Titrasi Konduktometri Kel 3 (1)

25
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ANALITIK TITRASI KONDUKTOMETRI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015 MODUL : TITRASI KONDUKTOMETRI PEMBIMBING : DEWI W DISUSUN OLEH KELOMPOK :3 ASRI NURDIANA 1414240 07 DAHLIANA ALAMI 1414240 08 DESI BENTANG W 1414240 09 DINI OKTAVIANTI P 1414240 10 KELAS : 1A TKPB PRAKTIKUM : 16 MARET 2015 PENYERAHAN : 23 MARET 2015

description

Praktikum Instrumen Analitik

Transcript of Titrasi Konduktometri Kel 3 (1)

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI ANALITIKTITRASI KONDUKTOMETRISEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015MODUL:TITRASI KONDUKTOMETRI

PEMBIMBING:DEWI W

PRAKTIKUM:16 MARET 2015PENYERAHAN:23 MARET 2015

DISUSUN OLEHKELOMPOK:3

ASRI NURDIANA141424007

DAHLIANA ALAMI141424008

DESI BENTANG W141424009

DINI OKTAVIANTI P141424010

KELAS:1A TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIHJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015TITRASI KONDUKTOMETRITanggal Praktikum : 16 Maret 2015 Dosen Pembimbing: Dewi W

I. TUJUAN PRAKTIKUM: Mahasiswa dapat melakukan titrasi konduktometri Mahasiswa dapat menentukan titik ekivalen dan menentukan konstrasi larutan

II. PRINSIP DASAR:Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik larutan.

III. DASAR TEORI:Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa, yang mengukur konduktivitas larutan dengan elektroda khusus. Konduktivitas berbanding terbalik terbalik tahanan listrik dalam larutan, yaitu semakin besar tahanan listrik, semakin kecil konduktivitas.Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas larutan kimia lazimnya berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara kedua elektroda tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut.Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan positif. Sebagai pembawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut :Beda tegangan antara kedua elektroda.Konsentrasi ion-ion.Sifat ion seperti besarnya muatan, derajat disosiasi, besarnya ion, kompleksasi dengan molekul lain dan sebagainya.Suhu larutan.Luas permukaan masing-masing elektroda.Jarak antara katoda dan anoda.Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 . Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaanelektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektrodaG = l/R = k (A / l)dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1.

Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance) . Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm. Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif. Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM BaCl2 dibagi dua. Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut diberikan oleh,V = 100 / Cdengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3), bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000 cm3. Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1).V= l ADengan l sama dengan 1 cmV = A = 100 / CSubstitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh,G = 1/R = 1000k/CMenurut hukum OhmI = E/Reaksi; di mana:I= arus dalam ampere,E= tegangan dalam volt,Reaksi= tahanan dalam ohm. Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak terjadi. Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari tahanan sehinggaI = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah mho. HantaranLsuatu larutan berbanding lurus pada luas permukaan elektrodaa, konsentrasi ion persatuan volume larutan Ci, pada hantaran ekivalen ionik S1, tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d, sehingga:L = a/d x S CiS1Tanda Smenyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi bersifat aditif. Karenaa, danddalam satuan cm, maka konsentrasi C tentunya dalam ml. Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan faktor 1000. nilai d/a = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel. Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh dalam sebuah sel, yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida standar. Sel ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone dan resistansnya diukur. Pengaliran arus melalui larutan suatu elektrolit dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode, begitulah potensial-potensial dapat timbul pada elektrode-elektrode, dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas, kecuali kalau efek-efek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang terabaikan.

Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm.^ = 1000k/C Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion. Pengukuran Daya Hantar Listrik. Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan.

