TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

109
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK DAN PESTISIDA SINTETIS DI DESA PABBENTENGANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SUHARTINA 105960184515 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK DAN PESTISIDA SINTETIS

DI DESA PABBENTENGANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

SUHARTINA 105960184515

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

ii

TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK DAN PESTISIDA SINTESIS

DI DESA PABBENTENGANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

SUHARTINA 105960184515

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBIBSNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Tingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap

Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Nama : Suhartina

NIM : 105960184515

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

Disetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si Amanda Patappari F, S.P., M.P NIDN. 0012046603 NIDN. 0909078604

Diketahui:

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Dr. H. Burhanuddin, S. Pi., M.P Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P NDN.0912066901 NIDN. 0921037003

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

iv

HALAMAN KOMISI PENGUJI

Judul : Tingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap

Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Nama : Suhartina

NIM : 105960184515

Program Studi : Agribisnis

Fakultas : Pertanian

KOMISI PENGUJI

Nama TandaTangan

1. Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si

Ketua Sidang

2. Amanda Patappari F, S.P., M.P Sekertaris

3. Dr. Jumiati., S.P., M.M Anggota

4. Ardi Rumallang, S.P., M.M Anggota

Tanggal Lulus :..............................................

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Tingkat

Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Pestisida

Sintetis di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah

benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir

skripsi ini.

Makassar, Juli 2019

Suhartina

105960184515

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

vi

ABSTRAK

SUHARTINA 1059600184515. Tingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Di bimbing oleh RATNAWATI TAHIR dan AMANDA PATAPPARI FIRMANSYAH.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Populasi dalam penelitian ini adalah semua petani jagung di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dengan jumlah 200 orang. Sampel diambil 10% dari total populasi sehingga sampel berjumlah 20 orang. Pengambilan sampel sebanyak 20 orang yang didapatkan secara purposive sampling atau secara sengaja. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dengan kuisioner dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pupuk dan pestisida sintetis termasuk ke dalam kategori tinggi dengan mengukur beberapa variabel yaitu pupuk sintetis yang digunakan dengan skor rata-rata 2.75 dan pestisida sintetis yang digunakan dengan skor rata-rata 2.68. Metode pengaplikasin pupuk sintetis mendapatkan skor rata-rata 2.81 dan 2.66 untuk metode pengaplikasian pestisida. Waktu pengaplikasian pupuk sintetis tergolong tinggi dengan skor rata-rata 2.71 dan nilai skor 3 untuk waktu pengaplikasian pestisida sintetis. Nilai skor dengan kategori tinggi yang dihasilkan ketiga variabel dapat diartikan bahwa petani jagung di lokasi penelitian mengetahui ketepatan penggunaan pupuk dan pestisida sintetis dilihat dari keberhasilan petani dalam melakukan budidaya jagung.

Kata kunci : petani jagung, pengetahuan, pupuk dan pestisida sintetis

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukir penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat dan salam

tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat

dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Tingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan

Pestisida Sintetis di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memeperoleh Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.gelar

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi in tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si, selaku pembimbing I dan Amanda

Patappari F, S.P.,M.P, selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat

diselsaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S. Pi., M.P, selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati, S.P.,M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

viii

4. Kedua Orangtua ayahanda Dg Rani dan Ibu Mariati dan segenap keluarga yang

senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Desa Pabbentengang yang telah mengizinkan penulis

untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.

7. Semua pihak yang membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang

penulis tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepasa semua piahak yang terkait

dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

kristal-kristal Allah senantiasa tercurahkan kepadanya. Amin.

Makassar, Juli 2019

Suhartina

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTRA ISI ........................................................................................................ v

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1.LatarBelakang ........................................................................................... 1

1.2.RumusanMasalah ...................................................................................... 4

1.3.TujuandanKegunaanPenelitian .................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5

2.1.Pengetahuan .............................................................................................. 5

2.2.Petani ......................................................................................................... 11

2.3.Komoditas Jagung ..................................................................................... 13

2.4.Pupuk Sintetis ........................................................................................... 14

2.5.Pestisida Sintetis ....................................................................................... 18

2.6.Kerangka Pikir .......................................................................................... 21

III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 23

3.1. Lokasidan Waktu Penelitian ................................................................... 23

3.2. Teknik Penentuan Sample ....................................................................... 23

3.3. Jenisdan Sumber Data ............................................................................. 24

3.4. Tehnik Pengumpualan Data .................................................................... 24

3.5. Teknik Analisis Data............................................................................... 25

3.6. Definisi Operasional ............................................................................... 25

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

x

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................................... 27

4.1.Letak geografi ......................................................................................... 27

4.2.Letak demografis .................................................................................... 27

4.3.Sarana dan Infrastruktur Desa ................................................................. 31

4.4.Kondisi ekonomi ..................................................................................... 33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 34

5.1. Identitas Petani Responden ..................................................................... 34

5.2. Deskripsi Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis ............................... 39

5.3. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis ..................................................................................... 40

5.4. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Metode Pengaplikasian pupuk dan Pestisida sintetis ............................................................................. 45

5.5. Pengetahuan petani jagung terhadap waktu pengaplikasian pupuk dan pestisida sintetis ................................................................................ 51

VI. KESIMPULAN DAN DARAN ..................................................................... 57

6.1.Kesimpulan ............................................................................................. 57

6.2.Saran ....................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ............................................................... 28

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .................................................................................. 28

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian di Desa

Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ..................................... 39

4. Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ............................................................... 30

5. Sarana Transportasi di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .............................................................................................. 31

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ............................................................... 32

7. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ............................................................... 32

8. Sarana Umum Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .... 33

9. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Umur di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ............................................................... 35

10. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ..................................... 36

11. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Kelurga di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ........................ 37

12. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusaha Tani di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ...................... 38

13. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Pupuk Sintetis yang Digunakan ........ 40

14. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Pestisida Sintetis yang Digunakan .... 43

15. Pengetahuan Petani Jagung terhadap metode pengaplikasian pupuk ............ 46

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

xii

16. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Metode Pengaplikasian Pestisida ..... 48

17. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap waktu pengaplikasian pupuk ............. 51

18. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Waktu Pengaplikasian Pestisida ........ 53

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian Tingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk Dan Pestisida Sintetis ..............................22

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Nomor

1. Kuisioner penelitian ..................................................................................... 59

2. Peta lokasi penelitian ................................................................................... 67

3. Identitas Petani Responden di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ............................................................................ 68

4. Rekapitulasi data Pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan Pupuk sintetis ............................................................................................... 69

5. Rekapitulasi data Pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pestisida sintetis ........................................................................................... 70

6. Dokumentasi penelitian ............................................................................... 71

7. Surat izin penelitian ..................................................................................... 75

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang

cukup penting dalam pembangunan pertanian di Indonesia, karena selain komoditi

ini dimanfaatkan sebagai bahan karbohidrat setelah padi, di beberapa Daerah di

Indonesia jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama, dan juga sebagai bahan

pakan ternak dan industri.

Produksi jagung di Indonesia pada lima tahun terakhir terus meningkat,

pada tahun 2014 sekitar 19 juta ton, tahun 2015 mencapai 19.2 ton, meningkat di

tahun 2016 yaitu sebesar 23. 57 juta ton dan terus mengalami peningkatan di dua

tahun terakhir yaitu 28.924 juta ton pada tahun 2017 dan pada tahun 2018 sebesar

30.055 juta ton, (Dinas Kementerian Pertanian Republik Indonesia, 2016).

Produksi jagung di atas berdasarkan data dari Dinas Kementerian Pertanian

Republik Indonesia yang menunjukkan bahwa pada lima tahun terakhir produksi

jagungnasional terus mengalami peningktatan, begitu pula dengan produksi

jagung yang ada di Daerah Sulawesi Selatan yang terus mengalami peningkatan.

Sulawesi Selatan merupakan wilayah penghasil jagung terbesar selain Jawa

Timur, Jawa Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.Potensi pertanaman

jagung di Sulawesi Selatan mencapai seluas 420.984 Ha.Produksi jagung pada

lima tahun terakhir di Sulawesi selatan terus mengalami peningkatan diantaranya,

Produksi jagung pada tahun 2014 sebesar 1.490 juta ton, tahun 2015 sebesar 1.528

juta ton, di tahunn 2016 mencapai 2.065, d dua tahun selanjutnya produksi jagung

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

2 tidak mengalami peningkatan yaitu, pada tahun 2017 sebesar 2. 341 juta ton dan

di tahun 2018 sebesar 2.341 juta ton (Dinas Kementerian Pertanian Republik

Indonesia, 2016).

Hal ini bisa tercapai jika petani mengetahui apa yang harus dilakukan

untuk meningkatkan produksi tanaman jagung yang diusahakannya misalkan

pemberian pupuk dan pestisida yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Upaya peningkatan produksi jagung melalui intensifikasi maupun

ekstensifikasi selalu diiringi penggunaan pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara

pada tanaman, pemupukan dilakukan scara berimbang, sesuai kebutuhan hara

tanaman, dengan mempertimbangkan kemampuan tanah menyediakan hara secara

alami, keberlanjutan system produksi dan keuntungan yang memadai bagi petani

Pupuk dan pestisida merupakan dua sisi yang sulit dipisahkan dalam

kegiatan bercocok tanam, peningkatan hasil pertanian merupakan harapan para

petani. Untuk meningkatkan produksi pertanian dalam hal ini tanaman jagung,

maka diperlukan perawatan yang sesuai seperti pemberian unsur hara yang cukup

atau pemupukan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman agar kebutuhan akan

unsur hara dapat terpenuhi guna membantu pertumbuhan tanaman, terutama bagi

tanaman jagung dan juga pengendalian hama yang sesui.

Pupuk merupakan unsur hara yang digunakan petani yang diberikan ke

dalam tanah guna membantu pertumbuhan tanaman, terutama bagi tanaman

jagung , terutama kandungan Nitrogen (N), Fospor (P), dan Kalium (K).

Selain pemberian pupuk untuk menambah nutrisi pada tanaman, juga

diperlukan pembasmian hama penyakit dan gulma bagi tanaman, dengan

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

3 memberikan pestisida agar tanaman dapat tumbuh dengan baik, sebelum

memberikan pestisida petani jangung harus tahu dulu jenis pengganggu apa yang

menyerang tanaman jagung tersebut agar tidak salah sarana.

Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk

mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Sasarannya

bermacam-macam,seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan,

atau mikroba yang dianggap mengganggu. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti

aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, serta

juga dapat merusak ekosistem.

Salah satu tugas pokok di dalam pembanguna pertanian adalah

menemukan cara berusaha tani yang dapat dipraktekkan dengan efektif oleh

petani yang mempunyai kemampuan rendah asalkan mereka mau saja belajar

sedikit dan mau mengembangkan keterampilan yang baik. Pengetahuan petani

harus terus meningkat dan berubah agar pembangunan pertanian dapat terlaksana,

petani mengembangkan sikap baru yang berbeda terhadap pertanian, terhadap

alam sekitar dan terhadap diri mereka sendiri.Dengan hal tersebut diharapkan

dapat meningkatkan produksi dan mempertinggi rasa percaya diri.

Salah satu wilayah di Kabupaten Gowa tepatnya di Desa Pabbentengang

hampir keseluruhan petaninya menanam jagung dan untuk pemberian unsur hara

dan pembasmian hamam menggunakan pupuk dan pestisida sintetis. Kita ketahui

bahwa apabila pupuk dan pestisida sintetis digunakan secara berlebihan, tidak

sesuai dengan takaran ataupun kebutuhan tanaman makan dapat berdampak buruk

bagi tanaman, tanah, lingkungan maupun kesehatan.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

4 Berdasarkan latar belakang tersebut, maksa penulis bermaksud

mengadakan penelitian secara lanjut untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani

jagung terhadap penggunaan pupuk dan pestisida sintetisdi Desa Pabbentengang

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas,maka adapun masalah yang dapat

dirumuskan yaitu, Bagaimanakahtingkat pengetahuan petani jagung

terhadappenggunaan pupuk dan pestisida sintetisdi Desa Pabbentengan

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan

petani jagung terhadappenggunaan pupuk dan pestisida sintetis di Desa

Pabbentengan Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagaibahan informasi bagi

para pembaca,baik bagi rekan akademisi maupun bagi orang orang yang

berkecimpung di bidang pertanian.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

5 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari suatu kumpulan pemikiran individu

atau manusia yang diterima satu atau lebih panca indera. Sesuatu yang hadir dan

terwujud dalam pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi persentuhan dan

hubungan dengan alam sekitarnya. Pengetahuan petani mempengaruhi perubahan

perilaku dan memungkinkan dirinya berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk

meningkatkan masyarakat dan kehidupannya.

Hal ini terjadi oleh karena pengetahuan yang cukup memotivasi seseorang

untuk banyak berbuat dalam memenuhi kehidupan sendiri. Tingkat pengetahuan

dalam menerima suatu pembaharuan tergantung bagaimana cara penyuluhan

pertanian untuk menerapkan metode penyuluhan yang cocok dengan kondisi.

Petani menyatakan sesungguhnya media untuk meningkatkan pengetahuan

masyarakat desa khususnya petani telah disiapkan oleh pemerintah dan telah

diberikan kemudahan-kemudahan melalui program penyuluhan pertanian. Baik itu

tentang usahatani maupun penerapan teknologi baru (Syafiuddin, 2010).

Pengetahuan petani dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui

oleh para petani berkenaan dengan kegiatan petani jagung dalam penggunaan

pupuk dan pestisisda sintetis dan juga peluang berusaha atau kesempatan kerja

bagi petani. Pengetahuan merupakan aspek prilaku yang terutama berhubungan

dengan kemampuan mengingat materi yang telah dipelajari dan kemampuan

mengembangkan intelegensia. Yang dimaksud pengetahuan adalah kesan di dalam

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

6 fikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali

dengan kepercayaan, takhyul, dan penerangan-penerangan yang keliru (Soekanto,

1999).

Dalam pembangunan saat ini, disadari bahwa pengetahuan terhadap

sesuatu yang baru merupakan alat yang cukup vital. Terutama dalam mewujudkan

harapan yang diinginkan bersama yaitu menciptakan masyarakat yang adil dan

makmur. Akibatnya mutlak dipikirkan dan dicari suatu konsep yang dapat

menjembatangi antara realita pembangunan dengan peningkatan pengetahuan

(Zuckerman, 2002).

Belajar bagi petani dan keluarganya selain untuk mengembangkan

pengetahuan juga untuk meningkatkan partisipasisosial mereka. Hasil belajar akan

nampak pada perubahan perilaku antara lain peningkatan pengetahuan baik jenis

maupun jumlahnya (Syafiuddin, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dalam diri seseorang yaitu

1. Pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan

tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

7 sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak

berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan nonformal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang

akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin

positif terhadap obyek tersebut.

