TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan...

21
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Guru Istilah asesmen berasal dari bahasa Inggris yaitu assessment yang berarti penilaian atau penaksiran atau juga bisa diartikan sebagai perencanaan. Secara umum asesmen mencakup tiga aspek pokok, yaitu program sistematis untuk menetapkan prioritas, memuat keputusan tentang program-program dan alokasi sumber daya (Witkin, 1981). Asessmen kebutuhan merupakan aspek strategis dalam perencanaan pendidikan, sebagai langkah strategis penetapan kebijakan pendidikan serta dapat memproyeksi, guru, siswa, peta, lokasi, luas lingkup/keadaan goegrafis, tinggi angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. Assessmen dapat diartikan atau disamakan dengan dua aktivitas yang sangat berbeda yaitu: 1. Pengumpulan informasi (Measurement), 2. Penggunaan informasi untuk perbaikan individual dan institusional (Evaluasi). Adapun asesmen keterampilan dasar yang meliputi skill dan produk dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian. Dimana pebelajar diberi tugas (task ) dan kemudian unjuk kemampuan dalam mengerjakan tugas dinilai. Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli : 1. Menurut Robert M Smith (2002) Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan...

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Asesmen Kebutuhan Guru

Istilah asesmen berasal dari bahasa Inggris yaitu assessment yang berarti

penilaian atau penaksiran atau juga bisa diartikan sebagai perencanaan. Secara

umum asesmen mencakup tiga aspek pokok, yaitu program sistematis untuk

menetapkan prioritas, memuat keputusan tentang program-program dan alokasi

sumber daya (Witkin, 1981).

Asessmen kebutuhan merupakan aspek strategis dalam perencanaan

pendidikan, sebagai langkah strategis penetapan kebijakan pendidikan serta dapat

memproyeksi, guru, siswa, peta, lokasi, luas lingkup/keadaan goegrafis, tinggi

angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk.

Assessmen dapat diartikan atau disamakan dengan dua aktivitas yang sangat

berbeda yaitu: 1. Pengumpulan informasi (Measurement), 2. Penggunaan

informasi untuk perbaikan individual dan institusional (Evaluasi).

Adapun asesmen keterampilan dasar yang meliputi skill dan produk

dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian. Dimana pebelajar diberi tugas

(task ) dan kemudian unjuk kemampuan dalam mengerjakan tugas dinilai.

Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :

1. Menurut Robert M Smith (2002)

Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk

mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

7

digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk

menyusun suatu rancangan pembelajaran.

2. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis

Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang

berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat

itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.

Berdasarkan informasi tersebut guru akandapat menyusun program pembelajaran

yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

3. Menurut Bomstein dan Kazdin (1985)

Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi

Memilih dan mendesain program treatmen

Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.

Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.

4. Menurut Lidz 2003

Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak

yang meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan

dan kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak. Hasil Kajian dari

Pengertian diatas adalah sebagai berikut :Tujuan asesmen adalah untuk melihat

kondisi anak saat itu. Dalam rangka menyusun suatu program pembelajaran yang

tepat sehingga dapat melakukan layanan pembelajaran secara tepat.

Kebutuhan guru perlu dibuatkan perencanaan yang matang, sehingga hasil

dari perencanaan dapat dilakukan sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi

penghitungan kebutuhan guru. Jika dicermati bahwa perencanaan merupakan

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

8

awal dari proses-proses rasional, dan mengandung sifat optimisme yang

didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam

permasalahan.

Sedangkan asesmen adalah serangkaian proses yang di dalamnya terdapat

aktifitas tes dan evaluasi dalam rangka memperoleh gambaran yang lengkap

mengenai kemampuan dan hambatan belajar yang dimiliki oleh anak sehingga

berdasarkan gambaran/data itu dapat diambil keputusan untuk menentukan

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan belajar anak.

Sejalan dengan definisi berikut bahwa asesmen adalah mengumpulkan informasi

yang relevan, sabagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya

dibutuhkan, dan menerapkan seluruh proses pembuatan keputusan tersebut

(Mcloughlin and Lewis, 1986:3; Rochyadi & Alimin 2003:44; Sodiq, 1996;

Fallen dan Umansky, 1988 dalam Sunardi dan Sunaryo, 2006:80). Demikian pula

dengan apa yang dinyatakan oleh McLEan, Wolery, dan Bailey (2004 dalam

Rahardja, Dajdja, 2006:14) bahwa asesmen merupakan istilah umum yang

berhubungan dengan proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan

keputusan.

