Tipologi Klassen Baru
-
Upload
khiiky-cahya-purnomo -
Category
Documents
-
view
225 -
download
9
description
Transcript of Tipologi Klassen Baru
ANALISIS DAERAH MAJU DAN DAERAH TERTINGGAL DI JAWA
TIMUR DENGAN ANALISIS TIPOLOGY KLASSEN
TUGAS
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pemetaan Potensi Ekonomi Daerah
yang dibina oleh Bapak Hari Wahyono
Oleh:
Oky Cahyaning R.SDimas SyamsiajiSiska Novi WulandariIrvan SetiawanKhusnul Fuad
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Maret 2015
TIPOLOGI KLASSEN
Alat analisis tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan
klasifikasi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi dan PDRB
per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu
vertikal dan rata-rata PDRB per kapita sebagai sumbu horisontal, daerah yang diamati dapat
dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu:
1. KUADRAN 1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh (high growth and high income),
daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih
tinggi dibanding rata-rata Provinsi
2. KUADRAN 2. Daerah maju tetapi tertekan (high income but low growth), daerah
yang memiliki PDRB per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya
lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata Provinsi.
3. KUADRAN 3. Daerah berkembang cepat (high growth but low income), adalah
daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi, tetapi tingkat PDRB per
kapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi.
4. KUADRAN 4. Daerah relatif tertinggal (low growth dan low income), adalah daerah
yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB per kapita yang lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata Provinsi.
Klasifikasi menurut Tipologi Klassen
Keterangan:
Rij = laju pertumbuhan ekonomi tiap kabupaten/kota di Provinsi
Rj = adalah rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Yij = PDRB per kapita tiap kabupaten/kota di Provinsi
Y'j = adalah rata-rata PDRB per kapita Provinsi
TABEL HASIL ANALISIS TIPOLOGI KLASSEN KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN INDIKATOR PENDAPATAN PER KAPITA DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERDASARKAN PDRB HARGA KONSTAN TAHUN 2011
NO KAB/KOTADAERAH ANALISIS Pendapata
n perkapita
Laju pertumbuha
n
DAERAH ACUAN PENDAPATAN PERKPITA
Laju pertumbuha
n (%)
KUADRAN
PDRB PENDUDUK PDRBPENDUDU
K
1. KAB. LUMAJANG 6,768,517,000.00 1,012,121 6,687 6.26 366,984,000,000.00 37,687,622 9,738 7.22 4
2. KAB. MAGETAN 3,472,775,000 623,933 5,566 6.16 366,984,000,000.00 37,687,622 9,738 7.22 4
3. KAB. MALANG 15,624,000,000 2,459,982 6,351 7.17 366,984,000,000.00 37,687,622 9,738 7.22 4
4. KAB. MOJOKERTO 8,458,153,000 1,031,213 8,202 7.03 366,984,000,000.00 37,687,622 9,738 7.22 4
5. KAB. NGANJUK 5,631,765,000.00 1,022,752 5,506 6.42 366,984,000,000.00 37,687,622 9,738 7.22 4
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Tipologi klassen yang menggunakan indikator pendapatan per kapita daerah dan pertumbuhan
ekonomi, maka dapat dilihat bahwa Kabupaten Lumajang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Nganjuk
merupakan daerah yang relatif tertinggal karena menurut perhitungan diatas dihasilkan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi daerah lebih
kecil terhadap pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.
Alasan yang mendasari bahwa Kabupaten Lumajang, Kabupaten Magetan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Nganjuk termasuk
pada kuadran 4 (daerah yang relatif tertinggal) adalah sebagai berikut.
1. KABUPATEN LUMAJANG
A. Visi dan Misi Kabupaten Lumajang
Visi:
''TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA,
DAN BERMARTABAT''
Misi:
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
perekonomian daerah dengan pemanfaatan sumber daya alam yang
berwawasan lingkungan, menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pelaku ekonomi.
2. Meningkatkan masyarakat yang bermartabat melalui peningkatan tata
kelola pemerintahan yang baik dengan peningkatan sumber daya manusia
dan profesionalisme aparatur.
3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kehidupan
beragama, kualitas pendidikan, penanganan sosial dan pengentasan
kemiskinan.
B. PDRB Kabupaten Lumajang (Harga Konstan)
Berdasarkan data PDRB tersebut, menunjukkan bahwa Kabupaten
Lumajang memiliki 2 sektor potensial yaitu pertanian; dan perdagangan, hotel,
dan restoran. Kedua sektor potensial tersebut adalah sektor primer yang harus
diperhatikan perkembangannya.
