TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI ...
Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI ...
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI
MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER
SKRIPSI
Oleh:
ELVYO SALSABELLA
NIM 210216114
Pembimbing:
Dr. AHMAD JUNAIDI, M.H.I.
NIP 197511102003121003
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
vii
ABSTRAK
Salsabella, Elvyo, 2020, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli
Menggunakan ShopeePayLater, Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ponorogo, Pembimbing Dr. Ahmad Junaidi, M.H.I.
Kata kunci: Jual Beli Kredit (Bai’ Taqsi>th), ShopeePayLater
Bai’ taqsi>th adalah transaksi jual beli dengan sistem bayar cicilan (kredit)
dalam batas waktu tertentu dengan harga yang relatif lebih tinggi dibanding harga dengan sistem bayar cash. ShopeePayLater adalah solusi pinjaman instan yang
diterbitkan oleh Shopee yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bayar
belanjaan dalam 1 bulan, atau dengan cicilan 2, 3, dan 6 bulan. Praktik jual beli
menggunakan ShopeePayLater terdapat dua versi mekanisme akad, pertama pada
pembiayaan 1 bulan tidak terdapat bunga dan kedua mengandung bunga di setiap
pembiayaannya. Selain adanya bunga ShopeePayLater juga mengenakan denda
keterlambatan, yang mana tidak disebutkan sebelumnya dalam syarat dan
ketentuan maupun dalam rincian checkout dan rincian tagihan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tinjauan
hukum Islam terhadap mekanisme akad jual beli menggunakan ShopeePayLater?
(2) Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda keterlambatan
praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater?
Adapun jenis penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian
lapangan yang menggunakan metode kualitatif, sedangkan teknik pengumpualn
data yang digunakan adalah dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik deskriptif
analisis dengan pola pikir induktif, yaitu teknik analisa dengan cara memaparkan
data apa adanya.
Dari analisis ini dapat disimpukan bahwa, pertama Mekanisme akad praktik
jual beli menggunakan ShopeePayLater secara garis besar sudah memenuhi
beberapa syarat dan rukun akad jual beli dan bai’ taqsi>th. Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu kejelasan akad dimana tidak disebutkan besaran bunga,
sehingga dapat menimbulkan unsur penipuan (gharar) dan membuat akad tersebut batal. Ketidakjelasan akad tersebut menyebabkan dua versi mekanisme akad,
pertama untuk pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti sebelum per tanggal 28
April 2020 tentu diperbolehkan karena tidak mengandung bunga. Kedua, per
tanggal 28 April 2020 pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti yang diselesaikan
dalam waktu 1 bulan sudah dikenakan bunga sebesar 2.95%, sehingga apabila
ditinjau dengan hukum Islam transaksi tersebut dilarang.
Kedua, Pengenaan denda keterlambatan praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater belum sesuai dengan hukum Islam meskipun denda tersebut
sama halnya telah menunda pembayaran oleh pihak pembeli. Karena, informasi
penyampaian pengenaan denda tidak jelas dan tegas dinyatakan pada rincian
pembayaran.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang berkodrat hidup
dalam masyarakat. Dalam bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu
sama lain, untuk mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya.1 Islam
mengatur hubungan yang kuat antara akhlak, akidah, dan syariah. Syariah
terdiri atas bidang muamalah (social) dan bidang ibadah (ritual). Ibadah
merupakan sarana manusia untuk berhubungan dengan sang pencipta-Nya,
sedangkan muamalah digunakan sebagai aturan main manusia dalam
berhubungan dengan sesamanya.2
Dalam ajaran Islam bermuamalah memiliki kaidah dan prinsip-prinsip
syariah, di mana Allah telah menganjurkan kepada hamba-hambanya untuk
beribadah dengan segala upaya di muka bumi dan segala jalan untuk
mendapatkan rizki. Allah telah memberikan batasan dan prinsip-prinsip etika
dalam menjalankannya, agar usaha mereka mendapatkan hasil yang halal dan
barokah dengan tanpa hawa nafsu dan egoisme semata.3
Jual beli secara bahasa berarti al-muba>dalah (saling menukar).4
Sedangkan menurut syara’ jual beli merupakan kegiatan tukar menukar antara
1 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam)
(Yogyakarta: UII Press, 2004), 11. 2 Eko Suprayitno, Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 1.
3 Abdullah al-Mushlih dan Shalah ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Terj. Abu
Umar Basyir (Jakarta: Darul Haq, 2004), 329. 4 Qomarul Huda, Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Teras, 2011), 51.
2
barang dengan uang, antara benda dengan benda lain dengan jalan saling
merelakan atau memindahkan hak milik dengan ada penggantinya dengan
cara diperbolehkan.5 Pada dasarnya Islam tidak mengharamkan
perdagangan/perniagaan kecuali perdagangan tersebut mengandung unsur
kedzaliman, penipuan (gharar), eksploitasi atau menjual barang-barang yang
dilarang.6 Jual beli dalam Islam berorientasi pada saling menguntungkan.
Untuk itu riba dalam Islam dilarang (haram), karena di dalam riba ada pihak
yang diuntungkan, dan pihak yang dirugikan.
Perkembangan globalisasi yang pesat di era modern ini telah membawa
dampak yang besar dalam kehidupan di berbagai sektor, antara lain teknologi
dan internet. Berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi semakin
mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial termasuk kehidupan masyarakat
muslim modern. Aktivitas dapat dilakukan dengan lebih mudah dengan
berbagai inovasi teknologi dan internet. Salah satunya adalah kegiatan
muamalah. Di era globalisasi ini, semua aktivitas manusia diupayakan dapat
dilaksanakan dengan cepat, mudah, dan efisien.
Pemanfaatan layanan internet sebagai interaksi sosial telah
mengantarkan kemudahan berkomunikasi maupun informasi dalam berbagai
bidang terutama pada dunia bisnis. Internet menjadi unggulan dalam dunia
bisnis di mana para pebisnis lebih mudah memasarkan dan mengembangkan
lahan bisnisnya menjadi lebih luas dan global.
5 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), 68.
6 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah (Sistem Transaksi Dalam Fiqih
Islam) (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2010), 15.
3
Aktivitas bisnis dengan menggunakan media internet disebut dengan
electronic commerce (e-commerce) atau perniagaan elektronik.7 Electronic
commerce atau e-commerce adalah suatu kegiatan-kegiatan bisnis yang
menyangkut konsumen, manufaktur, service providers, dan pedagang
perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan internet.8
Perdagangan dan pemasaran melalui internet/online berarti meniadakan
aktivitas tatap muka antara pembeli dan penjual untuk tawar-menawar,
memeriksa barang yang akan dibeli sampai penggunaan uang tunai dalam
transaksi.9 Menjalankan bisnis online tidak jauh berbeda dengan berbisnis
secara offline yang membedakan hanya media bisnisnya saja.10
bisnis di
dunia maya atau bisnis online juga memerlukan ketekunan dan keseriusan.11
Di era digital yang canggih seperti sekarang ini banyak pebisnis yang
bersaing untuk menggaet hati para konsumen. Banyak jasa yang ditawarkan
untuk mempermudah bertransaksi melalui internet mulai dari jual beli online,
e-banking, smartbisnis, pembayaran tagihan, pemesanan tiket alat
transportasi, pesan kamar hotel, pinjaman online bahkan yang terus
dikembangkan saat ini adalah kredit online. Berbagai kemudahan yang
ditawarkan oleh e-commerce menarik perhatian masyarakat untuk
7 Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Di Indonesia (Jakarta: Prenada Media, 2005),
201. 8 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), 2. 9 Jusmaliani, dkk., Bisnis Berbasis Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 199.
10 Hurriyah Badriyah, Rahasia Sukses Besar Bisnis Online Tanpa Modal (Jakarta: Kunci
Komunikasi, 2014), 3. 11
Arip Purkon, Bisnis Online Syariah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014), 2.
4
mengalihkan pilihannya dari yang manual menuju penggunaan teknologi
berbasis internet.
Kata kredit sudah tak asing lagi didengar, kredit merupakan sesuatu
yang dibayar secara berangsur-angsur, baik dalam jual beli maupun pinjam-
meminjam.. Manusia sejatinya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan
meliputi kebutuhan primer, sekunder dan tersier yang mana memiliki prioritas
tersendiri untuk memenuhinya. Namun pada dasarnya manusia merupakan
makhluk yang tidak pernah puas akan sesuatu. Sedangkan kemampuan untuk
memenuhinya sangatlah terbatas, sehingga hal tersebut menyebabkan
manusia membutuhkan bantuan untuk memenuhi hasratnya, yaitu dengan
sistem kredit. Banyak jasa yang menawarkan pembelian suatu barang secara
cicilan mulai dari kartu kredit bahkan kredit secara online.
Kredit online muncul karena semakin luasnya e-commerce di
masyarakat. Maka tidak heran jika pembelian suatu barang secara kredit
online banyak diperbincangan oleh masyarakat luas, sebab sistem ini
menawarkan jasa kredit tanpa menggunakan kartu kredit. Jual beli secara
kredit secara terminologi adalah pedagang menjual suatu barang yang jika
dibayar tunai harganya sekian, dan jika dibayar secara angsuran harganya
sekian, yaitu lebih tinggi dari harga tunai. Jual beli dengan cara
pembayarannya dicicil atau angsuran dikenal dengan istilah bai’ \taqsi>th.12
Salah satu perusahaan e-commerce yang menawarkan kredit online
adalah Shopee.co.id. Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang
12
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), 99.
5
diluncurkan pada tahun 2015 di bawah naungan SEA Group yang berkantor
pusat di Singapura. Hingga saat ini Shopee telah memperluas jangkauannya
ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam dan Filipina.13
Shopee
Indonesia selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada Sobat
Shopee. Hal tersebut diwujudkan dengan menyediakan banyak fitur untuk
mempermudahkan penjual dan pembeli untuk saling berinteraksi, sehingga
banyak orang tertarik untuk menggunakan aplikasi Shopee. Beberapa fitur
yang ada di Shopee adalah 9.9 sale, serba 10 ribu, flash sale, gratis ongkir
minimal belanja Rp.0, cashback & voucher, Shopee games, ShopeePay, serta
yang terbaru adalah ShopeePayLater dan masih banyak lagi.
Fitur pembayaran teranyar ShopeePayLater adalah solusi pinjaman
instan hingga Rp 750.000,00 yang memberi kemudahan bagi pengguna untuk
bayar belanjaan pada tanggal 5 bulan berikutnya dengan bunga mulai dari
0%, atau dengan fasilitas cicilan 2, 3, dan 6 bulan tanpa memerlukan kartu
kredit. Shopee menyediakan fitur PayLater ini dengan menggandeng pemain
peer to peer lending bernama PT. Lentera Dana Nusantara (LDN).
ShopeePayLater hanya bisa digunakan untuk membayar belanjaan di Shopee,
namun dengan batasan tidak untuk membeli produk dari kategori „Voucher‟
dan Produk Digital. Nominal limit pinjaman ShopeePayLater tersebut
13
Shopee, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee, (diakses pada tanggal 31 Mei
2020, Jam 11.28).
6
otomatis akan tertera di saldo ShopeePayLater yang dapat dibelanjakan di
aplikasi Shopee, jadi uang tersebut tidak dapat dicairkan.14
Penerbitan layanan PayLater ini memang terasa masih baru dalam e-
commerce, apalagi ShopeePayLater ini baru digulirkan pada Maret 2019.
Peminat dari fitur ShopeePayLater yang dipaparkan di situs LDN sampai
bulan April 2020 total akumulasi pinjaman yang telah disalurkan sebesar Rp
88,3 miliar. Peminjamnya mencapai 102.971 orang dengan 81.423 orang
adalah peminjam aktif.15
Sistem pembayaran dan tagihannya mirip seperti pembayaran melalui
kartu kredit. Setelah melakukan transaksi menggunakan ShopeePayLater
nantinya pengguna akan diwajibkan untuk membayar tagihan sesuai dengan
jumlah tagihan dan jatuh tempo.
Membeli barang secara angsuran sesuai dengan kesepakatan bersama
pada waktu akad, dengan batas waktu yang jelas dan nilai angsuran yang jelas
pula, maka tidak ada masalah dengan hal tersebut. Sebab jual beli dengan
pembayaran memakai batas waktu tertentu adalah boleh dalam syariat Islam.
Pada jual beli kredit terdapat tambahan pembiayaan karena tambahan tersebut
sebagai imbalan dari penundaan pembayaran. Namun, banyak ulama yang
memperdebatkan jual beli kredit ini dikarenakan terdapat tambahan dalam
pembayarannya.
14 Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat&ketentuan-berbelanja-dengan-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22). 15
Statistik Lentera Dana Nusantara, dalam https://www.lenteradana.co.id/lender/statistic,
(diakses pada tanggal 9 April 2020, Jam 09:09).
