TINJAUAN HUKUM BISNIS SYARIAH TERHADAP ... - UIN …etheses.uinmataram.ac.id/66/1/Lalu Muhammad...
Transcript of TINJAUAN HUKUM BISNIS SYARIAH TERHADAP ... - UIN …etheses.uinmataram.ac.id/66/1/Lalu Muhammad...
TINJAUAN HUKUM BISNIS SYARIAH TERHADAP
PERSOALAN FRAUD DALAM SISTEM JUAL BELI ONLINE
(Studi Kasus Pada Situs bukalapak.com)
Oleh
LALU MUHAMMAD IRWAN SANI
NIM. 152.141.144
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019
TINJAUAN HUKUM BISNIS SYARIAH TERHADAP
PERSOALAN FRAUD DALAM SISTEM JUAL BELI ONLINE
(Studi Kasus Pada Situs bukalapak.com)
Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana
Hukum
Oleh
LALU MUHAMMAD IRWAN SANI
NIM. 152.141.144
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Lalu Muhammad Irwan Sani, NIM. 152141144 dengan judul “Tinjauan
Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud Dalam Sistem Jual Beli
Online (Studi Kasus Pada Situs Bukalapak.Com)” telah memenuhi syarat dan
disetujui untuk diuji.
Disetujui pada tanggal, 12 September 2019
Di bawah bimbingan:
Pembimbing I
Drs. H. Muh. Tamimi, M.A
NIP. 196912311998031008
Pembimbing II
Muhammad Nor, M.HI.
NIP. 197306202000031001
iv
Nota Dinas
Mataram,12 September 2019
Hal : Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Rektor UIN Mataram
Di Mataram
Assalamu’alaikum, Wr.Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :
Nama Mahasiswa : Lalu Muhammad Irwan Sani
Nim : 152.141.144
Jurusan/Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Judul : Tinjauan Hukum Bisnis Syariah Terhadap
Persoalan Fraud Dalam Sistem Jual Beli
Online (Studi Kasus Pada Situs
Bukalapak.Com).
telah memenuhi Syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah
skripsi Fakultas Syari’ah UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar
skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb.
Pembimbing I
Drs. H. Muh. Tamimi, M.A
NIP. 196912311998031008
Pembimbing II
Muhammad Nor, M.HI.
NIP. 197306202000031001
vi
PENGESAHAN
Skripsi oleh Lalu Muhammad Irwan Sani, NIM. 1521411344, dengan judul:
Tinjauan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud Dalam Sistem Jual
Beli Online (Studi Kasus Pada Situs Bukalapak.Com) telah dipertahankan di
depan dewan penguji Jurusan Muamalah Fakultas Syariah UIN Mataram pada
tanggal 31 Desember 2019.
Dewan Penguji
1. Ketua Sidang/ :
Pemb. I
2. Sekretaris Sidang/ :
Pemb. II
3. Penguji I :
4. Penguji II :
Mengetahui;
Dekan Fakultas Syariah UIN Mataram
Dr. H. Musawar, M.Ag
NIP. 196912311998031008
Drs. H. Muh. Tamimi, M.A NIP. 196912311998031008
Muhammad Nor, M.HI. NIP. 197306201900031001
Dr. H. Miftahul Huda, M.A. NIP. 196401141996031002
Dr. Bq. Ratna Mulhimmah, M.H NIP. 197612272009122001
( )
( )
( )
( )
vii
MOTTO
ACا GIJK LNOIاJP ا إذاSOTا GI UCا WXI ZI...هS\N]W^ A_ T abا
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya…
(QS. Al-Baqarah:282)
viii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur ku persembahkan pada Allah yang Maha Kuasa, berkat dan rahmat
detak jantung, denyut nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang diberikan-
Nya hingga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi ku pada orang-orang
tersayang:
1. Ayahanda Lalu Sahpan dan Ibundaku Fatimah yang tak pernah lelah
membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang, serta memberi
dukungan, perjuangan, motivasi dan pengorbanan dalam hidup ini.
2. Untuk kakak-kakakku tersayang Bq. Erni Wati, Bq. Murni Wati, Bq. Erna
Wati, L. M. Eli Nafiah dan L. M. Juli Hartono.
3. Bq. Riadatul Jannah orang yang spesial dalam hidupku yang selalu
menyemangatiku agar selalu semangat, mendo’akanku senantiasa sehat selalu,
dan selalu mendukungku.
4. Teman-teman MUA/D angkatan 2014. Terimaksih atas semuanya, kalian telah
menemani hari-hariku selama di kampus dan menjalani suka dan duka selama
perkuliahan.
5. Pada almamater tercinta UIN Mataram.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul “Tinjauan
Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud Dalam Sistem Jual Beli
Online (Studi Kasus Pada Situs Bukalapak.Com)” disusun berdasarkan hasil
penelitian di situs Bukalapak.com.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat
terwujud tanpa bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram;
2. Dr. H. Musawar, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam
Negeri Mataram;
3. Saprudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah
(Muamalah) dan Dr. Gazali, M.H. selaku Sekertaris Program Studi Hukum
Ekonomi Syariah (Muamalah);
4. Drs. H. Muh. Tamimi dan Muhammad Nor, M.HI. selaku dosen pembimbing
yang selalu sabar memberikan bimbingan, arahan dan motivasi sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Dr. Khairul Hamim, M.A. selaku dosen wali.
x
6. Ayahanda Lalu Sahpan dan Ibundaku Fatimah yang telah memberikan doa,
cinta dan kasih sayang, semangat batin dan fisik, banyak memberikan
motivasi, sumbangan moril dan materiil selama sekolah hingga perkuliahan
berlangsung pada saat ini.
7. Segenap keluargaku yang telah mendukung terselesainya skripsi ini baik moril
maupun spiritual.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-ganda dari Allah swt. Aamiin.
Mataram,12 September 2019 Penyusun,
Lalu Muhammad Irwan Sani
NIM. 15.2.14.1.144
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS .............................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ................................... v
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xv
ABSTRAK ......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Konteks Penelitian .................................................................. 1
B. Fokus Kajian ......................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 8
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 8
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 8
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian .................................... 9
1. Ruang Lingkup Peneltian .................................................. 9
2. Setting Penelitian ............................................................ 10
E. Telaah Pustaka ........................................................................ 10
F. Kerangka Teoritik ................................................................. 13
xii
1. Pengertian Jual Beli........................................................... 13
2. Dasar Hukum Jual Beli ..................................................... 14
3. Rukun dan Syarat Jual Beli ............................................... 15
4. Macam-macam Jual Beli ................................................. 18
5. Jual Beli Salam .................................................................. 19
6. Jual Beli Online (E-Comerce) ......................................... 21
7. Fraud (Penipuan) .............................................................. 22
G. Metode Penelitian.................................................................. 24
1. Pendekatan Penelitian ..................................................... 24
2. Kehadiran Peneliti ........................................................... 25
3. Sumber Data .................................................................... 25
4. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 26
5. Teknik Analisis Data ......................................................... 28
6. Keabsahan Data Temuan................................................ 30
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 31
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................. 33
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 33
1. Profil Perusahaan ............................................................... 33
a. Visi Bukalapak .......................................................... 34
b. Misi Bukapak .............................................................. 34
c. Logo Bukalapak ........................................................ 34
2. Struktur Perusahaan ......................................................... 35
xiii
3. Layanan Bukalapak ......................................................... 35
a. Platform ..................................................................... 35
b. Sistem Pembayaran Bukalapak ................................. 36
c. Chat/Kirim Pesan ...................................................... 37
d. Ekspedisi Pengiriman ................................................ 38
e. Buka Bantuan ............................................................ 39
f. Kode Verifikasi dan Verivikasi Dua Langkah .......... 40
g. Saldo .......................................................................... 41
h. Buka Pengiriman ....................................................... 42
i. Ambil Sendiri ............................................................ 43
4. Alamat Kantor ................................................................. 45
5. Katalog Online ................................................................ 45
B. Praktik Persoalan Fraud dalam Sistem Jual Beli Online di
Situs Bukalapak.com ............................................................. 46
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............
A. Analisis Praktik Persoalan Fraud dalam Sistem Jual Beli
Online di Situs Bukalapak.com ............................................. 58
B. Pandangan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud
Dalam Sistem Jual Beli Online di Situs Bukalapak.com ...... 61
BAB IV PENUTUP ........................................................................... 67
A. Kesimpulan ........................................................................... 67
B. Saran-saran ............................................................................ 67
xiv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 69
LAMPIRAN ..................................................................................... 71
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 logo Bukalapak 34
Gambar 2 struktur organisasi 35
Gambar 3 katalog online 47
Gambar 4 Imel yang terindikasi fraud 49
Gambar 5 pendapat pelapak 51
Gambar 6 bukti transaksi yang terindikasi fraud 53
Gambar 7 layanan bukalapak 56
Gambar 8 pemberitahuan oleh CS Bukalapak atas penonaktifan akun 57
Gambar 9 layanan pengajuan pertanyaan oleh Bukalapak 57
Gambar 10 pertanyaan yang di ajukan 58
xvi
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah Tinjauan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud dalam Sistem Jual Beli Online di Situs Bukalapak. Penelitian yang telah dilakukan termasuk penelitian lapangan, menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan kualitatif. objek penelitian berfokus bagaimana praktik persoalan fraud dan pandangan hukum bisnis syariah yang terjadi di situs bukalapak.com metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan persoalan fraud yang terjadi dalam praktik jual beli online di situs bukalapak, pada dasarnya kurangnya koordinasi antara pihak penyedia layanan dengan pihak pelapak yang mengakibatkan pihak bukalapak selalu mengambil keputusan tanpa menganalisis atau pun meninjau kembali dari transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual, dalam islam disebut tidak terpenuhi syarat dan unsur jual beli yaitu hak khiyar (meneruskan atau membatalkan transkaksi). Dalam Islam persoalan fraud ini sangat tidak dibenarkan, karena ini dianggap sebagai penipuan akibat adanya penyalahgunaan hak milik orang lain, sehingga mengalami kerugian yang cukup besar atas apa yang dilakukannya. Untuk itu, dalam Hukum Bisnis Syariah kejadian tersebut tidak dibenarkan dan hukumnya haram. Kata Kunci : Jual Beli online, fraud, Hukum Bisnis Syariah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia dituntut untuk memelihara
dan menjalankan hukum Allah dan berusaha agar pemakaian segala
sumberdaya diarahkan untuk kesejahteraan manusia supaya semua mendapat
manfaat daripadanya adil dan baik.1 Karena itu, manusia seharusnya
menyadari kewajiban dirinya untuk senantiasa berkerja dan berkarya.
Berbicara mengenai kerja maka manusia mengembangkan bisnis
sebagai tempat berkerja. Bisnis dewasa ini baik di seluruh bagian dunia yang
didalamya terdapat penduduk muslim bahkan di Indonesia yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, mengenal yang namanya bisnis syariah. Bisnis
syariah dalam kehidupan sosial merupakan salah satu bagian dari ekonomi
syariah. H. Zainuddin Ali menjelaskan, ekonomi syariah merupakan bagian
dari sistem perekonomian syariah, memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang
berfokus kepada amar ma’ruf nahyi munkar yang berarti mengerjakan yang
benar dan meninggalkan yang dilarang. Sekarang praktik hukum bisnis
syariah yang pada umumnya dilaksanakan sebagai hukum diyani murni telah
menjadi hukum qadha’i karena ia berhubungan dengan permasalahan yuridis.2
Di era globalisai saat ini tingkat kemajuan teknologi memberikan
kemudahan bagi manusia dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang
1Idri, Hadis Ekonomi. Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, (Jakarta: Prenadamedia
Group, 2015), hlm. 114. 2Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 2-3.
2
perniagaan atau jual beli. Untuk melangsungkan kehidupannya manusia tidak
pernah lepas dari perihal jual beli. Bahkan semenjak ada zaman kenabian dan
kebanyakan istri-istri nabi berprovesi sebagai seorang pedagang contohnya
Siti Khodijah istri nabi Muhammad SAW merupakan seorang pedagang yang
sukses di zamannya. Di dalam Islam soal jual beli sudah diatur baik bagi
penjual dan pembeli ada syarat-syarat yang harus dipenuhi agar jual beli
tersebut sah. Dengan bantuan teknologi, seluruh kemudahan manusia dapat
diwujudkan.
Bisnis online tidak mengenal ruang dan waktu, dapat dilakukan
dimana saja hampir selama 24 jam. Oleh karena itu bisnis dari jual beli online
ini seperti tidak ada matinya, dengan pasar yang luas ditambah lagi dengan
berbagai kemudahan di dalamnya maka bisnis ini pun menjadi hal yang
sangat menggiurkan. Menurut data yang dilansir Kemenkominfo, saat ini
jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 57% penduduk atau
sekitar mencapai hampir 137 juta pengguna, hal tersebut ditangkap
sebagai opportunity yang menjanjikan oleh para entrepreneur untuk
menjalankan model bisnis berbasis internet.3
Dalam Islam suatu usaha untuk mendapatkan, mendistribusikan, harus
dilakukan secara benar berkenaan dengan pengelolaan harta dan segala
3Herlan Firmansyah, “Bisnis Online dalam Perspektif Ekonomi Syariah”,
dalam http//www.kabarcianjur.com/2015/06/bisnis-online-dalam-perspektifekonomi.html, diakses tanggal 31 Januari 2018, pukul 11.34.
