TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang...

35
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Sosial dalam Pembangunan Arah pembangunan ditujukan guna menyiapkan sumberdaya manusia- manusia handal. Sumber daya manusia handal disamping memiliki kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, juga memiliki kemampuan berasosiasi. Kemampuan berasosiasi dapat dipandang sebagai aset hubungan antar manusia yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti inilah yang disebut sebagai modal sosial. Uphoff (1999) menyatakan bahwa modal sosial adalah akumulasi aset berbagai jenis kognitif sosial, psikologis, budaya, institusi, dan perilaku yang saling menguntungkan. Modal sosial menggambarkan perilaku yang produktif bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Hal lain, modal sosial juga mengacu pada potensi kelompok atau antar kelompok dengan memunculkan sumberdaya yang produktif. Oleh karenanya, terminalogi istilah modal bukan saja mengacu pada modal manusia, modal alam, modal ekonomi, dan modal fisik tetapi juga modal sosial sebagai kekuatan dalam pembangunan. Istilah modal sosial pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Linda Hanifan (Aghajanian, 2012) yang menyatakan bahwa, modal sosial merupakan sesuatu yang nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat seperti persekutuan, simpati, hubungan sosial antar individu, hubungan sosial dalam keluarga, dan kehidupan bermasyarakat yang membentuk suatu unit sosial. Makna modal sosial ini mengacu pada kekuatan hubungan sosial dalam kehidupan

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang...

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Modal Sosial dalam Pembangunan

Arah pembangunan ditujukan guna menyiapkan sumberdaya manusia-

manusia handal. Sumber daya manusia handal disamping memiliki kemampuan

pengetahuan dan ketrampilan, juga memiliki kemampuan berasosiasi.

Kemampuan berasosiasi dapat dipandang sebagai aset hubungan antar manusia

yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti

inilah yang disebut sebagai modal sosial. Uphoff (1999) menyatakan bahwa

modal sosial adalah akumulasi aset berbagai jenis kognitif sosial, psikologis,

budaya, institusi, dan perilaku yang saling menguntungkan. Modal sosial

menggambarkan perilaku yang produktif bagi orang lain maupun dirinya sendiri.

Hal lain, modal sosial juga mengacu pada potensi kelompok atau antar kelompok

dengan memunculkan sumberdaya yang produktif. Oleh karenanya, terminalogi

istilah modal bukan saja mengacu pada modal manusia, modal alam, modal

ekonomi, dan modal fisik tetapi juga modal sosial sebagai kekuatan dalam

pembangunan.

Istilah modal sosial pertama kali dikemukakan pada tahun 1916 oleh Linda

Hanifan (Aghajanian, 2012) yang menyatakan bahwa, modal sosial merupakan

sesuatu yang nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat seperti persekutuan,

simpati, hubungan sosial antar individu, hubungan sosial dalam keluarga, dan

kehidupan bermasyarakat yang membentuk suatu unit sosial. Makna modal

sosial ini mengacu pada kekuatan hubungan sosial dalam kehidupan

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

8

bermasyarakat baik individu maupun kelompok. Kekuatan hubungan sosial

tercermin dari perilaku baik, rasa bersahabat, saling simpati, hubungan baik dan

kerjasama yang erat di antara individu dalam keluarga untuk membentuk suatu

kelompok sosial dalam kehidupan bermasyarakat (Kushandajani, 2006).

Pengertian modal sosial ditelusuri lebih luas oleh sosiolog Pierre Bourdieu

(Ottebjer, 2005) pada tahun 1986 dengan memberikan pengertian modal sosial

sebagai agregat sumber daya potensial yang terkait dalam suatu jaringan ataupun

hubungan timbal balik yang saling memberikan penguatan di dalam suatu

kelembagaan. Penekanan modal sosial terletak pada keseimbangan jaringan oleh

adanya hubungan, kesadaran melakukan hubungan timbal balik, dan pengakuan

dari individu anggota dalam jaringan tersebut (Magliola, 2005). Dipertegas oleh

Kushandajani (2006) bahwa, keseluruhan sumber daya baik aktual maupun

potensial yang terkait dengan kepemilikan jaringan dalam hubungan kelembagaan

serta didasarkan pada saling kenal dan saling mengakui dipandang sebagai modal

sosial dalam masyarakat. Dua komponen penting modal sosial yaitu (1) adanya

sumber daya yang dihubungkan dengan anggota kelompok dan jaringan sosial dan

(2) adanya kesadaran dan pengakuan yang saling bersama diantara anggota

kelompok dan jaringan sosial (Siisiäinen, 2000).

Konsep modal sosial ditelaah lebih lanjut oleh Coleman (1990) yang

memberikan pengertian modal sosial atas dasar fungsinya. Modal sosial bukan

entitas tunggal tetapi berbagai entitas yang berbeda dengan dua unsur yang sama.

Pengertian modal sosial tersebut menyiratkan bahwa, kedua unsur yang sama

tersebut akan bergabung dalam satu struktur sosial guna menfasilitasi aktivitas

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

9

bersama. Melalui kekuatan aspek struktur sosial memungkinkan individu yang

berinteraksi akan menciptakan nilai-nilai baru untuk mencapai kepentingan

bersama dari pihak-pihak yang melakukan hubungan (Coleman, 1988).

Terdapat dua hal penting dari aspek struktur sosial (Kushandajani, 2006)

yaitu (1) aspek struktur sosial yang menciptakan pengukuhan dalam sebuah

jaringan sosial sehingga membuat setiap orang saling berhubungan. Adanya

pengukuhan dalam jaringan sosial menuntut setiap orang dalam jaringan tersebut

harus melaksanakan kewajiban dan menerima sanksi (2) struktur sosial yang

teratur dalam wadah organisasi sosial untuk mencapai tujuan bersama.

Dikemukakan pula oleh Lin (1999) bahwa, setiap individu dapat menggunakan

sosio struktural atas dasar kepercayaan, norma, dan sanksi dengan cara diskusi

untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Coleman (1990) mengidentifikasi modal sosial dalam beberapa bentuk

modal sosial yaitu kewajiban, harapan, saluran informasi, norma dan sanksi yang

efektif, hubungan kewenangan, dan organisasi sosial. Kewajiban dan harapan

timbul dari rasa percaya, adanya arus informasi yang lancar di dalam struktur

sosial, dan adanya norma-norma yang harus ditaati dengan sanksi yang jelas.

Selanjutnya, Putnam (1995) mengartikan modal sosial sebagai hubungan antara

individu-individu, jaringan sosial, norma-norma timbal balik, kepercayaan, dan

difasilitasi oleh adanya koordinasi dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

Modal sosial bukan sebatas hubungan interaksi yang melibatkan faktor perilaku

orang tertentu saja, tetapi juga dapat melibatkan individu dalam kelompok-

kelompok yang membentuk suatu jaringan sosial (Putnam, 1995). Hal ini berarti

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

10

bahwa, modal sosial mencirikan dua dimensi yaitu (1) komponen struktural

terdiri dari jaringan sosial, assoasiasi, partisipasi dan (2) komponen kognitif

terdiri dari norma bersama, kepercayaan, hubungan timbal balik (Wu at al., 2012).

Definisi modal sosial oleh Putnam (1995) mengacu pada tiga komponen

yaitu (1) jaringan sosial sehingga memungkinkan terjadinya koordinasi dan

komunikasi, (2) kepercayaan sehingga berimplikasi pada saling percaya dalam

kehidupan bermasyarakat, dan (3) norma-norma yang saling berbagi diantara

kelompok dalam jaringan sosial sehingga memungkinkan kesatuan peraturan dan

sanksi. Di antara tiga komponen modal sosial tersebut, komponen kepercayaan

sebagai komponen penting dari norma-norma yang dibangun dari jaringan sosial

(Qianhong, 2004). Hal yang sama juga dinyatakan oleh Coleman (1990) bahwa

sebuah kelompok ada kepercayaan yang luas dan lebih dipercaya mampu

mencapai produktivitas yang tinggi dibandingkan kelompok yang tidak memiliki

kepercayaan yang luas. Oleh karenanya inti daripada modal sosial adalah

kepercayaan yang didasarkan oleh norma-norma yang timbal balik secara umum

(Van schaik, 2002). Pentingnya faktor kepercayaan dipertegas pula oleh

Siisiäinen (2000) bahwa kepercayaan menciptakan dasar untuk “berani timbal

balik” dan akan mewujudkan jaringan sosial dan asosiasi dalam suatu kelompok.