Terkait dengan pengertian perencanaan Siagian (1997:108)

mendefinisikan perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan

secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Menurut Manullang

(1996:18) bahwa perumusan rencana pada dasarnya bermaksud menjawab enam

pertanyaan sebagai berikut : (1) tindakan apa yang yan harus dikerjakan,

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

9

(2) apakah sebabnya tindakan itu haus dikerjakan, (3) dimanakah tindakan itu

harus dikerjakan, (4) kapankah tindakan itu dilaksanakan, (5) siapakah yang akan

melaksanakan tindakan itu, (6) bagaimanaka melaksanakan tindakan itu. Pendapat

diatas menunjukkan bahwa dalam kegiatan peencanaan pelu memperhatikan

tingka ketersediaan sumber daya serta peluang yang ada dalam

mengimplementasikan pekerjaan. Eliot dan Mosier (dalam Sutisna, 2000:199-

200) mengemukakan bahwa dalam kegiatan perencanaan meliputi :

(1) menetapkan secera sementara tujuan-tujuan didasarkan pada kebutuhan-

kebutuhan pendidikan, (2) menetapkan keadaan sekarang dari pendidikan dalam

masyarakat tertentu, (3) merumuskan suatu program khusus tentang tujuan-tujuan

bagi sekolah, (4) menetapka rangkaian tindakan yang perlu untuk mencapai

tujuan-tujuan itu, (5) mewujudkan rencana menjadi tindakan, (6) mengadakan

secara terus-menerus penilaian terhadap efektivitas program dan (7)

merencanakan kembali bilamana penilaian menyatakan ini perlu atau diingikan.

Gaffar (dalam Sagala, 2000:35) mengemukakan bahwa perencanaan itu

dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan

dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang

ditentukan. Definisi diatas menunjukkan bahwa perencanaan merupakan proses

penetapan dan pemanfaatan kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan

dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dengan demikian

perencanaan adalah sasarn untuk bergerak dari keadaan masa kini kesuatu

keadaan dimasa yang akan datang sebagai suatu proses yang menggambarkan

kerja sama yang akan datang sebagai suatu proses yang menggambarkan kerja

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

10

sama untuk mengembangkan upaya untuk peningkatan organisasi secara

menyeluruh.

Sagala (2000:35) mengemukakan bahwa menurut jangkauan waktunya

perencanaan dapat dibagi menjadi perencanaan jangka pendek (satu minggu, satu

bulan dan satu tahun), perencanaan jangka menengah yaitu perencanaan yang

dibuat untuk jangka tiga sampai tujuh tahun, dan perencanaan waktu jangka

panjang dibuat untuk jangka waktu delapan sampai dua puluh lima tahun.

Pembagian waktu ini bersifat kira-kira, dan tiap kali dapat saja menerima batasan

yang berbeda-beda atau berlainan, penggalan waktu ini dibuat merupakan ancar-

ancar atau contoh yang dapat saja dilkukan.

Berdasarkan uraian diatas jelas merupakan langkah strategis yang

dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kesulitan yang kemungkinan akan

dialami yang akan datang, serta sebagai suatu bentuk langkah antisipatif.

Terkait dengan kebutuhan guru, perlu diadakan kegiatan perencanaan

untuk melihat mengetahui secara pasti tingkat kebutuhan guru dalam suatu

wilayah tertentu. Perlunya perencanaan kebutuhan guru, juga dalam rangka

melihat penyebaran guru pada setiap wilayah secara komprehenship.

B. Konsep Analisis Kebutuhan Guru

Istilah analisis kebutuhan memiliki konotasi dengan asesmen kebutuhan.

Karena kedua-duanya merupakan usaha strategis untuk mengukur atau menilai

tingkat kebutuhan atas sesuatu. Masaong (2001:1) mengemukakan bahwa istilah

asesmen di Indonesia biasa diartikan dengan penilaian. Dalam Kamus Bahasa

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

11

Inggris asesmen diartikan penilaian dan penaksiran. Analisis kebutuhan guru

merupakan langkah strategis untuk menghitung kebutuhan guru pada suatu daerah

tertentu. Analisis kebutuhan menunjukkan adanya usaha strategis untuk

mengetahui secara kuantitatif tingkat keperluan suatu masalah. Secara umum

kebutuhan dapat didefenisikan sebagai apapun yang diperlukan untuk kesehatan

dsn kesejahteraan seseorang, seperti oksigen, makanan atau cinta, (Gold ang Kolb,

1961).

