TIPE IMMUNOSUPRESSANKortikosteroidPenghambat kalsineurinSitotoksikAntibodi

KortikosteriodBiasanya prednison dan prednisolUntuk mencegah reaksi penolakan transplantasi, mengurangi reaksi alergi yang bisa timbul pada pemberian antibodi monoklonal dan antibodi antilimfosit, serta mengatasi penyakit autoimunMekanisme kerja : Glukokortikoid dapat menurunkan jumlah limfosit secara cepat, terutama bila diberikan dalam dosis besar. Efek ini, yang berlangsung beberapa jam, diduga terjadi akibat redistribusi limfosit. Setelah 24 jam, jumlah limfosit dalam sirkulasi biasanya kembali ke nilai sebelumnya. Studi terbaru menunjukkan bahwa kortikosteroid menghambat proliferasi sel limfosit T,imunitas seluler, dan ekpresi gen yang menyandi berbagai sitokin (IL-1, IL-2, IL-6, IFN alfa dan TNF alfa). Toksisitas : resiko infeksi,ulkus peptikus duodenum, hiperglikemi, dan osteoporosis

PENGHAMBAT KALSINEURIN (SIKLOSPORIN Dan TAKROLIMUS)Mekanisme kerjaSiklosporin dan takrolimus struktur kimia beda namun mekanisme sama yaitu menghambat kalsineurin.Didalam sitolpasma limfosit T (CD4), Siklosporin berikatan dengan siklofilin , takrolimus berikatan dengan FK056-binding protein (FKBP). Ikatan ini menghambat kalsineurinKalsineurin adalah enzim fosfatase dependant kalsium dan memegang peranan kunci dalam defosforilasi(aktivasi) protein regulator di sitosol => hambat respetor IL 2, hambat aktivitas Limfosit T

Interaksi kedua obat Mempercepat eliminasi : fenobarbitol, fenitoin, trimetoprim-sulfametoksazol , rifampisinMemperlama eliminas : amfoterisin B, eritromisin, ketokonazol.PENGGUNAANSiklosproni untuk menignktkan keberhasila transplantasi,Takrolimus terutama untuk transplantasi hati ginjal jantung. Takrolimus 100 kali lebih efektif dibanding siklosporinESO : gangguan fungsi ginjal,hipertensi,hepatotoksisitas,

SITOTOKSIKBiasanya antikanker. Menghambat perkembangan sel limfosit B dan TAZATIOPRIM (Imuran)Azatiopiran adalah antimetabolit golongan purin yang merupakan prekursor 6-merkaptopurin (6-MP) yang merupakan metabolit aktif dan bekerja menghambat sisntesis de novo purin.Interaksi : alopurinol meningkatkan toksisitasPenggunaan : mencegah transplantasi, lupus nefritis, glomerulonefritis akut, artritis rheumatoid, penyakit chron, sklerosis multipel, ITP (idiopatic trompocytopenic pupura),hemolisis autoimun yangrefrakter terhadap steroidESO : menghambat proliferasi sel-sel yang cepat tumbuh seperti mukosa usus dan STB akibat leukopenia dan trombositiopeni

MIKOFENOLAT MOFETILDerivat semisintetifk asam mikofenolat diisiolasi pemicilium glaucum. Peghambat kuat inosin monofosfat dehidrogenase, suatu enzim penting pada sintesis de novopurinLimfosit B dan T tergantung pada sintesis purinMenekan proliferasi limfosit dan pembentukan antibodi oleh sel B dan juga menghambat migrasi lekosit ke tempat inflamasiInteraksi : dengan antasid (yang kandung Alumunium hidroksida dan Magnesium) menurunkan absorbsiPenggunaan : cegah penolakan Transplantasi GINJALESO : mual muntah diare sakti perut,mielosupresi

SIKLOFOSFAMIDAlkilator golongan mustar nitrogen sebabkan alkilasi pada DNA sehingga menghambat sintesis dan fungsi DNASel B dan sel T dihambat, toksisisitas sel B lebih besarEfek lebih nyata pada imunitas humoralDosis besar sebabkan toleransi terhadap antigen baruDiaktifkan oleh mikrosom hatiPenggunaan : Untuk antikanker dan lain lain seperti autoimunPemberian ini dapat mempertahankan remisi yang dihasilkan kortikosteroidToksisitas L sistitis hemoragik,kardiotoksisitas, pansitopenia berat

METOTREKSATMekanisme : hambat dihidrofolat reduktase,sehingga menghambat sintesis timidilat dan purinBekerja spesifik fase S siklus selBiasanya pada pasien leukimia yang transplantasi sumsum tulangPenggunanaan obat anti kanker digabung siklosporin untuk mencegah penolakan transplan,sakit autoimunESO ; sirosis dan fibrosis hatikontraindikasi wanita hamil dan menyusui

PSIKOTROPIKA GOLONGAN I Contoh : Brolamfetamin, LSD PSIKOTROPIKA GOLONGAN II Contoh : Amfetamina, Sekobarbital PSIKOTROPIKA GOLONGAN III Contoh : Amobarbital, Pentobarbital PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV Contoh : Diazepam, Nitrazepam dll

P 1 . Awas Obat Keras. Baca aturan pemakaiannya P 2 . Awas Obat Keras . Hanya untuk kumur , jangan ditelan P 3 . Awas Obat Keras. Hanya untuk bagian luar badan P 4 . Awas Obat Keras. Hanya untuk dibakar P 5 . Awas Obat Keras. Tidak boleh ditelan P 6 . Awas Obat Keras. Obat wasir , jangan ditelan

NARKOTIKA GOLONGAN I Tanaman: Papaver Somniferum L Semua bagian-bagiannya termasuk buah dan jerami kecuali bijinya : Erytroxylon Coca: Cannabis Sp Zat/ senyawa: Heroin NARKOTIKA GOLONGAN IIContoh: Morfin dan garam garamnya : Pethidin NARKOTIKA GOLONGAN IIIContoh: Codein : Asetildihidrocodein

TAHAP PRA KLINIS Farmakodinamika Toksikologi Farmakokinetika TAHAP KLINIS Uji Klinis fase I : Orang sehat Uji klinis fase II : 50-100 orang sakit di tempat tertentu Uji klinis fase III : multi centered manusia sakit, berbagai tempat, berbagai etnis , 500-1000 orang Uji klinis fase IV : post marketing surveilance (dilihat keamanannya)

Treat all patients who come into the hospital in a coma with glucose, insulin and naloxone. 1. LD50 dose at which 50% die Only animals TD50 dose at which 50% have toxicity Measure of harmfulness 2. T.I. Therapeutic Index TD50 / ED50 The larger the number, the safer the drug Measure of safety 3. Acute Toxicity Single dose within 24 hrs Defines intrinsic toxicity . Chronic Toxicity Daily exposure for up to a lifetime 5. TLV Threshold Limit Value Concentration below which there is no expected untoward effect over a period of 8hrs/day 5 days/week NOEL no observable effect level ADI allowable daily intakeADI = (NOEL) / x x is some safety factor (i.e., 100) 6. STEL Short term exposure level 4x a day, with the average being equal to the TLV 7. ALD Average Lethal Dose Estimated from accidental deaths in humans 8. Toxicon Toxic principle of a given chemical entity Tylenol quinone imine CCl4 free radicals 9. Primary Determinant of Toxicology Dose, Dose and Dose