TOR Pengadaan Pakaian Pelindung Lelu

4
TOR Term Of Reference PENGADAAN PAKAIAN PELINDUNG KESELAMATAN KERJA PKP-PK BANDARA HANG NADIM Kementerian / Lembaga : Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BPK PBPB Batam) Unit Eselon 1 : Anggota 1 / Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Program : Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kawasan PBPB - Batam Hasil : Terselenggaranya rencana dan pengelolaan serta pengembangan di Kawasan Bandar Udara Hang Nadim Unit Eselon II / Satker : Kantor Bandar Udara Kegiatan : Pengelolaan dan Penyelenggaraan Bandar Udara Indikator Kinerja Kegiatan : Kapasitas Penumpang Bandar Udara Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Set pakaian pelindung keselamatan kerja PKP-PK Volume : 36 set fireman jacket, 6 set alumunium suit, 56 psg safety shoes, 56 pcs overall A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum tugas Fungsi/Kebijakan a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); b. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UU No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang. c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Kawasan Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru; d. Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan e. Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar Udaraan (Lembaran Negara tahun 2001 No.128, tambahan Lembaran Negara No.4146) f. Peraturan Pemerintah RI No.5 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah jo No.46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam; g. Keputusan Presiden No.9 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. h. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku ketua Dewan Nasional No.59 Tahun 2008 tentang edoman Pembentukan Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas; i. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP 76/VI/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan KepMenHub No. KM 47 tahun 2002 tentang Sertifikat Operasi Bandar Udara

Transcript of TOR Pengadaan Pakaian Pelindung Lelu

Page 1: TOR Pengadaan Pakaian Pelindung Lelu

TOR

Term Of Reference

PENGADAAN PAKAIAN PELINDUNG KESELAMATAN KERJA PKP-PK BANDARA HANG NADIM

Kementerian / Lembaga : Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BPK PBPB – Batam)

Unit Eselon 1 : Anggota 1 / Deputi Bidang Pengusahaan Sarana

Program : Program Pengelolaan dan Penyelenggaraan Kawasan PBPB - Batam

Hasil : Terselenggaranya rencana dan pengelolaan serta pengembangan di Kawasan Bandar Udara Hang Nadim

Unit Eselon II / Satker : Kantor Bandar Udara

Kegiatan : Pengelolaan dan Penyelenggaraan Bandar Udara

Indikator Kinerja Kegiatan : Kapasitas Penumpang Bandar Udara

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Set pakaian pelindung keselamatan kerja PKP-PK

Volume : 36 set fireman jacket, 6 set alumunium suit, 56 psg safety shoes, 56 pcs overall

A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum tugas Fungsi/Kebijakan

a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

b. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UU No. 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi Undang-Undang.

c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Kawasan Batam meliputi Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Setokok, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru;

d. Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan e. Peraturan Pemerintah No.70 Tahun 2001 tentang Kebandar Udaraan (Lembaran

Negara tahun 2001 No.128, tambahan Lembaran Negara No.4146) f. Peraturan Pemerintah RI No.5 tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah jo No.46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;

g. Keputusan Presiden No.9 Tahun 2008 tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

h. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku ketua Dewan Nasional No.59 Tahun 2008 tentang edoman Pembentukan Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;

i. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. SKEP 76/VI/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan KepMenHub No. KM 47 tahun 2002 tentang Sertifikat Operasi Bandar Udara

Page 2: TOR Pengadaan Pakaian Pelindung Lelu

j. Manual of Standar bagian 139 – Aerodromes k. Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam

No.3 Tahun 2008 sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan bebas dan Pelabuhan Bebas Batam No.3 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketuga atas Peraturan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas No.3 Tahun 2008 tentang Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;

l. Keputusan Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam No. Kpts/19/DK-BTM/X/2010 tentang Penetapan Personil Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;

m. Peraturan kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam No.4 Tahun 2010 tentang Kepegawaian Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;

n. Peraturan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam No. 10 tahun 2011 tentang SOTK.