Material Safety Data Sheet (MSDS): Larutan HCLHCL cair berbau menyengat berwarna bening sampai agak kekuningan larut dalam airAsam chloride sangatkorosifdantoksiksertairitatifbilakontakdengankulit, mataatauterhirup.Akibatnyaterhadapkesehatan: MATA:Menyebabkaniritasibahkandapatmenyebabkankebutaan KULIT:Menyebabkanlukabakardan dermatitis TERTELAN: Menyebabkanlukabakar membrane mukosa di mulut, Esophagusdanmulut TERHIRUP: Menyebabkan bronchitis kronisSyaratkhususpenyimpananbahan:Jauhkandaribahanoksidatordanbahan alkali, sertasianida, sulfida, formadehid, logamnatrium, merkurisulfatdanamoniumhidroksida. Periksakebocoranwadahasam.PengendalianteknisgunakanVentilasiumum yang mencakupuntukmenjagadebuketingkatserendahmungkin.AlatpelindungDiriRespirator kimiapenyerapHClatau respirator udara, kacamata (goggles), Jas lab, perisaimuka (full face), sarungtangankaret (neoprene gloves) SifatReaktifitasSenyawaHClstabilpadasuhukamar. Olehpengaruhpanasakanteruraimenjadi hydrogen danklor. Larutandalam air sangatreaktifdenganlogam-logamdanmenghasilkan gas hydrogen yang eksplosif. Bereaksidenganoksidatormenghasilkan gas khlor yang toknik. Sifatstabilitas:Stabilpadatekanandengantemperatur yang normal. Kondisi yang harusdihindari: panasdanlembab Bahan yang harusdihindari:Aluminium, amines, carbide, hydrida, fluor, logam alkali, logam, basakuatgaramdariasamoksihalogon, H2SO4 pekat, senyawa hydrogen semimetalik, semimetalic oxides, aldehyde, sulfida, lithium, silicide, vinymethyl ether.

Larutan NaOHNaOH berwarna putih atau praktis putih, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter.NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida.Sifat kimia NaOH higroskopis, reaktif, eksotermis,merupakan basa kuat.

Efek beracun pada Manusia :Penyebab kerusakan pada organ paru-paru,Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi (korosif paru-paru). Sangat berbahaya dalam kasus kulit kontak (korosif, permeator), kontak mata (korosif), menelan.

Larutan KCLKeadaan fisikKCL Solid, berbau dan memiliki warna putih. Larut dalamair dingin,air panas.Sangatsedikit larutdalam metanol, n-oktanol.PENANGANAN :Kontak Mata:Periksadan lepaskan jika adalensa kontak.Dalam kasus terjadi kontak, segerasirammatadengan banyak airsekurang-kurangnya 15menit.Air dingindapat digunakan.Dapatkan perawatanmedis dengan segera.Kontak Kulit:Dalam kasus terjadi kontak, segerabasuh kulitdengan banyak airsedikitnya selama 15menitdenganmengeluarkanpakaianyang terkontaminasidan sepatu.Tutupikulit yang teriritasidenganyg sesuatu melunakkan.Air dinginmungkindapat digunakanpakaian.cucisebelum digunakan kembali.benar-benar bersihsepatu sebelumdigunakan kembali.Dapatkan perawatanmedis dengan segera.KulitSerius:Cucidengan sabundesinfektandan menutupikulitterkontaminasidengan krim anti-bakteri.Mencarimedis segeraInhalasi:Jikaterhirup,pindahkan keudara segar.Jika tidak bernapas, berikanpernapasan buatan.Jika sulit bernapas, berikan oksigen.Dapatkansegera perhatian medis.SeriusTerhirup:Evakuasikorbanke daerah yang amansecepatnya.Longgarkanpakaian yang ketatseperti kerah, dasi, ikat pinggangatauikat pinggang.jikasulit bernapas,berioksigen.Jika korbantidak bernafas, lakukanpernafasan dari mulut kemulut.