7
Tidak menutup kemungkinan dalam praktik jual beli kredit secara
online tidak lepas dari suatu permasalahan. Dalam syarat dan ketentuan
layanan bagi penerima pinjaman pasal 3.7 disebutkan bahwa “Jumlah bunga
sehubungan dengan Fasilitas Pinjaman akan ditentukan di dalam Perjanjian
Pinjaman. Dalam Penerimaan setiap Fasilitas Pinjaman, Anda akan dikenakan
biaya penggunaan Layanan dan/atau biaya-biaya lainnya sebagaimana
ditentukan dalam perjanjian Pinjaman.” Besaran bunga tersebut tidak
disebutkan, bahkan dalam rincian pembayaran juga tidak dicantumkan.
Bunga tersebut berlaku untuk cicilan 2, 3, dan 6 bulan saja, sedangkan untuk
program Beli Sekarang Bayar Nanti. Selain terdapat bunga juga terdapat
biaya-biaya lainnya.
Customer Service Shopee Iyanti mengatakan bahwa dalam Shopee tidak
mengenal praktik bunga. Namun, pihak Shopee mengeluarkan pernyataan
bahwa per tanggal 28 April 2020, transaksi menggunakan ShopeePayLater
dikenakan suku bunga sekecil-kecilnya 2.95% untuk program Beli Sekarang
Bayar Nanti yang diselesaikan dalam waktu 1 bulan dan cicilan yang
diselesaikan dalam waktu 2, 3, dan 6 bulan.16
Sehingga saat ini semua
transaksi menggunakan ShopeePayLater baik pembayaran yang ditangguhkan
dan cicilan 2, 3, dan 6 bulan dikenai bunga.
16
Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
8
Customer Service Shopee Diyan juga membenarkan bahwa transaksi
menggunakan ShopeePayLater terdapat bunga sebesar 2.95%.17
Dalam
rincian pembayaran bunga tersebut disebutkan sebagai biaya transaksi.
Selain adanya tambahan pembiayaan yaitu bunga ShopeePayLater juga
menetapkan biaya penanganan sebesar 1% per transaksi, dan apabila terjadi
keterlambatan pembayaran pengguna akan dikenakan denda sebesar 5%.
Besaran denda tersebut sebelumnya juga tidak disebutkan, jumlah denda
muncul pada saat pengguna terlambat membayar tagihan.
Denda keterlambatan tersebut pengguna diharapkan segera melakukan
pembayaran kembali untuk mencegah biaya lebih lanjut. Keterlambatan
pembayaran juga dapat mengakibatkan pembekuan akun Shopee, penagihan
lapangan (field collector) dan tercatat di SLIK (Sistem Layanan Informasi
Keuangan) OJK.18
Berdasarkan beberapa hal di atas serta munculnya fenomena-fenomena
baru yang dirasa belum diteliti, melatarbelakangi penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP
PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penulis akan merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu:
17 Customer Service Shopee Diyan, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 18
Februari 2020. 18
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
9
1. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme akad jual beli
menggunakan ShopeePayLater?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda
keterlambatan praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dari penelitian ini berdasarkan
rumusan masalah di atas adalah:
1. Untuk menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap mekanisme akad
jual beli menggunakan ShopeePayLater.
2. Untuk menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda
keterlambatan praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan pada bidang hukum ekonomi syariah.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
masukan kepada pihak yang berkepentingan, khususnya bagi
masyarakat pengguna ShopeePayLater.
2. Secara Praktis
a. Penelitian ini bagi akademisi untuk menambah ilmu pengetahuan
serta wawasan mengenai analisis hukum Islam terhadap praktik
jual beli menggunakan ShopeePayLater.
10
b. Manfaat bagi lembaga Shopee dan masukan bagi pihak-pihak
perusahaan e-commerce dalam rangka praktik jual beli
menggunakan sistem pembayaran seperti ShopeePayLater.
c. Memberikan informasi kepada peneliti-peniliti yang akan datang
agar melakukan penelitian seperti yang terkait dengan lebih
mendalam.
E. Telaah Pustaka
Untuk menghindari pengulangan dalam penelitian dan agar tidak terjadi
adanya pembahasan yang sama dengan penelitian yang sebelumnya. Penulis
menemukan beberapa tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan
penulis angkat.
Pertama, skripsi milik Muflihatun Najmi yang berjudul “Akad Jual Beli
Pada Shopee Menurut Fatwa DSN MUI NO.110/DSN-MUI/IX/2017 Tentang
Akad Jual Beli”. Fokus penelitian ini adalah mengenai pelaksanaan akad jual
beli pada Shopee dan akad jual beli pada Shopee menurut Fatwa DSN MUI
No.110/DSN-MUI/IX/2017. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa akad jual
beli pada Shopee adalah akad shahih dan mengikat kedua belah pihak apabila
barang yang diperjual belikan adalah barang yang halal. Akad pada Shopee
belum seluruhnya sesuai dengan Fatwa DSN MUI No.110/DSN-
MUI/IX/2017 tentang akad jual beli terutama pada ketentuan barang.19
Kedua, skripsi dari Nurmia Noviantri dengan judul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Jual Beli Online Shopee dan Perlindungan Konsumen Di
19
Muflihatun Najmi, Akad Jual Beli Pada Shopee Menurut Fatwa DSN MUI
No.110/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Jual Beli, Skripsi (Surakarta: IAIN Surakarta, 2018), 79-
80.
11
Shopee Menurut Mahasiswa UIN Syahid Jakarta”. Fokus penelitian Nurmia
mengenai apakah jual beli tersebut sudah sesuai dengan dengan jual beli
dalam Islam dan juga bagaimana Shopee mengatasi para konsumen yang
tidak terlayani sesuai harapan. Hasil penelitian ini adalah akad jual beli pada
Shopee ini lebih tepat disebut dengan khiya>r ru’yah atau jual beli biasa,
karena merupakan jual beli benda yang ghaib.20
Ketiga, skripsi Marinda Agesthia Monica dengan judul “Analisis
Hukum Islam Terhadap Pinjaman Uang Elektronik Shopee Pay Later pada E-
Commerce.” Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, pertama praktik
pinjaman uang elektronik melalui ShopeePayLater memberikan kemudahan
kepada pengguna Shopee dalam melakukan pembayaran pembelanjaan tepat
waktu. Kedua, praktik pinjaman uang elektronik ShopeePayLater masih
menggunakan sistem bunga dan terdapat beberapa biaya tambahan yang
memberatkan pengguna pinjaman. 21
Di sini penulis ingin melanjutkan penelitian sebelumnya di mana
marketplace Shopee yang diteliti. Akan tetapi yang membedakan dengan
penelitian sebelumnya adalah fitur ShopeePayLater yang diluncurkan oleh
Shopee yang menjadi objek penelitian. Sedangkan yang membedakan dengan
penelitian Marinda adalah analisis hukum Islam terhadap pinjaman uang
elektronik ShopeePayLater sedangkan yang akan penulis teliti adalah
20
Nurmia Noviantri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Shopee dan
Perlindungan Konsumen di Shopee Menurut Mahasiswa UIN Syahid Jakarta, Skripsi (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2019), 68. 21
Marinda Agesthia Monica, Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Uang Elektronik
Shopee Pay Later Pada E-Commerce, Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2020), 65-66.
12
mengenai praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater ditinjau dengan
hukum Islam.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-
metode penelitian, dengan kata lain metodelogi penelitian adalah pengetahuan
tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian.22
Berbagai hal
yang menjadi bagian metodologi penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang dilakukan didalam masyarakat itu sendiri atau dalam
instansi yang bersangkutan. Penelitian ini dilakukan di tempat
terjadinya gejala-gejala yaitu di Kabupaten Ponorogo tempat pengguna
ShopeePayLater.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang lebih
menekankan pada aspek proses suatu tindakan yang dilihat secara
menyeluruh. Dalam penelitian ini adalah praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater.
22
Sofyan, Metodologi Penelitian Hukum Islam (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2013), 3.
13
2. Data dan Sumber Data
a. Data
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data dalam
penelitian adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi.23
Data merupakan materi
mentah yang membentuk samua laporan penelitian. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah dari pernyataan
pengguna layanan ShopeePayLater dalam transaksi jual beli. Data
tersebut mengenai mekanisme jual beli, sistem pembayaran dan
tagihan, serta pernyataan pengguna ShopeePayLater.
b. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder, sebagai berikut:
1) Data Primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.24
Sumber data
primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung
oleh penulis dari lapangan yang dalam pengambilannya
tanpa melalui media perantara. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah pernyataan pengguna fitur
ShopeePayLater mengenai mekanisme akad, sistem
23
Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 96. 24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), 223.
14
pembayaran dan tagihan, serta pengenaan denda
keterlambatan.
2) Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah mengacu
pada literatur relevan seperti, buku, skripsi, artikel, jurnal
serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian, dan
website resmi Shopee.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju unuk diteliti oleh
peneliti, yakni subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran
penelitian. Penentuan subjek penelitian berdasarkan pada kebutuhan
penelitian yang dapat memberikan informasi sesuai dengan penelitian.
Subjek dalam penelitian ini terdiri dari pengguna ShopeePayLater, dan
pihak Shopee yaitu Customer Service Shopee yang dapat dihubungi
melalui chat, email, maupun telepon.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan
untuk menggali data secara lisan. Peneliti melakukan wawancara
kepada para pengguna fitur ShopeePayLater. Selain itu, peneliti
juga melakukan wawancara dengan pihak Shopee melalui fitur
15
“Chat dengan Shopee” dimana pengguna Shopee dapat bertanya
dengan Customer Service.
b. Dokumentasi
Dokumen merupakan teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditunjukkan pada subjek penelitian. Dalam penelitian ini
dokumen terkait praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater
meliputi skema pembayaran tagihan ShopeePayLater serta
pembayaran denda atas keterlambatan.
5. Analisis Data
Analisis data merupakan tahapan selanjutnya dari teknik
pengumpulan data. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik deskriptif analisis dengan pola pikir induktif, yaitu
teknik analisa dengan cara memaparkan data apa adanya. Data yang
dimaksud adalah data mengenai praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater. Kemudian dianalisis dengan menggunakan hukum
Islam, yaitu akad jual beli kredit.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Sebagaimana pentingnya kedudukan data dalam penelitian,
memastikan kebenaran atau keabsahan data merupakan sesuatu yang
tidak boleh diabaikan oleh seorang peneliti. Data baik dan benar akan
menentukan hasil suatu penelitian yang baik dan benar. Sebaliknya data
16
yang keliru (diragukan kebenaraannya) akan menurunkan derajat
kepercayaan sebuah hasil penelitian.25
Peneliti menggunakan teknik triangulasi yakni suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan data dalam
penelitian. Pemeriksaan keabsahan data dengan membandingkan antara
hasil berbagai narasumber, yakni buku, dokumen yang berkaitan
dengan penelitian ini, observasi, wawancara dan dokumentasi.
7. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Pra-Lapangan
1) Menyusun Rancangan Penelitian
2) Memilih Lapangan Penelitian
3) Mengurus Perizinan
4) Memilih dan Memanfaatkan Informan
5) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
6) Persoalan Etika Penelitian
b. Tahapan Pekerjaan Lapangan
Tahap ini merupakan kegiatan inti sebuah penelitian. Peneliti
memasuki lokasi peneltian dengan menghadapi subjek dan objek
penelitian. Peneliti memilik tugas untuk mengumpulkan data yang
relevan sebanyak mungkin dari sudut pandang subjek penelitian
tanpa mempengaruhi mereka.
25
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), 119.
17
c. Tahapan Analisis Data
Tahap ini merupakan tahapan dimana peneliti melakukan
analisis data yang telah diperoleh, baik dari informan maupun
dokumen-dokumen pada tahap sebelumnya. Hal ini diperlukan
sebelum peneliti menulis laporan penelitian.26
G. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis membagi menjadi lima bab,
yang mana antara bab satu dengan bab yang lain saling berkaitan. Adapun
sistematika penulisan penelitian seperti berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan gambaran dari seluruh isi skripsi yang
ditulis, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM
Pada Bab ini penulis akan menyajikan tentang landasan teori
pada penelitian yang akan dibahas. Penulis akan membahas
mengenai konsep jual beli kredit menggunakan
ShopeePayLater yang meliputi: akad jual beli dan jual beli
kredit (bai’taqsi>th).
26
Tri Novianti, Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2018), 6-16.
18
BAB III : PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN
SHOPEEPAYLATER
Bab ini merupakan obyek pembahasan yang di dalamnya
dibahas mengenai gambaran umum tentang Shopee dan
ShopeePayLater, pengguna ShopeePayLater, cara bergabung
sebagai pengguna ShopeePayLater, mekanisme transaksi
menggunakan ShopeePayLater dan mekanisme membayar
denda keterlambatan ShopeePayLater.
BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK
JUAL BELI MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER
Bab keempat berisi mengenai tinjauan hukum Islam terhadap
mekanisme akad jual beli menggunakan ShopeePayLater,
dan tinjauan hukum Islam terhadap pengenaan denda
keterlambatan praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater.
BAB V : PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka ditariklah sebuah kesimpulan yang akan dijelaskan
dalam bab ini. Selain kesimpulan, hal yang dibahas
selanjutnya adalah saran bagi masyarakat umum dan pelaku
ekonomi pada khusunya.
