TINGKAT KECEMASAN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN ...
Transcript of TINGKAT KECEMASAN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN ...
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kecemasan
Rasa cemas merupakan sesuatu perasaan gelisah terhadap suatu bahaya yang
akan terjadi. Rasa cemas dan rasa takut sering berhubungan erat tapi diantara
keduanya ada sedikit perbedaan. Saat orang merasa takut akan sesuatu, orang tersebut
sering merasa cemas juga. Perasaan cemas berhubungan dengan harapan seseorang
dalam menghadapi sesuatu yang mengerikan atau menakutkan. Sebaliknya rasa takut
merupakan respons terhadap sesuatu bahaya yang timbul pada saat ini. Menurut
Soemartono pada tahun 2003, rasa takut dan cemas menghadapi perawatan gigi
merupakan reaksi yang pada umumnya dirasakan pasien anak maupun orang dewasa,
perasaan ini sering kali menjadi penyebab seseorang menghindar dari perawatan
gigi.9 Kecemasan atau anxiety adalah suatu perasaan takut, kekhawatiran atau
kecemasan yang sering terjadi tanpa ada penyebab yang jelas. Kecemasan adalah
pengalaman yang normal dalam menghadapi ancaman yang dirasakan atau bahaya.
Tingkat kecemasan adalah adaptif dan dapat berguna karena berfungsi untuk
memobilisasi cadangan energi untuk tindakan dan meningkatkan kinerja dengan
meningkatkan gairah. Ketika kecemasan menjadi sering dan terus-menerus akibatnya
akan mengganggu kemampuan individu untuk berfungsi, hal tersebut menjadi
masalah sehingga dapat dikatakan patologis dan bagian dari gangguan kecemasan.4
Gejala-gejala kecemasan meliputi :10
a. Fungsi otot : merasa gemetar, otot melemah, otot jantung berdebar.
b. Hiperaktif autonom : sesak nafas, sensasi mencekik, aktivitas jantung cepat
(takikardia), tangan berkeringat, mulut kering, pusing, mual, diare, kesulitan menelan
dan sering buang air kecil.
c. Kewaspadaan dan scanning : merasa tegang, respons mengagetkan
berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, pikiran menjadi kosong, kesulitan tidur dan
lekas marah.
Universitas Sumatera Utara
6
2.1.1 Klasifikasi Kecemasan Perawatan gigi
Menurut Moore et al. klasifikasi kecemasan perawatan gigi dapat dibagi
menjadi 4 subtipe, yaitu :11
a. Tipe I
Tipe ini merupakan ketakutan akibat rangsangan yang menyakitkan atau tidak
menyenangkan seperti jarum, suara, dan bau.
b. Tipe II
Tipe ini merupakan kecemasan tentang reaksi somatik selama pengobatan atau
perawatan gigi (reaksi serangan panik).
c. Tipe III
Pasien dengan kecemasan yang rumit atau multiphobia.
d. Tipe IV
Tipe ini tergolong kepada ketidakpercayaan pasien terhadap dokter gigi.
2.1.2 Penyebab Kecemasan Perawatan gigi
Beberapa penyebab kecemasan pasien terhadap perawatan gigi yang sering
ditemukan dalam praktek dokter gigi meliputi:5,12
1. Rasa sakit
Secara umum pasien yang mengalami rasa sakit, tersedak-sedak selama
perawatan gigi merupakan pemicu utama kecemasan pasien. Dalam salah satu studi
Kent et al. menunjukkan bahwa memori rasa sakit pasien direkonstruksi dari waktu
ke waktu. Kent menemukan pasien sangat cemas cenderung melebih-lebihkan rasa
sakit mereka sebelum prosedur perawatan gigi. Misalnya, dalam studi Arntz et al.
