TINGKAT KETERGANTUNGAN
-
Upload
hanifa-bi-barito -
Category
Documents
-
view
21 -
download
9
description
Transcript of TINGKAT KETERGANTUNGAN
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGGUNAAN WAKTU KERJA DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
DI IRNA PENYAKIT DALAM RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat
Sarjana Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Diajukan Oleh:
Priyo Prabowo 02/160024/EIK/00237
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2004
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGGUNAAN WAKTU KERJA DAN TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
DI IRNA PENYAKIT DALAM RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA
ANALYZED NEEDS NURSES HUMAN POWER BASED ON USED OF WORK TIME AND CLASSIFICATION OF PASIENT DEPENDENTCY LEVEL IN MEDICAL
WARD dr.MOEWARDI HOSPITAL SURAKARTA
Priyo Prabowo1, Sri Werdati2. Widyawati3
ABSTRACT
Background: Human resource in an organization played great role on product offered, so it must be fulfilled either in quantity or quality aspect. In organization such as hospital, the greatest human resource is nurse having most relationship with client. So, in planning on nurse especially in determining amount needed, the organization needed to do employee analysis. Requirement of nurse can be known by calculating use of work time and classification of patient dependency level. Objective: The objective of this study was to know amount of nurse requirement based on use of work time and classification of patient dependency level. Method: It was the case study with descriptive explorative design using cross sectional approach. The study was carried out for a month in internal medicine IRNA of dr. Moewardi Hospital, Surakarta using sample total (23 nurses). It used
ethod by observation sheet. observation mStudy result: Result of study indicated that the most patients cared in internal medicine IRNA fell in intermediate (II) category. Number of nurse was 23; most of them (78.26%) were still young (21-30 year old); and 91.30% had education level of DIII degree from Nurse Academy. Nurse having a year work period was 13.04%; with 47.83% had civil servant status. Nurse productive time was 81.26% and non-productive time was 18.74%. Nurse effective time was 5.28 hour/patient/day. Douglas method was easier to be applied to calculate need for nurse. Key words: nurse, patient classification, nurse effective
time, use of work time.
2
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang menawarkan
jasa sebagai hasil produk yang sangat padat karya, sehingga
peran sumber daya manusia sangat besar. Kekurangan sumber
daya manusia baik dalam arti kuantitas maupun kualitas akan
dapat mengganggu mutu produk yang ditawarkan. Sedangkan
pengadaannya tidak bisa seketika, perlu perencanaan dan
penyesuaian sebelum dapat digunakan dengan optimal (Ilyas,
2000).
Tenaga kesehatan khususnya perawat merupakan salah
satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan. Karena perawat
merupakan tenaga terbesar dalam jumlahnya dan terlama dalam
memberikan pelayanan langsung kepada pasien sehingga
penataan tenaga perawat pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan seperti rumah sakit sangat penting agar mencapai
kualitas pelayanan yang optimal (Hapsara, 2003).
Menurut Gaffar (1999) perawat merupakan figur yang
terus menerus memantau perkembangan pasien secara bio,
psiko, sosio, dan spiritual selama dalam perawatan dimana
keberadaannya secara kuantitas dan kualitas sangat
dibutuhkan. Perawat juga diharapkan mampu memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai dengan kebutuhannya, yang
berbeda-beda sesuai karakteristsik dan tingkat
ketergantungan pasien terhadap perawat. Dengan perbedaan
tingkat ketergantungan dapat diperkirakan, bahwa waktu yang
digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan tidak hanya
tegantung dari jumlah pasien saja, akan tetapi klasifikasi
tingkat ketergantungan pasien juga akan mempengaruhinya.
Masih menurut Ilyas (2000), gejala penurunan prestasi
kerja yang disebabkan oleh beban kerja yang berlebih .
