Tokoh Edisi 565/XI

16
Bersambung ke halaman 12 BERITA TERKAIT BACA HALAMAN 3 dan 5 MASA tua tak harus diisi dengan berdiam diri. Orang lanjut usia harus aktif melakukan beragam kegiatan yang dapat berpengaruh terhadap pikiran dan juga kesehatan jasmani maupun rohaninya. Aktivitas tersebut tentu tak mengesampingkan waktu istirahat maupun pola makan secara seimbang. Itulah yang diterapkan di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya. H ampir tiap pagi, para lansia di panti jompo tersebut sibuk beraktivitas. Kegiatan yang diberikan memang cukup membuat kondisi jasmani lansia lebih sehat. “Kami menerapkan beragam kegiatan seperti olah raga pagi, pesantian , dan membersihkan lingkungan panti,” ujar Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya I G.A. Trisnawati. Pihak panti sengaja memberikan program Bersambung ke halaman 12 Mudik (Bagian 6-Habis) Tubuh Mereka hanya Dua Cm PUKUL 03.00 kami me- mulai pendakian ke Ijen. Tujuan kami, menikmati mata- hari terbit di puncak gunung. Hawa dingin merasuk ke tulang sumsum. Semua peng- hangat seperti tak ada guna- nya. “Kita jalan pelan-pelan saja, yang penting sampai,” saran Pak Im. Ada tonggak jarak tiap 100 m di sepanjang jalan yang kami lalui. Pak Im yang menan- capkan tonggak-tonggak itu. Dibandingkan Salma, anakku, dan Nursalim, suamiku, sta- minaku paling buruk. Baru melalui tiga tonggak, napasku sudah tersengal-sengal. Ba- dan terasa teramat lelah. “Santai saja,” kata Pak Im mengingatkan. Meski begitu, aku merasa badan ini benar-benar letih, terlebih sesungguhnya aku alergi dingin. Masker kupakai guna menahan udara dingin yang terhirup melalui hidung. “Aku sepertinya tak sang- gup,” kataku lagi. Dua hari sebelumnya, kami mendaki Gunung Kelud. Aku pikir, pendakian kali ini tenagaku sudah habis terkuras. Aku meminta agar Salma dan Nursalim tetap mendaki se- mentara aku ditemani Pak Im. “Istirahat sebentar, jangan terlalu lama. Kita pasti sampai,” kata Pak Im menye- mangati. Aku seperti mau Nursalim dan Salma saat berhasil tiba di Merapi, Ijen. Bersambung ke halaman 12 Perempuan Tani, Apa Kabar? BANTUAN BIBIT TAK SAMPAI DI TANGAN PETANI KAUM perempuan sebetulnya ujung tombak pertanian di Bali. Wadahnya sudah difasilitasi. Namanya kelompok wanita tani. Namun, kabar pergerakan kelompok wanita tani ini ibarat kerakap, hidup enggan mati tak mau. “Kelompok wanita tani ini konon ada, tetapi mengapa gaung kiprahnya seakan tenggelam. Apa kabar perempuan tani?” ujar pengamat agrowisata I Gusti Kade Heryadi Angligan. P adahal, program pemberdayaan kelompok wanita tani menjadi salah satu sasaran tembak Dinas Pertanian Pro- vinsi Bali. Hal ini sudah di- tegaskan Kepala Bidang Sum- ber Daya Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si. saat menghadiri diskusi komprehensif yang digelar Ko- ran Tokoh bekerja sama dengan KNPI Tabanan dan Baladika Tabanan, Kamis (29/10), di Wa- rung Makan Sawitra Tabanan. Sayangnya, keberadaan kelom- pok wanita tani di Bali tak banyak diketahui suami Ida Ayu Oka kelahiran Denpasar, 18 April 1961, ini. Padahal, mengutip panda- ngan Herry Angligan, keberada- an kelompok wanita tani tak bisa dipandang remeh. Komuni- tas kaum perempuan ini dini- scayakan banyak terlibat inten- sif dalam aktivitas pertanian di perdesaan. Keterlibatan aktif kaum perempuan tani ini dibuktikan melalui aksi terjun di lahan pertanian basah. Akti- vitas mereka dimulai dari proses pembibitan tanaman padi. Ini berlanjut hingga penanaman bibit, pemeliharaan, hingga panen. “Umumnya kaum perem- puan di desa yang melakukan pekerjaan pengolahan gabah menjadi beras,” jelasnya. Namun, program konkret pemberdayaan kelompok wa- nita tani ini justru tak banyak dirasakan komunitas ini. Ini untuk mengantisipasi kemung- kinan gagal panen. Jika kaum petani ini berhasil panen pun belum tentu mereka memiliki akses pasar yang baik. “Akses pasar ini berkaitan harga gabah maupun beras yang jatuh ke tangan pengepul. Biasanya petani hanya bisa mendapatkan harga jual hasil panen yang cukup dipakai untuk modal musim tanam berikutnya. Pada- hal, mereka telah bekerja keras, tetapi hasilnya tak sebanding jerih payahnya,” tandas ayah dua anak, I G.N. Uttarayana Angligan dan I G.N. Narayana Angligan, ini. Masalah bibit produk per- tanian di Bali masih menjadi ganjalan di kalangan petani. Menurut ketua salah satu kelompok tani di Tananan, Ir. I Ketut Arsana Yasa, kalangan petani di daerahnya kerap kesulitan mendapatkan ban- tuan bibit tanaman pertanian. “Pihak pemerintah selalu mengatakan ada program bantuan bibit tanaman per- tanian untuk petani. Tetapi, kenyataannya bibit bantuan PPL Jarang ke Sawah PERAN tenaga penyuluh pertanian lapangan alias PPL tak sehebat orde pemerintahan sebelum reformasi. Instansi pemerintah tetap memfasilitasi keberadaan tenaga penyuluh ini. Namun, aksi penyuluhan ke persawahan petani mulai jarang dilakukan petugas pemerintah ini. “Tenaga PPL sebelumnya rutin mengunjungi sawah kami. Ini mulai musim tanam hingga panen. Bapak penyuluh me- meriksa tanduran kami tiap bulan. Katanya, jika ada hama penyakit yang menyerang tanaman dapat segera diatasi,” tutur Bu Sudiasa (70), petani Subak Benana, Desa Buruan, Kecamatan Penebel, Tabanan. Namun, Men Sudiasa, sapa- an akrabnya, mengaku, sejak beberapa bulan terakhir, tenaga PPL jarang datang ke sawah- nya, walau pembinaan dan rapat rutin tetap dilakukan. Rapat ru- tin yang diadakan petugas PPL di tiap subak membicarakan masalah pupuk, peningkatan produksi, pemasaran, kendala dan upaya mengatasi masalah yang menyangkut hasil pro- duksi pertanian. “Biasanya anak saya yang datang. Kami sudah tua dan tak begitu mengerti bahasa Indone- sia,” kata ibu satu anak itu. Men Sudiasa saat ini resah. “Katanya subsidi pupuk akan dihapus dan harga pupuk urea naik, harganya Rp 300 ribu per kuintal, sedangkan harga gabah per kuintal Rp 200 ribu. Ini belum termasuk biaya obat- obatan pembasmi hama tanam- an. Biasanya kalau ada isu harga naik, pasti lama-kelamaan isu itu benar,” kata Men Su- diasa. Ia mengaku, distribusi pu- puk ke petani selama ini lancar. Pekaseh subaknya selalu memberdayakan anggota- anggota subaknya. Pernyataan Men Sudiasa dibenarkan Nengah Widastra, S.P.K.P., Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Lapangan (BPPL) Kecamatan Penebel. “Pupuk tak akan terlambat diterima petani. Syaratnya, petani ditemani tenaga PPL tak terlambat mengajukan Rencana Petugas PPL terlibat langsung dengan petani di sawah saat panen di Penebel Bersambung ke halaman 12 Ni Putu Swandewi Herry Angligan Ni Nyoman Nilawati Peserta diskusi komprehensif kerja sama Koran Tokoh, KNPI Tabanan, dan Baladika Tabanan di Warung Sawira Tabanan belum lama ini mengupas masalah pertanian di Bali Nengah Widastra I G.A. Trisnawati Warna Indah Panti Jompo tkh/bes tkh/bes

description

Tokoh Edisi 565/XI

Transcript of Tokoh Edisi 565/XI

Page 1: Tokoh Edisi 565/XI

Bersambung ke halaman 12

BERITA TERKAITBACA HALAMAN 3 dan 5

MASA tua tak harus diisi dengan berdiam diri.Orang lanjut usia harus aktif melakukan

beragam kegiatan yang dapat berpengaruhterhadap pikiran dan juga kesehatan jasmani

maupun rohaninya. Aktivitas tersebut tentu takmengesampingkan waktu istirahat maupun polamakan secara seimbang. Itulah yang diterapkan

di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya.

H ampir tiap pagi,para lansia di pantijompo tersebut

sibuk beraktivitas. Kegiatanyang diberikan memang cukupmembuat kondisi jasmani lansialebih sehat. “Kami menerapkanberagam kegiatan seperti olah

raga pagi, pesantian, danmembersihkan lingkunganpanti,” ujar Kepala Panti SosialTresna Werdha Wana Seraya IG.A. Trisnawati. Pihak pantisengaja memberikan program

Bersambung ke halaman 12

Mudik(Bagian 6-Habis)

Tubuh Merekahanya Dua Cm

PUKUL 03.00 kami me-mulai pendakian ke Ijen.Tujuan kami, menikmati mata-hari terbit di puncak gunung.Hawa dingin merasuk ketulang sumsum. Semua peng-hangat seperti tak ada guna-nya.

“Kita jalan pelan-pelan saja,yang penting sampai,” saranPak Im. Ada tonggak jarak tiap100 m di sepanjang jalan yangkami lalui. Pak Im yang menan-capkan tonggak-tonggak itu.Dibandingkan Salma, anakku,dan Nursalim, suamiku, sta-

minaku paling buruk. Barumelalui tiga tonggak, napaskusudah tersengal-sengal. Ba-dan terasa teramat lelah.“Santai saja,” kata Pak Immengingatkan.

Meski begitu, aku merasabadan ini benar-benar letih,terlebih sesungguhnya akualergi dingin. Masker kupakaiguna menahan udara dinginyang terhirup melalui hidung.“Aku sepertinya tak sang-gup,” kataku lagi. Dua harisebelumnya, kami mendakiGunung Kelud. Aku pikir,pendakian kali ini tenagakusudah habis terkuras. Akumeminta agar Salma danNursalim tetap mendaki se-mentara aku ditemani Pak Im.“Istirahat sebentar, janganterlalu lama. Kita pastisampai,” kata Pak Im menye-mangati. Aku seperti mau

Nursalim dan Salma saat berhasil tiba di Merapi, Ijen. Bersambung ke halaman 12

Perempuan Tani, Apa Kabar?BANTUAN

BIBIT TAKSAMPAI DITANGANPETANI

KAUM perempuan sebetulnya ujung tombakpertanian di Bali. Wadahnya sudah difasilitasi.

Namanya kelompok wanita tani. Namun, kabarpergerakan kelompok wanita tani ini ibarat

kerakap, hidup enggan mati tak mau. “Kelompokwanita tani ini konon ada, tetapi mengapa gaung

kiprahnya seakan tenggelam. Apa kabarperempuan tani?” ujar pengamat agrowisata I Gusti

Kade Heryadi Angligan.

P adahal, programp e m b e r d a y a a nkelompok wanita

tani menjadi salah satu sasarantembak Dinas Pertanian Pro-vinsi Bali. Hal ini sudah di-tegaskan Kepala Bidang Sum-ber Daya Pertanian, DinasPertanian Provinsi Bali, Ir. IdaBagus Wisnuardhana, M.Si.

saat menghadiri diskusikomprehensif yang digelar Ko-ran Tokoh bekerja sama denganKNPI Tabanan dan BaladikaTabanan, Kamis (29/10), di Wa-rung Makan Sawitra Tabanan.Sayangnya, keberadaan kelom-pok wanita tani di Bali takbanyak diketahui suami IdaAyu Oka kelahiran Denpasar,

18 April 1961, ini.Padahal, mengutip panda-

ngan Herry Angligan, keberada-an kelompok wanita tani takbisa dipandang remeh. Komuni-tas kaum perempuan ini dini-scayakan banyak terlibat inten-sif dalam aktivitas pertanian diperdesaan. Keterlibatan aktifkaum perempuan tani inidibuktikan melalui aksi terjun dilahan pertanian basah. Akti-vitas mereka dimulai dari prosespembibitan tanaman padi. Iniberlanjut hingga penanamanbibit, pemeliharaan, hinggapanen. “Umumnya kaum perem-puan di desa yang melakukanpekerjaan pengolahan gabahmenjadi beras,” jelasnya.

Namun, program konkretpemberdayaan kelompok wa-nita tani ini justru tak banyakdirasakan komunitas ini. Iniuntuk mengantisipasi kemung-kinan gagal panen. Jika kaumpetani ini berhasil panen punbelum tentu mereka memilikiakses pasar yang baik. “Aksespasar ini berkaitan harga gabahmaupun beras yang jatuh ketangan pengepul. Biasanyapetani hanya bisa mendapatkanharga jual hasil panen yang

cukup dipakai untuk modalmusim tanam berikutnya. Pada-hal, mereka telah bekerja keras,tetapi hasilnya tak sebandingjerih payahnya,” tandas ayahdua anak, I G.N. UttarayanaAngligan dan I G.N. NarayanaAngligan, ini.

Masalah bibit produk per-tanian di Bali masih menjadiganjalan di kalangan petani.Menurut ketua salah satukelompok tani di Tananan, Ir. IKetut Arsana Yasa, kalanganpetani di daerahnya kerapkesulitan mendapatkan ban-tuan bibit tanaman pertanian.“Pihak pemerintah selalumengatakan ada programbantuan bibit tanaman per-tanian untuk petani. Tetapi,kenyataannya bibit bantuan

PPL Jarang ke Sawah

PERAN tenaga penyuluhpertanian lapangan alias PPLtak sehebat orde pemerintahansebelum reformasi. Instansipemerintah tetap memfasilitasikeberadaan tenaga penyuluhini. Namun, aksi penyuluhan kepersawahan petani mulai jarangdilakukan petugas pemerintahini.

“Tenaga PPL sebelumnyarutin mengunjungi sawah kami.Ini mulai musim tanam hinggapanen. Bapak penyuluh me-meriksa tanduran kami tiapbulan. Katanya, jika ada hamapenyakit yang menyerangtanaman dapat segera diatasi,”tutur Bu Sudiasa (70), petaniSubak Benana, Desa Buruan,Kecamatan Penebel, Tabanan.

Namun, Men Sudiasa, sapa-an akrabnya, mengaku, sejakbeberapa bulan terakhir, tenagaPPL jarang datang ke sawah-nya, walau pembinaan dan rapatrutin tetap dilakukan. Rapat ru-tin yang diadakan petugas PPLdi tiap subak membicarakanmasalah pupuk, peningkatanproduksi, pemasaran, kendaladan upaya mengatasi masalahyang menyangkut hasil pro-duksi pertanian.

“Biasanya anak saya yangdatang. Kami sudah tua dan takbegitu mengerti bahasa Indone-sia,” kata ibu satu anak itu.

Men Sudiasa saat ini resah.“Katanya subsidi pupuk akandihapus dan harga pupuk ureanaik, harganya Rp 300 ribu perkuintal, sedangkan harga gabahper kuintal Rp 200 ribu. Inibelum termasuk biaya obat-obatan pembasmi hama tanam-an. Biasanya kalau ada isuharga naik, pasti lama-kelamaanisu itu benar,” kata Men Su-diasa.

Ia mengaku, distribusi pu-puk ke petani selama ini lancar.Pekaseh subaknya selalumemberdayakan anggota-anggota subaknya. PernyataanMen Sudiasa dibenarkanNengah Widastra, S.P.K.P.,Koordinator Balai PenyuluhPertanian Lapangan (BPPL)Kecamatan Penebel. “Pupuktak akan terlambat diterimapetani. Syaratnya, petaniditemani tenaga PPL takterlambat mengajukan Rencana

Petugas PPL terlibat langsung dengan petani di sawah saat panen di Penebel

Bersambung ke halaman 12 Ni Putu Swandewi

Herry Angligan

Ni Nyoman Nilawati

Peserta diskusi komprehensif kerja sama KoranTokoh, KNPI Tabanan, dan Baladika Tabanan di

Warung Sawira Tabanan belum lama ini mengupasmasalah pertanian di Bali

Nengah Widastra

I G.A. Trisnawati

Warna IndahPanti Jompo

tkh/bes

tkh/bes

Page 2: Tokoh Edisi 565/XI

Tokoh2

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Widminarko Wakil Pemimpin Umum/Wakil Pemimpin Redaksi: Roso Daras Pemimpin Perusahaan: IDK Suwantara Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: SyamsudinKelilauw, Ratna Hidayati, Budi Paramartha, IG.A. Sri Ardhini, Lilik, Wirati, Sagung Inten, Tini Dwi Rahayu. Buleleng: Putu Yaniek Redaksi/Pemasaran Jakarta: Diana Runtu, Sri Iswati, M. Nur Hakim NTB: NaniekDwi Surahmi Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman Sekretariat: Kadek Sepi Purnama, Ayu Agustini, K.E. Fitrianty, Putu Agus Mariantara Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers BaliK. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimili (0361) 425373 Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021)5357602 -Faksimili (021)5357605 NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370)639543–Faksimili (0370)628257 Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimili (031)5675240 E-mail: [email protected]; [email protected] Website: http/www.cybertokoh.com; http/www.balipost.co.id Bank: BCA Cabang PalmerahBarat Jakarta, Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 229.3006644 Percetakan: BP Jalan Kepundung 67 A Denpasar.

PenerbitPT Tarukan Media Dharma

Terbit sejak 9 November 1998

K o r a n M i n g g u a n

8 - 14 November 2009

Sampaikan opini Anda Minggu 8 November 2009 dalam acara interaktif “Wanita Global” 96,5 FMpukul 10.00 - 12.00 Wita. Opini dapat juga disampaikan lewat Faksimile 0361 - 420500 dan E-mail

Radio On Line: www.globalfmbali.com, E-mail: [email protected] Anda tentang topik ini dimuat Koran Tokoh 15 November 2009

Putu Wijaya

AspirasiAspirasi

Bersambung ke hlm. 12

PahlawanSiapakah pahlawan itu?Apakah hanya mereka yang

berjuang di masa revolusi merebutkemerdekaan dan sekarang ber-baring di makam pahlawan? Atau,

orang yang seumur hidup mengabdi negara, bangsa dan rakyat tanpamementingkan kehidupan keluarga dan pribadinya?

“Kalau boleh memilih, aku memilih menjadi orang biasa saja, bukanpahlawan,” kata Amat.

Bu Amat mencibir.“Lho kok mencibir?”“Habis, emangnya Bapak itu pahlawan? Kalau Bapak pahlawan,

boleh ngomong begitu. Kalau bukan, itu namanya orang kecewa. Nggakmampu jadi pahlawan, terpaksa bilang enakan jadi orang biasa. Dasar!”

Amat menggeleng-gelengkan kepalanya.“Ibumu itu sekarang susah diajak berunding,” kata Amat kemudian

ngedumel di depan Ami. “Selalu saja salah sangka!”“Kalau bukan salah sangka namanya bukan Ibu!”“O ya? Jadi kamu juga bisa merasakan Ibu kamu itu sekarang

kuno?”“Kalau itu tergantung!”“Baru Bapak bilang enakan jadi orang biasa daripada pahlawan,

mosok ibu kamu itu menuduh Bapak kecewa karena tidak bisa jadipahlawan?”

Ami manggut-manggut.“O begitu?”“Ya! Apa salahnya mengatakan enakan jadi orang biasa daripada

pahlawan. Kan jelas sekali. Kalau sudah jadi pahlawan, hidup orangterbatas. Tidak akan mungkin berbuat edan-edanan lagi seperti orangbiasa. Salah sedikit, langsung dikritik. Kurang tanggap sedikit kontanmau didemo. Payah. Enakan juga jadi orang biasa. Molor tiap haritidak ada yang peduli!”

“Persis!”Amat terkejut.“Kok persis!”“Jelas Bapak kecewa tidak bisa jadi pahlawan!”Amat terdiam. Sebenarnya ia ingin membantah, tetapi tak sanggup,

karena kata-kata itu mengandung kebenaran. Makin dipikir, makinbetul. Dan, makin betul, makin dia merasa dirinya tidak berguna.Dan, akhirnya dia menggeletak di kursi ditimbun kecewa.

“Kenapa bukan dari dulu-dulu aku bercita-cita menjadi pahlawan,”bisik Amat menyesali dirinya, “Kalau sejak puluhan tahun yang laludiniatkan, dicita-citakan, diupayakan sedikit-demi-sedikit, lama-lamakan jadi bukit. Setidaknya setelah setengah abad, ada hasilnya sedikityang dapat menjadi kebanggaan keluarga, terutama anak dan istri.”

Amat tiba-tiba menjadi begitu sedih.“Hidup baru berarti kalau kita punya guna. Dan, berguna itu

ukurannya pada orang banyak. Apa yang sudah aku buat untuk orangbanyak?”

Malam hari Amat masih termenung. Selera makannya hilang. Laludia pamit jalan-jalan mau cari angin. Bu Amat tidak melarang. Diatahu suaminya sedang suntuk. Hanya Ami yang heran.

“Mendung tebal begitu, Bapak kok mau jalan-jalan?”“Paling hujan.” jawab Amat sambil lalu.“Nanti kalau asmanya kumat bagaimana?”“Orang kebanyakan pantas sakit Ami, Bapak orang tak berguna!”Ami ketawa. Ia pikir bapaknya melucu. Baru kemudian, setelah

satu jam Amat pergi dan langit seperti menumpahkan air danau kepersada, disertai angin kencang dan geledek, Ami cemas.

“Kenapa Bapak tadi pergi tak bawa payung, Bu,” kata Ami cemas.Bu Amat tenang saja.“Bapakmu kan biasa begitu.”“Begitu bagaimana?”“Kepala batu.”“Seperti aku ya?”“Lebih kurang!”“Bagaimana kalau ….. , “ Ami tidak berani melanjutkan.Satu jam kemudian, ketika hujan belum juga berhenti, gantian Bu

Amat yang cemas. Ami sudah tertidur di kursi. Buku di tangannyasudah lama tergeletak di lantai. Bu Amat mengguncang.

“Ami! Cari bapak kamu!”Ami terkejut melihat jam sudah menunjuk pukul 10 malam. Hujan

kian deras. Geledek ngamuk.“Cari ke mana?”Bu Amat mengambil dua buah payung dan menyerahkan pada

Ami.“Tanya ke warung atau ke tetangga.”“Tidak mungkin. Kalau di situ pasti sudah pulang.”Bu Amat jadi cemas.“Sudah tahu mau hujan kok pergi-pergi?!”“Ibu sih yang sudah bikin Bapak keki!”“Keki bagaimana?”“Ibu kecewa karena Bapak bukan seorang pahlawan!”Bu Amat mengernyitkan alisnya.“Kamu kok ngomong begitu?”“Bapak kecewa, Ibu melecehkan waktu Bapak bilang lebih enak

jadi orang biasa!”“O itu?”“Bapak kan berhak untuk memilih. Tidak semua orang harus jadi

pahlawan.”“Memang. Makanya lucu kalau bapakmu bilang lebih enak jadi

orang biasa. Kalau pahlawan yang ngomong begitu bagus. Kalau orangbiasa, itu kan hanya mau sombong-sombongan. Apa betul jadi orangbiasa itu lebih enak?”

“Menuru Ibu?”Bu Amat tak menjawab.“Kok nggak dijawab.”Akhirnya Bu Amat mengangguk.“Ya memang lebih enak. Karena kalau bapakmu itu bukan orang

biasa, dia akan menjadi milik masyarakat. Tidak ada waktunya lagiuntuk keluarga. Jangankan ngerokin atau mijitin kaki Ibu, di rumahjuga pasti jarang. Pahlawan itu kan berarti sudah menyerahkan diripada masyarakat. Kalau bapakmu jadi pahlawan, kita pasti akanterbengkalai.”

Ami manggut-manggut.“Kalau begitu sebenarnya Ibu setuju, Bapak jadi orang biasa saja?”Tiba-tiba, Bu Amat mendadak terharu. Matanya berkaca-kaca.

Lalu begitu saja ia menangis. Ami cepat menghampiri dan memeluknya.“Bapakmu itu bukan orang biasa, Ami. Dia pahlawan. Dia

pahlawan kita. Sebentar saja dia tidak ada kita sudah ketakutan. Kalaubapakmu tidak ada akan jadi apa hidup kita. Cepat cari bapakmusekarang. Nanti asmanya kumat. Ayo berdua dengan Ibu!”

Bu Amat langsung membuka payung lalu pergi keluar rumahdiikuti Ami.

Sementara itu, Amat yang mengintip dari kamar bengong. Ia sudahlama pulang, ketika kedua orang yang dicintainya itu tertidur. Ia merasabadannya tiba-tiba segar seperti baru usia 30 tahun. Bukan orangbiasa, tetapi menjadi pahlawan memang sangat menyenangkan,meskipun berat.

Cepat-cepat Amat lari ke belakang rumah berhujan-hujan. Kalauketahuan dia sudah lama di kamar, dia pasti akan dipecat sebagaipahlawan.

Gencarkan Penyuluhan KesehatanBangkitkan Peran Masyarakat

KETIKA tidak merasakanberatnya permasalahan ke-sehatan yang dia hadapi,biasanya masyarakat takacuh terhadap pembangunankesehatan. Betapa sulitnyamendorong masyarakat un-tuk berperan dalam prosespembangunan kesehatan. Inikita rasakan ketika peme-rintah memunyai cukup danauntuk membantu masyarakatuntuk membiayai kebutuhanpembangunan kesehatan,baik pembangunan saranakesehatan, seperti pem-bangunan puskesmas pem-bantu atau puskesmas, mau-pun penyediaan pelayanankesehatan seperti obat-obat-an, vaksin, dan fasilitas gizimasyarakat. Padahal pen-duduk dan pendidikan ma-syarakat yang terus ber-kembang, membutuhkan pe-ningkatan pelayanan ke-sehatan secara kualitatif dankuantitatif, terutama pelayan-an pengobatan dan tindakanmedik. Untuk meningkatkankualitas pelayanan kesehat-an, seiring kemajuan tekno-logi kedokteran terutama dibidang peralatan kesehatan,diperlukan biaya tinggi; di-perlukan biaya cukup besaruntuk memberi pelayanankesehatan trutama kuratif/pengobatan yang di dalam-nya termasuk tindakan medikdan diagnostik. Kalau inidipikul pemerintah sendiri,anggaran pembangunan di

sektor lain akan banyak ter-sedot. Pemerintah bertekaduntuk memberikan fasilitaspelayanan kepada rakyatnyamelalui Jaminan Sosial Nasi-onal, dan khusus di Bali lewatJKBM (Jaminan Kesehatan BaliMandara.). Jika masyarakattidak ikut terlibat berperan/berpartisipasi dalam prosespembangunan kesehatan inidalam jangka panjang peme-rintah akan kewalahan khusus-nya dalam memberikan pe-layanan kesehatan. Contoh,ketika terjadi outbreack rabies,pemerintah kehabisan anggaranuntuk pengadaan VAR, se-hingga ketidaktersediaan VARdi pusat-pusat penanggulang-an rabies dikeluhkan masya-rakat. Padahal jika masyarakatsadar untuk melakukan pen-cegahan agar tidak tergigit an-jing, VAR tidak dibutuhkan.Ketidaksadaran ini mungkinkarena mereka tidak tahu harusberbuat apa untuk mencegahrabies, selain mendapatkanVAR. Atau, mereka tahu perlu-nya menghindarkan diri darigigitan anjing, tetapi tidak mauberbuat untuk melakukan elimi-nasi terhadap anjing karenakasihan pada binatang pelihara-annya, Sayangnya rasa kasih-nya ini tidak diikuti pemeli-haraan yang baik. Maka, di-perlukan peran penyuluhankesehatan untuk membangkit-kan partisipasi masyarakat.

