TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan...
i
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL
SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA
USIA 6 BULAN - 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN
SRAGEN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusunoleh :
MELYANA SETYOWATI
NIM B11095
PROGRAN STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL
SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA
USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN
SRAGEN
TAHUN 2014
Diajukan Oleh :
MELYANA SETYOWATI
B11 095
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal……………..
Pembimbing
Arista Apriani, SST,M.Kes
NIK 201188069
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL
SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA
USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN
SRAGEN
TAHUN 2014
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
MELYANA SETYOWATI
B11 095
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
PadaTanggal……….
PENGUJI I
Ernawati, S.ST
NIK.200886033
PENGUJI II
Arista Apriani, SST., M.Kes
NIK.201188069
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK.200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu Pada Ibu Yang
Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan – 2 Tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten
Sragen Tahun 2014 “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh Karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Arista Apriani, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Kardiyo selaku Kepala Desa Soka, kecamatan miri, kabupaten sragen.
yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data
5. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2014
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014
Melyana Setyowati
B11 095
TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA
IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA
6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI,
KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2014
Xiii + 48 halaman + 16 lampiran + 7 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Cara yang salah dalam menggunakan botol susu dapat
menyebabkan bakteri berkembang, dari berkembangnya bakteri dalam botol bisa
mengganggu sistem pencernaan bayi, Infeksi bakteri yang sering menimbulkan diare
adalah infeksi bakteri E.coli. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat
pengetahuan ibu tentang higienitas botol didapatkan hasil secara keseluruhan. Dari
10 ibu yang berhasil diwawancarai, setelah diberi 10 pertanyaan, ibu yang dapat
menjawab benar lebih dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%), ibu yang menjawab benar
kurang dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%).
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu
pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,
Kabupaten Sragen.
Metode Penelitian : jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian
diambil di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen pada tanggal 10-11 April
2014 pada ibu yang mempunyai bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun yang
menggunakan botol susu di desa Soka, Miri, Sragen dengan populasi sebanyak 126
ibu, dan sampel sebanyak 32 ibu, dengan menggunakan tekhnik pengambilan
systematic random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, sedangkan
untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariatyang menghasilkan distribusi
frekwensi.
Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang
memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten
Sragen pada kategori pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan
cukup sebanyak 25 responden (78,1%), dan pengetahuan kurang sebanyak 5
responden (15,7%).
Kesimpulan : tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang
memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten
Sragen sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden (78,1%).
Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, ibu yang memiliki bayi dan balita
usia 6 bulan – 2 tahun, Higienitas botol susu.
Kepustakaan : 31 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)
vi
MOTTO
v Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /
diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )
v Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai
sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak
diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-
nunggu. ( William Feather )
v Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan
saya percaya pada diri saya sendiri. ( Muhammad Ali )
v Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita
selalu menyesali apa yang belum kita capai. ( Schopenhauer )
LEMBAR PERSEMBAHAN
v Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas
karunia serta kemudahan yang Engkau berikan.
v Untuk ibu dan ayah kupersembahkan karya kecil ini.
Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang
selalu membuatku termotivasi.
v Untuk kakak ku tersayang, terima kasih atas doa,
semangat dan inspirasinya.
v Untuk sayangku. Terima kasih atas perhatian, dan
kesabaranmu yang telah memberikanku semangat
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
v Untuk sahabatku anak green kozt selama 3 tahun kita
berjuang bersama teman, dan juga untuk anak kelas 3B
teman-temanku yang paling heboh.
v Untuk Ibu Arista Apriani, SST,M.Kes dan ibu Aprilia
dyah K, SST,M.Kes selaku dosen pembimbing tugas
akhir saya, terima kasih banyak tas bimbinganya
selama ini, saya tidak akan lupa atas bantuan dan
kesabaran ibu.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Melyana Setyowati
Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 24 Oktober 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cantel Kulon RT 03/RW 23, Sragen Kulon, Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD N 6 Sragen LULUS TAHUN 2005
2. SMP N 6 Sragen LULUS TAHUN 2008
3. SMA Muhammadiyah 1 Sragen LULUS TAHUN 2011
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan
2011/2012
viii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK. ................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
CURICULUM VITAE ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................... 5
F. Sistematika Penelitian .......................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ...................................................................... 8
1. Pengetahuan .................................................................. 8
2. Higienitas ...................................................................... 14
3. Botol Susu ..................................................................... 15
4. Higienitas Botol Susu………………………………… 19
B. Kerangka Teori..................................................................... 26
C. Kerangka Konsep ................................................................. 27
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 28
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 29
D. Variabel Penelitian ............................................................... 30
E. Definisi Operasional............................................................. 31
F. Instrumen Penelitian............................................................. 32
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 36
I. Etika Penelitian .................................................................... 38
J. Jadwal Penelitian .................................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Persalinan .................................... 38
B. Hasil Penelitian .................................................................... 38
C. Pembahasan .......................................................................... 42
D. Keterbatasan......................................................................... 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 47
B. Saran .................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Definisi Operasional .................................................................... 32
Tabel 3.1 Cara Penskoran Kuesioner .......................................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................... 33
Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur .................................. 41
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan ........................ 42
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan........................... 43
Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan jumlah anak ...................... 43
Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan umur anak ......................... 44
Tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan urutan anak ....................... 44
Tabel 4.3 Mean dan Std. Deviation ............................................................ 45
Tabel 4.4 tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang
memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,
Kabupaten Sragen ....................................................................... 46
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 26
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penelitian
Lampiran 2. Surat permohonan ijin studi pendahuluan
Lampiran 3. Surat balasan ijin studi pendahuluan
Lampiran 4. Surat permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas
Lampiran 5. Surat balasan uji validitas dan reliabilitas
Lampiran 6. Surat permohonan ijin penggunaan lahan
Lampiran 7. Surat balasan ijin penggunaan lahan
Lampiran 8. Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 9. Surat persetujuan responden (informed consent)
Lampiran 10. Kuesioner penelitian
Lampiran 11. Kunci jawaban kuesioner
Lampiran 12. Data hasil uji validitas
Lampiran 13. Data hasil uji reliabilitas
Lampiran 14. Data tabulasi hasil penelitian
Lampiran 15. Distribusi frekuensi
Lampiran 16. Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menyusui bayi dapat mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi.
Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak dapat menyusui,
seperti ibu harus kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan habis, ibu
menderita suatu penyakit sehingga tidak dapat menyusui, atau produksi ASI
menurun atau ASI tidak keluar. Bila ibu dihadapkan dengan kondisi seperti
diatas, pemberian ASI dapat dialihkan melalui botol susu. Cara-cara pemberian
baik ASI maupun susu formula melalui botol harus memperhatikan berbagai hal,
seperti botol susu, dot, cara penyajian, cara mencuci botol, dan cara sterilisasi
(Sutomo, 2010).
Cara yang salah dalam menggunakan botol susu dapat menyebabkan
bakteri berkembang, dari berkembangnya bakteri dalam botol bisa mengganggu
sistem pencernaan bayi, bahkan dapat menimbulkan diare pada bayi atau balita
(Amiruddin, 2007).
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia
terutama di negara berkembang. Besar masalah tersebut terlihat dari tingginya
angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus
terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian
besar umur dibawah 5 tahun. Diperkirakan sekitar 31.200 anak balita meninggal
setiap tahun karena diare di Indonesia. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah
2
di daerah Jawa Tengah jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483
kasus. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata diatas 40%
(Dinkes Jateng, 2012). Di Kabupaten Sragen jumlah kasus diare pada balita
tahun 2012 sebesar 41,98% dari keseluruhan kasus diare pada semua usia
sebanyak 9,883 kasus (DKK Sragen, 2012). Sedangkan berdasarkan data dari
Puskesmas Miri pada tahun 2012 kasus diare pada balita sebanyak 517 kasus
dengan Incident Rate sebesar 18,9% (RM Puskesmas Miri, 2012).
Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terkecuali
ditemukan sebab-sebab yang lain. Infeksi bakteri yang sering menimbulkan
diare adalah infeksi bakteri E.coli. Bakteri E.coli masuk dalam tubuh melalui
tangan atau alat-alat seperti botol susu, dot, dan peralatan yang tercemar oleh
bakteri penyebab diare. Botol susu yang tidak steril sangat berbahaya sebab
menjadi media mikro-organisme yang bersifat patogen seperti bakteri
(Soegeng, 2007).
Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana
dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan harus menyimpan botol
susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun
mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi (Destika, 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan ibu
tentang higienitas botol susu yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2013 di
desa Soka, Miri, Sragen didapatkan hasil secara keseluruhan ibu yang
mempunyai bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun yang menggunakan botol susu
di desa Soka, Miri, Sragen berjumlah 126 ibu. Dari 10 ibu yang berhasil
3
diwawancarai, setelah diberi 10 pertanyaan yang menyangkut tentang higienitas
botol susu, antara lain tentang memilih botol susu, kebersihan botol susu, dan
sterilisasi botol susu, ibu yang dapat menjawab dengan benar lebih dari 5
pertanyaan ada 5 ibu (50%), ibu yang menjawab dengan benar kurang dari 5
pertanyaan ada 5 ibu (50%). Hal ini menunjukan masih ada sebagian warga desa
Soka yang belum mengetahui tentang higienitas botol susu yang baik.
Pengetahuan yang baik akan berdampak pada kesadaran, sikap dan perilaku ibu
akan pentingnya higienitas botol susu sehingga ibu akan lebih rutin menjaga
kebersihan dan sterilisasi botol susu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu
Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan – 2 Tahun di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah , “Bagaimana tingkat pengetahuan tentang higienitas botol
susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu pada
ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,
4
Kabupaten Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu
yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen pada kategori baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu
yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen pada kategori cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu
yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen pada kategori kurang
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu pengetahuan
Sebagai pengembangan teori yang berhubungan dengan higienitas botol susu
sehingga dapat menambah referensi yang ada.
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu
kebidanan khususnya tentang higienitas botol susu, metodologi penelitian,
dan biostatistik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan bahan bacaan di perpustakaan untuk mengetahui higienitas
botol susu sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit pada bayi dan
balita.
5
4. Bagi Masyarakat
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan
menambah kesadaran ibu-ibu di desa Soka tentang pentingnya perilaku
menjaga higienitas botol susu sehingga dapat mengurangi angka kesakitan
bayi dan balita.
E. Keaslian Penelitian
Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan Ibu tentang higienitas botol susu yang pernah dilakukan
sebelumnya, antara lain :
1. Fatmalia (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara
Membersihkan Botol Bayi di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir Palembang”.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan teknik sampling
dengan cara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Analisis data distribusi menggunakan distribusi frekuensi dan
persentase dari variabel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
pengetahuan ibu berpengetahuan kurang (57,5%).
2. Hapsari (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas
Botol Bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen”.
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 30 orang. Sampel dalam
peneitian ini 30 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data dengan
menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat
pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo Kecamatan
6
Sambirejo Kabupaten Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 3
ibu (10%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 12 ibu (40%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 15 ibu (50%).
3. Agusulistiana (2013), dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Higienitas Botol Bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen”.
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 43 orang. Sampel dalam
peneitian ini 43 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data dengan
menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat
pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII Desa
Gabus Etan Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 ibu
(18,6%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 ibu (60,5%), dan
pengetahuan kurang sebanyak 9 ibu (20,9%).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lalu terletak pada subyek
penelitian, waktu, tempat, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 3 bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan isi proposal secara singkat meliputi latar
belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan teori tentang pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara
7
memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan dan tentang higienitas
botol meliputi manfaat, tips memilih botol bayi yang baik, cara
menjaga kebersihan botol, metode sterilisasi botol bayi serta kerangka
teori dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,
definisi operasional, metode pengolahan data, analisis data dan etika
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum penelitian, hasil
penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan
balita usia 6 bulan – 2 tahun, pembahasan dan keterbatasan dalam
penelitian.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran ditujukan
bagi warga desa soka, bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta, Bagi
Tenaga Kesehatan, dan bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasa, dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
atau over behavior (Notoatmojo, 2010).
b. Tingkatan pengetahuan
Menurut Kholid (2012), Tingkat pengetahuan seseorang secara
rinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsang yang telah diterima. Tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
9
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi secara benar. Orang telah paham
terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Aplication)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real
(sebenarnya) ialah dapat menggunakan rumus-rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam situasi yang lain, misalnya dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang telah diberikan.
