TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk...

11
72 72 72 72 72 TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA Eric Wibisono Fakultas Teknik Universitas Surabaya Abstrak Pendidikan Tinggi Indonesia sedang menapaki tantangan global pada masa ini. Namun demikian berbagai indikator terlihat justru menunjukkan adanya degradasi mutu pada kualitas lulusan. Tulisan ini mencoba mengupas berbagai kemungkinan penyebab yang melatarbelakangi fenomena tersebut. Di samping itu diuraikan pula paradigma kualitas dalam proses pendidikan untuk mencari kesamaan pandangan tentang bagaimana seharusnya mutu dapat dijaga dalam proses tersebut. Pada bagian penutup ditawarkan beberapa alternatif solusi mulai dari sertifikasi internasional untuk kurikulum maupun proses pendidikan itu sendiri, perbaikan dalam sistem evaluasi, serta perubahan peran dosen di masa mendatang. Kata kunci: Kualitas, Pendidikan Tinggi, Indonesia PENDAHULUAN Menjelang abad 21 dunia pendidikan tinggi menghadapi tantangan yang cukup serius dalam perkembangannya. Akhir abad 21 yang ditandai dengan derasnya arus globalisasi menyebabkan pengetahuan menjadi produk unggulan yang dominan dan memiliki peran signifikan dalam masyarakat. Masyarakat yang diwujudkan oleh fenomena ini adalah masyarakat pengetahuan, yaitu masyarakat yang berbasis pada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan mengolah informasi tersebut secara kreatif (Drucker, 1989). Ciri spesifik dari masyarakat pengetahuan adalah bertumpu pada Unitas, Vol. 7, No. 2, Maret 1999 - Agustus 1999, 72-81

Transcript of TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk...

Page 1: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7272727272

Eric Wibisono

TINJAUAN ATAS PARADIGMAKUALITAS DALAM PENDIDIKAN TINGGI

INDONESIA

Eric WibisonoFakultas Teknik Universitas Surabaya

AbstrakPendidikan Tinggi Indonesia sedang menapaki tantangan global pada masaini. Namun demikian berbagai indikator terlihat justru menunjukkan adanyadegradasi mutu pada kualitas lulusan. Tulisan ini mencoba mengupasberbagai kemungkinan penyebab yang melatarbelakangi fenomena tersebut.Di samping itu diuraikan pula paradigma kualitas dalam proses pendidikanuntuk mencari kesamaan pandangan tentang bagaimana seharusnya mutudapat dijaga dalam proses tersebut. Pada bagian penutup ditawarkanbeberapa alternatif solusi mulai dari sertifikasi internasional untuk kurikulummaupun proses pendidikan itu sendiri, perbaikan dalam sistem evaluasi,serta perubahan peran dosen di masa mendatang.

Kata kunci: Kualitas, Pendidikan Tinggi, Indonesia

PENDAHULUAN

Menjelang abad 21 dunia pendidikan tinggi menghadapi tantanganyang cukup serius dalam perkembangannya. Akhir abad 21 yangditandai dengan derasnya arus globalisasi menyebabkan pengetahuanmenjadi produk unggulan yang dominan dan memiliki peran signifikandalam masyarakat. Masyarakat yang diwujudkan oleh fenomena iniadalah masyarakat pengetahuan, yaitu masyarakat yang berbasispada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses danmengolah informasi tersebut secara kreatif (Drucker, 1989). Cirispesifik dari masyarakat pengetahuan adalah bertumpu pada

Unitas, Vol. 7, No. 2,Maret 1999 - Agustus 1999, 72-81

Page 2: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7373737373

Tinjauan Atas Paradigma Kualitas dalam Pendidikan Tinggi Indonesia

pembelajaran secara mandiri serta memiliki kemampuanberkomunikasi dan bekerjasama secara lintas budaya dalam duniayang tak berbatas.

