Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.a. latar belakang masalah Pendidikan merupakan aspek tinjauan yang tidak pernah habis dibicarakan. Hal ini disebabkan bahwa pendidikan dalam praktek sehari-hari adalah sebuah proses yang terus-menerus berlangsung yang perlu penyesuaian dengan perkembangan zaman serta inovasi yang terus-menerus tiada henti. Islam telah menyatakan, bahwa proses pendidikan ini ditegaskan dalam hadits-hadits Rasul yang secara langsung memerintahkan dan memotivasi untuk belajar mengajar (transformasi ilmu). Semisal hadits yang diriwayatkan dari Anas: م ل س مل ك ى عل ة ض ي ر ف م عل ل ا ب طل, artinya: Mencari ilmu diwajibkan terhadap orang Islam (HR. Al-Baihaqi). Begitu pentingnya prosses pendidiakn ini, sampai posisinya ditempatkan di atas semua aktivitas muslim. Hal ini bisa dimaklumi, karena pendidikan adalah proses transformasi ilmu, dan aktivitas tanpa ilmu tidak akan bernilai bahkan tidak jelas arahnya. 1 1 Diambil dari makalah Kasuwi Saiban. 2008. Inovasi Pendidikan Versi KH. Hasyim Asy’ari. Malang. hlm 1.

Transcript of Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

Page 1: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.a. latar belakang masalah

Pendidikan merupakan aspek tinjauan yang tidak pernah habis dibicarakan. Hal

ini disebabkan bahwa pendidikan dalam praktek sehari-hari adalah sebuah proses

yang terus-menerus berlangsung yang perlu penyesuaian dengan perkembangan

zaman serta inovasi yang terus-menerus tiada henti.

Islam telah menyatakan, bahwa proses pendidikan ini ditegaskan dalam hadits-

hadits Rasul yang secara langsung memerintahkan dan memotivasi untuk belajar

mengajar (transformasi ilmu). Semisal hadits yang diriwayatkan dari Anas: طلب

مسلم كل على فريضة , العلم artinya: Mencari ilmu diwajibkan terhadap orang

Islam (HR. Al-Baihaqi).

Begitu pentingnya prosses pendidiakn ini, sampai posisinya ditempatkan di atas

semua aktivitas muslim. Hal ini bisa dimaklumi, karena pendidikan adalah proses

transformasi ilmu, dan aktivitas tanpa ilmu tidak akan bernilai bahkan tidak jelas

arahnya.1

Pendidikan Islam baik secara teoritis-konseptual maupaun aplikatif

institusiaonal senantiasa menjadi sorotan para pemikir, pemerhati, masyarakat dan

praktisi pendidikan Islam, baik dalam skala lokal, maupun internasiaonal.2

1 Diambil dari makalah Kasuwi Saiban. 2008. Inovasi Pendidikan Versi KH. Hasyim Asy’ari. Malang. hlm 1. 2 Di ambil dari makalah Mujamil Qomar. 2008. Inovasi Pendidikan Islam. Malang. hlm 1.

Page 2: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

2

Perhatian ini ditujukan kepada pendidikan Islam karena pendidikan yang

diwarnai dengan nilai-nilai wahyu ini mengalami keterbelakangan atau

ketertinggalan dari pendidikan lainnya. Sedangkan pendidikan memiliki posisi yang

paling strategis dalam mengawal kemajuan peradaban apapun, termasuk peradaban

Islam. Sehingga pendidikan merupakan komponen yang dipertaruhakan bagi

eksisitensi suatu bangsa dan negara berikut keunggulannya.3

Menurut skala Internasiaonal, Ismail Raji al-Faruqi melalui karyanya

Islamisation of knowledge : General principels and workplan menegaskan, “Keadaan

pendidikan Islam adalah yang terburuk”. Peryataan ini bisa dibuktikan dengan

memperhatikan rangking pendidikan di negara-negara yang mayoritas

penduduknya beragama Islam. Teryata rata-rata berada diurutan bawah temasuk

Indonesia.

Konteks Indonesia, lembaga-lembaga pendidikan Islam belum mampu menyedot

perhatian dan pilihan utama bagi kalangan pelajar dan mahasiswa. Justru mereka

lebih tertarik memauki lembaga-lembaga pendidikan sekuler. Hal ini terkait dengan

berbagai hal terutama mutu dan berimplikasi pada pencitraan bahwa lembaga

pendidikan Islam dipandang selalu tertinggal, tidak maju, tidak bonafide, dan

menemapati “kelas ekonomi”. Akibatnya siswa dan mahasiswa yang memasuki

lembaga pendidikan Islam rata-rata dari mereka yang porensi inelektualnya kelas

menengah kebawah, bahkan setelah gagal memauki lembaga pendidikan sekuler.

Sebenarnya ada banyak faktor yang secara kompleks mempengaruhi

ketertinggalan lembaga pendidikan Islam baik menyangkut kelemahan menejerial,

leadership, pendanaan, raw input, tenaga pendidik, kurikulum, dan sarana

prasarana. Sementara beban yang diterima para peserta didik jauh lebih berat

daripada peserta didik dari lembaga pendidikan sekuler.4

Keadaan ini diperparah lagi oleh perilaku umat Islam yang kontra-produktif

seperti sikap praktis-pragmatis-materialistis dan mengutamakan kegiatan-kegiatan

yang kurang strategis.3 Ibid.4 Ibid. hlm 3.

Page 3: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

3

Oleh karena itu, pendidikan Islam berperan dalam memajukan pembelajaran

yang inovatif. Agar pendidikan Islam tidak tertinggal dengan pendidikan yang

lainnya.

Untuk melakukan inovasi pendidikan Islam ada banyak strategi yang dapat

ditempuh. Apabila diasumsikan bahwa pendidikan Islam itu ada yang bersifat

teoritis-konseptual dan aplikatif-intitusional, maka ada baiknya strategi itu

dikelompokkan menjadi dua; yaitu strtegi untuk inovasi untuk pendidikan Islam

secara teoritis-konseptual dan strategi inovasi pendidikan secara aplikatif-

institusional.5

1. Strategi inovasi pendidikan Islam secara teoritis-konseptual

a. Para pemikir pendidikan Islam harus selalu melakukan kajian mendalam

dan telaah teoritis terhadap konsep-konsep pendidikan Islam.

b. Para pemikir Islam harus mampu dan berani mengajukan gagasan

alternative sebagai pengembangan pendidikan Islam.

c. Para pemikir pendidikan Islam harus menggunakan pendekataan

epestimologis dan metodologis dalam membangun kerangka konseptual

pendidikan Islam yang sedang digagas.

2. Strategi inovasi pendidikan Islam secara aplikatif-institusional

a. Semua pihak harus membangkitkan kesadaran untuk mewujudkan mutu

pendidikan Islam.

b. Pemerintah harus senantiasa berusaha meningkatkan perhatian,

pendanaan, dan fasilitas pada lembaga pendidikan Islam terutama yang

berstatus swasta.

c. Para manajer (pemimpin) lembaga pendidikan Islam harus berusaha

memperbaiki manajemennya dengan memberdayakan sumber-sumber

pendidikan Islam yang ada, karena posisi mereka sebagai independent

5 Ibid. hlm 5.

Page 4: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

4

varaible (variable penyebab atau variable penentu) bagi kemajuan

lembaga pendidikan Islam.

d. Para guru harus senantiasa melakukan pembaruan terhadap strategi

pembelajaran, pendekatan pembelajaran maupun metode pembelajaran

sehingga mampu membangonkan kesadaran siswa untuk belajar secara

maksimal, tulus, dan bergairah mengembangkan.

e. Para siswa harus berorientasi pada pemberdayaan diri dengan berpegang

pada pepatah Arab: (barang siapa yang sungguh-sungguh, maka dia akan

menuai hasil kesungguhannya itu), sehingga unggul keimanannya,

intelektualnya, anggun akhlaknya dan bagus amalnya.

2.a. Rumusan masalah

a. Bagaimankah solusi untuk mengatasi problematika pendidikan Islam agar

tidak tertinggal dengan pendidikan lainnya?

b. Seberapa tinggi peran strategi inovasi pendidikan Islam dalam dunia

pendidikan?

c. Apa konsep pembelajaran yang diajukan oleh pendidikan Islam?

3.a. Tujuan penelitian

a. Menawarkan konsep inovasi pembelajaran dalam dunia pendidikan Islam.

b. Agar supaya tidak tercipta kejenuhan dalam pembelajaran. Dan pembelajaran

lebih aktif daripada sebelumnya dengan evaluasi terus-menerus.

c. Konsep inovasi teoritis-konseptual dan inovasi aplikatif-institusional.

4.a. Manfaat penelitian

a. Progresi peradaban baik menyangkut ekonomi, politik, sosial, dan budaya

khususnya terhadap pendidikan Islam tersebut.

b. Progresi peningkatan dalam sistem pembelajran baik dalam bidang sains dan

teknologi.

BAB II

Page 5: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

5

KAJIAN TEORI

1. Definisi Strategi dan Inovasi

Apa itu strategi? Dalam organisasi, setiap individu tentu punya strateginya

sendiri, tapi strategi yang matang dan berhasil mencapai “goal” yang ditentukan adalah

strategi yang variatif dan fleksibel. Seorang pemimpin harus matang dalam persiapan

dan perencanaan, jika awalnya saja sudah salah otomatis aksi apapun yang dilakukan

akan menghasilkan kekecewaan, jikapun berhasil tentunya tidak akan mencapai target.

Itulah strategi, tahap persiapan untuk mencapai suatu tujuan.6

Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia. Strategi adalah rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus atau suatu ilmu atau seni

yang menggunakan semua sumber daya untuk melaksanakan kebijaksanaan tetentu.7

Sedangkan inovasi, sistem inovasi, dan kapasitas inovatif adalah di antara sekian

banyak istilah yang sering dikemukakan dalam beragam kesempatan, baik dalam

pembicaraan yang tidak formal hingga diskusi-diskusi akademis. Istilah-istilah tersebut

diartikan cukup bervariasi. Mengingat pengertian dari istilah yang dimaksud akan

menjadi penting bagi pembahasan selanjutnya, maka pengertian beberapa istilah kunci

akan mengawali penulisan yang disampaikan di sini. 8

Walaupun bagian ini disajikan sebagai suatu tinjauan tentang konsep atau

pendekatan, namun ini tidak dimaksudkan sebagai pembahasan akademis yang

mendalam. Sejalan dengan maksud penulisan ini, maka penulisan yang disampaikan

lebih dimaksudkan untuk menyampaikan secara ringkas dan dalam format yang

diupayakan sesederhana mungkin tentang beberapa pandangan dan untuk

meningkatkan pemahaman atau setidaknya menyampaikan perspektif pengertian

tentang beberapa isu yang dipandang perlu untuk pembahasan selanjutnya.9

Ada beberapa macam tentang pendifinisian inovasi. Di antaranya:

a. Inovasi adalah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun inmateri) yang

memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan).

6 http:// /bkamigas.htm7 Kamus besar bahasa indonesia. 2002. Jakarta: Balai Pustaka. hlm 1092.8 http://. sistem inovasi dan kapasitas inovatif. htm9 Ibid.

Page 6: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

6

b. Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk atau proses

yang baru.

c. Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan

kelembagaan.

d. Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru,

dan bahkan tindakan.

e. Menggunakan sesuatu yang baru

f. Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru,

atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan

teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru.

g. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan yang

bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu

pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun

2002).10

2. Definisi pendidikan

Banyak sekali cendikiawan mendifinisikan tentang arti suatu pendidikan. Di

antaranya ialah;

a. Menurut Ahmad Tafsir, mengutip Marimba (1989:19) menyatakan bahwa

pendidikan tak lain adalah proses bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara

sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik

menuju terbentuknya kepribadian yag utama.11

b. Menurut Herman H. Horne, berbeda dengan definisi yang dipaparkan oleh Ahmad

Tafsir. Menurutnya, pendidikan adalah proses penyesuaian diri manusia secara

timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia.12

c. Pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuk

kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain

pendidikan Islam merupakan suatu bentuk kepribadian utama yakni kepribadian

muslim. Kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam. Memilih dan

10 Ibid.11 Ahmad Tafsir. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. hlm

24.12 Muzayyin Arifin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara. hlm 13.

Page 7: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

7

memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam dan bertanggung jawab

sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang

bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajat

tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikan Islam adalah mewujudkan tujuan

ajaran Allah.13

Setelah dipaparkan tentang definisi strategi, inovasi, dan pendidikan. Penulis

menyimpulkan, bahwa straregi inovasi pendidikan Islam adalah suatu rencana

(ilmu) yang kreatif dan mandiri dalam membina diri dengan kesadaran akan

kekurangan. Sehingga ia berkeiginan untuk berubah ke arah perbaikan. Baik

dalam bentuk apapun.

