Tidur

65
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Istirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali memerlukan istitrahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Seringkali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah besar energy untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas kehidupan sehari- hari. Akibatnya orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat dan sering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. (Kozier, 2011). Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas. (Potter Perry) Page 1

description

penyakit

Transcript of Tidur

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGIstirahat dan tidur sangat penting bagi kesehatan. Orang yang sakit sering kali memerlukan istitrahat dan tidur lebih banyak dibandingkan biasanya. Seringkali, orang yang lemah karena sakit menghabiskan sejumlah besar energy untuk kembali sehat atau melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. Akibatnya orang tersebut mengalami keletihan yang meningkat dan sering serta membutuhkan istirahat dan tidur tambahan. (Kozier, 2011).Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung pada kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas. (Potter Perry)Tidur suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya. (Potter Perry)

1.2 RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana definisi istirahat dan tidur ?2. Bagaimana fisiologi istirahat dan tidur ?3. Apa saja kebutuhan istirahat dan tidur ?4. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi istirahat dan tidur ?5. Apa saja gangguan pada istirahat dan tidur ?6. Bagaimana management asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur?1.3 TUJUAN1. Untuk mengetahui definisi istirahat dan tidur2. Untuk mengetahui fisiologi istirahat dan tidur3. Untuk mengetahui kebutuhan istirahatdan tidur4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi istirahatdan tidur5. Untuk mengetahui gngguan pada istirahat dan tidur6. Untuk mengetahui management asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ISTIRAHAT DAN TIDURIstirahat adalah derajat dan pola penurunan aktivitas untuk mengembalikan kondisi mental dan fisik. Istirahat juga bisa diartikan memulihkan kondisi energy seseorang, yang memungkinkan orang tersebut untuk menjalankan fungsi dengan optimal. Istirahat bermakna ketenangan, relaksasi tanpa stress emosional dan bebas dari ansietas. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna tidak beraktivitas, pada kenyatannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa aktivitas tertentu seperti berjalan di udara segar.Tidur adalah suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajat stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar - benar terjaga (Taylor, 1997). Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia, tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang. Ditinjau dari sejarahnya, tidur dianggap sebagai keadaan tidak sadar. Baru-baru ini, tidur telah dianggap sebagai perubahan status kesadaran yang didalmnya persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannyamengalami penurunan. Tidur dicirikan dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran bervariasi, perubahan pada proses fisiologis tubuh dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Beberapa stimulus lingkungan seperti sebuah alarm detector asap, biasanya akan membangunkan orang yang sedang tidur, sementara suara bising lain tidak akan membangunkannya. Tampaknya bahwa individu berespons terhadap stimulus bermakna saat tidur dan mengabaikan stimulus yang tidak bermakna secara selektif.

2.2 FISIOLOGI ISTIRAHAT DAN TIDURAktivitas tidur berhubungan dengan mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Bagian otak yang mengendalikan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Bagian otak yang mengendalikan aktivitas tidur adalah batang otak. Tepatnya pada system pengaktifan retikularis atau Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Regional (BSR). Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur-terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.Siklus alami tidur diperkirakan dikendalikan oleh pusat yang terletak dibagian bawah otak. Pusat ini secara aktif menghambat keadaan terjaga, sehingga menyebabkan tidur.A. Irama SirkadianBioritme ( jam biologis yang ritmik ) terdapat pada tanaman, hewan dan manusia. Pada manusia, bioritme ini dikendalikan dari dalam tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan seperti stimulus terang dan gelap, gravitasi dan elektromagnetik. Bioritme yang paling dikenal adalah irama sirkasian. Istilah sirkidan diambil dari bahasa latin circa dies, yang artinya sekitar satu hari.Tidur merupakan irama biologis yang kompleks. Apabila jam biologis seseorang bersamaan dengan pola terjaga dan tidur, orang tersebut dikatakan berada dalam sinkrronisasi sirkadian yaitu seseorang terjaga saat irama fisiologis dan psikologis paling aktif dan tertidur saat irama fisiologis dan psikologis paling tidak aktif.Keteraturan sirkadian dimulai pada minggu ketiga kehidupan dan dapat diwarisi. Bayi paling sering terbangun diawal pagi dan menjelang malam. Setelah berusia 4 bulan, bayi memasuki siklus 24 jam yang membuat mereka banyak tidur di malam hari. Pada akhir bulan kelima atau keenam, pola bangun bayi hamper menyerupai pola bangun tidur orang dewasa.B. Irama infradian Irama infradian adalah siklus menstrusi wanita, siklus yang terjadi dalam siklus yang lebih lama dari 24 jam.C. Gelombang OtakPerekaman listrik dari permukaan otak atau bahkan dari permukaan luar kepala dapat menunjukkan adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Intensitas dan pola aktivitas listrik ditentukan oleh besarnya derajat eksitasi berbagai bagian otak yang disebabkan oleh tidur, keadaan siaga, dan penyakit otak seperti epilepsy atau bahkan psikosis. Gelombang yang terekam dalam potensial listrik dan diperlihatkan dalam gambar 59.1, disebut Gelombang Otak, dan seluruh rekaman disebut elektroensefalogram(EEG).Intensitas gelombang otak yang terkam dari permukaan kulit kepala berkisar antara 0 sampai 200 mikrovolt, dan frekuensinya berkisar dari satu kali setiap beberapa detik sampai 50 kali atau lebih per detiknya. Sifat gelombang ini bergantung pada besarnya aktivitas korteks serebri yang diukur, dan gelombang otak jelas mengalami perubahan pada keadaan siaga dan tidur serta koma.Secara umum gelombang otak bersifat tak teratur, dan tidak mempunyai pola spesifik yang dapat terlihat dengan jelas dalam gambaran EEG. Pada saat yang lain, timbul perbedaan yang jelas dan beberapa keadaan ini merupakan sifat yang spesifik pada kelainan otak misalnya epilepsy.Pada orang yang sehat secara umum gelombang EEG dapat diklasifikasikan sebagai gelombang alfa, beta, teta, dan delta.Gelombang alfa merupakan gelombang berirama yang timbul pada frekuensi antara 8 dan 13 siklus per detik dan dijumpai dihampir semua rekaman EEG orang dewasa normal saat bangun dan keadaan tenang yaitu istirahat berfikir. Gelombang ini lebih sering terjadi pada region oksipital namun dapat juga direkam dari region parietal dan region frontal kulit kepala. Besar voltase biasanya 50 mikrovolt. Selama tidur yang dalam, gelombang alfa menghilang.Bila perhatian orang yang sudah bangun ditujukan bagi beberapa tipe aktivitas mental yang spesifik, gelombang alfa akan digantikan oleh gelombang beta yang asinkron, dengan frekuensi yang lebih tinggi dan voltase yang lebih rendah.Gelombang beta timbul pada frekuensi lebi dari 14 siklus per detik dan dapat mencapai 80 siklus per detik. Gelombang ini terekam khususnya dari region parietal dan region frontal selama bagian-bagian otak tersebut melakukan aktivasi spesifik.Geombang teta mempunyai frekuensi antara 4 dan 7 siklus per detiknya. Gelombang ini normalnya timbul di region parietal dan temporal anak-anak, namun dapat juga terjadi selama stress emosional pada orang dewasa, terutama selama mengalami kekecewaan dan frustasi. Gelombang teta juga timbul pada banyak gangguan otak, sering kali pada keadaan otak yang berdegenerasi.Gelombang delta meliputi semua gelombang EEG, dengan frekuensi kurang dan 3,5 siklus per detik dan memiliki voltase sebesar dua sampai empat kali voltase tipe gelombang otak lainnya. Gelombang ini terjadi pada saat tidur nyenyak, pada bayi dan pada penyakit organic otak yang parah. Gelombang ini juga terjadi pada hewan yang telah mengalami transeksi subkortikal yang memisahkan korteks serebri dari thalamus. Oleh karena itu, gelombang delta dapat timbul pada korteks dan tak bergantung pada aktivitas di region bawah otak.