Penyuluhan kesehatan de-ngan sasarannya mengubah

perilaku hidup sehat masya-rakat tidak mudah dilakukanMengubah perilaku memerlukankesadaran, dan memerlukanproses panjang. Oleh karena itutenaga kesehatan di lapangantidak boleh bosan apalagi putusasa melakukan penyuluhankesehatan. Dampaknya akanmenyadarkan masyarakat ten-tang hidup sehat, sehingga me-reka akan berperan-serta dalamproses pembangunan kesehat-an. Mereka tidak melulu me-nuntut pemerintah untukmemenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan; tidak melulumenyalahkan pemerintah ketikaterjadi kejadian luar bisasseperti keracunan makanan,wabah flu burung, flu babi , danrabies. Mereka memunyai ke-sadaran untuk berperan-sertamembantu pemerintah menang-

gulangi masalah kesehatan,mereka menyadari di mana porsimereka dan di mana porsipemmerintah dalam pem-bangunan kesehatan.. Untukmeningkatkan penyuluhan ke-sehatan dibutuhkan biaya ope-rasional petugasnya dan untukmateri penyuluhannya. Oleh ka-rena itu kegiatan penyuluhanharus mendapat dukunganpihak pengambil kebijakan.

Penyuluhan kesehatan me-rupakan program yang efisiendilihat dari aspek kebutuhandana, tetapi boros dari aspekkebutuhan waktu, karena hasil-nya baru akan tampak setelahbeberapa tahun. Namun, nilaihasilnya sungguh sangat ting-gi, karena berdampak pada pro-gram lain. Progam penyuluhanakan berdampak pada programpenyehatan lingkungan, pening-katan gizi masyarakat, immu-nisasi, pengobatan. Hampirsemua keberhasilan programkesehatan didorong keberhasil-an program penyuluhan.

Saatnya sekarang para pe-tugas kesehatan untuk meng-gencarkan penyuluhan. Saranapenyuluhan sekarang berlim-pah, tingkat pendidikan masya-rakat sudah cukup baik, dankepekaan masyarakat terhadapkebutuhan kesehatan mulai di-rasakan berkaitan dengan ter-jadinya beberapa musibah ber-turut-turut, yakni flu burung, flubabi, dan rabies.

Banyak warga masyarakatyang tidak tahu mengapa manu-

sia sakit anjing yang di-bunuh, juga ada pencintaanjing yang belum pahamtentang penularan rabies.Semua itu perlu diberi pe-mahaman.

Di Bali yang pernah di-deklarasikan sebagai bebasrabies, akan bisa menjadidaerah bencana rabies, ka-rena populasi anjing liarsudah demikian banyaknya,dan penularan rabies sudahmeluas. Kita harus beranimengorbankan hobi dan ke-cintaan kita terhadap anjingdemi kecintaan kita terhadapkemanusiaan, dengan me-relakan anjing-anjing liardieliminasi, dengan mem-bantu petugas untuk meng-eliminasinya, atau mau me-ngorbankan sedikit dana dantenaga bagi mereka yangpencinta anjing yang belummelakukan immunisasi ter-hadap anjingnya atau yangbelum mengandangkananjingnya.

Dengan tumbuhnya ke-sadaran masyarakat untukberpartisipasi dalam pem-bangunan kesehatan, palingtidak diharapkan terwujud-nya pembangunan kesehat-an di skup kecil yaitu padadiri sendiri dan keluargadengan menerapkan polahidup sehat.

Made Molin YudiasaPengamat dan Peduli

Kesehatan

Made Molin Yudiasa

Segera IventarisasiTanah Adat di Bali

SENGKETA tanah adat masih dimungkinkan terjadi di Bali. Ada tanah adatyang beralih menjadi penguasaan individu. Ada laba pura masih atas namapribadi. Jika yang bersangkutan meninggal, bisa mewariskan persoalan di

kalangan anak cucunya dan desa adatnya. Apalagi ditambah kasussertifikat ganda. Maka, di Bali perlu segera diadakan iventarisasi tanah

adat.

Demikian pandangan yangberkembang dalam Siaran Inter-aktif Koran Tokoh di Global FMBali 96,5, Minggu (1/11). Topik-nya, “Sengketa Tanah Adat diBali”. Berikut, petikannya.

Perlu IventarisasiTanah Adat

Tanah adat, milik persekutu-an, marga, atau desa. Diatur ke-tentuan hukum adat setempat.Tanah adat di Bali dibedakanmenjadi dua macam. Pertama,tanah yang dikuasai secara ko-munal. Kedua, tanah yang tidakdikuasai individual. Tanah yangdikuasai secara komunal di-manfaatkan dan digunakanuntuk keperluan seluruh kelu-arga masyarakat adat bersang-kutan seperti untuk pasar, setratermasuk tanah laba pura.Tanah yang tidak dikuasaisecara individual tetapi adakaitannya dengan penguasaankomunal, di antaranya tanahpekarangan desa atau tanahayahan desa. Konflik seringterjadi disebabkan model per-alihan dan pemanfaatannya. DiBali, sengketa berkaitan dengan

tanah adat terjadi hampir disemua kabupaten dan terusbermunculan. Semua komponenyang berkaitan dengan peng-aturan atau regulasi tanahsecara umum dan secara adat,harus memunyai komitmen dankonsep yang jelas dalam rangkamenyelesaikan persoalannya.Dari hasil penelitian yang sayalakukan, tanah adat utamanyayang tidak dikuasai individualada yang beralih menjadi tanahindividu penuh. Hal ini menye-babkan ikatan ayahan tidak adaatau terhapus. Pemindahantanah adat tersebut dapat di-lakukan secara bebas oleh pi-hak yang menguasai. Maka,perlu ada inventarisasi tiapdesa adat terhadap tanah adat-nya. Jika tiap desa melakukaninventarisasi, semua warga tahustatus tanah yang dikuasainya.Sekarang banyak tanah bajak-an yakni yang berubah kepe-milikan dari bukan individu keindividu, hilang. Dulu pe-nguasaan tanah adat hanyabersumber pada hak wilayah.Setelah ada undang undangpokok agraria (UUPA),berlaku hak bangsa, hak

negara. Konsekuensinya, ne-gara memunyai kewenanganmelakukan pengaturan per-untukannya. Tanah adat komu-nal di Bali jika diperlukan ne-gara atau pemerintah tidak perludipermasalahkan. Yang pentingdalam konteks hukum, peman-faatan dan peruntukannya tetapmemberikan manfaat pada ma-syarakat di lokasi tanah ter-sebut.

Kasus tanah ayahan seringterjadi karena ada pengalihandari satu individu ke individuyang lain. Ketika terjadi peng-alihan dalam konteks hukummasyarakat, pihak pembeli inginmenyertifikatkan tanah ter-sebut, maka muncul konflik.UUPA memberi izin adanyaperalihan melalui konversi.

Penguasaan dan pemilikantanah adat tampak masih kaburdan tanpa didasari surat. Untukpenguasaan, ada hubungan riilantara subjek dan objeknya.Dalam konteks perkembanganhukum nasional perlu disesuai-kan hingga penguasaan haknyalebih pasti. Sengketa tanah adattidak hanya ada di Bali. Konflikterjadi karena pemerintah me-ngeluarkan surat bukti formaltentang penguasaan. Semen-

tara masyarakat tetap meme-gang konsep pemahaman me-nurut hukum adat.

I Made Suwitra, DosenFakultas Hukum Universitas

Warmadewa

Sinergikan Hukum Adatdan Nasional

Tata cara adat diatur awig-awig tertulis dan tidak tertulis.Esensinya menata kehidupansecara pribadi dan sosial ber-basis etika, moral, yang dijiwaiagama Hindu. Mulai dari kon-sep Trikaya Parisudha, dijabar-kan waktu dan kala-nya olehCatur Asrama, diimplementasi-kan Tri Hita Karana hinggasampai pada tujuan Catur Puru-sa Artha. Dalam sisi berbedatata cara berbangsa dan ber-negara diatur aturan lebih for-mal bernama hukum nasional,hukum positif. Undang-undang Pokok Agraria formatdan pelaksanaannya lebih sis-tematis. Mekanisme birokrasi-nya lebih jelas. Diposisikanmemiliki hirarki lebih tinggidaripada awig-awig. Masalah-nya, bagaimana menjelaskanpada masyarakat, krama adat,bahwa sesungguhnya hukumadat dan hukum positif bisabersinergi. Kenyataannya ma-syarakat adat lebih pahampada hukum adat ketimbanghukum nasional. Kadang adaarogansi masyarakat yangmenganggap tak ada hukumlain selain hukum adat.

Pande, Pandakgede

Saling MengklaimTimbul Sengketa

Sengketa akan muncul jikalebih dari satu pihak salingmengklaim. Di antara yangbersengketa ada yang memilikikepatutan, ada yang tidak. Yangpunya kepatutan ada asal usul,histori, dan legalitasnya.

Ketut Kari

Harus Tertib dan AdilHarus berkoeksistensi yakni

hukum negara dan hukum adatsaling bekerja sama. Tujuanhukum di samping menciptakanketertiban juga memberikankeadilan bahkan manfaat se-besar-besarnya kepada masya-rakat. Hukum dan masyarakat diIndonesia sifatnya plural.Dalam rangka pluralisme hu-kum, bidang sosial bisa diaturlebih dari satu tertib hukum.Pihak atau lembaga negara yangbertugas menyelesaikan per-

soalan sengketa tanah adatharus memiliki pemahaman ten-tang kelegalan pluralisme ter-sebut. Hukum adat dan hukumnegara memiliki kedudukansama. Tidak ada superior. Sam-pai sekarang sengketa tanahdipercayakan pada pemerintahdaerah. Masyarakat lebih per-caya pada guru wisesa untukpenyelesaiannya. Lembagayang dipercaya menyelesaikansengketa harus tidak aprioribahwa hukum negara lebihtinggi. Di pengadilan yangdilihat bukti kepemilikan.Sementara untuk penguasaanhukum adat, bukti tertulis, tidakpernah ada. Badan peradilantertinggi melalui upaya hukumtertinggi memunyai pemikiranlegal strong yang menganggaphukum negara dan adat samahingga ada pembuktian berbeda.

I Made Suwitra

Ada PergeseranPemicu sengketa, ’aku dan

milikku’. Pemicu lainnya pem-beritaan media massa. Pahampola kasih di masyarakat bergeser.Adat yang dibentuk untuk mem-permudah ajaran gama Hindutelah melenceng dari tujuan.

Sridam

Sertifikat GandaOrang asing bisa memiliki

tanah walaupun secara tidaklangsung, dengan meminjamnama lokal tetapi dari luar Bali.Dulu, tidak boleh memilikitanah di luar kecamatan ataudaerah lain. Sekarang orangdari luar daerah pun bisamemiliki dua bahkan tigalokasi. Sementara jika bicaratanah adat dalam lingkup desaadat justru dipersulit. Masalahjuga timbul karena adanyasertifikat ganda. Bagaimanapeluang membela kebenaranbagi masyarakat Bali kalaucara pandangnya berbedakarena dia bukan orang Bali.

Nyoman Karsana, Gatsu

Sertifikat GandaTanggung Jawab BPNBicara tanah adat, aspek

historis tidak bisa dilupakan.Kajiannya sangat lekat dengantahapan waktu. Tanah adatawalnya muncul saat adanyadesa. Saat Rsi Markandya me-rambah hutan kemudian me-lakukan upacara panca datu,dilanjutkan merambah hutan kedua di Desa Taro, Tegalalang.

“Masyarakat di PerdesaanMemerlukan Kehadiran Penyuluh”

Page 3: Tokoh Edisi 565/XI

38 - 14 November 2009 TokohPertanianPertanian

Bali Krisis Tenaga PPLPEMBANGUNAN pertanian di Indonesia takdapat lepas dari peran penting penyuluh pertanianlapangan (PPL). Ini dihidupkan melalui programintensifikasi pertanian besar-besaran sejak era1970. “PPL mendampingi petani danmengenalkan teknologi baru serta mengawalnyadengan baik. Penyuluhan pertanian dikendalikanBadan Penyuluhan Pertanian Pusat yang memilikiinstansi vertikal di masing-masing provinsi sampaipada balai penyuluhan pertanian yang ada di tiapkecamatan,” jelas pengamat pertanian Unud Prof.dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta.

Sejak itu, tenaga PPLada di tiap desa.Pemerintah pun

membentuk Balai LatihanPenyuluhan Pertanian (BLPP) dijajaran provinsi. “Lembaga inimerupakan tempat melaksana-kan pendidikan dan pelatihanbagi PPL. Sebagian besar PPLtamatan sekolah pertanian atas(SPA). Tiap ada program barumereka dilatih di BLPP. Fasilitasmereka sangat diperhatikan,”jelasnya.

Ketika bergulir otonomidaerah tahun 2000, katanya,terjadi perubahan kelembagaanpenyuluhan pertanian. Urusanpenyuluhan pertanian termasukPPL diserahkan kepada daerah.Adanya perbedaan struktur

organisasi dinas yang mena-ngani sektor pertanian di ma-sing-masing kabupaten/kotamenyebabkan perbedaan ke-lembagaan penyuluhan per-tanian. Hal ini, kata Prof.Suprapta, menyebabkan kinerjaPPL mengalami penurunankarena koordinasi yang lemahantar-PPL di tingkat desadengan kecamatan, kabupatenmaupun provinsi.

Saat ini PPL di Baliberjumlah 774 orang yangterdiri 656 PNS dan 118 tenagaharian lepas. Dibandingkanjumlah petani di Bali sekitar600.000., jumlah ini kurangmemadai. “Jangankan di Indo-nesia, Jepang saja sebagainegara maju tetap memerlukan

PPL. Petani di Jepang banyaksarjana. Sistemnya bagus,masing-masing provinsi me-miliki Balai PenyuluhanPertanian dan berdekatan de-ngan Balai Penelitian Pertanian.PPL di Jepang minimal tamatanS1 dan sebagain besar S2,” ujarProf. Suprapta.

Ia menilai untuk memajukanpertanian Bali perlu revitalisasisistem dan kelembagaanpenyuluhan pertanian di Bali.“Dulu sudah bagus, mengapakita malah mundur ke belakang?Sekarang ini sistem dan ke-lembagaan tidak bekerjadengan baik. Sekarang ini adabalai penyuluhan pertanian di

kecamatan, bagaimana peran-nya? Jangan-jangan malahkomputer saja tidak ada,” tegasDirektur Parcasarjana Unud ini.

Untuk memajukan pertani-an, benahi komponen yangterkait seperti PPL. Tenagapenyuluh memunyai penge-tahuan luas, dan keterampilandi bidangnya, serta menguasaiteknologi informasi. Pemerintahperlu merekrut sarjana per-tanian sebagai tenaga penyu-luh pertanian.

Pengetahuan mereka harusrutin diperbaharui sehinggaperlu berdampingan denganlembaga penelitian perguruantinggi atau pemerintah secarakontinu mendapatkan penge-tahuan terkini sesuai masalahyang terjadi di masyarakat.“Petani kita kualitasnya rendahhanya tamatan SD sehinggapendampingan dari PPL sangatdiperlukan,” tegasnya.

Faktanya, semua kegagalanyang terjadi dalam semualingkup pembangunan karenakurangnya pendampingan. Halini, menunjukkan peran penyu-luh sangat penting. KebutuhanPPL tergantung kondisi daerahmasing-masing. Apakah kon-sentrasi ke perkebunan, per-ikanan, peternakan, atau per-tanian pangan. Ia menyarankanmasing-masing PPL hendaknyamemiliki spesifik keterampilansesuai bidangnya. “Agarsemua sistem ini berjalandengan baik, pemerintah perlumenyiapkan anggaran danauntuk pertanian,” saran Prof.Suprapta. —ast

Prof. Suprapta

Bekali PPL Ilmu KomunikasiPERAN Petugas Penyuluh

Lapangan (PPL) pada erasebelum reformasi diakui sangatstrategis. Mereka banyakmemberi kontribusi dalampengembangan pertanian.Selain itu, PPL juga menjadiandalan pemerintah dalammelakukan sosialisasi program-program pertanian.

Namun, pascareformasiperan PPL mulai dilupakan.Mudahnya arus informasimembuat PPL seperti diabaikan.Padahal, misi mereka untukmembantu pengembanganpertanian tak bisa dianggapenteng. “Dulu PPL sangatdiperlukan petani. Peran PPLsebagai perpanjangan tanganpemerintah dalam mengem-bangkan pertanian sudah terujidan terbukti. Petani jugasangat percaya dengan PPLkarena PPL sudah memberikanteori dan praktik langsung didemplot atau kebun percon-tohan,” ungkap I Gusti NgurahGde, mantan Kepala BITDyang juga pengamat sosial.

Ia menambahkan, petanilebih baik melihat satu kalidaripada membaca seribu kali.Dengan melihat langsung,petani menjadi lebih mudahmeresapi. Mereka juga bisamengefektifkan waktu dantenaganya dalam mengem-bangkan komoditas pertanian.Daripada mencoba-coba ber-bagai bibit, lebih baik meng-ikuti contoh yang sudah adadan sudah terbukti.

Dalam melakukan sosia-lisasi, PPL biasanya langsungmemberikan contoh termasukbibit yang akan ditanam. Selainitu, mereka juga bisamenjelaskan secara langsungapa yang seharusnya dilaku-kan petani untuk mendapatkanhasil yang maksimal. Petani punlebih mudah bertanya jika adahal-hal yang belum dipahami.“Komunikasi inilah yangsangat penting untuk men-dukung pencapaian target dibidang pertanian. PPL punperlu dibekali dengan ilmu

Petani PerluPenyuluh Pemasaran

TENAGA penyuluh yangtersebar di masing-masingkecamatan, saat ini dirasasemakin surut. Kalaupun ada,rasio tidak memadai denganjumlah desa yang ada.Kemungkinan ini disebabkantak adanya lagi pencetakantenaga penyuluh baru untukmenggantikan tenaga penyuluhyang pensiun.

Dalam pengamatan mantanKepala Sanggar KegiatanBelajar, Denpasar Selatan(sekarang BPKB-Balai Pe-ngembangan Kegiatan Belajar)I Gusti Ngurah Oka, S.H.,sekitar tahun 96, tiap desa dikecamatan, ada satu orangtenaga penyuluh pertanian,satu orang penyuluh kesehatan,satu orang penyuluh per-industrian, dll. Namun, mele-wati tahun itu ketika masukmasa pensiun, petugas-petugaspenyuluh itu dilihatnya sudahberkurang.

Idealnya, pada satu ke-camatan itu ada satu tenagapenyuluh pertanian, satupenyuluh kesehatan, satupenyuluh perindustrian, dll.Namun, harus dilihat dulu segiaspek pencaharian masyarakatyang ada. “Jika ada tiga aspek,maka ada tiga penyuluh yangdiperlukan masyarakatsetempat,” ujar I Gusti NgurahOka, mantan penilik pendidikanmasyarakat kecamatan Megwiyang bertugas memberikanpendidikan kepada masyarakatdengan merekrut/menghimpuntenaga-tenaga penyuluh.

Pada satu aspek pencaha-rian masyarakat, misalkanperindustrian, menurut NgurahOka ini sangat memungkinkanuntuk dipecah lagi menjadibebrapa unit industri, demikianhalnya dengan pertanian,perkebunan, maupun yang lain.“Semua ini kebijakan instansimasing-masing. Mereka harusmengadakan penelitian studikelayakan ke desa. Apa yangada di sana, penyuluh itu yangdipersiapkan. Ini harusdibedakan, karena banyakseginya. Kelompok ini namanyapenyuluh lapangan,” ujarnya.

Mantan Kepala PendidikanMasyarakat kabupaten Badungini mengisahkan pengalaman-nya tahun 1970an saat me-nanam padi unggul di desakelahirannya Dalung, ke-camatan Kuta Utara kabupatenBadung. Ada seorang tenagapenyuluh bernama MadeSonder memberikan teknis carabertani yang baik. Usahapenyuluh itu berhasil, hasilpanen padi masyarakat Dalung

waktu itu sangat melimpah.Sayang, pembelinya tidak ada.“Bulog sampai tak bisa me-nampung hasil panen padi dandihargai sangat murah,”kisahnya. Karenanya, KepalaPusat Latihan PendidikanMasyarakat kabupaten Badung(tahun 1970-1976) itu me-ngatakan penyuluhan pertaniantak sekadar memberikan pe-nyuluhan tentang teknisbertani, tapi harus sampaimemberikan penyuluhan pe-masaran, jangan sampai ter-putus.

Penyuluhan sesungguhnyamerupakan proses pendidikanmasyarakat bersifat nonformal.

Pelaksananya (penyuluh)adalah petugas teknis lapanganyang memiliki suatu keteram-pilan/pakar/praktisi segi matapencaharian. “Petugas lapa-ngan itu memberikan semacamketerampilan untuk meningkat-kan mata pencaharian masya-rakat,” ujarnya mengaskan.

Sasaranya adalah masya-rakat untuk dapat diarahkanberbuat sesuatu yang di-inginkan petugas agar bisamengikuti petunjuk-petunjukyang merupakan suatu ke-terampilan untuk mengangkattaraf hidupnya. “Mungkin, saatini pendidikan penyuluhankurang dari instansi. Selain

kuantitas, instansi terkait jugaperlu meningkatkan kualitaspenyuluh agar tepat sasaran,”ujar Ngurah Oka yang masihaktif sebagai Sekretaris YPLPIKIP PGRI Bali. —ten

LUAS kabupaten Tabanan adalah 83.933 hektare. Dari luas itu, luas lahan pertaniannya 62.507hektare. Data terakhir yang dipegang Dinas Pertanian kabupaten Tabanan menyebutkan lahanpertanian ini terdiri dari lahan sawah 22.562 hektare, dan lahan bukan sawah 39.945 hektare. Dariluas wilayah 83.933 hektare itu, lahan bukan pertanian ada 41.436 hektare. Karena melihat potensiinilah, kabupaten Tabanan dikenal dengan sebutan lumbung beras.

Pengembangan produk pertanian ini dibagi pada beberapawilayah. Untuk dataran tinggi terutama di Baturiti, difokuskantanaman holtikultura terutama sayuran. Di daerah Pupuan,Selemadeg, dan Selemadeg Barat lebih banyak dikembangkantanaman buah-buahan. “Bahkan di Pupuan, produksi salak gulapasir sudah menyamai produksi salak Karangsem, termasukmanggis dan durian,” ujar Suweta dari Dinas Pertanian Tabanan.

“Wilayah Marga dan Petiga dijadikan sentra tanamanhias,yang setiap harinya mampu mendatangkan lima truk engkelpencari tanaman hias,” jelasnya.

Tanaman jenis palawija difokuskan di daerah dataranrendah. Jagung di daerah Kerambitan dan Selemadeg Timur,kedelai di daerah Kediri.Di pertengahan adalah hamparan sawah.

Sementara belum memiliki satu kawasan khusus untukpenanaman tanaman upakara, Dinas Perkebunan Tabananmembentuk KWT (kelompok wanita tani) di setiap rumah yangdiharapkan masing-masing keluarga itu minimal menanam 3sampai 5 jenis tanaman yang diperuntukkan kepentinganupakara agama, seperti jepun cendana atau jepun sudamala.

–ten

Marga dan PetigaPusat Tanaman Hias

I Gusti Ngurah Oka

KOMODITAS perkebunan yang kerapmenjadi bahan upacara bagi umat Hindu di Baliadalah bambu, tebu, dan kelapa. Bambu memilikisentra pengembangan di Angseri, selain masihhidup di pinggir-pinggir kali. Sedangkan tebudiakui Kasi Benih Bidang Produksi DinasPerkebunan Tabanan, Agung, masih belumterpusat.

Khusus tanaman kelapa, Dinas PerkebunanTabanan juga telah mengarahkan masyarakat takhanya memanfaatkan janur dan buahnya untukkeperluan upakara. Tapi juga mengolahkomoditas yang dari akar sampai daunnya bisadipergunakan ini. “Misalnya, akarnya bisa

dipakai keset,” ujar Agung menyontohkan.Komoditas-komoditas hasil olahan Tabananseperti teh, kopi, dan sari kepala juga bisadisuguhkan pada acara-acara pertemuan.

Namun di sisi lain, rupanya keberadaanpohon kelapa yang biasanya tumbuh bagus didaerah pesisir pantai terkena imbas pariwisataseperti alihfungsi lahan sampai susahnyamencari benih untuk bibit karena kelapa yangmasih muda sudah banyak dikonsumsi. Daripemantauan Dinas Perkebunan Tabanan, selainuntuk kebutuha pariwisata ternyata buah kelapabanyak dikirim ke luar Bali. Sementara Balibanyak mendatangkan janur dari luar Bali.

Dinas Perkebunan sebagai penyedia bibitdan lahan baru pun tak bisa berbuat banyak.Selain kesulitan mencari benih untuk bibit,persoalan yang muncul adalah para petani taklantas membudidayakan bibit yang telah diberikanitu sesuai harapan. “Ada yang menjadikan bibitini bonsai, ada juga yang dijual ke hotel untuktanaman hias dan tidak dibiarkab berproduksi,”ujar Agung.

Dinas Perkebunan sendiri menyediakan bibitkelapa rata-rata untuk luasan 25 hektare. Dari 5.000bibit yang disalurkan, setelah ditinjau 3 tahunberikutnya hanya tersisa setengahnya. –ten

BibitDibonsaiSikap Petani Terima

Bibit Pemerintah

Peserta dan narasumber diskusi komprehensif membahas masalah pertanian di Bali yang digelar kerjasama Koran Tokoh, KNPI Tabanan, dan Baladika Tabanan di Warung Sawira Tabanan belum lama ini

Suweta

I Gusti Ngurah Gde

I Gusti Made Adi

komunikasi selain kemampuanteknis yang mumpuni di bidangpertanian,” tandas mantanKakandep Penerangan Karang-asem dan Badung ini.

