tkh_591_xi_9-15_mei_2010

20
Anne Avantie KEMANUSIAAN Hubungi: Pipit/Ayu (0361) 425373, SMS ke Sepi (0361) 7402414 Setahun Rp 90.000 + Ongkos Kirim 6 Bulan Rp 60.000 + Ongkos Kirim Berlangganan Koran Tokoh Berlangganan Koran Tokoh Saksikan Monster di Kawah Raksasa 1 Mendaki Puncak Tambora RABU, 31 Maret 2010, pukul 06.15, Tim Tambora Art Moment berhasil berdiri di tempat tertinggi di Pulau Sumbawa, di puncak Gunung Tambora. Kebahagiaan menye- limuti tim ekspedisi yang sebelumnya telah menggelar berbagai kegiatan kesenian di Dusun Pancasila, Desa Tam- bora, Kecamatan Pekat, Dompu. Kesuksesan tim ini mencapai puncak gunung yang tingginya 2.851 meter itu, tidak lepas dari kerja sama dan semangat yang telah dibangun dengan tekad Bersambung ke halaman 9 Tim Tambora Art Moment, berhasil berdiri di tempat tertinggi di Pulau Sumbawa, Puncak Gunung Tambora 7 Bersambung ke halaman 6 Minta Bantuan Lewat SMS “Tugas kita melakukan hal- hal kecil dan Allah yang me- nyempurnakannya” . Itulah keyakinan Anne Avantie dalam melakukan pelayanan ke- manusiaan. Karenanya, ia tidak pernah merisaukan dana untuk membiayai operasi-operasi pasien-pasiennya. Semua me- ngalir begitu saja, seolah Tuhan menyediakan banyak donatur untuk menopang Anne dalam tugas pelayanannya. Begitu besar kepercayaan para donatur, sampai-sampai dalam memohon bantuan Anne tidak pernah melakukannya secara formal. Cukup lewat telepon bahkan kadang hanya dengan SMS (short message service) yang isinya mencerita- kan kondisi korban dan dana yang diperlukan. Tentu saja, itu terjadi pada para donatur yang juga merupakan kenalan baiknya yang tahu persis pe- layanan yang dilakukan Anne. “Suatu ketika saya men- dapat pasien anak yang alami kecelakaan dan patah kaki. Dia Bersambung ke halaman 6 Anne Avantie dan keluarganya HARI itu merupakan momen bersejarah bagi Yayasan Dwijendra Pusat, Denpasar. Radio Komunitas Dwijendara, yang populer dengan sebutan Radio DJ menerima izin penyelenggaraan penyiaran (IPP) untuk mengudara secara resmi yang diserahkan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali pada Penanggung Jawab Radio DJ. Sebelumnya, terdengar laporan penyiar Radio DJ mengenai suasana persiapan menjelang acara melalui studio yang berada di lantai tiga kampus Dwijendra Pusat, Denpasar serta dimeriahkan dengan penampilan tarian Maha Bajra Dwijendra menyambut para tamu. Sambil melanjutkan siar- an tentang suasana acara, izin Radio Komunitas Dwijendra Jadi Lab. Penyiaran Mahasiswa Seminar Bisnis Terdahsyat Mengubah Utang Jadi Kekayaan Dari kiri: Ida Bagus Gede Wiyana, Ida Ayu Ratna Wesnawati, Ny. Bintang Puspayoga,Komang Suarsana, dan Wakil Gubernur Bali Puspayoga saat meresmikan operasional radio DJ yang ditandai pemukulan gong Miming UTANG tidak selamanya buruk. Dengan pengelolaan keuangan yang bagus utang bisa dimanfaatkan untuk menggapai kekayaan. Mim- ing salah satu pengusaha sukses dari bermain utang di bank sehingga omset perusahaannya mencapai puluhan miliar hanya dalam dua tahun. “Saya belajar bagaimana caranya agar uang dapat bekerja untuk kita,” ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan Tabloid PENG- USAHA. Pria asal Bandung ini semula hanya sebagai pengusaha biasa. Ia takut berutang bank dalam jumlah besar. Ia takut bagaimana kalau usahanya macet dan tak bisa mengangsurnya. Konsep ini menurutnya salah. Setelah banyak belajar terutama kepada pemilik Primagama dan Pendiri Entrepreneur University Purdi E. Candra, ia baru paham, dalam menjalankan bisnis lebih tepat adalah bukan berusaha bagaimana agar hutang menjadi lunas, tetapi sebaliknya bagaimana agar bisa mendapatkan utang lebih besar dan memanfaatkannya Dilema Simulasi Dokter Muda ALAT peraga untuk simulasi kalangan dokter muda di Bali masih menyimpan masalah. Fasilitas praktik calon dokter ini belum tersedia lengkap. Bangunan laboratorium praktik mahasiswanya sebenarnya sudah mulai dikerjakan di RSUP Sanglah. Namun, fasilitas ini masih mangkrak. Akibatnya, pasien tak jarang menjadi “alat peraga” praktik calon dokter mudanya. dapat dijalani melalui proses simulasi menggunakan alat peraga. Namun, harga alat peraganya amat mahal. Semen- tara pihak FK Unud tak sepenuhnya dapat menang- gung beban biaya itu. Problem itu otomatis me- nyisakan dilema untuk simulasi praktik dokter muda. Memang ada tuntutan standar kompe- tensi yang mengharuskan mahasiswanya menjalani praktik memakai alat peraga. Namun, fasilitas alat peraga yang memadai belum sanggup di- siapkan pihak kampus. “Harga alat peraganya amat mahal. Kami belum bisa menyediakan alat peraga yang memadai,” tambahnya. Vakumnya fasilitas alat peraga yang memadai itu mau tak mau memaksa pihaknya menyediakan boneka atau manekin untuk simulasi praktik para dokter muda. Ini lantaran calon dokter tak boleh menjadi- kan pasien ibarat ‘kelinci percobaan’. Ia membandingkan potret Mahasiswa FK Unud Krisis Alat Peraga S elentingan keluhan pasien atau keluarga nya soal ini bukan sekali dua kali mencuat ke permukaan. Standar kompetensi tenaga medis, terutama dokter menjadi tuntutan terdepan masyarakat. “Masyarakat tidak ingin diperiksa dokter yang tidak memadai kompetensinya. Tuntutan masyarakat ini harus dipenuhi lewat proses pendidikan sesuai standar kompe- tensinya,” jelas dekan FK Unud Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.P.D., K.E.M.D. dalam diskusi kompre- hensif kerja sama Koran Tokoh dan manajemen kampusnya, Selasa (27/4), di Ruang Sidang Lantai IV FK Unud Jalan P.B. Sudirman Denpasar. Kalangan dokter umum harus mampu memberikan pelayanan primer. Ini di- praktikan di puskesmas atau praktik swasta sebagai dokter keluarga. Mutu layanannya harus sesuai standar kompetensi. “Jika dokter tidak memiliki kompe- tensi yang cukup, mereka tidak mampu melayani masyarakat dengan baik dan akhirnya masyarakat tidak puas,” imbuhnya. Standar kompetensi itu ditentukan bukan hanya belajar di kelas. Praktik keterampilan calon dokter ikut me- nentukannya. Praktik itu Prof. Dr. Suastika HALAMAN 4 dan 14 BERITA TERKAIT SELAIN dikenal berkat tari Gebug Ende dan komoditas jagung khas yang empuk dan gurih, Seraya juga menyimpan potensi lain, yaitu kain tenun bebali. Pewarnaan kain bebali memanfaatkan bahan baku dari berbagai tanaman alam yang ada di lingkungan sekitar tanpa harus mencemarinya. Begitu diungkapkan I Wayan Karya, Ketua Kelompok Kerajinan Karya Sari Warna Alam Banjar Kangin Seraya Timur, yang memprakarsai produksi kembali kain khas Seraya ini saat menerima kunjungan Nyonya Ayu Pastika di rumahnya, yang sekaligus menjadi tempatnya bekerja. Istri Gubernur Bali yang hobi menjelajah pelosok daerah demi Ny. Ayu Pastika Peduli Pelestarian Kain Bebali Sebaiknya Daerah Membukukan Sejarah Warisan Leluhur Lima Menit saja Lima Menit saja Ni Made Ruastiti Bersambung ke halaman 16 Bersambung ke halaman 16 Bersambung ke halaman 16 Bersambung ke halaman 16 Ny. Ayu Pastika di lokasi pembuatan kain tenun bebali D ENGAN kreativitas ia berhasil mengem bangkan aneka tari tradisional Bali menjadi karya yang memukau selera penonton modern. Dalam beberapa pagelaran monumental, sosok yang satu ini sukses menangani even internasional, paket tontonan wisata yang berskala besar. Ia sangat menguasai konsep seni untuk entertain- ment. Tak ayal, hingga saat ini koreografer perempuan ini tergolong yang terdepan. Faktanya, ia tak pernah sepi mendapat kontrak menyuguhkan kreasi-kreasinya di depan tamu-tamu eksklusif, baik tingkat nasional maupun internasional. Baginya seni adalah berkarya total. Ia membuat semua pihak termasuk lingkungan setempat menjadi bangga. Pemilik nama lengkap DR. Ni Made Ruastiti, S.ST., M.Si. ini melakukan aktivitasnya sepenuh hati hingga menjadi bentuk kepuasan, kebahagiaan, baik bagi dirinya selaku koreografer, si peraga dan penikmat atau penonton. “Garapan untuk dunia hiburan harus bisa memberi kesan dan mudah dinikmati. Biasanya berupa persembahan tari yang pendek tapi menarik. Saya bermain di komposisi, atraktif, dan susah ditebak dengan durasi lima menit saja,” kata Ruastiti yang memiliki “mata koreografi” nan jeli ini dan tetap berpijak pada desa kala patra dalam mengangkat lokal jenius dengan tata penyajian berbeda dalam tiap pemunculannya. Seperti terjadi di Garuda Wisnu Kencana beberapa waktu lalu. Panggung menjadi makin indah dalam kemilau sebuah suguhan tari kolosal yang spektakuler dengan melibatkan lebih dari 200 penari. Garapan seorang perempuan dalam kemantapan profesinya sebagai seorang koreografer dan manajer seni pertunjukan. Mengingat pula budaya menjadi pusat orientasi wisatawan ke Bali, maka seniman satu ini, merasa punya kewajiban menjaga bahkan mengembangkannya. “Dimulai dengan merasakan seni yang kita miliki, itulah yang terbaik. Saya menyikapinya dengan positif, bersyukur, menghargai dan mengoptimalkan demi menjadi keunggulan yang mengatrol menjadi lebih bernilai. Hal itu menjadi potensi besar mengangkat harkat dan martabat pribadi,” ujar ibu kelahiran Denpasar Maret 1965 ini. Sebagai dosen yang juga pelaku seni, ia kurang setuju jika kesenian yang ada, seperti bebalian, wali dan lainnya dalam konteks hiburan begitu saja digelar untuk tamu asing. Kemalasan dan tidak mau lelah dan bersusah payahlah yang membuat seniman terpuruk. “Masih banyak yang menampilkan kesenian apa adanya tanpa sentuhan kreatif samasekali padahal sifatnya hiburan. Ketika ingin dipertontonkan pada tamu mancanegara

description

tkh_591_xi_9-15_mei_2010

Transcript of tkh_591_xi_9-15_mei_2010

Page 1: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

Anne Avantie

KEMANUSIAAN

Hubungi: Pipit/Ayu (0361) 425373, SMS ke Sepi (0361) 7402414

Setahun Rp 90.000 + Ongkos Kirim

6 Bulan Rp 60.000 + Ongkos Kirim

Berlangganan Koran TokohBerlangganan Koran Tokoh

SaksikanMonsterdi KawahRaksasa1

MendakiPuncak Tambora

RABU, 31 Maret 2010,pukul 06.15, Tim Tambora ArtMoment berhasil berdiri ditempat tertinggi di PulauSumbawa, di puncak GunungTambora. Kebahagiaan menye-limuti tim ekspedisi yangsebelumnya telah menggelarberbagai kegiatan kesenian di

Dusun Pancasila, Desa Tam-bora, Kecamatan Pekat, Dompu.Kesuksesan tim ini mencapaipuncak gunung yang tingginya2.851 meter itu, tidak lepas darikerja sama dan semangat yangtelah dibangun dengan tekad

Bersambung ke halaman 9

Tim Tambora Art Moment, berhasil berdiri di tempat tertinggidi Pulau Sumbawa, Puncak Gunung Tambora

7

Bersambung ke halaman 6

Minta BantuanLewat SMS

“Tugas kita melakukan hal-hal kecil dan Allah yang me-nyempurnakannya”. Itulahkeyakinan Anne Avantie dalammelakukan pelayanan ke-manusiaan. Karenanya, ia tidakpernah merisaukan dana untuk

membiayai operasi-operasipasien-pasiennya. Semua me-ngalir begitu saja, seolah Tuhanmenyediakan banyak donaturuntuk menopang Anne dalamtugas pelayanannya.

Begitu besar kepercayaanpara donatur, sampai-sampai

dalam memohon bantuan Annetidak pernah melakukannyasecara formal. Cukup lewattelepon bahkan kadang hanyadengan SMS (short messageservice) yang isinya mencerita-kan kondisi korban dan danayang diperlukan. Tentu saja, ituterjadi pada para donatur yangjuga merupakan kenalanbaiknya yang tahu persis pe-layanan yang dilakukan Anne.

“Suatu ketika saya men-dapat pasien anak yang alamikecelakaan dan patah kaki. Dia

Bersambung ke halaman 6

Anne Avantie dan keluarganya

HARI itu merupakan momen bersejarah bagi YayasanDwijendra Pusat, Denpasar. Radio Komunitas Dwijendara,yang populer dengan sebutan Radio DJ menerima izinpenyelenggaraan penyiaran (IPP) untuk mengudara secara resmiyang diserahkan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)Bali pada Penanggung Jawab Radio DJ.

Sebelumnya, terdengar laporan penyiar Radio DJ mengenaisuasana persiapan menjelang acara melalui studio yang beradadi lantai tiga kampus Dwijendra Pusat, Denpasar sertadimeriahkan dengan penampilan tarian Maha Bajra Dwijendramenyambut para tamu.

Sambil melanjutkan siar-an tentang suasana acara, izin

Radio Komunitas DwijendraJadi Lab. Penyiaran Mahasiswa

Seminar Bisnis TerdahsyatMengubah Utang Jadi Kekayaan

Dari kiri: Ida Bagus Gede Wiyana, Ida Ayu Ratna Wesnawati,Ny. Bintang Puspayoga,Komang Suarsana, dan Wakil Gubernur

Bali Puspayoga saat meresmikan operasional radio DJ yangditandai pemukulan gong

Miming

UTANG tidak selamanya buruk.Dengan pengelolaan keuangan yangbagus utang bisa dimanfaatkanuntuk menggapai kekayaan. Mim-ing salah satu pengusaha sukses

dari bermain utang di banksehingga omset perusahaannya

mencapai puluhan miliar hanyadalam dua tahun. “Saya

belajar bagaimana caranyaagar uang dapat bekerjauntuk kita,” ungkapnyadalam sebuah wawancaradengan Tabloid PENG-USAHA.

Pria asal Bandung inisemula hanya sebagaipengusaha biasa. Ia takutberutang bank dalam

jumlah besar. Ia takut bagaimana kalau usahanya macet dan takbisa mengangsurnya. Konsep ini menurutnya salah. Setelahbanyak belajar terutama kepada pemilik Primagama dan PendiriEntrepreneur University Purdi E. Candra, ia baru paham, dalammenjalankan bisnis lebih tepat adalah bukan berusaha bagaimanaagar hutang menjadi lunas, tetapi sebaliknya bagaimana agarbisa mendapatkan utang lebihbesar dan memanfaatkannya

Dilema Simulasi Dokter MudaALAT peraga untuk simulasi kalangan

dokter muda di Bali masih menyimpanmasalah. Fasilitas praktik calon dokter ini

belum tersedia lengkap. Bangunanlaboratorium praktik mahasiswanya

sebenarnya sudah mulai dikerjakan diRSUP Sanglah. Namun, fasilitas ini masih

mangkrak. Akibatnya, pasien tak jarangmenjadi “alat peraga” praktik calon

dokter mudanya.

dapat dijalani melalui prosessimulasi menggunakan alatperaga. Namun, harga alatperaganya amat mahal. Semen-tara pihak FK Unud taksepenuhnya dapat menang-gung beban biaya itu.

Problem itu otomatis me-nyisakan dilema untuk simulasipraktik dokter muda. Memangada tuntutan standar kompe-tensi yang mengharuskanmahasiswanya menjalani praktikmemakai alat peraga. Namun,fasilitas alat peraga yangmemadai belum sanggup di-

siapkan pihak kampus. “Hargaalat peraganya amat mahal.Kami belum bisa menyediakanalat peraga yang memadai,”tambahnya.

Vakumnya fasilitas alatperaga yang memadai itu mautak mau memaksa pihaknyamenyediakan boneka ataumanekin untuk simulasi praktikpara dokter muda. Ini lantarancalon dokter tak boleh menjadi-kan pasien ibarat ‘kelincipercobaan’.

Ia membandingkan potret

MahasiswaFK UnudKrisis Alat

Peraga

Selentingan keluhanpasien atau keluarganya soal ini bukan

sekali dua kali mencuat kepermukaan. Standar kompetensitenaga medis, terutama doktermenjadi tuntutan terdepanmasyarakat. “Masyarakat tidakingin diperiksa dokter yangtidak memadai kompetensinya.Tuntutan masyarakat iniharus dipenuhi lewatproses pendidikansesuai standar kompe-tensinya,” jelas dekanFK Unud Prof. Dr. dr.Ketut Suastika,Sp.P.D., K.E.M.D.dalam diskusi kompre-

hensif kerja sama Koran Tokohdan manajemen kampusnya,Selasa (27/4), di Ruang SidangLantai IV FK Unud Jalan P.B.Sudirman Denpasar.

Kalangan dokter umumharus mampu memberikanpelayanan primer. Ini di-praktikan di puskesmas ataupraktik swasta

sebagai dokter keluarga. Mutulayanannya harus sesuaistandar kompetensi. “Jikadokter tidak memiliki kompe-tensi yang cukup, mereka tidak

mampu melayani masyarakatdengan baik dan akhirnya

masyarakat tidak puas,”imbuhnya.

Standar kompetensiitu ditentukan bukan

hanya belajar di kelas.Praktik keterampilan

calon dokter ikut me-nentukannya. Praktik itu

Prof. Dr. Suastika

HALAMAN 4 dan 14

BERITA TERKAIT

SELAIN dikenal berkat tari Gebug Ende dan komoditasjagung khas yang empuk dan gurih, Seraya juga menyimpanpotensi lain, yaitu kain tenun bebali. Pewarnaan kain bebalimemanfaatkan bahan baku dari berbagai tanaman alam yangada di lingkungan sekitar tanpa harus mencemarinya. Begitudiungkapkan I Wayan Karya, Ketua Kelompok Kerajinan KaryaSari Warna Alam Banjar Kangin Seraya Timur, yangmemprakarsai produksi kembali kain khas Seraya ini saatmenerima kunjungan Nyonya Ayu Pastika di rumahnya, yangsekaligus menjadi tempatnya bekerja.

Istri Gubernur Bali yang hobimenjelajah pelosok daerah demi

Ny. Ayu Pastika PeduliPelestarian Kain Bebali

Sebaiknya Daerah MembukukanSejarah Warisan Leluhur

Lima Menit sajaLima Menit saja

Ni Made Ruastiti

Lima Menit saja

Bersambung ke halaman 16

Bersambung ke halaman 16

Bersambung ke halaman 16

Bersambung ke halaman 16

Ny. Ayu Pastika di lokasi pembuatan kain tenun bebali

DENGAN kreativitas ia berhasil mengembangkan aneka tari tradisional Balimenjadi karya yang memukau selera

penonton modern. Dalam beberapa pagelaranmonumental, sosok yang satu ini suksesmenangani even internasional, paket tontonanwisata yang berskala besar. Ia sangatmenguasai konsep seni untuk entertain-ment. Tak ayal, hingga saat ini koreograferperempuan ini tergolong yang terdepan.Faktanya, ia tak pernah sepi mendapatkontrak menyuguhkan kreasi-kreasinyadi depan tamu-tamu eksklusif, baiktingkat nasional maupuninternasional.

Baginya seni adalah berkaryatotal. Ia membuat semua pihaktermasuk lingkungan setempatmenjadi bangga. Pemilik namalengkap DR. Ni Made Ruastiti,S.ST., M.Si. ini melakukanaktivitasnya sepenuh hatihingga menjadi bentukkepuasan, kebahagiaan, baikbagi dirinya selaku koreografer,

si peraga dan penikmat atau penonton. “Garapan untuk duniahiburan harus bisa memberi kesan dan mudah dinikmati. Biasanyaberupa persembahan tari yang pendek tapi menarik. Saya bermaindi komposisi, atraktif, dan susah ditebak dengan durasi lima menitsaja,” kata Ruastiti yang memiliki “mata koreografi” nan jeli inidan tetap berpijak pada desa kala patra dalam mengangkat lokal

jenius dengan tata penyajian berbeda dalam tiappemunculannya.

Seperti terjadi di Garuda Wisnu Kencana beberapawaktu lalu. Panggung menjadi makin indah dalam kemilausebuah suguhan tari kolosal yang spektakuler denganmelibatkan lebih dari 200 penari. Garapan seorangperempuan dalam kemantapan profesinya sebagaiseorang koreografer dan manajer seni pertunjukan.

Mengingat pula budaya menjadi pusat orientasiwisatawan ke Bali, maka seniman satu ini, merasa punyakewajiban menjaga bahkan mengembangkannya.“Dimulai dengan merasakan seni yang kita miliki, itulahyang terbaik. Saya menyikapinya dengan positif,bersyukur, menghargai dan mengoptimalkan demimenjadi keunggulan yang mengatrol menjadi lebihbernilai. Hal itu menjadi potensi besar mengangkat

harkat dan martabat pribadi,” ujar ibu kelahiran DenpasarMaret 1965 ini.

Sebagai dosen yang juga pelaku seni, ia kurang setujujika kesenian yang ada, seperti bebalian, wali dan lainnyadalam konteks hiburan begitu saja digelar untuk tamuasing. Kemalasan dan tidak mau lelah dan bersusahpayahlah yang membuat seniman terpuruk. “Masihbanyak yang menampilkan kesenian apa adanya tanpasentuhan kreatif samasekali padahal sifatnya hiburan.Ketika ingin dipertontonkanpada tamu mancanegara

Page 2: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

Tokoh2

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Widminarko Wakil Pemimpin Umum/Wakil Pemimpin Redaksi: Roso Daras Pemimpin Perusahaan: IDK Suwantara Staf Redaksi/Pemasaran Denpasar: SyamsudinKelilauw, Ratna Hidayati, Budi Paramartha, IG.A. Sri Ardhini, Lilik, Wirati, Sagung Inten, Tini Dwi Rahayu. Buleleng: Putu Yaniek Redaksi/Pemasaran Jakarta: Diana Runtu, Sri Iswati, M. Nur Hakim NTB: NaniekDwi Surahmi Desain Grafis: IDN Alit Budiartha, I Made Ary Supratman Sekretariat: Kadek Sepi Purnama, Ayu Agustini, K.E. Fitrianty, Putu Agus Mariantara Alamat Redaksi/Iklan Denpasar: Gedung Pers BaliK. Nadha, Lantai III, Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar–Telepon (0361) 425373, 7402414, 416676–Faksimile (0361) 425373 Alamat Redaksi/Iklan/Sirkulasi Jakarta: Jalan Palmerah Barat 21 G Jakarta Pusat 10270–Telepon (021)5357602 -Faksimile (021)5357605 NTB: Jalan Bangau No.15 Cakranegara, Mataram–Telepon (0370)639543–Faksimile (0370)628257 Jawa Timur: Permata Darmo Bintoro, Jalan Taman Ketampon 22-23 Surabaya–Telepon (031) 5633456–Faksimile (031)5675240 Surat Elektronik: [email protected]; [email protected] Situs: http/www.cybertokoh.com; http/www.balipost.co.id Bank: BCA CabangPalmerah Barat Jakarta, Nomor Rekening: PT Tarukan Media Dharma: 229.3006644 Percetakan: BP Jalan Kepundung 67 A Denpasar.

PenerbitPT Tarukan Media Dharma

Terbit sejak 9 November 1998

K o r a n M i n g g u a n

9 - 15 Mei 2010

Putu Wijaya

AspirasiAspirasi

Sampaikan opini Anda Minggu 9 Mei 2010 dalam acara interaktif “Wanita Global” 96,5 FMpukul 10.00 - 12.00 Wita. Opini dapat juga disampaikan lewat Faksimile 0361 - 420500 dan E-mail

Radio On Line: www.globalfmbali.com, E-mail: [email protected] Anda tentang topik ini dimuat Koran Tokoh 16 Mei 2010

“Menegakkan HakPerempuan Pekerja”

Bersambung ke hlm. 16

Hamil“Berdasarkan undang-undang,

kaum perempuan sekarang dimanja-kan oleh adanya cuti hamil dan cutidua hari pertama haid kalau merasasakit. Kemanjaan-kemanjaan lainmenyusul. Itu alamat bahaya!” kataseorang tetangga.

Bu Amat tercengang.“Kok bahaya? Itu kan kemajuan?”“Bahaya! Tetap saja bahaya!”“Bahayanya di mana?”“Kemenakan saya yang melamar pekerjaan dengan pakai ijazah

yang sudah jatuh-bangun direbutnya, dikalahkan pelamar-pelamarlaki-laki yang tidak punya ijazah!”

“Ya itu mungkin karena perusahaan mengutamakan pengalaman.”“Kemenakan saya berpengalaman kerja di beberapa perusahaan

lain.”“Jadi kemenakan Ibu sebelumnya sudah bekerja?”“Sudah!”“Di beberapa perusahaan?”“Di lima perusahaan dengan gaji bagus sekali karena dia memang

pintar.”“Lho kalau sudah punya pekerjaan mengapa cari pekerjaan lagi?”“Habis dikeluarkan!”“Dikeluarkan karena apa?”“Itulah lucunya. Bukan karena perusahaannya bangkrut. Bukan

karena dia tidak becus bekerja. Malah dia dipuji-puji semua atasannya.Bukan karena dia membuat kesalahan. Wong dia pintar kok. Bukankarena malas. Rajinnya bukan main. Dia sudah masuk sebelum oranglain datang dan pulang setelah semua orang sudah meninggalkan kantor.Rajin, bersih dan pintar. Itu kemenakan saya. Tetapi, dia dikeluarkan.”

“Karena persaingan atau fitnah?”“Antara lain. Tetapi, bukan!”“Lalu mengapa?”Tetangga itu senyum mengejek.“Karena dia perempuan!”Bu Amat terkejut.“O ya, sampai sebegitu-begitunya?”“Ya! Itu sebelum ada aturan cuti hamil dan haid itu. Perempuan

dianggap mengacaukan kantor karena banyak tidak cutinya. Apalagisekarang ada aturan resmi begini. Jelas lapangan pekerjaan akan makinsempit buat perempuan!”

Bu Amat termenung. Dia buru-buru pulang. Sampai di rumahkontan mencecer suaminya.

“Pak, coba jawab dengan terus-terang!”Amat terkejut.“Ada apa?”“Jawab saja, jangan tanya. Aku sekarang yang tanya!”Amat jadi gugup dan cemas.“Ada apa? Ami kenapa?”“Ini bukan soal keluarga. Ini soal dunia! Seandainya Bapak menjadi

direktur perusahaan …. .”Amat langsung angkat tangan.“Sudah jangan mengkhayal yang bukan-bukan. Aku tidak punya

bakat dagang. Aku ini guru, kalau kamu mau ikut-ikutan mau bukausaha, jangan, lebih baik jangan. Pasti bangkrut! Jangan dengarkanhasutan tetangga itu!”

“Denger dulu, kok belum apa-apa sudah menjawab!”“Pokoknya aku tidak mau jadi direktur!”“Seandainya!”“Seandainya juga tidak mau!”Bu Amat mulai kesel.“Ah, Bapak ini kalau diajak berunding mesti membantah duluan.

Seandainya!”“Sudah Bu, aku ini tidak suka mengkhayal. Lebih baik menerima

kenyataan saja. Seandainya-seandainya, untuk apa? Hidup ini nyata.Yang biasa-biasa saja. Itu akibat Ibu suka nonton sinetron! Jadi sukamelamun!”

Amat cepat-cepat menghindar. Bu Amat hampir saja maumengejar. Tetapi, kemudian muncul Ami.

“Seandainya Ami yang jadi direktur bagaimana?” tanya Amimendekati ibunya.

“Tidak bisa.”“Lho mengapa tidak? Apa perempuan tidak berhak jadi direktur.

Sekarang perempuan sudah jadi menteri dan presiden. Apa salahnyakalau Ami jadi direktur?”

“Tidak bisa. Ibu mau bapakmu!”“Mengapa?”“Karena dia laki-laki!”Ami tertawa sinis.“Nah iya kan! Ternyata Ibu juga membedakan antara laki-laki

dan perempuan. Belum apa-apa perempuan sudah tidak boleh jadidirektur. Akibatnya begini. Negeri kita akan dikendalikan laki-lakitok. Bodoh juga tetap dipercayakan kepada laki-laki, karena perem-puan dianggap tidak mampu. Makanya kita tidak bisa maju!”

“Ami! Bukan begitu!”Tetapi, Ami sudah keburu pergi. Bu Amat terhenyak. Kemudian

apa yang dikatakan Ami masuk ke dalam hatinya. Diam-diam Amatmasuk lagi, lalu menegur istrinya yang termenung.

“Betul Bu. Mengapa bukan Ami saja? Mengapa mesti aku? Apasalahnya kalau Ami jadi direktur? Apalagi itu hanya umpama sajakan?”

Bu Amat menggeleng.“Bapak tidak mengerti.”“Tidak mengerti apa? Apa salahnya Ami jadi direktur. Apa karena

dia perempuan? Atau, bagaimana kalau Ibu sendiri?”Bu Amat tersenyum sedih.“Bagaimana kalau seandainya Ibu jadi direktur?”Bu Amat makin dalam termenung.“Kalau Ibu yang jadi direktur, apakah Ibu akan lebih memilih

pegawai perempuan atau pegawai laki-laki?”Bu Amat tercengang.“Lho Bapak tahu maksudku?”“Kalau Ibu jadi direktur, mana yang akan Ibu terima, pegawai

perempuan atau pegawai laki-laki, kalau sama ijazah, pengalaman, dankepintarannya? Coba! Jujur saja! Jangan sebagai perempuan, jangansebagai manusia. Tetapi, sebagai seorang direktur yang bertanggungjawab kepada komisaris untuk memajukan perusahaan. Kalauperusahaan yang Ibu kelola tidak maju, Ibu akan dipecat! Coba pegawaiperempuan atau pegawai laki-laki yang akan Ibu terima? Jujur!”

Bu Amat terhenyak.“Pegawai perempuan yang banyak izin dan liburnya, yang banyak

perasaannya? Atau, pegawai laki-laki yang gesit dan tahan banting?Jujur saja!”

Bu Amat bingung.“Ayo jawab yang jujur!”Bu Amat menarik napas panjang. Setelah berpikir lama, akhirnya

dia kemudian menjawab dengan sedih.“Pegawai laki-laki.”Sekarang Amat yang terkejut. Dia menggeleng-geleng. Lalu

berbisik.“Dalam sejarahnya, jarang pegawai perempuan yang korup. Dalam

sejarahnya pegawai perempuan yang memiliki dedikasi dan kesetiaanpada perusahaan. Dalam sejarahnya pegawai perempuan yang membuatkantor menjadi nyaman, segar, bersih, berdisiplin, tertib, segala urusanlebih mudah. Untuk semua kelebihannya itulah hak-haknya sebagaiperempuan diatur negara. Kalau Bapak yang jadi direktur, Bapak tidakakan pernah ragu-ragu untuk lebih memilih pegawai perempuan ketimbangpegawai pria! Apalagi sekarang ini, dedikasinya pasti akan lebih tinggi!”

Bangkitan Gerakan Nasional Orangtua AsuhPendidikan Perlu Subsidi SilangBIAYA pendidikan sekarang dirasakan mahal, paling tidak dirasakan lebih mahal

daripada sebelumnya. Penyebabnya, sistem pendidikan yang diberlakukansekarang. Pemerintah sudah menyediakan anggaran 20% dari APBN/APBD.Namun, kebijakan di bidang pendidikan sering diberlakukan sama rata. Adil,

memang. Tetapi, dalam praktiknya tidak adil. Apalagi hanya 25% danapendidikan untuk kepentingan siswa. Dana BOS mestinya hanya untuk siswamiskin. Perlu subsidi silang. Bangkitkan kembali “Gerakan Nasional Orangtua

Asuh”. BUMN, BUMD, perusahaan swasta bisa berperan lewat program CSR.FK Unud sudah membantu biaya sepenuhnya mahasiswa dari kalangan warga

miskin. Target 15, terpenuhi 8. Ada calon mahasiswa miskin tetapi tidakmemenuhi persyaratan akademik. Kurang sosialisasi?

Demikian pandangan yangberkembang dalam Siaran Inter-aktif Koran Tokoh di Radio Glo-bal FM 96,5 Minggu (2/5). Topik-nya, “Mahalnya Biaya Pen-didikan”. Berikut, petikannya.

Penyebab MahalSistem pendidikan yang

menyebabkan pendidikan mahal.Dulu pembiayaan operasionalperguruan tinggi negeri dibiayaipemerintah. Ini yang menye-babkan kuliah di perguruan ting-gi negeri tak mengeluarkan bi-aya besar. Berbeda dengankondisi sekarang. Biaya kuliahmakin mahal, karena biaya ope-rasional tak hanya menjaditanggung jawab pemerintah,juga dibebankan kepada orang-tua (masyarakat) dan perguruantinggi yang bersangkutan. Ma-syarakat miskin belum siapmenerima beban tersebut.

Pradnyaparamita, pemerhatimasalah sosial, Pembantu

Dekan BidangKemahasiswaan dan Kerja

Sama FK Unud

Perlu Kerja Samadengan Pihak Lain

Kualitas sering digembar-gemborkan agar bisa berkom-petitif di ranah nasional mau-pun internasional. Untuk me-ngejar kualitas, perlu biayabesar untuk meningkatkan danmelengkapi fasilitas pendidikanyang dibutuhkan. Pemerintahtelah mencanangkan wajib be-lajar 9 tahun. Bahkan ada be-berapa provinsi telah men-canangkan wajib belajar 12tahun. Wajib belajar tak hanyauntuk pemerataan pendidikan,tetapi keunggulan atau mutupendidikan tetap diutamakan.Untuk memenuhi mutu, perlupenambahan biaya. Biaya pen-didikan tak hanya dibebankankepada peserta didik. Selainpemerintah, perlu dibangkitkankerja sama dengan pihak lain,seperti perusahaan swasta danBUMN/BUMD yang mampumembantu menanggung biayapendidikan. Misalnya diambildari dana Corporate SocialResponsibility (CSR) atau

tanggung jawab sosial per-usahaan. Subsidi pemerintahdiharapkan ditingkatkan. Peme-rintah telah menganggarkan20% dari APBN/APBD untukpendidikan. Pengelola pen-didikan perlu kreatif mengelola20% anggaran tersebut. Di FKUnud, selama tiga tahun ter-akhir memberi fasilitas tambah-an khusus bagi masyarakatkurang mampu dan masyarakatdari daerah lain untuk bisakuliah di FK Unud tanpa di-bebani biaya mahal. Dananyaberasal dari dana hibah yangdidapat FK Unud. FK Unudtengah berusaha membiayai20% mahasiswanya. Jumlahmahasiswa FK Unud sekitar 200orang, 40 orangnya mendapat-kan bantuan biaya. Saat ini baruterlayani 15 mahasiswa. FK

Unud tak hanya bergantungpada hibah, namun juga programCSR dari perusahaan swasta,BUMN maupun BUMD.

Pradnyaparamita

Jika BerusahaPasti Bisa

Pendidikan penting. Meskitak punya biaya, asal berusahaseseorang bisa menempuhpendidikan. Untuk mendapat-kan sepeda motor, masyarakatmiskin rela mengkredit. Me-ngapa untuk pendidikan takbisa? Menempuh pendidikandengan cara mencicil tentu sa-lah satu jalan yang bisa ditem-puh. Jika berusaha, pasti bisa.

Tedi

Target 15 MiskinTerpenuhi 8

Mengkredit motor lebihmudah. Ada perusahaan yangbergerak di bidang pembiayaanyang mau menanggung. Adaperusahaan yang berminatnanggung biaya pendidikanhingga tamat? Yang ada, ba-nyak warga masyarakat me-minjam uang untuk pembiayaansaat si anak tamat atau ketikamenempuh skripsi. FK Unudingin menghapus stigma ’fakul-tas mahal’. Tahun 2008 FKUnud mencanangkan 20 kursi(mahasiswa) gratis. Dari 20kursi, lima kursi khusus maha-siswa berprestasi di bidangolimpiade baik nasional mau-pun internasional, sedangkan15 kursi untuk mahasiswa mis-kin namun dari segi akademikbaik. Dari 15 kursi tersebut,tahun 2009 baru terpenuhi 8.Mahasiswa tak hanya men-dapatkan biaya pendidikangratis, juga biaya hidup di-tanggung FK Unud. Sosialisasiyang kurang membuat target 15kursi tersebut belum bisa ter-penuhi. Kendala lain, banyakcalon mahasiswa miskin, namunbelum memenuhi persyaratanakademik. Belum adanya so-sialisasi, membuat mahasiswamiskin namun pintar menguburcita-cita mereka menjadi dokter.Sosialisasi ini akan ditingkatkanagar mencapai target 15 tahun2010; agar masyarakat miskin

pun bisa menjadi dokterPradnyaparamita

Bangkitkan ‘GerakanNasional Orangtua Asuh’

Biaya pendidikan makin ma-hal. Anggaran 20% dari APBD/APBN masih kurang. Ada be-berapa solusi menekan biayapendidikan. Misalnya, melegal-formalkan pendidikan, pesan-tren ala muslim, legal formalkanpasraman Hindu, begitu pulauntuk Kristen dan Buddha.Bangkitkan kembali GerakanNasional Orangtua Asuh. Ba-ngun dan formalkan sekolahalam atau rakyat di pedalamandengan sebelumnya melakukanpengkajian secara komprehensif.

Satria Madangkara

Perubahan KurikulumMahalnya biaya pendidikan

karena seringnya perubahankurikulum. Tiap tahun bukuyang digunakan berubah. Bukukakak kelas tak bisa diwariskankepada adik kelasnya.

Rizal Pramana

Lima TahunPerlu Rp 125 Juta

Jika dana 20% yang di-anggarkan pemerintah dikeloladengan baik secara efektif danefisien, tentu bisa mencukupiseluruh kebutuhan pendidikansecara tepat sasaran. Anggaran20% cukup besar. Biaya pen-didikan di FK Unud, misalnya,SPP/SOP tiap bulan Rp 3 juta,SPI Rp 25 juta sekali bayarselama menjadi mahasiswa.Ditambah biaya hidup di KotaDenpasar tiap bulan rata-rataRp 900 ribu. Jika ditotal, biayaselama lima tahun menempuhpendidikan di FK Unud, sekitarRp 125 juta. Jika biaya hidup bisaditekan, total biaya bisa ber-kurang. Mahasiswa yang men-dapatkan bea siswa diberi bantu-an biaya hidup Rp 400 ribu perbulan. Jika ditawarkan kepada pe-merintah, anggaran 20% dari pe-merintah tersebut bisa diman-faatkan dengan baik bahkanpemerintah bisa menuai hasilnya.

Beragam Masalah Perempuan Pekerja di Sektor PariwisataINDUSTRI pariwisata di

Bali makin akrab dengan kaumperempuan. Jumlah perempuanpekerja di sektor jasa ini tak lagibisa dipandang sebelah mata.Mereka terlibat dalam bisnisperhotelan, restoran, garmen,biro jasa perjalanan wisata,money changer, dan lain-lain.Keberadaan dan peran kaumperempuan pekerja pariwisatadi Bali makin dirasakan penting.Mereka ikut memberikan kon-tribusi kemajuan manajemenusaha pariwisata di tempatkerjanya.

