TM 4 IKGM

10
Nama : Viviana Saputra NIM : 021211131059 Mata Kuliah : IKGM 5 Tugas Mandiri 4 : Tuliskan dalam bentuk MS. Word, berbahasa Indonesia, tentang: Pengertian, kegunaan, rumus, kelebihan, dan kekurangan dari indikator: 1. Karies : a. Indeks DMF-T Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. DMF-T merupakan singkatan dari Decay Missing Filled- Teeth. D = Decay adalah jumlah gigi permanen yang rusak M = Missing adalah jumlah gigi permanen yang hilang F = Filling adalah jumlah gigi permanen yang di tumpat Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T : DMF-T = D + M + F DMF-T rata-rata = Jumlah D + M + F Jumlah orang yg diperiksa

description

tugas

Transcript of TM 4 IKGM

Nama

: Viviana Saputra

NIM

: 021211131059

Mata Kuliah

: IKGM 5

Tugas Mandiri 4:

Tuliskan dalam bentuk MS. Word, berbahasa Indonesia, tentang:

Pengertian, kegunaan, rumus, kelebihan, dan kekurangan dari indikator:

1. Karies :a. Indeks DMF-T

Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. DMF-T merupakan singkatan dari Decay Missing Filled-Teeth. D = Decayadalah jumlah gigi permanen yang rusak

M = Missing adalah jumlah gigi permanen yang hilangF = Filling adalah jumlah gigi permanen yang di tumpat

Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :DMF-T = D + M + FDMF-T rata-rata = Jumlah D + M + FJumlah orang yg diperiksaKategori DMF-T menurut WHO : 0,0 1,1 = sangat rendah 1,2 2,6 = rendah 2,7 4,4 = sedang 4,5 6,5 = tinggi 6,6 > = sangat tinggi

"Semakin tinggi indeks DMF-T semakin tinggi kasus kariesnya"Kekurangan DMF-T Jumlah gigi tidak harus sama dengan jumlah DMF-T

Lesi karies tidak dihitung

Tidak menghitung sealant

b. Nyvad Caries Diagnostic Criteria

c. Specific Caries Indexd. PUFA Indexe. Caries Assessment Spectrum and Treatment (CAST) Indexf. International Caries Detection and Assessment System (ICDAS I & ICDAS II)g. FDI World Dental Federation Caries Matrix2. Kelainan Periodontal :a. CPITNUntuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komuniatas tertentu, seringkali perlu di tentukan kebutuhan perawatan. CPITN (Ainamo dkk, 1983) terbukti merupakan sistem yang paling sering digunakan untuk tujuan ini dan menggunakan metode berikut ini :

a. Sistem pemberian skor adalah

Kedo 0 tidak ada poket atau perdarahan gingiva saat penyondean

Kode 1 pendarahan gingiva pada saat penyondean

Kode 2 kalkulus supra dan sub gingiva

Kode 3 poket sedalam 3,5-5,5 mm

Kode 4 poket >6mm

Disini menggunakan sonde berujung bulat yang khusu dengan diameter sebesar 0,5 mmdengan panjang 3,5- 5,5 mm dan berwarna hitam.

b. Gigi geligi di bagi menjadi 6 segmen ( 4 gigi posterior dan 2 gigi anterior) dimana di setiap segmen terdapat satu atau beberapa gigi yang tidak perlu di cabut.

c. Bila digunakan untuk tujuan epidemiologi, biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap 10 gigi tertentu. Bila digunakan untuk perawatan 6 gigi indeks di periksa pada anak-anak dan remaja sedangkan pada individu dewasa semua gigi diperiksa (20thn)

d. Rencana perawatan dittentukan dengan landasan pada

Kode 0 tidak memerlukan perawatan

Kode 1 memerlukan perbaikan perawatan gigi di rumah

Kode 2 dan 3 memerlukan scaling dan perbaikan perawatan gigi di rumah

Kode 4 memerlukan perawatan yang lebih rumit, misalnya scaling, perbaikan perawatan gigi dirumah dan operasi (Manson, 2012)

Menurut Caranza edisi 9, ada beberapa macam indeks dalam diagnosis penyakit periodontal, antara lain: (Caranza, 2002)

1. Kriteria untuk indeks gingiva (Loe H. 1967)0 = gingiva normal

1 = inflamasi ringan; sedikit ada perubahan warna dan sedikit edema. tidak berdarah ketika di prob.

2 = inflamasi sedang; tampak kemerahan, edema, dan glazing. Berdarah ketika di prob.

3 = inflamasi yang parah; kemerhaan yang jelas, dan edema. Ulserasi. Cenderung berdarah spontan.