Hal senada diungkapkan IGusti Made Adi, petani di subakMambal. Ia mengatakan peranPPL sangat diperlukan petani.“PPL merupakan petugaspenyuluh yang bisa diajakberdiskusi oleh petani. Merekabisa dimintakan saran. Namun,ini menjadi tantangan juga bagiseorang PPL karena merekaharus benar-benar menguasaibidang pertanian,” tandaspensiunan BRI ini.

Ia menambahkan petanisering mendapat banyaktambahan pengetahuan dariPPL. Ini tentu bermanfaat dalampengembangan komoditaspertanian. Adi juga meng-ungkapkan kerja sama petani,PPL, dan BRI Unit Desa yangpernah dilakukan tahun 1969hingga 1980-an. Ketika itu, PPLbertugas memberi bimbingansecara teknis sedangkan BRImelalui program BimbinganMassal (Bimmas) memberikandukungan kredit untuk saprodiseperti bibit dan pupuk. “Pro-gram sinergi ini sangat mem-bantu petani dalam meningkat-kan hasil pertanian,” ujar alum-nus Fakultas Ilmu KomunikasiUniversitas Dwijendra ini.

Pascareformasi, keberadaanPPL sedikit demi sedikit mulai

hilang. Ngurah Gde mengatakansalah satu dugaan adalahdiberangusnya hal-hal yangberbau penerangan. Padahal halitu tidak sepenuhnya benar.“Jika yang di orde baru itubermanfaat bagi petani kenapaharus dihapus. Saya yakinpetani masih memerlukan PPLasalkan SDM PPL itu benar-benar mumpuni,” tandas priaasal Carangsari ini.

Mengenai sinergi sepertiyang disampaikan Adi, NgurahGde mengatakan memang ada.Dinas Penerangan merupakanlembaga general informationyang bertugas menyerbar-luaskan informasi ke petani.Untuk urusan teknis, masing-masing bidang yang berkom-peten yang menanganinya.

Ia juga menyinggung Ke-lompok Pendengar, Pembacadan Pirsawan (Kelompencapir)yang dulu marak di desa-desayang beranggotakan petani.Selanjutnya berkembang men-jadi Kelompok Pendengar,Pembaca, Pemirsa, dan Penulis(KP4). “Sekarang pun KP4 inibisa diaktifkan lagi denganmenonjolkan sisi penulis.Petani kan punya pengalamanyang bisa ditulis. Ini bisadisebarluaskan kepada petanilainnya, apalagi teknologisekarang sudah canggih,” tegasNgurah Gde. —wah

tkh/bes

tkh/bes

Page 4: Tokoh Edisi 565/XI

8 - 14 November 2009Tokoh4

Suara Perempuan MenentukanKemenangan Dalam Pilkada 2010

SUARA perempuan sangat menentukandalam pemenangan pilkada di limakabupaten di Bali tahun 2010.

Perempuan merupakan warga negara yangmemunyai hak dan kewajiban yang sama denganwarga negara laki-laki. Jumlah perempuan yangmemunyai hak suara dalam pemilu setengah dariseluruh pemilih. Dalam pilkada satu hak suara,laki-laki maupun perempuan, sangat pentingkarena kemenangan dicapai jika mendapatkansuara 50% + 1. Artinya, satu suara sangatmenentukan kemenangan. Demikian pendapatKetua LSM Bali Sruti Ir. Luh Riniti Rahayu, M.Si.

Untuk itu, kata Riniti, paracalon pemimpin daerah perlumenjaring suara perempuanlewat visi dan misinya yangmenarik minat perempuan danlewat media massa yang telahmenjadi bacaan utama perem-puan. Kandidat hendaknya jugamemperhatikan kebutuhanperempuan yang juga merupa-kan kebutuhan anak-anak dankeluarga. “Untuk menjaring su-ara perempuan para kandidathendaknya memahami per-masalahan perempuan yang jugamerupakan permasalahan akarrumput, seperti jaminan ke-sehatan perempuan dan keluar-ganya, pendidikan yang murahbagi anak-anak, keadilan antaralaki-laki dan perempuan di depanhukum, jaminan lansia, danmengurangi kekerasan yangdialami perempuan,” papar Riniti.

Solusi terhadap permasalah-an tersebut hendaknya di-kemas melalui program ber-manfaat bagi kaum perempuandan keluarganya. Riniti ber-pandangan kemampuan timsukses untuk berkampanyejuga sangat berperanan. “Pro-gram tersebut hendaknya di-sampaikan juru kampanye yangmampu menarik simpati kaumperempuan sehingga merekaberkeputusan memilih kandidat-

nya dalam pemungutan suara,”kata Riniti.

Perempuan Berhaktidak MemilihDi tempat terpisah, Ketua

Pusat Studi Wanita Unud Dra.Luh Arjani, M.Hum. mengata-kan persoalan-persoalan yang

dihadapi keluarga umumnya,seperti kesehatan, pendidikan,akses terhadap pangan yangbermutu dan harganya ter-jangkau, penyediaan lapangankerja, transportasi yang aman,ketersediaan listrik denganharga terjangkau, air bersih,bahan bakar seperti minyak ta-

nah, adalah hal yang dekat de-ngan minat perempuan. Isuyang khas perempuan antaralain kekerasan dalam rumahtangga dan kesehatan repro-duksi. “Kini tugas parpol dankandidatnya menyiapkan calonyang terbaik dalam pilkada 2010yang mampu memberikan solusi

terhadap permasalahan perem-puan dan keluarga, untuk me-narik simpati suara perempuan,”ujarnya.

Para kandidat boleh saja ber-promosi menjanjikan berbagaifasilitas kepada publiknya saatberkampanye. Tetapi, kaum pe-rempuan juga berhak tidak me-milih mereka jika isu yang di-angkat tidak terkait kebutuhanperempuan dan keluarga. Jikakandidat mengangkat isu perem-puan dalam kampanyenya, itulangkah awal ketertarikan kaumperempuan terhadapnya. Seka-rang kaum perempuan tidakhanya menginginkan pemimpinyang simpatik dan berkarisma,namun menghendaki pemimpinyang berwawasan luas, antaralain berwawasan gender.

Diskriminasi PerempuanPengamat politik dari

UNDIKNAS University Prof.Dr. Nyoman Budiana, S.H.,M.Si. mengatakan perempuanwarga negara yang memiliki hakdan kewajiban sama denganlaki-laki. Menurutnya kandidat

Cok Atmadja Riniti Rahayu

SEPUTARKITA

Wisuda Susan BudihardjoBusana hasil rancangan para siswa Lembaga Pengajaran

Tata Busana Susan Budihardjo, Bali dipamerkan oleh paramodel dalam acara “Annual Fashion Show 2009, About Green”,Minggu (1/11) di Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur. Selaindari para murid Susan Budihardjo Bali, ditampilkan pula busanahasil desain para siswa Susan Budihardjo Jakarta. Acaratersebut merupakan rangkaian kegiatan wisuda para siswaSusan Budihardjo Bali, yang tahun ini meluluskan 10 orangsiswanya. Mereka diwisuda langsung oleh Ketua SusanBudihardjo pusat Susana Aulia. Dalam wisuda ini jugadiumumkan Katana Juliana sebagai lulusan terbaik ketiga,Tenne Wijaya terbaik kedua sekaligus pemenang lombabusana miniatur, serta Wenda Setiono sebagai lulusan terbaikpertama. —tin

yang bertarung dalam pilkadaharus memunyai wawasan luasdan cerdas. “Untuk menjaringsuara perempuan para kandidatsebaiknya mengangkat isuseperti diskriminasi pendidikanterhadap perempuan dan anak,diskriminasi perempuan terkaitjabatan, diskriminasi pembagianharta warisan bagi perempuanBali,” kata Prof. Budiana.

Sementara itu Ngurah RaiTjok Gede Atmadja mengatakandalam pilkada semua wargayang memunyai hak suara harusmenjadi perhatian parpol ataukandidat, laki-laki maupunperempuan.

Di tengah perkembanganteknologi dan informasi se-

karang ini kaum perempuansudah banyak yang maju.Mereka tidak saja bergelut dalambidang domestik, sudah masukdalam ranah publik di bidangpolitik dan sosial. Perempuansudah mampu menentukan pilih-annya. “Calon pemimpin tidaklagi hanya mengandalkankarismanya. Dalam era demokrasiini, semua orang sudah berpikirrasional. Kandidat harus me-nyentuh dan memahami kondisireal dari kekuatan pemilih.Seperti persoalan yang dihadapikaum perempuan. Program yangdibuat harus mampu menyentuhtatanan kehidupan perempuan,”kata Rektor Universitas NgurahRai ini. —ast

PolitikPolitik

Page 5: Tokoh Edisi 565/XI

58 - 14 November 2009 Tokoh

Politeknik Negeri Bali Launching Schneider Training Center

Tingkatkan Kualitas PelayananPOLITEKNIK Negeri Bali

(PNB) senantiasa menghasil-kan lulusan yang berkompe-ten dalam bidangnya. Salahsatu wujud nyata bekerjasama dengan pihak industrimendirikan Unit Kerja Samadan Hubungan Internasional.PNB sebagai perintis kerjasama dengan pihak industriakan mengadakan kegiatanlaunching schneider trainingcenter untuk Bali dan Indone-sia Timur, yang bekerja samadengan PT Schneider ElectricIndonesia dan Asosiasi ChiefEngineer (ACE) Bali. Ke-terampilan yang ditawarkanantara lain power quality,power monitoring, motor staterdan energy benchmarking.Pelatihan ini ditawarkan ke-pada masyarakat industriuntuk meningkatkan keteram-pilan dan keahlian khususdalam mempersiapkan danmeningkatkan SDM di bidangindustri.

Agenda PelatihanPelatihan bagi pelatih

atau TOT (training of thetrainer) telah diselenggarakanPT Schneider 15 September2009. Pelatihan ini melatih

para trainer dalam bidangenergi listrik yang nantinyasiap memberi pelatihan ke-pada staf teknisi maupunmasyarakat industri yang mem-butuhkannya. Jumlah pesertayang ikut pelatihan 13 orang.

Setelah TOT berlangsungdengan sukses, PNB, PTSchneider Indonesia, dan ACEBali akan melaksanakanpelatihan bagi para teknisi danmekanik yang berasal dariberbagai perusahaan padatahap satu yaitu pada 12-14November 2009 (tiga hari)mulai pukul 08.00 – 17.00 diRuang Training Center TeknikElektro Politeknik Negeri Bali.

Pelatihan ini ber tujuanmenghasilkan tenaga kerjakhususnya engineer terdidikdan berkompeten di bidanginstalasi listrik dalam rangkameningkatkan kualitas pe-layanan di sektor perhotelan.Keterampilan yang ditawarkandalam pelatihan ini sepertiteori power quality yang didalamnya terdapat materisegitiga daya, perbaikan faktordaya, capasitor bank, powerfaktor; teori power monitoring,power management solutionfor industry, power meter.

Praktik pemasangan danmemprogram power monitoringuntuk beban motor DOL (directon line), pemasangan danmemprogram power monitoringuntuk beban motor star deltastarter. Teori inverter, sepertiinverter, variabel speed drivebasic, soft starter vs variablespeed drive, schneider electricvariable speed drive, altivar 11,altivar 31, altivar 61/71 denganpraktik seperti pemasangandan memprogram inverter

(altivar) pada motor direct online, pemasangan dan mem-program inverter (altivar) padamotor star delta starter. Materihotel energy benchmarkingagar peserta mampu membuatlaporan penggunaan energiyang sesuai standar, mampumenganalisa, dan menghitungkonsumsi energi tiap hotel.Pelatihan bidang energi danelektrik ini dapat menjadiagenda tahunan dan ber-kembang mengikuti perkemba-ngan teknologi.

Profil PNB, Schneiderdan ACEPoliteknik Negeri Bali me-

rupakan perguruan tinggivokasi yang bertujuan men-cetak tenaga kerja yang sesuaidengan kebutuhan industridan pasar kerja. PNB dituntutmembangun kerja sama yangkuat dengan unsur industri dandunia kerja sehingga sistemlink and match dapat di-terapkan secara optimal. Untukmewujudkan hal tersebut,strategi yang ditempuh PNBdengan membangun kemitra-an yang harmonis denganpara pemangku kepentinganyang meliputi instansi pe-merintah terkait, masyarakatindustri, masyarakat umum,dan sesama perguruan tinggi.

Di samping menekan ke-senjangan antara dunia pen-didikan dan dunia kerja, tujuan

Informasi pendaftaran pelatihanUnit Kerja Sama dan Hubungan Industri

Politeknik Negeri Bali, Jalan Kampus Bukit JimbaranBadung Bali. Telepon (0361) 703010, (0361) 7923053,

contact person Ketut Ta HP. 081338430135 ataufaksimile (0361) 703010. Pos-el: [email protected].

utama kemitraan ini untukmemberdayakan dan meng-olaborasikan potensi Politeknikdengan potensi yang dimilikipara mitra kerja untuk men-dukung berbagai upaya pe-ningkatan kualitas SDM.Melalui hubungan kemitraandiharapkan arah pembangun-an program pendidikan Politek-nik memiliki sinergi yang kuatdengan arah pembangunandan perkembangan teknologi/industri sehingga lulusan yangdihasilkan benar-benar mam-pu mengisi atau menciptakanlapangan kerja. Lulusan mam-pu bersaing dalam memasukiera global sehingga tidak akanmenambah angka pegang-guran.

Unit Kerja Sama dan Hubu-ngan Internasional terbentukdengan tugas utamanya mem-berdayakan semua potensiyang dimiliki PNB untukmeningkatkan mutu pelayananbaik kepada internal customer(civitas akademika) maupunkepada external customer.Peningkatan mutu pelayananbagi internal customer lebihdiarahkan untuk dapat meng-hasilkan lulusan yang ber-kualitas dan mampu mengisiatau menciptakan lapangankerja sendiri. Unit Kerja Samadan Hubungan Internasionalpada sub-unit Job Placementdan Career Center setiaptahun melaksanakan bursakerja di kampus PNB denganmengundang perusahaan baikyang berskala lokal, nasionalmaupun internasional.

Dalam program kerja unitkerja sama terdapat juga be-berapa kegiatan yang me-nunjang terbangunnya kerjasama yang terikat ke dalam

MoU dan MoA dengan ber-bagai pihak seperti institusilembaga pendidikan dan pihakindustri. Salah satu perjanjianyang sudah berjalan antaraPoliteknik Negeri Bali adalahdengan PT Schneider Indone-sia dan Asosiasi Chief Engi-neer Bali, yang fokus me-laksanakan pelatihan bidangengineering.

PT Schneider Indonesiaadalah sebuah perusahaanterkemuka di dunia yangmemproduksi dan menjualproduk peralatan listrik yangbermerek Merlin Gerin, Tele-mecanique dan Square Dyang berkualitas tinggi sertamenjunjung tinggi layanansecara prima kepada parapelanggan di seluruh Indone-sia.

Asosiasi Chief EngineerBali (ACE) adalah salah satuperkumpulan non-profit yangbertujuan untuk mengembang-kan para ahli-ahli teknik yangandal dan siap pakai dalamdunia kerja. Maksud dantujuan kerja sama antara PNBdengan PT Schneider danACE adalah untuk mem-berikan pelatihan kepadakonsumen PT Schneider Indo-nesia dan pihak-pihak lain

yang membutuhkan denganmenggunakan sarana/pra-sarana serta instruktur dariPNB dan tenaga praktisi dariACE Bali yang telah men-dapatkan pelatihan khususdengan sertif ikat dari PTSchneider Electric Indonesia.Selain itu, untuk mengem-bangkan sumber daya ma-nusia yang berkualitas dilingkungan Politeknik NegeriBali dan Asosiasi Chief En-gineer Bali dalam kaitannyadengan PT Schneider Elec-tric Indonesia selaku pro-dusen produk.

Politeknik Negeri Balisudah menjadi tempat ujikompetensi dalam berbagaiketerampilan seper ti TUKPariwisata, TUK TeknisiAkuntansi, TUK RASP (Re-frigeration and Air condition-ing Study Program), TUKGDS (Global DistributionSystem) Abacus/Apollo danTUK KKPI (keterampilankomputer dan pengelolaaninformasi). Selain itu Pol-iteknik Negeri Bali sudahmenjadi tempat BadanSertif ikasi Keterampilan(BSK) di bidang teknik sipildan arsitektur. –adv/ast

Simulasi alat pelatihan TOT Scheider Training Center di PNBKetut Ta (kedua dari kiri) dan Ketua ACE Bali Made Sumantra ( ketiga

dari kiri).

Pelatihan Schneider Training Center di PNB

Peserta pelatihan TOT Schneider Training Center

HUT ke-59 IDI

Sebanyak 15 DokterTerima ‘IDI Award’

TAHUN 2010 saat perdagangan bebas,industri kesehatan juga kena imbasnya. Paradokter asing bebas masuk ke Indonesia danakan terjadi persaingan global. Para dokterIndonesia diharapkan tidak kalah saing danmemenangkan kompetisi. Untuk itu, diperlukanupaya meningkatkan profesionalisme paradokter. Demikian diungkapkan dr. HariyasaSanjaya, Sp.OG, Ketua Peringatan HUT ke-59 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) CabangDenpasar, Minggu (1/11).

IDI memiliki kewenangan dalam pem-binaan dokter di Indonesia, mendapatdukungan kuat dalam penentuan sertifikasiizin praktik dokter. Selama ini pengurus IDImasih sungkan tidak mau menggunakankewenangan tersebut karena menganggapdokter lain teman sejawat. “Contohnya masihbanyak anggota IDI yang tidak membayariuran bertahun-tahun dan tidak menghadirikegiatan organisasi,” ujar Ketua Pengemba-ngan Pendidikan Keprofesian BerkelanjutanIDI Denpasar. IDI telah melakukan kegiatanilmiah yang bermutu dan gratis untuk satuankredit profesi yang digunakan memperpanjangsurat izin praktik.

Untuk mengenang para dokter pendahuluyang telah berjasa dalam pengembanganpendidikan kedokteran di Bali Prof. Dr. I Gst.Ngr. Gde Ngoerah, Sp.S., Prof. Dr. RM.Moerdowo, dr. Ketut Nurkarna, Sp. B., Sp. OT,Prof. dr. Sudaryat, Sp.A (K). diadakan satu

kuliah umum.Sebagai penghargaan kepada dokter yang

berprestasi dan berdedikasi, IDI menyerahkanIDI Award. Ada 14 kategori, tujuh kategori PBIDI, dan tujuh kategori inisiatif IDI Denpasar. Dr. IGst. Lanang Made Rudiartha, MHA. peraihpenghargaan di bidang manajemen kesehatandan rumah sakit, Prof. Dr. Made Kornia K. Sp.OG.(K) peraih penghargaan aktivis bidangpendidikan dan pemberdayaan kesehatanmasyarakat, Prof.Dr. dr. Wimpie Pangkahila,Sp.And,FAACS peraih penghargaan inovasipendidikan kedokteran, Prof. Dr. I B. GdeManuaba, Sp.OG. (K) peraih penghargaanpenulis buku kedokteran, dr. Deddy Andakapenghargaan di bidang teknologi informasikedokteran, Prof. dr. Dewa Nym. Wirawan, MPH.peraih penghargaan pencegahan HIV/AIDS,Prof. dr. Nyoman Agus Bagiada, Sp. Biok peraihpenghargaan Adi Yasa Utama IDI, dr. PutuBudhiastra, Sp.M. peraih penghargaan Adi SatyaUtama IDI, dr. I Nengah Kuning A., Sp.B. peraihpenghargaan Abdurachman Saleh, dr. Nym.Golden, Sp.BS. peraih penghargaan SoedjonoDjoened Poesponegoro, dr. Kadek Sugiharta,Sp.OG. (K) peraih penghargaan R. Wasito, Prof.dr. Elias Sukardi peraih penghargaan M. Kodiat,Prof. Dr. dr. I.B. Tjakra Wibawa, Sp.B. (Onk), MPH.peraih penghargaan Wahidin Sudirohusodo, dr.I Gede Mangku, Sp. An. (K), dan Dr. dr. KomangGunung, MPH peraih penghargaan in memo-rial. –ast

Ketua IDI Denpasar dr. Putu Budhiastra , Sp.M. (kanan) memberi selamat kepadaProf. Manuaba, salah seorang penerima IDI Award

PertanianPertanian

Beban Upacara Ritualdapat Picu KDRTKASUS Kekerasan dalam rumah tangga(KDRT) bisa dipicu beban urusan ritualagama. Hal itu berdasarkan data LSMPerempuan Kunti Bhakti Tabanan.

Menurut Ni MadeArlini, ketua LSMini, dalam rumah

tangga, urusan keperluanperlengkapan upacara agamabiasanya diatur pihak istri.Ironisnya, zaman sekarang taksedikit kalangan ibu rumahtangga berbondong-bondongmenyiapkan sarana upacarayang mewah dan mahal. Tentusaja ini berdampak pada

pengeluaran ekonomi yang taksedikit. “Di saat suami tak bisamemenuhi kebutuhan bantenyang mahal, demi gaya hidupdan rasa malu, istri terpaksameminjam uang tanpa se-pengetahuan suami. Setelahsuaminya tahu ada tagihanhutang yang membengkak,terjadilah pertengkaran yangberujung pada kekerasanbahkan perceraian,” ujarnya.

Ritual dan persembahandalam tata cara upacara ke-agamaan umat Hindu, menurutBu Mangku ini, bisa dilaksana-kan secara sederhana. Asalkandilandasi rasa tulus iklas.

“Yang jelas, gaya hidupserba mewah itu tak jarangmembuat kalangan ibu rumahtangga berlomba-lomba me-nyiapkan sarana upacara yangmewah,” katanya.

Menurut Ni Made Arlini,Ketua Umum LSM PerempuanKunti Bhakti Tabanan peru-bahan pola gaya hidup inilahmembuat kebutuhan upakaradi Bali makin meningkat. Baliyang belum bisa memenuhikebutuhan akan sarana upacara

terpaksa memasok dari luar Bali.Sosialisasi tentang tata cara

pelaksanaan dan maknaupacara keagamaan umat Hindudiperlukan kalangan ibu rumahtangga. “WHDI perlu aktifmelakukan sosialisasi, bahwabanten tak harus mahal,”katanya. —lik

Ni Made Arlini

UpayaPemenuhan

SaranaUpacara

Umat Hindu

Memperbaiki MutuBuah Lokal

UPAYA pemenuhan ke-butuhan umat Hindu terhadapbahan baku sarana upacarakeagamaan, menurut PakarPertanian Unud, Prof. Ir. Mahen-dra, Ph.D., tak bisa diselesaikansecara instan. “Masalah ini takhanya di Bali melainkan seluruhpelosok tanah air,” ungkapnyadalam diskusi itu.

Ia mengatakan upaya pe-menuhan kebutuhan sarana upacarakeagamaan tak hanya dari sektorkuantitas, melainkan juga kualitasbahan bakunya. “Fakta yang adapemenuhan buah untuk kebutuhanupacara keagamaan di Bali masihbanyak yang harus didatangkandari luar Bali seperti luar daerahataupun luar negeri,” ungkapnya.

Menurutnya, masalah lainyang perlu dicermati keberadaanbuah impor yang lebih men-dominasi untuk kepentingansarana upacara. “Alasan inikembali pada siapa pembeli bahan

baku tersebut, yakni kaum iburumah tangga,” katanya.

Selain kuantitas, harapanpemberdayaan sektor pertanian ini,menurut pria asal Tabanan ini, juga

menyentuh sistem jaminan mutu,cita rasa dan aroma, sertakemudahan penanganan buahsaat dikonsumsi. “Dari segi sistemjaminan mutu, mutu buah lokalbelum mencapainya puncakkualitas yang diharapkan. Kualitasbuah yang kita produksi bisa kitalihat sendiri di pasar atau supermar-ket,” katanya.

Kosumen akan membeli buahberkualitas. “Dengan dipenuhinyaproduk yang berkualitas, kaum iburumah tangga dengan sendirinyatertarik membeli buah lokal yangpunya kualitas sama dengan buahimpor,” tandasnya.

Untuk mencapai hal itu,menurutnya jika masalahnya padateknologi tak cukup sulit namunletak kesulitan sebenarnya adalahmendapatkan pendukung.

Menurutnya produk saranaupacara harus terjamin ke-amanannya saat dikonsumsi.Selama ini karakteristik mutu buah

lokal masih jelek seperti penampilanbuah yang masih kotor dan buahyang belum matang. “Buah untuksarana upacara masih terkontami-nasi bahan beracun,” ujarnya.

Hasil uji Deptan RI, hampirsemua jenis buah-buahan lokalmengandung residu pestisida,kandungan relatifnya masih beradadi bawah standar baku mutu residu,mengandung lebih banyak jamur,termasuk buah impor. “Untuk itu,penerapan jenis pertanian yang ramahlingkungan sangat penting, seperti ke-seimbangan ekologi. Termasuk,terkaitan dengan teknik pengolahanbuah,”katanya.

Dari segi lingkungan, penem-patan sarana upacara sebaiknyatak ditempatkan di lokasi beracun.“”Kita harapkan produk untuksarana upacara terjamin aman. Inimerupakan tantangan pasar globalterkait keamanan pangan danpelestariannya,” jelasnya. —tin

Prof. Mahendra

tkh/bes

tkh/bes

Page 6: Tokoh Edisi 565/XI

6 8 - 14 November 2009Tokoh KesehatanKesehatan

HsenChii

Ramuan Hsen Chii International sangat aman diminum, karena telahterdaftar di Departemen Kesehatan No. ML 862707004015. Sama sekali

tidak ada efek sampingnya. Hsen Chii siap mengatasi berbagai penyakit. Hubungi konsultan senior Hsen Chii., Mr Chai di Jalan Nusa Penida 26,

Denpasar, Bali. Telepon (0361) 225388, 264688 dan 7491128.Pukul 09.00 -18.00. Hari besar/Minggu tutup.

PASUTRI Ny. Alan(39) dan suaminyamenikah tahun 2001.Setelah t iga tahunpernikahan merekadan berusaha sedemi-kian rupa denganbolak-balik berkunjungke dokter kandungan,akhirnya Ny. Alan ber-hasil hamil per tamakali. “Tahun 2004 sa-ya hamil dengan usa-ha yang mati-matian,”katanya.

Saat usia kandung-annya mencapai 5,5bulan, terjadilah pe-ristiwa yang tak per-nah disangkanya.Bakal buah hatinyagugur sebelum waktu-nya dilahirkan. “Kamisangat terpukul dansedih luar biasa,” ucap Ny. Alan.

