Tiga Isu HAM di Indonesia Versi Human Rights Watch Etika... · 1 Etika|Mei 2012 Edisi Mei 2012 Tiga...

12
1 Etika |Mei 2012 Edisi Mei 2012 Tiga Isu HAM di Indonesia Versi Human Rights Watch Doa untuk Para Jurnalis Korban Musibah Sukhoi Penyelesaian Sengketa Pemberitaan Sebuah Perspektif dari Tuduhan Trial by The Press 6 HAL 7 HAL 11 11 11 11 11 HAL Diskusi Kontroversi Lady Gaga di TVRI Kekerasan terhadap Jurnalis Masih Memrihatinkan 2-3 2-3 2-3 2-3 2-3 HAL Komunitas Pers Perlu Tingkatkan Kepedulian 3 HAL 4 HAL 9 HAL

Transcript of Tiga Isu HAM di Indonesia Versi Human Rights Watch Etika... · 1 Etika|Mei 2012 Edisi Mei 2012 Tiga...

1Etika|Mei 2012

Edisi Mei 2012

Tiga IsuHAM di

IndonesiaVersiHumanRightsWatch

Doa untuk Para Jurnalis Korban Musibah Sukhoi

Penyelesaian Sengketa PemberitaanSebuah Perspektif dari Tuduhan Trial by The Press 66666HAL

77777HAL

1111111111HAL

DiskusiKontroversiLady Gagadi TVRI

KekerasanterhadapJurnalis MasihMemrihatinkan

2-32-32-32-32-3HAL

Komunitas Pers PerluTingkatkan Kepedulian

33333HAL

44444HAL

99999HAL

2Etika|Mei 2012

Ada tiga isu yang menjadi fokuscatatan HAM di Indonesiasebagaimana disampaikan ElainePearson, wakil direktur Asia dariHuman Rights Watch, dan termaktubpada Universal Periodic Review(UPR) submission November 2011.Ketiganya adalah kebebasanberagama (religious freedom),kebebasan berekspresi (freedom ofexpression) serta pertanggung-jawaban aparat keamanan (account-ability for security forces)

Menurut Human Rights Watch4 tahun belakangan ini kekerasan dandiskriminasi terhadap kalanganminoritas terus meningkat, diikutipemenjaraan para aktivis perdamaian.Menurut mereka negara-negaraanggota PBB yang akan bertemudalam sidang dewan HAM PBBbulan Mei 2012 ini harus mendesakIndonesia untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memastikanadanya kebebasan beragama,kebebasan berekspresi dan pertang-gungjawaban atas pelanggaran HAM.

Universal Periodic Review(UPR) ini dimana setiap negara

anggota PBB di-review setiap empattahunnya akan memungkinkanpenetapan catatan pelaksanaanHAM di masing-masing negara sertamenghasilkan rekomendasi untukmemperbaikinya. Di sidang dewanPBB untuk HAM Mei 2012 tahun iniyang diselenggarakan di Jenewa,Indonesia akan menjadi salah satunegara yang akan di-reviewpelaksanaan HAM-nya.

Human Rights Watch menyorotiIndonesia dalam hal kebebasanberagama adalah kasus Ahmadiyah,GKI Yasmin di Bogor dan HKBPfiladelfia di Bekasi. Menurut Setara

Institute serangan bermotif agamameningkat, jika tahun 2007 ada 135serangan, menjadi 216 serangan ditahun 2010 dan 244 serangan di tahun2011.

Pemerintah sendiri bersikerasbahwa jika persoalan yang dihadapimenyangkut pendirian rumah ibadah,maka sudah ada Peraturan Bersama(Perber) Menteri Agama dan MenteriDalam Negeri No 8 dan 9 Tahun 2006yang mengatur syarat pendirianrumah ibadah dan bagaimana upayapenyelesaian perselisihan sudah

Tiga Isu HAM di Indonesia Versi Human Rights Watch

Elaine Pearson Wakil Direktur Asia HRWsedang berbicara dalam acara yangdiselenggarakan Dewan Pers dengan temaLaporan Pelaksanaan HAM oleh Human RightWatch. Rabu (16|5|2012)

Kegiatan Dewan Pers

Tiga Isu HAM:

“Kebebasan beragama,kebebasan berekspresi

serta pertanggungjawabanaparat keamanan”

Elaine PearsonWakil Direktur Asia dari Human Rights Watch

3Etika|Mei 2012

memadai untuk memeliharakerukunan beragama.

Dalam hal kebebasan ber-ekspresi penggunaan pasal makar danhaatzai artikelen masih seringdigunakan untuk membungkam paraaktivis perdamaian. Kebebasanmenyatakan pendapat termasukmelalui internet terus dipromosikan,namun UU Informasi dan TransaksiElektronik No.11 tahun 2008 masihmemuat pasal tentang pencemarannama baik melalui internet denganancaman hukuman maksimal 6 tahun.