Sedangkan jumlah waktu produktif yang ditetapkan Ilyas dan
Nurjanah adalah 80 %.Fenomena yang dapat dilihat dari
3
penurunan prestasi kerja ini antara lain; motivasi kerja
yang menurun, penyelesaian pekerjaan yang lambat, datang
terlambat dan pulang lebih awal, serta hal semacam lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah
tenaga perawat yang dibutuhkan berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien terhadap perawat dan penggunaan waktu
kerja perawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr. Moewardi
Surakarta.
METODA PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus
dengan rancangan diskriptif eksplorasi menggunakan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini digunakan untuk
mencari dan mendapatkan informasi tentang perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan penggunaan waktu
kerja perawat dan tingkat ketergantungan pasien terhadap
keperawatan di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr. Moewardi
Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dan
perawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Sampel penelitian ini adalah total sampel yaitu pasien
dan perawat yang ada di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr.
Moewardi Surakarta. Ciri–ciri subyek yang diikutsertakan
dalam penelitian ini adalah (kriteria inklusi);
a. Perawat pelaksana yang bertugas di IRNA Penyakit Dalam
RSUD dr. Moewardi Surakarta
b. Tidak sedang menjalani cuti
c. Tidak dalam masa orientasi
d. Lama kerja minimal enam bulan.
e. Tidak sedang dalam tugas belajar
Variabel yang diteliti dalam penelitian adalah:
penggunaan waktu kerja perawat, klasifikasi tingkat
4
ketergantungan pasien dan karakteristik perawat di IRNA
Penyakit Dalam RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
berbagai metode sesuai dengan alat ukur yang akan digunakan
yaitu:untuk data Karakteristik Perawat didapatkan dengan
cara; formulir dibagikan kepada perawat oleh observer
setelah diberikan penjelasan cara pengisian dan tujuan
pengisian, kemudian formulir diisi oleh perawat pelaksana
yang sedang jaga, setelah formulir terisi data dengan
lengkap dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi
frekuensi kemudian diprosentasikan, dan dilakukan analisis
terhadap masing-masing karakter yang didapat.
Data penggunaan waktu kerja oleh perawat didapatkan dari
formulir kegiatan perawat yang diisi oleh masing-masing
perawat pelaksana yang sebelumnya diberikan petunjuk dan
contoh cara pengisian formulir. Formulir diberikan kepada
perawat pada saat perawat mulai waktu jaga/dinas dan
dikumpulkan pada saat perawat selesai jaga. Hal yang sama
dilakukan untuk setiap perawat pada masing-masing shift.
Setelah data terkumpul dari tiga shift (pagi, siang dan
malam) kemudian dilasifikasi tentang jenis kegiatan yang
dilakukan menjadi beberapa kelompok, untuk penggunaan waktu
kerja selama 24 jam diambil total waktu yang digunakan
selama tiga shift kemudian di bagi dengan jumlah perawat
yang jaga. Dalam pengisian data sangat dituntut kejujuran
dan kerjasama yang baik antara perawat dan peneliti.
Untuk data sistem klasifikasi pasien didapatkan dari
berbagai informasi yaitu; dengan mempelajari status pasien
yang ada, dengan bertanya langsung kepada pasien dan atau
keluarganya, dan bertanya kepada perawat pelaksana.
Pengisian data dengan cara mencentang/memberikan tanda (√)
pada formulir yang tersedia sesuai dengan data atau tanda
5
yang ditemukan pada pasien, kemudian dihitung seperti
seperti pada definisi oprasional dan dimasukkan ke dalam
salah satu kriteria yang ada. Penilaian/klsifikasi dilakukan
satu kali dalam 24 jam oleh observer, yaitu pada pagi hari
bersamaan dengan mulainya waktu jaga pagi. Pada penelitian
ini observasi dilakukan selama satu bulan, oleh peneliti
yang dibantu observer, kriteria pada observer yaitu; perawat
dengan pendidikan minimal D3 keperawatan, tidak bekerja di
tempat unit yang diteliti, observer sebaiknya dikenal,
dengan tujuan jika terjadi kesulitan dalam proses peneli
akan lebih mudah untuk melakukan komunikasi/diskusi.
Data yang terkumpul dianalisis dengan statistik
diskriptif. Dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
dan prosentase dari masing-masing data yang terkumpul.