terhadap 40 pasien yang menjalani perawatan Bedah Mulut, pasien mengalami lebih
cemas karena pengalaman rasa sakit yang sebenarnya terhadap perawatan tersebut.5
2. Ketakutan kehilangan kontrol
Kehilangan kontrol biasanya disebabkan pada saat pasien menunggu giliran di
ruang tunggu praktek dokter gigi. Ini dapat menjadi masalah utama pada kecemasan
pasien karena waktu yang lama pada saat menunggu giliran membuat pasien berfikir
mengenai sesuatu yang buruk akan terjadi nanti pada saat perawatan gigi.5
Universitas Sumatera Utara
7
3. Tenaga kesehatan gigi yang pemarah dan agresif
Aspek dari interaksi dokter gigi dengan pasien merupakan hal yang sangat
penting dalam perawatan gigi. Adapun pemicu kecemasan pasien terhadap perawatan
gigi mencakup pernyataan yang dibuat oleh operator, khususnya ketika operator
bersifat tidak simpatik atau pemarah dalam berkomunikasi memicu kecemasan
pasien. Dalam salah satu studi Moore et al. menemukan bahwa jenis kontak
komunikasi dokter gigi yang berprilaku negatif diperoleh 5-10 kali pasien mengalami
kecemasan. Selain itu, pasien sering mengeluh karena dokter gigi membuat mereka
lebih cemas terhadap perawatan gigi.5
4. Melihat, mendengar dan merasakan sensasi getaran bur dan suntikan
Beberapa studi melaporkan bahwa prosedur tindakan restorasi gigi membawa
pemicu kecemasan selama perawatan gigi yang umum, seperti melihat, mendengar
dan merasakan sensasi suntikan.5
5. Pengalaman buruk dari orang lain
Akibat pengaruh cerita buruk dari orang lain seperti pengalaman seseorang
terhadap traumatis gigi di masa lalu membuat seseorang tersebut menghindari
kunjungan ke dokter gigi, sehingga orang tersebut cenderung untuk tidak ingin
mencari perawatan ke dokter gigi. Banyak juga pasien yang sudah berjanji dengan
dokter gigi untuk melakukan perawatan tetapi akhirnya sering menunda sampai
menggagalkan untuk melakukan perawatan gigi. Akibat menghindari perawatan gigi
prevalensi karies dari orang tersebut akan lebih tinggi apabila tidak dirawat.5 Dalam
penelitian Liddel menemukan bahwa kecemasan pasien terhadap perawatan gigi
cenderung keadaan rongga mulutnya buruk dan signifikan jumlah gigi telah banyak
hilang bila dibandingkan pasien yang tidak cemas.5,12
Universitas Sumatera Utara
8
Interaksi kecemasan dengan modifikasi perawatan gigi terlihat pada Gambar 1.
Pasien
Karakteristik kepribadian seperti neurotisme
Trauma masa lalu dan pengalaman perawatan dental (kondisi pengalaman)
Pengaruh hal lain (rasa takut dari keluarga), cerita buruk dari teman, film
Takut rasa nyeri
Takut injuri/ perdarahan
Dokter Gigi/staf Tempat Prosedur
Teknik Komunikasi/
keahlian (keterampilan
komunikasi yang buruk)
Terdengar suara getaran Sensasi dari
getaran Bau ruangan Ekstraksi
Desain gambar ruangan Perawatan saluran akar
Menunggu giliran Scalling dan root planning
Tingkah laku buruk Suara mengerang dari pasien
Penambalan dan preparasi mahkota
Dokter gigi pemarah Prosedur
merangsang muntah
Tidak simpatik/ tidak ada dukungan
dari staff
Tim perilaku negatif terhadap perawatan gigi
(tidak ramah atau tidak meyakinkan)
Gambar 1. Interaksi kecemasan dan modifikasi perawatan gigi5,13
Universitas Sumatera Utara
9
2.2 Psikologi perkembangan berdasarkan umur
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari karakteristik setiap
fase-fase perkembangan. Psikologi perkembangan fisik yang terjadi pada anak-anak,
remaja, dewasa muda dan dewasa tua sebagai berikut :18
1. Masa awal anak-anak
Menurut Piaget, perkembangan awal anak-anak dibagi atas perkembangan fisik,
kognitif, emosi dan psikososial. Perkembangan emosi merupakan suatu perasaan
yang kompleks disertai karakteristik kegiatan belajar dan motoris. Berikut beberapa
contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya :
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas dengan hasil
yang dicapai.
b. Melemahkan semangat apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan.
c. Apabila sedang mengalami ketegangan emosi dapat menimbulkan sikap
gugup dan gagap dalam berbicara.
d. Terganggunya penyesuaian sosial apabila terjadi rasa cemburu.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan
mempengaruhi sikapnya di kemudian hari, baik terhadap dirinya maupun orang lain.
