TINJAUAN PUSTAKA

3
TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Definisi Bronkiolitis merupakan inflamasi akut pada bronkiolus terminalis (saluran pernafasan bawah) yang biasanya disebabkan karena virus. 1,2 Penyakit ini sering mengenai bayi dan anak kecil serta merupakan penyebab terbanyak bayi masuk rumah sakit di Amerika Serikat. 2 Penyakit ini bisa muncul pada berbagai kelompok usia, tetapi keluhan terberat sering muncul pada bayi. 1,3 Gambaran klinis yang pertama kali muncul seperti common cold dan pilek serta batuk. 3 1.2 Epidemiologi Bronkiolitis merupakan penyakit pada saluran nafas dengan jumlah kasus yang cukup besar di dunia. Bronkiolitis juga merupakan penyebab morbiditas tersering pada anak-anak. 4 Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 150 juta kasus baru yang muncul. 11 – 20 juta kasus tergolong berat sehingga diperlukan perawatan di rumah sakit. 1 Di Inggris, bayi yang terkena penyakit ini mencapai sepertiga dari jumlah populasi bayi. Kasus bronkiolitis terbanyak muncul pada usia tiga sampai enam bulan. 2 95% kasus penyakit bronkiolitis di dunia terjadi di negara berkembang. 1 Penyakit ini paling banyak diderita oleh bayi

description

juj

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Bronkiolitis merupakan inflamasi akut pada bronkiolus terminalis (saluran pernafasan

bawah) yang biasanya disebabkan karena virus.1,2 Penyakit ini sering mengenai bayi

dan anak kecil serta merupakan penyebab terbanyak bayi masuk rumah sakit di

Amerika Serikat.2 Penyakit ini bisa muncul pada berbagai kelompok usia, tetapi

keluhan terberat sering muncul pada bayi.1,3 Gambaran klinis yang pertama kali muncul

seperti common cold dan pilek serta batuk.3

1.2 Epidemiologi

Bronkiolitis merupakan penyakit pada saluran nafas dengan jumlah kasus yang

cukup besar di dunia. Bronkiolitis juga merupakan penyebab morbiditas tersering pada

anak-anak.4 Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 150 juta kasus baru yang muncul. 11

– 20 juta kasus tergolong berat sehingga diperlukan perawatan di rumah sakit.1 Di

Inggris, bayi yang terkena penyakit ini mencapai sepertiga dari jumlah populasi bayi.

Kasus bronkiolitis terbanyak muncul pada usia tiga sampai enam bulan.2 95% kasus

penyakit bronkiolitis di dunia terjadi di negara berkembang.1 Penyakit ini paling banyak

diderita oleh bayi laki-laki dan bayi yang tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) serta bayi

yang tinggal di kondisi yang padat penduduk. Probabilitas terjadinya penyakit ini

meningkat pada lingkungan yang dipenuhi dengan asap rokok. 5

Penyabab terbanyak pada kasus bronkiolitis adalah Respiratory Syncytial Virus

(RSV) dengan persentase sebesar 45 – 55% dari total kasus. Penyebab lainnya adalah

Parainfluenza, Rhinovirus, Adenovirus dan Enterovirus sekitar 20% total kasus.4

Di negara yang beriklim tropis kejadian bronkiolitis meningkat pada musim hujan.

Pada negara dengan empat musim kejadian bronkiolitis meningkat pada musim dingin

sampai awal musim semi. Di bagian kesehatan anak RSU dr. Soetomo Surabaya pada

tahun 2002, kasus bronkiolitis banyak ditemukan pada bulan Januari sampai Mei.4

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA

1.3 Etiologi

Penyebab terbanyak adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV). Penyebab lainnya

adalah human metapneuumovirus (HMPV), virus parainfluenza, rhinovirus,

adenovirus, virus influenza, dan M.pneumoniae. Terdapat dua subtipe RSV penyebab

bronkiolitis. Diantara keduanya, yang menimbulkan manifestasi paling berat adalah

RSV tipe A. Penyebaran virus terjadi enam sampai 21 hari setelah gejala klinis muncul.

Masa inkubasi virus RSV adalah dua sampai lima hari.1,4

1.3 Patofisiologi

Virus masuk ke saluran nafas dan berkolonisasi serta bereplikasi di bronkiolus

terminalis. 24 jam setelah masuknya virus, terjadi nekrosis pada epitel respirasi atau

epitel bersilia, yang merupakan lesi pertama dari bronkiolitis. Selain itu juga terjadi

proliferasi sel goblet sehingga terjadi peningkatan produksi mukus, disertai proliferasi

sel-sel yang tidak bersilia pada daerah peribronkial. Nekrosis pada epitel bersilia

menimbulkan edema submukosa dan pelepasan debris sel serta fibrin ke lumen

bronkiolus. Adanya edema submukosa, plugging bronkiolus oleh mukus dan debris sel,

serta gangguan pada clearance mukosilia menimbulkan penyempitan pada saluran

nafas.

Penyempitan saluran nafas yang terjadi, direspon oleh paru melalui peningkatan

kapasitas residu fungsional, penurunan compliance paru, peningkatan tahanan saluran

nafas, serta peningkatan dead space, dan peningkatan pirau. Akhirnya hal ini berujung

pada peningkatan usaha nafas dan perubahan pertukaran gas sehingga O2 menurun dan

CO2 meningkat.