TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI ... · PDF filebahaya bayi baru lahir...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA BAYI ... · PDF filebahaya bayi baru lahir...
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA
BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM SRI PURHARYANI
KENDAL GIRIMARTO WONOGIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Elizabeth Anindya Putri
NIM B12 125
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA
BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM SRI PURHARYANI
KENDAL GIRIMARTO WONOGIRI
Diajukan Oleh :
Elizabeth Anindya Putri
NIM B12 125
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2015
Pembimbing
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA
BAHAYA BAYI BARU LAHIR DI BPM SRI PURHARYANI
KENDAL GIRIMARTO WONOGIRI
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh:
Elizabeth Anindya Putri
NIM B12 125
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal ..............
PENGUJI I
Hutari Puji Astuti, S.SiT,M.Kes
NIK. 200580012
PENGUJI II
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK. 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru
lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta, sekaligus Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
3. Ibu Sri Purharyani Amd.Keb, selaku Bidan Desa Kendal Girimarto, yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data dan penelitian.
4. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan.
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahawa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 29 juni 2015
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Elizabeth Anindya Putri
B 12 125
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA
BAYI BARU LAHIR DI BPM SRI PURHARYANI
KENDAL GIRIMARTO WONOGIRI
(xii + 55 halaman + 22 lampiran + 8 tabel + 2 gambar)
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut SDKI tahun 2012 AKB di Indonesia mencapai 32 per
1.000 kelahiran hidup.Penyebab kematian bayi di Indonesia karena berat lahir
rendah 29%,asfiksia 27%,masalah pemberian minum 10%,tetanus 10%,gangguan
hematologi 6%,infeksi 5%,hiperbilirubin 5% dan lain-lain 8%. Untuk itu kita
sebagai orang tua harus bisa mengenali tanda-tanda bahaya ketika anak sakit
sehingga mendapatkan pertolongan lebih cepat dan ditangani lebih cepat. Dari
hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 8 November 2014
didapatkan data hasil wawancara dari 8 ibu nifas dengan 3 pertanyaan 1 ibu nifas
dapat menjawab semua pertanyaan, 3 ibu nifas menjawab 2 pertanyaan dan 4 ibu
nifas menjawab 1 pertanyaan.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahirdi BPM Sri Purharyani Kendal
Girimarto Wonogiri dalam kategori baik, cukup, kurang dan dengan faktor
penghambat.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deksriptif Kuantitatif. Lokasi
penelitian diambil di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada
tanggal 15 Maret sampai 5 Mei 2015. Dengan sampel yang digunakan sebanyak
32 responden, untuk teknik pengambilan sampel dengan metode Accidental
Sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang di
uji validitas dan reliabilitas, teknik analisis univariat.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan bahwa 32 ibu nifas di BPM Sri
Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri sebanyak 3 orang (9,3%) termasuk
kategori baik,23 orang (71,9%) termasuk kategori cukup dan 6 orang (18,8%)
termasuk kategori kurang. Mayoritas umur responden 26 – 30 tahun, yaitu 18
responden (56,3%). Pendidikan responden mayoritas SMA, yaitu 21 responden
(65,6%). Pekerjaan responden mayoritas Swasta yaitu sebanyak 19 responden
(59,4%).
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
ibu nifas di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri mempunyai
pengetahuan cukup (71,9%). Mayoritas umur responden 26 – 30 tahun, yaitu 18
responden (56,3%). Pendidikan responden mayoritas SMA, yaitu 21 responden
(65,6%). Pekerjaan responden mayoritas Swasta yaitu sebanyak 19 responden
(59,4%).
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas dan tanda bahaya bayi baru lahir
Kepustakaan : 29 literatur (Tahun 2005 s/d 2014)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
v Pendidikan adalah senjata paling mematikan, karena dengan itu Anda
dapat mengubah dunia
(Nelson Mandela)
v Orang bijak akan menciptakan lebih banyak kesempatan lebih dari
kesempatan yang ia temukan
(Francis Bacon)
v Orang yang memiliki kesehatan adalah orang yang memiliki harapan,
orang yang memiliki harapan adalah orang yang memiliki segalanya
(Pepatah Arab)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini persembahkan :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan petunjuk kelancaran dan
kemudahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2. Bapak dan ibu tercinta, terimakasih atas doa restunya dan cinta
kasihnya selama ini.
3. Kesayangan yang selalu mendukung untuk kesuksesanku.
4. Bu retno terimakasih selama ini telah sabar membimbing.
5. Teman-temanku (mbak yuli, Eni, Ita, Widia, Tama, Pipit dan Dayana)
dan semua anak kelas 3C yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
6. Almamater tercinta STIKES kusuma husada surakarta prodi DIII
kebidanan.