Sarjana sebagai produk perguruan tinggi memiliki potensi yangbesar untuk menjadi komponen penting dalam masyarakatpengetahuan. Karenanya, kualitas lulusan pendidikan tinggi adalahfaktor penentu dalam era sekarang. Masalah pendidikan tinggi inikini sedang menjadi topik pembicaraan aktual pada kalanganakademisi di negara kita. Berbagai upaya tengah dilakukan untukmengatasi persoalan degradasi mutu pendidikan secara umum. Upaya-upaya ini meliputi beragam pelatihan bagi tenaga pengajar (dosen)dan perbaikan elemen-elemen pendidikan seperti kurikulum sertasarana dan prasarana fisik termasuk perpustakaan dan laboratorium,yang seluruhnya kemudian difokuskan pada pencapaian suatu jaminanmutu untuk menjawab tantangan globalisasi.

Makalah ini selanjutnya membahas problem-problem yangterdapat pada dunia pendidikan tinggi serta pergeseran paradigmakualitas pendidikan tinggi yang terjadi dewasa ini. Dari paradigmabaru tersebut beberapa pemikiran akan diuraikan untuk mencobamencari jawaban atas permasalahan yang ada di dunia pendidikantinggi, khususnya di Indonesia.

PROBLEM PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA

Meskipun berbeda dalam hal jenis dan kadar, problem pendidikantinggi tidak hanya ditemui di Indonesia tetapi juga di negara majuseperti di Amerika Serikat. Di sana, seperti dalam laporan Bailey& Bennett (1996), problem-problem tersebut umumnya terkait denganmasalah skill seperti problem dalam:

• kemampuan berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis;

• kemampuan analisis yang masih kurang;

Page 3: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7474747474

Eric Wibisono

• penguasaan sophisticated problem solving tools pada personalcomputer;

• kemampuan bekerjasama dalam tim baik sebagai pimpinan maupunanggota.

Sementara di Indonesia, dari beberapa diskusi informal dapatdisimpulkan beberapa persoalan berikut:

• tingkat kelulusan yang rendah pada hampir semua mata kuliahyang mengandung aspek analisis matematis;

• indeks prestasi mahasiswa yang rata-rata berada di antara 2 dan3;

• lama studi rata-rata lebih dari 5 tahun untuk program studi 4tahun.

Ketiga persoalan ini kemudian bermuara pada relevansikemampuan sarjana kita yang banyak dikeluhkan oleh industripengguna lulusan-lulusan tersebut. Krisis yang terjadi di sini bukanhanya pada kualitas pengetahuan sarjana lulusan kita, tetapi jugaterhadap kemampuan mereka bekerja pada lahan pekerjaan yangsesuai dengan latar belakang pendidikannya. Apabila tidak ada upayaberarti yang segera dilakukan, masalah ini akan mengarah padakrisis kepercayaan industri nasional. Industri nasional nantinya akanlebih memilih tenaga-tenaga kerja asing yang diyakini memilikikualifikasi lebih untuk duduk pada posisi-posisi penting dalamperusahaan. Kegagalan menjadi tuan rumah di negeri sendiriselanjutnya akan memaksa kita untuk menerima bentuk penjajahangaya baru.

Dalam kaitannya dengan uraian di atas, menarik untuk disimakadalah tulisan Santoso (1999) yang mencoba mengidentifikasikanpenyebab persoalan-persoalan yang ada:1. Kelemahan karakter mahasiswa, yang ditandai dengan adanya

Page 4: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7575757575

Tinjauan Atas Paradigma Kualitas dalam Pendidikan Tinggi Indonesia

krisis etis-normatif yang semakin memprihatinkan dari mahasiswahingga berpengaruh negatif pada disiplin dan motivasi kerja;

2. Kelemahan karakter dosen, mengingat cukup banyak sebetulnyadosen yang tidak/belum pernah bersentuhan dengan industri/duniakerja nyata, sehingga kurang dapat memberikan contoh riil dalamperkuliahan;