C. Analisis
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Lumajang pada tahun 2010-2014,
tertuliskan analisis issue strategis yang menyebabkan Kabupaten Lumajang
menjadi daerah tertinggal. Issue strategis tersebut antara lain:
1. Masih rendahnya pendapatan petani dan produktivitas pertanian dalam arti
luas;
2. Masih rendahnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan;
3. Masih rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan;
4. Belum Optimalnya Pengelolaan Pariwisata;
5. Pengendalian Angka Pengangguran Terbuka;
6. Rendahnya tingkat kemandirian daerah dalam mendanai kewenangan yang
menjadi urusan Daerah ;
7. Belum optimalnya pengelolaan Perusahaan Daerah ;
Dari ke tujuh issue strategis tersebut, yang dapat dijadikan acuan dalam analisis
ini adalah Masih rendahnya pendapatan petani dan produktivitas pertanian dalam
arti luas; Belum Optimalnya Pengelolaan Pariwisata; dan Pengendalian Angka
Pengangguran Terbuka.
Mengingat bahwa sektor pertanian merupakan sektor potensial yang
memiliki kontribusi terbesar pada PDRB Kabupaten Lumajang, maka sektor ini
harus mendapat perhatian penuh dalam pengembangannya. Akan tetapi, dalam
RPJMD tertulis bahwa masih rendahnya pendapatan petani dan produktivitas
pertanian dalam arti luas sehingga menyebabkan Kabupaten Lumajang merupakan
daerah yang relatif tertinggal. Dalam issue strategis masalah rendahnya
pendapatan petani dan produktivitas pertnian dalam arti luas terdapat beberapa
alasan, salah satu diantaranya adalah keseluruhan kenaikan produktivitas Padi,
Jagung dan Kedelai relatif kecil yaitu kurang dari satu kwintal perhektarnya. Dari
penjelasan tersebut akan menyebabkan kecilnya kontribusi sektor unggulan di
Kabupaten Lumajang dan tidak dapat mendongkrak perekonomian Kabupaten
Lumajang.
Isu kedua adalah masih rendahnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan.
Karena rendahnya kualitas pendidikan akan menyebabkan masyarakat Kabupaten
Lumajang kurang mampu berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Kabupaten
Lumajang.
Isu ketiga adalah Belum Optimalnya Pengelolaan Pariwisata. Dalam issue
tersebut terdapat beberapa alasan antara lain:
Pariwisata belum dikelola secara professional karena minimnya SDM yang
memiliki ketrampilan dalam mengelola pariwisata baik yang ada di
Perusahaan Daerah maupun pihak ke tiga;
Pariwisata bukan core bisnis dari Perusahaan Daerah, sehingga
pengelolaannya menjadi tidakmaksimal, karena perusahaan juga mengelola
bisnis yang lain;
Rendahnya minat investor dalam mengelola periwisata, hal ini disebabkan
karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengelola pariwisata dan
Pemerintah Daerah;
Sebagian besar obyek wisata belum memiliki sarana dan prasarana penunjang
yang memadai.
Apabila sektor pariwisata dapat dikelola dengan baik, maka sektor tersebut akan
berperan besar dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Lumajang.
Isu ke empat adalah Pengendalian Angka Pengangguran Terbuka. Dalam
issue tersebut terdapat beberapa alasan antara lain:
Krisis ekonomi global yang melanda dunia pada tahun 2008 telah membawa
dampak yang sangat buruk terhadap sendisendi perekonomian dunia, nasional
dan regional. Salah satu dampak secara nyata yang terlihat adalah banyak
terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berakibat semakin banyaknya
pengangguran.
Pengaruh krisis ekonomi global di Kabupaten Lumajang memang tidak secara
langsung dapat dirasakan. Tetapi untuk jangka panjang jika Pemerintah
Daerah tidak siap, tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan hal-hal
yang tidak diinginkan, seperti adanya PHK dan akibat-akibat lain yang
kurang menguntungkan yang berakibat pula pada meningkatnya angka
pengangguran terbuka.
Karena masih tingginya angka pengangguran terbuka di Kabupaten
Lumajang, maka menyebabkan pendapatan per kapita lebih kecil dibandingkan
dengan pendapatan per kapita Provinsi Jawa Timur.
2. KABUPATEN MAGETAN
A. Visi dan Misi Kabupaten Magetan
Visi:
Terwujudnya kesejahteraan Magetan yang adil, mandiri dan bermartabat
Misi
Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Mewujudkan kepemerintahan yang baik dan peningkatan sumberdaya
manusia yang profesional dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah
Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program
pengungkit dan optimalisasi pengembangan SDM serta pengelolaan SDA
yang berwawasan lingkungan
Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna
menunjang pertumbuhan perekonomian daerah
Mewujudkan suasana aman dan damai melalui kepastian, penegakan dan
perlindungan hukum
B. PDRB Kabupaten Magetan (Harga Konstan)
Berdasarkan data PDRB tersebut, menunjukkan bahwa Kabupaten Nganjuk
memiliki 2 sektor potensial yaitu pertanian; dan perdagangan, hotel, dan restoran.