Hal yang sama, dikemukakan oleh Woolcock and Narayan (1999) bahwa ciri

penting modal sosial adalah kepercayaan dan hubungan timbal balik yang

dibangun dalam proses interaksi tersebut.

Fukuyama (1997) mendefinisikan modal sosial secara sederhana sebagai

keberadaan tertentu suatu set nilai-nilai atau norma bersama diantara anggota

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

11

kelompok yang memungkinkan adanya kerjasama diantara mereka. Penekanan

modal sosial terletak pada norma-norma yang terbagi diantara kelompok-

kelompok masyarakat yang sama. Modal sosial akan menjadi semakin kuat

apabila dalam satu masyarakat berlaku norma saling balas membantu dan

kerjasama yang kompak melalui suatu ikatan jaringan hubungan kelembagaan

sosial. Selanjutnya, dikemukakan pula bahwa, jika anggota kelompok datang

untuk mengharapkan bahwa orang lain akan berperilaku jujur dan terpecaya, maka

mereka akan datang untuk percaya satu dengan lainnya. Faktor kepercayaan

memegang peranan penting dalam modal sosial. Durlauf (2002) mengemukakan

bahwa, faktor kepercayaan sebagai pelumas yang membuat kelompok berjalan

lebih effisien.

Inayah (2012) menyatakan bahwa norma-norma bersama yang dianut oleh

individu dalam kelompok akan membentuk suatu jaringan yang memungkinkan

effisien dan effektifnya koordinasi dan kerjasama dalam pencapaian keuntungan

dan kebajikan bersama. Selanjutnya rangkaian koordinasi dan kerjasama dalam

jaringan sosial tersebut diibatkan sebagai lem pengikat antar individu yang

berinteraksi (Bank Dunia, 1999). Adanya koordinasi dan kerjasama mewujudkan

pencapaian tujuan bersama, oleh karenanya modal sosial bersifat produktif yaitu

menfasilitasi aktivitas individu atau kelompok untuk mencapai tujuan akhir

(Coleman, 1988).

Berbagai pendapat ahli menyiratkan bahwa modal sosial adalah sumber

daya sosial untuk aksi kolektif. Aksi kolektif menyiratkan bahwa modal sosial

tidak hanya dibangun oleh satu individu, melainkan terletak pada individu-

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

12

individu yang tumbuh dalam suatu kelompok untuk berasosiasi sebagai bagian

penting dari nilai-nilai yang dipegangnya. Modal sosial akan bergantung pada

kapasitas yang ada dalam kelompok untuk membangun sejumlah asosiasi beserta

jaringan sosialnya untuk menciptakan hubungan sosial. Selengkapnya Winter

(2000) memberikan beberapa pendapat para ahli tentang modal sosial, disajikan

pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1Pendapat Para Ahli tentang Modal Sosial

Pendapatahli

Definisi Maksud/tujuan Analisa

Bourdieu Sumber daya yangmenyediakan Individusebagai modal ekonomidalam kompetisi ekonomi.

Mendapatkanmodal ekonomi

Individu padakompetensiekonomi.

JamesColeman

Aspek struktur sosial untukmenyediakan Individusebagai modal manusia dalamkeluarga dan masyarakat.

Mendapatkanmodal manusia

Individu dalamkeluarga danpelaksana yangmengembangkanmasyarakat.

Putnam Kepercayaan, norma danjaringan untuk menyediakandaerah yang efektif yangmemfasilitasi kerjasamademokrasi dan ekonomi.

Mendapatkanwilayah effektifpada tingkatnasional yangdifasilitasidemograsi danekonomi

Wilayah nasional

Sumber: Winter (2000)

Dasar utama modal sosial terdiri atas empat elemen yaitu (1) difasilitasi

adanya arus informasi, (2) adanya pengaruh satu dengan lainnya, (3) hubungan

yang terjadi didasarkan oleh adanya kepercayaan untuk membentuk jaringan

sosial, dan (4) interaksi yang terjalin dalam jaringan sosial memberikan

menguatan dan mengukuhan (Lin, 1999). Pada konsep pemikiran ini, penekanan

modal sosial pada struktur hubungan yang saling terikat yang didasarkan oleh

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

13

adanya saling percaya untuk menyampaikan informasi dalam pembentukkan

jaringan sosial yang kuat dan mengukuhkan.

Selanjutnya, Lin and Erickson (2008) memberikan pendapat bahwa tiga

elemen utama modal sosial antara lain (1) jumlah orang yang siap untuk

berinteraksi, (2) sejauh mana mereka siap untuk berinteraksi (kekuatan mengikat),

dan (3) apa yang akan dilakukan dari sumber daya yang diakses. Penekanan

pemikiran modal sosial tersebut terletak pada kapasitas sumberdaya yang

berinteraksi. Kemampuan sumberdaya tersebut menjadi hal yang perlu

diperhitungkan, yaitu menyangkut jumlah, kesiapan, maupun kapasitas dalam

menjalin struktur hubungan sosial tersebut. Mengacu pada pendapat Lin (1999)

yang menekankan konsep modal sosial pada struktur hubungan yang saling

terikat, selanjutnya dikembangkan lebih luas lagi oleh Lin and Erickson (2008)

yang menyatakan bahwa, modal sosial juga perlu memperhatikan kapasitas

sumberdaya yang terlibat dalam membangun struktur hubungan tersebut.

Kapasitas sumberdaya yang perlu pada struktur hubungan dinyatakan oleh

Flassy dkk. (2009) yang menegaskan bahwa acuan nilai dan unsur yang

merupakan roh modal sosial antara lain; sikap partisipatif (kerjasama), sikap

memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai,

nilai, dan norma. Di samping itu, unsur lain yang penting juga adalah kemauan

masyarakat untuk secara terus menerus proaktif dalam mempertahankan nilai,

membentuk jaringan kerjasama maupun penciptaan kreasi dan ide-ide baru. Atas

dasar pemikiran tersebut, dapat dikatakan bahwa dasar utama modal sosial adalah

struktur hubungan interaksi yang memiliki roh berupa nilai-nilai, norma, saling

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

14

percaya untuk terus menerus membentuk jaringan kerjasama dalam menciptakan

aktivitas yang produktif.

Suryono (2012) mengemukakan bahwa modal sosial membentuk tiga

aspek yaitu nilai, institusi, dan mekanisme. Selengkapnya tiga aspek modal sosial

disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1Aspek Modal Sosial (Suryono, 2012)

Aspek modal sosial menggambarkan kelompok orang yang dihubungkan

oleh perasaan simpati, percaya, kewajiban, norma, yang saling dipertukarkan, dan

yang kemudian diorganisasikan menjadi sebuah institusi melalui suatu mekanisme

tingkah laku, kerjasama, sinergis suatu jaringan sosial untuk mencapai tujuan.

Secara umum, modal sosial dapat didefinisikan sebagai sumberdaya

individu dan atau kelompok yang muncul dalam struktur hubungan sosial, dimana

jalinan hubungan sosial tersebut didasarkan oleh adanya norma-norma bersama

yang timbal balik, adanya kepercayaan, harapan, dan kewajiban pihak-pihak yang

melakukan struktur hubungan sosial tersebut. Selanjutnya, atas dasar kekuatan

sumberdaya tersebut akan memungkinkan effisien dan effektifnya koordinasi dan

kerjasama dalam bentuk tindakan produktif dalam suatu jaringan sosial untuk

mencapai suatu tujuan bersama. Pada pengertian tersebut nampak menyiratkan

Nilai, kultur, dan persepsi :Simpati dan saling percaya

Institusi: Ikatan antar dan dalamisntitusi, jaringan

Mekanisme: Tingkah laku,kerjasama, dan sinergis

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

15

dua komponen penting modal sosial yaitu (1) komponen struktural hubungan

sosial yaitu interaksi sosial yang membentuk jaringan sosial dan (2) komponen

kognitif yaitu kondisi psykis orang yang melakukan interaksi sosial baik berupa

norma dan kepercayaan.