Namun, ada sebuah per-soalan serius yang dihadapi ka-um perempuan pekerja tersebut.Ini terutama dialami merekayang sudah hidup berumahtangga. Apalagi, kaum perem-puan pekerja yang telah me-miliki anak. Urusan merawatanak tak jarang menjadi bebanyang tidak ringan. Kecuali jikamereka mampu menyewa babysitter. Kenyataannya, tidaksemua perempuan pekerjamampu menyisihkan peng-hasilan untuk mengupah babysitter. Apalagi, jika kegiatannyadi luar wilayah kabupaten ataukota tempat kerjanya. Mungkinsaja mereka ini belum memilikirumah tinggal pribadi. Bebantanggungan ekonomi keluarganyapasti relatif berat. Mereka harusmenyisihkan pendapatannyauntuk membayar kamar in-dekos. Bagi pekerja atau kelu-arganya yang memiliki peng-hasilan bulanan mencukupi, takbegitu timbulkan masalah. Te-tapi, bagaimana kalangan perem-puan pekerja atau suaminyayang berpenghasilan pas-pasan?Upahnya pas untuk membayarindekos bulanan, ongkos tran-spor saat bekerja, membiayai

makan sehari-hari, serta uangsekolah yanganaknya telahmasuk bangkupendidikan. Ke-nyataan iniyang memper-kecil kemung-kinan merekadapat memberi-kan upah se-orang pembanturumah tanggaatau baby sitter.

Akhir-akhirini ada kecen-derungan baru.Banyak pekerjadi sektor pariwisata di Kuta,misalnya, yang telah berkeluargamemilih bertempat tinggal di rumahkeluarganya di luar Badung atauDenpasar. Ini khusus pekerja yangmemang berasal dari luar keduawilayah tersebut. Mereka berangkatkerja dari rumah tinggalnya dikampung, seperti Tabanan,Gianyar, atau Klungkung. Merekaseakan-akan tak lagi merasakanjarak yang jauh dari rumahnyamenuju tempat kerjanya yangberada di Badung atau Denpasar.

Umumnya, mereka memilikisejumlah alasan. Namun, repotnyamengurus anak, lebih dirasakan jikaharus masuk kerja bareng suaminya.

Perempuan pekerja yang me-munyai anak rata-rata memangmulai memilih bertempat tinggal dirumah keluarganya atau keluargasuaminya walaupun di kabupaten/kota di luar wilayah tempat kerja-nya. Ini dilakukan agar jika harusmasuk kerja, anaknya dapatdiurus sanak familinya. Merekaini pun biasanya merasakan jauhlebih aman meninggalkan anak-anaknya di lingkungan keluargadekat ketimbang menitipkannya

ke tangan baby sitter.Jika tak ada yang mengurus

anak-anaknya dengan baik, kon-sentrasi mereka tentu tak bisa pe-nuh menyelesaikan tugasnya ditempat kerja. Ini bisa jadi dapatmemengaruhi produktivitasnyasebagai pekerja.

Keberadaan tempat penitipananak (TPA) memang menjadi alter-natif lain bagi kebanyakan orangtuayang berkarier. Namun, biasanyalokasi TPA tak semuanya beradadi titik yang berdekatan dengantempat kerja tiap orangtua tadi. Initentu membuat tidak semua perem-puan pekerja mau menitipkan anak-nya di TPA saat ia dan suaminyaberangkat kerja.

Oleh karena itu, pemerintahseyogianya dapat menerjemahkankebutuhan perempuan pekerja ini.Keberadaan TPA yang berada di se-jumlah titik yang berdekatan de-ngan kawasan industri pariwisatadapat diprioritaskan untuk itu.Namun, fasilitasnya tentu juga ha-rus memadai. Ini termasuk penge-lola dan tenaga pengasuh yangditugaskan di situ. Dengan kata lain,ada jaminan atas kenyamanan dan

keselamatan anak-anak yang dititip-kan sementara diTPA selama orang-tuanya bekerja.

KeberadaanTPA semacam itutentu diharapkanakan membantudalam menjagaproduktivitas ker-ja kaum perem-puan yang ber-karier di luarrumahnya. Lebidari itu, inilah sa-lah satu cerminanrespons pemerin-tah atas perlin-

dungan hak perempuan pekerjamaupun anaknya.

Namun, itu bukan satu-satunya masalah yang dihadapikomunitas ini. Banyak hak perem-puan pekerja yang masih harusditegakkan, terutama dalam kaitan-nya dengan upaya menegakkanprinsip hubungan industrial Panca-sila.

Berkaitan dengan upaya mem-perjuangkan hak kaum perempuanitu, Federasi Serikat Pekerja Pari-wisata (FSP-Par) Badung telahmencoba melakukan berbagai tero-bosan. Salah satu terobosan itu,mendorong adanya kuota keter-wakilan perempuan pekerja distruktur kelembagaan ini. Kuotaketerwakilan perempuan di lem-baga serikat pekerja ini bahkansudah mulai digenjot sejak tahun2003. Ini diterapkan sejalan denganmengemukanya wacana kuotaketerwakilan 30% kaum perem-puan di lembaga legislatif, di ke-pengurusan partai politik dan or-mas saat itu.

Kuota keterwakilan ini sudahberjalan di struktur cabang FSP Par.Badung. Hal yang sama malah di-

wujudkan pula di 55 pengurusunitnya. Saat ini bahkan ada limapengurus unit yang dipimpin perempuan. Padahal, mayoritasanggotanya laki-laki. Tetapi,mereka sudah bisa dipercayauntuk menjalankan tugas itu.

Ada pengaruh masuknyakaum perempuan dalam strukturkelembagaan serikat pekerjanya.Posisi tawar dengan manajemenperusahaan makin kuat saatkebijakan itu menyentuh wila-yah perempuan pekerja. Inidisebabkan aspirasi perempuanitu lebih banyak dikuasai ma-salahnya oleh kaum perempuan.Jika mereka ikut berjuang oto-matis substansi perjuangannyamakin kencang.

Pengaruh kehadiran perem-puan dalam stuktural kelem-bagaan organisasi kaum pekerja-nya memang amat terasa positif.Walau diakuinya semula banyakkaumnya tak tidak mau ambilpeduli dengan tawaran untukbergabung dalam struktur tadi.Ini lebih banyak disebabkankesulitan mereka mengaturmanajemen waktu untuk pe-kerjaan, keluarga, organisasi, danlain-lain.

Upaya membangun kesadar-an baru terus digalakkan dilingkungan organisasi kaumpekerja pariwisata ini. Salah satuterobosan yang digarap berupaupaya menambah wawasan,termasuk wawasan manajemenwaktu bagi kaum perempuanpekerja. Ini sudah dilakukanberkali-kali melalui forum semi-nar, diskusi, dan lain-lain.

Putu Satyawira Marhaendradan Ni Wayan Cici SuriastiniKetua dan Sekretaris Federasi

Serikat Pekerja Pariwisata SPSI Badung.

Ni Wayan Cici SuriastiniPutu Satyawira Marhaendra

Page 3: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

39 - 15 Mei 2010 Tokoh

Dr. Kartini Sjahrir Panjaitan○

4

ToleransiBeragamaDimulaidi Rumah

PENANTIANpanjang Sjahrirberakhir. Tujuhtahun menanti,akhirnya ia berhasilmempersuntingKartini, tahun 1977.Mereka menikahdengan keyakinanagama masing-masing. Merekamenikah secaraKristen di gereja,juga menikahsecara Islam.Dalam kehidupansehari-harinyamerekamenjalankan ajaranagama masing-masing. Pasangansuami istri iniberhasil mengelolaperbedaan yangada dengan sangatbaik.

“Kami saling menghormatiagama masing-masing. Sjahrirkuat beribadah, dia menjalankankewajiban lima waktu dengantaat. Saya juga menemani Sjahrirdalam menjalankan ibadahpuasa, misalnya, saat berbukamaupun makan sahur. Saya bantumenyiapkan segala keperluannya.Jika lebaran dan natalan tiba,kami merayakan bersama-sama.Tidak ada masalah. Perbedaanitu indah jika dikelola denganbaik,” tutur Dr. Kartini.

Ada yang menanyakan,apakah tidak terjadi benturanbudaya, mengingat Kartiniberasal dari suku Batak sedang-kan Sjahrir dari suku Minang.Suku Minang memiliki sistemkekerabatan matrilineal, sedang-kan Batak menganut sistempatrilineal.

Bagi Kartini-Sjahrir perbeda-an sistem itu tidak timbulkanmasalah, dan tidak memenga-ruhi kehidupan mereka. Demiki-an juga anak-anak, Pandu danGita, yang keduanya lahir diBoston, AS, saat Kartini danSjahrir menyelesaikan studidoktoralnya. Kartini mem-peroleh gelar ’master’ di Bos-ton University tahun 1981, dantahun 1982 ia lulus ujiankandidat Doktor S3. SedangkanSjahrir lulus dari Harvardtahun 1983 dengan gelar’doktor’ di bidang EkonomiPolitik & Pemerintahan.

” Yang penting anak-anaktidak melupakan budaya Indone-sia. Meski keduanya bertempattinggal di luar negeri, namun

diingatkan agar tetap mengingatIndonesia sebagai tanah airmereka. Dan, itu mereka yakinibetul, karena sejak bocah kamimenanamkan secara kental nilai-nilai keindonesiaan padamereka,” ungkap Kartini yangdua anaknya kini menetap diNew York, AS.

Kedua anaknya bukan hanyamemeluk agama yang berbeda -Pandu Islam, Gita Kristen - tetapikeduanya pun menikah denganpasangan yang berbeda agama.“Ini unik, kedua anak sayamendapat pasangan yangberbeda agama pula. Pandumenikah dengan wanita Katolik,Gita menikah dengan pria Ma-laysia yang beragama Islam.Mereka tetap memeluk agama-nya masing-masing. Itu sesuaidengan keinginan ayahnya.Sjahrir menginginkan toleransiberagama dimulai di rumah.Menurutnya, kesamaan dalamberagama bukan jaminan bagilestarinya kehidupan perkawin-an. Justru, katanya, perbedaanitu jika dikelola dengan baik akanmenjadi indah sekali,” tuturKartini.

Kartini menceritakan, 30tahun lebih menikah, ia menik-mati kebahagiaan luar biasa.Sebagai suami, juga ayah, Sjahrirsungguh luar biasa. Ia jugaseorang feminis, sangat mem-perjuangkan hak-hak perem-puan. Ia juga mendukung Kartiniuntuk bisa mengaktualisasikandiri.

“Dia sangat terbuka. Diatidak pernah menghalang-halangi kegiatan saya, malahmendukung. Dia juga melatihdan mengajari saya berdebat.Selama 30 tahun, boleh dibilangdia telah mengajarkan semuailmunya kepada saya. Saya yangtadinya tidak suka politik, lamakelamaan jadi menyukai, bahkanakhirnya pintar sendiri,” tuturKartini yang juga Ketua UmumPartai Perjuangan Indonesia Baru

(PIB) ini. Kartini terpilihmenggantikan posisi Sjahrirdalam suatu kongres luarbiasa, menyusul diantiknyaSjahrir menjadi anggotaDewan Pertimbangan Presidenyang menangani bidangekonomi.

Sikap Sjahrir kepada anak-anak, lanjut Kartini, juga penuhperhatian. Dia pelajari apa yangmenjadi kesenangan anak-anak,dari olahraga hingga soal musik.Ia juga berkenalan danberbincang-bincang dengansemua teman anak-anak.Demikian juga soal pendidikan.Dia turun tangan langsungmencari sekolah yang baikuntuk mereka, dia yang urussendiri. “Dalam hal pendidikan,mencari sekolah, misalnya, diatidak pernah minta bantuan or-ang lain. Dia yang mencarinyasendiri. Misalnya, ketika anak-anak akan bersekolah di Uni-versity of Chicago, Stanford,atau di Wharton School of theUniversity of Pennsylvania, itu Sjahrir sendiri yang mencarinyakemudian kami mendiskusikan-nya dengan anak-anak. Jadiuntuk anak-anak, saya danayahnya, sebagai teman. Kamiselalu bersama, “ paparnya.

Sjahrir membuat analisisSWOT (kekuatan, kelemahan,kesempatan, dan ancaman)untuk anak-anaknya. “Dalamliburan tahunan, kami di-kumpulkan selama dua hariuntuk membahas SWOT. Itusudah dimulai sejak anak-anakkelas V-VI SD. Analisis SWOT,Sjahrir dan saya yang menyu-sun. Saat itu anak-anak bolehberbicara apa saja, mengenaiapa saja, mereka juga bolehmengkritik orangtua tentang apasaja. Kadang-kadang anak-anakmengkritik pedas sekali, itudicatat ayahnya. Lalu dilakukandialog, kekuatan Sjahrirmemang dalam dialog,” tuturKartini. —dia

“Saya bukan penjual kaki.Saya membantu orang yangtidak bisa berjalan menjadi bisaberjalan dengan bantuan kakipalsu,” tutur lelaki asal DesaSanda, Kecamatan Pupuan,Tabanan ini.

Di rumahnya, wartawatiKoran Tokoh melihat beberapaorang cacat kaki. Selainmembuatkan kaki palsu, Ketutjuga menawarkan pasiennyamenginap di rumahnya. Selainuntuk memudahkan pembuatankaki palsunya, ia juga mengajaripasien belajar berjalan meng-gunakan kaki palsu. Banyak halyang diajarkan Ketut kepadapasiennya. Motivasi untukterus berjuang, dan kedisiplinanuntuk maju, selalu ditegaskanlelaki berperawakan gempal ini.

Lelaki usia 47 tahun ini lebihsuka menyebut mereka pasiendibanding konsumen, karenausahanya ini tidak murni bisnis.Ia lebih banyak mengembanmisi kemanusiaan. Beberapapasein yang berasal darikeluarga miskin diberi keringan-an biaya bahkan ada yang tidakmembayar. Ketut pun memper-lakukan pasien yang tinggal dirumahnya seperti keluargasendiri.

Kakinya DiamputasiKetut mengalami musibah

kecelakaan di Abian Tuwung,Tabanan, saat naiki sepedamotor hendak pulang ke kam-pungnya. Waktu itu Ketutmasih berstatus mahasiswa se-mester V Fakultas HukumUnud. Kecelakaan itu meng-akibatkan tulang kakinya patahmenjadi 4, dan harus diampu-tasi. “Cukup lama saya meng-alami ketidakpastian meng-hadapi masa depan saya,”tuturnya mengenang kembaliperistiwa kecelakaan itu.Sesaat, Ketut terdiam. Tampak-nya, banyak kesedihan mewar-nai perjalanan hidupnya yangtak mampu ia ceritakan.

Ketut menuturkan, tahun1995 ia mendapat informasi, adaseorang pembuat kaki palsu diSolo. Dia datang ke Solo.“Waktu itu harga kaki palsunyaRp 475.000. Namun, setelahdipakai di rumah, rasanya kakisaya tidak nyaman. Tiapmemakainya, saya merasakan

sakit,” tutur suami Ni KetutRatika ini.

Ketut mencoba berkonsul-tasi dengan si pembuat kakipalsu tersebut, dan mencerita-kan semua keluhan yangdirasakan. Ketut dianjurkan,harus terus mencobanya, lama-lama akan terbiasa dan tidaksakit.

Ketut kembali mencobamemakainya. Karena tidak tahanselalu merasakan sakit, iaakhirnya melepas kaki palsu-nya. Ia mencoba membongkarkaki palsu tersebut danmerekontruksikan ulang sesuaidengan bayangannya. “Setelahsaya pakai kembali, rasanyaenak,” tuturnya. Ketut merasapenasaran, akhirnya ia mencobameneliti ulang, mengapa kakipalsu yang dibelinya timbulkanrasa sakit waktu dipakai.

Membuat SendiriDengan bahan dan alat

seadanya, Ketut mencobamembuat sendiri kaki palsu. Iamenggunakan kayu yangmudah ia dapatkan di sekeliling-nya. Ia manfaatkan juga drumbekas sebagai sarana penya-ngga kaki. Kaki palsu buatan-nya dirasakan lebih nyamandipakainya. Awalnya, tongkatsebagai tenaga pembantu.Setelah terbiasa, tongkat di-lepas. Ketut mampu berjalanlayaknya orang normal. Kaki-nya pun kuat tanpa takutterjatuh lagi. Bahkan, Ketutmampu mengendarai sepedamotor dan menyetir mobil.

Keberhasilannya itu mem-buat Ketut kembali memunyaimotivasi kuat dalam hidupnya.Ia melanjutkan hidupnyadengan menikahi perempuanyang masih terhitung sanakfamilinya. Kini, merekadikarunia dua anak.

Sebagai seorang kepalakeluarga, berbagai pekerjaansudah dilakoni Ketut. Bisniskecil-kecilan, menjadi guru,bahkan mencoba menghimpunorang-orang cacat di Tabanan.Namun, usahanya gagal dalammenghimpuan orang cacatkarena kurang mendapatdukungan akibat stigma masya-rakat yang perlu diubah, danbelum adanya kepedulian

Pemkab. Tabanan. Apa-lagi, kualitas sumber dayamanusia cacat relatif ren-dah karena sebagian besarmiskin dan tidak ber-pendidikan. “Secara eko-nomi saya hancur. Keluargajuga hancur. Ibu meninggal,bapak sakit. Warisan habis.Akhirnya, untuk bisabertahan hidup,saya be-kerja di pabrik pembuatanlilin di Tabanan,” tuturKetut.

Saat pulang kerja, Ketutmemergoki seorang anakcacat kaki di jalan. Iamenawari bantuan mem-buatkan kaki palsu. Selainniat untuk membantu, Ketut

Ketut Sudarmada

Dikenal berkat Kaki PalsuPERSEPSI yang tumbuh di masyarakat “orang cacattidak berguna” tidak membuat I Ketut Sudarmadaputus asa. Dengan rasa jengah ia mencoba membuatkaki palsu sendiri dengan bahan seadanya. Alhasil, iamampu menciptakan kaki palsu yang nyaman yangdapat menopangnya berjalan. Bahkan, kini kaki palsubuatannya sudah banyak digunakan orang cacat diberbagai wilayah Indonesia.

Ketut Sudarmada (paling kiri) bersama beberapa pasiennya Yoga, AlitNurudin (Semarang), Gede, Mizati, dan Darma Putra

Pan Erik sedang mengerjakankaki palsu

MIZATI, asal Madura, adalahsalah seorang pasien Ketut Sudar-mada. Dia mengetahui keberadaanKetut dari familinya yang bekerja diTabanan. Sejak lahir, perempuan usia21 tahun ini sudah cacat. Maluterhadap kondisinya, ia jarangkeluar. Sehari-hari, ia hanya tinggaldi rumah. Ia membantu ibunyamemasak atau mencuci pakaian.Orangtuanya bekerja sebagai petanidi Madura. Sebelum bertemu Ketut,ia mengaku pesimis terhadap masadepannya. Namun, kini ia sepertimelihat suatu impian baru.

Ia tidak memunyai cukup biayauntuk membeli kaki palsu. Namun, Ketut memberinya harapanbaru. Kaki palsunya kini sedang dikerjakan. Diharapkan,sebentar lagi, mimpinya akan menjadi kenyataan. “Saya inginbisa berjalan,” kata Mizati dengan mata berkaca-kaca. –ast.

“Saya inginbisa Berjalan”

Mizati

YOGA, bocah berusia 10 tahun asal Klungkung, terlahircacat. Ayahnya bekerja di pertambangan batu bara diKalimantan. Ibunya, seorang ibu rumah tangga. Yoga inginsekali seperti anak lainnya, bisa bermain dan bersekolah. Namun,ia hanya bisa mengubur impiannya itu. Untuk berdiri saja iatidak mampu. Kondisinya lemah. Ia hanya duduk di kursi roda.Pergi ke toilet, Yoga harus dibopong.

Namun, Yoga kini punya semangat baru. Sambil menantikaki palsunya yang sedang dibuat, Yoga diajari untuk belajarberdiri.

Siti Fatima, ibu tiri Ketut Sudarmada, selalu memberinyamotivasi. Kedisiplinan dan sikap tegas yang ditunjukkan Siti,menjadikan bocah ini bangkit dari keterpurukannya.

Selain Yoga, ada seorang lagi pasien yang hanya duduk dikursi roda yakni Ketut Darma Putra (13 tahun). Ayah DarmaPutra sudah meninggal, saat ini bertempat tinggal di Jalan SermaKawi Denpasar. Darma Putra terlahir cacat.

Tiap hari Siti Fatima membiasakan Yoga dan Darma Putrabangun pagi dan mengajaknya berjemur. Tubuhnya digerak-gerakkan agar tidak kaku. Mereka juga dilatih untuk berdiri.Siti mengajari mereka untuk belajar makan sendiri.

Siti Fatima mengatakan, untuk melatih pasien memerlukankesabaran yang luar biasa dan ketulusan. Ia menganggapsemua pasien seperti anaknya sendiri. Tugasnya sehari-harimengurus pasien yang menginap di rumah Ketut Sudarmada.Siti selalu memberi motivasi agar pasien belajar hidup bersih.Perempuan usia 58 tahun ini kini tampak sumringah. “Kini Yogasudah mampu berdiri,” ujarnya dengan gembira. –ast

Bangun Pagidan Berjemur

ingin memperdalam ilmunyadengan mencoba membuatkankaki palsu untuk orang lain.

Tahun 2000 unit pelayanansosial keliling (UPSK) DinasSosial Kabupaten Tabanansedang melakukan pendataanke Pupuan. Ketut ditawarikaki palsu. Ketut menolaknyakarena sudah memiliki kakipalsu sambil memperlihatkan

kaki palsunya. Mereka kaget,sebab bahan baku yangdigunakan sangat sederhanadan kurang memadai. Sejak itu,Ketut sering dipanggil ke DinasSosial Provinsi Bali untuk diberitambahan ilmu.

“Dulu saya sempat marahkepada Pemkab Tabanan. SayaBersambung ke halaman 18

tkh/sep

tkh/sep

tkh/sep

KemanusiaanKemanusiaan

Dari kiri: Amelia Yani, Meutia Hatta, dan Dr. Kartini Sjahrir

Page 4: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9 - 15 Mei 2010Tokoh4

ProgramIkatan DinasDokter Muda

Agar Mau Terjunke Perdesaan

Terpencil

Berbagai stimulan dilakukan agar program lama, yakni doktertertarik masuk desa ternyata masih berjalan terseok-seok.

Padahal, warga di pelosok perdesaan amat memerlukantenaga medis, termasuk dokter. Praktiknya, ada kesan

sementara dokter enggan terjun ke wilayah perdesaan.Apalagi, jika wilayah tugasnya tergolong daerah terpencil. Inibisa jadi lantaran ongkos kuliah mereka tidak murah. Kerja di

wilayah perkotaan menjadi impian mereka setamat kuliahkedokteran.

“Harus ada terobosan untukmengikat para dokter itu agarharus mau bertugas di daerahterpencil. Terobosan ini ini bisameniru kebijakan ikatan dinasselama mereka kuliah. Merekadiikat jika tamat harus mauditempatkan di daerah terpencilsebagai dokter praktik,” ujarKetua Komisi D DPRD ProvinsiBali Kariasa Adnyana dalam

diskusi komprehensif di FKUnud belum lama ini.

Kuota 3 ribu beasiswasudah difasilitasi APBD Baliuntuk mahasiswa FK di daerah-nya. Ini bukan saja dimaksud-kan untuk menggerus kesanmahal kuliah di kampus ini.“Anggaran yang disiapkan dariAPBD amat besar. Tetapi, kamidi DPRD Bali sering bingung

mau diapakan anggaran besaritu,” katanya.

Padahal, APBD siap me-nanggung beasiswa mahasiswaFK dari kisaran Rp 100 jutahingga Rp 1,5 miliar. Kalangancalon dokter itu pun dapatdifasilitasi biaya ikatan dinasdari pos anggaran yang sama.“Jumlahnya bisa membiayaiikatan dinas 50-100 maha-siswa,” katanya.

Menurut Kariasa Adnyana,

tamatan FK yang terdaftar da-lam ikatan dinas memang di-perlukan di wilayah perdesaan.Ia mencontohkan, kebutuhantenaga dokter di wilayah ter-pencil Bangli. Warga miskin diperdesaan terpencilnya amatmemerlukan tenaga dokter.

Semua kabupaten/kota diBali konon sudah merakit ke-bijakan khusus berupa fasilitas4.000 beasiswa. “Namun, reali-sasinya ternyata tak menyele-saikan masalah kebutuhantenaga dokter tadi,” ungkapKariasa Adnyana.

Sementara APBD Bali pundiungkapkan siap mengucurkanbeasiswa untuk murid SMA/SMK miskin. Nilainya taktanggung-tanggung. Merekadijatah Rp 100 juta per semes-ter. “Beasiswa yang murni ber-sumber dari APBD Bali ini di-siapkan untuk 2 ribu anakmiskin yang belajar di SMA/SMK,” ujar Ketua Komisi DDPRD Bali Kariasa Adnyana.

Program beasiswa untukgolongan miskin ini diberikanuntuk mereka yang berprestasi.Nilai subsidi dari APBD Bali itutermasuk lima besar terbanyakdi Indonesia. Ini diarahkan un-tuk mengatasi masalah biayapendidikan sekitar 40 ribu siswamiskin di Bali. —sam,put

Memburu CalonMahasiswaPertanian

FP UnudSosialisasikan

ke SMA

RUANG Sidang FK Unud diJalan PB Sudirman Denpasarterbilang mentereng. Interiorruang ditata berbentuk tribun.Kursinya terkesan lumayanmewah. Fasilitas teknologi in-formasinya terbilang oke. Iniditambah pendingin ruanganyang memadai. Ruangan inimampu menampung sekitar 100audiens.

“Saat pertama kali masukruangan ini saya terkesan.Rasanya seperti di hotel mewah.Padahal, kita sedang berdiskusimengenai pendidikan untukanak miskin. Tetapi, untukkonteks berdiskusi bolehlah ditempat seperti ini,” selorohWidminarko, Pemimpin RedaksiKoran Tokoh, dalam forumdiskusi komprehensif dikampus itu belum lama ini.

Apresiasi serupa diberikanPembantu Dekan II FP Unud Ir.I Nyoman Gede Ustriyana,M.M. Namun, menurut Ustri-yana, kondisi bangunan se-macam ini berbanding terbalikdengan potret ruang sidang difakultasnya. “Yang jelas, ruangkami di FP tak semewah ini,”ujarnya sambil menahan tawa.

Biaya pembangunan ge-dung FK Unud bernilai Rp 9miliar. Dananya dari sumbang-an orangtua mahasiswa. “Kamiperlu gedung yang representatifuntuk membangun kepercayaanorangtua dan masyarakat me-

nguliahkan anaknya di FKUnud. Walau semua pengajar-nya profesor, tetapi kalaugedung tidak punya, bagai-mana?” jelas Dekan FK UnudProf. Dr. dr. Ketut Suastika,Sp.P.D., K.E.M.D.

Citra wah kuliah di FK punikut menjadi bahan gunjingan.Kampus calon dokter ini di-kesankan sebagai lembaga pen-didikan idaman. Calon maha-siswa barunya tak pernah sepi.“Tetapi, gambaran sebaliknyajustru dialami fakultas pertanianumumnya di Indonesia, ter-masuk di Unud,” imbuhnya.

Ada banyak alasan di balikitu. Ini terasa selama satu de-kade terakhir. Salah satu pe-nyebabnya, lahan pekerjaanalumninya yang cenderung ter-gerus. Ini menyusul minimnyaaneka program DepartemenPertanian RI di daerah.

Dampaknya, citra duniapertanian di perdesaan melorottajam. Ini ditandai belum ber-dayanya upaya pemberdayaanperan penyuluh pertanian per-desaan, disertai pemangkasansubsidi untuk petani.

Persepsi masyarakat ber-geser. Dunia pertanian dikesan-kan tak menjanjikan masa depangenerasi anak-anak mereka.“Padahal, masyarakat kepinginanak mereka belajar untuk me-raih masa depan lebih baik,”katanya.

Masyarakat pun dinilai me-nyimpan kesan tak melegakkanuntuk dunia pendidikan tinggipertanian. Biaya pendidikannyadianggap tidak murah, danmasa studinya makan waktulama. “Sementara jaminanpekerjaan setelah lulus takjelas,” tambahnya.

Krisis calon mahasiswabaru memang menjadi momokbaru di kampusnya. Calon maha-siswa umumnya cenderunglebih tertarik masuk duniapendidikan yang jelas jaminanpekerjaannya jika tamat kuliah.

Ada ironi sebenarnya dibalik itu. Menurut Ustriyana,sumbangan sektor pertaniansecara nasional mencapai 30%dalam skema Produk DomestikRegional Bruto. Jika persentasikontribusi ini dinominalkansetara dengan angka Rp 300triliun.

Namun, praktiknya justru

sebaliknya. “Kebijakan DeptanRI malah acap merugikan sektorpertanian,” ujarnya dengannada sesal.

Kebijakan nasional itu me-mang serius dampaknya bagipendidikan tinggi pertanian.Korbannya merata di seluruhlembaga pendidikan tinggipertanian di Tanah Air. FPUnud ikut terkena getahnya. Initerungkap dari angka pene-rimaan mahasiswa baru sejaktahun 2002. “Jumlah mahasiswakami mulai merosot tajam sejak2002. Capaian tertinggi ber-jumlah 800. Namun, sekarangtinggal 400 mahasiswa. Tiapangkatan rata-rata memilikijumlah mahasiswa antara 90-100 orang,” ungkapnya.

Usaha pihak kampusnyasudah dilakukan untuk me-mulihkan citra bagus FP. Adastrategi dan terobosan baruyang digarap intensif. “Kamitelah melakukan restrukturisasiprogram studi dari generalmenjadi spesifik. Jurusan IlmuTanah, Hama Penyakit Tum-buhan, Agronomi, Sosial Eko-nomi Pertanian, dan ArsitekturPertamanan diciutkan menjadiJurusan Agroekoteknologi danAgrobisnis,” jelasnya.

Ini diikuti program sosiali-sasi langsung ke berbagaiSMA. Ada pula beasiswa untukmahasiswa miskin yangmemiliki kemampuan intelek-tualitas mumpuni,” ujarnya.

Upaya itu mulai menuaihasil. Seleksi mahasiswa baruFP melalui PMDK tahap per-tama sudah terjaring 121 maha-siswa. “Tetapi, kami masih ragudengan jumlah mahasiswa baruyang pasti akan terdaftar hingga8 Mei. Apakah mereka masihtetap memilih fakultas ini,”katanya. —sam,nora

Tahun 2010 UnudSiapkan 424 Beasiswa

UNUD menyiapkan fasi-litas beasiswa sebanyak 424selama tahun 2010. “Fasilitasini terdiri dari 7 jenis bea-siswa,” jelas Kepala Biro Ke-mahasiswaan Unud Drs. I G.N.Indra Kecapa, M.Ed.

Beasiswa itu ditujukan un-tuk meningkatkan motivasibelajar dan prestasi maha-siswa. Sebanyak 4.332 maha-siswanya menerima beasiswaselama tahun 2009. Skemanyaterdiri atas tiga jenis beasiswa,yaitu Beasiswa Prof. Dr. IdaBagus Mantra (beasiswa eko-nomi kurang mampu), Bea-siswa Prof. I Gusti Ngurah GdeNgoerah (beasiswa berprestasi), dan Beasiswa Prof. I GustiPutu Djapa Winaya (beasiswa untuk fakultas sepi peminat/langka). “Unud telah memberikan 23,43% beasiswa kepadamahasiswanya. Tetapi, kalau dihitung total jumlah mahasiswaUnud, termasuk program ekstensi dan pascasarjana, kuotapemberian beasiswa masih perlu ditingkatkan,” katanya.

Tahun akademik 2010, ada program beasiswa baru bernamabeasiswa BIDIK MISI. Ini program Ditjen Pendidikan TinggiKementrian Pendidikan Nasional. Unud mendapat kuota 350beasiswa. “Ini ditambah Beasiswa Prof. Mantra untuk maha-siswa tak mampu. Tiap fakultas mendapatkan jatah duabeasiswa dari kuota 22 beasiswa bagi yang masuk melaluijalur PMDK dan kuota 22 beasiswa di jalur SNMPTN,”ujarnya.

Program beasiswa BIDIK MISI ditujukan untuk mahasiwaberprestasi dari keluarga ekonomi kurang mampu. Tiapmahasiswa mendapat jatah Rp 5 juta selama 6-8 semester.Namun, menurutnya, peminat beasiswa ini masih sedikit.

“Untuk sosialisasi Unud sudah berupaya mensosialisasi-kan program beasiswa tersebut melalui program go to school,melalui memberikan undangan kepada pihak kepala sekolahseluruh sekolah SMU/SMK di Bali,” jelasnya. —tin

Jadi DokterRp 97 Juta

BIAYA pendidikan di FKUnud tidak semahal perkiraanmasyarakat. Bahkan, biayapendidikan di sini paling mu-rah dibandingkan fakultaskedokteran di universitas laindi Indonesia.

Pembantu Dekan III Dr. dr.Dyah Paramita Duarsa me-ngatakan, untuk menamatkanpendidikan dokter, b iayayang dibutuhkan cukup Rp 97Juta. Rinciannya, SPI Rp 25juta, SPP Rp 2 juta per semes-ter dikalikan 6 tahun yangtotalnya Rp 24 juta. Selian itu,ada biaya SPO Rp 1 juta persemester yang dikalikan 6 ta-hun, sehinga berjumlah Rp 12 juta. Untuk biaya hidupdiberikan Rp 500 ribu tiap bulan, sehingga jika dikalikan 6tahun menjadi Rp 36 juta. “Total Rp 97 juta. Kalau adabiaya lebih, nilainya akan bergeser sedikit,” jelasnya.

Saat ini, menurutnya, susah mencari orang yang kurangmampu di FK karena mereka diharuskan melampirkan suratketerangan miskin. FK Unud sudah meminimalkan persyarat-an dengan memberi kelonggaran boleh menyerahkan slipgaji.

Beasiswa tidak saja diberikan kepada mahasiswa kurangmampu, tetapi aktivis mahasiswa juga berhak mendapatbeasiswa karena kampus bertanggung jawab untuk me-ningkatkan soft skill mahasiswa.

Dari semua program studi yang ada di FK yakni Ke-dokteran Umum, Ilmu Keperawatan, Psikologi, dan Ilmu Ke-sehatan Masyarakat , sudah 30% mahasiswanya mendapatbeasiswa. Untuk program beasiswa tahun 2010, FK akanmenjaring mulai dari SMA. Persyaratan pun akan dibuatfleksibel, namun, mereka tetap harus mengikuti standarakademik. Dalam tes standar akdemik ini, mereka seringnyagagal. Tahun 2008 dari jatah 15 mahasiswa, yang terisi ha-nya 7 orang. Tahun 2009 hanya terisi 8 orang. —ast

I. G. N. Indra Kecapa, M.Ed. Dr. dr. Paramita Duarsa

Badung 27,3%, Denpasar 34%, tak Efektif

Ir. Ustriyana, M.M.

Apa yang Diinginkan PetaniFENOMENA berkurangnya

minat generasi muda kuliah difakultas pertanian, kesan mahalnyakuliah di fakultas kedokteran, danpemanfaatan dana tanggungjawab sosial perusahaan (corpo-rate social responsibility, CSR),disoroti Pemimpin Redaksi KoranTokoh Widminarko dalam diskusikomprehensif kerja sama korantersebut dengan FK Unud, Selasa(27/4).

“Sebenarnya apa yang diingin-kan para petani dari lulusan fakul-tas pertanian?” tanyanya. Iamenyatakan, penciutan bidangstudi di Fakultas Pertanian Unudmenjadi Agroekoteknologi danAgrobisnis, pasti sudah dilandasipertimbangan sarjana pertanian bi-dang studi inilah yang dibutuhkanpetani sekarang ini. “Pembangunan harus dimulaidari desa,” ujar wartawan senior yang belum lamaini menurunkan tulisan berseri di Koran Tokoh dalamjudul “Membangun dari Desa”. Hal ini sekaligussebagai wujud kepedulian kita terhadap pem-bangunan sektor pertanian dan terhadap nasib petaniyang merupakan bagian terbesar rakyat miskin.Berdasarkan pengamatannya, selain wawasantentang pemasaran produknya, petani sekarang inimemerlukan tenaga penyuluh yang menguasaiteknologi pertanian mutakhir di tengah areal pertanianyang sangat terbatas, dan penyuluh yang mampuberperan sebagai motivator walaupun teknologiinformasi sudah beragam. Belum semua petanimampu mengakses informasi dari sarana informasimedia massa maupun media internet. Selain itu infor-masi tersebut memang masih harus disaring, manayang tepat untuk mereka terapkan.

Beasiwa untuk mahasiswa fakultas pertanianyang nantinya siap dan mau terjun di perdesaan itusangat perlu. Namun, seyogianya bukan hanya bea-siswa selama dalam proses pendidikan, juga perludipikirkan ‘beasiswa’ setelah lulus dalam rangkapengangkatan dan penempatannya. Dulu, katanya,saat pemerintah memerlukan tenaga guru, siswasekolah guru diberi ikatan dinas. Tetapi, peng-angkatannya setelah tamat juga mendapat prioritaspemerintah. “Sebagian besar mereka ditempatkan diperdesaan,” ungkap mantan siswa SGBN Glenmoreyang sempat menikmati ikatan dinas tahun 1956 –1959, ini.

Ia menambahkan, untuk bisa mengakses danmeyerap teknologi baru, para petani sangat me-merlukan motivator semacam tenaga kerja sukarelaBUTSI yang dulu pernah ada.

Mahasiswa fakultas pertanian yang mendapatbeasiswa mungkin tidak terlalu banyak, tidak harus200 orang, disesuaikan dana yang tersedia. Yangpenting dana yang tersedia itu bukan hanya untukbeasiswa selama dalam proses pendidikan tetapi juga

untuk menunjang proses peng-angkatan dan penempatan merekadi tengah petani, setelah lulus.

Kuliah MahalWidminarko menyambut

positif program FK Unud yangmenyediakan 20% dari jumlahmahasiswanya untuk kalangankeluarga miskin dan lulusan olim-piade yang dibiayai sepenuhnya.Namun, dari target 15 mahasiswamiskin tahun 2009 terpenuhi 8.Diperkirakan, tiga penyebabnya.Program ini kurangdisosialisasikan, terbatas danahibah yang diterima FK Unud, dansebagaimana diungkapkan DekanFK Unud Prof. Dr. Suastika, tidaksemua anak dari keluarga miskinmemenuhi persyaratan akademik.

Hal ini bisa saja terjadi, sekarang ini banyak keluargamiskin yang tidak pernah lagi bermimpi agar anak-nya punya cita-cita kelak menjadi dokter, karenaterkesan biaya kuliah di fakultas kedokteran mahal.“Dalam hal sosialisasi program ini, perlu dijalin kerjasama dengan media massa,” katanya.

Jalan Sendiri-sendiriTentang dana program tanggung jawab sosial

perusahaan, Widminarko mengungkapkan, adakecenderungan perusahaan swasta berjalan sendiri-sendiri. Karena itu wajar Gubernur Bali mengeluarkansurat keputusan tentang terbentuknya forum agardana yang jumlahnya relatif banyak itu terarahpenggunaannya. Untuk itu perlu data, bidang atausektor apa saja yang perlu mendapatkan bantuandana dari perusahaan swasta, BUMN, dan BUMD.“Menurut pihak Dinas Sosial data itu sudah ada.Tetapi, tampaknya masih perlu disosialisaikan kepadamereka. Bali ini sebenarnya perlu bantuan dana CSRuntuk apa saja. Apakah pos beasiswa bagi mahasis-wa miskin sudah termasuk dalam data tersebut,”ujarnya.

Tentang kecenderungan perusahaan swastaberjalan sendiri-sendiri, ia mengungkapkan, se-benarnya dana sosial itu tidak 100% untuk tujuansosial. Ada kepentingan di balik itu, walaupunporsinya sangat kecil. Yakni, kepentingan untukmembangun citra positif perusahaan, bahkankepentingan promosi. Menurut Widminarko hal ituwajar. Yang penting forum yang dibentuk Gubernuritu juga harus menagomodir kepentingan itu,sehingga sama-sama jalan. Bantuan perusahaandimanfaatkan lebih terarah sesuai kondisi dankebutuhan, kepentingan promosi pun terpenuhi. Iamenyatakan setuju terhadap ide I Gusti Made Bagi-ada dari Dinas Sosial Bali, forum dan perusahaanswasta, BUMN, dan BUMD, perlu duduk bersama.—put

Widminarko

Dari Lulusan Fakultas Pertanian

APBD untuk Pendidikan

Drs. Wayan MendraWayan Sugiarta, S.E.

