TOR Youth Camp 2014 Peserta

5
TOR YOUTH CAMP 2014 21-22 Juni 2014 Eagle Hill, Megamendung, Bogor “Saya Datang, Saya Paham, dan Saya Beraksi: Karena Pangan adalah Hidup Mati Bangsa Ini” Latar Belakang Jumlah penduduk usia muda di Indonesia sekitar 70 juta atau 28% dari total jumlah penduduknya. (BKBN, 2013). Dari jumlahnya saja, anak muda sudah menunjukkan potensi perubahan yang dapat diciptakan saat mau bergerak. Bayangkan apa yang dapat dibuat oleh kelompok muda yang jumlahnya 13 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura (BKKBN). Tetapi tampaknya hingga hari ini, anak muda lebih banyak dilirik sebagai pasar yang besar sementara potensinya belum dioptimalkan Lihat saja berbagai iklan komersial yang menyasar anak muda, tak terbilang jumlahnya. Cap manja, tidak paham apa-apa, tidak peduli dengan situasi sekitar juga kerap disematkan kepada anak muda. Hanya saat-saat tertentu anak muda dianggap sangat penting, terutama yang sudah memiliki hak pilih saat menjelang pemilu, seperti saat ini (2014), karena jumlah pemilih muda kali ini mencapai 30 persen dari 180 juta lebih orang yang memiliki hak pilih. Sementara tantangan yang dihadapi anak muda sangat besar dan kompleks dan hanya merekalah yang dapat menjawabnya, sesudah timbul kesadaran. Anak muda adalah pemilik masa depan dan akan akan menjadi pembuat kebijakan. Sejarah mencatat, anak muda telah menjadi penggerak perubahan di masyarakat, mulai dari kemerdekaan RI hingga Reformasi 98. Di tingkat global, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon menyampaikan “kelompok muda harus diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam pembuatan keputusan baik dalam tingkat lokal, nasional maupun global”. Demikian juga dalam menjawab tantangan tentang Pangan. Jika sehari- hari hal-hal tentang pangan yang dipikirkan terbatas pada makan dimana, dengan siapa, enak atau tidak, harganya sesuai kantong kah?

description

tor

Transcript of TOR Youth Camp 2014 Peserta

TOR YOUTH CAMP 2014

21-22 Juni 2014

Eagle Hill, Megamendung, Bogor

Saya Datang, Saya Paham, dan Saya Beraksi: Karena Pangan adalah Hidup Mati Bangsa IniLatar Belakang

Jumlah penduduk usia muda di Indonesia sekitar 70 juta atau 28% dari total jumlah penduduknya. (BKBN, 2013). Dari jumlahnya saja, anak muda sudah menunjukkan potensi perubahan yang dapat diciptakan saat mau bergerak. Bayangkan apa yang dapat dibuat oleh kelompok muda yang jumlahnya 13 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura (BKKBN). Tetapi tampaknya hingga hari ini, anak muda lebih banyak dilirik sebagai pasar yang besar sementara potensinya belum dioptimalkan Lihat saja berbagai iklan komersial yang menyasar anak muda, tak terbilang jumlahnya. Cap manja, tidak paham apa-apa, tidak peduli dengan situasi sekitar juga kerap disematkan kepada anak muda. Hanya saat-saat tertentu anak muda dianggap sangat penting, terutama yang sudah memiliki hak pilih saat menjelang pemilu, seperti saat ini (2014), karena jumlah pemilih muda kali ini mencapai 30 persen dari 180 juta lebih orang yang memiliki hak pilih.

Sementara tantangan yang dihadapi anak muda sangat besar dan kompleks dan hanya merekalah yang dapat menjawabnya, sesudah timbul kesadaran. Anak muda adalah pemilik masa depan dan akan akan menjadi pembuat kebijakan. Sejarah mencatat, anak muda telah menjadi penggerak perubahan di masyarakat, mulai dari kemerdekaan RI hingga Reformasi 98. Di tingkat global, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon menyampaikan kelompok muda harus diberikan kesempatan untuk berperan aktif dalam pembuatan keputusan baik dalam tingkat lokal, nasional maupun global.

