TIKUS

20
LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II KOTA PEKANBARU Disusun oleh: Annajmi Awana He!man I"lima Asiah Muhamma A!i# Nu!wahiah Ri$"% Im!an Sani&ia!a Pem'im'in( : H) Al'e!& *e##e!son+ SKM KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MAS,ARAKAT-KEDOKTERAN KOMUNITAS .AKULTAS KEDOKTERAN UNI/ERSITAS RIAU PEKANBARU 0123

description

jgjkhgjk

Transcript of TIKUS

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II KOTA PEKANBARU

Disusun oleh:Annajmi

Awanda Herman

Iklima Asiah

Muhammad Arif

Nurwahidah

Ricky Imran

Sanitiara

Pembimbing :

H. Albert Jefferson, SKM

KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT-KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2014LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN SANITASI RUMAH MAKAN

DI WILAYAH KERJA BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II

TANGGAL 11 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan sanitasi restoran/rumah makan di Wilayah Kerja Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II)-Pekanbaru dilaksananakan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat tanggal 11 DESEMBER 2014 di Rumah Makan Lembayung Lounge, Bakso Excelso, cafe Suhaimi, dan cafe Avia di kawasan Bandara SSK II -Pekanbaru.

II. HASIL KEGIATAN

Pada pemeriksaan sanitasi dan higiene rumah makan ada 24 pemeriksaan yang meliputi 5 bidang, yaitu bangunan dan kebersihan lingkungan, karyawan (penjamah makanan), keadaan bahan mentah dan penyimpanan, dapur tempat pengelolaan dan cara pengelolaan makanan di Rumah Makan Lembayung Lounge, Bakso Excelso, cafe Suhaimi, dan cafe Avia pada kawasan Bandara SSK II Pekanbaru dengan Kriteria - kriteria tertentu. Berikut ini adalah hasil pemeriksaan. Tabel. Hasil Pemeriksaan Sanitasi Rumah Makan Lembayung Lounge, Bakso Excelso, cafe Suhaimi, dan cafe AviaNoPemeriksaan terhadapUraian

(komponen yang diperiksa)

Nilai

1234

IBangunan dan kebersihan lingkungan 1. Kontruksi kuat, bebas tikus dan lipas

2. Lantai terbuat dari bahan tanah air

3. Tersedia fasilitas WC & kamar mandi

4. Ada saluran pembuangan air kotor

5. Ventilasi dan pencahayaan cukup

6. Ada tempat sampah, halaman bersih7

8

88

886

8

-

-

8

76

5

-

6

6

776

-

8

66

IIKaryawan

(penjamah makanan)1. Pakaian bersih dan rapi

2. Hygiene perorangan (tangan, kuku, rambut terawat baik)

3. Tidak berpenyakit kulit, luka atau carrier sesuatu penyakit

4. Memiliki sertifikat kesehatan8

7

8

88

8

7

-7

8

8

-7

7

7

-

IIIKeadaan bahan mentah dan penyimpanan1. Keadaan bersih dan segar

2. Ada tempat penyimpanan yang baik dan memenuhi persyaratan

3. Ada ruang pendingin/lemari es

4. Cara penempatan barang mudah diperiksa dan mudah dibersihkan8

8

8

77

6

8

88

7

8

7

6

7

7

6

IVDapur tempat pengelolaan1. Bebas lalat dan tikus

2. Tersedia tempat sampah tertutup

3. Tersedia cukup air bersih

4. Ada cerobong asap

5. Fasilitas pencucian yang baik6

8

8

8

88

6

8

-

-5

5

8

-

75

5

8

5

7

VCara pengelolaan1. Alat-alat untuk pengelolaan terjamin kebersihannya

2. Pemisahan dalam mengerjakan bahan baku dengan bahan yang telah dimasak

3. Makanan yang sudah dimasak disimpan pada tempat yang bersih, bebas lalat dan debu

4. Dan hindari sentuhan langsung dengan tangan

5. Tidak menyebarkan bau yang merangsang ketempat lain7

7

7

7

86

-

8

5

-

7

7

5

5

77

6

6

6

6

Penilaian:

37-48 (Baik)

36-27 (Sedang)

26-18 (Kurang)

0-17 (Jelek)Total 38,1

(baik)Total 35,7

(sedang)Total 33,5

(sedang)Total

30,9

(sedang)

Keterangan:

1. Lembayung lounge

2. Bakso Excelso

3. Cafe Suhaimi 4. Caf AviaRincian pemeriksaan sanitasi rumah makan di SSK II secara rerata: I. Bangunan dan kebersihan lingkungan

a. Kokoh/kuat/permanen, bebas tikus dan lipas, menyatu dengan bangunan Bandara SSK II- Pekanbaru. Bangunan terdiri dari ruang dapur, tempat penyajian, ruang makan, penyimpanan bahan makanan langsung ke pendingin, tidak ada ruangan karyawan, tidak ada ruang administrasi.

b. Lantai dan dinding bersih, kering, tidak licin, rata dan terbuat dari bahan tanah air.

c. Tidak terdapat tempat tinggal,

d. Terdapat WC dan kamar mandi yang bersih pada sebagian restoran, sebagian lagi tidak. e. Terdapat saluran pembuangan air kotor.

f. Ventilasi dan pencahayaan cukup.

g. Terdapat tempat sampah yang tertutup. Tempat sampah dilapisi dengan plastik dan letaknya tidak dekat dengan bahan makanan maupun makanan hasil olahan.

II. Karyawan (pejamah makanan)

a. Pakaian bersih dan rapi. Karyawan menggunakan pakaian seragam yang bersih, akan tetapi pada saat penyajian belum menggunakan sarung tangan.

b. Hygiene perorangan seperti tangan, kuku, dan rambut cukup terawat.

c. Tidak berpenyakit kulit, luka atau carrier sesuatu penyakit.

d. Memiliki sertifikat kesehatan yang dikeluarkan setiap 6 bulan secara kontinu.

III. Keadaan bahan mentah dan penyimpanan

a. Keadaan bersih dan segar. Keadaan fisik bahan makanan dalam keadaan baik. Tidak berbau.

b. Terdapat tempat penyimpanan bahan makanan yang baik dan tertutup serta memenuhi persyaratan sebagian tidak.c. Terdapat lemari es untuk menyimpan bahan baku mentah agar tetap dalam kondisi segar. Tata letak bahan baku masih tidak teratur. Lemari es dalam keadaan bersih dan tidak berbau, sebagian tidak.d. Penempatan barang belum teratur dan tidak tersusun dengan rapi. Bahan makanan mentah dengan hasil olahan sudah dipisahkan. Letaknya tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan tempat pembuangan limbah cair serta tempat cuci piring. Wadah bahan makanan juga dalam keadaan bersih.

IV. Dapur tempat pengelolaan

a. Ditemukan adanya kecoa pada bakso excelso,.b. Tersedia tempat sampah yang dilapisi plastik, dan tertutup, sebagian tidak.c. Tersedia cukup air bersih.

d. Tidak terdapat cerobong asap, petugas memasak beberapa bahan makanan di tempat namun terdapat bahan makanan yang sudah dimasak di tempat lain di luar lingkungan bandara SSK II-Pekanbaru.

e. Fasilitas pencucian beberapa sudah baik, menggunakan air mengalir.V. Cara pengelolaan

a. Alat-alat untuk pengelolaan terjamin kebersihannya.

b. Bahan baku dan bahan yang telah dimasak dipisahkan dalam pengerjaannya.

c. Makanan yang sudah dimasak disimpan pada tempat yang bersih, bebas lalat dan debu.

d. Pada saat pengolaan terhindar dari sentuhan langsung dengan tangan pada makanan yang telah dimasak, saat memasak bahan mentah bersentuhan langsung dengan tangan penjamah makanan, penjamah makanan tidak menggunakan sarung tangan.

e. Tidak menyebarkan bau yang merangsang ketempat lain.

III. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sanitasi rumah makan yang ada di kawasan Bandara SSK II Pekanbaru, diperoleh hygiene dan sanitasi di tempat tersebut tergolong sedang pada bakso excelso, caf Suhaimi, caf Avia, dan tergolong baik pada Lembayung lounge.

IV. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

KKP wilayah kawasan Bandara SSK II Pekanbaru

Dilakukan pemeriksaan sanitasi rumah makan/restoran secara rutin.

Dilakukan pembinaan kepada pemilik rumah makan di sekitar bandara.

Koordinasi dengan PT. Angkasa Pura tentang pembuangan air limbah, cerobong asap dan ventilasi di caf Suhaimi dan caf Avia. Pihak rumah makan di kawasan Bandara SSK II Pekanbaru.

Perlunya mempertahankan kebersihan lingkungan tempat makan.

Pekerja disarankan untuk memakai sarung tangan, celemek, topi, tidak menggunakan perhiasan, dan memotong kuku untuk menjaga hygienitas makanan.

Melakukan check up karyawan/pejamah makanan setiap 6 bulan.

Menyediakan buku kesehatan karyawan.

Menyediakan tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik serta memastikan tempat sampah dalam keadaan tertutup.

Disarankan untuk membersihkan tempat mencuci piring pada caf Suhaimi dan menjaga kebersihan dari kecoa pada bakso excelso. Dilakukan upaya pembasmian lalat dengan

LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN SAMPEL MAKANANDI WILAYAH KERJA BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II

TANGGAL 11 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

Kegiatan pemeriksaan sampel makanan di Wilayah Kerja Bandara Sultan Syarif Kasim II (BSSK II) Pekanbaru kerjasama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pekanbaru dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) periode periode 8-13 DESEMBER 2014. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai skirining serta pengawasan terhadap kondisi makanan restoran di wilayah kerja BSSK II Pekanbaru.

II. PELAKSANAAN KEGIATANa. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan sampel makanan dilaksanakan di restoran Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tanggal 11 DESEMBER 2014 pukul 11.00 - 12.00 WIB.b. Hasil

Tabel hasil pengamatan

NoRestoranSampelBentukBauRasa

1Lembayung

Longue1.1 Makaroni

1.2 Nasi goreng

1.3 Mie goreng keriting

1.4 Bihun

1.5 Bakwan

1.6 Ubi rambat goreng

1.7 Bubur delima

1.8 Sup sayur tomat

1.9 Donat

1.10 Bolu keju

1.11 Bolu pelangiBaik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

BaikBaik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

2Bakso excelso2.1 Bakso

2.2 Tahu

2.3 Sayur

2.4 Mie

2.5 Pangsit

2.6 KuahBaik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

III. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sampel makanan di Wilayah Kerja BSSK II Pekanbaru, diperoleh kesimpulan bahwa sampel makanan yang diperiksa dalam kondisi baik dan layak dikonsumsi.IV. SARAN

Saran yang dapat diberikan kepada Kepala KKP wilayah kerja BSSK II Pekanbaru dalam upaya peningkatan kegiatan ini di masa yang akan datang adalah:

1. KKP wilayah kerja BSSK II Pekanbaru

Melakukan pengawasan lebih lanjut terhadap pengolahan bahan makan;

Memberi masukan kepada pihak cafe/restoran agar menjaga higiene bahan makanan sebelum diolah.

2. Pihak cafe/restoran

Memilih bahan baku yang baik bagi kesehatan dan bermutu Menjaga higiene bahan makanan sebelum diolah, agar tidak ada zat kimia dalam bahan makanan yang akan diolah. Tidak membiarkan bahan makanan dalam keadaan tertutup. Tidak terlalu banyak menggunakan MSG untuk restoran Bakso exselco.

LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN SANITASI KAPAL

DI WILAYAH KERJA KAMPUNG DALAM PEKANBARU

TANGGAL 10 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

Pemeriksaan sanitasi kapal Wilayah Kerja Kampung Dalam di Pelabuhan Rakyat Pekanbaru dilaksanakan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat periode 8-13 DESEMBER 2014. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 DESEMBER 2014 pada kapal KLM CITRA INDAH.

II. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

Ada delapan tempat pemeriksaan, yaitu: dek, kamar ABK, kamar mandi, kakus, dapur tempat penyimpanan makanan, kamar pendingin, gudang dan penjamah makanan yang dilakukan terhadap kapal KLM CITRA INDAH di Pelabuhan Rakyat wilayah kerja Kampung Dalam Pekanbaru dengan kriteria-kriteria tertentu. Berikut ini adalah hasil pemeriksaan sanitasi terhadap kapal KLM CITRA INDAH:

Keadaan Sanitasi Kapal KLM CITRA INDAH Dek dalam keadaan bersih, namun barang-barang tidak tersusun rapi.

Kamar ABK dalam keadaan bersih, dan tidak ditemukan binatang namun ventilasi dan penerangan tidak mencukupi. Kamar mandi kurang bersih, dan berbau, tidak dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang lain dan kran berfungsi baik Kakus menyatu dengan kamar mandi. Keadaan kurang bersih dan berbau sengit, dan tidak dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang yang lain.

Dapur tempat penyimpanan bersih, namun tidak tersedia tempat sampah tertutup, Mencuci tidak menggunakan air panas, alat-alat bersih namun tidak direndam dalam air panas melainkan tersusun dalam rak terbuka dan makanan masak disimpan dalam tudung saji tertutup

Tidak terdapat kamar pendingin dan gudang..

Penjamah makanan dalam kondisi sehat serta pakain dan badan dalam keadaan bersih.

III. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sanitasi kapal KLM CITRA INDAH diperoleh penilaian sanitasi kapal dalam kategori sedang dengan 10 buah kriteria X yaitu pada kamar ABK yang tidak memiliki penerangan dan ventilasi yang cukup, kamar mandi yang tidak bersih dihitung 2 kali jumlah kriteria X dan berbau sengit, kakus yang tidak bersih dihitung 2 kali jumlah kriteria X dan berbau sengit, dapur yang terlihat bersih namun tidak memiliki tempat sampah tertutup dan tidak mencuci peralatan dengan air panas.IV. SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan kepada Kepala KKP wilayah kerja Kampung DalamPekanbaru dalam peningkatan kegiatan ini di masa yang akan datang adalah:

1. KKP wilayah kerja Kampung Dalam Sebaiknya dilakukan pengarahan kepada setiap kapal yang memasuki pelabuhan di wilayah kerja Kampung Dalam Pekanbaru mengenai sanitasi kapal yang baik, serta pada pemeriksaan sanitasi kapal jika didapati kapal yang tidak mengikuti aturan sanitasi yang telah ditentukan agar diberikan peringatan demi meningkatkan kebersihan kapal dan mencegah terjadinya penyakit.2. Pihak kapal KLM CITRA INDAH Sebaiknya tetap menjaga kebersihan kapal, membuat ventilasi dan pencahayaan yang cukup untuk kamar ABK, meningkatkan kebersihan kamar mandi dan kakus serta menyediakan tempat sampah tertutup pada dapur untuk mencegah timbulnya bau dan vektor penyakit.

Demikian laporan ini dibuat sebagaimana mestinya untuk dapat dipertimbangkan.

LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN KEPADATAN LALATDI WILAYAH KERJA KAMPUNG DALAM

TANGGAL 11 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

Kegiatan pemeriksaan kepadatan lalat di Wilayah Kerja Kampung Dalam Pekanbaru kerjasama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pekanbaru dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) periode periode 8-13 DESEMBER 2014. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai skirining serta pengawasan terhadap vektor lalat di wilayah kerja Kampung Dalam Pekanbaru.