Gaet Mahasiswadengan CSR Beasiswa

PendidikanPendidikan

ANGKA 27,3% pos anggaran pendidikandipatok APBD Badung. Program wajib belajar 9tahun masuk dalam desain persentase posanggaran pendidikan di salah satu kabupaten ter-kaya di Indonesia itu. “Namun, hasil sidak yangkami lakukan ternyata realisasinya lebih banyakuntuk biaya operasional pegawai dan sarana sertaprasarana,” ujar Ketua Komisi D DPRD Badung,Drs.Wayan Mendra.

Menurutnya, nilai alokasi anggaranpendidikan bisa terealisasi lebih dari 30% jika adapenghematan biaya operasional tadi. Denganbegitu, program penanggulangan pendidikan anakmiskin dapat berjalan makin optimal. “Salah satufasilitas yang dapat diberikan berupa beasiswatadi. Pemberian beasiswa bisa diprioritaskan untukmasyarakat miskin di wilayah Badung,” harapnya.

Selama ini, menurut Mendra, banyak siswa dariberbagai sekolah di Badung yang mengukir prestasinasional. “Kita berharap, siswa dari keluarga tak mampuyang memiliki potensi untuk berprestasi pun dapatmengangkat nama baik Badung. Namun, biaya pen-didikan untuk mereka memang harus terus dibantu.Oleh karena itu, kami di DPRD akan selalu bersamaPemkab mengawal proses pemberian beasiswa inikepada masyarakat agar terealisasi sempurna dan tepatsasaran,” janjinya.

Sementara I Wayan Sugiharta,.S.E., wakil rakyat dariKomisi D DPRD Kota Denpasar, mengungkapkan,anggaran pendidikan Kota Denpasar mencapai 34%. “Initermasuk untuk anggaran belanja guru dan pegawai,”katanya.

Menurutnya, subsidi anggaran pendidikanseyogianya makin memperhatikan kebutuhan anakmiskin di sekolah kejuruan. “Ini agar kita dapat mem-bantu mengentaskan anak miskin melalui duniapendidikan yang berbasis pasar kerja,” katanya. —put,tin

BENTUK corporate social responsibility (CSR) didunia pendidikan direalisasikan dalam bentuk pemberiansubsidi berupa beasiswa atau kemudahan lain. Ini jugadilakoni beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta diBali. Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasarmisalnya. Selain memberikan beasiswa, kampus ini jugamemberikan bebas SPP kepada mahasiswanya yangberhasil mengukir prestasi. “Mahasiswa yang berhasilmendapatkan medali emas dibebaskan SPP selama 6 bulan,perak 3 bulan, dst.,” ujar Sri Astuti mencontohkan.Pembebasan SPP murni selama perkuliahan sampai lulusjuga diberikan Unmas bekerja sama dengan Bali Post. “BaliPost yang menyaring, Unmas yang membiayai sampaimahasiswa tersebut menyelesaikan pendidikannya,”ujarnya menjelaskan.

Tak berbeda dengan Unmas, IKIP PGRI jugamelakukan hal yang sama. Selain memberikan beasiswadari kampus, daerah, dan pusat, PTS ini juga membebaskanSPP khusus untuk mahasiswa yang mengambil jurusan

Bahasa Daerah Bali. Me-nurut Drs. Redha Guna-wan, M.M., Rektor IKIPPGRI Bali, selain meng-emban amanat almarhumIda Bagus Mantra, ini jugamerupakan komitmenIKIP PGRI Bali untuk te-tap menjaga kelestarianakar budaya Bali. Karena-nya, meski jurusan BahasaDaerah Bali sempat keringdengan hanya 5 maha-siswa, pihak kampus ma-sih bertahan dan tak lantas

menutupnya.Untuk menggairahkan

niat calon mahasiswamemilih jurusan ini, sejaktahun ajaran 2006/2007IKIP PGRI Bali mem-bebaskan uang SPP. Alhasil, mahasiswanya membludak.Sampai saat ini, dari 2.279 mahasiswa Fakultas PendidikanBahasa dan Seni (FPBS), mahasiswa jurusan BahasaDaerah Bali yang masih aktif kuliah sebanyak 1.298 or-ang. Sejak tahun ajaran 2009/2010, IKIP PGRI Bali hanyamembebaskan SPP bagi jurusan Bahasa Daerah Bali yangmemilih kelas pagi. Keputusan ini dengan pertimbanganmereka yang memilih kelas pagi, murni belum bekerja.Sedangkan yang memilih kelas sore, diperhitungkan sudahbekerja dan mampu membiayai kuliahnya sendiri.Keputusan ini juga diberlakukan untuk angkatanberikutnya. Lulusannya pun diberi kesempatan untukmengabdikan diri di almamaternya, IKIP PGRI Bali dandimotivasi untuk melanjukan pendidikan ke jenjang lebihtinggi (S-2), seperti lulusan terbaik belum lama ini yanglangsung diangkat menjadi asisten dosen.

Tak hanya itu, wujud CSR di bidang pendidikan inijuga dilakoni IKIP PGRI Bali bekerja sama dengan BaliPost. Melalui penandatanganan MoU saat acara wisudaUniversitas Warmadewa tahun 2009, Bali Postmenggandeng IKIP PGRI Bali dan Universitas Warma-dewa membantu pendidikan masyarakat tidak mampu diBesakih. Seleksi calon mahasiswa dilakukan pihak BaliPost. “Kami hanya membebaskan biaya kuliah kedelapanmahasiswa ini. Sedangkan Bali Post menyediakan tempattinggal, makan, dan bahkan saya dengar merekadipekerjakan juga sebagai karyawan Bali Post,” ujar RedhaGunawan. —ten

Kariasa Adnyana

Sri Astuti

Redha Gunawan

Page 5: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9 - 15 Mei 2010 5TokohPendidikanPendidikan

Rendahnya Nilai Bahasa IndonesiaDalam Ujian Nasional

Siswa Kurang Terlatih Membaca, Sebagian Soal Multitafsir

SECARA akademik, peserta didik (siswa)menganggap bahasa Indonesia itu sulit.Sekurang-kurangnya demikian kesan penulis

selaku guru di SMA. Walau sejak SMPmemperoleh teori menulis, ternyata kebanyakansiswa belum mampu menuangkan pikirannyadalam bahasa tulis. Jika diajak diskusi, sebagianbesar mereka sulit mengemukakan apa yang adadalam pikirannya.

Untuk materi kebahasaan,para siswa agak lemah dalammembedakan kata baku dantidak baku, menentukan maknaungkapan, dan pengusaanEYD. Jika dalam latihan soalguru hanya membahas apayang di soal tanpa mengem-bangkan, maka siswa akanmengalami kesulitan jika contohyang keluar dalam ujiannasional (UN) diganti. Tampak-nya, siswa kurang menguasaimakna ungkapan sebab begitubanyak ungkapan yang harusdikuasai.

Rendahnya aktivitas mem-baca, menjadi penyebab utamalemahnya siswa dalam matapelajaran bahasa Indonesia.Hampir semua soal didahuluiteks bacaan, apa pun materipertanyaannya; baik menunjuk-kan opini, fakta, ide pokok, katabaku/tidak baku, maupun me-nyimpulkan, ungkapan. Me-nurut pengakuan sebagian sis-wa, begitu mereka melihat teksyang panjang sudah munculdalam pikirannya kurang se-nang membacanya. Kekurang-senangan itu tentu menjadikanmereka kurang konsentrasi.Mereka juga kurang terampilmembaca sehingga agak sulitmenentukan mana ide pokokmana ide penjelas.

Kelemahan siswa tentu ber-kaitan dengan kreativitas pem-belajaran yang belum maksimal,bahkan agak jauh dari pem-belajaran bahasa yang ideal.Jika latar belakang dan wawa-san guru belum memadai se-bagai seorang guru bahasa In-donesia, hasilnya akan makinjauh dari harapan. Jika hanyamengandalkan guru, hampirpasti siswa akan gagal belajarbahasa Indonesia.

Juga, ada sedikit kesenjang-an antara KTSP (KurikulumTingkat Satuan Pendidikan) dantuntutan UN. KTSP disusunberdasarkan potensi yang adadi sekolah, misalnya keadaansiswa, pendidikan guru, ling-kungan, maupun fasilitas yangada di sekolah. Dalam penyu-sunan KTSP potensi itu men-jadi pertimbangan guru me-nyusun kurikulum atau silabus.Di pihak lain, penyusunan soalUN tidak memperhitungkankondisi siswa antara sekolah dikota dan di desa. Belum lagi ma-salah fasilitas dan keberadaanbuku pelajaran bahasa Indo-nesia, serta minimnya buku per-pustakaan sebagai media kre-ativitas membaca. Jadi, tidakmustahil mata pelajaran bahasaIndonesia dalam UN 2010 inimenjadi nilai pembunuh karenasiswa kurang terlatih membaca.

Ada “faktor lain”, misalnyakebetulan mata pelajaran ba-hasa Indonesia diujikan padahari pertama sehingga sangatmungkin siswa masih dipe-ngaruhi faktor ketakutan dankurang tenang mengerjakansoal. Yang dimaksud ‘faktorlain’ adalah lumrahnya para sis-wa memburu bocoran jawabanmenjelang UN.

Siswa yang kurang waspadasering percaya begitu saja ter-hadap jawaban yang diterima.Mereka tidak lagi membaca soalUN. Hal ini telah dialami se-jumlah siswa tahun-tahun se-belumnya, sesuai denganpengakuan siswa. Akibatnya,banyak siswa tidak lulus padamata pelajaran yang sama gara-gara menerima jawaban palsu.Tiga tahun lalu penulis ber-tanya kepada dua orang siswayang kemampuannya hampirsama. Yang satu mengatakantidak percaya terhadap jawabanyang beredar. Yang satu lagibanyak mengikuti jawabanyang beredar. Hasilnya, ter-nyata yang tidak percaya, nilai-nya lebih baik. Kedua siswa itululus UN.

MultitafsirDalam mata perlajaran ba-

hasa Indonesia terdapat materisastra. Teks sastra memunyaiciri khas dalam penafsirannya,

yakni multitafsir. Sangat di-mungkinkan sesama pembacateks sastra yang sama me-munyai pendapat berbeda.Maka muncul permasalahan,jika banyak soal materi sastramultitafsir dalam UN. Kalau sis-wa punya pendapat lain, tentuwajar. Sayang, perbedaan pen-dapat itu tidak diakui kuncijawaban.

Kebetulan tahun lalu pe-nulis menelaah soal materi sas-tra. Simpulan penulis, cukupmemberi alasan mengapa nilaibahasa Indonesia dalam UNbelum maksimal, bahkan turundrastis dalam UN 2010 ini. Sis-wa sangat dirugikan akibat soalsastra yang multitafsir. Me-mang, masalah multitafsir dalamdunia sastra menjadi hal biasa.Ahli sastra Teeuw dan sastra-wan Taufiq Ismail tidak me-masalahkan jika pembaca karyasastra memiliki pendapat yangberbeda. Perbedaan pendapatsiswa dalam menjawab soal ma-teri sastra sangat lumrah.Sedangkan dalam UN, multi-tafsir itu tidak akan pernah ter-jadi. Yang terjadi adalah pe-maksaan pendapat si penulissoal terhadap satu jawabanyang benar.

Sebagai hasil kajian penulispada materi sastra UN (2009) di-ketahui soal yang multitafisrada 7 butir, setara dengan 1,4nilai UN. Dalam UN 2010 dari19 soal sastra ternyata 4 soalmultitafsir.

Sebagai seorang guru matapelajaran bahasa Indonesia,penulis sangat memahami me-ngapa nilai bahasa Indonesiamenjadi penyebab palingbanyak ketidaklulusan pesertaujian. Selain soal sastra banyakmultitafsir, teks yang dikutipcukup panjang. Siswa yangjarang melakukan aktivitasmembaca akan merasa kelelah-an memahami isi teks. Menurutsebagian siswa, kutipan tekssastra Melayu Klasik sangatsulit dipahami bahasanya se-hingga mereka kebingunganuntuk memberi jawaban yangbenar.

Contoh soal multitafsir(soal nomor 11 dalam UN 2009dengan kode P27/SMA).

(1) “Ampun Tuanku,adapun makhluk di dunia inibertinggi rendah derajatnya.(2) Sungguh pun demikiantiadalah makhluk sebanyakitu, baik yang berkaki empat,baik yang berkaki dua, mau-pun yang bersayap, yang le-bih mulya daripada manusia.(3) Akan tetapi tidak semua-

nya manusia itu tinggi budi-nya, ada pula yang jahat ke-lakuannya ....

(4) Oleh sebab itu, wajibatas orang bijaksana, istimewaraja-raja, meletakkan kebijakanpada tempatnya jangan diper-buat hendaknya kepada orangyang tiada pandai mengharap-kannya, tiada pula tahu ber-terima kasih. (5) Jadi, adagunanya menyelidiki budipekerti tiap-tiap orang yang adaperhubungannya dengan kita.(6) Jika ternyata seseorang pan-dai membalas guna, bolehlahkita berbuat kebajikan padanya,sekalipun bukan ahli pemikir.

Isi kutipan hikayat tersebutadalah ...

a) Manusia adalah makhlukTuhan yang berbudi pekertipaling baik.

b) Di antara sesamamakhluk Tuhan manusialahyang dapat berbuat jahat.

c) Karena manusia tidakbaik, kita perlu mewaspadai or-ang-orang di sekitar kita.

d) Penghargaan kepadamanusia terutama keluarga kitasendiri, perlu diteliti lebih jauh.

e) Jika ada orang yangberbuat baik kita perlu was-pada apakah ada maksud lain.

Membaca kalimat nomor (2)dan kalimat nomor (3) dalamteks dengan pertanyaan (stemsoal) “Isi kutipan hikayat ter-sebut adalah ...”, maka sangatberalasan siswa menjawab opsi/b/. Selain itu, sangat beralasanjuga jawaban pada opsi /e/karena didukung kalimat nomor5). Jadi, soal tersebut ter-golong multitafsir.

Contoh soal multitafsir da-lam UN 2010 (soal nomor 23kode P27/SMA)

DI KUBURAN AYAHBerteduh pohon kamboja ber-kembangTinggalmu yang kekalTak kenal lagi seyummuMemikat hatikuKetika masih anak

Bukan segunduk tanahKupuja, karena diharmkanagamaAdalah hidupmuMengendap di kalbu!1963Slamet Sukirnanto

Maksud puisi tersebutadalah ...

a) Pelajaran hidup dari

seorang ayah terhadap anakyang sangat disayanginya.

b) Kenangan masa kecil dikuburan ayah, yang sukar di-lupakan.

c) Seorang anak yang selaluingat terhadap kenangan manissemasa ayahnya hidup.

d) Ziarah ke makam ayahyang sangat dicintai oleh ke-luarga dan anak-anaknya.

e) Kebiasaan masyarakatmemuja pemakaman untuk me-ngenang seseorang.

Maksud puisi itu sangatluas, bisa ditafsirkan isi puisi,tema, amanat, maupun nilai mo-ral dari si ayah. Penyusun soalbelum jelas memberikan pe-nekanan kepada siswa (si pen-jawab soal). Sangat beralasansiswa menjawab /a/ maupun /c/. Jadi, soal tersebut termasukmultitafsir.

Kita berharap pada masamendatang mata pelajaranbahasa Indonesia tidak menjadinilai pembunuh. Caranya, ak-tivitas membaca para siswa per-lu ditingkatkan jika mungkinbentuk mereka menjadi kutubuku. Khusus untuk materisastra, guru perlu mencariupaya bagaimana agar pem-belajaran sastra tidak menyim-pang dari tujuan pembelajaransastra yang apresiatif dan darisisi perolehan nilai UN siswatidak dirugikan karena merekapunya pendapat berbeda de-ngan penyusun soal. Caranya,siswa diajak menelusuri soalsastra dari berbagai sudut pan-dang. Sudut pandang yang pal-ing dekatlah disepakati sebagaijawaban. Kesepakatan ini tidakuntuk memasung kreativitassiswa, melainkan untuk mengu-rangi kerugian di pihak siswa.

IGK Tribana

IGK Tribana

KEPMENDIKNAS NO. : 58/D/O/2005, 1. Program S1 Keperawatan No. : 923/D/T/20072. Program D III Keperawatan No. : 924/D/T/2007, 3. Program D III Kebidanan No. : 3039/D/T/2007

MENERIMA MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2010/2011

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN (S1. NERS), PROGRAM D III KEPERAWATAN (AKADEMIKEPERAWATAN), PROGRAM D III KEBIDANAN (AKADEMI KEBIDANAN), (REGULER DAN KONVERSI)PERSYARATAN :1. Untuk Program Sarjana (S1) KeperawatanReguler

a. Lulusan SMA Jurusan IPAb. Lulusan SMK Jurusan Kesehatan

2. Program D III Keperawatan & D III KebidananReguler :

a. Lulusan SMA Jurusan IPA & IPSb. Lulusan SMK Jurusan Kesehatanc. Khusus untuk D III Kebidanan hanya menerimaperempuan

Untuk D III Keperawatan Kelas Konversi :- Lulusan SPKUntuk D III Kebidanan Kelas Konversi :- Lulusan SPK atau D1 Kebidanan3. Persyaratan :

a. Fotocopy Ijazah/tanda peserta UAN= 2 lembarb. Pas foto 3 x 4 = 4 lembarc. Usia maksimal 26 tahund. Tinggi Badan sekurang-kurangnya :1) Pria = 155 cm2) Wanita = 150 cm

4. Jadwal Pendaftaran :a. Gelombang I : 1 Maret 2010b. Tempat : Kampus II STIKES Bali (Jln. Tukad Balian

No. 180 Renon-Denpasar)c. Telp. (0361) 8764848 Fax. (0361) 256937d. Website : www.stikes-bali.ac.ide. Waktu : Pkl 08.30-12.30 Witaf. Gelombang II : diatur kemudian

5. Seleksi :Tanggal : Jumat, 2 Juli 2010 pkl 09.00-12.00 WitaTempat di Kampus I dan Kampus II STIKES Bali

6. Pendaftaran Jalur PMDK :a. Tanggal : 6 Januari s.d. 20 Februari 2010 dan

pengumuman hasil PMDK tanggal 1 Maret 2010b. Tempat : Kampus II STIKES Bali (Jln. Tukad Balian

No. 180 Renon-Denpasar)c. Telp. (0361) 8764848 (0361) 221795 Fax. (0361) 256937d. Website : www.stikes-bali.ac.ide. Waktu : Pkl 08.30-12.30 Wita

7. Persyaratan Pendaftaran Jalur PMDK :a. Fotokopi rapor semester I s.d. V yang telah dilegalisir

sebanyak 2 rangkap dengan menunjukkan rapor aslib. Surat Rekomendasi dari Kepala Sekolah masing-masingc. Formulir pendaftaran dapat diambil di Kampus II STIKES

Bali, pada saat sosialisasi kampus di sekolah SMAatau di website STIKES Bali (www.stikes-bali.ac.id)

8. Fasilitas :a. Gedung milik sendirib. Laboratorium Keperawatanc. Laboratorium Kebidanand. Laboratorium Komputer & Internet Hotspot 24 Jame. Laboratorium Biomedikf. Perpustakaan Digitalg. Asrama (wajib bagi mahasiswa putri D III

Keperawatan, sedangkan bagi mahasiswa putri S1Keperawatan Ners dan D III Kebidanan disesuaikandengan kapasitas asrama)

h. Parkir luas, photocopy center & kantin9. Biaya Pendaftaran :

a. Program S1 Keperawatan : Rp 300.000b. Program Diploma: Rp 250.000c. Pilihan 2 Program Studi : Rp 500.000

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) BaliKetua,Ttd

Drs. I Ketut Widia, BN.Stud.,MMNIP. 195109041979031001

Sistem BilingualSolusi Jebloknya

Nilai Bahasa IndonesiaMESKI Bali menempati urutan

teratas secara nasional hasil nilaiUjian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK, namun hasil ujian tersebutmembuat guru, masyarakat bahkanDinas Pendidikan Pemuda danOlahraga Provinsi Bali tercengang.Betapa tidak, jumlah siswa taklulus mata pelajaran bahasa Indo-nesia cukup banyak. Padahal, se-lain bahasa Indonesia sebagai ba-hasa ibu, berbagai langkah pun telahditempuh Disdikpora Bali mem-buat siswa gemar membaca, misal-nya dengan menggelar lomba ber-cerita tingkat SD hingga SMA yangdigelar tiap tahun bekerja sama de-ngan Perpustakaan Daerah Bali.

SMA/MA memiliki tiga pro-gram studi, yakni Bahasa, IPA, danIPS/Keagamaan.

Berdasarkan data hasil ujiannasional Provinsi Bali tahun pe-lajaran 2009/2010, siswa tak luluspada program Bahasa, mata pe-lajaran bahasa Indonesia sebanyak288 orang, bahasa Inggris tujuhorang, matematika 72, sastra Indo-nesia 24 siswa, antropologi 74, danbahasa Jepang 3 orang. Programstudi IPA, siswa tak lulus mata pe-lajaran bahasa Indonesia mencapai34 orang, bahasa Inggris 3 siswa,matematika 8 orang, fisika 9 siswa,kimia 4 orang. Program IPS/ke-agamaan, siswa tak lulus mata pe-lajaran bahasa Indonesia sebanyak

206 siswa, bahasa Inggris 31 siswa,matematika 34 anak, ekonomi 70siswa, sosiologi 117 anak dangeografi 35 anak.

Sedang untuk tingkat SMK,siswa tak lulus mata pelajaranbahasa Indonesia juga mendudukiposisi teratas, 235 siswa, bahasaInggris 135 anak, matematika 138siswa, teori kejuruan 76 anak danproduktif 4 anak.

Berdasarkan data tersebut,perbandingan tingkat kelulusansiswa lima tahun terakhir, padatahun pelajaran 2009/2010 siswatak lulus meningkat. Tahun pe-lajaran 2005/2006, jumlah siswatak lulus 1.093 anak, 2006/2007sebanyak 544 siswa, 2007/2008sebanyak 349 anak, 2008/2009sebanyak 20 anak, dan 2009/2010702 orang. Jumlah peserta ujiannasional tahun pelajaran 2009/2010di Provinsi Bali mencapai 25.562orang.

Menurut I Wayan Suasta,S.H., Kepala Disdikpora ProvinsiBali, evaluasi maupun analisisterkait penyebab ketidaklulusanbelum dilakukan, lantaran ujiannasional belum sepenuhnya usai.“Kami menunggu hasil ujiansusulan. Jika semua sudah selesai,analisis dan evaluasi kami lakukan,”janji Suasta. Namun pihaknyamenduga, hasil nilai mata pelajaranbahasa Indonesia yang jebloklantaran kurangnya minat membacasiswa. Tak hanya itu, siswa mau-pun orangtua, lebih fokus terhadapmata pelajaran yang dianggap lebihsulit seperti matematika, fisika, danbiologi. Bahkan sistem pembelajar-an tiga mata pelajaran ini, meng-gunakan sistem Information Com-munication Technology (ICT), yangbisa menarik perhatian siswa. “Saatini zamannya teknologi. Kami adarencana membuat program pem-belajaran bahasa Indonesia dengan

sistem bilingual. Kami akan me-ngemas bahasa Indonesia agar lebihmenarik perhatian siswa, yakni de-ngan menggabungkan pelajaranbahasa Inggris dan bahasa Indone-sia,” kata Suasta. Suasta tak me-mungkiri, bahasa Indonesia seringdianggap remeh oleh sebagiansiswa. Ini terlihat, jarang siswayang mengikuti les bahasa Indone-sia.

Ke depan, Disdikpora Pro-vinsi Bali kembali mengencangkanikat pinggang. Langkahnya mena-rik minat siswa mempelajari ba-hasa Indonesia makin digiatkan.Budaya membaca di kalangan anakdidik, guru dan orangtua pun akanditingkatkan. Salah satunya denganmemperbaiki sistem maupun kon-disi perpustakaan. “Tak semua

perpustakaan dilengkapi teknologiinformasi. Ke depan, kami akanberupaya agar buku-buku yangtersedia pun banyak disertaiilustrasi yang menarik perhatiansiswa,” janjinya. Lomba berceritayang tiap tahun digelar Dis-dikpora Provinsi Bali bekerja sa-ma dengan Perpustakaan DaerahBali pun akan menjadi agenda ru-tin tahunan dengan meningkatkankualitas. —lik

I Wayan Suasta, S.H.

Dr.Shri I Gst Ngrh Arya Wedakarna MWS III,S.E. (MTRU),M.Si.Abhiseka Ratu Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan I

BANZAI .... ! INDONESIA – JAPANPADA 12 – 23 April 2010, saya diundang

Pemerintah Jepang dan sejumlah lembaga di Jepanguntuk mengikuti program Invitation Program ForYoung Political Researchers 2010 khusus di Jepangyang merupakan implementasi dari Bali DemocracyForum 2009. Dari sekian banyak tokoh yang sayatemui, ada seorang sosok tua yang paling meng-inspirasi saya yakni Prof. Nakamura Akira (profesordari Universitas Meiji Tokyo).

Pemikirannya luar biasa, walau fasih berbahasaPrancis dan Inggris tapi selama pertemuan ia murni meng-gunakan bahasa Jepang. Ia memberikan banyak perspektifbaru mengenai bagaimana kebijakan politik dan proteksipemerintah dapat diselaraskan dengan sektor ekonomi yangmenyebabkan Jepang kini berada di peringkat atas penguasaekonomi Asia dan salah satu yang terkuat di dunia.

Dalam beberapa kali pertemuan, tampak sekali bagaimanaprofesor ini begitu mencintai dan bangga terhadap negaranya.Walau sebagai seorang Jepang yang berasal dari negarahebat tapi tidak sekali pun ia merendahkan derajat bangsadan negaranya, walau kita ketahui ada juga kelemahan daripembangunan berdampak yang dilakukan oleh Jepang dibeberapa kawasan dunia.

Hal ini cukup berbeda dengan sebagian peserta dari Indo-nesia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian dariorang Indonesia yang ada di luar negeri, amat doyanmenjelekkan nama Indonesia. Padahal tanpa diutarakan pun,orang asing sudah mempunyai referensi lengkap tentangkebobrokan negara ini di bidang politik, ekonomi, hukum, hakasasi manusia, budaya dan lain sebagainya. Jadi, buat apamenjelek-jelekkan bangsa sendiri dalam forum dunia, apalagi

sebagian peserta dari Indonesia, saya nilai terlalumengumbar kelemahan Indonesia.

Ternyata dari pengamatan saya mengikuti beberapakonferensi di luar negeri, hampir sebagian delegasiatau peserta dari Indonesia amat doyan merendahkanbangsa sendiri dan suka membanding-bandingkandengan negara lain. Seharusnya kita bisa memilih danmemilah, apa itu perbedaan antara “Negara Indone-sia” dengan “Bangsa Indonesia”. Dalam pandangansaya, negara Indonesia adalah sebuah sistem, sebuah

perangkat yang didukung oleh SDM di dalamnya untukmenjalankan sebuah wilayah. Jadi dalam Negara Indonesiaterlingkup UU, pemerintahan, sistem, para abdi negara, eksekutif,legislatif dan yudikatif. Tapi jika kita bicara tentang Bangsa Indo-nesia, kita akan berbicara satu kesatuan semesta yang ada dariseluruh mata angin Nusantara. Rakyat, budaya, kepercayaan,nilai-nilai, Ibu Pertiwi, Ayah Akasa, hutan, danau, sungai, laut,bukit, gunung, ngarai dan semua komponen bangsa ini adalahsebagai sebuah kesatuan bernama “Bangsa Indonesia”.

Jadi tidak fair jika kita merendahkan Bangsa Indonesiahanya karena Negara Indonesia tercinta sudah “Gagal Negara”dalam teori politik untuk menilai hancurnya sistem dan ideologidalam sebuah negara. Setiap negara di dunia ini punyakelemahan dan keburukan. Sekarang tergantung sejauh manamanusia di dalamnya menilai bangsa sendiri. Sehingga marikita hentikan, kebiasaan buruk yang selalu menyalahkan,mendiskreditkan dan merendahkan bangsa Indonesia, dimana pun berada. Mulai saat ini mari kita tiru bagaimanabangsa Jepang menjadi bangsa hebat tapi tetap banggadengan identitasnya. Mari kita muliakan bangsa kita sendiri,Indonesia.... Banzai .... !

REKTOR UNIVERSITAS MAHENDRADATTA BALI/PRESIDENT THE SUKARNO CENTER

Page 6: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

6 9 - 15 Mei 2010Tokoh NusantaraNusantara

Makin Didengar Makin Asyiik...

Informasi lebih lanjut hubungi: KETUT WENABr. Gumasih (Br. Baturning), Mambal, Abiansemal, Badung, Bali.

Faks. (0361) 469807, Tlp. 8542598, Hp. 081 337 650 036. Albert: 2793251

Paguyuban Basargita Sisihkan Uang ArisanBantu Pedagang

Lemah Modal

SEBAGIAN warga Bali asal Lumajang memilikikebiasaan rutin, menabung emas batangan 24karat. Mengapa memilih emas yang ditabung?

H. Riyanto menjelaskan,90% warga Bali asal Lumajangbekerja sebagai pedagang danpengrajin emas. Sejak tahun1998 di antara mereka berga-bung dalam Paguyuban Basar-gita.

Nama Basargita berasal daritiga nama kabupaten di Baliyakni Badung, Gianyar, dan Ta-banan serta satu kota, Den-pasar. Anggota paguyubanyang kini berjumlah 60 kepalakeluarga merupakan pemiliktoko emas di empat kabupaten/kota itu.

Pria yang menjabat ketuaBasargita sejak tahun 2009 ini

menambahkan, di luar empatkabupaten/kota itu, warga Baliasal Lumajang di Jembrana danBuleleng pun membentukwadah bagi kalangan pengelolabisnis emas. Di Bali, katanya,tercatat 125 KK warga Bali asalLumajang yang menggelutibisnis emas. Di luar itu masíhada lagi, namun belum tercatatdan belum bergabung dalamwadah paguyuban.

“Membuat perhiasan emasmerupakan keahlian sebagianbesar warga di Lumajang, JawaTimur. Sampai mereka hijrah keBali pun masih mengandalkankeahlian tersebut untuk mencari

nafkah,” kata pria kelahiranLimajang 20 Oktober 1969 ini.Ia mengungkapkan, sebagianbesar mereka berasal dari DesaPulo, Kecamatan Tempeh. Didesa ini 90% penduduknya be-kerja sebagai pengrajin emas.“Tak hanya pria, kaum wanitapun mahir memahat dan mem-bentuk bongkahan emas men-jadi perhiasan emas maupunperak. Teknik membuat per-hiasan emas dan perak, sudahmereka peroleh sejak masihduduk di bangku sekolah. Didesa ini, kerajinan emas sudahmenjadi industri rumah tangga.

“Setelah menikah, kami lang-sung diserahi tugas mengelolatoko emas,” ujar suami Mur-hayah ini. Di Bali, yang tak pu-nya toko, juga bekerja di tokoemas sebagai tukang emas. Se-bagian lagi melakukan pekerja-an membuat emas di rumah kos

H. Riyanto

mereka.

Sisihkan Uang ArisanIa menuturkan lahirnya

Paguyuban Basargita ini ber-samaan dengan terbentuknyaPaguyuban Assalam yang men-jadi wadah seluruh warga Baliasal Lumajang. Para anggota-

nya tak semua anggota Basar-gita, ada juga yang tidak be-kerja di bidang bisnis emas.“Bagi pedagang emas, pagu-yuban ini dimanfaatkan sebagaiajang bertukar informasi me-ngenai harga emas termasukkiatnya mengantisipasi agar ka-sus penipuan yang kerap di-alami pemilik toko emas dapatdikurangi,” ungkap bapak tigaanak ini.

Riyanto menuturkan, se-belum terbentuk paguyuban,kasus penipuan sering terjadi.Misalnya ada orang yang men-jual perhiasan emas yang ter-nyata hasil curian. Para pemiliktoko emas tak mau dikatakansebagai penadah, karena me-mang tidak tahu asal-asul per-hiasan emas yang dibelinya.Jika terjadi penipuan, merekabekerja sama dengan pihak ke-polisian dalam menanganikasusnya.

Riyanto mengungkapkan,tabungan emas warga Bali asalLumajang ini biasanya diguna-kan untuk keperluan ibadahnaik haji atau umroh. Merekamengadakan pertemuan duaminggu sekali sambil arisansenilai Rp 1 juta dan meng-adakan kegiatan sosial. “Se-banyak 1% uang arisan dikum-pulkan ditambah uang hasilsumbangan suka rela, diguna-kan untuk membantu pedagangemas lain yang masih lemahmodal,” ujarnya. —tin

Bakti Kesehatan YKU Balidi Warga ’Kampung Bedeng’

KEPEDULIAN Yayasan Ke-sejahteraan Ukhuwah (YKU) Baliuntuk ikut berpartisipasi dalammenyehatkan masyarakat kembalidiwujudkan dengan menggelaracara bakti kesehatan berupa pe-nyuluhan dan pemeriksaan ke-sehatan gratis bagi masyarakatkurang mampu.

Kali ini YKU menyasarwarga kampung bedeng yanglokasinya tepat di belakangPerumahan Angkasa Pura,Jimbaran, Minggu (2/5). Ala-san pemilihan lokasi ini, selainlokasinya yang terkesan ter-isolir, warga di sana juga

hidup apa adanya. Mereka me-nempati rumah-rumah bedengyang saling berdekatan.Kondisi lingkungannya jugatidak mendukung untuk bisahidup sehat. Fasilitas MCK(mandi, cuci, kakus) yangterbatas ditambah sungai yangtak mengalir lancar dengantumpukan sampah di pinggir-nya ikut memengaruhi kualitaskesehatan penghuninya. Takmengherankan jika wabahpenyakit kerap menyambangipenduduk kampung ini yangsemuanya berasal dari Jawa.

Ketua RT setempat, Su-yono, menjelaskan, akses untukkesehatan warga memang sa-ngat terbatas. “Kami memangmemerlukan layanan kesehatandengan baik. Puskesmas jauh.Selain itu warga memilih mem-beli obat pasaran jika ada yangSuasana pelayanan kesehatan yang digelar YKU

Giatkan Anggota Menabung Emas

Dilema Simulasi.........................................dari halaman 1

pendidikan kedokteran masa lalu dan sekarang. Dulu dokter mudaboleh memeriksa pasien, bahkan ini pun diberikan kepada residen.Tetapi, jika praktiknya dilakukan di ruang pasien otomatis doktermuda ini harus diawasi ketat dokter pembimbingnya. “Jika calondokter tidak boleh praktik, bagaimana mereka bisa menjalankantugasnya kelak secara profesional,” tandasnya setengahbertanya.

Saat ini, UU Kedokteran melarang kontak langsung doktermuda dengan pasien. Aturan hukum tidak membolehkan lagidokter muda ‘memegang’ pasien. “Dokter muda harus magangdan didampingi dokter senior yang bertanggung jawab terhadapkondisi kesehatan pasien. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangikontak langsung calon dokter dan pasien,” ujar Prof. Suastika.

Solusi untuk memecahkan problem tersebut sudah dilakukanpihak manajemen Fakultas Kedokteran (FK) Unud. Bangunanlaboratorium praktik mahasiswanya sudah dikerjakan di atas lahanmilik RSUP Sanglah di Jalan Pulau Lombok, Denpasar. Adasubsidi Pemerintah provinsi Bali Rp 2 miliar per tahun. Pemerintahdaerah akan membiayai proyek ini selama kurun 3-4 tahun.Pengerjaannya baru berjalan setahun. Namun, sukseskepemimpinan yang terjadi membuat aliran subsidi ngadat.“Karena pergantian kepemimpinan, dana distop untuk prioritasyang lain,” katanya.

Fasilitas laboratorium untuk mengasah skill dokter muda itukini mangkrak. Namun, pihak FK Unud tidak tinggal diam. Upayakeras sedang disiapkan untuk meneruskan pembangunan fasilitasitu dengan biaya sendiri. “Kami berharap selesai tahun ini. Tahundepan akan diisi dengan alat-alat praktik. Tahun 2012direncanakan sudah dapat digunakan mahasiswa praktik.Gedung ini akan dimanfaatkan semua program studi FK, termasukjuga RS Sanglah,” jelasnya.

Dilema tadi tetap menuntut solusi konkret. Ini untukmeminimalisir keluhan masyarakat di satu sisi, sekaligusmenjawab kebutuhan kebutuhan pendidikan calon dokter pro-fessional sesuai standar kompetensi. “Kebutuhan alat peragatersebut tetap mendesak. Kami berharap wakil rakyat bisa lebihmemperjuangkan,” harapnya. —sam,ast

sakit karena lebih murah danpraktis,” katanya.

Acara bakti kesehatan ter-sebut diawali penyuluhan ke-sehatan tentang penyakit de-mam berdarah oleh tim dariMER-C wilayah Bali yang men-jadi mitra YKU dalam kegiatanini. Setelah itu pemeriksaankesehatan umum dan gigi.

Terlihat warga dari segala usiaberbondong-bondong ke lokasi

meskipun sempat diguyur hujan.Anak-anak pun tak segan datangsendiri dan memeriksakankesehatan gigi mereka kepadadokter dari Klinik Bali MedicDenpasar.

Menurut Manajer Operasi-onal YKU Bali Jemy Helmi,acara seperti ini merupakanprogram rutin LAZ YKU Balitiap tahun. “Setidaknya dalamsetahun kami tiga kali meng-

gelar acara bakti kesehatan se-macam ini. Program ini bisadilaksanakan berkat dukunganbanyak pihak terutama paradonatur yang mengamanahkanzakat dan infaknya melaluiYKU Bali,” katanya.

YKU merupakan salah satubagian Masjid Ukhuwah Den-pasar. Yayasan tersebut ber-gerak di bidang kemanusiaandan kesejahteraan sosial.—lik

Minta Bantuan..............................................................................................................................................................dari halaman 1

harus segera dioperasi. Lalusaya kirim SMS ke klien sayadan menceritakan kondisipasien. Saya tanya, apakah bisamembantu. Lalu dijawab, jugalewat SMS, ’Oke’. Sejauh iniberjalan mekanisme seperti itu,saya tidak pernah menggunakanproposal atau semacamnyauntuk meminta bantuan. Me-reka, donatur, semua percaya,”ungkap Anne.

Donaturlah yang men-transfer dana bantuan ke rumahsakit. Dengan begitu, donaturtahu persis ke mana dan untukapa sumbangannya. Begitujuga kalau datang sumbanganpadanya, Anne tidak menam-pungnya, melainkan penyum-bang diminta langsung me-nyalurkannya ke biarawatiRumah Sakit St. ElisabethSemarang yang mengelola danaWisma Kasih Bunda.

Anne tidak mencoba meng-gali dana di lembaga-lembagaasing yang biasanya menyedia-kan dana kemanusiaan. Hal inisemata-mata karena WismaKasih Bunda tidak memilikibadan hukum formal sepertiyayasan atau semacamnya.

“Memang tidak ada strukturorganisasi resmi, ya, begini saja.Tidak ada ketua, tidak adawakil, semuanya berjalan begitusaja selama 10 tahun ini. Secarapribadi saya memang kurangsuka bekerja dengan melibatkanbanyak orang. Saya tidak sukakalau banyak orang masukkarena pelayanan yang sayalakukan adalah panggilan per-sonal, sangat pribadi yangdatangnya dari Allah. Sayakhawatir kalau ada orang yangmau bantu tetapi kemudianminta imbalan ini-itu, padahalbukan itu tujuan pelayanan ini.Itulah yang saya hindarisehingga tidak banyak orangterlibat di sini, hanya merekayang tulus dan benar-benarmelayani tanpa pamrih,” ung-kap perempuan enerjik yangbercita-cita suatu ketika me-miliki klinik berobat, itu.

Memang, meski sudahberkembang sejauh ini, jumlahpersonel Wisma Kasih Bundatergolong sedikit. Selain Anne,hanya beberapa relawan terlibatdi dalamnya. Satu-satunya dok-ter relawan di wisma tersebutdr Amanullah, ahli bedah otak.Relawan lainnya biarawatiFidelia yang membantu dalammengelola dana, asisten Anne,Margaretha, dua orang perawatserta beberapa relawan yangmengurus posko Wisma KasihBunda. Pelayanan mereka jugaditunjang sebuah mobil am-bulans yang dibeli dari danasumbangan.