vii
CURICULUM VITAE
Data Pribadi :
Nama : Elizabeth Anindya Putri
Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 25 Mei 1994
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ngampelagung 4/5 Gemawang Girimarto Wonogiri
Riwayat Pendidikan :
1. SD N II Gemawang Girimarto Wonogiri LULUS TAHUN 2006
2. SMP N II Girimarto Wonogiri LULUS TAHUN 2009
3. SMA Santo Yosef Surakarta LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 4
D. Manfaat penelitian .................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjuan Teori .......................................................................... 8
1. Pengetahuan ..................................................................... 8
2. Masa Nifas ....................................................................... 14
3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir ....................................... 17
B. Kerangka Teori ....................................................................... 32
C. Kerangka Konsep ................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................. 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............. 35
ix
D. Variabel Penelitian ................................................................. 36
E. Definisi Operasional ............................................................... 36
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 37
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 41
I. Etika Penelitian ....................................................................... 44
J. Jadwal Penelitian . .................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum .................................................................... 46
B. Hasil Penelitian ........................................................................ 46
C. Pembahasan .............................................................................. 50
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ............................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Program Dan Kebijakan Teknis Masa Nifas ................................. 15
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ..................................................... 36
Tabel 3.2 Kisi – Kisi kuesioner .................................................................... 37
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan Umur .................................. 46
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan ......................... 46
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan ........................... 47
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation .............................................. 47
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Sri Purharyani Kendal
Girimarto Wonogiri ....................................................................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10 Kuesioner uji validitas
Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuesioner uji validitas
Lampiran 12 Kuesioner Penelitian
Lampiran 13 Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian
Lampiran 14 Data Tabulasi uji validitas
Lampiran 15 Data Hasil uji validitas
Lampiran 16 Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 17 Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 18 Hasil Perhitungan SPSS Mean, SD
Lampiran 19 Data Perhitungan Prosentase
Lampiran 20 Pengetahuan Responden Nilai Mean Dan STD. Deviation
Lampiran 21 Tabel r Product moment
Lampiran 22 Dokumentasi Foto
Lampiran 23 Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah besar di Negara berkembang adalah salah satunya mortalitas
dan morbiditas pada bayi dan balita. Menurut SDKI tahun 2012
menyebutkan bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 32
per 1.000 kelahiran hidup, hal ini dapat disimpulkan bahwa mengalami
penurunan sedikit dibandingkan pada tahun 2007, yaitu 34 per 1.000
kelahiran hidup. Sedangkan Target MDGs tahun 2015, AKB mencapai 23 per
1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Indonesia karena berat
lahir rendah 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%,tetanus
10%, gangguan hematologi 6%, infeksi 5%, hiperbilirubin 5% dan lain-lain
8% (SDKI, 2012).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri tahun 2013
jumlah angka kematian neonatal 66 per 1000 kelahiran hidup yaitu terdiri dari
IUFD 22 (33,4%), asfiksia 16 (24,2%), premature 5 (7,5%), lahir mati
5 (7,5%), BBLR 4 (6,1%), aspirasi 3 (4,5%), kelainan congenital 2 (3,03%),
kelainan jantung 2(3,03%), Immatur 1 (1,5%), kelainan fungsi hati 1 (1,5%),
kelainan bawaan 1 (1,5%), aspirasi susu formula 1 (1,5%), kelainan jantung
dan paru 1 (1,5%), BBLR dengan ikterik 1 (1,5%) dan infeksi paru 1 (1,5%)
(Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, 2013).
2
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dari baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Saat dilahirkan bayi biasanya aktif dan segera menangis sesudah
tali pusat dijepit sehingga bisa merangsang pernapasan. Denyut jantung akan
menjadi stabil pada frekuensi 120-160 kali permenit dan sianosis sentral
menghilang secara cepat. Namun, beberapa bayi mengalami depresi saat
dilahirkan dengan menunjukan beberapa tanda bahaya yang mengarah ke
resiko tinggi (Dewi, 2012).
Masalah – masalah yang dimaksud merupakan tanda bahaya bagi
neonatus meliputi pernapasan sulit atau lebih dari 60 x permenit, terlalu
hangat (suhu > 380c) atau terlalu dingin (< 36
0c), kulit bayi kuning (terutama
24 jam pertama), biru, pucat atau memar, hisapan saat menyusu lemah, rewel,
sering muntah, mengantuk berlebihan, tali pusat merah, bengkak, keluar
cairan, berbau busuk, berdarah, tidak BAB dalam 3 hari tidak BAK dalam
24 jam, tinja lembek atau encer berwarna hijau tua ada lendir
darah, menggigil, kejang, tidak bisa tenang dan menangis terus – menerus
(Rukiyah dan yulianti, 2013).
Untuk itu kita sebagai orang tua harus bisa mengenali tanda-tanda
bahaya ketika anak sakit sehingga mendapatkan pertolongan lebih cepat dan
ditangani lebih cepat (Sitompul, 2014). Dengan mengetahui tanda-tanda
bahaya tersebut ibu harus memberikan pertolongan pertama sesuai
kemampuan ibu dan sesuai kebutuhan sampai bayi memperoleh perawatan
3
medis selanjutnya, bawa bayi ke RS atau klinik terdekat untuk perawatan
tindakan segera (Dewi, 2012). Karena pertolongan yang lebih cepat
menyelamatkan nyawa buah hati kita (Sitompul, 2014).
Dalam menangani masalah tanda bahaya pada bayi baru lahir, bidan
dapat berperan aktif dalam upaya penurunan AKB dan AKABA yaitu melalui
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bayi baru lahir serta peningkatan
cakupan pelayanan kesehatan bayi dan balita (Kemenkes RI, 2011).
Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 8
November 2014 didapatkan data jumlah ibu nifas dari bulan Januari-
September 2014 sebanyak 288 ibu nifas dengan rata-rata 32 per bulan,
penulis melakukan wawancara kepada 8 orang ibu nifas di BPM Sri
Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri tentang tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang tanda bahaya bayi baru lahir dengan 3 pertanyaan didapatkan hasil
yaitu dari 8 ibu nifas terdapat 1 ibu nifas dapat menjawab semua pertanyaan
dengan benar, 3 ibu nifas dapat menjawab 2 pertanyaan dan sebanyak 4 ibu
nifas hanya dapat menjawab 1 pertanyaan.
Berdasarkan latar belakang di atas ditemukan masih banyak ibu nifas
yang mempunyai pengetahuan kurang tentang tanda bahaya bayi baru
lahir maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di
BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri”.
4
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda
Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru
lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi
baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada
tingkat pengetahuan baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi
baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada
tingkat pengetahuan cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi
baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada
tingkat pengetahuan kurang.
d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di
BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Diri Sendiri
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah
wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian
khususnya tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Pendidikan
Sebagai sumber referensi mahasiswa kebidanan untuk melakukan
penelitian selanjutnya khususnya tentang tanda bahaya bayi baru
lahir.
b. Bagi BPM
Hasil penelitian ini dapat memberi masukkan kepada BPM tentang
tanda bahaya bayi baru lahir.