Lebih lanjut Masaong (2001:2) berpandangan bahwa penggunaan istilah

asesmen kebutuhan telah bayak didefenisikan oleh para pakar, dan defenisi

tersebut berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tergantung dari sudut

mana dan pendekatan disiplin ilmu yang ditekuni oleh pakar tersebut. Agar

pemahaman tentang asesmen kebutuhan ini lebih jelas akan dikemukakan

beberapa pengertian dari para pakar.

Dalam konteks asesmen kebutuhan, istilah kebutuhan diartikan sebagai

ketidaksesuaian antara apa yang diinginkan dengan kondisi yang sebenarnya

terjadi (Anderson, 1978; Houston, 1078; dan Kaufman, 1984). Sedangkan

Kaufman (dalam Witkin, 1984:6) mendefinisikan kebutuhan sebagai “sebuah gap

antara apa itu (what is) dengan apa yang seharusnya (what sould be) dalam bentuk

hasil”.

Masaong (2001:2) selanjutnya mengintisarikan tiga hal pokok berkaitan

dengan kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan adalah segala sesuatu yang menjadi

keperluan seseorang; (2) kebutuhan sebagai manifestasi terjadinya kesenjangan

antara apa yang diinginkan dengan apa yang telah terpenuhi; (3) ketidaksesuaian

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

12

kebutuhan dimaknakan dua aspek, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan

sekunder. Kebutuhan primer mengacu pada individu-individu penerima

pendidikan, ekonomi, dan layanan sosial. Sedangkan kebutuhan sekunder

mengacu pada kebutuhan institusi.

Apabila kebutuhan dipandang dari sudut institusi, dapat diartikan sebagai

”ketidaksesuaian antara sumber daya nyata yang tersedia. Kebutuhan institusi

berkaitan dengan program kurikulum, saran dan prasarana, materi pelajaran dan

personalia. Kaitannya dengan ketidaksesuaian, Stufflebeam (dalam Masaong,

2002:3) menyebutkan kebutuhan sebagai yang dapat tunjukkan dan berguna untuk

pemenuhan beberapa tujuan yang dapat dipertahankan. Selanjutnya, dikatakan

pula kebutuhan dapat didefenisikan atas tiga pandangan, yaitu demokratis,

diagnostik, dan analisis. Pandangan demokratis menganggap kebutuhan sebagai

perubahan yang dikehendaki oleh mayoritas. Pandangan diagnostik mengatakan

bahwa kebutuhan sebagai sesuatu yang jika tidak terpenuhi akan menimbulkan

masalah. Sedangkan pandangan analistis adalah pemecahan masalah secara

analistis dan perbaikan yang sistematis.

Kimmel (dalam Witkin, 1984:35) melalui hasil kajian kepustakaannya

tentang asesmen kebutuhan menyimpulkan bahwa asesmen kebutuhan mencakup

semua aspek yang meliputi proses yang berorientasi pada program, metode

deskripsi secara kuantitatif, prosedur analisis, proses pembuatan keputusan, serta

proses pemecahan masalah. Sementara Kaufman (dalam Masaong.2002:23)

mengemukakan bahwa asesmen kebutuhan didefenisikan sebagai analisis formal

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

13

yang menunjukkan kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan hasil yang

diinginkan, menyusun kebutuhan untuk dapat dipecahkan.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa asesmen kebutuhan sebagai analisis

yang diperlukan, sehingga dapat dirumuskan rangkaian yang sistematis untuk

memenuhi berbagai kebutuhan tersebut.

Roth (dalam Masaong, 2002:5) mengkategorikan asesmen kebutuhan atas

dua tipe, yaitu “preparatory (when a product or program is being planned) and

retrospective (whwn the product already exists or the program has been

implamented)”. Penelitian Roth tentang asesmen kebutuhan pada pendidikan

tinggi dengan menggunakan analisis faktor untuk mengidentifikasi enam elemen

proses asesmen, yaitu: “ (1) educational goals or philosophy given as a point

departure, (2) need indefication and need prioritization, (3) treatment selection,

(4) treatmen implementation, (5) evaluation, and (6) modification and reycle”.

Lebih lanjut dikatakan pula, dapat dipandang sebagai: “primarily a political

process in which the feassible, the opprtunities and the treats within the

envirinment are carefully weighed and measured in light of existing value

structures (Witkin, 1984:15)”.