Tahun 2006, Ny. Alan diketahuikembali positif mengandung. “Pasti-nya saya dan suami merasakansebuah kegembiraan,” katanya.Namun peristiwa getir kembali ter-jadi. Usia kandungannya hanya ber-tahan dua bulan, sebelum akhirnyakembali mengalami keguguran. Saatitu dokter sudah berusaha sebaik-baiknya membantu dirinya namun iabelum memiliki kesempatan baikuntuk punya anak. Keinginannyapunya momongan yang lucu belumkesampaian.

Selanjutnya pada tahun 2008

setelah sebelumnya dua kali ber-turut-turut mengalami kegagalan, Ny.Alan dan suaminya selain berobat kemedis, mereka juga datang kepengobatan alternatif di Hsen ChiiInternational Clinic. Di sana merekamemperoleh ramuan dari Mr. Chai.Setelah mengonsumsi ramuan HsenChii International selama beberapabulan, Ny. Alan berhasil hamil kem-bali . Semuanya berjalan lancarhingga akhirnya melahirkan dengansempurna. “Akhirnya saya memilikiseorang bayi perempuan yang se-hat,” katanya. “Kami sungguh ber-bahagia dengan kehadiran bayi

perempuan ini. Anak kamiini tergolong sangat pintar.Betapa tidak, ia bisa lang-sung mengingat tempatpraktik dokter hanya de-ngan sekali lihat. Ia mem-ber ikan tanda denganmenangis. Dokter punmengatakan kalau anakkami ini bayi cerdas,” tuturNy. Alan lebih lanjut.

Dalam perjalanannya,sebagai orangtua Ny. Alanmemunyai keinginan me-miliki momongan laki-lakiuntuk meneruskan ke-turunan. Pada tahun 2009ini, Ny. Alan dengan sangsuami secara bersama-sama mengonsumsi ramu-an Hsen Chii InternationalClinic. Puji syukur punkembali dipanjatkannya.Ny. Alan bukan hanya kem-

bali bisa hamil, lebih istimewa dan takdapat menyembunyikan rasa baha-gianya lagi bahwa bayi yang dikan-dungnya berjenis kelamin laki-laki.

“Puji syukur akhirnya kami bisapunya anak lagi. Terlebih kami di-karunia Tuhan sesuai dengan harap-an,” katanya sembari mengatakanramuan Hsen Chii Internationalselain dapat menyuburkan kandung-an juga membuat anak sehat dancerdas. Dengan tersenyum puas Ny.Alan kembali bersyukur dirinya men-dapat ramuan Hsen Chii Internati-onal yang memiliki khasiat sangattinggi. —adv

Berkat Ramuan Hsen Chii InternationalAkhirnya Kami Punya Anak

Bu Alan dan Suami

Food CombiningMakan Enak Badan tetap Sehat

SERING kita mendengar, makanan yang enak di mulut tak sehat di tubuh.Namun, dalam seminar “Food Combining, Makan Enak Badan tetap

Sehat”, yang digelar CNI Cabang Bali yang didukung Koran Tokoh, AliaTravel Sense, Gramedia Toko Buku, MM GoDAM dan CNI DC DK-613

Sabtu (31/10) di Warung Bendega Denpasar, anggapan tersebutterpatahkan. “Food combining berbeda dengan diet penurunan berat

badan. Prinsip yang digunakan, menghitung berapa makanan yang masuk,berapa yang bisa dicerna dan diserap tubuh,” ujar pakar nutrisi dan

makanan sehat alami Wied Harry Apriadji, pembicara tunggal dalamseminar itu.

Wied menjelaskan foodcombining merupakan polamakan yang diselaraskan de-ngan mekanisme alamiah fungsitubuh. Tubuh memiliki irama

biologis yang terdiri atas sikluspencernaan, penyerapan, danpembuangan. “Dengan me-mahami food combining, kerjametabolisme tubuh menjadi

lebih efisien dan proses pen-cernaan lebih lancar sehinggaterjadi keseimbangan dalamtubuh,” ujarnya.

Banyak yang salah per-sepsi, mengonsumsi hidanganyang mengandung karbohidrat,protein, dan lemak, komplitdalam satu piring adalah bagus.Namun, ternyata ketika ketiganutrisi ini pengonsumsiannyadigabung, proses pencernaanmenjadi tak efektif. Semuanutrisi yang masuk diolah satuorgan tubuh kita yaitu pan-kreas.

Ketika karbohidrat yangmasuk, pankreas menyediakanenzim khusus untuk mencernakarbohidrat. Ketika proteinyang masuk, pankreas me-nyediakan enzim untuk men-cerna protein. Ketika lemakyang masuk, pankreas menye-

diakan enzim untuk mencernalemak. “Ini akan menjadi ma-salah ketika semua masukberbarengan dari pagi sampaimalam dan tiap hari. Pankreasakan kewalahan,” ujarnya.

Dalam food combining,makanan yang mudah dicernadianjurkan untuk dikonsumsipagi hari. Makanan yang lebihsulit dicerna dikonsumsi siangdan malam hari. Caranya,dengan memisahkan makananyang mengandung karbohidratdengan protein hewani. Selainitu, juga mengombinasikanmakanan berkarbohidrat atauprotein hewani dengan sayur-an. Dianjurkan, mengonsumsisebagian sayuran dalam keada-an mentah, dan buah, ketikaperut dalam keadaan kosong.

Tips menu harian yang tepat untuk sistemmetabolisme tubuh1. Bangun tidur : air putih ditambah air jeruk nipis2. Pagi menjelang siang : buah-buahan (boleh jus), boleh

ditambah plain yoghurt, telur3. Makan siang : lauk hewani ditambah sayur-mayur4. Makan malam : makanan pokok ditambah lauk nabati

dan sayur-mayur

Perlu diketahui, sistem metabolisme yang terjadipada tubuh kita adalah:• Pukul 04.-12, sistem pembuangan yang paling aktif.• Pukul 12.-20, sistem pencernaan yang paling aktif.• Pukul 20.-04, penyerapan nutrisi dan pemanfaatan

nutrisi untuk tubuh, yang paling aktif

Wied Harry Apriadji

CNI Cabang BaliGelar Seminar KesehatanJadikan Kesehatan sebagai Life Style

SEMINAR Food Combin-ing bertema “Makanan EnakBadan Tetap Sehat” yangdigelar PT Citra Nusa InsanCemerlang (CNI) CabangBali pekan lalu di Denpasardihadiri 65 peserta. MenurutHead of Branch CNI BaliAgus Setiyadi, seminar ini

diadakan sesuai dengankomitmen CNI untuk men-dorong terciptanya masya-rakat yang sehat. “Sejakawal CNI fokus pada pe-ningkatan aspek kesehatanmasyarakat. Karena itu, kamiakan terus mengadakanseminar-seminar kesehatandengan menghadirkan pem-bicara-pembicara kredibelyang sesuai dengan orientasiCNI pada gaya hidup yangsehat,” ujar Agus.

Dengan menghadirkanWied Harry Apriadji sebagaipembicara dalam seminarini, Agus berharap para pe-ser ta di Bali bisa men-dapatkan makna sesungguh-nya dari food combiningyang aman dan bermanfaat.“Tema seminar ini selarasdengan tujuan CNI untukmemasyarakatkan gayahidup sehat atau menjadikankesehatan sebagai l ifestyle,” ujar Agus. —ten

Alumnus Jurusan GiziMasyarakat dan Sumber DayaKeluarga (GMSK) InstitutPertanian Bogor yang pernahberkarier di beberapa majalahwanita ini mengaku pernahmemiliki kadar trigliserida sangattinggi. Keluhan sakit kepalasebelah kerap dirasakannyasehingga sering bolos kerja.Tubuhnya juga rentan terhadapflu, masuk angin, kedinginan danbersin-bersin tiap bangun pagi.

Berkat ketekunannya me-nerapkan pola makan food com-bining, kadar trigliserida darah-nya berangsur-angsur menurundari 440 mg/dl menjadi 160 mb/dl, dan tidak pernah lagi me-lonjak. Keluhan sakit kepala se-belah dan stamina tubuh yangtidak fit pun kini jarang di-alaminya.

Awalnya, pria yang masihtampak segar dalam usia 60tahun ini kurang menaruh minatterhadap food combining.Namun, setelah mendalamisistem biokimiawi dan prosesmetabolisme tubuh, Wied yangtelah menulis 50 buku seri foodcombining ini berkesimpulan,food combining itu rasional danilmiah. “Makanan enak bisa se-hat, makanan sehat juga bisaenak. Yang penting tahu triknya.Food combining itu tidak mahaldan fleksibel untuk diterapkan,”ujarnya. –ten

Seminar Food Combining “Makan Enak Badan tetap Sehat”Sabtu (31/10) di Warung Bendega Denpasar

Agus Setiyadi

Wied Harry mempraktikkan beberapa resep food combining dan mengajak peserta seminar mencicipi hasil olahannya

Page 7: Tokoh Edisi 565/XI

78 - 14 November 2009 TokohNusantaraNusantara

BEBERAPA tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerjasebagai pekerja rumah tangga (PRT) mengalami perlakuantidak manusiawi di dalam maupun luar negeri. Ada yangmengalami cacat permanen, bahkan ada yang sampaimeninggal. Sebaliknya, tidak sedikit TKW yang berhasilmenikmati hikmahnya sebagai PRT bagi kesejahteraan hidupdirinya maupun keluarganya.

Mirna asal Sumba dan Elen asal Flores, NTT, contohnya.Keduanya bekerja di Malaysia sebagai PRT atau dalambahasa Malaysia sebagai pengasuh. Gaji mereka 4500 ringgitMalaysia per bulan. Tugasnya, mengasuh anak majikan.

Mereka juga diberi tiket gratis jika ingin pulang ke Indo-nesia setelah masa kontrak dua tahun usai.

Di Malaysia, Mirna dan Elen ditempatkan di lokasi berbedaoleh agen pengirimnya. Namun, mereka bisa salingberkomunikasi lewat telepon seluler. Jika ada waktu senggang,mereka bisa bertemu. Yang penting, dokumen penting sepertipaspor dan izin tinggal harus selalu mereka bawa jikabepergian. “Malaysia sangat ketat terhadap urusan pendatangilegal. Jika tidak bisa menunjukkan dokumen, langsungditangkap polisi,” ujar Mirna yang ditempatkan di Kotabaru,kepada Koran Tokoh.

Mengenai bahasa, keduanya mengatakan tak menjadimasalah walaupun bahasa Inggris mereka hanya sepatah-sepatah. “Kebanyakan orang Malaysia kan menggunakanbahasa Melayu yang memiliki kemiripan dengan bahasa In-donesia,” ujar Elen yang bekerja sebagai PRT di Kelantan.

Bagi Lastri soal kemampuan berbahasa Inggris menjadimodalnya sehingga bisa bekerja sebagai PRT. Ia bekerja dikeluarga majikan asal Australia yang menetap di Jakarta.“Suami saya guru bahasa Inggris. Saya banyak belajarberbahasa Inggris dari suami,” tuturnya.

Lastri mengaku tidak merasa rendah diri bekerja sebagaiPRT. Dengan bekerja, ia bisa membantu suaminya yang guruSMP swasta membiayai ketiga anaknya. Kini anak pertamanyakuliah di jurusan Perikanan IPB, anak keduanya di SMA, dananak ketiga masih batita.

Bekerja di keluarga asing membuat Lastri sering diajakpergi ke luar negeri. Ia pernah ke Singapura, Malaysia, danAustralia. “Majikan saya bekerja di sebuah bank yang memilikicabang di beberapa negara. Dia sering rapat ke luar negeri.Kalau keluarganya diajak, saya juga diajak untuk menemanianaknya. Lumayan bisa ke luar negeri gratis. September 2009saya diajak ke Australia lagi, tetapi karena bertepatan denganhari raya Idul Fitri, saya menolaknya,” ujarnya.

Walaupun menjadi PRT di rumah orang asing, perempanasal Jakarta ini tidak tidur di rumah majikan. Ia memilih pulangsetelah pekerjaannya selesai. Biasanya ia pulang setelah anakmajikannya tidur. –wah

Susahnya Cari PembantuLima Kali, Tiga Bulan Minta Berhenti

TERJADINYA kekerasan majikanterhadap pekerja rumah tangga (PRT)akibat beragam alasan. Tak tertutupkemungkinannya, pemicunya ulahpembantu. Tak sedikit majikan mengeluhsoal pembantunya yang malas, sukamembantah, dan berperilaku tak etis.Namun, perilaku tersebut tak membuatsemua majikan meresponsnya dengankekerasan.

Kondisi seperti itusempat dialamiAnom Widiyanti.

Sejak menikah dan kini punyatiga anak, istri I PutuHardiyanto ini mempekerjakanpengasuh bayi. Ia mengangkatteman salah seorang tetanggauntuk bekerja di rumahnya,sebut saja Putu Ringkih. Anommerasa sedikit kecewa lantaransejak awal bertemu PutuRingkih terkesan ia bersikap takacuh dan pelit senyum. “Karenakurang ramah, tak cocoksebagai pengasuh anak. Sayamemberi ia pekerjaan bersih-bersih rumah,” ucap ibu tigaanak, Kalyani, Dhanainjaya danYogeshuara, ini.

Setelah beberapa hari

berada di rumah Anom, bukanhanya tidak ramah, PutuRingkih juga menampakkan tipeorang yang malas. “Dia bekerjakalau saya suruh, itu punkadang ngambek,” tuturnya.

“Sebelumnya saya sudahberulang kali mencari PRT lewatperusahaan penyalur tenagakerja. Namun, baru tiga bulanbekerja mereka mengatakan takbetah dan minta berhenti.Kejadian serupa itu berulangsampai lima kali. Sejak itu sayatak lagi mencari PRT lewatperusahaan penyalur,” akunya.

Apalagi, menurut Anom,PRT yang dipasok perusahaanpenyalur, hampir tak punyabekal keterampilan “Ada yangkerap merobekkan pakaian saatmenyeterika, ada yang tak bisacuci piring, sehingga sayaharus mengajarinya dari nol,”cerita Anom.

Putu Ringkih pun akhirnyaminta berhenti. Anom, perem-puan kelahiran Tabanan 1976itu, tak bisa berbuat banyak, iamerelakan pembantunya ituberhenti bekerja.

Dipertoleh informasi Ring-kih kemudian bekerja di tokoyang menjual peralatan bayi. Iamendapat gaji lebih besarketimbang ketika menjadi PRT.

Namun, selama bekerjasebagai karyawan toko, Ring-kih mengaku sering mengalamistres akibat kena marah, bukandari bosnya melainkan rekan-rekannya yang merasa lebihsenior. Ia pun harus mengeluar-kan ongkos bensin. Padahalbekerja sebagai PRT ia tak perlu

mengeluarkan ongkos, datangke rumah cukup berjalan kaki.

Setelah beberapa bulan,Anom kaget, Putu Ringkihdatang dan minta bisa kembalibekerja sebagai pembantu.“Setelah mendengar ceritanyaselama bekerja di toko, sayamengizinkannya kembali,”ucapnya.

Anom mengatakan keter-bukaan antara PRT dan majikansangat penting, mengingatbanyak pembantu tak beraniterbuka dan hanya memendamperasaan kesalnya. Majikan takharus menyalahkan pembantuyang cepat emosi karena padadasarnya mereka kurangpendidikan sehingga tak maumenerima kritik orang lain. Jikamajikan bersikap kasih sayang,pembantu akan betah.

Perlu Pelatihan dan TesMenurut Manajer Operasio-

nal Tenaga Nonformal PT IbuJero Dewa Gde Suyadnya,adanya pembantu bermasalahtermasuk bagian kesalahan

perusahaan penyalur tenagakerja. Menurutnya tipe orangyang melamar menjadi PRTbermacam-macam. “Sebagianbesar pelamar punya pendidik-an rendah. Karakternya ber-beda-beda. Ketika diajakberbicara ada yang tak maumenjawab, atau jawabannya taknyambung. Ada pula yangtamatan SMU namun tak maudiberi peringatan jika berbuatsalah. Ada yang berpenampilanbagus, cantik, tetapi malas. Hal-hal itulah yang memancingemosi majikan,” tuturnya.

Untuk itu PT Ibu Jerosebagai perusahaan penyalurtenaga formal dan nonformal diDenpasar, melakukan serang-kaian tes masuk untuk menye-leksi calon tenaga PRT. “Kamipancing dengan pertanyaanberbau humor, jika calonpembantu tak merespons berartidia punya karakter kaku. Jikadiberi pertanyaan yang perlujawaban tepat, jawabannyamenyimpang, dia kurang pintar.Kami tak mempekerjakan jenis

orang seperti itu, karena akanmerugikan perusahaan,” ujarpria asal Klungkung ini.

Suyadnya menambahkan,calon pembantu yang tak sabarlekas ingin mendapat majikanbaru dan pilih-pilih majikanbiasanya tak bertahan lama dirumah majikan.

Sebelum bekerja di rumahmajikan, calon pembantu yangmengaku belum berpengalamandiberi pelatihan standar sepertimencuci pakaian, memasak,menyapu dan mengepel selamadi tempat penampungan.Mereka yang mengaku sudahberpengalaman dites denganmengerjakan semua pekerjaanselama di penampungan. “Ka-mi sengaja menahan merekabeberapa hari di tempat pe-nampuangan agar mereka bisamendapat pelatihan, pengarah-an sekaligus mengetahuikinerjanya,” ucapnya.

Menurut bapak dua anakini, tak sedikit PRT yang malasmeskipun selama berada dipenampungsn terlihat sukabekerja sehingga telah dinyata-kan lulus pelatihan. “Setelahbekerja, majikan marah-marahmelaporkan tenaga pembantu-nya yang malas,” katanya.

Ia mengatakan ada jugapembantu yang suka mencuribarang majikan, suka melawanterhadap majikan. “Itu terkaitkarakter tiap pembantu me-ngingat sebagian besar merekasebelumnya hidup dalamkondisi miskin,” katanya.

Tak jarang, pembantu yangkabur dari rumah majikan. “Halini lumrah jika majikan terlalumemberikan tekanan,” katanya.

PT Ibu Jero memberigaransi kerja kepada majikanjika tenaga pembantunyabermasalah. Masa garansi satuminggu. “Dalam waktu ter-sebut jika tak cocok, tenagabisa dikembalikan danmendapat pengganti tanpadipungut biaya,” ujarnya.

Banyak juga saat melamarmengaku belum punya suamidan anak. “Ternyata barusehari berada di penampu-ngan, suaminya datang danmarah-marah pada staf kami,”katanya._tin

Di Balik Perlakuan tak Manusiwi

Banyak TKWyang Berhasil

Anom Widiyanti bersama putra bungsunya Yogeshuara

BANYUWANGI memilikibanyak seniman musik.Meski harus berjuang me-lawan serbuan aliran musikmodern, banyak musisi tetapbersemangat mengembang-kan lagu etnis Using.

Salah seorang di antara-nya, Adistya Mayasari.Penyanyi dan pencipta laguyang populer lewat tembang’Semebyar’ dan ’Kangen’ inimerupakan salah seorangseniman perempuan yangsetia bertahan di jalur etnik.Dara kelahiran 24 tahun silamini merasa lebih nyaman saatmembawakan lagu etnik.“Lagu etnik Using memilikiroh kuat,” katanya, Kamis (5/11).

Idealismenya yang kuat itu harus dibayar mahal. Akibatbertahan di jalur etnik, Adis, panggilan akrabnya, kehilanganpeluang pasar hingga 50%. Kondisi ini dipicu banyaknya peminatmusik Using yang beralih ke aliran modern, seperti dangdutkoplo. Meski demikian penyanyi berkulit putih ini pantangmenyerah. Justru dia makin tertantang. Ia rajin membuat albumbermuatan lagu etnik.

“Dalam menghadapi pasar yang terbius koplo, sebagian laguetnik Using dicampur sedikit unsur modern. Namun, campuranmodern dibuat seminim mungkin,” kiat Adis. Ia berkeyakinan,musik etnik Using tidak akan tenggelam ditelan zaman. Musiketnik Using merupakan roh budaya khas suku Using.

Adis memulai karier di dunia musik Using tahun 1999 lewatlomba lagu Using yang diikutinya. Kala itu, Adis yang masihduduk di bangku kelas 1 SMA meraih juara II tingkat KabupatenBanyuwangi. Setelah itu dia masuk dapur rekaman lewat benderaAneka Safari Record. Sayang, lagu pertamanya berjudul’Angger-angger’ berirama kendang kempul, hampir tak laku dipasaran.

Nama Adis terdongkrak setelah tahun 2000 muncul albumPatrol Orkestra Banyuwangi (POB). Di album ini ia membawakanlagu yang cukup hits, ’Semebyar’. Album POB terdiri atas laguetnik kolaborasi pertama yang digagas sejumlah seniman mudaBanyuwangi seperti Catur Arum dan Yons DD. BergabungnyaAdis dalam POB tak semudah membalikkan telapak tangan. Gadisini harus melalui seleksi ketat sebelum terpilih membawakan’Semebyar’.

Sialnya, baru beberapa saat meledak, POB bubar. PentolanPOB memilih hengkang dan membentuk kelompok baru. Darisinilah Adis tertantang membuat lagu sendiri. Lagu pertamaciptaannya lewat album Rolas I, ’Kangen’. Dari lagu ini, namaAdis kian berkibar. Tawaran manggung mengalir, hingga ke Bali,Surabaya, dan Papua. “Lagu ’Kangen’ diilhami pengalamanpribadi. Saya membuatnya tidak lebih dari seminggu,” tuturnya.

Sejak itu, Adis makin percaya diri mengarang lagu. Kini lebihdari 10 album yang dihasilkan dan lagu yang dinyayikan lebihdari 47, belum termasuk lagu tempo dahulu yang sempatterbuang dari pasaran. Kecintannya dalam dunia musik Usingpernah dituangkan dalam sebuah album khusus anak-anak. Adiskini mulai menekuni profesi sebagai sebagai produser rekaman.

Di balik kepiawaiannya menjadi musisi, Adis juga tertarikmasalah sosial dan politik. Bahkan Adis berangan-angan menjadipolitikus. “Kebetulan saya kuliah di jurusan sosial politik,” ujarputri pertama pasangan Asmawi dan Sumiyati ini. –udi

Dewa Gde Suyadnya

Adistya Mayasari

Musisi Usingyang Berangan-angan

Jadi Politikus

Adis

Warga PasundaWajib Ikut Asuransi

Jaka (dua dari kiri) bersama pengurus Perwakilan PusundaKabupaten/Kota di Bali

HALAL BIHALAL hari raya Idul Fitrimenjadi kegiatan rutin tahunan yang digelarPaguyuban Urang Sunda (Pasunda) di Bali.Tahun ini diadakan di Sekretariat PusundaJalan Sunset Road, Kuta, Sabtu (31/10) malam.Perwakilan Pusunda di tiap kabupaten/kota diBali hadir. Ketua Pusunda Bali A. Jakamenjelaskan, acara tersebut merupakan ajangsilaturahmi warga Pusunda bersama kelompoketnis lain. Acara halal-bihalal kali ini jugadimanfaatkan sebagai ajang sosialisasi

beragam kegiatan yang akan digelar dalamrangka HUT ke-2 Pusunda yang akandirayakan 19 Desember. “Kami akanmengadakan lomba olahraga dan kuliner,”tambahnya.

Anggota Pusunda kini sekitar 40 ribu or-ang. Tiap anggota diwajibkan ikut asuransi.“Premi minimal Rp 30 ribu per tahun,” ujar Jaka.Asuransi tersebut sebagai perlindungan apabilaanggota Pusunda meninggal, saat sakit, danmengalami musibah kecelakaan. —lik

Mengapa EF?EF English First berpengalaman lebih dari 45 tahun di lebih dari 50 negara

salah satunya Indonesia. EF English First hadir dengan hasil inovasi pendidikanbaru dari berbagai aspek keunggulan. Mengusung konsep Efekta(TM) Systemyang diberlakukan secara internasional, EF menggabungkan tiga komponenpenting sekaligus untuk mempercepat proses peningkatan bahasa Inggris parasiswanya.

Life Club. Program yang memungkinkan siswa mempraktikkan bahasaInggris di luar jam pelajaran di kelas itu digelar secara berkala. Layaknya dikelas, Life Club juga difasilitasi guru penutur bahasa Inggris. PenyelenggaraanLife Club sangat variatif, baik itu di sekolah EF maupun di luar sekolah. Bahasanamat beragam mulai topik ringan seperti film-film terbaru sampai isu duniayang perlu dicermati.

Small Star untuk usia TK, High Flyer dan Trailblazer untuk SD dan SMP,Real English untuk usia dewasa. Small Stars adalah salah satu program EFuntuk anak-anak usia TK yang dikemas dengan fun bersama dengan karakter-karakter yang sangat familiar untuk anak-anak. Program High Flyer dan Trail-blazer menekankan pada conversation yang disesuaikan dengan dunia anak-anak yang penuh dengan cerita dan keingintahuan akan hal-hal baru. Untukusia dewasa dan profesional muda juga bisa meningkatkan kemampuan bahasamereka melalui program Real English.

Saturday Class. EF juga menyediakan kelas Sabtu (Saturday Class) yangdilaksanakan dengan jadwal 1x seminggu di hari Sabtu, selama 12 minggu.Kelas dirancang dengan suasana yang interaktif dan komunikatif. Dapatkanhadiah langsung berupa HP dengan mengikuti program ini serta menangkankesempatan meraih tiket nonton “World Cup” dalam program EF Ten Five

Saatnya Bergabungdi EF ENGLISH FIRST, Sekolah Bahasa

Inggris Modern Berteknologi Tinggi!

Informasi lebih lanjut hubungi Course Consultan EFterdekat di EF Hayam Wuruk 0361-244449 (Jln. Hayam Wuruk 106)

dan EF Kuta 0361-756700 (Jln. Sunset Road 819 Blok B2-3 Kuta)

Page 8: Tokoh Edisi 565/XI

8 8 - 14 November 2009Tokoh HarmoniHarmoniI Ketut Suprapta, S.Sos., M.M. dan Ida Ayu Rembulan (2)

Ayah Sekda BadungMenjadi Mediator

IDA Ayu Rembulan jatuh dalam pelukan I Ketut Suprapta. Putri vet-eran perang asal Griya Telabah Denpasar Ida Bagus Putra ini bakal

dinikahi putra sulung ‘sang anak marhaenis’ dari Desa Rejasa, Penebel,Tabanan, I Wayan Cekug. Namun, kabar ini jmembuat geger keluarga

besar berdarah brahmana ini.

H ubungan asmaraPrapto — panggilan

akrab tokoh Golkar kelahiranTabanan, 22 Maret 1951 ini,dengan Dayu Rembulan ibaratkata pepatah ‘sudah lengketkayak perangko’. Sekitar 8bulan benang cinta dua sejoliini tersulam. Namun, keluargabesar Prapto di Penebel belummengendusnya. Anak bungsudari lima bersaudara kandungini pun masih menutup rapatsosok calon tambatan hatinyaitu. Ia belum bercerita soalcalon istrinya kepada ayah danibunya.

