TINGKAT KESADARAN

7
TINGKAT KESADARAN A. Tingkat Kesadaran Yang dimaksud Alam Sadar adalah: Alam yang ditandai dengan adanya proses sensoris dan adanya proses motoris dalam diri manusia. (Terjadinya adanya stimulasi/rangsangan dan merespons dengan melalui pusat dan terjadi gerakan. Contoh: Individu melakukan segala akltivitas. Yang dimaksud Alam Ambang Sadar adalah: Alam yang mempengaruhi perilaku manusia dengan ciri menurunnya kesadaran, karena baik pada proses sensoris maupun motoris, berprosesnya lamban, tidak seperti pada kondisi alam sadar. Di dalam menerima stimulus dan merespons, proses sensoris dan motorisnya lamban. Contoh: melamun, mengantuk, bloking, dsb. Yang dimaksud dengan Alam Tak Sadar adalah: Berhentinya proses menerima stimulus dan merespons, walaupun pusat saraf dan jantung manusia masih bekerja. Jadi proses sensoris dan motoris tidak ada. Contoh: tidur, pingsan, koma, orang yang terhipnotis, dsb. Secara psikologis, kesadaran adalah: Suatu istilah yang mencakup pengertian persepsi, pemikiran, perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian ini, kesadaran sama artinya dengan “mawas diri”. Di dalam kesadaran tercakup persepsi dan pemikiran yang secara samar- samar disadari oleh individu hingga akhirnya perhatian terpusat. Dalam keadaan terjaga terdapat dua macam kesadaran, yaitu : 1. Kesadaran Pasif: Dimana seseorang bersikap menerima apa yang terjadi pada saat itu. 2. Kesadaran Aktif : Menitik beratkan pada inisiatif dan mencari atau merencanakan berbagai kemungkinan di masa depan.

Transcript of TINGKAT KESADARAN

Page 1: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

A. Tingkat Kesadaran

Yang dimaksud Alam Sadar adalah: Alam yang ditandai dengan adanya proses sensoris dan adanya proses motoris dalam diri manusia. (Terjadinya adanya stimulasi/rangsangan dan merespons dengan melalui pusat dan terjadi gerakan. Contoh: Individu melakukan segala akltivitas.Yang dimaksud Alam Ambang Sadar adalah: Alam yang mempengaruhi perilaku manusia dengan ciri menurunnya kesadaran, karena baik pada proses sensoris maupun motoris, berprosesnya lamban, tidak seperti pada kondisi alam sadar. Di dalam menerima stimulus dan merespons, proses sensoris dan motorisnya lamban. Contoh: melamun, mengantuk, bloking, dsb.Yang dimaksud dengan Alam Tak Sadar adalah: Berhentinya proses menerima stimulus dan merespons, walaupun pusat saraf dan jantung manusia masih bekerja. Jadi proses sensoris dan motoris tidak ada. Contoh: tidur, pingsan, koma, orang yang terhipnotis, dsb.Secara psikologis, kesadaran adalah: Suatu istilah yang mencakup pengertian persepsi, pemikiran, perasaan, dan ingatan seseorang yang aktif pada saat tertentu. Dalam pengertian ini, kesadaran sama artinya dengan “mawas diri”. Di dalam kesadaran tercakup persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu hingga akhirnya perhatian terpusat.Dalam keadaan terjaga terdapat dua macam kesadaran, yaitu :1. Kesadaran Pasif: Dimana seseorang bersikap menerima apa yang terjadi pada saat itu.2. Kesadaran Aktif : Menitik beratkan pada inisiatif dan mencari atau merencanakan berbagai kemungkinan di masa depan.

Page 2: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

B. Teori-teori Kesadaran

Menurut Sigmund Freud:Kesadaran hanya merupakan sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Freud mengibaratkan ‘psyche’ itu sebagai gunung es di tengah lautan. Yang ada di atas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran. Sedangkan di bawah permukaan air laut yang merupakan bagian terbesar, menggambarkan ketidak sadaran. Di dalam ketidak sadaran itulah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi.Menurut Psikoanalitik, terdapat ingatan yang tidak dapat atau sangat sulit diingat kembali. Ingatan semacam ini dinamakan “tidak sadar”. Menurut Freud, ingatan sadar dan keinginan, dapat ditekan (repressed), yaitu dialihkan pada tidak sadar, yang sebetulnya ingatan tersebut masih aktif walaupun tidak dapat diingat lagi. Dalam beberapa hal, represi dapat mengalihkan pemikiran yang tidak dapat diterima menjadi tidak sadar sebelum pemikiran tersebut hadir dalam keadaan sadar. Keadaan tidak sadar ini diwujudkan dalam impian, sikap (kelakuan), salah ucap, bahkan dapat merupakan gejala penyakit.