2. Informasi/media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan

tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk

media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya

informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

8 3. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang

juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap

proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan

tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa

lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama

bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang

bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

9 6. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia

madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri

menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan

banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua

sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua

karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan

bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada

beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan

umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun

cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

Saefuddin (1999), menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan tahap

awal terjadinya persepsi yang kemudian melahirkan sikap dan pada gilirannya

melahirkan perbuatan atau tindakan. Adanya pengetahuan yang baik tentang suatu

hal, akan mendorong terjadinya perubahan perilaku pada diri individu, dimana

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

10 pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan menyebabkan seseorang bersikap

positif terhadap hal tersebut, demikian pula sebaliknya. Adanya niat yang

sungguh-sungguh untuk melakukan suatu kegiatan akhirnya dapat menentukan

apakah kegiatan itu betul-betul dilakukan.pengetahuan memiliki peranan dalam

memunculkan sikap dan persepsi seseorang terhadap suatu objek tertentu yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya.

Pengetahuan manusia menurut Notoatmodjo (2007) di bagi menjadi 6

tingkatan seperti:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang sudah dipelajari

sebelumnya.Termasuk pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang sudah diterima.Oleh sebab itu tahu merupakan tingkatan yang paling

rendah. Sebagai contoh : dapat menyebutkan maksud dari perkembangan motorik.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang apa yang sudah diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, minyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi bisa diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada suatu kondisi yang nyata.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

11 4. Analisis (Analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih di dalam stuktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintetis (Syintesis)

Suatu kemampuan untuk menyususun atau menghubungkan,

merencanakan, meringkas, menyesuaikan sesuatu terhadap teori atau rumusan

yang sudah ada.

6. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek, penilaian ini berdasarkan kriteria yang sudah

ditentukan sendiri.

2.2. Petani

Petani merupakan seseorang yang bergerak dibidang pertanian, utamanya

dengan cara melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan

memelihara tanaman, dengan harapan untuk memperolah hasil dari tanaman

tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya ke orang lain. Mereka juga

dapat menyediakan bahan mentah bagi industri. Seseorang bisa jadi petani

(asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan

sebagai petani. Maksud kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah yang harus

mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

12 untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti

pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak

banyak (Syafiuddin, 2010).

Petani adalah setiap orang melakukan kegiatan usaha untuk memenuhu

sebagian atau keseluruhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang

meliputu usahatani pertanian, peternakan, perikanan dan pemungutan hasil laut.

Peranan petani sebagai pengelola usaha tani berfungsi mengambil keputusan

dalam mengorganisis faktor-faktor yang di ketahui (Hernanto, 2002)

Bahrin (2005) mengemukakan bahwa petani adalah bagian dari

sekelompok masyarakat yang menjalankan kegiatan usaha tani, yakni

memanfaatkan permukaan bumi dengan dukungan energy matahari, suhu dan air

untuk tumbuh dan berkembangnya tanmana dan ternak.

Peranan dari tiap petani adalah memelihara tanaman dan hewan guna

mendapatkan hasil-hasil yang bermanfaat.Dalam tanaman ini mencakup

persemaian, penyebaran benih, penanaman pemeliharaan, pannen dan pasca

panen, sedangkan dalam pemeliharaan hewan mencakup pengaturan pembiakan

ternak, member makan melindungi dari serangan penyakit .dan menyediakan

kandang. Peranan lain yang dilakukan petani dalam kegiatan usaha taninyaadalah

sebagai manajer mencakup kegiatan otak yang didorong oleh kemampuan yang

tercakup didalamnya terutama dalam mengambil keputusan atas penetapan

pilihan-pilihan dari alternative yang ada (Bahrin, 2005).

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

13 2.3. Komoditas Jagung

Jagung (Zea mays L) adalah salah satu tanaman pangan

penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi

penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok,

sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia.

Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen

penting pakan ternak.Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak

pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung

menjadi bahan baku berbagai produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.

Jagung merupakan tanaman model yang menarik, khususnya di

bidang biologi dan pertanian.Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi

objek penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya

teknologi kultivar hibrida yang revolusioner.

Dari sisi fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat

efisien memanfaatkan sinar matahari.Tanaman semusim yang dalam budidayanya

menyelesaikan satu daur hidupnya dalam 80-150. Istila seumur jagung

menggambarkan usia rata-rata jagung yang berkisar tiga sampai empat bulan.

Sekitar paru pertama dari daur hidup merupakan tahap pertumbuhan vegetatife

dan paru ke dua untuk tahap reproduktif.Tanaman jagung merupakan tanaman

biji-bijian yang jumlah produksi setiap tahunnya terbesar dibanding tanaman biji-

bijian yang lain (Malti, 2011).

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

14 2.4. Pupuk Sintetis

Pupuk adalah suatu bahan atau material yang diberikan pada tanaman,

berfungsi mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah untuk melengkapi

ketersediaan unsur hara sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian nomor 505 tahun 2006,

Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur

hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung.

Menurut Novizan (2005), pupuk adalah material yang ditambahkan ke

tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur

hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa

pelapukan tanaman, dan arang kayu.

Berdasarkan proses pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alami

dan pupuk buatan Novizan (2002). Pupuk alami adalah pupuk yang didapat

langsung dari alam, contohnya fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau,

kompos.Jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung di dalamnya sangat

bervariasi. Sebagian dari pupuk alam dapat disebut sebagai pupuk organik karena

merupakan hasil proses dekomposisi dari material mahluk hidup seperti, sisa

tanaman, kotoran ternak, dan lain-lain.

Sedangkan pupuk buatan atau sintetis adalah pupuk yang dihasilkan dari

proses pembuatan pabrik. Kadar, hara, jenis hara, dan komposisi hara di dalam

pupuk buatan sudah ditentukan oleh produsen dan menjadi ciri khas dari

penamaan/merek pupuk.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

15 Pupuk buatan dapat juga dikatakan sebagai pupuk yang dibuat

oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga dapat menjadi

nilai jual yang tinggi. Pupuk buatan salah satunya terdiri dari dua jenis

yaitu pupuktunggal dan pupuk majemuk.Pupuk tunggal merupakan pupuk yang

hanya mengadung satu unsur saja biasanya hanya berupa unsur hara

makro primer misalnya pupuk urea yang hanya mengandung unsur nitrogen.

Pupuk majemuk merupakan pupuk yang kandungan unsurnya lebih dari

satu. Penggunaan pupuk majemuk lebih praktis karena hanya dengan satu kali

penebaran karena beberapa jenis unsur hara dalam pupuk dapat langsung

diberikan. Namun kendala dari pupuk majemuk yang harga jual yang cukup

mahal. Contoh pupuk majemuk yaitu diamonium phosphat yang mengandung

unsur nitrogen dan phosphor kemudian pupuk NKP mutiara yang mengandung

unsur nitrogen, phosphor dan kalium.

a. Manfaat pupuk

Manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang kurang atau

bahkan tidak tersedia di tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman.Menurut

Marsono dan Lingga (2005), terdapat dua manfaat pupuk yaitu yang berkaitan

dengan perbaikan sifat fisik dan kimia tanah.

1. Berkaitan dengan sifat fisik tanah, manfaat pupuk dalam hal ini adalah

memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi gembur. Pemberian pupuk

organik terutama dapat memperbaiki struktur tanah dengan menyediakan

ruang pada tanah untuk udara dan air. Manfaat lain adalah mengurangi erosi

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

16 pada permukaan tanah, berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat

struktur tanah di bagian permukaan sehingga tanah tidak mudah tergerus air.

2. Berkaitan dengan kimia, menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman

untuk membantu mencegah terjadinya kehilangan unsur hara seperti N, P, K

yang sifatnya sangat mudah hilang karena penguapan.

b. Jenis Dan Manfaat Unsur Hara Bagi Tanaman Jagung

Pada umumnya pupuk yang digunakan pada tanaman jagung adalah pupuk

tunggal yaitu urea sebagai pupuk (N), SP-36 sebagai pupuk (P), KCL sebagai

pupuk (K) dan ZA sebagai pupuk (S). Karena sekarang pupuk tunggal KCL susah

ditemui di pasaran maka pupuk kalium diambil dari pupuk majemuk NPK.

Dosis pupuk sintetis yang dianjurkan oleh Balai Penelitian Tanaman

Sereali yaitu untuk pemakaian pupuk tunggal 300 kg Urea, 200 kg SP-36, 100 kg

KCL dan 50 kg ZA untuk setiap hektarnya dan untuk pemakaian pupuk majemuk

yaitu NPK Phonska 300 kg/Ha dan Urea 350 kg/Ha dengan dosis yang diberikan

4-5 gr/pohon. Untuk sakala pemupukan sebanyak 2 kali diberikan pada 7 – 10 hst

dan 25 - 30 hst, sementara itu frekuensi pemupukan 3 kali diberikan pada umur 7-

10 hst, 20-30 hst, dan 40-45 hst.

1. Nitrogen (N)

Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang

sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada

daun. Kekurangan nitrogen dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan

perkembangan tanaman terganggu dan hasil tanaman menurun karena

pembentukan klorofil yang sangat penting untuk proses fotosintetis terganggu.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

17 Bentuk senyawa N umumnya berupa nitrat, amonium, amin, sianida.

Contoh: Kalium nitrat (KNO3), amonium fosfat [(NH4)3PO4], urea (NH2CONH2)

dan kalsium sianida (CaCN2). Bentuk pupuk N ini berupa kristal, prill, pellet,

tablet maupun cair.

Manfaat unsur hara nitrogen bagi tanaman jagung yaitu:

a. Dapat membuat tanaman tumbuh lebih hijau dan segar

b. Memicu pertumbuhan tanaman, baik tinggi tanaman, jumlah cabang atau

jumlah anakan lebih cepat tumbuh

c. Membuat kandungan protein hasil panen menjadi lebih meningkat

2. Fosfor (P)

Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar

(hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen

dan Kalium.Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of life).Unsur

ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji

dan titik tumbuh tanaman. Adapun manfaatnya bagi tanaman jagung yaitu:

a. Akar akan tumbuh dan terbentuk dengan baik

b. Mempercepat pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji

c. Meningkatkan komponen hasil panen tanaman biji-bijian.

3. Kalium (K)

Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada

semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Kalium (K) merupakan unsur hara

utama ketiga setelah N dan P. adapun manfaatnta bagi tanaman jagung yaitu:

a. Membuat tanaman tumbuh lebih tegak dan kokoh

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

18 b. Daya tahan tanaman terhadap serangan hama, penyakit dan kekeringan

menjadi lebih meningkat

c. Pembentukan gula dan pati menjadi lebih meningkat

d. Hasil panen menjadi lebih tahan selama pengangkutan dan

penyimpanan.

4. Sulfur (S)

Unsur Sulfur yang lebih dikenal dengan nama Belerang diserap

tanaman dalam bentuk ion sulfat (SO4). Adapun manfaatnya bagi tanaman yaitu:

a. Meningkatkan kualitas hasil panen dengan memperbaiki warna, rasa,

aroma, dan besar biji

b. Membuat tanaman lebih hijau

2.5. Pestisida Sintetis

Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh

organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang

dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pestisida berasal dari kata

pest yang berarti hama dan sida berasal dari kata caedo berarti pembunuh.

Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama.

Pestisida didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh

atau perangsang tumbuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang

digunakan untuk perlindungan tanaman.Pestisida sebagai zat atau campuran zat

yang digunakan untuk mencegah, memusnahkan, menolak, atau memusuhi hama

dalam bentuk hewan, tanaman, dan mikroorganisme penggangu (Soemirat, 2003).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

19 Menurut peraturan pemerintah RI No. 7 tahun 1973, Pestisida adalah

campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan

mengendalikan hewan/tumbuhan penggangu seperti binatang pengerat, termasuk

serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia yang

dipergunakan untuk :

1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang

merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman, tidak termasuk pupuk.

5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan

peliharaan dan ternak.

6. Memberantas atau mencegah hama-hama air.

7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik

dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.

8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan

penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat

untuk keberlangsungan dunia produksi pertanian.Banyaknya Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan hasil panen, dapat

diminimalisir dengan pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

20 terlalu besar. Selain bidang pertanian, pestisida juga memberikan banyak manfaat

untuk membantu masalah yang timbul akibat adanya organisme pengganggu di

tingkat rumah tangga. Seperti pembasmian nyamuk misalnya, dengan adanya

pestisida maka proses pembasmian nyamuk akan menjadi lebih cepat dan efisien.

Bahkan masih banyak lagi peranan pestisida bagi kehidupan manusia di berbagai

bidang.

a. Jenis Pestisida

Pestisida oleh para ahli dikelompokan untuk mempermudah pengenalanya.

Pestisida dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sasaran, bentuk fisik, bentuk

formulasi, cara kerjanya, cara masuk, golongan senyawa, dan asal bahan aktifnya.

Ditinjau dari jenis organisme yang menjadi sasaran penggunaan pestisida

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:

a) Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti

tungau atau kutu. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.

b) Bakterisida, Berasal dari kata latin bacterium, atau kata Yunani bakron,

berfungsi untuk membunuh bakteri.

c) Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang

artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.

d) Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi

untuk membunuh gulma.

e) Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan

segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

21 f) Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi

untuk membunuh binatang pengerat.

2.6. Kerangka Pikir

Petani jagung merupakan pelaku usahatani yang membudidayakan

tanaman jagung yang menggunakan pupuk dan pestisida sintetis.

Pengetahuan petani kan penggunaaan pupuk dan pestisida sintetis harus

terus meningkat dan terperbaharui agar pembangunan pertanian dapat terlaksana,

namun petani mempertimbangkan kondisi alam sekitar dan diri mereka sendiri

sebagai pengguna. Dengan hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi

dan mempertinggi rasa percaya diri mereka.

Tingkat pengetahuan petani akan mempengaruhi hasil produksi jagung.

Dengan tingkat pengetahuan petani tinggi maka diharapkan akan menghasilkan

produksi yang optimal dengan kualitas yang baik.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

22

Gambar 1. Kerangka Pikir PenelitianTingkat Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

pengetahuan petani jagung

Pestisida sintetis

Petani jagung

• Pupuk dan pestisida yang digunakan

• Metode pengaplikasian • Waktu pengaplikasian

Tingkat pengetahuan petani jagung

Pupuk Sintetis

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

23 III. METODE PENELITIAN

3.1.Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Pabbentengang Kecematan Bajeng

Kabupaten Gowa pada bulan Mei sampai Juli 2019.Lokasi penelitian di pilih

karena Daerah ini merupakan salah satu Daerah yang terdapat banyak petani

jagung yang menggunakan pupuk dan pestisida sintetis.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah petani jagung yang ada di Desa

Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang berjumlah 200 orang.