3. Kelemahan kurikulum, yang terkait dengan rendahnya relevansiantara muatan kurikuler dan kebutuhan industri;

4. Kelemahan manajemen pendidikan.

Beberapa pihak mungkin akan mengatakan bahwa kualitas inputdari calon mahasiswa yang cenderung menurun dari tahun ke tahunjuga merupakan faktor negatif dalam rangka pencapaian keberhasilanproses pendidikan tinggi. Variasi yang timbul dari jenjang pendidikandasar hingga menengah, ditambah variasi yang disebabkan olehkondisi geografis negara Indonesia tidak pelak menghasilkan variasiyang besar pada kualitas calon mahasiswa yang dalam banyak halmempersulit proses belajar mengajar. Tetapi marilah tidak mencarikambing hitam. Masalah yang erat kaitannya dengan perbaikan mutupendidikan perguruan tinggi adalah sistem pengelolaan perguruantinggi yang sekarang dirasakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan(Ranuwihardjo, 1999), 'komentar di atas patut disimak mengingatdisampaikan oleh mantan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi danmantan Ketua Badan Akreditasi Nasional'. Masalah variasi inputcalon mahasiswa adalah masalah eksternal; sesuatu yang tidakterjamah oleh sivitas perguruan tinggi. Tetapi selain itu masih terdapatbanyak problem internal yang perlu—dan yang lebih penting, dapat—diperbaiki, mulai dari kualitas tenaga pengajar, fasilitas pembelajaran,kurikulum, manajemen, dan lain-lain.

Hingga saat ini pemerintah Indonesia melalui berbagaipinjamannya telah melakukan investasi sebesar US$835,5 juta(Brodjonegoro, 1999) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

Page 5: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7676767676

Eric Wibisono

tinggi, dengan rincian sebagai berikut:

• proyek pengembangan pendidikan guru sekolah dasar sebesarUS$54,1 juta;

• proyek pengembangan guru sekolah menengah sebesar US$87,1juta;

• proyek peningkatan pendidikan sains dan keteknikan sebesarUS$142,1 juta;

• proyek pengembangan staf dan sarana perguruan tinggi sebesarUS$102,1 juta;

• proyek pengembangan 6 universitas sebesar US$106 juta;

• proyek pengembangan 11 lembaga pendidikan tinggi sebesarUS$235 juta;

• proyek peningkatan kualitas perguruan tinggi sebesar US$109,1juta.

Investasi tersebut terutama dalam bentuk peningkatan kualitasstaf pengajar, peningkatan sarana dan kualitas laboratorium, sertasarana pendidikan lainnya termasuk perpustakaan. Keseriusanpemerintah dalam program perbaikan kualitas pendidikan tinggi iniperlu dihargai dan didukung sepenuhnya oleh pihak-pihak yang terlibatlangsung dalam proses pendidikan tinggi itu sendiri, sehingga kelakproblem dan tantangan yang ada dapat terjawab.

PARADIGMA KUALITAS DALAM PENDIDIKANTINGGI

Kualitas/mutu selain didefinisikan oleh Phil Crosby sebagaikesesuaian atas suatu standar yang sudah ditetapkan (conformingto specifications), oleh Joseph Juran didefinisikan sebagai fitnessfor use atau kesesuaian terhadap manfaat dari pemakaian (Soin,

Page 6: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7777777777

Tinjauan Atas Paradigma Kualitas dalam Pendidikan Tinggi Indonesia

1992). Terlepas dari perbedaan makna harafiah kedua pengertian diatas, bagi proses pendidikan, pertanyaan-pertanyaan berikut menarikuntuk didiskusikan:1. Jika mutu diartikan sebagai kesesuaian atas standar, apa standar

yang terdapat dalam proses pendidikan? Dapatkah kitamengukurnya? Jika dapat, pernahkah kita mengukurnya?

2. Jika mutu diartikan sebagai kesesuaian terhadap manfaat daripemakaian, siapakah yang disebut pemakai/konsumen prosespendidikan?

Jawaban dari kedua pertanyaan di atas jelas akan berbedadibanding jika tadinya kedua pertanyaan tersebut ditujukan padaproses manufaktur. Tetapi antara proses pendidikan dan manufakturdapat dibuat analogi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Secara implisit dari Gambar 1 terlihat bahwa sebenarnya pemakai/konsumen dari proses pendidikan adalah dunia industri sebagai pasarpenyerap tenaga kerja yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Di lainpihak, mahasiswa merupakan konsumen pendidikan dalam bentuklain yang ukuran pemenuhan mutunya ditinjau dari prosespembelajaran. Apabila proses pembelajaran berlangsungmenyenangkan dan dapat dinikmati, maka dikatakan bahwa prosespembelajaran tersebut adalah bermutu, 'sebenarnya masih terdapatpihak-pihak lain yang dapat disebut konsumen pendidikan sepertiorang tua mahasiswa yang dapat diibaratkan sebagai investor, danjuga pemerintah'. Tetapi titik kulminasi mutu dari proses pendidikantinggi seharusnya adalah keberhasilan institusi pendidikan tinggidalam menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan duniakerja. Pada model inilah jawaban dari pertanyaan kedua di atas bisadidapat.

