TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan ...repository.ump.ac.id/6233/3/KUKUH RISDIANA...
Transcript of TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan ...repository.ump.ac.id/6233/3/KUKUH RISDIANA...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Sagala (2006:61), pembelajaran ialah membelajarkan
siswa dengan menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Teori
pembelajaran menurut Snelbecker (dalam Taniredja dan Mustafidah,
2011:191) sebagai seperangkat prinsip yang dapat dijadikan pedoman
dalam mengatur kondisi untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
pembelajaran disekolah yang termasuk dalam pendidikan formal
dipelajari berbagai mata pelajaran yang mencakup seluruh aspek
kehidupan, dan salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan.
Sugihartono (2007:81) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik
untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
dengan hasil optimal. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang digunakan guru
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
8
Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur
dan moral yang berakar pada budaya bagsa Indonesia yang diharapkan
dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari pada
peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan prosedur yang diterapkan untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar
pada budaya bangsa Indonesia. Secara garis besar mata pelajaran
Kewarganegaraan memiliki 3 dimensi, yaitu :
a) Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan (civics knowledge) yang
mencakup bidang politik, hukum dan moral.
b) Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skills) meliputi
keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
c) Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civics values) mencakup
antara lain percaya diri, penguasaan atas nilai relijius, norma dan
moral luhur (Sudjana, 2003).
2. Tujuan dan Ruang Lingkup Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
a. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif menanggapi isu
kewarganegaraan.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
9
2) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia
agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan
dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, 2006, dalam Abdul Muis, 2010).
b. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
Ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa
Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara,
sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam
kehidupan keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di
masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
10
kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan
peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3) Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak
dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
4) Kebutuhan warganegara meliputi: hidup gotong royong,
harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan
berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warganegara.
5) Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama. Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar Negara dengan
kostitusi.
6) Kekuasaan dan Politik meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintah daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan,
Pers dalam masyarakat dernokarasi.
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila
sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
11
kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
(Kurikulum KTSP, 2006, dalam Abdul Muis, 2010).
B. LKS (Lembar Kerja Siswa)
1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, LKS merupakan
kependekan dari Lembar Kegiatan Siswa, yang mempunyai arti
bagian pokok dari modul yang berisi tujuan umum dari topik-topik
yang dibahas. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu
sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat dirancang dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi (Sudiati, 2003:11). Dalam lembar
kegiatan ini memuat materi yang harus dikuasai oleh siswa. Materi
dalam lembar kegiatan siswa itu disusun secara khusus sedemikian
rupa sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan-tujuan yang
telah dirumuskan dapat tercapai. Materi pelajaran disusun langkah
demi langkah secara teratur dan sistematik sehingga siswa dapat
mengikutinya dengan mudah dan tepat. Dalam lembar kegiatan juga
dicantumkan kegiatankegiatan (observasi, percobaan dan lain-lain)
yang harus dilakukan oleh siswa.
Materi dalam lembar kegaitan disusun sedemikian rupa
sehingga siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar. Selain
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
12
dicantumkan kegiatan-kegiatan, dalam lembar kegiatan siswa tersebut
juga dicantumkan pertanyaan pertanyaan dan masalah-masalah yang
harus dijawab oleh siswa. Lembar kerja yang menyertai lembar
kegiatan siswa dipergunakan untuk menjawab pertanyaan dan
memecahkan masalah. Setelah siswa mengerjakan atau menjawab
pertanyaan yang ada pada LKS, kemudian jawabanya akan dibahas
(dievaluasi) oleh guru dan siswa atau biasanya setelah siswa selesai
mengerjakan LKS dikumpulkan untuk dikoreksi dan dinilai oleh guru.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban tersebut benar
atau salah ataupun kurang sempurna dan apabila ada kesalahan dalam
menjawab pertanyaan, siswa bisa langsung membetulkannya. Untuk
itulah dalam setiap LKS biasanya disertakan dengan kunci jawaban,
yang mana kunci jawaban tersebut hanya dipegang oleh guru.
Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS
(Lembar Kegiatan Siswa) adalah bagian pokok dari modul yang berisi
tujuan-tujuan umum dari materi-materi pelajaran yang akan di bahas,
dimana dalam setiap LKS terdiri dari ringkasan materi-materi
pelajaran tiap bab dalam satu semester, pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab oleh siswa, kunci jawaban yang hanya disimpan oleh
guru serta dalam lembar belakang juga disertai soal-soal dari bab-bab
sebelumnya yang bisa dipelajari oleh siswa untuk persiapan
menghadapi ujian semester.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
13
Sejalan dengan hal tersebut “LKS” merupakan lembar kerja
bagi siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler
untuk mempermudah pemahaman terhadap materi pelajaran yang
didapat (Azhar, 1993:78). LKS (lembar kerja siswa) adalah materi ajar
yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa
mempelajari materi tersebut secara mandiri.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat
pembelajaran PKn yang cukup penting dan diharapkan mampu
membantu peserta didik menemukan serta mengembangkan konsep
PKn. LKS sebagai salah satu sarana untuk membantu dan
mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan
terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, sehingga
dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi
belajar.