3
bentuk aktivitas bisnis yang dilakukan adalah kejujuran.4 Sebagaimana firman
Allah dalam al-Qur’an surah An’nisa (2) ayat : 29
ACEFGIJ أن Nإ PطARTAU VIWXU VITاGZا أG[\]J N اGWZآ _`aTا Ab`أ A`... VIW Z اضgJ _h رة
Artinya; “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekalian memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu...”5
Berbagai permasalahan tidak bisa dilepaskan dari larangan berbuat
curang. Di antara transaksi yang dilarang karena mengandung kecurangan
adalah bai’ habi al-hablah, malaqih (jual-beli hewan pejantan yang apabila
pejantan tersebut dapat membuahi hewan betina, maka anaknya menjadi milik
pembeli), Madhamin (jual-beli anak yang masih dalam kandungan betina) dan
menjual buah sebelum tampak kelayakannya, Mulamasah, Munabadzah dan
jual beli barang yang tidak bisa diserahkan serta transaksi-transaksi lainnya
yang mengandung kecurangan dan tidak bisa diketahui akibat atau resikonya
apakah mudharat atau maslahat. Kecurangan tersebut baik berlaku dalam
akad, konpensasi maupun waktunya.6
Pada perkembangannya transaksi jual beli tidak hanya diartikan
sebagai pertemuan antara penjual dan pembeli dalam memperjualbelikan
barang, melainkan pembeli dapat melakukan pesanan secara langsung kepada
penjual (tidak bergantung pada tempat/lokasi penjualan) dengan memberikan
kriteria/spesifikasi barang yang jelas sehingga penjual dapat memproses
4Idri, Hadis Ekonomi..., hlm. 5. 5Qs. An’Nisa [4]: 23, Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:
Penerbit J-ART, 2005), hlm. 84. 6Abdul Futuh Shabri, Sukses Bisnis Berkat Wasiat Nabi, (Jakarta Timur : Pustaka Al-
Kautsar, 2007), hlm. 34-35.
4
barang tersebut sesuai dengan keinginan pembeli tanpa keluar dari ketentuan
yang disepakati bersama. Transaksi jual beli pesanan tersebut dalam Islam
diistilahkan dengan jual beli Salam.
Jual beli salam merupakan jual beli dengan pembayaran di awal dan
penyerahan barang di kemudian hari dengan harga, spesifikasi, jumlah,
kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati
sebelumnya dalam perjanjian.7
Perjanjian as-salam, muslam disebut pembeli barang, al-muslam ilayh
disebut penjual, dan barang yang dijadikan objek perjanjian disebut al-
muslam fiih (barang yang akan diserahkan), serta harga yang diserahkan
kepada penjual di istilahkan dengan ra’sumal li al-salam (modal as-salam).8
Para imam mazhab telah bersepakat sebagaimana yang dikutip oleh
Muhammad Harfin Zuhdi bahwasanya jual beli salam, adalah benar dengan
beberapa syarat, yaitu jenis barangnya diketahui, banyaknya barang diketahui
waktunya diketahui oleh kedua belah pihak, mengetahui kadar uangnya dan
jelas tempat penyerahannya,9 hal tersebut membolehkan akad jual beli salam
dan sesuai dengan kebutuhan.
Jual beli pesanan pada praktiknya di masyarakat Indonesia dihadirkan
dalam bentuk sebuah aplikasi online yang dikenal dengan Bukalapak.
Bukalapak sebuah aplikasi yang memberikan kemudahan bagi penjual dan
pembeli di dalam memperjualbelikan barangnya secara online baik dari
7Muhammad Harfin Zuhdi, Muqaranah Mazahib Fil Muamalah (Mataram: Sanabil,
2015), hlm. 89. 8Ibid..., hlm. 91.
9Ibid..., hlm. 92.
5
kebutuhan setiap harinya maupun kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sehingga,
pembeli ataupun penjual tidak harus mengeluarkan banyak biaya dalam
mencari ataupun menjual barangnya, karena aplikasi Bukalapak menyediakan
fitur-fitur yang mudah agar para pihak dapat langsung memperjualbelikan
barangnya, Tetapi, aplikasi tersebut dapat diakses apabila para pihak telah
membuat akun dan terdaftar pada aplikasi Bukalapak serta mematuhi
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bukalapak.
Aplikasi Bukalapak hadir tidak hanya diperuntukkan untuk masyarakat
golongan ke atas, melainkan aplikasi ini dibuat agar semua masyarakat
Indonesia khsusnya dapat mengaksesnya, baik masyarakat golongan
menengah maupun menengah ke bawah. Akibatnya, masyarakat yang tidak
memiliki modal untuk menjual produknya dapat terbantukan dengan hadirnya
aplikasi ini, aplikasi Bukalapak dirancang sangat mudah sehingga masyarakat
tidak sulit di dalam melakukan transaksi jual beli online. Akan tetapi
terkadang sebuah transaksi yang dijalankan melalui online dapat memberikan
keuntungan besar bagi masyarakat dan dapat juga mengalami kerugian yang
cukup besar dari sebuah persoalan yang tidak jelas dalam arti penjual maupun
pembeli tidak pernah melanggar ataupun melakukan kesalahan yang membuat
aplikasi Bukalapak mengalami kerugian.
Pada praktiknya, persoalan tersebut timbul pada waktu transaksi
pembelian yang dilakukan oleh pelapak (pembeli yang telah terdaftar), di
mana ketika melakukan transaksi pembelian terhadap barang yang diinginkan
dengan telah memperhatikan spesifikasi terkait produk tersebut, akhirnya
6
pelapak melakukan pesanan melalui aplikasi atau situs Bukalapak. Produk
yang telah dipesan akan secara otomatis masuk kepada fitur keranjang belanja
yang disediakan Bukalapak sebelum dilakukan pembayaran. Lebih jelasnya
sebelum melakukan pembayaran pelapak/pembeli seringkali mengecek/
melihat promo yang ditawarkan oleh bukalapak baik dalam hal gratis ongkir,
cashback, potongan harga dan lain-lain dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan berlaku.
Dalam hal ketika pembeli ingin membayar produk tersebut dengan
mencantumkan kode promo gratis ongkir yang ditawarkan oleh Bukalapak,
maka sistem akan secara otomatis memotong ongkos pengiriman (ONGKIR)
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Akibat dari hal tersebut
pembeli memperoleh keuntungan dari pemotongan ONGKIR, sehingga tidak
heran banyak pembeli berburu dalam membeli suatu barang yang diinginkan
melalui aplikasi Bukalapak, mengingat adanya promo-promo yang dihadirkan
Bukalapak mulai dari gratis ongkir, cashback, potongan harga dan lain-lain.
Selain itu, promo yang ditawarkan tersebut tidak dibebankan kepada pelapak-
pelapak tertentu melainkan semua pihak yang telah memiliki akun Bukalapak
dapat menggunakannya tanpa harus memenuhi ketentuan terkait penggunaan
kode promo, minimum transaksi, produk khusus dan lain-lain.
Menariknya, ketika para pihak melakukan transaksi jual beli pesanan
dengan tetap menggunakan promo-promo seperti gratis ongkir, cashback,
potongan harga dan lain-lain, yang ditawarkan Bukalapak dalam memperoleh
keuntungan sebagaimana halnya tujuan berbisnis. Terkadang pihak ketiga
7
(dalam hal ini Bukalapak) sering melakukan pembekuan terhadap akun milik
peserta tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya, karena Bukalapak
menganggap bahwa apa yang dilakukan para pihak merupakan tindakan
penipuan (Fraud) padahal jelas-jelas apa yang dilakukan penjual maupun
pembeli tidak pernah merugikan pihak ketiga (dalam hal ini aplikasi
Bukalapak). Sebab sebelum melakukan transaksi para pihak telah mengecek
dan menganalisis terkait ketentuan yang berlaku jika ada promo dalam hal
pembelian ataupun penjualan barang.
Persoalan di atas, mengakibatkan penjual maupun pembeli sangat
dirugikan karena apa yang menjadi hak mereka seperti saldo dalam akun
Bukalapak dari hasil penjualan tidak dapat dicairkan atau diambil akibat dari
pembekuan akun yang dilakukan sepihak oleh admin Bukalapak. Saldo yang
dimiliki oleh para pihak bukanlah nominal yang kecil melainkan rata-rata
dimilikinya berkisar Rp. 2.000.000,-Rp. 15.000.000,- sehingga tidaklah heran
apabila banyak di antara para pihak yang berusaha melakukan komplain besar-
besaran namun akibat dari akun yang sudah dibekukan, hal itu menjadi sulit
dilakukan karena semuanya telah diblokir dan usaha satu-satunya biasa
dilakukan para pihak dengan menuliskan sebuah surat atau artikel dalam
memberitahukan kepada media apa yang telah Ia alami.10
Berangkat dari persoalan di atas, melatarbelakangi penulis, di dalam
mengkaji “Tinjauan Hukum Bisnis Syariah terhadap Jual Beli Online
(Studi Kasus Pada Situs/Aplikasi Bukalapak.com). Sehingga, memberikan
10Observasi, di suara konsumen situs bukalapak.com, Tanggal 10 Oktober 2017.
8
alternatif terhadap persoalan yang dialami oleh penjual (menengah ke bawah)
atas kerugian yang diterimanya.
B. Fokus Kajian
Untuk menghindari pembahasan yang meluas berdasarkan konteks
penelitan di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan dalam penelitan ini,
yaitu:
1. Bagaimana praktik persoalan Fraud dalam sitem jual beli online di situs
bukalapak.com ?
2. Bagaimana pandangan hukum bisnis syariah terhadap persoalan fraud
dalam sitem jual beli online di situs bukalapak.com ?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui praktik persoalan fraud dalam sistem jual beli
online di situs bukalapak.com.
b. Untuk mengetahaui hukum bisnis syariah atas persoalan fraud dalam
sitem jual beli online di situs bukalapak.com.
2. Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian di atas, peneliti memaparkan beberapa
manfaat yang dapat di ambil, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi penting dan
jembatan untuk mengkaji disiplin ilmu yang serupa terhadap
9
penelitian mendatang. Selain itu juga untuk menambah khazanah
kajian literatur di perpustakaan UIN Mataram.
2) Sebagai refrensi dan sarana penelitian bagi kalangan akademis
maupun praktisi dalam menunjang penelitian selanjutnya yang
akan bermanfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian
lainnya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini akan menghasilkan informasi penting yang dapat
dijadikan input yang bermanfaat bagi pelapak di situs bukalapak.com
mengenai praktik persoalan fraud.
Informasi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam rangka merumuskan kebijakan dan pengambilan
keputusan guna mengembangkan penjualan pada sistem jual beli
online dengan syariat Islam.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Dalam penelitian tentunya terdapat batasan-batasan yang harus
diketahui oleh peneliti agar penelitian yang dilakukan tidak melebar jauh
dari fokus masalah yang diteliti. Oleh karena itu ruang lingkup dalam
penelitian ini terfokus pada sekitaran praktik persoalan fraud dalam sistem
jual beli online, dan pandangan hukum bisnis syariah terhadap persoalan
fraud dalam sistem jual beli online di situs bukalapak.
10
2. Setting Penelitian
Adapun setting penelitian yang dilakukan peneliti berada atau
berlokasi di situs bukalapak.com. Alasan mengapa peneliti memilih situs
ini sebagai tempat penelitian dikarenakan menurut informasi yang di dapat
dari pelapak mengakui bahwa permasalahan mengenai praktik persoalan
fraud dalam jual beli online di situs bukalapak.com belum pernah diteliti,
sehingga peneliti termotivasi untuk melaksanakan penelitian ini.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan penyadaran terhadap studi atau karya
terdahulu yang terkait. Untuk menghindari duplikasi, plagiasi, serta menjamin
keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan.
Bagian ini memuat uraian secara sistematis tentang hasil penelitian
terdahulu (prior research) yang relevan dengan persoalan yang akan dikaji
dalam skripsi. Tujuannya adalah untuk menegaskan kebaruan, orisinalitas dan
urgensi penelitian bagi pengembangan keilmuan terkait, sekaligus
menunjukkan penegasan bahwa masalah yang diteliti belum pernah diteliti
sebelumnya.11
Peneliti mendapatkan dan menemukan beberapa kajian penting dari
penelitian yang peneliti lakukan:
1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Garasi Exsarami dengan judul Praktik
Akad Mudharabah Dalam Pelaksanaan Produk Investasi Online di Syariah
BRI Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur. Adapun yang
11Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, (Mataram : IAIN Mataram, 2016), hlm. 33.
11
menjadi fokus kajian pada penelitiannya yaitu bagaimana praktik akad
mudharabah di perusahaan syariah BRI investasi online kecamatan
Masbagik dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktik akad
mudharabah di perusahaan syariah BRI investasi online kecamatan
Masbagik.12
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama berbisnis dengan
menggunakan media online. Sedangkan perbedaanya, penelitian yang
diangkat oleh Garasi Exsarami membahas tentang Praktik Akad
Mudharabah Dalam Pelaksanaan Produk Investasi Online di Syariah BRI
Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur sementara peneliti
membahas tentang Tinjauan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan
Fraud dalam Sistem Jual Beli Online di situs Bukalapak.