Menurut Carl Gustav Jung :Yang dimaksud dengan ‘psyche’ (jiwa), ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.Jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu :1. Alam Sadar (kesadaran)2. Alam Tak Sadar (ketidak sadaran)Kedua alam itu tidak hanya saling mengisi, tetapi berhubungan secara kompensatoris. Fungsi keduanya adalah penyesuaian, yaitu :Alam sadar : Penyesuaian terhadap dunia luarAlam tak sadar : Penyesuaian terhadap dunia dalam.Batas antara kedua alam itu tidak tetap, melainkan berubah-ubah. Artinya luas daerah kesadaran atau ketidak sadaran itu dapat bertambah atau berkurang. Dalam kenyataannya daerah kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja dari alam kejiwaan.

Page 3: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

C. Struktur Kesadaran

Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan penting dlam orientasi manusia dalam dunianya.

Fungsi Jiwa :Yang dimaksud dengan fungsi jiwa (menurut Jung) adalah: Suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda.

Terdapat empat fungsi pokok, yaitu: pikiran, perasaan, pendriaan, dan intuisi. Pikiran dan perasaan bersifat rasional, pendriaan dan intuisi bersifat irrasional. Fungsi-fungsi rasional bekerja dengan penilaian: pikiran menilai atas dasar benar atau salah, sedangkan perasaan menilai atas dasar menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sedangkan kedua fungsi yang irrasional, dalam berfungsinya tidak memberikan penilaian melainkan hanya semata-mata mendapat pengamatan. Pendriaan mendapatkan pengamatan dengan sadar-indriah, sedangkan intuisi mendapatkan pengamatan secara tak sadar-naluriah. Pada dasarnya tiap manusia memiliki keempat fungsi tersebut, akan tetapi biasanya hanya salah satu fungsi saja yang paling berkembang (dominan). Fungsi yang paling berkembang itu merupakan fungsi superior dan menentukan tipe orang yang bersangkutan; jadi ada tipe pemikir, perasa, pendria, dan intuitif.

Sikap jiwa :Yang dimaksud dengan sikap jiwa adalah: Arah dari energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar atau ke dalam. Demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya, dapat ke luar maupun ke dalam.

Page 4: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

Tiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi, orang yang satu berbeda dari yang lainnya. Misalnya: Ada orang yang cepat menutup dirinya, tetapi ada yang acuh tak acuh saja. Ada orang yang lekas mengagumi orang-orang, tetapi sebaliknya ada yang tidak, karena ia berpendapat bahwa tidak semua yang dikagumi oleh orang banyak itu memang pantas dikagumi.Apabila orientasi terhadap segala sesuatu, putusan-putusan dan tindakan-tindakannya kebanyakan dan terutama tidak dikuasai oleh pendapat-pendapat subyektifnya, maka individu tersebut dikatakan mempunyai orientasi ekstravers/extrovert. Apabila orientasi ekstravers ini menjadi kebiasaan, maka individu yang bersangkutan mempunyai tipe ekstravers. Sedangkan kebalikan dari tipe ekstravers adalah tipe introvers/introvert, dimana putusan-putusan, tindakan-tindakan, dan pendapat-pendapatnya lebih dikuasai oleh subyektivitas dirinya.Jadi berdasarkan atas sikap jiwanya, manusia dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu: tipe ekstravers dan tipe introvers.

D. Struktur Ketidak sadaran

Menurut C.G. Jung, ketidak sadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu: Ketidak sadaran Pribadi dan Ketidak sadaran Kolektif.1. Ketidak sadaran Pribadi Ketidak sadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperoleh individu selama hidupnya. Ini meliputi hal-hal yang terdesak atau tertekan (kompleks terdesak) dan hal-hal yang terlupakan (bahan-bahan ingatan) serta hal-hal yang teramati, terpikir, dan terasa di bawah ambang kesadaran. Selain itu, terdapat istilah prasadar, yang merupakan daerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dan kesadaran, dan berisikan hal-hal yang siap masuk ke kesadaran. Selain itu, terdapat alam bawah sadar, yang berisikan kejadian-kejadian psikis yang terletak pada daerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif, seperti hal-hal yang tidak dapat diingat lagi, hal-hal yang tidak diolah, keadaan trance, dsb.

Page 5: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

2. Ketidak sadaran Kolektif Ketidak sadaran kolektif mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi terdahulu. Ini merupakan endapan cara-cara reaksi kemanusiaan yang khas semenjak jaman dahulu saat manusia menghadapi situasi-situasi ketakutan, bahaya, perjuangan, kelahiran, kematian, dsb. Jung merumuskan ketidak sadaran kolektif itu sebagai warisan kejiwaan yang besar dari perkembangan kemanusiaan, yang terlahir kembali dalam struktur tiap-tiap individu. Ketidak sadaran adalah tidak disadari. Pengetahuan mengenai ketidak sadaran diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi dari isi-isi ketidak sadaran. Manifestasi ketidak sadaran dapat berbentuk symptom dan kompleks, mimpi, archetypus.