E. Keaslian Penelitian
1. Budi Triani Kusdiar (2013) STIKES Kusuma Husada Surakarta, dengan
judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru
Lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta”. Penelitian ini merupakan
jenis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di BPM Hj. Sri Lumintu
Jajar Surakarta pada tanggal 1 April – 10 Mei 2013. Populasi dan sampel
6
dalam penelitian ini 36 ibu nifas 0 – 2 hari post partum. Pengambilan
sampel dengan tekhnik sampling jenuh. Variabel penelitian
menggunakan variabel tunggal. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner tertutup. Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Hj. Sri Lumintu Jajar Surakarta
dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 8 orang (25%), cukup 19
orang (59,4%) dan kurang 5 orang (15,6%).
2. Endang Purwaningsih (2012) Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Ungaran, dengan judul ”Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya
Bayi Baru Lahir di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang” penelitian ini merupakan jenis deskriptif. Penelitian
dilakukan di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pada
bulan juni 2012. Populasi dan sampel dalam penelitian ini 32 orang.
Pengambilan sampel dengan tekhnik total sampling. Variabel penelitian
menggunakan variabel tunggal. Instrumen penelitian menggunakan
kuesioner tertutup. Analisa data menggunakan analisa univariat.
Berdasarkan Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru
Lahir di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dapat
dikategorikan sebagian besar 20-35 tahun (62,5%). Pendidikan responden
sebagian besar SMA (68,8%). Pengetahuan responden sebagian besar
cukup (46,9%).
7
Persamaan penelitian sekarang dengan keaslian yaitu sama-sama
menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, jumlah sampel dan
populasi 32 responden, variabel penelitian dan instrumen penelitian.
Perbedaan penelitian sekarang dengan keaslian yaitu lokasi, waktu
penelitian dan teknik pengambilan sampel,. Sedangkan perbedaan
penelitian sekarang dengan keaslian 1 yaitu populasi dan sampel..
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi
setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui panca indra
manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian
persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia di
peroleh melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), ada 6 tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
9
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (applycation)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam suatu organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak dkk (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah sebagai berikut :
10
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan
pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis (mental).
4) Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
11
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan
akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupanya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam
mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka
sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu
menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap
seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan
adalah sebagai berikut :
12
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
a) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang
pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh
pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan
kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah
digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama untuk
memecahkan berbagai masalah.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin
pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan
pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama di
dalam penemuan pengetahuan.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
13
e) Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran.
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran
yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran
ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut
agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran
tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat
sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran atau berpikir.
h) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari
sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan
yang bersifat umum.
14
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum yang ke khusus.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut
metodologi penelitian (research methodology).
2. Masa Nifas
a. Pengertian Nifas
1) Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya
plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu (Marmi, 2011).
2) Masa nifas (Puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
kedalam keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6 minggu (Sulistyawati, 2009).
b. Tujuan Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
15
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
2) Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta
perawatan bayi sehari-hari.
4) Memberikan pelayanan KB (Nugroho dkk, 2014).
c. Tahapan Masa Nifas
Tahapan Masa Nifas menurut Ambarwati dan Wulandari (2010),
masa nifas dibagi menjadi 3 tahap :
1) Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu.
3) Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan,
tahunan.
16
d. Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Kunjungan masa nifas menurut Marmi (2011) dilakukan
paling sedikit 4 kali. Kunjungan ini bertujuan untuk menilai status
ibu dan bayi baru lahir juga untuk mencegah, mendeteksi, serta
menangani masalah-masalah yang terjadi.
Tabel 2.1 Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
K Waktu Tujuan
1 6-8 jam
setelah
persalinan
1. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pedarahan dan
memberi rujukan bila perdarahan berlanjut
3. Memberi konseling kepada ibu atau salah satu anggota
keluaga mengenai bagaimana mencegah pedarahan
pada masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
5. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2 6 hari
setelah
persalinan
1. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan pasca melahirkan.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,
dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan
kepada bayi, cara merawat tali pusat, dan bagaimana
menjaga bayi agar tetap hangat.
3 2 minggu
setelah
persalinan
Sama sepeti di atas (enam hari setelah persalinan)
4 6 minggu
setelah
persalinan
1. Menanyakan kepada ibu tentang penyuli-penyulit
yang dialami atau bayinya
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini
Sumber : (Marmi, 2011).
17
3. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Macam-Macam Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir menurut
Rukiyah dan yulianti (2013), tanda bahaya bayi baru lahir antara lain:
a. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit
(Sindrom gangguan napas).
1) Pengertian
Kumpulan gejala yang terdiri dari dispnu atau hipernu, dengan
frekuensi pernapasan lebih dari 60 kali/ menit sianosis, rintihan
dan ekspresi dan kelainan otot-otot pernapasan pada inspirasi
(Arief dan Kristiyanasari, 2009).
2) Penyebab
Menurut Arief dan Kristiyanasari (2009), sindrom gangguan
pernapasan dapat disebabkan karena:
a) Obstruksi saluran pernapasan bagian atas seperti atresia
esopaghus dan atresia koana bilateral.
b) Kelainan parenkim paru seperti penyakit membrane hialin
dan perdarahan paru.
c) Kelainan di luar paru seperti penumo thoraks dan hernia
diafraghmatika.
d) Kelainan lain di luar paru seperti asidosis, hipoglikemi, dan
adanya perdarahan.
18
3) Tanda/gejala
Menurut Arief dan Kristiyanasari (2009), tanda dan gejala
sindrom gangguan pernapasan antara lain :
a) Timbul setelah 6-8 jam setelah lahir.
b) Hiperpnu atau dispnu dengan frekuensi pernapasan lebih
dari 60 kali per menit.
c) Retraksi interkostal, epigastrium atau suprasternal pada
inspirasi.
d) Sianosis.
e) Grunting pada saat ekspirasi.
f) Takikardia (170x/menit).