Kemudian dihitung jam efektif perawat. Untuk data sistem
klasifikasi pasien setelah terkumpul kemudian direkap dan
dianalisis menggunakan teori menurut Douglas
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Jumlah pasien yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam
terbanyak yang adalah pasien dengan kategori II
(intermediet).
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian- sejenis
sebelumnya Purwanto (2003),yang menemukan hasil pasien
terbanyak pada kategori I .Perbedaan ini terjadi kemungkinan
karena lokasi penelitian yang berbeda, cara klasifikasi dan
kriteria/ deskriptor sebagai dasar klasifikasi pasien yang
berbeda.
Kegiatan keperawatan yang dilakukan perawat tidak
hanya tergantung dari banyaknya pasien, akan tetapi lebih
tergantung pada kondisi atau tingkat keparahan pasien yang
akan mempengaruhi waktu ketergantungan pasien. Sesuai dengan
pendapat Gillies bahwa beban kerja perawat dapat dipegaruhi
6
oleh: jumlah pasien yang dirawat, diagnose penyakit, tingkat
keparahan penyakit, tingkat kompleksitas perawatan, kondisi
umum pasien, status psikososiologis pasien dan latar
belakang kebudayaan.
Karakteristik perawat jumlah ada 23 orang, sebagian
besar perawat yang dinas di IRNA Penyakit Dalam RSUD dr
Moewardi Surakarta adalah wanita (69,57%), dengan umur
terbanyak antara 26-30 tahun (52,17%), dengan latar
pendidikan mayoritas AKPER/DIII Keperawatan (91,30%)dan
sebagian kecil SPK, 82,61% perawat dengan lama kerja di atas
dua tahun,untuk status kepegawaian antara yang PNS dengan
yang honorer tidak jauh berbeda.
Hasil penelitian ini berbeda dengan peneliti
sebelumnya Siswiyai (2002) yang menemukan sebagian besar
tenaga perawatan adalah Perawat Kesehatan/ Pembantu Perawat
yaitu 42,8%,yang berpendidikan SPK dan AKPER masing-masing
28,6%. Sedangkan hasil penelitian Nurjanah (1999)menemukan
86,6% tenaga perawat SPK dan selebihnya 13,4% AKPER, dengan
56,1% termasuk usia muda.
Perbedaan hasil dari masing-masing penelitian
kemungkinan bukan hanya karena metode yang berbeda,akan
tetapi kemungkinan faktor waktu, tempat dan karakteristik
perawat yang berbeda akan mempengaruhi hasil penelitian.
Dalam hal ini, metode yang digunakan dapat disesuaikan
dengan waktu, tempat serta kepentingan penelitian.
Berdasarkan Munas PPNI (1999), Perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang
keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh
pemerintah. Perawat profesional (perawat teregistrasi)
adalah perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan pada
jenjang pendidikan tinggi keperawatan, sekurang-kurangnya D
III Keperawatan (Perawat Profesional Pemula).
7
Umur perawat yang sebagian besar masih produktif yaitu
21-35 tahun. Dengan latar belakang pendidikan yang mayoritas
DIII Keperawatan diharapkan pelaksanaan proses perawatan
dapat dijalankan dengan baik dan waktu pemyelesaian kerja
akan lebih cepat.lama kerja perawat hampir setengah dari
jumlah perawat antara 2-3 tahun. 52,17% yang masih
bersetatus honorer dengan gaji yang relatif lebih rendah
dari pegawai yang bersetatus PNS,
Kebutuhan tenaga perawat pada penelitian dengan metode
Douglas menunjukkan tenaga yang ada sudah sesuai dengan
beban kerja yang ada, dengan metode PPNI menunjukkan bahwa
tenaga yang ada masih kurang 43 orang, sedangkan dengan
metode standar depkes menunjukkan kelebihan tenaga sebanyak
1 orang.