2.2 Peran Modal Sosial dalam Pembangunan

Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam pembangunan

sangat banyak dilakukan. Putnam (2001) mengemukakan bahwa pemanfaatan

modal sosial dalam pembangunan sangat penting. Hal ini dikarenakan (1) modal

sosial memungkinkan warga untuk menyelesaikan masalah kolektif lebih mudah,

(2) modal sosial sebagai roda yang memungkinkan masyarakat untuk lebih lancar

bergerak, dan (3) modal sosial mengacu pada kehidupan masyarakat. Hal yang

sama disampaikan oleh Coleman (1988) bahwa modal sosial merupakan sumber

penting bagi individu untuk dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam

bertindak dan memberikan kualitas hidup yang baik. Oleh karenanya, modal

sosial akan membentuk masyarakat menjadi kuat dan berkepribadian yang

sanggup mengatasi permasalahan dengan cepat tanpa harus dirugikan.

Darmayanti (2010) mengemukakan bahwa terdapat empat hal modal sosial

dianggap penting, yaitu (1) modal sosial memungkinkan masyarakat untuk

memecahkan permasalahan bersama dengan mudah, (2) modal sosial

memperlancar upaya komunitas untuk dapat maju, (3) modal sosial dapat

menumbuhkan solidaritas, dan (4) modal sosial memungkinkan tercapainya tujuan

bersama. Oleh karenanya, modal sosial harus didistribusikan antar individu dalam

suatu struktur sosial.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

16

Beberapa hasil kajian penelitian di Indonesia memberikan informasi

adanya peran modal sosial dalam pembangunan. Bulu dkk. (2009) menemukan

bahwa modal sosial merupakan faktor utama yang perlu mendapatkan perlakuan

dominan dalam desiminasi inovasi dan pemberdayaan kelembagaan tani dalam

adopsi inovasi pertanian. Modal sosial merupakan faktor yang menentukan

keterdedahan petani terhadap informasi inovasi, modal manusia, dan promosi

inovasi. Oleh karenanya, untuk meningkatkan kapasitas petani dan tingkat adopsi

inovasi pertanian maka diperlukan revitalisasi modal sosial yaitu penguatan modal

sosial.

Mawardi (2007) dalam penelitiannya tentang pemberdayaan masyarakat,

mengemukakan bahwa pemberdayaan masyarakat akan mengalami kegagalan

tanpa menyadari pentingnya melibatkan dimensi kultural dan mendayagunakan

peran modal sosial yang tumbuh di tengah masyarakat. Modal sosial yang

berisikan kepercayaan, pertukaran timbal balik, norma-norma sosial, dan nilai-

nilai etis, merupakan pondasi penopang yang akan menentukan perkembangan

dan keberlanjutan beragam aktifitas usaha di berbagai sektor kehidupan.

Hasil penelitian Rustanto (2007) menunjukkan bahwa penguatan modal

sosial yang tumbuh dan berkembang dalam bentuk kelompok-kelompok sosial

merupakan salah satu pendekatan yang perlu dikembangkan dalam penanganan

kemiskinan. Pada pendekatan tersebut, individu-individu sebagai anggota

kelompok mengalami proses belajar sosial untuk mengembangkan potensi dan

sumberdaya yang dimiliki. Di samping itu, setiap individu akan terlibat belajar

mengembangkan perilaku pro sosial untuk mengatasi masalah dan kebutuhannya.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

17

2.3 Kategori Modal Sosial

Uphoff (1999) mengemukakan dasar untuk memahami modal sosial dapat

ditelaah melalui kategori modal sosial. Kategori modal sosial dikelompokkan

dalam struktural dan kognitif. Kategori struktural yaitu menfasilitasi proses

interaksi sosial, sedangkan kategori kognitif yaitu memproses orang untuk

bertindak secara sosial yang menguntungkan. Kategori struktural menekankan

pada hubungan antar perilaku manusia dan organisasi, termasuk aturan, jaringan

sosial, asosiasi, lembaga, peran, prosedur, dan preseden. Sebaliknya, kategori

kognitif lebih berfokus pada sisi psikologis individu, yaitu merunjuk pada norma,

berbagi nilai-nilai, saling menghargai, solidaritas, sikap, kepercayaan, dan

keyakinan. Hal yang sama, disampaikan oleh Ottebjer (2005) bahwa komponen

struktural meliputi jaringan, keterbukaan, kehidupan asosiasi dan partisipasi

masyarakat. Sementara komponen kognitif meliputi persepsi dukungan, sosial

kohesi, kepercayaan, dan sikap keterlibatan masyarakat.

Kategori struktural lebih menjelaskan hubungan seperti keeratan,

hubungan hirarki dalam suatu organisasi. Struktural menyangkut kedekatan dan

hubungan antar anggota dalam jaringan kerja baik secara langsung maupun tidak

langsung. Lebih lanjut struktural menunjukkan hubungan individu dengan orang

lain seperti rekan kerja dan pimpinan. Ariani (2008) menyatakan bahwa, akibat

dari hubungan struktural akan mendorong individu melaksanakan perilaku sebagai

anggota dalam suatu organisasi terhadap individu lain seperti rekan ataupun

pimpinan.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

18

Kategori kognitif mengacu pada kemampuan individu dalam menilai atau

menginterpretasikan hubungan kerjasama, dan mendorong individu berperilaku

sebagai anggota dalam organisassi. Kognitif mengarah pada penyediaan,

penyebaran, interpretasi, dan pemberian arti dari seseorang kepada orang lain.

Ariani (2008) menyatakan bahwa, seseorang akan berperilaku karena adanya

kesamaan nilai atau paradigma yang sama dengan orang lain sehingga terwujud

hubungan kerjasama.

Secara lengkap Carrol (2001) memberikan penegasan tentang kategori

modal sosial pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2Kategori Modal sosial

Kelompok Struktur/Organisasi Kognitif/PerilakuBentuk Peran

Jaringan sosialHubungan interpersonalAturanProsedur

NilaiSikapKeyakinan/kepercayaan

Jenjang Organisasi sosial(informal dan formal)

Masyarakat

Faktor Hubungan horisontalHubungan vertikalAktivitas bersama

SolidaritasKepercayaanNilai/norma

Sumber: Carrol (2001)

Kategori struktural berupa hal-hal yang dapat dilihat secara langsung dan

berada di luar individu; sebaliknya kognitif menunjukkan hal-hal yang tidak

dapat dilihat (mentalitas) dan berada pada diri individu. Oleh karenanya, kategori

kognitif sangat sulit untuk dapat dirubah melalui intervensi, hal ini disebabkan

pembentukkannya dari akumulasi norma, nilai, sikap yang dipegang erat oleh

individu. Sebaliknya, kategori struktural agak mudah diintervensi melalui

kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam kegiatan organisasi.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

19

Secara keseluruhan kedua kategori modal sosial tersebut mengacu pada

konsep harapan. Harapan untuk dapat menumbuhkan kepedulian antar orang

yang berinteraksi untuk dapat membentuk suatu jaringan kerjasama secara

kolektif untuk mencapai tujuan (Uphoff, 1999).

Kategori struktur dan kategori kognitif sangat berkaitan dan saling terkait,

masing-masing menfasilitasi dan mendukung tindakan kolektif untuk mencapai

tujuan. Walaupun kedua kategori tersebut berbeda, tetapi keduanya saling terkait,

masing-masing memberikan kontribusi satu sama lainnya, dan secara bersama-

sama mempengaruhi perilaku seseorang baik secara individu dan kelompok dalam

berinteraksi (Uphoff, 1999; Carrol, 2001). Komponen struktural dan kognitif

saling berkaitan dan memberikan penguatan satu sama lainnya (Hjøllund and

Svendsen, 2000).