3. Macam-macam teori pendidikan Islam

a. Teori pengembangan tujuan pendidikan Islam

Membicarakan masalah pendidikan menurut teori interaksi dari Klaus

Mollenhauer kita temui masalah tujuan pendidikan. Dalam interaksi antara

pendidik dan pendidik orang-orang yang utama umumnya selalu mempunyai

tujuan tertentu dengan pendidikan yang diberikannya. Tujuan itu bermacam-

macam, seperti tujuan kemerdekaan, untuk keadilan sosial, untuk meningkatkan

ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk agama untuk menjadia orang

baik-baik, untuk menjadai anak yang saleh, yang berwibawa, yang suci dan yang

lain-lain.14

Sedangkan pendidikan Islam sendiri pengembangan tujuannya ialah menajdi

insan kamil, seperti dikatakan oleh Zakiyah Darajat bahwa tujuan pendidikan

Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi

insan kamil dengan pola takwa, insan kamil artinya manusia utuh rohani dan

jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya

kepada Allah SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan

menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta

senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam

berhubungan dengan Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat 13 http://.pendidikan-islam-indonesia.htm14 Nur Uhbiyati. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia. hlm 33.

Page 8: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

8

yang semakin mengikat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia

kini dan di akherat nanti.15

b. Teori pengembangan kurikulum pendidikan Islam

Terlebih dahulu kita ketahui apa itu kurikulum?. Sebelum mengeetahui apa

tujuan kurikulum tesebut. Sebagian pakar pendidikan menyatakan:

“kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidiakan, kebudayaan, sosial,

olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam

dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh

dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujaun-tujauan

pendidikan”.

Sedangkan tujuan kurikulum pendidikan ialah:

1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu sendiri. Dengan lebih

tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk melalui kurikulum

tersebut.

2. Pengetahaun (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktivitas-aktivitas,

dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kuriklum itu. Bagian inilah

yang dimsukkan dalam silabus.

3. Metode-metode mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan

mendorong murid-murid belajar dan membawa mereka ke arah yang

dikehendaki oleh kurikulum.

4. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai

kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan dalam kurikulum.16

c. Teori pengembangan metode pendidikan Islam

Metode berasal dari dua suku kata yaitu meta yang artinya melalui dan hodos

yang artinya jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu cara yang dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Sedangkan metodelogi pendidikan Islam dalam

penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan pendidikan yang

sumbernya berada di dalam Al-Quran dan Al-Hadits.17

d. Teori pengembangan evaluasi pendidikan Islam

15 Ibid. hlm 41. 16 I bid. hlm 75-76. 17 Ibid. hlm 99.

Page 9: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

9

Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk

menetapakan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa

dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri pribadi siswa.

Sedangkan evaluasi sendiri membutuhkan langkah-langkah, yaitu:

1. Mengadakan tes (ujian)

2. Mengadakan pengukuran.18

e. Teori pengembangan sistem pendidikan Islam

Menganalisis sasaran pendidikan Islam secara ilmiah, diperlukan sistem

pendekataan, orientasi, dan model yang sejalan dengan karakteristik (ciri-ciri)

sasaran yang hendak didiskripsikan dan dijelaskan.

1. Sistem adalah suatu keseluruhan yang bulat yang sendiri (independent) atau

bekerja bersama-sama un tuk mencapai hasil atau tujaun yang diinginkan

berdasarkan kebutuhan.

2. Sistem pendekataan adalah suatu proses untuk mengindentifikasikan

kebutuhan-kebutuhan, menyeleksi problema-problema, menemukan

persyatan-persyaratan untuk memcahkan problema-problema, memilih

alternatif-alternatif pemecahan, dan mendapatkan metode-metoda dan alat-

alat serta mengemplementasikannya.

3. Orientasi adalah suatu penetapan atau perasaan tentang posisi seseorang

dalam kaitannya dengan lingkungan atau dengan orang tertentu atau sesuatu

yang khusus atau lapangan pengetahuan tertentu.

4. Model-model adalah penerimaan secara abstrak dari fenomena.19

4. Metode pendidikan Islam

Sebelum pemaparan pendidikan Islam melangkah lebih jauh tentang sebuah

metode, alangkah lebih baiknya kalau terlebih dahulu mengetahui tentang petunjuk

bagaimana merancang “jalan pengajaran”. Karena sebuah metode adalah termasuk

sebagian salah satu aspek sistem mengajar. Langkah-langkhnya antara lain ialah:

a. Tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran itu. Jika tujuannya

keterampilan, maka urutan langkahnya ada; bila tujuannya memahami konsep;

maka urutannya akan berbeda dari tujuannya keterampilan; demikian seterusnya.