IV. PERALATAN DAN BAHAN BAHAN Peralatan yang digunakan : Konduktometer 660 Eleketroda Immersion Cell Buret Gelas Kimia 100 mL Gelas Kimia 50 mL Pipet Ukur Botol Semprot 500 mL Pengaduk Magnet Statif dan Klem Hot Plate Batang Pengaduk

Bahan Bahan yang di gunakan: Larutan KCL 0,1 M Larutan HCL 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M Larutan NH4OH 1 M, 0,5 M dan 0,1 M Aquadest Tissue

V. SKEMA KERJAKalibrasi Elektroda dan Konduktometer

Tekan tombol STAND BYAlat dan elektroda siap digunakanAngkat elektroda, bilasRANGE = FixedCelupkan elektroda pada larutan KCl 0,1 MTekan TEMP, baca dan pasang nilainyaUbah CELL CONSTANTPutar COURSE pada OFF Tekan COND, tentukan K sesuai temperaturTekan tombol on/offPasang Elektroda Immersion Cell pada socketPasang nilai tetapan sel sesuai dengan elektrodaAtur koefisien temp. pada nilai 2FREQ = 2 KHzTEMP = Pt 100

Titrasi Konduktometri

VI. DATA PENGAMATANNaOH 0.1 N 1M 0.5 MNo.HCl (mL)K (mS/cm)

101.33

20.51.25

311.17

41.21.13

51.41.08

61.61.04

71.81.01

820.97

92.50.9

1030.83

113.50.78

1240.74

134.20.73

144.40.73

154.60.73

164.80.74

1750.78

185.10.82

195.20.86

205.30.91

215.50.98

225.71.06

235.91.17

2461.21

256.51.36

2671.58

No.HCl (mL)K (mS/cm)

100,43

20,20,42

30,40,42

40,60,44

50,80,47

610,49

71,20,51

81,40,53

91,60,57

101,80,6

1120,64

122,20,68

132,40,7

142,60,73

152,80,76

1630,79

173,20,82

183,40,88

193,60,89

203,80,89

2140,89

No.HCl (mL)K (mS/cm)

100,34

20,20,33

30,40,35

40,60,36

50,80,39

610,42

71,20,44

81,40,47

91,60,51

101,80,52

1120,55

122,20,59

132,40,64

142,60,64

152,80,65

. 0.1 MNo.HCl (mL)K (mS/cm)

100,17

20,20,18

30,40,21

40,60,25

50,80,25

VII. PENGOLAHAN DATAPengolahan Data Pembuatan larutan KCl 0,1 M sebanyak 100 L

Berat Zat yang harus ditimbang : 0,745 gram

Pembuatan larutan HCl 0,1 M sebanyak 1 Liter Penentuan konsentrasi larutan pekat

Jadi, konsentrasi larutan pekat adalah 12,0630 M Pembuatan larutan 0,1 M sebanyak 250 mL V1.M1(pekat) = V2.M2(encer)V1. 12,0630 M = 1000 mL . 0,1 MV1 = 8,2898 mLJadi, Larutan pekat yang diambil adalah sebanyak 8,2898 mL kemudian diencerkan dalam labu ukur 250 mL.