Selain kategori modal sosial, Shrader and Krishna (1999) mengemukakan

bahwa bidang kajian modal sosial dapat di telaah dalam dua tingkatan yaitu;

tingkat makro dan tingkat mikro. Tingkat makro mengarah pada kelembagaan

suatu organisasi. Tingkatan makro meliputi hubungan formal dan struktur seperti

peraturan hukum, kerangka perundangan yang sah, tipe kelompok, tingkatan

desentralisasi, dan tingkatan partisipasi dalam proses perumusan kebijakan.

Tingkatan mikro mengacu pada potensi organisasi untuk dapat

dikembangkan. Pada tingkatan mikro terdiri atas struktural dan kognitif.

Kognitif terdiri atas: nilai (kepercayaan, solidaritas, hubungan timbal balik yang

dibagikan), keyakinan, norma sosial, dan perilaku sikap. Sedangkan struktural

meliputi komposisi dan praktek lembaga tingkat lokal, baik formal maupun

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

20

informal, yang berfungsi sebagai alat pengembangan masyarakat. Struktural

dibangun melalui horisontal organisasi dan jaringan yang memiliki keputusan

kolektif dan transparan proses pembuatan, pemimpin bertanggung jawab, dan

praktek tindakan kolektif dan saling jawab. Selengkapnya tingkatan modal sosial

disajikan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2Tingkatan Modal Sosial (Shrader and Krishna, 1999)

2.4 Dimensi Modal Sosial

Woolcock dan Narayan (1999) membagi dimensi modal sosial dalam

kelompok (1) Bonding social capital, (2) Bridging social capital, dan (3) Linking

social capital. Bonding social capital yaitu ikatan modal sosial yang

menunjukkan hubungan orang-orang dalam situasi yang mirip seperti keluarga

dekat, kelompok etnik, kelompok keagamaan, teman dekat dan tetangga. Pada

situasi ini, hubungannya sangat tertutup, kuat, dan interaksi hubungan berkali-

kali. Hubungan interaksi tersebut, dibangun antar anggota yang memiliki

Makro

Mikro

StrukturalKognitif

Hukum

Peraturan

Tipe kelompokDesentralisasi

Partisipasi

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

21

kepercayaan kuat, serta latar belakang sosial sama. Oleh karenanya, proses

interaksi akan berjalan dengan sangat mudah (Scheffert et al., 2008).

Bridging social capital, yaitu ikatan modal sosial yang melibatkan

hubungan diantara orang-orang yang tidak dekat dan berbeda. Bentuk ikatan

tersebut, seperti persahabatan yang tidak erat, dan rekan kerja. Pada hubungan

ini, kekuatan hubungan tidak terlalu kuat namun ada kesempatan untuk dapat

menjalin keeratan hubungan. Pada kelompok ini, kepercayaan harus dibangun

atas dasar norma-norma umum dalam masyarakat dibandingkan pengalaman

pribadi dari masing-masing individu. Selanjutnya, dengan latar belakang yang

berbeda maka kegiatan dan pemecahan masalah harus dilakukan secara bersama-

sama (Scheffert et al., 2008).

Linking social capital, yaitu ikatan modal sosial yang menjangkau orang-

orang yang sangat berbeda, bahkan berada di luar komunitasnya. Bentuk ini

biasanya memberikan akses kepada organisasi atau sistim yang akan membantu

masyarakat memperoleh sumberdaya untuk mendapatkan perubahan. Ikatan

modal sosial ini, biasanya dihubungkan dengan organisasi seperti pemerintah,

bank, ataupun lembaga penyandang dana yang ada di dalam atau luar masyarakat.

Pada kelompok ini, kepercayaan terhadap pimpinan, akan sangat berdampak pada

interaksi yang terjalin. Kepercayaaan pimpinan diindikasikan dari pemimpin

yang mendengar kebutuhan, memberikan perhatian, dan berkomitmen terhadap

masyarakat. (Scheffert et al., 2008).

Ciri-ciri pada dua dimensi modal sosial yaitu bonding social capital dan

bridging social capital disajikan pada Tabel 2.3

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

22

Tabel 2.3Dimensi Modal Sosial

Bonding social capital Bridging social capital1. Terikat/ketat, saingan yang

eksklusif.2. Perbedaan yang kuat antara

’orang kami’ dan ’orang luar’.3. Hanya ada satu alternatif

jawaban.4. Sulit menerima arus perubahan.5. Kurang akomodatif terhadap

pihak luar.6. Mengutamakan kepentingan

kelompok7. Mengutamakan solidaritas8. Kelompok

1. Terbuka.2. Memiliki jaringan yang lebih

fleksibel.3. Toleran.4. Memungkinkan untuk memilki

banyak alternatif jawaban danpenyelesaian masalah.

5. Akomodatif untuk menerimaperubahan.

6. Cenderung memiliki sikap yangaltruistik, humanitaristik, danuniversal.

Sumber: Flassy dkk. (2009)

Flassy dkk. (2009) mengemukakan bahwa dimensi bonding social capital

menunjukkan ikatan modal sosial yang lebih terikat/ketat di antara masyarakat

dimana pada ikatan yang demikian sangatlah sulit untuk menerima arus perubahan

dibandingkan masyarakat dengan dimensi bridging social capital.

2.5 Unsur Modal Sosial

Menurut Stone (2000) modal sosial dapat diketahui sebagai (1) konsep

multidimensi yang terdiri atas jaringan sosial, norma-norma kepercayaan, dan

norma-norma timbal balik. (2) memahami modal sosial sebagai sumber daya

untuk bertindak dalam suatu proses interaksi, (3) secara empiris dapat

membedakan antara modal sosial dan hasil-hasilnya akibat modal sosial. Konsep

modal sosial tersebut terletak pada struktur hubungan sosial (jaringan sosial) dan

kualitas hubungan sosial (norma dan kepercayaan) yang menggambarkan arus

informasi sehingga memberikan dampak akibat dari proses interaksi tersebut.

Selanjutnya dipertegas pula oleh Stone (2000) bahwa, inti dan karakteristik modal

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

23

sosial terdiri atas dua komponen yaitu struktur hubungan sosial dan kualitas

hubungan sosial. Selengkapnya digambarkan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4Inti dan Karakteristik Modal Sosial

Struktur hubungan sosial: jaringan Kualitas hubungan sosial: norma-normaTipe : Informal - Formal

Ukuran : Batasan yang tertentu

Ruang : Rumah Tangga – Umum

Struktur : terbuka – Tertutup, padat –jarang, homogen – heterogen.Relasi : vertikal – horisontal

Norma kepercayaan : Kepercayaansosial, kepercayaan lembaga.

Norma timbal balik : Langsung – tidaklangsung, segera – lambat.

Sumber: Stone (2000)

Berdasarkan definisi dan penekanan modal sosial yang dikemukakan oleh

beberapa ahli antara lain; Coleman (1990), Putnam (1995), Fukuyama (1997),

Stone (2000), Ottebjer (2005), Lin dan Erickson (2008), maka terdapat tiga unsur

penting modal sosial yaitu kepercayaan, norma sosial, dan jaringan sosial. Ketiga

unsur modal sosial tersebut akan menggambarkan kategori struktural (jaringan)

dan kognitif (kepercayaan dan norma).

2.5.1 Kepercayaan

Konteks percaya menyiratkan segi emosional individu, dipercaya

memerlukan kemauan untuk mengambil risiko untuk dapat memberikan harapan

kepada orang lain untuk bertindak atau memberikan respon seperti yang

diharapkan dan untuk saling mendukung ataupun tidak berniat membahayakan.

Fukuyama (1997), mendefinisikan kepercayaan sebagai harapan yang timbul

dalam masyarakat berperilaku reguler, jujur dan kooperatif, berdasarkan norma-

norma umum bersama dalam anggota masyarakat. Kepercayaan didasarkan pada

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

24

harapan bahwa orang atau organisasi akan bertindak dengan cara yang diharapkan

atau dijanjikan, dan mempertimbangkan kepentingan orang lain.