Sikap yang sama jugadilakukan Dayu Rembulan.Kisah cintanya dengan sang ar-juna hanya diketahui kalangan

teman kerja di lingkungan kerjaRamayana Sea Side Kuta milikGde Mulyawan itu. “Tahun1970-an perempuan darilingkungan griya jarang men-jalin cinta dengan lelaki darilingkungan keluarga jaba, diluar kerabat berdarah brahmana.Apalagi, saya saat itu menjadiperempuan pertama di griyakami yang berpacaran denganbukan orang berdarah pendetaHindu,” ungkap putri keduadari lima bersaudara kandungini.

Restu OrangtuaAlasan itulah yang mem-

buat Prapto dan Dayu Rem-bulan memintal hubungan cintasecara diam-diam. “Setelah

berlangsung delapan bulansaya baru memutuskan untukmeminta restu Ayah dan Ibu diPenebel untuk menikahinya,”ujar Prapto yang kini menjadisalah seorang ‘pejabat teras’Partai Golkar Bali itu.

Suatu ketika, Prapto inginmenikmati liburan akhir pekan.Front Office Manager Rama-yana Sea Side Kuta ini menemuipemilik usaha, Gde Mulyawan.Prapto meminta izin mengajakDayu Rembulan dan sejumlahrekan kerjanya pelesir kekampung kelahirannya di DesaRejasa. “Pak Mulyawan meng-izinkan, bahkan meminjamkanmobil jeep miliknya,” ungkapalumnus Akademi BahasaAsing Saraswati Denpasartahun 1977 ini.

Keluarga besar Praptomenyambut hangat kehadiranmereka. Saat itu, Prapto menye-linap ke dalam rumah tanpasepengetahuan sejawatnya. Iameminta waktu khusus bertemuayah dan ibunya, I WayanCekug dan Ni Nyoman Meling.“Saya menyampaikan telahmemiliki calon pendampinghidup. Ayah dan Ibu kontanmerestui. Bagi orangtua saya,jodoh sudah diatur SangHyang Widi Wasa,” kisah calonwakil bupati Tabanan dari PartaiGolkar 2005-2010 ini.

Prapto dan Dayu Rembulantelah tiba kembali di Denpasar.Prapto memastikan akan segeramenikahi dara ayu ini. Namun,Dayu Rembulan sempat ragumembaca keseriusan Prapto.“Soalnya, dia ganteng, pastibanyak dilirik banyak wanita.Tetapi, setelah berkali-kalidiyakinkan baru saya percayapada kata-katanya,” kata DayuRembulan yang semasa lajang

pernah menjadi model iklan itu.Rencana Prapto muda

memperistri Dayu Rembulansudah matang. Dua sejoli inisepakat akan segera berumahtangga. Prapto dan DayuRembulan akan menempuhjalan ngerorod alias kawin lari.

“Saya memboncengnyapulang ke griya pertengahanNovember 1974. Saya memarkirsepeda motor sekitar 1 kilome-ter dari griya. Calon istrikemudian menuju rumahkeluarganya. Tak berapa lamadia menemui saya lagi. Sayamemboncengnya dan langsungtancap gas menuju rumahkeluarga saya di Penebel,”ungkap Ketua Harley Owner’sGroup Bali Chapter, 2000-2004,ini.

Dayu Rembulan memangsudah jatuh dalam pelukankekasih. Keluarga besar Praptodi Penebel menerima DayuRembulan dengan suka-cita.“Saya dinilai telah memilihsosok perempuan yang tepatuntuk menjadi seorang istri,”kata Prapto melukiskan ungkap-an perasaan keluarganya saatitu.

Keluarga besar Griya Te-labah belum mencium peristiwakawin ngerorod salah seorangsanak familinya ini. Sesuaitradisi perkawinan model inidalam adat Bali, utusan ke-luarga besar Prapto di Penebelakan segera meluncur ke griya.Utusan ini akan mengabarkanperistiwa perkawinan tersebut.“Ayah saya kemudian meng-hubungi dalang terkenal waktuitu, Ketut Nuada. Ayah kandungSekda Badung sekarang IWayan Subawa ini dimintabantuan menjadi mediatorutusan keluarga kami untukmenemui keluarga besar GriyaTelabah,” kisah Direktur PTEasy Rider Tours ini.

Dalang Ketut Nuada masaitu dikenal memiliki ‘pengaruh’cukup luas di kalangan griya.Kedekatan hubungannya de-

ngan keluarga besar GriyaTelabah pun telah terjalinbertahun-tahun. “Pak KetutNuada saat itu diharapkandapat meredam amarah calonmertua dan keluarga besarnyadi griya,” jelas Prapto yangdulu kuliah di Jurusan SastraInggris FS Unud ini.

Kilan adat dan klian dinasyang mewilayahi lingkungankeluarga Griya Telabah ditemuiKetut Nuada. Kedua tokoh

masyarakat ini diberi tahuperihal perkawinan ngerorodPrapto dan Dayu Rembulan.“Dari sinilah pertemuan dengankeluarga besar Griya Telabahakhirnya terwujud. Pak KetutNuada diterima keluarga besargriya yang diwakili Ida BagusDewangkara, paman kandungcalon istri saya,” ujar Prapto.

Saat itu, Ketut Nuada meng-ungkapkan, perkawinan nge-rorod tersebut berlangsung

tanpa tekanan keluarga Praptodi Penebel. Peristiwa tersebutmerupakan pilihan bebas duasejoli tadi. “Keyakinan PakKetut Nuada ini kemudiandituangkan di atas secarikkertas. Ini menjadi pegangankeluarga besar calon mertuasaya,” tambah sarjana sospolSTIA Denpasar ini.

Keluarga Griya ke PenebelUtusan keluarga besar Griya

Telabah dipimpin Ida BagusPutra, calon mertua Prapto,diiringi sekitar 12 sanak famili-nya akhirnya berangkat kerumah I Wayan Cekug di DesaRejasa. Kehadiran merekadisambut ramah sanak familiPrapto.

“Saat itu, ayah dan ibu sayamenyampaikan permohonanmaaf. Keluarga kami menyadari,peristiwa perkawinan seorangputri keturunan brahmana dananak seorang berstatus sosialjaba tidak lazim saat itu,”ungkap Prapto.

Ida Bagus Putra berusahamemakluminya. Namun, peris-tiwa ngerorod yang dikabarkantanpa paksaan ingin diceklangsung dari mulut putrinya.“Saat itu, saya meyakinkanAyah, bahwa saya sudah me-milih calon suami. Ini sayalakukan tanpa paksaan darisiapa pun,” tutur Dayu Rem-bulan sambil melempar senyumsimpul ke arah suaminya.

Upacara perkawinan adatdisepakati, dipastikan akandihelat 18 November 1974.Prosesinya diawali upacarapatiwangi. Upacara adat inimengesahkan status ke-kerabatan Dayu Rembulansebagai tidak lagi memiliki hakdan kewajiban sebagai anakkandung keluarga berdarahgriya. Dayu Rembulan akhirnyasudah masuk dalam klankeluarga besar Prapto.

Upacara perkawinan adatdilanjutkan sehabis dilaksana-kan upacara adat patiwangi.Prapto dan Dayu Rembulandiupacarai perkawinannya olehseorang pemangku desa adatdisaksikan klian adat dan kliandinas. “Saat itu, upacara per-kawinan berlangsung amatsederhana. Kalangan keluargabesar ayah dan ibu saya hadir,termasuk pimpinan saya ditempat kerja Pak Gde Mulya-wan serta teman kantor kami,”ungkap alumnus pendidikanmagister manajemen IMNIJakarta yang digagas berdirinyaoleh Adnan Buyung Nasutionitu.

Sepekan sudah upacaraperkawinan berlalu. Selama itupengantin baru masih meng-inap di rumah orangtua Prapto.“Kami kemudian siap-siappulang ke Kuta. Masa cuti kerjaakan habis. Kami berdua harusmasuk kerja lagi,” ujar DayuRembulan.

Mes karyawan RamayanaSea Side menjadi tempat tump-angan pengantin baru ini.“Letaknya di belakang HotelRamayana. Jika ke kantor, jalankaki saja,” katanya.

Prapto dan Dayu Rembulantetap berusaha hidup seder-hana. Maklum hasil keringatmereka belum sumringah.“Kami berusaha hemat agarbisa menabung. Hasil tabungankelak akan kami pakai untukmenyewa sebuah rumah,”ujarnya. —sam

I Ketut Suprapta, S.Sos., M.M. dan Ida Ayu Rembulan, 2009

I Ketut Suprapta dan Ida Ayu Rembulan mesra saat masapacaran awal tahun 1974

I Ketut Suprapta dan Ida Ayu Rembulan bersama mendiang putra keduanya I Made Joni Parta(alm) dan putri sulung, Putu Mirah Purnawati, di Taman Impian Jaya Ancol Jakarta tempo silam

I Ketut Suprapta dan ayahnya, I Wayan Cekug (tengah) dan pemangku pura, saat tangkil kePura Dalem Dasar Gelgel, Klungkung, tahun 1985

Page 9: Tokoh Edisi 565/XI

98 - 14 November 2009 Tokoh

Bersembahyang di Taman Makam Pahlawan Margarana Tabur bunga di makam para pahlawan di TMP Margarana

Koran Tokoh 11 Tahun

Terbentuk Forum Ibu TeladanTERBENTUKNYA wadah

silaturahmi yang diberi namaForum Ibu Teladan Balimenandai perayaan HUT ke-11Koran Tokoh, 9 November2009. Hal itu disepakati ketikapara finalis Ibu Teladan Balitahun 2005 dan 2008 itu me-ngadakan reuni yang dikaitkandengan kegiatan kunjungansosial ke Panti Sosial TresnaWerdha Wana Seraya Den-pasar, Minggu (1/11). Terpilihmenjadi koordinator NyomanMasni, S.H. dan NyomanNilawati.

Lewat kegiatan silaturahmi,

mereka akan bertukar pikirantentang kegiatan yang bisadilakukan bersama atau di-sinergikan. Dalam waktu-waktutertentu mereka akan mengada-kan kegiatan bersama sebagaisalah satu puncak kiprahmereka di masyarakat. Sepertidiketahui 23 finalis Ibu TeladanBali (seorang meninggal)tersebut memiliki jaringankegiatan di masyarakat yangbervariasi sesuai denganpotensi keteladanan masing-masing.

Di panti yang kini dihuni 46warga lansia, di antaranya 8

laki-laki itu, para Ibu Teladanbersama Koran Tokoh me-nyerahkan bingkisan danmenampilkan acara hiburan.Dua pelajar AMI tampilmenyanyi, Bu Dayu Sasihmembaca puisi, dan para IbuTeladan berbaur bernyanyibersama para lansia. SelainOdah Latri menceritakan kisahhidupnya, matembang, danbernyanyi, Odah Kasih me-ngajak hadirin menyanyikanlagu Selamat Ulang Tahun yangditujukan kepada Koran Tokoh.

Hadir juga dalam acaratersebut Kepala Dinas Sosial

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Koran Tokoh Widminarko menyerahkan untaian bungakepada salah seorang penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya, I Made Cambra,

yang didampingi Kepala Panti I G.A.Trisnawati

Provinsi Bali Drs. I NyomanPuasa Aryana, M.Si. SelainKadis Sosial, pesan dan kesanjuga disampaikan Ibu TeladanBali 2005 Nyoman Masni danIbu Teladan Bali 2008 NyomanNilawati.

Perayaan HUT KoranTokoh tahun ini juga ditandaikegiatan ziarah ke TamanMakam Pahlawan Margarana,Rabu (4/11) dan Senin (9/11)pagi persembahyangan di PuraPesambyangan Dalem KretiBhuwana, serta acara karyawanbersama keluarganya di KebunRaya Bedugul Minggu (15/11).

Nyoman Nilawati, Ibu Teladan Bali Tahun 2008, tampak berbaur dengan warga lansia

C. RuddyantoKepala Balai Bahasa Denpasar

Secara umum, pemakaian bahasa di koran yang terbit di Balimasih perlu diperbaiki. Koran Tokoh berbeda. Sudah ada usahauntuk menggunakan bahasa yang tertib. Komitmen ini harusdipertahankan. Segmen Koran Tokoh wanita dan keluarga, jadiharus betul-betul memperlihatkan bahasa yang tertib. Bahasayang tertib itu tidak harus kaku. Harus ada keseimbangan antarabahasa yang tertib dan bahasa plastis, lentur. Koran Tokoh masihperlu memikirkan untuk menambah redaktur bahasa.

Ny. Ayu PastikaKetua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali

Sebagai salah satu media massa di Bali, Koran Tokoh mampumemosisikan diri sebagai pemberi informasi positif tentang tokoh-tokoh Bali yang patut menjadi panutan dan sumber motivasibagi warga lainnya. Kemasan dan tampilan Koran Tokoh menarik.Bahasa yang digunakan mencerminkan selera berkualitas, mudahdicerna, sehingga pembacanya bisa mengambil intisari danmaknanya dengan mendalam. Koran Tokoh yang seringmenampilkan figur-figur teladan, tentunya harus dapat memilihsecara objektif dan bebas dari kepentingan sepihak, sehinggatetap kredibel dan tetap dipercaya sebagai sumber informasi.

Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna, S.U.Sekretaris S-3

Kajian Budaya Fakultas Sastra UnudJika membaca Koran Tokoh, saya seperti membaca bahasa

sastra. Itu saya rasakan terutama saat membaca rubrik Love Story.Sebelum wartawan menulis, minimal ia bergumul dengan seluk-beluk bahasa. Minimal bahasa yang akan digunakan itudirenungkan dulu supaya enak dibaca. Kesalahan yang palingmenonjol di koran adalah pemenggalan kata. Di Koran Tokoh,walaupun masih ada, jarang terjadi. Saat membaca koran, sayatak sekadar membaca untuk mencari isinya, namun juga menilaipemakaian bahasa dan cara penyampaiannya. Misalnya mengapaditulis ‘cewek kafe’, tidak ‘karyawan kafe’. Di Koran Tokoh sudahterlihat ada upaya pembenahan yang tak semua media massamelakukannya. Saya menyambut positif Koran Tokoh yangmemuat tulisan Putu Wijaya secara tetap, yang tak semua koranmau melakukannya karena dianggap kurang komersial. Kedepannya saya akan memakai Koran Tokoh sebagai contohpemakaian bahasa yang baik kepada mahasiswa. Karena, selamaini koran telah ikut andil dalam merusak bahasa. Saya pernahberkata di depan mahasiswa, “Tiap wartawan Koran Tokoh sajamemiliki kamus (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mengapa Andajurusan Sastra Indonesia tidak memiliki kamus”.

Dayu Selly DharmawijayaKetua Tim Penggerak PKK Denpasar

Koran Tokoh satu-satunya koran di Bali yang peduli terhadapisu dan persoalan perempuan. Pembacanya bukan semataperempuan tetapi semua anggota keluarga. Saya juga suka membacalove story. Kita bisa bercermin dari pengalaman mereka, sampaipekak-nini masih tetap utuh. Sesekali angkat sisi lain seorang figur,dari kalangan pejabat maupun tokoh masyarakat lainnya. Galiaktivitas di balik kesibukan formal mereka. Bagaimana keseharianmereka, apa hobinya, bagaimana keriangannya ketika bermain dengananak-anaknya, ketika ngemong cucu dan pesona lainnya.

Drs. I Nengah Narsa, S.H.,M.Si.Kepala SMPN 12 Denpasar

Koran Tokoh telah memberi “penghargaan” kepada sekolahdan siswa berprestasi dengan jalan memublikasikannya. Hal inimemotivasi kalangan pendidikan untuk senantiasa melakukankegiatan yang menunjang prestasi. Pemberitaan siswa SMPN 12yang berprestasi di Koran Tokoh, memotivasi siswa lain untukmeningkatkan prestasi. Koran Tokoh terbit Minggu. Hal inimemberi keuntungan kepada pembaca karena tak perlu terburu-buru membaca koran mengingat kesibukannya. Hari Minggumerupakan waktu santai buat keluarga yang bisa dimanfaatkanuntuk membaca Koran Tokoh

KORAN Tokoh yang terbit perdana tahun 1998, 9 November 2009 ini berusia 11 tahun.Koran Bacaan Wanita dan Keluarga ini telah berupaya menyajikan materi unggulannya di

bidang pendidikan, kesehatan, dan kewanitaan/keluarga, berupaya mengetengahkan teknikpenyajian yang gampang dipahami pembaca, dan menggunakan bahasa yang tertib tetapi

tidak kaku. Apa hasil upaya itu? Berikut ini komentar sebagian pembaca Koran Tokoh.

A.A.A. Ngr. Tini Rusmini Gorda, S.H., M.M.Sekum Iwapi Bali

Koran Tokoh masuk deretan pertama koran yang harus sayabaca pada hari Minggu. Ini terutama bagi kami di organisasiIwapi yang memang perlu menjalin kerja sama dengan mediamassa untuk mempromosikan berbagai perkembangan jenisproduk usaha. Koran Tokoh tidak membosankan. Semuawartawan dan staf lainnya terkesan sangat bersahabat. RubrikOpini dan pemberitaan siaran interaktifnya di halaman 2 menariksekaligus bermanfaat. Pertahankan rubrik pendidikan, jangan lupatulisan kebudayaan.

Liputan komprehensif dari forum diskusi yang di-selenggarakan secara rutin dengan mengungkapkan pendapatpara profesional, pengamat, dan praktisi, cukup menarik danmampu menjaga sikap kritis masyarakat. Berkat Koran Tokohpula secara pribadi saya dikenal hingga ke pelosok masyarakatdi Karangasem.

Gede Suyasa, M. Pd.Kadis Pendidikan Buleleng

Dari segi materi dan penyajianya, Koran Tokoh telah sesuaidengan slogannya yaitu sebagai bacaan wanita dan keluarga.Materi yang disajikan berbeda dengan koran harian umumnya;lebih banyak mengangkat peran perempuan di Bali dan memberiinspirasi perempuan Bali untuk lebih maju. Berbeda denganbahasa koran lainnya, bahasanya ringan namun sesuai dengankaidah EYD, mirip bahasa Koran Tempo. Koran Tokoh perlu lebihbanyak mengangkat peluang-peluang usaha sebagai inspirasibagi pembaca untuk mengembangkan usaha baru. Kolompendidikan di Koran Tokoh sangat bagus dan kembangkan terus.Beberapa bulan terakhir kolom pendidikan mulai diisi materi yangberbeda dan kadang-kadang iklan. Mungkin ini perlu menjadiperhatian demi kemajuan Koran Tokoh.

Dr. Dyah Paramita DuarsaPembantu Dekan III FK Unud

Bangga terhadap Koran Tokoh karena telah ikut memfasilitasikebangkitan perempuan, termasuk di bidang politik. Sajiannyajuga bernilai edukatif bagi perempuan yang suka membacanya.Koran Tokoh perlu menggali potensi perempuan yang belumterangkat, dan mengidentifikasikan lapangan kerja yang dapatdimanfaatkan kaum perempuan untuk merefleksikan ide kreatifnya.

Drs. IGB Arthanegara, S.H., M.Pd.Novelis

Bahasa Koran Tokoh telah mengombinasikan prinsip bahasayang benar dan bahasa yang baik. Hal itu terlihat juga di rubrikseperti Pemulung Kata-kata Dismas (almarhum) dan Goro-goroPutu Wijaya. Tulisan Putu Wijaya yang kerap memakai kata-katakiasan menarik karena membuat pembaca penasaran ingin tahubagaimana akhir cerita. Tambahkan rubrik sastra dan kuis-kuisberhadiah di Koran Tokoh.

Ir. Luh Riniti Rahayu, M.Si.Ketua LSM Bali Sruti

Koran Tokoh bukan hanya telah menjadi bacaan utamaperempuan, tetapi juga seluruh anggota keluarga di semuakalangan, sehingga menjadi media massa yang efektif untukmenyampaikan informasi kepada masyarakat. Kebanyakanwartawannya perempuan, sehingga tulisannya lebih sopan, lebihetis, lebih mengena di hati pembaca. Selain keberhasilanperempuan, tetap angkat juga permasalahan yang dihadapiperempuan secara lebih tajam.

Dokter Made Molin MaliarsaDirektur RS Puri Raharja

Salut kepada Koran Tokoh yang banyak menampilkan figuryang dapat memberi inspirasi dan teladan pembacanya. Gencarkanpemuatan artikel untuk pembangunan kesehatan secarakomprehensif menyangkut aspek preventif, promotif, dan perilakuhidup sehat.

Dra. Luh Arjani, M.Hum.Ketua Pusat Studi Wanita Unud

Tulisan di rubrik Opini di halaman 2 bagus; sudah semiilmiah. Isinya pun beragam. Lebihsering tampilkan proses perjuangan berliku-liku di kalangan perempuan dalam mencapai kehidupanyang sukses. Selama ini masih lebih banyak dikupas kehidupannya setelah mereka berhasil.

Drs. Nyoman Puasha Aryana, M.Si.Kepala Dinas Sosial Bali

Koran Tokoh memiliki kontribusi besar dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Hal itutercermin dalam kegiatan kemanusiaan berupa pemeriksaan dan pengobatan mata secara gratisdan kunjungannya ke Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya. Kontribusi itu hendaknyadilanjutkan tahun depan dan seterusnya. Media massa memiliki peran strategis dalam turutmemecahkan masalah sosial termasuk masalah warga lansia. Aksi Koran Tokoh kiranya bisa menjadisumber inspirasi bagi media massa lain.

Nyoman Masni, S.H.Ibu Teladan Bali 2005

Tulisan yang disajikan Koran Tokoh tentang kegiatan perempuan telah mampu memberi inspirasiperempuan lainnya untuk lebih maju. Tekankan juga tulisan-tulisan yang dapat menunjang kualitaskehidupan keluarga dengan menampilkan pendapat para pakar menurut bidang kepakarannya.Misalnya, pakar lingkungan bicara soal lingkungan rumah/keluarga.

Wayan Artika, M.Hum.Dosen Sastra Indonesia Undiksha

Dari segi bahasanya, kelihatan Koran Tokoh sangat peduli terhadap bahasa Indonesia. Takhanya soal ejaan dan tata bahasa, tetapi juga soal wawasan kata. Sebelum Koran Tempo memuatrubrik bahasa, Koran Tokoh sudah memulainya.

Nyoman NilawatiIbu Teladan Bali 2008

Banyak tulisan dan kegiatan sosial karyawan Koran Tokoh yang mampu memberi inspirasipembacanya untuk melakukan kegiatan yang positif. Contoh, kunjungannya menyerahkan bing-kisan kepada Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya dalam rangka peringatan ulang tahunnya.Figur lanjut usia pun perlu lebih banyak ditampilkan di Koran Tokoh agar pembaca lebih tahukehidupan mereka dalam usia lanjut sehingga menarik simpati pembaca untuk membantunya.Sajian Koran Tokoh umumnya banyak yang eksklusif dan komprehensif, ringan tetapi isinyainformatif dan edukatif. Cocok jadi bacaan pada hari Minggu.

Drs. Romi SudithaDosen Undiksha

Materi yang disajikan Koran Tokoh bagus dan komprehensif. Teknik penyajiannya sangatbagus dan bahasanya cukup komunikatif, mudah dipahami, lugas dan efektif. Ia menambahkan,bahasa Koran Tokoh seperti bahasa Koran Kompas dan Tempo. Penyajian iklan adventorialnyaperlu dipangkas, karena Koran Tokoh sekarang banyak iklan.

Drs. Redha Gunawan, M.M.Rektor IKIP PGRI Bali

Mengacu pada materi unggulannya, sajian Koran Tokoh lengkap. Ada kebudayaan, pendidikan,kesehatan, bahkan politik. Bagi pembaca di Bali rubrik Bumi Gora menarik karena memiliki kesamaanbudaya. Generasi muda perlu membaca rubrik Love Story agar bisa meniru kiat sukses para figurnyadalam membina rumah tangga yang harmonis tanpa mengganggu kariernya.

tkh/bestkh/bes

Mohon Doa RestuMohon Doa Restu

Page 10: Tokoh Edisi 565/XI

10 Tokoh 8 - 14 November 2009

Membangun Pariwisata NTB

Padat Modal Padat KaryaSEKTOR pariwisata NTB pernah mengalami

kejayaan di era tahun 1990-an. Kealamiandestinasi yang ada di Bumi Gora menjadi salah satu

primadona wisata bagi wisatawan mancanegaramaupun nusantara. Keindahan alam dan

keragaman budayanya yang unik, menjadi dayatarik bagi wisatawan. Sumber daya dan potensi

pariwisata daerah ini memiliki daya pikat khusus,baik pesona alam maupun budayanya. “Hampirseluruh pantainya layak dijadikan resort wisata

karena masih relatif alami, bersih, dan menawan,serta memiliki kekhasan tersendiri,” ujar

Gubernur NTB, H.M., Zainul Majdi, M.A., dibeberapa kesempatan.

S e s u n g g u h n y apotensi pariwisataNTB telah disadari

puluhan tahun lalu. Karena itupengembangan sektor pari-wisata Nusa Tenggara Baratsudah dimulai sejak 42 tahunlalu, tepatnya tahun 1967,ditandai dengan dibentuknyaBadan Pembimbing PariwisataDaerah (BAPPARDA). Namun,baru pada tahun 1980-anpariwisata NTB mulai dikem-bangkan dengan serius.

Kekayaan itulah yang men-dorong pengembangan sektorpariwisata NTB dengan lebihmaksimal lagi dengan keluarnyaPeraturan Daerah NTB Nomor9 tahun 1989 tentang Pengem-bangan Kawasan Pariwisata diNusa Tenggara Barat. Ada 15kawasan pariwisata yang akandikembangkan. Kawasan wisatapotensial yang menawarkanpanorama cantik memesona,eksotik dan alami, sembilanberada di Pulau Lombok danenam lainnya di Pulau Sum-bawa. Objek wisata NTB inimenawarkan pilihan yanglengkap, mulai dari wisata alambahari, wisata alam pegunu-ngan, dan wisata budaya.

Pada tahun 1980-an NTBdengan Pulau Lombok danPulau Sumbawa, masihmerupakan destinasi baru yangdisebut-sebut berada di se-belah Timur Pulau Bali.Belakangan kawasan ini dinilaisebagai kawasan yang ternyatamenyimpan keindahan luarbiasa. Seperti dikatakan MisbahMulyadi, anggota DPRD NTBdan salah seorang peloporpariwisata NTB, destinasi baruini tak kalah dengan Bali meskikala itu NTB belum masuk petapariwisata nasional. Tetapi,Pemerintah Provinsi NusaTenggara Barat sejak awalPELITA ke V berupaya me-

ningkatkan kesejahteraanmasyarakat melalui pem-bangunan segala sektor de-ngan menempatkan sektorpariwisata pada prioritas ter-tinggi.