Terdapat dua kriteria yang berkaitan dengan pelaksanaan asesmen

kebutuhan, yaitu: (1) ketika terdapat kesamaan yang besar sehingga akan

mempengaruhi program yang ditetapakan, dan (2) ketika sumber daya untuk

melakukan pekerjaan dapat dihasilkan. Selain itu, Demone merekomendasikan

untuk tidak melakukan asesmen kebutuhan terhadap beberapa hal sebagai berikut:

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

14

1. Apabila data nampaknya tidak relevan dengan masalah yang kritis atau

berkaitan dengan masalah kebijakan.

2. Ketika pengguna utama merupakan penghambat kuat terhadap penggunaan

data seperti itu.

3. Ketika metodologi lemah dimana metode yang digunakan tidak akan

menghasilkan hasil yang dapat digunakan untuk membuat keputusan.

4. Ketika hasil-hasil akan terhambat untuk penggunaan yang efektif.

5. Ketika terdapat perbedaan-perbedaan yang kuat mengenai opini diantara

tingkat-tingkat manajemen yang berbeda mengenai tujuan dan penggunaan

asesmen kebutuhan.

6. Ketika organisasi kekurangan kapasitas untuk diikuti melalui pemanfaatan

hasil-hasil.

Mengacu pada uraian di atas maka analisis kebutuhan guru dapat diartikan

sebagai usaha untuk mengetahui secara pasti kebutuhan guru, sehingga dapat

dilakukan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan guru yang minim.

Demikian juga meleui kegiatan asesmen kebutuhan guru sekaligus menjadi

momen yang paling tepat untuk memeratakan guru.

C. Tujuan Analisis Kebutuhan Guru

Masaong (2001:89) mengemukakan bahwa kebutuhan tenaga guru

(teaching supply) adalah tuntutan pemakai profesional guru untuk memberikan

pelayanan pendidikan terhadap anak didik pada lembaga pendidikan pemakai jasa

guru itu. Kebutuhan akan tenaga guru untuk memberika pelayanan pendidikan ini

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

15

harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjamin bahwa pelayanan yang

dituntut itu sesuai dengan harapan pemakai. Persyaratan ini begitu penting karena

penyelenggaraan pendidikan menuntut keahlian profesional tidak setiap saat orang

dapat memenuhi persyaratan tersebut.

Penyediaan tenaga guru adalah upaya profesional lembaga pendidikan

guru untuk memenuhi tuntutan akan tenaga guru dari lembaga pemakai jasa guru.

Untuk memenuhi persyaratan tuntutan dari lembaga pemakai, lembaga pendidikan

guru sebagai penyedia atau produser harus memperlihatkan persyaratan

profesional yang diminta oleh pemakai. Karena itu, upaya pemenuhan inipun

perlu dilaksanakan secara profesional pula hingga produk yang dapat dihasilkan

memenuhi tuntutan lapangan.

D. Model-model Analisis Kebutuhan Guru

Masaong (2002:10) mengemukakan bahwa para pakar sependapat bahwa

tadak ada satu model atau kerangka kerja yang diterima secara universal dalam

pelaksanaan asesmen kebutuhan. Setiap model memilki kelebihan dan kelemahan

sehingga perlu untuk dipahami satu persatu dengan latar konteksyang berbeda-

beda. Kamis (1981) seorang pakar dalam bidang perencanaan dan asesmen

kebutuhan layanan masyarakat, percaya bahwa tidak ada satupun metode asesmen

kebutuhan yang definitif, akan tetapi merupakan perpaduan strategi secara

langsung maupun tidak langsung yang mungkin bisa digunakan. Berikut ada

empat model yang dikemukakan oleh Kamis dengan penggunaan secara terpadu

(gabungan) yaitu: 1) Asesmen kebutuhan secara langsung melalui survey rumah

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

16

tangga yang bersifat epidemologis, 2) Penyerapan persepsi kebutuhan dari

berbagai tokoh kunci masyarakat atau kebutuhan umum, 3) Menyimpulkan

kebutuhan dari pola-pola pemanfaatan layanan yang terus menerus (rates – under

– treatment approach), 4) menyimpulkan kebutuhan dari asosiasi yang

dikenalantara karakteristikbidang sosial yang dikenal antara karakteristik bidang

sosial dan kesehatan (social area analysis and social indicators).