2. Kriteria untuk indeks gingiva termodifikasi (Lobene RR. 1986)

0 = tidak ada inflamasi

1 = inflamasi ringan; sedikit ada perubahan warna, sedikit perubahan tekstur tapi tidak seluruh marginal atau papilari gingiva.

2 = inflamasi ringan; sedikit ada perubahan warna, sedikit perubahan tekstur pada seluruh marginal atau papilari gingiva.

3 = inflamasi sedang; tampak kemerahan, edema, glazing dan atau hipertropi dari marginal atau papilari gingiva

4 = inflamasi yang parah; kemerhaan yang jelas, edema, glazing dan atau hipertropi dari marginal atau papilari gingiva. Ulserasi. Cenderung berdarah spontan.

3. Kriteria untuk indeks periodontal (Russel, 1954)

0 = negatif. Tidak ada inflamasi dan jaringan pendukung maupun gangguan fungsi karena kerusakan jaringan pendukung

1 = gingivitis ringan. Terlihar daerah inflamasi ringan pada tepi bebas gingiva, tetapi daerah ini tidah sampai mengelilingi gigi.2 = Gingivitis. Inflamasi mengelilingi gigi, tetapi tidak terlihat kerusakan atau dalam perlekatan gigi nya.

6 = gingivitis dengan pembentukan poket. Perlekatan epitelial rusak dan terlihat adanya poket, tidak ada gangguan mastikasi, gigi melekat kuat dalam soketnya dan tidak bergeser

8 = kerusakan tahap lanjut dengan hilangnya fungsi mastikasi. Gigi depan goyang kadang bergeser. Nyeri pada perkusi dengan alat logam dan dapat terdepresi kedalam soketnya.

4. Kriteria untuk indek penyakit periodontal (Ramfjord. 1959)

G0 = tidak ada inflamasi

G1 = inflamasi gingiva ringan sampai sedang, tidak memperluas seluruh sekitar gigi

G2 = inflamasi gingiva sedang sampai parah, memperluas di seluruh sekitar gigi

G3 = gingivitis yang parah, kemerahan yang jelas, cenderung berdarah dan ulserasi.b. PHP Index (Patient Hygiene Performance Index)PHP oleh Podshadley dan Haley merupakan indeks pertama yang dikembangkan untuk tujuan yang semata-mata menilai kebersihan individu dalam membersihkan food debris setelah instruksi menyikat gigi. Indeks ini mencatat ada tidaknya food debris dengan nilai 1 atau 0, secara berturut-turut menggunakan seluruh permukaan dari enam gigi yan dipakai dalam OHI-S.Permukaan setiap gigi dibagi menjadi 5 area yaitu 3 area yang dibagi secara longitudinal, dengan 1/3 tengah dibagi secara horizontal menjadi 3 area lagi. Pemberian nilai didahului dengan menggunakan disclosing solution. Penilaian PHP setiap orang diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai kelima area setiap permukaan gigi dan kemudian dibagi dengan banyaknya permukaan gigi yang diperiksa.PHP = Jumlah nilai kelima area setiap permukaan gigiBanyaknya permukaan gigi yg diperiksac. Basic Periodontal Examination (BPE) Indexd. Periodontal Screening and Recording (PSR) Indexe. Genetic Susceptibility Index for Periodontal disease2. SiC ( Significant Caries Index)Significant caries index atau SiC baru diperkenalkan pada tahun 2000-an oleh Brathal, ia menggunakan SiC untuk menghitung indeks karies yang tinggi dalam suatu populasi

Indeks SiC mudah dihitung, skor SiC diperoleh dari rerata DMFT pada sepertiga populasi yang mempunyai skor karies paling tinggi. Untuk menghitung indeks ini, yang harus dilakukan adalah

1. Mengurutkan individu sesuai dengan skor DMFTnya,

2. Memilih sepertiga dari populasi dengan skor karies paling tinggi dan

3. Menghitung DMFT untuk kelompok studi

Cara menghitung indeks SiC

Menggunakan indeks DMF-T

Mengurutkan data individu mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi

Mengambil 1/3 jumlah data dari total populasi dengan DMF-T yang tinggi

Lalu menjumlahkan data tersebut

Kemudian membaginya lagi dengan jumlah individu (1/3) yang tetinggi DMF-Tnya

3. Specific Index

Specific caries index merupakan indeks terbaru yang di gagas oleh Acharya pada tahun 2006 untuk menggambarkan jumlah gigi karies yang belum pernah di tangani sama sekali dengan menggunakan indeks DMF-T. Pengukurannya dilakukan khusus di daerah permukaan gigi jadi indeks ini masih sangat jarang digunakan oleh khalayak umum.