2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra Kalbuadi dengan judul Jual Beli
Online dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut
Pandang Akad Jual Beli Islam di Forum KASKUS. Adapun fokus kajian
dalam penelitiannya yaitu bagaimanakah skema dari jual beli online model
dropshipping ini, bagaimana cara menentukan supplier yang baik dan
supplier yang buruk bagi seorang calon dropshipper, apakah perbedaan
mendasar antara dropshipping dan makelar, adakah kiat khusus agar bisnis
dropshipping ini menjadi bisnis yang sukses/berhasil, bagaimana Islam
memandang jual beli dengan metode dropshipping ini, apakah kendala-
12Garasi Exsarami, Praktik Akad Mudharabah Dalam Pelaksanaan Produk Investasi
Online di SyariahBRI Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur, (IAIN Mataram, tahun 2013)
12
kendala mungkin dihadapi bagi seorang dropshiper, dan sejauh mana para
member KASKUS telah melakukan bisnis jual beli dengan menggunakan
metode dropshipping ini.13
Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas
tentang jual beli online. Sedangkan perbedaanya, penelitian yang
dilakukan oleh Putra Kalbuadi tentang Jual Beli Online dengan
Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut Pandang Akad Jual
Beli Islam di Forum KASKUS, sementara peneliti meneliti tentang
Tinjauan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud dalam Sistem
Jual Beli Online di situs Bukalapak.
3. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ardhata Nurafian dengan judul
Perjanjian Jual Beli Online di E-Comerce Forum Jual Beli Pada Situs
www.kaskus.co.id. Adapun yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini
adalah bagaimana keabsahan perjanjian jual beli melalui transaksi online
shop antara pembeli dengan penjual pada forum jual beli dalam situs
kaskus.com, bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen dalam
transaksi online, dan bagaimana penyelesaian sengketa e-comerce dalam
jual beli online shop pada forum jual beli dalam situs kaskus.co.id.14
Pesamaan penelitian adalah terletak pada transaksi yang digunakan
itu melalui online. Sedangkan perbedaanya, penelitian yang dilakukan oleh
13Putra Kalbuadi, Jual Beli Online dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut
Sudut Pandang Akad Jual Beli Islam di Forum KASKUS, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2015)
14Ardhata Nurafian, Perjanjian Jual Beli Online di EComerce Forum Jual Beli Pada Situs www.Kaskus.co.id, (UMM Surakarta, tahun 2013)
13
Ardhata Nurafian adalah perjanjian jual beli Online di E-Comerce forum
jual beli pada situs www.kaskus.co.id, sementara penelitian yang dilakukan
oleh peneliti adalah tinjauan hukum bisnis syariah terhadap persoalan
fraud dalam sistem jual beli online di situs bukalapak.com.
F. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Jual Beli
Jual beli dalam istilah Fiqh disebut dengan al-bai’ yang berarti
menjual, mengganti, menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain,15 Jual beli
diartikan juga :
vwTAU ءywTا z[UA{Z Artinya : “pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang lain)”
Pengertian jual beli (|XRTا) secara syara’ adalah tukar menukar harta
dengan harta untuk memiliki dan memberi kepemilikan. Kata lain dari al-
bai’ adalah asy-syira’, al-mubadah dan at-tijarah. Pengertian jual beli
menurut para ahli :16
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa jual beli ialah suatu
perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara
ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan
pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang
telah dibenarkan syara’ dan disepakati.
15Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012), hlm.
101. 16Rachamat Syafi’i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 73.
14
2. Dasar Hukum Jual Beli
Jual beli merupakan akad yang dibolehkan berdasarkan Alquran,
sunnah dan ijma’ para ulama. Dilihat dari aspek hukum, jual beli
hukumnya mubah kecuali jual beli yang dilarang oleh syara’. Adapun
sumber hukum jual beli berdasarkan Alquran dan sunnah Nabi dan
Ijma’:17
Didalam Alquran terdapat tiga ayat yang berbicara tentang
kebolehan jual beli yaitu :
Dalam QS. Al Baqarah (2) ayat :275
AU gTم ا g~و |XRTا ...وأ~P اللهArtinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.18
Dari ayat Alquran yang dikemukakan di atas dapat dipahami
bahwa jual beli merupakan pekerjaan yang halal dan mulia. Apabila
pelakunya jujur kedudukannya di akhirat nanti setara dengan para nabi,
syuhada, dan shiddiqin.
Para ulama telah sepakat bahwa jual beli diperbolehkan dengan
alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan dirinya,
tanpa bantuan orang lain. Namun demikian, bantuan atau barang milik
orang lain yang dibutuhkanya itu, harus diganti dengan barang lainnya
yang sesuai.
17Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2015), hlm. 177-178. 18Qs. Al-Baqarah [2]: 275, Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahannya,
(Bandung: Penerbit J-ART, 2005), hlm. 48.
15
3. Rukun dan Syarat Jual Beli
Jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi,
sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’.
Dalam menentukan rukun jual beli terdapat perbedaan pendapat,
menurut ulama Hanafiyah hanya satu, yaitu ijab qabul, ijab adalah
ungkapan membeli dari pembeli, dan qabul adalah ungkapan menjual dari
penjual.19
Akan tetapi jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual beli itu
ada empat, yaitu :
a. Ada orang yang berakad (penjual dan pembeli);
b. Ada sighat (lafal ijab qabul);
c. Ada barang yang dibeli (ma’qudalaih);
d. Ada nilai tukar pengganti barang.
Menurut ulama Hanafiyah, orang yang berakad, barang yang
dibeli, dan nilai tukar barang termasuk kedalam syarat-syarat jual beli,
bukan rukun jual beli.
Adapun syarat-syarat jual beli sesuai dengan rukun jual beli
yang dikemukakan jumhur ulama diatas sebagai berikut :
1) Syarat-syarat orang yang berakad
Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan akad
jual beli itu harus memenuhi syarat, yaitu :
19Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama. 2007), hlm. 7.
16
a) Berakal sehat, oleh sebab itu seorang penjual dan pembeli harus
memiliki akal yang sehat agar dapat meakukan transaksi jual
beli dengan keadaan sadar. Jual beli yang dilakukan anak kecil
yang belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak sah;
b) Atas dasar suka sama suka, yaitu kehendak sendiri dan tidak
dipaksa pihak manapun;
c) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda,
maksudnya seorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang
bersamaan sebagai penjual sekaligus sebagai pembeli.
2) Syarat yang terkait dalam ijab qabul
a) Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal;
b) Qabul sesuai dengan ijab;
c) Apabila antara ijab dan qabul tidak sesuai maka jual beli tidak
d) Ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis. Maksudnya kedua
belah pihak yang melakukan jual beli hadir dan membicarakan
topik yang sama.20
3) Syarat-syarat barang yang diperjualbelikan
Syarat-syarat yang terkait dengan barang yang
diperjualbelikan sebagai berikut :
a) Suci, dalam islam tidak sah melakukan transaksi jual beli
barang najis, seperti bangkai, babi, anjing, dan sebagainya;
20
Ibid. hlm. 9.
17
b) Barang yang diperjualbelikan merupakan milik sendiri atau
diberi kuasa orang lain yang memilikinya;
c) Barang yang diperjualbelikan ada manfaatnya. Contoh barang
yang tidak bermanfaat adalah lalat, nyamuk, dan sebagainya.
Barang-barang seperti ini tidak sah diperjualbelikan. Akan
tetapi, jika dikemudian hari barang ini bermanfaat akibat
perkembangan tekhnologi atau yang lainnya, maka barang-
barang itu sah diperjualbelikan;
d) Barang yang diperjualbelikan jelas dan dapat dikuasai;
e) Barang yang diperjualbelikan dapat diketahui kadarnya,
jenisnya, sifat, dan harganya;
f) Boleh diserahkan saat akad berlangsung.21
4) Syarat-syarat nilai tukar (harga barang)
a) Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas
jumlahnya;
b) Boleh diserahkan pada waktu akad, sekalipun secara hukum
seperti pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila harga
barang itu dibayar kemudian (berutang) maka pembayarannya
harus jelas;
c) Apabila jual beli itu dilakukan dengan saling mempertukarkan
barang maka barang yang dijadikan nilai tukar bukan barang
21Wawan Djunaedi, Fiqih, (Jakarta : PT. Listafariska Putra, 2008), hlm. 98.
18
yang diharamkan oleh syara’, seperti babi, dan khamar, karena
kedua jenis benda ini tidak bernilai menurut syara’.22
4. Macam-macam Jual Beli
Ada empat macam jual beli yaitu :
a. Jual beli di tinjau dari aspek pelaku akad;
b. Jual beli di tinjau dari segi objek akad;
c. Jual beli suatu yang dilarang yang jelas hukumnya batal;
d. Jual beli yang di larang tetapi sah hukumnya.
Dari ke-4 poin di atas terkait dengan bahasan terdapat pada poin
nomor 2. Dalam poin nomor 2 ada beberapa macam jual beli yaitu :
a. Bai’ al-muthlaq, yaitu jual beli antara barang dengan uang, seperti
yang digunakan saat ini;
b. Bai’ al-muqayadhah, yaitu jual beli barang dengan barang (barter),
misalnya menukar tas dengan sepatu;
c. Bai’ al-sharf, yaitu jual beli mata uang dengan uang lainnya seperti
tukar-menukar rupiah dengan real.
d. Bai’ al-salam, yaitu jual beli pesanan antara barang dengan
harga/uang, dikarenakan barang tidak ada pada saat akad dan baru
akan ada dikemudian hari.
Adapun kerangka teori yang difokuskan oleh peneliti dalam
mengkaji objek kajian tentang sistem jual beli online, maka peneliti
mengambil bai’ al-salam sebagai kerangka teori dalam penelitian ini.
22Ghufron Ihsan, Fiqh Muamalat, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008), hlm. 35.
19
5. Jual Beli Salam
Bai’ al-salam adalah salah satu akad yang digunakan dalam
melakukan transaksi jual beli terkait dengan objek yang diperjualbelikan.
Bai’ al-salam adalah transaksi jual beli yang dilakukan dengan terlebih
dahulu memesan barang, barangnya dibayar pada waktu memesan baru
dikemudian hari barang yang dipesan diberikan kepada penjual dengan
batas waktu yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Para fuqaha’ memberikan definisi jual beli ini dengan “akad yang
dilakukan hanya sebatas memberikan sifat terhadap barang yang masih
dalam tanggungan penjual yang harganya didahulukan (diterima oleh
penjual) pada tempat terjadinya akad.”23
Misalnya, ada seseorang yang membutuhkan beberapa dirham, lalu
ia meminta kepada orang lain dan akan memberikan sesuatu yang masih
ada dalam tanggungannya pada waktu yang akan datang, seperti ia
menyatakan kepada orang tersebut, “Berikan saya seribu riyal sekarang,
maka saya akan memberikan kepadamu 130 liter gandum.” Lalu ia
membayar orang tersebut dengan gandum setelah lewat satu tahun, dan
begitu seterusnya.
Kebolehan jual beli seperti ini terdapat dalam alquran surahal-
Baqarah (2) ayat 282 :
VEW`�اJ ا إذاGWZا _ aTا Ab` ]`...........هGRE\A� ��� Z P�ا �Tا _ �U
23Syaikh ‘Isa bin Ibrahim ad-Duwaisy, “Jual Beli Salam, Jual Beli Ajil, Jual Beli Taqsith
(Kredit)”, dalam https://almanhaj.or.id/4032-jual-beli-salam-jual-beli-ajil-jual-beli-taqsith-kredit.html, diakses tanggal 22 Maret 2018, pukul 5.06.
20
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya...(QS. Al-Baqarah:282).24 Rukun dan syarat jual beli salam yaitu sama dengan rukun dan
syarat jual beli yang umumnya, akan tetapi ada beberapa rukun dan syarat,
menurut Muhammad Harfin Zuhdi dalam bukunya menjelaskan bahwa ada
empat rukun yang harus terpenuhi:
a. Mu’aqidain (pembeli);
b. Modal atau uang;
c. Muslam Fiih (objek yang diperjualbelikan)
d. Shighat dan qabul.25
Sedangkan syarat salam berdasarkan Kompilasi Hukum Ekonomi
Syaria’ah Pasal 101 s/d Pasal 103 dibedakan menjadi beberapa syarat :
a. Kualitas dan kuantitas baranga harus jelas;
b. Sfesifikasi barang harus diketahui secara sempurna oleh para pihak;
c. Barang yang dijual, waktu, dan tempat penyerahan dinyatakan dengan
jelas;
d. Pembayaran dilakukan di tempat yang telah disepakati.26
Ketentuan umum bai’ al-salam:
a. Pembatalan kontrak ;
b. Penyerahan muslam fiih sebelum atau pada waktunya.
24Qs. Al-Baqarah [2]: 282, Departemen Agama RI.., hlm. 49. 25Muhammad Harfin Zuhdi, Muqaranah ..., hlm. 91. 26
Ibid..., hlm. 93-94.
21
6. Jual Beli Online (E-comerce)
Jual beli online atau dikenal dengan istilah E-comerce adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik, dengan cara transfer dana elektronik.27
Kota Whinston mendefinisikan E-comerce dalam beberapa
perspektif :28
a. Persfektif komunikasi E-comerce adalah pengiriman informasi barang
dan jasa, melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya.
b. Perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi
menuju otomatisasi transaksi bisnis.
c. Perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk
mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang.
d. Perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk
menjual dan membeli barang melalui internet dan jaringan jasa online
lainnya.
Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki
kesamaan yang mencakup komponen pembeli, penjual, barang dan jasa,
media yang digunakan dalam hal ini adalah internet.
Salah satu keuntungan jual beli online (E-comerce) dalam menjual
produk tidak perlu lagi membutuhkan toko atau kantor besar seperti yang
dilakukan oleh bisnis manual sebagai tempat usaha, cukup dengan
27Shabrina Habi Syarafah, “Jual Beli online (E-comerce)”, dalam http://sarahshabrina.blo
gspot.co.id/2013/06/e-comerce, diakses tanggal 09 Januari 2019, pukul 01.40. 28Andman, “Sejarah E-Comerce”, dalam, http://nyomansukadana94.word pess.com/2013
/03/18/sejarah-e-comerce, diakses tanggal 09 Januari 2019, pukul 02.00.
22
memanfaatkan internet maka seorang penjual bisa melakukan transaksi
jual beli di rumah saja dengan calon konsumen yang tidak terbatas, artinya
konsumen tidak hanya berasal dari satu daerah atau satu negarra akan
tetapi bisa dari banyak Negara di belahan dunia.
Disamping banyak keuntungan dan sisi positif dari jual beli online
(E-comerce), tentu saja tidak luput juga dari hal negative yang bisa
merugikan penjual maupun pembeli. Dibawah ini dijelaskan ada beberapa
hal negative dari jual beli online (E-comerce) :
a. Sering terjadi penipuan saat berebelanja online di internet antara
penjual dan pembeli. Seperti barang yang dipesan pembeli telah
dibayarkan melalui transfer tapi barang tersebut tidak kunjung dikirim
dan diterima oleh pembeli.
b. Terjadinya scam penipuan dimana seseorang bisa saja menjual barang
secera virtual yang hanya berbentuk informasi saja yang sengaja dibuat
untuk menarik pihak pembeli, akan tetapi saat pembeli melakukan
transfer uang, barang tersebut tidak ada.
7. Fraud (Penipuan)
Fraud (penipuan) merupakan istilah yang sering didengar, namun
secara definisi masih banyak yang belum mengetahui tentang fraud
(penipuan). Menurut James Hall fraud (penipuan) merupakan kesalahan
23
penyajian fakta material yang dibuat oleh salah satu pihak ke pihak yang
lain, yang mengandalkan fakta tersebut mengalami kerugian.29
Dalam beberapa pasal di Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) menjelaskan tentang pengertian fraud (penipuan):
Pasal 362 : tentang Pencurian, “Barang siapa mengambil barang sesuatu,
yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud
untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiiah”.30
Pasal 368 ayat (1) : tentang Pemerasan dan pengancaman, “Barang siapa
dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum , memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat utang atau menghapus piutang, diancam karena pemeerasan,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.31
Ada beberapa undang-undang yang mengatur terkait dengan
persoalan fraud (penipuan) diantaranya Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP), ITE No. 11 Tahun 2008 dan Fatwa MUI.
Jeni-jenis Fraud (penipuan), pertama, penyimpangan atas asset
meliputi penyalahgunaan/pencurian asset atau harta perusahaan atau pihak
lain. Kedua, pernyataan palsu atau salah pernyataan meliputi tindakan
yang dilakukan oleh pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi
pemerintah untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan
melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan guna memperoleh
29Sijenius,“definisi fraud”, dalam http://sijenius.wordpress.com/2016/10/22/definidi-
fraud-kecurangan/, diakses tanggal 09 Januari 2019, pukul 02.30. 30
KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dan KUHAP (Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana), (Surabaya: Grahamedia Prress, 2012), hlm. 102. 31
Ibid…, hlm. 104.
24
keuntungan. Ketiga, korupsi, jenis fraud (penipuan) ini sulit terdeteksi
karena menyangkut kerja sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi,
dimana hal ini merupakan jenis yang banyak terjadi di Negara-negara
berkembang.
Faktor pemicu fraud (penipuan) yakni adanya kesempatan
(opportunity) untuk melakukan penipuan, moral, faktor ini berhubungan
dengan keserakahan dan motivasi, faktor ini berhubungan dengan
kebutuhan individu.
Akibat dari penipuan maka terjadilah beberapa prilaku fraud
(penipuan) yang sering muncul yang menjadi perhatian meliputi :
a. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: gaya hidup mewah,
mobil atau pakaian mahal dan lain-lain;
b. Gaya hidup di atas rata-rata;
c. Sedang mengalami terauma emosional di rumah atau tempat kerja.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif dengan pendekatan deskriftif.
Penelitian deskriftif adalah penelitian yang diarahkan untuk
memberikan gambaran, fakta-fakta atau gejala-gejala secara sistematis dan
akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.32.
32Riyanto Yatim, Metodologoi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: PT Usaha Nasional,
2011), hlm. 23.
25
Metode kualitatif adalah metode yang digunakan dalam meneliti
sesuai dengan keadaan objek penelitian yang alamiah (eksperimen),
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan). Analisis data bersifat induktif
dan penelitian kualitatif lebih menekankan dari pada generalisasi.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai human instrument,
yaitu menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber
data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan.
Sedangkan instrument pengumpulan data berupa dokumen-
dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil
penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena
itu kehadiran peneliti secara langsung di lapanga sebagai tolak ukur
keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan
peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data
lainnya di sini mutlak di perlukan.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsug dari objek yang
akan diteliti (informan). Data primer merupakan data yang diperoleh
26
sendiri oleh peneliti di lapangan tempat melakukan penelitian33 melalui
observasi, wawancara serta dokumentasi.
Adapun sumber data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara langsung dengan objek penelitian, yaitu para
pelapak dan admin yang ada di situs bukalapak.com.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan
kedua atau dari sember-sumber lain yang sudah tersedia sebelum
penelitian di lakukan. Data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber
lain yang terjadi dinamakan data sekunder.34
Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah
data yang dikumpulkan dari buku kepustakaan, catatan transkrip
dokumen yang ada hubungannya dengan lingkungan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti menggunakan
beberapa metode, yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja sistematik tentang
fenomena sosial dari gejala-gejala pisikis dengan cara pengamatan dan
33Ulbersilalahi, Metodologi Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika aditama, 2009), hlm.
289. 34Muhamad Ali, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: penerbit ghalia Indonesia, 1995), hlm.
159.
27
pencatatan.35 Observasi dibedakan menjadi dua macam yaitu:
observasi partisipan dan observasi non partisipan.
Dalam penelitian ini, obseravasi yang digunakan adalah
observasi partisipan, karena peneliti mengamati secara langsung
persoalan yang dikeluhkan oleh pelapak kepada admin bukalapak
mengenai fraud.
b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang tempat bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertententu.36
Wawancara dapat dibedakan menjadi dua: pertama, wawancara
terseteruktur, kedua, wawancara tidak berseteruktur.
1) Wawancara terstruktur adalah wawancara dimana peneliti
melakukan wawancara sesuai dengan pedoman wawancara yang
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data.
2) Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara lengkap dan sistematis dan lengkap dalam
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.37
35Husaini Husman, dkk, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm.
54. 36Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 231. 37Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.74.
28
Dalam penelitian ini wawancara yang di lakukan adalah
wawancara tidak struktur yang di wawancara adalah para pelapak
disitus bukalapak.com sedangkan data yang ingin diperoleh adalah
data yang terkait dengan praktik fraud (penipuan) yang terjadi
Sehingga penulis dapat mengetahui bagaimana persoalan fraud itu bisa
terjadi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti bahan
tertulis. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai teknik
pengumpulan data dokumen suatu hal sebagai sebagai sumber data
yang dapat dimanfaatkan menguji dan menafsirkan.
Jadi metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa buku-buku, catatan-catata atau media
cetak dan sebagainya terkait dengan masalah yang diteliti.
5. Teknik Analisis Data
sAnalisis data adalah mendefinisikan data sebagai proses yang
merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide
yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada
tema dan ide itu. Menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga dipahammi
oleh peneliti dan pembaca lainnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis interaksi,
analisis model, yaitu komponen reduksi data dan kajian dilakukan bersama
29
dengan proses pengumpulan data, setelah data terkumpul maka tiga
komponen tersebut dilakukan dengan cara.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan
mengenai hal-hal yang ada relevansinya diambil intisarinya dan dicatat
pada kartu informasi.
Di samping pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun
juga dapat mulai terjun langsung ke lapangan, peneliti meminta izin
terlebih dahulu kepada pihak pemberi jasa jual beli online yaitu situs
bukalapak.com dengan mengajukan surat izin penelitian dari pihak
pemerintah dan instansi terkait (UIN Mataram). Setelah melakukan
pengumpulan data, data yang didapat dari lapangan dapat dikumpulkan
melalui pengamatan (observasi), wawancara, atau eksperimen
(percobaan).
b. Reduksi Data
Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang
cocok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Sehingga dengan demikian data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas. Dan mempermudah peneliti
dalam mendapatkan data selanjutnya.
Adapun dalam penelitian ini data yang direduksi peneliti adalah
semua data yang diperoleh baik yang berkaitan dengan praktik
30
persoalan fraud yang terjadi di jual beli online pada situs
bukalapak.com.
c. Penyajian Data
Sajian data merupakan data yang didapat dari hasil wawancara,
observasi maupun dokumentasi yang dibuat berdasarkan pokus
penelitian dimulai dari data pelaksanaan pra distribusi, distribusi dan
paska distribusi yang dalam tiap tahapan dilengkapi data mengenai
hambatan-hambatan sekaligus solusinya.
Sajian data yang dilakukan peneliti yang sudah berhasil
dikumpulkan menjadi satu yang nantinya akan membentuk menjadi
kesimpulan yang dapat memahami semua makna diperoleh dari data
baik berupa buku, artikel dan lain sebagainya.
d. Penarikan Kesimpulan
Setelah data disajikan maka dilakukanlah penarikan suatu
kesimpulan atau yang sering disebut dengan verifikasi. Setelah
dilakukan penelitian diharapkan temuan data yang diperoleh masih
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masih belum jelas sehingga penelitian dilakukan oleh peneliti
mendapat kejelasan dari objek yang diteliti.
6. Keabsahan Data Temuan
Keabsahan data bertujuan untuk memberikan bahwa temuan
dilapangan yang dituangkan dalam suatu karya ilmiah merupakan
fenomena yang nyata dan pernah terjadi.
31
Adapun teknik untuk memperoleh temuan dari imformasi data
dalam penelitian ini :
a. Perpanjangan Pengamatan
Peneliti kembali melakukan pengamatan, kembali
mewawancarai responden sebelumnya atau yang baru sehingga data
yang diperoleh semakin objektif.
b. Trianggulasi
Menurut wiliam sebagaimana yang di kutip oleh sugiono,
trianggulasi merupakan pengujian keabsahan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber, cara serta waktu.38
Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh dari responden
atau sumber data, peneliti berupaya untuk membandingkan satu sama
lain. Sehingga dalam penelitian ini trianggulasi yang digunakan saat
pengumpulan data, yaitu berbeda-beda guna memperoleh data dari
sumber yang sama.
c. Kecukupan Refrensi
Adalah sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan
kritikan orang lain guna untuk mengevaluasi dan mempermudah
pemahaman terhadap apa yang diteliti.
H. Sitematika Penulisan
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, penulisannya mengacu
kepada pedoman penulisan skripsi UIN Mataram.
38
Ibid. hlm. 464.
32
1. Bagian Awal
Pada bagian awal terdiri dari: sampul depan, judul, persetujuan
pembimbing, nota dinas pembimbing, pernyataan keaslian skripsi,
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian Isi
BAB I: Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang konteks penelitian,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting
penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan
sistematika skripsi.
Bab II berisi paparan data dari penelitian yang ditemukan dilapangan.
Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan secara singkat tentang
gambaran situs penelitian dan temuan-temuan dalam melakukan temuan
serta tanggapan dari beberapa responden.
Bab III, berisikan pembahasan dari penelitian ini yang termasuk di
dalamnya adalah proses dari analisa peneliti dalam melakukan penelitian
dilapangan berdasarkan dari temuan-temuan yang telah di paparkan pada
bab sebelumnya.
Bab IV, merupakan bab terakhir yang berisi penutup, memuat kesimpulan
dan saran-saran dalam penelitian ini.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran terkait
objek kajian, dan riwayat hidup penulis.