Sejak pemerintahan Guber-nur H. Warsito (1988-1998),NTB mulai serius membangunsektor pariwisata dengan mulaidilakukan pembangunan hotelbintang pertama di Senggigiyaitu Senggigi Beach Hotelmilik PT Aerowisata. Sektorpariwisata menjadi sektorunggulan dalam pembangunandaerah, karena sektor ini mampumeningkatkan penyerapantenaga kerja. NTB yang saat itudominan di sektor pertanian.

Menempatkan sektorpariwisata sebagai unggulanpembangunan saat itu, karenasektor ini diyakini mampumenggerakan ekonomi daerah.Sektor pariwisata memberi efekganda (multiplier effect) bagi

perkembangan ekonomi suatudaerah dengan terbukanyakesempatan kerja, tumbuhnyasentra industri kerajinan, sertamemasukkan devisa (pendapat-an asli daerah/PAD) bagi daerahini. Terbukti sejak itu industrikerajinan berkembang pesat,seperti di Kota Mataram, ber-kembang kerajinan kotak antikdi Lingkungan Rungkang-jangkuk dan Sekarbela dengankerajinan emas-mutiara, yangakhirnya menjadi salah satutempat kunjungan wisatawanmancanegara dan wisatawannusantara. Demikian jugaindustri kerajinan lainnyaseperti di Desa Pringgasela diLombok Timur dan DesaSukarara di Lombok Tengahyang kini dikenal sebagaiprodusen tenun songket.

Di beberapa desa lainnyajuga berkembang industri ke-rajinan yang mampu menembusnegara-negara Eropa hinggaTimur Tengah seperti DesaBanyumulek, di Lombok Baratdengan kerajinan gerabahnya.Desa Sesela, Desa Labuapi, danDesa Penujak Lombok Tengahkini jadi sentra industrikerajinan ukir kayu, patung,dan gerabah. Dari desa-desainilah lahir kelas menengah baruekonomi yang mengeksporbarang dan bermitra usaha dimancanegara. Data yangdiperoleh dari Badan PusatStatistik NTB tahun 1999mencatat, laju pertumbuhanindustri pariwisata di atas rata-rata PDRB yang sebesar 7,17persen. Dalam periode tahun itukontribusi sektor pariwisataNTB termasuk tiga teratassetelah pertanian (38 persenlebih). Sasaran pembangunankepariwisataan sebagai upayaekonomi bukan saja bersifatpadat modal melainkan jugapadat karya. Penyerapantenaga kerja di sektor pariwisatasekaligus mampu menggalak-kan pembangunan sektor-sektor lain yang terkait.

Keseriusan pembangunanpariwisata dalam masa ke-pemimpinan Gubernur H.Warsito (1988-1998), membukamata bahwa NTB memiliki dayapikat pariwisata yang unggul.“Satu keberuntungan ketikapada masa itu, karena GubernurH. Warsito memiliki kedekatandengan kementrian pariwisatayang kala itu Joop Ave menjadiDirjen di Kementrian PariwisataRI,” kata Ir. Misbach Mulyadi.Melalui pendekatan dankoordinasi ke pemerintahanpusat yang intensif dilakukangubernur, NTB makin dilirik

sebagai destinasi wisata yangpeluang perkembangannyasangat besar. Hal inilah yangkemudian mendorong investasibidang pariwisata mulai ber-kembang dengan masuknyaLombok Tourism DevelopmentCorporation (LTDC) danpembangunan hotel Novotel diLombok Tengah bagian Selatandan Sheraton hotel di Senggigidi Lombok Barat.

Pemerintah Provinsi NTBsaat itu memiliki harapan besarakan berkembangnya pariwisatadi NTB yang bakal memberikannilai ekonomi yang lebih bagimasyarakat, ketika pemdabersama perusahaan swastamembentuk PT PPL (Pengem-bangan Pariwisata Lombok)atau LTDC (Lombok TourismDevelopment Coorporation),tahun 1988, yang akan me-masukkan investasi besar disektor pariwisata. Namun, badaidari krisis moneter menggagal-kan rencana investasi besartersebut. Saat itu dalam hitu-ngan di atas kertas, dalamwaktu sekitar 10 tahun berikut-nya akan bermunculan hotel-hotel berbintang di kawasanpantai selatan Pulau Lombok.Lahan yang dicadangkan untukpengembangan kawasan pari-wisata di Lombok Selatan saatitu mencapai sekitar 1.250hektar.

Semangat pemerintah untukmengembangkan pariwisatamasih terbentur dengan kendalainfrastruktur. Namun pemdatidak patah semangat. Saat ituGubernur Warsito getol melobike pusat untuk peningkataninfrastruktur yang menunjangpembangunan pariwisata.Upaya itu membuahkan hasil,geliat pembangunan pariwisatapun menghangat dan terusberlanjut. Jalan-jalan menujuobjek wisata di bagian UtaraLombok seperti arah Senggigihingga Pemenang pun dibuka.Demikian juga jalan di bagianSelatan dibuka jalan lingkarSelatan Kute hingga SelongBelanak.

Dalam waktu tidak lamaNTB menjadi salah satudestinasi pariwisata palingdiminati pun melejit. Angkakunjungan wisatawan melon-jak. Sebagai destinasi pariwisatayang baru, angka kunjunganwisatawan sudah mencapaiangka puluhan ribu. Angkakunjungan itu menurut Mis-bach, bisa dikatakan luar biasauntuk kawasan yang barudikenal. Sejak saat itu terjadipeningkatan angka kunjunganyang signifikan dan terus

menerus bertambah, membuatNTB mulai diperhitungkandalam peta pariwisata nasional.

Namun, pasang surut jugamenyertai perjalanan pariwisataNTB. Di samping pernah beradapada puncak kejayaan, pari-wisata NTB pernah jugaterpuruk hingga bisa dikatakanberada pada titik nol. Ke-terpurukan kepariwisataan NusaTenggara Barat merupakanrisiko langsung dari situasiyang bersifat global maupunperistiwa-peristiwa lokal yangmenorehkan citra negatif bagiNTB. Misalnya krisis keuangandunia, serangan WTC, BomBali, isu terorisme, atau ker-usuhan massal berbau SARA diLombok yang terjadi tahun 2000dan peristiwa kriminal lainnya.Dampak keterpurukan itudirasakan juga oleh masyarakatNTB umumnya, karena merekamulai merasakan nikmatnyagemerincing dolar yang diraupmelalui kegiatan ekonomipariwisata.

Kurs mata uang rupiahberada pada posisi terburuk,yakni dari Rp 2.500 perUS$jatuh lebih 100 persen 1 US$dihargakan dengan sekitar Rp6.000. Dollar menjadi sangatlangka. Situasi yang tidakmenguntungkan ini membuatpariwisata NTB makin lesu. Parapelaku pariwisata pontang pant-ing mempertahankan bisnisnya.Dengan naiknya harga dollarlebih dari 100 persen, kebang-krutan mulai membayangiterutama bagi pengusaha lokal.Bagaimana tidak, hotel-hoteldan restoran utamanya yangselama ini memberikan pe-layananan bagi wisatawanmancanegara dengan standarinternasional, harus menyesuai-kan diri dengan harga-hargabahan makanan impor yangmereka beli dengan mata uangdollar. Bahan baku makananyang menunya berstandarinternasional mereka dapatnyadengan harga dollar.

Terjadi banyak pengang-guran karena usaha-usahapariwisata mengambil langkahpenyelamatan dengan melaku-kan pemutusan hubungan kerjaterhadap karyawan-karyawan-nya, karena tak sanggupmembayar gaji karyawannya.Satu persatu hotel-hotel yangbenderanya menjulang tinggiberkibar gagah, tak mamputertolong, karena tak lagi mampumembiayai operasional hotelyang tinggi. Tidak hanya hotelyang mengalami hal ini,melainkan juga travel agentjuga terkena dampak kerasnya

dampak krisis moneter. Travelagent rata-rata kelimpunganmenghadapi kondisi ini, baikyang besar maupun yang kecil.

Beberapa di antaranyamampu bertahan dengan segalaketerbatasan di masa-masa awalkrisis melanda. Namun, gunca-ngan ini terasa sangat hebatsehingga yang lainnya tidaksedikit yang menutup usaha-nya. Yang mampu bertahanhanyalah travel agent yangbermodal cukup. “Tidak lebihdari 10 travel agent yangmampu bertahan hidup waktuitu,” kata Awanadhi Aswina-bawa, Ketua ASITA NTB. Bagitravel agent besar denganjumlah karyawan 20-25 orang,mampu bertahan denganmengandalkan tabungan untukmenggaji karyawan-karyawantersebut. Ini tidak berlangsunglama, berbagai upaya danstrategi pun diambil dalammenghadapi terpaan ini.

Strategi pertama, mengu-rangi jumlah karyawan. Artinyaterjadi perumahan atau PHKbagi karyawan non permanen.Strategi kedua, menggunakansistem bagi jadwal kerja menjadisetengah-setengah demi mem-pertahankan karyawan. Be-berapa travel agent bahkan adayang menunda pembayaran-pembayaran sebagai kesepakat-an antar pihak hotel dengantravel agent yang seharusnyadilunasi. “Hotel-hotel kesulitanmelakukan penagihan karenatravel agent juga mengalamikesulitan yang sama, kesulitanmenagih pada partner kerjanyadi luar negeri. Persoalan jadiberantai dan tak berujung,” ujarRaden Supardi, salah seorangperintis pariwisata NTB.Kecemasan sektor pariwisata diNTB mulai menghantui. Meskidemikian harapan masih terusdibangun. Pariwisata me-nunggu dan terus mencobabertahan, terutama pada masa-masa arus kunjungan wisataderas masuk ke NTB yaknimenjelang bulan Mei-Oktober.Harapan itu tinggallah harapan.Belum juga ada kemajuan yangberarti. Tingkat hunian hotelterus menurun. Situasi inimerupakan masa paling muramdunia kepariwisataaan NTB.

Saat krisis keuangan/moneter secara nasional yangterjadi sejak pertengahan tahun1997 serta kerusuhan Mei 1998juga meruntuhkan minat sertakesanggupan investor dalamdan luar negeri menanamkanmodalnya di NTB. Kondisisosial, politik dan ekonomi diIndonesia yang kurang meng-

untungkan sejak 1997 membuatinvestasi juga terhambat,karena banyak investor mengu-rungkan niatnya berinvestasi keNTB. Sejak krisis monetermelanda Asia pertengahantahun 1997, Indonesia sempattertinggal di belakang danserentetan krisis belakanganberdampak buruk terhadapsektor pariwisata.

“Tingkat hunian hotel ber-bintang hanya 40 persenselama tahun 1997, sedangkanuntuk hotel melati sekitar 30persen,” kata I. Gusti Lanang,Ketua Persatuan Hotel danRestoran Indonesia (PHRI)NTB.

Investor tentu saja memper-timbangkan situasi dan kondisi,baik ekonomi, sosial, politik dankeamanan. Alasan keamananmenjadi masalah utama. Karenabagaimana pun, tanpa adanyakeamanan yang kondusif, sulitberharap investor bisa memetikhasil dari limpahan wisatawan.Karena sumber bergulirnyainvestasi tersebut adalahwisatawan. Jika wisatawan tidakbanyak yang berkunjung, makainvestasi akan sulit ber-kembang.

Guncangan itu sedikitmereda di akhir 1998. Pada awal1999, ada semangat baru yangdibangun kalangan pelakupariwisata. Mencoba keluar darihimpitan ini dengan melakukankonsolidasi dan mencobamerebut kembali kejayaanpariwisata NTB. Usahameningkatkan minat berwisatake NTB terus dilakukan. Pelakupariwisata dan pemerintah mulaisepakat untuk bergandengantangan kembali. Pemerintahdaerah dan pelaku-pelakuwisata bernapas lega beberapasaat. Sepanjang tahun 1999adalah tahun konsolidasi danusaha membangun kembalicitra pariwisata. Kunjunganmerangkak naik, dan pariwisataNTB menjelang bangkit.

Tetapi, di tengah upayaserius membangun citra positifini, Lombok diguncang ke-rusuhan massa pada perte-ngahan Januari 2000. Badai itudatang menukik, menghantamdan menyapu bersih wisatawandi NTB khususnya di Lombok.Kerusuhan massa denganmembawa isu SARA, mengatas-namakan agama pecah takterelakkan pada tanggal 17Januari tahun 2000 yangdikenal dengan “Peristiwa 171”.Akibat perisitiwa ini, tak pelakpariwisata NTB berada di titiknol. –nik

“Visit Lombok-Sumbawa 2012”sebagai Starting Point

PASANG dan surutnya pariwisata NTB menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah provinsi NTB.Modal utama sebagai sebuah destinasi unggulan telah dimiliki daerah ini. Hal itulah yang membuatpemerintah NTB saat ini kembali melakukan konsolidasi dan pembenahan-pembenahan sektorini. Langkah-langkah strategis untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata NTB antara lain langkahterobosan berupa program “Visit Lombok-Sumbawa 2012” dengan target sejuta kunjungan wisatawan.Terobosan yang diambil ini sesuai dengan cita-cita untuk kembali meraih kejayaan pariwisata NTBdengan mewujudkan pariwisata NTB agar tumbuh menjadi salah satu destinasi wisata yang memberimanfaat tertinggi bagi masyarakat, bangsa dan negara serta destinasi bertaraf internasional, tampaknyabukan lagi sekedar harapan. Program “Visit Lombok- Sumbawa 20123 akan dijadikan sebagai startingpoint untuk mendorong Lombok dan Sumbawa sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia di tahun2012.

Dukungan pusat pun diperoleh NTB dengan kehadiran langsung Presiden RI. DR.H. SusiloBambang Yudhoyono untuk meluncurkan program “Visit Lombok- Sumbawa 2012” lalu. Presidenmengatakan, “Visit Lombok-Sumbawa 2012” adalah bagian dari program “Visit Indonesia Year”. “Sektorpariwisata dapat diandalkan sebagai salah satu pilar pembangunan jangka panjang, karena selainmampu menggerakkan sektor ekonomi juga memiliki dampak multiganda,” katanya. Secara nasionalperan pariwisata sebagai penyumbang devisa makin lama makin meningkat. Pada 2008, ketika ekonomidunia dilanda oleh resesi krisis, sektor pariwisata justru tampil sebagai penyumbang devisa terbesar ketigasetelah migas dan kelapa sawit. Selain itu, sektor pariwisata juga memberikan sumbangan padapeningkatan investasi di tanah air sebesar hampir lima persen dan mampu menyediakan lapangan kerja bagi6,7 juta lapangan pekerjaan. Rp75 triliun kontribusi sektor pariwisata, jumlah tersebut tidak sedikit dan pada saatyang sama mampu menyumbang 11,03 persen dari PDB nasional.

Dipilihnya tahun 2012 sebagai tahun Visit Lombok –Sumbawa dengan target kunjungan satu juta wisatawan, karena pada tahun tersebutdianggap sebagi momen yang baik bagi pariwisata NTB, di samping adanya kesempatan yang cukup untuk melakukan berbagai penataan sehingga

daerah ini lebih siap menyambut sejuta turis. Angka 2012 dipilih, menurut Drs. L. Gita Aryadi,M.Si, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, ini merupakan hitungan statistik. Bilapertumbuhan sektor pariwisata di Lombok dihitung linier, mulai dari 10% lalu 15% dan seterusnya,jumlah 500.000 wisatawan pada 2008 bakal mencapai 945.000 pada 2012, yang dibulatkan menjadisatu juta orang. Hal inilah yang membuat Pemerintah Provinsi NTB, optimis dengan program“Visit Lombok Sumbawa 2012”.

“Untuk itu, maka kebijakan yang diambil demi menyukseskan sejuta kunjungan wisatawanke NTB yaitu, dengan melakukan pemantapan citra positif dan kondisi pariwisata NTB danpembuatan branding dan market repositioning pariwisata NTB,” kata Gita. Selanjutnyameningkatkan promosi wisata dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagipengembangan kebudayaan dan pariwisata. Yang tidak boleh dilupakan adalah kebijakanmenyangkut peningkatan kuantitas dan kualitas koordinasi dengan segenap stakeholderskebudayaan dan pariwisata termasuk juga memberikan dukungan terhadap upayapenataan dan penciptaan objek-objek wisata baru dan menjadikan pembangunan bidangkebudayaan dan pariwisata sebagai sektor andalan.—nik

Salah satu objek wisata air terjun Benang kelambu di NTB tkh/istH.M., Zainul Majdi

Rumah asli suku Sasak di Segenter Lombok Barat

Drs. L. Gita Aryadi, M.Si.

Page 11: Tokoh Edisi 565/XI

8 - 14 November 2009 11Tokoh

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

STIKOM BALIAlways The First

Mama & LeonFACTORY STORE

Selamat & SuksesKoran Tokoh

9 November 1998 - 9 November 2009

IKIP PGRI BALI

ASIA INTERNET MARKETING CENTRE

- UBUNG: Tlp. (0361) 418189,- SIMPANG ENAM: Tlp. (0361) 225254,

- KUTA MEGASTORE: Tlp. (0361) 766171,- MATARAM: Jln. Sultan Hasanuddin 37-39

Cakranegara. Tlp. (0370) 646270

Jln. Hayam Wuruk 888 Denpasar.Tlp (0361) 920 57 69, 087860865027

Jln. Sunset Road No 1. Blok E Kuta, BadungTlp. (0361) 878 7189

www.asiaima.com. Pos-el:[email protected]

BusanaDewata

Meluluskan Winisuda yang Terjamin MutunyaSTMIK Bandung Bali Mewisuda 44 Sarjana

Kampus yangdipercaya Kemen-terian Negara Risetdan Teknologi se-bagai kampus pu-sat IGOS (Indone-sia Go OpenSource) SekolahTinggi ManajemenInformatika danK o m p u t e r(STMIK) BandungBali menghelat ke-giatan wisuda Sab-tu (31/10) di HotelInna Grand Bali Beach.

Ketua Senat STMIK Ban-dung Bali Prof. Dr. EngkosKoswara Natakusumah, M.Sc.,mewisuda 44 sarjananya yakni27 orang lulusan S1 ProgramStudi Teknik Informatika dan17 orang lulusan S1 ProgramStudi Sistem Informasi.

Prof. Engkos STMIK Ban-dung Bali yang merupakan StafAhli Menristek RI ini me-ngatakan selama belajar diSTMIK Bandung Bali, para anakdidik benar-benar diberi pen-didikan di bidangnya sehinggasaat lulus terjamin mutunya.“Semua instansi seperti peme-rintahan daerah maupun di

perusahaan swasta perlu tenagaahli di bidang IT ini. Oleh karenaitu peluang kerjanya masihterbuka lebar,” ungkapnya.

Selain bisa bekerja di ber-bagai perusahaan, alumni yangahli di bidang IT ini punya pe-luang cukup besar untuk men-ciptakan lapangan pekerjaanbagi dirinya sendiri, seperti de-ngan berkembangnya per-usahaan swasta di bidang jasatelekomunikasi.

Piagam penghargaan di-berikan kepada mahasiswi yanglulus dengan predikat terbaik,Alifia Taher Ali, dengan indeksprestasi 3,74 serta mahasiswayang meraih prestasi cumloude, I

Putu Gede Suke-nada Andisana, dariJurusan Sistem In-formasi dengan in-deks prestasi 3,61,Jalin Alwi denganindeks prestasi 3,57dan Andhi AsmaraHadi MahasiswaJurusan Teknik In-formatika denganindeks prestasi 3,64.

Alifia menga-takan optimis de-ngan bekal ilmu

yang ia miliki dapat bekerja diberbagai perusahaan. “Ilmupemrograman salah satunyasangat diperlukan pemilikperusahaan di mana pun,” ujarmahasiswi Jurusan TeknikInformatika ini.

Ia bercita-cita menjadi gu-ru. Dengan bekal gelar sarjana-nya, putri pasangan Taher Alidan Hasina ini sempat bekerjasebagai instruktur komputer diperusahaan swasta di Den-pasar. “Dua minggu sebelumdiwisuda saya mendapat tawar-an mengajar siswa sekolahdasar untuk mata pelajaranTeknologi Informasi & Komu-nikasi,” katanya. —adv/tin

Jln. By Pass Tanah Lot No. 18Buwit - Kediri - Tabanan

Prof. Dr. Engkos Koswara Natakusumah, M.Sc., memberipiagam penghargaan kepada Alifia Taherali kedua dari kanan)

PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCEJln. Gatot Subroto No. 18 D. DenpasarTlp. (0361) 430220. Faks. (0361) 429064

POLITEKNIK NEGERI BALIJimbaran - Bali

IKATAN DOKTER INDONESIACABANG DENPASAR

Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Tim Penggerak PKK Kota Denpasar

Page 12: Tokoh Edisi 565/XI

8 - 14 November 2009Tokoh12

Segera Iventarisasi.....................................................................................................................................................dari halaman 2

Selanjutnya ada pembagiantanah kepada pengikutnya. Iniawal munculnya tanah adat. Disamping digunakan desa jugaada semacam pemberian olehdesa kepada individu untukmendirikan merajan atau pura.Bahkan, awalnya lengkap de-ngan tebe dan ayahannya dalambentuk sawah. Kondisi inimasih ada di beberapa daerah.Krama adat dijamin kehidup-annya dari tanah tersebut danwajib memberikan ayahan jikaada upacara keagamaan. Se-karang ada nomor induk buku(NIB). Jika di Badan PertanahanNasional (BPN) model penge-cekannya tidak valid, munculsertifikat ganda. Di sini yangpaling bertanggung jawab BPNyang mengeluarkan sertifikattersebut. Dalam penguasaantanah sertifikat bukan buktimutlak. Masih bisa dibatalkandengan pembuktian baru. Demi-kian juga dalam kasus sengketatanah adat, sebab ada kalanyatanah adat sudah disertifikatkanmenjadi milik individu srecarapenuh. Beberapa tahun kemu-dian baru diketahui. Kontrolterhadap tanah adat perlu daribawah. Inventarisasi perlu di-lakukan. Namun, desa terkesantidak mau tahu terhadap tanahyang dalam penguasaannya.Begitu dimanfaatkan orang laindan memunyai nilai ekonomi,baru dipermasalahkan.

I Made Suwitra

Atas Nama OrangtuaApa dasarnya orang bisa

menyertifikatkan tanah labapura? Seperti kasus Lemukih diBuleleng. Apa dasar hukumnyaBPN menerbitkan sertifikat. Me-nurut pengamatan saya terjadi-nya kasus tanah laba pura aki-bat kurangnya kesadaran masya-rakat. Semua tanah laba purayang ada di banjar saya atas na-ma orangtua saya dan saat pem-bayaran pajak yang muncul juga

nama orangtua saya. Sempatoknum pengacara ingin mem-provokasi saya. Berdasarkan ke-sadaran, saya menemui klian adatuntuk dimusyawarahkan banjaragar sertifikat tanah atas namaduwe pura banjar. Itu juga untukmengantisipasi agar tidak di-salahgunakan anak cucu saya.Saya tidak punya tanah hanyaada karang ayahan desa danyang penting hidup tanpa konflikdan hidup tenang.

Sudira

Perlu Komitmendan Mediator

Sebagai orangtua, jika tidakbisa memberi harta warisankepada anak, jangan mem-bebani mereka masalah. Sebagaiilustrasi, dulu ada empat suku,masing-masing dengan pasuk-an dan senjata lengkap. Tiapsuku merasa benar dan berhakmenempatkan suatu benda ditempat pemujaan. Karena tidakada kompromi maka solusi tidakditemukan. Suatu saat salah sa-tu dari suku tersebut menawar-kan solusi. “Bagaimana jikamasalah ini kita serahkan padaorang yang datang besok pagi.Siapa pun orangnya, keputusanitu kita gunakan,” katanya.Ketika esoknya datang sese-orang kemudian mempelajarimasalahnya. Diambilnya kainpersegi diletakkan di tengah dankeempat suku diminta memegangsudutnya. Selanjutnya dibawa ketempat suci dan secara bersama-an keempat suku itu pun me-letakkannya. Akhirnya merekamerasa puas. Untuk solusi, per-tama ada komitmen kuat untukberdamai. Tanpa komitmen damaiapa pun solusi yang ditawarkansia-sia. Kedua, ada mediatornya.

Becik

Desa Adat bukanSubjek Hukum

Salah satu upaya menyele-

saikan masalah diperlukankesadaran. Kesadaran men-cegah sebelum konflik. Hasilpenelitian saya, tanah labapura sebelum tahun 1986 tidakbisa dibuatkan sertifikat atasnama pura. Tahun 1986 sesuaikeputusan menteri dalam negeritanah laba pura tersebut bisadisertifikatkan. Tanah komunalyang bisa disertifikatkan hanyadalam bentuk laba pura. Puradi Bali yang punya laba sejakdulu bisa melakukan prosesperalihan agar lebih jelas. Jikasekarang masih ada laba puraatas nama pribadi, perlu me-lakukan konversi. Tanah labapura disertifikatkan atas namalaba pura, hingga dikemudianhari tidak mewariskan masalah.Sementara tanah lain yangmasih dikuasai secara komunal,seperti tanah pasar, setra milikdesa, belum bisa disertifikatkankarena desa adat sampai saatini belum diakui sebagai subjekhukum. Tanah ayahan banyakdisertifikatkan pemegangnya.Tetap sebagai ayahan karenayang mensertifikatkan masih hi-dup. Jika ada peralihan gene-rasi, mungkin menjadi konflikkarena sertifikat atas namaorangtuanya. Semua harus di-kembalikan ke kedudukan se-benarnya. Tujuan UUPA bukanuntuk manipulasi penguasaannamun memperjelas kepastian,keadilan dan pemanfaatannya.Sekarang sering ada manipulasidata. Kondisi ini memicu konflikdan mewariskan masalah padaanak cucu. Peristiwa yang adadi Kubutambahan, Lemukih ju-ga Kramas, Gianyar, perlu dicarikajian historis asal tanah ter-sebut, perjalanan penguasaan-nya sejak awal hingga akhir.

I Made Suwitra

Mulai Berani Unjuk GigiJika ada tanah yang direka-

yasa beberapa oknum diserti-fikatkan atas nama pribadi,

apakah itu memiliki kekuatanhukum tetap? Apakah bisa di-kuasai kembali oleh adat ketikamasyarakat mulai berani ber-unjuk gigi. Dulu, yang kuat yangmenikmati. Hal ini tidak menutupkemungkinan konflik adat akanmuncul di mana-mana.

