Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

33
TIPOLOGI EKOSISTEM dan KERAWANANNYA Kelompok I : BAYU SAPUTRA RUDI STIKES PRIMA JAMBI

Transcript of Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

Page 1: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

TIPOLOGI EKOSISTEM dan KERAWANANNYA

Kelompok I :

BAYU SAPUTRA

RUDI

STIKES PRIMA JAMBI

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT (JK)

TA. 2012/2013

Page 2: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik

serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“TIPOLOGI EKOSISTEM dan KERAWANANNYA ini.

Dengan adanya makalah ini kami bisa saling bertukar pikiran antara satu pengalaman

dengan pengalaman yang lain agar bisa saling melengkapi. Meskipun kami menyadari bahwa ibarat

pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Untuk itu mungkin dalam penyusunan makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan, dan kami selaku pembuat makalah ini mengharapkan kritik dan saran

untuk menyempurnakannya.

Akhirnya hanya kepada Allah kami mohon hidayah dan taufik-Nya agar selalu dalam

lindungan-Nya dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin..!!

Jambi, 18 JANUARI 2014

Penulis

Page 3: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

BAB 1

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan

habitatnya. Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini

tidak bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal

ini menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi

sehingga ekosistem di muka bumi ini semakin sempit.

Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup

di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan

lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara

makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan

tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena

itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk menjaga

dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap melangsungkan

hidupnya.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak

terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga

suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup

yang saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan

interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju

kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan

anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

Page 4: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Ekosistem

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, mengingat didalamnya

tercakup organisme dan lingkungan abiotik  yang satu terhadap lainnya saling mempengaruhi

(Soedjiran Resosoedarmo, 1984).

Pengertian ekosistem yang lain adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur

hayati dengan nonhayati yang membentuk sistem ekolog. Ekosistem merupakan suatu

interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-

macam ekosistem.

Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup, bahwa ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan

utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan

produktivitas lingkungan hidup.

Lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi.

Kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia beserta makhluk hidup lainnya (M.

Djirimu, dkk. 2007).

Menurut Soemarwoto (1997), manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik

menempati suatu ruang tertentu. Kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda

tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam-macam gas, air dalam bentuk

uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama

dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya disebut lingkungan hidup makhluk hidup.

Tanah dan air merupakan sumber alam yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Apabila kedua sumber tersebut terganggu atau tidak berfungsi sebagaimana

mestinya, akan timbul suatu goncangan. Sebenarnya terjadinya erosi sebagai akibat oleh ulah

manusia. Aktifitas manusia yang demikian ini, mencerminkan ketidakserasian ini antara

manusia dengan lingkungan alamnya. Secara alami proses erosi memang terjadi hampir di

semua daerah aliran sungai. Pada bagian-bagian wilayah tertentu dalam aliran sungai terdapat

erosi yang masih dapat ditoleransi. Erosi yang masih dapat ditoleransi terjadi pada daerah

yang pembentukan tanah dan hilangnya tanah karena erosi terjadi secara seimbang dan

Page 5: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

kemungkinan besarnya tingkat pembentukan tanah bagian atas jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan tingkat hilangnya solum tanah bagian atas (Chafid fandeli,1992).

B.     Susunan Ekosistem

Suatu ekosistem berdasarkan susunan dan fungsinya tersusun dari beberapa

komponen sebagai berikut.

1. Komponen autotrof

Autotrof berasal dari kata Auto yang berarti sendiri, dan trophikos yang berarti

“menyediakan makan” pengertian dari Autotrof adalah organisme yang mampu

menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan

anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof

berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

2. Komponen heterotrof

Heterotrof berasal dari kata “Heteros” yang berarti  berbeda, dan trophikos yang berarti

makanan). Pengertian dari Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-

bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.

Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

3. Bahan tak hidup (abiotik)

Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar

matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya

kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

4. Pengurai (dekomposer)

Pengertian dari Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik

yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai

menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang

sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah

bakteri dan jamur.

Dalam penjelasan yang lain, suatu ekosistem terjadi interaksi atau hubungan antara

makhluk hidup dengan makhluk hidup sejenisnya, dengan makhluk hidup lain jenis, maupun

interaksi dengan lingkungannya berupa makhluk tak hidup, seperti: air, udara, tanah, cahaya

matahari, suhu, angin, dan kelembapan. Komponen ekosistem dibagi menjadi dua macam,

yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah komponen yang berupa

Page 6: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

makhluk tak hidup. Sedangkan, komponen biotik adalah komponen yang berupa makhluk

hidup.

1. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan komponen ekosistem berupa benda tak hidup yang

terdapat di sekitar makhluk hidup. Komponen abiotik yang berpengaruh pada ekosistem,

antara lain:

a. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan faktor abiotik yang terpenting untuk  menunjang kehidupan

di bumi. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi tumbuhan yang diperlukan

dalam proses fotosintesis. Cahaya matahari juga memberikan rasa hangat untuk semua

makhluk.

b. Udara

Udara merupakan komponen abiotik yang sangat diperlukan makhluk hidup. Hewan dan

manusia menggunakan oksigen yang terdapat di udara untuk bernapas dan mengeluarkan

karbon dioksida ke udara. Sedangkan, tumbuhan mengambil karbon dioksida dari udara

untuk proses fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Oksigen

ini dilepaskan ke udara untuk digunakan oleh semua makhluk hidup. Dengan demikian,

terjadilah perputaran zat yang berlangsung terus menerus. Peristiwa ini menunjukkan

adanya saling keter-gantungan dan saling membutuhkan antara makhluk hidup dan

lingkungannya.

c. Suhu

Suhu sangat mem pengaruhi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup di lingkungan

tersebut. Ada makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu rendah, ada

pula makhluk hidup yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi.

d. Air

Air merupakan faktor abiotik yang sangat penting untuk menunjang suatu kehidupan.

Semua sel dan jaringan terdiri atas air. Air merupakan media pelarut zat-zat yang

dibutuhkan dan media pengangkut dalam tubuh hewan dan tumbuhan. Air juga

merupakan suatu bentuk habitat bagi makhluk hidup, seperti: danau, sungai, dan laut. Air

sangat mempengaruhi proses kehidupan.

e. Tanah

Tanah berfungsi sebagai  tempat hidup berbagai makhluk hidup dalam suatu ekosistem.

Di dalam tanah terdapat zat hara yang merupakan mineral penting untuk mempertahankan

Page 7: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

2. Komponen Biotik

Komponen biotik adalah komponen ekosistem berupa proses di dalam tubuh,

terutama bagi tumbuhan. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup

di dalamnya berbeda.

Berbagai makhluk hidup yang ada di dalam suatu ekosistem. Tiap komponen

memiliki peranan masing-masing yang erat kaitannya dalam pemenuhan kebutuhan akan

makanan. Hal ini menyebabkan terjadinya keseimbangan di dalam ekosistem Berdasarkan

peranannya di dalam ekosistem, komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga macam,

yaitu:

a. Produsen

Di dalam ekosistem semua tumbuhan hijau adalah produsen. Tumbuhan dapat

membuat makanannya sendiri dengan melakukan fotosintesis. Di dalam ekosistem air

yang berperan sebagai produsen adalah fitoplankton, yang merupakan tumbuhan hijau

yang amat kecil yang melayang-layang di dalam air. Fitoplankton selalu

menghasilkan berton-ton makanan yang menjadi sumber makanan bagi hewan-hewan

air yang lain.

b. Konsumen

Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, manusia

dan hewan memperoleh makanan dari tumbuhan sehingga disebut konsumen.

Konsumen sangat tergantung pada produsen, begitu juga sebaliknya, konsumen

mempengaruhi kelangsungan hidup produsen. Karbon dioksida dari sisa pernapasan

hewan dan manusia dibutuhkan tumbuhan untuk proses fotosintesis (membuat

makanan). Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dibagi menjadi tiga macam,

yaitu herbivora, karnivora, dan omnivora.

1) Herbivora

Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan. Hidupnya sangat bergantung

pada tumbuhan secara langsung. Makhluk hidup yang memakan langsung

tumbuhan disebut juga sebagai konsumen tingkat pertama. Contoh hewan-

hewan pemakan tumbuhan adalah kerbau, domba, kambing, kelinci, sapi, dan

lain sebagainya.