Kedua sektor potensial tersebut adalah sektor primer yang harus diperhatikan
perkembangannya.
C. Analisis
3. KABUPATEN MALANG
A. Visi dan Misi Kabupaten Malang
B. PDRB Kabupaten Malang (Harga Konstan)
C. Analisis
4. KABUPATEN MOJOKERTO
A. Visi dan Misi Kabupaten Mojokerto
B. PDRB Kabupaten Mojokerto (Harga Konstan)
C. Analisis
D. KABUPATEN NGANJUK
A. Visi dan Misi Kabupaten Nganjuk
Visi:
Terwujudnya Kejayaan Masyarakat Kabupaten Nganjuk Yang Maju, Adil,
Sejahtera, Tenteram, dan Demokratis Berlandaskan Moral Agama
Misi:
Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pembangunan pertanian,
industri, perdagangan dan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan
didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai.
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas
dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan dan sosial.
3) Meningkatkan pelayanan prima melalui penyelenggaraan kepemerintahan
yang baik dan bersih yang didukung oleh profesionalisme aparatur serta
menciptakan kehidupan masyarakat yang tenteram dan tertib berlandaskan
moral agama.
B. PDRB Kabupaten Nganjuk (Harga Konstan)
Berdasarkan data PDRB tersebut, menunjukkan bahwa Kabupaten
Nganjuk memiliki 2 sektor potensial yaitu pertanian; dan perdagangan, hotel, dan
restoran. Kedua sektor potensial tersebut adalah sektor primer yang harus
diperhatikan perkembangannya.
C. Analisis
Peningkatan perekonomian daerah merupakan indikator utama dalam
usaha mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Masalahnya,
meningkatnya perekonomian daerah akan mendorong stabilitas perekonomian
daerah. Sebaliknya, ketidakstabilan perekonomian daerah akan menyebabkan
ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya akan memberikan efek terhadap
tingginya pengangguran dan kemampuan daya beli masyarakat, implikasinya,
terjadi tingkat kemiskinan cukup tinggi.
Perkembangan perekonomian daerah diukur dengan menggunakan tolok
ukur pertumbuhan ekonomi, yakni dihitung berdasarkan pertumbuhan PDRB atas
dasar harga konstan. Berdasarkan data PDRB tersebut, menunjukkan bahwa
Kabupaten Nganjuk memiliki 2 sektor potensial yaitu pertanian; dan perdagangan,
hotel, dan restoran. Kedua sektor potensial tersebut adalah sektor primer yang
harus diperhatikan perkembangannya.
Mengingat bahwa pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Nganjuk lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi regional di tingkat
Jawa Timur, maka hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten
Nganjuk kurang memperhatikan sektor potensial di daerahnya. Sehingga
menyebabkan Kabupaten Nganjuk merupakan daerah dengan kategori daerah
yang relatif tertinggal.
Seharusnya peningkatan ekonomi di Kabupaten Nganjuk diprioritaskan
pada pembangunan bidang pertanian, industri dan perdagangan. Bidang pertanian
mendapatkan prioritas karena sebagian besar pelaku ekonomi di daerah bekerja
pada bidang ini sebagai sumber mata pencahariannya. Oleh karena itu dengan
mendorong usaha pada bidang ini diharapkan kan dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat secara umum. Sedangkan untuk bidang industri dan perdagangan
diutamakan pada sektor industri kecil dan menengah. Jika sektor primer tersebut
diperhatikan, maka akan banyak menyerap tenaga kerja dan tingkat pengangguran
menurun.
Menurut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah
Pemkab Nganjuk, Ir. Soekanjono, MT, DI Kabupaten Nganjuk sulit untuk
mengurus ijin, sehingga investor enggan masuk di Kabupaten Nganjuk. Padahal
dengan dibukanya kran perijinan akan memotivasi investor masuk ke Nganjuk.
Jika investor banyak tumbuh di Nganjuk, maka dapat menyerap tenaga kerja dan
kesejahteraan meningkat.
Sementara Kabag Humas Pemkab Nganjuk mengakui bahwa Nganjuk
potensial atas perkembangan sektor alamnya, sehingga Nganjuk dikenal dengan
hasil pertanian, termasuk bawang merah, padi, dan jagung. Namun demikian,
hingga sekarang Nganjuk masih berkutat pada tingkat produksi hasil pertanian,
dan belum berhasil menyiapkan industri penyangganya. Hal ini disebabkan masih
sulitnya mengurus ujin untuk mendirikan perusahaan di Kabupaten Nganjuk