2. Gambaran Umum Bandara hang Nadim pertama sekali dibangun sejak tahun 1973 dengan landasan pacu 700 M, pengoperasiannya diserahkan kepada Pertamina sebagai Logistic Base usaha perminyakan dan gas bumi. Selanjutnya sejak tahun 1976 s.d saat ini Pengelolaan Bandara Batam diserahkan kepada Otorita Batam/BP Batam untuk pengoperasian maupun pembiayaannya. Bandara Hang Nadim dibangun bertujuan untuk dapat memberikan dukungan terhadap pembangunan Batam menjadi kawasan industri sesuai Keputusan Presiden No. 41 Tahun 1973. Sejak dioperasikan Pebruari 1983 sebagai Pelabuhan Udara kelas II dengan penerbangan pertama rute Batam-Palembang dengan operator Garuda Indonesia. Hingga tahun 1999 Bandara Hang Nadim sudah dua kali mengalami peningkatan, terakhir menjadi kelas Utama sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No KM 46 Tahun 1999. Bandara Hang Nadim sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perhubungan berdasarkan Keppres No. 78 Tahun 1995 diselenggarakan oelh Otorita Pengenbangan Daerah Industri Pulau Batam bekerjasama dengan Departemen Perhubungan. Otorita berubah menjadi Badan Pengusahaan Batam berdasarkan UU No.44/2007 tentang Penetapan Perpu No.1/2007 tentang Perubahan atas UU No.36/2000 tentang Penetapan Perpu No.1/2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi UU.

Fasilitas Bandara dan Master Plan Pengembangan Bandara Hang Nadim

DATA

SATUAN

SUDAH

TERLAKSANA

RENCANA

TAHAP AKHIR

LANDASAN PACU M 4.025 X 45 4.025 X 45

APRON M² 130.500 170.000

TERMINAL M² 34.750 (2 FLOOR) 4 GARBARATA

88.000 12 GARBARATA

PESAWAT TYPE B-747 B-747

DAYA TAMPUNG TERMINAL

Penumpang /Tahun

5.000.000 8.300.000

KAPASITAS PENYIMPANAN BARANG

TON 16.230 700.000

Page 3: TOR Pengadaan Pakaian Pelindung Lelu

KAPASITAS PENYIMPANAN BAHAN BAKAR

KILO LITER

52.000 52.000

Pelabuhan udara atau Bandara Hang Nadim merupakan pelabuhan udara internasional, berlokasi di Kecamatan Nongsa Kelurahan Batu Besar Kota Batam. Hang Nadim memiliki landasan pacu sepanjang 4.025 meter dan lebar 45 meter, dan merupakan bandara dengan landas pacu terpanjang di Indonesia. Serta memiliki fasilitas

apron seluas 130.500 m², terminal penumpang seluas 34.750 m² dan ada 4 unit Jembatan Boarding. Dalam Masterplan Bandara Hang Nadim, pengembangan apron

akan direncanakan s.d luas 170.000 m² artinya luas apron eksisting masih 77% dari luas total rencana apron optimal. Begitupun dengan luas terminal penumpang dalam

