titrasi_iodimetrii

5
Kimia Analitik 2 Selasa, 15 April 2014 1 TITRASI IODIMERI Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus 1 UIN Syahid Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 TangSel Abstak Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Karena itu iodin adalah sebuahagen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Pada praktikum ini titrasi dilakukan secara duplo. Untuk titrasi pertama didapatkan 1,6 ml dan titrasi kedua didapatkan1,4 ml. Pendahuluan Iodimetri adalah penentuan kadar senyawa dengan potensial oksidasi yang lebih besar, dan iodimetri digunakan untuk menentukan kadar senyawa misalnya asam askorbat, natrium askorbat, natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya (finop). Sistem redoks iodine (triiodida)-iodida mempunyai potensial standar sebesar +0,54 V. karena itu iodine adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganate, senyawa serum (IV), dan kalium dikromat. Di lain pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh, dari pada ion Fe(II). Dalam proses-

description

tara

Transcript of titrasi_iodimetrii

  • Kimia Analitik 2 Selasa, 15 April 2014

    1

    TITRASI IODIMERI

    Eka Yulli Kartika

    1112016200031

    Kelompok 3:

    Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti

    Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus 1 UIN Syahid Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 TangSel

    Abstak

    Iodimetri merupakan suatu metode titrasi iodometri secara langsung yang mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Karena itu iodin adalah sebuahagen pengoksidasi

    yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Dalam titrasi iodimetri, iodin dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit. Pada praktikum ini titrasi dilakukan secara duplo. Untuk titrasi pertama didapatkan 1,6 ml dan titrasi kedua didapatkan1,4 ml.

    Pendahuluan

    Iodimetri adalah penentuan kadar senyawa dengan potensial oksidasi yang lebih besar, dan iodimetri digunakan untuk menentukan kadar senyawa misalnya asam askorbat, natrium

    askorbat, natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya (finop).

    Sistem redoks iodine (triiodida)-iodida mempunyai potensial standar sebesar +0,54 V. karena itu iodine adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganate, senyawa serum (IV), dan kalium dikromat. Di lain pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh, dari pada ion Fe(II). Dalam proses-

  • Kimia Analitik 2 Selasa, 15 April 2014

    2

    proses analitis, iodine dipergunakan sebagai sebuah agen pengoksidasi(iodimetri), dan ion iodide dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Dapat dikatakan bahwa hanya sedikit saja substansi yang cukup kuat sebagai unsure reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodine. Karena itu jumlah dari penentuan-penentuan iodimetrik adalah sedikit (Underwood; 298)

    Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromide. Perak merkurium (I), merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kaliun iodide, KI 0,1M. asam sulfat pekat dengan iodide padat, iod akan dibebaskan pada pemanasan, uap lembayung dilepaskan yang mengubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hydrogen iodide terbentuk, ini dapat dilihat dengan meniup melintasi mulut bejana, pada mana dihasilkan asap putih, tetapi kebanyakan darinya mereduksi asam sulfat itu menjadi belerang dioksida, hydrogen sulfide, dan belerang, yang perbandingan relative mereka bergantung pada konsentrasi reagensia. Hydrogen iodide murni terbentuk pada pemanasan dengan asam fosfat pekat. Jika mengandung dioksida ditambahkan

    kepada campuran tadi, hanya iod yang terbentuk, dan asam sulfat itu tidak direduksi (Vogel; 350-35).

    Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair pada suhu 190-192C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1g dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 g larut dalam 50 ml alkohol absolut atau 100 ml gliserin) dan tidak larut dalam benzena, eter, kloroform, minyak dan sejenisnya. Vitamin C tidak stabil dalam bentuk larutan, terutama jika terdapat udara, logam-logam seperti Cu, Fe, dan cahaya.

    Ada beberapa metode dalam penentuan kadar vitamin C yaitu:

    a. Metode titrasi iodimetri

    Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibandingkan iodium dimana dalam hal ini potesial reduksi iodum +0,535 volt, karena vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil ( +0,116 volt) dibandingkan iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Deteksi titik akhir titrasi pada

  • Kimia Analitik 2 Selasa, 15 April 2014

    3

    iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan memberikan warna biru kehitaman pada saat tercapainya titik akhir titras

    b. Metode titrasi 2,6-diklorofenol indofenol

    Larutan 2,6-diklorofenol indofenol dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedangkan dalam suasana asam akan berwarna merah muda.

    c. Metode Spektrofotometri Ultraviolet

    Metode ini berdasarkan kemampuan vitamin C yang terlarut dalam air untuk menyerap sinar ultraviolet, dengan panjang gelombang maksimum pada 265 nm dan A11 = 556a (Pdf; usu).

    Bahan dan Langkah Kerja

    Alat dan Bahan :

    Buret 1 buah Statif dan klem sepasang Labu Erlenmeyer 1 buah

    Lumping dan alu 1 buah Pengaduk 1 buah

    Spatula 1 buah Neraca analitik 1 buah Pipet tetes 3 buah Kaca arloji 1 buah Gelas ukur 25 mL 1 buah Gelas ukur 100 mL 1 buah Vitamin C secukupnya Aquades secukupnya

    H2SO4 10% 5 mL Indicator amilum 1% 20 tetes

  • Kimia Analitik 2 Selasa, 15 April 2014

    4

    Langkah Kerja :

    1) Siapkan alat-alat untuk titrasi 2) Masukkan iodin 0,1M secukupnya kedalam buret 3) Haluskan vitamin C menggunakan lumpang dan alu 4) Timbang vitamin C sebanyak 0,5 gram 5) Masukkan vitamin C tersebut kedalam gelas kimia, lalu tambahkan 100 mL aquades.

    Aduk sampai larut 6) Ambil 10 mL larutan vitamin C kemudian encerkan dengan 90 mL aquades. Lalu aduk 7) Setelah itu masukkan 25 mL larutan tersebut kedalam labu Erlenmeyer 8) Tambahkan H2SO4 10% sebanyak 5 mL kedalam labu Erlenmeyer 9) Tambahkan 20 tetes indicator amilum 1%

    Hasil dan Pembahasan

    Pada praktiku kali ini yaitu berjudul titrasi iodimetri vitamin c. praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar vitamin c atau asam askorbat.

    Titrasi iodimetri termasuk kedalam titrasi redoks. Redoks terdiri dari 2 yakni, reduksi dan oksidasi. Pengukuran kadar vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin

    sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap (Pdf; UNDIP). Adapun titrasi dilakukan secara duplo. Untuk titrasi pertama didapatkan 1,6 ml dan titrasi kedua didapatkan1,4 ml.

  • Kimia Analitik 2 Selasa, 15 April 2014

    5

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

    Titrasi dilakukan secara duplo. Untuk titrasi pertama didapatkan 1,6 ml dan titrasi kedua didapatkan1,4 ml.

    Daftar Pustaka

    Day, JR R.A dan A.L. Underwood. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga; Jakarta

    Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisi Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikri. PT Kalman Media Pustaka; Jakarta

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29868/4/Chapter%20II.pdf

    http://eprints.undip.ac.id/25483/1/ML2F003483.PDF

    http://www.finop.tk/2013/06/laporan-kimia-analisis-titrasi-reaksi_12.html