Gautama

BPN Libatkan ’Prajuru’Jika ada rekayasa dalam

peralihan tanah adat, me-ngembalikan haknya padamasyarakat adat, ada prosesyang perlu diperhatikan. Perludilakukan secara santun danmelalui jalur hukum. Masya-rakat harus mampu membukti-kan tanah tersebut tanah adatatau yang dipakai desa adat,namun dalam waktu tertentudirekayasa sehingga terjadilahperalihan menjadi hak individupenuh. Siapa saja bisa meng-klaim namum yang pentingpembuktian. Bukan hanya be-rupa surat, yang sangat jarangada. UUPA juga memungkin-kan peralihan tanah secaraakupasi sepanjang yang ber-sangkutan memperoleh surat-surat yang diperlukan. Seperti,keterangan dari kepala desabahwa yang bersangkutanmenguasai tanah dari awalsampai sekarang yang bisadipakai dasar memperoleh hakmilik. Untuk proses peralihansaya menyarankan pengumum-an yang dilakukan BPN tidakhanya dilakukan di kantordesa administrasi tetapi pra-juru desa adat siarkan melaluibanjar. Model publikasi di de-sa administrasi sifatnya hanyaformal padahal di Bali dikenalmodel publikasi dengan pro-ses siar dan ini terlihat cukupefektif. Harus ada inisiatif BPNdaerah senantiasa menyetakanprajuru sehingga sejak awaldiketahui kalau tanah tersebutakan disertifikatkan.

I Made Suwitra

Tubuh Mereka.......................................................................................................dari halaman 1

pingsan.Berkali-kali aku minta

berhenti pada Pak Im. Berkali-kali pula Nursalim berteriak dariatas, “Ayo, kamu bisa!” “Se-dikit lagi ada bonus, jalananlurus tak mendaki,” ujar Pak Im.Aku bersemangat lagi, ter-sengal-sengal lagi. “Berapatonggak lagi Pak?” tanyaku.“Nanti kalau sudah sampai kantahu sendiri,” kilahnya. Pak Imtak mau mengatakan jika kamiharus melalui 33 tonggak jarak.

Di tonggak 17, Salma mulaikelelahan. “Ama nggak kuat,”katanya. Melihat Salma be-berapa kali hendak menyerah,aku menguatkan diri. Kalau akuseperti ini terus, Salma akanikut-ikutan. Jadilah, aku ber-pura-pura kuat. Kami sempat-kan beristirahat di pos per-hentian, lebih kurang 500 m daripuncak pertama.

Hal yang pertama kali kamikejar untuk dilihat adalah apiberwarna biru dari sumberbelerang di Kawah Ijen. Apibiru itu hanya bisa dilihat jikamatahari belum terbit. Rasalelahku tiba-tiba menghilangsaat tiba di puncak pertama. PakIm mengajak aku buru-buru kepuncak tertinggi untuk melihatmatahari terbit dari balik Gu-nung Merapi. Pikiranku hanyasatu, memotret. Motivasi iniyang meluluhlantakkan rasalelahku yang menyergap sejakawal pendakian.

Jarakku terlalu jauh denganSalma dan Nursalim. Harapan-ku, mereka menyusul. Ternyatatidak. Saat aku menuju Merapi,aku melihat mereka berbalik se-perti hendak pulang. “Semoga

mereka menungguku di pos jikabenar-benar tak ikut keMerapi,” harapku.

Ternyata, mereka menemuimasalah. Angin kencang dandingin menerpa mereka berkali-kali. Meski sudah berlindung dibalik batu besar, tak cukupmembantu. Botol air mineralyang dibawa Salma terjatuh.Botol air lainnya, aku yangmembawa. Untunglah, merekadibantu seorang pendaki.

Saat hari mulai terang,pendaki lainnya mulai turun.Nursalim kebingungan. Ia taktahu posisiku terakhir. Seorangpendaki yang ditanyai, meng-aku melihat ada dua orang, pe-rempuan dan bapak-bapakyang mendaki ke Merapi. Ya, ituaku dan Pak Im. Jalurnya hanyasatu dan hanya kami yangmendaki ke sana. Nursalim danSalma berusaha menyusul.Tetapi, mereka kebingungan.Jalur itu ditutupi pepohonandan semak belukar. Mereka takyakin itu arahnya.

Di puncak dekat Merapi,aku melihat asap membumbungdari pepohonan. Pak Im gelisah.“Merapi terbakar,” keluhnya.Dari ketinggian, lebih kurang2.500 m di atas permukaan laut,pesona Pegunungan Ijen sung-guh memikat. Danau KawahIjen berwarna hijau toska,berdiameter 1 km dan disebut-sebut sebagai kawah terbesardi dunia. Di sebelah tenggaradanau terdapat lapangan solfa-tara yang merupakan dindingdanau dan di bagian barat adadam Kawah Ijen, hulu KaliBanyuapit.

Dengan lensa tele, aku me-

lihat penambang bergulat de-ngan asap putih pekat mencaribelerang. Lokasinya dekatpermukaan danau. Batuan be-lerang berwarna kuning terangitu diangkut para penambanguntuk dijual. Sebagian penam-bang mengolahnya menjadiberbagai bentuk dan dijadikansuvenir.

Saat sedang asyik memotret,tiba-tiba aku mendengar teriak-an “mama” berkali-kali. Akumelihat Salma dan Nursalim.“Ke sini,” teriakku sambil me-lambaikan tangan. Entahlah,mereka melihatku atau tidak.Kulihat tubuh mereka hanyasetinggi dua cm. “Percuma,”kata Pak Im. “Arah angin ber-lawanan arah dengan kita,mereka tak akan mendengar-nya,” katanya.

Tiba-tiba, angin kencangberputar-putar di dekatku. “Apaitu Pak Im?” tanyaku. “Itu le-sus,” ujarnya. “Lesus? Bukan-nya itu angin puting beliung?”jawabku. Kontan, aku merun-duk dan duduk. Tak ada tanam-an di sekitarku. Yang berdiritinggi, hanya aku dan Pak Im.“Ini pertama kali aku melihatlesus,” kataku sedikit takut.

Tak lama, Salma dan Nur-salim berhasil tiba di puncak.“Akhirnya sampai juga,” kata-ku senang. Rupanya, saat me-nuju ke Merapi, mereka berkali-kali merasa tersesat. “Jalanan-nya ditutupi pohon. Setelahyakin hanya itu jalan satu-satunya, baru kami lewati,” kataNursalim. “Kali ini, kita harusfoto keberhasilan, akhirnya tibajuga di puncak,” ujarku sembaritertawa. —rat

PPL Jarang...............................................................................................................dari halaman 1

Definitif Kebutuhan Kelompoksebulan sebelum masa pena-naman,” jelas sarjana penyuluhkomunikasi pertanian ini.

Usaha menekan pengguna-an pupuk anorganik dilakukanBPPL Penebel. Ini dilakukanmelalui imbauan penggunaanpupuk organik. Hasilnya, peng-gunaan pupuk kimia makin ber-tambah. Ini bahkan melebihipatokan penggunaan pupuk ki-mia, 225 urea per hektare lahan.“Petani kadang-kadang meng-gunakan takaran yang berlebihkarena berharap hasil pertani-annya meningkat. Ini menjadisalah satu penyebab produk-tivitas pertanian makin ber-kurang karena kondisi tanahpertanian tak lagi produktif.Agar kebutuhan pupuk di Pe-nebel mencukupi, kami mulaiberalih ke pupuk organik,” tuturpria kelahiran Penebel tahun1963 ini.

Pengolahan pupuk organik diPenebel menggunakan mikroorganisme lokal yaitu melaluiproses pengolahan kotoran ter-nak menjadi pupuk. Pupuk orga-nik sudah diuji coba kelompoksubak yaitu Subak WangayaBetan, Jatiluwih dengan hasil

yang memuaskan. “Dampaknyamemang tak secepat pupuk kimia.Yang perlu kita pikirkan, hasilpertanian untuk tahun-tahunmendatang agar tetap mencapaihasil yang diharapkan,” tambahbapak dua orang anak itu.

Salah satu pilar pentingdalam peningkatan pertanian,petugas PPL. Petugas PPLmemberi penyuluhan, pembina-an dan terlibat langsung dalamsegala kegiatan pertanianbersama petani. Segala hal yangbersifat teknis dan berhubung-an dengan peningkatan pro-duksi pertanian menjadi tang-gung jawab petugas PPL. DiPenebel terdapat 18 penyuluhpertanian yang bertugas dimasing-masing desa. Tiga kalidalam seminggu, petugas PPLbekerja dan terlibat langsungdengan petani.

Petugas PPL bertugasm e n u m b u h k e m b a n g k a nkelompok-kelompok tani. Wi-dastra menuturkan, menumbuh-kan kelompok tani adalah halyang paling sulit. “Ini kesulitanbagi petugas karena sangatsulit mengubah perilaku petanidari individu menjadi kelompok.Padahal, banyak keuntungan

jika mereka tergabung dalamkelompok,” jelas Widastra.

Terbentuknya kelompoktani mempermudah masalahagribisnis terutama masalahmengatur pola tanam untukmemperoleh harga yang layak.Keuntungan lainnya, mudahmenyerap informasi yang adatentang pertanian dari masing-masing kelompok. “Jika ditemu-kan masalah akan cepat di-tanggulangi. Bagi petugas, ter-bentuknya kelompok tani mem-permudah pelayanan dan ino-vasi terbaru yang kami temukan,lebih cepat sampai pada pe-tani,” katanya.

Di Kecamatan Penebel,Tabanan terbentuk 31 subak airdengan jumlah 7.779 anggotakelompok yang luas wilayahnya4.366 hektare, 24 subak abiandengan luas wilayah 2.890,48hektare yang terdiri dari 2.574anggota kelompok, 63 kelompoktani ternak dan 16 kelompok taniikan. Dalam sehari, minimal 4kelompok ditangani masing-masing petugas PPL. Denganmenggunakan sistem latihandan kunjungan (Laku) langkahini dirasakan efektif oleh pe-tugas PPL. —put

Warna Indah......................................................................................................................................................................dari halaman 1

kegiatan agar lansia bisa ber-aktivitas minimal membersih-kan kamar pribadi mereka. “Itudiperuntukkan bagi lansiayang sehat. Jika lansia sakitkami akan bawa ke ruang pe-rawatan atau isolasi,” tambah-nya.

Ada semangat dan ke-ceriaan yang tergambar dalamwajah para lansia. Meski jauhdari sanak keluarga, lansia diPanti Sosial Tresna WerdhaWana Seraya tak merasa sen-diri. Ada rasa saling berbagidi antara penghuni panti baikantarlansia mau pun antar-pengurus. Kedekatan merekatampak terlihat jelas. “Kamiseperti keluarga. Mereka kamianggap seperti orangtua kamisendiri,” ujar Trisnawati.

Meski rata-rata usia paralansia tersebut di atas 60 ta-hun, semangat mereka melaku-kan aktivitas pagi patut diberiacungan jempol. Sesekali me-reka bercanda ria bersama sa-lah seorang pengurus panti.Terkadang mereka mengajakpengurus panti tersebut ber-joget dan bernyanyi bersama.Seperti tak ada beban dalamwajah-wajah para penguruspanti tersebut menemani danmenghibur para lanjut usia.Mereka melakukan tugas me-reka dengan penuh ketulusan.

Hampir tiap hari, Trisna-

wati ada di panti wreda ter-sebut. Tak hanya karenatugasnya sebagai salah se-orang pengurus, namun bagi-nya, berada di Wana Serayaserasa berada di rumah sen-diri. Tak mengherankan jikatiap pagi Trisnawati terlihatmenemani penghuni pantiwreda melakukan aktivitasnya.“Kebetulan tempat tinggalsaya berdekatan dengan PantiWana Seraya. Jadi kapan punjika ada waktu luang sayasempatkan singgah,” katanya.

Trisnawati memang orangbaru di panti wreda yang ber-lokasi di Jalan Gemitir Toh-pati, Denpasar ini. Wanita ke-lahiran Denpasar 13 Februari1963 ini baru tujuh bulan men-jadi Kepala Seksi PenyantunanLanjut Usia di panti jompo ter-sebut. Ia pun baru pertamakali terjun di dunia kerja yangbersifat sosial. “Sebelumnyasaya menjadi staf di Dinas Te-naga Kerja, Transmigrasi danKependudukan Provinsi Bali.Itu jauh berbeda dengan po-sisi baru saya di panti jompoyang lebih banyak menanganiorang lanjut usia,” katanya.

Ada tanggung jawabbesar yang diemban Trisna-wati. Orang tua yang nota-bene memiliki sikap dan peri-laku kembali ke masa kanak-kanak tidak membuatnya jeng-

kel. Ia cukup senang dan me-nikmati profesi barunya itu.“Anehnya, stres saya hilangsaat bercengkerama denganpara lansia,” ujarnya.

Trisnawati mengakui, me-rawat orang tua memerlukankesabaran ekstra. Apalagimasing-masing lansia memilikikarakter berbeda. Itulah yangmembuatnya harus bisamengetahui karakter masing-masing. “Jika sudah menge-tahui karakter lansia, kita bisamembuat mereka nyamanberada di dekat kita,” katanya.

Trisnawati pun tak segan-segan melakukan pendekatansecara personal. Inilah yangmembuat lansia di Wana Se-raya tampak akrab berbincangbersama Trisnawati . Taksegan-segan, Trisnawati se-ring dijadikan tempat curhatbahkan dimintakan solusibagi lansia yang bermasalah.“Mau tidak mau kita harussabar mendengar celotehmereka. Mereka akan senangkarena merasa dihargai ,”tambahnya.

Untuk bisa berinteraksi de-ngan orangtua, Trisnawati takpernah belajar lewat pendidik-an formal. Baginya, bisa ber-cengkerama tiap hari adalahsalah satu metode memelajarikarakter dan kondisi psikologilansia. “Ada lansia yang re-

wel, susah diatur, cerewet. Na-mun ada juga yang ramah,penurut dan lucu. Itu semuamemberikan warna yang indahdi panti jompo ini,” katanyalagi.

Trisnawati tak hanyabertugas sebagai kepala pan-ti jompo Wana seraya. Ia jugabertanggung jawab memimpinPanti Sosial Tresna WerdhaJara Mara Pati, Lovina Singa-raja. Dua tugas tersebut ialaksanakan dengan penuhsuka cita. “Saya lebih banyakdi Wana Seraya. Untuk PantiJara Mara Pati saya limpah-kan kepada koordinator,”katanya. Meski ada seorangkoordinator, Trisnawati taklepas tangung jawab. Tiaphari ia menerima laporanterkait keadaan panti jompotersebut. “Tiap dua minggusaya berkunjung ke sana,”tambahnya.

Guna mengisi waktu luang,para lansia memiliki kegiatanmembuat sarana pelengkapupacara. Hasilnya mereka jualke beberapa warga sekitar.“Tujuan utamanya bukanmencari uang. Namun mem-berikan kegiatan yang bisamembuat mereka senang.Biasanya hasil penjualan me-reka tabung untuk keperluanpribadi mereka,” ujar Trisna-wati.— lik

Perempuan Tani..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................dari halaman 1tersebut tak sampai ke tangankami,” ujarnya dalam forumdiskusi tersebut.

Sementara pengamat mana-jemen pertanian Bali Ni PutuSwandewi, S.Sos., M.M. me-ngoreksi proses penyediaanbibit bantuan Dinas Pertanianselama ini. Program subsidi bi-bit ini dinilai sudah bagus. Na-mun, proses suplai bibit ketangan petani kerap menimbul-kan masalah. “Kaum tani se-ring mengeluhkan mutu bibit-nya tidak bagus. Ini yangmenjadi salah satu faktor pe-nyumbang gagal panen,”katanya.

Perempuan kelahiran Den-pasar, 13 September 1962, ini,mengharapkan ada komitmenkalangan usahawan pemenangtender proyek pengadaan bibittanaman pertanian. Selama ini,para pelaku usaha tersebutdinilai sudah mengikuti prosestender yang benar. Masalah-nya, mutu bibit kurang diper-hatikan pemenang tender saatmulai bekerja menyiapkan bibitbantuan untuk kalangan pe-tani. Mereka cenderung mem-beli bibit dari lokasi penyediabibit yang dikerjakan tanpa

standar mutu yang baik. “Bibityang disuplai pun akan meng-ancam kemungkinan gagal pa-nen. Sebaiknya, ada proses ujimutu bibit tersebut sebelumsampai ke tangan petani. Sayaharap hal ini segera menjadisalah satu perhatian seriuspemerintah kita,” kata putrisulung I Made Gelgel Antaradan Ni Made Supadmi ini.

Menurut Dewi, demikianpanggilan akrabnya, biasanyabibit bantuan pemerintah tibadi tangan petani melalui ke-lompok taninya. Dalam kelom-pok tani ini ada kaum perem-puan tani. “Kaum perempuantani inilah yang menjadi ujungtombak saat penanaman bibitmulai dikerjakan,” katanya.

Upaya pemberdayaan ke-lompok tani, termasuk kelom-pok wanita tani di perdesaan,tak lagi dapat dipandangsebelah mata. Ini bukan hanyaditandaskan Herry Angligan,Ni Putu Swandewi, dan Arsa-na Yasa. Praktisi herbal Bali NiNyoman Nilawati pun seia-sekata. Namun, menurut Nila-wati, kaum tani yang tergabungdalam manajemen kelompok itutak dapat berjalan sendiri-

sendiri. Mereka memerlukansentuhan pembenahan mana-jemen pergerakan kelompoktaninya. “Kelompok tani ja-ngan hanya diberi pekerjaansebatas pembibitan hingga pa-nen. Masalah pemasaran hasilpanen juga sebaiknya di-tangani kelompok tani,”

katanya.Ada contoh ilustrasi nyata

yang diungkapkan Nilawati.Aktivis Rotary Club ini me-minjam pengalaman ahli per-tanian Dr. Ir. Ni Luh Kartini,M.S. Akademisi FP Unud inigetol bertahun-tahun mengem-bangkan pertanian organik.

Mutu hasil pertaniannya amatmenjanjikan. “Namun, aksespemasaran hasil produknyamenghadapi masalah serius,”katanya.

Itu, kata Nilawati, salahsatu bukti manajemen pemasar-an produk pertanian Bali masihmenghadapi ganjalan. Usahapemberdayaan kelompok tanidinilai menjadi salah satu jalanpemecahannya. Namun, sekalilagi, Nilawati menilai, pem-benahan manajemen kerjakelompok tani harus dibenahidulu. “Kelompok tani harusdiberi kewenangan manajerialuntuk menjual hasil pertanian-nya sendiri,” katanya.

Namun, menurutnya, tawar-

an gagasannya itu memangmustahil bisa efektif jika ke-lompok tani ini dibiarkan ber-jalan sendiri. Kalangan duniausaha yang mayoritas bergerakdi sektor pariwisata harusbersinerji dengan kelompoktani tersebut. “Ini salah satubukti nyata dari program sinerjipertanian dan pariwisata,” tan-das aktivis organisasi wanitaHindu ini.

Pariwisata Bali yang di-sebut-sebut memiliki rohbudaya dinilai tidak bisa ber-gerak jauh dari sektor per-tanian. Menurut Nilawati,pertanian di Bali sesungguh-nya erat dengan urusan adat,budaya, dan ajaran Hindu.“Jika pertanian, adat, budaya,dan ajaran Hindu saling terkaitotomatis pariwisata budaya diBali pun harus peduli pertanianlokal, termasuk peduli nasibpetaninya,” katanya.

Pandangan tersebut di-amini Herry Angligan. Me-nurutnya, sinergi pariwisatadan pertanian harus menjadiaksi nyata di daerah ini. Hasilpertanian lokal harus mem-peroleh akses pasar utamayang masuk ke lingkungan in-dustri bisnis, khususnya res-toran. Ide kerja sama kalanganpelaku usaha pariwisata de-ngan kelompok tani sebaiknyadigenjot maksimal. “Intervensipemerintah untuk mendorongkalangan dunia usaha tadiamat penting,” katanya.

Sementara itu Ir. I MadeSuweta dari Dinas Pertaniandan HPH Tabanan menjelas-

kan, instansi pemerintah diwilayah kerjanya sudah ber-upaya keras memberdayakankeberadaan kelompok tani,termasuk kelompok wanita tani.Ada program penyuluhankhusus yang disosialisasikanke lingkungan kelompok wa-nita tani ini. “Mereka di-anjurkan menanam minimal 3-5jenis tanaman, terutama tanam-an khusus untuk upakara,seperti jepun, cendana, dansudimala,” jelasnya.

Namun, upaya tersebut me-nurut kalangan pengamatmanajemen pertanian, janganhanya berhenti di situ. Me-nurut Herry Angligan, NyomanNilawati, dan Putu Swandewi,cakupan wilayah kerja kelom-pok wanita tani harus diperluaslagi. Mereka jangan dianjurkanhanya membudidayakantanaman pertanian untuk upa-cara keagamaan umat Hindu.Kelompok tani ini juga harusdiberdayakan mulai dari ke-siapan menghadapi musimtanam hingga pascapanen.

“Teknologi pascapanenotomatis harus menjadi salahsatu perhatian penting,” harapNilawati.

Masalah keterbatasan te-naga penyuluh pertanianlapangan juga diharapkanmakin mendapat perhatian.“Jangan jadikan alasan PPL ituproduk Orde Baru lantasperannya banyak dipangkas.Keberadaan PPL harus men-dapat perhatian serius lagi,”tandas suami I Gusti Ayu RaiWidowati ini. —sam

Pemberdayaan kelompok wanita tani di perdesaan

Page 13: Tokoh Edisi 565/XI

13Tokoh8 - 14 November 2009

Rias Pengantin Gaya KarangasemBanyak Disukai di JakartaCALON pengantin sebaiknya berpuasa.Kurangi makanan yang asin-asin karenaakan menggaggu riasan. Mengapa riasangaya Karangasem disukai di Jakarta?

S u t h i r t a s a r imengungkapkantiap pengantin

yang duduk di pelaminan, lebih-lebih yang melakukan prosesiperkawinan secara adat, seringmembuat para tamu kagum.Wajahnya tak hanya terlihatcantik atau tampan, tetapiterasa ada aura lain yangmembuat mereka tampaksumringah. Memang, merekasedang melangkah menapakikehidupan baru dengan segalamimpi dan harapan-harapannan indah, karena itu merekatampak berbahagia. Secararohani cahaya keindahan itujuga tak lepas dari laku lampahyang ditempuhnya.

Suthirtasari yang kemudian

lebih populer dengan sapaanSari Murdjana, menekuni pro-fesi sebagai perias pengantinadat Bali sejak tahun 1977 diJakarta. Perempuan asal Bule-leng ini awalnya belajar meriaspengantin di Salon Ideal.Pengajarnya antara lain WatiHarun dan Muryati Sudibyo.Hingga tahun ini (sudah 32tahun) Bu Sari masih aktif se-bagai perias pengantin, “Ming-gu lalu saya merias di Bogor,”ungkapnya kepada KoranTokoh. Mempelai perempuandari keluarga orang Bali,suaminya asal Belanda namunpernikahannya mengenakanadat Bali.

Menurut Bu Sari, agar pro-sesi pernikahan lancar dan

sukses, disyaratkan calonmempelai melakukan puasasebulan, atau setidaknyaseminggu sebelum hari H. Jikatidak mampu, boleh puasa

Senin Kamis. Melakukanpawasa akan melatih seseorangkhususnya calon penganindalam mengendalikan hawanafsu sehingga bisa berpikirsecara baik, berkata baik danberbuat dengan baik. Kalauhawa nafsu bisa dikendalikan,batin dibersihkan, akan mem-bias pada raut muka. “Maka,pengantin itu kelihatan cantik,dan yang pria kelihatan tam-pan. Biar seperti Dewi Kama-ratih dan Kamajaya, “ ujar BuSari.

Laku berpuasa juga biasadilakukan perias pengantin.Biasanya seminggu sebelumacara rias pengantin Bu Sarisudah berpuasa. Bukan hanyacalon mempelai dan perias yangsebaiknya berpuasa, akan lebihbaik kalau keluarga mempelaipun melakukannya. Tentu da-lam tradisi Bali menyiapkansesaji tidak boleh ditinggalkan.“Biar acara perkawinan ber-langsung sukses,” tambah ibutiga putri dan seorang putraserta nenek tujuh cucu ini.

Selain berpuasa, calonmempelai dasarankan tidaktidak mengonsumsi makananyang asin-asin. Kurangi garamuntuk mengurangi air keringat,karena titik-titik keringat akanmengganggu hasil riasan.

Cempaka Diganti MelatiSoal riasan, agar sempurna

atau yang utama adalah payasagung. Riasan model inibiasanya banyak dihiasi bungacempaka. Tetapi, akan disesuai-kan bentuk wajahnya. Bungayang dipasang idealnya bungacempaka yang aromanya wangi.Tetapi, jika sedang tidak musimatau sulit didapat, bisa digantikembang melati. Sedangkanuntuk busananya tentu busanadodot lengkap, baik laki-laki

maupun perempuan. Yangperempuan mengenakan obi/senteng/anteng

Rias pengantin adat Balipun terdiri atas pelbagai gaya,antara lain gaya Denpasar,Buleleng, dan Karangasem.Gaya Denpasar memang banyakpeminatnya, tetapi menurut BuSari, belakangan ini di Jakartayang banyak disukai gayaKarangasem karena dipandanglebh simpel, misalnya hiasanbunga-bunga tidak terlalubanyak

Di Jakarta, tuturnya, banyakgenerasi muda keturunan Bali,atau masih ada keluargaketurunan Bali yang ketikamelangsungkan pernikahanmemakai adat Bali, baik digedung maupun pesta dirumah. Tampaknya, merekabukan sekadar senang danbangga terhadap tradisi Bali,tetapi tentu ada upaya untukmelestarikan pula. Cuma, sesuaiperkembangan kekinian, untukbusana pengantin perempuanBali, anak-anak muda lebih suka

Sari Murdjana

Foto pengantin, payas Bali yang dimodifikasi, diperagakan model

mengenakan kebaya modifikasi.Selain lebih simpel, menurut BuSari, mungkin terlihat lebihmodern.

Bu Sari sebenarnya tidakhanya mahir dalam tata rias,terutama tata rias pengantinBali. Pimpinan Yayasan SeniTirthasari ini juga bisa meriaspengantin adat Jawa, Sunda,dan beberapa etnis lainnya.Memang, paling banyak dansering melayani pemintaanuntuk merias pengantin adatBali. Di bawah yayasan ini, BuSari juga menyediakan banyakelemen untuk mendukung acarapesta pernikahan. Mulai daririas pengantin dan busananya,rias dan busana pagar ayu danpagar bagus, kursi pelaminan,umbul-umbul kain untukpelaminan, payung pelaminan,janur pintu, tari penyambutandan seperangkat gamelan,menyediakan tenaga pembawaacara, hingga foto dan syutingvideo. “Boleh dikata inimemang usaha keluarga, “ kataBu Sari

Model pelaminan Kori Agung

Karena itu ada beberapapaket yang disediakan, antaralain paket Candi Bentar ThirtaMurni, Candi Benthar ThirtaNingsih, Kori Agung ThirtaDewi, dan paket Kori AgungThirta Janaarta Mas.