Dalam lembar kerja siswa (LKS) siswa akan mendapatkan
uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang
diberikan. LKS dalam pengajaran akan membuka kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Dengan
demikian guru bertanggung, jawab penuh dalam memantau siswa
dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan LKS sebagai alat bantu pengajaran akan dapat
mengaktifkan siswa. Dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Tim
Instruktur Pemantapan Kerja Guru (PKG) dalam Sudiati (2003:11),
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
14
menyatakan secara tegas “salah satu cara membuat siswa aktif adalah
dengan menggunakan LKS”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami
bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran kertas yang
intinya berisi informasi dan instruksi dari guru kepada siswa agar
dapat mengerjakan sendiri suatu kegiatan belajar melalui praktek atau
mengerjakan tugas dan latihan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003: 11-12),
manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
a) Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu.
b) Dapat mempercepat proses belajar mengajar dan hemat waktu
mengajar.
c) Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas
karena siswa dapat menggunakan alat bantu secara bergantian.
3. Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menyusun atau membuat LKS merupakan bagian dari tugas
guru dalam rangka menyusun berbagai jenis program mulai dari
program semester, menyusun SP (Satuan Pelajaran) serta program
harian guru. Secara singkat, tugas menyusun program-program itu
dipandang sebagai tugas guru hal perencanaan pengajaran. Membuat
LKS sebenarnya merupakan tugas guru yang harus dilakukan
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
15
bersamaan dengan penyususnan Satpel, sebab gurulah yang tahu
apakah dalam penyajian Satpel itu diperlukan LKS atau tidak.
Guru tidak harus susah-susah membuat LKS sendiri, karena
saat ini sudah banyak LKS yang diterbitkan oleh para penerbit dan
tentu saja dalam pembuatanya tersebut harus sesuai dengan kurikulum
yang berlaku dan sesuai denagn buku paket. Akan tetapi, guru juga
bisa membuat LKS sendiri, dengan tanpa keluar dari perencanaan
pengajaran yang telah dibuatnya dan disesuaikan dengan kurikulum
yang ada serta buku paket yang digunakan sebagai bahan acuan
pembuatan LKS. Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
tujuan dari LKS yaitu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
dan untuk mengefektifkan pelaksanaan belajar mengajar.
Azhar (1993:78) mengatakan bahwa “LKS” dibuat bertujuan
untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan
serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan ditumbuhkan
pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang
diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler
terhadap pemahaman materi yang telah diberikan”.
Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003:11), tujuan
adanya Lembar Kerja Siswa (LKS), antara lain:
a) Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar
mengajar.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
16
b) Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat
LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik
perhatian dalam mempelajari LKS tersebut.
Selain tujuan tersebut, LKS juga mempunyai fungsi, yang
mana fungsi tersebut menyangkut guru dan siswa. Adapun fungsi LKS
(Azhar, 1993:78) yaitu sebagai berikut:
a) Bagi siswa LKS berfungsi untuk mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang didapat.
b) Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai
kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses
berfikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa
4. Langkah-Langkah Penulisan LKS
a) Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi
dasar, indikator, dan materi pembelajaran.
b) Menyusun peta kebutuhan LKS
c) Menentukan judul LKS
d) Menulis LKS
e) Menentukan alat penilaian
5. Struktur Lembar Kerja Siswa (LKS)
Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
a) Judul, mata pelajaran, semester, dan tempat
b) Petunjuk belajar
c) Kompetensi yang akan dicapai
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
17
d) Indikator
e) Informasi pendukung
f) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
g) Penilaian
C. Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Spears (dalam Sardiman, 2000:20) mengemukakan bahwa
belajar adalah mengobservasi, membaca, meniru, mencoba sesuatu
sendiri, mendengar, dan mengikuti perintah. Pengalaman tersebut
dapat diperoleh dengan adanya interaksi seseorang dengan
lingkungan. Sejalan dengan pendapat tersebut Sudjana (2005)
mengatakan bahwa belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang
mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan
pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan
hasil belajar.