Selanjutnya jika jumlah subjek cukup besar, maka diambil sampel antara 10-15%

atau antara 20-25% tergantung dari waktu biaya dan tenaga yang tersedia

(Suharsimi, 2003). Dari defenisi tersebut maka sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu 10% dari total populasi 200 orang, sehingga jumlah sampel

yang digunakan adalah sebanyak 20 orang. Setelah sampel ditentukan yaitu

sebanyak 20 orang maka untuk memperoleh sampel tersebut dilakukan dengan

cara purposive sampling atau secara sengaja sehingga mencapai 20 sampel/orang.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

24 3.3. Jenis Dan Sumber Data

Terdapat dua jenis data yang di perlukan pada penelitian ini yaitu data

primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif maupun bersifat kuantitatif

yaitu:

1. Data primer dilakukan dengan metode survai yaitu dengan melakukan

wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner yang telah

di persiapkan sebelumnya.

2. Data sekunder di peroleh dari berbagai instansi dan dari buku-

buku/laporan-laporan penelitian dan sebagainya yang berkenaan dengan

penelitian ini.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

1. Observasi yaitu, pengambilan data yang dilakukan melalui pengamatan

langsung pada petani jagung di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

2. Wawancara yaitu, pengambilan data yang diambil melalui interview langsung

dengan setiap petani jagung yang ada di Desa Pabbentengang Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa. Untuk memudahkan dalam proses interview

digunakan kusioner atau daftar pertanyaan yang diberikan kepada setiap petani.

3. Dokumentasi yaitu, dengan mengambil foto atau gambar-gambar di tempat

penelitian.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

25 3.5. Teknik Analisis Data

Data yang di peroleh melalui wawancara dan pegamatan dideskripsikan

secara kualitatif, proses analisis di mulai sejak awal penelitian hingga akhir

penulisan laporan. Adapun tahap yang di tempuh adalah menelaah seluruh data

yang diperoleh kemudian diklasifikasi berdasarkan kategorinya kemudian mencari

hubungan-hubungan dengan kategori yang lain agar tergambar pengetahuan

petani jagung terhadap penggunaan pupuk dan pestisida sintetis di Desa

Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Cara penggolongan tingkat pengetahuan petani secara keseluruhan dibagi

dalam kategori kelas (tinggi, sedang, rendah) dengan nilai 3,2,1 dan digunakan

interval dengan rumus (Sugiyono, 2012). kelas kategori = ���� ����� ��� − ���� ���� ��ℎ�����ℎ �����

Skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3, 2, dan 1 dengan

kriteria adalah sebagai berikut:

1. Tinggi = 2,34 - 3,00

2. Sedang = 1,67 - 2, 33

3. Rendah = 1,00-1,66

3.6. Definisi Operasional

1. Petani jagung adalah orangyang membudidayakan tanaman jagung.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui para petani jagung

yang bekenaan dengan kegiatan penggunaan pupuk dan pestisida sintetis.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

26 3. Pupuk sintetis yaitu material yang tebuat dari bahan kimia yang diberikan

pada tanaman, berfungsi mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah

untuk melengkapi ketersediaan unsur hara sehingga pertumbuhan

tanaman menjadi lebih baik.

4. Pestisida sintetis yaitu campuran senyawa kimia yang digunakan untuk

membunuh organisme hidup yang mengganggu tanman jagung

dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.

5. Pupuk dan pestisida yang digunakan merupakan ragam pupuk dan

pestisida yang digunakan petani jagung yang sesuai dengan kebutuhan

tanaman.

6. Metode pengaplikasian yaitu cara-cara yang digunakan petni jagung

dalam pengaplikasian pupuk dan pestisida sintetis.

7. Waktu pengaplikasian yaitu waktu yang tepat dalam pemberian pupuk

dan pestisida sintetis oleh petani pada tanaman jagung.

8. Tingkat pengetahuan petani jagung adalah tingkatan atau jenjang

pengetahuan yang dimiliki petani jagung tentang penggunaan pupuk dan

pestisida sintetis di Desa Pabbentengan kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

Desa Pabbentengang merupakan salah satu Desa yang berada di

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, yang berjarak kurang lebih 22 km dari ibu

kota provinsi, berjarak kurang lebih 16 KM dri ibu kota kabupaten gowa dan

berjarak kurang lebih 7 km dari ibu kota kecamatan dengan jumlah penduduk

keseluruhan 5.107 jiwa dengan jumlah KK 1.429.

Luas keseluruhan wilayah Desa Pabbentengang kurang lebih 11.96 KM

bujur sangkar, dengan luar tanah pertanian kurang lebih 470.6 Ha, dan luar tanah

perumahan kurang lebih sekitar 99.33 Ha. Dengan batasan-batasan wilayah antara

lain:

Sebelah Utara : Desa Paraikatte

Sebelah Timur : Desa Towata Kec. Polut Kab. Takalar

Sebelah Selatan : Desa Lassang Dan Desa Panyanyangkalang

Sebelah Barat : Desa Maccini Baji

4.2. Kondisi Demografis

4.2.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk Desa Pabbentengang menurut jenis kelamin dapat di

jabarkan dalam tabel jumlah per dusun berdasarkan data yang ada di desa adalah

sebagai berikut:

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

28 Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentasi (%) 1 Laki-Laki 2.554 50 2 Perempuan 2.553 50

Total 5.107 100 Sumber : profil Desa Pabbentengang,2018

Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa

Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, dimana jumlah penduduk

yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

penduduk yang berjenis kelamin perempuan yaitu jumlah penduduk berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 2.554 jiwa dan perempuan sebanyak 2.553 jiwa.

4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk di Desa Pabbentengang menurut kelompok umur

dapat di jabarkan dalam tabel jumlah perdusun berdasarkan data yang ada di desa

adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Kelompok Umur (tahun)

Desa Pabbentengang Laki-laki Perempuan

0 – 4 167 158 5 – 9 243 249

10 – 14 236 218 15 – 19 255 250 20 – 29 418 412 30 – 39 397 431 40 – 49 387 349 50 – 59 237 234 60 – 69 145 148

70 ke atas 69 1104 Jumlah 2.554 2.553

Sumber : Profil Desa Pabbentengang,2018

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

29 Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk berdasarkan umur di desa

pabbentengang kecamatan bajeng kabupaten gowa, dimana penduduk antara umur

70 ke atas paling tinggi sbanyak 1.104 jiwa yang terdiri dari laki-laki dan

perempuan dan umur yang palinga muda antara umur 0-4 tahun sebanyak 325

jiwa yang juga terdiri dari laki-laki dan perempuan.

4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarka Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di desa pabbentengan sangat beragam tetapi

mayoritas penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat berdasarkan Tabel berikut :

Tabel 3. Keadaan penduduk berdasarkan Mata Pencarian di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

No. Uraian Jumlah Jiwa (Orang) Persentase (%) 1 Buruh Tani 2 Petani 1.963 66.97 3 Pedagang 79 2.69 4 tukang kayu 7 0.70 5 tukang batu 286 9.76 6 Penjahit 10 0.34 7 PNS 63 2.15 8 TNI/Polri 19 0.64 9 Swasta 319 10.89

10 Supir 50 1.70 11 montir/ mekanik 10 0.34 12 guru swasta 24 0.81 13 lain-lain/ pemulung 100 3.41

Total 2.931 100% Sumber : Profil Desa Pabbentengang, 2018

Tabel 4 menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian

terbanyak adalah sebagai petani yaitu sebanyak 1.963 jiwa dengan persentase

sebesar 66.97%, dan yang paling rendah adalah profesi sebagai tukang kayu

sebanyak 7 orang dengan persentase 0.70%.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

30 4.2.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa berfariasi di antaranya yaitu ada yang belum sekolah dan tidak

sekolah, SD, SMP, SMA, Diploma/ Sarjana.

Pendidikan juga merupakan salah satu hal penting dalam memajukan

tingkat kesejahteraan pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya.

Disamping itu Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak

tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya

keterampilan kewirausahaan dan pada gilirannya akan mendorong munculnya

lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian akan membantu program pemerintah

untuk pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan

biasanya mempermudah menerima informasi yang lebih maju.

dapat dilihat berdasarkan Tabel 4 yaitu :

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

No. Tingkat Pendidikan Jumlah jiwa (orang) Persentase (%) 1 belum sekolah 404 7.91 2 SD / Sederajar 1.415 27.70 3 SMP / Sederajat 1.462 28.62 4 SMA / Sederajat 1.384 27.10 5 Diploma / Sarjana 208 4.07 6 tidak sekolah 234 4.58

total 5.107 100 % Sumber : Profil Desa Pabbentengang, 2018

Berdasarkan Tabel 4, tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu SMA

dengan anga 1.462 jiwa dengan persentase 28.62%. Dan yang paling sedikit

adalah tingkat DiplomaSarjana dengan angka 208 jiwa dengan persentase 4.07% .

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

31 tingkat pendidikan penduduk berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dalam

berbagai bidang seperti pertanian.

4.3. Sarana dan Infrastruktur Desa

4.3.1. Sarana Pemerintahan

Sarana pemerintahan yaitu sarana yang digunakan yang ada di Desa

sebagai tempat pelayanan dan pertemuan masyarakat dengan lembaga

pemerintahan yang ada di desa dan tempat pengaduan masyarakat terhadap

Pemerintah desa, sarana tersebut antara lain Kantor Desa dan Balai Desa

Pabbentengang.

4.3.2. Transportasi

Transportasi di Desa Pabbentengang seperti Jalan baik itu jalan desa dan

jalan dusun merupakan satu Prasarana dalam menunjang sekaligus memperlancar

perekonomian masyarakat dan akan mempermudah lalu lintas barang. Adapun

jalan menurut jenisnya yang ada di Desa Pabbentengang adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Sarana Transportasi di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

No. Uraian Jumlah Satuan 1 Jalan Hotmix 3.000 M 2 Jalan Aspal Penetrasan 2.000 M 3 Jalan Sirtu / Koral 1.000 M 4 Jalan Rabat Beton 1.450 M 5 Jalan Tanah 15.000 M

Sumber : profil Desa Pabbentengang,2018

4.3.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana dan prasarana kesehatan yang terdapat di Desa Pabbentengang

terdiri dari puskesmas, posyandu dan polindes, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table 6 antara lain:

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

32 Tabel 6. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Uraian Jumlah (Unit) 1 Puskesmas 1 2 Posyandu 8 3 Polindes 1

Jumlah 10 Sumber : profil Desa Pabbentengang, 2018

Tabel 6 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana kesehatan yang ada di

Desa Pabbentengang berupa bagunan puskesmas 1 unit, posyandu 8 unit dan

polindes juga 1 unit.

4.3.4. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana dan prasarana pendidikan yang ada di Desa Pabbentengang

bangunan SD, SMP, TK/PAUD, TPQ untuk lebih jelsnya dapat dilihat pada table

7 antara lain sebagai berikut:

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Pendidikan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Uraian Jumlah (Unit) 1 SD / Sederajat 3 2 SMP / Sederajat 1 3 TK / PAUD 4 4 TPQ 9

Jumlah 17 Sumber : Profil Desa Pabbentengang, 2018

Tabel 7 berisi tentang sarana pendidikan yang ada di Desa Pabbentengang

berupa bangunan Sekolah Dasar sebanyak 3 unit, bangunan SMP sebanyak 1 unit,

bangunan TK/PAUD 4 unit dan bangunan TPQ sebanyak 9 unit.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

33 4.3.5. Sarana umum

Sarana umum di Desa Pabbentengang yang di gunakan masyarakat untuk

kegiatan sehari-hari dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Sarana Umum di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Uraian Jumlah 1. Tempat Pemakaman Umum 6 titik 2. Poskamling 3 unit 3. Mushollah 3 unit 4 Masjid 8 unit

Sumber : Profil Desa Pabbentengang, 2018

Tabel 8 menunjukkan bahwa sarana umum yang ada di Desa Pabbentengang

berupa tempat pemakaman umum pada 6 titik, poskamling, sebanyak 3 unit,

mushollah sebanyak 3 unit dan masjid sebanyak 8 unit.

4.4. Kondisi Ekonomi

Penduduk Desa Pabbentengang pada umumnya bermata pencaharian

sebagai petani. Sumberdaya yang dihasilkan seperti padi, jagung, kacang hujau,

kacang panjang, ubi jalar, ubi kayu, pisang dan lain-lain.

Sebagian kecil warga berprofesi sebagai pedagang hasil tanaman yang

dibudidayakan, pedagang eceran, kelontong, usah perbengkelan, usah batu merah

dan sebagian masyarakat ada yang bergelut dibidang pemerintahan (PNS).

Jenis mata pencaharian pokok masyarakat desa pabbentengang

berdasarkan perjajakan terdiri dari : PNS, Pengusaha, Pedagang, Petani/Peternak,

Pertukangan, Sopir, Buruh Tani, Buruh Bangunan, Ojek, Guru hinorer, dan Guru

konterak.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani jagung yang menggunakan

pupuk dan pestisida sintetis yang ada di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa, berdasarkan data dari 20 petani responden. Pengumpulan data

dengan menggunakan kuisioner, data yang diperoleh yaitu nama, jenis kelamin,

umur, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha tani, tingkat pendidikan

yaitu sebagai berikut :

5.1.1. Umur Petani Responden

Umur seseorang sangat mempengaruhi kemampuan fisiknya dalam bekerja

dan berpikir. Potensi umur petani menjadi tolak ukur kemampuan seseorang

dalam melaksanakan suatu aktivitas.

Petani yang berumur muda mempunyai kemampuan yang lebih besar dari

petani yang lebih tua, yang berusia muda cenderung menerima hal-hal yang baru

dianjurkan untuk menambah pengalaman, sehingga cepat mendapat pengalaman-

pengalaman baru yang berharga dalam berusaha tani. Sedangkan yang berusia tua

mempunyai kapasitas mengelolah usaha tani lebih baik dan sangat berhati-hati

dalam bertindak, dikarenakan telah banyak pengalaman yang dirasakannya

maupun keluarganya, keadaan umur responden di desa pabbentengang kecamatan

bajeng kabupaten gowa dapat disajikan pada Tabel di bawah ini:

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

35 Tabel 9. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Umur di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Umur Responden Jumlah (orang) Persentase (%) 1 32 – 36 3 15 2 37 – 41 3 15 3 42 – 46 4 20 4 47 – 51 9 45 5 52 – 56 1 5

Jumlah 20 100% Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Tabel 9 menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah

golongan usia 47 – 51 tahun yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase 45 %, di

susul dengan usia antara 42 - 46 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 20%

kemudian umur antara 37 – 41 tahun dan 32 – 36 tahun dengan jumlah masing-

masing 3 orang sebanyak 15 %, dan yang paling sedikit antara umur 52 – 56 tahun

sebnayak 1 orang dengan persentase 5%

Petani yang berumur produktif mempunyai kemampuan fisik yang lebih

baik dan lebih giat dalam mengadopsi teknolgi dan informasi dibandingkan

dengan petani yang berumur tua, namun petani yang berumur tua mempunyai

pengalaman yang jauh lebih banyak dibanding lebih muda sehingga lebih matang

dalam mengelola usahataninya dan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan

dan menghadapi tekhnologi dan informasi. Kematangan umur akan berpengaruh

terhadap pola pikir dan perilaku baik sesorang.