Sementara terkait impunitassejumlah aparat keamanan, menurutlaporan pemerintah pada tahun 2010hingga 2011 ada 1500 kasus pidanadigelar di pengadilan pidana termasukpelanggaran HAM. Hanya HumanRights Watch mencatat berbagaipelanggaran serius seperti penyiksaandan pembunuhan secara sewenang-wenang tidak diakui dalam pasalpidana militer dan hanya dianggappelanggaran disiplin.

Resolusi parlemen kita tahun2000 bahwa personil militer harusdiadili di pengadilan sipil bila

melakukan pelanggaran pidanaterhadap warga sipil. Namun gunamenerapkan resolusi tersebut UUTNI hingga kini belum diamandemen.

Laporan UPR pemerintahIndonesia kepada PBB menyatakanbahwa sejumlah langkah sebenarnyasudah diambil guna memenuhi tujuhrekomendasi yang diterima darikajian UPR tahun 2008, termasukmengembangkan pendidikan danpelatihan HAM, meratifikasiberbagai instrumen HAM,

mendukung dan melindungi aktivitasmasyarakat sipil, menghapusimpunitas (kebal-hukum) aparatmiliter dan polisi, merevisi KitabUndang-Undang Hukum Pidana danmembangun sistem guna mening-katkan dan menyebarkan panduanpraktis HAM. Namun sebaliknyamenurut Human Rights Watchlaporan pemerintah hanya melukis-kan gambaran parsial dari berbagaitantangan serius yang masih ada diketiga bidang HAM di atas.

Jakarta (Berita Dewan Pers) – KetuaDewan Pers, Bagir Manan, men-dorong komunitas pers untuk mening-katkan kepedulian terhadap persoalanpers, khususnya pers daerah. Sebab,dibanding pers dari Jakarta (persnasional), pers di daerah menghadapimasalah besar terkait sumber dayamanusia.

“Bagi pers, tidak hanya tanggungjawab profesional, tetapi tanggungjawab sosial juga besar,” ujarnya saatberbicara dalam acara pertemuanDewan Pers dengan pimpinan mediapers di Gedung Dewan Pers, Jakarta,

Jumat (4|5|2012).Model uji kompetensi wartawan

yang sudah dijalankan, Bagir Mananmenambahkan, harus terus di-sempurnakan. “Dengan diskusi sepertiini, kita dapat masukan apa yang perludisempurnakan,” katanya.

Dalam diskusi ini, persoalantentang tuntutan hukum terhadapwartawan dan perkembangan mediasiber paling banyak dibicarakan olehpimpinan media pers.

Dewan Pers rencananya akanmenggelar pertemuan semacam inisetiap bulan. (red)

Komunitas Pers Perlu Tingkatkan Kepedulian

Kegiatan Dewan Pers

Bagir MananKetua Dewan Pers

(16|5|2012)

“Bagi pers, tidak hanya tanggung jawab profesional, tetapi tanggung jawabsosial juga besar”: Bagir Manan

4Etika|Mei 2012

Kekerasan terhadap JurnalisMasih Memrihatinkan

Tuti Alawiyah (SCTV), Ayat SudrajatHasibuan (Trans TV) dan BahanaSitumorang (TV One), mungkinmasih bisa bercerita bagaimanaketika mereka mengalami kekerasanoleh oknum-oknum aparat keamananketika meliput demo kedatanganWapres Boediono di Medan, 13 April2012. Sebelumnya, Rizky Sulistio(Lampu Hijau), Riris (Global TV)dan Adi Hartanto (TV One), telahmengalami kekerasan serupa ketikameliput demo kenaikan harga BBMdi kawasan Gambir Jakarta, 27 Maret2012 lalu.

Kecenderungan kekerasan danpenghalangan peliputan terhadapjurnalis di berbagai tempat di Indone-sia tahun ini diprediksi meningkat.Mengacu data dari Lembaga Bantuan

Hukum (LBH) Pers terungkap,selama tahun 2011 terdapat 95 kasuskekerasan terhadap jurnalis.Sementara dari Januari hingga Mei2012 terdapat 45 kasus kekerasan.

Sekadar catatan – secaraumum – kekerasan dan penghalanganitu bisa mengambil beragam bentuk.Kekerasan fisik bisa berupa: penga-niayaan ringan, penganiayaan berat,hingga pembunuhan. Kekerasan non-fisik berupa ancaman, penghinaan,atau penggunaan kata-kata yangmerendahkan. Perusakan peralatandapat berupa perusakan peralatanliputan seperti kamera, perekam,hingga perusakan kantor media.Sedangkan upaya menghalangiliputan misalnya merampas kamera,mematikan kamera dengan paksa,menyekap jurnalis di suatu tempat danlain-lain.

