Tonsillitis.kiki

10
Tonsillitis A. pengertian Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil palatine yang merupakan bagian dari cincin waldeyer cincin palatin ini terdiri dari susunan kelenjar limfa yang terdapat dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid ) tonsil palatin (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba estachius (lateral dan dinding faring atau gerlachs tonsil) . (). B. Macam macam tonsil. 1. Tonsil akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus,stretococus virdons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebakan oleh virus () Bentuk tonsil akut dengan detrus yang jelas disebut tonsillitis folikularis. Bila bercak bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsillitis lakunaris. Bercak detritus ini dapat melebar sehingga terbentuk membrane semu (pseudomembrane) yang menutupi tonsil. Pada keadaan ini diagnosis bandingnya adalah,tonsillitis difteri,scarlet fever dan angina agranulositosis. a. Tonsil akut dibagi menjadi dua 1) Tonsillitis viral Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab paling tersering adalah virus Epstein barr. 2) Tonsillitis bacterial

Transcript of Tonsillitis.kiki

Page 1: Tonsillitis.kiki

Tonsillitis

A. pengertian

Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil palatine yang merupakan bagian dari cincin waldeyer

cincin palatin ini terdiri dari susunan kelenjar limfa yang terdapat dalam rongga mulut yaitu

tonsil faringeal (adenoid ) tonsil palatin (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah),

tonsil tuba estachius (lateral dan dinding faring atau gerlachs tonsil) . ().

B. Macam macam tonsil.

1. Tonsil akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta

hemolyticus,stretococus virdons dan streptococcus pygenes, dapat juga disebakan oleh

virus ()

Bentuk tonsil akut dengan detrus yang jelas disebut tonsillitis folikularis. Bila

bercak bercak detritus ini menjadi satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsillitis

lakunaris. Bercak detritus ini dapat melebar sehingga terbentuk membrane semu

(pseudomembrane) yang menutupi tonsil. Pada keadaan ini diagnosis bandingnya

adalah,tonsillitis difteri,scarlet fever dan angina agranulositosis.

a. Tonsil akut dibagi menjadi dua

1) Tonsillitis viral

Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab paling

tersering adalah virus Epstein barr.

2) Tonsillitis bacterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A streptococcus beta hemoliticus yang

dikenal sebagai strept thoart., pneumococcus, streptococcus viridian dan streptococcus

piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati.

b. Gejala dan tanda

Gejala dan tanda yang sering ditemukan adlah nyeri tenggorok dan nyeri waktu

menelan,demam dengan suhu tubuh yang tinggi,rasa lesu,rasa nyeri di sendi-sendi tidak

nafsu makan dan nyeri ditelinga (otalgia). Rasa nyeri ditelinga ini karena nyeri alih

(reffed pain) melalui saraf faringius. Pada pemeriksaan tampak tonsil

mmbengkak,hiperemis dan terdapat detritus berbentuk folikel, lacuna atau tertutup oleh

membrane semu. Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan.

c. Terapi

Page 2: Tonsillitis.kiki

Antibiotika spectrum lebar atau sulfonamid,antipiretik dan obat kumur yang

mengandung desinfektan.

d. Komplikasi

Pada anak sering menimbulkan komplikasi otitis media akut. Komplikasi tonsilis

akut lainnya adalah abses peritonsil, abses parafaring,sepsis,bronchitis, nepritis

akut,miokarditis, Mastoiditis akut,artritis, laryngitis, sinusitis,dan rhinitis.

1) Abses peritonsil adalah terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan

palatum mole, abses ini terjadi beberapa harti setelah infeksi akut dan

biasanya disebabkan oleh streptococcus grup A.

2) Otitis media akut merupakan infeksi yang dapat menyebar ketelinga tengah

melalui tuba auditorius (eustachius) dan dapat mengakibatkan otitis media

yang dapat mengarah pada rupture spontan gendang telinga.

3) Mastoiditis akut

Rupture spontan gendang telinga lebih jauh menyebar infeksi kedalam sel-sel

mastoid

2. Tonsillitis membranosa

a. Penyakit yang termasuk dalam golongan tonsil membranosa ialah

1) Tonsillitis difteri

Frekuensi penyakit ini sidah menurun berkat keberhasilan imunisasi pada bayi dan

anak. Penyebab tonsillitis difteri adalah kuman corine bacterium diphteriae kuman

yang termasuk gram positif dan hidung disaluran nafas bagian atas yaitu hidung,

faring dan laring, tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman ini akan menjadi

sakit. Keadaan ini tergantung pada titer antitoksin sebesar 0,03satuan/cc darah dapat

dianggap cukup memberikan dasar imunitas. Hal inilah yang dipakai pada tes schick.

Tonsillitis difteri sering ditemukan pada anak usia kurang dari 20 tahun dan frekuensi

tertinggi pada usia 2-5 tahunwalaupun pada orang dewasa masih mungkin menderita

penyakit ini.

a) Gejala dan tanda

Gambaran klinik dibagi menjadi 3 golongan yaitu gejala umum, gejala local dan

gejala akibat eksotosin.

(1) Gejala umum

Page 3: Tonsillitis.kiki

Seperti gejala infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri

kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan

(2) Gejala local

Yang tampak berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin

lama makin meluas dan bersatu membentuk membrane semu. Membrane ini dapat

meluas ke palatum mole, uvula, nasofaring. Laring, trachea dan bronchus dan

dapat menyumbat saluran nafas. Membrane semu ini melekat erat pada dasarnya,

sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Pada perkembangan penyakit ini

bila infeksinya berjalan terus, kelenjar limfa leher akan membengkak sedemikian

besarnya sehingga leher menyerupai leher sapi (Bull Neck) atau disebut juga

burgemeesters hals.

(3) Gejala akibat eksotoksin

Yang dikeluarkan oleh kuman difteri ini akan menimbulkan kerusakan jaringan

tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai decompensation

cordisk, mengenai saraf kranial menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot-

otot pernafasan dan pada ginjal menimbulkan albuminuria.

b) Diagnosis

Diagnosis tonsillitis difteri ditegakan berdasarkan gambaran klinik dan

pemeriksaan preparat langsung kuman yang diambil dari permukaan bawah

membrane semu dan didapatkan kuman corine bacterium dipteriae.

c) Terapi

Anti difteri serum (ADS) diberikan segera tanpa menunggu hasil kultur,

dengan dosis 20.000-100.000 unit tergantung dari umur dan berat penyakit.

Antibiotika penisilin atau eritromisin 25-50 mg/kgBB dibagi dalam 3 dosis

selama 14 hari.

Kortikosteroid 1,2 mg/kgBB/ hari.

Antipiretik untuk simtomatis.

Karna penyakit ini menular, pasien harus diisolasi. Perawatan harus istirahat

ditempat tidur selama 2-3 minggu.

d) Komplikasi

Page 4: Tonsillitis.kiki

Laryngitis difteri dapat berlangsung cepat, membrane semu enjalar ke

laring dan menyebabkan gejala sumbatan. Makin mudah pasien makin cepat

timbul komplikasi ini.

Miokarditis dapat mengakibatkan payah jantung atau dekompensasio cordis.

Kelumpuhan otot palatum mole, otot mata untuk akomodasi, otot faring serta otot

laring sehingga menimbulkan kesulitan menelan, suara parau dan kelumpuhan

otot-otot pernafasan.

Albuminuria sebagai akibat komplikasi ke ginjal.

2) Tonsillitis septik

Penyebab dari tonsillitis septik adalah streptokokus hemolitikus yang terdapat dalam

susu sapi sehingga dapat timbul epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak

dulu dengan cara pasterisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.

3) Anginga Plaut vincen (Stomatitia ulsero membranosa)

Penyebab penyakit ini adalah kurangnya hygiene mulut, definisi vitamin C serta kuman

spirilum dan basil fusi form.

a) Gejala

Demam sampai 39’ C, nyeri kepala, badan lemah dan kadang kadang terdapat

gangguan pencernaan. Rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi dan gusi mudah

berdarah.

b) Pemeriksaan:

Mukosa mulut dan faring hiperemis, tampak membrane putih keabuan diatas tonsil,

uvula, dinding faring, gusi serta prosesus alveolaris, mulut berbau (foeor ex ore) dan

kelenjar submandibular membesar.

c) Terapi:

Memperbaiki hygiene mulut. Antibiotika spectrum lebar selam 1 minggu. Vitamin C

dan vitamin B kompleks.

4) Penyakit kelainan darah

tidak jarang tanda pertama leukemia akut, angina agranulositosis dan infeksi

mononucleosis timbul di faring atau tonsil yang tertutup membrane semu. Kadang-

kadang terdapat pendarahan di selaput lendir mulut dan laring dan pembesaran

kelenjar submandibula.