4) Analisis (Analisys)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitanya satu dengan yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan dan
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan,
dan sebagainya.
10
5) Sintesis (Sintesys)
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun suatu formasi-formasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.
c. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013), pengukuran pengetahuan dilakukan
dengan cara menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan
dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara
obyektif dengan urutan sebagai berikut :
1) Pengetahuan baik , bila nilai (x) > mean + 1 SD.
2) Pengetahuan cukup, bila nilai mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
3) Pengetahuan kurang, bila nilai (x) < mean - 1SD.
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Kholid (2012), faktor – faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan secara umum adalah :
1) Umur
Semakin tua umur seseorang maka proses – proses
perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur
11
tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun.
2) Kemampuan (Intelegensi)
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental
dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang
merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai
informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi
dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat
pengetahuan.
3) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan
pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat
mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk
tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan, seseorang
akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara
berfikir seseorang.
4) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
12
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang
mengalami suatu proses belajar dan memperoleh pengetahuan.
5) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses
pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri
sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin baik pula pengetahuannya.
6) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah
tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun
dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
e. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Kholid (2012), untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia
menggunakan berbagai cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Cara Tradisional atau non ilmiah
a) Cara Coba Salah (trial dan error)
13
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban, Cara coba salah
ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan, dan apabila kemungkinan tersebuttidak berhasil,
maka akan dicoba dengan kemungkinan lain.
b) Cara Kekuasaan (Otoritas)
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa
terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenaran, baik
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri, Hal ini disebabkan karena orang yang menerima
pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang
dikemukakanyan adalah benar.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini
dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang
diperoleh dalam memecahkan permasalahan pada masa yang
lalu. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua
pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik
kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berpikir
kritis dan logis.
14
d) Melalui Jalan Pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan piliranya, baik melalui induksi maupun
deduksi. Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu
melalui pernyataan-pernyataan khusus ke umum. Deduksi
adalah proses pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke
khusus.
2) Cara Modern atau Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung
dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta
sehubungan dengan objek penelitianya.
2. Higienitas
a. Pengertian Higienitas
Menurut UNICEF (2009), higienitas dapat didefinisikan dengan
beberapa pengertian, yaitu:
1) Bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan.
2) Kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan
sehat dan tubuh yang sehat.
3) Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta makanan
yang dikonsumsi.
15
b. Manfaat Higienitas
Menurut UNICEF (2009), higienitas botol merupakan salah satu cara
untuk mendorong perilaku higienis untuk mencegah penyebaran
penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran
penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan seperti cacingan
atau demam berdarah.
3. Botol Susu
a. Pengertian
Dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother, atau pacifier adalah
pengganti putting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik.
Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama dikenal dalam
sejarah umat manusia, penggunaanya merupakan usaha orang tua untuk
memberikan sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa
nyaman untuk bayinya. Botol secara universal seakan menjadi simbol
perlengkapan perawatan bayi, penggunaanya sangat luas di seluruh
dunia (IDAI, 2009).
b. Tips memilih botol bayi yang baik
Menurut Melinda (2012), dalam memilih botol susu, tentunya harus
ekstra hati-hati, yaitu :
1) Pilihlah botol susu yang sesuai dengan usia bayi. Perlu
memperhatikan ujung botol bayi dan pastikan sesuai dengan ukuran
mulut bayi. Botol susu plastik memerlukan perawatan untuk
menjaga kebersihanya.
16
2) Apabila menggunakan botol susu plastik untuk bayi, tentunya harus
benar-benar memperhatikan kebersihanya. Bisa mensterilkan botol
susu dengan menggunakan alat steril khusus yang ada di pasaran,
atau bisa juga menggunakan air panas.
3) Saat memilih botol susu, pastikan produk tersebut tidak
mengandung bahan kimia berbahaya. Anda bisa memilih botol susu
yang terdapat tulisan “recycle” yang berarti bisa digunakan
kembali, atau pilihlah produk dengan tanda “food grade”. Perlu
diketahui, kode-kode tersebut merupakan informasi tentang jenis
plastik botol tersebut. Berikut ini beberapa kode yang biasanya ada
pada botol, yaitu :
a) PP atau Polypropylene adalah bahan yang paling aman
digunakan seperti untuk botol susu bayi atau tempat makanan.
b) LDPE atau Low Density Polyethylene adalah bahan yang dapat
di daur ulang. Bahan ini cocok untuk tempat makanan.
c) PET atau Polyethylene Terephthalate adalah bahan yang
biasanya dipakai untuk kemasan air mineral dan hanya untuk
sekali pakai. Tidak untuk digunakan dengan air panas atau
hangat.
d) HDPE atau High Density Polyethylene adalah bahan yang
direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Bahan jenis
ini biasanya digunakan untuk botol susu yang berwarna putih
susu.
17
e) PVC atau Polyvinyl Chloride adalah bahan plastik yang
berbahaya untuk ginjal dan hati. Bahan jenis ini sulit di daur
ulang.
f) PS atau Polystyrene adalah bahan yang biasa digunakan untuk
tempat minuman sekali pakai atau tempat makan dari
Styrofoam. Bahan jenis styrene berbahaya untuk otak dan
system saraf. Bahkan beberapa negara sudah melarang
pemakaian bahan ini.
g) Other, jika anda mendapatkan produk dengan symbol yang
bertuliskan kata “other” artinya adalah produk tersebut
menggunakan salah satu bahan plastik yang berasal dari
Polycarbonate, Polylactic Acid, Acrylonitrile Butadiene
Styrene Acrylic, Nylon atau Fiberglass. Sebaiknya
menghindari produk yang bertuliskan “Polycarbonate” karena
mengandung bisphenol-A (BPA) yang bisa berbahaya bagi
perkembangan anak, sistem reproduksi, saraf, daya tahan tubuh
dan bisa menyebabkan kanker.
c. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih botol
Menurut Farida (2008), ada banyak jenis botol dan dot yang tersedia
dengan berbagai gaya. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika memilih botol susu :
18
1) Ukuran Botol
Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol yang biasanya
menyatu dengan dot. Ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml, dan
besar di atas 200 ml. Dianjurkan untuk menyesuaikan ukuran botol
dengan kebutuhan asupan susu bayi setiap kali minum dan sangat
tidak dianjurkan untuk menyisakan susu dalam botol .