PENGURUS DEWAN PERS PERIODE 2010-2013: Ketua: Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., M.C.L Wakil Ketua: Ir. Bambang Harymurti, M.P.A Anggota: Agus Sudibyo, S.I.P., Drs. Anak Bagus Gde Satria Naradha,

Drs. Bekti Nugroho, Drs. Margiono, Ir. H. Muhammad Ridlo ‘Eisy, M.B.A., Wina Armada Sukardi, S.H., M.B.A., M.M., Ir. Zulfiani Lubis

Sekretaris (Kepala Sekretariat): Lumongga Sihombing

REDAKSI ETIKA: Penanggung Jawab: Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., M.C.L. Redaksi: Herutjahjo, Winahyo, Chelsia, Samsuri (Etika online),

Lumongga Sihombing, Ismanto, Wawan Agus Prasetyo, Agape Siregar.

Surat dan Tanggapan Dikirim ke Alamat Redaksi: Gedung Dewan Pers, Lantai 7-8, Jl. Kebon Sirih 34, Jakarta 10110. Tel. (021) 3521488, 3504877, 3504874 - 75, Fax. (021) 3452030 E-mail: [email protected] Website: www.dewanpers.or.id / www.presscouncil.or.id

(ETIKA dalam format pdf dapat diunduh dari website Dewan Pers: www.dewanpers.org)

Laporan Utama

Kekerasan

non-fisik berupa

ancaman, penghinaan,

atau penggunaan

kata-kata yang

merendahkan.

“”

JAKARTA, 16/12 - KEKERASAN WARTAWAN ROTE. Ketua Pokja Pengaduan dan Etika MasyarakatDewan Pers, Agus Sudibyo (tengah) bersama wakilnya, Bekti Nugroho (kanan) serta Ketua AliasiJurnalis Independen (AJI) Indonesia, Eko Mariyadi memberikan keterangan kepada wartawan terkaitkekerasan yang dialami wartawan Rote Ndao News, Dancuk Hanuk di Gedung Dewan Pers, Jakarta,Jumat (16/12). Dewan Pers bersama AJI, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Ikatan JurnalistikTelevisi Indonesia (IJTI) mengutuk keras aksi kekerasan tersebut dan mendesak pihak Polri segeramembawa pelaku ke meja hijau tanpa pandang bulu.

FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan/ss/pd/11

5Etika|Mei 2012

Dalam kaitan ini, Aliansi JurnalisIndependen (AJI) Jakarta ketikamemperingati Hari KemerdekaanPers Sedunia, 3 Mei 2012,mengingatkan masih adanya “PR”bagi penegak hukum atas kasus-kasuskekerasan yang belum tuntas terkaitpembunuhan sejumlah jurnalis sepertiFuad Muhammad Syarifuddin aliasUdin (Bernas Yogyakarta) —1996,Naimullah (Sinar Pagi) —1997,Agus Mulyawan (Asia Press)—1999,Muhammad Jamaluddin (TVRI)—2003, Ersa Siregar (RCTI)—2003,Herliyanti, (Delta Pos Sidoarjo)—2006, Alfred Mirulewan (Pelangi)—2010, dan Ridwan Salamun (SunTVdan RCTI)—2010.

ImpunitasSalah satu penyebab masih

maraknya kekerasan terhadap jurnalis,menurut Direktur Eksekutif LBHPers, Hendrayana antara lain, karenabanyaknya kasus semacam itu yangtidak ditindaklanjuti atau tidak jelaspenanganannya, sehingga tidak ada

efek jera bagi para pelakunya. Bahkantelah menimbulkan impunitas hukumterhadap para pelaku tersebut.

Terkait impunitas itu, perusa-haan media juga bisa berkontribusi.Dalam artikelnya di Harian Kompas,Agus Sudibyo menulis: “Selalu di-katakan bahwa jurnalis adalah ujungtombak bisnis media. Kepada jurnalis-lah media menggantungkan diri untukmendapatkan sumber kredibel, infor-masi yang berbobot dan menarik.Namun, seperti ujung tombak yangtidak berperisai, jurnalis sering dibiar-kan sendirian tanpa perlindunganberarti ketika menghadapi momen-tum-momentum kekerasan. Jurnalisjuga sering secara langsung menerimakonsekuensi yang seharusnyaditanggung oleh lembaga tempatbekerja”. (Edisi 12|5|2012).