Kepercayaan adalah kualitas individu dan organisasi yang mengacu pada

nilai kejujuran, keterbukaan, rasa keadilan, dan kepedulian bagi kelayakan

individu yang diberikan. Hal ini bermakna, kepercayaan merupakan kegiatan

sangat sosial yang berkaitan dengan pribadi individu (Edwards, 2004).

Kepercayaan merupakan variabel kepribadian yang menempatkan

penekanan pada karakteristik individu seperti perasaan, emosi, dan nilai.

Kepercayaan didasarkan pada keyakinan individu mengenai bagaimana orang lain

akan berperilaku kepadanya pada beberapa kesempatan (Qianhong, 2004). Hal ini

menunjukkan kesediaan untuk menjadi peduli terhadap orang lain sebagai salah

satu pihak akibat dari konsekuensi dari keyakinan yang dibangun, supaya niat

baik dengan mitra yang diajak melakukan interaksi dapat berjalan.

Kepercayaan juga dapat dipandang sebagai sebuah mekanisme sosial

untuk mewujudkan struktur hubungan sosial. Paxton (1999) mengemukakan,

struktur hubungan sosial didasarkan oleh adanya perasaan tanggung jawab untuk

melakukan hubungan timbal balik atas dasar kepercayaan guna mencapai tujuan

bersama. Kepercayaan mengacu pada keyakinan keandalan seseorang dalam

sebuah sistem yang menghubungkan interaksi. Hal ini didasarkan pada harapan

bahwa orang atau organisasi akan bertindak dengan cara yang diharapkan atau

dijanjikan, dan akan mempertimbangkan kepentingan orang lain.

Paxton (1999) menyatakan bahwa kepercayaan adalah pembelajaran

sosial dan pembentukkan harapan sosial kepada orang lain di dalam suatu

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

25

kelompok atau lembaga orang tersebut hadir, serta sebagai suatu set dasar untuk

mengerti orang lain. Pemahaman orang lain melalui proses pembelajaran sosial

menciptakan hubungan yang didasarkan atas dasar kepercayaan terhadap orang

lain yang dipelajari sebagai teladan atau contoh yang perlu ditiru.

Putnam (2001) mengemukakan bahwa kepercayaan sosial dapat timbul

dari norma timbal balik dan jaringan sosial. Keterikatan dan kepatuhan anggota-

anggota masyarakat pada norma sosial memberikan hubungan timbal balik dalam

satu kesepakatan aturan yang dipedomani dan dilakukan. Hal ini akan

mempermudah anggota dalam mengenal dan membentuk kelompok jaringan

sosial. Hal yang sama dikemukakan oleh Coleman (1988) bahwa kepercayaan

merupakan salah satu kunci komponen modal sosial. Modal sosial terbentuk

karena adanya kemampuan yang timbul dari prevalensi kepercayaan di dalam

masyarakat atau di bagian-bagian tertentu dari itu. Adanya kepercayaan dan

norma timbal balik, keadilan, kerjasama, dan manfaat yang diperoleh pada

hubungan sosial, sangat penting untuk memfasilitasi dan memperkuat

kelembagaan effisiensi kinerja. Berbagai tindakan kolektif yang didasari atas

saling mempercayai akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

membangun kemajuan bersama.

Soetomo (2012) mengemukakan bahwa kohesi sosial dan solidaritas sosial

akan terbangun manakala ada kepercayaan. Kepercayaan merupakan bentuk

modal sosial yang paling penting sebagai landasan dalam membina kemitraan.

Hal lainpun, kepercayaan bersifat dinamis karena kepercayaan dapat tumbuh dan

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

26

sebaliknya dapat hilang, sehingga bukan saja memanfaatkan kepercayaan sebagai

modal sosial melainkan juga memelihara dan memupuknya.

Ada tiga hal penting dalam kepercayaan yaitu (1) hubungan antara dua

orang atau lebih, (2) harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang

kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak, dan

(3) interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu terwujud

(Saifuddin, 2008).

2.5.2 Norma sosial

Norma sosial dapat didefinisikan aturan yang dilengkapi dengan sanksi

yang merupakan patokan perilaku yang mendorong dan mengatur individu atau

kelompok masyarakat tertentu (Lawang, 1986). Norma-norma sosial biasanya

terbentuk atas dasar hasil kesepakatan anggota-anggota masyarakat dan tercipta

karena adanya interaksi dalam kelompok masyarakat. Pelanggaran akan norma

biasanya diberikan sanksi yang telah disepakati dalam masyarakat, dimana sanksi

dapat berbentuk material maupun tindakan sosial. Di sisi lain, norma merupakan

penjabaran nilai-nilai secara terinci ke dalam bentuk tata aturan atau tata kelakuan

yang berfungsi untuk mengatur pola tingkah laku.

Norma merupakan pedoman atau patokan bagi perilaku dan tindakan

seseorang atau masyarakat yang bersumber pada nilai. Sedangkan, nilai adalah

merupakan hal yang dianggap baik atau buruk atau sebagai penghargaan yang

diberikan masyarakat kepada segala sesuatu yang mempunyai daya guna bagi

kehidupan bersama. Dengan kata lain, norma adalah wujud konkrit dari nilai yang

merupakan pedoman, berisi suatu keharusan bagi individu atau masyarakat, dapat

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

27

juga norma dikatakan sebagai cara untuk melakukan tindakan dan perilaku yang

dibenarkan untuk mewujudkan nilai-nilai (Ningrum, 2010).

Pengelompokkan norma sosial atas dasar (1) daya ikat, (2) aturan perilaku

tertentu, (3) resmi tidaknya, dan (4) pola hubungan (Lawang, 1986). Norma

sosial atas dasar daya ikat terbagi atas (1) cara, yaitu norma yang paling lemah

daya ikatnya karena orang yang melanggar akan mendapatkan sanksi cemoohan

atau ejekan, (2) kebiasaan, yaitu aturan dengan kekuaran mengikat yang lebih kuat

dari cara karena kebiasan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang

sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan

menyadari perbuatannya, (3) tata kelakuan, yaitu secara sadar atau tidak sadar

oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya. Pelanggaran atas norma ini

biasanya mendapatkan sanksi masyarakat, dan (4) adat istiadat, yaitu tata

kelakuan yang kekal serta terintegrasi kuat dengan pola perilaku masyarakat.

Anggota masyarakat yang melanggar norma adat akan mendapatkan sanksi tegas.

Norma sosial atas dasar perilaku tertentu terbagi atas, (1) norma agama,

yaitu ketentuan hidup yang biasanya bersumber dari agama, (2) norma kesusilaan,

yaitu petunjuk atau ketentuan yang berasal dari hati nurani, moral, (3) kesopanan,

yaitu tata krama aturan sopan santun menyangkut kehidupan dalam masyarakat,

(4) norma kebiasaan, yaitu petunjuk hidup dan perilaku yang diulang ulang dalam

bentuk yang sama, dan (5) norma hukum, yaitu ketentuan tertulis yang mengatur

kehidupan masyarakat dalam suatu negara.

Atas dasar resmi atau tidaknya, norma sosial terbagi atas (1) norma formal,

yaitu aturan yang berisikan perintah atau larangan yang dirumuskan dan

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

28

diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh pihak berwenang kepada seluruh warga

masyarakat dan (2) norma nonformal, yaitu tumbuh berdasarkan kebiasaan

bertindak yang seragam, sehingga diterima oleh sebagian besar anggota

masyarakatnya. Biasanya norma nonformal tidak tertulis.

Norma atas dasar pola hubungan terbagi atas (1) norma yang mengatur

pribadi manusia, yaitu menyangkut pengendalian diri individu yang terdiri atas

kepercayaan dan norma kesusilaan, dan (2) norma hubungan antar pribadi, yaitu

mengatur individu dengan individu lainnya, biasanya menyangkut norma hukum

dan norma kesopanan.