2.3 KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR1. Bayi baru lahirBayi baru lahir tidur 16 sampai 18 jam sehari, biasanya dibagi menjadi sekitar tujuh periode tidur. Tidur NREM ditandai dengan pernafasan teratur, mata tertutup dan tubuh dan mata tidak bergerak. Tidur REM terlihat dari pergerakan mata cepat yang dapat dipantau melalui kelopak mata yang tertutup, pergerakan tubuh dan pernafasan tidak teratur. Sebagian besar waktu tidur dihabiskan dalam tahap III dan IV dari tidur NREM. Hampir 50% tidur adalah tidur REM.2. BayiBeberapa bayi tidur selama 22 jam per hari, bayi lain tidur selama 12 sampai 14 jam per hari. Sekitar 20%-30% tidur adalah tidur REM. Pertama-tama bayi terbangun setiap 3 sampai 4 jam, makan dan kemudian kembali tidur. Periode terjaga penuh mengalami peningkatan secara bertahap selama beberapa bulan pertama. Pada bulan keempat, sebagian besar bayi tidur sepanjang malam dan menetapkan pola tidur siang yang bervariasi pada setiap individu. Namun mereka umumnya terbangun lebih awal di pagi hari.3. Balita ( Todler )Kebutuhan tidur batita menurun menjadi 10 sampai 12 jam sehari. Sekitar 20% sampai 30% tidur berupa tidur REM. Sebagian besar batita tetap memerlukan tidur siang, tetapi kebutuhan untuk tidur di pertengahan pagi hari secara bertahap menurun. Siklus bangun tidur normal batita biasanya ajeg pada usia 2 atau 3 tahun. Anak yang terbangun di malam hari mungkin takut gelap atau memiliki pengalaman buruk di malam hari atau mimpi buruk.4. PrasekolahAnak prasekolah biasanya memerlukan 11 sampai 12 jam tidur per malam, terutama jika anak sudah masuk pra sekolah. Anak usia 4 sampai 5 tahun dapat menjadi gelisah dan mudah marah jika kebutuhan tidur tidak terpenuhi. Tidur siang atau waktu yang tenang selama siang hari mungkin diperlukan untuk mengembalikan energy. Tidur REM tetap 20% sampai 30% lebih lama dibandingkan waktu tidur orang dewasa, namun waktu tidur tahap I menjadi lebih sedikit.5. Anak Usia SekolahAnak usia sekolah tidur antara 8 sampai 12 jam per malam tanpa tidur siang. Anak usia 8 tahun minimal memerlukan 10 jam tidur setiap malam. Saat anak mendekati usia 11 atau 12 tahun, dibutuhkan tidur yang lebih sedikit dan waktu tidur dapat telat sampai jam 10 malam. Tidur REM pada anak di usia ini berkurang 20%. Walaupun beberapa anak tetap bangun di malam hari karena mimpi buruk, masalah ini terus menurun seiring dengan pertambahan usia.6. RemajaSebagian besar remaja memerlukan 8 sampai 10 jam waktu tidur setiap malam untuk mencegah keletihan yang tidak perlu dan kerentanan terhadap infeksi. Sekitar 20% tidur pada usia ini berupa tidur REM. Selama remaja, remaja putra mulai mengalami emisi nocturnal (orgasme dan emisi semen selama tidur), dikenal sebagai mimpi basah, beberapa kali setiap bulan.7. Dewasa MudaSiklus bangun tidur sangat penting bagi orang dewasa muda. Mereka biasanya memiliki gaya hidup aktif dan diperkirakan memerlukan 7 sampai 8 jam tidur setiap malam tetapi bisa kurang dari waktu tersebut.8. Dewasa Usia PertengahanOrang dewasa usia pertengahan biasanya mempertahankan pola tidur yang dibentuk pada usia lebih muda. Mereka biasanya tidur 6 sampai 8 jam per malam. Sekitar 20% tidur berupa tidur REM. Jumlah terbangun dari tidur meningkat dan jumlah tidur tahap IV mulai menurun.9. LansiaLansia tidur sekitar 6 jam setiap malam. Sekitar 20% sampai 25% tidur berupa tidur REM. Tidur tahap IV menurun dengan mencolok dan pada beberapa keadaan, tidak terjadi tidur tahap IV.