Dewan Pers dalam seruannyatanggal 26 Maret 2012, yangditandatangani ketuanya, Prof. Dr.Bagir Manan, mengingatkanPeraturan Dewan Pers No. 05 Tahun2008 tentang Standar PerlindunganProfesi Wartawan: “Dalammenjalankan tugas jurnalistiknya,wartawan memperoleh perlindunganhukum dari negara, masyarakat danperusahaan. Dengan demikian, dalammenjalankan tugas jurnalistiknyawartawan dilindungi dari tindakankekerasan, pengambilan, penyitaaandan atau perampasan alat-alat kerja,serta tidak boleh dihambat atau

Dalam menjalankan

tugas jurnalistiknya

wartawan dilindungi

dari tindakan

kekerasan,

pengambilan,

penyitaaan dan atau

perampasan alat-alat

kerja, serta tidak boleh

dihambat atau

diintimidasi oleh

siapapun.

diintimidasi oleh siapapun”.Sekadar mengingatkan, seruan

itu dikeluarkan ketika situasi sosialpolitik sedang hangat akibat demopenolakan BBM. Karena itu, DewanPers juga menyerukan kepadaperusahaan media: “Hendaknyaperusahaan pers memperhatikankeselamatan para wartawan yangmelakukan peliputan masalah yangterkait dengan kenaikan BBM,dengan memenuhi standar peralatankerja yang memenuhi syarat danpengetahuan wartawan yang terkaitdengan kepentingan penugasannya”. Seperti diwartakan, dalam peliputandemo penolakan BBM ada sejunlahwartawan yang menjadi korbankekerasan oknum aparat.

Harus dicatat, kekerasan terha-dap jurnalis secara umum harusdikecam. Meskipun demikian, – sukaatau tidak suka – juga diakui jurnalisdi sana-sini sering berkontribusiterhadap terjadinya tindak kekerasan.Jurnalis dan media sering tidak inde-penden dalam mengangkat kekerasanterhadap jurnalis: reaktif danemosional yang berakibat melalaikanuji informasi, keberimbangan, dankonfirmasi. Boleh jadi ada etika yangdilanggar atau faktor penyebablainnya, sehingga terjadi kasuskekerasan tersebut. Media seringlebih mengedepankan solidaritassehingga pekerja media terkesankebal hukum.

Kekerasanterhadap jurnalis

secara umumharus dikecam.

Laporan Utama“Hendaknya perusahaan pers memperhatikan keselamatanpara wartawan yang melakukan peliputan” : DEWANPERS

6Etika|Mei 2012

Persoalan yang belum pernahselesai hingga kini menyangkutmodel pemberitaan oleh pers

yang bertubi-tubi mengenai suatukasus hukum/isu/permasalahan adalahapa yang oleh sebagian masyarakatdicap sebagai “trial by the press”.Pengadilan oleh pers. Sesungguhnyapersoalan ini bukanlah hal baru tetapisudah sejak lama menghantui baikmasyarakat luas maupun kalanganmedia sendiri.

Seseorang yang sedangmengalami permasalahan hukumsebagai tersangka/terdakwa /terlapor/obyek tuduhan dan proses hukumnyasedang berjalan dapat terbentuk citrabersalahnya karena pemberitaan me-dia. Tentu saja ini bukanlah hasil suatudue process of law sehingga semata-mata kesan publik saja yang menonjol.Padahal salah satu azas hukum pidanajelas menganut presumption ofinnocence (praduga tak bersalah).

Pemikiran bahwa media memilikipengaruh yang kuat terhadap proseshukum sudah terjadi terutama sejakadanya media cetak. Ini diluar mediaresmi pemerintah atau yang dikuasaioleh penguasa yang sering dimanfaat-kan untuk memberangus lawan-lawan

politik penguasa. Dan pandanganseperti ini tidak bisa dihindari. Apalagijika diimbuhi dengan perilaku menyim-pang wartawan abal-abal dan atau perspartisan politik. Lengkap sudah pra-kondisi apa yang oleh sebagian publikdisebut sebagai trial by the press.

Sebagian masyarakat melihatbegitu berkuasanya media sehinggakesan mengadili menjadi lebih kuat dariproses hukum itu sendiri. Yang kemudianbisa menjadi suatu bentuk penghinaanoleh media (contempt of the media).Due process of law menjadi ketinggalandi belakang dari bertubi-tubinya mediacoverage, yang bisa jadi menghasilkanpelaku bersalah versi media.

Tapi apakah dalam hal ini media/pers menjadi bersalah karenamenghasilkan pelaku bersalah versimedia, sebagaimana ditafsirkan publik.UU No. 40 Tahun 1999 dan kode etikjurnalistik jelas tidak membolehkantrial by press dalam pengertianharafiah sesuai criminal justicesystem. Mengingat pers dalammenjalankan fungsinya menghasilkankarya jurnalistik, harus melakukanliputan berimbang, tidak bolehmelakukan fitnah, tidak bolehmembuat berita bohong, tidak boleh

membuat berita yang menghakimi.Dalam perspektif tata negara

jelas pers bukanlah lembaga peradilan,sebagaimana trias politica yang kitajalankan sekarang ini ada tigakelembagaan negara yang membagihabis peran negara yakni lembagayudikatif, eksekutif dan legislatif.Kekuasaan kehakiman dan peradilan di-laksanakan oleh yudikatif, dengan de-mikian media tidak mempunyai kewe-nangan mengadili. Lalu kenapa publikmen-judge adanya trial by the press.

Pada dasarnya bisa dimaklumijika sebagian masyarakat senangdengan fungsi pers yang menyebar-luaskan informasi secara cepat,namun pada bagian lain pemberitaanbertubi-tubi mengakibatkan misalnyaseorang tersangka/terdakwa, obyektuduhan kasus hukum bisa-bisadianggap sudah bersalah meskipunproses peradilan belum dimulai. Persdengan pemberitaan yang tak adahenti, dianggap melakukan judgmentatau secara sengaja membentukjudgment masyarakat.

Selalu ada dua sisi dari situasi iniyakni, publik membutuhkan/menuntutinformasi yang dalam dan lengkap,namun ketika media berusahamenggali informasi lebih dalam danmengolah nara sumber secara lebihluas, publik juga yang menganggapmedia sudah melakukan trial by thepress. Dan masyarakat lalu memupukkegeramannya kepada media danmelontarkan ketidakpercayaannyakepada pers dan para wartawannya.Akhirnya pers sendiri harus mampusenantiasa memelihara sikap pem-beritaan yang proposional.

Sebuah Perspektif dari TuduhanTrial by The Press

“Tapi apakah dalam hal inimedia/pers menjadi bersalahkarena menghasilkanpelaku bersalah versi media,sebagaimana ditafsirkan publik”

OPINI

- Winahyo -

7Etika|Mei 2012

Penyelesaian Sengketa Pemberitaanselama bulan Mei 2012

PT Ira Widya Utama vs Harian Orbit

Dewan Pers menerimapengaduan dari SaudaraDulang Martapa, Direktur

Utama PT Ira Widya Utama & Groupterhadap 8 (delapan) berita HarianOrbit yang terbit antara tanggal 3-9Maret 2012. Pada tanggal 2 Mei 2012,Dewan Pers telah meminta klarifikasikedua pihak di Medan. Berdasarkanhasil pemeriksaan dan klarifikasitersebut, Dewan Pers menilai dari 8berita Harian Orbit yang diadukan, 4(empat) berita dinilai telahmenghakimi. Semua berita tidak

berimbang, tidak uji informasi dan tidakmemberikan ruang pemberitaan bagipengusaha yang menjadi obyek berita.Atas dasar itu, Dewan Persmemutuskan, bahwa Harian Orbit

wajib memuat Hak Jawab PT IraWidya Utama, disertai permintaanmaaf kepada Saudara SangkotBatubara dan PT Ira Widya Utamadan masyarakat.

PT Bank Danamon, Tbk. vs Suratkabar President Pos

Dewan Pers menerimapengaduan dari BankDanamon terhadap

sepuluh berita suratkabarmingguan President Pos, Riau,yang terbit antara tanggal 20Februari 2012 hingga 20 April2012.

Berdasarkan hasilpemeriksaan dan klarifikasipada Selasa, 15 Mei 2012 diRiau, kedua pihak yang bersengketasepakat untuk menerima dan

mengikuti rekomendasi Dewan Pers.Dewan Pers menilai berita suratkabar

President Pos melanggar Pasal1 dan 3 Kode Etik Jurnalistikkarena tidak berimbang, tidakmelakukan uji informasi, memuatopini yang menghakimi, dan tidakmenerapkan asas praduga takbersalah. Suratkabar PresidentPos telah memuat tiga HakJawab dari Bank Danamon padaedisi 26, 2-9 Mei 2012, edisi 30,1-8 Mei 2012, dan edisi 33, 28

Dewan Pers telah menyelesaikan sejumlah kasus pelanggaran Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang dilakukanbeberapa media massa sepanjang Mei 2012. Pelanggaran media massa itu umumnya menyangkutpasal 1 dan 3 KEJ yakni tidak adanya uji informasi, keberimbangan, mencampurkan fakta dan opini dan

pelanggaran atas asas praduga tidak bersalah. Adanya juga media massa yang tidak professional dalam menjalankantugas jurnalistik atau melanggar pasal 2 KEJ dan membuat berita yang mengandung kebohongan atau melanggarPasal 4 KEJ. Berikut kasus-kasus tersebut:

bersambung ke hal. 8

PENGADUAN

Mardiyah -Bank Danamon

bersalamandengan Nelson

Hutahaean -President Pos

didampingi olehLeo Batubara

selakuAnggota Pokja

PengaduanDewan Pers.