19
BAB II
KONSEP JUAL BELI DALAM ISLAM
A. Akad Jual Beli
1. Pengertian Akad Jual Beli
Pengertian akad (al-‘aqd) secara bahasa mempunyai beberapa arti,
antara lain الربط (mengikat), العقد (sambungan), العهد (janji).1 Akad
merupakan perjanjian yang dilakukan oleh mukalaf dalam berbagai
hubungan kemanusiaan.2 Menurut istilah (terminologi), yang dimaksud
dengan akad adalah:
راضىي ثبتالت مشروعوجوعلرتباطالإياببقب ولا
Artinya: “Perikatan ija>b dan qabu>l yang dibenarkan syara’ yang
menetapkan keridhaan kedua belah pihak.”3
Pengertian perjanjian dalam hukum kontrak mengandung makna
perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum.4 Akibat hukum tersebut terjadi karena adanya perjanjian yang
dibuat secara sah, sehingga berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Meskipun keterikatan hanya berlaku bagi para pihak
1 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), 44-45.
2 Ridwan Nurdin, Fiqh Muamalah (Sejarah, Hukum dan Perkembangannya) (Banda
Aceh: PeNA, 2014), 70. 3 Suhendi, Fiqh Muamalah, 46.
4 Salim HS, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, cet ke-3 (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), 25.
20
yang terlibat dalam perjanjian, namun kewajiban yang timbul dari suatu
perjanjian atau perikatan tersebut dapat dipaksakan secara hukum.5
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’a>n surat Al-Ma>idah ayat 1:
. . .
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu.”6
Allah SWT juga berfirman dalam Al-Qur’a>n surat Ali-„Imran ayat
76:
Artinya: “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji
(yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”7
Istilah ‘ahdu dalam Al-Qur‟an mengacu kepada pernyataan
seseorang untuk mengerjakan sesuatu atau untuk tidak mengerjakan
sesuatu dan tidak ada sangkut-pautnya dengan orang lain. Perjanjian
yang dibuat seseorang tidak memerlukan persetujuan pihak lain, baik
setuju maupun tidak. Hal tersebut tidak berpengaruh kepada janji yang
dibuat oleh orang tersebut.
Jual beli atau perdagangan menurut bahasa berasal dari bahasa
Arab al-bai’, al-tija>rah, al-muba>dalah artinya mengambil, memberikan
sesuatu atau barter.8 Sebagaimana Allah Swt. berfirman:
5 Burhanuddin S., Hukum Bisnis Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2011), 80.
6 Al-Qur’a>n, 5:1.
7 Al-Qur’a>n, 3:76.
8 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), 75.
21
Artinya: “Mereka mengharapkan tija>rah (perdagangan) yang tidak akan rugi.”
9
Menurut istilah yang dimaksud jual beli adalah menukar barang
dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan melepaskan hak
milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling merelakan.10
Menurut pasal 20 ayat 2 kompilasi hukum ekonomi syariah, bai’
adalah jual beli antara benda dan benda atau pertukaran antara benda
dengan uang.11
Dapat dipahami bahwa jual beli adalah suatu perjanjian
tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai dilakukan secara
sukarela antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan
pihak lainnya menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang
dibenarkan syariat dan disepakati.12
Sebagian ulama memberikan pemaknaan tentang jual beli,
diantaranya: ulama H{anafi>yah memberikan pengertian jual beli adalah
pertukaran harta dengan harta (benda) berdasarkan cara khusus (yang
dibolehkan) syara’ yang disepakati. Sementara itu Imam Nawawi
memberikan definisi jual beli dengan transaksi pertukaran harta dengan
harta kepemilikan. Menukar barang dengan barang atau barang dengan
uang dengan jalan melepaskan hak milik atas dasar saling merelakan.13
9 Al-Qur’a>n, 35:29.
10 Suhendi, Fiqh Muamalah, 67. 11
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), 103. 12
Suhendi, Fiqh Muamalah, 68-69. 13 Ibid., 69-70.
22
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’a>n surat An-Nisa>’ ayat 29:
. . .
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang ba>thil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas suka
sama suka di antara kamu”.14
Ayat di atas menjelaskan bahwa suka sama suka menjadi syarat
halalnya perniagaan dan laba yang diperbolehkan darinya. Jika tidak
demikian maka perniagaan tersebut diharamkan dan termasuk memakan
harta orang lain secara ba>thil.15
Berdasarkan ijma’ para ulama bahwa kebutuhan manusia
berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan
kepemilikan sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun
harus ada kompensasi sebagai imbal baliknya. Sehingga dengan
disyariatkannya jual beli tersebut merupakan salah satu cara untuk
merealisasikan keinginan tidak akan dapat hidup sendiri tanpa
berhubungan dan bantuan orang lain.16
2. Rukun dan Syarat-Syarat
Suatu akad terbentuk ketika telah memenuhi rukun dan syaratnya.
Rukun-rukun akad adalah sebagai berikut:
14
Al-Qur’a>n, 4:29. 15
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 134. 16
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqih Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), 73.
23
a. ‘A>qidain merupakan orang/pihak yang berakad. Penjual (bai’) dan
pembeli (mustari), terkadang masing-masing pihak terdiri dari satu
orang, dan beberapa orang. Seseorang yang berakad terkadang
orang yang memiliki haq (‘a>qid ashli) dan terkadang merupakan
wakil dari yang memiliki haq.
b. Ma’qu >d alai>h (obyek akad) ialah sesuatu yang oleh syara’ dijadikan
objek dan dikenakan padanya akibat hukum yang ditimbulkan dari
perjanjian tersebut. Benda-benda yang diakadkan, seperti benda
yang dijual dalam akad jual beli, benda dalam akad gadai.
c. Maudu’ al-‘aqd ialah tujuan atau maksud pokok mengadakan akad.
Berbeda akad, maka berbeda tujuan pokok akad. Dalam akad jual
beli tujuan pokoknya ialah memindahkan barang dari penjual
kepada pembeli dengan diberi ganti.
d. S{i>ghat al-‘aqd (ija>b dan qabu>l), kesepakatan para pihak yang
merupakan hasil ija>b dan qabu>l berdasakan ketentuan syara’ yang
menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.17
Syarat merupakan sesuatu yang karenanya baru ada hukum. Karena
itu, apabila syarat belum terpenuhi, maka perbuatan hukum dianggap
belum ada. Syarat terjadinya akad, merupakan segala sesuatu yang
disyaratkan untuk terjadinya akad secara syara’. Syarat tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu:
17
Suhendi, Fiqh Muamalah, 82.
24
1) Umum, yaitu syarat-syarat yang harus ada pada setiap akad.
2) Khusus, yaitu syarat-syarat yang harus ada pada sebagian akad dan
tidak disyaratkan pada bagian yang lainnya.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam berabagai macam
akad sebagai berikut:
a. Kedua pihak yang melakukan akad cakap bertindak (ahli).
b. Yang dijadikan objek akad dapat menerima akibat hukumnya.
c. Akad tersebut diizinkan oleh syara’, dilakukan oleh orang yang
mempunyai hak melakukannya.
d. Janganlah akad itu dilarang oleh syara’, seperti jual beli
mula>samah.
e. Akad tersebut dapat memberikan faedah.
f. Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi qabul.
g. Ijab dan qabul mesti bersambung sehingga bila seseorang yang
berijab sudah berpisah sebelum adanya qabul, maka ijab tersebut
menjadi batal.18
3. Macam-Macam Akad
a. Akad munjiz yaitu akad yang dilaksanakan langsung pada waktu
selesainya akad.
b. Akad mu’a >laq adalah akad yang di dalam pelaksanaannya terdapat
syarat-syarat yang telah ditentukan dalam akad.
18
Suhendi, Fiqh Muamalah, 49-50.
25
c. Akad mudha>f adalah akad di mana pelaksanaannya terdapat syarat-
syarat mengenai penanggulangan pelaksanaan akad, pernyataan yang
pelaksanaannya ditangguhkan hingga waktu yang ditentukan.19
4. Berakhirnya Akad
Para ulama menyatakan bahwa suatu akad dapat berakhir apabila:
a. Berakhirnya masa berlaku akad, apabila akad tersebut mempunyai
tenggang waktu.
b. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila sifat akad tidak
mengikat.
c. Dalam akad yang bersifat mengikat dapat dianggap berakhir jika:
1) Jual beli fasa>d.
2) Berlakunya khiya>r syarat, aib, atau rukyat.
3) Akad tersebut tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak.
4) Tercapainya tujuan akad itu sampai sempurna.
5) Salah satu pihak meninggal dunia.
B. Jual Beli Kredit (Bai’ at-Taqsi>th)
1. Pengertian Jual Beli Kredit
Jual beli kredit (bai’ at-taqsi>th) secara bahasa ialah membagi-bagi
sesuatu dan memisah-misahkan menjadi beberapa bagian yang terpisah.
Sedangkan secara istilah bai’ taqsi>th adalah transaksi jual beli dengan
sistem bayar cicilan (kredit) dalam batas waktu tertentu dengan harga
19
Suhendi, Fiqh Muamalah, 50-51.
26
yang relatif lebih tinggi dibanding harga dengan sistem bayar cash.20
Pengertian jual beli secara kredit adalah pedagang menjual suatu barang
yang jika dibayar tunai harganya sekian, dan jika dibayar secara angsuran
harganya sekian, yaitu lebih tinggi dari harga tunai.21
Pembelian secara kredit adalah suatu pembelian yang dilakukan
terhadap sesuatu barang, yang mana pembayaran harga barang tersebut
dilakukan secara berangsur-angsur sesuai dengan tahapan pembayaran
yang telah disepakati kedua pihak. Sistem jual beli kredit hukumnya sah
jika batas waktunya ma’lu >m dan tidak terdapat syarat-syarat bertentangan
dengan konsekuensi akad (muna>fin li mugtadla> al-‘aqd) di saat akad
berlangsung (fi> shulb al-‘aqd), dan sebelum akad deal (luzu>m al-‘aqd).
Lonjakan/tambahan harga dalam jual beli kredit tidak
dikategorikan sebagai praktik riba. Sebab di samping tidak melibatkan
barang-barang ribawi, tambahan harga dalam hal ini lebih sebagai bentuk
toleran untuk memberikan keluasan dalam bertransaksi.22
Terdapat
perbedaan mendasar antara jual beli kredit dengan riba.
Tambahan yang diberikan merupakan barang yang sejenis,
misalnya emas dengan emas, beras dengan beras dan sebagainya.
Sementara itu, jual beli kredit pembeli mendapatkan barang dan penjual
menerima bayaran dalam bentuk uang. Artinya tambahan yang diberikan
oleh pembeli kredit menjadi pengganti untuk penjual yang telah
mengorbankan sejumlah uangnya berhenti pada seseorang untuk
20
Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqh Muamalah (Kediri: Lirboyo Press, 2013), 15. 21
Nawawi, Fikih Muamalah, 99. 22 Tim Laskar Pelangi, Metodologi Fiqh Muamalah, 16.
27
beberapa waktu, padahal apabila uang tersebut berada di tangan penjual,
bisa jadi dikembangkan atau sebagai tambahan modal usaha.23
Al-Syantiqi yang memperbolehkan penambahan harga karena
penundaan dan bukan merupakan salah satu yang terukur seperti
ditimbang, diukur, dan sebagainya. Selama tidak ada unsur kecurangan
maupun penipuan maka hal tersebut diperbolehkan. Artinya, pembayaran
dilakukan dengan cara angsuran, dengan waktu tertentu yang sudah
ditetapkan kedua belah pihak.
Kaitan antara ta’ajal (penundaan hingga jatuh tempo waktu
tertentu) dan taqsi>th (pengangsuran pembayaran tiap waktu tertentu)
yaitu faktor tempo waktu. Ta’ajal merupakan menunda pembayaran
harga barang sampai waktu ke depan baik waktunya sebulan maupun
bertahap. Sedangkan taqsi>th adalah menunda pembayaran barang bagi
penjual untuk menerima pembayaran secara bertahap. Setiap taqsi>th
mengandung unsur, sementara ta’ajal lebih umum dan lebih mutlak
sehingga adakalanya terdapat taqsi>th pada sistem ta’ajal dan terkadang
tidak ada. Dengan demikian taqsi>th lebih khusus daripada ta’ajal.24
2. Dasar Hukum Jual Beli Kredit
Ulama telah membahas persoalan ini, sehingga terdapat perbedaan
pendapat. Pertama, hukumnya boleh (jaiz). Pendapat ini dikemukakan
oleh jumhur ulama yang terdiri dari ulama, H{anafiyah, Ma>liki>yah,
Sha>fi’iyah, H{a>nabilah dan para sahabat, tabi‟in dan Zaid bin Ali.
23
Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalah Kontemporer (Jakarta: Rajawali Press, 2016), 52. 24
Nawawi, Fikih Muamalah, 99.
