TO BAB 13

3
SIMBOL MATERIAL Dalam banyak kasus, symbol material digunakan untuk menularkan dan memperkuat budaya dari sebuah organisasi. Industri yang muncul belakangan ini menghasilkan citra perusahaan melalui dekorasi dan tata letak kantor. Dekorator desain interior mencocokan kantor untuk mencerminkan nilai dan filosofi bisnis dari klien. Bahkan faktor-faktor seperti jenis mobil yang dikendarai oleh manajemen senior sebuah organisasi mencerminkan standar dan nilai-nilai organisasi tersebut. Melalui penjelasa ini pesan disampaikan kepada karyawan mengenai faktor-faktor seperti yang penting, tingkat egalitarianisme yang diinginkan oleh manajemen puncak, dan jenis perilaku yang sesuai. OBSERVASI DAN PENGALAMAN Manusia secara alami mencocokan diri untuk berfungsi sebagai anggota dari sistem sosial. Banyak dari apa yang mereka pelajari dalam organisasi adalah hasil dari pengamatan dan pengalaman. Hal ini sering menjadi guru yang jauh lebih kuat daripada pernyataan misi tertulis dan kebijakan dan prosedur manual, yang sering dipelajari hanya pada tingkat dangkal dan umumnya menyebabkan kebosanan akut. Dimana ada konflik antara apa yang diamati dan dialami dan apa yang tertulis, observasi dan pengalaman akan memiliki dampak yang lebih besar. BAHASA

description

teori organisasi

Transcript of TO BAB 13

SIMBOL MATERIAL

Dalam banyak kasus, symbol material digunakan untuk menularkan dan memperkuat budaya dari sebuah organisasi. Industri yang muncul belakangan ini menghasilkan citra perusahaan melalui dekorasi dan tata letak kantor. Dekorator desain interior mencocokan kantor untuk mencerminkan nilai dan filosofi bisnis dari klien. Bahkan faktor-faktor seperti jenis mobil yang dikendarai oleh manajemen senior sebuah organisasi mencerminkan standar dan nilai-nilai organisasi tersebut. Melalui penjelasa ini pesan disampaikan kepada karyawan mengenai faktor-faktor seperti yang penting, tingkat egalitarianisme yang diinginkan oleh manajemen puncak, dan jenis perilaku yang sesuai.OBSERVASI DAN PENGALAMAN

Manusia secara alami mencocokan diri untuk berfungsi sebagai anggota dari sistem sosial. Banyak dari apa yang mereka pelajari dalam organisasi adalah hasil dari pengamatan dan pengalaman. Hal ini sering menjadi guru yang jauh lebih kuat daripada pernyataan misi tertulis dan kebijakan dan prosedur manual, yang sering dipelajari hanya pada tingkat dangkal dan umumnya menyebabkan kebosanan akut. Dimana ada konflik antara apa yang diamati dan dialami dan apa yang tertulis, observasi dan pengalaman akan memiliki dampak yang lebih besar.

BAHASA

Banyak organisasi dan unit dalam organisasi mengunakan jargon dan istilah sebagai car untuk mengindetifikasikan anggota dari budaya atau subudaya. Dengan mempelajari bahasa dalam cara ini, anggota mebuktikan penerimaan mereka dalam budaya. Dalam banyak kasus, bahasa khas dari budaya atau sub budaya berasl dari tugas yang dilakukan atau teknologi yang digunakan kelompok tersebut.KETIKA BUDAYA BERTENTANGAN: MERGER DAN AKUISISI

Perbedaan antara dua budaya adalah sorotan utama ketika organisasi melakukan penggabungan, sehingga dilakukan usaha untuk menghasilkan budaya umum. Dalam banyak kasus merger tidak berjalan karena pertentangan kedua budaya terlalu besar. Budaya dapat timbul dari lokasi geografis dan basis pelanggan yang berbeda sebanyak perbedaan nilai-nilai yang dianut.

Globalisai telah menambahkan kompleksitas, dengan banyaknya merger yang terjadi sekarang sebagai usaha perusahaan untuk memperluas pangsa pasar atau untuk mencapai skala ekonomis. Dalam kenyataannya startegi semakin sulit untuk diimplementasikan.

Faktor utama yang menjadi penentu sebuah merger atau akuisisi berhasil adlah kekuatan budaya disetiap organisasi dan derajat perbedaan yang ada antara karakteristik kunci budaya organisasi. Dalam merger atau akuisisi, jika salah satu atau kedua organisasi memiliki budaya yang lemah penggabungan akan bekerja lebih baik. Hal ini dikarenakan budaya yang lemah lebih lunak dan dapat beradaptasi dengan lebih baik terhadap situasi baru. Disisi lain dua budaya yang kuat dapat menyebabkan masalah serius. Namun, ketidakcocokan dua kebudayaan tidak menjadi masalah ketika merger tidak terjadi dalam industry yang sama.

Pada umumnya merger memiliki pihak dominan yang melakukan pengambilalihan, jarang terjadi merger yang berasal dari perusahaan yang sederjat. Hal ini dapat menyebabkan perasaan superioritas pada perusahaan yang melakukan pengambilalihan dan rasa kehilangan atau bahkan perasaan kekalahan bagi mereka yang berada di organisasi yang sedang diambil alih. Hal ini semakin rumit ketika kantor pusat berada di Negara yang berbeda, manajer senior enggan untuk pindah lokasi karena keluarga atau alasan ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan permusuhan akibat dari pengambilalihan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan pemindahan lokasi.