(15|5|2012)

Agus Sudibyo selaku Ketua KomisiPengaduan dan Penegakan EtikaPers menyerahkan RisalahKesepakatan kepada PemimpinRedaksi Harian Orbit danPerwakilan PT. Ira Widya Utama.(2|5|2010)

8Etika|Mei 2012

Pengaduan

April – 5 Mei 2012. Namun,Dewan Pers menilai, Hak Jawabtersebut belum dimuat secaraproporsional bahkan disertaidengan berita lain yangmenyudutkan Bank Danamon.Dewan Pers merekomendasikanagar Suratkabar President Poskembali memuat Hak Jawab dariBank Danamon secaraproporsional disertai permintaanmaaf kepada Bank Danamon danmasyarakat sebagai pembaca.

Dewan Pers menerimapengaduan dari KoperasiCitra Usaha Mandiri

Kecamatan Pasir Penyu, KabupatenIndragiri Hulu, Provinsi Riau, melaluikuasa hukumnya LembagaPengkajian Penerapan PemantauanPelaksanaan Pembangunan SemestaBerencana Indragiri Hulu (LP5SBI)terhadap berita empat media persyaitu Harian Metro Riau edisi 1Februari 2012 berjudul “AnggotaKCUM Diminta Lapor Polisi”;Harian Vokal edisi 1 Februari 2012:“Massa Tuntut Kebun KKPA PT.

Koperasi Citra Usaha Mandiri vs Harian Media Riau,Harian Haluan Riau, Harian Vokal, Harian Metro Riau

TPP”; Harian Media Riau edisi 31Januari 2012: “Aksi PenuntutanLahan KKPA yang Tergabung dariKCUM Berasal dari Luar PasirPenyu”; Harian Haluan Riau edisi31 Januari 2012: “Demo di KantorBupati Mayoritas Anggota KCUMdari Luar Pasir Penyu”, dan edisi 1Februari 2012: “Anggota KoperasiDiimbau Polisikan PengurusKCUM”.

Berdasarkan hasil pemeriksaandan klarifikasi yang dilaksanakan padatanggal 16 Mei 2012, Dewan Persmenilai bahwa Suratkabar Media

Riau melanggar Pasal 1 Kode EtikJurnalistik karena tidak berimbangsehingga berkewajiban memuat HakJawab dari Koperasi Citra UsahaMandiri , sedangkan Harian HaluanRiau, Harian Vokal, dan HarianMetro Riau melanggar Pasal 1 dan3 Kode Etik Jurnalistik karena tidakberimbang, tidak melakukan ujiinformasi, dan memuat opini yangmenghakimi sehingga selain memuatHak Jawab media tersebut wajibmeminta maaf kepada Koperasi CitraUsaha Mandiri dan masyarakatpembaca.

Sambungan hal. 7

Dewan Pers menerimapengaduan dari SaudaraAgustinus Yogar, anggota

TNI-AD terhadap Harian PosKupang, di Kupang, NTT, atas beritaberjudul: “Mr X Ternyata Agus Yogardan Yohan Langodai (edisi, Jumat 19Februari 2010); “Majelis PerintahHadirkan Agus Yogar dan Johan (edisi,20 Februari 2010); DanremPerintahkan Agus Yogar HadiriSidang” (edisi 24 Februari 2012).

PPR untuk Agustinus Yogar dengan Harian Pos KupangPada tanggal 5 Mei 2012 Dewan

Pers telah menerima klarifikasi dariSaudara Agus Yogar dan Harian PosKupang, namun dalam pertemuanmediasi kedua pihak belum mencapaikesepakatan. Untuk itu Dewan Persmengeluarkan Pernyataan Penilaiandan Rekomendasi (PPR) Dewan Pers,Nomor : 5/PPR-DP/V/2012 tertanggal21 Mei 2012 yang isinya antara lain,meskipun berita berjudul: “Mr XTernyata Agus Yogar dan Yohan

Langodai (edisi, Jumat 19 Februari2010); telah mengutip fakta persidang-an, namun Harian Pos Kupang se-harusnya tetap melakukan konfirmasikepada Saudara Agus Yogar. Karenahal itu tidak dilaksanakan, maka beritatersebut dinilai tidak berimbang dantidak akurat. Hal ini melanggar Pasal3 Kode Etik Jurnalistik.(KEJ). DewanPers memutuskan Harian PosKupang wajib memuat hak JawabSaudara Agutinus Yogar .

Agus Sudibyoselaku Ketua PokjaPengaduan DewanPers dan Ridlo Eisyselaku anggotaDewan Persmemberikan risalahPenyelesaianPengaduan kepadaKoperasi CitraUsaha Mandiri dansejumlah perwakilanmedia-media yangberkaitan.(16|5|2012)

9Etika|Mei 2012

DIALOG

Penyelenggaraan konser musikLady Gaga di Indonesia,menuai beragam kontroversi.