4) Penanganan
Menurut Hidayat (2011), untuk mengatasi gangguan
pernapasan, maka tindakan dan pengobatan yang dapat
dilakukan antara lain :
a) Bebaskan jalan napas dan berikan oksigen bila ada
gangguan pernapasan.
b) Apabila terdapat henti napas (apnea), maka lakukan
resusitasi neonatus.
c) Pertahankan kadar gula agar tidak turun.
d) Berikan dosis pertama antibiotik intramuskular.
e) Pertahankan agar bayi tetap hangat.
f) Lakukan rujukan segera.
19
b. Suhu tubuh bayi terlalu dingin (hipotermi) atau terlalu panas
(hipertermi)
1) Hipotermi
a) Pengertian
Menurut Rukiyah dan yulianti (2013), bayi hipotermi
adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun
suhu normal bayi adalah 36,50C – 37,5
0C. suhu normal
neonatus 36,50C – 37,5
0C (suhu ketiak).
b) Tanda dan Gejala hipotermia
Menurut Muslihatun (2010), gejala hipotermi meliputi
bayi tidak mau menetek/minum, lesu dan mengantuk,
tubuh teraba dingin, denyut jantung menurun dan kulit
bayi mengeras.
c) Penanganan
Menurut Marmi dan Raharjo (2014), penanganan bayi
hipotermi meliputi :
(1) Bayi cukup bulan :
(a) Letakkan BBL pada Radiant Warner.
(b) Keringkan untuk menghilangkan panas melalui
evaporasi.
(c) Tutup kepala.
(d) Bungkus tubuh segera.
20
(e) Bila stabil, dapat segera rawat gabung sedini
mungkin setelah lahir bayi dapat disusukan.
(2) Bayi Sakit :
(a) Seperti prosedur diatas
(b) Tetap letakan pada radiant warmer sampai stabil
(3) Bayi kurang bulan (prematur)
(a) Seperti prosedur di atas
(b) Masukan ke incubator dengan servo controle
atau radiant warmer dengan servo controle
2) Hipertermi
a) Pengertian
Suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan
oleh mekanisme pengaturan panas hipotalamus
(Marmi dan Raharjo, 2014).
b) Tanda dan Gejala
Suhu badan tinggi, terasa kehausan, mulut
kering-kering, kedinginan, lemas, anoreksia
(tidak selera makan), nadi cepat, dan pernafasan tidak
teratur (Marmi dan Raharjo, 2014).
21
c) Penanganan
Menurut Marmi dan Raharjo (2014), penanganan
hipertermi antara lain :
(1) Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan
normal (250C- 28
0C).
(2) Lepaskan sebagian atau seluruh pakaiannya bila
perlu.
(3) Periksa suhu aksiler setiap jam sampai tercapai suhu
dalam batas normal.
(4) Bila suhu sangat tinggi (>390C), bayi dikompres
atau dimandikan selama 10-15 menit dalam air yang
suhunya 40C lebuh rendah dari suhu tubuh bayi.
c. Warna kulit bayi kuning (ikterus)
1) Pengertian
a) Menurut Dewi (2012), ikterus adalah suatu keadaan
menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru
lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia kegawatan
yang sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 25-
50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat
lahir rendah.
b) Menurut Marmi dan Raharjo (2014), ikterus ialah warna
kuning yang dapat terlihat pada sclera,selaput
lender,kulit atau organ lain akibat penumpukan bilirubin.
22
c) Menurut Rukiyah dan yulianti (2013), menguningnya
sclera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan
bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam
darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang
menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar,
system biliary, atau system hematologi.
2) Tanda dan Gejala
Menurut Dewi (2012), tanda dan gejala dari ikterus meliputi:
a) Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.
b) Kadar bilirubin indirect tidak lebih dari 10mg% pada
neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus
kurang bulan.
c) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5
mg% per hari.
d) Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1mg%.
e) Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
f) Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis.
3) Penanganan
Menurut Rukiyah dan yulianti (2013), penanganan ikterus
dengan :
a) Penyinaran (fototerapi).
b) Pemberian obat jika diperlukan (fenobarbital).
23
c) Transfuse tukar.
d. Muntah
1) Pengertian
a) Menurut Dewi (2012), muntah adalah keluarnya
sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai
kontraksi lambung dan abdomen.
b) Menurut Putra (2012), muntah pada neonatus dan bayi
adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi tabung
yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke
lambung, yang disertai kontraksi lambung dan abdomen.
2) Penyebab muntah
Menurut Putra (2012), penyebab muntah antara lain:
a) Kelainan congenital. Pada saluran pencernaan, iritasi
lambung atresia esophagus hirsbprung tekanan
intracranial yang tinggi.
b) Infeksi pada saluran pencernaan.
c) Cara pemberian makanan yang salah.
d) Keracunan.
3) Penanganan
a) Menurut Putra (2012), penanganan muntah dengan:
(1) Pengkajian factor penyebab dan sifat muntah,
diantaranya:
24
(a) Keluar cairan terus menerus kemungkinan
obstruksi esophagus.
(b) Proyektil kemungkinan terjadistenosis pylorus.
(c) Segera setelah lahir, kemudian menetap, yang
kemungkinan terjadi peningkatan tekanan
intracranial.
(2) Pengobatan tergantung factor penyebab.
(3) Ciptakan suasana tenang.
(4) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati.
(5) Diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah,jika
symptomatic dapat diberi emetic.
(6) Rujuk.
b) Menurut Maryunani (2012) penanganan muntah antara
lain :
(1) Posisi setengah duduk saat minum dan dibantu untuk
sendawa.
(2) Posisi tidur tengkurap atau setengah duduk.
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan berbau busuk dan
berdarah (Perdarahan Tali Pusat)
1) Pengertian
Adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat sebagai akibat
dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau
kegagalan proses pembentukan thrombus normal. Selan itu,
25
hal ini bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi
(Dewi, 2012).