2. Remaja
Masa remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa remaja
menurut Olds dimulai pada usia 12 sampai awal duapuluhan tahun. Masa ini hampir
selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja. Perkembangan secara emosionalnya
antara lain :
a. Remaja mulai menyampaikan kebebasan dan haknya untuk mengemukakan
pendapatnya sendiri. Ini dapat menciptakan ketegangan dan perselisian serta dapat
menjauhkan diri.
b. Remaja lebih muda dipengaruhi teman-temannya daripada ketika masih lebih
muda.
c. Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa seperti penakut,
membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.
d. Emosi biasanya meningkat mengakibatkan ia sukar menerima nasihat.
Universitas Sumatera Utara
10
3. Dewasa muda
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap
pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa menurut
Hurlock kisaran 21 sampai awal empat puluhan tahun. Ciri-ciri psikologis masa
dewasa muda :
a. Ketika seseorang berumur duapuluhan kondisi emosionalnya tidak terkendali.
b. Cenderung labil, resah dan mudah memberontak.
c. Pada masa ini emosinya bergelora dan mudah tegang.
d. Dapat berfikir secara logis.
e. Dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka dan dapat
menilai semua pengalaman hidup.
4. Dewasa tua
Masa tua ditandai oleh adanya perubahan jasmani dan mental. Pada usia 40
sampai 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik diikuti oleh penurunan
daya ingat. Masalah-masalah yang timbul pada usia ini antara lain :
a. Kemauan untuk mau melakukan penerimaan dan penyesuaian dengan
berbagai perubahan fisik yang normal.
b. Penyesuaian terhadap perubahan fisik biasanya terjadi secara bertahap dan
lambat laun.
c. Rasa terkejut dan takut terhadap hilangnya kemudaan, hilangnya tenaga fisik
dan berkembang kearah sikap melawan dan menolak.
d. Masa ini merupakan masa jenuh dimana umumnya umur 60 tahun mereka
menemukan masa yang hampir tidak menyenangkan.
e. Perubahan dalam penampilan sangat penting terutama dalam penilaian sosial.
f. Bagi pria terdapat kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orang yang
lebih muda, lebih kuat dan lebih berenergik yang cenderung untuk menilai
kemampuannya dan mempertahankan pekerjaannya dengan penampilan.
Universitas Sumatera Utara
11
2.3 Psikologi perbedaan emosional antara laki-laki dan perempuan
Secara alamiah semua orang sudah mengetahui kodrat laki-laki dan perempuan
tidak saja dibedakan oleh identitas jenis kelamin, bentuk anatomi dan biologis
lainnya melainkan juga hormon-hormon dalam tubuh. Sejumlah ilmuwan
mengatakan adanya pengaruh hormon perkembangan emosional dan intelektual
antara laki-laki dan perempuan. Dalam studi Umar mengidentifikasi perbedaan
emosional dan intelektual antara laki-laki dan perempuan yang dapat dicirikan seperti
pada tabel 1:19
Tabel 1. Identifikasi perbedaan emosional dan intelektual antara laki-laki dan
perempuan
Laki-laki (masculine) Perempuan (feminim)
- sangat agresif - independen - tidak emosional - dapat menyembunyikan emosi - lebih objektif - tidak mudah terpengaruh - lebih aktif - lebih kompetitif - lebih logis - lebih mendunia - lebih berterus terang - memahami seluk beluk perkembangan
dunia - berperasaan tidak mudah tersinggung - lebih suka berpetualang - mudah mengatasi persoalan - jarang mangis - umumnya selalu tampil sebagai
pemimpin - penuh rasa percaya diri - lebih banyak mendukung sikap agresif - tidak canggung dalam penampilan - pemikiran lebih unggul - lebih bebas berbicara