Beberapa kalangan menilai bahwareputasi sang penyanyilah yangmenyebabkan mereka menolakkonser musik tersebut. Menyikapipro kontra ini, dialog “Dewan PersKita” yang ditayangkan pada Selasa22 Mei 2012 di TVRI, mengangkattema “Nada Pers Musik NasionalMenghadapi Kontroversi LadyGaga”. Diskusi ini menampilkan tiganarasumber, Bens Leo (wartawanmusik), Jelly Tobing (musikus) danPrimus Dorimulu (Pemred SuaraPembaruan). Bertindak sebagaimoderator, Wina Armada Sukardi,Anggota Dewan Pers selaku KetuaKomisi Hukum dan PerundangUndangan.

Bens Leo menyatakan, perssebagai sarana penyebaran informasi,pendidikan dan hiburan tetap dapatmengangkat fenomena ini sebagaiwacana yang mendidik bagi masya-rakat. Ada sisi prestasi sang penyanyiyang dapat dicontoh oleh generasimuda, meski tak dapat dipungkiri adapula sisi negatif yang kurang sesuai

Diskusi Kontroversi Lady Gaga di TVRIdengan latar budaya masyarakat kita.

Senada, Jelly Tobing menilaibahwa kontroversi ini menjadi bagianpembelajaran bagi semua pihak.Seharusnya Polisi dapat lebihbijaksana untuk memberikan per-timbangan sejak awal persiapankonser tersebut dimulai. Dengantidak diberikannya rekomendasi pe-laksanaan konser ketika seluruhpersiapan dan penjualan tiket telahberjalan maka akan merugikanbanyak pihak, baik dari promotorbahkan calon pengunjung yang telahmengeluarkan uang mereka untukmenikmati acara tersebut.

Dalam diskusi tersebut Primuslebih menyoroti kebijakan yangdikeluarkan oleh Polri. Primus

memahami kehati-hatian Polda MetroJaya dalam menyikapi akan digelar-nya konser Lady Gaga. Meskipundemikian dia menyatakan “HarusnyaPolri bisa berkompromi denganberbagai pihak untuk membahasmasalah ini lebih lanjut” ujarnya.Primus menilai bahwa ada kepen-tingan yang lebih besar yang jugaperlu diperhatikan sejak dini daripadakepentingan ekonomi dan hiburansemata. Primus sepakat bahwa harusada komunikasi dan kompromi yangbaik antar para pihak yang ber-kepentingan sebelum memutuskanuntuk menyajikan sebuah atraksibudaya yang notabene tidak senadadengan budaya yang ada dimasyarakat Indonesia.

Ratusan Orang mengantritiket konser Lady GagaFOTO/ANTARA/Ujang Zaelani/fa

Dari Kiri - kanan;Primus Dorimulu, JellyTobing, Bens Leo dansebagai moderator WinaArmada Sukardi(16|5|2012)

10Etika|Mei 2012

Dewan Pers menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban musibah Pesawat Sukhoi Superjet100 yang jatuh di Gunung Salak, Jawa Barat, Rabu, 9 Mei 2012.

Di antara korban kecelakaan tersebut terdapat lima wartawan yang sedang menjalankan tugasjurnalistik, Dodi Aviantara (majalah Angkasa), Didi Nur Yusuf (majalah Angkasa), Aditya Sukardi (TransTV), Ismiaty (Trans TV), dan Femi Adi (Bloomberg).

Dewan Pers memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada kelima wartawan tersebut. Merekamenjalankan tugas jurnalistik, menunaikan kewajiban profesionalnya sebagai wartawan. Komunitas persIndonesia merasa sangat kehilangan mereka.

Selain kepada keluarga korban, Dewan Pers juga turut menyampaikan belasungkawa yang mendalamkepada perusahaan pers tempat kelima wartawan tersebut bekerja.

Jakarta, 11 Mei 2012

Dewan Pers

dto.

Bambang HarymurtiWakil Ketua

Pernyataan Dewan PersAtas

Meninggalnya Wartawan dalam Musibah Pesawat Sukhoi

Pernyataan

(Analisa/denny winson) Puluhan wartawan diPekanbaru menggelar doa bersama dan Yasinan untukkorban pesawat Sukhoi Superjet 100 yang di antarapenumpangnya terdapat lima orang wartawan.

www.analisadaily.com

Sekilas Foto

Jurnalis Kalbar Gelar Doa Bersama untuk KorbanSukhoi

Pekanbaru, Riau - Puluhan wartawan Riau menggelardoa bersama untuk korban kecelakaan pesawat SukhoiSuperjet-100. Kegiatan tersebut digelar di Aula KantorPersatuan Wartawan Indonesia (PW) Riau JalanSumatera, Jumat (11|5|2012).

www.zamrudtv.comWartawan Surabaya melakukan doa bersama di depangedung DPRD Surabaya, Jumat (11|5|2012) siang,untuk mendoakan keselamatan wartawan yang ikutdalam penerbangan maut pesawat Sukhoi Superjet100. Pembacaan doa dipimpin KH Naim Ridwan dariFraksi PKB. (red)

Surabayakita.com

Berikut foto-foto wartawan yang sedang berkumpul dan menggelar doabersama untuk para korban pesawat Sukhoi Superjet 100.