Melihat perkembangan pe-layanan Wisma Kasih Bunda,Anne tidak menampik kalau kelakwisma asuhannya ini berkem-bang besar dan membutuhkanpengaturan yang lebih baik.Namun, dia percaya jika kelakhal itu terjadi, pasti Tuhan akanmemberikan petunjuk. “Tetapi,untuk sekarang ini, biarlahseperti ini dulu. Kalau terlalubanyak orang, saya khawatirtimbul masalah. Ketika sayamengatakan oke bisa dibantu,tetapi orang lain mengatakantidak bisa, maka akan timbulmasalah yang buntutnya me-rugikan pasien,” katanya.

Selain intensif menanganiWisma Kasih Bunda, Anne

juga terlibat dalam komunitaspara waria dan gay. “Saya men-dengar cerita mereka bagaimanamemperjuangkan hidup denganketerbatasan yang dimiliki. Hatisaya sedih campur terharu. Sayabergabung dengan persekutu-an doa waria dan gay, kami sa-ling mendoakan dan menguat-kan. Bisa memberi pendam-pingan pada mereka membuathidup saya lebih berwarna,”tuturnya.

Seminggu sekali, kelompokdoa waria dan gay ini ber-sekutu di rumah Anne. Selainberdoa, Anne juga mengarah-kan agar para waria melakukansubsidi silang, dalam arti me-reka yang telah mapan dalam

berusaha menggandeng temanlain yang belum sukses. Atau,memberikan pelatihan keteram-pilan, seperti menjahit dan ke-cantikan.

Semua itu, ungkap Anne,sejauh ini berjalan dengan baik.“Banyak yang sudah terbantu.Saya pun sebisa mungkinmelibatkan mereka dalamaktivitas saya. Ikatan kami ma-kin erat, saya berbahagia. De-ngan berbagi, saya tidak merasaada yang hilang dari diri saya.Dengan berbagi, saya menjadiberarti. Makin banyak berbagi,makin berarti diri saya. Itulahyang saya rasakan,” ucap ibutiga anak yang mendapat julukan“Emaknya Waria’, ini. –dia

Page 7: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9 - 15 Mei 2010 7Tokoh

Aroma SegarWanita Bank

Wajah SumringahIwaba Bali

WAJAH Ikatan Wanita Bank (Iwaba) Bali mulaisumringah. Nina Istomo Kairupan menjadimotor penebar aroma segarnya. Istri PimpinanBank Indonesia Cabang Denpasar JeffreyKairupan ini mencoba mengembuskan napaskegiatan anyar di kalangan kaum ibu yangbernaung dalam wadah ini.

Momen peringatan Hari Kartini21 April memang sudah lewat. Namun,ada potret baru di lingkungan IwabaBali. Sebuah seremonial peringatan jasaRaden Ajeng Kartini itu pertamakalidihelat wadah kaum ibu di lingkunganperbankan ini di Pulau Dewata. Kaumibu dari enam lembaga perbankan diPulau Dewata tak hanya hadir dalambalutan busana tradisional Nusantara.Mereka datang bersama pasanganmasing-masing guna memberikanmakna lebih dalam memeriahkanperingatan hari bersejarah itu.

Memang acara seremonialtersebut tak hanya habis dengansambutan, pidato, atau wejangan.Lomba pidato yang diikuti duta darienam lembaga perbankan itu menjadisuguhan baru dalam seremonial kali itu.Tiap utusan dijatah tempo lima menituntuk tampil ke pentas. Merekamengupas tema peringatan bertitel“Hari Kartini: untuk Wanita Bijaksanadan Berwawasan”.

Ajang lomba pidato itu barupertamakali diikuti kaum wanita yangberada di lingkungan Iwaba di Bali.Namun, semua utusan berhasil tampilmemukau. Materi lomba yangdisampaikan pun menyimpan pesanpenting untuk kaumnya. Intinya, bijakdan berwawasan menjadi pesan utamamereka. Begitupun saat semua peserta

Ada pula suguhan baru dalamacara seremonial itu. Pentas line danceyang dibawakan kaum ibu dari BIDenpasar ikut menambah sumringahacara peringatan tersebut. Suguhan inidipimpin Nina Istomo Kairupan.Penampilan mereka pun menyisakanpujian. Aplaus panjang diberikanhadirin untuk penampilan grup linedance itu.

Usut punya usut memangakhirnya terkuak cerita menarik daribalik pentas itu. Istri mantan PimpinanBI Cabang Manado itu ternyata ‘otak’di balik wajah sumringah Iwaba Balibelakangan ini. “Saya mencobamenghidupkan aktivitas di lingkunganIwaba Bali lebih dari sekadar menggelar

acara seremonial,” ujarnya.Seremonial memang penting.

Namun, Nina enggan menghabiskankesan aktivitas seremonial dilingkungan kaum perempuannyahanya berhenti sampai di situ saja. Ibudua anak, Jonathan Kairupan danJohana Kairupan ini, bersikeras adaaktivitas nyata yang dapat dirasakanmanfaatnya. “Manfaat itu bukanhanya dirasakan kaum ibu di IwabaBali, juga ada dampak positifnya bagimasyarakat,” harapnya.

Saat sang suami dipromosikannaik ke pucuk pimpinan bank sentralitu di Pulau Dewata belum lama iniotomatis Nina menjadi orang nomorsatu di Iwaba Bali. Saat itu, ia sudahcoba pasang ancang-ancang.Konsolidasi internal menjadi langkahawalnya.

Itu penting dilakukannya sebagaipimpinan baru di Iwaba Bali.Menurutnya, wadah ini sepertiDharma Wanita yang dulu ada di tiapinstansi. Fungsinya sebagai tempatmenjalin tali silaturahmi. “Tetapi,sifatnya tak hanya internal. Iwaba jugamengemban fungsi sebagai tempatsilaturahmi eksternal,” jelasnya.

Peringatan Hari Kartini yangberlangsung di Aula BI Denpasar

tersebut sudah berada dalam agendaNina sebelumnya. Ia membayangkanseremonial peringatannya kelak jangansampai hanya diisi dengan sambutandan makan saja. “Saya ingin adasesuatu yang lebih dari itu. Makanya,lahirlah ide membuat lomba pidato danlomba busana Nusantara. Pesertakaum ibu yang berada di lingkunganIwaba,” katanya.

Namun, sebelum itu sebenarnyaNina sudah mulai menggerakkan satudua kegiatan baru di lingkungan kerjasang suami itu. Selama tiga bulanterakhir Nina mengundang instrukturline dance Grace Tangkudung. Linedance dinilai menjadi aktivitas olahkebugaran sekaligus hiburan yangmenarik. “Saya sudah mengenal linedance saat suami bertugas di Manado.Tetapi, saat Bu Grace melatih sayadan ibu-ibu lainnya ternyata line dancedi Bali lebih kaya irama musiknya.Saya merasa ada sesuatu yang barusaya dapatkan di Bali,” ungkapnya.

Selain itu, Nina menggagas tradisibaru senam kebugaran di lingkungankerja sang belahan jiwa selama duabulan belakangan. “Aktivitas iniberlangsung tiap selasa sebagai harikebugaran,” ujarnya setengahberseloroh.

Selain itu, ada rencana besarnyauntuk membuat Iwaba lebih dirasakanmanfaatnya secara internal. Agendakegiatan pelatihan keterampilan untukkaum ibu sudah masuk dalam bursarencana program aksi Iwaba. Nina jugamembayangkan bakal menggelarsemacam seminar untuk menambahwawasan kaum ibu di lingkunganorganisasi ini. “Seminar itu bisaberkaitan dengan motivasi, bisa jugasoal kesehatan ibu dan anak,” katanya.

Namun, Nina pun bertekadmenjalin kerja sama dengan lembagalain di luar Iwaba. Pengalamannyamemimpin Iwaba Sulut membuktikanwadah ini bisa saja menjalin kerja samadengan TP PKK maupun lembagalainnya. “Tetapi, programnya haruskonkret dan jelas untuk misi sosialkemanusiaan. Misalnya, ada programpeduli penghuni panti jompo,anakanak panti asuhan, penghunipenjara wanita, kunjungan ke rumahsakit jiwa, atau menggelar acaralayanan kesehatan,” jelas alumnus FEUI ini.

Iwaba Bali pun diharapkan takhanya menghimpun kalangan per-bankan tertentu saja. Saat ini, wadahini di Pulau Dewata hanya diikutikalangan wanita dari BI, BPD, BRI,BTN, Bank Mandiri, dan BNI.“Saya berharap Iwaba Bali jugadapat mengundang partisipasikalangan wanita perbankan lainnyadi daerah ini,” harap nenek dua cucu,Zuriel (2,5 tahun) dan Joella (9bulan) itu. —sam

DiskriminasiPerempuan

Dalam KeluargaCERITA menarik muncul dari pengalaman Ni

Made Rahayuni yang mulai menapaki kariernya dibidang kecantikan. Spirit Kartini masa kini dilakoni-nya sebagai perempuan yang kreatif dan inovatifdalam ekonomi. Sebelum memimpin Lembaga KursusKecantikan Candra Dewi, Rahayuni terjun mengakuawalnya menjadi pelaku yang langsung menanganipelanggannya dengan tangan sendiri. Karyawansifatnya hanya membantu. Dukungan suami pun takdidapatinya penuh saat itu. “Suami saya seorangwiraswasta. Saya diminta hanya mendampingi dia,”kisahnya.

Namun, karena keinginan kuat untuk tampil man-diri, ia nekad mengikuti kursus kecantikan. “Setelahberhasil dan mampu, akhirnya suami saya mendukungdan terus memotivasi usaha saya,” ujarnya sum-ringah.

Tak cukup hanya berkiprah di dunia kecantikan,Rahayuni mencoba merambah kancah politik. Bagi-nya, politik merupakan salah satu cara mendapatkansesuatu yang positif. “Berpolitik dilakukan mulai darihal kecil di rumah tangga seperti strategi menjadikankeluarga rukun dan harmonis serta mendidik anakhingga sukses,” Wakil Ketua Bidang PemberdayaanPerempuan DPD PDI Perjuangan Bali ini.

Menurut politisi Partai Golkar Ratna Mas, S.Sos., perempuan memiliki kemam-puan menjadi pemimpin. Namun,diskriminasi dalam keluarga ter-hadap perempuan masih terasa.Contohnya, izin suami tetap me-nentukan jika seorang perempuanhendak menduduki suatu jabatan dikantornya. “Sementara jika suamiyang dapat jabatan, tak perlu izinistri,” katanya.

Indikator kepemimpinan pe-rempuan, lanjut Ketua GerakanPersatuan Perempuan Kosgoro(GPPK) 1957 Provinsi Bali iniditanamkan lewat kepercayaaanintitusi tempatnya bekerja. Jikasudah dipercaya, kelak karier ituakan mengalir begitu saja bagai air.

Kepercayaanibaratkan uangyang berlaku dim a n a - m a n a .U n t u kmendapatkank e p e r c a y a a nitu, perempuanharus jujur, berdedikasi, memiliki loyalitas tinggi padainstitusi, dan melakukan pekerjaan dengan penuhtanggung jawab tanpa pamrih. “Dengan begitu, in-come akan datang dengan sendirinya,” ujarnya.

Komitmen dan sikap teguh pendirian harus dimilikiperempuan yang berkiprah dalam politik praktis. Iniditegaskan pengusaha dan politisi Dra. Luh SriHerawati. Suara sumbang tak jarang menerpa kaumperempuan dalam praktik berpolitik. “Ini konsekuensimemilih terjun ke politik. Tetapi, sekali berkomitmen,jangan mundur. Saya sudah terbiasa dengan halsemacam itu,” ujar istri Prana Raditya ini.

Di luar urusan politik praktis, pengamat sosialAisiyah Bali, Ir. Taqwalin, menyinggung pentingnyapemberdayaan fasilitas publik yang sensitif gender.“Seharusnya ada sarana publik untuk menyusui,bahkan tempat penitipan anak perlu difasilitasi lebihbanyak untuk kaum ibu,” katanya. —ten, lik, sam

BerantasButa Aksara

Ibu Perdesaan

LELAKI dan perempuanmemiliki hak sama untukmenjadi pemimpin. “Ini sesuaiajaran ardanareswari yangmenekankan kesamaan hakperempuan dan laki-laki untukmewujudkan alam semesta,”jelas Dra. Putu Sri Astuti,M.Pd, Ketua Pusat StudiWanita (PSW) UniversitasMahasaraswati Denpasar.

Pihaknya telah meng-upayakan program pember-dayaan potensi kaum ibu diperdesaan. Mereka dibekalipelatihan keterampilan, sepertipelatihan membuat kue, meng-anyam bambu, termasuk me-ngerjakan penerbitan mediacetak bernama Koran Ibu.“Prosesnya lama membutuh-kan waktu hingga 3 bulan.Kondisinya disesuaikan de-ngan kebutuhan mereka,” jelasSri Astuti.

Ada Kelompok Fungsional(KF) Tegal Jaya di Dusun TegalAsah Kaja dan Kelod Tem-buku, Bangli. Wadah ini di-bentuk 2006. Anggotanyamendapat pelajaran membaca,menulis dan menghitung.Beberapa anggotanya sudahpada tahap melek aksara.

Sejumlah karya jurnalistikanggotanya dimuat Koran Ibu.Ada kartun yang berkisahtentang kegiatan sehari-harimereka. Misalnya, Ayu Misi(50) membuat kartun berjudul“Pedagang Toge Mogok Ber-dagang”, atau kisah “Kakekdan Nenek Upin Ngayah kePura”. Ini cara memberantasbuta aksara kaum ibu diperdesaan terpencil .

Sementara Dra. PutuSwandewi Aeschlimann, M.M.menilai, program pemberdaya-an yang dilakukan untukperempuan perdesaan sema-cam itu harus diacungi jempol.“Program itu nyata untuk be-rantas buta aksara wanita desa.Ini patutu dicontoh,” ujarpengamat sosial ini. —put

S A L O N & S P A

I K L A N C A N T I K

Jln. Suli No. 74 DenpasarTlp. (0361) 7974242, 430516, 243233

K U L I N E R

Tak lagi MigrainNAMA saya Linda Akem, umur 30 tahun. Sejak

lama saya memiliki keluhan sering migrain atau sakitkepala sebelah. Menurut medis, migrain saya ini terjadikarena terlalu berlebihnya aktivitas yang saya lakukandan juga karena pengaruh dari gangguan tidur atau kualitastidur saya yang tidak baik.

Setelah saya pikir, beberapa faktor penyebab yangdisebutkan dokter tadi mungkin ada benarnya karenatekanan dalam pekerjaan membuat kualitas tidur sayakurang baik bahkan bisa dibilang susah tidur. Padahal,aktivitas saya tinggi. Semenjak itu, saya seringmengonsumsi obat untuk meredakan rasa nyeri yangdiakibatkan oleh keluhan migrain ini.

Akan tetapi, mengonsumsi obat pereda nyeri ternyatabukan solusi yang jitu untuk memperbaiki migrain ini.Kenyataannya, aku selalu ketergantungan obat dantentunya ini sangat menyiksa sekali, apalagi jika harusmemikirkan risiko efek samping yang timbul akibatmengonsumsi obat setiap hari.

Akan tetapi,semuanya berubahsetelah teman sayamenyarankan sayaagar berobat ke KlinikSuhu Yo. Pertamakali datang saya lang-sung didiagnosa danlangsung diberikanterapi yang sesuaidengan keluhan saya.Ternyata benar. Hasil-nya sangat memuas-kan. Pulang dari SuhuYo, pada malam hari tidur saya nyenyak dan memberi dampaksegar sesudahnya. Cukup 12 kali kedatangan ke Klinik SuhuYo, saya sudah benar-benar sembuh. Terima kasih Suhu Yokarena Suhu Yo tidak ada keluhan migrain lagi dan saya punsembuh total. —adv

Made Rahayuni

Dra. Luh Sri Herawati Ir. Takwalin

Ratna Mas, S.Sos.

Nina Kairupan

Dewi Aeschlimann

Kiprah WanitaKiprah Wanita

Page 8: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

8 9 - 15 Mei 2010Tokoh

S eminar yang dilaksanakan untuk menyongsong pelak-

sanaan Legian Beach Festival(LBF) 2010 yang akan digelar30 Juli-2 Agustus itu me-nampilkan dua pembicara yaituProf Dr S Budi Santoso(antropolog dan mantananggota Dewan PertimbanganPresiden SBY) dan Prof Dr. IWayan Windia (guru besarFakultas Pertanian Unud).

Seminar yang dibukaAssiten II Pemkab BadungWayan Suambara, dipandu INyoman Darma Putra (dosenFakultas Sastra Unud). Pesertaseminar sekitar 50 orang berasaldari kalangan akademik, LSM,dan tokoh masyarakat Legian.

Teladan IndonesiaPanitia seminar, Nyoman

Sarjana, menyampaikan, Legianbertekad menjadi destinasiwisata yang ideal berbingkaibudaya Bali. Tujuannya, Legianbisa menjadi teladan pengemba-ngan pariwisata di Indonesia.

“Dengan konsep pariwisatabudaya, Legian sudah dan terus

akan dibangun dengan men-jadikan budaya sebagai ben-teng,” katanya. Tak hanya tela-dan bagi Indonesia yanghendak dicapai Legian, tetapiLegian juga bertekad memberi-kan kontribusi bagi pariwisataIndonesia.

Program Legian Beach Fes-tival dirancang dengan subtema‘Explore Indonesia’, memberi-kan kesemapatan kepadadaerah wisata lain di Nusantarauntuk berpromosi di Legian.Festival pantai ini juga akanmempromosikan seni budaya,permainan (games), dan yangtak kalah pentingnya adalahprogram ‘Legian Melaju Hijau’alias ‘Legian Go Green’. Yangterakhir ini tampaknya men-dukung program Bali MandaraGubernur Pastika yang menca-nangkan ’Bali Clean andGreen’.

Konsep destinasi yangideal dijabarkan Bendesa AdatLegian, I Gusti NgurahSudiarsa, dengan mengaitkan-nya dengan filosofi Hindu TriHita Karana (tiga prinsipkebahagiaan) yang bersumber

dari hubungan harmonis antaramanusia dan Tuhan (parhya-ngan), sesama (pawongan),dan lingkungan (palemahan).

Di Legian, katanya, keseim-bangan religiositas dijaga terusdengan aktivitas keagamaandan penunjang yang diperlu-kan. Dia bangga menyebutkanbahwa di tengah maraknyapembangunan fasilitas pari-wisata di Legian, desa adat inimampu menciptakan hutanyadnya seluas 0,5 hektare.

Hutan yadnya ditanamiflora dan pepohonan yang ru-tin diperlukan untuk pelengkapupakara ritual. Selain sebagaisumber untuk mendapatkansarana upakara, hutan yadnyaini adalah wujud nyata untukmenjaga kelestarian lingkungandengan segala ekosistemnyasehingga memberikan ke-segaran dan kenyamanan hidupbagi warga.

Guru besar Pertanian UnudWayan Windia, menegaskanpentingnya penerapan THKdalam segala proses pemba-ngunan terutama pembangunanpariwisata. “Nilai-nilai THK uni-versal sifatnya, sudah diakuidunia seperti WTO, WorldTourism Organization,”katanya.

Ia mengatakan, THKmengandung nilai tinggi tetapikonkret dan bisa diukur. “Dalam

hal pawongan, misalnya, hotelyang menciptakan hubunganbaik dengan masyarakat sekitarakan lebih sukses, sebaliknyakalau tidak membina hubungandengan masyarakat lokal akanditerjang konflik dan anekahambatan,” katanya.

Windia menegaskan, dalamberbisnis, pengusaha pariwisatajangan sebatas mengutamakanefisiensi, profit, dan produk-tivitas untuk perusahaan, tetapijuga perlu memperhatikanefektivitas, benefit, dan konti-nuitas.

Eksisnya adat dan lestarinyaalam di Legian dan harmonisnyakomunitas menunjukkan Legiansudah menerapkan THK, tetapihal ini harus terus ditingkatkan,karena apa yang namanya‘destinasi yang ideal’ akan terusberubah sesuai perkembangandan tuntuan perubahan.

Persaingan GlobalAsisten Bupati Badung I

Wayan Suambara memujikeberhasilan pembangunanpariwisata di Legian, namunmengajak masyarakat agar tidakterlena atas berbagai prestasi.

“Persaingan global kiannyata di depan mata, saatnyamasyarakat mulai menata diriuntuk menghadapinya,” tegasSuambara. Dia mengajak tokohkritis Legian untuk mencariberbagai solusi yang dihadapiLegian kini dan pada masadepan seperti masalah lalu-lintas dan parkir.

“Jangan sampai pemecahansatu masalah justru menimbul-kan masalah baru,” kataSuambara sambil memberikanilustrasi ketika ketetapanlarangan parkir di tepi jalandilaksanakan, situasi tokomenjadi sepi, semangat wisata-wan berbelanja terpengaruh,kian melemah dan pengusahatoko kecewa.

Tetapi, kalau parkir penuh,dipenuhi kendaraan karyawan,pembeli sulit parkir sehinggaenggan berbelanja.

Tekad Jadikan LegianTeladan Pariwisata Indonesia

MASYARAKAT Legian, Kuta, tetap bertekadmembangun daerahnya sebagai kawasan wisata yang

ideal dalam bingkai kebudayaan Bali. Tekad inidisampaikan sejumlah tokoh masyarakat Legian dalamseminar nasional di Padma Resort, Legian, Sabtu (1/5).

PariwisataPariwisata

Sebagian peserta Seminar Nasional Menata dan Membangun Legian, di Bali Padma Resort

Menata LegianLegian sudah berkembang

seperti adanya kini. Banyakhotel besar berdiri, tetapi aksesjalan yang sempit dan berlikumembuat mobilitas di sekitarnyamenjadi sangat alot. “Menatakembali lebih sulit daripadamembangun dari awal,” ujarBudi Santoso.

Mantan dosen UniversitasIndonesia itu menyatakan,penataan merupakan kompromiantara kenyataan dan harapan. Dia menyarankan lima kesadar-an teritori harus diperhatikandalam penataan Legian, yaitumemperhatikan lingkungansebagai (1) tempat tinggal yangmemberikan rasa aman, (2)sumber mata pencaharian, (3)pengembangan keturunan danpendidikan, (4) sarana penguat-

Prof Dr I Wayan Windia Prof Dr S Budisantoso

Mencari KompensasiOngkos Kultural

TOKOH Bali kembali menyuarakan aspirasiwarganya dalam konteks investasi kultural ver-sus kewajiban membayar pajak. Tidak adilrasanya kalau biaya kultural yang menjadipenguat keunikan Bali sebagai destinasi wisatatidak diberikan kompensasi setimpal.

Adalah I Gusti Ngurah Sudiarsa, BendesaAdat Legian, yang dalam seminar di LegianSabtu (1/5), menyatakan bahwa masyarakatwarga desa adat mengeluarkan banyak biayauntuk pelaksanaan ritual rutin tetapi ironisnyabeban itu tidak diperhitungkan samasekali.

Dia mengalkulasi dari sekian banyak wargatiap hari membeli canang, dan melakukan ritualbesar secara regular seperti saat purnama/tilem,odalan, ke luar uang miliardan rupiah tiap bulan.Di Bali aktivitas religio-kultural ini memperkuatkeunikan Bali sebagai destinasi wisata.

Pemakaian dana miliardan rupiah itu bisadilihat sebagai dana promosi pariwisata.“Tidakkah penghabisan dana sejenis danapromosi ini bisa dikompensasikan? Bentuknyamisalnya meringankan masyarakat, khususnyapetani, membayar kewajiban pajak atau retribusilainnya,” kata Sudiarsa bernada tanya.

Yang terjadi selama ini, justru masyarakatyang menggunakan waktu untuk melakukankegiatan kultural keagamaan itu mendapathambatan di tempat kerja, misalnya mencari libursaja sulit.

Di luar negeri, ada sistem yang namnya taxdeductable, artinya sumbangan yang dihitungsebagai pembayaran pajak, seperti sumbanganbencana alam, palang merah, donasi pendidikan,dan yang lainnya. Semua pengeluaran itu bisadikompensasikan dengan kewajiban bayar

pajak. Prof Budi Santoso, setuju untuk diperjuang-

kan agar pemerintah memperhitungkan ongkos-ongkos yang dikeluarkan maryarakat petani ataurakyat kecil yang hasilnya untuk kepentinganbangsa, negara atau orang banyak.

“Petani yang mau bertani, mempertahankansawah, mestinya diberi kompensasi. Ini samadengan kompensasi bagi mereka yang maumempertahankan warisan budaya benda cagarbudaya,” kata Budi Santoso.

Menurut Wayan Windia, dirinya sudahsering berteriak untuk menyelamatkan petani,pertanian, dan tanah sawah. Dia prihatin melihatada eliminasi sistemik untuk petani danpertanian antara lain melalui peningkatan nilaipajak sawah tiap tahun.

Petani yang memiliki tanah tetapi tidak bisalagi menggarap karena irigrasi tersumbat akibatberbagai pembangunan, mesti membayar pajaktinggi sehingga terseret dalam kondisi ‘terpaksajual tanah’. Tanpa sawah dan ruang terbuka hijauyang cukup, bagaimana bisa program ‘LegianGo Green’ bisa terwujud.

”Mestinya pajak tanah ditentukan produksi,bukan lokasinya seperti ditetapkan selama ini,”ujar Prof Wayan Windia.

Masalah biaya ritual dan beban pajak sawahpara petani, tidak hanya menjadi persoalanmasyarakat Legian tetapi keseluruhan Bali. Olehkarena itulah, Prof Sulistyawati, dosen FakultasTeknik Unud, dalam seminar itu menyarankanagar persoalan-persoalan masyarakat dalampembangunan diidentifikasikan dan serahkan keDPR agar dicarikan solusi atau dibuatkan produkhukum yang meringankan. —dap

an integritas sosial, dan (5) arenaaktualisasi diri.

“Lalai memperhatikan kelimabutir tersebut akan menghasilkan

pembangunan yang identikdengan sumber konflik,” katatokoh yang ikut membidanilahirnya Partai Demokrat ini. -dap

tkh/

dap

tkh/

dap

SD CHIS dengan Kualitas Berstandar Internasional

Siapkan Klub Matematika dan IPA untuk Siswa Cerdas

SD CHIS memiliki 278siswa dengan 25 guru.Rata-rata tiap kelas terdiridari 17 siswa. Jumlah ini

sangat ideal untuk memper-mudah proses belajar-mengajar di kelas. Sebagaisekolah nasional plus, SDCHIS memang memberiporsi tambahan untuk ba-hasa Inggris dan Mandarindengan 2 penutur asli bahasaInggris dan 5 penutur aslibahasa Mandarin. Pemberianmateri bahasa Ingggris danbahasa Mandarin secaraberkelanjutan ini menjadiunggulan sekolah yangbernaung dibawah YayasanCHIS ini.

Untuk mendapatkan sis-wa-siswa berkualitas tinggi,SD CHIS juga melakukanpersiapan sejak dini. Khususbidang Matematika dan IPA,ada klub yang siap membinapara siswa cerdas ini. “Kamimelakukan pemantauanberdasarkan nilai rapor siswa.

Siswa yang memiliki nilaitinggi untuk Matematika danIPA kami kumpulkan padasaat mereka kelas 4.Jumlah-nya memang tidak banyak,tetapi ini akan membuatpemberian materi tambahandi klub menjadi lebih fokus,”ungkap Kepala SD CHIS Dra.Ursula Maria Butarbutar yangdidampingi Wakil Kepala SDCHIS I Putu Roby Artha.Pembinaan di klub ini di-lakukan seminggu dua kalisetelah jam pelajaran se-kolah selesai.

Klub ini memang disiap-kan untuk para siswa cerdasyang akan tampil dalamajang Olimpiade Matematikadan IPA serta lomba sejenislainnya. Untuk klub Mate-matika, pembinanya KadekDwiarta Payana sedangkanklub IPA pembinanya Ni

KEHADIRAN STIE dan Bisnis BIITM sebagailembaga pendidikan tinggi membuat calon mahasiswamulai melirik keberadaan lembaga ini. Apalagi,sekolah tinggi yang diketuai Prof. Dr. Drs. I NengahDasi Astawa, M.Si ini memberi jaminan “three inone”.

“Mahasiswa mendapat kesempatan belajar danmenimba ilmu dari praktisi ekonomi, bisa magang dimitra kerja Yayasan CHIS dan Yayasan Sahid sertamemperoleh penghasilan setelah lulus,” ujar DasiAstawa.

Ia menambahkan, menempuh pendidikan di STIEdan Bisnis BIITM tidak hanya belajar tetapi praktiklangsung menjadi pebisnis dan tiap saat dapatmengikuti magang di dunia usaha. STIE memilikijenjang D1 Kapal Pesiar, D3 Manajemen PemasaranPariwisata dan Perhotelan, D3 Manajemen UsahaPerjalanan Wisata, dan S1 Manajemen denganKonsentrasi Manajemen Bisnis, ManajemenKeuangan, Manajemen Perbankan, ManajemenPariwisata, Manajemen Pemasaran.

Ruang perkuliahan STIE dan Bisnis BIITM dilantai IV Gedung CHIS juga sangat nyaman. Ruangandilengkapi AC. “Bagi 20 pendaftar pertama bebasuang pendaftaran,” tegas Dasi Astawa.—adv/wah

Kampus STIE dan Bisnis BIITMJalan Griya Anyar 99X, Pemogan, Bali

Telepon (0361) 7474353e-mail: [email protected]

STIE dan Bisnis BIITM

Bebas Uang Pendaftaranbagi 20 Pendaftar Pertama

suasana perkuliahan

SEBAGAI sekolah nasional plus, SD CHISmembuktikan eksistensi mereka tidak bisa

dipandang sebelah mata. Kurikulumnasional yang ditambah materi bahasaInggris dan bahasa Mandarin menjadi

andalan sekolah dengan kualitas berstandarinternasional ini. Bahkan, untuk pelajaran

Matematika dan IPA, SD CHIS sudahmembuktikan dengan lolosnya Livia

Gunawan, salah seorang siswa SD CHISdalam Olimpiade Matematika dan menjadi

salah satu wakil Denpasar untuk lombaajang serupa di tingkat provinsi Bali.

Nyoman Nuryati.Dalam ajang Olimpiade

Matematika dan IPA tingkatkota Denpasar, Livia Guna-wan, siswa kelas 5 SD CHISberhasil masuk 5 besar. Iapun berhak untuk menjadisalah satu wakil Denpasaruntuk ajang di tingkat pro-vinsi Bali. Masing-masingkabupaten/kota mengirimkan7 wakil dalam Olimpiade ini.Setelah ajang di provinsi,akan dilanjutkan ke tingkatnasional. Siswa yang masuktiga besar berhak mewakili

Sekolah CHISJalan Griya Anyar, Banjar Kajeng,

Desa Pemogan, Denpasar SelatanTelepon (0361) 723630, Faksimile (0361) 724366

www.sekolah-chis.comemail: [email protected]

Bali ke tingkat nasional.Tahun lalu, SD CHIS

menyumbangkan dua wakil,yakni Adela Felita Tantra danElizabeth Larasukma Hana-kata. Adela berlomba diOlimpiade Matematika se-dangkan Elizabeth di Olim-piade IPA. Hasilnya, Eliza-beth berhasil meraih medaliperunggu.

“Prestasi yang diraihsiswa SD CHIS tidak lepasdari pembinaan berkualitastinggi. Ini merupakan buktijika lembaga pendidikandikelola dengan kualitastinggi, hasilnya juga outputberkualitas tinggi. Apa yangsudah diraih tidak akanmembuat kami puas. Kamiakan terus mengembangkanpotensi sekolah sesuaidengan pola yang sudahditerapkan selama ini,sekolah berstandar inter-nasional,” tegas KetuaYayasan CHIS Drs. I PutuParwata, M.K., M.M.

Parwata juga menyam-paikan rasa terima kasihkepada siswa dan orangtuayang sudah mempercayakanCHIS sebagai lembagapendidikan pilihannya.”Sela-mat juga untuk siswa SMPCHIS yang lulus 100%dalam Ujian Nasional,”tandasnya.—adv/wah

Kegiatan di SD CHIS

Parwata bersama Adela (kanan) dan Elizabeth (kiri)

Livia Gunawan

Page 9: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9Tokoh9 - 15 Mei 2010

Dahsyatnya Letusan Eyjafjallajokulltidak Sedahsyat Toba dan Tambora

Abu vulkanik akibatletusan itulah yangmenjadi biang ke-

ladinya. Debunya sangat halus,lebih mudah tersebar oleh angindan variasi tekanan udara diketinggian tertentu. Malah debuitu tidak banyak jatuh diIslandia. Berbeda jika materialakibat letusan gunung berat;jatuh di sekitar gunung.

Kekuatan yang dikeluarkangunung di Eyjafjallajökulladalah “simpanan” energi yangdihimpun lebih dari 1.100 tahun.Tak mengherankan jika “sim-panan”-nya berupa abu vul-kanik sedemikian besar volume-nya, mengakibatkan kegelapandi langit Eropa Utara dan lebihdari 16.000 penerbangan di-batalkan.

Bentuk gunung berapi inimemang bisa menipu. Bentuk-nya yang landai membuat or-ang berpikir tak akan terjadiletusan yang eksplosif.

Gunung api yang letusan-nya bersifat eksplosif biasanyakandungan magmanya kayaakan oksigen dan silikat, danbentuk gunungnya kerucut.Namun, pada gunung api tipestratovolcano seperti di Eslan-dia ini terdapat magma bentu-kan baru yang kemudian ber-campur magma lama. Kondisi inimampu memperkaya magmadengan oksigen dan silikat.Faktor X lainnya adalah lapisanes tebal. Air dari es yangmencair yang kontak denganmagma, dapat memicu letusanyang eksplosif.

Pada letusan pertama Maretlalu, magma memancur keluardari retakan-retakan - meng-indikasikan ada kandungan gas.Ketika letusan berhenti, magma

basah menjadi kering, daerahkering menjadi basah. Radiasimatahari terhalang. Tahun 1816di Amerika Serikat dikenalsebagai “The Year without aSummer” (Volcanoes in HumanHistory, 2002).

Bandara Internasional Es-landia sejak 26 April mulaidibuka kembali setelah pe-nutupan selama tiga hari.Eslandia awalnya tidak akanterpengaruh karena anginmeniup abu ke arah tenggaraEropa. Namun, Bandara Ke-flavik akhirnya ditutup setelahangin timur mulai meniup abudari gunung berapi Eyja-fjallajokull menuju ibu kotaReykjavik.

Asap dari Gunung Eyjafjallajokull

yang kuat anggota Tim untuk menjelajahi keseluruhan gunung dengan sejarahletusannya yang belum terpecahkan di dunia hingga saat ini. Termasuk, lebihhebat daripada letusan gunung berapi Eyjafjallajokull, di Islandia, Eropa, 20Maret dan 14 April 2010. Berikut laporan perjalanan wartawati Koran Tokoh diMataram Naniek I. Taufan yang sekaligus bertindak sebagai ketua Tim TamboraArt Moment.

Tim yang terdiri atas wartawan, seniman, dan fotografer ini, berangkat dariMataram, Lombok. Kami berkeinginan besar mampu mencapai puncak gunungyang ledakan dahsyatnya mengguncang dunia ini dan pernah tercatat sebagaigunung tertinggi di Asia Tenggara. Padahal tantangan dalam perjalanan tidakmudah ditaklukkan. Semangat dan kebersamaanlah yang telah mengantar kamimenelusuri setapak demi setapak pendakian untuk mendekati ground zero,pusat letusan. Akhirnya kami berdiri di sana pagi itu, di bibir kawah berdiameter18 km.

Kedahsyatan ledakan Gunung Tambora yang memangkas setengahbadannya ini, tergambar dengan jelas dalam manuskrip (naskah kuno)Kesultanan Bima. Naskah itu terangkum dalam kumpulan naskah indahnya,Bo’ Sangaji Kai, yang telah ditransliterasi dua filolog terkemuka, Hj. Siti MaryamSalahuddin dan Hendri Chamber Loir. Dalam salah satu bagian Bo’ SangajiKai disebutkan, menjelang akhir masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid,terjadi malapetaka yang amat dahsyat, yaitu letusan Gunung Tambora, April1815. Akibat letusan ini, seluruh pulau tertutup abu, banyak rumah hancur,lahan pertanian tidak dapat digarap lagi selama beberapa tahun, kebanyakanternak mati, ribuan orang meninggal seketika. Puluhan ribu yang lain matikelaparan atau akibat berbagai penyakit dan puluhan ribu lainnya lagi mengungsike pulau-pulau sekitarnya.

Kira-kira 30 tahun kemudian, Zollinger, peneliti asal Belanda, menghitung-hitung penduduk Pulau Sumbawa. Menurut perkiraannya, jumlah pendudukseluruh pulau pada awal tahun 1815 sekitar 170.000 jiwa dan akibat letusan itu,Pulau Sumbawa kehilangan separuh penduduknya. Kalau dihitung yangmeninggal dan orang yang mengungsi seimbang (Zollinger 1850:1511). Menurutperkiraan Zolinger, jumlah penduduk Kerajaan Bima sesudah letusan tersebutkira-kira 60.000 orang. Pada masa itu juga persisnya tahun 1821, Reinwaerdt(1858:319) memperkirakan penduduk Kota Bima 5.000 orang. Berdasarkanpenelitian para ahli modern, ledakan Gunung Tambora bahkan berpengaruhhingga Eropa.

Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB, kaldera GunungTambora bergaris tengah 7 km (7.000 meter). Ledakan dahsyat 11 April 1815membuat bagian bawah cekungan kaldera mencapai 3.500 meter X 4.000meter pada kedalaman 950 meter. Letusan itu kemudian membentuk danauyang membentang dari selatan ke utara selebar 800 meter dan dari barat ketimur 200 meter. Gunung yang bertipe strato vulkanik yang semula memilikiketinggian 4.200 meter di atas permukaan laut ini kemudian menyusut tingginyamenjadi 2.851 meter. Sisa letusan membentuk mangkuk kaldera yang sangatbesar, terbesar di Indonesia. Diameter kawahnya mencapai 7 kilometer, panjangkeliling 16 kilometer, kedalaman sekitar 1.500 meter.

Letusan yang memangkas separuh tubuh gunung ini tercatat dalam GuinessBook of Record yang dikenal dengan sebutan ‘The Great Volcanic Eruption inHistory’. Hingga kini Gunung Tambora masih tergolong gunung aktif strato tipeA dengan 9 anak gunung, dan tahun 2004 salah satu anak gunung itu meletus.

Kisah spektakuler di balik letusan mahadahsyat Gunung Tambora, tergambardengan jelas di depan mata kami yang tengah menyaksikan sebuah kawahraksasa berdiameter 18 km. Kawah ini menjadi monster menakutkan bagimereka yang terkena muntahan materialnya kala itu. Kekaguman dan kengerianmenjadi satu saat kami membayangkan bagaimana gunung ini telah menebarmalapetaka hingga Eropa tahun 1815 itu. –nik.

Saksikan Monster...................dari halaman 1

menyumbat retakan sehinggatekanan di bawah puncak yangdilapisi es meningkat. Naiknyasuhu magma mencairkan es. Airyang terbentuk inilah yangmemicu letusan eksplosif.

Bencana letusan Eyja-fjallajökull menyebabkan ke-rugian hingga Rp 2,18 triliunper hari gara-gara penerbanganterganggu. Banjir setinggi 3meter menyebabkan sekitar1.000 orang diungsikan.

Indonesia masih mendudukipuncak bencana masif letusangunung api dengan letusanGunung Toba - ditengarai adadi lokasi Danau Toba sekarang.

Dari skala intensitas letusanyang disebut volcanic explo-sivity index (VEI), letusanGunung Toba dituliskan men-capai 8 atau bahkan lebih.

Kapan terjadinya? “74.000 be-fore the present” adalahjawabannya, yaitu sekitar 74.000tahun lalu (Volcanoes in HumanHistory, de Boer/Sanders, 2002).

Setelah Toba, letusan ter-besar sepanjang sejarah bumiadalah letusan Gunung Tam-bora di Pulau Sumbawa April1815. Korban tewas mencapai70.000. Mereka tewas seketikadan banyak lainnya menyusulbeberapa waktu kemudianakibat kelaparan dan penyakit.

Abu vulkanik menutuphutan, ladang, dan sawah. Ke-tinggian abu vulkanik mencapailapisan stratosfir - tempatproses iklim terjadi - danmengubah pola iklim. Daerah

Letusan gunung Eyja-fjallajokull juga memengaruhiekspor garmen dan tekstil In-donesia ke Eropa. Juga, meng-ganggu kegiatan bisnis parapengusaha Indonesia. Jadwalpertemuan pebisnis RI danEropa banyak yang tertunda.Bahkan ada beberapa peng-usaha Indonesia yang se-belumnya bertandang ke Eropaharus terjebak berhari-hari dibenua itu.

Sementara itu, pada saatotoritas penerbangan Eropamasih kelimpungan, ancamanbaru kembali muncul. Sebuahgunung lain di Eslandia, Katla,sudah menunjukkan tanda-tanda bakal meletus. Belajardari sejarah, letusan GunungEyjafjallajokull memberi pe-ngaruh pada gunung disekitarnya. Letusan diperkira-kan akan berkesinambunganbahkan hingga berbulan-bulan. Gunung Katla terletak 8mil di barat Eyjafjallajokull.Diyakini Katla memiliki letusanyang lebih besar dan potensialmenimbulkan longsor es dikawasan tersebut.

Eyjafjallajokull memilikiketinggian 1.666 meter. Hinggamasa 11 abad terakhir, gunungini pernah meletus empat kaliyakni tahun 920, 1612, 1821,dan 1823. Lantaran diliputikawasan beku yang luas,letusan gunung ini me-nimbulkan longsoran es yanghebat. Tahun ini, Eyja-fjallajokull sudah dua kalimeletus yakni Sabtu (20/3) danRabu (14/4) - wid, rat, dirangkumdari berbagai sumber.

DAMPAK meletusnya gunung Eyjafjallajokull diIslandia, 20 Maret dan 14 April lalu, luar biasa.Puluhan bandar udara di Eropa ditutup ataudibatasi pelayanan penerbangannya. Belasan ribupenerbangan dibatalkan. Jutaan penumpangtelantar. Industri penerbangan mengalamikerugian ratusan juta dolar AS tiap hari. Bukanhanya di Eropa, bandara di negara-negara lain punmerasakan dampaknya akibat kegiatanpenerbangan ke negara-negara di Eropaterganggu. Eksportir yang mengekspor barang keEropa mengalami kerugian besar. Namun,kedahsyatan itu belum mampu menandingidahsyatnya letusan dua gunung di Indonesia yakniGunung Toba dan Gunung Tambora.

Nama: Ida Pedanda Gede TelagaAlamat: Griya Gede Telaga Sanur,DenpasarKeluhan: Diabetes, kesemutan,dan asam urat

Awalnya salah satu asisten dari Griya DalemKerobokan bernama Satria menawarkan produk herbaldari PT JAYA JUBLI INDONESIA. Dia membawakansaya 1 set Magic Maca Male dan 1 box Magic Patch.Saya coba produk itu dan dipakai selama 1 bulan.Setelah produk itu habis, saya cek gula darah saya.

Tidak saya sangka gula darah saya normal dan berkat Magic Patch keluhan kesemutandi kaki saya hilang. Ternyata Magic Patch itu sangat baik untuk detoksifikasi, rematik,ambeien, serta asam urat.Saya harapkan para sulinggih-sulinggih lainnya menggunakanproduk ini. Demikian juga dengan masyarakat Bali lainnya. Produk herbal ini sangat baikdan legalitasnya lengkap. Apalagi produk ini diracik dokter -dokter herbal se-Indonesia.Masyarakat Bali juga harus hati-hati dengan produk-poduk yang kurang sehat dan yangbelum ada izin serta legalitasnya.

Terima kasih Magic Maca dan Magic Patch

Informasi hubungi:Denpasar : 0361 9298003

Bangli : 0366 93390 / 081558237456Badung: Abiansemal : 0361 8859712, Jimbaran : 0361 8688899 / 085237352846,

Kuta, Mengwi, dan sekitarnya: 08814637649Klungkung : 081999139199

Tabanan : 081236713553Karangasem : 085238362444

BencanaBencana

Page 10: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

10 Tokoh 9 - 15 Mei 2010 HarmoniHarmoniIr. Jero Wacik, S.E.

dan Dra. Triesna Wacik 1

Sambut DatangnyaCucu Pertama

CERAH ceria wajah JW, panggilan akrabMenteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata RI,

Ir. Jero Wacik, S.E., belum lama ini di BandaraInternasional Ngurah Rai. Namun, JW diam-

diam menyimpan rasa gelisah dalam batin.“Jam berapa pesawatnya tiba?” tanya ayah

empat anak ini kepada Kepala Pusat Informasidan Humas kantor kementerian yang

dipimpinnya, I Gusti Ngurah Putra, S.E., C.H.T.

Ngurah Putra meng-i n f o r m a s i k a njadwal kedatangan

pesawat terbang yang dinanti-kan JW masih sekitar 2 jam lagi.“O…masih lama. Kalau begitukita ngobrol dulu sambil menantipesawat tiba,” ujar JW kepadawartawan Koran Tokoh.

Sebenarnya JW memilikiagenda khusus siang itu. Iahendak melakukan inspeksimendadak pelayanan petugasdan fasilitas lain di bandara inimenyusul tertundanya jadwalpenerbangan sejumlah mas-kapai penerbangan ke Eropa.“Asap letusan Gunung Eyja-fjallajokull di Islandia telahmembuat tertutupnya layananpenerbangan ke Eropa. Sayaingin memastikan kesiapanpihak manajemen Bandara Ngu-rah Rai menghadapi perubahanjadwal penerbangan itu, ter-utama berkaitan dengan pe-layanan terhadap pelancongasing yang terganggu jadwalterbangnya ke Eropa melaluibandara ini. Saya juga inginsekaligus mengecek pelayananvisa on arrival di sini,” ujaralumnus Jurusan Teknik MesinITB itu yang baru usai meng-ikuti perhelatan kenegaraanbersama Presiden SBY diTampaksiring, Gianyar.

Saat itu, JW tidak hanyadikawal staf khususnya dariJakarta. Wakapolda Bali Kom-bes Pol. I Komang Udayana,General Manajer Perum Ang-kasa Pura I Heru Legowo, danAsisten Khusus MenegbudparI Ketut Wiryadinata, M.Si. pun

Hubungi: Pipit/Ayu (0361) 425373, SMS ke Sepi (0361) 7402414

Setahun Rp 90.000 + Ongkos Kirim

6 Bulan Rp 60.000 + Ongkos Kirim

Berlangganan Koran TokohBerlangganan Koran Tokoh

JW saat bocah bersama ibunda tercinta, mendiang ayah GuruNyoman Santi (alm.) dan ibunya Ni Nyoman Sudiri (almh.)

Menbudpar JW saat menggendong cucu pertamanya, Lutfan (6 bulan), disaksikan istri tercinta, TriesnaWacik, GM PAP I Heru Legowo, dan istri Dirut BTDC Ny. Wiwiek Mandra belum lama ini di Bandara

Internasional Ngurah Rai

JW sumringah menemani Presiden SBY dan Menko Perekonomian (saat itu) Aburizal Bakrie dalam jamuansantap siang di kawasan Garuda Wisnu Kencana Pecatu, Kuta Selatan, tahun 2005

menemaninya bercakap denganKoran Tokoh di ruang tunggutamu penting itu. Selain ditemaniHeru Legowo sebagai tuanrumah, JW mengaku sengajamengajak Komang Udayanayang baru menduduki kursi or-ang nomor dua di Polda Baliitu. “Saya undang khusus Waka-polda Bali yang baru untukbersama-sama memastikan se-perti apa pelayanan di bandarainternasional ini, termasukmelihat sistem keamanannya.Keamanan amat penting bagipariwisata,” ujarnya.

Namun, JW mengingatkanstafnya agar segera mengabarijika jadwal tibanya pesawatudara yang dinantikannya su-dah oke. “Sebentar saya akanmemantau langsung aruspelayanan di Bandara NgurahRai hari ini. Tetapi, jadwalnyananti saja setelah cucu sayatiba. Saya sedang menantikedatangan cucu pertama. Cucusaya ini terbang bersama istri,anak, dan menantu saya. Sayaingin tahu ekspresinya sebentarsaat tiba. Ini pertama kali dianaik pesawat terbang,” ujar JWseolah tak sabar menantikehadiran cucunya, Lutfan (6bulan), itu.

Setelah menghabiskan wak-tu perbincangan rileks denganKoran Tokoh, seorang stafmembisikkan kabar tentang ke-datangan cucunya. JW lang-sung beranjak menuju pintukedatangan penumpang. WajahJW tampak sumringah me-nyongsong kedatangan cucu-nya. “Wah…bagaimana rasa-

nya naik pesawat,” ujar JWmenyapa seraya menggodacucunya yang digendong istri-nya, Dra. Triesnawati Wacik.

Enam Kakak MeninggalCucunya lahir dari rahim

salah seorang putrinya. JWmemiliki empat anak hasilperkawinannya dengan Triesna

Wacik, panggilan akrab putriSolo, Jawa Tengah, yang lahirdan dibesarkan orangtuanya diKota Bandung ini. Mereka, duaperempuan, dua lelaki.

Ada segudang kisah meng-gelitik tersimpan di balik per-jalanan kehidupan keluarganya.Ceritanya bahkan tak kurangmengesankan saat JW me-nyingkap potret perjalananpribadinya. “Orang lain mung-kin dapat memetik pesan darikisah pribadi saya yang lahirdari keluarga miskin di Kinta-mani,” ujar JW.

Jauh sebelum mengenalsosok Triesna, ternyata JWsempat melintasi perjalananhidup tidak gampang. Hal inibahkan sudah dirasakan saatdirinya masih berumur beberapabulan. “Saya pun sudah pernahdinyatakan mati saat baruberumur beberapa bulan,”ungkapnya.

Kilas balik kisahnya pan-jang. JW mencoba mengawalicerita itu dari potret kehidupanorangtuanya. Ayahnya, GuruNyoman Santi, menikahi NiNyoman Sudiri. Pasutri inibertempat tinggal di lahantandus Batur, Kintamani, Bangli.Sebelum JW lahir, NyomanSudiri telah memiliki enam anak.Tetapi, keenam kakak kandung

JW itu tak satu pun berumurpanjang. “Keenam kakak sayameninggal saat masih bayi. Adayang meninggal saat lahir, adayang sudah berumur beberapahari maupun beberapa minggu.Tetapi, semuanya tak bertahanhidup lama,” ungkapnya.

Pengalaman getir NyomanSudiri itu menyisakan traumamendalam. Beban psikis se-orang ibu sempat mencekampikirannya. Ada rasa cemas jikahamil lagi setelah enam anakyang dilahirkan meninggaldalam usia dini. “Ibu sempatbercerita, beliau suatu ketikaberjanji tak bakal ingin hamillagi,” kisah JW.

Namun, beban psikis Nyo-man Sudiri itu lambat-launmenyusut. Keberanian untukmencoba hamil lagi diam-diammuncul dalam batinnya. Singkatcerita, ia akhirnya mengandunganak ketujuh dari perkawinan-nya dengan Guru NyomanSanti. Kabar gembira ini di-sambut suka cita kerabat dankenalan mereka.

Kisah itu pun sampai kekuping Guru Made Tantra,seorang sobat Guru NyomanSanti di Singaraja. Hal itu terajdisaat dua teman karib iniberjumpa di Singaraja. GuruMade Tantra mengorek ke-benaran kabar kehamilan istrisobatnya tadi. Kabar itu di-benarkan Guru Nyoman Santi.Ia bahkan memastikan kehamil-an istrinya sudah mendekatimasa melahirkan.

Kebenaran warta gembira ituternyata menyimpan rasagundah Guru Made Tantra. Iacemas nasib buruk enam anakyang lahir dari rahim NyomanSudiri bakal dialami pula buahhati ketujuh Guru Nyoman Santiitu. Guru Made Tantra spontanmenawarkan solusi untukmenjaga kemungkinan terburukbakal berulang lagi. Ia meng-anjurkan Guru Nyoman Santimemboyong istrinya yang se-dang hamil tua itu bermukimsementara waktu di Singaraja.Nyoman Sudiri diharapkanmelahirkan janinnya di kota ini.Guru Made Tantra bahkan ber-janji akan mengakui janin takberdoa itu kelak sebagai buahhatinya. “Ini agar bayi yangakan lahir nanti selamat,” ujarGuru Made Tantra meyakinkansobatnya seperti ditirukan JW.

Lahir di SingarajaTawaran itu rupanya mem-

buat hati kecil Guru NyomanSanti lega. Ada harapan bakalpunya momongan yang lahirsehat dan selamat. Harapannya

ini terus terbayang di benakGuru Nyoman Santi sepulangdari Singaraja. Saat bertemuistrinya di Kintamani, ia meng-utarakan niat baik Guru MadeTantra tadi. Jawaban istrinyaternyata tak bertele-tele. Nyo-man Sudiri menerima tawaransobat suaminya itu.

Saat pasutri ini tiba diSingaraja, Guru Made Tantramenyambutnya dengan gem-bira. Ia bahkan membuka pintulebar-lebar bagi Guru NyomanSanti dan istrinya untuk me-numpang sementara waktu dirumahnya. Tuan rumah yangbaik hati ini malah ikut nim-brung membicarakan tempatkelahiran putra ketujuh sobat-nya itu.

Ketika tanda-tanda NyomanSudiri akan melahirkan jabangbayi sudah terasa, Guru NyomanSanti segera melarikan istrinya kesebuah klinik yang berjaraksekitar 200 meter dari rumah GuruMade Tantra. Seorang bidanmembantu proses kelahiran janinyang diimpikan orangtuanya.Jabang bayi itu lahir sehat danselamat, 24 April 1949.

Kehadiran bayi tersebut

sungguh membahagiakan pasu-tri ini serta seisi rumah GuruMade Tantra. Namun, GuruNyoman Santi teringat anjuranGuru Made Tantra sebelumnya.Sobatnya pernah menaruhharapan agar sang jabang bayikelak diakui sebagai putranyasaat lahir demi keselamatan anaktak berdosa itu kelak. Sangjabang bayi akhirnya memangdianggap sebagai anak GuruMade Tantra. Ari-arinya dima-kamkan di pekarangan rumah priayang berprofesi pengacara itu.

Bayi itu diberi nama INyoman Santra. Nama Nyomandiberikan untuk menandai ke-lahiran sang jabang bayi sebagai‘anak ketiga balik’ sesuai urutanpenamaan anak dalam tradisikeluarga Bali. Sementara Santraterinspirasi dari nama Guru MadeTantra.

Jabang bayi itu memangberumur panjang. Perjalananhidupnya lumayan sulit saatorangtuanya kembali ke rumahmereka di Batur, Kintamani.Namun, janin yang kemudiandikenal bernama Jero Wacik aliasJW itu sudah melewati bebanberat perjalanan hidupnya. Ia

bahkan berhasil menyuntingpendamping hidup berparas ayudari keluarga mapan di KotaBandung. —sam

Page 11: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

119 - 15 Mei 2010 Tokoh

ASOSIASI PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA( APTISI ) WILAYAH VIII A BALI

Alamat: d.a. Kantor Kopertis Wilayah VIII Jln. Trengguli I – Denpasar Tlp. 0361 - 463839

Nama dan Alamat Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan APTISI Wilayah VIII A BALI1.Politeknik Ganesha GuruJalan Teuku Umar/Malboro No. 27 Denpasar, Bali. Tlp.0361 - 490670, Faks. 0361 - 490671,Website/situs : www.poltekganesha.ac.id.Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 15 orang mahasiswa meliputi : ProdiManajemen Informatika (D3), Teknik Komputer (D3), Komputerisasi Akuntansi (D3).2.Akademi Akuntansi DenpasarJalan Sarigading No.2 Denpasar. Tlp. 0361 - 235020.Prodi Akuntansi (D3).3. Akademi Kebidanan (AKBID) Bali Wisnu DharmaJalan. Raya Mengwi Tani No. 338, Mengwi – Badung, Tlp/Faks. 0361 -. 815999Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 3 orang mahasiswa meliputi:Prodi Kebidanan (D3).4. Akademi Kebidanan (AKBID) Kartini BaliJalan Piranha No.2 Pegok-Sesetan, Denpasar Tlp. 0361 - 7446292, Faks. 0361 - 720471E-mail/surat el.: [email protected]. Prodi Kebidanan (D3).5. Akademi Keuangan dan Perbankan (AKABA) Denpasar, Jalan Raya Puputan No. 108 DenpasarTlp/Faks. 0361 - 224963.Prodi Keuangan dan Perbankan (D3).6. Akademi Pariwisata (AKPAR) DenpasarJalan Tukad Balian No.15 Renon - Denpasar Tlp. 0361 - 249396, Faks. 0361 - 223251 .Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 6 orang mahasiswa meliputi : ProdiPerhotelan (D3), Prodi Usaha Wisata/Travel (D3), Prodi Perhotelan (D2),Prodi Room Division (D1), Prodi FB Division (D1)7. Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi BaliJalan Tukad Pakerisan No.108 W, Panjer – Denpasar, Tlp. 0361 - 3158026, Faks. 0361-229102E-mail/surat el: [email protected] : Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi8. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi ( STIA ) DenpasarJln. Tukad Balian No 15 Denpasar, Tlp.0361 - 249785, Faks. 0361 - 238150.Prodi Ilmu Administrasi Negara (S1), Prodi Ilmu Administrasi Niaga (S1).9. Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Saraswati DenpasarJalan Kamboja No.11 Denpasar Tlp. 0361 - 228043.Website/situs : www.stibasaraswati.ac.id. E-mail/surat el: : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 40 orang mahasiswa meliputi:Prodi Bahasa Inggris (S1), Prodi Bahasa Jepang (D3).10. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE ) Bali International Institute Of Toursm ManajemenJalan Gria Asri, Pemogan - Denpasar Tlp. 0361 - 7474353.Prodi Manajemen (S1), Prodi Manajemen Pemasaran (D3),Prodi Manajemen Usaha Perjalanan Wisata (D3).11. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ( STIE ) “Satya Dharma” Singaraja,(School of Management With Spiritual Insight)Jalan Yudistira No. 11 Singaraja Tlp. 0362 - 22950. Website/situs : www.stiesatyadharma.ac.id.E-Mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 50 orang mahasiswa meliputi:Prodi Manajemen (S1), Prodi Akuntansi (D3).12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) “Triatma Mulya”Jln. Kubu Gunung, Tegal Jaya Dalung, Badung Tlp. 0361 - 425761, Faks. 0361 - 412972.Website/situs : www.triatmamulya.ac.id. E-mail : [email protected] Manajemen (S1), Prodi Akuntansi (S1), Program Pasca Sarjana Magister Manajemen (S2).13. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen ( STIM ) Dhyana Pura.Jln. Raya Tegaljaya, Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali. Tlp. 0361 - 426450, 426451.Website/situs : www.dyanapura.ac.id. E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 12 orang mahasiswa meliputi:Prodi Manajemen (S1) Konsentrasi Manajemen Perhotelan, Manajemen Bisnis Pariwisata,dan Manajemen Keuangan.14. Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia ( STIMI ) “Handayani” DenpasarJalan Tukad Banyusari No. 17 B Denpasar Tlp/Faks. 0361 - 222291.Website/situs : http;//ww.stimidps.ac.id. E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 10 orang mahasiswa meliputi :Prodi Sekretaris (D3), Prodi Manajemen Manajemen (S1) Konsentrasi : Manajemen Keungan danAkuntansi, Manajemen Pemasaran, Manajemen Perkantoran, Manajemen Sumber Daya Manusia,Manajemen Sistem Informatika.15. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Margarana TabananJalan Majapahit No.16, Tabanan Tlp. 0361 - 812035.Prodi Ilmu Administrasi Negara (S1)16. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISPOL) “Wirabhakti”Jalan Cempaka No.6 Denpasar Tlp. 0361 - 235778. E-mail/situs : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 42 orang mahasiswa meliputi:Prodi Ilmu Administrasi Negara (S1), Prodi Ilmu Administrasi Niaga (S1), Prodi Ilmu Politik (S1),Prodi Ilmu Komunikasi Komputerisasi (S1), Prodi Ilmu Pemerintahan (S1).17. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Agama Hindu SingarajaJalan Pulau Timor No.24 Singaraja, Tlp.0362 - 21275.Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 9 orang mahasiswa meliputi:Jurusan Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Agama (S1), Jurusan Pendidikan Bahasadan Seni Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (S1) dan Prodi Pendidikan Bahasa Bali (S1)18. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Agama Hindu AmlapuraJalan Ngurah Rai Amlapura Tlp. 0363 - 23549.Prodi Pendidikan Agama Hindu (D3 & S1)19. Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Indonesia ( STIKI )Jakan Tukad Pakerisan No. 97, Denpasar - Bali Tlp. (0361) 256995, Faks. (0361) 264875.Website/situs : www.stiki-indonesia.ac.id, dan Email/surat el. : [email protected] Teknik Informatika (S1) Konsentrasi Manajemen Teknik Informatika,dan Desain Grafis dan Multimedia, Sistem Komputer (S1).20. Sekolah Tinggi Manajemen Informatikan dan Komputer (STMIK) Bandung BaliJalan Tukad Unda No. 8, Denpasar Tlp. (0361) 7475740, 8551727, Faks. (0361) 222917Website/situs: http://www.stmikbandungbali.ac.id E-mail/surat el : [email protected] Teknik Informatika(S1), Prodi Sistem Informasi (S1)21. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) DenpasarJalan Tukad Balian No. 15, Renon - Denpasar Tlp. 0361 – 249781 Faks. 0361 - 223251.Prodi Teknik Informatika (S1), Prodi Manajemen Informatika (D3).22. STMIK – STIKOM BaliJalan Raya Puputan No. 86, Denpasar Tlp. 0361 - 244445, Faks. 0361 - 264773,Website/situs : www.stikom-bali.ac.id, E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 50 orang mahasiswa meliputi:Prodi Sistem Komputer (S1), Prodi Sistem Informasi (S1 dan D3), Manajemen Informatika (D3),Dual Degree Program : Information Teknology (IT) (S1).23. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) BaliKampus I Jalan Tukad Pakerisan No. 90 Panjer, Denpasar, Bali Tlp. 0361 - 221795, Faks. 0361 - 258937,Kampus II Jalan Tukad Balian No.180 Denpasar, Bali Tlp.0361 - 7804837Website/situs: http://ww.stikes-bali.ac.id .Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 68 orang mahasiswa meliputi : ProdiKeperawatan Ners(S1), Prodi Keperawatan (D3), Prodi Kebidanan (D3).24. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Usaha BaliJln. Kubu Gunung, Tegal Jaya Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali Tlp. 0361 – 433132E-mail/surat el : [email protected] Keperawatan (S1), Prodi Kebidanan (D3).25. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Majapahit, SingarajaJln. Pramuka No.5, Singaraja, Tlp/Faks. 0362–28205 E-mail/surat el : [email protected] Ilmu Keperwatan (S1), Prodi Kebidanan (D3)

26. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Wira MedikaJalan Kecak No.9A, Gatot Subroto Timur, Denpasar, Bali Tlp. 0361 – 427699, 8738058Website/situs: www.stikeswiramedika.com, E-mail/surat el : [email protected] Analisa Kesehatan (S1), Prodi Ilmu Keperawatan (S1).27. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) JembranaJalan P B. Sudriman, Negara, Bali Tlp. 0366 - 41316Website/situs: www.stitna.ac.id E-mail/surat el : [email protected] Ilmu Keperawatan (S1), Prodi Ilmu Kebidanan (D3)28. Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bali Internasional DenpasarJalan Kecak No. 12 Gatoto Subroto Timur, Denpasar, Bali Tlp. 0361 – 426699 Faks. 0361 – 426700Website/situs : www.stpbali-int.ac.id., E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 7 orang mahasiswa meliputi:Prodi Manajemen Perhotelan (D4), Prodi Manajemen Kepariwisataan (D4)29. Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata (STIPAR) “Triatma Jaya”Jalan Kubu Gunung, Tegal Jaya, Dalung, Badung Tlp. 0361- 425758, Faks. 0361 – 412972Website/situs : www.stptriatmajaya.ac.id., E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 13 orang mahasiswa meliputi:Prodi Perhotelan (D4) Konsentrasi Business Hospitality, Manajemen Akomodasi & Katering,Prodi Perhotelan (D3) Konsentrasi Manajemen Perhotelan, Food & Beverage, Prodi Perhotelan (D2).Konsentrasi Akomodasi, Food & Beverage, Prodi Kepariwisataan (D3)Konsentrasi Usaha Perjalanan Wisata.30. Sekolah Tinggi Ilmu Teknik Jembrana (STITNA)Jalan P B. Sudirman, Negara, Bali Tlp. (0366) 41316 Website/situs: www.stitna.ac.idE-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 75 orang mahasiswa meliputi : ProdiTeknik Informatika (S1), Prodi Teknik Elektro (S1).31. IKIP PGRI BaliJalan Seroja - Tonja Denpasar, Tlp/Faks. 0361 – 431434, Website/situs : www.ikippgribali.com.E-mail/surat el : [email protected], [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 240 orang mahasiswa meliputi:Fak. Ilmu Pendidikan (FIP) Prodi Bimbibingan Konseling (S1), Fak. Pendidikan Bahasa dan Seni ProdiPendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (S1), Prodi Pendidikan Seni Rupa (S1), Prodi Pendidikan SeniDrama Tari dan Musik (S1), Fak. Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) : Prodi PendidikanEkonomi (S1), Prodi Pendidikan Sejarah (S1), Fak. Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan Prodi PendidikanOlah Raga dan Kesehatan (S1), Fak. Pendidikan MIPA : Prodi Pendidikan Matematika (S1), PendidikanBiologi (S1),32. IKIP Saraswati TabananJalan Pahlawan No.2 Tabanan, Tlp/Faks. 0361 - 811267.Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 12 orang mahasiswa meliputi:Fak. Pendidikan MIPA : Prodi Pendidikan Matematika (S1), Prodi Pendidikan Biologi (S1). Fak. PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia : Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah (S1), Fak. PendidikanIPS : Prodi Pendidikan Kewarga Negaraan (S1), Prodi Pendidikan Sejarah (S1),33. Universitas DwijendraJalan Kamboja Denpasar Tlp. 0361 - 224383, 234383.Fak. Hukum : Prodi Ilmu Hukum (S1), Fak. Ilmu Komunikasi : Prodi Ilmu Hubungan Masyarakat (S1), Fak.Pertanian : Prodi Sosial Ekonomi Pertanian (S1), Fak. Teknik : Prodi Teknik Arsitektur (S1), FKIP:Prodi Pendidikan Pancasila & Kewarga Negaraan (S1), Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesiadan Daerah (S1).34. Universitas Hindu Indonesia DenpasarJalan Sangalangit, Tembau, Penatih, Denpasar Tlp. 0361 - 464700, 464800.Website/situs: www.unhi.ac.id. E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikanbeasiswa sebanyak 353 orang mahasiswa meliputi: Fak. Ilmu Agama: Prodi Ilmu Filsafat Khusus AgamaHindu (S1), Prodi Hukum Agama Hindu (S1), Fak. Ekonomi: Prodi Manajemen (S1), Prodi Akuntansi (S1),Fak. Teknik : Prodi Teknik Sipil (S1), Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota (Planalogi) (S1), Fak. MIPA ProdiBiologi (S1), Fak. Kesehatan Prodi Kesehatan Ayureda (S1), Fak. Pendidikan : Prodi Pendidikan Seni TariKeagamaan Hindu (S1), Prodi Seni Karawitan Keagamaan Hindu (S1), Prodi seni Rupa dan OrnamentKeagamaan Hindu (S1), Prodi Pendidikan Agama Hindu (S1) Program Pasca Sarjana : Prodi Ilmu Agamadan Kebudayaan (S2), Prodi Pendidikan Agama Hindu (S2), Prodi Evaluasi Pendidikan Agama Hindu (S2),Prodi Ilmu Agama dan Kebudayaan (S3), Prodi Pendidikan Agama Hindu (S3).35. Universitas Mahasaraswati (UNMAS) DenpasarJalan Kamboja No. 11A, Kreneng - Denpasar Tlp/Faks. (0361) 227019,Website/situs: www.unmas.ac.id., E-mail/surat el. : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 95 orang mahasiswa meliputi : F K I P:Pendidikan Matematika (S1), Pendidikan Biologi (S1), Pendidikan Sejarah (S1), Pendidikan Bahasa Inggris(S1), Pendidikan Bahasa Indonesia (S1), Fakultas Hukum Ilmu Hukum (S1), Fakultas Ekonomi:Manajemen (S1), Akuntansi (S1), Fakutas Pertanian: Agribisnis (S1), Agroekoteknologi (S1), FakultasTeknik Teknik Sipil (S1), Fakultas Kedokteran Gigi Pendidikan Kedokteran Gigi (S1), Program PascaSarjana Perencanaan Pembangunan Wilayah & Pengelolaan Lingkungan (S2).

36. Universitas MahendradattaJalan Ken Arok No. 10 - 12, Dakdakan Denpasar, Tlp.0361 - 434827, Faks. 0361 – 226929Website/situs : www.mahendradattauniversirsity.org. E-mail/surat el : [email protected]. Hukum : Prodi Ilmu Hukum (S1), FISIP : Prodi Ilmu Adm. Negara (S), Fak. Teknik:Prodi Teknik Industri (S1), Program Pasca Sarjana Magister Hukum (S2).

37. Universitas Ngurah RaiJalan Padma - Penatih - Denpasar Timur Tlp/Faks. 0361 - 462617.Tahun Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 60 orang mahasiswa meliputi:Fak. Hukum Prodi Ilmu Hukum (S1), Fak. Ekonomi : Prodi Studi Manajemen (S1), Prodi Studi Pembangunan(S1) Fak. Teknik : Prodi Teknik Sipil (S1), Prodi Teknik Arsitektur (S1), FISIPOL : Prodi Ilmu Adm. Negara(S1 ), Pasca Sarjana (S2) Program Magister Administrasi Publik (MAP).

38. Universitas Panji Sakti SingarajaJalan Bisma No. 22, Singaraja, Tlp. 0362 - 23588, Faks. 0361 – 26830E-mail/surat el : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 15 orang mahasiswa meliputi: FakultasHukum Prodi Ilmu Hukum (S1), FISIP : Prodi Ilmu Administrasi Negara (S1), Fak. Ekonomi : ProdiManajemen (S1), Fak. Pertanian : Prodi Agroteknologi (S1), FKIP : Prodi Bimbingan Konseling (S1).

39. UNDIKNAS UNIVERSITY (Universitas Pendidikan Nasional) DenpasarJalan Bedugul No. 39, Sidakarya - Denpasar Tlp.(0361) 723868, Faks. 723077,Website/situs: www.undiknas.ac.id., E-Mail/surat el. : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 100 orang mahasiswa meliputi: FakultasEkonomi & Bisnis: Prodi Manajemen (S1), Prodi Akuntansi (S1), Fakultas Hukum : Prodi Ilmu Hukum (S1),Fakultas Ilmu Administrasi Dan Komunikasi: Prodi Ilmu Administrasi Negara (S1), Prodi Ilmu Komunikasi(S1), Fakultas Teknik Dan Informatika: Prodi Teknik Sipil (S1), Prodi Teknik Elektro (S1), Program Pasca Sarjana:Magister Manajemen (S2), Magister Administrasi Publik (S2)

40. Universitas TabananJalan Wagimin No.8 Kediri Tabanan Tlp/Faks. 0361 - 811605.Fak. Hukum: Prodi Ilmu Hukum (S1), Fak. Ekonomi : Prodi Ekonomi Pembangunan (S1), Fak. Pertanian:Prodi Agronomi (S1)

41. Universitas WarmadewaJalan Terompong No. 24, Tanjung Bungkak - Denpasar Tlp.0361-223858, Faks. 0361-235073.Website/situs: www.warmadewa.ic.id., E-mail/surat el. : [email protected] Akademik 2010/2011 memberikan beasiswa sebanyak 150 orang mahasiswa meliputi:Fak. Hukum: Prodi Ilmu Hukum (S1), Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIPOL) : Prodi IlmuPemerintahan (S1), Prodi Ilmu Administrasi Publik/Ilmu Administrasi Negara (S1), Fak. Ekonomi : ProdiAkuntansi (S1), Prodi Manajemen (S1), Prodi Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan Konsentrasi Perbankan(S1), Fak. Sastra : Prodi Bahasa dan Sastra Inggris (S1), Fak. Pertanian : Prodi Budidaya Pertanian/Agroteknologi (S1), Prodi Teknologi Pertanian/Teknologi Hasil Pertanian (S1), Prodi Peternakan (S1), ProdiPerikanan & Ilmu Kelautan/Manajemen Sumber Daya Perairan (S1), Fak. Teknik : Prodi Teknik Sipil (S1),Prodi Teknik Arsitektur (S1), Fakultas Kedokteran. Program Diploma & Keterampilan : Priwisata Budaya(D1),Konsentrasi Guiding (Pramuwisata), dan Administrasi Niaga Pariwisata, Presenter & sinematografi(D1),Kesekretarisan supervisor & Manajemen Perkantoran (1), Perpajakan (D1), Eksport Import (D1),Perbankan (D1), Akuntansi (D1).

Ketuattd.

Prof. Dr. Gede Sri Darma, S.T., M.M.N I P : 132 105 218

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah VIII A BaliSekretaris

ttd.Drs. I Made Legawa, M.Si.

N I P : 131 124 314

PendidikanPendidikan

Page 12: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

12 9 - 15 Mei 2010Tokoh

Lombok Sumbawa Pearl Festival

Pengukuhan NTBsebagai Pasar Mutiara Dunia

KEMENTERIAN Kebudayaan danPariwisata Republik Indonesia menunjukLombok (NTB) sebagai tuan rumah dua

even besar pariwisata yakni IndonesiaMICE Corporate Travel Mart (IMCTM) 7-8

Mei 2010 dan Lombok Sumbawa PearlFestival (LSPF). Kedua even ini

diselenggarakan untuk mendukung danmenyukseskan “Visit Indonesia Year 2010”

sekaligus program “Visit LombokSumbawa 2012”, yang telah dicanangkan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono padaJuli 2009. Kegiatan ini sekaligus sebagai

ajang promosi Lombok sebagai penghasilmutiara berkelas dunia, maupun sebagai

destinasi wisata MICE (meeting, insentive,convention, and exhibition) yang prospektif.

S oal mutiara, perhatian dunia tertujuke Lombok, NTB,

karena mutiara Lombokmemiliki kekhususan dalamhal kualitas. Lombok me-mang dikenal sebagaipenghasil mutiara berkualitasterbaik di dunia. Bahkan,menurut Gubernur NTB,TGH. M. Zainul Majdi, M.A.,ada mutiara dengan kualitasterbaik di dunia. Mutiara inimerupakan mutiara istimewayang sangat eksklusif karenatidak bisa dibudidayakan diluar NTB, yakni jenis bronze,metal, dan emerald. “Mutiarajuga kini berkembang denganbaik di delapan kabupaten diNTB dengan luas areal 6.308hektare dan mampu menye-rap tenaga kerja 1.360 orang,yang menghasilkan 800 kilo-gram mutiara per tahun,” ujarGubernur.

Menteri Kelautan danPerikanan RI, Fadel Muham-mad mengatakan, potensibudidaya mutiara di Indone-sia tersebar di sejumlahwilayah seperti Lombok,Maluku, Ternate, dan Papua.53% mutiara di dunia, berasaldari Indonesia dan Lombokmenjadi daerah penghasilmutiara berkualitas inter-nasional. “Mutiara bisamenjadi regional brandingbagi NTB,” ujarnya. Sebagaipasar mutiara dunia, kata

Menteri Kebudayaan danPariwisata RI, Jero Wacik,NTB memiliki peluangpariwisata yang sangat besaruntuk dikembangkan.

Even-even besar pari-wisata yang kerap diseleng-garakan di Lombok, menurutJero Wacik, merupakanbentuk betapa seriusnyaPemerintah RI mendukungdan mengembangkan pari-wisata Lombok dan Sum-bawa. Sebelum kegiatanIMCTM dan LSPF ber-

langsung, Jero Wacik, FadelMuhammad, Dirjen Pemasar-an Kementerian Budpar RISapta Nirwandar, GubernurNTB dan Wakil GubernurNTB Ir. H. Badrul Munir,M.M., beserta istri masing-masing melakukan panenmutiara.

Posisi geografis NTByang sangat strategis dandidukung potensi pesisir danpulau-pulau kecil (gili) yangjumlahnya mencapai 332buah, dengan pesona alam-nya tentu saja memberikandaya tarik tersendiri sebagaitujuan wisata. Perairan lautdengan aliran arus samudera(dari Samudera Pasifik keSamudera Hindia) yangmelintasi wilayah perairanNTB, membawa cukupnutrien sehingga perairannyamenjadi sangat subur. Halinilah yang membuat perairanNTB sangat cocok untukmengembangkan mutiaraberkualitas internasional.Selain itu, kadar garam(salinitas) perairan yangstabil di atas 34,5 per milsangat mendukung dalammenghasilkan mutiara lautselatan.

Potensi inilah yang mem-buat NTB optimis dengandukungan dari seluruhpemangku kepentingan danupaya pengembangan yangsungguh-sungguh, makapada saatnya nanti NTBmampu meraih predikatsebagai destinasi unggulandunia, yang mampu men-datangkan jutaan wisatawan.Termasuk makin ber-kembangnya usaha budidayamutiara yang mengukuhkanNTB sebagai pasar mutiaradunia.

Saat ini mutiara telahmenjadi salah satu komo-ditas ekspor andalan bagiNTB dan termasuk yang pal-ing diminati di pasar ekspordan kalangan investor. Hal iniselain karena mutiara NTBtelah diakui memiliki kualitasterbaik di pasar nasionalmaupun internasional, jugausaha ini dapat menyeraptenaga kerja yang relatif

banyak, menghasilkan pro-duk dengan nilai ekonomistinggi, serta yang tidak kalahpentingnya adalah teknologiyang diperlukan, denganmudah dapat dikuasai olehmasyarakat. Ke depannya halini diharapkan dapat menjadisalah satu motor penggerakperekonomian lokal terutamadi daerah pesisir. WilayahNTB juga didukung olehkeberadaan teluk–teluk yangterlindungi, sehingga me-mudahkan bagi budidayamutiara.

Di NTB juga telah ber-kembang berbagai bentukkegiatan usaha industrirumah tangga (home indus-try) pengrajin mutiara, sepertipengrajin dan penjual per-hiasan dari mutiara yangbanyak dilakukan olehmasyarakat Sekarbela dansekitarnya di Kota Mataram.Jumlah pembudidaya mutiaradi NTB 36 perusahaan, 4perusahaan di antaranyaberstatus PMA dan selebih-nya PMDN, non-fasilitas, danperseroan.

Berdasarkan kualitasnya,

yokushei, pemeliharaan danpemolesan biji mutiara telahberhasil dilakukan. “Ke depanpengembangan usaha budi-daya mutiara akan diarahkanpada usaha skala kecildengan lebih banyak melibat-kan pengusaha lokal, tenagakerja lokal serta sumberdaya lokal sehingga diharap-kan mampu bersaing padasaat krisis ekonomi global,”kata gubernur.

Iklim usaha budidayamutiara di NTB mengalamipasang surut. Pada awalperiode tahun pertama (1982-1997) usaha ini mengalamizaman keemasannya dimana situasi ekonomi duniawaktu itu sangat mendukung

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik, saat memukul gendang beleq saat membuka IndonesiaMice Corporate Travel Mart (IMCTM) 2010 dan acara Lombok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) 2010

Mutiara Lombok yang termasuk mutiara berkualitas terbaikdi dunia

Hj. Rabiatul Adawiyah, istri Gubernur NTB (kiri), Kuntari Sapta Nirwandar (tengah) dan Hj. Elok BadrulMunir (kanan), saat melakukan panen mutiara

Direktur Bank Danamon (kiri), Hana Hasanah Fadel (tengah), Tresna Wacik (kanan),saat panen mutiara

bukan hanya siap menjadipusat pasar lelang mutiaraterbesar, tetapi juga ber-komitmen untuk menjadipusat budidaya dan pe-ngembangan mutiara ber-kualitas baik di negeri ini.