2) Bahan Tahan Panas, Tidak Mudah Pecah, dan Tidak Beracun
Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan aman dan mudah. Botol
yang terbuat dari bahan gelas akan lebih awet, tahan lama, dan
proses sterilisasinya mudah. Tetapi, botol ini cukup berat hingga
kurang nyaman untuk digunakan dan mudah pecah dan retak. Jika
pecah akan sangat berbahaya bagi bayi. Botol gelas juga mudah
pecah atau retak ketika di sterilisasi, dan bisa saja pecahan kaca
masuk ke dalam makanan bayi. Berbeda dengan botol plastik yang
lebih tahan lama, tidak mudah pecah, dan bayi aman memegang
botol sendiri.
3) Tidak Banyak Gambar
Gambar yang terdapat di botol berisiko terkelupas saat
disterilisasi dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan aksesoris,
seperti kepala boneka atau mainan boleh dijadikan pilihan, selama
tidak menyulitkan proses sterilisasi atau pemberian susu kepada
bayi.
19
4) Memiliki Ring Pengatur Deras
Ring pengatur deras dapat diputar ke arah tertentu, aliran
susu akan semakin deras atau sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang
baku, yaitu lambat, sedang, dan cepat. Jadi, dapat diatur sesuai
kebutuhan. Bayi yang mengalami kelainan jantung sangat
dianjurkan mempunyai kelengkapan ini, karena bayi tidak
dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika tidak, napas bayi
dapat tersengal-sengal dan menimbulkan efek tersedak. Ini juga
dapat digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan. Regulator akan
membantu agar isi susu tidak keluar ketika tidak diisap dan sangat
membantu saat sedang menyusu sehingga bayi tidur terlelap. Selain
itu, sekat ini juga berguna untuk menahan aliran susu jika botol
miring atau terbalik. Selain itu, saat bepergian dimana sering
menyimpan botol dalam tas dapat mengurangi kekhawatiran air
susu yang tumpah.
5) Botol Susu dengan Pegangan
Bayi 6 bulan ke atas dapat diberikan kesempatan untuk
memegang botol sendiri dan dapat menikmati susu. Sehingga
kemampuan motorik akan terlatih.
4. Higienitas Botol Susu
a. Cara menjaga kebersihan botol
Menurut Destika (2012), menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan
melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara
20
rutin dan menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang
sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi
kesehatan bayi. Karena itu, jika hendak memberi susu melalui botol,
tips kebersihan yaitu :
1) Menjaga kebersihan botol susu
Menjaga botol susu agar tetap steril. Botol susu perlu dicuci
menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama
beberapa menit. Mencuci putting botol susu menggunakan air
panas agar terhindar dari kuman.
Jangan menyimpan susu lebih lama di dalam botol susu,
membuang sisa susu di dalam botol. Sisa susu yang dibiarkan
tersimpan lama di dalam botol hanya akan menumbuhkan bakteri
dan bau busuk. Hal ini dapat menurunkan tingkat kebersihan botol
susu si kecil.
2) Jaga botol susu agar tetap kering
Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah
bagi bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu,
harus segera mengeringkanya menggunakan kain bersih.
3) Cuci putting botol susu
Mencuci puting botol setiap hari. Saat mencuci, perlu
membersihkan puting botol susu menggunakan spon lembut agar
tidak mudah sobek dan harus mencucinya dengan baik, terutama
pada sudut-sudut tutup botol dan putingnya.
21
Menurut Sutomo (2010), langkah-langkah cara mencuci botol
sebelum disterilkan, Adalah :
a) Gunakan sabun cuci yang aman untuk bayi.
b) Gunakan sikat khusus untuk membersihkan botol susu.
c) Sikat dengan bersih bagian dasar botol dan bagian leher botol
karena bagian ini sisa susu formula mengendap.
d) Bilas botol hingga benar-benar bersih menggunakan air
mengalir.
e) Langkah selanjutnya adalah menyeterilkan botol.
b. Metode sterilisasi botol bayi
Menurut Safitri (2008), berbagai metode sterilisasi botol, yaitu :
1) Sterilisasi dengan Uap Listrik
Memerlukan waktu sekitar 10 menit, ditambah waktu untuk
mendinginkan peralatan. Kelebihannya tidak memerlukan
pembilasan lagi setelahnya dan memiliki kapasitas besar.
Kekurangannya alat ini tidak bisa dibawa-bawa karena
memerlukan listrik, harus sering dibersihkan dan memiliki harga
yang cukup mahal.
2) Steamer Microwave
Membutuhkan waktu sekitar 5 menit, peralatan tetap steril
sampai dengan 3 jam jika penutup dibiarkan pada tempatnya. Alat
ini juga menggunakan uap untuk menghilangkan bakteri, tapi
harganya lebih murah. Kapasitas yang dimiliki tidak terlalu besar
22
dan alat ini tidak bisa mensterilkan alat makan seperti sendok atau
mangkuk logam.