(foto diambil dari berbagai sumber)

11Etika|Mei 2012

Doa untuk Para JurnalisKorban Musibah Sukhoi

Jurnalis di berbagai tempat di tanah air menggelar doa bersama bagi penumpang dan jurnalis korban musibahpesawat Sukhoi Superjet 100, yang jatuh di Gunung Salak, 9 Mei 2012 lalu. Di Riau, sedikitnya 30 wartawan dariberbagai media massa, lokal dan nasional menggelar pembacaan yasin dan doa bersama Jumat (11|5). Acarayang mengambil tempat di aula kantor PWI Riau itu, menurut koordinator acara, Sahnan Rangkuti, sebagaibentuk rasa belasungkawa wartawan di Riau kepada rekan jurnalis yang menjadi korban jatuhnya pesawatSukhoi tersebut.

Di Pontianak, kegiatan serupa juga dilakukan. Jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Pewarta Indonesia(SPI) Kalimantan Barat menggelar doa bersama pada Jumat (11|5) bagi jurnalis dan penumpang Sukhoi Superjet100 yang mengalami kecelakaan di Gunung Salak. Mengambil tempat di kantor perwakilan Trans TV, Ketua SPIKalbar Adi Saputro mengatakan, doa bersama tersebut sebagai bentuk dukungan moral untuk keluarga korbankecelakaan pesawat itu sekaligus untuk merefleksikan profesi wartawan yang sering bersinggungan denganbahaya.

Di Surabaya, jurnalis bersama berbagai lapisan profesi menghadiri doa bersama yang digelar di pintumasuk gedung DPRD Kota Surabaya, pada Jumat (11|5). Doa bersama dipimpin KH M Naim Ridwan, anggotadewan dari fraksi PKB. Ketua Pokja Jurnalis DPRD Surabaya Lasiono mengatakan kegiatan tersebut sebagaibentuk kerpihatinan atas korban musibah Sukhoi tersebut. Mereka mendoakan agar keluarga yang ditinggalkannyadiberi ketabahan dan kesabaran.

Di Cirebon, jurnalis dari media cetak dan elektronik menggelar doa bersama, pada Jumat (11|5) untukmendoakan lima wartawan yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100. Doa yang dipimpinredaktur Kabar Cirebon, Ahmad Rifai itu digelar di depan Balaikota Cirebon. Doa bersama diprakarsai PersatuanWartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Cirebon. Ketua PWI Perwakilan Cirebon Noli Alamsyah mengungkapkanduka citanya atas musibah jatuhnya pesawat Sukhoi dimana sejumlah rekan wartawan berada dalam penerbangantersebut.

Di Tuban, Jatim, keluarga besar Ronggolawe Press Solidarity (RPS), Rabu (16|5)., mengglar axara doauntuk lima jurnalis yang menjadi korban tragedi pesawat Sukhoi, di Balai Wartawan Tuban. Doa yang dipimpinSuhartono Kastela itu juga ditujukan untuk Bambang Wijanarko wartawan Harian Bangsa dan Moh. Hasyimwartawan Memorandum, keduanya bertugas di Tuban yang sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Dalam pada itu, di Jakarta keluarga besar Trans TV menggelar doa bersama dan shalat ghaib untuk keduarekannya, Ismie Sunarto dan Aditya Sukardi yang menjadi korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet-100.Acara tersebut digelar di Aula Gedung Trans TV pada Kamis, (16|5).(berbagai sumber)

www.cybersulut.com

Sejumlah Wartawan menyalakan lilin sebagaisimbol bela sungkawa dan berdoa bersama untukpara jurnalis korban jatuhnya pesawat Sukhoi.

Pernyataan

12Etika|Mei 2012

Dewan PersmenerimaPengaduan LurahPasar Barubersama kuasahukum dansejumlah RWdilingkungannya.(19|4|2012)

Konferensi Persyang diadakanDewan Pers terkaitkekerasan terhadapjurnalis Jak TV saatmeliput demonstrasikenaikan BBMdidepan gedungDPR. (2|4|2012)

Dewan Pers menggelar Workshop Penyusunan Standar PenangananKekerasan terhadap jurnalis seri ke-tiga (19|4|2012)

Pertemuan antar lembagaDewan Pers dan KomisiPenyiaran Indonesia (KPI)pembahasan P3SPS bidangJurnalistik. (17|4|2012)

FOTOKEGIATAN DEWAN PERS

Galeri FOTO