33
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Perusahaan
PT Bukalapak.com (selanjutnya disebut “Bukalapak”) adalah
suatu perseroan terbatas yang salah satu jenis usahanya bergerak di
bidang jasa portal web. Bukalapak dalam hal ini menyediakan Platform
perdagangan elektronik (e-commerce) di mana Pengguna dapat
melakukan transaksi jual-beli barang dan menggunakan berbagai fitur
serta layanan yang tersedia. Setiap pihak yang berada di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dapat mengakses Platform Bukalapak1
untuk kemudian membuka lapak, menjual barang, membeli barang,
menggunakan fitur/layanan, atau hanya sekadar mengakses/mengunjungi
Platform Bukalapak. Sebagai penunjang bisnis dan penyedia Platform
perdagangan elektronik, Bukalapak menjamin keamanan dan kenyamanan
bagi para Pengguna.2
Aturan Penggunaan ini mengatur penggunaan seluruh layanan
yang terdapat pada Platform Bukalapak yang berlaku terhadap seluruh
Pengguna dan terhadap setiap Pihak yang menyampaikan permintaan atau
informasi kepada Bukalapak. Dengan mendaftar akun Bukalapak dan/atau
menggunakan Platform Bukalapak, maka Pengguna dianggap telah
1Platform Bukalapak adalah situs resmi www.bukalapak.com dan seluruh microsite resmi
beserta aplikasi resmi Bukalapak (berbasis Android dan iOS) yang dapat diakses melalui
perangkat komputer dan/atau perangkat seluler Pengguna. 2Admin bukalapak, “Pendahuluan” dalam https://www.bukalapak.com/terms#
introduction, di akses tanggal 16 April 2019
34
membaca, mengerti, memahami dan menyetujui seluruh isi dalam Aturan
Penggunaan.
Bukalapak merupakan salah satu online marketplace terkemuka di
Indonesia yang menyediakan sarana jual–beli dari konsumen ke
konsumen. Semua orang dapat membuka toko online di Bukalapak dan
melayani pembeli dari seluruh Indonesia untuk transaksi satuan maupun
banyak. Bukalapak memiliki slogan jual-beli online mudah dan
terpercaya karena Bukalapak memberikan jaminan 100% uang kembali
kepada pembeli jika barang tidak dikirimkan oleh pelapak. Adapun Visi,
Misi, dan Logo Bukalapak dapat penulis paparkan di bawah ini:
a. Visi Bukalapak: Menjadi online marketplace nomor 1 di Indonesia
b. Misi Bukalapak: Memberdayakan UKM yang ada di seluruh penjuru
Indonesia.
c. Logo Bukalapak:3
3Ibid.
35
2. Struktur Perusahaan
3. Layanan Bukalapak
Layanan secara kolektif adalah (a) Platform Bukalapak; (b)
Konten, fitur, layanan, dan fungsi apa pun yang tersedia di atau melalui
Platform oleh atau atas nama Bukalapak, termasuk Layanan Partner; dan
pemberitahuan email, tombol, widget, dan iklan. Berikut beberapa
layanan yang disediakan Bukalapak dalam menunjang tujuan yang ingin
dicapai, di antaranya:4
a. Platform
Bukalapak mengelola dan menyediakan Platform bagi
Pengguna untuk melakukan penjualan, promosi, mengunggah konten,
serta melakukan pembelian barang yang sesuai dengan Aturan
Penggunaan Bukalapak dengan alamat Situs www.bukalapak.com dan
4Ibid.
36
seluruh microsite beserta aplikasi Bukalapak (berbasis Android dan
iOS) yang dapat diakses melalui perangkat komputer dan/atau
perangkat seluler Pengguna.
Sebagai pihak penyedia Platform, Bukalapak tidak berperan
sebagai penjual barang, melainkan sebagai media perantara bagi
Penjual dan Pembeli untuk melakukan transaksi melalui Platform
Bukalapak. Mohon untuk melihat point tentang pembebasan tanggung
jawab.
Bukalapak dapat atau tidak dapat melakukan penyaringan awal
terhadap Pengguna atau Konten atau informasi yang diunggah oleh
Pengguna di Platform Bukalapak, sehingga Bukalapak berhak untuk
menghapus setiap Konten atau informasi yang diunggah oleh
Pengguna di Platform Bukalapak apabila dianggap perlu dari waktu ke
waktu. Keputusan Bukalapak merupakan keputusan mutlak yang tidak
dapat diubah/digugat oleh Pengguna.
b. Sistem Pembayaran Bukalapak bekerja sama dengan Penyedia Jasa
Sistem Pembayaran (Bank dan Non-Bank) resmi yang diawasi oleh
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan untuk menyediakan
sistem pembayaran guna memudahkan dan mengamankan setiap
transaksi yang berlangsung di Platform Bukalapak bagi para Pengguna
baik Pembeli maupun Pelapak (Penjual). Metode Pembayaran yang
disediakan melalui Platform Bukalapak, antara lain:
37
1) Transfer Bank
2) Cicilan Kartu Kredit
3) Virtual Account
4) Cicilan Non-Kartu Kredit
5) In-store Payment (Gerai Offline Payment)
6) Internet Banking
7) Payment Gateway
8) Direct Debit
9) Uang Elektronik
c. Chat/Kirim Pesan
Bukalapak menyediakan fitur “Chat” / “Kirim Pesan” bagi Pengguna
untuk berkomunikasi satu sama lain antar Pengguna baik Pelapak
(Penjual) maupun Pembeli, untuk menanyakan produk yang ingin
dibeli sesuai dengan Aturan Penggunaan. Melalui fitur “Chat” /
“Kirim Pesan”, Pembeli dapat menanyakan barang yang hendak dibeli
kepada Pelapak (Penjual), yakni terkait dengan harga barang,
ketersediaan stok barang, ataupun hal lainnya yang dapat
mempengaruhi kondisi barang yang dibeli oleh Pembeli. Terdapat
beberapa fungsi yang terdapat pada Layanan “Chat” / “Kirim Pesan”,
antara lain:
1) Daftar “Chat” / “Kirim Pesan”
a) Mengaktifkan atau mematikan notifikasi suara.
b) Mematikan “Chat” / “Kirim Pesan”.
38
c) Membuka halaman Kirim Pesan.
d) Melakukan pencarian Kirim Pesan.
e) Membuka jendela “chat” dari daftar Kirim Pesan.
f) Membuka jendela “chat” dari daftar langganan.
2) Jendela “Chat” / “Kirim Pesan”:
a) Melaporkan pengguna yang mengirimkan chat/pesan.
b) Memblokir pengguna yang mengirimkan chat/pesan.
c) Membuka chat/pesan yang dikirimkan pengguna lain, di
halaman pesan.
d) Melihat lapak pengguna yang mengirimkan chat/pesan.
e) Mengirim chat/pesan.
f) Melampirkan file foto/gambar (barang jualan milik pengguna
lain, barang jualan milik sendiri, gambar).
Pengguna disarankan untuk tidak menggunakan fitur “Chat” / “Kirim
Pesan” selain untuk kepentingan bertransaksi di Bukalapak.
d. Ekspedisi Pengiriman Barang Bukalapak bekerja sama dengan Partner
Ekspedisi Pengiriman Barang Resmi untuk menyediakan pilihan
metode pengiriman barang, guna memudahkan setiap transaksi yang
berlangsung di Platform Bukalapak, bagi para Pengguna baik Pembeli
maupun Pelapak (Penjual), kecuali untuk Layanan Ambil Sendiri.
Adapun Partner Ekspedisi Pengiriman Barang Resmi yang telah
bekerja sama dengan Bukalapak, antara lain:
39
1) Ninja Xpress
2) TIKI
3) J&T
4) Go-Send
5) Pos Indonesia
6) SiCepat
7) Grab
8) JNE
9) Wahana
10) Alfatrex
11) Lion Parcel
e. Buka Bantuan
Buka Bantuan merupakan layanan yang disediakan oleh Bukalapak
untuk memfasilitasi penyelesaian masalah termasuk namun tidak
terbatas pada masalah transaksi antara Pembeli dan Pelapak (Penjual),
pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual, pelaporan pelanggaran
produk, dan lain-lain. Melalui layanan Buka Bantuan pengguna:
1) Pengguna dapat menanyakan dan mengajukan keluhan mengenai
segala hal terkait dengan transaksi di Bukalapak yang
berhubungan dengan Fitur/Produk, cara pembayaran, jasa
pengiriman, cara retur barang dan lain-lain.
2) Pengguna dapat langsung menghubungi Customer
Service Bukalapak untuk mendapatkan kebutuhan informasi dan
40
menyelesaikan permasalahan yang dialami, baik terkait
permasalahan transaksi maupun yang selain permasalahan
transaksi.
3) Pengguna dapat menggunakan layanan Buka Bantuan sebagai
sarana aduan atas pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual,
duplikasi produk oleh pengguna lain, duplikasi foto/deskripsi.
4) Buka Bantuan merupakan fitur layanan pelanggan yang terdiri
dari daftar referensi seputar pertanyaan yang paling banyak
ditanyakan serta informasi omni channel yang dapat dipilih
seperti nomor call center, layanan email, hingga live chatsehingga
pelanggan dapat leluasa mengajukan pertanyaan atau keluhan
seputar produk, cara pembayaran, jasa pengiriman, cara retur
barang dan sebagainya.
f. Kode Verifikasi dan Verifikasi Dua Langkah
Bukalapak menyediakan fitur/layanan keamanan tambahan
yaitu Kode Verifikasi dan Verifikasi Dua Langkah, di mana Pengguna
akan dikirimkan Kode verifikasi yang bersifat rahasia sebagaimana
dijelaskan dalam butir E.6. Untuk menghindari penyalahgunaan akun,
Pengguna DILARANG menginformasikan kode verifikasi kepada
pihak lain termasuk namun tidak terbatas oleh pihak Bukalapak.5
5Ibid.
41
g. Saldo
1) BukaDompet merupakan sarana penampung dana yang
disediakan oleh Bukalapak kepada setiap pengguna terdaftar.
BukaDompet dapat menyimpan dana hasil penjualan (remit), dana
hasil pengembalian transaksi (refund), dan dana pembayaran
transaksi.
Pengguna dapat mengelola saldo BukaDompet masing-masing
dengan melakukan penambahan saldo (top up) atau pencairan
(withdrawal) ke rekening bank yang didaftarkan. Melalui
BukaDompet, Pengguna dapat pula melakukan pembayaran untuk
layanan-layanan yang ada di Bukalapak seperti membeli paket
Push, Promoted Push, Premium Account, BukaIklan, E-voucher,
BukaEmas dan BukaReksa.
Terdapat 3 tab status pada fitur BukaDompet, yaitu Mutasi,
Pending dan Credits. Tab Mutasi menyimpan informasi
penambahan dan pengurangan saldo BukaDompet yang berhasil
dilakukan. Tab Pending menyimpan informasi penambahan dan
pencairan yang belum berhasil atau tertunda. Sedangkan tab
Credits menyimpan saldo yang dibeli, reward atau hadiah yang
didapatkan dari Bukalapak.
2) DANA adalah layanan uang elektronik berbasis server yang
diselenggarakan oleh PT Espay Debit Indonesia
Koe www.dana.id yang merupakan pemegang lisensi resmi
42
dengan nama DANA yang telah memperoleh izin dari Bank
Indonesia. Dengan menggunakan layanan DANA, pengguna
setuju dengan syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh DANA.
DANA bisa digunakan untuk proses pembayaran transaksi yang
terjadi di Bukalapak. Ketika terjadi pembatalan transaksi, uang
akan dikembalikan ke DANA atau ke BukaDompet jika limit
saldo DANA tidak mencukupi. Penambahan (Top Up) saldo
DANA bisa melalui platform Bukalapak.6
h. Buka Pengiriman
Buka Pengiriman adalah layanan pengiriman barang yang disediakan
oleh Bukalapak bagi Pengguna, di mana Bukalapak bekerja sama
dengan pihak jasa ekspedisi sebagai pihak penyedia jasa pengiriman
barang. Dalam hal ini Bukalapak hanya berperan sebagai media
perantara antara Pengguna layanan Buka Pengiriman dengan pihak
jasa ekspedisi pengiriman barang.
1) Pengguna tidak wajib berperan sebagai Penjual atau memiliki lapak
di Platform Bukalapak untuk menggunakan layanan Buka
Pengiriman, sehingga layanan Buka Pengiriman dapat digunakan
oleh siapa pun yang hendak melakukan pengiriman barang yang
telah memiliki akun Bukalapak.
6Ibid.
43
2) Pengguna yang menggunakan layanan Buka Pengiriman dapat
melakukan pemantauan terhadap barang yang dikirim melalui
sistem Bukalapak.
3) Segala bentuk peraturan terkait dengan syarat dan ketentuan
pengiriman barang dalam layanan Buka Pengiriman sepenuhnya
ditentukan oleh pihak jasa ekspedisi pengiriman barang dan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak jasa ekspedisi
pengiriman barang.
4) Pengguna layanan Buka Pengiriman wajib membaca, memahami,
serta mengikuti syarat dan ketentuan pengiriman barang yang
ditentukan oleh pihak jasa ekspedisi pengiriman barang.
5) Pengguna layanan BukaPengiriman bertanggung jawab penuh atas
barang yang dikirimnya.
6) Segala bentuk risiko dan kerugian yang timbul akibat kerusakan,
kehilangan, kecacatan atau kekurangan jumlah pada barang selama
proses pengiriman barang berlangsung ataupun pada saat proses
pengiriman barang telah selesai, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dari pihak jasa ekspedisi.7
i. Ambil Sendiri
Layanan “Ambil Sendiri” adalah layanan di mana Pembeli
dapat mengambil barang secara langsung ke lokasi Pelapak (Penjual)
dengan batasan jarak tertentu. Pengguna dapat memilih
7Ibid.
44
mempergunakan layanan ‘Ambil Sendiri’ (Pickup Service) untuk
pembelian barang di dalam Platform Bukalapak dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) Layanan pengiriman Ambil Sendiri tidak berlaku untuk transaksi
yang menggunakan metode pembayaran Bukalapak Credits, kartu
kredit (Visa/Mastercard/JCB), Akulaku dan/atau Kredivo.