5.1.2. Tingkat Pendidikan Petani Responden

Tingkat pendidikan petani dapat mempengaruhi pola pikir petani. Petani

yang berpendidikan tinggi lebih cepat mengerti dandapat memahami penggunaan

teknologi dan inovasi baru. Tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh dalam

penentuan dan pengambilan keputusan yang tepat untuk pengembangan usaha

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

36 taninya. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari dua sumber yaitu

pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan merupakan proses timbal balik

dari setiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, teman dan

alam semesta. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun

nonformal. Tingkat pendidikan petani baikformal maupun nonformal akan

mempengaruhi cara berpikir yang diterapkan pada usahataninya.

Tabel 10. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Tidak Sekolah 2 10 2 SD 8 40 3 SMP 7 35 4 SMA 2 10 5 SI 1 5

Total 20 100% Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Table 10 dijelaskan bahwa tingkat pendidikan petani jagung di desa

pabbentengang kecamatan bajeng kabupaten gowa yang paling mendominasi

adalah tingkat pendidikan SD sebanyak 8 orang dengan persentase 40%,

kemudian diikuti SMP sebanyak 7 orang atau 35% kemudian SMA 2 orang atau

10% dan yang paling sedikit adalah tingkat pendidikan Strata 1 atau SI sebanyak 1

orang dengan persentase 5%.

Tingkat pendidikan petani responden yang ada di Desa Pabbentengang

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, menunjukkan bahwa pendidikan petani

responden masih relative rendah sehingga dianggap sulit atau kurang mampu

menyerap dan menerima informasi baru, namun tingkat pengalaman berusaha tani

yang dimiliki oleh petani cukup tinggi sebagian besar diatas 10 tahun sehingga

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

37 mampu menyeimbangi.Namun seiring berkembangnya waktu terus mengalami

perkembangan pendidikan yang maju untuk masyarakat.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam suatu rumah

dengan biaya dan kebutuhan hidup lainnya ditanggung kepala keluarga. Makin

besar tanggungan keluarga petani, maka petani akan cenderung untuk lebih giat

berusaha mengembangkan usahataninya demi kebutuhan hidup keluarganya

karena kebutuhan keluarga selalu meningkat.

Jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa Pabbentengang

Kecamatan Bajeng Kabuoaten Gowa berkisar antara 1-6 orang. Untuk lebih

jelasnya rata-rata jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 11. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 2 2 10 2 3 6 30 3 4 6 30 4 5 5 25 5 6 1 5 Jumlah 20 100%

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019.

Tabel 11 menunjukkan bahwa hanya satu petani responden yang memiliki

jumlah tanggungan keluarga terbanyak yaitu 6 tanggungan keluarga dengan

pesentase 5%, dan tanggungan keluarga yang paling sedikit yaitu 2 orang dari 2

responden dengan persentasi 10%

Semakin besar tanggungan keluarga petani, maka petani akan cenderung

untuk lebih giat berusaha mengembangkan usahataninya demi kebutuhan hidup

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

38 keluarganya karena kebutuhan keluarga selalu meningkat.

Keadaan demikian sangat mempengaruhi terhadap tingkat kesejahteraan

keluarga dan untuk peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhannya hal ini

sesuai dengan pendapat Fatmawati (2004) yang menyatakan bahwa Jumlah

tanggungan keluarga sering dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan

keputusan untuk menerima suatu inovasi baru guna meningkatkan hasil usaha

tanianya.

5.1.4. Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman dapat dilihat dari lamanya seorang petani menekuni suatu

usahatani. Semakin lama petani melakukan usahanya maka semakin besar

pengalaman yang dimiliki. Dengan pengalaman yang cukup besar akan

berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam menentukan cara yang lebih

tepat untuk mengembangkan usahatani secara efektif dan efisien. Pengalaman

petani responden di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

berkisar antara 12 – 33 tahun, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Tabel 12. Klasifikasi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusaha Tani di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

No. Pengalaman Usah Tani (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 12 – 15 4 20 2 16 – 19 2 10 3 20 – 23 4 20 4 24 - 27 2 10 5 28 – 33 8 40

Total 20 100% Sumber : Data Primer Yang Sudah Diolah, 2019.

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

39 Tabel 12 menjelaskan mengenai pengalaman usahatani petani responden

yang paling lama antara 28 – 33 tahu sebanyak 8 orang dengan persentase sebesar

40%, sedangakan pengalaman berusaha tani yang paling rendah antara 12 – 15

tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 20%. Hal ini tentu berpengaruh dalam

pengelolaan usahatani masing-masing responden khususnya dalam pencapaian

hasil produksi yang lebih baik. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

pengalaman merupakan suatu potensi dalam pengetahuan petani jagung terhadap

penggunaan pupuk dan pestisida sintetis di Desa Pabbentengang dengan asumsi

bahwa pengalaman dapat menambah kemampuan dalam mempertimbangkan

segala resiko dalam berusahatani.

5.2. Deskripsi Hasil Penelitian Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Pestisida Sintetis

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa. Data dalam penelitian ini diperoleh peneliti melalui beberapa

metode yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode observasi

digunakan untuk mengamati kondisi Desa Pabbentengang dalam hal ini mengenai

keadaan penduduk, kegiatan petani jagung terhadap penggunaan pupuk dan

pestisida sintetis. Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data dari para

responden mengenai pengetahuan mereka terhadap penggunaan pupuk dan

pestisida sintetis. Sedangkan metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data-data dari Desa Pabbentengang selama turun lapangan.

Berkaitan dengan metode wawancara, dalam hal ini petani memberikan

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tiga kegiatan yaitu, pupuk dan

pestisida yang digunakan, metode pengaplikasian dan waktu pengaplikasian,

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

40 masing-masing kegiatan mempunyai beberapa aspek yang diukur, tehadap sampel

penelitian yang terpilih untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani jagung

terhadap pupuk dan pestisida sintetis.

Hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti dideskripsikan secara rincih

untuk masing-masing kegiatan. Data yang diolah berbentuk angka skor yang

kemudian ditafsirkan secara kualitatif.

5.3. Pengetahuan Petani Jagung terhadap Pupuk dan Pestisida Sintetis yang digunakan

Pengetahuan petani jagung terhadap pupuk dan pestisida sintetis yang

digunakan di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat

dilihat dari beberapa aspek yang telah diukur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 13 untuk pupuk sintetis yang digunakan dan pada tabel 14 pengetahuan

petani jagung terhadap pestisida sintetis yang digunkan yaitu:

Tabel 13. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Pupuk Sintetis yang Digunakan

No. Aspek yang Diukur Nilai Skor Rata-Rata

Skor Kategori 1 Jenis Pupuk yang digunakan 55 2.75 Tinggi 2 Manfaat Pemupukan Jagung 50 2.5 Tinggi

3 Dosis Pupuk yang Digunakan 60 3 Tinggi

Jumlah 8.25 Tinggi Rata-Rata 2.75

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 13 menunjukkan bahwa pengetahuan petani jagung mengenai pupuk

yang digunakan mendapatkan nilai 2,75 atau termasuk dalam kategori tinggi yang

dapat diartikan bahwa beberapa dari petani responden sudah mengetahui

ketepatan pupuk sintetis yang digunakan untuk jagung. Para petani jagung di

Desa Pabbentengang mendapatkan informasi mengenai pupuk yang digunakan

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

41 dari sesama petani jagung yang juga menggunakan pupuk sintetis, mereka saling

berbagi informasi mengenai penggunaan pupuk sintetis yang baik dan benar

meskipun ada beberapa dari petani responden yang kurang paham atau kurang

tahu dalam penggunaan pupuk sintetis. Mengenai pupuk sintetis yang digunakan

ada beberapa aspek yang diukur antara lain sebagai berikut:

Aspek pertama yaitu, jenis pupuk yang digunakan mendapatkan nilai skor

2.75 yang termasuk kategori tinggi, petani responden mengetahui ketepatan jenis

pupuk yang digunakan untuk tanaman jagung sehingga dapat menjelaskan pupuk

sintetis yang digunakan untuk budidaya jagung dan jenis pupuk sintetis yang

digunakan sesuai dengan anjuran penggunaan pupuk sintetis dari Balit Sereali

yaitu NPK Phonska dan Urea, selain menggunakan pupuk anjuran dari Balit

Sereali Petani Responden juga menggunakan jenis pupuk lain yang sesuai dengan

kebiasaan mereka selama berusahatani jagung seperti pupuk ZA, Petani responden

mendapatkan informasi tentang jenis pupuk sintetis yang baik digunakan untuk

tanaman jagung dari sesama petani jagung, meskipun ada beberapa yang kurang

tahu tentang jenis pupuk yang dapat digunakan untuk tanaman jagung.

Aspek kedua yaitu, manfaat pemupukan untuk tanaman jagung

mendapatkan nilai dengan kategori tinggi yaitu 2,5 beberapa petani jagung di

tempat penelitian mengetahui manfaat pemupukan sehingga dapat menjelaskan

manfaat pemupukan tanaman jagung yaitu dapat merangsang pertumbuhan

tanaman, membuat tanaman lebih hijau, mempercepat pembentukan bunga dan

serta masaknya buah dan biji, memperbaiki kualitas rasa dan buah, meskipun ada

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

42 petani responden yang kurang mengetahui tentang manfaat terhadap pemupukan

jagung.

Aspek ketiga yaitu, dosis pupuk yang digunakan juga mendapatkan

kategori tinggi dengan nilai 3, petani responden di tempat penelitian mengetahui

ketepatan dalam penggunaan dosis pupuk sehingga mereka dapat menjelaskan

dengan baik dosis pupuk yang digunakan untuk tanaman jagung yaitu, 5 gram

perpohon dengan menggunakan takaran sendok makan. Pemberian pupuk yang

sesuai dengan kebutuhan tanaman akan berdampak pada kualitas tanaman,

pemberian pupuk yang berlebihan pada tanaman jagung akan membuat

pertumbuhan tanaman tidak stabil begitupun jika pupuk yang diberikan kurang

dari takaran yang sesui karena kekurangan nutrisi.

Pengetahuan petani jagung terhadap pupuk sintetis yang digunakan

termasuk dalam kategori tinggi yang dapat diartikan bahwa rata-rata petani

responden mengetahui ketepatan pupuk sintetis yang digunakan untuk tanaman

jagung dengan mengukur beberapa aspek di antaranya jenis pupuk untuk tanaman

jagung, manfaat pemupukan tanaman jagung dan dosis pupuk yang digunakan di

mana ketiga aspek tersebut mendapatka nilai skor yang dapat dikategorikan tinggi,

meskipun begitu, ada beberapa petani yang kurang tahu tentang pupuk sintetis

untuk jagung. Petani responden mendapatkan informasi tentang pupuk sintetis

yang digunakan untuk tanaman jagung dari sesama petani jagung, mereka saling

bertukar informasi antara petani satu dengan petani lainnya.

Selain Tabel 13 yang berisi tentang pengetahuan petani jagung terhadap

pupuk sintetis yang digunakan selanjutnya pada Tabel 14 dapat dilihat

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

43 pengetahuan petani terhadap pestisida yang digunakan dengan beberapa aspek

yang diukur di antaranya jenis pestisida yang digunakan, manfaat pestisida dan

mengikuti aturan pengendalian OPT yang ada pada label pestisida untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Table 14. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Pestisida Sintetis yang Digunakan No. Aspek Yang Diukur Nilai Rata-Rata Kategori 1 Jenis pestisida untuk jagung 60 3 Tinggi 2 Manfaat pestisida yang digunakan 60 3 Tinggi

3 Mengikuti aturan pengendalian OPT yang ada pada label pestisida 41 2.05 Sedang

Jumlah 8.05 Tinggi Rata-Rata 2.68

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa pengetahuan petani jagung

mengenai pestisida yang digunakan dapat dikategorikan tinggi dengan rata-rata

skor 2.68, kategori tinggi yang didapatka oleh petani responden dapat diartikan

bahwa dalam pestisida sintetis yang digunakan para petani responden mengetahui

jenis pestisida yang dibutuhkan sesui dengan OPT yang mengganggu tanaman

jagung yang dibudidayakan sehingga tidak keliru dalam penggunaan pestisida

sintetis dan pestisida yang diaplikasikan sesuai dengan sasaran. Dalam pestisida

sintetis yang digunakan ada beberapa aspek yang diukur sehingga mendapatkan

kategori tinggi antara lain sebagai berikut:

Aspek pertama yaitu jenis pestisida untuk jagung, mendapatakan nilai skor

3 (tiga) yang dikategorikan tinggi, petani di lokasi penelitian mengetahui jenis

pestisida yang tepat untuk jagung sehingga petani mampu menjelaskan pestisida

yang digunakan untuk tanaman jagung sesuai dengan OPT yang menyerang

contohnya jenis pestisida untuk serangga petani menggunakan insektisida salah

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

44 satunya jenis furadan yang berbentuk butiran dan pestisida jenis rodentisida untuk

membasmih tikus.

Aspek kedua yaitu manfaat pestisida yang digunakan mendapat nilai skor

3 yang dikategorikan tinggi, petani jagung yang ada di tempat penelitian dapat

menejelaskan manfaat pestisida yang digunakannya sesui dengan kebutuhan

tanaman jagung sehingga dalam pengaplikasian pestisida sesusi dengan kebutuhan

tanaman atau sesuai dengan OPT yang menyerang.

