Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Mellitus Tipe ...
Tipe Pasien
-
Upload
fayzakiyah -
Category
Documents
-
view
964 -
download
38
description
Transcript of Tipe Pasien
TIPE PASIEN
Menurut penelitian, faktor psikologi sangat berperan dalam penerimaan
pasien terhadap protesa yang akan dipakainya. Dimana adanya hubungan timbal
balik antara dokter gigi dan pasiennya. Hubungan yang dimaksud misalnya dalam
pembuatan protesa secara teknis sudah dikatakan baik, tapi bisa saja protesa
tersebut gagal karena faktor manusia. Faktor manusia yang dimaksud yaitu dalam
hal psikolog atau mentalnya, kemungkinan ada komunikasi yang kurang baik
antara dokter gigi dan pasiennya. Sebaliknya, protesa yang secara teknis kurang
baik, bahkan tidak memenuhi syarat, tetapi dalam batas tidak mengganggu
toleransi fisiologik jaringan mulut, dapat diterima oleh pasien karena ada
komunikasi dan hubungan yang baik dengan dokter giginya. Oleh karena itu,
penting sekali kiranya bagi dokter gigi untuk mengetahui tipe-tipe pasien
prostodontik dan memanfaatkan potensi yang berkaitan dengan tingkah laku
pasien.
M.M. House (1937) membagi pola psikologik pasien prostodontik
berdasarkan pandangannya terhadap perawatan dan terhadap gigi tiruan menjadi
4 kelas, yaitu:
1) Philosophical Mind
Sifat orang yang termasuk kelompok ini sikap mentalnya
seimbang, rasional, dan tenang. Dia percaya terhadap kemampuan dokter
gigi. Oleh karena itu prognosisnya untuk pasien tipe filosofikal baik. Sikap
mental pasien yang demikianlah jangan disia-siakan karena bisa
membantu keberhasilan perwatan.
2) Exacting or Critical Mind
Kelompok orang tipe ini serba teratur, terlalu hati-hati, ingin segala
sesuatu secara tepat, banyak menuntut, dan kadang kesehatannya jelek.
Kelompok orang ini sukar menerima nasihat, bahkan ingin ikut terlibat
dalam mengatur perawatan. Seperti misalnya ketika dinyatakan bahwa
giginya harus dicabut, pasien tipe ini sangat keberatan dan khawatir akan
berubahnya penampilan bila harus memakai gigi tiruan. Perlu
diperhatikan pasien tipe ini biasanya tidak mudah percaya akan
kemampuan yang dimilik dokter gigi dalam perawatan. Bahkan ada yang
sampai meminta jaminan tertulis atau minta ongkosnya kembali jika
perawatan tidak berhasil.
Prognosisnya pada kelompok ini bisa baik bila tendensi ingin
sempurna dan sikap kritisnya sepadan dengan pengertian dan kecerdasan
dokter gigi dalam menanganinya. Jadi dokter gigi harus mampu
menunjukkan bahwa dia memang punya kemampuan merawat dengan
cermat dan tepat. Perlu diperhatikan pula, orang tipe ini amat peka
terhadap hal-hal yang menurut keyakinannya tidak baik, bahkan untuk hal
sepel sekali pun.
3) Hysterical Mind
Kelompok tipe ini sikap dan tingkah lakunya biasanya gugup dan
kesehatan mulutnya buruk. Dalam mengambil keputusan terkesan ragu.
Tipe ini juga tidak kooperatif dan sulit menerima alasan. Tipe ini takut
dengan perawatan kedokteran gigi, menolak pencabutan gigi dan dia
berkeyakinan bahwa pemasangan gigi tiruan akan berakhir dengan
kegagalan.
Dalam hal ini, pribadi dan kemampuan dokter gigi lah yang amat
berperan untuk meyakinkan pasien. Pada kasus-kasus ini kesuksesan yang
dicapai hanyalah sesuatu yang relatif, karena si pasien cenderung
mengeluh dan mencari-cari kesalahan orang yang merawatnya.
4) Indifferent Mind
Pasien tipe ini tidak peduli terhadap penampilan dirinya dan tidak
merasakan pentingnya masalah mastikasi. Mereka tidak ulet dan tidak mau
merepotkan diri sendiri dalam hal membersihkan protesa. Upaya dokter
gigi dalam merawatnya bahkan kurang dihargai. Karena itu orang tipe ini
sesungguhnya tidak merasa perlu untuk pemasangan gigi tiruan. Dietnya
biasanya buruk, mungkin peminum dan kalupun dia mau datang ke dokter
gigi karena atas dorongan kawannya atau anggota keluarganya.
Prognosis perawatan biasanya tidak menguntungkan, kecuali bila
penerangan dan instruksi yang diberikan kepada pasien berhasil baik.
Sumber: Gunadi, Haryanto A, dkk (Ed). 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi
Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. Jakarta: Hipokrates