4. ICDAS (International Caries Detection And Assessment System)ICDAS I Penelitiannya menggunakan sistematik review

Assessment atau pemeriksaan atau penaksiran khusus pada bagian corona atau permukaan mahkota tapi lebih sempurna dari DMF-T

ICDAS II Assessment lebih kompleks yaitu pada tiap permukaan korona, sealant, restorasi, perubahan warna serta aktivitas kariesnya

Membentuk 2 digit , yaitu 1: CARS, 2:CORONAL

Kelebihan

a. Hasil lebih spesifik, lebih lengkap dibandingkan dengan pemeriksaan lainnya

b. Mampu menghitung karies dentin,

c. Mengikuti perjalanan karies

d. Etiologi karies lebih terarah

Kekurangan

a. Tidak meilai karies pulpa

b. Membutuhkan waktu pemeriksaan yang lebih lama

c. Analisisnya lebih kompleks

5. PUFA (Pulpal Ulceration Fistula Abcess)Sama seperti Specific Caries Index, PUFA juga masih termasuk indeks yang baru digunakan untuk menghitung karies. Pembuatan PUFA ditujukan untuk melengkapi indeks DMF-T

P = Pulpal, pertimbangan keterlibatan pulpa dalam proses karies dengan hancurnya seluruh korona atau mahkota sehingga yang tersisa hanyalah akar

U= Ulserasi, yang disebabkan oleh potongan-potongan enamel yang pecah ataupun karena inflamasi pulpa atau akar yang mengalami fragmentasi sehingga timbul ulser

F= Fistula atau nanah yang muncul akibat adanya gangguan kesehatan gigi dan mulut yang melibatkan pulpa

A= Abses yang terkait dengan pulpa

6. CAST (Caries Assessment and Spectrum Treatment)CAST dibuat untuk menyempurnakan indeks DMF-T dan PUFA yang diciptakan oleh Frenken pada tahun 2011. Assessment atau pemeriksaan meliputi sealant, tumpatan, email, dentin dan gigi yang tangga

Indeks-indeks kerusakan periodontal

1. Indeks periodontal (Russell, 1956)

Semua gigi diperiksa, skore yang digunakan pada indeks ini adalah sebagai berikut:

0= negatif. Tidak ada inflamasi dan jaringan pendukung maupun gangguan fungsi karena kerusakan jaringan pendukung

1= gingivitis ringan. Terlihar daerah inflamasi ringan pada tepi bebas gingiva, tetapi daerah ini tidah sampai mengelilingi gigi.2 = Gingivitis. Inflamasi mengelilingi gigi, tetapi tidak terlihat kerusakan atau dalam perlekatan gigi nya.

6 = gingivitis dengan pembentukan poket. Perlekatan epitelial rusak dan terlihat adanya poket, tidak ada gangguan mastikasi, gigi melekat kuat dalam soketnya dan tidak bergeser8 = kerusakan tahap lanjut dengan hilangnya fungsi mastikasi. Gigi depan goyang kadang bergeser. Nyeri pada perkusi dengan alat logam dan dapat terdepresi kedalam soketnya.Peraturan, jika meragukan berikan skore terendah2. Indeks Penyakit Periodontal (PDI) (Ramfjord, 1959)

Indek penyakit periodontla yang di perkenalkan oleh Ramfjord adalah merupakan perluasan dari indeks Russell. Indeks Ramfjord di didisain terutama untuk menentukan luas kedalaman poket di bawah tautan semento enamel. Skornya adalah sebagai berikut

0 = sehat

1 = perubahan inflamasi ringan sampai sedang yang belum meluas ke sekitar jaringna gigi,

2 = perubahan inflamasi ringan sampai sedang yang sudah terbuka meluas ke jaringan gigi

3 = gingivitis yang parah , ditandai dengan kemerahan yang nyata kecunderungan perdarahan yang ulserasi.

4 = Perluasan poket sedalam 3mm apikal dari daerah pertautan enamel sementum

5 = perluasan sedalam 3-6 mm

6 = perluasan seadalam 6 mm

Tanda lain dari PDI adalah bahwa hanya enam gigi geligi yaitu 6/14 atas, 41/6 bawah yang digunakan dalam pemeriksaan dan pengukuran. Data dari gigi geligi ini digunakan mewakili gigi geligi lain secara keseluruhan dan skore rata-ratanya adalah skore dari pasien.

3. Indeks kebutuhan perawatan periodontal komunitas (CPITN)

DAPUS

Carranza, 2002, Clinical Periodontology 9ed. Philadelphia. W.B. Saunders Company

Manson, J.D. 199. Buku Ajar Periodonti 2ed. Jakarta. Hipokrates