3) Peralatan Disterilkan dengan Merebus
Membutuhkan waktu sekitar 10 menit, panci tidak boleh
digunakan untuk ke perluan lain dan dot karena dapat rusak lebih
cepat. Selain itu segera angkat dan meniriskan botol kemudian
menyimpan di tempat yang yang bersih dan kering. Jika dibiarkan
hingga air menjadi dingin akan membuat mikroorganisme masuk
dan menempel di botol.
c. Cara sterilisasi botol susu
1) Menurut Sutomo (2010), cara menyterilkan botol susu sebagai
berikut :
a) Di pasaran dijual sterilizer botol susu atau alat steril botol susu
secara elektronik. Jika tidak tersedia dapat dilakukan sterilisasi
secara manual.
b) Sterilisasi botol susu manual dapat dilakukan dengan cara
merebus air di panci stainless steel.
c) Rebus air selama 5-10 menit, rebus botol hingga terendam air
selama 7 menit.
d) Angkat botol susu, keringkan dengan cara membalik botol susu
agar air menetes dan bagian dalam botol kering.
e) Simpan botol susu dalam wadah tertutup rapat dan letakan di
tempat yang bersih, kering, dan sejuk.
23
2) Menurut Farida (2008), langkah-langkah yang mungkin perlu
dilakukan saat melakukan sterilisasi botol dengan cara merebus
adalah sebagai berikut :
a) Mengumpulkan semua botol yang akan disterilkan.
b) Melepaskan tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botolnya.
c) Mengisi panci dengan 1/2 atau 3/4 air, lalu memanaskan di atas
kompor.
d) Mengambil sabun pencuci piring dan melarutkan dalam botol.
e) Dan menggosok sampai bersih dengan menggunakan spons
lembut.
f) Menggunakan sikat botol untuk menjangkau bagian yang sulit
dijangkau dengan tangan atau jari, lalu membilas sampai busa
hilang.
g) Setelah air mendidih, memasukkan satu-persatu bagian botol
(tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botol) ke dalam panci.
Merebus kira-kira 5 menit.
h) Mengangkat botol dan bagian-bagiannya. Lalu menjepit dengan
penjepit botol, kemudian mengeringkannya.
d. Penyajian Susu
1) Cara penyajian susu formula
Menurut Nasir (2011), cara penyajian susu formula dalam botol
yang benar adalah sebagai berikut :
24
a) Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dengan menggunakan
sabun untuk mencegah kontaminasi dengan lingkungan.
b) Gunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan
selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari
70 derajat Celcius.
c) Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai
takaran yang dianjurkan pada label, lalu aduk hingga tercampur
merata.
d) Segera tutup kemasan dengan rapat untuk menghindari paparan
udara luar terlalu lama. Simpanlah susu di tempat yang kering dan
bersih, jangan di tempat yang lembab, karena selain disukai oleh
bakteri juga mudah dikerumuni oleh semut.
e) Sisa susu yang telah dilarutkan harus dibuang setelah 2 jam.
f) Selalu perhatikan batas kadaluwarsa kemasan susu formula untuk
menghindari keracunan dan kontaminasi.
2) Cara penyajian ASI
Menurut RS Mitra Keluarga (2011), cara penyajian ASI dalam
botol adalah :
a) Pilih waktu dimana payudara terisi penuh.
b) Semua peralatan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.
Apabila menggunakan breast pump, dibersihkan segera setelah
dipakai agar sisa susu tidak mengering dan sulit dibersihkan.
25
c) Cuci tangan dengan sabun dan payudara dibersihkan dengan air
atau ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan pada puting.
d) Perah ASI dengan tehnik sterilisasi.
e) Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.
f) Botol yang baik sebaiknya terbuat dari gelas atau kaca, jika
menggunakan botol plastik pastikan plastiknya cukup kuat (tidak
meleleh saat direndam air panas)
g) Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat, jangan dalam botol
yang ada dot karena dapat berinteraksi dengan udara.
h) Simpan dengan suhu normal bertahan sampai 6 jam, lemari es
dapat bertahan sampai 8 hari, dan freezer dapat bertahan sampai 3
bulan.
i) Cara penyajian, panaskan ASI dengan cara membiarkan botol
dialiri air hangat (jangan mendidih) atau merendam botol dalam
baskom air hangat.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut
Nursalam (2008), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini.
Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data
faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang
digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil
pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini
meneliti tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6
bulan – 2 tahun tentang higienitas botol susu di Desa Soka, Miri, Kabupaten
Sragen tahun 2014.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soka, Kecamatan
Miri, Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk
melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan
pada Tanggal 9 Maret sampai 6 April 2014.
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo,
2012). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen yang berjumlah 126 ibu .
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012).
Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik
diambil semua dan jika jumlah subjek lebih dari 100, maka dapat diambil
10-15% atau 20-25%. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 126 ibu,
maka jumlah sampel minimal adalah :
n = N x 25%
= 126x25%
= 32 ibu
keterangan :
n : Jumlah sampel minimal
N : Jumlah responden
jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 32 ibu
yang memiliki bayi dan balita di Desa Soka dengan kriteria yang sudah
ditentukan. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi
kriteria penelitian meliputi :
28
a. Kriteria Inklusi
1) Ibu yang memiliki anak berusia 6 bulan – 2 tahun yang tinggal di
Desa Soka, Kecamatan Miri, Sragen
2) Ibu yang memiliki bayi dan balita yang menggunakan botol susu.
b. Kriteria Eksklusi
1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
2) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah systematic random sampling, yaitu modifikasi dari simple random
sampling caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan
perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval
sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota
populasi secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota
populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan,
hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah
setiap kelipatan dari X tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau
anggota populasi secara acak dan diberi nomor antara 1 sampai dengan
banyaknya jumlah ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2
29
tahun sebanyak 126 ibu. Kemudian membagi dengan jumlah sampel
yang diinginkkan yaitu sebanyak 32 sampel. Dengan menggunakan
perhitungan pengambilan sampel menurut (Notoatmodjo, 2010).
I = N
n
I = 126
32
I = 3,93 dibulatkan menjadi 4
Keterangan :
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
I = interval
Hasilnya sebagai interval adalah 4, maka sampel yang dipilih
didasarkan pada nomor kelipatan 4, yaitu nomor 4,8,12,16,20, dan
seterusnya sampai mencapai jumlah sampel yang diinginkan, sebanyak
126 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian
untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainya dalam kelompok itu
(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu
tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2
tahun tentang higienitas botol susu.