Berdasarkan pengamatan Kamis, keempat model ini memiliki kelemahan

dan keuntungan. Menurut Kamis survey kemasyarakatan adalah yang paling

langsung dan paling absah, akan tetapi merupakan hal yang kompleks, ekstensif

dan mahal. Survey informan kunci memberikan masukan penting, mudah, cepat,

dan murah, akan tetapi tampaknya bias Rates – under – treatment lemah dalam

menangani dan menilai kebutuhan yang tidak terpengaruh. Penggunaan indikator

sosial adalah tidak langsung dan inferensial, akan tetapi menyebabkan manipulasi

kuantitatif dan prosedur analisis yang berkisar dari sederhana ke yang rumit

(kompleks).

Dalam lingkungan pendidikan asesmen kebutuhan sangat tergantung pada

survey mengenai berbagai pilihan tentang tujuan dan persepsi mengenai tingkat

pencapaian siswa yang begambar pada indikator seperti nilai tes yang telah

dibakukan, dan pada proses-proses kelompok untuk mencapai konsensus

mengenai prioritas kebutuhan. Masalah-masalah dan isu-isu dalam pelaksanaan

asesmen kebutuhan pendidikan berbeda dengan asesmen yang dilaksanakan untuk

mengenali kebutuhan layanan masyarakat. Di sekolah dasar dan menengah, target

asesmen kebutuhan berada dalam sistem, sedangkan dalam asesmen kebutuhan

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

17

masyarakat target berada diluar sistem. Sedangkan pada tingkat pendidikan tinggi

target bisa berada didalam atau diluar sistem yang mensponsori asesmen.

Pelaksanaan asesmen kebutuhan pendidikan yang bersifat sentralis dan

distrik (otonom) tentunya akan berbeda. Di USA yang menganut sistem distirk

menemukan hasil asesmen kebutuhan pendidikan yang berbeda setiap distrik

karena persepsi masyarakat yang berbeda terhadap tujuan pendidikan.

Model-model asesmen kebutuhan dalam pendidikan sangat dipengaruhi

oleh pendekatan sistem Kaufman yang dikenal dengan ESCO (Educators, Student,

Consumer, of the Educational Product). Model ESCO menyatakan bahwa fokus

asesmen harus pada tujuan-tujuan kegiatan belajar siswa dan bahwa bukti

berfungsinya tujuan-tujuan tersebut didalam sistem sekolah adalah persetujuan

mengenai tiga kelompok acuan, yang hubungannya digambarkan dalam bentuk

sisi-sisi tiga sama sisi.

E. Teknik Analisis Kebutuhan Guru

Untuk dapat menghitung kebutuhan guru sangat diperlukan data tertentu.

Adapun data yang diperlukan untuk memproyeksi kebutuhan guru menurut

Tobing (1980:2) adalah 1) banyaknya kelas belajar atau kelompok murid, 2)

banyaknya jam belajar perminggu, 3) apakah sekolah menganut guru kelas atau

guru bidang studi. Jika guru bidang studi maka banyaknya guru tergantung dari

beberapa mata pelajaran yang dapat diajarkan oleh seorang guru, 4) banyaknya

jam mengajar guru perminggu. Hal ini harus dihubungkan dengan tugas mengajar

penuh perminggu.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

18

Gaffar(dalam Masaong, 2001:87) mengemukakan bahwa data dasar yang

diperlukan untuk menghitung kebutuhan guru yaitu: 1) enrolment sekolah, 2)

jumlah jam perminggu yang diterima murid untuk seluruh mata pelajaran atau

mata pelajaran tertentu, 3) beban mengajar guru perminggu, 4) besar kelas yang

dianggap efektif untuk menerima mata pelajaran, 5) jumlah guru yang ada, 6)

jumlah guru yanf akan pensiun, 7) jenis sekolah dan jenjang sekolah yang

memerlukan jabatan guru secara umum untuk tiap bidang studi.

Untuk dapat melakukan penghitungan kebutuhan guru secara tepat perlu

didukung dengan data hasil proyeksi seperti proyeksi penduduk dan siswa SD,

rerata koefisien,jumlah guru yang ada sekarang, jumlah sekolah, besar kelas, guru

yang akan berhenti (pensiun).

1) Proyeksi penduduk

Istilah proyeksi mengandung pengertian bahwa kecenderungan penduduk

masa datang masih belum diketahui dan bahwa nilai mengenai masa datang

merupakan petunjuk jumlah penduduk masa datang, apabila ditetapkan angak

mortalitas, fertilitas, dan migrasi tertentu yang mungkin berlaku (Munir dan

Budiarto: 1974:201).