2) Penyebab
Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilicus
normal dan abnormal, robekan pembuluh darah, plasenta
previa dan abrupsio plasenta (Dewi, 2012).
3) Penanganan
Menurut Dewi (2012), penanganan perdarahan tali pusat
antara lain :
a) Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan
tali pusat yang terjadi.
b) Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan
pencegahan infeksi pada tali pusat.
c) Segera lakukan informed consent dan informed
choice pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan.
f. Tanda – tanda infeksi (infeksi perinatal)
1) Pengertian
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi
pada masa antenatal, intranatal dan postnatal (Dewi, 2012).
2) Tanda dan Gejala
Menurut Sudarti (2010), tanda dan gejala infeksi perinatal
antara lain :
26
a) Bayi malas minum.
b) Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi.
c) Frekuensi pernapasan meningkat.
d) Berat badan menurun.
e) Pergerakan kurang.
f) Muntah.
g) Diare.
h) Sklerema, edema.
i) Perdarahan,ikterus, dan kejang.
3) Menurut Sudarti dan Afroh (2012), penanganan infeksi
perinatal antara lain :
a) Mengatur posisi tidur/semi fowler agar sesak
berkurang.
b) Apabila suhu tinggi lakukan kompres dingin.
c) Berikan ASI perlahan-lahan sedikit demi sedikit.
d) Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu
posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan.
e) Apabila ada diare perhatikan personal hygiene dan
keadaan lingkungan.
f) Rujuk segera kerumah sakit. Jelskan pada keluarga
untuk inform consent.
27
g. Tidak BAB 3 hari (Obstipasi)
1) Pengertian
a) Menurut Dewi (2012), obstipasi adalah penimbunan
feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya
obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan
sebagai tidak adanya pegeluaran feses selama 3hari atau
lebih.
b) Menurut Rukiyah dan yulianti (2013), obstipasi adalah
kondisi di mana feses memiliki konsistensi keras dan
sulit dikeluarkan.
c) Menurut Putra (2012), obstipasi adalah penimbangan
feses yang keras akibat penyakit atau obstruksi pada
saluran cerna. atau bisa didefinisikan sebagai tidak
adanya pegeluaran tinja selama tiga hari.
2) Tanda dan Gejala
Menurut Putra (2012), tanda dan gejala obstipasi antara lain:
a) Sering nangis .
b) Susah tidur.
c) Gelisah.
d) Perut kembung.
e) Kadang-kadang muntah.
f) Abdomen distensi dan anoreksia.
g) Frekuensi BAB kurang dari normal.
28
h) Gelisah, cengeng, dan rewel.
i) Menyusu/makan/minum kurang dan feses keras.
3) Penanganan
Menurut Sudarti (2010), penanganan obstipasi antara lain:
a) Mencari penyebab.
b) Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal
dengan memperhatikan gizi,tambahan cairan dan kondisi
psikis.
c) Pengosomgan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan
setelah dianjurkan untuk menegakkan kembali kebiasaan
defekasi. Pengosongan rectum biasa dengan disimpaksi
digital, enema minak zaitun, laksativa.
h. Kejang
1) Pengertian
a) Menurut Muslihatun (2010), kejang merupakan salah
satu kegawatan yang sering ditemukan dalam praktek
sehari-hari dengan angka kesakitan dan kematian yang
tinggi.
b) Menurut Marmi dan Raharjo (2014), kejang adalah
kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi
secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas
sementara dari aktivitas elektrik di otak( terjadi loncatan-
29
loncatan listrik karena bersinangguangan ion (+) dan ion
(-) di dalam sel otak).
2) Tanda dan gejala kejang
Menurut Marmi dan Raharjo (2014), tanda dan gejala kejang
antara lain:
a) kejang fokal dicirikan oleh gejala motorik atau sensorik
dan termasuk gerakan yang kuat dari kepala dan mata ke
salah satu sisi, pergerakan klonik unilateral yang diawali
dari muka atau ekstremitas, atau gangguan sensorik
seperti parestesi (kesemutan) atau nyeri local pada suatu
area.
b) kejang tonik dicirikan oleh peningkatan tonus atau
kekakuan.
c) kejang atonik dicirikan oleh kelumpuhan atau kurangnya
gerakan selama kejang.
d) kejang klonik terdapat kontraksi otot secara ritmik.
e) kejang mioklonus ditandai dengan kontraksi otot seperti
adanya kejutan.
3) Penanganan kejang
Menurut Rukiyah dan yulianti (2013), tanda dan gejala
obstipasi antara lain :
30
a) Atasi kejang.
b) Sebelum menghentikan kejang maka lakukan: semua
pakaian ketat dibuka, posisi kepala sebaiknya miring
untuk mencegah aspirasi isi lambung.
c) Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin
kebutuhan oksigen.
d) Pengisapan lender harus dilakukan secara teratur dan
diberikan oksigen.
e) Segera berikan diazepam intravena: dosis rata-rata
0.3 mg/kg BB atau diazepam rectal dosis berat badan
kurang dari 10kg, 5mg, lebih dari 10kg dosis 10mg, jika
kejang tidak terhenti tunggu 15 menit, dapat diulang
dengan dosis yang sama, setelah kejang berhenti, maka
diberikan dosis awal fenobarbital yakni pada neunatus
dosis 30mg secara intramuscular, pada bayi umur 1
bulan-1 tahun dosis 50mg intramuscular, pada anak lebih
dari satu tahun dosis 75mg secara intramuscular.
f) Pada pengobatan pemeliharaan 4 jam kemudian (setelah
kejang berhenti) hari ke 1 dan ke 2 berikan fenobarbital
dosis 9-10mg/kg BB, dibagi dalam dua dosis. Hari
berikutnya fenobarbital 4-5mg/kgBB dibagi dalam dua
dosis
31
g) Jika diazepam tidak tersedia, langsung dipakai
fenobarbital dengan dosis awal dan selanjutnya
diteruskan dengan pengobatan pemeliharaan
h) Bidan boleh memberikan anti kejang jika sudah
dilakukan kolaborasi dengan dokter.