Lombok Sumbawa PearlFestival merupakan acarayang sengaja digelar untukmempromosikan potensiNTB sebagai salah satudestinasi unggulan pariwisatanasional, sekaligus penghasilmutiara terbesar di Indone-sia, dalam rangka men-dukung program VisitLombok Sumbawa 2012.Dalam acara LSPF 2010digelar juga Pameran Mutiarayang diikuti oleh petani dan

produk mutiara NTB dapatdikelompokkan ke dalam duagolongan kualitas, yaitugolongan A (sebagai kualitasterbaik) yang memiliki nilaijual hingga Rp 1 juta/gram,sedangkan kualitas Bdihargakan di bawah Rp 1juta/gram.

Produksi mutiara pertahun berkisar antara 650-800 kg dan sebagian besardiekspor ke Jepang. Nilaiproduksi dalam keadaankrisis ekonomi diperkirakansebesar Rp 65-80 miliar pertahun. Pasokan siput mutiarasepenuhnya berasal dari hasilperkawinan di laboratorium.Siput alam hanya diambiluntuk keperluan induk saja,sehingga populasi siput alamtetap lestari.

Alih teknologi di bidangbudidaya mutiara dilakukanmulai dari kegiatan “breeding”di laboratorium, teknik insersiinti mutiara, metode tento,

serta harga mutiara beradapada posisi yang sangattinggi. Namun, pada periode10 tahun kedua (1998-2008)usaha budidaya mutiaramulai mengalami penurunanbaik kapasitas produksi,jumlah investasi, skalausaha dan pengembanganusaha. Penurunannya di-perkirakan mencapai 40%dari kapasitas yang ada.Periode 2008 sampaisekarang merupakan tahun-tahun keterpurukan bagiusaha budidaya mutiara(non-food product). Dalamperiode ini terjadi stagnasiusaha dan kelesuan. Namun,perusahaan mutiara di NTBberusaha untuk tetap eksis.Mereka mengambil kebijakaninternal melalui pengurangan,pembatasan produksi, te-naga kerja, insentif dan gajiserta menutup lokasi yangkurang produktif.

Pada prinsipnya NTB

pengusaha mutiara yangberasal dari berbagai daerahantara lain, NTB, Maluku,Ternate, dan Papua. Padamomen ini, dipamerkan pulakerajinan mutiara dankerajinan masyarakat NTBlainnya seperti gerabah,ukiran kayu, serta berbagaiaksesoris yang terbuat daribekas tiram mutiara. Guber-nur mengajak, para seller andbuyers pada kegiatan ini,agar pada gilirannya akantertarik untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan,terutama penanaman inves-tasi di bidang pariwisata, pe-masaran dan pengembanganpotensi mutiara serta industrikerajinan lainnya dariProvinsi NTB.

NTB memiliki potensi dandaya tarik pariwisata yangberagam, seperti pantai,gunung, hutan, danau, tamanlaut hingga flora dan fauna.Juga kaya akan keunikan

budaya berupa adat istiadat,kesenian, kerajinan, berbagaihasil bumi dan hasil alamyang khas dan berkhasiatditambah pula dengan ke-anekaragaman kuliner. Olehkarena itu, sangatlah tepatbila NTB diberi predikatsebagai “mutiara katulistiwa”.

Sebutan ini bukan hanyauntuk menggambarkan ke-anekaragaman kultur, senidan tradisi serta kekayaanflora-fauna yang dimiliki,melainkan juga NTB me-rupakan produsen mutiaraterbesar dan terbaik diindonesia. Pemerintah Pro-vinsi NTB berkomitmenmenjadikan sektor pariwisatasebagai salah satu sektor

andalan bagi daerah. Penye-lenggaraan Lombok Sum-bawa Pearl Festival inidiharapkan akan semakinmengukuhkan posisi NTBsebagai destinasi unggulankarena mampu menghasil-kan mutiara yang baiksekaligus menunjukkan ke-pada wisatawan bahwaperairan laut NTB selainmemiliki beragam kekayaanyang sangat potensial untukdikunjungi dan penanamaninvestasi, juga cukup layakuntuk berbagai kegiatanwisata bahari.

Penyelenggaraan LombokSumbawa Pearl Festival yangdisinergikan dengan penye-lenggaraan Indonesia MICECorporate Travel Mart,merupakan terobosan yangbaik dalam upaya mem-promosikan pariwisata danproduk unggulan Nusa Teng-gara Barat, khususnya mu-tiara yang diakui memilikikualitas sangat bagus. Dalampenyelenggaraan IMCTM2010 ini diikuti oleh 200 buyer(pembeli) yang 85%nyaadalah pembeli korporasi lokaldan selebihnya pembeli yangberasal dari Australia, Cina,Malaysia, Singapura, KoreaSelatan dan Jepang.

Kegiatan ini diharapkanakan menjadi kegiatan yangsangat strategis dan ber-dampak luas, terutama dalammembangun interaksi antarabuyers dan sellers mutiaraskala nasional dan inter-nasional. Peranan semuapihak terutama pemangkukepentingan yang utama yaituasosiasi budidaya mutiaraindonesia (ASBUMI) tentumenjadi sangat sentral,karena di sinilah terhimpunpara penghasil mutiarayang tersebar di seluruh In-donesia. —nik

Menbudpar dan istri tengah memamerkan satu set mutiara asliNTB, seharga Rp 490 juta

Dirjen Pemasaran Kementerian Budpar RI, Sapta Nirwandar, Wakil Gubernur NTB, Ir. H. Badrul Munir, M.M., Menteri Kelautan dan Perikanan RIFadel Muhammad, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik, Gubernur NTB, TGH. M. Zainul Majdi, M.A. dan Direktur Bank Danamon,saat melakukan jumpa pers, 6 Mei 2010

Foto-foto Humas NTB

Page 13: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

13Tokoh9 - 15 Mei 2010

Hubungi: Pipit/Ayu (0361) 425373, SMS ke Sepi (0361) 7402414

Setahun Rp 90.000 + Ongkos Kirim

6 Bulan Rp 60.000 + Ongkos Kirim

Berlangganan Koran TokohBerlangganan Koran Tokoh

Nanoe BiroeRangkaikan Pentas Musik

dengan Aksi Sosial

UsahaUsaha

Daur Ulang Limbah Kemasan PlastikJaga Lingkungan sembari Berbisnis

BERAWAL dari mengikuti programJakarta Green and Clean, kini warga RW02 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, bolehberbangga. Mereka bukan sajamendapatkan lingkungan yang bersih dansehat tetapi juga mendapat penghasilantambahan dari bisnis mendaur ulanglimbah plastik rumah tangga menjadiproduk layak jual.

Penyanyi Bali, Nanoe Biroe membuat aksi spektakuler diLapangan Puputan Badung, Jumat (7/5) hingga Selasa (11/5). Iaakan memecahkan rekor MURI menyanyi terlama selama 80jam. Nanoe sudah menyiapkan 1200 lagu untuk aksinya itu.“Lagu yang saya siapkan, lagu berbahasa Bali, Indonesia, Inggris,dan lagu Manado. Sepanjang saya tahu nada dan liriknya, akansaya nyanyikan. Untuk pendamping, akan didaftar agar bisabergantian,” ujar Nanoe saat jumpa pers di Warung Tresni,Denpasar, Rabu (5/5).

Pria bernama asli Made Murdita ini juga menjadikan aksi inisebagai bagian dari peluncuran album keempatnya yang berjudul“Positif ”. “Saya ingin mengajak masyarakat Bali untukmenghargai lagu-lagu Bali. Apalagi kalau berhasil memecahkanrekor Muri yang sekarang dipegang Kevin, pemain keyboardasal Bandung dengan catatan waktu 71 jam,” tandasnya.

Selama pemecahan rekor yang dipantau tim Muri, Nanoemendapat kesempatan istirahat 5 menit tiap satu jam atau bisadiakumulasikan. Ia dan timnya berusaha untuk mengatur waktudan stamina agar tidak mengganggu kegiatan pemecahan rekormenyanyi terlama ini.

Penyanyi berambut gimbal ini mengatakan aksi spektakulerini juga dimeriahkan dengan kegiatan donor darah, pengecatantrotoar, dan penanaman pohon. Kegiatan akan melibatkanBeduda (komunitas penggemar Nanoe Biroe) dan masyarakatumum serta mendapat dukungan XL dan PMI. “Kami inginmerangkaikan kegiatan musik dengan kegiatan sosial,”tandasnya.

Nama Nanoe Biroe mulai dikenal masyarakat Bali akhirtahun 2005 ketika ia meluncurkan album “Suba Kadung Matulis”.Disusul album kedua berjudul “Matunangan Ngajak Dewa”.Peluncuran album ini mendapat dua rekor MURI, yakni sampul

kaset terbesar (100 x 19,8 cm) dan penandatanganan sampulalbum terbanyak (1989 lembar dalam waktu 2 jam).

Untuk memanjakan penggemarnya, Nanoe juga merilis al-bum VCD “Bukan Bajakan” tahun 2006 dan album VCD“Transisi Mimpi” tahun 2008.

Tahun 2009, Nanoe kembali membuat gebrakan denganalbum ketiganya, “m3tamorforia”. Album ini memuat 33 lagudalam bahasa Bali, Indonesia, dan Inggris dengan tiga warnasampul album yang beda. —wah

Nanoe Biroe bersama Awaluddin, GM Sales Operations XL Bali Nusra

PanggungTas sekolah dari bahan daur ulang

Yanti dengan produk usahanya

Ibu-ibu binaan Yanti dari Pasar Minggu tkh/dia

tkh/dia

tkh/dia

tkh/dia

Payung karya Yanti

K emasan plastikp e m b u n g k u ssabun, pewangi,

dll, yang biasanya masuk tongsampah sehabis digunakanisinya, diolah menjadi aneka tasseperti tas sekolah, tas laptop,gorden kamar mandi, payungserta aksesoris rumah tanggalainnya.

Usai mengikuti lombaJakarta Green and Clean (JGC) yang disponsori Unilevertahun 2007, Heryanti, aktivislingkungan RW 02 PasarMinggu, berinisiatif mengajakpara ibu kader lingkungan diwilayahnya untuk mengikutipelatihan mengolah limbah,khususnya limbah plastik.Yanti, sapaan akrab Heryantiadalah fasilitator lingkungan diwilayahnya. Ia berkepentinganagar semangat warga pedulilingkungan tetap terjagadengan cara membuat kegiatanlanjutan yang berkaitan denganlingkungan.

Melihat tumpukan kemasanplastik warna-warni, terbit idedalam benak Yanti untuk

menjadikan sampah-sampahplastik ini menjadi produkbernilai ekonomis. “Warna danmotifnya, bagus-bagus, mutuplastiknya juga bagus, adayang tebal ada yang tipis. Sayapikir, sayang kalau berakhir ditong sampah, kenapa tidakdikreasikan jadi sesuatu yangbermanfaat,” tutur ibu tigaanak ini.

Memang tak heran kalaunaluri bisnis Yanti ‘tergerak’melihat limbah-limbah kemasanplastik itu. Sehari-hari selainmengurus keluarga, ia jugaberbisnis kecil-kecilan denganmendaur ulang limbah kulitjagung menjadi kerajinan bungakering. Karenanya mengolahlimbah menjadi sesuatu yangbermanfaat ekonomis bukan halbaru baginya. “Saya kiraasalkan kreatif dan tekun, pastibisa,” ucapnya yakin.

Lalu, Yanti mengajak ibu-ibudi sekitarnya untuk belajarmembuat kerajinan dari material

kemasan plastik. Awalnya, iamengajar bentuk-bentuk yangmudah seperti dompet, tempatpinsil, dll. Untuk semua ke-giatan itu, Yanti rela mengeluar-kan uang dari kocek pribadinya.

“Saya memodali sendiriselama empat bulan. Belimaterialnya pun ketengan,sekilo-dua kilo terus meningkatsesuai kebutuhan, Begitu punmaterial pendukung, saya beliketengan. Semua dipakaibelajar. Saya memotivasimereka. Saya katakan, kalau

produk yang kita buat bagusakan dipasarkan dan para ibuakan mendapat penghasilan darikerajinan ini. Ibu-ibu jadisemangat, dan mereka pun rajinbelajar sampai akhirnya trampilmembuat berbagai produk.Kami ikut menjaga lingkungansembari berbisnis,” kata Yantiyang kini rumahnya menjadiwork shop kerajinan daur ulangkemasan plastik.

EntrepreneurLimbah KemasanBeberapa bulan setelah

usaha tersebut berjalan, datangpihak Unilever yang ternyatamempunyai maksud yang samayakni menjadikan para ibukader lingkungan sebagai en-

trepreneur limbah kemasan.“Sebagai fasilitator, sayadiundang untuk ikut pe-latihan. Di sana selain

mendapat ilmu meng-hasilkan produk ber-

kualitas bagus, kua-litas ekspor, me-

ngasah kreativitasjuga tentangmanajemen usaha.

Karena saya sudahmemulai, jadi ilmu

yang didapat bisal a n g s u n gdiaplikasikan kepadapara ibu kader,” paparwanita 40 tahun ini.

Yanti senang karenausahanya mendapat

apresiasi dari masyarakat.Kalau pada awalnya pembeliutama produk-produk Yantiyang memakai label Trashionitu, hanya Unilever, kini tidaklagi. Karena banyak kantormemesan juga. “Kebanya-kan kami mengerjakan

pesanan dari kantor-kantoryang mengadakan kegiatan.Produk ini juga sudah

dipasarkan secara luas lewattempat-tempat perbelanjaan.Yah, sekarang perkembangan-nya sudah lumayan. Yangpenting kita tetap menjagakualitas produk disampingdesain yang kreatif,” jelasnya

Kini Yanti juga sudah bisamenggaji 10 karyawan tetap,sedang sisanya adalah tenagalepas yang jumlahnya puluhan.“Kebanyakan para ibu rumahtangga jadi tenaga lepas yangdibayar per-proyek, karenamereka bekerja paruh waktu,sehabis mengurus keluarga,”kata Yanti yang kerap dipanggilsebagai narasumber diberbagai tempat.

Untuk melancarkan usaha-nya, Yanti bekerja sama dengansepuluh pengepul. Dari merekaia mendapat limbah setengahbersih yang belum sampai keTPA (tempat pembuanganakhir).

“Dulu limbah kemasansemacam itu tidak laku dijual dilapak, makanya para pemulungmalas mengumpulkan. Tetapi,sekarang karena saya pesan,mereka mau. Saya juga kasihharga lumayan rata-rata per kiloRp 5000, tergantung jenisplastiknya,” tutur Yanti yangmendapat sumbangan satumesin jahit dari Unilever.

Yanti kini menjadi koordina-tor bagi ibu-ibu kader diseluruh Jakarta yang jugamelakukan usaha serupa. Paraibu-ibu di tempat usaha Yanti, dibagi dalam beberapakelompok, misalnya kelompokkhusus mencuci, pembuat poladan desain, penjahit, penga-nyam serta bagian finishing.

Untuk menganyam perpiece dihargai Rp 7.500. Setiaphari seorang ibu paling banyakbisa menganyam 5 pieces.Sedang untuk mencuci

kemasan, per-kg Rp 3500. Per-hari seorang pencuci bisamenyelesaikan 10 kg. “Jadisebagai pekerjaan sambilan,penghasilan yang didapat sebulan cukup lumayan, Rp900 ribu lebih, karena kamiberproduksi setiap hari. Sedangpenjahit honornya lebih besarlagi. Mereka tidak mau di-samakan dengan penjahit baju,karena menjahit plastik lebihsulit,” jelas Yanti yang jugarajin mengikuti berbagai bazaardan pameran.

Asal tahu saja, sekalipunmaterial daur ulang, namunproduk yang dijual harganyatidak bisa dibilang murah. Tasmisalnya, antara Rp 200.000-375.000 tergantung jenis tasnya.Yanti mengatakan, selain ongkos produksinya cukuptinggi, juga karena kerumitanpembuatannya.

“Harganya ditentukantingkat kesulitan pembuatan-nya. Makin sulit, makin mahal.Karena kalau membuat produkyang sulit, tidak bisa banyak.Makin mudah pembuatannya,kuantitasnya makin banyak.Misalnya membuat tassekolah yang tergolong sulit.Satu hari hanya bisa satubuah. Yang lama diprosespemotongan dan penjahitan,”jelasnya.

Soal harga yang lumayan

mahal, ternyata tidak masalahbagi sebagian masyarakat.Buktinya dalam pameran baru-baru ini di Jakarta Interna-tional Convention Center(JICC), stan Trashion yangdikomandoi Yanti ramaipembeli yang kebanyakanibu-ibu dan anak-anaknya. Tetapi, ada juga yang datanguntuk berkonsultasi inginmengembangkan usaha yangsama di daerahnya. Semuanyadilayani Yanti dengan ramah.

“Kalau mau pelatihanboleh saja, bu, tinggalditentukan hari dan waktunya.Biaya pelatihan Rp 2 juta.Untuk tahap pertama belajartingkat dasar dulu, supayapara ibu semangat ya,” kataYanti saat melayani pertanya-an seorang ibu dari Bekasi,Jawa Barat. Di lain kesempatanada juga seorang ibu yangberkeinginan langsung belajarcara membuat payung.Menurut Yanti, membuatpayung adalah salah satuyang tersulit.

Dia khawatir kalau langsungpelatihan membuat payung, paraibu yang gagal menjadi frustasikarena tidak mudah. “Belajarbikin payung berat bagi seorangpemula, butuh waktu tiga hari.Belajar yang sederhana dulusaja, ya, bu,” ujar Yanti dengansabar. —dia

Page 14: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

14 9 - 15 Mei 2010Tokoh

Yayasan Bali CintaKasih Modali

Rp 10 Juta untukDua Keluarga

Miskin di Gianyar

Mengawal ImpianAnak MiskinJadi Presiden

WAYAN Merta (40) hanya seorang buruhbangunan. Penghasilannya tak menentu. Lelakibertubuh ceking ini baru dapat membawa pulanghasil keringat jika ada proyek warga membangunrumah. “Jika tak ada proyek, saya menganggur,”ujar ayah empat anak ini.

Urusan nafkah keluarga lalu beradadi pundak sang istri, Ni NyomanCangkir (30). Buruh pikul barang(suun) di Pasar Blahbatu, Gianyar,menjadi pekerjaan rutin perempuan ini.“Tiap hari saya nyuun di PasarBlahbatu. Hasilnya cukup untuk belisedikit beras, ikan pindang, dan sayur,”ujar Cangkir.

Wajah pasutri ini terkesan kusut.Kerutan di kening tampak mencolok.Kehidupan ekonomi keluarga yangberat diakui Merta dan Cangkirmembuat beban pikiran keduanyatidak enteng. Apalagi, pasutri inimemiliki empat anak. Tiga anak,Wayan Camar (12), Made Agus Leo(10), dan Nyoman Novik (8) sudahmenginjak usia sekolah. Si sulungduduk di bangku SMP, dua adiknyamasih SD. Sementara si bungsu, KetutSeptiawan belum berusia sekolah.

Mereka tinggal di sebuah gang kecildi Banjar Taruna, Lingkungan Dokas,Desa Blahbatu. Rumahnya berdiri diatas lahan 4 are yang diperoleh sebagaitanah ayahan desa. Ada dua bangunandi atas lahan ini. Konstruksinyamemang berdinding tembok. Salah satubangunannya malah berlantai keramik.Namun, satu bangunan bangunan lagibelum kelar. Atapnya masih bolong.Temboknya belum diplester semenhalus.

Pasutri ini tak hanya ditemaniempat anak di situ. Ada dua akakkandung Merta, Ni Made Rusni danKetut Manis, yang ikut tinggal bersamamereka. Namun, Manis tak tidurmalam di rumah ini. “Rumahnyabelum ada atap. Kakak saya ini tidurdi bale banjar desa,” kata Merta.

Sementara Rusni masihberuntung. Bangunan rumah Mertayang dipakai kamar tidur disekatmenjadi dua ruangan. Tiap kamarberukuran 3x3 meter. Rusnimenempati satu kamar, sedangkanMerta, Cangkir, dan empat anaknyatidur di kamar sebelahnya.

Kondisi kamar tidur yang sempitbukan hanya menjadi pemandangantak nyaman. Sebuah tempat tidur yangdibungkus seprei kusam saban harimenjadi alas tubuh saat lelah. Suasanakamar tidur itu pun terkesan penuhsesak dengan pakaian yang digantungdi sudut-sudut dinding. “Jangan kanbeli lemari atau seprei baru, maumakan saja masih susah,” katanya.

Namun, Merta masih bisamenarik napas lega. Suara tangis danceloteh empat buah hatinya menjadisenandung pelipur lara. “Jika sudahmain dengan anak-anak, beban sayaseolah hilang,” ujarnya.

Lelaki bertampang seakan tanpadosa itu pun tetap menggantung mimpibesar. Ia tetap berusaha bekerja kerasuntuk “menambal” bangunanrumahnya yang belum kelar. “Tiyangpun berharap cita-citaanak sayamenjadi seorang presiden bisa terwujudkelak,” katanya.

Walau hidup susah, Merta

mengaku masih beruntung. Tigaanaknya memiliki impian besar untukmemperbaiki nasib ekonomikeluarganya. Sosok seorang presidenmenjadi impian buah hatinya yangmasih bocah itu. “Walau mereka tahuorangtuanya miskin. Anak-anak sayatetap punya cita-cita setinggi langit.Saya akan berusaha mengawalpendidikan mereka agar impiannyaterwujud,” ujarnya.

Secercah sinar terang akhirnyamenghampiri Merta dan keluarganya.Kaum ibu pengusaha yang tergabungdalam Yayasan Bali Cinta Kasih(YBCK) mengulurkan bantuan RP 5juta untuk modal usaha. “Saya dankeluarga terharu dengan kebaikan ibu-ibu ini,” ujarnya setengah tersedak.

Modal usaha Rp 5 juta jugadiberikan yayasan ini kepada MadeKaryu (56). Lelaki buta huruf ini punmenyimpan cerita pilu. Ia sudahbertahun-tahun menderita kankerprostat. Istrinya, Wayan Wasti (45),mengalami gangguan ginjal. Sementaraanak lelakinya, Wayan Putra Wirawan(26), mengidap gangguan jiwa. “Anaksulung saya perempuan menikahdengan menantu saya dari Tulikup,Gianyar,” katanya.

Karyu tetap berjuang kerasmenafkahi keluarganya. Ia membukasebuah warung kecil sederhana disebuah lahan pinggir sawah Jalan ByPass Kota Gianyar. Sepotong lahanini dipakai gratis berkat jasa baikseorang anggota Polri di Ganyar. “PakPolisi yang punya tanah ini bilang tidakusah bayar. Tanah ini saya pakai gratis.Orangnya baik sekali,” katanya.

Modal usaha warungnyadiperoleh dari pinjaman di LPD desaadatnya. Tiap bulan ia harus menyicilpinjaman tersebut. Padahal, untungdari warungnya tak seberapa.Celakanya, warung Karyu pernah duakali dibobol maling. “Saya sedih, tapimau bilang apa. Namanya lagimendapat cobaan,” katanya.

Selain beban cicilan utang, Karyuharus menangung biaya perawatan cucidarah istrinya sekali seminggu di rumahsakit. Padahal, ongkos cuci darahtersebut tidak murah. Ini belumditambah nafkah sehari-harikeluarganya, termasuk biayapemulihan gangguan kondisi kesehatanpsikis putranya, “Saya tidak bolehmenyerah. Saya tidak berharap apa-apa dari pemerintah. Walau saatPilkada Gianyar yang lalu saya memilihCok Ace,” ungkapnya.

Modal usaha sudah diterimaKaryu di warungnya dari kaum ibuyang baik hati itu. “Semoga kebaikanibu-ibu dibalas Sang Hyang WidiWasa,” katanya.

Bantuan sosial kemanusiaan untukmodal usaha itu diserahkan 9perempuan pengusaha cantik diGianyar. Sembilan srikandi ayu yangmurah hati ini, adalah A.A. PutriPuspawati, Desak Putu Nithi, WayanSarmi, Tjok. Istri Mahadewi, Mikaela,

Sang Ayu Kerti, Aristia, Ardani, danJero Laba. Mereka mendatangi duakeluarga miskin ini didampingi pemukadesa dan kalangan tokoh mudanya.

Ada yang menarik dari balikpotret keberadaan yayasan sosialkemanusiaan itu. Ihwalnya, menurutKetua YBCK Dra. Anak Agung PutriPuspawati, M.M., ada 12 ibupengusaha sukses di Ubud danDenpasar membuat kelompok arisantiga tahun silam. Namanya KelompokArisan Ibu Peduli Masyarakat Gianyar.“Arisan bulanan selalu di rumahmakan. Namun, saat itu sebenarnya,arisan ahanya judul acaranya. Isiobrolan kami justru lebih banyakpositif, bukan gosip. Kami berusahasharing untuk kemajuan usaha masing-masing, termasuk ikut peduli dengansaudara-saudara kita yang tidakmampu,” ungkap pemilik PATHAHandicraft Ubud ini.

Ada rezeki yang bisa disisikan.Hasilnya disepakati untuk mapunia kekeluarga miskin di Gianyar. Surveiyang dilakukan mengantar kelompokarisannya menyumbang bantuanuntuk program bedah rumah diPeliatan, dan sumbangan sembakountuk 146 KK miskin di Lohtundudan 46 janda papa di Nyuh Kuning.

Lambat-laun peserta arisanbertambah. Kini jumlahnya lebih dari20 orang. Profesinya beragam, tetapikebanyakan pengusaha. “Semulamemang tempat arisan masih di rumahmakan yang banyak menghabiskan isikantong. Sekali makan bisa bayar Rp8 juta,” ujar Wayan Sarmi, BendaharaYBCK.

Duit makan sebanyak itu dianggapterlalu boros jika hanya sekadar untukmembayar konsumsi 20-an pesertaarisan. “Bu Agung Puspawati, saya,dan Bu Wayan Sarmi punya ide baru.Kami ingin agar arisan berikut di tempatlain yang biaya konsumsinya taksebanyak itu. Dengan begitu kita biasmenyisikan untuk membantu saudara-saudara kita yang tidak mampu,” jelasSekretaris YBCK Desak Putu Nithi.

Dari situ, kelompok arisan inikemudian menggagas lahirnya YBCK.“Kali ini kami membantu keluarga PakMerta dan Pak Karyu untuk modalusaha. Moga-moga ini bias bermanfaatuntuk meringankan beban ekonomimereka,” ujar Agung Puspawati saatmenyerahkan bantuan tersebut pecanlalu.

Bantuan modal usaha tersebut,menurut fasilitator dan konsultanYBCK, Ir Made Darma Putra, akandiawasi pihaknya agar dapatdimanfaatkan untuk modal usaha ataumemajukan usahabisnis yang sudahberjalan. Penyerahan bantuan itudisaksikan Kades Blahbatu Ni Diarsa,S.H dan Kades Buruan IGN Aryawan.—sam

Beasiswa dari BPDTIAP perusahaan berusaha

mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Demikian juga halnyadengan bank. Sebagai lembaga yangmemiliki fungsi ekonomi, bank jugamencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Namun,dibalik misiekonomi itu, bank ternyata memilikikepedulian terhadap bidangpendidikan.

“BPD Bali memiliki visibagaimana menjadi bank yang sehatdan bersaing di tingkat global danbisa memenuhi keperluan stake-holder. Stakeholder kami bukanhanya pemilik modal dan pengelola,tetapi juga masyarakat. Visi ini kamiwujudkan dengan membangunperekonomian di sektor riil, salahsatunya bagaimana BPD Bali bisameningkatkan peran dan kepedulianterhadap lingkungan,” ungkap

Direktur Umum BPD Bali I Gusti Ngurah Ari Suyana dalam diskusikomprehensif kerja sama Koran Tokoh dengan Fakultas Kedokteran Unud.

Bank memiliki peran intermediasi karena masyarakat yang memilikidana menyimpan uangnya di bank, kemudian bank menyalurkan danatersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan. Intermediasi inibermanfaat untuk memeratakan pembangunan. BPD Bali pun melakukanhal yang sama. Bank yang dipimpin I Wayan Sudja ini menghimpundana masyarakat Bali kemudian menyalurkan lagi ke masyarakat Baliyang memerlukan.

“Keuntungan yang kami dapatkan ada yang diberikan kepada pemiliksaham dalam hal ini pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta dikembalikan kepada nasabah dalam bentuk undian berhadiahBali Dwipa. Kami juga menyisihkan dana punia untuk masyarakat adat,”ujar Gung Ari, sapaan akrab Ari Suyana.

Untuk bidang pendidikan, BPD Bali menyalurkan beasiswa tanpaikatan selama 1-2 tahun. Dana untuk beasiswa ini juga merupakan sisadari keuntungan yang diperoleh bank ini. “Kami memberikan beasiswakepada siswa miskin di jenjang SD, SMP, SMA , dan perguruan tinggi.Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosialdalam penyaluran beasiswa yang menjadi salah satu dari program Cor-porate Social Responsibility (CSR) BPD Bali. Untuk lembaga pendidikantinggi, kami sudah bekerja sama dengan Unud dan Unwar dalampenyaluran beasiswa,” jelasnya.

Jika BPD Bali mengarahkan kepedulian di bidang pendidikan denganmenyalurkan beasiswa, Bank Mandiri memiliki program “Wirausaha MudaMandiri”. Program ini menurut Wendi Iskandar, Marketing Manager BankMandiri Region XI Denpasar merupakan bentuk kepedulian bank terbesardi Indonesia ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan. “Kami punyaProgram Wirausaha Muda Mandiri yang bertujuan menciptakan pengusaha-pengusaha muda unggulan. Bahkan, Bank Mandiri juga menyiapkan modulkewirausahaan yang dapat digunakan oleh perguruan tinggi sebagai acuanuntuk mencetak pengusaha-pengusaha muda,” tandasnya.

Program “Wirausaha MudaMandiri” ini dimulai sejak tahum 2007,sebagai wujud kepedulian BankMandiri terhadap pengembanganusaha mikro, kecil, dan menengah(UMKM) sebagai salah satu pilarperekonomian Indonesia serta generasimuda sebagai motor penggeraknya.Peserta program ini antara lainmahasiswa program diploma dan sar-jana, serta mahasiswa program pasca-sarjana dan alumni. Kategori bidangusaha yang harus ditekuni peserta pro-gram ini adalah industri dan jasa mandiri(pertanian, peternakan, perkebunan,perikanan, dan jasa), wirausaha bogamandiri (mencakup berbagai pengolahanmakanan dan minuman), dan wirausahakreatif mandiri (mencakup desain fash-ion, video, film, dan fotografi, kerajinan,desain arsitektur, dan layanankomputer). —wah

Modul Wirausaha dari Mandiri

BEASISWAuntuk anak miskin berprestasi terus mengemuka belakanganini. Namun, ada lembaga pendidikan di Bali yang menyiapkan fasilitas beasiswakhusus untuk anak para pemangku yang tidak mampu secara ekonomi.

Fasilitas tersebut disiapkan Sekolah Perhotelan Bali (SPB) dan SekolahTinggi Pariwisata (STP) Bali Internasional. Menurut Ketua Yayasan DharmaWidya Ulangun Drs. Nyoman Gede Astina, M. Pd., C.H.T., lembaga pendidikanyang bernaung di bawah yayasan yang dipimpinnya itu sungguh telah menaruhperhatian besar bukan hanya kepada kalangan masyarakat tidak mampu.

“SPB dan STP Bali Internasional juga menyiapkan secara khusus danabeasiswa bagi anak pemangku ekonomi lemah yang belajar di lembaga pendidikankami,” ujar Direktur SPB ini.

Sementara pemberian beasiswa bagi calon mahasiswa dinilai tak cukupmanarik minat untuk kuliah di PT yang sepi peminat. “Selama ini orientasiorangtua adalah anaknya tamat kuliah, bekerja dan manikah. Beasiswa bukanjaminan untuk menarik calon mahasiswa. Tapi, kelanjutan dari setelah merekatamat yaitu penyediaan lapangan pekerjaan,” kata Drs. Abdul Samad Asaf,M.M. dari Universitas Mahendradata.

Menurutnya, pemberian beasiswa sebaiknya diatur sedemikian rupa agarefektif. “Seperti yang kami praktikkan di Universita Mahendradrata, agar lebihtepat sasaran, beasiswa diberikan dalam bentuk bebas SPP. Biaya sepertiekstrakurikuler mereka bayar sendiri,” katanya.

Di sisi lain, Abdul menyoroti masalah pemberdayaan masyarakat perdesaandengan mengaktifkan kembali peran penyuluh lapangan. “Dulu alumni kamimenjadi tenaga suka rela menggali sumur 100 meter. Kegiatan seperti ini perludiaktifkan kembali untuk menarik minat calon mahasiswa melalui programpemberdayaan masyarakat pedesaan. Mengajak mereka terlibat berbagai hal diperdesaan. Saya juga setuju jika penyuluh pertanian lapangan kembalidiaktifkan,” ujar Abdul. —put

SPB Siapkan Beasiswauntuk Anak Pemangku

IGM Ari Suyana

Nyoman Gede Astina Abdul Samad

Wendi Iskandar

Wayan Merta dan istri Nyoman Cangkir bersama tiga dari empat anaknya hidupseadanya dari hasil keringat sebagai buruh bangunan musiman

Ir. Darma Putra

Sembilan srikandi pengusaha yang tergabung dalam Yayasan Bali Cinta Kasih (YBCK) Gianyar akhir pekanlalu menyumbang dua keluarga miskin di Desa Blahbatu dan Buruan. Tampak Wayan Sarmi mewakili

seobat-sobatnya menyerahkan bantuan modal usaha Rp 5 juta kepada Made Karyu disaksikan KadesBuruan IGN Aryawan

PendidikanPendidikan

Page 15: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9 - 15 Mei 2010 15Tokoh

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi atau datang ke:Bali Heart Care Center

Pengobatan penyakit jantung non-invasive Medical Ozone + EECP TherapyJalan Pulau Nusa Penida 26, Denpasar Telepon (0361) 225388/ (0361)

240855/ (0361) 7423789. Faksimili (0361) 264688.Email: [email protected] Web: www.hsenchii-int.com

Layanan via sms: Ketik Reg<spasi>BHCC (Tarif Premium) Contoh: RegBHCC kirim ke 9168.

(untuk kelancaran silakan buat janji)

Sakit Jantung 11 Tahun Sembuh Dalam Waktu Sebulan

Ibu Ayu Adnyani Putri (40) adalahsosok yang tegar. Menjalani pen-deritaan selama 11 tahun bukanlah halyang mudah. Diakuinya sejak hamilanak satu-satunya ia sudah merasa-kan gangguan pada jantung. Karenasering kelelahan, jantungnya terasaberdebar dan detaknya tidak merata.

Sejak tahun 1998 ia mengalamigangguan jantung, sesak, dan nyeri.Dokter pernah menyarankan untukmenggugurkan kandungannya,karena khawatir jika kehamilan-nya dipertahankan bisa me-renggut nyawa Bu Ayu. Karenamerasakan sulit hamil dan per-nah mengalami keguguran, BuAyu tetap pada pendiriannya un-tuk meneruskan kehamilannya.

Setelah melahirkan anakperempuan satu-satunya, ter-nyata gejala sakit jantung terusmenggerogotinya. Hampir tidak

ada hari tanpa se-sak dan keluhanjantung. Sang suamipun ikut menderita.Ia sering absenmenjalanlan tugas-nya karena Bu Ayusering tidak mampumenolong dirinyasaat penyakitjantungnya menye-rang. Ketika serang-an jantung muncul,baik siang atau ma-lam Bu Ayu bisapingsan berkali-kali.Ia pun segera di-bawa ke rumah sa-kit. Selama lebih 9tahun penyakitjantungnya seringkumat, Bu Ayu ha-nya satu minggu dirumah, sisanya se-lalu dihabiskannyadi rumah sakit.

“Sejak penyakitsaya kumat, sayaselalu dibantu olehsuami. Semua pe-kerjaan rumah tang-ga seperti ke pasar,memasak, mem-bersihkan rumah,dan lainnya dikerja-kan oleh suami dansaudara saya. Pe-kerjaan saya hanyatidur dan menontonTV. Bergerak sedikit

saja, jantung saya pasti kumat,” kataBu Ayu.

Setelah menderita gangguanjantung tidak teratur dan bertahun-tahun, ia terus mengonsumsi obat-obatan medis. Serangan demi se-rangan jantung silih berganti dialami-nya, dokter menyimpulkan adanyatensi yang terus meningkat mencapai170/100 dan terjadi gumpalan darahyang menjadikan makin parahnya klep

jantung, pembesaran jantung sertaterjadi pengapuran pada klep jantung(stenotic mitral valve, aotic regurg, leftatrium enlarged).

Kondisi yang dialami Bu Ayu, terusmenggerus keuangannya. Dua rumahdan tiga mobil ludes dilego untukmembiayai pengobatannya selama 11tahun ini. Karena kesehatan jantungnyasulit diobati, dokter berkali-kali pulamengingatkan agar Bu Ayu segera me-laksanakan operasi klep dengan biayasekitar Rp 200 juta.

Seminggu menjelang keberangkatan-nya ke Jakarta, suami Bu Ayu meng-ajaknya berkunjung ke balai pengobatanjantung sehat “Bali Heart Care Center”(BHCC). Mendengar pengobatanalternatif di BHCC tanpa operasi danbisa mengobati sakit jantungnya,Bu Ayusempat meragukannya. “Dokter sajamenyarankan operasi, karena tidak adaobatnya di dunia ini. Apa dengan terapialat dan ramuan bisa menyembuhkan,aneh kedengarannya, “ ujar Bu Ayu.Karena sang suami bersikeras keBHCC, akhirnya Bu Ayu bersedia.Sambil duduk di kursi roda ia datangke BHCC untuk diperiksa. Setelah me-lihat data medis Bu Ayu, Mr.Chai dariHsen Chii International mengambil ke-simpulan, memberikan beberapa resepramuan herbal diikuti dengan terapiEECP dan terapi darah EBOO.

“Sungguh luar biasa khasiatnya,hanya dalam waktu tiga hari sajakondisi saya yang tadinya lemastidak bertenaga, tiba-tiba pulih. Sayabisa pergi ke pasar, naik tangga,memasak dan mengerjakan pekerjaanrumah tanpa bantuan. Saya juga bisamelayani suami sebagaimana mesti-nya,” kata Bu Ayu tersenyum sembarimengatakan saat ini setelah menjalaniterapi selama satu bulan, ia bisamembawa motor sendiri tanpa diantaroleh suaminya. Baginya ini pe-ngalaman luar biasa, sakit jantung 11tahun, diobati hanya dalam waktu sa-tu bulan. “Terima kasih BHCC,” ujar-nya. —asp

Ibu Ayu Adnyani Putri

Balindo Paradiso dan PT Bali Paradise Citra Dewatadikunjungi Fleet Hotel Manager Princess Cruises

CEO MSC MR. Pierfrancisco Vago bersama Direktur BPCsaat launching MSC POesia di Dover london Inggris

Mr. Cliff Brinkman inspection Praktik Dinning Room Praktek Fruit Carving Praktik Housekeeping di BPC City Hotel

SABTU 17 April – Jumat 23April 2010, Balindo Paradisosatu-satunya Sekolah KapalPesiar untuk MSC (Mediterra-nean Shipping Company.S.r.l) diBali mendapatkan kunjungankehormatan dari Mr. Cliff Brink-man sebagai Fleet Hotel ManagerPrincess Cruise. Mr. Cliff Brink-man didampingi Direktur danWakil Direktur Balindo Paradiso& PPTKIS PT Bali ParadiseCitra Dewata Wayan KawanSetiawan, B.A., S.Sos. dan KadekHendra Julihartawan, S.E. me-manfaatkan kedatangannya denganmelihat secara langsung kegiatan-kegiatan praktik mahasiswa/siswi, crewmember MSC tamatandi sekolah tersebut di Jalan Kerta-pura VIII No.21 Teuku UmarBarat Denpasar.

Dalam briefing, Mr. CliffBrinkman berpesan kepada crew-member MSC asal Bali agarsenantiasa mengedepankan pro-fesionalisme kerja sesuai denganetos kerja crew Bali yaitu kerjakeras, disiplin tinggi sehingga kua-litas crew dari Bali yang sampaisaat ini juga di tahun-tahun

mendatang tetap diakui oleh pihakpemilik MSC juga pemilik kapal-kapal pesiar dunia lainnya. Se-lanjutnya inspeksi dilanjutkan keBPC City Hotel beralamat di JalanTeuku Umar Barat No. 234 Den-pasar, di mana hotel ini merupakantempat training bagi crewmembersebelum mereka berangkat untukbekerja di kapal pesiar.

Sekolah Balindo Paradiso ter-bukti keunggulannya di mana 90%tamatannya sudah bekerja di kapal-kapal MSC, Carnival, HollandAmerican Lines, Disney, Norwe-gian Cruise Lines dan CelebrityCruise Lines.

Sejak berdiri tahun 1999,sampai April tahun 2010 maha-siwa/siswi tamatan Balindo Para-diso sudah ditempatkan + 5000orang dari kota dan kabupaten se-Bali.

Dengan demikian sekolah inimerupakan sekolah yang tepat bagimuda-mudi Bali khususnya yangbercita-cita bekerja di kapal pesiar.

Semua materi pengajaran danperalatannya didatangkan yangdisesuaikan dengan situasi, kondisistandar pelayanan di kapal-kapal

pesiar internasional dan disuplaidari kantor pusat MSC Sorrento.

Sekolah ini juga dilengkapigedung yang megah dengan lahanparkir yang luas, dirancang men-dekati situasi di kapal pesiar, di-pandu oleh para instruktur yangberpengalaman bekerja bertahun-tahun di kapal pesiar.

Ruang praktik lengkap diantaranya tiga ruangan bar, tigaruangan restoran termasuk buffetcounter, sarana kitchen, 50 kamaruntuk housekeeping dan satu ruangstewarding lengkap dengan tigatank dishwashing machine, disamping BPC City Hotel, juga Bali

Fantasia Villa sebagai tempat train-ing bagi para mahasiswa/siswi dancrewmember MSC.

Kini Balindo Paradiso mem-buka kesempatan emas bagi muda-mudi utamanya yang baru tamatdari SMU/SMK untuk segeramendaftarkan diri dalam penerima-an mahasiswa baru tahun ajaran2010/2011 Diploma 1 Cruise Line,Kelas Executive Butler & Bar-tender di luar kelas reguler yaitujurusan Dinning Room & CabinSteward untuk persiapan per-mintaan crew tiga buah kapal barumilik MSC yang masing-masingberkapasitas 2000-2500 penum-

pang. Awal tahun 2010 ini sudahditandatangani kontrak pembuatan-nya oleh MSC dengan salah satugalangan pabrik kapal di Prancisyaitu Aker Yards, kapal – kapaltersebut akan diluncurkan padatahun 2011, 2012 dan 2013.

Balindo Paradiso sangat siapmenerima calon mahasiswa baruyang sudah mendaftar sejak April.Pada 3 Mei diadakan sosialisasijurusan, diberikan briefing langsungoleh Direktur Balindo Paradiso &PT Bali Paradise Citra Dewata. Inimerupakan tatap muka pertamaDirektur pada calon mahasiswa ba-ru. Hari itu juga diadakan tes tulisdan wawancara oleh 14 instrukturBalindo Paradiso kepada 344 or-ang calon mahasiswa.

Pada 6 Mei, pengumuman pe-nerimaan gelombang I sudah bisadilihat di kampus dan hari itu jugasekaligus pemilihan jurusan sesuaihasil tes dan pendaftaran ulang.Untuk gelombang ke-2, sosialisasijurusan, briefing dan tes tulis danwawancara bagi mahasiswa baruyang berjumlah 140 orang. Selanjut-nya orientasi dilaksanakan satuminggu dimulai 17 Mei – 25 Mei2010. Perkuliahan akan dimulaiawal Juni 2010.

Setelah melaksanakan pene-rimaan mahasiswa baru, BalindoParadiso juga menggelar donordarah, Kamis (6/5) bekerja sama

Direktur BPC & family bersama Bar Waitress on Board MSC Opera

Foto Bersama Mr. Tim Skinner Corporate Hotel manager MSC

Mr. Cliff Brinkman (kedua dari kanan)bersama Direktur & Asst Direktur

Balindo Paradiso

dengan pihak Merdeka MedicalCheck Up (MMC) dan PalangMerah Indonesia (PMI) Sanglah diKampus Balindo Paradiso. Kegiat-an ini bertujuan untuk membantusesama. Untuk donor darah tak

hanya melibatkan mahasiswaBalindo Paradiso, crew dan re-peater MSC tetapi juga semuastaf manajemen Bali ParadiseCrew (BPC) serta staf BPC CityHotel. —asp/ten

Direktur BPC bersama waiter di atas kapal MSC Poesia

Dokter PMI Sanglah beserta Instruktur & Staff Balindo Paradiso

Page 16: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

16 9 - 15 Mei 2010Tokoh

DARI DESA KE DESA

RRI Denpasar: SMS 081 337 337 586; Interaktif: (0361) 222 161;E-mail: [email protected]; Surat: Jalan Hayam Wuruk Nomor 70 Denpasar;

Koran Tokoh: SMS (0361) 740 2414; Telepon (0361) 425 373;E-mail: [email protected] ; Surat: Koran Tokoh, Gedung Pers Bali K. Nadha

(Bali TV), Jalan Kebo Iwa 63 A Denpasar.Siaran Perdesaan RRI FM 88,6 Mhz tiap hari pukul 13.30 - 14.00 Wita

Pembaca yang ingin menyampaikanpertanyaan tentang masalah pertanianumumnya, silakan hubungi alamat ini:

Pendidikan Perlu..................................................................................................................................................................................................................dari halaman 2

Predikat “Ulet dan Tangguh”perlu Ditingkatkan

BALI Mandara merupakan visi yang diembanGubernur Bali Made Mangku Pastika dalam rangkamembangun Provinsi Bali. Dinas Perkebunan sebagaisalah satu dinas yang ada dalam lingkupDaerah Provinsi Bali, wajib memberikan kontribusiterhadap terwujudnya Bali Mandara.

Terkait kesejahteraan masyarakat, di situlahkontribusi subsektor perkebunan, karenan subsektorperkebunan mengembangkan komoditas perkebunanyang terdiri atas kopi, kelapa, kakao, cengkih, dll.Keluaran semua itu akhirnya adalah pendapatan ma-syarakat. Jadi, melalui subsektor perkebunan di-lakukan segala upaya untuk meningkatkan pen-dapatan masyarakat. Jika pendapatan masyarakatmeningkat, itu artinya kesejahteraan masyarakat jugameningkat. Jika subsektor perkebunan dapat opti-mal mencapai sasarannya, maka Bali Mandara darisisi kesejahteraan mestinya mencapai sebagian visidan misinya. Jika perkebunan sukses, berarti jugapencapaian kesejahteraan masyarakat yang bergerakdi subsektor perkebunan.

Subsektor perkebunan juga berperan dalamaspek lingkungan. Sebab, berbicara masalah ling-kungan konotasinya adalah tanaman. Tanamanperkebunan memiliki fungsi hidrologis, menjaga tataair khususnya di daerah tangkapan air.

Apa Kendalanya?Kendala yang dihadapi antara lain kecenderung-

an predikat “ulet dan tangguh” yang mulai agakluntur di kalangan masyarakat petani di Bali. Pre-dikat yang selama ini melekat pada diri masyarakatpetani itu harus kita tingkatkan tiap saat. Faktamenunjukkan, jika dulu secara penuh potensi per-kebunan pertanian diupayakan dikelola masyarakatBali, sekarang sebagian tenaga digunakan tenaga dariluar Bali. Itu adalah pertanda, masyarakat kita mulaikalah bersaing dalam memanfaatkan potensipertanian umumnya termasuk perkebunan.

Semua orang berbicara jika masyarakat men-dapakan keuntungan secara material, maka apa punpekerjaan itu akan dilakukan masyarakat dengansekuat tenaga. Tetapi, fakta itu terbantahkan dengankenyataan yang ada di lapangan. Contoh, Bali me-munyai kopi Arabika yang jika diolah secara basahharganya cukup tinggi. Perbedaan harga kopiArabika olah basah dan Arabika olah kering men-capai Rp 8.000. Harga kopi Arabika yang dilolahbasah per kilogramnya Rp 28.000 – Rp 34.000.Yang diolah kering hanya Rp 18.000 – Rp 23.000.

Selisihnya cukup berarti. Padahal bahan baku untukkopi olah basah cukup tersedia. Bali memiliki 20.000ton kopi glodong tiap tahun. Teknologi dan tenaga,juga ada di Bali. Dari logika bisnis, jika petani ulet dantangguh mestinya ke-20.000 ton kopi ini dimungkinkanuntuk diolah basah. Faktanya, tidak demikian. Dari20.000 ton kopi glodong itu baru 2.550 ton yangmampu diolah menjadi kopi olah basah. Ini pertanda,keuletan dan ketangguhan petani Bali sudah mulai agakmenurun dan perlu kita bangkitkan lagi.

Ada Kendala Lain?Kendala lainnya, petani kita cenderung segera

mendapatkan uang. Memang, jika kopi itu diohahbasah memerlukan waktu. Pengolahan sekurang-kurangnya dua minggu sampai dengan 21 hari.Kemudian harus menanti pemasaran bersama. Jadikurang lebih satu bulan petani itu harus menundapenerimaan uangnya kalau kopi itu diolah basah.

Apa yang Dilakukan Pemerintah?Pihak pemerintah membangkitkan unit usaha

produktif di masing-masing subak abian (subakperkebunan). Subak abian didorong untuk dapatmelakukan usaha pengolahan hasil, dalam hal inimelakukan usaha kopi olah basah. Pemerintahmemfasilitasi unit pengolahannya berupa mesin danjuga modal. Dalam APBD ada yang dinamakanPenguatan Modal Usaha Kelompok. Tahun 2009tersedia Rp 4 miliar. Keseluruhan penguatan modalusaha kelompok dari sumber dana APBD yangdikolala Dinas Perkebuan itu kini sudah mencapiRp 9 miliar. Dana itu antara lain diberikan kepadaunit-unit usaha produktif/subak abian yangmelakukan pengolahan kopi.

Bagaimana Cara Mendapatkan Modal Itu?Banyak forum yang disediakan pemerintah

untuk itu. Sehari-hari petani bisa berhubungan de-ngan petugas-petugas Dinas Perkebunan yang adadi lapangan. Mereka secara proaktif melakukanpendataan dan pembinaan subak-subak abian yangmelaksanakan pengolahan. Pemerintah Provinsi Balitiap bulan melaksanakan simakrama yang dilaksana-kan bergilir dari kabupaten ke kabupaten/kota lain.Forum ini bisa dimaanfaatkan para petani untukmenyampaikan aspirasinya.

Ir. Made Sudarta, M.Si.Dinas Perkebunan Provinsi Bali

Misalnya, mahasiswa lulusanFK Unud bisa mengabdikanilmu pengetahuan yang merekadapatkan ke daerah-daerahsehingga bisa ikut membangundaerah.

Pradnyaparamita

Gunakan Uang PajakPendidikan tak ada yang

murah, tak ada yang gratis.Masyarakat ingin biaya pen-didikan murah. Hanya orang-orang tertentu yang bisa keperguruan tinggi. Bahkan ma-syarakat harus ikut berparti-sipasi dalam pembiayaan pen-didikan. Pendidikan sekarangberorientasi pada bisnis. Ba-nyak dijumpai, guru menjualseragam dan buku di sekolah.Ketika tamat, harus menyum-bang sejumlah uang. Itu mem-beratkan siswa. Idealisme men-cetak pendidik yang andalhilang. Apakah komitmen daripemerintah hanya anggaran20%? Jika uang pajak yangdimakan oknum yang tak ber-tanggung jawab digunakanuntuk biaya pendidikan, tentupendidikan tak mahal.

Ginawa

Untuk KepentinganSiswa hanya 25%

Dari anggaran 20%, yangdimanfaatkan untuk kepenting-an siswa hanya 25%. Yang 75%untuk membayar gaji guru mau-pun pegawai. Dana sosial ba-nyak, tetapi digunakan untukkegiatan yang tak penting, se-

perti untuk biaya perjalanandinas, membayar guru honor.Jika dulu guru honor dibiayaidana komite, sejak dilarangnyasekolah memungut biayakepada siswa, pembiayaannyaberasal dari dana pemerintahdan dana sukarela. Siswa jugadibebani biaya les. Les fungsi-nya pendalaman materi. Me-ngapa guru-guru terutamaguru SD, tak memberikanpemahaman pelajaran secaraoptimal saat jam pelajaran?Mereka malah menganjurkankepada siswa untuk mendalamimateri dengan ikut les dirumahnya.

Dharmayoga

Pemerintah perluMelakukan Pengawasan

Tiap tahun SPP mengalamikenaikan. Bagi orang berduit,kenaikan itu hal biasa. Bagai-mana dengan para petani yangtinggal di perdesaan? Jika me-reka ingin menyekolahkan anak-nya di perguruan tinggi, tentuharus ke kota. Biaya pun ber-tambah, untuk kebutuhan hi-dup maupun pendidikan. Pe-merintah perlu memiliki stan-dardisasi biaya pendidikanmulai dari SD hingga perguru-an tinggi. Pemerintah perlu me-lakukan pengawasan secaratransparan. Kini telah ada atur-an dilarang menarik pengutankepada siswa, namun masihada sekolah yang menarik pe-ngutan kepada siswa yangpemanfaatannya tak jelas.

Gede Biasa

BOS mestinya hanyauntuk Siswa Miskin

Pemerintah banyak menge-luarkan kebijakan. Namun,belum adil dan merata. Misalnyadana BOS yang diperuntukkanper kepala. Siswa kaya puntetap mendapatkan dana BOS.Seharusnya dana BOS hanyauntuk siswa miskin. Perla adadata yang jelas tentang siswamiskin. Misalnya denganmenjalin kerja sama denganpengurus banjar. Mereka tahudan punya data lengkap ma-syarakat mana yang perla men-dapatkan bantuan.

Agung Adnyana

Jangan MenyerahPendidikan mahal, relatif,

tergantung cara pandang. Yangpenting jangan putus asa danmenyerah. Kualitas karaktermanusia dipengaruhi tingkatpendidikan. Pendidikan haki-katnya memanusiakan manusia.Pendidikan memiliki nilai stra-tegis dalam proses kehidupan.Menyebut pendidikan mahal itunaif, jika dibanding manfaatyang diberikan pendidikan. Jikaada komitmen kuat, uang ataubiaya pendidikan bisa dicari.Pemerintah perlu mewujudkanjanjinya saat pemilu.

Pande

Pemikiran yangPragmatis

Dunia pendidikan tak hanyaberorientasi pada bisnis, bah-

kan sudah kehilangan arah.Banyak masyarakat bertujuanmenyekolah anaknya hanya un-tuk bisa mendapatkan pekerja-an. Terbentuklah pemikiranyang pragmatis. Sekolah, tamat,dapat kerja, beres. Tak ayal, ba-nyak tamatan pendidikanberlomba-lomba ingin jadi PNS.Tujuan pendidikan bukanhanya untuk mendapatkan pe-kerjaan, juga untuk membentukkarakter

Becik

Lihat Anak PetaniPemerintah tak melihat

kehidupan masyarakat kecilsehingga mereka memberikanbiaya mahal. Ada dana BOS, diKabupaten Gianyar, peme-rintahnya memberikan bantuanbiaya SPP. Biaya SPP memangtak dipungut. Namur, ada biayalain bahkan sebulan ada duakali pembayaran. Wajar jikahanya anak-anak kaya danpejabat yang bisa memenuhibiaya pendidikan. Bagaimanadengan nasib anak petani?

Santha

Yang Kaya Murahyang Miskin Mahal

Yang kaya menganggappendidikan murah, sebaliknyapendidikan mahal dirasakanmasyarakat miskin. Suatu ketikaada siswa yang enggan me-nempuh pendidikan, denganalasan biaya mahal. Dia lebihtertarik belajar pada orang-tuanya yang berprofesi sebagai

pengusaha, bagaimana caraberbisnis, dsb.

Gatra

Subsidi SilangBantuan pemerintah yang

dipukul sama rata malah tak adil.Sebenarnya bantuan hanya di-perlukan warga miskin. Seharus-nya dilakukan subsidi silang.Warga mampu bisa mengeluar-kan biaya lebih besar, sehinggawarga miskin bisa terbantu.

Pradnyaparamita

Sudah Diterapkandi FK Unud

Pendidikan berkualitasmahal harganya. Karena untukmewujudkan kualitas, perlufasilitas pendidikan. Jika inginpendidikan berkualiats, tentubiayanya mahal. Ini berarti,hanya mahasiswa kaya yangmampu menempuh pendidikan.Warga miskin tak punyakesempatan. Sejak dua tahunlalu FK Unud punya cara jitu.Mahasiswa kaya menyisihkanSPP-nya untuk warga miskinnamun berprestasi sehinggatetap bisa menempuh pendidik-an tinggi. Standar biaya pen-didikan bagus. Apakah bisadilaksanakan secara adil danmerata, karena kondisi pen-didikan tiap jenjang berbeda.Ada fakultas yang memerlukanbiaya besar untuk memenuhikebutuhan pendidikan, misal-nya kedokteran. Ada juga yangtak memerlukan biaya besar.

Pradnyaparamita

Radio Komunitas..................................................................................................dari halaman 1pertama untuk radio komunitas diBali ini pun diserahkan KetuaKPID Bali Komang Suarsanakepada Penanggung Jawab RadioDJ, Dra. Ida Ayu Ratna Wesnawati,M.M., didampingi Ketua YayasanDwijendra Pusat Ida Bagus GedeWiyana, disaksikan Wakil GubernurBali beserta Ny. Bintang Puspayogayang sekaligus meresmikan ope-rasional radio DJ yang ditandaidengan pemukulan gong. “Penye-rahan IPP kepada Radio DJ yangmengudara melalui 107,7 FM inisudah kami tunggu-tunggu. Setelahberupaya bertahun-tahun mengaju-kan izin, akhirnya tiba juga waktu-nya,” ungkap Ratna Wesnawati,Jumat (30/7) di halaman tengah,lapangan basket Yayasan Dwi-jendra, Pusat, Denpasar.

Pada acara yang dihadiri wakilgubernur, unsur PHDI, MUI, ke-uskupan, Majelis Madya Desa Pa-kraman Denpasar, unsur peme-rintah, mahasiswa, pengajar dikalangan Dwijendra serta masya-rakat umum ini, Ratna Wesnawatimengatakan kalau cikal bakal radioDJ telah dirintis sejak tahun 2000oleh mahasiswa Fakultas IlmuKomunikasi, Universitas Dwijendra(Undwi). Pada 2 Januari 2006 di-bentuk Perkumpulan KomunitasPenyiaran Radio Pendidikan Dwi-jendra dan melakukan berbagaipembenahan mulai infrastruktur,sarana dan prasarana, peningkatankualitas SDM. Setelah melaluitahapan, seperti memenuhi keleng-kapan admistrasi, evaluasi dengarpendapat (EDP) dengan DPRD, to-koh agama, tokoh pendidikan,tokoh masyarakat disertai rekomen-dasi beberapa instansi.

Harapan mantan penyiar TVRIini, Radio DJ dapat menjadi mediapenting untuk peningkatan wawa-san keilmuan dan informasi bagi se-luruh civitas akademika di ling-kungan Yayasan Dwijendra sertamasyarakat sekitarnya. “Demi ter-jalinnya komunikasi yang kondusifantara institusi pendidikan danmasyarakat,” ujar dekan FakultasIlmu Komunikasi Undwi ini sambilmenambahkan kalau Radio DJ hadirsebagai radio kampus dan radio pen-didikan. Sebagai media pemelajaran,

penyiaran radio atau media prak-tikum bagi mahasiswa. “KeberadaanRadio DJ ini pula sebagai kawahpengaderan mahasiswa, terutama pe-lajaran broadcasting untuk menjadiaktivis media yang profesional, labpelatihan praktik penyiaran. Tidakpula menutup peluang besar untukberkembang menjadi “ruang publik”yang sebenarnya,” lanjutnya.

Menurutnya, radio komunitas,dalam hal ini Radio DJ denganjangkauan terbatas yaitu powermaksimal 50 watt dan layananmaksimal 2,5 km ini sangat di-butuhkan perannya dalam sebuahkomunitas. Baik diperuntukkan bagikepentingan pendidikan sosial,agama dan budaya. Juga pem-bentukan karakter masyarakatnyayang berbudaya, berbudi pekertiluhur, bermental unggul sertamenguasai teknologi. Informasi yangdiketengahkan dikemas sesuaiperkembangan dan tuntutan zamantanpa mengenyampingkan budayalokal. “Secara praktik radio DJ iniikut berpartisipasi dalam penyam-paian informasi yang dibutuhkanlingkungan di luar komunitasnya,baik menyangkut aspirasi dan pem-berdayaan masyarakat maupunprogram yang dilakukan pemerintahuntuk bersama-sama menggalimasalah dan mengembangkanpotensi yang ada,” katanya. Waktusiaran dimulai pukul 06.00 diawaliPuja Trisandhya berlanjut denganDunia Anak, Dunia Remaja, Dhar-ma Wacana, Dunia Kampus dan se-terusnya yang diakhiri denganRenungan Malam hingga pukul21.00. Dari rangkaian mata acara,diharapkan isi siaran dapat menjadialat perangsang untuk dialogmaupun diskusi pendengarnya.

Yang menarik dari keberadanRadio DJ disampaikan RatnaWesnawati, yakni penyiar danpengisi acaranya sangat beragam,mencakup seluruh keluarga besaryang berada di bawah YayasanDwijendra mulai dari jenjang anak-anak, TK dan SD, remaja SMP danSMA hingga mahasiswa, parapendidik termasuk masyarakatumum yang berada dalam jangkauansiaran. Seperti yang terdengar saatpenyerahan izin pekan lalu, ada

alunan suara murid TK dan SDmenyanyi dan membacakan puisi.Saat itu juga dilakukan laporanpandangan mata dari lokasi tentangacara yang diselenggrakan sertawawancara oleh reporter radio DJdengan beberapa tamu undangandan pimpinan unit di lingkunganDwijendra. – ard

Seminar Bisnis...............................................................................................................................................................dari halaman 1

untuk menggapai kekayaan.Dari semula takut berutang,

Mining menjadi berani meminjamuang di bank berapa pun besarnya.Kini utangnya pun sudah mencapaimiliaran di bank. “Bukan saya yangmembayar melainkan dari keuntung-an bisnis,” ujarnya. Besarnya utangbank tersebut baginya bukanlahsebuah beban. Prinsipnya adalahbagaimana uang pinjaman tersebutbekerja untuknya.

Saat ini ia sudah mempunyaibeberapa ruko dan memiliki salahsatu percetakan terbesar di Bandungyaitu Indoprint dan juga toko sablonIndowarna. Ia pun telah membelifranchise Primagama.

Nama Miming kini terkenalpada kalangan komunitas pengusahakhususnya Entrepreneur University

(EU) di seluruh Indonesia, sebagaisalah satu murid terbaik Purdi E.Chandra dan termasuk dalam TheMost Wanted Mentor of Entrepre-neur University dari kepiawaiannyabermain utang bank. Meski jaringanusahanya sudah menggurita, Mim-ing tidak sibuk mengurusi bisnis tiaphari. Pengelolaan usaha ia serahkankepada para karyawannya. Saat iniia sering keliling Indonesia (86 kota)sebagai pembicara bisnis agarsemakin banyak muncul pengusahasukses di Indonesia. Ia mengatakansebuah negara bisa dikatakanmakmur kalau jumlah pengusahanyaminimal 2% dari jumlah penduduk-nya. Saat ini katanya, Indonesia ba-ru memiliki 0,18 % pengusaha. Jadipeluang untuk menjadi pengusahamasih terbuka lebar bagi semua

kalangan.Miming akan segera hadir di

seminar roadshow EU di 2 kota diBali yaitu Singaraja & Tabanan, Sabtu15 Mei 2010 pkl 17.30 – 21.30 diGedung Laksmi Graha Singaraja danMinggu 16 Mei 2010 pukul 17.30-21.30 di Hotel Vista Tabanan. Yangwajib ikut seminar dahsyat ini adalahpengusaha, karyawan swasta, PNS,mahasiswa dan pengangguran.Investasi untuk bisa ikut seminarini hanya, Rp 200 ribu ( termasukcoffe break ) dan bagi yang membelitiket sebelum 14 Mei mendapatdiskon 50% yaitu tiket menjadihanya Rp 100 ribu.Tiket bisa dibelidi Hotel Vista Tabanan (dpn termi-nal pesiapan ),di Aditya Printing jlntukad pakerisan no 79 Panjer DpsTlp.0361-7424955,di Rumah Makan

Ranggon Sunset Singaraja Tlp.0362-7001442 dan Apotik Rahayutamajln A.Yani Singaraja di hp 081337591027. Untuk pemesanan tiketseminar bisa juga menghubungipanitia seminar di handphone, 081338 340 433 dan 081 237 549 665

Dalam seminar ini Mimingakan membeberkan bagaimanamengubah utang menjadi kekaya-an, cara memulai usaha denganmodal dengkul, cara memulai usahatanpa harus ahli, trik mendapatkankartu kredit dan memutarnyadalam bisnis, trik membeli propertitanpa uang malah dapat uang,bagaimana mengagunkan rumahtanpa risiko disita, cara membuatutang macet jadi lancar danmengungkap rahasia sukses peng-usaha Cina dll. —adv/tin

Ny. Ayu Pastika Perhatikan.............................................................................................................................dari halaman 1

melihat karya-karya jenius lokalyang unik dan menarik di Bali se-bagai bentuk kepeduliannya meng-angkat budaya Bali warisan leluhurke forum nasional dan internasional,terlihat antusias mendengarkansejarah keberadaan kain bebali(wastra wali) yang hampir punahini. Ia sangat mengkhawatirkan ba-nyak kain adat tradisional sudahmulai hilang. Karena itu, ia sangatrespek terhadap warga di Seraya,yang meskipun dengan alatsederhana bersedia melakukanfungsi pelestarian.

Wayan Karya menenun denganwarna alam ini sekitar tahun 2003.Ide itu ia dapatkan dari pengalaman-nya. Kain lama atau antik miliknyadijual ke artshop di Ubud ataukepada wisatawan. Hingga suatu satia tersadar, kalau hanya menjual tan-pa berkarya maka warisan budayaini akan habis. Sejak itulah ia akhir-nya mengajak keluarga dan masya-rakat di sekitarnya yang sudah biasamenenun bergabung dalam kelom-poknya untuk berkarya bersama.

Warna alam digunakan dari akarpohon, daun dll. Akar mengkuduyang berwarna kekuningan jikadiberikan campuran kapur me-munculkan warna merah. Sedangkanguna memancing timbulnya warnamerah merasuk ke dalam kaindipakai beberapa jenis babakanseperti babakan kayu kepundungatau loba melalui proses selama tigahari. Warna hitam bersumber dariwarna biru. Jika sudah dimasak de-ngan zat kayu sidawayah berwarnacokelat lalu warnanya akan berubahmenjadi hitam. Terakhir dilakukanperendaman dengan air besi untukselanjutnya diberikan larutan cukasebagai cara pengunci warna. Warnacokelat digunakan bunga sidawayah,

sedangkan biru atau indigo sumber-nya pohon taum, warna kuning darikayu nangka atau kunyit. “Keber-adaan warna tersebut tergantung pe-rekatnya dan kami biasa mengguna-kan getah pisang atau buah pinang,”papar Karya sembari mempertonton-kan proses yang dilakukannya. Iaberharap, ada lebih banyak pelatihandalam hal pengembangan warna.

Karya juga mengungkapkannyakain bebali dalam masyarakattradisional mencakup segala ke-hidupan. Keberadaannya sejak dulumenurut penuturan beberapa tetuadesa memang ada tradisi menenununtuk membuat kain sebagai saranaupacara, lebih banyak dihubungkandengan kegunaannya berkaitanaktivitas sosial budaya. “Betapatidak, dari para orangtua kami men-dapat informasi, bahwa dulu umatHindu di Bali umumnya dalammelaksanakan beragam upacaranyatidak dapat terlepas dari sarana yangbernama bebali ini. Yang berartibebali merupakan bagian hidup bagiorang Bali ketika itu, namun dalamperjalanannya mulai ditinggalkan,”lanjut Wayan Karya didampingiistrinya Nengah Suntira. KetuaDewan Kerajinan Nasional Daerah

Bali ini yang tampak mendengarkandengan tekun dan berjanji akansegera menginformasikan jika adaprogram –program pelatihan untukpara pengrajin.

Menurut Ayu Pastika, kainbebali tumbuh serta berkembang diSeraya cukup memberi sentuhanterhadap perkembangan daerahnya.Jenis kain tradisional dan caramenenun serta pewarnaan yangmenggunakan bahan dari tumbuh-tumbuhan alami ini pun merupakanbagian dari produk budaya, rumpunseni kriya. “Ketika tiap upacarakeagamaan masyarakat Hindu di Balimenyertakan kain bebali sebagaisarana upacara, berarti kain bebalisebagai hasil aktivitas budaya disistem sosial masyarakat tradisionalmemiliki keterkaitan erat dengankegiatan upacara tradisional. Karenaitu, sangat tepat dilestarikan dandikembangkan agar mampu me-nunjukkan jati diri sebagai lokal je-nius, mendapat penghargaan sebagaisuatu karya seni yang pada akhirnyaakan dapat meningkatkan martabatpara penenunnya dan masyarakat dilingkungannya,” kata Ketua TimPenggerak PKK Provinsi Bali ini.

Ny. Ayu Pastika pun mem-

bolak-balik dengan penuh kekagum-an beberapa kain seperti sekordi,bebintangan, rangrangan, kalungpakis, perembon, kaluk cerik, kam-ben besaan renteng, saput polengputih hitam, merah hitam sertakalung dan saput bebintangan yangmemiliki ciri tampilan motif, ukuran,warna kain dengan segala unsur vi-sual yang ada sebagai simbol ber-nuansa religius dengan arti tertentu,berdasarkan adat dan kepercayaanmasyarakat setempat.

Dikatakannya, secara filosofisini berarti bahwa manusia Balimempunyai adaptasi yang sangattinggi dengan alam. Diakui atautidak, kita mesti bersyukur bahwaleluhur Bali telah menyadari danberupaya terus menggelorakan ke-sadaran rwa bhineda untuk ber-adaptasi dengan alam melalui budayayang kita warisi. Selanjutnya budayaitu akan terus hidup dan berkem-bang bila kesediaan untuk mem-produksi kain tradisional itu terusada, dengan tetap menggunakanpewarnaan alam menjadikan hasiltenunan tradisional berkualitastinggi. Warisan leluhur ini akansemakin lengkap jika disertai catatanasal-muasalnya.

“Akan lebih mudah mengangkatdan mempresentasikan kepadapihak luar, jika tiap daerah jugamembukukan sejarah masing-masingwarisan leluhurnya yang diunggul-kan dan kini diproduksi kembalidemi mempertahankan keberada-annya. Terlebih kini akibat pengaruhpariwisata bentuk ragam hias kainbebali mengalami perkembangan.Arahnya pada kepentingan industripariwisata sekaligus menjadi saranapromosi tanpa menghilangkaneksistensinya sebagai karya tradisi,”ucap Ayu Pastika. - ard

Nyonya Ayu Pastika meninjau kerajinan langka

Lima Menit........................................................................................................................................................................dari halaman 1yang latar belakang budaya danseleranya berbeda, tarian dibuat agardapat dinikmati dengan senang.Akan lebih cantik jika kreasi dankemasannya baru sesuai peruntuk-kannya meski inspirasinya daritarian lama,” ujar ibu yang sejaktahun 1990-an sudah banyak men-ciptakan tarian untuk wisatawan ini.Hal ini berarti pula sebuah pengaya-an dan salah satu pelestarian ter-hadap kebudayaan.

Malah dikatakannya, kinimakin banyak pula puri yang mintadiciptakan tarian untuk kemasanwisata. “Kalau biasanya hanya pe-nari yang bisa tampil untuk tamu,kini dengan sentuhan kreativitas,semua lokal jenius seperti adanyakehidupan sosial dan spiritualmasyarakat pendukungnya, para

ibu majejaitan, nyuun gebogan danperwujudan ekspresi budaya me-lalui gerak lainnya, dapat diper-tontonkan. Mereka tidak perlu be-lajar lagi, sebab itu ungkapan eks-presi yang juga merupakan salahsatu kekuatan seni budaya Bali dantermasuk bagian pelestarian nilai –nilai budaya,” kata dosen di Fakul-tas Seni Pertunjukan Jurusan Tari,Institut Seni Indonesia Denpasaryang lebih banyak mengajar teori,seperti metodelogi penelitian, studilapangan serta pengetahuan pari-wisata ini. Kalau pun ada komentarmiring, itu karena mereka belumpaham sepenuhnya. “Sebab, bicarakebudayaan tidak bisa digenerali-sasi. Tiap daerah tidak sama, baikperlakuan, jenis, penempatan danlainnya,” tandas ibu Gede Yoga

Kharisma Pradana dan Made YogieDwiyana Utama.

Saat ada even bergengsi, yangminimal dibuka oleh menteri ataupresiden, dirinya acap kali mendapattugas mengisi keseniannya. Di-pastikan pula ia selalu mengusungtarian baru sesuai tema acara sepertimengenai pemanasan global, per-jalanan dan pariwisata, keselamatankesadaran lingkungan serta kesejah-teraan. “Permintaan yang datangkepada saya kebanyakan minta di-buatkan tari penyambutan dan tarianuntuk makan malam. Dari satu keacara lain, tarian, kostum dan koreo-grafinya tidak boleh sama,” katanyasembari mengaku di lapangan iaseringkali dikejar waktu untukmencipta tarian baru. Untuk itu,Ruastiti memilih bekerja sama

dengan penari alumnus ISI, yangmemang cepat tanggap, memilikiketerampilan yang baik, disiplin, ontime dan profesional. “Semua se-suai dengan pembayarannya yangjuga profesional. Kami banggaberprofesi sebagai penari,” lanjutnyasambil menyebut Tari Bayu Pertiwi,tarian khusus ciptaannya untukWorld Geothermal Congress (WGC)2010, merupakan pagelaran terbesar,terglamor dan kolosal untuk tahunini. “Semuanya menjadi bagianpengalaman menarik saya dalamberkesenian sekaligus ungkapanekspresi jiwa,” kata koreografer yangmerasa bahagia ketika karyanyadiapresiasi. Di luar pencapaian semuaitu, satu hal yang tak akan pernahdilupakannya, yakni bersyukur ataskaruniaNya. —ard

Page 17: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9 - 15 Mei 2010 Tokoh 17

Komnas Antikekerasanterhadap Perempuan

Disosialisasikan di BaliKASUS kekerasan terhadap

perempuan yang banyak terungkapakhir-akhir ini bukan hanya terjadidi Bali tetapi di seluruh Indonesia.Dampak fisik yang ditimbulkanumumnya tidak begitu berat, na-mun yang cukup berat dan mem-butuhkan penanganan secaraprofesional dari aspek kesehatan,psikologi, dan hukum, dampak psi-kologisnya. Demikian dikatakan,Kepala Badan PemberdayaanPerempuan dan Perlindungan Anak(BP3A) Provinsi Bali Luh PutuHaryani, S.E.,M.M. mewakiliGubernur Bali, saat membuka acara“Sosialisasi Komisi Nasional Anti-kekerasan terhadap Perempuan”, diAula Kantor BP3A Denpasar,Rabu (5/5).

Dalam acara yang dihadirijajaran pengurus Komnas Anti-kekerasan terhadap Perempuan ini,Haryani mengatakan, pemerintahtelah mengambil sikap dan langkahkonkret untuk melindungi perem-puan dari segala bentuk kekerasandengan dibentuknya Komisi Nasi-onal Antikekerasan terhadap Pe-rempuan, sebagai lembaga inde-penden, 15 Oktober 1998. Pem-bentukannya berdasarkan Ke-putusan Presiden No. 181/1998dan diperbarui dengan PeraturanPresiden No. 65/2005.

Ketua Tim Sosialisasi, KetuaSubkom Reformasi Hukum danKebijakan Komnas Antikekerasanterhadap Perempuan Dr. KunthiTridewiyanti, S.H., M.A. me-maparkan, komnas ini merupakanlembaga negara independen yangdiberi mandat melaksanakan limabutir tugas.

1. Menyebarluaskan pema-haman atas segala bentuk kekerasanterhadap perempuan Indonesia danupaya-upaya pencegahan danpenanggulangan serta penghapusansegala bentuk kekerasan terhadap

perempuan, 2. Melaksanakan peng-kajian dan penelitian terhadapberbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku sertaberbagai instrumen internasionalyang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi perempuan, 3. Melak-sanakan pemantauan kepada publikdan pengambilan langkah-langkahyang mendorong pertanggung-jawaban dan penanganan, 4. Mem-berikan saran dan pertimbangankepada pemerintah, lembaga legis-latif dan yudikatif serta organisasi-organisasi masyarakat guna men-dorong penyusunan dan penge-sahan kerangka hukum dan ke-bijakan yang mendukung upaya-upaya pencegahan dan penang-gulangan segala bentuk kekerasanterhadap perempuan serta perlin-dungan, penegakan dan pemajuanhak-hak asasi manusia perempuan,5. Mengembangkan kerja sama re-gional dan internasional gunameningkatkan upaya-upaya pen-cegahan dan penanggulangan segala

bentuk kekerasan terhadap perem-puan Indonesia serta perlindungan,penegakan dan pemajuan hak-hakmanusia perempuan.

Kunthi menambahkan, komisi-oner komnas ini untuk periode2010-2014 sebanyak 15 orangyakni 13 perempuan dan 2 laki-laki. Mereka dari kalangan mantananggota DPR, akademisi, peneliti,aktivis, advokat, ulama/pendeta.Komnas memandang, kekerasanterhadap perempuan merupakanperwujudan ketimpangan historisdalam hubungan kekuasaan antaralaki-laki dan perempuan danmerupakan hambatan yang bersifatstruktural bagi tercapainya keadilansosial, perdamaian dan pengem-bangan diri yang berkelanjutan.Kekerasan terhadap perempuanmerupakan fenomena yang sudahada sejak lama, walaupun tiapzaman memunculkan kekhasannyasendiri-sendiri mengikuti kondisisosial, politik, ekonomi danbudaya.

Acara sosialisasi tersebut di-hadiri sekitar 60 peserta dari unsurDPRD Bali, Kejaksaan Tinggi Bali,Pengadilan Tinggi Bali, Polda Bali,SKPD Provinsi terkait, BadanPemberdayaan Perempuan danKeluarga Berencana Kabupaten/Kota se-Bali, Organisasi WanitaDaerah Bali, perguruan tingginegeri/swasta dan lembaga swa-daya masyarakat. Fokus kerjaKomnas didasari pada penilaianbahwa persoalan mutakhir tentangkekerasan terhadap perempuandipengaruhi beberapa kecen-derungan besar pada tahun-tahunyang akan datang, yaitu makinmeningkatnya feminisasi ke-miskinan, berkembangnya se-mangat fundamentalisme danprimordialisme, serta masihlanggengnya impunitas parapelaku pelanggaran HAM berat,termasuk yang mengakibatkankorban perempuan. Dalammenjalankan kegiatannya, Komnasberpegang pada tujuh nilai dasaryakni kemanusiaan, kesetaraandan keadilan gender, keberagaman,solidaritas, kemandirian, akun-tabilitas, antikekerasan, dan anti-diskriminasi. - ard

Aparat Hukum perlu Sensitif GenderPERATURAN perundang-

undangan yang melindungi hakperempuan dan anak dari tindakkekerasan telah ada. Peraturan per-undangan tersebut antara lain UUNo.23 tahun 2004 tentang pengha-pusan kekerasan dalam rumah tangga,UU No.13 tahun 2006 tentang pelakudan korban, UU No.23 tahun 2002tentang perlindungan anak. Namun,angka kasus kekerasan terhadapperempuan dan anak tetap tinggi.Undang-undang tersebut ternyatamampu membuka seluruh persoalanyang dulunya tak tampak dipermukaan, kini bermunculan.

UU tersebut menuntut masya-rakat maupun aparat hukum mampumemiliki sensitivitas gender. Inilahyang mendorong Komisi NasionalPerempuan Antikekerasan terhadapPerempuan (Komnas Perempuan),Lembaga Bantuan Hukum AsosiasiPerempuan Indonesia untuk Perem-puan (LBH APIK) Provinsi Bali, danP2TP2, menggelar pelatihan bertema“Menumbuhkan Sensitivitas Genderdan Hak Asasi Perempuan DalamPenanganan Kasus-kasus Kekerasanterhadap Perempuan di LingkunganPeradilan Umum bagi Aparat PenegakHukum”, di Hotel Harris, 5 s.d. 7 Mei.Pelatihan tersebut diikuti 25 pesertaaparat penegak hukum yakni jaksa,polisi dan hakim dari berbagai daerahse-Indonesia Timur, yakni Bali,Maluku, Maluku Utara, Papua, PapuaBarat, dan Sulawesi Utara.