II. PELAKSANAAN KEGIATANa. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan kepadatan lalat dilaksanakan di salah satu TPS di Wilayah Kerja Kampung Dalam Pekanbaru tanggal 10 DESEMBER 2014 pukul 09.00-10.00 WIB.b. Hasil

Tabel hasil pengamatan di 10 titik:

Periode WaktuJumlah LalatTotal

T-1T-2T-3T-4T-5T-6T-7T-8T-9T-10

30 detik742111000016

Tabel hasil pengamatan di 5 titik terbanyak:

TitikT-1T-2T-3T-4T-5Total

Jumlah Lalat7421115

Rata Rata Kepadatan Lalat:

X= Total (N)/5

= 15/5

= 3

III. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kepadatan lalat di Wilayah Kerja Kampung Dalam Pekanbaru, diperoleh kesimpulan bahwa didapatkan rata-rata kepadatan lalat sebesar 3 dan dikategorikan sedang.IV. SARAN

Saran yang dapat diberikan kepada Koordinator KKP wilayah kerja Kampung Dalam Pekanbaru dalam upaya peningkatan kegiatan ini di masa yang akan datang adalah:

KKP wilayah kerja Kampung Dalam Pekanbaru

Melakukan pengawasan lebih lanjut TPS-TPS yang terdapat di sekitar Wilayah Kerja Kampung Dalam

Memeriksa jenis lalat di laboratorium.

Melakukan sosialisasi dalam memelihara kebersihan lingkungan di sekitar Wilayah Kerja Kampung Dalam.

LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN KEPADATAN KECOA

DI WILAYAH KERJA BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II

TANGGAL 11 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUAN

Vektor adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke inang lainnya. Vektor juga merupakan anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu infeksius agen dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Salah satu vektor penyakit adalah kecoa.

Kecoa adalah salah satu serangga pengganggu dan sekaligus sebagai serangga penular penyakit terhadap kesehatan manusia yang dapat menularkan penyakit kolera, thypoid dan disentri serta penyakit menular lainnya. Kecoa mempunyai peranan yang penting dalam penularan penyakit sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikroorganisme patogen, sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing, menyebabkan timbulnya reaksi alergi seperti dermatitis dan pembengkakan kelopak mata.

Pengendalian kecoa di bandara merupakan tindakan untuk mencegah, menekan, atau mengurangi populasi kecoa. Disamping itu juga untuk melenyapkan gangguan yang ditimbulkan oleh kecoa sampai kepada kondisi masalah kesehatan maupun estetika dibandara.

Kegiatan pemeriksaan kepadatan kecoa di Wilayah Kerja Bandara Sultan Syarif Kasim II (BSSK II) Pekanbaru kerjasama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pekanbaru dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) tanggal 11 DESEMBER 2014. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengatahui prosedur pelaksanaan pengendalian kecoa di wilayah kerja BSSK II Pekanbaru.

II. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

a. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan kepadatan kecoa dilaksanakan di restoran dan rumah makan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tanggal 11 DESEMBER 2014 pukul 11.00-12.00 WIB.b. Pengamatan/surveilans

Untuk mengetahui keberadaan populasi kecoa dibandara dilakukan dengan melihat secara visual tanda-tanda seperti berikut:

1. Terdapat kotoran dan kapsul telur kecoa

Keberadaan kotoran dan kapsul telur kecoa:

Bentuk fisik: kapsul blatella germanica berisi 30-40 telur, blatta orientalis sekitar 16 telur, supella longipalpa 13-18 telur dan periplaneta americana sekitar 14 telur.

Tempat: lantai, tempat tersembunyi tempat yang sering dilalui. Kapsul pada sudut-sudut bagian meja, lemari, dan celah-celah dinding.

Cara: senter serta formulir pencatatan pengamatan.

Waktu: siang hari.

2. Terdapat kecoa dewasa (mati atau hidup) diseluruh ruangan bandara.

Keberadaan kecoa dewasa:

Bentuk fisik tergantung jenisnya

Tempat dibawah rak, dibawah meja, dalam lemari, dan dicelah-celah.

Cara: visual

Alat: senter dan formulir pencatatan pengamatan.

Waktu: siang hari (sebaiknya malam hari).

