Tinjauan Pustaka
-
Upload
elisabeth-sonisora-wau -
Category
Documents
-
view
17 -
download
1
Transcript of Tinjauan Pustaka
4.2. Tinjauan Pustaka
Proses Kondensasi
Kondensasi adalah suatu proses untuk mengubah suatu gas atau uap menjadi
cairan. Gas dapat berubah menjadi cair dengan menurunkan temperaturnya atau
meningkatkan tekanan. Umumnya, pendekatan yang digunakan adalah dengan
menurunkan temperatur, sedangkan meningkatkan tekanan, cenderung lebih
mahal.
Reaksi Endoterm dan Eksoterm
Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
lingkungan ke sistem. Dalam reaksi ini, kalor yang diserap oleh sistem dari
lingkungannya. Terjadi kenaikan entalpi, yaitu entalpi produk lebih besar daripada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya (∆H) bertanda positif (+).
Pada reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu.
Adanya penurunan suhu sistem ini yang menyebabkan terjadinya penyerapan
kalor oleh sistem.
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan. Dalam hal ini sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Akibatnya terjadi penurunan entalpi, yaitu entalpi produk lebih kecil daripada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya (∆H) bertanda negatif (-).
Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem naik. Adanya kenaikan suhu inilah
yang mengakibatkan sistem melepaskan kalor ke lingkungan.
Hukum Hess
Hukum Hess dikemukakan oleh ahli kimia Jerman, G.H. Hess yang
berbunyi: “Perubahan energi yang menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh
keadaan awal dan keadaaan akhir dari pereaksi dan hasil reaksi, tanpa
memperhatikan jalannya perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi”. Pada
perhitungan entalpi yang telah dilakukan sebelumnya, entalpi dapat ditentukan
dengan menghitung kalor reaksi pada tekanan tetap. Akan tetapi, tidak semua
reaksi dapat diketahui kalor reaksinya secara langsung. Oleh sebab itu, Hess juga
menyatakan bahwa “jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau
lebih, maka perubahan entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah
perubahan entalpi dari semua tahapan”.
Dari Hukum Hess tersebut, perubahan entalpi suatu reaksi mungkin untuk
dihitung dari perubahan entalpi reaksi lain yang nilainya sudah diketahui. Hukum
Hess dapat dinyatakan dalam bentuk diagram siklus atau diagram tingkat energi.
Shell and Tube Heat Exchanger
Shell and tube dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu: Fixed
tubesheet, Return Bend (U-tube) dan Floating tubesheet.
1. Shell and tube, Fixed Tubesheet
Fixed Tubesheet Exchanger adalah Heat Exchanger yang tubesheetnya
menyatu dengan shell. Biasanya, tubesheet menempel pada shell dan sebagai
flange untuk meluruskan tubeside header. Karena tidak terdapatnya gasket atau
packed joint pada shellside, fixed tubesheet exchanger menyediakan perlindungan
maksimum untuk mencegah leakage (kebocoran) fluida dalam shellside yang
keluar. Untuk alasan yang sama, tube bundle tidak dapat dipindahkan untuk
pemeriksaan ataupun pembersihan, sehingga jarak antara bagian terluar tube dan
shell adalah minimum untuk pembuatannya, sehingga tube dapat diatur memenuhi
bagian dalam shell. Bila perlu, sebuah expansion joint akan digabungkan ke dalam
shell, untuk memberikan perluasan pada perbedaan ekspansi termal. Keperluan
dari joint ini ditentukan dengan mempertimbangkan pengaruh perbedaan ekspansi
dan kondisi berulang yang diharapkan selama operasi berlangsung. Tubeside
header, channel cover, gasket, dan lain-lain, dapat dipindahkan untuk perawatan
dan penempatan kembali, dan tube dapat dibersihkan dari dalam. Bagian shell
dapat dibersihkan dengan mengalirkan fluida pembersih secara berlawanan
(backwash). Fixed tubesheet heat exchanger biasanya digunakan pada shellside
fluida tidak menyebabkan fouling, seperti steam, refrigerant, gas, dowtherm, dan
beberapa jenis dari cooling water dan memerlukan aliran proses pembersihan.
2. Shell and Tube, Return Bend
Pada return bend, baik kedua ujung tube U-shaped dapat disatukan menjadi
single tubesheet, sehingga menghilangkan permasalahan perbedaan ekspansi
termal, karena tube dapat bebas untuk memuai atau menyusut. Tube bundle dapat
dipindahkan untuk pemeriksaan dan pembersihan, meskipun ada bagian yang
tidak dapat dipindahkan, yaitu bagian tubesheet menyatu pada dinding shell.
Untuk unit bundle yang dapat dipindahkan, return bend exchanger mengatur jarak
minimum antara bagian terluar tube dan bagian dalam shell, seperti fixed
tubesheet exchanger. Jumlah lubang tube pada tubesheet untuk shell biasa berbeda
dengan fixed-tubesheet karena terbatas oleh tube yang membelok. Jumlah pass
tubeside yang digunakan haruslah dalam jumlah yang seimbang, maksimumnya
dibatasi oleh jumlah return bend.