Norma sosial akan menentukan kuatnya hubungan antar individu karena

merangsang kohesitas sosial yang berdampak positif bagi perkembangan

masyarakat (Inayah, 2012). Oleh karenanya, norma sosial sebagai salah satu

modal sosial. Guna membangun masyarakat, maka norma-norma yang dimiliki

masyarakat harus terbagi oleh lebih dari satu orang sebagai aturan perilaku atau

standar perilaku yang diharapkan dapat dipahami, dibagi dan atau dipegang oleh

kelompok orang (Jochum, 2003).

Norma-norma sosial dalam masyarakat sangat berkaitan dengan

kepercayaan, nilai-nilai menghargai orang, tanggung jawab moral, kewajiban

terhadap masyarakat maupun kepercayaan yang didasarkan pada adat kebiasaan

yang merupakan nilai-nilai budaya yang melekat pada masyarakat. Sisi lain,

adanya seperangkat nilai-nilai moral yang memadai, dipegang dan dianut dalam

masyarakat dapat menumbuhkan perilaku kebersamaan yang menunjang jaringan

sosial (Kushandajani, 2006).

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

29

Sifat norma sosial menurut Saifuddin (2008) antara lain: (1) norma muncul

dari pertukaran yang saling menguntungkan, artinya kalau pertukaran itu

memberikan keuntungan hanya dinikmati oleh salah satu pihak saja, pertukaran

sosial selanjutnya pasti tidak akan terjadi. Karena itu, norma yang muncul disini,

bukan terjadi melalui satu pertukaran saja. Norma muncul karena beberapa kali

pertukaran yang saling menguntungkan dan ini dipegang terus menerus menjadi

sebuah kewajiban yang harus dipelihara. (2) norma bersifat resiprokal, artinya isi

norma menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak yang dapat menjamin

keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Orang yang melanggar

norma ini yang berdampak pada berkurangnya keuntungan di kedua belah pihak,

akan diberi sanksi negatif yang sangat keras, dan (3) jaringan yang terbina lama

dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara merata, akan memunculkan

norma keadilan, dan akan melanggar prinsip keadilan akan dikenakan sanksi yang

keras juga.

2.5.3 Jaringan sosial

Manusia dalam kehidupannya tidak pernah dapat hidup sendiri,

dikarenakan manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

dalam kehidupannya. Kebutuhan akan orang lain dalam kehidupan manusia

bertujuan untuk terjalin interaksi antar individu dan atau kelompok guna

pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Adanya interaksi antar individu dan atau

kelompok akan membentuk kelompok-kelompok sosial, perwujudan kelompok

sosial ini tercipta melalui jaringan sosial. Dengan kata lain, adanya jaringan sosial

akan menciptakan kelompok sosial.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

30

Jaringan sosial didefinisikan sebagai suatu set hubungan antar individu dan

atau kelompok (Kadushin, 2004). Jaringan sosial juga dapat dilihat sebagai

hubungan pribadi yang dikumpulkan ketika sesorang berinteraksi satu sama lain

dalam keluarga, tempat kerja, lingkungan, asosiasi lokal dan berbagai tempat

pertemuan informal dan formal (Foxton and Jones, 2011).

Berdasarkan bentuk, jaringan sosial dapat terbentuk atas: (1) jaringan

diantara individu (kawan akrab, hubungan romantis, dan sahabat), (2) jaringan

hubungan formal dalam organisasi atau kelompok (kerjasama pembeli dan

leveransir,dan kerjasama usaha), (3) jaringan hubungan informal dalam organisasi

atau kelompok (hubungan pemimpin dan bawahan serta hubungan antar tenaga

kerja), dan (4) jaringan hubungan yang melibatkan keanggotaan dalam suatu

organisasi secara luas (perkumpulan, persatuan, asosiasi, keanggotaan komite,

persekutuan) (Smith, “t.t”).

Selanjutnya, Kadushin (2004) mengemukakan bahwa jaringan sosial dapat

terbagi atas (1) ego-centric networks, yaitu jaringan sosial yang menghubungkan

individu dengan individu, (2) socio-centric networks, yaitu jaringan sosial yang

menghubungkan individu dalam kelompok tertentu. Jaringan seperti ini biasanya

bersifat tertutup bagi anggota-anggota kelompok tertentu saja, dan (3) open-

system networks, yaitu jaringan sosial yang tidak memiliki batasan dalam

melakukan hubungan sosial dan biasanya tidak tertutup.

Melalui jaringan sosial, individu akan mudah mendapatkan akses terhadap

sumberdaya yang tersedia di lingkungannya untuk mencapai tujuan bersama.

Oleh karenanya, terbentuknya jaringan sosial biasanya dikaitkan dengan

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

31

persamaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai anggota-anggotanya.

Fachrina (2005) mengemukakan bahwa hubungan sosial dikatakan sebagai

jaringan sosial apabila terdapat kepadatan, isi sesuai konteks, rentang, frekuensi,

kekompakkan, dan adanya kepentingan hubungan.

Jaringan sosial dapat diwujudkan dalam bentuk formal dan in formal.

Jaringan informal terbentuk secara spontan, tidak diatur pertukaran informasi dan

sumber daya di dalam masyarakat secara resmi, serta diupayakan adanya

kerjasama, koordinasi, dan saling membantu untuk memaksimalkan pemanfaatan

sumber daya yang tersedia. Jaringan informal dapat dihubungkan melalui

horizontal dan vertikal hubungan dan dibentuk oleh berbagai faktor lingkungan,

termasuk kekerabatan, komunitas di pasar, dan persahabatan (Allahdadi, 2011).

Sedangkan jaringan formal biasanya diidentikkan dengan hubungan antar

organisasi yang memiliki struktur dan kewenangan dalam suatu organisasi.

Jaringan sosial merupakan salah satu dimensi modal sosial selain

kepercayaan dan norma. Konsep jaringan sosial dalam modal sosial lebih

menfokuskan pada aspek ikatan antar simpul yang bisa berupa hubungan antar

orang atau kelompok (Mudiarta, 2009). Selanjutnya dikemukakan bahwa pada

dasarnya jaringan sosial terbentuk adanya rasa saling tahu, saling

menginformasikan, saling mengingatkan dan saling membantu dalam

melaksanakan dan mengatasi sesuatu.

Komponen jaringan sosial sangat berkaitan dengan modal sosial, hal ini

dapat diindikasikan bahwa modal sosial sebagai kombinasi dari ukuran jaringan,

hubungan kekuatan, dan sumber daya yang dimiliki oleh orang-orang dalam

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

32

jaringan keterikatan orang-orang tersebut didasarkan atas norma-norma yang

timbal balik dan rasa saling percaya (Mudiarta, 2009).

Flassy dkk. (2009) menyatakan bahwa dimensi inti telaah modal sosial

terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerjasama membangun

suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama. Kerjasama diwarnai oleh pola inter

relasi yang timbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun diatas

kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif

dan kuat. Oleh karenanya, jaringan sosial menjadi fasilitator dalam mendukung

terjadinya interaksi yang kemudian akan menumbuhkan kepercayaan dan

kerjasama yang kuat. Semakin kuat jaringan sosial yang terbentuk maka semakin

kuat pula kerjasama dan kepercayaan yang ada di dalamnya, dan selanjutnya akan

memperkuat modal sosial yang terbentuk.

Jaringan sosial terbentuk karena kepercayaan tidak hanya orang-orang

yang langsung dipercayainya, melainkan juga terhadap orang-orang yang

dipercaya oleh orang yang dipercayainya. Jaringan sosial akan menfasilitasi

tindakan kolektif yang saling menguntungkan (Suharjito dan Saputro, 2008).