28
Sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat Al-Qur’a>n dan hadis sebagai
berikut:
a. Firman Allah dalam Al-Qur’a>n surat Al-Baqarah ayat 282
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan hendaklah kamu menulisnya.”25
Ayat tersebut menjelaskan apabila hendak bermuamalah
tidak secara tunai dalam jangka waktu yang telah ditentukan
dianjurkan untuk menuliskannya agar tidak lupa.
b. Hadis riwayat Aisyah r.a
أىلي ف قالت:كات بت بريرة, }جاءتن قالت: عنها الله رضي عائشة عنأىلكأن كلعامأوقية,فأعينين.ف قلت:إنأحب علىتسعأواق,ف
وي لم ىا ف قالتأعد أىلها. إل بريرة فذىبت ف علت, ل ولاؤك كونوسلم عليو الله صلى الله عندىم,ورسول من فجاءت ها, علي فأب وا لم:
إلا فأب وا عليهم ذلك عرضت قد إن ف قالت: الولاءجالس. يكون أنالله صلى النب عائشة فأخب رت وسلم عليو الله صلى النب فسمع لم,ف فعلت أعتق لمن الولاء ا فإن ااولاء, لم واشتطي خذيها وسلم: عليو
ث مدعائشة, ف خبيبا, الناخ ف وسلم عليو الله صلى الله رسول قامليست اب عد,مابالرخاليشتطونشروطا اللهوأث نعليو.ثقال:"أم
الله كتاب ف ليس شرط من ماكان الله؟ كتاب كانف وإن باطل, ف هو
25
Al-Qur’a>n, 2:282.
29
أعتق"{ لمن الولاء ا وإن أوثق, الله وشرط , أحق الله قضاء شرط, مائة. فقعليو,واللفظللبخاري مت
Artinya: “Dari Aisyah r.a berkata, “Barirah mendatangiku dan
berkata, “Aku telah ber-mukatabah (perjanjan antara seorang budak dengan majikannya bahwa budak tersebut
akan merdeka jika dapat membayar sejumlah uang yang
mereka sepakati) dengan majikanku sebesar sembilan
uqiyyah; setiap tahun satu uqiyyah, maka tolonglah aku. Aku berkata, “Jika majikanmu bersedia, aku
membayarnya kepadanya dengan syarat wala’-nya (harta warisan bagi yang memerdekakan budak) nati untukku,
maka aku akan menolongmu. Kemudian Barirah
menghadap majikannya dan mengungkapkan hal itu,
namun majikannya menolak. Ia datang lagi sewaktu
Rasulullah SAW. sedang duduk seraya berkata, “Aku
telah menyampaikannya kepadanya, tetapi ia menolak
kecuali jika wala’ itu tetap miliknya.” Nabi SAW. mendengar dan Aisyah r.a memberitahukan hal itu
kepada Nabi SAW. lalu beliau bersabda, “Ambillah dan
berilah persyaratan wala’ itu kepadanya, sebab wala’ itu hanya bagi orang yang memerdekakan.” Lalu Aisyah r.a
melakukan hal itu. Kemudian Rasulullah SAW. berdiri
dihadapan orang-orang dan setelah memuji Allah Swt.
dan menyanjung-Nya beliau bersabda, “Amma ba’du. Mengapa ada orang-orang yang memberikan
persyaratan yang tidak ada di dalam Al-Qur’an? Setiap
syarat yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an adalah
bathil, walaupun seratus syarat. Ketetapan Allah itu lebih hak dan syarat (yang ditetapkan) Allah itu lebih
kuat, dan wala’ itu hanya bagi orang yang memerdekakan.” Muttafaq Alaihdan Lafazh hadis ini
adalah menurut riwayat Al-Bukhari26
Dalam hadis ini jelas bahwa Barirah membayarnya dengan
mencicilnya karena dia membayar Sembilan uqiyah yang dibayar
selama Sembilan tahun, setiap tahunnya sebanyak satu uqiyah.
26
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, Terj. Fahmi Aziz dan Rohidin
Wahid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015), 451-452.
30
مافالأصل ت عاقدينونتيجتو
دعاقهبالت مازالت إالعقدرضىالم Artinya: “Hukum asal dalam transaksi adalah keridhaan kedua
belah pihak yang berakad, hasilnya adalah berlaku
sahnya yang diakadkan”.27
Keridhaan dalam transaksi adalah merupakan prinsip. Oleh
karena itu, transaksi barulah sah apabila didasarkan kepada
keridhaan kedua belah pihak. Artinya, tidak sah suatu akad apabila
salah satu pihak dalam keadaan terpaksa atau dipaksa atau juga
merasa ditipu.
c. Ulama berhujjah bengan kaidah:
“Pada dasarnya hukum muamalah adalah halal, kecuali ada
dalil yang melarangnya”. Tidak ada dalil yang melarang adanya
jual beli kredit, berdasarkan kaidah di atas, maka berarti jual beli
semacam ini halal.
Mereka membolehkan jual beli dengan sistem kredit, baik harga
barang sama dengan harga tunai atau lebih tinggi. Mereka mensyaratkan
kejelasan akad, yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli
bahwa jual beli tersebut dengan sistem kredit.
Menurut jumhur ulama, sistem kredit ini masih termasuk ke dalam
lingkup prinsip berkeadilan artinya meskipun dalam sistem jual beli
kredit ada tambahan harga namun sisi pihak tidak menerima uang
pembayaran secara kontan dan tidak bisa memutar hasil penjualannya
27
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fiqih, 130.
31
secara langsung sehingga sebuah kewajaran jika menutupi penundaan
pembayaran dengan cara menaikkan harga.28
Kedua, kalangan yang menyatakan ketidakbolehan jual beli kredit
dan ketidakabsahan menerapkan tambahan harga sebagai imbalan dari
penundaan pembayaran, antara lain dikemukakan oleh Zaidiyah (salah
satu sekte dalam Syi‟ah), Ibadhiyah (salah satu sekte dalam Khawarij),
Zain Al-Abidin, Ali bin Al-Husain, An-Nashir, Al Manshur Nillah, Imam
Yahya, Abu Bakar Ar-Razi dan Al-Jashash Al-Hanafi.29
…
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.”30
Menurut Imam Zaid, Muhammad Abu Zahrah mengatakan bahwa
ayat ini menjelaskan diharamkannya berbagai jual beli yang mengambil
tambahan sebagai kompensasi penundaan pembayaran karena jual beli
ini termasuk dalam konteks riba.
. . .
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku atas suka
sama suka di antara kamu”.31
28 Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 227. 29
Nawawi, Fikih Muamalah, 102. 30
Al-Qur’a>n, 2:275. 31
Al-Qur’a>n, 4:29.
32
Ayat di atas menjelaskan bahwa suka sama suka menjadi syarat
halalnya perniagaan dan laba yang diperbolehkan darinya. Jika tidak
demikian maka perniagaan tersebut diharamkan dan termasuk memakan
harta orang lain secara ba>thil.32
Tetapi praktik suka sama suka tersebut tidak terbukti dalam bai’
taqsi>th karena penjual secara terpaksa menaikkan harga dan
menginginkan barangnya terjual, dan pembeli juga terpaksa membeli
barang tersebut karena membutuhkannya. Akan tetapi dalam keadaan
demikian ia tidak memiliki harga kontan. Maka terpaksalah dia
menyepakati sistem kredit dengan harga yang lebih mahal daripada harga
kontan.33
Dalil naqli jual beli kredit antara lain, pengambilan tambahan harga
karena penundaan pembayaran dalam transaksi jual beli sama halnya
dengan pengambilan tambahan pembayaran dalam qiradh. Sedangkan
pengambilan tambahan pembayaran karena penundaan pembayaran
dalam qiradh diharamkan, maka sama apabila ditetapkan dalam transaksi
jual beli.
Dari penjelasan di atas, makin jelas bahwa ulama yang menyatakan
jual beli secara kredit tidak boleh dikarenakan bahwa jual beli tersebut
termasuk bagian dari riba yang diharamkan.34
32
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih, 134. 33
Ibid., 134. 34
Nawawi, Fikih Muamalah, 102-106.
33
Jual beli kredit tidak sama dengan riba. Adanya tambahan harga
dikarenakan penjualan dengan tertunda diperbolehkan, baik tambahan
harga tersebut sebagai keuntungan dari penundaan pembayaran.
3. Syarat Jual Beli Kredit
Jual beli kredit mempunyai persyaratan khusus yang berkaitan
dengan karakteristiknya, dan yang terpenting adalah bahwa tempo atau
jangka waktunya telah ditentukan secara defintif.
a. Jangka Waktu atau Tempo (Ajal)
Waktu pembayaran angsuran dalam jual beli kredit harus
diketahui oleh kedua belah pihak. Karena ketidakjelasan waktu
pembayaran akan mengakibatkan perselisihan yang kemudian akan
merusak jual beli.
Apabila seseorang menjual barang dagangannya kepada
pembeli dengan cara kredit maka jatuh tempo pembayarannya pada
saat jatuh tempo masa pembayaran dan apabila pembeli meninggal
dunia maka pembayarannya langsung jatuh tempo. Berbeda hal jika
yang meninggal adalah penjual, maka tidak berlaku jatuh tempo
karena tempo (penundaan pembayaran) batal karena meninggalnya
orang yang berutang.35
b. Syarat-Syarat Penundaan Waktu Pembayaran
Agar penundaan waktu pembayaran dan angsuran menjadi
sah, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
35
Nawawi, Fikih Muamalah, 109.
34
1) Harga kredit termasuk jenis uang. Jika penyerahan
pembayaran ditunda sampai waktu tertentu. Jual beli yang
seperti itu batal karena penundaan waktu pembayaran hanya
boleh dalam keadaan darurat manakala pembeli tidak
mempunyai uang untuk membayarnya dan dimungkinkan ia
mencarinya dalam beberapa waktu.
2) Harga pembayarannya bukan merupakan ganti penukaran
uang dan bukan dalam jual beli salam. Karena kedua jual beli
ini mensyaratkan diterimanya uang di tempat transaksi,
sehingga sebagai tindakan preventif untuk mencegah riba.
3) Tidak ada unsur kecurangan pada harga. Penjual
berkewajiban membatasi keuntungan atau laba sesuai
kebiasaan yang berlaku dan tidak mengeksploitasi keadaan
pembeli yang sedang kesulitan dengan menjual dengan laba
berlipat.
4) Mengetahui harta pertama apabila jual beli secara kredit
terjadi dalam wilayah jual beli saling percaya antara penjual
dan pembeli (ama>nah)
5) Tidak ada persyaratan dalam jual beli kredit. apabila pembeli
menyegerakan pembayarannya penjual memotong jumlah
tertentu dari harga yang semestinya.
35
6) Dalam akad jual beli kredit, penjual tidak boleh membeli
kepada pembeli, menambah harga pembayaran atau
keuntungan ketika pembeli terlambat membayar utangnya.
7) Tujuan pembeli membeli barang dengan harga kredit yang
lebih tinggi daripada harga cash adalah agar ia dapat
memanfaatkannya segera. Namun apabila tujuannya agar
dapat menjualnya dengan segera dan mendapatkan sejumlah
uang demi memenuhi suatu kebutuhannya yang lain. Maka
praktik yang demikian disebut tawaruq dan hal tersebut tidak
diperbolehkan.36
4. Penundaan Pembayaran dan Denda
Penundaan utang atau penangguhan utang secara istilah
didefinisikan sebagai suatu proses pemberian tangguh atau penundaan
yang dilakukan oleh pemilik piutang kepada penghutang dalam jangka
tempo tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Al-Qur‟an secara khusus menyinggung penundaan pembayaran
utang dengan memberikan keringanan kepada orang yang belum
membayar utangnya.
Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran,
Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan
36
Nawawi, Fikih Muamalah, 111.
36
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui.37
Seorang pembeli yang menunda pembayaran utang padahal ia
mampu membayar, maka bisa dikenakan denda. Apabila seorang pembeli
menunda penyelesaian tersebut, maka penjual dapat mengambil tindakan
yaitu mengambil prosedur hukum yang telah ditetapkan di awal.
Rasulullah Saw. pernah mengingatkan penghutang membayar
tetapi lalai dalam hadis berikut:
لعرضووعقوب تو لالواجديArtinya: “Orang kaya yang menunda-nunda pembayaran hutangnya
maka boleh dicemarkan reputasinya dan diberi sanksi
hukuman.” (HR. Abu Dawud dan Nasa‟i)38
Dari dalil di atas menunjukkan tentang keharaman penundaan
pembayaran hutang ketika dalam keadaan mampu. Maksud dari kata ( ل ي
adalah orang yang menunda-nunda tersebut berhak mendapatkan (عرضو
tekanan untuk membayar hutang. Kata (عقوب تو) atau hukuman, adapun
maknanya yaitu dikenai sanksi kurungan sampai dia membayar
hutangnya.39
Sedangkan dalam ekonomi Islam disamakan dengan denda.
37
Al-Qur’a>n, 2:280. 38
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, 507. 39
Haryono, Moratorium (Inzhar Ad-Dain) Dalam Tinjauan Hukum Islam, Jurnal Ad-
Deenar (Bogor: STAI Al Hidayah Bogor), 87.
37
Jadi hadis di atas menunjukkan denda boleh dikenakan kepada orang
yang mempunyai harta (mampu membayar) lalu menunda pembayaran
hutangnya tanpa adanya uz{ur yang dibenarkan oleh syariat. Sehingga
dapat dikenakan denda.40
C. Riba
1. Pengertian Riba
Menurut etimologi, riba berarti الزيادة (tambahan), karena salah
satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang
diutangkan,41
seperti arti riba pada ayat berikut ini:
. . .