Hasil perhitungan ini baru menggambarkan kebutuhan
perawat selama satu bulan pengamatan. Sedangkan untuk
memeperoleh jumlah kebutuhan tenaga yang mewakili berapa
jumlah perawat yang sebenarnya membutuhkan penelitian yang
cukup lama (satu tahun) sehingga diperoleh rata-rata
kebutuhan perawat selama satu tahun . kemungkinan hal ini
akan mewakili kebutuhan tenaga perawat yang sesungguhnya.
Kegiatan keperawatan langsung setiap hari rata-rata
45,58%, kegiatan tidak langsung 35,68%, kegiatan pribadi
14,35% dan kegiatan tidak produktif yang lain 4,39%.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
Nurjanah (1999)yang menunjukkan hasil bahwa perawat
memerlukan waktu untuk melakukan kegiatan langsung 49%,
kegiatan keperawatan langsung 20%dan kegiatan lain 29%.
Sedangkan penelitian Purwanto (2003)kegiatan keperawatan
langsung 14,55%, kegiatan tak langsung 36,60%, kegiatan
pribadi 21,91% dan kegiatan tidak produktif lain 26,94%.
8
Perbedaan hasil dari masing-masing penelitian ini
berbeda karena mengunakan metode yang berbeda, lokasi serta
kemungkinan model penugasan perawat dari masing_masing
penelitian berbeda.
Menurut Gillis (1994) kegiatan keperawatan langsung
tergantung dari komposisi pasien yang dirawat berdasarkan
sistem klasifikasi pasien. Pasien yang dirawat di IRNA
Penyakit Dalam kebanyakan adalah pesien dengan kategori II
(63,77%) dengan tingkat ketergantungan yang relatif tinggi
sehingga akan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
melakukan kegiatan keperawatan langsung.
Selain itu perawat di IRNA Penyakit Dalam sudah tidak
dibebani kegiatan untuk membersihkan ruangan seperti menyapu
dan mengepel ataupun kegiatan seperti menyiapkan diet untuk
pasien yang dapat membutuhkan waktu cukup lama.
Waktu produktif perawat yang bertugas di IRNA Penyakit
Dalam adalah 81,26 %. Waktu produktif perawat tertinggi pada
shif jaga pagi dan terendah pada shif jaga siang. Suatu unit
memiliki beban kerja yang tinggi apabila waktu produktif
yang digunakan diatas 80% dari total waktu kerja yang
disediakan Ilyas (2000),artinya unit tersebut benar-benar
memerlukan tambahan tenaga yang baru. Berdasarkan teori
tersebut dan dengan melihat waktu produktif yang ada
menunjukkan bahwa perawat IRNA Penyakit Dalam memiliki beban
kerja dan produktifitas yang lebih dari standar yang
ditetapkan.
Dalam penggunaan waktu kerja, perawat memiliki waktu
non produktif yang tidak tinggi,sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh Ilyas dan Nurjanah yaitu antara 9-20 %.
Dari hasil perhitungan diperoleh hasil jam efektif
perawat sebesar 5,28 jam/pasien/hari. Jam efektif perawat
dapat dipengaruhi oleh komposisi pasien yang dirawat, pada
9
saat dilakukan penelitian komposisi pasien yang paling
banyak adalah pasien degan kategori intermediet, hal ini
kemungkinan dapat mempengaruhi jam efektif yang diperoleh,
karena tingkat ketergantungan pasien kepada perawat masih
cukup tinggi. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan
bantuan perawatan pada pasien juga akan dapat berpengaruh
pada jam efektif.
Kesimpulan dan Saran
Pasien yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD
dr.Moewardi Surakarta kebanyakan masuk dalam kategori
II(intermediet). Sebagian besar tenaga perawat yang ada di
IRNA Penyakit Dalam masih berusia produktif dengan
latarbelakang pendidikan AKPER/ DIII Keperawatan, lama
kerja perawat mayoritas di atas dua tahun.
Perhitungan kebutuhan tenaga dengan menggunakan
formula PPNI akan memperoleh hasil yang lebih besar
dibanding dengan menggunakan teori menurut Douglas maupun
menurut Standar Depkes.