Ia menuturkan, sebelumdikenal sebagai perias, terutamaadat Bali, ia sering mengisi acaraseni tari di TVRI. Juga, acaradrama yang terkait peringatanHari Raya Galungan, maupummimbar agama Hindu. YayasanSeni Thirtasari hingga kini jugamasih mengembangan sanggartari selain tatarias pengantin.“Selain cinta seni Bali jugauntuk melestarikan seni budayaIndonesia,” kata Bu Sari yangtelah meraih beberapa peng-hargaan, antara lain PiagamPenghargaan dalam rangka hutke-4 Yayasan Citra Profesi In-donesia sebagai Insan Pem-bangunan Indonesia, tahun2001, penghargaan dari Pe-merintah Thailand tahun 2007dalam acara Asia PacificTradisional Art Festival. -is

Model pelaminan Candi Bentar

TradisiTradisi

Gelanggang Kegiatan Off Court Petenis DuniaManjakan Kulit dan WajahDUABELAS petenis dunia

hadir di Nusa Dua untuk mengikutiCommonwealth Bank Tennis Tour-nament of Champions (CBTC).Turnamen ini merupakan bagiandari Sony Ericcson Women’s Ten-nis Association (WTA) Touryang menampilkan 12 petenisjuara dari 30 turnamen interna-tional series di seluruh dunia danmerupakan penutup ajangkompeteisi 2009. CBTC di-laksanakan 4-8 November di NusaDua dengan hadiah total US$600.000 dan bonus bagi US$ 1 jutabagi petenis yang mampumenjuarai tiga seri dari 30turnamen serta menjadi tourna-ment of champions.

Selain bertanding untukmenjadi yang terbaik, MarionBartoli (Prancis, peringkat 12WTA), Samantha Stosur (Austra-lia,13), Yanina Wickmayer(Belgia,18), Sabine Lisicki (Jerman,25), Anabel Medina Garrigues(Spanyo, 28), Maria Jose MartinezSanchea (Spanyol, 30), Shahar Peer(Israel, 31), Melinda Czink(Hungaria, 38), Agnes Szavay(Hunharia, 42), Aravane Rezai(Prancis, 44), MagdalenaRybarikova (Slovakia, 46), danKimiko Date-Krumm (Jepang, 101)juga melakukan serangkaian kegiat-an di luar lapangan (off court).

Kegiatan pertama yang di-lakukan petenis ini adalahmemanjakan kulit denganmelakukan perawatan wajahbersama produk perawatan wajahdan kulit Pevonia Botanica. Dalamacara tersebut, para petenisdiajarkan untuk mengenali jeniskulit masing-masing danmengetahui bagaimana caraperawatan yang sederhana, mulaidari membersihkan (cleansing),memberikan cairan pelembab,

hingga penggunaan masker untukmengembalikan kekenyalan sertakesehatan kulit wajah.

Kulit para petenis cenderungkering karena olahraga yangdilakukan kerap di ruang terbukadan berkeringat. Hal yang samadiakui pula oleh para petenis yangterkadang harus menghadapiperbedaan cuaca di tiap negarayang mereka kunjungi. Usai me-lakukan perawatan wajah, secarabergantian para petenis melakukanpemijatan relaksasi di bagianwajah, leher, dan pundak. Hasilnyacukup membuat para petenis lebihrileks dan segar.

“Saya jarang melakukanperawatan wajah dengan baik.Tetapi, setiap hari saya berusahauntuk membersihkan mukasebelum tidur,” ujar Kimiko Date-Krumm, petenis asal Jepang. Iamenjadi tahu banyak mengenaiperawatan wajah yang sesuai

dengan kulitnya. Menurutnya,produk ini cukup bagus, aromanyatidak terlalu menyengat dan sepertinya cocok dengan kondisikulitnya yang kerap terlalu kering.

Setelah memanjakan kulit, parapetenis mengekspresikan cita rasaseni mereka dengan menghias ataumewarnai pot dalam acara PlatePainting dari Jenggala Keramik diJimbaran, Bali. Seluruh petenissangat terkesan dengan hasilproduk keramik terbaik dariJenggala. Usai melihat hasilproduksi keramik yang diapajangpada etalease, mereka diajak mengi-tari pabrik pembuatan keramik danmengikuti cara pembuatannya.

Para petenis mengikuti acarapaint a pot, yakni mewarnai pottembikar dengan kuas. Di bawaharahan para artistik JenggalaKeramik, para petenis akhirnya bisamenuangkan ide seni merekamelalui kuas. Dengan meng-gunakan imajinasi seni untukmemadu-padankan warna sertabentuk dari sapuan kuas, parapetenis ternyata berhasilmenghasilkan karya seni yangsangat bagus.

Karya unik dari para petenistersebut akan dilelang dan hasilnyadisumbangkan demi perbaikankehidupan masyarakat Bali. Hal inisudah menjadi komitmen Jenggaladan pihak penyelenggara untukbisa memberi timbal balik yangbermanfaat kepada penduduk Bali.

Puas dengan kreasi seni,petenis dunia ini mencoba mulaidari kalung, gelang, anting-antingyang berbahan perak, tembagahingga bertaburkan mutiara dariMundaka Jewelery. Mereka senang

sekali mencoba perhiasan yangdisediakan. Mundaka Jewelerymemakai bahan-bahan asli dari In-donesia, seperti perak Bali,maupun mutiara pantai selatan(south sea pearl) yang terkenalitu.

Usai acara tersebut, seluruhpetenis mendapatkan hadiahkhusus dari Mundaka Jeweleryyang disesuaikan dengankeinginan para petenis. AnabelMedina Garrigues mendapatgelang dan kalung perak yangdipadu dengan batu onix nanmengkilap. “Saya sangat senangsekali mendapat hadiah khususdari Mundaka. Bisa saya pakaikalau sedang di luar lapanganatau dalam acara khusus. Seluruh

petenis pasti senang mendapat-kannya,” ujar Garrigues.

Sedangkan petenis IsraelShahar Peer justru berniat memakaiperhiasan itu nanti saat bertandingdi lapangan. “Saya sangat senangmenggunakan perhiasan. Apapunbentuknya. Nanti akan saya pakaibila bertanding nanti,” ujar Peer.

Kegiatan yang tak kalahserunya saat mereka diajakmenikmati sekaligus menjadibelajar menjadi koki makanan sehat(cooking class) a la The Westin,.Yanina Wickmayer, Sabine Lisickidan Vera Dushevina mencobamemasak dan mencoba makanansehat yang menjadi trademark TheWestin, Super Food.

Ketiga petenis mencobamelakukan aktivitas memasak. Dushevina sangat senang bisaikut aktivitas ini. Ia sudah hampirsetahun tidak masuk dapur danmemasak. Sedangkan Wickamyerdan Lisicki mengakui sangatmenyukai makanan yang memilikikandungan nutrisi dan proteinuntuk mendukung stamina sebagaiatlet.

Super Food adalah kombinasidari bahan makanan yang bergizitinggi dan menyehatkan.Sedikitnya terdapat 40 jenis superfood yang bisa dihidangkan. Bisaberbentuk pasta, salad, smoothies,pastry dan lain-lain. Bahandasarnya ada yang merupakanbuah-buahan, telur, coklat, kacang,tahu, sayur-sayuran maupundaging ikan salmon dan sapi.Selain dapat menghilangkan stressdan menyegarkan, Super Foodsangat cocok bagi olahragawanseperti para petenis. —wah

Petenis yang mengikuti CBTC berkesempatan membuat anekakreasi di atas keramik. Hasil kreasi mereka akan dilelang

Petenis dunia memasak super food disela-sela CBTC

Page 14: Tokoh Edisi 565/XI

14 Tokoh 8 - 14 November 2009

Murid SD sedang menanti diperiksa kesehatan matanya

Alami Hambatan di SekolahGara-gara Katarak

M enurut Ngetis,a y a h n y a ,putrinya ini

sudah mulai terganggumatanya sejak kelas 1 SD.Karena itu ia mengalamihambatan di sekolahnya. Meskiorangtuanya mengatakananaknya tidak pernah me-ngalami benturan atau goresan,namun menurut Senior Man-ager Project Yayasan Ke-manusiaan Indonesia (YKI)Wayan Sukajaya, Kadek

KemanusiaanKemanusiaan

kemungkinan pernah terkenagoresan atau mengalamipukulan. Mungkin si anak tidakberani menyampaikan kepadaorangtuanya. Akhirnya ber-kembang menjadi katarak.

Dalam pemeriksaan diBanjar Amed itu tim YKI tidakmenggunakan alat bantu hurufketika memeriksa kesehatananak-anak SD, melainkanmenggunakan tanda-tandakhusus. Tujuannya agar me-reka tidak stres. Sebab, di desaitu ada yang kelas 1 SD tetapibelum bisa membaca.

Menurut dr. Dharyata,penanganan katarak pada anak-anak berbeda dengan orangdewasa. Tindakan akan di-lakukan di rumah sakit.

“Operasi katarak anakmelibatkan anggota tim yanglebih besar serta alat yang lebihlengkap. Selain spesialis matadiperlukan juga dokter spe-sialis anak, dan dokter ahlianastesi. Dikhawatirkan saatoperasi berlangsung merekabergerak, karena jenuh atau

kondisi lainnya. Di samping itutingkat ketakutan anak-anakbeda dengan orang dewasa.Saat menjalani operasi, anakjuga harus dalam kondisinyaman dan aman,” papar dr.Dharyata.

Untuk itu anak SD 2 Pur-wakerti yang bernama Sukartiniini diminta datang ke Denpasarmelakukan pemeriksaan ulangyang lebih lengkap untukmelihat kesiapannya menjalanioperasi. Seluruh biaya ditang-gung YKI.

Pemberian kacamata kepadaanak-anak juga tidak semudahkepada orang dewasa. Orangdewasa bisa langsung diberikacamata usai pemeriksaan.Untuk anak-anak, mulai dariframe, ukurannya satu matadengan mata lainnya, di-sesuaikan pula dengan bentukmukanya. “Kami sampaikanpada para guru, untuk kacamataanak-anak kami memerlukanwaktu membuatkannya se-minggu atau maksimal duaminggu,” ujar Wayan Sukajaya.

“Jika sudah selesai, tim kamiakan membawakannya kesekolah mereka masing-masing.Mereka harus mencobanyalangsung sampai merasa nya-man mengenakannya. Kaca-mata harus selalu dikenakan,sering dibersihkan,” lanjutnya.

Dalam pemeriksaan harikedua, Rabu (5/11), di SDN 1,SDN 2, SDN 3 dan SDN 4Purwakerti, murid yangdiperiksa masing-masing 147,163, 201 dan 96 orang. Dari 607murid di empat SD tersebut,yang membutuhkan kacamata 18orang, obat 24 orang dan men-derita katarak satu orang. - ard

JIKA dilihat sepintas, tampak warna matadan penglihatannnya biasa atau normal. Iaselalu tampil ceria sebagaimana anak-anak

lainnya. Begitu dilakukan pemeriksaan,ternyata dari seluruh murid yang ada, hasil

diagnosa menunjukkan, kornea mata kiriKadek Sukartini (10) mengalami masalah

penglihatan. Murid kelas 4 SDN 2Purwakerti ini, dinyatakan menderita

katarak dan harus mendapat penanganansegera.

Kadek Sukartini

Pemeriksaan dan pengobatan mata gratis berlangsungdi Banjar Amed, Dusun Purwekerti, Abang, Karangasemselama dua hari. Pelayanan dilaksanakan YayasanKemanusiaan Indonesia (YKI) bekerja sama dengan BadanKoordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS)Provinsi Bali dan Kelompok Media Bali Post. Pemeriksaanyang berlangsung Selasa (4/11) diikuti 243 warga masyarakat,225 di antaranya memperoleh kacamata gratis, 150 orangmendapat obat, dan 10 orang menjalani operasi katarak.Pemeriksaan hari kedua khusus untuk anak-anak SD.

PengobatanMata Gratis

di Amed

Page 15: Tokoh Edisi 565/XI

8 - 14 November 2009 Tokoh 15KILASBALIK

DISMAS(21)

RileksRileks

Giuliano Stroe Bocah Terkuat di DuniaPADA umumnya, balita

suka permainan anak-anak namun Giuliano

Stroe, berbeda. Saat berusiadua tahun, ia justru lebih sukaberolah raga. Tak main-main,olah raga yang digemarinyaadalah body building yakni olahraga untuk membentuktubuh. Anehnya, orangtuanyamendukung hobi anak yangbelum lama bisa berjalan itu.Hasilnya, tiga tahun rutinberlatih, otot-otot tubuh si kecilGiuliano menyembul, terutamaterlihat pada lengan dan perut.

Giuliano Stroe (kanan) saat memperlihatkan ototnya

Koran Tokoh Berulang Tahun“Pahlawan tanpa Jasa”

TANGGAL 9 November2009 Koran Tokoh berusia 11tahun. Tanggal 10 November2009 bangsa Indonesia me-rayakan Hari Pahlawan. Siapayang pantas disebut tokoh?Benarkah, jika dikatakan“guru pahlawan tanpa jasa”?

Ada pengamat bahasayang cenderung mengembali-kan etimologi kata tokoh kebahasa Arab: taqat atau taqah.Memang, orang yang kearab-araban suka membaca huruf asebagai o, maka taqah dibacatokoh.

Tetapi, kalau melihatmaknanya Pemulung Kata-kata Dismas (almarhum) lebihcenderung mengembalikanetimologi makna tokoh ke katatogog yang dalam bahasaJawa berarti tonggak, tiangyang menjulang tinggi, dalambahasa Bali berarti patung,bentukan yang menggambar-kan sesuatu yang dipuja.Bukankah orang disebut tokohkarena di mata publik beliautampak sebagai tonggak, tiangyang menjulang tinggi, lebihmenonjol dan mencolok matadaripada orang-orang di se-kitarnya, walaupun sebetulnyabeliau itu belum tentu mampu,berpengalaman, seperti yangdimaksud dengan kata Arabtaqah/taqat? (Koran Tokoh, 2Oktober 2000).

Seorang tokoh di tingkatRT/RW/kelurahan belum tentubisa menjadi tokoh di tingkatnasional apalagi internasional.Begitu juga seorang tokohberkaliber dunia seperti BillClinton belum tentu dipandangsebagai tokoh di pedalamanPapua. Bahkan nama beliau takpernah dikenal masyarakat,yang hanya kenal tokoh-tokohlokal seperti kepala suku dandukun mereka.

Jadi, tak ada alasan bagiseseorang yang disebut to-koh untuk berbangga hati(apalagi sombong takabur),karena seorang tokoh di-bentuk semata-mata olehopini publik dan bukan ka-rena kualitas pribadi beliau.Seperti halnya idola = idolum(bahasa Latin) = eidolon(Yunani) = arca atau patungberhala yang dipuja bukankarena kualitas batu/kayu/emas/peraknya, begitu jugatokoh idola bukan dipujakarena kualitas pribadinya,melainkan karena faktor-faktor kebetulan yang se-bagian besar tergantung padamassa pemujanya. Justrubiasanya seorang tokoh di-puja karena massa pemujanya

belum/tidak mengenal pribadibeliau yang sesungguhnya.Seorang tokoh idola sebetulnyahanyak terkenal namanya danbukan terkenal pribadinya.Tragisnya, biasanya kalaumassa sudah bosan atau kalaumereka sudah kenal pribadinyabeliau yang sesungguhnya,tamatlah riwayat tokoh idola itudan jadilah beliau tokoh dola-nan yang dihujat semau udelorang banyak. Anda teringatakan nama Suharto “BapakPembangunan” yang diguling-kan menjadi “Bapak Penghan-curan”, tokoh idola yang kiniditendang-tendang sebagaitokoh dolanan (tokoh mainan).

Lepas dari makna tokohseperti itu, jika sedang berulangtahun karyawan Koran Tokohsebaiknya pergi ke mana?Tamasya, darmawisata, tur,pelesir, atau piknik?

Masyaa (Arab) = pergi ber-jalan kaki. Tamasaa (Arab/Parsi)= tontonan, show, hiburan ri-ngan, pemandangan. Dari ga-bungan kedua kata tersebutistilah tamasya masuk ke dalambahasa Indonesia dengan arti“berjalan-jalan (kaki) sambilmelihat-lihat pemandangan alammaupun pemandangan lingkung-an kota, serta menikmati berbagaitontonan/pertunjukan”.

Visata (Sanskerta) = aman,tenteram, mantap dalam iman/keyakinan. Wisata (Kawi) = tidakterhalang, bebas bergerak de-ngan mudah – cepat – tangkas;berkelana dengan santai tanpabeban. Dharma (Sanskerta/Kawi/Jawa Kuno) = kewajiban, amalsaleh, perbuatan baik sesuaidengan hukum agama, etikamoral. Darmawisata (Indonesia)bepergian dalam rangka tugas/kewajiban/melaksanakan amalsaleh. Tornos (Yunani) = alatpemutar tornare (Latin) = me-mutar tour (Prancis) = putaran,lingkaran, keliling. Tour (Inggris)= bepergian (berkeliling) mengun-jungi berbagai tempat, mampirsebentar-sebentar untuk melihat-lihat/inspeksi. Placere (Latin) =menyenangakn plaisir (Prancis)= menyenangkan plezier (Be-landa) = kesenangan, kenikmatanplesir (Jawa/Bali) = bersenang-senang, bermain-main, ber-tamasya; bermain-main cinta,pergi bersenang-senang, ke tem-pat pelacuran berpelesir (Indone-sia) – bepergian untuk ber-senang-senang belaka.

Pick (Inggris) = mengerikiti,menggigit sedikit demi sedikitknick = sedikit, kecil-kecilan,remeh. Pick-knick = ngemil,makan sedikit-sedikit (makananringan) picnick = kotak/

keranjang yang berisi makan-an ringan untuk dinikmatidalam acara santai di luarrumah, misalnya di kebun, ditepi sungai, di hutan, di pe-gunungan, pokoknya di alamterbuka; juga berarti acaramakan kudapan/makan kecildi alam terbuka. Picnic di-indonesiakan menjadi ber-piknik dengan arti yang me-lenceng, disamakan dengandarmawisata atau tamasya.Sering orang berpiknik tanpamembawa bekal makanan kecil(Koran Tokoh 17 Juli 2005).

Peristiwa melenceng jugapernah terjadi di NTT. Sepertiyang terjadi dalam upacarahardiknas (hari pendidikannasional), yang kebetulandihadiri Dismas sebagai pe-tugas musik pengiring au-bade, pembawa acara denganpenuh wibawa mengucapkan,“Berikut ini akan dinyanyikanlagu Pahlawan tanpa Jasa”.Setelah dihardik inspekturupacara Gubernur Ben Mboy,dengan gugup sang pembawaacara mengoreksi diri, “Maaf,Pahlawan tanpa Tanda Jasa”.

Jaza (Arab) = balasan/ganjaran atas perbuatan se-seorang, bisa berupa hadiahatas perbuatan baik, maupunhukuman atas perbuatan jahatseseorang. Jika kita menerimakata jasa berasal dari bahasaArab jaza, maka ungkapan“pahlawan tanpa jasa/jaza”berarti pahlawan yang tidakmenerima imbalan/hadiahapa-apa atas pengabdiannya.

Yasa (Kawi) dari yasas(Sanskerta), berarti: kehormat-an, kemuliaan, keagungan,kemashuran, nama harum. Jikakita menerima kata jasa berasaldari yasa (Kawi) maka ung-kapan “pahlawan yang berjasa/beryasa” bisa diartikan dari duasudut pandang: 1. Pahlawan itutelah melakukan perbuatan baikyang menambah kehormatan/kemashuran raja. 2. Pahlawanitu telah menerima kehormatan/nama harum yang dianugerah-kan raja (disesuaikan denganzaman republik, raja digantikanpresiden/pemerintah/negara/masyarakat). Dilihat dari segiini, maka tak bisa disalahkankalau orang menyebut “guruadalah pahlawan tanpa jasa/yasa” karena memang sesuaikenyataan, guru tidak mendapatkehormatan/nama harum yangselayaknya diberikan pemerin-tah/negara/masyarakat kepadaseorang pahlawan bangsa(Koran Tokoh, 8 Mei 2005).

WIDMINARKO

Untuk informasihubungi: Putu (0361) 9266888

Inilah yang dipertonton-kan bocah usia lima tahunitu dalam pertunjukkan dilayar televisi Italia, yangsekaligus mengantarnyamenjadi bocah terkuat didunia versi Guinness WorldRecord. Di hadapan juri,bocah asal Rumania inibukan hanya memper-tontonkan otot-otot tubuh-nya tapi dia juga melaku-kan sejumlah atraksi yangbiasanya dilakukan oleh

para pemain sirkus,seperti berjalan cepatdengan tangan se-mentara bola beratditaruh di antara ke-dua kakinya.

“Giuliano diajak kegym sejak bayi, menemanisaya berlatih,” ucap ayahnya,Julan Stroe, 33 tahun. Karenaitu, tak mengherankan, ketikamenginjak usia dua tahun,Giuliano yang ingin sepertiayahnya, mulai ikut melatih

diri meski hanya gerakan-gerakan ringan. Ketika usia-nya bertambah, keterampil-annya makin banyak, latihanpun ditingkatkan. Jadilahtubuh kecil Giuliano sepertisekarang.

Mengingat usianya yangmasih sangat belia, banyakyang mengkhawatirkan latih-an seperti itu akan meng-ganggu pertumbuhan bocahyang masih bersekolah ditaman kanak-kanak ini.Namun pendapat itu ditepisoleh Julian Stroe, ayahnya.Menurut Julian, hal itu tidakakan berbahaya dan merusaktubuhnya yang muda.

“Contohnya saya. Sayatelah melakukan latihan ke-ras seperti ini sepanjang hi-dup saya,” ucapnya. “Ia tidakpernah berlatih di luar ke-mampuannya. Ia tetap sajaanak-anak, kalau lelah ber-latih atau bosan, ia akan per-gi bermain,” jelas Julian ten-tang anak pertamanya yangmendapat julukan “LittleHulk”.

Julian Stroe, berasal dariRumania namun ia telahlama menetap di Italia. Iamemiliki empat anak, danGiuliano yang kini berusia 5tahun, tertua. Meski kinimenjadi terkenal, Giuliano

tetaplah anak-anak padaumumnya. Ia masih sukabermain di taman atau me-nonton film kartun padawaktu senggang. Di sisilain, ia juga telah me-mahami kalau dirinya kinimenjadi terkenal karenakerap muncul di layar kacaatau diwawancarai warta-wan. Ia mengaku, sangatmenyukai hal tersebut tapiyang paling disenanginyaadalah tepuk tangan me-riah dari penonton sehabismelakukan atraksi.

Apa yang terjadi padaGiuliano ini mirip denganRichard Sandrak, ‘BocahLaki-laki Terkuat di Dunia’.Richard, kini berusia 16tahun, kelahiran Ukraina,dilatih body building olehayahnya sejak berusiatiga tahun. Pada usiaenam tahun, ia sudahmampu mengangkat be-ban 210 pound. Dia di-juluki ”Little Hercules”(Hercules Kecil). Setelahmenjadi terkenal, Richarddan keluarganya pun hi-jrah ke Amerika, dan iamenjadi bintang film dinegeri Paman Sam itu.Salah satu filmnya adalahTiny Tarzan.

—dia/dailymail

Giuliano Stroe

Rindu Mencicipi Telur Asin dan KerupukMendapat Penghasilan dari Situs Resep Masakan

LimaTanda BAB SehatTAHUKAH Anda bahwa apa yang masuk dan yang keluar dari tubuh, bisa sebagai indikasi sehat tidaknya tubuh kita? Ada

5 tanda BAB (buang air besar) yang bisa dipakai sebagai indikasi tubuh kita sehat:

1. Terjadi minimal tiap pagi. Kalaupun terjadi siang atau sore hari, masih wajar, yang penting tidak sakit perut/diare2. Keluar otomatis, tanpa suara. Jika sampai ada suara-suara berarti Anda kurang mengosumsi sayuran dan buah3. Mengapung. Jika tenggelam berarti makanan berserat yang Anda konsumsi masih kurang4. Aktivitas yang Anda lakukan mulai dari duduk/jongkok, beres dalam 2 menit.5. Setelah menyelesaikan aktivitas tersebut, harus ada perasaan plong, tuntas. –ten

Sumber:Pakar nutrisi dan makanan sehat alami

Wied Harry Apriadji

Bisnis online kian diminati sebagaicara pemasaran masa depan yangefektif. Simak saja penuturan I PutuGde Iwan Trisna Jaya, calon arsitekyang sejak Agustus lalu merintis usahapengiriman makanan secara online.

Menurutnya, keuntungan ber-bisnis online, bisa menjual aneka pro-duk dan jasa. Meski lulus menjadiarsitek, ia tetap mencari usaha lain.“Seorang arsitek tentunya tak selama-nya mendapat proyek. Karena itu,saya berupaya mencari penghasilansampingan dari berbisnis online,” ujarmahasiswa kampus New Media ini.

Selama dua bulan mengikutikursus di Asia Internet MarketingCentre (AIMC) Hayam Wuruk, iadapat membuat website yang masuksepuluh peringkat besar di Google.

Situs www.indonesianfood-recipe.com itu, menawarkan anekamenu masakan Indonesia yangmenyasar orang Indonesia yangmenetap di luar negeri. “Tak salah,orang Indonesia menetap lama diluar negeri banyak yang rindu ingin

mencicipi masakan Indonesia,” ujar-nya. Seperti balado padang, sotomakasar, mi instan bahkan kerupuk,dan telur asin. Menurut Iwan anekamasakan Indonesia k in i sudahtersedia dalam bentuk instan.

Ia mengatakan tak sedikit orang In-

donesia penasaran membuat masakanIndonesia dari resep yang dicantum-

kan dalam situsnya. Lalu, merekamemberi komentar menarik danminta dikirimi bahan-bahan untukmembuat masakan Indonesia. “Ber-untung saya sudah mendapat ilmumoney gram tentang tata cara pem-bayaran secara online,” katanya.

Melalui situs itu, Iwan menjualjasa layanan mengirim paket berisianeka jenis masakan dan camilankhas Indonesia sesuai pesananlewat internet. “Banyak permintaandatang dari orang Indonesia yangberada di Amerika, Belanda danJerman,” katanya.

Iwan sangat tertarik menggelutiusaha barunya itu dan makinter tantang mencar i -car i jenismasakan pesanan ke distributorBali. Ia pun punya cara aman agarmakanan yang ia kirim bisa utuhsampai tujuan, tak remuk ataurusak. “Saya mendapat peng-hasilan dari keuntungan menjualmakanan itu kembali plus biaya pe-ngiriman,” ujar alumnus FakultasEkonomi Univ. Brawijaya Malangini. —adv/tin

I Putu Gde Iwan Trisna Jaya

Asia Internet Marketing CentreJln. Hayam Wuruk 888 Denpasar. Tlp (0361) 920 57 69, 087860865027

Jln. Sunset Road No 1. Blok E Kuta, Badung Tlp. (0361) 878 7189www.asiaima.com. Pos-el:[email protected]

Page 16: Tokoh Edisi 565/XI

Tokoh16 8 - 14 November 2009 PromoPromo