2) Fitur nego tidak dapat digunakan apabila Pembeli menggunakan
layanan Ambil Sendiri.
3) Alamat utama yang digunakan Pelapak (Penjual) akan dijadikan
sebagai alamat lapak. Alamat lapak adalah lokasi untuk Pembeli
mengambil barang.
4) Pelapak (Penjual) harus mengaktifkan notifikasi fitur “Chat”
sehingga memudahkan berkomunikasi langsung dengan Pembeli,
terutama ketika Pembeli sedang mengambil barang pesanannya.
5) Pelapak (Penjual) harus membuat kesepakatan waktu ambil
barang dengan Pembeli ketika barang telah siap diambil oleh
Pembeli.
6) Ketika Pelapak (Penjual) bertemu dengan Pembeli, Pelapak
(Penjual) perlu mengetahui: nomor transaksi, nama Pembeli,
barang yang dipesan, dan kode unik dari Pembeli sebelum
menyerahkan pesanan.
7) Kode unik akan digunakan untuk validasi dan konfirmasi bahwa
barang telah diterima oleh Pembeli.
45
8) Jika dalam 7x24 jam sejak Pelapak melakukan konfirmasi
pengambilan barang, barang tidak diambil oleh Pembeli, maka
transaksi secara otomatis akan dibatalkan, dan uang akan
dikembalikan ke Buka Dompet Pembeli.
9) Jika Pembeli tidak melakukan konfirmasi terima barang setelah
2x24 jam barang diterima, maka transaksi dianggap selesai dan
Pelapak (Penjual) menerima uang hasil penjualan
serta feedback positif secara otomatis.8
4. Alamat Kantor
PT Bukalapak.com beralamal di Plaza City View Lt. 1 Jl.
Kemang Timur No. 22, Pasar Minggu Pejaten Barat Jakarta, Indonesia
12510, adapun Jam kerja: Setiap hari pukul 07:00 - 22:00 WIB.
Sedangkan Kantor Customer Service Bukalapak beralamat di Plaza
Kemang 88 Jl. Kemang Raya No. 88, Mampang Prapatan Jakarta Selatan
Jakarta, Indonesia 12510, dengan jam kerja: Senin - Jum'at pukul 09.00 -
17.00 WIB.
5. Katalog Online
Katalog adalah fasilitas terbaru Bukalapak yang menyajikan
halaman terpusat produk-produk yang ada untuk pengalaman berbelanja
yang lebih baik. Pada halaman katalog, semua produk serupa akan
dikumpulkan menjadi satu. Calon pembeli dan penjual dapat menemukan
hal yang mereka perlukan di laman bukalapak.com dan di laman tersebut
8Ibid.
46
tersedia juga berbagai tips dan peraturan yang berlaku bagi pengguna
Bukalapak.9
B. Praktik Persoalan Fraud dalam Sistem Jual Beli Online di Situs
bukalapak.com
Fraud atau yang sering dikenal dengan sebutan kecurangan atau
indikasi penipuan dalam transaksi online telah banyak terjadi terutama
dikalangan pembeli maupun penjual, yang sedikit tidaknya kejadian ini
mengakibatkan banyak penjual maupun pembeli mengalami kerugian besar,
sehingga mereka tidak dapat lagi meneruskan bisnis yang selama ini dirintis,
akibat dari persoalan yang tidak jelas tanpa disertai dengan bukti rinci terkait
adanya indikasi fraud.
Fraud sebagaimana tanggapan beberapa mahasiswa-mahasiswi UIN
Mataram yang bergelut di bidang jual beli online sebagaimana hasil
wawancara yang telah penulis lakukan, dipahami dengan persoalan
9Admin Bukalapak, “Katalog”, dalam https://www.bukalapak.com/c/handphone/hp-
smartphone?from=omnisearch&search_source=omnisearch_redirect, diakses tanggal 16 April
2019
47
“Kecurangan di Dunia Maya”. Hal ini sebagaimana yang ditugaskan oleh
Ismi Jannatun Sholehah dengan Syulastin Amelia, menjelaskan bahwa fraud
merupakan sebuah persoalan yang sangat rumit dan memerlukan banyak
waktu untuk menyelesaikannya kepada pihak terkait (dunia maya), karena hal
tersebut merupakan tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa,
sehingga menguntungkan diri sendiri, kelompok, atau pihak lain (perorangan,
perusahaan atau institusi).10
Pemaparan senada diungkapkan oleh Khairul Tamimi dan Robby
Firmansyah menegaskan, fraud tersebut terjadi dikarenakan adanya unsur
penipuan yang dilakukan oleh penyedia layanan ataupun ketidakjelasan
transaksi pembelian maupun penjualan, sehingga sering kali mengakibatkan
pihak penyedia layanan menafsirkan salah terhadap transaksi tersebut dengan
melakukan peneguran dan sekaligus pembelokiran akun milik pelapak11
tanpa
adanya analisis ataupun bukti atas apa yang telah dilakukan penjual dan
pembeli.12
Secara jelas fraud menurut pemahaman pelapak Fajar Kamanizu
sebagaimana penjelasannya dalam komunitas Bukalapak hampir mirip
dengan apa yang dipahami oleh beberapa mahasiswa UIN Mataram di atas
bahwa fraud sama dengan curang. Transaksi terindikasi fraud adalah
10
Ismi Jannatun Sholehah, Wawancara, UIN Mataram, 18 April 2019
Syulastin Amelia, Wawancara, UIN Mataram, 18 April 2019 11
Pengguna terdaftar yang melakukan penjualan dan/atau penawaran Barang kepada para
Pengguna melalui lapak di Platform Bukalapak serta wajib mematuhi Aturan Penggunaan
Bukalapak beserta ketentuan-ketentuan lain termasuk namun tidak terbatas pada Kebijakan Privasi
Bukalapak. 12
Khairul Tamimi, Wawancara, UIN Mataram, 20 April 2019
Robby Firmansyah, Wawancara, UIN Mataram, 20 April 2019
48
transaksi dari pembeli yang menggunakan cara-cara curang dengan
memanfaatkan celah sistem Bukalapak untuk mendapatkan barang secara
gratis. Sebaiknya jika ada transaksi, jangan langsung dikirim barangnya,
tunggu 3-4 jam, kalau tidak ada notifikasi dari Bukalapak bahwa transaksi itu
fraud. Transaksi fraud hanya terjadi dengan peluang sangat kecil, jadi tidak
usah khawatir kalau setiap transaksi masuk itu fraud.13
Indikasi fraud menurut Zulhamsyah Paretha, tidak pernah
diberitahukan oleh aplikasi bukalapak sebelum-sebelumnya, terkait kesalahan
ataupun transaksi yang dianggap melanggar aturan oleh bukalapak, melainkan
pihak bukalapak langsung mengirimkan sebuah email yang berisi bahwa
transaksi anda terindikasi fraud, seperti gambar di bahwa:
13
_______, “Komunitas Bukalapak, dalam https://komunitas.bukalapak.com/news/57207-
fojfrl, diakses Tanggal 26 April 2019
49
Ketika email tersebut dilayangkan seringkali akun milik pembeli ataupun
penjual telah di nonaktifkan, akibatnya penjual maupun pembeli tidak dapat
lagi mengakses dana yang telah dikirimkan serta dana dalam Buka Dompet.
Dan pada akhirnya nasib penjual maupun pembeli mengalami kerugian besar
tanpa sedikitpun mengetahui secara jelas detail persoalan yang dianggap oleh
bukalapak sebagai persoalan fraud.14
Persoalan tersebut ditegaskan oleh Aminunllah dan Fajar Kamanizu,
pada dasarnya apa yang telah dilakukan Bukalapak dengan menonaktifkan
akun Bukalapak merupakan salah besar, sebab jika kembali melihat aturan
dalam ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh bukalapak sendiri tidak secara
tegas menjelaskan mengenai persoalan fraud mulai dari akibat yang
ditimbulkannya, persoalan-persoalannya, pelanggarannya, faktor-faktor
pendorong terjadinya fraud, sanksi bagi yang melakukan dan lain-lain.
Sehingga, penjual dan pembeli dapat memahaminya dan lebih berhati-hati
lagi dalam melakukan transaksi di lain waktu apabila hal tersebut telah
dijelaskan dan ditegaskan dalam ketentuan Bukalapak.15
14
Ibid. 15
Ibid.
50
Noho scooter menambahkan bahwa persoalan fraud ini,
mengakibatkan kerugian besar bagi para penjual, sebab apabila bukalapak
telah mengirimi email dan menonaktifkan akun sangat susah bagi pelapak
untuk menghubungi melalui CS bukalapak dalam menanyakan persoalan atau
kesalahan sehingga diindikasi sebagai fraud. Karena CS bukalapak jarang
merespons setiap chat yang dilontarkan terkait persoalan tersebut, tidak hanya
beberapa orang aja melainkan semua pelapak dalam komunitas bukalapak
mengeluh akibat tidak adanya solusi yang dihadirkan oleh bukalapak dalam
menyelesaikan persoalan tersebut.16
Dalam persoalan yang dialami Andi Dania S.P. Kronologisnya seperti
ini, saya pertama kali mendapat order dari alamat yang sama terus menerus
(Jl. Raya Semanan Kalideres Gang Haji Anim) itu di awal-awal Desember,
sampai akhirnya tanggal 5 Desember terkumpul 8 transaksi. Saya lalu dapat
16
Ibid.
51
telepon dari Mbak Astrid mengaku pihak Bukalapak menghimbau agar saya
segera mengirimkan 8 transaksi tersebut. Akhirnya saya kirim paketnya.
Pembeli tersebut setiap hari masih melakukan orderan sampai
terkumpul 13 transaksi, yang semuanya saya kirimkan. Tetapi pada tanggal
10 Desember 2017, saya mendapat email dari Bukalapak bahwa transaksi-
transaksi tersebut terindikasi fraud. Tanpa ada kejelasan penipuan seperti apa
yang dimaksud. Yang jelas setiap transaksi yang sukses di lapak saya, saya
hanya menerima remit dana sebesar harga barang. Dan dana yang saya
keluarkan untuk ongkos kirim (sebesar Rp21.000) dipotong oleh pihak
Bukalapak.
Setelah saya perhatikan transaksi yang dianggap penipuan itu
memiliki alamat yang sama, sebenarnya tidak sama, ada perbedaan di nomor
rumah dan nama penerima. Rinciannya seperti ini :
Alamatnya sama ke Jl. Raya Semanan Gang Haji Anim (perbedaan ada di
nomor rumah)
No. 132 = 2 kali transaksi
No. 134 = 2 kali transaksi
No. 135 = 3 kali transaksi
No. 136 = 6 kali transaksi
Bahkan saya masih punya 4 transaksi yang belum saya kirimkan ke
alamat Semanan ini karena bertepatan weekend, dan ada beberapa transaksi
ke alamat lain yang tidak saya proses karena merasa trauma berjualan di
Bukalapak.
52
Yang jadi pertanyaan apakah pembeli tidak bisa melakukan re-order di lapak
yang sama? Atau mungkin pembeli memanfaatkan promo yang diadakan
Bukalapak? Kalo memang seperti itu, ini murni kesalahan pembeli tetapi
kenapa ditimpakan ke pelapak? Dan harusnya Bukalapak bisa lebih safe,
mengingat Bukalapak termasuk marketplace yang punya nama besar. Kenapa
Bukalapak tidak membatasi 1 nomor handphone hanya bisa login untuk 4
akun seperti si “orange” misalnya. Agar pembeli tidak dapat melakukan
kecurangan dengan membuat banyak akun dan memanfaatkan promo
Bukalapak.
Pertanyaan selanjutnya. Kenapa pihak Bukalapak menelepon saya
untuk mengirim 8 transaksi tersebut? Padahal alamatnya semua hampir sama.
Kenapa Bukalapak tidak dari awal menyatakan ada indikasi fraud sehingga
saya tidak perlu mengirimkan barang ke pembeli? 13 transaksi saya kirim ke
alamat tersebut. Jadi ke 13 nya akan terindikasi sebagai fraud? 13 dikali
ongkos kirim Rp21.000 setiap transaksinya berarti saya merugi secara materi
53
sebesar Rp273.000 dan saya rugi waktu juga untuk mengetik e-mail ke sana
kemari.
Saya sudah lampirkan semua bukti-bukti yang diperlukan melalui
email ke Bukalapak dengan subject “Bukalapak memotong saldo pelapak
tanpa mencari tahu kebenaran”. Bukti saldo saya terpotong, foto resi fisik,
foto paket, percakapan BBM dengan kurir yang sering jemput paket,
percakapan dengan pembeli, dan lain-lain. Semoga bukti-bukti tersebut bisa
mengembalikan apa yang menjadi hak saya. Apabila Bukalapak merasa ada
yang melakukan kecurangan, itu dari pihak pembeli, silahkan selesaikan
dengan pembeli karena masih sesama Jakarta. Tapi saya di Makassar, kalo
dekat saya langsung datangi pembelinya.17
Mengenai tanggapan dari pihak bukalapak sendiri mengenai persoalan
fraud, bukalapak meminta kepada penjual dan pembeli agar lebih tenang dan
dapat langsung menghubungi CS bukapalak untuk mengkonfirmasi persoalan
tersebut. Apa yang seharusnya dilakukan jika terkena fraud?