2.6 Pengetahuan

Manusia dalam kehidupannya senantiasa beringinan untuk mau

mengetahui segala sesuatu yang berada sekitar lingkungannya, sehingga

menimbulkan hasrat keinginan untuk mencari tahu. Proses mencari tahu inilah

yang menciptakan pengetahuan bagi manusia. Pengetahuan dapat didefinisikan

sebagai hasil dari proses usaha manusia untuk tahu, atau isi pikiran manusia dari

proses menjadi tahu. Pengetahuan tercipta setelah seseorang melakukan

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

33

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu dengan cara penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa maupun meraba. Melalui proses pengindraan, akan timbul

proses pengamatan bahkan evaluasi yang menggerakkan kerja otak untuk

menterjemahkan obyek pengamatan tersebut. Atas dasar hasil kerja otak, maka

keinginan manusia untuk dapat mengetahui obyek pengamatan akan terwujud

sebagai hasil pengetahuan. Oleh karenanya, konsep pengetahuan sangat berkaitan

dengan kerja otak/kognitif dan penginderaan. Sebagian besar pengetahuan

manusia tercipta melalui pendengaran dan penglihatan, yang menangkap obyek

pengamatan dan diteruskan pada kerja otak.

Apabila ditelaah tentang kemampuan manusia untuk senantiasa mencari

tahu sehingga mendapatkan pengetahuan, maka unsur pengetahuan terdiri atas

subyek yang mengetahui, obyek yang diketahui, dan kegiatan pengetahuan itu

sendiri. Subyek yang mengetahui adalah manusia yang memiliki kemampuan

rasio untuk dapat menangkap obyek. Obyek yang diketahui merupakan segala

sesuatu yang dapat diamati dan ditanggap oleh indera sebagai stimulus yang hadir.

Sedangkan kegiatan pengetahuan merupakan proses psikologis yang melibatkan

subyek dan obyek untuk menghasilkan pengetahuan.

Krathwohl (2002) mengemukakan bahwa berdasarkan taxonomy bloom,

dimensi pengetahuan terbagi atas, (1) pengetahuan faktual, yaitu elemen dasar

yang harus diketahui. Pengetahuan ini terdiri dari pengetahuan tentang

terminalogi dan pengetahuan bagian detail dan unsur-unsur, (2) pengetahuan

konseptual, yaitu keterkaitan elemen-elemen dasar dalam struktur yang lebih

besar. Pengetahuan ini terdiri dari pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori,

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

34

prinsip dan generalisasi, serta teori, model dan struktur, (3) pengetahuan

prosedural , yaitu bagaimana melakukan sesuatu dengan metode penyelidikan dan

kriteria algoritma. Pengetahuan ini terdiri dari pengetahuan tentang ketrampilan

khusus yang menggunakan alogoritma, tehnik dan metode, serta penggunaan

suatu prosedur, dan (4) pengetahuan metakognitif yaitu pengetahuan secara

lengkap. Pengetahuan ini terdiri dari pengetahuan strategi, operasi kognitif, serta

diri sendiri. Keempat dimensi pengetahuan tersebut dapat menggambarkan

tingkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang, hal mana pengetahuan faktual

merupakan dimensi terendah.

Pengetahuan terdiri atas (1) mengingat, yaitu mengenali dan mengingat

sesuatu yang telah dipelajari sebelumnya, (2) memahami, yaitu dapat

menjelaskan secara benar obyek yang dipelajari dan dapat

menginterpretasikannya, (3) mengaplikasikan, yaitu menggunakan materi yang

telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya, (4) menganalisis, yaitu

menguraikan materi ke dalam komponen-komponen, dan menemukan makna

tentang materi/obyek tersebut, (5) evaluasi yaitu memberikan penilaian dan

kritikan atas obyek, dan (6) membuat, yaitu merumuskan, merencanakan atau

merancang sesuatu hal tentang obyek yang diamati (Krathwohl, 2002). Tingkatan

dimensi proses kognitif menggambarkan proses pengetahuan yang dimiliki

seseorang, dimulai dari tahapan pengetahuan yang sangat sederhana yaitu

mengingat dan selanjutnya mengarah pada tingkatan pengetahuan yang lebih

tinggi yaitu membuat atau merancang sesuatu obyek untuk dipergunakan dalam

memecahkan suatu permasalahan.

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

35

2.7 Sikap

Thurstone (1932) mengemukakan bahwa sikap dapat dipandang sebagai

sesuatu hal yang berkaitan dengan obyek psykologis. Selanjutnya, dikemukakan

bahwa sikap menggambarkan potensi tindakan seseorang yang mengarah pada

obyek psikologis dengan hanya mengarahkan pertanyaan apakah potensi tindakan

menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap obyek tersebut. Hal ini berarti,

penekanan sikap pada bentuk atau reaksi perasaan yang diberikan individu

terhadap obyek psikologis yaitu mendukung/positif atau tidak mendukung/negatif.

Respon positif ditunjukkan seseorang, apabila ia mendapatkan respon menyukai

atau menyenangkan dari obyek psikologis dan sebaliknya. Kondisi tersebut

menyiratkan bahwa Thurstone (1932) melihat sikap hanya pada tingkatan afektif

saja, dan belum mengkaitkan sikap dengan perilaku. Obyek psikologis dapat

berupa symbol, slogan, kelembagaan, orang, ide, frase dimana melalui interaksi

dengan obyek psikologis tersebut, maka seseorang akan memberikan respon

perasaaan positif atau negatif.

Selanjutnya, Allport (1935) mengemukakan bahwa sikap merupakan

kondisi mental dan kesiapan mental yang diperoleh dari pengalaman pribadi yang

mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap

semua obyek dan situasi yang terkait. Pendapat Allport (1935) menekankan

bahwa, sikap merupakan proses psykologis (mental) yang dialami seseorang dan

kesiapan mental untuk memberikan respon perilaku berupa tindakan terhadap

obyek. Hal lainpun, sikap merupakan disposisi untuk bertindak yang dibangun

oleh adanya integrasi berbagai tanggapan yang dimulai oleh kerja “jendela set

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

36

saraf” yang diaktifkan akibat stimulus tertentu yang hadir dalam lingkungan.

Pada kondisi ini, sikap menggambarkan pola pikir atau kecenderungan untuk

bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Oleh

karenanya, Allport (1935) mendefinisikan sikap sebagai kesiapan untuk

memberikan respon, atau dengan kata lain sikap baru jadi persiapan dan bukan

sebagai perilaku/tindakan tetapi prasyarat perilaku/tindakan. Pernyataan ini

mengisyaratkan bahwa, sikap sebagai pola perilaku, tendensi atau kesiapan

antisipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial dimana

stimuli sosial yang berada di lingkungan telah terkondisikan.

Sikap akan mempengaruhi cara orang memandang dan bertindak terhadap

orang, benda ataupun peristiwa yang berada di sekitar lingkungannya. Hal ini

berarti bahwa, sikap sebagai reaksi evaluatif yang diberikan seseorang terhadap

lingkungannya. Katz (1960) mengemukakan bahwa sikap merupakan

kecenderungan dari individu untuk mengevaluasi suatu obyek. Melalui

pengamatan tentang suatu obyek, manusia memberikan penilaian dan tanggapan

dan selanjutnya berperilaku terhadap obyek pengamatan tersebut. Byrka (2009)

menyatakan bahwa sikap merupakan perwujudan hasil evaluasi terhadap obyek

pengamatan yang dilalui melalui proses kognitif, afektif, dan perilaku. Sikap

sebagai hasil evaluasi digambarkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3Sikap Sebagai Hasil Evaluasi (Byrka, 2009)

Stimulus Sikap

Respon kognitif

Respon afektif

Respon perilaku

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

37

Proses sikap dimulai dengan adanya stimulus yang dihadirkan dari obyek,

kemudian seseorang mengalami proses psykis, dan dilanjutkan dengan pemberian

respon atas obyek tersebut. Wujud respon terdiri atas respon kognitif, respon

afektif, dan respon perilaku. Respon kognitif merupakan keyakinan yang dimiliki

individu terhadap obyek yang telah dipikirkan melalui proses pemikiran (otak).

Pemikiran tersebut diwujudkan dalam bentuk respon berupa pernyataan pendapat.