2.4FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT DAN TIDURKualitas maupun kuantitas tidur dipengaruhi oleh sejumlah factor. Kualitas tidur merujuk pada kemampuan individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan sejumlah tidur REM dan NREM yang pas. Kuantitas tidur adalah total waktu tidur individu.1) SakitSakit yang menyebabkan nyeri atau gangguan fisik dapat menyebabkan masalah tidur. Orang yang sakit memerlukan tidur lebih banyak dibandingkan keadaan normal dan irama tidur dan bangun yang normal seringkali terganggu. Orang yang kurang mendapat waktu tidur REM pada akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang normal pada tahap tidur ini.2) LingkunganLingkungan dapat mempercepat atau memperlambat tidur. Setiap perubahan misalnya suara bising di lingkungan dapat menghambat tidur. Ketidaknyamanan akibat suhu lingkungan dan kurang ventilasi dapat mempengaruhi tidur. Kadar cahaya dapat menjadi factor lain yang berpengaruh. Seseorang yang terbiasa tidur dalam gelap mungkin sulit tidur pada keadaan terang.3) LetihOrang yang letih sedang biasanya mengalami tidur yang tenang. Letih juga memengaruhi pola tidur seseorang. Semakin letih seseorang, semakin pendek periode tidur REM (paradoksikal) pertama. Saat seseorang beristirahat, periode REM menjadi lebih panjang.4) Gaya HidupSeseorang yang jam kerjanya bergeser dan sering kali berganti jam kerja harus mengatur aktivitas untuk siap tertidur di saat yang tepat. Olahraga sedang biasanya kondusif untuk tidur, tetapi olahraga berlebihan dapat memperlambat tidur. Kemampuan seseorang untuk relaks sebelum istirahat adalah factor terpenting yang memengaruhi kemampuan untuk tidur.5) Stres EmosionalAnsietas dan depresi seringkali menganggu tidur. Seseorang yang pikirannya dipenuhi dengan masalah pribadi mungkin tidak mampu relaks dengan cukup untuk dapat tidur. Ansietas meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui stimulasi system saraf simpatis. Perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu tidur. Tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam tahap tidur lain dan lebih sering terbangun.6) Stimulan dan AlkoholMinuman yang mengandung kafein bekerja sebagai stimulan system saraf pusat, sehingga memengaruhi tidur. Orang yang minum alcohol dalam jumlah berlebihan sering kali mengalami gangguan waktu tidur. Alcohol yang berlebihan menganggu waktu tidur REM, walaupun dapat mempercepat awitan tidur.7) DietPenurunan berat badan telah dihubungkan dengan pengurangan waktu tidur total serta tidur yang terputus dan bangun lebih awal. Disisi lain, pertambahan berat badan tampak berhubungan dengan peningkatan total waktu tidur, berkurangnya tidur yang terputus dan bangun lebih lambat.8) MerokokNikotin memiliki efek stimulant pada tubuh dan perokok sering kali lebih sulit tertidur dibandingkan bukan perokok. Perokok biasanya mudah terbangun dan sering kali menggambarkan diri mereka sebagai orang yang tidur di waktu fajar. Dengan tidak merokok setelah makan malam, seseorang biasanya dapat tidur dengan lebih baik, terlebih lagi banyak orang yang dahulunya perokok melaporkan bahwa pola tidur mereka membaik setelah mereka berhenti merokok.9) MotivasiKeinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih seseorang. Misalnya, seorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap terjaga saat menghadiri konser yang menarik. Sebaliknya, ketika seseorang mengalami rasa bosan dan tidak termotivasi untuk tetap terjaga, tidur sering kali terjadi dengan cepat.10) Obat-ObatanBeberapa obat memengaruhi kualitas tidur. Hiptonik dapat memengaruhi tahap III dan IV tidur NREM dan menekan tidur REM. Penyekat beta diketahui menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Narkotik, seperti meperidin hidroklorida (Demerol) dan morfin, diketahui menekan tidur REM dan menyebabkan sering tebangun dan rasa ngantuk. Obat penenang memengaruhi tidur REM. Amfetamin dan antidepresan menurunkan tidur REM secara tidak normal.2.5GANGGUAN TIDURGangguan tidur dapat dikategorikan sebagai parasomnia, gangguan primer dan gangguan sekunder.A. ParasomniaMasalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak. Parasomnia adalah perilaku yang dapat menganggu tidur atau terjadi selama tidur. International Classification of Sleep Disorder membagi parasomnia menjadi gangguan terjaga (misalnya berjalan dalam tidur, terror tidur), gangguan transisi bangun tidur (misalnya mengigau), parasomnia yang berhubungan dengan tidur REM (misalnya mimpi buruk).B. Gangguan Tidur PrimerGangguan tidur primer adalah gangguan yang masalah utamanya berupa masalah tidur seseorang.

a) InsomniaInsomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur dengan jumlah atau kualitas yang cukup. Individu yang menderita insomnia tidak merasa segar pada saat bangun tidur.Terdapat tiga tipe insomnia yaitu:1. Sulit tertidur (insomnia awal).2. Sulit untuk tetap tertidur karena sering terbangun atau terbangun Dalam waktu lama (insomnia intermiten berkala atau insomnia pemeliharaan).3. Terbangun pada dini hari (insomnia erminal). Insomnia dapat terjadi akibat ketidaknyamanan fisik tetapi lebih sering terjadi akibat stimulasi mental yang berlebihan karena ansietas. Individu yang terbiasa menggunakan obat-obatan atau yang meminum alcohol dalam jumlah besar cenderung ,menderita insomnia.b) HipersomniaHipersomnia adalah tidur berlebihan terutama di siang hari. Individu yang mengalami hipersomnia sering kali tidur sampai tengah hari dan banyak tidur siang selama siang hari. Hipersomnia dapat disebabkan oleh kondisi medis, misalnya kerusakan system saraf pusat dan gangguan ginjal.c) NarkolepsiNarkolepsi berasal dari bahasa yunani, narco artinya mati rasa dan lepsis artinya serangan adalah gelombang rasa ngantuk yang berlebihan secara mendadak yang terjadi di siang hari, sehingga narkolepsi juga disebut serangan tidur. Penyebabnya tidak diketahui, walau diyakini bahwa narkolepsi terjadi karena kurangnya hipokretin kimia dalam system saraf pusat yang mengatur tidur.d) Apnea TidurGangguan yg dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut. Apnea tidur adalah henti napas secara periodic selama tidur. Apnea tidur sering kali dicurigai terjadi pada orang yang berdengkur keras, mengalami rasa kantuk berlebihan di siang hari, insomnia, dan lain-lain. Periode apnea yang berlangsung dari 10 detik sampai 2 menit, terjadi selama tidur REM atau tidur NREM. Tiga tipe apnea tidur yang umum adalah1. Apnea obstruktifTerjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorok rileks pada saat tidur. Jalan nafas atas menjadi tersumbat, dan aliran udara pada hidung berkurang atau berhenti. Individu masih berusaha untuk bernafas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang seringkali menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras.2. Apnea sentralMelibatkan disfungsi pada pusat pengendalian pernafasan di otak. Impuls untuk bernafas sementara berhenti, dan aliran udara pada hidung dan gerakan dinding dada juga terhenti. Saturasi oksigen dalam darah juga menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yang mengalami cedera batang otak.3. Apnea campuran Merupakan perpaduan antara apnea obstruktif dan apnea sentral.Episode apnea pusat biasanya dimulai dengan dengkuran, setelah itu pernafasan berhenti diikuti dengan dengusan yang jelas saat pernapasan kembali.e) Deprivasi TidurGangguan berkepanjangan dalam jumlah, kualitas dan konsistensi tidur dapat memicu sebuah sindrom yang disebut deprivasi (kurang) tidur. Ini bukan merupakan gangguan tidur tetapi merupakan akibat dari gangguan tidur. Deprivasi tidur menimbulkan beragam gejala fisiologis dan perilaku, keparahannya tergantung pada tingkat deprivasi. Dua tipe utama deprivasi tidur adalah deprivasi REM dan deprivasi NREM.