Dalam demografi setidak-tidaknya, orang membedakan projection dengan

forecast ataupun prediction. Ketiga hal tersebut dapat diartikan dalam bahasa

Indonesia sebagai kegiatan untuk meramalkan. Pengertian tentang projection,

forecast dan prediction yang dikemukakan ole Sembiring (1985:90) adalah

forecast adalah ramalan tanpa kondisi atau syarat bertujuan menentukan apa yang

akan terjadi dikemudian hari. Prediction gambaran suatu keadaan yang akan

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

19

terjadi dikemudian hari, sedangkan projection adalah evaluasi numerik dari suatu

koleksi asumsi atau model.

Bedasarkan hal tersebut diatas maka Gaffar (1987:62) mendefinisikan

proyeksi penduduk sebagai “perkiraan pertumbuhan pada masa medatang”.

Proyeksi penduduk dilakukan dengan menerapkan metode yang umum dipakai

dikalangan ahli demografi, yaitu metode cohort. Metode ini dimaksudkan untuk

menggambarkan tern penduduk dimasa mendatang. Hal ini mempengaruhi dalam

proyeksi penduduk menurut para ahli demografi yaitu faktor kelahiran, kematian

dan migrasi. Tanpa proyeksi penduduk, sulit diketahui besar penduduk yang perlu

mendapat perhatian dan target sesuai dengan reseource yang tidak dapat diketahui

dengan jelas pula. Proyeksi penduduk merupakan salah satu base line data dalam

menyusun perencanaan pendidikan. Manfaatnya dapat mengetahui sumber yang

diperlukan sebagai usaha memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.

2) Proyeksi siswa sekolah dasar

Untuk dapat menghitung kebutuhan guru tahun 2012-2017 dapat diketahui

jika terlebih dahulu diadakan analisis siswa SMP. Proyeksi siswa ini dibuat untuk

tahun mendatang, maka yang akan diproyeksi adalah: 1) semua siswa kelas 1

samapai dengan kelas VI yang ada disetiap sekolah pada daerah yang dihitung

kebutuhan gurunya. Proyeksi semua siswa kelas 1 sampai dengan kelas VI yang

ada disetiap sekolah pada daerah yang dihitung kebutuhan gurunya sangat penting

karena semuanya akan menjadi enrollment SMP dari tahun 2012-2017. Siswa

kelas 1-6 menjadi input SMP/MTs (new entrans). Apabila seluruh alur dikaji

secara seksama dengan menghubungkan enrollment dari satu umur menuju umur

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

20

yang lain dari satu kelas menuju kelas yang lain maka akan terbentuk satu alur

sistem yang teratur yang disebut “flow model”. Model ini digunakan sebagai

dasar analisis enrollment dan sebagai patokan dalam melakukan proyeksi

enrollment (Gaffar, 1987:74).

3) Pehitungan koefisien-koefisien

Indar (dalam Masaong, 2001:52)mengemukakan bahwa koefisien adalah

angka pecahan yang merupakan seperberapa bagian dari kesatuan jumlah. Dalam

analisis cohort murid selaku kesatuan jumlaj ini adalah murid seluruhnya perkelas.

Kesatuan jumlah tersebut dibagi menjadi tiga kelompok yaitu: 1) kelompok naik

kelas, 2) kelompok mengulang, 3) kelompok putus sekolah. (Gaffar, 1987:75).

Menurut Indar (dalam Masaong, 1997:53) bahwa terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pengisian kpoefisien yaitu: a) untuk menuliskan koefisien

digunakan tanda titik (.12) buka tanda koma (0.12) sehingga nol (0) didepan tidak

perlu ditulis, b) koefisien jumlah murid seluruhnya setiap kelas selalu 1,00 (satu),

c) koefisien ditulis diatas masing-masing kotak yang bersangkutan. Penulisan

koefisien dengan ketentuan dibulatkan menjadi dua atau tiga angka dibelakang

tanda titik.

