Tipologi Manusia Lanjut Usia
-
Upload
ima-latief -
Category
Documents
-
view
309 -
download
31
description
Transcript of Tipologi Manusia Lanjut Usia
Tipologi manusia lanjut usia
Orang lanjut usia dalam literature lama di bgi dalam 2 golongan yaitu
Serat werdatama (Mangku negoro IV)
H.I. widyapranata mengutik serat werdatama yang menyebutkan:
Wong sepuh
Orang tua yang sepi hawa nafsu, menguasai ilmu “Dwi Tunggal”, yakini
mampu membedakan antara baik dan buruk, antara sejati dan palsu, dan
antara gusti (Tuhan) dan kawlanya.
Tua Sepah
Orang tua yang kosong, tidak tau rasa, bicaranya muluk-muluk tanpa isi,
tingkah lakunya dibuat-buat dan berlebih-lebihan serta memalukan.
Serat Kalatida (Ronggo Warsito)
Menyebutkan ada dua kelompok yaitu
Orang yang berbudi sentosa
Orang tua yang meskipun di ridhoi Tuhan dengan rezeki, namun tetap
berusaha terus disertai ingat dan waspada.
Orang yang lemah
Orang tua yang berputus asa, sudah tua mau apa sebaiknya hanya
menjauhkan diri dari keduniawian, supaya mendapat kasih saying tuhan.
Di zaman sekarang atau zaman pembangunan, dijumpai bermacam-macam tipe lanjut usia,
antara lain yang menonjol:
Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
Tipe mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan serta memenuhi undangan
Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan
kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman
yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani
dan pengkritik.
Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap datang terang,
mengikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif,
acuh tak acuh.
Orang lanjut usia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung kpeada
karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik, mental, social dan
ekonominya. Tipe ini antara lain:
Tipe optimis; santai dan riang=tipe kursi goyang (rocking chairman)
Tipe konstruktif
Tipe ketergantungan (dependent)
Tipe defensive
Tipe militant dan serius
Tipe marah/frustasi (the angry man)
Tipe putus asa (benci pada diri sendiri=self heating man)
Sebagai perawat perlu mengenal tipe-tipe lanjut usia sehingga perawat akan dapat
menghindarkan kesalahan atau kekeliruan dalam melaksanakan pendekatan keperawatan.
Tentu saja tipe-tipe tersebut hanya suatu pedoman kasar. Dalam prakteknya berbagai
variasi dapat ditemui.
Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para lanjut usia dapat digolongkan dalam
kelompok-kelompok sebagaia berikut:
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
3. Lanjut usia mandiri dengan bantua tidak langsung
4. Lanjut usia dibantu oleh badan social
5. Lanjut usia Panti Social Tresna Werda
6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit
7. Lanjut usia yang menderita gangguan mental
Kemampuan kemandirian di Negara maju, lanjut usia dijelajahi kemampuannya untuk
melakukan aktivitas normal sehari-hati. Apakah mereka tanpa bantuan dapat bangun,
mandi, ke WC, kerja ringan, olahraga, pergi ke pasar, berpakaian rapi, membersihkan kamar,
tempat tidur, lemari, mengunci pintu dan jendela dan lain-lain yang normal dapat dilakukan
olehnya. Salah satu factor yang sangat menentukan adalah keadaan mentalnya yang dapat
mengalami apa yang disebut dimensia (kemunduran dalam fungsi berfikir).