Masterplan Hang Nadim luas maksimal yang bisa dikembangkan adalah 88.000 m² atau luas eksisting masih 44% dari luas terminal penumpang yang direncanakan. Sedangkan untuk kegiatan cargo, luas terminal cargo hanya 2,3% dari luas total perencanaan terminal cargo. Sejak beroperasi tahun 1983 sampai dengan sekarang terjadi fluktuasi penurunan dan peningkatan jumlah penerbangan berangkat dan datang, ke dan dari Bandara Hang Nadim. Penurunan frekuensi penerbangan secara drastis terjadi tahun 1997-2002, hal ini sebagai dampak terjadinya krisis moneter di Indonesia. Krisis di tahun 1997 juga berimbas pada menurunnya permintaan layanan pesawat terbang. Tetapi walaupun terjadi fluktuasi, frekuensi penerbangan secara keseluruhan periode 1983-2010 masih terjadi peningkatan frekuensi penerbangan sebesar 17% per tahun. Laju pertumbuhan yang cukup tinggi dan signifikan memberikan pengaruh terhadap pengembangan Bandara Hang Nadim ke depan. Bandara Hang Nadim sebagai bagian dari BP Batam sesuai dengan visi dan misinya mempunyai tujuan mewujudkan penyelenggaraan bandar udara yang berkelas dunia guna menunjang keberhasilan BP Batam sebagai pengelola kawasan tujuan investasi terkemuka di Asia Pasifik. Dengan semakin meningkatnya arus penumpang dan pengguna jasa angkutan udara di Terminal Penumpang Bandara Hang Nadim, dipandang perlu untuk peningkatan kenyamanan penumpang jasa angkutan udara di Unit Garbarata akan kinerja peralatan yang baik. Kebutuhan akan pelayanan peralatan Garbarata yang berguna untuk menghubungkan Terminal Penumpang dengan pesawat udara sehinggapengguna jasa angkutan udara terlindung dari panas, hujan dan angin serta pelayanan terhadap orang cacat atau sakit/renta yang menggunakan wheelchair (kursi roda). Dan kenyamanan akan pengkondisian udara yang baik menuju dan keluar dari Terminal Penumpang ke pesawat udara. Meningkatnya jumlah pesawat udara yang singgah di Bandara Hang Nadim dalam pelayanan jasa angkutan udara, dimana pada jam tertentu kebutuhan akan penggunaan garbarata tidak mencukupi. Kebutuhan akan ketersediaan peralatan Keselamatan Penerbangan sesuai dengan persyaratan Standar Tekni sdan Operasional Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran mutlak diperlukan untuk meminimalisir potensi kerugian baik fisik maupun jiwa selama kegiatan operasional penerbangan berlangsung. Tujuan dan Sasaran :

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi pengguna jasa angkutan udara di Bandara.

Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk menjamin tercapainya pengoperasian peralatan secara normal.

Page 4: TOR Pengadaan Pakaian Pelindung Lelu

B. Penerima Manfaat Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BPK PBPB – Batam) penerima manfaat pada umumnya karena terpenuhinya standar keselamatan penerbangan.

C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan

1.1 Pekerjaan Pengadaan : 1. Pekerjaan Persiapan 2. Pekerjaan Pengadaan 3. Dan lain-lain pekerjaan yang ada kaitannya dengan pelaksanaan proyek

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan : Paling lambat 2(dua) minggu sebelum dilaksanakan pekerjaan lapangan Pemborong

diharuskan mengajukan : 1) Jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan secara terperinci yang digambarkan

secara Bar Chart / S Curve 2) Jadwal pengadaan bahan 3) Jadwal pengadaan tenaga kerja 4) Bagian-bagian yang disebutkan diatas 1 s.d 3 harus mendapatkan persetujuan

dari Direksi Proyek sebagai dasar / patokan pemborong dalam melaksanakan pekerjaan dan pemborong wajib mengikutinya.

D. Waktu Pencapaian Keluaran

1. Masa pelaksanaan pekerjaan adalah 60(enampuluh) harikalender. 2. Masa pemeliharaan pekerjaan adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender.

E. Biaya yang Diperlukan : sebesar Rp. 1.000.260.000,-

( Satu milyar dua ratus enam puluh ribu rupiah ) F. Penutup

Demikian Term of Reference (TOR) PENGADAAN PAKAIAN PELINDUNG KESELAMATAN KERJA PKP-PK BANDARA HANG NADIM ini dibuat, mohon kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan dan atas dikabulkannya permohonan ini, kami ucapkan terima kasih.

Batam, Agustus 2013 Kepala Kantor Bandara

SUPRASETYO