Page 7: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7878787878

Eric Wibisono

Proses

Manufaktur Pendidikan

Input InspeksiOK? Ya

Tidak

Produkcacat

Kerja ulang

Pembelajaran

Mahasiswa+

Kurikulum+

Dosen

UjianOK? Ya

Tidak

Dropout

Mengulang

Gambar 1. Analogi proses pendidikan dengan proses manufaktur

Bertitik tolak dari pemikiran di atas, sangatlah penting bagiinstitusi pendidikan tinggi untuk mengetahui secara persis kebutuhandunia kerja. Bila industri disebut sebagai konsumen pendidikan,maka masukan dari mereka tentang ‘spesifikasi produk’ yangdiinginkan merupakan informasi yang sangat berharga. Penggalianinformasi tersebut walaupun tidak mudah bisa dilakukan denganbeberapa cara, misalnya menggunakan pendekatan Quality FunctionDeployment (Ermer, 1995), survei lewat angket, seminar, dan lain-lain. Metode yang paling cocok tentunya harus disesuaikan dengansumber daya yang ada pada institusi yang bersangkutan, tetapipokok pembicaraan yang penting di sini adalah bahwa ‘spesifikasiproduk’ tersebut harus datang dari konsumen dan tidak semataditentukan secara internal melalui kebijakan institusi. Pengembangankurikulum nantinya juga harus disesuaikan dengan pola pikir iniseperti yang juga pernah diilustrasikan oleh Grayson (1978) padaGambar 2.

Page 8: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

7979797979

Tinjauan Atas Paradigma Kualitas dalam Pendidikan Tinggi Indonesia

Yt = β1 + β2Mui

Tahap 1:Pendefinisian

masalah

Tahap 2:Penstrukturan

kurikulum

Visi dan misi institusi

Kebutuhan industri

Kebutuhan sosial/lingkungan

Kebutuhan profesi

Sumber keilmuan

Keterbatasan mahasiswa

Badan akreditasi

Sumber daya fisik & non fisik

Metode pengajaran danpembelajaran

Tahap 3:Implementasi &

evaluasi

Badan-badan penasihat

Penguji-penguji eksternal

Umpan balik dari industri

Penilaian terhadap lulusan

Tujuan pendidikan

Profil lulusan

Kurikulum terstruktur

Gambar 2. Tahapan dalam penyusunan kurikulum menurut Grayson

Dari perumusan kebutuhan tersebut barulah tinjauan terhadapproses dapat dilakukan dengan lebih baik. Artinya, baik tinjauanpada proses maupun input (dalam hal ini input yang dapat dikendalikanseperti kurikulum dan kualitas tenaga pengajar) harus selalu mengacupada kebutuhan yang sudah dispesifikasikan pada output. Dengandemikian kunci sukses dalam perbaikan kualitas, baik pada prosesmanufaktur maupun pendidikan tinggi, tidak hanya terletak padakemampuan menangkap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, tetapijuga pada bagaimana kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secaraefektif dan efisien. Komitmen pada pelayanan terhadap konsumen

Page 9: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

8080808080

Eric Wibisono

ini dalam banyak kasus telah terbukti sebagai salah satu faktorkeberhasilan pemenuhan standar kualitas.