Tubeside header, channel, gasket, dan lain-lain, dapat dipindahkan untuk
keperluan perawatan dan penempatan ulang, sedangkan tube bundle dapat
dipindahkan, dibersihkan, dan dipasang kembali. Meskipun penempatan kembali
tube yang berada di luar baris tidak menimbulkan masalah, yang lainnya hanya
dapat ditempatkan kembali dengan memerlukan bantuan tube khusus, yang
membantu U-tubes untuk lepas dari bagian dalam bundle. Bagian dalam tube
dapat dibersihkan hanya dengan menggunakan peralatan khusus, dan hanya radius
pembelokan (bending) dari tube hampir banyak sekali. Oleh karena itu, return
bend exchangers biasanya ditemukan pada servis bebas fouling, atau efektif untuk
pembersihan secara kimia. Konstruksi U-bend banyak digunakan pada tekanan
tinggi.
3. Shell and Tube, Floating Tubesheet
Heat exchanger ini memiliki tube lurus yang kedua ujungnya menempel
pada tubesheet. Salah satu ujungnya dapat dengan bebas digerakkan, hal ini untuk
menjaga ekspansi differensial termal antara tube bundle dan shell. Tube bundle
dapat digerakkan untuk keperluan pemeriksaan, penempatan kembali, ataupun
pembersihan eksternal dari tube. Begitu pula dengan tubeside headers, channel
covers, gasket, dan lain-lain dapat dilepaskan untuk keperluan perawatan dan
penempatan kembali, dan tube dapat dibersihkan secara internal.
Adapun jenis-jenis Shell and Tube Floating Tubesheet adalah:
a. Outside-packed stuffing box
Pada heat exchanger ini, shellside fluida dibatasi oleh packing ring yang
ditekan di dalam stuffing box dengan packing follower ring. Packing
memungkinkan floating tubesheet untuk bergerak secara bolak-balik. Karena
stuffing box hanya berhubungan dengan shellside fluid, sehingga shellside dan
tubeside fluid tidak bercampur, sehingga leakage dapat dihindari pada packing.
Jumlah pass tubeside dibatasi oleh jumlah tube yang terdapat dalam bundle. Tube
terluar mendekati batas floating tubesheet skirt, jarak antara bagian terluar tube
dan shell (clearance) ditentukan oleh ketebalan skirt. Outside-Packing Stuffing
Box untuk servis shellside sampai 600 psi, dan 600 oF, heat exchanger ini tidak
dapat digunakan ketika leakage dari shellside fluid keluar tidak dapat lagi
ditoleransi.
b. Outside-packed Lantern Ring
Setiap shellside dan tubeside fluid dibatasi oleh separate packing ring (atau
O-ring) dipisahkan oleh lantern ring dilengkapi dengan weep holes, sehingga
leakage (kebocoran) antara kedua packing; lantern ring dan untuk perbedaan
ekspansi termal. Terkadang digunakan pula sebuah skirt kecil pada floating
tubesheet untuk menghubungkan permukaan packing dan lantern ring. Karena
tidak adanya pass partition pada floating end, maka jumlah pass tubeside hanya
dibatasi satu atau dua. Sedikit lebih besar daripada yang diperlukan untuk return-
bend exchanger, jarak antara bagian terluar tube dan bagian dalam shell harus
dapat menahan distorsi hole tube selama tube bergerak mendekati permukaan
bagian luar dari tubesheet. Outside Packed Lantern Ring secara umum
penggunaannya dibatasi hingga 150 psi, dan 500 oF. Konstruksi ini tidak dapat
digunakan ketika leakage dari fluida yang keluar atau terjadinya pencampuran
antara tubeside dan shellside fluid tidak dapat lagi ditoleransi.
c. Pull through bundle
Heat exchanger ini memiliki head terpisah yang terhubung langsung ke
floating tubesheet. Tubesheet yang terpasang dan head sebaiknya cukup kecil
untuk masuk ke dalam shell, dan tube bundle dapat dipindahkan tanpa merusak
joint pada floating end. Meskipun ini dapat mengurangi perawatan shellside,
tetapi meningkatkan perawatan tubeside. Persyaratan jarak (semakin besar
jaraknya bila Shell and Tube Exchanger) antara bagian terluar tube dan bagian
dalam shell harus memakai gasket dan dihubungkan pada floating tubesheet.
Jumlah pass tubeside hanya dibatasi oleh jumlah tube. Dengan
menggunakan jumlah pass, nozzle harus diperluas dari floating-head cover
melalui shell cover. Ketetapan untuk perbedaan ekspansi termal dan tube-bundle
removal harus dibuat sedemikian dengan menggunakan metoda, seperti packed
joint atau internal bellow. Karena heat exchanger ini memerlukan internal gasket
antara floating tubesheet dan head, penggunaannya biasanya dibatasi untuk
kerusakan tidak terlihat dari internal gasket tidak dapat lagi ditoleransi.
d. Inside split backing ring
Pada desain ini, untuk menjaganya dari floating tubesheet, floating cover
dihubungkan dengan sebuah split backing ring yang kuat dan terjaga dengan baik.
Pelindung ini, yang bertempat di atas dari ujung shell ditutupi oleh shell cover
dengan diameter yang lebar. Shell cover, split back-ring dan floating head cover
harus dilepaskan agar tube bundle dapat bergerak melalui shell.
Jarak antara bagian terluar tube dan bagian dalam shell (yang sama dengan
yang digunakan untuk bagian luar dari packed stuffing-box exchangers) mencapai
inside diameter dari gasket pada floating tubesheet. Jenis konstruksi ini memiliki
batasan yang sama dengan jumlah pass tubeside, seperti: pull-through bundle,
tetapi lebih sesuai untuk shellside pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi.