tosilitis

download tosilitis

If you can't read please download the document

Transcript of tosilitis

Http://khaidir.co.nr ASKEP TONSILITIS A. Tonsilitis 1. Pengertian Menurut Black (1997: 1079) Tonsilitis adalah infeksi akut pada tonsil atau amandel. Sedangkan menurut Sjamsuhidajat dan De jong (2005:368) Tonsilitis terbagi menjadi 2 yaitu a). Tonsilitis Akut, merupakan infeksi tonsil akut yang menimbulkan demam, lemah, nyeri tenggorokan, nyeri dan gangguan menelan, dengan gejala dan tanda setempat radang akut; b). Tonsilitis Kronis, merupakan infeksi yang paling sering ditemukan di antara infeksi daerah faring. Keluhan dan gejalanya hampir sama dengan Tonsilitis akut ini berulang kali. Pada pemeriksaan didapatkan tonsil membesar dengan banyak kripta disertai tumpukan nanah seperti keju didalam kripta. Menurut Effendi (1997: 330-337) Tonsilitis terbagi menjadi 3 yaitu a). Tonsilitis Akut; b). Tonsilitis Lingualis, tonsilitis lingualis tidak memiliki kripta yang rumit dibandingkan tonsila Fasialis, juga tidak begitu besar, infeks i tonsila lingualis sering terjadi, tonsila lingualis sering terjadi pada pasien y ang sudah mengalami tonsilektomi pada orang dewasa; c). Tonsilitis Kronis, merupakan penyakit tonsil yang terjadi secara berulang. Menurut Soepardi dan Iskandar (2001: 181-183) Tonsilitis juga terbagi menjadi 3 yaitu a). Tonsilitis akut, merupakan peradangan akut pada tonsil. Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mati dan epitel yang terlepas. Secara klinis detritus ini mengisi kriptus tonsil dan tampak sebagai

Http://khaidir.co.nr bercak kuning. Bentuk Tonsilitis akut dengan detritus yang jelas disebut Tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini menjadi satu membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris; b). Tonsilitis Membrosa, penyakit yang termasuk kedalam tonsilitis ini adalah Tonsilitis Difteri, Tonsilitis Septik (Septic Sore Throat), Stomatitis ulsero membran (Angina Plaut Vicent), penyakit kelainan darah seperti Leukimia Akut, Anemia Pernisiosa, Neutropenia Maligna, serta infeksi Mononukleosis, Proses spesifik lues dan tuberkulosis, infeksi jamur Moniliasis, Aktinomikosis dan blastomikosis, infeksi Virus Morbili, Pertusis dan Skarlatina; c). Tonsilitis kronis, faktor predisposisinya adalah rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, pengobatan Tonsilitis yang tidak adekuat sedangkan faktor presipitasi adalah sama dengan pada tonsilitis akut. 2. Etiologi Menurut Mansjoer (2000: 188) kuman penyebab Tonsilitis akut dan kronis adalah Streptokokus Pyogenesses, sedangkan menurut Effendi (1997: 330-337) Tonsilitis akut sering disebabkan oleh Streptokokus Beta Hemolyticus grup A, meskipun Pneumokokus, Stafilokokus, dan Haemophilus Influenza juga virus patogen yang dapat dilibatkan, pada Tonsilitis lingualis hampir sama dengan peradangan akut tonsila, sedangkan Tonsilitis kronis penyebabnya sama dengan Tonsilitis akut. 3. Patofisiologi Menurut Mansjoer (2000: 118) patofisiologi pada Tonsilitis akut, kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superfisial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear, sedangkan pada tonsilitis kronis, karena proses

Http://khaidir.co.nr radang berulang, maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti jaringan parut, jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (Kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Skema Proses Terjadinya Tonsilitis Akut Kuman menginfiltrasi lapisan epitel Epitel terkikis Jaringan limfoid superfisial bereaksi

Pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear (Diadaptasi dari Mansjoer, 2000: 118) Skema Proses terjadinya Tonsilitis Kronis Proses radang berulang Epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis

Proses penyembuhan jaringan limfoid diganti dengan jaringan parut

Http://khaidir.co.nr Jaringan mengerut, ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan di isi oleh detritus

Proses ini meluas hingga menembus kapsul

Timbul perlekatan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris (Diadaptasi dari Mansjoer, 2000: 120) 4. Tanda dan Gejala Menurut Mansjoer (2000: 118) tanda dan gejala pada tonsilitis akut adalah: a). Suhu tubuh naik sampai 40C. b). Rasa gatal atau kering ditenggorokan. c). Lesu. d). Nyeri sendi. e). Odinofagia (sakit pada waktu menelan makanan). f). Anoreksia. g). Otalgia(nyeri pada telinga). h). Bila laring terkena, suara akan menjadi serak. i). Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis. j). Tonsil membengkak dan hiperemis. k). Terdapat detritus atau tonsilitis folikularis, kadang detritus berdekatan menjadi satu atau tonsillitis lakunaris atau berupa membrane semu. l). Kelenjar submandibula dan nyeri tekan terutama pada anak-anak. Menurut Mansjoer (2000: 120) tanda dan gejala pada Tonsilitis Kronis adalah : a). Klien mengeluh ada penghalang ditenggorokan. b). Tenggorokan terasa kering.

Http://khaidir.co.nr c). Pernafasan bau. d). Pada pemeriksaan, tonsil membesar dengan permukaan tidak rata. e). Kriptus membesar dan terisi detritus. Menurut Effendi(1997: 330) tanda dan gejala tonsilitis akut adalah: a). Penderita mengeluh sakit tenggorokan dan beberapa derajat disfagia, dan pada kasus yang berat penderita dapat menolak untuk minum atau makan melalui mulut. b). Penderita tampak sakit akut dan pasti mengalami malaise. c). Suhu tubuh biasanya tinggi, kadang-kadang mencapai 104F. d). Napasnya bau. e). Mungkin terdapat otalgia dalam bentuk nyeri alih. f). Kadang-kadang otitis media merupakan komplikasi peradangan pada tenggorokan. g). Seringkali terdapat adenopati servikalis disertai nyeri tekan. h). Tonsila membesar dan meradang. i). Tonsila biasanya berbercak-bercak dan kadang-kadang diliputi oleh eksudat. Eksudat ini mungkin keabu-abuan atau kekuningan. j). Eksudat ini dapat berkumpul dan membentuk membran, dan pada beberapa kasus dapat terjadi nekrosis jaringan lokal. Menurut Effendi (1997: 331) tanda dan gejala tonsilitis lingualis adalah : a). Nyeri waktu menelan. b). Rasa adanya pembengkakan pada tenggorokan. c). Malaise. d). Demam ringan. e). Pada beberapa kasus terdapat adenopati servikalis dengan nyeri tekan.

Http://khaidir.co.nr Menurut Effendi (1997: 337) tanda dan gejala tonsilitis kronis adalah : a). Pada satu jenis tonsila membesar, dengan adanya hipertrofi dan jaringan parut. b). Sebagian kripta tampak mengalami stenosis, tapi eksudat yang sering kali purulen, dan dapat diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut. c). Pada beberapa kasus satu atau dua kripta membesar. Menurut Soepardi dan Iskandar (2000: 181) tanda dan gejala tonsilitis akut adalah : a). Nyeri tenggorokan dan nyeri pada waktu menelan. b). Demam dengan suhu tubuh yang tinggi. c). Rasa lesu. d). Rasa nyeri disendi-sendi. e). Tidak nafsu makan dan rasa nyeri di telinga (otalgia), rasa nyeri ini dikarenakan nyeri alih (referred pain) melalui saraf n. glosofaringius (n. IX). f). Pada pemeriksaan tampak tonsil membengkak, hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lakuna dan tertutup oleh membran semu. g). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan. Menurut Soepardi dan Iskandar (2000: 183) tanda dan gejala tonsilitis kronis adalah: a). Tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata. b). Kriptus melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. c). Rasa ada mengganjal di tenggorokan. d). Tenggorokan dirasakan kering dan napas bau.

Http://khaidir.co.nr Menurut Brunner dan Suddarth (2000: 538) tanda dan gejala tonsilitis adalah: a). Sakit tenggorokan. b). Demam. c). Ngorok. d). Kesulitan dalam menelan. 5. Pemeriksaan Penunjang Menurut Mansjoer (2000: 118) pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah: a). Kultur tenggorokan. b). Uji resistensi kuman. c). Sediaan apus tonsil. 6. Penatalaksaan Medis. Menurut Mansjoer (2000: 118) penatalaksanaan medis pada tonsilitis akut adalah antibiotik golongan penisillin atau Sulfanamida selama 5 har, Antipiretik, dan obat kumur atau obat isap dengan desinfektan. Bila alergi pada penisillin dapat diberikan Eritromisin atau Klindamisin sedangkan penatalaksanaan medis pada tonsilitis kronis adalah terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur atau hisap, terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak berhasil. Menurut Sjamsuhidajat dan De jong (2005: 369) indikasi tonsilektomi adalah tonsil hipertrofik sering di temukan pada anak-anak. Keadaan ini tidak merupakan kelainan. Tonsilektomi baru dilakukan bila ada penyulit kor