30
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
Operasional Kategori Alat Ukur Skala
Tingkat
pengetahua
n tentang
higienitas
botol susu
Hasil tahu
pengindraan
manusia
tentang cara
melakukan
higienitas botol
susu agar
terhindar dari
bakteri dan
kuman
penyakit
a. Baik, bila nilai
responden (x) >
mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai
mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. kurang, bila
nilai (x) <
mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2010)
Kuesioner
pengetahuan
tentang
higienitas
botol susu
Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner tertutup atau
angket yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden. Kuesioner tertutup adalah kuesioner dibuat sedemikian rupa
sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pernyataan yang
sudah ada atau disediakan jawabannya (Notoatmodjo, 2012). Jenis
pengukuran data menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang bersifat tegas
dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari
pernyataan “ya” dan “tidak”, “positif dan negatif”, “setuju dan tidak setuju”,
atau “benar dan salah”.
31
Tabel 3.2 Cara Penskoran Kuesioner
Pernyataan Jawaban
“Benar” “Salah”
Favorable 1 0
Unfavorable 0 1
Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada
jawaban yang dianggap benar atau salah (Notoatmodjo, 2012).
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-
kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Botol Susu
Variabel Indikator No Pernyataan
Jumlah Favorable Unfavorable
Pengetahuan
Tentang
Higienitas
1. Pengertian
Higienitas Botol
susu
1,2 3 3
Botol Susu 2. Manfaat
Higienitas Botol
susu
4,6,7 5,8 5
3. Tips memilih
Botol susu yang
baik
11,12,16,18,19 9,10,13,14,1
5, 17
11
4. Cara Menjaga
Kebersihan
Botol
21,23,25 20,22,24,26 7
5. Metode
Sterilisasi Botol
susu
27,29,30 28,31 5
Jumlah 16 15 31
Agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel, maka kuesioner akan
diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas di tempat yang
berbeda, dengan karakteristik responden yang hampir sama (Riwidikdo,
2009). Terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap
32
karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yang dilakukan di Desa Pendem,
Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen dengan dengan jumlah responden
sebanyak 30 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun yang
memiliki karakteristik yang hampir sama. Yang telah dilaksanakan pada hari
minggu, 09 Maret 2014.
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2013). Validitas adalah suatu
ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur.
Uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dengan
bantuan program SPSS for windows versi 16.0, rumus product moment,
yaitu:
Keterangan:
r : Koefisien kolerasai
N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
}Y - Y {N }X X {
YX.. - X.Y . N
222 2Nr
33
Item pernyataan dinyatakan valid jika r hitung > 0,361
(Riwidikdo, 2013).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reabilitas instrumen akan digunakan rumus Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows.
Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha minimal > 0,750
(Riwidikdo,2010).
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :
2
2
11 11 t
b
k
kr
2t
2b1
Keterangan:
r11 : Reliabilitas Instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 : Jumlah varian butir
σt2
: Varians total
Uji validitas dan reabilitas telah dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan
Miri, Kabupaten Sragen dengan dengan jumlah responden sebanyak 30
34
ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun. Yang telah
dilaksanakan pada hari minggu, 09 Maret 2014. Untuk mendapatkan
hasil dengan kurva normal, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas
pada 30 responden pada suatu penelitian (Riwidikdo, 2013).
Setelah 35 pernyataan dilakukan uji validitas didapatkan hasil 31 soal
valid dan 4 soal tidak valid yaitu pada pernyataan 2 mengenai pengertian
higienitas, 22 mengenai cara menjaga kebersihan botol, 25 mengenai cara
menjaga kebersihan botol, 33 mengenai cara sterilisasi botol susu.
Dikarenakan r hitung < 0,361. Kemudian 4 pernyataan tersebut tidak
digunakan dalam penelitian karena sudah diwakili oleh pernyataan yang
valid.
Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai alpha 0,949 > 0,7 sehingga
kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen yang memenuhi kriteria sampel yang terpilih dan
kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh
mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga
oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari objek
(Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini berupa pengetahuan
35
ibu tentang higienitas botol susu yang diperoleh dari nilai kuesioner yang
diisi langsung oleh responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari subjek penelitian (Riwidikdo, 2013).
Data sekunder didapatkan selain dari responden secara langsung yaitu
dari data kepustakaan misalnya buku, karya tulis ilmiah, dan jurnal
tentang higienitas botol susu. Data sekunder juga didapatkan dari bidan
desa tentang data jumlah ibu dan nama ibu serta alamat ibu yang
memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto
(2006), meliputi :
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau jika
tidak sesuai dapat segera dikembalikan kepada responden untuk
dilengkapi.
36
c. Coding
Tiap hasil dari pengamatan dan wawancara diberikan nomor kode
pada lembar pedoman untuk memudahkan pada waktu memasukan
data.
d. Entry
Merupakan kegiatan atau langkah memasukan data-data hasil
penelitian ke dalam program aplikasi statistik SPSS 16,0 untuk
pengujian data.
e. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan
ke dalam tabel.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariate yaitu menganalisis terhadap variabel
dari hasil untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari
tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
Menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam
menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif
dengan urutan sebagai berikut (Riwidikdo, 2013) :
a. Pengetahuan baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD.
b. Pengetahuan cukup : bila nilai responden (x) mean -1 SD ≤ x ≤ mean
+ 1 SD.
37
c. Pengetahuan kurang : bila nilai responden (x) < mean - 1SD.
Rumus prosentase setiap kategori pengetahuan tentang higienitas
botol susu menurut kategori pengetahuan sebagai berikut (Riwidikdo,
2013)
Skor Prosentase =
Jumlah ibu pada tiap kategori tingkat pengetahuan
Jumlah responden
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kesehatan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kesehatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan
(Notoatmodjo,2012). Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia
tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapa terlindungi,
kemudian kuesioner dikirim ke subjek ang diteliti dengan menekankan pada
masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah
etika yang meliputi:
1. Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek
penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui
dampaknya. Jika subjek penelitian bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia,
x 100 %
38
maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Notoatmodjo,
2012). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar
persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)
Anonimity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini, peneliti tidak
akan mencantumkan nama subjek penelitian pada lembar pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2012).