Kategori kepadatan kecoa :

KategoriB. germanicaP. berancaB.orientalisP. americana

Rendah 0 - 50 30-10-1

Sedang 6- 204-102- 102-10

Tinggi 21- 10011- 5011- 2511-25

Sangat tinggi >100> 50> 25> 25

Intrepetasi hasil :

Rendah : tidak menjadi masalah

Sedang : perlu pengamanan tempat perkembangbiakan

Tinggi : perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan cara pengendalian

Sangat tinggi : perlu pengamanan tempat perkembangbiakan dan cara pengendalian secra menyeluruh.

Hasil pengamatan

TempatB. germanicaP. berancaB.orientalisP. americanaInterpretasi

Lembayung lounge 0000Rendah

Bakso10000Sedang

Cafe Avia30000Tinggi

Cafe Suhaimi9000Sedang

III. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kepadatan kecoa di Wilayah Kerja BSSK II Pekanbaru, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat restoran yang positif terdapat kecoa yaitu Bakso, Cafe Avia, dan Cafe Suhaimi

IV. SARAN

Saran yang dapat diberikan kepada Kepala KKP wilayah kerja BSSK II Pekanbaru dalam upaya peningkatan kegiatan ini di masa yang akan datang adalah:1. KKP wilayah kerja BSSK II Pekanbaru Melakukan pengawasan lebih lanjut terhadap pengawasan tenaga kerja khusus pemantau kepadatan kecoa.

2. Pihak restoran/rumah makan

Selalu membersihkan tempat-tempat yang beresiko menjadi sarang kecoa

Menutup penyimpan makanan dengan benar sehingga tidak mengundang kecoa

Harap menggunakan anti serangga agar dapat mencegah timbulnya kecoa

LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN THERMAL SCANNER

DI WILAYAH KERJA BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II

TANGGAL 11 DESEMBER 2014

V. PENDAHULUAN

Pencegahan penyebaran penyakit menular menjadi salah satu upaya untuk menekan jumlah angka kematian akibat penyakit menular tersebut. Khususnya dalam hubungan penyebaran penyakit menular melalui sarana lalu lintas udara, perairan dan darat. Perlunya suatu fasilitas atau alat khusus untuk membantu mendeteksi apakah terdapat suatu penyakit yang masuk atau keluar khususnya dalam suatu kawasan lintas negara.

Thermal scanner atau alat pendeteksi suhu tubuh merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya peningkatan suhu tubuh pada manusia. Khususnya pada salah satu fasilitas transportasi udara yaitu bandara, alat ini mampu mengetahui apakah penumpang dalam keadaan suhu tubuh normal atau tidak yang merupakan salah satu gejala suatu penyakit.

Pemeriksaan suhu tubuh di bandara merupakan tindakan untuk mencegah, menekan, atau mengurangi resiko masuk atau keluarnya suatu penyakit disuatu wilayah atau negara. Disamping itu juga untuk sarana informasi apakah suatu daerah ataupun negara terjangkit suatu wabah penyakit atau tidak.

Kegiatan pemeriksaan thermal scanner di Wilayah Kerja Bandara Sultan Syarif Kasim II (BSSK II) Pekanbaru kerjasama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pekanbaru dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) tanggal 11 DESEMBER 2014. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengatahui prosedur pelaksanaan pemeriksaan thermal scanner di wilayah kerja BSSK II Pekanbaru.

VI. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

a. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan thermal scanner dilaksanakan ruang kedatangan penumpang luar negri Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tanggal 11 DESEMBER 2014 pukul 09.00-10.00 WIB.b. Prosedur penggunaan alat thermal scannerMelihat dan mempraktekan bagaimana cara melakukan pemeriksaan alat thermal scanner dengan langkah-langkah berikut:

Alat thermal scanner dihidupkan saat penumpang penerbangan luar negri telah mendarat

Saat sudah masuk ruang kedatangan ,penumpang berhenti sejenak ditempat yang telah diberikan tanda khusus dilantai

Lalu menunggu hasil pada layar apakah suhu tubuh penumpang tersebut normal atau tidak.