Kunthi Tridewiyanthi, KomisionerKomnas Perempuan, menjelaskan UUtersebut telah mengubah paradigmamasyarakat. Persoalan yang dulunyahanya masuk di ranah domestik/per-sonal, kini terangkat menjadi persoalanpublik/Negara. UU tersebut mem-berikan nilai positif, masyarakat jauhlebih memiliki sensitivitas terhadapperempuan. Direktur LBH-APIK Pro-vinsi Bali Nengah Budawati, S.H.mengungkapkan, dalam kurun waktulima tahun terakhir pascadisahkannyaUU Kekerasan terhadap Perempuan,ketika terjadi kasus kekerasan baik fisikmaupun psikis yang melibatkan perem-puan, pihaknya menerima laporan takhanya dari korban, namun lebih banyak

dari kerabat dan teman korban. “Bahkanmereka yang semangat membela danmelaporkan kasus tersebut kepadakami. Ini bukti, masyarakat sudahmemiliki sensitivitas terhadap perem-puan,” ujarnya.

Kunthi menambahkan, pihak yangbersedia menjadi pendamping punbermunculan. Berdasarkan data yangdihimpun Komnas Perempuan tahun2009, kasus kekerasan terhadap

perempuan naik 265% dibanding tahun2008, yakni dari 54.425 menjadi143.686 kasus. Meningkatnya kasuskekerasan terhadap perempuan terjadidi lingkup relasi personal, keluarga,komunitas dan peran negara. “Bentukkomunitas meliputi kekerasan seksual,eksploitasi seksual anak, maupunperdagangan manusia. Kekerasan dalambentuk peran negara, meliputi kekerasankarena kebijakan yang dibuatpemerintah diskriminatif,” jelas alum-nus SI Fakultas Hukum UniversitasPancasila 1980 ini. Alumnus S2 dan S3Anthropologi Universitas Indonesia iniberharap, aparat penegak hukum perluberspektif gender jika menemukankorban atau pelakunya perempuan. Saathakim menjatuhkan hukuman kepadasi pelaku perempuan, perlu melihat danmeninjau latar belakang pelakumelakukan tindakan pidana. “Taksemua aparat penegak hukum memilikisensitivitas gender. Banyak kasus yangmelibatkan kaum perempuan, malahmerugikan perempuan,” tambahnya.Misalnya, kasus pembunuhan suami,yang pelakunya adalah istrinya. Ketika

penyelesaian kasus, hakim perlumengkaji dan menelisik latar belakangpembunuhan tersebut. Secara pidana,istri melanggar UU Pidana karenamelakukan pembunuhan. Namun,hakim perlu memiliki sensitivitas gen-der, tak hanya memandang persoalandari segi luar, tetapi lebih mendalam.“Persoalan pembunuhan tersebut terjaditernyata karena kekerasan yangdilakukan suami terhadap anak danistrinya. Ini perlu menjadi pertimbanganaparat penegak hukum,” tegasnya.

Kunthi menilai, tak semua aparatpenegak hukum sudah melek terhadapgender. Akses informasi yang masih mi-nim menjadi kendalanya. Ada banyakalasan mengapa akses informasi tentangperaturan perundangan maupun infor-masi terkait hukum tak bisa diakses. Ka-rena latar belakang daerah yang terisolir,karena kesibukan aparat penegak hukumsehingga tak ada waktu untuk belajar,dan juga karena enggan mengakses in-formasi baru.

Pihaknya juga menyasar maha-siswa fakultas hukum. “Kami bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, agarada mata kuliah tentang perspektifgender yang dintegrasikan dengan matakuliah lain,” katanya. –lik

Kunthi Tridewiyanthi

Nengah Budawati, S.H.

KDRTKDRT

Page 18: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

18 9 - 15 Mei 2010Tokoh

Dikenal berkat..........................................................................dari halaman 3

Tidak Makan karena tak Punya BerasKEHIDUPAN manusia se-

lalu berubah, kadang di atas,kadang di bawah. Saya mem-percayai itu. Demikian penutur-an Ni Ketut Ratika, istri I KetutSudarmada. Masa-masa sulityang pernah dijalaninya,membuat perempuan usia 48tahun ini tetap tegar. “Karenastres, suami saya pernah tidakpulang berbulan-bulan. Sayadan anak-anak pernah tidakmakan karena tak punya beraslagi,” tuturnya dengan suaraparau. Tidak memunyai tem-pat bersandar, akhirnya Ratikamemutuskan ikut orang.Ratika rela menjadi pembantudi rumah orang tersebut agarkedua anaknya tetap bisamakan. “Saya terus berdoa,

agar suami saya sadar daningat pada anak-anak,” tutur-nya sembari menyeka airmatanya. Beberapa bulankemudian, Ketut Sudarmadapulang kembali.

Putu, putra sulungnyamengakui, waktu bocah bebanhidupnya sangat berat. Ia jugamenyadari kondisi orangtuanya.Kadang ia mengaku sedih,melihat teman-temannya mampumengenyam pendidikan tinggi,sedangkan ia hanya tamat SMP.Walau sedih, ia tidak menye-salinya. Kini, ia merasa sangatbangga, mampu membantu or-ang-orang yang tidak bisaberjalan. Saat senggang, iamemanfaatkan hobinya bermaingitar. —ast

Jangan Biarkan Mereka Jadi BebanKEPALA Seksi Industri Disperindag

Kabupaten Tabanan I Gede Sutresna LilaWirya mengatakan, pihaknya sedangmendata kebutuhan alat-alat untukmembuat kaki palsu yang diperlukan KetutSudarmada. “Usaha ini sudah berjalan 10tahun, namun belum mendapatkan responsdari Pemkab. Tabanan. Kami mencobamengajukan data ini ke Pusat agar Ketut

mendapatkan bantuan peralatan ataudukungan lainnya,” ujarnya kepadawartawati Koran Tokoh.

Ketut Sudarmada menuturkan, ia sudahpernah mengajukan permohonan ke Pusat,namun, biasanya Pusat menanti rekomen-dasi dari bawah. Pemkab. Tabanan belummeresponsnya. Ia berharap, birokrasi di-benahi agar bisa lebih responsif. “Orang

cacat juga bagian masyarakat. Kamiberharap, semua elemen masyarakat lebihpeduli pada orang cacat. Orang cacat perludiberdayakan. Jangan sampai merekamenjadi beban keluarga dan negara.Banyak anak cacat yang memiliki potensitetapi belum tersentuh dan terberdayakan.Mereka sudah cacat, miskin pula,”tandasnya. —ast

Dari kiri: Ratika bersama anak angkatnya, Siti Fatima, dan Wayan Sindra( ayah Ketut Sudarmada)

Laporan Koran Tokoh dari Sulsel

Pelayanan Pajak On-lineTingkatkan PAD Sulsel

MASYARAKAT Provinsi Sulawesi Selatan tak perlususah payah menuju kantor samsat saat ingin

membayar pajak kendaraan bermotor. Merekapun tak perlu lama antri. Cukup tiga menit,

layanan samsat mereka terpenuhi. Kini, ProvinsiSulawesi Selatan telah menerapkan pembayaranpajak secara on-line. Mereka pun menggunakan

sistem yang mudah yakni jemput bola. GeraiSamsat Sayang yang berada di Mall Makassar Town

Square (M-Tos) dibuat sebagai langkah untukmempermudah layanan pajak. Sistem pembayaran

pajak drive thru membuat masyarakat tak perlurepot memarkir kendaraan bermotor mereka

saat ingin membayar pajak kendaraan bermotor.

Pemerintah SulawesiSelatan telah setahunm e m b e r l a k u k a n

sistem pajak kendaraanbermotor secara on-line.Pendapatan asli daerah (PAD)ini juga dari pajak kendaraanbermotor maupun bea baliknama kendaraan bermotor. Rata-rata 80% APBD di Provinsiyang memiliki jumlah penduduk8 juta jiwa ini kontribusi pajak-pajak tersebut. Karena itu PADprovinsi ini bersifat tidakpermanen, karena bergantungpada pajak kendaraan bermotor.Sekretaris Daerah ProvinsiSulawesi Selatan Drs. H. AndiMualin, S.H., M.H., di selakegiatannya menyambut ke-datangan rombongan presstour dari Bali 27 s.d. 30 April

menjelaskan, sistem on-lineakan diberlakukan di 24 ka-bupaten/kota di SulawesiSelatan. “Sulsel terdiri atas 24kabupaten/kota dengan 23kantor samsat,” tambahnya.Namun kini, baru tersedia limatitik layanan samsat yangmemberikan pelayanan secaraon-line yakni Kota Makassar,Gowa, Pare-pare, Bone, danPalopo. Tahun 2010, adarencanan penambahan 11 titiksamsat on-line. “Masyarakatbisa membayar pajak di semuatitik tanpa melihat domisilinya.Karena semua titik bisamelayani masyarakat ProvinsiSulawesi Selatan,” katanya.

Mualin menjelaskan per-tumbuhan ekonomi ProvinsiSulsel dua tahun terakhir dan

pendapatan per kapita masya-rakatnya mengalami kenaikan.Jika dulu Rp 9 juta per kapita/per tahun, kini Rp 12 juta perkapita/per tahun. Kenaikantersebut akibat sistem yangdiberlakukan pemerintah Pro-vinsi Sulawei Selatan. Di bidangpertanian, surplus beras 2 jutaton dalam dua tahun terakhir.

Kepala Bidang Pajak DaerahDinas Pendapatan DaerahProvinsi Sulawesi Selatan Drs.Abdul Malik Faisal, S.H., M.Si.,menambahkan total APBDProvinsi Sulsel tahun 2009mencapai Rp 2,2 triliun, 1,2%bersumber dari PAD. SumberPAD, menurut Malik, Rp 400miliar berasal dari pajakkendaraan bermotor, Rp 380miliar bea balik namakendaraan bermotor, dan Rp

150 miliar dari pajak bahanbakar kendaraan. Tahun 2010,target PAD Pemprov. Sulsel Rp1,35 miliar.

Selama triwulan pertamatahun 2010, menurut Malik,telah tercapai 25%. Menurut-nya, kenaikan APBD tersebutdiyakini karena pengaruh dariprogram pendekatan pelayan-an dan kemandirian yang di-lakukan pemerintah Sulsel.Pihaknya optimis, tahun 2010,dua juta kendaraan yang adadi Prov. Sulsel bisa memenuhikewajiban pajaknya. “Dari duajuta unit kendaraan yang adadi Sulsel, kini baru 1.250 unityang telah membayar pajakkendaraan bermotornya. 37 %wajib pajak belum melaksana-kan kewajibannya,” ungkapMalik. —lik

Drs. Malik Faisal, M.Si. Drs. H. Andi Mualin, S.H., M.H.

SEJAK akhir tahun 2009,sembari berbelanja dan mengisiliburan keluarga, masyarakatKota Makassar bisa memenuhikewajibannya membayar pajakkendaraan bermotor mereka.Sebab, di kota ini telahdiberlakukan pembayaran pajakon-line yang dipusatkan dibeberapa tempat yang banyakdikunjungi masyarakat. Salahsatu gerainya dipusatkan disalah satu mal terbesar diMakassar, Mal Makassar TownSquare (M-Tos).

Gerai Samsat Sayang,begitulah masyarakat KotaMakassar menyebutnya. Tiaphari ada tiga orang staf yangsiap melayani. Berbeda dengankantor samsat yang memberi-kan pelayanan hanya pada saatjam kerja, gerai samsat inimemberikan layanan dari pukul09.00 hingga pukul 20.00.

Ada kelebihan yang di-dapat jika membayarkan pajakdi Gerai Samsat Sayang.Pelayanan pembayaran pajakhanya berlangsung sekitar tigamenit.

Wajib pajak cukup mem-bawa KTP, STNK dan BPKBasli.

Samtiana, adalah salahseorang staf Dinas Pendapat-an Kota Makassar yangbertugas di Gerai SamsatSayang mendampingi petugasdari kepolisian dan JasaRaharja. Tak seperti saat iabertugas di kantor SamsatMakassar, jam kerja wanita

berambut pendek ini otomatisbertambah. Jika dulu ia pulangkerja pukul 16.00, kini pukul20.00. Samtiana juga harus relajika tiap minggu waktu libur-nya tersita karena tugas yangharus di jalaninya. “GeraiSamsat Sayang buka tiap hari.Jadi saya tak dapat libur.Mungkin nanti, akan adapenambahan staf, sehinggakami bisa jaga bergantian,”katanya. Namun, itu semua ialakoni dengan senang hati.Samtiana memang harus tetaptersenyum agar bisa mem-berikan pelayanan maksimalkepada masyarakat.

Menurut Samtiana, wajibpajak banyak memanfaatkanGerai Samsat Sayang saat haridan jam kerja. “Sembari ber-angkat ke kantor, masyarakatmampir ke gerai kami,”katanya. Justru saat hari libur,

kondisi Gerai Samsat Sayangsepi. “Mungkin merekaenggan jalan-jalan membawapersayaratan samsat sepertisalah satunya BPKB,”tambahnya. Dalam sebulanada sekitar 40 unit kendaraanyang ia tangani pembayaranpajaknya.

Pembayaran pajak jugadilakukan dengan sistemdrive thru. Masyarakat takperlu turun dari kendaraanketika mereka ingin memper-panjang STNK atau membayarpajak kendaraan. KantorSamsat Kabupaten Gowa,misalnya, telah memberlakukansistem pajak on line drive thrusejak akhir Maret lalu. Pelayan-an tersebut memang barudiberlakukan. Dalam sebulanbaru 122 unit kendaraan yangmereka tangani; per hari rata-rata 15 unit kendaraan. —lik

TAK hanya di Bali, kekura-ngan guru agama Hindu jugaterjadi di Provinsi SulawesiSelatan. Masyarakat Hindu diSulawesi Selatan tak risau.Mereka membuat sebuahpasraman sebagai tempat siswaHindu tingkat SD hinggaperguruan tinggi yang tinggaldi Sulawesi Selatan bisamengenyam pendidikan agamaHindu. Meski bersifat nonfor-mal, pasraman yang diberi namaVyata Sathya Karma ini telahmenjalin kerja sama denganDinas Pendidikan Provinsitersebut. Kerja samanya dalamhal pemberian nilai. “Maklum, disekolah mereka tak mendapat-kankan pelajaran Agama Hindu,jadi mereka belajar di pasraman.Tiap semester, guru-guru dipasraman yang akan menyetornilai mereka ke sekolah,” ungkapKomang Murtini, salah seorangpengajar pasraman tersebut.Menurut Murtini, sebagianbesar pengajar di pasramantersebut masyarakat Sulsel asalBali yang merantau ke Makas-sar. Tak semua guru memilikilatar belakang pendidikansebagai guru. Proses belajar-mengajar dilakukan seminggusekali, secara bergantian. Mak-

lum, ruang yang tersedia dipasraman hanya tujuh rua-ngan. “Biasanya kami memakaisistem shif. Siswa SD belajarpada pagi hari, dilanjutkanSMP, SMA dan Perguruantinggi. Semua kegiatan belajar-mengajar berlangsung hariMinggu,” kata Murtini. Siswayang menampuh pendidikanagama Hindu di pasramantersebut cukup banyak. Me-nurut Murtini ada sekitar 200siswa. Dengan tenaga peng-ajar sebanyak 10 orang.

Pesraman Vyata SathyaKarma berdiri sejak tahun 2001.Lokasinya menjadi satu areadengan Pura Giri Natha yangberdiri tahun 1973. Pasramantersebut didirikan ParisadaHindu Dharma IndonesiaProvinsi Sulawesi Selatan.Lokasinya di pusat KotaMakassar. Tiap ada upacaraagama seperti piodalan,purnama, pura tersebut cukupramai. Maklum, pura tersebutmenjadi pusat peribadatan 600KK penduduk agama Hinduyang ada di Sulawesi Selatan.Mereka memiliki banjar yangdiberi nama Banjar Bali.Pertemuan rutin yangdilakukan warga di Banjar Bali

KINI Bali memang sedangmengalami krisis kekuranganguru agama Hindu. Kebutuhanguru Agama Hindu 9.213 orang.Kantor Kementerian AgamaProvinsi Bali mengacu pada PPNo. 74/ 2008 psal 17 ayat 1bahwa rasio guru dan siswa dijenjang TK 1 guru : 15 anakdidik, SD/SMP/SMA/SMK 1guru: 20 siswa (Balipost, 2 Mei2010). Solusinya, selainpengangkatan guru agamaHindu, juga mengembangkanpendidikan formal keagamaanberbasis pasraman.

Kepala Kantor KementerianAgama Provinsi Bali Drs. IGAKSuthayasa menjelaskan, pasra-man nantinya akan menjadipusat pendidikan agama Hinduyang sifatnya pendidikan for-mal. Ada lima jenjang mulai daritingkat TK hingga perguruantinggi. “Tingkat TK disebut AdiWidya Pasraman, tingkat SDPratama Widya Pasraman,tingkat SMP Madyama WidyaPasraman, tingkat SMA UtamaWidya Pasraman, dan tingkatperguruan tinggi Maha Widya

Pasraman,” ujarnya. Anak didikyang menempuh pendidikan dipasraman formal tersebut tetapmemperoleh mata pelajaranlayaknya di sekolah umum.Yang membedakan, adapenambahan jam pelajaranagama Hindu. “Jika sekolah for-mal hanya mendapatkan duajam pelajaran agama Hindu, dipasraman formal, siswa men-dapatkan 10 s.d. 15 jampelajaran,” katanya. Tamatandari pasraman formal, kelak bisabekerja di berbagai bidang, baikguru, tenaga penyuluh,maupun pembimbing mental.

Meski peraturan MenteriAgama terkait PP No 55 tahun2007 belum keluar, pihaknyatelah melakukan beragam per-siapan. “Kami telah menyiapkanpasraman formal berupa 32tingkat TK, 4 SD, 3 SMP, 3SMA, dan 3 perguruan tinggi,”katanya. Namun, saat ini sekola-sekolah yang kelak disiapkansebagai pasraman formal masihberada di bawah naunganpihak swasta. “Kami sudahmenjalin kerja sama. Jika itu

sudah jalan, pemerintah akanmembuat pasraman formal,”katanya.

Pengalaman di ManadoMenduduki jabatan ter-

tinggi di Kantor WilayahKementerian Agama ProvinsiBali tak secara sertamertadiperoleh IGAK Suthayasa.Ada banyak pengalaman unikyang ia lakoni selama menjaditenaga ahli agama. Tahun 1976s.d. 1986, Suthayasa pernahbertugas sebagai pembimbingmasyarakat Hindu-Buddha diKota Manado, Sulawesi Utara.Saat itu, dia menjadi satu-satunya guru agama Hindu diwilayah Manado. Pusat ke-giatan belajar-mengajar khususAgama Hindu dilakukan di luarsekolah. Ia pun memanfaatkansebuah pasraman. Untukmenanggulangi minimnyaguru agama Hindu untukwilayah Sulut, saat itu,pihaknya mengirimkan tamat-an SMA menempuh pen-didikan agama Hindu ke Bali.Setelah tamat mereka di-

anjurkan mengabdikan dirimenjadi guru agama Hindu ditempat tinggal mereka diManado.

Direktorat Jenderal Hinduketika itu juga memberlakukansistem ekstrane, yakni mem-berikan mata pelajarantambahan tentang agamaHindu kepada siswa yangtamat SMA. Siswa ditatarmenjadi guru agama Hindu.Sehingga saat penataran usai,mereka bisa membantu meng-ajar agama Hindu. –lik

Di Bali DisiapkanPasraman Formal

Drs. IGAK Suthasaya

Membayar Pajaksembari Jalan-jalan

Suasana Gerai Samsat Sayang yang berlokasidi Mal M-Tos Makassar

Di SulselBelajar Agama Hindu

di Pasraman

Komang Murtini

lebih banyak saat ada upacarakeagamaan. “Jika pertemuanrutin bulanan hanya dihadiripengurus banjar. Biasanyamembicarakan perkembanganpura, pasraman, dan masyarakatBali di Sulsel,” kata Murtini.

Tak hanya pasraman, diarea pura juga terdapat GedungSerbaguna. Gedung itu sebagaikantor sekretariat PHDI danKMHDI.

Wanita asal Seririt, Bule-leng, ini cukup mengenalaktivitas di Pura Giri Natha. Iaturut melayani kegiatanpersembahyangan di puratersebut sejak tahun 2000.Suaminya, Nyoman Merta,salah seorang pemangku dipura tersebut. Murtini menjadiwarga Sulawesi Selatan sejaktahun 1973. Ia mengikutikerabatnya yang bertugas diMakassar. —lik

sudah mengajukan 20 proposal tetapi tidak pernah mendapatrespons. Saya akhirnya jengah, dan mencoba berdiri sendiri.Kalau terus menanti uluran tangan dari orang lain, sampai kapan?”ujarnya bernada lirih.

Untuk bertahan hidup, Ketut bersama istrinya memutuskanberjualan nasi. Makanan khas Bali yang dijualnya menjadifavorit di desanya. Namun, Ketut tetap membantu orangcacat yang ingin dibuatkan kaki palsu. Walau keluarganyamiskin, ia tetap ingin berbagi dengan orang lain. Berbagaiupaya ditempuhnya, sampai-sampai meminjam uang kerenternir. “Jatah untuk keluarga saya kurangi. Untungnya merekamengerti. Anak saya tidak sekolah tinggi. Anak pertamahanya tamat SMP walau sempat mengenyam pendidikan diSTM. Namun, saat ulangan umum dikeluarkan karena tidakmampu mambayar SPP,” kata Ketut. Namun, Ketut tidakmarah. Justru anak sulungnya, kini sangat terampil membuatkaki palsu karena waktu luangnya terus dimanfaatkan untukbelajar membuat kaki palsu.

Anak sulung Ketut, Putu Pande Ambara Dana, kinidipercaya sebagai asistennya. Anak keduanya, Pande MadeBeni Ariadi, tamat SMA, dan kini bekerja di sektor pariwisata.

Angkat AnakTahun 2006, tiba-tiba seorang perempuan membawakannya

bayi mungil yang berusia 7 bulan ke rumahnya. Perempuanitu memohon Ketut dan keluarganya membantu merawat danmembesarkannya.

“Awal mulanya, istri saya keberatan karena hidup kamisaja sudah pas-pasan. Jangankan untuk menambah anak lagi,untuk makan saja kekurangan. Namun, saya trenyuh melihatbayi laki-laki tersebut,” tuturnya. Akhirnya, Ketut menerimabayi tersebut dan diangkat sebagai anak dan diberi namaKomang Sadu Gunawan.

Enam bulan setelah kejadian itu, Ketut bermimpi diberisesuatu oleh seseorang. Beberapa hari kemudian, tiba-tibaseorang pengusaha dari Jakarta bernama Sugeng Hartonomengontaknya. Dia mengetahui keberadaan Ketut lewat beritadi salah satu koran. Dia bertemu Ketut dan langsungmenawarkan bantuan Rp 50 juta sebagai modal.

Pelan tetapi pasti, kaki palsu buatan Ketut mulai dikenal

orang. Bahan bakunya kayu waru, kayu gembinis, ataukayu sengon, kulit, fibber glass, dan plat. Kaki palsubuatannya ini bertahan lama. Dua pasien pertamanyasudah memakai kaki palsu ini sekitar 10 tahun, sampaisekarang tidak bermasalah.

Kini, sudah banyak pasien yang menggunakan kakipalsu buatannya. Ketut dan putra sulungnya juga bisamengunjungi berbagai daerah di Indonesia saatmembawakan kaki palsu ke rumah pasiennya.

Ketut mengatakan, pembuatan kaki palsu ini memakanwaktu tiga hari. Setelah itu, pasien dilatih berjalan.Tergantung kondisi pasien. “Ada yang seminggu sudahbisa dengan baik memakai kaki palsu. Ada juga yangperlu waktu berminggu-minggu. Yang penting, kaki palsuitu nyaman dipakai,” jelas Ketut.

Pasien terkecil yang pernah ditangani berusia 4,5 tahundan yang tertua 78 tahun. Kesulitan yang dialaminya,memotivasi anak-anak untuk belajar berjalan menggunakankaki palsu. Perlu kesabaran untuk melatih mereka.

Kaki palsu ini bisa dibuka pasang. Saat mandi, tiduratau lelah menggunakanya, pasien dapat melepasnya.

“Untuk membuat kaki palsu, saya harus belajar 4ilmu yakni ilmu kedokteran, psikologi, teknik, dan ekonomi,“ selorohnya sembari tertawa.

Beratnya 1 ½ KilogramSelain dibantu anaknya, Ketut kini dibantu seorang

karyawan. Namanya Pan Erik. Selain bekerja di kebun,lelaki ini sering bertandang ke rumah Ketut. Lama-kelamaan,ia tertarik membantu Ketut.

Berat satu kaki palsu hampir 1½ kg. Setelah dibuatkansketsa sesuai kontruksi tulang oleh Ketut, mulailah PanErik membuat telapak kaki dari kayu yang dilapisi karet.Kemudian disumbat dengan plat sebagai penyangganya,dan dilapisi kulit dan fiber glass. Pengerjaan ini diulangsampai tiga kali. Setelah dijemur, diamplas dan dicatsesuai warna kulit, dibuatkan penyangga di paha. Setelahkaki palsu jadi, pasien langsung mencobanya. “Asalkanpasien sudah merasa nyaman, langkah berikutnya tinggalbelajar berjalan saja,” kata Pan Erik. –ast

tkh/

sep

Page 19: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

9 - 15 Mei 2010 Tokoh 19TrendiTrendi

Kakek 82 Tahun tidak Makan-Minum Selama 70 Tahun

Ia tidak diberi makan jugaminum. Satu-satunya cairanyang diperbolehkan adalahobat kumur yang harus di-muntahkannya kembali da-lam gelas dalam jumlah yangsama untuk memastikan tidakada yang tertelan.

Sejauh ini, semua berjalanlancar. Setiap waktu kondisitubuhnya diperiksa untukmengetahui apakah terjadiperubahan. Menariknya, se-lama enam hari, kondisi ka-kek itu tetap segar-bugar.Tidak ada yang berubah, ti-dak ada tanda kelaparan, de-hidrasi, juga tanda-tandakelesuan.

Sebenarnya berpuasaadalah kebiasaan yang lum-rah di kalangan masyarakatHindu India. Sebab itu me-rupakan bagian dari ibadahagama mereka. Mereka ka-dang berpuasa hingga dela-pan hari tanpa mengalamigangguan apa pun padatubuhnya.

Kebanyakan manusia ha-nya bisa bertahan hidup tan-pa makan selama 50 hari.Sedang rekor bertahan tanpa

makan adalah 74 hari, yakni,sebuah aksi mogok. Sementaraketahanan manusia tanpa mi-num, lebih pendek lagi, yakni,rata-rata hanya mampu ber-tahan antara 3-4 hari.

Rencananya, tim dokterakan melakukan pengamatan iniselama 15 hari. Dokter mem-perkirakan—normalnya— saatitu akan terjadi perubahan dras-tis pada tubuh pertapa tua itu,seperti, dehidrasi serius, ke-lelahan serta penurunan se-jumlah organ penting tubuh.

“Klaim ini sedang diveri-fikasi. Jika benar, ini merupakanterobosan penting bagi ilmukedokteran. Kami akan dapatmembantu menyelamatkan hi-dup manusia. Kami bisa meng-ajarkan kepada masyarakattentang teknik bertahan hidupdalam kondisi hanya sedikitmakan-minum atau malah tidakada samasekali,” ungkap Dr. G.Ilavazhagan, Direktur DefenceInstitute of Physiology & Al-lied Sciences. Institut ini biasa-nya melakukan riset-riset demikepentingan pertahanan India,seperti pengembangan droneaircraft, rudal balistik antar-

benua dan bom jenis baru.Jika penelitian ini berhasil,

akan menjadi sebuah terobosanberharga bukan saja untukkepentingan militer tapi jugamasyarakat India secara ke-seluruhan. Prahlad bisa meng-ajarkan pada prajurit teknik ber-tahan hidup tanpa makan-minum, atau korban bencanaalam bertahan tanpa makan-minum sampai bantuan datang.

Prahlad Jani adalah seorangpetapa Hindu yang selama inihidup di sebuah goa dekatcandi Ambaji di negara bagianGujarat. Ia mengaku meninggal-kan rumahnya pada usia tujuhtahun dan hidup sebagai

pengembara Sadhu atauorang suci di Rajasthan.

Ia percaya bahwa ke-mampuannya bertahan hidupberkat seorang dewi yangmemberi tetesan air mujarabmelalui dinding langit-langitmulutnya. Sehari-hari Prahladmemakai pakaian pemuja DewiAmbaji yakni, kain sariberwarna merah, cincin hi-dung, gelang dan bunga-bungaan merah di rambutnya.Ia juga memakai tanda didahinya, yang biasanya di-pakai wanita Hindu yang telahmenikah. Para pengikutnyamemanggilnya ‘Mataji’ (dewi).

—dia/berbagai sumber

LUAR biasa! Seorang kakek asal India mengklaimdiri bisa bertahan hidup tanpa makan dan minumselama lebih dari 70 tahun. Lelaki India berusia82 tahun itu bernama Prahlad Jani (Mataji).Ilmuwan militer India tertarik dengan klaimtersebut dan guna membuktikan klaimnya, iamenjalani karantina di sebuah rumah sakit diAhmedabad, Gurjarat.

Prahlad Jani yang mengklaim diri bisa bertahan hiduptanpa makan dan minum selama lebih dari 70 tahun

Kucing sebagaiTeman Berbagi KasihBanyak orang tertarik memiliki

binatang peliharaan di rumah. Salahsatunya kucing. Di Bali, komunitas

pencinta kucing belum banyak. Namun, disebuah bangunan rukan dengan warna hijauberlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai,Simpang Siur, Kuta terdapat sebuah wadahkegiatan pecinta kucing khususnya jenis rasPersia. Di sini para penyayang hewan bululembut kerap berkunjung. Ada yang datanguntuk mencari jodoh kucingnya, ada yangmenitip agar kucingnya bisa gaul sehinggatak lagi garang atau terlalu penakut, bahkanbagi yang berniat melakukan perjalanan jauh,mereka datang untuk menitipkan kucing-kucing kesayangannya.

Menurut Kurniawati pe-ngelola kegiatan ini, gagasanmendirikan komunitas terbersitdari kecintaannya kepada simeong. Jumlah anggota semuladari beberapa orang lambat launmeningkat mencapai 150 orang.Dengan sering melakukan ko-munikasi antara sesama cat-lovers di toko pakan hewanpeliharaan atau ketika ia me-masang iklan untuk mencariorangtua bagi anakan kucing-nya, ternyata membuahkankeaktifan mengasyikkan. Se-perti sebuah acara pertemuanantar pecinta kucing yang di-selenggarakan pada 2 Mei lalu,pecinta kucing berkumpul untukikut melombakan kucing pe-liharaan mereka. Memang bu-kan sebuah kontes akbar tetapimembantu menambah keakrab-an pertemanan antara sesamapencinta kucing.

Kurniawati yang merelakanrukannya disulap menjadi tem-pat bernaungnya para kucingimut-imut berbulu halus menga-

takan kehadiran kucing dapatmemberikan hiburan serta peng-usir stres bagi pemeliharanya.“Kucing dapat juga menjaditeman berbagi kasih serta me-lawan kesepian,” ujarnya.

Memang, kucing dan ke-mampuan penyembuhan telahdiketahui sejak berabad lalu.Susan Chernak Mac Erloy da-lam bukunya “Animal asTeacher & Healers” menulispenyembuhan bukan hanyamembereskan tubuh. Penyem-buhan juga berarti menyam-bung hati patah, menemukanimpian hilang, mengurangi bah-kan melenyapkan ide dan pikir-an buruk.

Tak mengherankan jika darisekian jumlah pecinta kucingsebagian besar terdiri muda-mudi lajang, pasutri yang belummemiliki keturunan atau jugayang telah kehilangan sangpendamping hidupnya. Ke-hadiran kucing ternyata dapatmengurangi rasa sepi, jenuhserta menjadi penyejuk jiwa.

Tetapi, biaya perawatan kucingbagi yang berpenghasilan pas-pasan sulit untuk dilaksanakan.Untuk seekor kucing Persia,pakan standar yang diperlukanminimal Rp 250 ribu per bulan,belum termasuk vitamin, obat-obatan, dan perangkat-perangkat yang dibutuhkanuntuk menjaga kesehatannya.

Amsul Nababan pemilik 12ekor kucing Persia dari jeniskontes, menambahkan bukanhanya ongkos perawatan mahalnamun jika benar-benar inginmemiliki kucing berkualitastinggi maka harus bisa mem-peroleh sertifikat kelahirankucing. Amsul sudah berga-bung dalam Indonesian CatAssociation menuturkankucing-kucing peliharaannyabernilai tinggi, minimal Rp 8juta.

Kurniawati mengatakanajang pertemuan sesama pen-cinta kucing dimaksudkan jugasebagai forum diskusi. Melaluikomunitasnya ia berharap paraanggota bersepakat berpatokanpada standar harga kucing yangakan diadopsikan (dijual). Bila

orang ingin membeli denganharga begitu rendah kemung-kinannya calon pembeli itu ti-dak memiliki kekuatan finansialyang cukup, dikhawatirkankucingnya tak akan dapat di-rawat maksimal atau ada mak-sud lain yaitu mencari ke-untungan dengan menjualnyalagi. Itulah sebabnya ia senan-tiasa mengupayakan terjalinnyakomunikasi berkesinambungandengan orang-orang yang telahmengadopsi kucing-kucingnya.

Namun, ketika ia menerimaindekos kucing justru ia tidakmematok harga tinggi, hanyaRp 25 ribu per hari karena iatidak ingin memberatkan bebanekonomi pemiliknya sehinggajatah untuk pakannya kelaktidak terpangkas oleh bea pe-nitipan.

Dalam keaktifan ini, Kurnia-wati menemukan kegembiraankarena selalu berada didekatkucing-kucing yang manis danteman-teman yang mengasyik-kan dengan karakter khas yaitulembut dan penyayang sertatopik obrolan yang tak pernahmenjemukan tentang kucing.

Tujuh tahun lalu ia pernahmenderita stres sehingga mun-cul gangguan panik namun ber-kat kucing-kucingnya yang kiniberjumlah hampir 50 ekorsyukurlah gelombang paniksudah tidak lagi menghampiri-nya. —tin

Kurniawati dengan kucingnya

Rajin Cuci TanganDalam hal perawatan kucing

Persia menurut drh. ChristianPribadi Liemantoro tidaklahterlalu sulit. Untuk mencegahkucing terkena penyakit fatalseyogyanya ketika masih ber-usia dua bulan dilakukan vak-sinasi pertama. Sebulan kemu-dian vaksin ulangan. Sesudahitu, tiap tahun. Untuk meng-hindari terkena cacingan kucingharus diberi obat cacing tiap 4bulan sekali.

Karena kotoran kucing da-pat menimbulkan potensi men-jadi sumber penyakit makadokter ini menyarankan agarsetelah bersentuhan dengankucing rajin mencuci tangan.Selain itu harus disediakankotak berisi pasir khusus bagisi kucing jika ingin membuang

kotorannya. “Kucing pun harussering disisir bulunya, dibersih-kan mata, hidung dan telinga-nya. Ia juga perlu dimandikansecara teratur agar tidak mudahterserang penyakit kulit yang

dapat juga menular pada kulitmanusia,” kata drh. Christian.

Bagi keluarga yang inginmemiliki hewan peliharaan tentusaja Kurnia menyarankan agarmengadopsi kucing Persia ka-rena bentuk dan raut muka yangimut, bulu gembrong bak bo-neka. Anak dapat diajar untukmenjadi penyayang serta ber-tanggung jawab pada peme-liharaan kucingnya. Suasanarumah juga akan berubah me-riah dengan kehadiran kucingyang lucu. “Itulah sebabnyasaya tidak ingin menggunakanistilah menjual kucing namunsaya menjual kasih kepadakucing sehingga seseorangakan menjadi pengasih setelahmembelinya”, kata Kurnia sam-bil tersenyum. —tin

Para pencinta kucing bersama kucing-kucingnya dalam acara kontes kucing

Berbagi Kebahagiaan1. Ketika dengan tulus berbuat sesuatu atau

memberikan sesuatu kepada orang lain, kitamendapatkan dua kali berkat. Memberi dengantulus selalu memberikan kebahagiaan padapemberinya selain pada penerimanya. Dalamkehidupan yang sibuk, menyisihkan waktuuntuk memberi sedikit kebahagiaan pada oranglain, membuat kita memperoleh lebih banyak lagikebahagiaan.

2. Membagikan kebahagiaan tidak perlubesar-besaran atau berupa hadiah yang mahal.Senyuman yang tulus dan beberapa ucapanyang ramah dapat memiliki arti yang sama besar,bahkan lebih. Seorang teman bercerita pada sayabahwa ketika ia sedang sangat tertekan akibatkeluarga dan kariernya, seorang wanita tua men-dekatinya di salah satu swalayan. Wanita ituberkata, “Kau kelihatan sangat lelah. Jaga dirimubaik-baik.” Teman saya meneteskan air mata,karena ia memang sangat letih. Seseorang yangtak dikenal atau orang asing telah membagikan

kebahagiaan padanya. Walaupun hanya satukalimat, namun, penuh makna dan sangat berarti.

3. Untuk membagikan kebahagiaan, kita tidakharus sangat berbahagia. Sering terjadi,kebahagiaan datang dalam bentuk pantulan. Kitatidak perlu mengejarnya untuk kepentingankebahagiaan, atau kepuasan kita. Sangat seringkebahagiaan datang ketika kita memberikebahagiaan pada orang lain seperti keluarga,teman, atau orang asing.

4. Ketika kita memberikan kebahagiaan padaorang lain, karunia Tuhan mengembalikan semuayang kita berikan. Orang yang menyisihkanwaktu untuk orang lain menemukan diri merekamenyisihkan waktu juga untuk dirinya sendiri.Urusan membagikan kebahagiaan ini menjadisituasi saat semua menjadi pemenang danmemperoleh keuntungan. —ast

Sumber:How to Make Someone’s Day

by Kathy Peel

drh. Cristian Pribadi Liamtoro

Konsultasi KecantikanRubrik konsultasi kecantikan ini ditujukan khusus membahas seputar

masalah kecantikan yang diasuh AA Ayu Ketut Agung. Bara parapembaca Koran Tokoh yang mempunyai masalah seputar kecantikan,

silakan kirim pertanyaan ke Kursus Kecantikan dan Salon Agung di JalanAnggrek 12 Kereneng, Denpasar dan sertakan kupon cantik. Bagi pembaca

yang pertanyaannya dimuat, akan diberikan bingkisan kosmetikdari Inez Cosmetic.

Merawat Wajah PraktisYth. Ibu AgungSaya karyawati swasta, usia 30 tahun. Kesibukan saya

menyebabkan saya tidak mempunyai banyak waktu untuk merawatdiri. Mohon bantuan Ibu rangkaian kosmetik yang praktis dancocok untuk semua jenis kulit, misalnya pembersih menggunakansabun dan pelembab yang bisa melembabkan kulit karena sayabekerja di ruangan yang ber-AC serta mohon ditampilkan modelbusana modifikasi tanpa kebaya yang dapat digunakan untukacara resepsi pernikahan.

Sukma Dewi, Padangsambian

Yth. Ibu Sukma DewiBersama ini saya sampaikan

serangkaian produk perawatan wajahyang praktis dan mudah untukdigunakan. Sabun pembersih wajahuntuk semua jenis kulit Skin Clarify-ing Facial Foam dari Inez Cosmetic.Sabun ini mempunyai fungsi ganda yaitusebagai sabun pembersih sekaligusmerupakan pemutih dan mengandungekstrak Mulberry yang berfungsimencerahkan kulit wajah dan Surfac-tant yang menghasilkan busa pem-bersih lembut sehingga tidak membuatwajah menjadi kering. Setelah itugunakan pelembab dan dilanjutkandengan penggunaan make-up.

Berikut ini contoh busanamodifikasi tanpa kebaya yangbisa digunakan untukresepsi pernikahan.

Selamat mencoba.

Page 20: tkh_591_xi_9-15_mei_2010

20 9 - 15 Mei 2010Tokoh PromoPromo