Aspek ketiga yaitu mengikuti aturan pengendalian OPT yang ada pada

label pestisida mendapatkan kategori sedang dengan nilai skor 2.05, petani jagung

yang ada di lokasi penelitian terkadang tidak mengikuti atuaran pengendalian

mengenai jenis OPT yang lebih spesifik yang dianjurkan contohnya penggunaan

herbisida untuk gulma, petani responden tidak memperhatikan jenis gulma yang

ada di sekitar tanaman jagung sebelum melakukan pengaplikasian, mereka

menggunakan jenis herbisida kontak untuk semua jenis gulma dengan alasan

menghemat waktu dan biaya, tetapi untuk penggunaan insektisida mereka

mengikuti aturan yang sesuai sebagai contoh untuk perlakuan benih jagung agar

terhindar dari serangga jenis semut petani menggunakan insektisida jenis furadan

agar terhindar dari semut, untuk hama yang menyerang adalah tikus petani

responden menggunakan pestisida jenis rodentisida.

Pengetahuan petani jagung terhadap pestisida sintetis yang digunakan

mendapatkan nilai dengan kategori tinggi hal ini menggambarkan bahwa petani

responden mengetahui ketepatan pestisida sintetis yang digunakan untuk tanaman

jagung yang dibudidayakan sehingga dalam pengaplikasian tepat sasaran hal ini

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

45 dikarenakan petani responden memperhatikan dengan baik tentang hama dan

penyakit yang menyerang tanaman sebelum melakukan pengaplikasian sehingga

pestisida yang digunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman jagung tersebut,

meskipun ada aspek yang telah diukur dan mendapat nilai skor dengan kategori

sedang. Aspek yang diukur dalam pestisida sintetis antara lain pestisida yang

digunakan yang mendapatkan nilai dengan skor tinggi, manfaat pestisida yang

digunakan juga mendapatkan nilai dengan skortinggi lain halnya dengan kegiatan

mengikuti aturan pengendalian OPT yang ada pada label mendapatka nilai skor

dengan kategori sedang karena rata-rata petani responden tidak mengikuti aturan

pengendalian OPT yang ada pada kemasan contohnya penggunaan herbisida

untuk gulma berdaun lebar dan berdaun sempit, petani responden rata-rata

menggunakan herbisida kontak dan tidak memperhatikan jenis gulma yang

menyerang tanaman dengan alasan menghemat waktu dan biaya.

Pengetahuan petani jagung terhadap pupuk dan pestisida sintetis yamg

digunakan termasuk dalam kategori tinggi yang ditunjang dengan pengalaman

dalam berusahatani jagung dan juga disebabkan karena petani menginginkan

produktivitas yang tinggi untuk menunjang ekonominya. Petani Responden

menggunakan pupuk dan pestisida sintetis karena mudah didapatkan, harga yang

terjangkau selain itu juga petani mendapatkan informasi tentang penggunaan

pupuk dan pestisida sintetis dari sesama petani jagung.

5.4. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Metode Pengaplikasian Pupuk dan Pestisida Sintetis

Metode pengaplikasian merupakan cara-cara yang dilakukan dalam

pengaplikasian pupuk dan pestisida sintetis yang digunakan, untuk mengetahui

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

46 pengetahuan petani responden mengenai metode pengaplikasian pupuk dan

pestisida sintesis dapat diukur dari beberapa aspek di antaraya jarak antara tempat

pupuk dan tanaman, cara pengaplikasian dan Syarat pengaplikasian pupuk (alat

perlindungan untuk petani) , begitu pula dengan metode pengaplikasian pestisida

sintetis juga diukur dari beberapa aspek yaitu dosis pestisida yang digunakan, cara

pengaplikasian dan Syarat pengaplikasian pestisida (alat perlindungan untuk

petani), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 15 dan tabel 16 yaitu sebagai

berikt:

Table 15. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Metode Pengaplikasian Pupuk Sintetis

No. Aspek yang Diukur Nilai Rata-Rata Kategori

1 Jarak antara tempat pupuk dengan tanaman 60 3 Tinggi

2 Cara pengaplikasian 58 2.9 Tinggi

3 Syarat pengaplikasian pupuk (alat perlindungan untuk petani) 51 2.55 Tinggi

Jumlah 8.45 Tinggi Rata-Rata 2.81

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 15 , dapat dilihat bahwa pengetahuan petani jagung

mengenai metode pengaplikasian pupuk mendapatkan kategori tinggi dengan nilai

2.81. Nilai dengan kategori tinggi yang dihasilkan dapat diartikan bahwa petani

responden di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sudah

mengetahui kegiatan di dalam metode pengaplikasian pupuk dengan tepat

meskipun ada beberapa aspek dalam meteode pengaplikasian pupuk yang mereka

kurang tahu, mereka mengetahui metode pengaplikasian pupuk sintetis dengan

cara melihat lalu mencari tahu kepada teman sesama petani jagung dalam

melakukan kegiatan metode pengaplikasian pupuk sintetis. Dalam metode

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

47 pengaplikasian pupuk sintetis ada beberapa aspek yang diukur antara lain sebagai

berikut:

Aspek pertama yaitu jarak antara tempat pupuk dengan tanaman

mendapatkan nilai 3 yang dikategorikan tinggi, petani jagung ditempat penelitian

menegetahui jarak yang tepat antara tempat penyimpanan pupuk dengan tanaman

yaitu 5 – 10 cm. Rata-rata jarak yang digunakan petani responden adalah 10 cm

dari tanaman jagung, adanya jarak antara tempat pupuk dengan tanaman jagung

agar tanaman jagung tidak terkena langsung oleh pupuk sitetis yang dapat

membuat tanaman jagung berubah warna menjadi agak kuning kecoklatan selain

itu juga bisa membuat tanaman jagung menjadi layu.

Aspek kedua yaitu cara pengaplikasian yang juga dikategorikan tinggi

dengan nilai 2.9, rata-rata petani responden menegtahui cara pengaplikasian

pupuk yang baik bukan hanya sekedar ditaburkan di dekat tanaman namun juga

dapat dilakukan dengan cara membuat lubang di dekat tanaman sebagai tempat

pupuk lalu ditutup lagi dengan tanah namun petani responden menggunakan cara

menabur atau meletakkan pupuk di dekat tanaman dibandingkan dengan

membuatkan lubang untuk pupuk dengan alasan untuk lebih menghemat waktu

dan tenaga.

Aspek ketiga yaitu syarat pengaplikasian mendapkan nilai 2.55 yang dapat

dikategorikan tinggi, petani di tempat penelitian mengetahui bahwa sebelum

melakukan pemupukan harus dilengkapi dengan alat perlindungan diri seperti

sarung tangan, celana dan baju panjang, topi dan lain sebagainya agar terhindar

dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti terkena langsung oleh pupuk sintetis

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

48 yang dapat berimbas kepada kesehatan kulit, meskipun ada beberapa petani

jagung yang kurang memperhatikan tentang syarat pengaplikasian pupuk bagi

petani sebelum melakukan pengaplikasian.

Pengetahuan petani jagung terhadap metode pengaplikasian pupuk sintetis

dapat dikategorikan tinggi. Kategori tinggi yang diperoleh dapat diartikan bahwa

petani responden di tempat penelitian mengetahui ketepatan dalam metode

pengaplikasian pupuk sintetis dengan mengukur beberapa aspek diantaranya, jarak

antara tempat pupuk dan tanaman jagung, cara pemberian pupuk dan syarat

pengaplikasian pupuk (alat perlindungan untuk petani) yang masing-masing aspek

mendapatkan nilai dengan kategori tinggi meskipun ada beberapa petani

responden yang kurang mengetahui tentang metode pengaplikasian pupuk.

Di bawah ini dijelaskan tentang pengetahuan petani jagung terhadap

metode pengaplikasian pestisida yang dapat dilihat pada Tabel 16 dengan

beberapa aspek yang diukur di antaranya dosis pestisida yang digunakan, cara

pengaplikasian pestisida dan syarat pengaplikasian pestisida untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 16. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Metode Pengaplikasian Pestisida. No. Aspek Yang Diukur Nilai Rata-Rata Kategori 1 Dosis pestisida yang digunakan 46 2.3 Tinggi 2 Cara pengaplikasian pestisida 60 3 Tinggi

3 Syarat pengaplikasian pestisida (alat perlindungan untuk petani) 54 2.7 Tinggi

Jumlah 8 Tinggi Rata-Rata 2.66

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 16 menunjukkan bahwa pengetahuan petani jagung mengenai

metode pengaplikasian pestisida mendapatkan nilai skor 2.66 yang dapat

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

49 dikategorikan tinggi dengan kata lain petani responden di Desa Pabbentengang

mengetahui ketepatan dalam metode pengaplikasian pestisida sintetis dengan

mengukur bebarapa aspek meskipun ada beberapa dari petani responden yang

kurang tahu dengan metode pengaplikasian pestisida sintetis, dengan kategori

tinggi yang didapatkan, dalam metode pengaplikasian pestisida sintetis petani

responden mampu mengikuti aturan pengaplikasian yang telah dianjurkan dalam

setiap label pstisida yang digunakan. Dalam metode pegaplikasian pestisida

sintetis ada beberapa aspek yang diukur antara lain sebgi berikut:

Aspek pertama yaitu dosis pestisida yang digunakan dengan nilai skor 2.3

yang dapat dikategorikan tinggi, rata-rata petani di lokasi penelitian mengetahui

ketepatan penggunaan dosis pestisida dengan mengikuti petunjuk yang ada pada

label pestisida sintetis yang digunakan sehingga pestisida yang diaplikasikan

efektif dalam membasmi OPT yang menjadi sasaran, meskipun ada beberapa

petani responden yang hanya memperkirakan dalam pemberian dosis,

menambahkan ataupun mengurangi dosis pestisida yang digunakan.

Aspek kedua yaitu cara pengaplikasian pestisida mendapat nilai skor 3

yang dikategorikan tinggi, petani dilokasi penelitian menegtahui cara yang tepat

untuk pengaplikasian pestisida yang baik sesuai dengan jenis pestisida yang

digunakan baik itu penyemprotan maupun pengumpanan sehingga dalam

pengaplikasian pestisida tepat sasaran yang sesuai dengan kebutuhan tanaman

jagung.

Aspek ketiga yaitu syarat pengaplikasian pestisida mendapatkan nilai skor

2.7 yang dapat dikategorikan tinggi, sebelum melakukan aplikasi rata-rata petani

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

50 di tempat penelitian mengetahui syarat pengaplikasian pestisida yaitu

menggunakan alat perlindungan diri seperti masker, topi, baju lengan panjang,

celana panjang, sepatu boots dan lain sebagianya agar tidak terkena pestisida yang

diaplikasikan secara langsung yang dapat mengganggu kesehatan, meskipun ada

beberapa petani responden yang menggunakan alat perlindungan namun kurang

lengkap hal ini dapat membahayakan kesehatan apabila terkena pestisida ataupun

menghirup bau pestisida karena dapat mengganggu kesehatan.

Pengetahuan petani jagung terhadap metode pengaplikasian pestisida

sintetis dikategorikan tinggi dengan beberapa aspek yang diukur diantaranya dosis

pestisida yang digunakan, cara pengaplikasian pestisida dan syarat pengaplikasian

pestisida (alat perlindungan bagi petani) yang masing-masing mendapatkan nilai

dengan skor tinggi. Petani responden mengikuti aturan pengaplikasin yang

dianjurkan dalam label kemasan pestisida sehingga petani responden mengetahui

ketepatan dalam metode pengaplikasian pestisida sintetis, meskipun ada beberapa

petani yang kurang tahu tentang metode pengaplikasian pestisida sintetis.

Pengetahuan petani jagung terhadap metode pengaplikasian pupuk dan

pestisida sintetis termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena petani

jagung memeperhatikan dengan baik metode yang digunakan sesuai dengan

kebutuhan tanaman jagung agar pupuk dan pestisida yang diaplikasikan tepat

sasaran. Petani Responden mengetahui metode pengaplikasian pupuk sintetis dari

teman sesama petani jagung yang menggunakan pupuk sintetis begitu pula dengan

metode pengaplikasian pestisida, selain itu dalam pengaplikasian pestisida rata-

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

51 rata petani mengikuti aturan penggunaan yang ada pada kemasan pestisida

mekipunada beberapa yang kurang paham tentang itu.

5.5. Pengetahuan Petani Terhadap Waktu Pengaplikasian Pupuk dan Pestisida Sintetis

Waktu pengaplikasian yaitu waktu atau kondisi yang tepat atau sesuai dalam

pengaplikasian pupuk dan pestisida sintetis yang harus diperhatikan petani jagung

ketika melakukan aplikasi terhadap tanaman jagung yang dibudidayakan, ada

beberapa aspek yang diukur mengenai waktu pengaplikasian pupuk sintetis pada

Tabel 17 dan waktu pengaplikasian pestisida sintetis pada Tabel 18 antara lain

sebagai berikut:

Table 17. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Waktu Pengaplikasian Pupuk Sintetis

No. Aspek Yang Diukur Nilai Rata-Rata Kategori 1 Waktu pengaplikasian pupuk 54 2.7 Tinggi 2 Tahap pengaplikasian 55 2.75 Tinggi 3 Kondisi lingkungan yang baik 54 2.7 Tinggi

Jumlah 8.15 Tinggi Rata-Rata 2.71

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Brdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa pengetahuan petani jagung di

tempat penelitian mendapkan nilai dengan skor 2.71 yang termasuk dalam

kategori tinggi. Kategori tinggi yang diperoleh petani responden di Desa

Pabbentengang dapat diartikan bahwa mereka mengetahui waktu yang tepat dalam

pengaplikasian pupuk sintetis dengan melakukan pengukuran terhadap beberapa

aspek meskipun ada beberapa dari petani responden yang kurang paham mengenai

waktu pengaplikasian pupuk sintetis. Dalam waktu pengaplikasian pupuk sintetis

ada beberapa aspek yang diukur antara lain sebagai berikut:

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

52 Aspek pertama yaitu waktu pengaplikasian pupuk dengana nilai skor 2.7

yang dikategorikan tinggi, rata-rata petani di tempat penelitian mengetahui

ketepatan waktu pengaplikasian pupuk yaitu pagi dan sore hari, dilakukan di pagi

hari karena kondisi tanah masih lembab sehingga pupuk mudah diserap dan

dilakukan pada sore hari karena matahari tidak terlalu terik jika dilakukan pada

saat matahari terlalu terik atau di siang hari kualitas pupuk akan berkurang karena

terjadi penguapan.

Aspek kedua yaitu tahap pengaplikasian dapat dikategorikan tinggi dengan

nilai skor 2.75, rata-rata petani di tempat penelitian mengetahui tahapan

pengaplikasian pupuk yang benar untuk tanaman jagung yaitu tahap pertaman 7-

10 hst, kedua 25-30 hst dan ketiga 40-45 hst, meskipun frekuensi pemupukan

yang mereka lakukan ada 2 kali dan ada yang 3 kali. Frekuensi pemupukan 2 kali

dilakukan petani responden pada tahap petama yaitu 7 – 10 hst dan tahap kedua

yaitu pada hari ke 30 hst pemupukan tahap ketiga dilakukan petani responden jika

dibutuhkan yang dilihat dari kondisi pertanaman jagung. Ketepatan waktu dalam

tahap pemberian pupuk diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang

dengan optimal.