Artinya: “Kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan
berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”42
Riba secara bahasa memiliki beberapa pengertian, yaitu sebagai berikut:
a. Tambahan karena salah satu perbuatan riba adalah meminta
tambahan dari sesuatu yang diutangkan. Ziyadah adalah tambahan
atas modal, baik penambahan itu sedikit maupun banyak.
b. Berkembang, berbunga karena salah satu perbuatan riba adalah
membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan
kepada orang lain.
40
Ninis Novitasari, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Gerabah Secara Kredit Di
Toko Gerabah Supri Desa Simo Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo, Skripsi (Ponorogo:
IAIN Ponorogo, 2016), 36. 41 Nawawi, Fikih Muamalah, 69. 42 Al-Qur’a>n, 22:5.
38
c. Berlebihan atau menggelembung
d. Menurut ulama H{a>nabilah, riba merupakan pertambahan sesuatu
yang dikhususkan. Sedangkan menurut ulama H{anafiyah
merupakan tambahan pada harta pengganti dalam pertukaran harta
dengan harta.
Sedangkan menurut istilah, Syaikh Muhammad Abduh berpendapat
bahwa riba adalah penambahan yang disyaratkan oleh orang yang
memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya) karena
pengunduran janji pembayaran oleh peminjaman dari waktu yang telah
ditentukan.43
Dengan demikian yang dinamakan riba adalah tambahan yang
diberikan oleh debitur kepada kreditur atas pinjaman atas pinjaman
pokoknya, sebagai imbalan atas tempo pembayaran yang telah
disyaratkan. Riba mengandung tiga unsur, yakni:
a. Kelebihan dari pokok pinjaman
b. Kelebihan pembayaran sebagai imbalan tempo pembayaran
c. Jumlah tambahan yang disyaratkan di dalam transaksi.44
2. Dalil Mengharamkan Riba
Allah Swt. secara nyata menegaskan akan keharaman riba, berikut
firman Allah Swt.
. . . .
43
Suhendi, Fiqh Muamalah, 57-59. 44
Abu Sura‟i Abdul Hadi, Ar-Riba Wal Qurudl (Surabaya: Al-Ikhlas, 1993), 22-23.
39
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.”45
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”46
Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi'ah. menurut sebagian
besar ulama bahwa riba nasi'ah itu selamanya haram, walaupun tidak
berlipat ganda.
3. Macam-Macam Riba
Secara garis besar, riba dikelompokkan menjadi dua, yaitu riba
utang piutang dan riba jual beli. Riba utang piutang terdiri dari riba qardh
dan riba jahiliyah. Sedangkan riba jual beli terdiri dari riba fadhl dan riba
nasi’ah.
a. Riba Qardh adalah riba berupa suatu manfaat atau tingkat
kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berutang
(muqtaridh).
b. Riba Jahiliyah adalah riba di mana utang dibayar lebih dari
pokoknya karena si peminjam tidak mampu membayar utangnya
pada waktu yang ditetapkan.
45
Al-Qur’a>n, 2:275. 46
Al-Qur’a>n, 3:130.
40
Dengan demikian riba sering terjadi dalam jual beli adalah riba
fadhl dan riba nasi’ah. Riba ini dilarang karena berpotensi menimbulkan
ketidakadilan antara penjual dan pembeli.47
Menurut jumhur ulama riba dibagi dalam dua bagian, yaitu riba
fadhl dan riba nasi’ah.
a. Riba Fadhl
Menurut ulama H{anafiyah, riba fadhl adalah tambahan zat
harta pada akad jual beli yang diukur dan sejenis. Dengan kata lain
riba fadhl adalah jual beli yang mengandung unsur riba pada
barang sejenis dengan adanya tambahan pada salah satu benda
tersebut.
Oleh karena itu, jika melaksanakan akad jual beli antarbarang
yang sejenis, tidak boleh dilebihkan salah satunya agar terhindar
dari unsur riba.
b. Riba Nasi’ah
Riba nasi’ah menurut ulama H{anafiyah adalah memberikan
kelebihan terhadap pembayaran dari yang ditangguhkan,
memberikan kelebihan pada benda dibanding utang pada benda
yang ditakar atau ditimbang yang berbeda jenis atau selain dengan
yang ditakar dan ditimbang yang sama jenisnya.
47
Abdul Ghofur Anshori, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), 45.
41
Ulama Sha>fi’iyah membagi riba menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Riba Fadhl
Riba fadhl adalah jual beli yang disertai adanya tambahan
salah satu pengganti (penukar) dari yang lainnya. Dengan kata lain,
tambahan berasal dari penukar paling akhir. Riba ini terjadi pada
barang yang sejenis, seperti menjual satu kilogram kentang dengan
satu setengah kilogram kentang.
b. Riba Yad
Jual beli dengan mengakhirkan penyerahan (al-qabdu), yakni
bercerai-berai antara dua orang yang akad sebelum timbangan
terima, seperti menganggap sempurna jual beli antara gandum
dengan sya‟ir tanpa harus saling menyerahkan dan menerima di
tempat akad.
Riba ini menurut ulama Hanafiyah termasuk riba nasi’ah
yakni menambah yang tampak dari utang.
c. Riba Nasi’ah
Riba nasi’ah adalah jual beli yang pembayarannya di
akhirkan, tetapi ditambahkan harganya. Menurut ulama Sha>fi’iyah,
riba yad dan riba nasi’ah sama-sama terjadi pada pertukaran barang
yang tidak sejenis.
Perbedaan riba yad dan riba nasi’ah yaitu, riba yad
mengakhirkan pemegangan barang, sedangkan riba nasi’ah
42
mengakhirkan hak dan ketika akad dinyatakan bahwa waktu
pembayaran diakhirkan meskipun hanya sebentar.48
48
Rachmat Syafe‟i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001), 262-264.
43
BAB III
PRAKTIK JUAL BELI MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER
A. Gambaran Umum Aplikasi Shopee dan Fitur ShopeePayLater
Shopee adalah platform perdagangan elektronik yang diluncurkan pada
tahun 2015 di bawah naungan SEA Grup (sebelumnya dikenal sebagai
Garena) yang berkantor pusat di Singapura. Hingga saat ini Shopee telah
memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia,
Vietnam dan Filipina.1 Mulai tahun 2019 Shopee juga aktif di Brasil. Karena
elemen mobile yang dibangun sesuai konsep perdagangan elektronik global,
Shopee menjadi salah satu dari 5 startup e-commerce yang paling disruptif
yang diterbitkan oleh Tech In Asia. Shopee sendiri dipimpin oleh Chris Feng.
Chris Feng adalah salah satu mantan pegiat Rocket Internet yang pernah
mengepalai Zalora dan Lazada.
Shopee merupakan marketplace jual beli online yang dapat diakses
dengan mudah dan cepat. Shopee menawarkan berbagai macam produk mulai
dari fashion sampai dengan kebutuhan sehari-hari. Shopee hadir dalam
bentuk aplikasi mobile dan website untuk memudahkan penggunanya dalam
melakukan kegiatan berbelanja online baik melalui website maupun melalui
aplikasi mobile di smartphone.
Shopee Indonesia resmi diperkenalkan di Indonesia pada Desember
2015 di bawah naungan PT. Shopee International Indonesia. PT. Shopee
1 Shopee, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee, (diakses pada tanggal 31 Mei
2020, Jam 11.28).
44
International Indonesia beralamatkan di Wisma 77 Tower 2 Lantai 11, Jl.
Letjen. S. Parman Kav. 77 Slipi, Palmerah, Kota Administrasi Jakarta Barat.
Shopee Indonesia diperkenalkan di Indonesia pada Desember 2015. Sejak
peluncurannya Shopee Indonesia mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Bahkan hingga saat ini aplikasi Shopee di smartphone sudah
didownload oleh jutaan pengguna.2 Produk-produk yang ditawarkan meliputi
berbagai macam kategori mulai dari fashion, elektronik, kosmetik, dan masih
banyak lagi.
Shopee menyediakan banyak fitur untuk mempermudahkan penjual dan
pembeli berinteraksi, sehingga banyak orang tertarik untuk menggunakan
aplikasi Shopee. Selain proses transaksi yang menarik dan kekinian, Shopee
juga memberikan berbagai fitur yang sangat menarik pada aplikasi mobile
Shopee. Beberapa fitur yang ada pada aplikasi mobile Shopee adalah 9.9 sale,
serba 10 ribu, flash sale, gratis ongkir minimal belanja Rp.0, cashback &
voucher, Shopee games, ShopeePay, serta yang terbaru adalah
ShopeePayLater dan masih banyak lagi.
Shopee memperkenalkan fitur pembayaran kartu kredit digital teranyar
yang dinamai ShopeePayLater. Fitur ini sudah digulirkan pada 6 Maret 2019,
Shopee menyediakan fitur PayLater ini dengan menggandeng perusahaan
peer to peer lending bernama PT. Lentera Dana Nusantara (LDN).
ShopeePayLater merupakan solusi pinjaman instan hingga Rp 750.000
yang memberikan kemudahan bagi pengguna untuk membayar belanjaan
2 Sejarah Shopee, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee_Indonesia, (diakses pada
tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.35).
45
dalam 1 bulan tanpa bunga, atau dengan fasilitas cicilan 2 dan 3 bulan tanpa
memerlukan kartu kredit. pengguna juga dapat mengajukan penambahan limit
sebanyak 1 kali untuk ShopeePayLater yang dimiliki.3
Sama seperti fitur PayLater di situs marketplace lainnya.
ShopeePayLater dapat digunakan untuk seluruh pembayaran di dalam
platform Shopee. Saat ini fitur ShopeePayLater tidak muncul disemua akun
pengguna Shopee, hanya akun pengguna tertentu yang dapat mengaktifkan
ShopeePayLater ini. Pengguna yang pada menu tab Saya (profil pengguna)
terdapat fitur ShopeePayLater berarti termasuk pengguna yang dapat
mengaktifkan layanan ShopeePayLater.
Pengajuan pinjaman di ShopeePayLater sangat mudah dan cepat, para
pengguna Shopee hanya perlu memiliki KTP yang selanjutnya digunakan
untuk registrasi pengajuan pinjaman, tanpa perlu melalui proses BI Checking,
survei kelayakan pemohon, ataupun penggunaan jaminan. Untuk
mengaktifkan fitur ini, pengguna bisa mengakses di aplikasi Shopee dan
membuka menu tab Saya > ShopeePayLater di aplikasi, kemudian
mengunggah foto diri beserta KTP. Dalam hitungan menit hasil verifikasi
akan keluar.
Apabila pengajuan pinjaman disetujui oleh Shopee, maka secara
otomatis pengguna mendapatkan limit pinjaman sebesar Rp 750.000 dan
memiliki kesempatan penambahan limit sebanyak 1 kali dimana nominal
tersebut hanya bisa digunakan untuk bertransaksi di Shopee, dengan batasan
3 ShopeePayLater, dalam https://help.shopee.co.id/article/Apa-itu-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.40).
46
tidak untuk membeli produk dari kategori “Voucher” dan Produk Digital.
Nominal limit ShopeePayLater tersebut otomatis akan tertera di saldo
ShopeePayLater yang dapat dibelanjakan di aplikasi Shopee, jadi uang
tersebut tidak dapat dicairkan.4
B. Syarat dan Ketentuan Layanan Bagi Pengguna ShopeePayLater
Penerbitan fitur PayLater ini memang terasa masih baru dalam e-
commerce, apalagi ShopeePayLater ini baru digulirkan pada 6 Maret 2019.
Peminat dari fitur ShopeePayLater yang dipaparkan di data statistik Lentera
Dana Nusantara sampai bulan April 2020 total akumulasi pinjaman yang
telah disalurkan sebesar Rp 88,3 miliar. Peminjamnya mencapai 102.971
orang dengan 81.423 orang adalah peminjam aktif.5 Data tersebut juga akan
terus bertambah jika melihat banyaknya kemudahan yang ditawarkan.
Namun, untuk saat ini fitur ShopeePayLater tidak muncul disemua
akun pengguna Shopee, hanya akun pengguna tertentu yang dapat
mengaktifkan ShopeePayLater ini. Pengguna yang pada menu Saya (profil
pengguna) terdapat fitur ShopeePayLater berarti termasuk pengguna yang
dapat mengaktifkan fitur ShopeePayLater.
Pengakuan dari salah satu pengguna Shopee mengenai aktivasi fitur
ShopeePayLater bahwa tidak semua akun pengguna Shopee terdapat fitur
ShopeePayLater, hanya akun tertentu saja yang bisa mengaktifkan
4 Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat&ketentuan-berbelanja-dengan-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22). 5 Statistik Lentera Dana Nusantara, dalam https://www.lenteradana.co.id/lender/statistic
(diakses pada tanggal 9 April 2020, Jam 09:09).