Pembuatan larutan 1 M sebanyak 250 mL Penentuan konsentrasi larutan pekat

Jadi, konsentrasi larutan pekat adalah 8,0457 M

Pembuatan larutan 1 M sebanyak 250 mL V1.M1(pekat) = V2.M2(encer)V1.8,0475 M = 250 mL . 1 MV1 = 31,0725 mLJadi, Larutan pekat yang diambil adalah sebanyak 31,0725 mL kemudian diencerkan dalam labu ukur 250 mL. Pembuatan Larutan 0,5 M sebanyak 50 mLV1.M1(pekat) = V2.M2(encer)V1.1 M = 50 mL . 0,5 MV1 = 25 mLJadi, Larutan pekat yang diambil adalah sebanyak 25 mL dari larutan CH3COOH 1 M kemudian diencerkan dalam labu ukur 50 mL. Pembuatan Larutan 0,1 M sebanyak 100 mLV1.M1(pekat) = V2.M2(encer)V1.1 M = 100 mL . 0,1 MV1 = 10 mLJadi, Larutan pekat yang diambil adalah sebanyak 10 mL dari larutan 1 M kemudian diencerkan dalam labu ukur 100 mL. Konsentrasi NaOH Berdasarkan Titik EkivalenV1.M1= V2.M25mL M1 = 4,6 mL . 0,1 MM1 = 0,092 MJadi, Konsentrasi NaOH yang didapatkan berdasarkan titik ekivalen adalah 0,092 M Konsentrasi OH berdasarkan titik ekivalen dari kurva titrasi konduktometri HCl 0,1 N terhadap OH 1 N V1.M1= V2.M25mL M1 = 3.4mL . 0,1 MM1 = 0,068 MJadi, Konsentrasi OH yang didapatkan berdasarkan titik ekivalen adalah 0,068M. Konsentrasi OH berdasarkan titik ekivalen dari kurva titrasi konduktometri HCl 0,1 N terhadap OH 0,5 N V1.M1= V2.M25mL M1 = 2,4 mL . 0,1 MM1 = 0,048 MJadi, Konsentrasi OH yang didapatkan berdasarkan titik ekivalen adalah 0,048 M. Konsentrasi OH berdasarkan titik ekivalen dari kurva titrasi konduktometri HCl 0,1 N terhadap OH 0,1 N V1.M1= V2.M25mL M1 = 0,6 mL . 0,1 MM1 = 0,012 MJadi, Konsentrasi OH yang didapatkan berdasarkan titik ekivalen adalah 0,012M.

VIII. PEMBAHASANPraktikum yang dilakukan adalah titrasi konduktometri yang didasarkan pada pengukuran daya hantar listrik. Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik, sehingga akan berhubunganjuga dengan adanya ion ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan sehingga titrasi konduktometri dilakukan untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja.

Dalam titrasi konduktometri yang dilakukan, penentuan daya hantar listrik sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan maka temperatur larutan dijaga agar berada dalam keadaan konstan, sehingga dapat membedakan perbedaan dari daya hantar larutan berdasarkan perbedaan konsentrasi. Jika temperatur berubah ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar tetapi malah sebaliknya yaitu memiliki daya hantar listrik yang kecil karena pengaruh dari turunnya suhu karena ion ion dalam larutan tidak dapat bergerak dengan bebas.

Sebelum dilakukan pengukuran, alat konduktometer terlebih dahulu dikalibrasi, agar mengurangi kesalahan pembacaan harga konduktan Proses kalibrasi dilakukan dengan mencelupkan elektroda kedalam larutan KCl 0,1M. Elektroda yang digunakan pada percobaan ini adalah menggunakan elektroda platina. Alasan penggunaaan larutan KCl 0,1 M karena larutan KCl 0,1 M memiliki nilai konduktivitas yang diketahui pada berbagai suhu, sehingga tetapan sel dapat ditentuka dan sifat KCL yang tidak mudah korosif. Pada saat kalibrasi elektroda kemudian dicelupkan kedalam larutan KCl, dan dipilih tombol TEMP ini dimaksudkan untuk membaca suhu larutan KCl sehingga suhu larutan KCl yang terbaca adalah 26,6oC. ToCK (mS/cm)ToCK (mS/cm)