1. Tetap tenang dan jangan panik.
2. Ceritakan pada Ranger atau om/tante lainnya dikomunitas, agar
mendapatkan masukkan apa yang harusnya dilakukan.
3. Laporkan di Buka Bantuan atau Lewat Telegram.
4. Ceritakan asal usul masalahnya.
5. Berikan bukti – bukti yang akan mendukung laporan.
17
Andi Diana, S.P., “Mengalami Kerugian Karena Berjualan di Bukalapak”, dalam
https://mediakonsumen.com/2017/12/12/surat-pembaca/mengalami-kerugian-karena-berjualan-di-
bukalapak, diakses Tanggal 28 April 2019
54
6. Setelah laporan diterima dan diberikan nomor tiket laporan, maka
sampaikan ke Community Engagement di komunitas bukalapak
setempat. Agar dibantu untuk menyelesaikannya.
Admin bukalapak menjelaskan apabila fraud baru terjadi sekali itu
tidak akan terkena pinalti yang parah, pelapak hanya tidak akan mendapatkan
feedback dari transaksi tersebut. Tetapi jangan pernah mengulanginya
kembali. Untuk itu, dalam menghindari terkena fraud, hindari yang dianggap
Pelanggaran di bukalapak, Jika ada pertanyaan dengan masalah-masalah fitur
Bukalapak, bergabunglah bersama kami di media sosial Komunitas
Bukalapak.18
Nurul Aini dan Noviana Dewi menegaskan bahwa persoalan fraud ini
terkadang oleh pihak bukalapak setelah dinonaktifkan sekian lama akan,
biasanya akan kembali diaktifkan dengan dana yang berada di dompet
bukalapak sesuai dengan dana sebelum dinonaktifkan, namun ada beberapa
18
Admin Bukalapak, “E-maill Indikasi Fraud”, Tanggal 28 April 2019, lihat juga dalam
diskusi Komunitas Bukalapak, “Diskusi”, dalam https://komunitas.bukalapak.com/ news/102323-
tips-trik-menghadapi-fraud-bukalapak, diakses Tanggal 28 April 2019
55
orang yang mengalami indikasi fraud sampai beberapa bulan atau dalam
waktu yang cukup lama tidak dinonaktifkan kembali, yang pada akhirnya
sering pelapak mengungkapkannya melalui media online dalam
mengungkapkan apa yang dialaminya. Sebenarnya indikasi fraud yang
dipersoalkan bukalapak belum jelas, karena banyak pelapak masih bertanya-
tanya tempat kesalahan atau hal yang dianggap penipuan seperti apa,
layaknya dialami oleh saya sendiri. Dalam persoalannya, waktu itu transaksi
yang digunakan adalah pembelian. Dan banyak dari teman-teman memesan
barang ke saya, sehingga pada saat itu order dari teman-teman beragam dan
cukup banyak. Biasanya sebelum melakukan pesanan, pemesan selalu
mencari promo yang dipromosikan oleh bukalapak, baik gratis ongkos kirim
(ONGKIR), cash back, potongan harga dan lain-lain.
Pada saat itu, yang didapatkan adalah promo gratis ONGKIR dalam
ketentuan promo tersebut tidak dibatasi minimal transaksinya dan berapa kali
promo tersebut digunakan. ONGKIR yang didapatkan, tidak dipotong
seluruhnya melainkan tergantung besaran transaksinya terkadang
mendapatkan potongan ONGKIR penuh dan terkadang tidak (potongan Rp.
10.000,- Rp. 20.000,-). Singkat cerita, ketika barang telah dipesan seluruhnya
sesuai dengan pesanan, dan pesanan tersebut dalam tahap proses penjual.
Beberapa hari kemudian kembali saya melakukan proses pengecekan
transaksi tersebut apakah telah berganti ke proses pengiriman ataukah belum
sama sekali, ternyata setelah ingin login ke akun bukalapak tiba-tiba muncul
kata-kata sebagai berikut:
56
Setelah melakukan beberapa kali login jawabannya tetap sama, akhirnya saya
berusaha mencari tahu dan ternyata persoalan ini sudah banyak yang
merasakan (Indikasi fraud). Karena panik akhirnya saya langsung
menghubungi CS Bukalapak melalui buka bantuan tetapi hingga saat ini tidak
ada kejelasan oleh pihak bukalapak terkait kesalahan yang saya alami.
57
58
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Praktik Persoalan Fraud dalam Sistem Jual Beli Online di Situs
Bukalapak.com
Terkadang sebuah transaksi tidak selalu berjalan mulus, begitupun
dengan apa yang dialami oleh para penjual atau pembeli dalam transaksi Jual
Beli Online yang salah satunya disediakan oleh aplikasi/situs bukalapak.
Fraud atau yang sering dikenal dengan tindak kecurangan di dunia online
sebagaimana pemaparan sebelumnya, apabila disimak dan dianalisis dari
penjelasan informan dari beberapa kalangan di atas sangat memberikan
dampak yang luar biasa menurut hemat penulis. Sehingga tidak sedikit dari
para penjual khususnya mengalami kerugian yang cukup besar dari hilangnya
sejumlah dana dari modal usaha yang mereka kumpulkan selama ini.
Dalam hal menanggulangi persoalan tersebut, pihak bukalapak
menurut hemat penulis tidak seharusnya melakukan pemblokiran terhadap
akun milik penjual ataupun pembeli. Karena bisa saja indikasi penipuan
tersebut tidak dilakukan oleh kedua belah pihak yang bertransaksi melainkan
ada unsur pihak lain yang sengaja melakukan hal tersebut, sehingga perlunya
analisis/mengamati terlebih dahulu sebab dari persoalan tersebut muncul yang
nantinya tidak menimbulkan pemikiran negatif di antara penjual sebagaimana
yang diungkapkan oleh Zulhamsyah Paretha, “indikasi fraud tidak pernah
diberitahukan oleh aplikasi bukalapak sebelum-sebelumnya, terkait kesalahan
ataupun transaksi yang dianggap melanggar aturan oleh bukalapak, melainkan
59
pihak bukalapak langsung mengirimkan sebuah email yang berisi bahwa
transaksi anda terindikasi fraud.
Ketika email tersebut dilayangkan seringkali akun milik pembeli
ataupun penjual telah di nonaktifkan, akibatnya penjual maupun pembeli
tidak dapat lagi mengakses dana yang telah dikirimkan serta dana dalam Buka
Dompet. Dan pada akhirnya nasib penjual maupun pembeli mengalami
kerugian besar tanpa sedikitpun mengetahui secara jelas detail persoalan yang
dianggap oleh bukalapak sebagai persoalan fraud”. Apabila kejadian tersebut
dapat diminimalisir terlebih dahulu indikasi kecurigaan dari Pelapak bahwa
bukalapak sengaja melakukan hal tersebut dalam memperoleh keuntungan
yang lebih, tidak akan membuahkan pemikiran negatif melainkan
menghasilkan positif atas itikad baik pihak bukalapak dalam menyelesaikan
persoalan tersebut.
Sehubungan penjelasan di atas, terbangunnya komunikasi antara
pelapak dan CS bukalapak menurut hemat penulis harus tetap dijaga. Sebab
apabila komunikasi terputus seringkali akan menimbulkan pemikiran-
pemikiran yang negatif oleh pelapak atas hilangnya kontak dengan CS
bukalapak. Akibatnya, pelapak menganggap bahwa ada indikasi tidak baik
yang dilakukan oleh bukalapak tanpa adanya konfirmasi atau penjelasan
secara rinci sehingga akun milik pelapak dinonaktifkan dan dianggap sebagai
persoalan fraud. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Aminunllah dan
Fajar Kamanizu, “pada dasarnya apa yang telah dilakukan Bukalapak dengan
menonaktifkan akun Bukalapak merupakan salah besar, sebab jika kembali
60
melihat aturan dalam ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh bukalapak sendiri
tidak secara tegas menjelaskan mengenai persoalan fraud mulai dari akibat
yang ditimbulkannya, persoalan-persoalannya, pelanggarannya, faktor-faktor
pendorong terjadinya fraud, sanksi bagi yang melakukan dan lain-lain.
Sehingga, penjual dan pembeli dapat memahaminya dan lebih berhati-hati
lagi dalam melakukan transaksi di lain waktu apabila hal tersebut telah
dijelaskan dan ditegaskan dalam ketentuan Bukalapak”.
Oleh karena itu, bukalapak dan pelapak harus tetap menjaga
koordinasi yang baik antara satu sama lain, sehingga persoalan-
persoalan/indikasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab dapat
diminimalisir dengan hubungan dan kerja sama yang baik. Dengan
meningkatkan komunikasi, mengupgrade situs bukalapak agar lebih baik lagi,
dan yang lebih penting perlunya melakukan sosialisasi melalui online dalam
menjelaskan kepada pelapak terkait transaksi-transaksi yang dianggap
bukalapak sebagai pelanggaran dari timbulnya indikasi fraud.
Dengan timbulnya kegiatan tersebut, nantinya dapat melahirkan
ketentuan-ketentuan baru terkait fraud serta pelapak-pelapak yang baru
mendaftarkan diri dapat secara langsung mempelajarinya dan lebih berhati-
hati dalam bertransaksi, akibatnya apa yang menjadi persoalan selama ini
sedikit demi sedikit akan mengalami perbaikan dan rasa kepercayaan di
antara pelapak dan pihak bukalapak tetap selalu terjaga.
61
B. Pandangan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud dalam
Sistem Jual Beli Online di Situs Bukalapak.com
Jual beli online dalam Islam diistilahkan dengan Jual Beli Salam yang
merupakan salah satu akad yang digunakan dalam melakukan transaksi jual
beli terkait dengan objek yang diperjualbelikan. Bai’ al-salam adalah
transaksi jual beli yang dilakukan dengan terlebih dahulu memesan barang,
barangnya dibayar pada waktu memesan baru di kemudian hari barang yang
dipesan diberikan kepada penjual dengan batas waktu yang disepakati oleh
penjual dan pembeli.
Apabila melihat dari penjelasan di atas, bahwa pada dasarnya jual beli
salam dengan jual beli online maknanya sama, hanya saja perbedaannya jual
beli online dihadirkan dalam bentuk sebuah aplikasi atau website dengan pola
model katalog yang di mana pembeli hanya tinggal mencari barang yang Ia
inginkan dengan memperhatikan spesifikasi yang telah dipaparkan oleh
penjual dalam aplikasi ataupun website yang telah disediakan oleh pihak
ketiga (dalam hal ini penyedia layanan bukalapak (jual beli online)).
Kebolehan jual beli seperti ini terdapat dalam al-Qur’an surah al-Baqarah (2)
ayat 282:
89; <>? A CDا <Fا HIJK LNOIاJP ا إذاSOAا HI TF9 اUI VI...........هSXN1
Sehingga jelas, bahwa jual beli online pada dasarnya sah-sah saja
selama telah sesuai dengan rukun dan syaratnya. Hal lain yang membedakan
jual beli online dan salam adalah hadirnya pihak ketiga padahal dalam
1Lihat penjelasan dalam BAB I h. 20
62
definisi salam tidak dijelaskan pihak ketiga melainkan didasarkan pada
kesepakatan penjual dan pembeli, namun hadirnya pihak ketiga di sini apabila
dicermati sangat memberikan kemudahan bagi penjual dan pembeli dalam
memperjualbelikan barangnya layaknya Pasar. Sehingga, pihak ketiga hanya
membantu/menolong penjual maupun pembeli dalam menjual ataupun
menemukan barang yang diinginkannya. Sebagaimana firman Allah SWT.
L واJ_Fوان واS[Pا aا <bc اSd9و_P eى وS[NFوا jXFا <bc اSd9و_Pو JIJk إن الله الله اF_]9ب
Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. al-Mâidah [5]:2)
Transaksi jual beli online yang beredar di masyarakat Indonesia
khususnya Bukalapak telah memberikan keamanan bagi para penjual dan
pembeli seperti halnya jaminan uang kembali 100%, barang rusak dan lain-
lain. Namun, adakalanya ada beberapa persoalan menimbulkan kerugian yang
cukup besar sehingga pihak-pihak tersebut tidak dapat menemukan solusi
yang baik, akibatnya banyak dari para pihak yang merasa dirugikan dan
diperlukan tidak adil. Salah satu persoalan tersebut yang saat-saat ini menjadi
bahan perbincangan di media online dan sekaligus menjadi sandaran
penelitian penulis adalah masalah fraud.