Demikian juga dalam menjawab tantangan tentang Pangan. Jika sehari-hari hal-hal tentang pangan yang dipikirkan terbatas pada makan dimana, dengan siapa, enak atau tidak, harganya sesuai kantong kah? Padahal bagi Indonesia, dengan penduduk lebih dari 245 juta orang, Pangan merupakan urusan yang serius, lebih dari sekedar urusan enak tidak enak. Urusan pangan menjadi tanggung jawab negara untuk melindungi masyarakatnya, termasuk anak muda. Saat ini ada pangan yang cukup untuk penduduk dunia, namun krisis pangan dan krisis harga pangan selalu terjadi. Pada saat yang sama produsen pangan di Indonesia menurun drastis, sementara impor pangan tidak terkendali, apa yang dapat dilakukan? Melalui Youth Camp 2014, Perkumpulan Indonesia Berseru dan Aliansi untuk Desa Sejahtera dan GROW mengajak kelompok muda mengajak untuk berpikir dan merencanakan tindakan jauh diluar kotak (out of the box). Mengeksplorasi situasi pangan kita, mengenal siapa-siapa saja yang menghasilkan pangan kita, bagaimana kondisi mereka dan memahami bahwa pola makan membentuk kita ke depan. Tentu saja selanjutnya, apa yang bisa dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Karena pangan menyangkut hidup dan matinya bangsa ini! Tujuan :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kalangan muda tentang berbagai hal terkait dengan pangan, termasuk pangan lokal sehat, kehidupan para produsen pangan skala kecil dan penghidupan pedesaan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan keterlibatan anak muda dalam mencermati isu pangan, termasuk pangan lokal sehat dan mendukung para produsen pangan kecil (Petani berlahan sempit/buruh tani/nelayan tradisional/pekebun mandiri).

3. Meningkatkan kapasitas untuk dapat saling mendukung pangan sehat dan memperkuat suara melindungi para produsen pangan kecil di Indonesia.

4. Merencanakan kegiatan kampanye bersama anak muda untuk mengajak publik mendapatkan informasi dan memahami isu pangan lokal yang sehat. Kegiatan

Lokasi:Eagle Hill, Mega Mendung, Bogor (lihat Peta)

Waktu: Sabtu-Minggu, 21-22 Juni 2014Peserta

20 orang anak muda usia 17-25 yang lolos seleksi setelah mengirimkan aplikasi dan tulisan tentang Pangan, serta bersedia untuk terlibat aktif dalam kegiatan kampanye untuk mendukung pedesaan.15 orang pendamping (relawan senior), nara sumber dan tim sekretariat.

Aktivitas

Eksplorasi isu terkait Pangan, Produsen Pangan (narasumber) Dimana letak dan apa peran yang dapat diambil anak muda dalam gerakan social mendukung kedaulatan Pangan (Fasilitator)

Kelas pengenalan Potensi anak Muda dan Kampanye Populer Rundown YOUTH CAMP 2014 (tentative) Eagle Hill, Mega Mendung Bogor

21-22 Juni 2014

Sabtu, 21 Juni 2014

00..-8.00

Peserta Berangkat ke lokasi dari 2 titik temu.

Titik Temu Jakarta: Pasar Rebo

Titik Temu Bogor: Depan Botani Square

Panitia

10.00-10.300Tiba dan rehat sejenak

Pembagian tempat istirahat

11.00-13.00Perkenalan peserta dengan isu Pangan

Fasilitator

13.00-14.0 Makan siang dan ishoma

14.00-17.30

Kenapa Pangan Penting bagi kita? (3 Nara sumber:Rice WG, Fisheries WG, Palm Oil WG )

17.30-19.00Mandi,

19.00-20.30Lanjutan sesi Kenapa Pangan Penting

Fasilitator dan Nara Sumber

20.30-22.00Berkenalan lebih akrab dengan sesama pesertaApi unggun panitia

Minggu, 22 Juni

06.00-07.00Bergerak menyambut pagi

Panitia

07.00-08.00Mandi Sarapan pagi

08.00-10.00Review dan melihat situasi sekitar

Apa yang bisa dilakukan?

Diselingi snack

10.00-11.30Anak Muda Menggerakkan Perubahan

Narasumber Eko. H (Pop Corner, Kampung Halaman).

Makan siang

11.30-13.00EKSPLORASI apa yang bisa dilakukan sebagai anak muda

Diskusi Kelompok Para Mentor

13.00-14.00Makan siang

14.00-15.00Sharing dan What Next Fasilitator

15.00-16.00Bersiap-siap dan meninggalkan Lokasi

Perlengkapan standard yang harus dibawa:

1. Baju selama kegiatan (2 hari, 1 malam)

2. Baju hangat/jaket sesuai gaya masing-masing

3. Kaos kaki

4. Jas hujan/payung

5. Sepatu olah raga/yang nyaman untuk berjalan dan sandal, mengingat cuaca sejuk dan masih tersisa hujan6. Obat-obatan pribadiPeta Lokasi Eagle Hill Mega Mendung

Petunjuk:

Jika menyusul, dari lokasi turun di Bilboard Unilever ke atas dapat menggunakan ojek. Peserta dari Bandung sebaiknya menggunakan bis yang lewat dari puncak, turun di Unilever Mega Mendung. Kontak Person:

Ida 08128394128

Nanin 085319058049