Bentuk Ketidak sadaran :1. Symptom dan kompleksMerupakan gejala-gejala yang masih dapat disadari.Symptom adalah “gejala dorongan” dari jalannya energi yang normal, yang dapat berbentuk symptom kejasmanian maupun kejiwaan.Symptom adalah tanda bahaya yang memberi tahu bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang, dan karenanya perlu perluasan ke alam tak sadar.Kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang telah terpecah dan lepas dari penilikan (kontrol) kesadaran dan kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam ketidaksadaran yang selalu dapat menghambat atau memajukan prestasi-prestasi kesadaran.Banyak sekali kompleks ini mengganggu keseimbangan jiwa. Namun harus diingat bahwa kompleks tidak harus merupakan kekurangan atau kelemahan dari individu, tetapi hanya merupakan sesuatu dalam kepribadian yang tidak dapat dipersatukan, tidak dapat diasimilasikan, menjadi pokok konflik, tetapi tidak selalu merupakan rintangan, dapat juga merupakan perangsang untuk usaha yang lebih giat dan karenanya memberi kemungkinan untuk sukses.

Page 6: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

2. Mimpi, fantasi, khayalanMimpi sering timbul dari kompleks dan merupakan “pesan rahasia dari sang malam”. Mimpi mempunyai hukum sendiri dan bahasa sendiri; dalam mimpi soal-soal sebab akibat, ruang dan waktu tidak berlaku; bahasanya bersifat lambing, dan karenanya untuk memahaminya perlu ditafsirkan.Menurut C.G Jung, mimpi mempunyai fungsi konstruktif, yaitu mengkompensasikan ketidakseimbangan dari konflik. Mimpi sering merupakan manifestasi dari ketidaksadaran kolektif.Sedangkan fantasi dan khayalan adalah sebagai bentuk manifestasi ketidaksadaran. Fantasi dan khayalan berhubungan dengan mimpi, dan timbul pada waktu taraf kesadaran merendah; variasinya tidak terhingga, dari mimpi siang hari, serta impian tentang keinginan-keinginan, sampai pada khayalan khusus orang-orang yang dalam keadaan ekstase.

3. ArchetypusYaitu merupakan bentuk pendapat instinktif dan reaksi instinktif terhadap situasi tertentu yang terjadi di luar kesadaran. Archetypus-archetypus dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidak sadaran kolektif selama perkembangan manusia. Jadi tidak tergantung kepada manusia perseorangan. Archetypus merupakan pusat serta medan tenaga dari ketidak sadaran yang dapat mengubah sikap kehidupan sadar manusia.

Page 7: TINGKAT KESADARAN

TINGKAT KESADARAN

E. Bentuk Khusus Isi Ketidak sadaran

1. Bayang-bayang Di dalam kepribadian terdapat pula bayang-bayang, yaitu “segi lain” atau “bagian gelap” dari kepribadian, kekurangan yang tidak disadari. Bayang-bayang terbentuk dari fungsi inferior serta sikap jiwa yang inferior, yang karena pertimbangan-pertimbangan moral atau pertimbangan-pertimbangan lain dimasukkan ke dalam ketidak sadaran, karena tidak serasi dengan kehidupan alam sadarnya. Kalau ‘aku’ merupakan pusat kesadaran, maka bayang-bayang merupakan pusat ketidak sadaran, baik ketidak sadaran pribadi (hal-hal yang didesak ke dalam ketidak sadaran hidup manusia), maupun ketidak sadaran kolektif.

2. Proyeksi: Imago Proyeksi disini diartikan: dengan secara tidak sadar menempatkan isi-isi batin sendiri pada obyek-obyek di luar dirinya. Bayang-bayang itu adalah sifat-sifat atau kualitas-kualitasnya ketidak sadaran sendiri, yang dihadapi sebagai sifat-sifat atau kualitas-kualitas orang lain. Peristiwa ini terjadi secara mekanis, tidak disadari. Jung menamakan isi kejiwaan yang diproyeksikan kepada orang lain itu: imago.

3. Animus dan Anima Imago yang terpenting pada orang dewasa adalah: animus bagi perempuan dan anima bagi laki-laki, yaitu sifat-sifat atau kualitas-kualitas jenis kelamin lain yang ada dalam ketidak sadaran manusia. Tiap-manusia itu bersifat “bi-sexual”, artinya tiap-tiap manusia mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada jenis kelamin lawannya; orang laki-laki ketidak sadarannya adalah perempuan (anima), dan orang perempuan ketidak sadarannya adalah laki-laki (animus).