C. Gangguan Tidur SekunderGangguan tidur sekunder adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh kondisi klinis lain. Gangguan ini mungkin dikaitkan dengan kondisi mental, neurologi atau kondisi lain. Contoh dari kondisi yang menyebabkan gangguan tidur sekunder adalah depresi, alkoholisme, demensia, parkinsonisme, disfungsi tiroid, penyakit paru obstruktif menahun dan penyakit tukak lambung ( American Sleep Disorder Association, 1997 ).2.6MANAGEMENT KEPERAWATAN1. PENGKAJIANPengkajian yang terkait dengan tidur klien meliputi riwayat tidur, buku catatan tidur, pemeriksaan fisik, dan tinjauan pemeriksaan diagnostik.a. Riwayat tidurRiwayat tidur umum yang singkat, yang biasanya menjadi bagian dari riwayat keperawatan komperhensif, didapatkan dari semua klien yang masuk ke fasilitas perawatan kesehatan. Ini memungkinkan perawat untuk menggabungkan kebutuhan dan pilihan klien ke dalam rencana asuhan. Riwayat tidur secara umum terdiri atas:1) Pola tidur yang biasa, terutama waktu tidur dan bangun; jam tidur yang tidak terganggu; kualitas atau kepuasan tidur misalnya pengaruhnya pada tingkat energy untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari; dan waktu serta durasi tidur siang.2) Ritual waktu tidur yang dilakukan untuk membantu seseorang tidur misalnya segelas minuman hangat, membaca atau melakukan metode relaksasi lainnya, dan menggunakan perlengkapan khusus atau alat bantu untuk mendapatkan posisi tidur tertentu.3) Pemakaian obat tidur dan obat lain. Tidur dapat diganggun oleh beberapa obat, seperti stimulant atau steroid, jika obat tersebut dikonsumsi saat menjelang waktu tidur. Antidepresan hipnotik dan sedative dapat menyebabkan rasa kantuk berlebihan disiang hari.4) Lingkungan tidur misalnya kamar yang gelap, suhu dingin atau hangat, tingkat suara, lampu kamar.5) Perubahan pola tidur atau kesulitan tidur.Apabila klien baru-baru ini menunjukan perubahan pola atau kesulitan tidur, kaji riwayat secara lebih detail. Riwarat detail ini harus mengekplorasi sifat masalah sebenarnya dan penyebabnya, kapan pertama kali terjadi dan berapa kali frekuensinya, bagaimana keadaan tersebut mempengaruhi kehidupan sehari-hari, apa yang klien lakukan untuk mengatasi masalah, dan apaka metode ini terbukti efektif. Pertanyaan yang mungkin diajukan perawat kepada klien yang mengalami gangguan tidur ditunjukan dalam wawancara pengkajian penyertab. Buku Harian TidurKadang kala klien memiliki masalah tidur dapat memberikan informasi yang lebih tepat jika mereka membuat catatan tertulis mengenai pola tidur mereka membuat catatan tertulis mengenai pola tidur mereka dan kebiasaan yang terkait dengannya.Buku catatan atau buku harian tidur tersebut dapat dibuat oleh klien yang tidur di rumah dan harus terus dibuat minimal selama 1 minggu. Sebuah buku harian tidur dapat mencakup semua atau beberapa aspek tertentu mengenai informasi yang berkenaan dengan masalah spesifik klien berikut:1. Jumlah jam tidur total per hari2. Aktivitas yang dilakukan 2 sampai 3 jam sebelum waktu tidur (tipt, durasi, dan waktu)3. Ritual waktu tidur misalnya makan, minum, atau mengkonsumsi obat sebelum tidur4. Waktu (a) ke tempat tidur, (b) mencoba untuk tidur, (c) tertidur (rata-rata), (d) setiap kejadian terbangun dan duarsi periode ini, dan (e) bangun di pagi hari5. Setiap kekhawatiran yang klien yakini dapat mengganggu tidur6. Faktor-faktor yang klien yakini dapat memberi pengaruh positif atau negative pada tidurMencatat pada buku harian seperti itu dapat menimbulkan