Http://khaidir.co.nr pulmonal akibat obstruksi kronis jalan napas yang jarang terjadi, abses faringeal atau peritonsiler, atau pembesaran tonsil mengakibatkan disfagia dengan penurunan berat badan. Kecurigaan keganasan tonsil pada orang dewasa muda dan dewasa, merupakan indikasi untuk pemeriksaan histopatologi. Indikasi khusus untuk anak-anak adalah tonsilitis rekuens yang kambuh lebih dari 3 kali, tonsil hipertrofik yang menyebabkan obstruksi misalnya gangguan menelan, hyperplasia setelah infeksimononokleosis, dan riwayatnya demam reuma dengan gangguan jantung yang berhubungan dengan tonsilitis kronis yang sukar diatasi dengan antibiotik, tonsilektomi juga harus dipertimbangkan pada tonsilitis akut rekurens karena streptokokus beta haemolotikus grup A. Tonsilektomi pada orang dewasa dapat dikerjakan dalam narkose atau dengan anastesi local, pada anak bisa dilakukan narkose. Komplikasi tonsilektomi yang paling serimg ditemukan adalah perdarahan yang dapat timbul pada periode awal atau terjadi secara sekunder 5-8 hari setelah operasi. Komplikasi lain berupa obstruksi jalan napas dan inhalasi benda asing seperti darah, muntahan, gigi yang patah B. Asuhan Keperawatan Tonsilitis Menurut Doengoes (2000: 612-614) asuhan keperawatan pada penyakit telinga dan tenggorokan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan atau intervensi, implementasi, evaluasi dan pendokumentasiaan. 1. Pada saat pengkajian didapatkan data yang meliputi keluhan utama seperti nyeri menelan, demam tinggi, seperti ada halangan di tenggorokan, dan lainlain, riwayat penyakit sekarang adalah sudah berapa lama klien merasakan keluhan atau gejala yang timbul sampai klien masuk ke rumah sakit, riwayat penyakit dahulu adalah adanya riwayat penyakit tonsilitis, riwayat penyakit

Http://khaidir.co.nr keluarga adalah adanya riwayat penyakit keturunan, pemeriksaan fisik adalah fokus pada telinga, hidung, tenggorokan, makanan atau cairan adalah kesulitan menelan dan kerusakan membran mukosa, nyeri sampai ketelinga, meringis dan gelisah, integritas ego adalah perasaan akan takut mati, adanya asietas, penyuluhan dan pembelajaran adalah baru menjalani operasi atau prosedur invasif dan penggunaan antibiotik 2. Diagnosa Keperawatan yang sering muncul: Menurut Carpenito, Lynda. J(2001: 507) Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan tonsilitis: a). Risiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan ketidak adekuatan masukan cairan sekunder akibat nyeri. b). Risiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi pengobatan, kebutuhan nutrisi cairan, tanda-tanda dan gejalakomplikasi. c). Risiko terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan masukan sekunder akibat nyeri saat menelan. No Diagnosa Intervensi Rasional 1. Risiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan ketidak adekuatan masukan cairan sekunder akibat nyeri. 1.Kaji status hidrasi. 2.Pantau tanda-tanda 1.Untuk mengevaluasi dehidrasi, menentukan intervensi dan menentukan efektifitas terapi. 2. Untuk mengetahui

Http://khaidir.co.nr vital. 3.Pertahankan cairan parentaral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin. 4. Timbang berat badan tiap hari. tingkat perkembangan klien. 3.Kebutuhan cairan dan elekrolit adekuat. 4. Memberikan informasi sehubungan dengan kebutuhan nutrisi. 2. 3. Risiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan program terapeutik yang berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang kondisi pengobatan, kebutuhan nutrisi cairan, tanda-tanda dan gejala komplikasi. Risiko terhadap 1.Jelaskan tentang prosedur penyakit. 2.Jelaskan tentang pencegahan. 3.Jelaskan tentang pengobatan. 1. Berikan makanan 1. Informasi yang diberikan secara tepat memudahkan klien mengerti tentang proses penyakit. 2. Informasi yang diberikan secara tepat memudahkan klien mengerti tentang pencegahan. 3. Informasi yang diberikan secara tepat memudahkan klien mengerti tentang pengobatan. 1. Sedikit-sedikit tapi

Http://khaidir.co.nr perubahan nutrisi kurang dalam porsi kecil tapi sering akan toleran dari kebutuhan tubuh sering. terhadap lambung. yang berhubungan 2. Hidangkan makanan 2. Meningkatkan dengan penurunan selagi hangat. nafsu makan. masukan sekunder akibat 3. Amati masukan 3. Memberikan nyeri saat menelan. makanan dan tibang informasi sehubungan berat badan setiap hari. dengan kebutuhan nutrisi. 5. Evaluasi Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada klien dengan pre dan post operasi tonsilektomi adalah nyeri berkurang atau hilang, kekurangan volume cairan atau hidrasi tidak terjadi, klien mengerti tentang penyakit, prosedur pengobatan, tanda dan gejala.

Http://khaidir.co.nr DAFTAR PUSTAKA Boeis,Adam, 1994, Buku Ajar Penyakit THT, Jakarta: EGC. Junadi, Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Price, Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik proses-proses penyakit, Jakarta: EGC.