- tidak terlalu agresif - tidak terlalu independen - lebih emosional - sulit menyembunyikan emosi - lebih subjektif - mudah terpengaruh - lebih pasif - kurang kompetitif - kurang logis - berorientasi ke rumah - kurang berterus terang - kurang memahami seluk beluk
perkembangan dunia - berperasaan mudah tersinggung - tidak suka berpetualang - sulit mengatasi persoalan - lebih sering menangis - tidak umum tampil sebagai pemimpin
- kurang rasa percaya diri - kurang senang terhadap sikap agresif - lebih canggung dalam penampilan - pemikiran kurang unggul - kurang bebas berbicara
Universitas Sumatera Utara
12
Berdasarkan ciri-ciri tersebut akan menjadi faktor utama dalam penentuan peran
sosial antara laki-laki dan perempuan di masyarakat. Pemisahan fungsi ini
dipengaruhi oleh faktor budaya dalam jangka waktu yang lama. Kenyataan lain
bahwa laki-laki umumnya lebih besar dan kuat fisiknya secara spontan dibanding
perempuan.19
Dalam menghadapi masalah, perempuan memiliki cara yang berbeda daripada
laki-laki. Saat mempunyai masalah, perempuan lebih mudah menderita depresi dan
kecemasan daripada laki-laki.12 Secara umum perempuan lebih teratur mengunjungi
dokter gigi dan memiliki tingkat pengetahuan tentang kesehatan rongga mulut yang
lebih baik daripada laki-laki akan tetapi dalam literatur mengatakan perempuan lebih
cemas daripada laki-laki.5-7,12,13 Dapat dilihat emosi secara psikologis seperti stres,
depresi, ketakutan, fobia sosial, panik dan kecemasan lebih sering terjadi pada
perempuan sehingga kecemasan pada perempuan dapat berhubungan dengan emosi-
emosi tersebut.12
2.4 Kecemasan perawatan gigi
Kecemasan dan ketakutan terhadap perawatan gigi merupakan alasan utama
untuk menghindari perawatan sehingga dapat memperburuk kesehatan rongga mulut
seseorang (gambar 2). 11,15
Gambar 2. Siklus negatif terhadap perawatan gigi3
Kecemasan perawatan gigi
Pengalaman negatif
Menghindari perawatan gigi
Kesehatan rongga mulut yang buruk
Universitas Sumatera Utara
13
Dari siklus kecemasan perawatan gigi di atas, telah terbukti bahwa kondisi
pengalaman negatif seseorang terhadap perawatan gigi, akan menimbulkan gangguan
kecemasan, mengakibatkan kegagalan pasien untuk berobat ke dokter gigi sehingga
dapat memperburuk keadaan rongga mulut seseorang. Selain itu kecemasan terhadap
perawatan gigi juga mengakibatkan perjanjian antara pasien dan dokter gigi sering
dibatalkan.3
Menurut Walts tahun 2007, adanya konsekuensi pasien yang mengalami tingkat
kecemasan tinggi selama perawatan gigi yaitu menghindari perawatan gigi, sering
membatalkan janji, resiko masalah ekonomi yang lebih besar untuk ke dokter gigi,
memperburuk keadaan rongga mulut sehingga memerlukan tindak lanjut pengobatan,
persepsi negatif tentang perawatan gigi, keparahan prevalensi karies tinggi (DMFT),
mengurangi rasa percaya diri, perasaan malu dan rendah diri dan gangguan tidur di
malam hari.13
2.5 Penanggulangan Kecemasan
Seperti dengan kondisi yang banyak saat ini, mencegah lebih baik daripada
mengobati. Penanggulangannya kemudian harus ditujukan untuk mencegah kondisi
yang berkembang saat ini. Secara umum, pengalaman traumatis pertama
mengunjungi dokter gigi kemungkinan akan menghasilkan tingkat yang lebih besar
dari kecemasan antisipasif sebelum kunjungan berikutnya, sehingga mengurangi
kemungkinan kehadiran perawatan di hari esok. Saat ini telah ada penanggulangan
kecemasan gigi yang dapat dikelola dengan menggunakan berbagai langkah, mulai
dari modifikasi sederhana dari lingkungan dan pendekatan klinis untuk teknis
psikologis lebih kompleks. Kadang- kadang obat-obatan mungkin diperlukan untuk