32
B. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2011), Wawan dan Dewi (2011), Notoatmodjo (2012),
Mubarak dkk (2007), Marmi dan Rahardjo (2014), Muslihatun (2010),
(Rukiyah dan yulianti, 2013), Putra (2012), Dewi (2012),
Arief dan Kristiyanansari (2009), Ambarwati dan Wulandari (2010),
Nugroho dkk (2014), Sudarti (2010), Sudarti dan Afroh (2012), Hidayat (2011),
Marmi (2011), Sulistyawati (2009) Maryunani (2012)
Pengetahuan
Faktor yang
mempengaruhi tingkat
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
lingkungan sekitar
7. Informasi
Masa Nifas Tanda Bahaya Bayi
Baru Lahir
a. Pernapasan sulit atau
>60 kali per menit
b. Suhu tubuh terlalu
dingin atau terlalu panas
c. Warna kulit bayi kuning
d. Muntah
e. Tali pusat merah,
bengkak,keluar cairan
berbau busuk dan
berdarah
f. tanda-tanda infeksi
g. Tidak BAB 3 hari
h. Kejang
a. Pengertian
Masa nifas
b. Tujuan Nifas
c. Tahapan Masa
Nifas
d. Program dan
kebijakan
teknis masa
nifas
33
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat Pengetahuan
ibu nifas tentang tanda
bahaya bayi baru lahir
Baik
Kurang
Cukup
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
Faktor-faktor yang
mempengaruhi :
1. Minat
2. Pengalaman
3. Kebudayaan
lingkungan sekitar
4. Informasi
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan adalah
jenis penelitian deksriptif kuantitatif. Deksriptif yaitu metode penelitian yang
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang
terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain
(Hidayat, 2007).
Deksriptif kuantitatif apabila dalam mendeskripsikan, peneliti
menggunakan angka-angka dengan analisis univariat berupa persentase dan
ukuran tendesi sentral seperti rerata, maupun standar deviasi, kemudian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Saryono, 2011).
Penelitian yang dilakukan menggambarkan tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal
Girimarto Wonogiri.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilakukan di BPM
Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri.
35
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan peneliti untuk
memeroleh data penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
a. Pengumpulan data awal dilakukan pada bulan Oktober 2014 -
Desember 2014.
b. Waktu penelitian dilakukan pada 15 Maret – 5 Mei 2015.
c. Penyusunan KTI: 08 Oktober 2015 – 20 Juni 2015
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu
nifas di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri yang periksa
rata-rata perbulannya sejumlah 32 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Arikunto, 2013). Jumlah
sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil
semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau
20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang akan digunakan
36
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang berkunjung di BPM Sri
Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri yang berjumlah 32 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
accidental sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan
dengan kebetulan bertemu (Hidayat, 2007).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmojo, 2012). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel
tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek
atau fenomena (Hidayat, 2007).
37
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi operasional Alat ukur Skala
ukur
Hasil ukur
1 Pengetahu
an ibu
nifas
tentang
tanda
bahaya
bayi baru
lahir
Kemampua atau
pengetahuan ibu nifas
untuk menjawab
pertanyaan tentang
tanda bahaya bayi baru
lahir.
a. Pernapasan sulit
atau >60 kali per
menit
b. Suhu tubuh terlalu
dingin atau terlalu
panas
c. Warna kulit bayi
kuning
d. Muntah
e. Tali pusat merah,
bengkak,keluar
cairan berbau busuk
dan berdarah
f. tanda-tanda infeksi
g. Tidak BAB 3 hari
h. Kejang
Kuesioner Ordinal a. Baik : bila nilai
responden (x) >
mean +1 SD
b. Cukup : bila
nilai mean – 1
SD ≤ x ≤ mean
+ 1 SD
c. Kurang : bila
nilai responden
(x) < mean – 1
SD
Sumber : (Riwidikdo, 2013).
F. Instrumen penelitian
1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian yang
digunakan berupa kuesioner yaitu alat ukur berupa angket atau kuesioner
dengan beberapa pertanyaan (Hidayat, 2007).
Kuesioner yang digunakan dalam bentuk pernyataan tertutup
(closed ended) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan
jawaban responden dan mudah diolah (Notoatmodjo, 2012). Menurut
Hidayat (2007), kuesioner tertutup adalah kuesioner tersebut dibuat
38
sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau
menjawab pada jawaban yang sudah ada.
Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu favorable
(pernyataan positif) dan un favorable (pernyataan negatif). Untuk
pernyataan favorable (pernyataan positif) jika responden memilih
jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 sedangkan
untuk pernyataan un favorable (pernyataan negatif) jika responden
memilih jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner
Ket: *Tidak Valid
Variabel Sub variabel Favorable Unfavorable Jumlah
(soal)
Tingkat
pengetahu
an ibu
nifas
tentang
tanda
bahaya
bayi baru
lahir
1. Pernapasan
sulit atau >60
kali per menit
2. Suhu tubuh
terlalu dingin
atau terlalu
panas
3. Warna kulit
bayi kuning
4. Muntah
5. Tali pusat
merah,
bengkak,keluar
cairan berbau
busuk dan
berdarah
6. Tanda-tanda
infeksi
7. Tidak BAB 3
hari
8. Kejang
JUMLAH
2, 3*, 5
7, 8, 9*, 10
12, 13
16, 18, 19
21, 24
25*, 27, 28,
32
33, 36
38, 39
1, 4
6, 11
14, 15
17, 20
22, 23
26, 29, 30,
31*
34, 35
37, 40
5
6
4
5
4
8
4
4
40
39
2. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah
instrumen dikatakan valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment
dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen
dikatakan valid jika rhitung> rtabel (0,361) dengan taraf signifikan 0,05
dengan N 30.
Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment adalah:
rxy =
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
x : Skor item atau pertanyaan
y : Skor total (item)
N : Jumlah responden
Berdasarkan hasil uji Validitas dan uji Reliabilitas dilaksanakan di
BPM Yuni Anggrawati Bendosari Jatirejo Girimarto pada tanggal 20
Desember-5 Februari 2015 kepada 30 ibu nifas. Dari 40 soal terdapat 36
soal yang valid dan 4 soal yang tidak valid yaitu no.item 3dengan r
hitung (0,048), no.item 9 dengan r hitung (0,222), no.item 25 dengan r
hitung (0,299), no.item 31 dengan r hitung (0,247), untuk selanjutnya
pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Karena
40
dalam soal yang lain sudah ada yang mewakili jadi jumlah soal yang
digunakan dalam penelitiaan adalah 36 butir soal.
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan
Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha
(α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).
Menurut Arikunto (2013), rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r11 : Reliabilitas Instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 : Jumlah varian butir
: Varians total
Berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan nilai
Alpha Cronbach’s 0,955 dengan 36 soal. Sehingga kuesioner dinyatakan
reliabel karena nilai Alpha Cronbach’s > 0,7.
41
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari data
primer dan data sekunder, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini
adalah jawaban kuesioner responden tentang tanda bahaya bayi baru
lahir.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,
data tersebut merupakan data yang sudah jadi dan dikumpulkan oleh
pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersil
ataupun non komersil (Riwidikdo, 2013). Data sekunder pada penelitian
ini adalah jumlah seluruh ibu nifas yang berkunjung pada bulan Januari –
September 2014 sebanyak 288 orang, yang diperoleh dari dokumentasi di
BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Metode Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah
penggolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah
pengolahan data adalah sebagai berikut :
42
a. Editing (Penyuntingan Data)
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuesioner tersebut.
b. Coding
Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukan data atau Processing
Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau “software” komputer. Salah satu paket program yang paling
sering digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket program
SPSS for window.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi
2. Analisis Data
Analisis data penelitian merupakan media untuk menarik
kesimpulan dari seperangkat data hasil pengumpulan (Saryono, 2011).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah menganalisis
43
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).
Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut
dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan
kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang
menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation)
(Riwidikdo, 2013).
a. Pengetahuan baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Pengetahuan cukup : Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean
dan Standard Deviation yaitu :
1. Mean
x =
Keterangan :
X : Rata – rata (mean)
x : Jumlah seluruh jawaban responden
N : Jumlah data
2. Standard Deviation
SD =
Keterangan :
SD : Simpangan Baku ( Standart Deviation )
44
Xi : Nilai responden
n : Jumlah data
Sedangkan untuk rumus prosentase untuk jumlah ibu nifas
berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2013) adalah sebagai
berikut :
Skor Prosentase : Skor seluruh responden
Total Responden X 100%
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), masalah etika dalam penelitian ini yang harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan Responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka
harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
45
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan dan penelitian ini terlampir.
46
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto
Wonogiri yang merupakan salah satu BPM yang berada di Kabupaten
Wonogiri. Lokasi BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto terletak di Desa
Kendal RT. 04 RW. VII, Girimarto, Jalan Girimarto – Sidoharjo dan luas
bangunannya kurang lebih 25 meter2. BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto
dipimpin oleh seorang bidan dan mempunyai 1 orang asisten, jenis pelayanan
yang diberikan antara lain kesehatan ibu dan anak yang meliputi pemeriksaan
ANC, pelayanan KB, pemeriksaan balita sakit, pijat bayi serta pertolongan
persalinan dan pengobatan umum. BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto
memiliki 5 ruang, yaitu ruang persalinan, ruang ANC dan 3 ruang nifas,
jumlah tenaga kesehatan 2 orang. BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto
terletak di Kecamatan Girimarto yang terdiri dari 14 kelurahan.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Setelah dilakukan penelitian data dapat diketahui karakteristik
responden yang meliputi:
47
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
20 – 25 tahun
26 – 30 tahun
31 – 35 tahun
8
18
6
25
56,3
18,7
Total 32 100
Sumber: Data primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas kelompok umur responden 20 – 25
tahun sebanyak 8 responden (25%), 26 – 30 tahun sebanyak 18
responden (56,3%) dan 31 – 35 tahun sebanyak 6 responden (18,7%).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak
adalah 26 – 30 tahun, yaitu 18 responden (56,3%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
4.
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
2
4
21
5
6,3
12,5
65,6
15,6
Total 32 100
Sumber: Data primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden
berpendidikan SD sebanyak 2 responden (6,3%), berpendidikan SMP
sebanyak 4 responden (12,5%), berpendidikan SMA sebanyak 21
responden (65,6%) dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5
responden (15,6%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 21 responden (65,6%).
48
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No. Responden Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
IRT
Swasta
PNS
11
19
2
34,4
59,4
6,2
Total 32 100
Sumber: Data primer (2015)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden yang bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 11 responden (34,4%),
sebagai pekerja Swasta sebanyak 19 responden (59,4%) dan yang
bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (6,2%). Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling banyak
adalah sebagai pekerja Swasta yaitu sebanyak 19 responden (59,4%).