Jika suhu tubuh normal maka penumpang dipersilahkan jalan untuk bergantian dengan penumpang lain. Namun jika terdeteksi adanya peningkatan suhu (>38 derajat Celcius) maka penumpang tersebut di bawa ke klinik untuk diperiksa lebih lanjut.

VII. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kepadatan kecoa di Wilayah Kerja BSSK II Pekanbaru, diperoleh kesimpulan bahwa alat pemeriksaan thermal scanner dalam kondisi baik dan penggunaanya dilakukan oleh tenaga profesional

VIII. SARAN

Pelaksanaan pemeriksaan thermal scanner sudah sesuai standar prosedur secara profesional.

LAPORAN KEGIATAN PEMERIKSAAN KEPADATAN TIKUS DI WILAYAH KERJA BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II

TANGGAL 11 DESEMBER 2014

I. PENDAHULUANTikus merupakan hewan liar dari golongan mamalia dan dikenal sebagai hewan pengganggu dalam kehidupan manusia. Hewan pengerat dan pemakan segala jenis makanan (omnivora) ini sering menimbulkan kerusakan dan kerugian dalam kehidupan manusia antara lain dalam bidang pertanian, perkebunan, pemukiman dan kesehatan.

Tikus mampu menularkan penyakit pada manusia dengan membawa benih penyakit, pinjal, kutu, bakteri dan parasit. Binatang dari suku Murides ini dikenal sebagai sumber beberapa penyakit zoonosis. Beberapa jenis penyakit yang ditularkan oleh tikus antara lain Pes/Plaque, Leptospirosis, Scub Typhus, Murine Thypus, Rat Bite Fever, Salmonellosis, Lymphatic Chorionmeningitis, Hantavirus Pulmonary Syndrome dan Lassa Fever. Penyakit-penyakit tersebut ditularkan tikus melalui cara bervariasi mulai dari gigitan tikus, kencing tikus, kotoran tikus, maupun yang ditularkan secara tak langsung melalui hewan lain yang tertular penyakit dari tikus maupun makanan/minuman, air, atau benda yang terkontaminasi.

Selain menimbulkan berbagai penyakit, banyak kerugian yang ditimbulkan oleh tikus khususnya di lingkungan Pelabuhan/Bandara. Kerugian itu antara lain mengurangi/menyusutkan komoditas terutama makanan baik makanan mentah maupun makanan jadi. Tikus juga dapat menimbulkan bau tidak sedap, lingkungan terlihat jorok, dan tentu saja dapat merusak pemandangan sehingga dapat berdampak pada menurunnya image suatu Pelabuhan/Bandara dan wilayah sekitarnya di mata wisatawan baik asing maupun domestik yang berpotensi menurunkan kunjungan wisata suatu daerah. Tikus juga dapat merusak alat-alat, sarana dan prasarana yang ada di Pelabuhan/Bandara. Dan yang lebih bahaya lagi, tikus mempunyai kebiasaan menggigit benda-benda keras apa saja yang ada disekitarnya, termasuk kabel-kabel listrik. Bisa dibayangkan, apabila di Kapal, Pesawat, Pelabuhan, Bandara, maupun di rumah-rumah disekitarnya banyak dihuni tikus, maka sangat berpotensi menimbulkan korsleting yang dapat menimbulkan kebakaran maupun rusaknya sistem keamanan dan navigasi di Kapal/Pesawat. Dan yang pasti, dengan adanya keberadaan tikus, dapat menjadi indikator buruknya sanitasi di suatu tempat dan identik dengan lingkungan yang tidak sehat yang penuh dengan bibit penyakit.