2) Carnivora

Carnivora adalah makhluk hidup yang memakan daging makhluk hidup yang

lain. Biasanya, carnivora memakan makhluk hidup herbivora. Dengan kata

Page 8: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

lain, carnivora adalah konsumen tingkat kedua. Contoh hewan yang termasuk

carnivora adalah singa, harimau, dan buaya.

3) Omnivora

Makhluk hidup yang memakan tumbuhan dan daging makhluk hidup lain

disebut omnivora. Hewan omnivora merupakan pemakan segalanya

(tumbuhan dan hewan). Contohnya adalah babi dan itik.

c. Pengurai

Pengurai atau dekomposer adalah organisme atau makhluk hidup yang berfungsi

menguraikan sampah atau sisa-sisa makhuk hidup yang mati. Pengurai berfungsi

sebagai penghubung peredaran zat dari konsumen ke produsen. Zat yang telah diambil

oleh konsumen dari produsen akan kembali lagi ke produsen melalui proses

penguraian oleh pengurai. Dengan peristiwa pembusukan ini, zat-zat yang dulu

menjadi bagian dari tumbuhan dan hewan diuraikan dan dirombak. Hasilnya

digunakan oleh tumbuhan untuk membuat makanan. Pengurai terdiri atas makhluk

hidup berukuran kecil yang hidup di tanah, air, maupun di udara. Contohnya bakteri

dan jamur-jamur saprofit.

C.    Topologi Ekosistem

Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

ekosistem alami dan ekosistem buatan :

a. Ekosistem alami, adalah jenis ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur

tangan manusia. Contoh dari ekosistem alami antara lain ekosistem sungai,

danau, laut, gurun, padang lumut, padang rumput, dan lain-lain.

b. Ekosistem buatan, adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia untuk

keperluan tertentu. Contoh ekosistem buatan antara lain ekosistem sawah,

bendungan, waduk, kebun, hutan produksi, dan lain-lain.

EKOSISTEM ALAMI

Secara garis besar ekosistem alami dibedakan menjadi ekosistem darat dan

ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan

ekosistem air laut.

1. Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.

Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi

beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

Page 9: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

a. Bioma gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang

berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan

curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C)

sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa

mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan

semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai

pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun

dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air.

Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan

kalajengking.

b. Bioma padang rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.

Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun

tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat.

Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang

keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra,

singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

c. Bioma hutan basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah,

curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya

berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi

pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat

hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim

mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup

mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu

sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan

khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara

lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

d. Bioma hutan gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah

hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim

(dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu

Page 10: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan

rakoon (sebangsa luwak).

e. Bioma taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah

tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga

merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap

sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain

moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada

musim gugur.

f. Bioma tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub

utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di

daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum,

liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada

umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada

musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut

atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta

terutama nyamuk dan lalat hitam.

2. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi

cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang

terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua

filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada

umumnya telah beradaptasi. Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

a. Adaptasi tumbuhan

Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat

seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga

maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai

(Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan

tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan

tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Page 11: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

b. Adaptasi hewan

Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak

aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di

ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis

melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya

melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan

organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

a. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof

(makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang

hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

b. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.

1) Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; biasanya melayang-layang

(bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.

2) Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.

3) Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat

pada permukaan air, misalnya serangga air.

4) Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada tumbuhan

atau benda lain, misalnya keong.

5) Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos

dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk

ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

a. Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari

beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian

daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya

matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus

cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan

temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di

atas dengan daerah dingin di dasar.

Page 12: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan

jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai

berikut.

1) Daerah litoral

Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal.

Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air

yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas

organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya

diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan

semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering

mencari makan di danau.

2) Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus

sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan

sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi

selama musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang- udangan kecil

memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil

dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura,

dan burung pemakan ikan.

3) Daerah profundal

Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan

organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi

detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

4) Daerah bentik

Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa

organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai

berikut :

1) Danau Oligotropik

Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan,

karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciricirinya, airnya jernih

Page 13: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen

sepanjang tahun.

2) Danau Eutropik

Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan

makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh,

terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-

materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas

manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang

memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi

peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang

berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau

seperti ini disebut “eutrofikasi”. Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan

mengurangi nilai keindahan danau.

b. Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan

jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara

konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan

garis lintang.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir

deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan

terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan

tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di

anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan

gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di

daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi

evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.

Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas

dari pusaran air.

Page 14: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

3. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

a. Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion

CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan

penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian

atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air

yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air

laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur

dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air

bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya

rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan

kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut :

1) Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.

2) Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai

bagian dasar dalamnya ±    300 meter.

3) Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.

4) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-

10.000 m).

Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin

ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.

1) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar

200m.

2) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalam an 200-

1000m. Hewannya misalnya ikan hiu.

3) Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500m.

Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.

4) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak

terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu

menembus daerah ini.

5) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari

6.000m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat

Page 15: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang

bersimbiosis dengan karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang

hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan

cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara

osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara

aktif.

b. Ekosistem pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah

pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.

Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat

melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat

pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan

remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah

pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh

ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora,

kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam

terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam

invertebrata dan ikan serta rumput laut.

Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat

dibedakan sebagai berikut :

1) Formasi pes caprae

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir

adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan

gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan

lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan

Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum

(bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).

2) Formasi baringtonia

Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,

Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang

surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar

Page 16: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang

kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga

dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang

termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora,

dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering

tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

c. Estuari

Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering

dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas

ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari

sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain

rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain

berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut

dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk

menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi

vertebrata semi air, yaitu unggas air.

d. Terumbu karang

Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang

terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut

terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari

sehingga fotosintesis dapat berlangsung. Terumbu karang didominasi oleh karang

(koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat.

Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun

substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan yang hidup di

karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai

invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.

Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut,

dan ikan karnivora.

Page 17: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

Ekosistem Buatan

Secara sederhana, pengertian ekosistem buatan (Man Made-ecosystem) tak lain adalah

suatu ekosistem yang terbentuk berkat rekayasa manusia dalam tujuannya untuk memenugi

pun mencukupi kebutuhan hidup manusia atau penduduk yang semakin hari semakin

meningkat. Ekosistem buatan ini memperoleh subsidi energi dari luar dan baik itu tanaman

maupun hewan akan memperoleh pengaruh besar dari manusia oleh karena itu bisa dikatakan

keanekaragamannya sangat rendah.

Ekosistem buatan ini memiliki ciri khas yaitu komponen ekosistem yang berada di

dalamnya mendapatkan energi dari luar ekosistemnya. contohnya ekosistem aquarium yang

air, oksigen dan makanan berasal dari pemberian si pemilik auqrium. Selain itu, ekosistem

buatan juga memiliki ciri keanekaragaman hayatinya rendah atau kecil, coba lihat saja

ekosistem sawah, kalau tidak padi ya mungkin rumput atau ular dan belalang, sedikit

jenisnya. Sudah gitu, hewan dan tanaman di dalam ekosistem buatan ini biasanya akan

didominasi oleh manusia si pembuat ekosistem tersebut.

Ekosistem buatan memiliki beberapa contoh :

1. Waduk/bendungan

Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk

berbagai keperluan, misalnya untuk irigasi, pembangkit listrik, tempat rekreasi, dan

sarana olahraga. Selain itu, waduk merupakan ekosistem baru dengan substrat dasar

biasanya berasal dari kebun atau sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang

berbeda-beda. Waduk jatiluhur di Jawa Barat contohnya.

2. Hutan Tanaman Produksi

Hutan tanaman merupakan vegetasi yang terdiri atas tanaman budidaya bernilai tinggi

yang dengan sengaja ditanam pada kawasan tertentu. Biasanya jenis tanaman yang

dibudidayakan bernilai tinggi, seperti tanaman jati, mahoni, pinus, dammar, rasamala,

ampupu, manglit, dan puspa.

Page 18: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

3. Agroekosistem

Agroekosistem merupakan ekosistem yang dengan sengaja dibuat untuk keperluan

pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa,

sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak,

ladang, dan pekarangan.

4. Pemukiman

Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang

berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian dantempat kegiatan yang mendukung

perikehidupan dan penghidupan. Pemukiman di sini termasuk komplek perumahan,

desa, kota, dll.

Jadi, ekosistem buatan jelas memiliki manfaat yang sengaja untuk manusia. Biasanya

ekosistem buatan ini akan semakin berkembang pesat seiring pertambahan jumlah manusia di

muka bumi yang semakin membludak, akibatnya tidak jarang ekosistem alami menjadi

korban atau sengaja dikorbankan.