47
ShopeePayLater.6 Hal tersebut dibenarkan oleh customer service Shopee
yang sempat dihubungi melalui fitur Chat Dengan Shopee karena masih
dalam tahap perkembangan jadi tidak semua pengguna Shopee dapat
menikmati fitur ShopeePayLater. Saat ini pengguna yang terpilih yang dapat
menggunakan fitur ShopeePayLater. Mengenai hal keputusan untuk
menentukan akun pengguna yang dapat menggunakan ShopeePayLater
adalah keputusan dari tim terkait. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk
kedepannya dapat digunakan untuk semua pengguna Shopee.7
Salah satu syarat aktivasi ShopeePayLater adalah pengguna diharuskan
WNI yang berusia minimal 17 tahun dan/atau memiliki KTP. Berikut
beberapa syarat dan ketentuan layanan bagi penerima pinjaman pada Bab
Penggunaan Layanan yang harus dipenuhi oleh pengguna ShopeePayLater,
antara lain:
1. Anda setuju bahwa Anda hanya akan menggunakan Layanan Kami
untuk tujuan mengajukan permohonan untuk mendapatkan Fasilitas
Pinjaman, menerima Fasilitas Pinjaman dari Pemberi Pinjaman
sebagaimana disetujui dalam perjanjian Pinjaman, dan tujuan lain yang
diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dalam rangka penyediaan Layanan Kami, Anda mengakui dan
menyetujui bahwa Kami berperan sebagai perantara yang
mempertemukan Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman untuk
tujuan Pemberian Fasilitas Pinjaman.
6 Hesti Ratnasari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Februari 2020.
7 Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
48
3. Untuk menggunakan Layanan Kami, Anda wajib melakukan
pendaftaran dalam Platform kami dan memberikan data pribadi sesuai
ketentuan yang disyaratkan dalam halaman pendaftaran.
4. Kami berhak untuk melaksanakan credit scoring, customer due
diligence atau tindakan lain untuk memeriksa kelayakan calon Penerima
Pinjaman untuk mendapatkan atau memenuhi kewajiban pelunasan
Pinjaman.
Selama proses tersebut berlangsung, Kami atau pihak ketiga yang
bekerja sama dengan Kami berhak untuk menghubungi Anda, lembaga,
perusahaan, atau individu terkait untuk mencari informasi, melakukan
verifikasi, dan mengkonfirmasi informasi terkait Anda. Anda dengan ini
memberikan persetujuan secara tidak dapat ditarik kembali untuk
memberikan izin kepada Kami untuk melakukan hal-hal tersebut.
kecuali diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, atau telah
menerima persetujuan tertulis sebelumnya dari Anda, Kami tidak akan
memberikan informasi atau dokumen yang diberikan oleh Anda kepada
pihak ketiga.
5. Anda hanya akan mendapatkan fasilitas Pinjaman setelah Kami
melaksanakan credit scoring, customer due diligence atau tindakan lain
yang diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 di atas.
Keputusan Kami sehubungan dengan credit scoring, customer due
diligence dan tindakan lain yang diperlukan merupakan kebijakan Kami
sendiri dan absolute dan bersifat final dan mengikat. Dalam hal Kami
49
berkeputusan untuk tidak memberikan Fasilitas Pinjaman kepada Anda,
Kami tidak memiliki kewajiban untuk memberikan detil atau alasan di
balik tindakan tersebut.
6. Nilai maksimal Fasilitas Pinjaman yang dapat diterima oleh setiap
Penerima Pinjaman dari satu atau lebih Pemberi Pinjaman adalah Rp
2.000.000.000. Anda dengan ini mengakui dan setuju bahwa penentuan
nilai Fasilitas Pinjaman yang akan diberikan kepada Anda adalah
kebijakan Kami sendiri dan bersifat absolute, serta bersifat final dan
mengikat.
7. Jumlah bunga sehubungan dengan Fasilitas Pinjaman akan ditentukan
di dalam Perjanjian Pinjaman. Dalam Penerimaan setiap Fasilitas
Pinjaman, Anda akan dikenakan biaya penggunaan Layanan dan/atau
biaya-biaya lainnya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian
Pinjaman.
8. Dalam hal terdapat pembayaran untuk sebagian tagihan, jumlah tersebut
akan digunakan untuk membayar bunga terlebih dahulu. Biaya
keterlambatan tidak akan mempengaruhi batas Pinjaman Anda. Lebih
lanjut lagi dalam hal perhitungan dari biaya-biaya menghasilkan nilai
decimal, Kami akan membulatkan ke atas biaya tersebut.
9. Anda harus melakukan pembayaran kembali Fasilitas Pinjaman sesuai
dengan jadwal dan ke rekening yang dinyatakan dalam perjanjian
Pinjaman.
50
10. Kami menggunakan Escrow Account dalam rangka penyediaan
Layanan, termasuk Pemberian Fasilitas Pinjaman oleh Pemberi
Pinjaman kepada Anda, serta pelunasan Fasilitas Pinjaman oleh Anda
kepada Pemberi Pinjaman. Dana yang ditempatkan dalam Escrow
Account Kami tidak dianggap sebagai simpanan yang diselenggarakan
oleh Penyelenggara sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan di bidang perbankan.
11. Kami akan memberitahu Anda jika terdapat perubahan syarat dan
ketentuan, persyaratan-persyaratan atau biaya lain yang berlaku
terhadap Fasilitas Pinjaman atau Layanan. Kami juga akan memberikan
informasi kepada Anda terkait dengan Fasilitas Pinjaman melalui
Platform sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12. Anda dengan ini memberikan kuasa yang tidak dapat ditarik kembali
kepada Penyelenggara dan/atau pihak lain yang bekerja sama dengan
Penyelenggara (dalam hal berlaku) untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Mengumpulkan, memproses, menggunakan, meneruskan dan/atau
memberikan informasi, data dan/atau dokumen, yang Anda
sampaikan kepada Kami dan/atau pihak yang bekerja sama dengan
Kami (dalam hal berlaku), untuk diproses oleh Kami, termasuk
namun tidak tidak terbatas pada back-end system Kami, atau kepada
Pemberi Pinjaman dalam rangka menjalankan Layanan;
51
b) Menerima, meneruskan, menggunakan, memproses atau
menyampaikan semua informasi dari Pemberi Pinjaman dan
informasi relevan lainnya sehubungan dengan Fasilitas Pinjaman
kepada Penerima Pinjaman; dan/atau
c) Melakukan tindakan lain yang diperlukan dalam rangka penggunaan
Layanan sesuai dengan Dokumen Layanan.8
Wawancara dengan salah satu pengguna lama yang menggunakan
ShopeePayLater, berpendapat bahwa jumlah limit pertama yang didapatkan
sebesar Rp 500.000, tetapi berbeda dengan temannya yang merupakan
pengguna baru mendapatkan limit pertama sebesar Rp 700.000.9
C. Mekanisme Transaksi Menggunakan ShopeePayLater
Setelah pengajuan fitur ShopeePayLater sudah dikonfirmasi, maka
pengguna dapat bertransaksi sesuai limit yang telah diberikan. Berikut adalah
syarat dan ketentuan berbelanja dengan ShopeePayLater, antara lain:
1. Telah berhasil mengaktifkan ShopeePayLater.
2. Dapat melakukan checkout sebanyak mungkin sesuai dengan limit
pinjaman yang dimiliki.
3. Tidak memilik keterlambatan pembayaran taghan untuk fitur
ShopeePayLater dan/atau ShopeePinjam.
8 Syarat dan Ketentuan ShopeePayLater, dalam Syarat dan Ketentuan Layanan Bagi
Penerima Pinjaman, (diakses pada tanggal 15 Januari 2020, Jam 18.06 WIB). 9 Wulan Ramadhanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Mei 2020.
52
4. Tidak dapat menggunakan ShopeePayLater untuk membeli produk dari
kategori Voucher, Emas, Uang Elektronik, dan Zakat.10
Langkah-langkah transaksi menggunakan ShopeePayLater sebagai
berikut:11
1. Pilih ShopeePayLater sebagai metode pembayaran. Klik Konfirmasi.
Gambar 3.1
Tampilan Form Metode Pembayaran
10
Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat-ketentuan-berbelanja-dengan-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22). 11
ShopeePayLater, Cara Membayar dengan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dengan-ShopeePayLater, (diakses
pada tanggal 13 Juli 2020, Jam 18.09).
53
2. Klik Buat Pesanan
Gambar 3.2
Tampilan Form Checkout
3. Masukkan PIN ShopeePay Anda
Gambar 3.3
Form Masukkan PIN ShopeePay
Catatan:
Jika Anda sudah mengaktifkan ShopeePay, maka PIN
ShopeePayLater sesuai dengan PIN ShopeePay.
54
Jika Anda belum mengaktifkan ShopeePay, Anda akan
mendapatkan kode verifikasi berupa kode OTP. Untuk keamanan
ShopeePayLater Anda, mohon tidak memberikan kode OTP kepada
siapapun termasuk ke tim Shopee.
4. Pembayaran akan secara otomatis terkonfirmasi & Penjual akan
mendapatkan notifikasi untuk mengirimkan pesanan Anda.
Gambar 3.4
Tampilan Pembayaran telah Disetujui
5. Bayar tagihan ShopeePayLater Anda paling lambat tanggal 5 atau 11
bulan berikutnya sesuai dengan tanggal jatuh tempo Anda.
Hasil wawancara dengan salah satu pengguna ShopeePayLater
mengenai mekanisme akad saat bertransaksi menggunakan ShopeePayLater.
ShopeePayLater terdapat 3 (tiga) pilihan cicilan. Pilihan pembiayaannya yaitu
pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti dan cicilan selama 2, 3, dan 6
55
bulan. Dalam rincian akad ShopeePayLater juga tercantum tanggal jatuh
tempo pembayaran.12
Mengenai tidak adanya bunga pada awal-awal praktik fitur
ShopeePayLater ini pembiayaan yang ditangguhkan bulan berikutnya atau
pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti, bahkan disebutkan bahwa bunga
sebesar 0%. Menurut hasil wawancara dengan Customer Service yang
berhasil peneliti hubungi pertama kali juga menyatakan bahwa praktik
ShopeePayLater tidak menggunakan bunga.13
Hasil wawancara dengan Customer Service kedua yang berhasil
dihubungi di lain waktu mengatakan bahwa per tanggal 28 April 2020,
transaksi menggunakan ShopeePayLater dikenakan suku bunga sekecil-
kecilnya 2.95% untuk program Beli Sekarang Bayar Nanti yang
diselesaikan dalam waktu 1 bulan dan ciciclan yang diselesaikan dalam waktu
2, 3, dan 6 bulan.14
Mengenai adanya bunga dalam transaksi menggunakan
ShopeePayLater banyak pengguna yang tidak mengetahuinya. Wawancara
dengan pengguna ShopeePayLater mengatakan bahwa dalam transaksi
tersebut tidak terdapat bunga hanya saja terdapat tambahan harga sebagai
biaya transaksi sekitar 10%.15
12
Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 7 Januari 2020. 13 Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020. 14
Customer Service Shopee Diyan, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 18
Februari 2020. 15
Dita Haryanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 15 Agustus 2020.
56
Menurut Rizki selaku pengguna ShopeePayLater untuk pembiayaan
Beli Sekarang Bayar Nanti dalam waktu 1 bulan terdapat bunga sebesar 0%
tetapi untuk cicilan 2, 3, dan 6 bulan dalam rincian pembayaran tagihan tidak
dicantumkan besaran bunga. Menurutnya adanya tambahan harga tersebut
merupakan biaya transaksi bukan merupakan bunga.16
Pengguna ShopeePayLater lain juga mengatakan bahwa di dalam
rincian pembayaran tagihan tidak terdapat besaran bunga. Tetapi tambahan
harga pada cicilan ShopeePayLater tentu saja merupakan bunga hanya saja
tidak dicantumkan dalam rincian pembayaran tagihan.17
D. Mekanisme Membayar Tagihan ShopeePayLater
Tagihan ShopeePayLater akan muncul pada tanggal 25 setiap bulannya
dengan catatan pesanan sudah Selesai. Pengguna dapat melakukan
pembayaran maksimal pada tanggal 5 di bulan berikutnya. Pengguna juga
dapat melakukan pembayaran ShopeePayLater sebelum jatuh tempo.18
Pengguna dapat membayar tagihan ShopeePayLater dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:
16
Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 24 Januari 2020. 17
Wulan Ramadhanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Mei 2020. 18
Bagaimana Cara Membayar Tagihan ShopeePayLater dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-tagihan-ShopeePayLater, (diakses
pada tanggal 13 Juli 2020, jam 17.48).
57
1. Klik tab Saya, lalu pilih ShopeePayLater
Gambar 3.5
Tampilan Tab Saya
2. Klik Bayar Sekarang
Gambar 3.6
Tampilan Menu ShopeePayLater
58
3. Klik tagihan yang perlu dibayar
4. Klik Bayar Sekarang
Gambar 3.7
Tampilan Jumlah yang Harus Dibayar
5. Pilih metode pembayaran ShopeePay, Virtual Account atau Indomaret
a. Jika memilih metode pembayaran ShopeePay atau Virtual Account,
maka tagihan akan otomatis lunas dalam waktu maksimal 10 menit
setelah pembayaran berhasil.
b. Jika tagihan dibayar dengan Indomaret, maka tagihan akan lunas
setelah pengguna selesai melakukan pembayaran di counter
Indomaret, Pastikan klik Bayar pada halaman utama
ShopeePayLater saat sudah berada di counter Indomaret untuk
membayar tagihan.
