TINJAUAN PUSTAKA asosiasi

7
II. TINJAUAN PUSTAKA Makhluk hidup termasuk tumbuhan tidak bisa hidup di habitatnya. Untuk melangsungkan kehidupannya tumbuhan perlu berinteraksi satu sama lain. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah asosiasi interspesifik (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014). Suatu komunitas yang terbentuk atas banyak spesies, sebagian diantaranya akan dipengaruhi oleh kehadiran atau ketidakhadiran anggota spesies lain dari komunitas tersebut. Seringkali dua atau lebih spesies berinteraksi. Interaksi tersebut bisa positif (menguntungkan kedua pihak) atau negatif (merugikan bagi salah satu) (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014). Persaingan akan terjadi apabila sejumlah organism bergantung pada sumber yang sama. Persaingan dapat terjadi antara anggota- anggota spesies yang berbeda (interspesifik) atau antara anggota spesies yang sama (intraspesifik) (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014). Seringkali juga ditemukan adanya interaksi yang saling menguntungkan antar individu melalui hidup yang berdampingan. Terutama bila dilihat dalam skala makro seperti suksesi. Dengan demikian, antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya biasanya terdapat suatu keterikatan. Ini merupakan kecenderungan yang terjadi di alam. Untuk mengetahui tingkat kedekatan antar organisme tumbuhan tersebut diperlukan suatu pengukuran. Dengan

description

ektum

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA asosiasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Makhluk hidup termasuk tumbuhan tidak bisa hidup di habitatnya. Untuk melangsungkan kehidupannya tumbuhan perlu berinteraksi satu sama lain. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah asosiasi interspesifik (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014).Suatu komunitas yang terbentuk atas banyak spesies, sebagian diantaranya akan dipengaruhi oleh kehadiran atau ketidakhadiran anggota spesies lain dari komunitas tersebut. Seringkali dua atau lebih spesies berinteraksi. Interaksi tersebut bisa positif (menguntungkan kedua pihak) atau negatif (merugikan bagi salah satu) (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014).Persaingan akan terjadi apabila sejumlah organism bergantung pada sumber yang sama. Persaingan dapat terjadi antara anggota-anggota spesies yang berbeda (interspesifik) atau antara anggota spesies yang sama (intraspesifik) (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014).Seringkali juga ditemukan adanya interaksi yang saling menguntungkan antar individu melalui hidup yang berdampingan. Terutama bila dilihat dalam skala makro seperti suksesi. Dengan demikian, antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lainnya biasanya terdapat suatu keterikatan. Ini merupakan kecenderungan yang terjadi di alam. Untuk mengetahui tingkat kedekatan antar organisme tumbuhan tersebut diperlukan suatu pengukuran. Dengan suatu pengukuran dapat ditentukan batas hubungan interspesifik antara suatu spesies dengan spesies lainnya, sehingga dapat diketahui perubahan dalam tingkat asosiasi yang digunakan untuk mencirikan suatu perubahan antara spesies yang dimaksud. Pengukuran yang digunakan adalah dengan koefisien asosiasi atau derajat asosiasi (Tim Dosen Ekologi Tumbuhan, 2014).Teknik koefisien asosiasi atau derajat interspesifik menggunakan tabel kontingensi yang memperlihatkan 4 pengamatan yang mungkin ditemukan. Jika pengamatan tipe a dan d yang banyak berarti asosiasi positif dan jika tipe b dan c yang banyak berarti asosiasi negatif. Bila tidak ada asosiasi seluruh tipe sama banyak. Kekuatan asosiasi antar 2 spesies dalam tabel kontingensi dapat diperkirakan dengan menghitung koefisien asosiasi dengan menggunakan formula rumus berikut :Jika ad bc makaC = Jika bc > ad maka C = Dan d aJika bc > adC = Dan a > d Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et al, 1990), kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka (Kartawinata, 1986). Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik (Naughton, 1998)Menurut Kastono (2005) kompetisi dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu yang sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu spesies tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies, maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif (competitive exclusion principles) (Ewusie, 1990)Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi sumber daya (resource competition atau scramble atau exploitative competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringi dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain (Naughton, 1998).Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah factor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi. Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya populasi dapat mati kalau tidak cocok.Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi berpengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasi. Jika pembahasan berbagai faktor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, faktor biotik tidak langsung terkait dengan faktor itu. Tetapi di sisi lain faktor biotik lebih realistis, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi.Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan intraspesifik digunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman sejenis (Wirakusumah, 2003). Persaingan intraspesifik terdiri atas :1. Persaingan aktivitas2. Persaingan sumber daya alamDua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas dikendalikan oleh hal-hal sebagai berikut :a. Perbedaan unsur harab. Perbedaan sebab-sebab kematianc. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racund. Kepekaan terhadap faktor-faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan menurut Wirakusumah (2003) adalah :a. Jenis tanamanFaktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki sistem perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk daun yang lebar sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.b. Kepadatan tumbuhanJarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.c. Penyebaran tanamanUntuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena faktor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air.d. WaktuDalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

DAFTAR PUSTAKA

Begon, B.,J.L. Harper and C.R. Townsend. 1986. Ecology : Individual, Population, and communities. Sunderland, Massachusetts : Sinauer Associates, Inc. Publisher.Ewusie. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Bandung: ITBKartawinata. 1986. Pengantar Ekologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.Kastono. 2005. Ilmu Gulma. Yogyakarta : Jurusan Budidaya Pertanian. UGMNaughton. 1998. Ekologi Umum Edisi Kedua. Yogyakarta : UGM PressTim Dosen Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan. 2014. Penuntun Praktikum EkologiTumbuhan. Jakarta : Laboratorium Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNJ.Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan komunitas. Jakarta : UI Press