Menurut Chesswas (dalam Gaffar, 1987:74) untuk mengetahui

karakteristik enrollment tiap kelas, perlu dikaji struktur enrollment pada kelas

tersebut. Adapun struktur enrollment kelas 1 berbeda dengan struktur enrollmen

kelas diatasnya. Struktur enrollmen untuk kelas I adalah murid baru, murid murid

mengulang dan putus sekolah. struktur enrollmen untuk kelas II ke atas adalah

murid yang naik dari kelas I tahun sebelumnya, murid yang mengulang dari kelas

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

21

II sebelumnya dan putus sekolah tahun sekarang. Oleh karena itu total enrollment

untuk kelas II ke atas adalah murid yang naik ditambah murid yang mengulang

dikurangi murid yang putus sekolah. Untuk data ini digunakan rerata prosentasi

beberapa tahun sebelumnya.

4) Jumlah guru yang ada sekarang

Jumlah guru yang ada merupakan keseluruhan guru negeri atau atau guru

yayasan yang masih aktif mengajar. Untuk menutupi diskrepensi antara kebutuhan

dan penyediaan pada periode proyeksi (2012-2017) diperlikan serangkaian

tindakan yang meripakan perwujudan kebujakan yang harus terlebih dahuhu

dirumuskan. Gaffar (1987:102) mengemukakan bahwa guru yang ada yaitu guru

yang tetap, fill time dan mempunyai kewenangan penuh. Jumlah guru yang ada

pada proyeksi merupakan dasar perhitungan kebutuhan guru.

5) Guru sekolah dan besar kelas

Jumlah sekolah adalah keseluruhan sekolag dasar negeri maupun swasta

yang ada di suatu wilayah tertentu. Jumlah sekolah dasar dalam perkiraan

kebutuhan yang akan datang sangat penting keberadaannya, artinya dengan

adanya jumlah sekolah yang ada, para perencana pendidikan dapat memprediksi

jumlah guru yang dibutuhkan. Sesuai dengan PP RI No 28 tahun 1990 bahwa

sekolah dasar adalah bentuk satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan

program enam tahun.

Mengacu pada aturan tersebut diatas, maka perencanaan pendidikan

dengan mudah untuk menentukan banyak guru yang dibutuhkan masing-masing

sekolah dasar sampai pemakai guru. Berdasarkan hal tersebut di atas maka

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

22

banyaknya kelas tergantung pada jumlah sekolah yang ada, dimana setiap sekolah

terdiri atas enam kelas. Banyaknya kelas adalah merupakan keseluruhan

rombongan belajar yang terdapat pada keseluruhan sekolah yang ada di wilayah

tertentu.

6) Guru yang akan berhenti

Guru yang akan berhenti adalah perkiraan guru yang karena sesuatu hal

akan meninggalkan jabatan guru seperti pensiun, meninggal, pindah dan

mengundurkan diri.

Dalam formulasi yang lain (Masaong, 2001:92) mengemukakan bahwa

untuk menghitung kebutuhan guru pada suatu lembaga atau sistem memerlukan

data dasar yang mencakup : 1) Enrollmen sekolah, 2) Jumlah jam perminggu yang

diterima murid seluruh mata pelajaran atau mata pelajaran tertentu, 3) Beban

mengajar penuh guru perminggu, 4) Besar kelas yang dianggap efektif untuk

menerima suatu mata pelajaran, 5) Jumlah guru yang ada, 6) Jumlah yang akan

pensiun atau berhenti atau karena sesuatu hal akan meninggalkan jabatan

keguruan, 7) Jenis sekolah dan jenjang sekolah yang memerlukan guru.

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa untuk menghitung kebutuhan total

guru untuk suatu jenis sekolah atau tingkat sekolah tertentu tidaklah sulit asalkan

data dasar yang diperlukan di atas tersedia.

Adapun formula umum menghitung kebutuhan guru adalah :

Enrollment x Beban studi siswa

Besar kelas x Beban Mengajar Guru perminggu

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

23

Formula di atas dapat digunakan formula sederhana telah diuraikan

terdahulu menunjukkan adanya kemungkinan untuk merubah variabel tertentu

bilamana resources untuk mengadakan guru tidak mungkin disediakan.

Dalam keadaan keterbatasan resources ini, umpamanya besar kelas 40

orang dapat diperbesar 50, dengan demikian jumlah guru yang diperlukan sudah

dapat ditekan tanpa berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.

Beban mengajar guru yang sedianya ditentukan 18 jam perminggu, tapi

karena keterbatasan reseources baban mengajar dapat ditambah dan karenanya

jumlah guru dapat ditekan. Pilihan seperti ini dapat saja diambil oleh planners

bilamana resources memang dalam keadaan yang amat terbatas. Pilihan ini pun

dapat pula dipertimbangkan pada waktu menghitung kekurangan guru.

