilaksanakan

K = Komponen yang tidak dikerjakan, tapi tinggal merakitnya.