D. Kerawanan Ekosistem

1. Kerawanan Ekosistem Darat

Dalam menjalankan kehidupannya, manusia membutuhkan tiga hal pokok.

Kebutuhan pokok tersebut ialah sandang, pangan, dan papan. Semua kebutuhan

manusia tersebut tersedia di alam ini. Manusia dengan ilmu yang dimilikinya,

mengembangkan berbagai teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan

tetapi, karena sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, banyak manusia yang

mengolah alam dengan teknologi yang dibuatnya, secara tidak terkendali. Manusia

sering tidak memikirkan dampak terhadap keseimbangan lingkungan dan apa yang

terjadi di masa depan. Berikut ini adalah beberapa aktivitas manusia yang dapat

mengubah keseimbangan lingkungan.

a. Penebangan hutan dan perburuan liar

Hutan merupakan paru-paru. Hutan merupakan tempat resapan serta cadangan air

tanah bagi kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, hutan merupakan tempat

Page 19: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

tinggal dan tempat berlindung sebagian besar makhluk hidup. Jika pohon-pohon

di hutan ditebang untuk industri dan pembukaan lahan pertanian secara liar dan

berlebihan, akan berpengaruh terhadap kehidupan yang ada sebelumnya. Daerah

resapan air berkurang, dan suplai oksigen berkurang merupakan akibat

penebangan pohon. Selain itu, hewan yang ada di dalam hutan akan kehilangan

tempat tinggal dan sumber makanan. Apalagi dengan perburuan liar terhadap

hewan hewan, akan semakin merusak lingkungan.

b. Kegiatan Pembangunan

Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan. Pohon-

pohon yang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan hewan ditebang

sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya. Aktivitas ini sangat

mengganggu keseimbangan lingkungan. Daerah-daerah di sekitar perbukitan

dapat terkena bencana, seperti banjir dan tanah longsor.Pengeboran minyak dan

penambangan mineral secara terbuka pun akan menimbulkan kerusakan

lingkungan. Akibat kegiatan tersebut cukup sulit untuk ditanggulangi dan

menyebabkan suatu daerah menjadi tidak produktif. Pembangunan pabrik atau

industri juga sangat mempengaruhi lingkungan karena limbah pabrik dapat

mencemari air dan tanah di sekitar pabrik.

c. Pembuangan Limbah dan Sampah

Sebagian besar aktivitas yang dilakukan manusia pasti menghasilkan sampah atau

limbah. Mulai dari limbah rumah tangga, pertanian, transportasi, sampai limbah

industri.Plastik yang digunakan sebagai pembungkus merupakan contoh limbah

rumah tangga. Pestisida jika digunakan berlebihan dapat menjadi limbah

pertanian. Asap kendaraan merupakan limbah transportasi. Adapun contoh

limbah industri berupa limbah cair dan asap.Sampah dan limbah tersebut ada

yang mudah diuraikan dan ada pula yang sulit diuraikan. Jika pengolahan sampah

tidak dilakukan dengan benar, yang terjadi adalah kerusakan lingkungan. Apakah

kamu pernah melihat sungai yang kotor dan bau? Hal itu merupakan hasil

pembuangan sampah dan limbah ke sungai. Akibatnya adalah kerusakan

lingkungan sungai dan akan membunuh makhluk hidup yang ada di sungai.

d. Penggunaan pupuk dan pestisida secara belebihan

Pupuk buatan dan pestisida mengandung zat-zat kimia yang berbahaya. Pupuk

ditambahkan pada tanaman untuk menyediakan mineral-mineral yang diperlukan

tanaman. Pestisida digunakan untuk memberantas hama dan penyakit yang

Page 20: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

menyerang tanaman. Penggunaan pestisida dan pupuk buatan yang berlebihan

menyebabkan pencemaran tanah dan air, akibatnya beberapa makhluk hidup yang

hidup di tanah dan di air akan terbunuh. Bahkan penggunaan insektisida yang

berlebihan juga membuat serangga kebal terhadap isektisida tersebut sehinnga

serangga makin sulit untuk dibasmi.