mengurangi gejala kecemasan.3 Secara umum ada beberapa penanggulangan masalah
kecemasan pasien selama perawatan di praktek dokter gigi yaitu :3,5,16
1. Komunikasi
Komunikasi dengan pasien sangat berperan penting mengurangi kecemasan
pasien. Sehingga dapat memberikan dukungan verbal dan kepastian dengan strategi
yang digunakan. Komunikasi maksimal yang efektif dengan pendekatan harus
Universitas Sumatera Utara
14
dilakukan oleh staf maupun tenaga kesehatan yang berinteraksi siapa saja dengan
pasien.3 Menurut teori komunikasi, komunikasi yang terjadi selama transaksi
terapeutik adalah komuniksasi interpersonal. Naude cit Santosa menyebutkan bahwa
pada proses pelayanan medik gigi terjalin suatu hubungan kerja sama antara dokter
gigi dengan penderitanya yang dikenal dengan komunikasi interpersonal. Menurut
Rakhmat, karakteristik komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi terjadi
tanpa melalui media komunikasi, sehingga dalam proses komunikasi interpersonal
mempunyai ciri pesan dari komunikator tidak terbatas pada pesan verbal tetapi juga
pesan non verbal seperti ekspresi wajah, gerakan anggota tubuh, sehingga pesan
tersebut mempunyai makna yang beragam.16
2. Terapi relaksasi
Teknik relaksasi yang tidak memerlukan pelatihan lanjutan, seperti biofeedback
atau hypnosis, paling sering menggunakan relaksasi otot progresif, latihan
pernapasan, citra dipandu atau kombinasi dari teknik ini. Relaksasi otot progresif
melibatkan sistematis tegang dan otot santai dari kepala sampai kaki dan
menggunakan pernapasan tubuh dalam bentuk lebih rileks.3
3. Modelling Pemodelan adalah tindakan mengamati orang lain menjalani perawatan, baik
secara langsung atau dilihat pada rekaman video tersebut bahwa aspek prosedur dan
sensasi yang bisa diharapkan jelas terlihat kepada pasien. Manfaat pemodelan ada 2
yaitu :3
a. Menyediakan informasi tentang prosedur.
b. Memungkinkan pasien untuk mengamati model menerima dukungan positif
untuk perilaku yang tepat.
4. Selingan
Mengurangi gangguan kecemasan pasien dengan cara keasyikan. Bentuk
gangguan yang paling dasar adalah pasien terlibat dalam percakapan positif dan
menarik. Teknik lainnya termasuk kacamata visi virtual, televisi, video games dan
rekaman audio. Dalam sebuah studi pasien yang menggunakan perangkat audiovisual
Universitas Sumatera Utara
15
(AV) dilaporkan kecemasan berkurang. Kondisi pasien yang diliputi kecemasan akan
memperkuat rangsang nyeri yang diterimanya karena kecemasan menyebabkan zat
penghambat rasa nyeri tidak disekresikan. Dengan adanya musik sebagai fasilitas
dalam praktek dokter gigi maka tingkat kecemasan pasien dapat dikurangi sehingga
timbul perasaan tenang dan rileks, dan dapat mengurangi rasa nyeri.3
Universitas Sumatera Utara
16
2.6 Kerangka Konsep
Tingkat Kecemasan terhadap Perawatan Gigi dan Mulut pada Pasien Poli gigi RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tingkat kecemasan pasien terhadap perawatan gigi : 1. Tidak cemas 2. Cemas
Jumlah kunjungan terdiri dari : Kunjungan pertama :
- Perasaan mengunjungi dokter gigi
- Mendengar pengalaman buruk seseorang
- Ditakut – takuti ke dokter gigi - Menunggu giliran - Bau ruangan lingkungan
praktek dokter gigi - Nama dipanggil
Kunjungan berulang :
- Perasaan tidak menyenangkan sebelumnya
- Duduk di kursi gigi - Dokter gigi memeriksa - Dokter gigi memegang jarum
suntik - Mendengar suara getaran bur - Dokter gigi tidak ramah - Dokter gigi terburu - buru
Karakteristik pasien : 1. Umur 2. Jenis kelamin
Universitas Sumatera Utara