Masaong (2001:93)mengemukakan bahwa untuk menghitung kekurangan

guru atau teacher shortage adalah langkah lanjutan dari menghitung kebutuhan

total guru langkahnya adalah:

1. Ambillah data tentang jumlah guru yang ada berdasarkan klasifikasi jenis

kelamin, lama bekerja sebagai guru, usia, kualifikasi atau ijazah tertinggi

yang diperoleh, beban mengajar dan bidang spesialisasi. Kesemua data ini

penting untuk menentukan kekurangan guru dalam arti full time, full

qualified.

2. Identifikasi jumlah guru yang akan pensiun pada tahun dalam periode

perencanaan yang telah ditentukan.

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

24

3. Identifikasi guru yang karena sesuatu hal akan meninggalkan tempat kerja

sekarang (karena dipindahkan, diberikan kesempatan untuk studi dan

seterusnya).

4. Identifikasi apakah ada guru yang belum fully qualified.

5. Identifikasi jumlah guru yang beban mengajarnya tidak penuh seperti guru

part time atau honorer.

6. Kembangkan standard atau rambu-rambu untuk menentukan kekurangan guru

yang mencakup:

a) Apakah besar kelas tetap berdasarkan kebijakan yang berlaku saat ini;

b) Apakah beban mengajar guru akan berubah;

c) Apakah besar kelas akan ditambah;

d) Apakah jumlah beban studi siswa akan dikurangi;

e) Apakah guru yang kualifikasinya belum memenuhi standard akan

diberikan kesempatan untuk meneruskan studi.

Berdasarkan langkah-langkah diatas kemudian komputasi dilakukan dengan

menggunakan formula guru sebagai berikut :

Kekurangan Guru = Kebutuhan Guru Total – (Guru yang ada – Guru yang

akan pensiun/yang akan keluar/meneruskan studi)

Apabila guru yang setelah dikurangi dengan berbagai dengan berbagai

kelompok guru yang karena macam-macam alasan tidak dapat bertugas lagi pada

sekolah atau sistem itu lebih besar dari kebutuhan total guru, maka terjadilah

kelebihan guru. Bila ini terjadi, maka artinya tidak demand tergadap guru.

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

25

PERMASALAHANGURU

DISTRIBUSI KEKURANGAN

ANALISIS KEBUTUHAN GURU

1. TREND USIA SEKOLAH DASAR2. ENROLLMENT3. JUMLAH GURU YANG ADA4. JUMLAH SEKOLAH / KELAS5. BESARNYA KELAS6. GURU YANG AKAN BERHENTI

ANALISIS KEBUTUHAN YANG TEPAT

F. Kerangka Berpikir

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen Kebutuhan Gurueprints.ung.ac.id/2441/5/2012-1-86204-131408191-bab2... · angka droupout serta persentase jumlah usia sekolah terhadap penduduk. ... digunakan

26

Salah satu diantara sekian banyak permasalahan pendidikan yang sangat

prinsipil untuk segera dicarikan solusi adalah masalah kekurangan guru dan

distribusinya yang yang tidak merata. Kekurangan guru merupakan salah satu

kendala yang dialami sekolah dalam pelaksanaan fungsinya sebagai salah satu

penyelenggara pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas. Permasalahan kekurangan guru ini semakin merebak pada masa

transisi perubahan pemerintahan dari sistem sentralisasi menjadi desentralisasi.

Untuk memnuhi kebutuhan guru disuatu daerah, perlu dilakukan analisis

kebutuhan yang tepat. Tanpa analisis kebutuhan yang tepat maka akan sulut untuk

menentukan jumlah kebutuhan guru yang ideal.

Untuk mengadakan analisis dan proyeksi kebutuhan guru diperlukan data

dasar berupa a) tren usia sekolah dasar, b) enrollment sekolah dasar, c) jumlah

guru yang ada sekarang, d) jumlah sekolah/kelas, e) besarnya kelas, f) guru yang

akan berhenti. Berbagai data tersebut sangat diperlukan untuk menghasilkan

analisis dan proyeksi kebutuhan guru yang valid dan memenuhi stantard kriteria

yang diharapkan. Melalui analisis kebutuhan guru diharapkan dapat menghasilkan

analisis yang tepat sehingga mampu memenuhi kekurangan guru.