59
Pengguna dapat membayar tagihan ShopeePayLater sebelum tagihan
muncul tanggal 25 setiap bulannya dengan catatan status pesanan sudah
Selesai. Berikut langkah-langkah melunasi tagihan sebelum jatuh tempo.
1. Klik tab Saya, lalu pilih ShopeePayLater
2. Klik Tagihan Saya
Gambar 3.8
Tampilan Menu ShopeePayLater
3. Pilih tagihan yang akan dibayarkan
Gambar 3.9
Tampilan Tagihan Saya
60
4. Klik Lunasi Cicilan Sekarang, dengan catatan pengguna dapat
melunasi tagihan yang jatuh tempo bulan depan. Pengguna tidak dapat
langsung melunasi semuanya.
Gambar 3.10
Tampilan Cicilan yang Ingin Dilunasi
5. Pilh Metode Pembayaran melalui ShopeePay, Virtual Account (Transfer
Bank Dicek Otomatis).
6. Klik Konfirmasi.
Gambar 3.11
Tampilan menu Metode Pembayaran
61
Berdasarkan wawancara Customer Service yang sempat dihubungi
melalui fitur Chat Dengan Shopee mengenai sistem pembayaran tagihan
ShopeePayLater. Jadi apabila transaksi pada tanggal 1 dan pesanan selesai
atau pesanan diterima pada tanggal 10 maka tagihan akan tercermin pada
tanggal 25 dibulan yang sama. Sedangkan jatuh tempo akan jatuh pada
tanggal 5 dibulan berikutnya.19
Menurut Hasanah selaku ShopeePayLater setiap transaksi
menggunakan 3 (tiga) kali cicilan jika ditotal akan mengalami kerugian
sekitar Rp 7.000 sampai Rp 10.000. Menurutnya lebih baik menggunakan
ShopeePay atau metode pembayaran lain. Karena ShopeePayLater terdapat
tambahan biaya yang merugikan. Kalau kebutuhan tidak mendesak ia lebih
memilih menggunakan ShopeePay.20
E. Mekanisme Membayar Denda ShopeePayLater
Keterlambat pembayaran akan dikenakan denda 5% dati total tagihan.
Pengguna juga dapat membayar tagihan ShopeePayLater sebelum tagihan
muncul pada tanggal 25 atau 1 setiap bulannya sesuai dengan periode tagihan
dengan catatan status pesanan sudah selesai.21
19 Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020. 20
Hasanah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 31 Mei 2020. 21
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
62
1. Klik tab saya, lalu klik ShopeePayLater, maka akan tercermin jumlah
tagihan yang perlu dibayarkan.
Gambar 3.12
Tampilan Menu ShopeePayLater
2. Klik Biaya Keterlambatan, maka akan tercermin berapa biaya
keterlambatan dan jumlah transaksi.
Gambar 3.13
Form Jumlah yang Harus Dibayar
63
Berdasarkan hasil wawancara dengan Rizki Tri selaku pengguna
ShopeePayLater. Rizki tidak mengetahui betul pasal pengenaan denda
keterlambatan tersebut. Sehingga mengenai besaran denda yang dikenakan
Rizki juga tidak mengetahui karena setiap ia mengalami keterlambatan
pembayaran tidak hanya 1 (satu) barang atau satu transaksi. Sehingga tagihan
dan denda sudah dijumlah.22
Hal tersebut diperjelas oleh Wulan selaku pengguna lama
ShopeePayLater mengatakan bahwa pengenaan denda tidak disebutkan dalam
akad maupun syarat dan ketentuan di awal pengajuan ShopeePayLater.
Ketika Wulan belum bisa membayar tagihan pada tanggal jatuh tempo, maka
pihak Shopee akan menghubunginya dan memberitahu untuk segera
membayar tagihan dan denda. Oleh karena itu, Wulan segera membayar
tagihan ShopeePayLater karena ditakutkan akan dikenakan biaya lebih
lanjut.23
Keterlambatan pembayaran dapat mengakibatkan:
1. Denda 5% dari total tagihan yang sedang berjalan
2. Memengaruhi limit ShopeePayLater
3. Pembekuan akun Shopee
4. Pembatasan penggunaan voucher Shopee
5. Tercatat di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) OJK, dan
22 Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 24 Januari 2020. 23 Wulan Ramadhanti, Hasil Wawancara, Ponorogo, 17 Mei 2020.
64
6. Penagihan lapangan (field collector).24
Jika sudah melakukan pembayaran tagihan ShopeePayLater, silakan
menunggu maksimal 1x24 jam agar limit ShopeePayLater kembali seperti
semula. Jika sudah lebih dari 1x24 jam limit belum berubah atau masih
ditagih pembayarannya, hubungi Customer Service Shopee agar bisa
dilakukan pengecekan lebih lanjut.
24
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
65
BAB IV
TUNJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI
MENGGUNAKAN SHOPEEPAYLATER
A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Mekanisme Akad Jual Beli
Menggunakan ShopeePayLater
Akad merupakan perjanjian yang dilakukan oleh mukalaf dalam
berbagai hubungan kemanusiaan.1 Pengertian perjanjian dalam hukum
kontrak mengandung makna perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat
untuk menimbulkan akibat hukum.2
Transaksi menggunakan media elektronik dikategorikan sebagai
transaksi khinayah yang keabsahan dan kekuatan hukumnya sama dengan
transaksi yang dilakukan secara langsung (sarih). Transaksi e-commerce sah
hukumnya selama barang yang dijual belikan sesuai dengan rincian, gambar
dan ilustrasi yang dipajang di laman internet. Transaksi elektronik sebagai
suatu perbuatan hukum, maka yang menjadi acuan adalah niat dan tujuan
masing-masing pihak yang yang bertransaksi.
Transaksi menggunakan ShopeePayLater merupakan salah satu
kegiatan jual beli secara kredit atau cicil oleh pengguna Shopee dari berbagai
kalangan termasuk kalangan muslim. Di sini sama halnya pihak Shopee
memberikan pinjaman kepada pengguna Shopee untuk membayar belanjaan
1 Ridwan Nurdin, Fiqh Muamalah (Sejarah, Hukum dan Perkembangannya) (Banda
Aceh: PeNA, 2014), 70. 2 Salim HS, Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, cet ke-3 (Jakarta:
Sinar Grafika, 2006), 25.
66
yang dibeli pengguna di aplikasi Shopee. Kemudian pembayaran belanjaaan
tersebut akan dibayarkan kembali kepada Shopee.
Suatu akad menjadi sah apabila rukun dan syarat telah terpenuhi. Rukun
akad yang harus dipenuhi adalah ‘a>qidain (orang/pihak yang berakad),
ma’qu >d ‘alai>h (objek akad), maudu’ al-‘aqd (tujuan atau maksud pokok
mengadakan akad) dan si>ghat al-‘aqd (kesepakatan para pihak). Sedangkan
syarat jual beli kredit yang terpenting adalah jangka waktu atau temponya
telah ditentukan.
Transaksi jual beli menggunakan ShopeePayLater jika dianalisis
menggunakan hukum Islam, mengenai rukun-rukun akad, adalah sebagai
berikut:
1. ‘A>qidain (pihak yang berakad)
a. Jelas dalam aplikasi tersebut terdapat penjual dan pembeli.
b. Harus dewasa dan berakal
Penjual dan pembeli dalam aplikasi Shopee haruslah seseorang
yang sudah dewasa dan berakal. Dalam syarat aktivasi
ShopeePayLater adalah pengguna diharuskan WNI yang berusia
minimal 17 tahun dan/atau telah memiliki KTP saja, kemudian
hanya menunggu beberapa menit maka ShopeePayLater telah
berhasil diaktifkan.
c. Dengan keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan (atas dasar suka
sama suka).
67
2. Ma’qu>d alai>h (objyek akad atau barang yang diperjualbelikan)
a. Barang yang menjadi objek akad dapat menerima akibat hukumnya.
b. Ada faedah, pembeli yang cerdas harusnya membeli barang sesuai
dengan kebutuhannya.
3. Maudu’ al-‘aqd (tujuan atau maksud pokok mengadakan akad)
Tujuan pokok jual beli menggunakan ShopeePayLater adalah
memindahkan barang dari penjual kepada pembeli yang kemudian
pembeli atau pengguna membayaranya secara mencicil kepada pihak
Shopee.
4. Si>ghat al-‘aqd (Ijab dan Qabul)
Dalam bab sebelumnya dijelaskan mengenai mekanisme transaksi
menggunakan ShopeePayLater. Ketika pembeli memilih barang maka
pembeli akan dituntun pada form metode pembayaran kemudian masuk
form checkout untuk melanjutkan membeli barang. Jika tidak maka
pembeli tidak perlu checkout barang tersebut.
Pengakuan dari salah satu pengguna Shopee mengenai ShopeePayLater
bahwa tidak semua pengguna Shopee terdapat fitur ShopeePayLater, hanya
akun tertentu saja yang dapat mengaktifkan ShopeePayLater.3
Jual beli menggunakan ShopeePayLater jika dianalisis mengenai syarat
jual beli kredit yaitu tempo atau jangka waktu yang harus diketahui oleh
kedua belah pihak. Karena ketidakjelasan waktu pembayaran akan
mengakibatkan perselisihan yang kemudian akan merusak jual beli. Dalam
3 Yaniska Happy Damayanti, Hasil Wawancara, 17 Februari 2020.
68
transaksi jual beli menggunakan ShopeePayLater tempo atau jangka waktu
pembayaran cicilan terdapat pada rincian waktu pembayaran. Sehingga jual
beli menggunakan ShopeePayLater sudah memenuhi rukun dan syarat akad
serta jual beli kredit.
Hasil wawancara dengan salah satu pengguna ShopeePayLater
mengenai mekanisme akad saat bertransaksi menggunakan ShopeePayLater.
ShopeePayLater terdapat 3 (tiga) pilihan cicilan. Pilihan pembiayaannya yaitu
pembiayaan yang ditangguhkan bulan berikutnya dengan bunga 0% atau Beli
Sekarang Bayar Nanti dan cicilan selama 2, 3, dan 6 bulan. Dalam rincian
akad ShopeePayLater juga tercantum tanggal jatuh tempo pembayaran.4
Mengenai tidak adanya bunga pada awal-awal praktik fitur
ShopeePayLater ini pembiayaan yang ditangguhkan bulan berikutnya atau
pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti, bahkan disebutkan bahwa bunga
sebesar 0%. Menurut hasil wawancara dengan Customer Service yang
berhasil peneliti hubungi pertama kali juga menyatakan bahwa praktik
ShopeePayLater tidak menggunakan bunga.5
Hasil wawancara dengan Customer Service kedua yang berhasil
dihubungi di lain waktu mengatakan bahwa per tanggal 28 April 2020,
transaksi menggunakan ShopeePayLater dikenakan suku bunga sekecil-
kecilnya 2.95% untuk program Beli Sekarang Bayar Nanti yang
4 Rizki Tri Agustina, Hasil Wawancara, Ponorogo, 7 Januari 2020.
5 Customer Service Shopee Sachi, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 7
Januari 2020.
69
diselesaikan dalam waktu 1 bulan dan ciciclan yang diselesaikan dalam waktu
2, 3, dan 6 bulan.6
Berdasarkan hal di atas jelas bahwa praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater terdapat dua versi, pertama transaksi yang bersih tanpa
adanya bunga dan kedua terdapat bunga sebesar 2.95%.
Informasi mengenai adanya bunga sebesar 2.95% tersebut tidak tertera
dengan jelas dalam syarat dan ketentuan pengajuan bagi pengguna
ShopeePayLater dan dalam rincian pembayaran. Dalam rincian pembayaran
besaran bunga tersebut disebutkan sebagai biaya transaksi.
Beberapa pengguna tidak mengetahui adanya bunga sebesar 2.95%
untuk cicilan 2 dan 3 bulan, sedangkan mereka hanya mengetahui bunga
sebesar 0% pada pembiayaan yang ditangguhkan pada bulan depan.7
Tambahan harga atau bunga tersebut langsung ditambahkan dalam total
tagihan. Bahkan para pengguna mengira tambahan pembayaran tersebut
bukan bunga melainkan untuk biaya transaksi.
Tambahan harga dalam bai’ at-taqsi>th tidak dikategorikan sebagai
praktik riba, melainkan sebagai pengganti untuk penjual yang telah
mengorbankan sejumlah uangnya berhenti pada seseorang untuk beberapa
waktu. Selama tidak ada unsur kecurangan maupun penipuan maka
penambahan harga dibolehkan.
Namun dalam mekanisme akad praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater terdapat unsur ketidakjelasan. Ketidakjelasan akad dalam
6 Customer Service Shopee Diyan, Hasil Wawancara, via fitur Chat Dengan Shopee, 18
Februari 2020. 7 Hasanah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 31 Mei 2020.
70
hukum Islam tidak diperbolehkan karena mengandung unsur gharar.
Ketidakjelasan syarat dan ketentuan pengajuan bagi pengguna
ShopeePayLater juga dapat menimbulkan kesalahpahaman dan mengandung
risiko atau bahaya kepada salah satu pihak karena hanya disebutkan terdapat
bunga tanpa disebutkan besaran bunganya.