Aspek ketiga yaitu kondisi lingkungan yang baik mendapat nilai skor 2.7

yang dikategorikan tinggi, rata-rata petani di tempat penelitian mengetahui

kondisi lingkungan yang tepat untuk pengaplikasian pupuk yaitu pada saat tidak

hujan agar pupuk yang diaplikasikan tidak terbawa aliran air hujan dan panas

tidak telalu terik agar pupuk yang diaplikasikan tidak menguap akibat paparan

sinar matahari sehingga tidak mengurangi kualitas pupuk yang diaplikasikan.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

53 Pengetahuan petani jagung terhadap waktu pengaplikasian pupuk sintetis

dikategorikan tinggi hal ini dapat diartikan bahwa petani jagung yang ada di Desa

Pabbentengan mengetahui ketepatan waktu pengaplikasian pupuk sintetis dilihat

dari beberapa aspek yang telah diukur yang terdapat pada tabel 16 di mana aspek

tersebut adalah waktu pengaplikasian pupuk, tahap pengaplikasian pupuk dan

kondisi lingkungan yang baik di mana aspek-aspek tersebut masing-masing

mendapatkan nilai skor yang dapat dikategorikan tinggi, meskipun dari beberapa

aspek yang diukur masih terdapat petani responden yang kurang tahu mengenai

waktu pengaplikasian pupuk.

Selanjutnya, pengetahuan petani jagung terhadap waktu pengaplikasian

pestisida dapat dilihat pada Tabel 18 dengan beberapa aspek yang diukur antara

lain sebagai berikut:

Table 18. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Waktu Pengaplikasian Pestisida Sintetis

No. Aspek Yang Diukur Nilai Rata-Rata Kategori 1 Waktu pengaplikasian pestisida 60 3 Tinggi 2 Tahap pengaplikasian 60 3 Tinggi 3 Kondisi lingkungan yang baik 60 3 Tinggi

Jumlah 9 Tinggi Rata-Rata 3

Suber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 18 menunjukkan bahwa pengetahuan petani jagung mengenai

waktu pengaplikasian dikategorikan tinggi dengan nilai skor 3. Petani responden

di Desa Pabbentengang mendapatkan nilai denga skor tinggi terkait dengan waktu

yang dapat diartikan bahwa para petani responden mengetahui ketepatan terhadap

waktu pengaplikasian pestisida sintetis untuk tanaman jagung yang dibudidayakan

sehingga pestisida yang diaplikasiakan tepat sasaran dengan mengukur beberapa

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

54 aspek. Aspek yang diukur dalam waktu pengaplikasian pestisida sintetis antara

lain sebagai berikut:

Aspek pertama yaitu waktu pengaplikasian dengan nilai skor 3, petani

jagung di lokasi penelitian mengetahui ketepatan waktu pengaplikasian sehingga

dapat menjelaskan waktu yang baik dalam melakukan pengaplikasian pestisida

yaitu pagi hari dan sore hari dilakukan pada pagi hari agar pestisida yang

diaplikasiakan dapat bekerja dengan baik begitupun dengan sore hari, karena

pada saat itu stomata pada daun masih terbuka kecuali dilakukan pada siang hari

pestisida tidak dapat berkerja dengan baik karena dapat menguap akibat terkena

panas.

Aspek kedua yaitu tahapan pengaplikasin mendapatkan nilai skor 3 yang

dikategorikan tinggi, petani responden di lokasi penelitian mengetahui dan dapat

menjelaskan tahap pengaplikasian pestisida yaitu melakukan pencampuran

terhadap benih jagung sebelum ditanam baik itu insektisida maupun fungisida

agar terhindar dari serangga dan penyakit, untuk pengaplikasian selanjutnya

dilakukan bila diperlukan contohnya jika terdapat gulma atau tanaman

pengganggu diluar tanaman yang dibudidayakan.

Aspek ketiga yaitu kondisi lingkungan yang baik juga dikategorikan tinggi

karena mendapatkan nilai skor 3, Petani Responden mengetahui dan mampu

menjelaskan kondisi lingkungan yang tepat dalam pengaplikasian pestisida seperti

pada saat tidak turun hujan, agar pestisida yang diaplikasiakan tidak tercuci

dengan air hujan, pengaplikasian pestisida pada saat kondisi angin tidak telalu

kencang agar pestisida yang siaplikasiakan tidak terbawah oleh angin dan pada

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

55 saat matahari tidak terlalu terik agar pestisida yang diaplikasikan tidak menguap

akibat terkena panas yang berlebihan.

Pengetahuan petani jagung terhadap waktu pengaplikasian pestisida

sintetis dikategorikan tinggi yang dapat diartikan bahwa petani responden

mengetahui ketepatan waktu pengaplikasian pestisida sintetis sehingga pestisida

yang diaplikasikan efektif dalam membeasmi OPT hal ini bisa dilihat dari

beberapa aspek yang telah diukur yaitu waktu pengaplikasian, tahap

pengaplikasian dan kondisi lingkungan yang baik dalam pengaplikasian pestisida

yang masing-masing aspek mendapatkan nilai dengan skor yang tinggi yang dapat

menunjang keberhasilan dalam pengaplikasian pestisida.

Pengetahuan petani mengenai waktu pengaplikasian pupuk lebih rendah

dibandingkan dengan pengetahuan petani mengenai waktu pengaplikasian

pestisida, meskipun ada perbedaan terhadap nilai skor yang diperoleh namun

keduanya masih dikategorikan tinggi hal ini menunjukkan bahwa petani jagung

yang ada di tempat penelitian rata-rata memperhatikan dengan baik ketepatan

waktu sehingga mengetahui waktu yang tepat untuk pengaplikasian agar pupuk

dan pestisida yang diaplikasikan dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur

hara dan perawatan yang tepat. Hal ini juga dikarenakan petani menyadari, bahwa

dalam mengaplikasiakan pupuk atau pestisida sintetis pagi atau sore hari dan juga

memperhatikan kondisi lingkungan agar terhindar dari paparan sinar matahari,

hujan dan angin kencang yang mampu menurunkan kualitas pupuk maupun

pestisida.

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

56 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

petani jagung terhadap penggunaan pupuk dan pestisida sintetis termasuk ke

dalam kategori tinggi dengan mengukur beberapa variabel yaitu pupuk sintetis

yang digunakan dengan skor rata-rata 2.75 dan pestisida sintetis yang digunakan

dengan skor rata-rata 2.68. Metode pengaplikasin pupuk sintetis mendapatkan

skor rata-rata 2.81 dan 2.66 untuk metode pengaplikasian pestisida. Waktu

pengaplikasian pupuk sintetis tergolong tinggi dengan skor rata-rata 2.71 dan nilai

skor 3 untuk waktu pengaplikasian pestisida sintetis. Nilai skor dengan kategori

tinggi yang dihasilkan ketiga variabel dapat diartikan bahwa petani jagung di

lokasi penelitian mengetahui ketepatan penggunaan pupuk dan pestisida sintetis

dilihat dari keberhasilan petani dalam melakukan budidaya jagung.

6.2. Saran

Agar petani responden yang sudah megetahui ketepatan terhadap

penggunaan pupuk dan pestisida sintetis untuk mempertahankan kemampuannya

dan bagi petani responden yang kurang mengetahui dengan baik terhadap

penggunaan pupuk maupun pestisida sintetis agar petani diharapakan untuk selalu

mencari informasi – informasi mengenai penggunaan pupuk dan pestisida sintetis

baik dari media – media, maupun dari penyuluhan pertanian agar kiranya dalam

penggunaan pupuk dan pestisida sintetis sesuai dengan yang seharusnya.

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

57 DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2018. Manfaat unsur hara bagi tanaman jagung. https:https://www.nuansa.web.id/perkebunan/cara-pemupukan-jagung/14/42018. Diakses pada tanggal 2 mei 2019.

Anonim2. 2018. Pupuk. https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk/24/8/2018. Diakses pada tanggal 2 mei 2019.

Anonim3. 2018. Pestisida. https://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida/18/ Januari /2018. Diakses pada tanggal 30 april 2019.

Bahrin. 2005. Pengertian Petani

https://tanahmenangis.wordpress.com/2013/10/7pengertian-petani-dalam-perfektif-sosiologi.html. diakses pada tanggal 2 mei 2019.

Balitra. 2015 http://balittra.litbang.pertanian.go.id/12/May/ 2015. Diakses pada tanggal 2 mei 2019.

Damanik, M. M. B., Bachtiar, E. H., Fauzi, Sarifuddin dan Hamidah, Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. MEDAN: USU Press.

Dinas Kementrian Pertanian Republik Indonesia.2016. hasil produksi jagung. 2014-2018. https: pertanian.go.id.bdsp/id/indikator. Diakses pada tanggal 2 mei 2019.

Fatmawati. 2004. Pendidikan Bertani dalam Usahatani.Univesitas Hasanuddin, Makassar.

Malti. 2011. Defenisi Tanaman Jagung. http:id.Wikipedia. org/wiki/sssd.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Novizan.2002.Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Penerbit:PT Agro Media Pustaka.61-62

Notoadmojo. 2007. Tingkat Pengetahuan. https://www.silabus.web.id/pengertian-pengetahuan.html. diakses pada tanggal 2 mei 2019

Saefuddin, 1999. Media Intruksionel Eukatif. Rineka Cipta : Jakarta.Sugiono. 20011.

Soekanto, 1999. Pengetahuan Pertanian. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Soemirat, 2003. Toksikologi Lingkungan. Gajah Mada Universitas Prees, Bandung.

Subiyanto. 1998. Evaluasi Pendidikan Dan Pengetahuan Alam. DEPDIKBUD: Jakarta.

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

58 Suharsimi. 2003.manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyano,2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : Setyabook.

Sutedjo, M.M. 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafiuddin, 2010. Kemampuan Petani. Depdiknas : Jakarta.

Zuckerman, 2002. Prinsip-Prinsip Dasar Penyuluhan Pertanian. Bima : Aksara Makassar.

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

59 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN A. Identitas Responden

1. Nama : .........................

2. Jenis Kelamin : Perempuan/lakilaki

3. Umur : ......................Tahun

4. Pendidikan : SD/SMP/SMA/SEDERAJAT

5. Pengalaman Berusahatani : ......................Tahun

6. Jumlah Tanggungan Keluarga : ........................Orang

7. Luas lahan :.........................Hektar

B. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk Sintetis

No.

Kegiatan Dalam

Penggunaan Pupuk Sintetis

Aspek yang Diukur Parameter Pengetahuan Petani

T (3)

KT (2)

TT (1)

1.

Pupuk yang digunakan

a. Jenis pupuk untuk jagung • UREA • ZA • SP-36 • KCL • NPK

• Tahu, apabila petani dapat menyebutkan 3 jenis pupuk.

• Kurang tahu, apabila petani hanya menyebutan 2 jenis pupuk

• Tidak tahu, apabila petani hanya menyebutkan 1 jenis pupuk

b. Manfaat penggunaan pupuk • Dapat merangsang

pertumbuhan tanaman

• Membuat tanaman lebih hijau

• Mempercepat pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji

• Memperbaiki kualitas rasa dan warna

• Tahu apabila petani dapat menyebutkan 3 manfaat pupuk

• Kurang tahu apabila petani hanya menyebutkan 2 manfaat pupuk

• Tidak tahu apabila petni hanya mentebutkan 1 maanfaat pupuk

Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

60 c. Dosis pupuk yang digunakan • 4-5 gr/perpohon

• Tahu apabila petani menggunakan dosis 4-5 gr/phn

• Kurang tahu apabila petani menggunakan dosis 2-3 gr/phn

• Tidak tahu apa bila petani menggunakan dosis sembarangan

2.

Metode pengaplikasian

a. Jarak antara tempat pupuk dengan tanaman yaitu 5-10 cm

• Tahu apabila petani menggunakan jarak 5-10 cm

• Kurang tahu apabila petani menggunakan jarak 3-4 cm

• Tidak tahu apabila pemupukan tanpa mempertimbangkan jarak

b. Cara pemberian pupuk • Membuat lubang

pupuk di dekat tanaman

• Menaburkan didekat tanaman diantara baris tanaman

• Tahu, apabila petani menjelaskan ke 2 cara pemberian pupuk

• Kurang tahu, apabila hanya menjelaskan 1 cara pemberian pupuk

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menyebutkan pemberian pupuk yang yang dianjurkan

c. Syarat pengaplikasian pupuk (alat perlindungan untuk petani) • Sarung tangan • Masker • Topi • Sepatu • Baju lengan dan

celana panjang

• Tahu, apabila petani dapat menyebutkan 3 syarat pengeplikasian pupuk

• Kurang tahu, apabila petani hanya meyebutkan 2 syarat pegaplikasian

• Tidak tahu, apa bila petani hanya menyebutka 1 atau tidak sama sekali syarat pengeplikasian

3.

Waktu pengaplikasi

a

a. Waktu pengaplikasin pupuk untuk jagung Yaitu

pada pagi dan sore hari

• Tahu, apabila petani menyebutkan waktu pengaplikasian pupu dapat dilakukan pagi dan sore hari

• Kurang tahu,

Page 75: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

61 apabilang hanya menyebutkan salah satu waktu pengaplikasian

• Tidak tahu, apabila petahi tdk dapat menjelaskan waktu pengaplikasian yang baik

b. Tahap pemberian pupuk 1. 2 kali

pengaplikasian • 7 – 10 HST • 25 – 30 HST

2. 3 kali pemupukan • 7 - 10 HST • 25 - 30 HST • 40 - 45 HST

• Tahu, jika petani mengaplikasikan pupuk sesuai tahap pemberian pupuk yang benar

• Kurang tahu, apabila pengaplikasian pupuk dilakukan tanpa mengikuti tahap yang benar

• Tidak tahu apabila petani tidak dapat menjelaskan tahap pemberian pupuk

c. Kondisi lingkungan yang baik • Pada saat matahari tidak

terlalu terik • Pada saat tidak turun

hujan

• Tahu, apabila petani menjelaskan pemberian pupuk baik dilkukan pada saat matahari tidak terlalu terik dan tidak turun hujan

• Kurang tahu apa bila petani hanya menjelasakan 1 waktu

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaska kondisi lingkungan yang baik dalam pengaplikasian pupuk

T = Tahu

KT = Kurang Tahu

TT = Tidak Tahu

Page 76: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

62 PERTANYAAN

1. Pupuk yang digunakan a. Jenis pupuk apakah yang bapak/ibu petani gunakan dalam memupuk

tanaman jangung yang dibudidayakan? Jawab:

b. Apakah bapak/ibu petani tahu manfaat pemupukan unruk tanaman jagung ? Jawab:

c. Berapakah dosis pupuk yang bapak/ibu petanin gunakan untuk tanaman jagung? Jawab :

2. Metode pengaplikasian

a. Jarak berapakah yang bapak/ibu petani gunakan antara tempat pupuk dan tanaman jagung? Jawab :

b. Apakah bapak/ibu petani tahu cara pemberian pupuk sintetis yang baik untuk tanaman jagung? Jawab :

c. Apakah bapak/ibu petani tahu syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengaplikasian pupuk sintetis? Jawab:

3. Waktu pengaplikasian

a. Apakah bapak/ibu petani tahu waktu pemberian pupuk yang baik untuk tanaman jagung?