Oleh karenanya, respon kognitif biasanya mengarah pada pemikiran, pandangan,

keyakinan dan ide terhadap obyek sikap. Respon kognitif berorientasikan pada

pemikiran, rationatik, logik, dan kepercayaan evaluasi terhadap suatu obyek

(Maio and Haddock, 2010). Fazio and Olson (2003) menyatakan bahwa, respon

kognitif merupakan nilai harapan yang hadir dari atribut obyek pengamatan. Hal

mana nilai harapan yang dimaksudkan adalah perkiraan dari peluang

kemungkinan yang diberikan oleh atribut obyek pengamatan yang dapat

ditangkap oleh seseorang.

Respon afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek yang

dimanifestasikan dalam bentuk perasaan atau emosional. Fasio and Olson (2003)

mengemukakan bahwa, respon afektif timbul karena adanya reaksi emosional

seseorang terhadap obyek pengamatan. Perasaan emosional dinyatakan dalam

perasaan senang/suka ataupun tidak senang/tidak suka, hal mana perasaan

emosional biasanya merupakan aspek sikap yang berakar paling dalam dan

bertahan lama pada diri seseorang. Sebagai akibatnya terkadang respon afektif

sangat sulit untuk dirubah dibandingkan respon kognitif.

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

38

Respon perilaku merupakan wujud perilaku berupa kecenderungan

tindakan dari seseorang terhadap obyek. Respon perilaku terkadang dipandang

sebagai akumulasi dari respon kognitif setelah melalui pemikiran dan respon

afektif yang mempertimbangkan emosional seseorang. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa respon perilaku dipandang sebagai keputusan akhir yang

diambil seseorang secara utuh dalam menanggapi stimulus yang diberikan obyek

pengamatan. Selanjutnya, respon perilaku juga menunjukkan intensitas sikap,

yaitu besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap

obyek sikap. Ketiga komponen respon sikap tersebut, menunjukkan bahwa sikap

akan memberi arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang.

Hal yang sama dikemukakan oleh Pickens (2005) yang mengemukakan

tentang tiga komponen model sikap yaitu perasaan, pikiran, dan tindakan.

Selengkapnya disajikan pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4Tiga Komponen Model dari Sikap (Pickens, 2005)

Komponen perasaan menyangkut reaksi emosional terhadap obyek yaitu

senang/menyukai atau tidak senang/tidak menyukai; komponen pikiran

menyangkut keyakinan atau pemikiran terhadap obyek yaitu setuju/tidak setuju;

dan komponen tindakan menyangkut kecenderungan perilaku untuk melakukan

tindakan/tidak melakukan yang diterima terhadap obyek. Tiga komponen sikap

PIKIRAN TINDAKAN

PERASAAN

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

39

yaitu kognitif, afektif, dan predisposisi tindakan/konatif saling berinteraksi dalam

memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap obyek. Di samping itu, tiga

komponen sikap harusnya selaras dan konsisten untuk membentuk pola arah sikap

yang seragam menuju wujud perilaku tindakan nyata. Apabila salah satu dari

komponen sikap tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi

ketidakselarasan dalam mekanisme pengambilan keputusan sikap.

Ketiga komponen sikap menurut Olson and Maio (2003) mencirikan sifat

subyektif sikap. Sikap subyektif dimaksudkan bahwa sesuatu obyek pengamatan

belum tentu kebenarannya dan akan ditunjukkan oleh keputusan akhir yang

diambil yaitu dalam bentuk tindakan. Selanjutnya, Ramdhani (2008)

mengemukakan bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya kondisi internal

psikologis yang murni dari individu, tetapi sikap lebih merupakan proses

kesadaran yang sifatnya individual. Hal ini berarti, proses sikap terjadi secara

subyektif dan unik pada diri setiap individu. Adanya sikap subyektif dari setiap

individu dikarenakan setiap individu memiliki norma dan nilai yang melekat pada

individu. Berkaitan dengan subyektifnya sikap, Maio and Haddock (2010)

memberikan penegasan bahwa dua hal penting daripada sikap yaitu (1) berbeda

dalam arah sikap yaitu arah positif/negatif/netral dan (2) berbeda dalam kekuatan

sikap yaitu sangat menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak menyenangkan.

Hal ini menunjukkan bahwa sikap sangatlah subyektif dan sangat bergantung dari

pengambilan keputusan masing-masing individu.

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

40

Trivedi (2012) memberikan beberapa batasan tentang karakteristik sikap

yaitu (1) Favourableness adalah sejauh mana seseorang memberikan respon

terhadap objek yaitu menyenangkan atau tidak, (2) Intensitas yaitu mengacu pada

intensitas kekuatan perasaan seseorang setelah mengamati obyek, (3) Relevansi

berarti seberapa bebas atau spontan individu mengungkapkan sikapnya. Ini

adalah kesiapan atau ketepatan dengan mana individu memberikan pelampisan

perasaannya, (4) Sikap tidak diwarisi oleh individu tetapi diperoleh selama proses

interaksi dengan obyek, (5) Sikap menjadi stabil selama jangka waktu tertentu,

namun juga dapat permanen dan menentukan perilaku masa depan dari seseorang,

(6) Sikap tidak terbentuk dalam ruang hampa yaitu sikap terbentuk dalam

hubungan dengan beberapa objek, orang atau situasi, (7) Wujud sikap terdiri atas

afektif mengacu pada perasaan, kognitif untuk pengetahuan dan perilaku untuk

bertindak, dan (8) Sikap seseorang tidak dapat diketahui secara langsung tetapi

dapat disimpulkan dari tindakan individu, perilaku atau kata-kata/penyataan

pendapat.

Olson and Maio (2003) mengemukakan fungsi sikap, yaitu (1) penilaian

terhadap obyek pengamatan. Fungsi sikap ini mengacu pada kemampuan sikap

untuk meringkas atribut-atribut baik positif maupun negatif dari obyek

pengamatan yang ditemui pada lingkungan, (2) penyesuaian sosial. Fungsi

penyesuaian sosial diberikan oleh sikap yang membantu seseorang untuk

mengidentifikasi orang lain dalam sistim sosial, dan (3) eksternalisasi. Fungsi

eksternalisasi ditunjukkan oleh sikap membela diri terhadap sistim internal.

Sebaliknya, Maio and Haddock (2010) mengemukakan fungsi sikap, antara lain:

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · yang memberikan manfaat sosial bagi manusia yang berinteraksi. Aset seperti ... Pada akhir-akhir ini kajian manfaat modal sosial dalam

41

(1) pengetahuan yaitu kemampuan sikap untuk mengatur informasi tentang obyek

sikap, (2) penyesuaian yaitu sikap dapat memaksimalkan manfaat dan

meminimalkan konsekuensi negative dari obyek sikap, (3) ego yaitu sikap dapat

berfungsi melindungi harga diri seseorang atau sikap berfungsi dalam ekspresi

diri, dan (4) nilai ekspresi yaitu sikap dapat melayani fungsi nilai ekspresi

seseorang dan nilai-nilai yang dipegangnya.

Pembentukkan sikap terbentuk melalui hasil pembelajaran sosial,

permodelan orang lain, pengalaman hidup, dan pengamatan langsung seseorang

terhadap orang lain ataupun situasi. Secara umum, pembentukkan sikap

ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal individu berupa daya pilih

seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh yang datang dari luar), dan

faktor eksternal berupa interaksi sosial yang terjadi di dalam lingkungan sosial.

Selanjutnya melalui proses pembentukkan sikap, seseorang dituntut untuk dapat

mengambil keputusan untuk dapat menyeleksi dan menyatakan respon berupa

kecenderungan tindakan (Pickens, 2005).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap

seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang ditujukan tentang

evaluasi obyek, dimana pernyataan tersebut bersifat negatif/tidak setuju ataupun

positif/setuju. Pernyataan negatif merupakan kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci atau tidak menyukai obyek sikap. Sebaliknya,

pernyataan positif menunjukkan kecenderungan mendekati, menyenangi, dan

mengharapkan obyek sikap.