Bunga dikategorikan sebagai riba dan riba dalam bentuk apapun adalah
haram. Syarat jual beli tidak diperbolehkan ada unsur yang dilarang oleh
syara’. Jual beli kredit juga mensyaratkan bahwa penjual berkewajiban
membatasi keuntungan atau laba sesuai kebiasaan yang berlaku dan tidak
mengeksploitasi keadaan pembeli yang sedang kesulitan dengan cara menjual
dengan laba berlipat.
Gambar 4.1
Rincian Transaksi
71
Berdasarkan penjelasan yang penulis paparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa secara garis besar akad dari praktik jual beli
menggunakan ShopeePayLater sudah memenuhi beberapa syarat dan rukun
akad jual beli dan bai’ taqsi>th. Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu
kejelasan akad di mana tidak disebutkan besaran bunga, sehingga dapat
menimbulkan unsur penipuan (gharar). Jika suatu akad dalam jual beli tidak
terpenuhi syarat dan rukunnya, maka akad tersebut menjadi fasid dan tentu
saja akad tersebut batal.
Ketidakjelasan akad jual beli menggunakan ShopeePayLater tersebut
menyebabkan dua versi mekanisme akad, pertama untuk pembiayaan Beli
Sekarang Bayar Nanti sebelum per tanggal 28 April 2020 tentu
diperbolehkan karena tidak mengandung bunga. Kedua, per tanggal 28 April
2020 pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti yang diselesaikan dalam
waktu 1 bulan sudah dikenakan bunga sebesar 2.95%, sehingga apabila
ditinjau dengan hukum Islam transaksi tersebut dilarang.
B. Tinjauan Hukum Islam terhadap Pengenaan Denda Keterlambatan
Praktik Jual Beli Menggunakan ShopeePayLater
Jual beli secara kredit adalah pedagang menjual suatu barang yang jika
dibayar tunai harganya sekian, dan jika dibayar secara angsuran harganya
sekian, yaitu lebih tinggi dari harga tunai. Syarat jual beli kredit yaitu jangka
waktu atau tempo.
Dalam syarat penundaan pembayaran jual beli kredit penjual tidak
boleh menambah harga pembayaran atau keuntungan ketika pembeli
72
terlambat membayar tagihannya. Dalam Islam seorang pembeli yang
menunda pembayaran utang padahal ia mampu membayar, maka bisa
dikenakan denda. Apabila seorang pembeli menunda penyelesaian tersebut,
maka penjual dapat mengambil tindakan yaitu mengambil prosedur hukum
yang telah ditetapkan di awal.
Rasulullah Saw. pernah mengingatkan penghutang membayar tetapi
lalai dalam hadis berikut:
ل عحقحوب يتيهح لي الوياجد يح هح وي عرضي Artinya: “Orang kaya yang menunda-nunda pembayaran hutangnya
maka boleh dicemarkan reputasinya dan diberi sanksi
hukuman.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)8
ShopeePayLater terdapat 3 (tiga) pilihan cicilan. Pilihan
pembiayaannya yaitu pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti dan cicilan
selama 2, 3, dan 6 bulan. Per tanggal 28 April 2020, transaksi menggunakan
ShopeePayLater dikenakan suku bunga sekecil-kecilnya 2.95% untuk semua
jenis pembiayaan ShopeePayLater. 9
Selain adanya bunga, fitur ShopeePayLater juga terdapat tambahan
biaya yaitu biaya penanganan sebesar 1% per transaksi dan adanya denda
keterlambatan sebesar 5% dari total tagihan. Sedangkan pengguna tidak dapat
langsung melunasi semua tagihannya. Oleh karena itu, jika pengguna
mengalami keterlambatan pembayaran, maka pihak Shopee akan
8 Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, 507.
9 ShopeePayLater, dalam https://help.shopee.co.id/article/Apa-itu-ShopeePayLater,
(diakses pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.40).
73
mengingatkan dengan mengirim pesan singkat atau menelepon para pengguna
untuk segera membayar tagihan.
Selain denda 5% apabila pengguna terlambat membayar tagihan, maka
dapat mengakibatkan pembekuan akun Shopee, pembatasan penggunaan
voucher Shopee, tercatat di SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan)
OJK, penagihan lapangan (field collector), dan pengguna tidak dapat
melakukan checkout dengan metode pembayaran ShopeePayLater sampai
tagihan tersebut lunas.10
Penyampaian besar denda pada syarat dan ketentuan layanan bagi
pengguna ShopeePayLater tidak disebutkan, namun ketika pengguna
mengalami keterlambatan pembayaran tagihan maka besaran denda tersebut
akan muncul dalam jumlah tagihan yang harus dibayarkan. Agar tidak terkena
denda pihak Shopee berharap pengguna ShopeePayLater bisa membayar
tepat waktu.
Pengenaan denda sebesar 5% dirasakan memberatkan pengguna, karena
informasi adanya denda keterlambatan tidak tertera dengan jelas pada rincian
pembayaran.
Dengan demikian penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
pengenaan denda keterlambatan praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater belum sesuai dengan hukum Islam meskipun denda tersebut
sama halnya telah menunda pembayaran oleh pihak pembeli. Karena,
informasi penyampaian pengenaan denda tidak jelas dan tegas dinyatakan
10
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater, dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-keterlambatan-
ShopeePayLater, (diakses pada 25 September 2020, Jam 22.15).
74
pada rincian pembayaran meskipun pihak Shopee memberikan kelonggaran
waktu pembayaran dan juga sudah memberikan peringatan untuk segera
membayar tagihan. Sehingga pengguna merasa dirugikan dan keberatan akan
besaran denda tersebut.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan oleh penulis
terhadap praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Mekanisme akad praktik jual beli menggunakan ShopeePayLater secara
garis besar sudah memenuhi beberapa syarat dan rukun akad jual beli
dan bai’ taqsi>th. Namun ada syarat yang tidak terpenuhi yaitu kejelasan
akad dimana tidak disebutkan besaran bunga, sehingga dapat
menimbulkan unsur penipuan (gharar). Jika suatu akad dalam jual beli
tidak terpenuhi syarat dan rukunnya, maka akad tersebut menjadi fasid
dan tentu saja akad tersebut batal.
Ketidakjelasan akad jual beli menggunakan ShopeePayLater tersebut
menyebabkan dua versi mekanisme akad, pertama untuk pembiayaan
Beli Sekarang Bayar Nanti sebelum per tanggal 28 April 2020 tentu
diperbolehkan karena tidak mengandung bunga. Kedua, per tanggal 28
April 2020 pembiayaan Beli Sekarang Bayar Nanti yang diselesaikan
dalam waktu 1 bulan sudah dikenakan bunga sebesar 2.95%, sehingga
apabila ditinjau dengan hukum Islam transaksi tersebut dilarang.
2. Pengenaan denda keterlambatan praktik jual beli menggunakan
ShopeePayLater belum sesuai dengan hukum Islam meskipun denda
76
tersebut sama halnya telah menunda pembayaran oleh pihak pembeli.
Karena, informasi penyampaian pengenaan denda tidak jelas dan tegas
dinyatakan pada rincian pembayaran, meskipun pihak Shopee
memberikan kelonggaran waktu pembayaran dan juga sudah
memberikan peringatan untuk segera membayar tagihan. Sehingga
pengguna merasa dirugikan dan keberatan akan besaran denda tersebut.
B. Saran
Berdasarkan penelitian tentang Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik
Jual Beli Menggunakan ShopeePayLater, terdapat beberapa saran sebagai
berikut:
1. Pihak Shopee sebaiknya mencantumkan besaran bunga yang ada pada
rincian checkout atau rincian pembayaran tagihan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan tidak ada pihak yang dirugikan.
2. Pengguna Shopee, terutama muslim pengguna fitur ShopeePayLater
untuk memenuhi kebutuhannya agar lebih berhati-hati dalam
melakukan transaksi jual beli menggunakan ShopeePayLater.
3. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan. Penelitian ini terbuka bagi para peneliti lain untuk dapat
meneliti lebih mendalam terhadap pembahasan ini.
77
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Jurnal dan Artikel Ilmiah:
Haryono. Moratorium (Inzhar Ad-Dain) Dalam Tinjauan Hukum Islam. Jurnal.
Ad-Deenar. Bogor: STAI Al Hidayah Bogor.
Referensi Buku:
Al-Asqalani, Al-Hafizh Ibnu Hajar. Bulughul Maram, Terj. Fahmi Aziz dan
Rohidin Wahid. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2015.
Al-Mushlih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi. Fikih Ekonomi Keuangan Islam.
Terj. Abu Umar Basyir. Jakarta: Darul Haq. 2004.
Anshori, Abdul Ghofur. Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Islam di Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2006.
Arikunto, Suharsimi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2002.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqih Muamalah (Sistem Transaksi Dalam
Fiqih Islam). Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2010.
Badriyah, Hurriyah. Rahasia Sukses Besar Bisnis Online Tanpa Modal. Jakarta:
Kunci Komunikasi. 2014.
Barkatullah, Abdul Halim dan Teguh Prasetyo. Bisnis E-Commerce. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2006.
Basyir, Ahmad Azhar. Asas-Asas Hukum Muamalat (Hukum Perdata Islam).
Yogyakarta: UII Press. 2004.
Dewi, Gemala. Hukum Perikatan Islam Di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.
2005.
Djazuli, A. Kaidah-Kaidah Fikih. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.
Djuwaini, Dimyauddin. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2008.
Hadi, Abu Sura’i Abdul. Ar-Riba Wal Qurudl. Surabaya: Al-Ikhlas. 1993.
Hidayat, Enang. Fiqih Jual Beli. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015.
HS, Salim. Hukum Kontrak: Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, cet ke-3.
Jakarta: Sinar Grafika. 2006.
78
Huda, Qomarul. Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Teras. 2011.
Ibrahim. Metodologi Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2015.
Jusmaliani, dkk. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta: Prenadamedia Group.
2013.
Mustofa, Imam. Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press. 2016.
Nawawi, Ismail. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia
Indonesia. 2012.
Novianti, Tri. Tahap-Tahap Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta. 2018.
Nurdin, Ridwan. Fiqh Muamalah (Sejarah, Hukum dan Perkembangannya).
Banda Aceh: PeNA. 2014.
Pelangi, Tim Laskar. Metodologi Fiqh Muamalah. Kediri: Lirboyo Press. 2013.
Purkon, Arip. Bisnis Online Syariah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2014.
S., Burhanuddin. Hukum Bisnis Syariah. Yogyakarta: UII Press. 2011.
Sofyan. Metodologi Penelitian Hukum Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2009.
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.
Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2005.
Syafe’i, Rachmat. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001.
Referensi Disertasi Tesis dan Skripsi:
Minurha, Diyah Ayu. Tinjauan Hukum Islam. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan
Ampel. 2018.
Monica, Marinda Agesthia. Analisis Hukum Islam Terhadap Pinjaman Uang
Elektronik Shopee Pay Later Pada E-Commerce. Skripsi. Surabaya: UIN
Sunan Ampel. 2020.
Najmi, Muflihatun. Akad Jual Beli Pada Shopee Menurut Fatwa DSN MUI
No.110/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Jual Beli. Skripsi. Surakarta:
IAIN Surakarta. 2018.
79
Noviantri, Nurmia. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online Shopee dan
Perlindungan Konsumen di Shopee Menurut Mahasiswa UIN Syahid
Jakarta. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2019.
Novitasari, Ninis. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Gerabah Secara
Kredit Di Toko Gerabah Supri Desa Simo Kecamatan Slahung
Kabupaten Ponorogo. Skripsi. Ponorogo: IAIN Ponorogo. 2016.
Referensi Internet:
Bagaimana Cara Membayar Tagihan ShopeePayLater. dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-tagihan-
ShopeePayLater, [diakses pada tanggal 13 Juli 2020, jam 17.48]
Cara Membayar Denda Keterlambatan ShopeePayLater. dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dendan-
keterlambatan-ShopeePayLater, [diakses pada 25 September 2020,
Jam 22.15]
Cara Membayar dengan ShopeePayLater. dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Bagaimana-cara-membayar-dengan-
ShopeePayLater, [diakses pada tanggal 13 Juli 2020, Jam 18.09]
Sejarah Shopee. Dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Shopee_Indonesia, [diakses
pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.35]
Shopee. Dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shopee. [diakses pada tanggal 31
Mei 2020, Jam 11.28]
ShopeePayLater. Dalam https://help.shopee.co.id/article/Apa-itu-ShopeePayLater,
[diakses pada tanggal 31 Mei 2020, Jam 11.40]
Statistik Lentera Dana Nusantara, dalam
https://www.lenteradana.co.id/lender/statistic, [diakses pada tanggal 9
April 2020, Jam 09:09]
Syarat dan Ketentuan Berbelanja dengan ShopeePayLater. Dalam
https://help.shopee.co.id/s/article/Apa-syarat&ketentuan-berbelanja-
dengan-ShopeePayLater, [diakses pada tanggal 1 Juni 2020, Jam 10.22]
Syarat dan Ketentuan ShopeePayLater. dalam Syarat dan Ketentuan Layanan Bagi
Penerima Pinjaman, [diakses pada tanggal 15 Januari 2020, Jam
18.06]