2. Definisi Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana (2005:3), bahwa hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui
proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa
kemampuan-kemapuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi
hasil perolehan belajar. Dengan demikian hasil belajar adalah
perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
18
pembelajaran. Menurut Benjamin Bloom dalam (Nana Sudjana, 2005:
22-23) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah
Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil 10 belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; 2) Ranah Afektif, yaitu
berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima spek, yakni penerimaan,
jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah
Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif. Tiga ranah yang dikemukakan oleh
Benyamin Bloom yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik merupakan ranah yang dapat dilakukan oleh siswa.
Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh siswa melalui kegiatan belajar
mengajar. Pada penelitian ini yang diukur adalah ranah kognitif saja
karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai
materi pelajaran.
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Djamarah (2002) menyebutkan bahwa berhasil atau tidaknya
seseorang dalam belajar disebabkan oleh faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan faktor dari luar individu. Clark (dalam Sabri
2005) mendukung hal tersebut dengan menyatakan bahwa 70% hasil
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
19
belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%
dipengaruhi lingkungan.
4. Jenis-jenis hasil belajar
Bloom (dalam Sudjana 2005) membagi hasil belajar menjadi
tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Yang dijabarkan pada poin berikut ini :
a) Ranah Kognitif
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, yakni:
1) Pengetahuan (knowledge)
Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif rendah. Namun tipe
hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar
berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran,
misalnya hafalan suatu rumus akan menyebabkan paham
bagaimana menggunakan rumus tersebut.
2) Pemahaman
Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam
menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan.
3) Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraki pada situasi kongkret atau
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori,
atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi kedalam situasi baru
disebut aplikasi.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
20
4) Analisis
Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-
unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan
susunanya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang
memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.
5) Sintetis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh disebut sintetis. Berpikir sintetis adalah berpikir
divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, dan
pemecahan metode.
b) Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
c) Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
21
5. Tes hasil belajar
Tes dari wujud fisik adalah sekumpulan pertanyaan atau tugas
yang harus dijawab atau dikerjakan yang akan memberikan informasi
mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban, cara dan
hasil subyek dalam melakukan atau menjawab tugas tersebut (Azwar,
1996). Tes yang dipakai untuk merekam kemajuan siswa selama
pengajaran disebut tes formatif. Tes ini disusun untuk mengukur
sampai dimana suatu bagian pelajaran tertentu dalam buku pelajaran.
Tes dapat berupa pertanyaan kuis atau tes unit pelajaran. Tes ini
menekankan pada pengukuran semua hasil pengajaran yang
dimaksudkan untuk dicapai dan memakai hasil tes untuk memperbaiki
pengajaran dan tidak semata-mata untuk memberi nilai. Tujuan tes ini
adalah untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan siswa
belajar, sehingga dapat dilakukan penyesuaian dalam proses belajar
mengajar.
Penelitian ini lebih ditekankan untuk melihat hasil belajar siswa
pada ranah kognitif khususnya pengetahuan (knowledge) yang telah
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) tahun 2006. Hal ini didasarkan pada waktu
pemberian tes hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
22
D. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
sebagaimana dilakukan oleh Zumrotul Muflakhah (2009) dengan
mengangkat permasalahan pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa
terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA AL-
Karimi Tebuwung Dukun Gresik. Dari hasil penelitianya menunjukan
bahwa penggunaan lembar kerja siswa mampu merangsang siswa
untuk terlibat dalam proses pembelajaran dengan aktif dan
ketersediaan fasilitas belajar yang memadai akan mempengaruhi
secara positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan
ditandai semakin meningkatnya nilai sebagai hasil dari proses belajar.
E. Hipotesis
Berdasarkan pendapat, kajian teoritis dan kerangka berfikir di
atas, maka dapat diajukan rumusan hipotesis sebagai jawaban
sementara atas permasalahan ini sebagai berikut: “Terdapat pengaruh
yang signifikan penggunaan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar
siswa kelas XII pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
SMK Yos Sudarso Majenang”.
F. Kerangka Pemikiran
Rancangan penelitian ini merupakan penelitian korelasi yang
bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh antara dua variabel.
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015
23
Dimana variabel bebas (Independent variable) yang dimaksud dalam
penelitian ini ialah penggunaan Lembar Kerja Siswa (X) dan variabel
terikatnya (dependent Variable) adalah hasil belajar siswa (Y).
Menurut Arikunto (2006:121) memecah-mecah variabel menjadi sub-
variabel disebut kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi
kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti.
Bagan 2.1Paradigma Pemikiran
Keterangan :
Keterangan:X = Lembar Kerja SiswaY = Hasil Belajar SiswaƐ = Residual (Variabel sisa/lain)
LEMBARKERJA
SISWA (X)
LEMBARKERJA
SISWA (X)
R y.x
Ɛ
Pengaruh Penggunaan Lembar..., Kukuh Risdiana, FKIP UMP, 2015