Fraud sebagaimana penjelasan dan pemaparan para admin bukalapak
dan pelapak merupakan suatu transaksi dari pembeli yang menggunakan cara-
cara curang dengan memanfaatkan celah sistem bukalapak untuk
mendapatkan barang secara gratis. Pendapat lain juga diutarakan Khairul
Tamimi dan Robby Firmansyah menegaskan, fraud tersebut terjadi
63
dikarenakan adanya unsur penipuan yang dilakukan oleh penyedia layanan
ataupun ketidakjelasan transaksi pembelian maupun penjualan, sehingga
sering kali mengakibatkan pihak penyedia layanan menafsirkan salah
terhadap transaksi tersebut dengan melakukan peneguran dan sekaligus
pembelokiran akun milik pelapak tanpa adanya analisis ataupun bukti atas
apa yang telah dilakukan penjual dan pembeli. Apabila menelaah penjelasan
tersebut, sangat jelas bahwa hal tersebut merupakan indikasi penipuan dengan
menyalahgunakan milik orang lain dalam mengambil keuntungan. Padahal
dalam Hukum Bisnis Syariah maupun dalam Hukum Konvensional melarang
atau tidak dibenarkan melakukan tindakan tersebut. Sebagaimana firman
Allah dalam al-Qur’an surah An’nisa (2) ayat : 29
SOA... L|Oا Sb8VP eا أSAا9XF9K L|O~K L|FطC إe أن 9I9{NdS|P أ9UI اHITF آ A اضjP Hc 2رة
Dalam beberapa pasal di Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) menjelaskan tentang pengertian fraud (penipuan):
Pasal 362 : tentang Pencurian, “Barang siapa mengambil barang sesuatu,
yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud
untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan
pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak
sembilan ratus rupiiah”.3
Pasal 368 ayat (1) : tentang Pemerasan dan pengancaman, “Barang siapa
dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum , memaksa seseorang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya
membuat utang atau menghapus piutang, diancam karena pemeerasan,
dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun”.4
2Lihat penjelasan pada Bab I h. 3 3 KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dan KUHAP (Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana), (Surabaya: Grahamedia Prress, 2012), hlm. 102. 4Ibid…, hlm. 104.
64
Ada beberapa undang-undang yang mengatur terkait dengan
persoalan fraud (penipuan) di antaranya Kitab Undang-undang Hukum
Pidana (KUHP), ITE No. 11 Tahun 2008 dan Fatwa MUI. Sehingga,
terlihat jelas bahwa fraud (penipuan) sangat dilarang baik dalam Hukum
Nasional dan Hukum Bisnis Syariah, dan barang siapa yang melanggarnya
akan dikenakan sanksi yang setimpal.
Dalam kasus yang terjadi di bukalapak justru menjadi menarik
untuk dikaji, indikasi dari fraud tersebut itu justru tidak memberikan
kejelasan-kejelasan yang detail terkait transaksi apa saja yang
diindikasikan sebagai persoalan fraud. Melainkan pihak bukalapak hanya
menjustifikasi secara langsung dari pelapak yang sering menggunakan
kupon diskon, mendapat order dari alamat yang sama terus menerus
sebagaimana yang dialami oleh Andi Dania S.P. yang menganggap bahwa
itu merupakan hal yang wajar bagi pembeli dalam membeli suatu barang,
namun versi bukalapak transaksi tersebut dianggap sebagai indikasi fraud
akibatnya pihak penjual seringkali merasa kebingungan akibat dari tidak
ada kejelasan dan keterangan yang diberikan bukalapak.
Pada dasarnya apa yang dilakukan oleh penjual tidak ada salahnya
karena menurut hemat penulis, ia hanya menjual barangnya dalam meraup
keuntungan dalam meneruskan bisnisnya. Untuk itu, pihak bukalapak
tidak harus menonaktifkan akun milik penjual ataupun pembeli yang
mengakibatkan mereka mengalami kerugian yang cukup besar akibat dari
indikasi fraud dari bukalapak yang belum tentu jelas kejelasannya
65
kesalahan pembeli ataupun penjual. Untuk itu menurut hemat penulis,
bukalapak harus memusyawarahkannya terlebih dahulu serta menganalisis
lebih lanjut persoalan di antara pelapak dengan penyedia layanan,
sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi pihak lain yang tidak sama
sekali ada niat untuk melakukan kecurangan.
Selain itu, penulis berpendapat agar bukalapak mengadakan
sosialisasi lebih lanjut atau semacam ketentuan yang menjelaskan
persoalan fraud, yang nantinya pembeli maupun penjual dapat lebih
berhati-hati lagi ketika akan bertransaksi dan mereka dapat mengetahui
secara langsung pihak-pihak yang ingin melakukan penipuan atau pun
kecurangan, yang mengakibatkan pihak penjual dan penyedia layanan
(bukalapak) tidak mengalami kerugian besar atas apa yang dilakukan oleh
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Apabila hal tersebut dapat
direalisasikan dengan baik kecurigaan atau pun pertanyaan-pertanyaan
seperti di bawah ini tidak akan pernah terulang kembali.
Apakah pembeli tidak bisa melakukan re-order di lapak yang
sama? Atau mungkin pembeli memanfaatkan promo yang diadakan
Bukalapak? Kalo memang seperti itu, ini murni kesalahan pembeli tetapi
kenapa ditimpakan ke pelapak? Dan harusnya Bukalapak bisa lebih safe,
mengingat Bukalapak termasuk marketplace yang punya nama besar.
Kenapa Bukalapak tidak membatasi 1 nomor handphone hanya bisa login
untuk 4 akun seperti si “orange” misalnya. Agar pembeli tidak dapat
66
melakukan kecurangan dengan membuat banyak akun dan memanfaatkan
promo Bukalapak.
Pertanyaan selanjutnya. Kenapa pihak Bukalapak menelepon saya
untuk mengirim 8 transaksi tersebut? Padahal alamatnya semua hampir
sama. Kenapa Bukalapak tidak dari awal menyatakan ada indikasi fraud
sehingga saya tidak perlu mengirimkan barang ke pembeli? 13 transaksi
saya kirim ke alamat tersebut. Jadi ke 13 nya akan terindikasi sebagai
fraud? 13 dikali ongkos kirim Rp21.000 setiap transaksinya berarti saya
merugi secara materi sebesar Rp273.000 dan saya rugi waktu juga untuk
mengetik e-mail ke sana kemari.
Pertanyaan-pertanyaan di atas, seharusnya menjadikan bukalapak
lebih meningkatkan keamanan aplikasinya, mulai dari pemberlakuan
penggunaan kupon gratis, double akun, dan hal-hal lainnya yang sangat
mudah terindikasi fraud. Sehingga kepercayaan masyarakat yang telah
membuat bukalapak menjadi seperti sekarang ini dapat terjaga dan selalu
menjadi aplikasi yang unggul dalam dunia jual beli online. Tentunya itu
semua akan dapat dilaksanakan apabila manajemen SDM, IT, Keamanan
lebih ditingkatkan lagi. Karena dalam Hukum Bisnis Syariah kesuksesan
sebuah bisnis tergantung bagaimana perusahaan tersebut memenej
Bisnisnya sehingga dapat terus mencapai target yang ditentukan begitu
pun dalam ranah Bisnis Konvensional.
67
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian dan analisis terkait persoalan fraud,
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis Praktik Persoalan Fraud dalam Sistem Jual Beli Online di Situs
Bukalapak.com
Persoalan fraud yang terjadi dalam praktik jual beli online di situs
bukalapak, pada dasarnya terdapat kesalahpahaman atau kurangnya
koordinasi antara pihak penyedia layanan dengan pihak pelapak yang
mengakibatkan pihak bukalapak selalu mengambil keputusan tanpa
menganalisis atau pun meninjau kembali dari transaksi yang dilakukan
oleh pembeli dan penjual.
2. Pandangan Hukum Bisnis Syariah Terhadap Persoalan Fraud dalam
Sistem Jual Beli Online di Situs Bukalapak.com
Dalam Islam persoalan fraud ini sangat tidak dibenarkan, karena ini
dianggap sebagai penipuan dengan menyalahgunakan milik orang lain,
sehingga mengalami kerugian yang cukup besar atas apa yang
dilakukannya. Untuk itu, dalam Hukum Bisnis Syariah kejadian tersebut
tidak dibenarkan dan ganti rugi atas apa yang dilakukannya.
B. Saran
1. Diharapkan kepada pihak bukalapak agar lebih meningkatkan keamanan
aplikasinya, sehingga pelapak merasa nyaman terhadap transaksi-transaksi
68
yang dilakukannya tanpa merasa rugi ataupun takut adanya indikasi fraud
baik dari kalangan internal maupun eksternal.
2. Diharapkan kepada pihak pelapak (penjual) berhati-hati dalam bertindak
sebelum melakukan transaksi sehingga kemungkinan dapat mencegah
terjadinya fraud.
69
DAFTAR PUSTAKA
_______,“Komunitas Bukalapak, dalam https://komunitas.bukalapak.com/
news/57207-fojfrl, diakses Tanggal 26 April 2019
Abdul Futuh Shabri, Sukses Bisnis Berkat Wasiat Nabi, Jakarta Timur : Pustaka
Al-Kautsar, 2007.
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj, Ensiklopedia Hadits versi Dekstop: Shahih
Muslim, terj. Lembaga Ilmu dan Dakwah serta Publikasi Sarana
Keagamaan, Jakarta: Lidwa Pusaka, 2015.
Abu Hasan Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, Riyadh: Darul Tayyibah
Linnasyr Wat Tauzi, 2006, Jilid 2.
Admin Bukalapak, “E-maill Indikasi Fraud”, Tanggal 28 April 2019, lihat juga
dalam diskusi Komunitas Bukalapak, “Diskusi”, dalam
https://komunitas.bukalapak.com/ news/102323-tips-trik-menghadapi-
fraud-bukalapak, diakses Tanggal 28 April 2019
Admin Bukalapak, “Katalog”, dalam https://www.bukalapak.com/
c/handphone/hpsmartphone?from=omnisearch&search_source=omnisearc
h_redirect, diakses tanggal 16 April 2019
Admin bukalapak, “Pendahuluan” dalam https://www.bukalapak.com/terms#
introduction, di akses tanggal 16 April 2019
Ahmad Wardi Muslih, Fiqih Muamalat, Jakarta, Amzah, 2010.
Andi Diana, S.P., “Mengalami Kerugian Karena Berjualan di Bukalapak”, dalam
https://mediakonsumen.com/2017/12/12/surat-pembaca/mengalami-
kerugian-karena-berjualan-di-bukalapak, diakses Tanggal 28 April 2019
Ardhata Nurafian, “Perjanjian Jual Beli Online di EComerceForum Jual Beli Pada
Situs www.Kaskus.co.id”, Skripsi UMM, Surakarta, 2013.
Departemen Agama RI Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Penerbit J-ART,
2005.
Garasi Exsarami, Praktik Akad Mudharabah Dalam Pelaksanaan Produk Investasi
Online di SyariahBRI Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur,
Skripsi IAIN Mataram, Mataram 2013.
Ghufron Ihsan, Fiqh Muamalat, Jakarta :Prenada Media Grup, 2008.
Herlan Firmansyah, “Bisnis Online dalam Perspektif Ekonomi Syariah”,
dalam http//www.kabarcianjur.com/2015/06/bisnis-online-dalam-
perspektifekonomi.html, diakses tanggal 31 Januari 2018.
70
Husaini Husman, dkk, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Idri, Hadis Ekonomi. Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi, Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015.
Kompilasi Hukum Islam
KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) dan KUHAP (Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana), Surabaya: Grahamedia Prress,
2012.
Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012.
Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram : IAIN Mataram,
2016.
Miftahul Huda, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Mataram : IAIN Mataram,
2016.
Muhamad Ali, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia, 1995.
Muhammad HarfinZuhdi, Muqaranah Mazahib Fil Muamalah, Mataram:
Sanabil, 2015.
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007.
Rachamat Syafi’i, Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Riyanto Yatim, Metodologoi Penelitian Pendidikan, Surabaya: PT Usaha
Nasional, 2011.
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung :Alfabeta, 2014.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis,Bandung : Alfabeta, 2008.
Syaikh ‘Isa bin Ibrahim ad-Duwaisy, “Jual Beli Salam, Jual Beli Ajil, Jual Beli
Taqsith (Kredit), ”dalam https://almanhaj.or.id/4032-jual-beli-salam-jual-
beli-ajil-jual-beli-taqsith-kredit.html, diakses tanggal 22 Maret 2018.
Ulbersilalahi, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: PT. Refika
Wawan Djunaedi, Fiqih, Jakarta : PT. Listafariska Putra, 2008.
Zainuddin Ali, Hukum Ekonomi Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KEMENTRIAN AGAMA REPOBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
FAKULTAS SYARIAH Jl. Pendidikan No.35 Mataram, Telp. 0370.621298 Fax. 625337 Mataram
BIODATA
1. Nama : Lalu Muhammad Irwan Sani
2. Alamat : Kedome
3. Tempat, Tanggal Lahir : Kedome, 20 Juni 1993
4. Agama : Islam
5. Warga Negara : MNI
6. Jenis Kelamin : Laki-Laki
7. NO. HP/Email : 087849095502/[email protected]
om
8. Asal Sekolah :
a. SD : Sekolah Dasar Negeri 5 Tanjung Luar
b. SMP : Sekolah Menegah Pertama Negeri 2
Keruak
c. SMK : Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1
Sakra bidang keahlian Agrobisnis
Sumberdaya Perairan
9. Nama Orangtua :
a. Ayah : L Sahpan
b. Ibu : Fatimah
10. Organisasi : a. Anggota Front Mahasiswa
Nasional Ranting UIN
Mataram
b. Anggota Sekolah Politik NTB
c. Kader Himpunan Mahasiswa
Islam MPO Universitas
Muhammadiah Mataram
d. Anggota UKM LPM Ro’yuna
UIN Mataram
Mataram, 12 Desember 2019
Lalu Muhammad Irwan Sani