3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)
Bab ini menjelaskan masalah - masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan mulai dari
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Jadwal penelitian
terlampir.
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten
Sragen yang merupakan salah satu Desa yang berada di Daerah Sragen.
Lokasi Desa Soka terletak di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Desa Soka
mempunyai luas wilayah 146,5371 Ha/m2 dengan penggunaan lahan
persawahan atau ladang yaitu 121.3810 Ha/m2, perkebunan jati yaitu 33.000
Ha/m2, kuburan yaitu 0.6800 Ha/m
2, pekarangan atau perumahan yaitu
122.7926 Ha/m2, dan perkantoran yaitu 0.5370 Ha/m
2. Adapun letak
administrasi Desa Soka adalah sebagai berikut : sebelah timur berbatasan
dengan Desa Partoyasan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kedung Uter,
sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedung Ringin dan sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Bulak Sari.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2014 di
Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Responden dalam penelitian ini adalah
ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,
Miri, Kabupaten Sragen yang berjumlah 32 responden.
1. Karakteristik Responden
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
41
Tabel 4. 1 Karakteristik responden berdasarkan umur
No. Responden Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
< 20 Tahun
20 – 35 Tahun
> 35 Tahun
10
19
3
31,2%
59,4%
9,4%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, kelompok umur responden < 20
tahun sebanyak 10 responden (31,2%), umur 20 – 35 tahun sebanyak
19 responden (59,4%) dan umur > 35 tahun sebanyak 3 responden
(9,4%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden
terbanyak adalah umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 19 responden
(59,4%).
b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4. 2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No. Responden Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
4
6
18
4
12,5%
18,8%
56,2%
12,5%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden
berpendidikan SD sebanyak 4 responden (12,5%), pendidikan SMP
sebanyak 6 responden (18,8%), pendidikan SMA sebanyak 18
responden (56,2%) dan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4
responden (12,5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah SMA yaitu
sebanyak 18responden (56,2%).
42
c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4. 3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No. Responden Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
IRT
PNS
Swasta
Buruh
13
2
5
12
40,6%
6,3%
15,6%
37,5%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai
IRT sebanyak 13 responden (40,6%), bekerja sebagai PNS sebanyak 2
responden (6,3%), pekerja Swasta sebanyak 5 responden (15,6%) dan
bekerja sebagai Buruh sebanyak 12 responden (37,5%). Dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling
banyak sebagai IRT yaitu sebanyak 13 responden (40,6%).
d. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak
Tabel 4. 4 Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak
No. Responden Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
1 anak
2 anak
3 anak
> 3 anak
18
8
4
2
56,2%
25%
12,5%
6,3%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.4 di atas kelompok responden yang
memiliki 1 anak sebanyak 18 responden (56,2%), yang memiliki 2
anak sebanyak 8 responden (25%), yang memiliki 3 anak sebanyak 4
responden (12,5%) dan yang memiliki > 3 anak sebanyak 2 responden
(6,3%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari responden
43
yang paling banyak memiliki 1 anak yaitu sebanyak 18 responden
(56,2%).
e. Karakteristik responden berdasarkan umur anak
Tabel 4. 5 Karakteristik responden berdasarkan umur anak
No. Responden Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
6 – 12 bulan
13 – 18 bulan
19 – 24 bulan
11
13
8
34,4%
40,6%
25%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.5 di atas kelompok responden yang
memiliki anak berumur 6 – 12 bulan sebanyak 11 responden (34,4%),
yang memiliki anak berumur 13 – 18 bulan sebanyak 13 responden
(40,6%), dan yang memiliki anak berumur 19 – 24 bulan sebanyak 8
responden (25%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
responden yang paling banyak memiliki anak berumur 13 – 18 bulan
yaitu sebanyak 13 responden (40,6%).
f. Karakteristik responden berdasarkan urutan anak
Tabel 4. 6 Karakteristik responden berdasarkan urutan anak
No. Responden Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
Anak pertama
Anak ke-2
Anak ke-3
Anak ke-4
19
7
5
1
59,4%
21,9%
15,6%
3,1%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.6 di atas kelompok responden yang
memiliki anak ke-1 sebanyak 19 responden (59,4%), yang memiliki
anak ke-2 sebanyak 7 responden (21,9%), yang memiliki anak ke-3
44
sebanyak 5 responden (15,6%) dan yang memiliki anak ke-4 sebanyak
1 responden (3,1%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari
responden yang paling banyak memiliki anak ke-1 yaitu sebanyak 19
responden (59,4%).
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan dari responden, maka didapatkan hasil nilai Mean
24,3 dan nilai Std. Deviation 6,4.
Tabel 4.3Mean dan Std. Deviation
Variabel Mean Std. Deviation
Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas
Botol Susu pada Ibu yang Memiliki Bayi
dan Balita Usia 6 Bulan – 2 Tahun di
Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen
24,3 6,4
Berdasarkan nilai Mean dan Std. Deviation, pengetahuan responden
dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu baik, cukup dan kurang.
Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang
memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,
Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel 4. 4 di bawah ini:
Tabel 4. 4 Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu
yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,Miri,
Kabupaten Sragen
No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
2
25
5
6,2%
78,1%
15,7%
Total 32 100%
Sumber: Data primer
45
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan tentang higienitas
botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 Bulan – 2 tahun
di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori pengetahuan baik
sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan cukup sebanyak 25 responden
(78,1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,7%). Jadi
tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki
bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten
Sragen yang paling banyak dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu
sebanyak 25 responden (78,1%).
C. Pembahasan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap
suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba melalui
kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang atau over behavior (Notoatmojo, 2010).
Higienitas dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian, yaitu:
bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental
yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan tubuh yang sehat dan orang
yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta makanan yang dikonsumsi.
Higienitas botol merupakan salah satu cara untuk mendorong perilaku higienis
untuk mencegah penyebaran penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat
46
mencegah penyebaran penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan
seperti cacingan atau demam berdarah (UNICEF, 2009).
Dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother, atau pacifier adalah
pengganti putting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Non
nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama dikenal dalam sejarah umat
manusia, penggunaanya merupakan usaha orang tua untuk memberikan
sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa nyaman untuk
bayinya. Botol secara universal seakan menjadi simbol perlengkapan
perawatan bayi, penggunaanya sangat luas di seluruh dunia (IDAI,2009).
Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana
dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan menyimpan botol susu
di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun
mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi.Botol susu perlu dicuci
menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama beberapa
menit. Mencuci puting botol susu menggunakan air panas agar terhindar dari
kuman. Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah bagi
bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu, harus segera
mengeringkanya menggunakan kain bersih (Destika, 2012).
Menurut Kholid (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan antara lain umur, kemampuan, lingkungan, sosial budaya,
pendidikan dan pengalaman.
Berdasarkan penelitian ini, usia responden dalam kategori baik
sebanyak 2 responden (6,2%) dengan usia ± 29 tahun. Kategori cukup
47
sebanyak 25 responden (78,1%) dengan usia antara 18 - 35 tahun. Dan
kategori kurang sebanyak 5 responden (15,2%) dengan usia ≤ 18 tahun dan
≥ 36 tahun. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya
proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan
tahun.
Kemampuan/Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam
situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu
modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah
sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang atau tiap responden akan
berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi
seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan,
seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara
berfikir seseorang.
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang
48
lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan
memperoleh pengetahuan.
Berdasarkan penelitian, pendidikan responden dalam kategori baik
sebanyak 2 responden (6,2%) dengan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak
2 responden. Kategori cukup sebanyak 25 responden (78,1%) dengan
pendidikan sebagian besar SMA sebanyak 18 responden, SMP sebanyak 5
responden, Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden. Dan kategori kurang
sebanyak 5 responden (15,2%) dengan pendidikan SD sebanyak 4 responden,
SMP sebanyak 1 responden. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses
pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu
sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut
pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami
pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat
diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan tingkat pengetahuan
tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6
bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori
pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan cukup sebanyak
49
25 responden (78,1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden
(15,7%). Jadi tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang
memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten
Sragen yang paling banyak dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu
sebanyak 25 responden (78,1%).
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan penelitian
adalah tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama dan setiap responden memiliki
waktu luang yang berbeda dalam menjawab kuesioner.
2. Kelemahan/ Keterbatasan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas
botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2
tahun.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “ya” dan “tidak”
serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan
secara mendalam.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu
sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki
bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen
dalam kategori baik sebanyak 2 responden (6,2%).
2. Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki
bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen
dalam kategori cukup sebanyak 25 responden (78,1%).
3. Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki
bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen
dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (15,7%).
B. Saran
1. Bagi Responden atau Masyarakat
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti
penyuluhan dari tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa
dan elektronik agar dapat mengetahui tentang higienitas botol susu.
51
2. Institusi Pendidikan STIkes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan
khususnya tentang higienitas botol susu.
3. Tenaga Kesehatan
Diharapkan memberikan penyuluhan tentang higienitas botol susu pada
ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun, sehingga
pengetahuan ibu menjadi baik dan dapat mengerti tentang higienitas botol
susu.
4. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode
yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner, sehingga
dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agusulistiana. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di
Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen. Akbid Kusuma Husada.
KTI
Amiruddin. R. 2007. Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada
Bayi 6-11 bulan. http//www.artikelilmiah.com.html. Diakses 26
November 2013.
Arikunto. S. 2006. Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Edisi II, Jakarta : Rineka
Cipta
_________. 2010. Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Edisi II, Jakarta : Rineka
Cipta
Depkes. 2012. Diare (www.Depkes.go.id/downloads/buletin%20) diare
final(1).pdf.). Diakses tanggal 26 November 2013
Destika. A. B. 2012. Siasat Jaga Kebersihan Botol Buah Hati
http://m.okezone.com/raed/2012/05/10/483/627531/siasat-jaga-
kebersihan-botol-buah-hati. Diakses tanggal 21 November 2013
Dinkes. Jateng. 2012. http://www.akbprovinsijawatengah.co.id. Diakses tanggal
21 November 2013
DKK Sragen. 2012. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen 2012. Sragen:
DKK Sragen.
Farida. 2008. Pernik Bayi. http:/memilih-botol- susu/. Diakses 23 November
2013.
Fatmalia. 2009. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Membersihkan Botol Bayi
di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir. Palembang. KTI
Hapsari. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Desa
Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Akbid Kusuma
Husada. KTI
Hidayat. A. A A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika
IDAI. 2009. Masalah Penggunaan Dot Pada Bayi. http://www.idai.indonesia-
pediatric.society. Diakses tanggal 21 November 2013
Jurnal. Kesehatan. 2012. Diare Mendominasi Kematian Bayi.
http://www.ampl.or.id/digilib/read/diare-mendominasi-kematian-
bayi/46678. Diakses tanggal 26 November 2013
Kholid. A. 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media,
dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Press.
Melinda. 2012. Memilih Botol Susu Bayi. http://www.melindacare.melinda
hospital.com/modul.php. Diakses tanggal 24 November 2013
RS Mitra Keluarga. K. 2011. http://www.mitrakeluarga.com/tegal/tips-praktis-
memerah-menyimpan-dan-memberikan-asi/ Diakses tanggal 6 Desember
2013
Nasir. 2011. Penyajian Makanan. http://nasir.com. Diakses Tanggal 21 November
2013
Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2010. Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
_____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Puskesmas Miri. 2012. RM Puskesmas Miri 2012. RM Puskesmas Miri Sragen.
Riwidikdo. H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
___________. 2010. Statistik Kesehatan untuk Penelitian Kesehatan dengan
Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama
___________. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Safitri. A. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga.
Soegeng. S. 2007. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.
Sutomo. B. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia Pustaka.
UNICEF. 2009. Rekomendasi tentang Pemberian Makan Bayi Pada Situasi
Darurat. http:www.who.or.id. Diakses 23 November 2013.