2111,912613,13

2212,152713,37

2312,392813,62

2412,642913,87

2512,883014,12

Menurut tabel suhu dan nilai konduktivitas KCl 0,1M, ternyata pada tabel tidak terdapat nilai konduktivitas KCl pada suhu 26,6oC sehingga perhitungan nilai konduktivitas KCl diambil diantara suhu 26 oC dengan 27oC dan nilai konduktivitasnya13,25 mS/cm. Kemudian untuk menyesuaikan nilai konduktivitas pada suhu tersebut, tetapan sel diubah sampai nilai konduktivitas larutan pada suhu tersebut13,25 mS/cm. sehingga didapat tetapan selnya 0,936. Pada saat kalibrasi elektroda harus tercelup sampai ruang yang ada didalam elektroda terisi penuh dengan larutan yang diukur agar pengukuran terbaca dan berlangsung secara teliti.Pada percobaan ini dlakukan titrasi penentuan konsentrasi NaOH dan konsentrasi NH4OH menggunakan larutan HCl 0,1 N. 1. Penentuan kosentrasi NaOHPertama larutan NaOH 5 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian dititrasi dengan HCL 0,1 N. Penambahan HCl dalam praktikum dilakukan secara bertahap menggunakan buret. Setiap penambahan dengan volume yang berbeda-beda yaitu 0,5 mL, 0,2 mL dan 0,1 M dalam beberapa saat dan dilakukan pencatatan konduktivitas larutan tersebut dalam keadaan elektroda tercelup. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan grafik titrasi. Setelah penambahan HCl larutan dihomogenkan menggunakan magnetic stirer selama satu menit. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi pada larutan sehingga semua titran yang ditambahkan benar-benar sudah bereaksi dan konduktansinya yang terukur sudah representatif atau mewakili konduktansi disetiap bagian larutan. Setelah homogen, konduktansinya dapat dilihat setelah menekan COND dan ditunggu sampai nilainya stabil. Setelah selesai, elektroda tersebut dibersihkan dengan akuades dari sisa larutan.

Pada titrasi konduktometri ini kami menggunakanTitrasi asam kuat - basa kuat, Sebagai contoh larutan NaOH ditirasi oleh HCL. Reaksinya sebagai berikut :

H++Cl-+OH-+Na+H2O+Cl-+Na+Pada penambahan NaOH, terjadi reaksi antara H+dengan OH-membentuk H2O, sehingga jumlah H+didalam larutan berkurang sedangkan jumlah NaOH bertambah. Pada titik akhir titrasi, H+dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH-, sehingga penambahan HCL lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan. Kedua larutan ini adalah penghantar listrik yang baik. Kurva titrasinya ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Di lihat dari kurva diatas bahwa pada saat volume 4,6 mL konsentrasi NaOH 0.092 N. Pada percobaan ini, dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan larutan NaOH dimana kedua larutan ini, merupakan penghantar listrik yang baik.Setiap proses titrasi, (penambahan HCl) dilakukan proses pengadukan dengan magnetik stirer. Hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik sehingga ionnya dapat menyebar merata.Dari hasil pengamatan diperoleh konduktans larutan semakin kecil dan saat volume HCl yang ditambahkan sebanyak 4.6 mL, terjadi kenaikan konduktansi yang menandai tercapainya titik ekivalen.Daya hantar listrik menurun sampai titik ekivalen tercapai karena jumlah H+dalam larutan semakin berkurangsedangkan daya hantar OH-bertambah setelah titik ekivalen (TE) tercapai karena jumlah OH-dalam larutan bertambah.1. Penentuan Konsentrasi NH4OH 1 NDari hasil pengamatan terhadap larutan NH4OH 1 M didapatkan bahwa daya hantar larutan NH4OH meningkat setiap penambahan volume larutan HCL yang digunakan. Hal ini dsebabkan karena adanya ion yang tersubstitusi yaitu ion H+ dari larutan HCldan ion NH4+ dari larutan NH4OH. Ion NH4+ memiliki nilai daya hantar yang lebih kecil dibandingkan dengan ion H+sehingga jika penambahan larutan HCl yang mengandung H+ akan membuat larutan NH4OH mengandung banyak ion H+ dan ion NH4+ semakin berkurang sehingga nilai daya hantar larutan NH4OH akan meningkat. Dari Data pengamatan juga belum bisa ditentukan titik ekivalennya karena tidak ada daya hantar yang konstan.. Ini menunjukkan bahwa masih perlu penambahan larutan HCl terhadap larutan NH4OH sampai volume yang belum diketahui dengan pasti, dan bisa dijelaskan bahwa titrasi ini akan berlangsung lebih lama jika dibandingkan dengan larutan elektrolit kuat yang dititrasi dengan larutan elektrolit kuat juga. Jika akan dibuat grafik antara volume HCl yang digunakan dan daya hantar larutan NH4OH makan akan berbanding lurus yaitu semakin banyak volume HCl yang ditambahkan maka akan semakin besar pulalah daya hantar larutan NH4OH.Pada penentuan konsentrasi NH4OH 1 N, cara kerja yang dilakukan sama dengan penentuan konsentrasi NaOH. Pada percobaan ini, penambahan larutan HCl sebanyak 0,2 ml. Hal ini dimaksudkan agar penentuan titik ekivalen bisa terdeteksi lebih teliti.. Setelah data dimasukkan ke dalam kurva diperoleh volume HCl sebanyak 3.4 ml dan dimasukkan ke dalam perhitungan maka konsentrasi sebesar NH4OH 0,068N.