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai Mean dan
Standard Deviation seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standard Deviation
Variabel Mean Standard Deviation
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya bayi baru lahir
28,4 7,1
Berdasarkan nilai Mean dan Std. Deviation, pengetahuan responden
dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu sebagai berikut:
49
a. Baik = Jika nilai responden (x) > Mean + 1 SD
(x) > 28,4 + (1 x 7,1)
(x) > 35,5
Jadi tingkat pengetahuan baik bila nilai (x) > 35,5
b. Cukup = Jika nilai responden Mean – 1 SD < x < Mean + 1 SD
28,4 – (1 x 7,1) < x < 28,4 + (1 x 7,1)
21,3 < x < 35,5
Jadi pengetahuan cukup bila nilai (x) 21,3 < x < 35,5
c. Kurang = Jika nilai responden yang diperoleh (x) < Mean – 1 SD
(x) < 28,4 – (1 x 7,1)
(x) < 21,3
Jadi pengetahuan kurang bila nilai (x) < 21,3
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir di BPM Sri Purharyani Kendal
Girimarto Wonogiri
No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
3
23
6
9,3
71,9
18,8
Total 32 100%
Sumber: Data Primer (2015)
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto
Wonogiri pada kategori pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9,3%),
pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (71,9%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 6 responden (18,8%). Jadi tingkat pengetahuan
pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Sri
50
Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri dapat dikategorikan dalam
pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 23 responden (71,9%).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa
tingkat pengetahuan pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru
lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada kategori
pengetahuan baik sebanyak 3 responden (9,3%), pengetahuan cukup sebanyak
23 responden (71,9%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden
(18,8%).
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011). Salah
satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh ibu nifas adalah pengetahuan
tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Faktor yang mempengaruhi hasil
penelitian yaitu pendidikan, pekerjaan, dan umur.
Berdasarkan hasil penelitian ini, umur responden 20 – 25 tahun
sebanyak 8 responden (25%), 26 – 30 tahun sebanyak 18 responden (56,3%)
dan 31 – 35 tahun sebanyak 6 responden (18,7%). Dari data di atas dapat
51
disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah 26 – 30 tahun, yaitu 18
responden (56,3%). Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental) (Mubarak dkk, 2007).
Semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap
dan pola pikirnya, sehingga pengalaman yang diperoleh akan semakin baik.
Umur merupakan faktor penghambat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, responden yang
berpendidikan SD sebanyak 2 responden (6,3%), berpendidikan SMP
sebanyak 4 responden (12,5%), berpendidikan SMA sebanyak 21 responden
(65,6%) dan berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 responden (15,6%).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir responden
yang paling banyak adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 21 responden
(65,6%). Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula
mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya (Mubarak dkk, 2007). Pendidikan merupakan
faktor pendorong.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, responden yang bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 11 responden (34,4%), sebagai
pekerja Swasta sebanyak 19 responden (59,4%) dan yang bekerja sebagai PNS
sebanyak 2 responden (6,2%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai pekerja Swasta yaitu
52
sebanyak 19 responden (59,4%). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung (Mubarak dkk, 2007). Pekerjaan merupakan
faktor pendorong.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan penelitian
adalah tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama dan setiap responden memiliki
waktu luang yang berbeda dalam menjawab kuesioner.
2. Kelemahan/ Keterbatasan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda
bahaya bayi baru lahir saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah
dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan
secara mendalam.
54
54
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April 2015
dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tanda Bahaya Bayi Baru
Lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri Tahun 2015 dapat
disimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di
BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada tingkat baik
sebanyak 3 responden (9,3%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di
BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada tingkat cukup
sebanyak 23 responden (71,9%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di
BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri pada tingkat kurang
sebanyak 6 responden (18,8%).
4. Faktor pendorong tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi
baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri adalah
pendidikan dan pekerjaan. Faktor penghambat tingkat pengetahuan ibu
nifas tentang tanda bahaya bayi baru lahir di BPM Sri Purharyani Kendal
Girimarto Wonogiri adalah umur.
55
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Responden
Bagi ibu nifas sebaiknya meningkatkan pengetahuan tentang tanda
bahaya bayi baru lahir dengan lebih aktif mencari tahu kepada petugas
kesehatan, mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas
kesehatan, mencari informasi melalui media elektronik, media cetak
maupun internet, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dalam hal
tanda bahaya bayi baru lahir dan dapat mengantisipasi terhadap masalah
yang berkaitan dengan tanda bahaya bayi baru lahir.
2. Bagi BPM Sri Purharyani Kendal Girimarto Wonogiri
Diharapkan dapat menjaga mutu kualitas pelayanan dengan memberikan
penyuluhan secara intensif pada ibu nifas untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat dijadikan sumber bacaaan khususnya tentang
tanda bahaya bayi baru lahir.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian
menggunakan metode penelitian yang berbeda dengan cara
mengembangkan variabel penelitian dan meningkatkan jumlah responden,
sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. R dan Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta :
Nuha Medika.
Arief dan Kristiyanasari, W. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
_____________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta :
Rineka Cipta
Dewi Vivian N L. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. 2013 Jumlah Angka Kematian Neonatal
Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika
___________ 2011. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Salemba Medika.
Kemkes RI. 2011. Kebijakan dan Program Kementrian Kesehatan dalam
pelaksanaan PKH terkait INPRES 1 dan INPRES 3 tahun 2010.
Kusdiar, B.T. 2013. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya bayi
baru lahir di BPM Hj. Sri Lumitu Jajar Surakarta. STIKES Kusuma
Husada Surakarta.
Marmi dan Raharjo. K. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peurperium Care”
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Maryunani. A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
Mubarak, dkk.2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Muslihatun W. N. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitra
Maya.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, T. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Putra. S. R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jogjakarta : D-Medika.
Purwaningsih, E. 2013. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya Bayi Baru
Lahir Di Desa Ngasinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press.
Rukiyah. A. Y dan Yulianti. L. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : TIM.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, Dan S2. Jakarta :
Nuha Medika
Sitompul .E. M. 2014. Kesalahan Orang Tua Ketika Anak Sakit. Jakarta: Arena
KIDS.
Sudarti dan Afroh. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha
Medika
Sugiyono. 2013. 14 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Andi
Offset
Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia. 2012. Tingkat dan Tren Kematian
Bayi dan Anak.
Wawan. A dan M. Dewi. 2010. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia
Yogyakarta : Nuha Medika.