18 Ibid. hlm 129-131.19 Ibid. hlm 154-155.

Page 10: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

10

b. Kemampuan guru. Ada guru yang pandai berbicara; ia sebaiknya banyak

menggunakan metode ceramah. Jika guru lihai bernyanyi, ia dapat menggunakan

bernyanyi sebagai cara mengajar. Langkah-langkahnya disesuaikan dengan

rumusan tujuan pengajaran.

c. Keadaan alat-alat yang tersedia. Dalam proses pengajaran sering kali digunakan

alat-alat. Alat-alat itu menentukan langkah mengajar. Bila metode eksperimen

yang digunakan, maka alat-alat eksperimen harus terssedia. Bila tidak ada, maka

metode itu diganti dengan metode lain yang tidak perlu menggunakan alat.

d. Jumlah murid. Jika muridnya banyak, katakanlah 100 orang dalam satu kelas,

maka metode ceramah lebih baik daripada metode diskusi.20

5. Pembenahan lembaga pendidikan Islam

Pendidikan merupakan ranah yang strategis untuk membangun bangsa ini

menjadi bangsa yang bermartabat. Untuk mencapai hal itu, salah satunya diperlukan

pembentukan pandangan hidup masyarakat yang dapat mengarahkannya menjadi

bangsa yang bermartabat. Lembaga pendidikan adalah salah satu media penting yang

dapat membentuk bagaimana corak pandangan hidup seseorang atau masyarakat,

apakah pandangan hidup mereka hanya untuk kepentingan di dunia ini saja atau

untuk akherat saja atau untuk keduanya. Selain itu, lembaga pendidikan dapat

membentuk manusia yang cerdas, bermoral, memilki semangat hidup dan memilki

semangat mengembangkan ilmu dan teknologi guna memebangun bangsanya.

Lembaga pendidikan di indonesia belum dapat membentuk hal-hal tersebut.

Jangankan mencapai hal itu, dalam ukuran internasiaonal tentang indeks kualitas

pendidikan yang diukur pda sekolah-sekolah umum, indonesia masih berada

diperingkat bawah di bandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Apalagi kalau diukur dari peringkat pendidikan madrasah atau pesantern, yang

bantuan dana pemerintah di sektor pendidikan ini lebih rendah tentu lebih di bawah

itu.

Lembaga pendidikan Islam di era global ini menghadapi tantangan yang berat

untuk mencetak manusia-manusia yang memilki keseimbangan dalam pandanagan

hidupnya serta memilki penguasaan atau pengetahuan agama tetapi sekaligus

memeilki pengetahuan umum dan juga memilki skill atau memilki kompetensi yang

20 Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm

Page 11: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

11

bermanfaat bagi kehidupan di masa ini. Kehidupan masyarakat saat ini ditandai oleh

kemajuan sains dan teknologi, seperti penggunaan computer, atau alat teknologi lain,

karena itu bagi lulusan pendidikan Islam diharapkan hal itu bukan suatu yang asing.

Sehingga dengan penguasaan terhadap alat teknologi itu mereka dapat berkiprah

secara optimal di tengah-tengah masyarakat. Bahkan bukan saja dapat menggunakan,

menguasai, tetapi dapat mengembangkannya.21

6. Tujuan pendidikan Islam

Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan

tujuan hidupnuya sebagaiman yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan manusia itu

menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Ini diketahui dari ayat 56 surat al-

Dzariyah:

ليعبدون اإلنسإال و الجن خلقت .وما

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku”

Ayat al-Quran yang senada dengan ayat di atas dapat juga dilihat umpamanya pada

surat al-Baqarah ayat 21, al-Anbiya’ ayat 25, dan al-Nahl ayat 36.

Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu hanya terbatas pada

menunaikan shalat, saum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah haji,

dan mengucapkan syahadat. Di luar itu bukan ibadah. Sebenarnya ibadah itu

mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan)

kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan

serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan,

pemikiran yang disangkutkan dengan Allah. Dalam kerangka inilah maka tujuan

pendidikan haruslah mempersiapkan manusia agar beribadah seperti itu, agar

menjadi hamba Allah (‘ibad al-Rahman).22

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan penelitian

21 Hasbi Indra. 2005. Pendidikan Islam Melawan Globalisasi. Jakarta: Rida Mulia. hlm 189-192. 22 Ahmad Tafsir. Op. Cit. hlm 46-47.