2. Kerawanan Ekosistem Air Tawar

Saat ini terlihat ekosistem danau dan sungai tidak dikelola sebagaimana

mestinya. Sebaliknya, untuk memenuhi kepentingan manusia, lingkungan sekitar

danau dan sungai diubah untuk dicocokkan dengan cara hidup dan cara bermukim

manusia, atau bahkan kawasan ini sering dirombak untuk menampung berbagai

bentuk kegiatan manusia seperti permukiman, prasarana jalan, saluran limbah rumah

tangga, tanah pertanian, rekreasi dan sebagainya.

Dengan kondisi tersebut, umumnya permasalahan yang timbul adalah:

a. Tidak jelasnya batas tata ruang pemanfaatan di kawasan danau dan sungai yang

mengakibatkan kerusakan hutan, pendangkalan danau dan sungai secara terus

menerus

b. Tandusnya gunung-gunung di sekitar danau sebagai daerah tangkapan air

mengakibatkan debit air danau dan sungai menurun di musim kemarau dan

banjir di musim hujan.

c. Budidaya perairan danau dan sungai dengan teknik karamba/floating net di

danau dan sungai yang tidak teratur mengakibatkan pencemaran sampah dan

meningkatnya proses penyuburan rumput danau dan sungai yang menyebabkan

tekanan ekologis terhadap habitat beberapa ikan dan biota danau endemik

lainnya, yang terus berlangsung secara intensif.

d. Orientasi komersil masyarakat lokal di kawasan danau dan sungai terhadap

pertanian mengakibatkan monokultur yang tidak ramah lingkungan

e. Tekanan ekonomi secara umum dan kurangnya pemahaman masyarakat lokal

terhadap pelestarian nilai dan potensi sumberdaya alamnya sejak lama

mengakibatkan pengurasan sumberdaya alam dan menurunnya populasi

keanekaragaman hayati endemik di kawasan sekitar danau dan sungai.

Page 21: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

f. Pengembangan daerah pemukiman, pariwisata, dan pembangunan sarana publik

di kawasan sekitar danau dan sungai yang tidak memperhatikan aspek

lingkungan mengakibatkan perusakan ekosistem daerah aliran sungai (DAS)

secara tidak langsung.

g. Pembuangan limbah industri ke perairan (danau dan sungai).

h. Pembuangan limbah rumah tangga (domestik) ke sungai dan danau, seperti air

cucian, air kamar mandi.

i. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.

j. Terjadinya erosi yang membawa partikel-partikel tanah ke danau dan sungai.

k. Penggunaan racun dan bahan peledak dalam menangkap ikan di danau dan dan

sungai.

3. Kerawanan Ekosistem Air Laut

Di sepanjang garis pantai tersebut terdapat wilayah pesisir yang memiliki potensi

sumber daya kelautan meliputi hayati dan non hayati, sumber daya buatan, serta jasa

lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sumber daya hayati

seperti ; rumput laut (sea-weeds), padang lamun (sea-grass beds), terumbu karang (coral

reefs), hutan bakau (mangrove) dan sumber daya non hayati seperti : estuaria, pantai

pasir, pantai berbatu, pulau- pulau kecil, laut terbuka, energi laut dan harta karun yang

berupa muatan kapal tenggelam (BMKT).

Dengan sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat menguntungkan tersebut

ditambah dengan letak Indonesia yang sangat strategis, mengundang banyak pihak untuk

mengeksplorasi secara illegal dan memanfaatkan sumber daya tersebut secara tidak

bertanggung jawab yang dapat merugikan negara dan merusak ekosistem perairan laut yang

ada.

Kerusakan ekosistem perairan laut Indonesia pada umumnya diakibatkan karena

pemanfaatan sumber daya yang tidak terkendali dengan cara illegal seperti :

a. Penangkapan ikan di daerah terumbu karang dengan menggunakan

bahan beracun dan bahan peledak

b. Penebangan bakau untuk bahan baku kertas, arang dan bangunan

c. Konversi lahan pesisir yang dibuka untuk pertambakan, pertanian/perkebunan,

industri dan pemukiman

d. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan pembuangan zat-zat yang

berbahaya dari kapal-kapal

Page 22: Topologi Ekosistem Dan Kerawanannya

e. Reklamasi pantai dan penambangan pasir laut

f. Penambangan karang untuk bahan bangunan atau kapur dan pengambilan

karang hidup untuk tujuan komersial (perdagangan).