PENUTUP

Program peningkatan kualitas pada proses pendidikan diperguruan tinggi merupakan hal pokok yang harus ditempuh olehlembaga-lembaga pendidikan tinggi di Indonesia untuk memperbaikikualitas lulusan sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi.Bila diti l ik dari keseriusan pemerintah dalam hal ini, sudahsepantasnya apabila lembaga-lembaga pendidikan tinggi jugamempunyai komitmen mulai dari atas (Rektor) ke bawah (seluruhkaryawan) untuk mengarungi siklus peningkatan kualitas yangberkelanjutan. Top-down commitment atau pemberdayaan dari ataske bawah ini mutlak diperlukan bagi suksesnya program kualitas.Akreditasi secara nasional saja mungkin tidak cukup untukmenghadapi ancaman dominasi lapangan kerja vital dari sarjana danlulusan luar negeri. Menghadapi persaingan internasional diperlukantolak ukur yang bersifat internasional pula. Untuk bidang teknik,salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan mengikuti standarABET 2000 dalam desain kurikulum bidang yang bersangkutan. Caralain yang mungkin dapat dipertimbangkan adalah dengan standarisasiprosedur kerja untuk mendapatkan sertifikasi ISO. Cara apapun yangditempuh adalah baik selama yang digunakan sebagai acuan adalahstandar internasional.

Untuk proses internal, perbaikan dapat dilakukan misalnya padasistem penilaian dan kualitas tenaga pengajar. Sistem penilaiankurva (nilai akhir diberikan atas dasar rata-rata plus minus sekiankali simpangan baku) yang banyak diterapkan di beberapa perguruantinggi sesungguhnya perlu dikaji ulang. Sistem semacam inibertentangan dengan asas produktivitas dalam proses pendidikan

Page 10: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

8 18 18 18 18 1

Tinjauan Atas Paradigma Kualitas dalam Pendidikan Tinggi Indonesia

tinggi jika kita mengacu pada Gambar 1. Proses pendidikan yangproduktif, menurut Gambar 1, adalah proses yang dapat menghasilkankeluaran dengan jumlah ketidaklulusan minimal. Proses bahkandikatakan produktif sempurna jika tingkat kelulusan mencapai 100%.Tetapi dalam sistem kurva hal ini tidak akan bisa tercapai karenamisalkan, jika pada suatu mata kuliah ditetapkan batas lulus mini-mal adalah nilai C, maka pasti akan terdapat mahasiswa yang harusmengulang mengingat sistem penilaian kurva secara tidak langsung‘memastikan’ bahwa selalu akan terdapat nilai D, apalagi E.

Pada sisi lain, program peningkatan kualitas tenaga pengajarjuga merupakan faktor yang harus diprioritaskan. Tenaga pengajarideal yang dibutuhkan di masa depan bukan hanya sekedar insandengan penguasaan substansi akademik yang tinggi, tetapi jugaharus ahli dalam penyelenggaraan proses pembelajaran serta memilikisikap yang baik selaku seorang pendidik. Pengajaran tidak akan lagimenjadi metode yang layak digunakan dalam pendidikan tinggi,melainkan pembelajaran. Tanggung jawab pendidikan harus sama-sama dipikul oleh dosen dan mahasiswa karena dosen cukupberfungsi sebagai fasilitator. Dengan demikian akan tercapai hakikatproses pendidikan sejati yaitu mahasiswa belajar, bukan dosenmengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Bailey, Bennett, Duncan & Jerome V. 1996. The Realistic Model ofHigher Education.Quality Progress.

Brodjonegoro, Satryo S. Maret 1999. Beberapa Pemikiran dalamRangka Peningkatan Mutu dan Daya Saing Perguruan Tinggi.Teaching Improvement Workshop. Bandung.

Drucker, Peter F. 1989. The New Realities. New York: Harper &Row.

Page 11: TINJAUAN ATAS PARADIGMA KUALITAS DALAM · PDF filepada informasi dan memiliki kemampuan untuk mengakses dan ... manajemen, dan lain-lain. ... Pada model inilah jawaban dari pertanyaan

8282828282

Eric Wibisono

Ermer, Donald S. 1995. Using QFD Becomes an Educational Ex-perience for Students and Faculty. Quality Progress. hal. 131-136.

Grayson, Lawrence P. December, 1978. On a Methodology forCurriculum Design. Engineering Education. hal. 285-295.

Ranuwihardjo, Sukadji. 26 Januari 1999.Tantangan Pendidikan TinggiKompas.

Santoso, Sam 1999. Tantangan Pengembangan Universitas AbadXXI. Membangun Paradigma Baru Surabaya: UniversitasSurabaya.

Soin, Sarv S. 1992. Total Quality Control Essentials. New York:McGraw-Hill.