Page 5: Tonsillitis.kiki

5) Leukemia akut

Gejala pertama sering berupa epistaksis, pendarahan di mukosa mulut, gusi dan di

bawah kulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan. Tonsil membengkak di tutupi

membrane semu tetapi tidak hiperemis dan rasa nyeri yang hebat di tenggorokan.

6) Angina agranulositosis

Penyebabnya ialah akibat keracunan obat dari golongan amidopirin, sulfa dan arsen.

Pada pemeriksaan tampak ulkus di mukosa mulut dan faring dan di sekitar ulkus tampak

gejala radang. Ulkus ini juga dapat di temukan di genitalia dan saluran cerna.

7) Infeksi mononucleosis

Pada penyakit ini terjadi tosilo faringitis ulsero membranosa birateral. Membrane semu

yang menutupi ulkus mudah di angkat tanpa timbul pendarahan. Terdapat

pemberasaran kelenjar limpa leher, ketiak dan regioinguinal. Gambaran darah khas

yaitu terdapat leukosit mononukleus dalam jumlah besar. Tanda khan yang lain ialah

kesanggupan serum pasien untuk beragluktinasi terhadap sel darah merah domba

(reaksi Paul Bunnel).

8) proses spesifik lues dan tuberculosis

9) infeksi jamur moniliasis

10) aktinomikosis dan blastomikosis

11) infeksi virus morbili,

12) pertussis dan skarlatina

3. Tonsillitis Kronik

Factor predisposisi timbulnya tonsilitiskronik ialah rangsangan yang menahun dari rokok,

beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan

pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. Kuman penyebabnya sama dengan

tonsillitis akut tetapi kadang kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram

negative.

a. Patiologi

Karena proses radang berulang yangtimbul selain epitel mukosa juga jaringan limfoid

terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan

parut yang akan mengalami pengerutan sehingga krifti tampak diisi oleh detritus.

Proses berjalan terus sehinga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan

Page 6: Tonsillitis.kiki

perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsillitis. Pada anak proses ini disertai

dengan pembesaran kelenjar linfa submandibular.

b. Gejala dan tanda

Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata,

kriptus melebar dan beberapa kripti tensi oleh detritus. Rasa ada yang mengganjal di

tenggorokan, tenggorokan dirasakan kering dan nafas berbau.

c. Terapi

Terapi local ditunjukan kepada hygiene mulut dengan berkumur atau obat isap.

d. Komplikasi

Radang kronis tonsil dapat menimbulkan komplikasi di daerah sekitarnya berupa

rhinitis kronik, sinusitis atau otitis media secara perkontinuitatum. Komplikasi jauh

terjadi secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endocarditis, artritis,

myositis, nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria dan furunkulosis.

Tonsilektomi dilakukan ketika terjadi infeksi yang berulang atau kronik, gejala

sumbatan serta kecurigaan neoplasma.

e. Indikasi tonsilektomi

(1) Sumbatan

(a) Hyperplasia tonsil dengan jalan nafas

(b) Sleep apnea

(c) Gangguan menelan

(d) Gangguan bicara

(e) Cor pulmonale

(2) Infeksi

(a) Infeksi telinga tengah berulang

(b) Rhinitis dan sinusitis yang kronik

(c) Peritonsiler abses

(d) Akses kelenjar limfa leher berulang

(e) Tonsillitis kronis dengan gejala nyeri tenggorokan yang menetap

(f) Tonsillitis kronis dengan nafas bau

(g) Tonsil sebagai vocal infeksi dari organ tubuh lainnya

(3) Kecurigaan adanya tumor jinak atau ganas

Page 7: Tonsillitis.kiki

Daftar Pusaka : 1. Pracy R. Sigler J, Steel PM . Disease of the tonsils and adenoid, in; A Short

textbook ear, nose and throat. Second Edition. The English language book society, 1979; 96-106

2. Balenjer JJ. Diseases of the Oropharynx. Otorhinology head and neck surgery. 15 Ed. Lea

Febiger Book. Bartimore , Philadelphia Hongkong, London, munich, Sydney, Tokyo 1995. 236-

44

3. Adam GL Diseases of the Nasopharynx and Oropharynx in Boises Fundamentals of

Otolaryngologi A text Book of ear nose and throat diseases 6 Ed. WB Saunders Co 1969. 332-69