Jam efektif perawat yang dihasilkan sebesar 5,28 jam/
pasien/ hari, perawat dalam menggunakan waktu kerjanya lebih
banyak untuk melakukan kegiatan keperawatan langsung
dibandingkan dengan kegiatan yang tidak langsung. Penggunaan
waktu produktif perawat mendapatkan hasil diatas ketetapan
yang disyaratkan oleh Ilyas, dan Nurjanah, di atas 80 %.
Masih perlu dilakukan analisis kebutuhan tenaga lebih
lanjut pada semua instalasi rawat inap agar didapatkan dan
diketahui kebutuhan tenaga secara lebih akurat dan riil
Pengembangan staf lewat jalur pendidikan dan pelatihan
khususnya di bidang keperawatan dan perlu dilakukan analisis
tentang kualitas kerja perawat.
Untuk peneliti selanjutnya, penggunaaan sistem
klasifikasi pasien dengan menggunakan teori Douglas, alat
10
ukurnya agar disesuaikan dulu dengan keadaan tempat
penelitian
Kepustakaan Ilyas, Y. (2000). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda
dan Formula. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.- Depok.
Hapsara H. R. (2003). Kontribusi Depkes dalam Menetapkan
Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja; Makalah Diskusi Panel Nasional Keperawatan “Upaya Peningkatan Mutu Praktik Keperawatan Memulai Optimalisasi Pendidikan Tinggi” Diselenggarakan HIMIKA BEM Fakultas Kedokteran UGM. Yogyakarta.
Gaffar, La Ode Jumadi.(1999). Pengantar Keperawatan
Profesional.Ed. Yasmin Asih.EGC. Jakarta. Ilyas, Y. (1999). Kinerja, Teori, Penilaian, dan
Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI-Depok Nurjanah,S.(1999).Karakteristik dan Pola Penggunaan Waktu
Kerja Perawat pada Ruang Rawat Inap RSUD Tarakan. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Purwanto, Agus Joko.(2003). Kebutuhan Tenaga Perawat
Berdasarkan Analisis Pelaksanaan Kegiatan Perawat di IRNA Penyakit Dalam RSUD Wates Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan
Waluyo, Agung. (1998). Metoda Penetapan Jumlah Tenaga
Perawat di Ruang Keperawatan Profesional. Dalam Lokakarya Model Praktek Keperawatan Profesional . FIK-UI dan RSUPN-CM- Jakarta.
11
Latar belakang: Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi memegang peranan yang besar terhadap produk yang ditawarkan, sehingga SDM ini mutlak harus terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Organisasi seperti rumah sakit, SDM yang paling besar jumlahnya adalah perawat, paling lama berhubungan dengan penerima jasa.Oleh karena itu perencanaan tenaga perawat terutama dalam menentukan jumlah tenaga yang dibutuhkan, suatu organisasi perlu melakukan analisis ketenagaan. Untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat dapat dengan pendekatan menghitung penggunaan waktu kerja dan dan klasifikasi tingkat ketergantungan pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan perawat bedasarkan penggunaan waktu kerja dan kasifikasi tingkat ketergantungan pasien. Metode:Penelitian ini studi kasus dengan rancangan diskriptif eksplorasi menggunakan pendekatan cross sectional Hasil penelitian:Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di IRNA Penyakit Dalam paling banyak dengan kategori intermediet(II). Dengan karakteristik perawat
12
sebanyak 23 orang, sebagian besar(78,26%)masih berusia muda(21-30 tahun),dan 91,30% berpendidikan DIII Keperawatan/AKPER. Lama kerja perawat, yang dibawah satu tahun 13,04%, dengan 47,83% berstatus PNS. Waktu produktif perawat 81,26% dan non produktif 18,74%. Jam efektif perawat 5,28 jam/pasien/ hari. Metode Douglas lebih mudah diterapkan untuk menghitung jumlah kebutuhan perawat. Kata Kunci:Perawat, klasifikasi pasien, jam efektif perawat, penggunaan waktu kerja.
13