Page 12: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

12

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry) menghimpun

data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari

hubungan, menafsirkan hal-hal yang besifat teka-teki. Disini penulis melakukan

penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif yang menitik beratkan pada

pendekatan deskriptif dan tindakan.23 Dengan pengambilan informasi-informasi

dari sebuah fenomena yang ada pada suatu pendidikan Islam atau sekolah-

sekolah (buku-buku) yang kurang inovatif dalam perkembangan zaman tanpa

meninggalkan khazanah keilmuannya. Penulis kira, ini sangat penting untuk para

cendikiawan atau pakar pendidikan Islam untuk ikut serta (berpartisipasi)

dalam mengembangkan pendidikan Islam. Karena selama ini pendidikan Islam

sangat tertinggal jauh dengan pendidikan lainnya.

2. Waktu dan tempat.

Peneliti menyempatkan waktu yang digunakan untuk penelitian strategi inovatif

pendidikan Islam ketika waktu-waktu kosong kegiatan dan tempatnya di

perpustakaan PESMA Al-Hikam Malang.

3. Populasi dan sempel

Dalam penelitian, penulis mengambil sampel dari buku-buku tentang pendidikan

Islam. Setelah itu penulis simpulkan apa yang penulis baca dan cermati. Baik itu di

bidang pengembangan tujuan pendidikan, kelas, kurikulum, sistem pendidikan,

metode pembelajaran, evaluasi, dan bahkan sesuatu yang kurang relevan dengan

masa sekarang seperti halnya guru yang tidak profesional.

4. Instrumen penelitian

No Variable Indikator Teknik

penelitian data

Butir soal

Strategi dan inovatif Tinggi

Perhatian

Motivasi

Dan lain-lain

Angket

Angket

Angket

Angket

Seberapa tinggi

strategi inovatif

pendidikan

Islam menurut

23 Nana Syodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. hlm 52.

Page 13: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

13

anda?

Dan lain-lain

Pendidikan Islam Tingkat

Dan lain-lain

Bagaimanakah

tingkat

pendidikan

Islam yang

berada di

Indonsesia

menurut anda?

Dan lain-lain

5. Metode pengumpulan data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan strategi pembuktian melalui

buku-buku yang ada dalam perpustakaan atau mencari di internet. Karena penulis

sendiri tidak bisa terjun kelapangan sehingga jalan alternatif yang memungkinan

untuk ditempuh ialah dengan pengumpulan data melalaui buku-buku. Akan tetapi

buku-buku yang penulis kutip adalah buku-buku yang sudah tidak diragukan lagi

keotentikannya. Karena buku-buku tersebut sudah menjadi rujukan dari sekian

banyak akademis atau para pelajar.

6. Analisis data

Analisis data yang penulis gunakan ialah:

a. Membuat kode pada hasil survai, interview, dan angket. Untuk setiap tema

ataupun kelompok data dapat dibuat kode, umpamanya untuk kode

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hasil, dan sebagainya.

b. ajukan pertanyaan-pertanyaan kunci: siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan

bagaiamana?. Pertanyaan kunci dapat membantu mensistematiskan data,

sehingga membentuk satu kesatuan yang bermakna.

Page 14: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

14

c. Analisis faktor yang mendahului dan mengikuti. Menganalisis faktor-faktor yang

mndahulumungkin juga menjadi penyebab dan yang mengikuti atau yang

diakibatkan oleh sesuatu hal, kegiatan, masalah, dan sebagainya.24

DAFATAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Askara.

Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam Melawan Globalisasi. Jakarta: Rida Mulia.

Kamus besar bahasa indonesia. 2002. Jakarta: Balai Pustaka. hlm 1092.

Qomar, Mujamil. 2008. Inovasi Pendidikan Islam.

24 Ibid. hlm 156.

Page 15: Tingkat Strategi Inovatif Pendidikan Islam

15

Saiban, Kasuwi. 2008. Inovasi Pendidikan Versi KH. Hasyim Asy’ari.

Sukmadinata, Nana Syodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA.

Tafsir, Ahmad. 2005. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset.

Uhbiyati, Nur. 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.

http:// /bkamigas.htm

http://. sistem inovasi dan kapasitas inovatif. htm

http://.pendidikan-islam-indonesia.htm