Kegiatan pemeriksaan kepadatan tikus dan pinjal di Wilayah Kerja Bandara Sultan Syarif Kasim II (BSSK II) Pekanbaru kerjasama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Pekanbaru dengan Fakultas Kedokteran Universitas Riau (FK UR) bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) tanggal 11 DESEMBER 2014. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengatahui prosedur pelaksanaan pemeriksaan tikus dan pinjal di wilayah kerja BSSK II Pekanbaru. II. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

a. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pemeriksaan dan pengendalian tikus dilaksanakan wilayah Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tanggal 11 DESEMBER 2014 pukul 10.00-11.00 WIB.b. Pemeriksaan dan hasil1. Pemetaan Pemetaan daerah yang menjadi lokasi pengawasan, membagi daerah pengawasan untuk memudahkan pengawasan/pemberantasan secara intensif, peta yang dibuat memuat situasi gudang, gedung dan bangunan lain yang ada di Pelabuhan/Bandara, tempat sampah, tempat pengolahan makanan, saluran air, tempat penumpukan barang dan lokasi penumpukan barang di area terbuka.2. Pengamatan Siapkan perangkap yang telah diberi umpan ikan asin.

Pemasangan perangkap pada sore hari, terutama di gudang-gudang yang dilakukan setiap 40 hari selama 5 hari berturut-turut yang dapat mencakup seluruh area bandara, namun pada pemeriksaan ini hanya dilakukan sehari.

Jumlah perangkap yang dipasang seharusnya minimal 100 buah/ hari, namun pada pemeriksaan ini digunakan 5 perangkap dan setiap jarak 100m dipasang 1 perangkap.

Pasangkan umpan pada seluruh perangkap yang akan dipasang. Perangkap diambil keesokan harinya sebelum aktivitas mulai ramai (pagi hari). Catat jumlah perangkap. Tikus yang didapatkan Pisahkan perangkap yang berisi tikus dan dimasukkan ke dalam karung kain dan diberi label. Lakukan identifikasi tikus dan pinjal.

Perangkap yang berisi tikus dan telah kosong harus dicuci dan dikeringkan sebelum digunakan kembali. Menghitung kepadatan tikus = Tikus tertangkap Jumlah perangkap yang dipasangHasil kepadatan tikus = 1 = 0,2

5III. KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kepadatan tikus di Wilayah Kerja BSSK II Pekanbaru, diperoleh kesimpulan bahwa kepadatan tikus didapatkan dari 5 perangkap yang dipasang didapatkan 1 tikus, hal ini menunjukkan kepadatan tikus bernilai 0,2 di Wilayah Kerja BSSK II.IV. SARANAgar pihak BSSK II dapat lebih memperhatikan kebersihan di wilayah bandara, untuk menutup lubang tikus yang ada secara permanen, mengelola air limbah kantin dan cafe di bandara dengan saluran yang tertutup agar tidak memancing kedatangan tikus dan menghimbau bagi kantin dan cafe yang berada dilingkungan bandara untuk tidak membuang sampah sisa makanan ke saluran drainase.

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-IKK

Periode 8-13 Desember 2014

Fakultas Kedokteran UR

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Bandara Sultan

Syarif Kasim II

H. Albert J, SKM

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-KK

Periode 8-13 Desember 2014

Fakultas Kedokteran UR

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Bandara Sultan

Syarif Kasim II

H. Albert J, SKM

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-IKK

Periode 8-13 September 2014

Fakultas Kedokteran UR

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Kampung Dalam

Marna Dewi, SKM

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Bandara Sultan

Syarif Kasim II

H. Albert J, SKM

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-IKK

Periode 8-13 Desember2014

Fakultas Kedokteran UR

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Bandara Sultan

Syarif Kasim II

H. Albert J, SKM

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-IKK

Periode 8-13 Desember2014

Fakultas Kedokteran UR

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Kampung Dalam

Marna Dewi, SKM

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-IKK

Periode 8-13 Desember2014

Fakultas Kedokteran UR

Pekanbaru, 11 Desember 2014

Koordinator KKP Wilker Bandara Sultan

Syarif Kasim II

H. Albert J, SKM

Pelaksana Kegiatan

Dokter Muda IKM-IKK

Periode 8-13 Desember2014

Fakultas Kedokteran UR