1. Penentuan Konsentrasi NH4OH 0,5 NHasil pengamatan terhadap larutan NH4OH 1 M didapatkan bahwa daya hantar larutan NH4OH meningkat setiap penambahan volume larutan HCL yang digunakan. Hal ini disebabkan karena adanya ion yang tersubstitusi yaitu ion H+ dari larutan HCldan ion NH4+ dari larutan NH4OH. Ion NH4+ memiliki nilai daya hantar yang lebih kecil dibandingkan dengan ion H+sehingga jika penambahan larutan HCl yang mengandung H+ akan membuat larutan NH4OH mengandung banyak ion H+ dan ion NH4+ semakin berkurang sehingga nilai daya hantar larutan NH4OH akan meningkat. Dari Data pengamatan juga bisa ditentukan titik ekivalennya karena ada daya hantar yang konstan.Pada penentuan konsentrasi NH4OH 0,5 N, cara kerja yang dilakukan sama dengan penentuan konsentrasi NaOH. Pada percobaan ini, penambahan larutan HCl sebanyak 0,2 ml. Hal ini dimaksudkan agar penentuan titik ekivalen bisa terdeteksi lebih teliti.. Setelah data dimasukkan ke dalam kurva diperoleh volume HCl sebanyak 0,2ml dan dimasukkan ke dalam perhitungan maka konsentrasi sebesar NH4OH 0.004 N

1. Penentuan Konsentrasi NH4OH 0,1 NHasil pengamatan terhadap larutan NH4OH 0,1 Ndidapatkan bahwa daya hantar larutan NH4OH meningkat setiap penambahan volume larutan HCL yang digunakan. Hal ini disebabkan karena adanya ion yang tersubstitusi yaitu ion H+ dari larutan HCldan ion NH4+ dari larutan NH4OH. Ion NH4+ memiliki nilai daya hantar yang lebih kecil dibandingkan dengan ion H+sehingga jika penambahan larutan HCl yang mengandung H+ akan membuat larutan NH4OH mengandung banyak ion H+ dan ion NH4+ semakin berkurang sehingga nilai daya hantar larutan NH4OH akan meningkat.Dari data pengamatan juga bisa ditentukan titik ekivalennya karena ada daya hantar yang konstan Pada penentuan konsentrasi NH4OH 0,1 N, cara kerja yang dilakukan sama dengan penentuan konsentrasi NaOH. Pada percobaan ini, penambahan larutan HCl sebanyak 0,2 ml. Hal ini dimaksudkan agar penentuan titik ekivalen bisa terdeteksi lebih teliti.. Setelah data dimasukkan ke dalam kurva diperoleh volume HCl sebanyak 0,6 ml dan dimasukkan ke dalam perhitungan maka konsentrasi sebesar NH4OH 0,012 N.

IX. SIMPULAN

X. DAFTAR PUSTAKAhttp://serbamurni.blogspot.com/2012/10/konduktometri.htmlhttp://supadi-tkim.blogspot.com/2011/02/titrasi-konduktometri.htmlhttp://danangkat.blogspot.com/2010/08/msds-hcl.html