Jawab:

b. Apakah bapak/ ibu tahu tahap pengaplikasian pemupuk sintetis untuk tanaman jagung ? Jawab:

c. Bagaimanakah kondisi lingkungan yang baik untuk pengaplikasian pupuk? Jawab?

Page 77: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

63 C. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pestisida Sintetis

No.

Kegiatan dalam

penggunaan pestisida sintetis

Aspek yang diukur Parameter pengetahuan petani

T (3)

KT (2)

TT (2)

1.

Pestisida yang digunakan

a. Jenis pestisida untuk jagung • Herbisida • Insektisida • Fungisida • Rodentisida

• Tahu, jika petani dapat menjelaskan pestisida yang digunkan sesui dengan kebutuhan tanaman

• Kurang tahu, apabila petani sembarang memakai pestisida tanpa mengenai sasaran yang tepat

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaskan jenis pestisidan yang digunakan

b. Manfaat pestisida yang digunakan • Memberantas atau

mencegah OPT (organisme pengganggu tanaman)

• Mengurangi kerusakan yang ditimbulkan OPT

• Tahu, jika petani dapat menjelaskan manfaat pestisida yang digunakan dengan baik

• Kurang tahu, jika petani hanya menjelaskan bahwa pestisidan baik untuk tanaman

• Tidak tahu, apabila petani tdk dapat menjelaskan manfaat pestisida yang digunakan

c. Mengikuti aturan pengendalian OPT yang ada pada label pestisida

• Tahu, apabila petani mengikuti aturan penggunaan yang ada pada label kemasan pestisida yang sesuai

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan bahwa iya hanya melihat petunjuk tanpa tahu cara pengaplikasian

• Tidak tahu, jika tidak mengikuti aturan yang ada pada kemasan

2.

Metode pengaplikasian

a. Dosis pestisida yang digunakan yaitu mengikuti anjuran dosis yang ada pada

• Tahu, apabila petani mengukuti pengguanaan dosis yang sesusi pada label

Page 78: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

64 kemasan pestisida

kemasan • Kurang tahu, jika

petani mengurangi atau menambah dosis pestisida yang ada pada pekemasan

• Tidak tahu, apabila petani tidak mengikuti anjuran yang sesua

b. Cara pengaplikasian pestisida • Penyemprotan

(spraying) • Pengumpanan

• Tahu, apabila petani menjelaskan cara pengaplikasian pestisida yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yaitu penyemprotan atau pemgumpanan

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan 1 cara yg dapat dilakukan tanpa memperhatikan kebutuhan tanaman jagung

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaskan cara yang tepat untuk pengaplikasian pestisida untuk jagung

c. Syarat pengaplikasian pestisida (petani) • Masker • Topi • Sarung tangan • Sepatu • Baju lengan dan

celana panjang

• Tahu apabila petani dapat menjelaskan 3 atau lebih syarat untuk prngaplikasian pestisida

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan 2 syarat untuk prmgaplikasian pestisida

• Tidk, tahu apabila petani hanya menyebutkan 1syarat pengaplikasian pestisida

3.

Waktu pengaplikasian

a. Waktu untuk pemberian pestisida • Pagi hari • Sore hari

• Tahu, apabila petani menjelaskan 2 waktu pemberian pestisida yang baik

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan 1 waktu unruk pemberian pestisida

• Tidak tahu, apabila

Page 79: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

65 petani tidak dapat menjelaskan kapan waktu yang baik untuk pemberian pestisida

b. Tahapan pemberian pestisida sesuai tahapan budidaya jagung • Pencampuran

fungisida atau insektisida pada benih (biji) jagung sebelum ditanam

• Pengaplikasiaan selanjutnya jika diperlukan

• Tahu, apabila petani menjelaskan tahap pertama dalam penggunaan pestisida yaitu pada saat melakukan perendaman pada benih jagung sebelum ditanam

• Kurang tahu, jika petani hanya menjelaska pemberian pestisida dapat dilakukan kapan saja

• Tidak tahu, jika petani tidak dapat menjelaskan kapan pestisida harus di berikan pada tanaman

c. Kondisi lingkungan yang baik untuk pengaplikasian pestisida • Cuaca tidak terlalu

panas • Tidak turun hujan • Kondisi angin stabil

• Tahu, apabila petani menjelaskan kondisi lingkungangan yang baik dalam pengaplikasian pestisida yaitu cuaca tidak terlalu panas, tidak turun hujan dan kondisi angin stabil

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan dua kondisi lingkungan yang baik

• Tidak tahu, apabila petani hanya menjelaskan pemberian pestisida dapat dilakaukan kapan saja tanpa melihat kondisi lingkungan

T = Tahu

KT = Kurang Tahu

TT = Tidak Tahu

Page 80: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

66 PERTANYAAAN

1. Pestisida yang digunakan a. Jenis pestisida apakah yang bapak/ibu petani gunakan dalam memupuk

tanaman jangung yang dibudidayakan? Jawab:

b. Apakah bapak/ibu petani tahu manfaat dari pestisida yang digunakan? Jawab:

c. Apakah bapak /ibu petani mengikuti aturan pengendalian OPT sesuai yang ada pada kemasan pestisida ? Jawab :

2. Metode pengaplikasian

a. Dalam penggunaan dosis pestisida untuk jagung, apakah bapak/ibu

mengikuti anjuaran yang ada pada label kemasan pestisida? Jawab :

b. Apakah bapak/ibu petani tahu cara pemberian pestisidayang baik untuk tanaman jagung? Jawab :

c. Apakah bapak/ibu petani tahu syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengaplikasian pestisida? Jawab:

a. Waktu pengaplikasian

a. Apakah bapak/ibu petani tahu waktu pemberian pestisida yang baik untuk tanaman jagung? Jawab:

b. Apakah bapak ibu tahu tahapan dalam penggunaan pestisida dalam budidaya jagung?

Jawab:

c. Bagaimanakah kondisi lingkungan yang baik untuk pengaplikasian pestisida? Jawab:

Page 81: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

67 Lampiran 2 Peta lokasi Penelitian

Page 82: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

68 Lampiran 3. Identitas Petani Responden di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

No. Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan

Pengalaman Berusaha

Tani (Tahun)

Jumlah Tanggungan

Keluarga 1 Syamsuddin Nyonri Laki-Laki 44 SD 30 2 2 Bati Perempuan 35 SD 15 5

3 Saing Laki-Laki 45 Tidak Sekolah 33 3

4 Arafah Laki-Laki 50 SMA 30 3 5 Dg Lalang Laki-Laki 50 SMP 30 4 6 Dg Ngati Laki-Laki 40 SD 15 4 7 Arsyad Laki-Laki 56 SD 33 6 8 Dg Ngopa Laki-Laki 42 SMP 16 3 9 Syarifuddin Laki-Laki 34 SD 16 5

10 Suwarni Perempuan 32 SMP 12 5 11 Junaedi Laki-Laki 50 SD 20 4 12 Nur Salam Laki-Laki 50 SI 27 4 13 Ahmadi Laki-Laki 50 SMA 25 4 14 Syakir Laki-Laki 40 SMP 20 5 15 Ahmad Laki-Laki 50 SD 30 3 16 Amir Laki-Laki 45 SMP 15 3 17 Muhammad Laki-Laki 50 SMP 30 4 18 Sarring Laki-Laki 40 SD 20 5 19 Basir Narang Laki-Laki 50 SMA 20 3

20 Sattu Tiro Laki-Laki 50 Tidak Sekolah 30 2

Total 903 467 77 Rata-Rata 47.65 23.33 3.85

Page 83: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

69 Lampiran 4. Rekapitulasi data pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pupuk sintetis

No. Responden

Pupuk Yang Digunakan

Metode Pengaplikasian

Waktu Pengaplikasian

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

1 Syamsuddin Nyonri 2 1 3 3 3 2 2 2 2

2 Bati 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 Saing 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 Arafah 3 3 3 3 3 3 3 2 3 5 Dg Lalang 2 2 3 3 3 2 2 3 2 6 Dg Ngati 2 2 3 3 3 2 2 3 2 7 Arsyad Gassing 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8 Dg Ngopa 3 3 3 3 3 3 3 3 3

9 Syaripuddin Nuntung 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 Suwarni 3 3 3 3 2 3 3 3 3

11 Junaedi Jalling 3 2 3 3 3 2 3 3 3 12 Nur Salam 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 Ahmadi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 14 Syakir Nyaling 3 3 3 3 3 3 2 3 2 15 Ahmad 3 3 3 3 3 2 3 2 3 16 Amir Rowa 3 3 3 3 3 2 3 2 3 17 Muhammad 3 3 3 3 3 2 3 2 3 18 Sarring Bantang 3 3 3 3 2 3 3 3 3 19 Basir Narang 2 2 3 3 3 2 3 3 3 20 Sattu Tiro 3 3 3 3 3 2 2 3 2

Jumlah 55 50 60 60 58 51 54 55 54

Rata-Rata 2.75 2.5 3 3 2.9 2.55 2.7 2.75 2.7 1. Tinggi = 2,34 - 3,00

2. Sedang = 1,67 - 2, 33

3. Rendah = 1,00-1,66

Page 84: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

70 Lampiran 5. Rekapitulasi data pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pestisida sintetis

No Responden

Pupuk Yang

Digunakan Metode

Pengaplikasian Waktu

Pengaplikasian

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3

1 Syamsuddin Nyonri 3 3 2 3 3 2 3 3 3

2 Bati 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 Saing 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 Arafah 3 3 2 2 3 3 3 3 3 5 Dg Lalang 3 3 2 2 3 2 3 3 3 6 Dg Ngati 3 3 2 2 3 2 3 3 3 7 Arsyad Gassing 3 3 2 2 3 3 3 3 3 8 Dg Ngopa 3 3 2 2 3 3 3 3 3

9 Syaripuddin Nuntung 3 3 2 2 3 3 3 3 3

10 Suwarni 3 3 2 1 3 3 3 3 3 11 Junaedi Jalling 3 3 2 1 3 2 3 3 3 12 Nur Salam 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 Ahmadi 3 3 2 3 3 3 3 3 3 14 Syakir Nyaling 3 3 2 2 3 3 3 3 3 15 Ahmad 3 3 2 3 3 2 3 3 3 16 Amir Rowa 3 3 2 3 3 3 3 3 3 17 Muhammad 3 3 2 3 3 3 3 3 3 18 Sarring Bantang 3 3 2 1 3 3 3 3 3 19 Basir Narang 3 3 2 3 3 3 3 3 3 20 Sattu Tiro 3 3 2 2 3 3 3 3 3

Jumlah 60 60 41 46 60 54 60 60 60

Rata-Rata 3 3 2.05 2.3 3 2.7 3 3 3

1. Tinggi = 2,34 - 3,00

2. Sedang = 1,67 - 2, 33

3. Rendah = 1,00-1,66

Page 85: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN A. Identitas Responden

1. Nama : .........................

2. Jenis Kelamin : Perempuan/lakilaki

3. Umur : ......................Tahun

4. Pendidikan : SD/SMP/SMA/SEDERAJAT

5. Pengalaman Berusahatani : ......................Tahun

6. Jumlah Tanggungan Keluarga : ......................Orang

7. Luas lahan :......................Hektar

B. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk Sintetis

No.

Kegiatan dalam

penggunaan pupuk sintetis

Aspek Yang Diukur Para meter pengetahuan petani

T (3)

KT (2)

TT (1)

1.

Pupuk yang digunakan

a. Jenis pupuk untuk jagung • UREA • ZA • SP-36 • KCL • NPK

• Tahu, apabila petani dapat menyebutkan 3 jenis pupuk.

• Kurang tahu, apabila petani hanya menyebutan 2 jenis pupuk

• Tidak tahu, apabila petani hanya menyebutkan 1 jenis pupuk

b. Manfaat penggunaan pupuk • Dapat merangsang

pertumbuhan tanaman • Membuat tanaman

lebih hijau • Mempercepat

pembentukan bunga serta masaknya buah dan biji

• Memperbaiki kualitas rasa dan warna

• Tahu apabila petani dapat menyebutkan 3 manfaat pupuk

• Kurang tahu apabila petani hanya menyebutkan 2 manfaat pupuk

• Tidak tahu apabila petni hanya mentebutkan 1 maanfaat pupuk

Page 86: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

c. Dosis pupuk yang digunakan • 4-5 gr/perpohon

• Tahu apabila petani menggunakan dosis 4-5 gr/phn

• Kurang tahu apabila petani menggunakan dosis 2-3 gr/phn

• Tidak tahu apa bila petani menggunakan dosis sembarangan

2.

Metode pengaplikasian

a. Jarak antara tempat pupuk dengan tanaman yaitu 5-10 cm

• Tahu apabila petani menggunakan jarak 5-10 cm

• Kurang tahu apabila petani menggunakan jarak 3-4 cm

• Tidak tahu apabila pemupukan tanpa mempertimbangkan jarak

b. Cara pemberian pupuk • Membuat lubang pupuk

di dekat tanaman • Menaburkan didekat

tanaman diantara baris tanaman

• Tahu, apabila petani menjelaskan ke 2 cara pemberian pupuk

• Kurang tahu, apabila hanya menjelaskan 1 cara pemberian pupuk

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menyebutkan pemberian pupuk yang yang dianjurkan

c. Syarat pengaplikasian pupuk (alat perlindungan untuk petani) • Sarung tangan • Masker • Topi • Sepatu • Baju lengan dan celana

panjang

• Tahu, apabila petani dapat menyebutkan 3 syarat pengeplikasian pupuk

• Kurang tahu, apabila petani hanya meyebutkan 2 syarat pegaplikasian

• Tidak tahu, apa bila petani hanya menyebutka 1 atau tidak sama sekali syarat pengeplikasian

3.

Waktu pengaplikasia

a. Waktu pengaplikasin pupuk untuk jagung Yaitu pada

pagi dan sore hari

• Tahu, apabila petani menyebutkan waktu pengaplikasian pupu dapat dilakukan pagi dan sore hari

• Kurang tahu, apabilang hanya

Page 87: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

menyebutkan salah satu waktu pengaplikasian

• Tidak tahu, apabila petahi tdk dapat menjelaskan waktu pengaplikasian yang baik

b. Tahap pemberian pupuk 1. 2 kali pengaplikasian

• 7 – 10 HST • 25 – 30 HST

2. 3 kali pemupukan • 7 - 10 HST • 25 - 30 HST • 40 - 45 HST

• Tahu, jika petani mengaplikasikan pupuk sesuai tahap pemberian pupuk yang benar

• Kurang tahu, apabila pengaplikasian pupuk dilakukan tanpa mengikuti tahap yang benar

• Tidak tahu apabila petani tidak dapat menjelaskan tahap pemberian pupuk

c. Kondisi lingkungan yang baik • Pada saat matahari tidak

terlalu terik • Pada saat tidak turun hujan

• Tahu, apabila petani menjelaskan pemberian pupuk baik dilkukan pada saat matahari tidak terlalu terik dan tidak turun hujan

• Kurang tahu apa bila petani hanya menjelasakan 1 waktu

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaska kondisi lingkungan yang baik dalam pengaplikasian pupuk

Page 88: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

Pertanyaan

1. Pupuk yang digunakan a. Jenis pupuk apakah yang bapak/ibu petani gunakan dalam memupuk tanaman

jangung yang dibudidayakan? Jawab:

b. Apakah bapak/ibu petani tahu manfaat pemupukan unruk tanaman jagung ? Jawab:

c. Berapakah dosis pupuk yang bapak/ibu petanin gunakan untuk tanaman jagung? Jawab :

2. Metode pengaplikasian

a. Jarak berapakah yang bapak/ibu petani gunakan antara tempat pupuk dan tanaman jagung? Jawab :

b. Apakah bapak/ibu petani tahu cara pemberian pupuk sintetis yang baik untuk tanaman jagung? Jawab :

c. Apakah bapak/ibu petani tahu syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengaplikasian pupuk sintetis? Jawab:

3. Waktu pengaplikasian

a. Apakah bapak/ibu petani tahu waktu pemberian pupuk yang baik untuk tanaman jagung?

Jawab:

b. Apakah bapak/ ibu tahu tahap pengaplikasian pemupuk sintetis untuk tanaman jagung ? Jawab:

c. Bagaimanakah kondisi lingkungan yang baik untuk pengaplikasian pupuk? Jawab

Page 89: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

C. Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pestisida Sintetis

No.

Kegiatan dalam

penggunaan pestisida sintetis

Aspek yang diukur Parameter pengetahuan petani T (3)

KT (2)

TT (2)

1.

Pestisida yang digunakan

a. Jenis pestisida untuk jagung • Herbisida • Insektisida • Fungisida • Rodentisida

• Tahu, jika petani dapat menjelaskan pestisida yang digunkan sesui dengan kebutuhan tanaman

• Kurang tahu, apabila petani sembarang memakai pestisida tanpa mengenai sasaran yang tepat

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaskan jenis pestisidan yang digunakan

b. Manfaat pestisida yang digunakan • Memberantas

atau mencegah OPT (organisme pengganggu tanaman)

• Mengurangi kerusakan yang ditimbulkan OPT

• Tahu, jika petani dapat menjelaskan manfaat pestisida yang digunakan dengan baik

• Kurang tahu, jika petani hanya menjelaskan bahwa pestisidan baik untuk tanaman

• Tidak tahu, apabila petani tdk dapat menjelaskan manfaat pestisida yang digunakan

c. Mengikuti aturan pengendalian OPT yang ada pada label pestisida

• Tahu, apabila petani mengikuti aturan penggunaan yang ada pada label kemasan pestisida yang sesuai

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan bahwa iya hanya melihat petunjuk tanpa tahu cara pengaplikasian

• Tidak tahu, jika tidak mengikuti aturan yang ada pada kemasan

2.

Metode pengaplikasian

a. Dosis pestisida yang digunakan yaitu mengikuti anjuran dosis yang ada pada kemasan pestisida

• Tahu, apabila petani mengukuti pengguanaan dosis yang sesusi pada label kemasan

• Kurang tahu, jika petani mengurangi atau menambah dosis pestisida yang ada pada pekemasan

• Tidak tahu, apabila petani tidak mengikuti anjuran yang sesua

b. Cara pengaplikasian

• Tahu, apabila petani menjelaskan cara

Page 90: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

pestisida • Penyemprotan

(spraying) • Pengumpanan

pengaplikasian pestisida yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yaitu penyemprotan atau pemgumpanan

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan 1 cara yg dapat dilakukan tanpa memperhatikan kebutuhan tanaman jagung

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaskan cara yang tepat untuk pengaplikasian pestisida untuk jagung

c. Syarat pengaplikasian pestisida (petani) • Masker • Topi • Sarung tangan • Sepatu • Baju lengan dan

celana panjang

• Tahu apabila petani dapat menjelaskan 3 atau lebih syarat untuk prngaplikasian pestisida

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan 2 syarat untuk prmgaplikasian pestisida

• Tidk, tahu apabila petani hanya menyebutkan 1syarat pengaplikasian pestisida

3.

Waktu pengaplikasian

a. Waktu untuk pemberian pestisida • Pagi hari • Sore hari

• Tahu, apabila petani menjelaskan 2 waktu pemberian pestisida yang baik

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan 1 waktu unruk pemberian pestisida

• Tidak tahu, apabila petani tidak dapat menjelaskan kapan waktu yang baik untuk pemberian pestisida

b. Tahapan pemberian pestisida sesuai tahapan budidaya jagung • Pencampuran

fungisida atau insektisida pada benih (biji) jagung sebelum ditanam

• Pengaplikasiaan selanjutnya jika diperlukan

• Tahu, apabila petani menjelaskan tahap pertama dalam penggunaan pestisida yaitu pada saat melakukan perendaman pada benih jagung sebelum ditanam

• Kurang tahu, jika petani hanya menjelaska pemberian pestisida dapat dilakukan kapan saja

• Tidak tahu, jika petani tidak dapat menjelaskan kapan pestisida harus di berikan pada tanaman

c. Kondisi lingkungan yang baik untuk pengaplikasian pestisida • Cuaca tidak terlalu

• Tahu, apabila petani menjelaskan kondisi lingkungangan yang baik dalam pengaplikasian pestisida yaitu cuaca tidak terlalu panas,

Page 91: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

panas • Tidak turun hujan • Kondisi angin

stabil

tidak turun hujan dan kondisi angin stabil

• Kurang tahu, apabila petani hanya menjelaskan dua kondisi lingkungan yang baik

• Tidak tahu, apabila petani hanya menjelaskan pemberian pestisida dapat dilakaukan kapan saja tanpa melihat kondisi lingkungan

Page 92: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

PERTANYAAAN

1. Pestisida yang digunakan a. Jenis pestisida apakah yang bapak/ibu petani gunakan dalam memupuk

tanaman jangung yang dibudidayakan? Jawab:

b. Apakah bapak/ibu petani tahu manfaat dari pestisida yang digunakan? Jawab:

c. Apakah bapak /ibu petani mengikuti aturan pengendalian OPT sesuai yang ada pada kemasan pestisida ? Jawab :

2. Metode pengaplikasian a. Dalam penggunaan dosis pestisida untuk jagung, apakah bapak/ibu mengikuti

anjuaran yang ada pada label kemasan pestisida? Jawab :

b. Apakah bapak/ibu petani tahu cara pemberian pestisidayang baik untuk tanaman jagung? Jawab :

c. Apakah bapak/ibu petani tahu syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengaplikasian pestisida? Jawab:

a. Waktu pengaplikasian a. Apakah bapak/ibu petani tahu waktu pemberian pestisida yang baik untuk

tanaman jagung? Jawab:

b. Apakah bapak ibu tahu tahapan dalam penggunaan pestisida dalam budidaya jagung?

Jawab: c. Bagaimanakah kondisi lingkungan yang baik untuk pengaplikasian pestisida?

Jawab?

Page 93: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

67 Lampiran 2. Peta Lokasi

Page 94: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

Lampiran 3. Identitas Petani Responden di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

No. Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan

Pengalaman Berusaha

Tani (Tahun)

Jumlah Tanggungan

Keluarga

1 Syamsuddin Nyonri Laki-Laki 44 SD 35 2

2 Bati Perempuan 35 SD 15 5

3 Saing Laki-Laki 45 Tidak Sekolah 35 3

4 Arafah Laki-Laki 50 SMA 30 3 5 Dg Lalang Laki-Laki 50 SMP 30 4 6 Dg Ngati Laki-Laki 40 SD 15 4 7 Arsyad Laki-Laki 57 SD 35 6 8 Dg Ngopa Laki-Laki 42 SMP 15 3 9 Syarifuddin Laki-Laki 34 SD 15 5

10 Suwarni Perempuan 32 SMP 14 5 11 Junaedi Laki-Laki 50 SD 20 4 12 Nur Salam Laki-Laki 50 SI 27 4 13 Ahmadi Laki-Laki 50 SMA 35 4 14 Syakir Laki-Laki 40 SMP 20 5 15 Ahmad Laki-Laki 50 SD 35 3 16 Amir Laki-Laki 45 SMP 15 3 17 Muhammad Laki-Laki 50 SMP 30 4 18 Sarring Laki-Laki 40 SD 20 5 19 Basir Narang Laki-Laki 50 SMA 30 3

20 Sattu Tiro Laki-Laki 50 Tidak Sekolah 30 2

Total 904 501 77 Rata-Rata 4.52 2,50 386

Page 95: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

Lampiran 4. Rekapitulasi data pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pupuk sintetis

No. Responden Pupuk Yang Digunakan

Metode Pengaplikasian

Waktu Pengaplikasian

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 1 Syamsuddin Nyonri 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 Bati 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 Saing 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 Arafah 3 3 3 3 3 3 3 2 3 5 Dg Lalang 2 2 3 3 3 2 2 3 2 6 Dg Ngati 2 2 3 3 3 2 2 3 2 7 Arsyad Gassing 3 3 3 3 3 3 3 3 3 8 Dg Ngopa 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 Syaripuddin Nuntung 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 Suwarni 3 3 3 3 2 3 3 3 3 11 Junaedi Jalling 3 2 3 3 3 2 3 3 3 12 Nur Salam 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 Ahmadi 3 3 3 3 3 3 3 3 3 14 Syakir Nyaling 3 3 3 3 3 3 2 3 2 15 Ahmad 3 3 3 3 3 2 3 2 3 16 Amir Rowa 3 3 3 3 3 2 3 2 3 17 Muhammad 3 3 3 3 3 2 3 2 3 18 Sarring Bantang 3 3 3 3 2 3 3 3 3 19 Basir Narang 2 2 3 3 3 2 3 3 3 20 Sattu Tiro 3 3 3 3 3 2 2 3 2

Jumlah 55 51 60 60 58 51 54 56 54

Rata-Rata 2.75 2.5 3 3 2.9 2.5 2.7 2.8 2.7 1. Tinggi = 2,34 - 3,00

2. Sedang = 1,67 - 2, 33

3. Rendah = 1,00-1,66

Page 96: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

Lampiran 5. Rekapitulasi data pengetahuan petani jagung terhadap penggunaan pestisida sintetis

No Responden Pupuk Yang Digunakan

Metode Pengaplikasian

Waktu Pengaplikasian

P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 1 Syamsuddin Nyonri 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 Bati 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 Saing 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 Arafah 3 3 2 2 3 3 3 3 3 5 Dg Lalang 3 3 2 2 3 2 3 3 3 6 Dg Ngati 3 3 2 2 3 2 3 3 3 7 Arsyad Gassing 3 3 2 2 3 3 3 3 3 8 Dg Ngopa 3 3 2 2 3 3 3 3 3 9 Syaripuddin Nuntung 3 3 2 2 3 3 3 3 3

10 Suwarni 3 3 2 1 3 3 3 3 3 11 Junaedi Jalling 3 3 2 1 3 2 3 3 3 12 Nur Salam 3 3 3 3 3 3 3 3 3 13 Ahmadi 3 3 2 3 3 3 3 3 3 14 Syakir Nyaling 3 3 2 2 3 3 3 3 3 15 Ahmad 3 3 2 3 3 2 3 3 3 16 Amir Rowa 3 3 2 3 3 3 3 3 3 17 Muhammad 3 3 2 3 3 3 3 3 3 18 Sarring Bantang 3 3 2 1 3 3 3 3 3 19 Basir Narang 3 3 2 3 3 3 3 3 3 20 Sattu Tiro 3 3 2 2 3 3 3 3 3

Jumlah 60 60 41 46 60 55 60 60 60 Rata-Rata 3 3 2.05 2.3 3 2.75 3 3 3

1. Tinggi = 2,34 - 3,00

2. Sedang = 1,67 - 2, 33

3. Rendah = 1,00-1,66

Page 97: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

71 DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Petani responden Gambar 2. Wawan cara dengan petani responden

Page 98: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

72 Gambar 3. Petani responden

Gambar 4. Wawancara dengan petani responden

Page 99: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

73

Gambar 5. Jenis pupuk sintetis

Gambar 6. Jenis pestisida

Page 100: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

74

Gamabr 7. Jenis pestisida

Gambar 8.Tanaman jagung umur 15 hari

Page 101: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 102: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 103: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 104: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 105: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 106: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 107: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 108: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...
Page 109: TINGKAT PENGETAHUAN PETANI JAGUNG TERHADAP PENGGUNAAN ...

RIWAYAT HIDUP

Suhartina, dilahirkan di Rannaya tanggal 10 oktober 1996

tepatnya di Desa Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa, buah hati dari ayahanda Daeng Rani dan ibu Mariati,

dan merupakan anak ke dua dari dua bersaudara.

Jenjang Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah

SD Inpres BBukkangraki, tamat pada tahun 2009, pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di SMP NEGERI 4 BAJENG, tamat pada tahun 2011,

kemudian melanjutkan jenjang menengah atas di SMK NEGERI 1 LIMBUNG yang

sekarang berubah nama menjadi SMK NEGERI 1 GOWA lulus tahun 2014. Pada

tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan dengan

mengambil jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar. Penulis juga pernah aktif dalam sebuah organisasi di antaranya, Himpunan

Mahasiswa Agribisnis (HIMAGRI) periode 2015-2016. Tugas akhir dalam

pendidikan tinggi di selesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “ Tingkat

Pengetahuan Petani Jagung Terhadap Penggunaan Pupuk dan Sintetis di Desa

Pabbentengang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.