stress bagi beberapa kllien dan selanjutnya dapat semaking mempengaruhi tidur mereka. Perawat perlu menyarankan klien untuk meminta bantuan pasangannya untuk menulis di buku catatan harian atau berhenti menulis jika terjadi suatu masalah. Apabila buku harian telah diisi secara lengkap, perawat dank lien dapat membuat bagan atau grafik yang akan membantu mengatur data dan mengidentifikasi masalah tertentu.c. Pemeriksaan FisikPemeriksaan klien mencakup pemantauan penampakan wajah, perilaku, dan tingkat energy klien. Area kehitaman di sekitar mata, kelopak mata yang membengkak, konjungtiva memerah, mata berkaca-kaca atau tampak mengilap, dan ekspresi wajah datar adalah tanda-tanda kurang tidur, perilaku mudah marah, gelisah, tidak perhatian, berbicara lambat, postur tubuh tidak tegap, tremor tangan, menguap, menggosok mata, menarik diri, kebingungan, dan tidak terkoordinasi juga merupakan petunjuk adanya masalah tidur. Kurang energy dapat dilihat dengan memantau apakah klien tampak lemah, atau letih secara fisik.Selain itu, perawat mengkaji apakah klien mengalami devisiasi septum nasal, pembesaran leher, atau mengalami kegemukan. Temuan ini dapat dihubungkan dengan apnea tidur obstruktif atau mendenngkur.d. Pemeriksaan DiagnostikTidur diukur secara objektif dalam laboratorium gangguan tidur dengan polisomnografi: sebuah elektroensefalogram (EEG), elektromiogram (EMG), elektrookulogram (EOG) direkam secara bersamaan. Elektroda dipasang di pertengahan kulit kepala untuk mencatat gelombang otak (EEG), di bagian terluar kantus masing-masing mata untuk merekam pergerakan mata (EOG), dan di otot dagu untuk merekam elektromiogram struktural (EMG).Selain itu juga dipantau yang berikut, bergantung pada hasil wawancara awal: upaya pernapasan dan kelancaran aliran udara, EKG, pergerakan tungkai, dan saturasi oksigen. Saturasi oksigen ditentukan dengan pemantauan oksimeter nadi, sebuah sel listrik yang sensitive tterhadap cahaya yang dipasang di telingah atau jari. Saturasi oksigen dan pengkajian EKG terutama penting jika diperkirakan terhadap apnea tidur. Melalui polisomnografi, aktivitas klien (pergerakan, upaya, dan pernafasan yang berisik) selama tidur dapat dikaji. Aktivitas tersebut yang mungkin tidak disadari klien mungkin menjadi penyebab terbangunnya klien selama tidur2. DIAGNOSISDiagnosis NANDA (2003), Gangguan pola tidur, ditetapkan bagi klien yang mengalami masalah tidur yang biasanya dibuat secara lebih eksplisit dengan gambaran seperti kesulitan tidur atau kesulitan untuk tetap tidur.beragam faktor atau etiologi dapat terlibat dan harus dispesifikasikan atau disebutkan sesuai dengan yang dialami individu.Faktor ini meliputi ketidaknyamanan fisik atau nyeri; cemas mengenai kehilangan actual atau kemungkinan kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, meninggal karena proses yang serius, atau kekhawatiran mengenai perilaku atau penyakit anggota keluarga; waktu tidur yang sering berubah karena pergantian jadwal kerja atau kerena lembur; dan perubahan lingkungan tidur atau ritual waktu tidur misalnya kebisingan atau stimulasi berlebihan di lingkungan rumah sakit, ketergantungan alcohol atau obat lain, putus obat, pengguna salahan obat penenang yang diresepkan untuk insomnia, dan efek pengobatan seperti steroid atau stimulant.Ganggua pola tidur dapat juga dinyatakan sebagai etiologi dari diagnosis lain,pada kasus tersebut intervensi keperawatan ditunjukan untuk mengatasi gangguan tidur itu sendiri. Contohnya adalah sebagai berikut:1. Risiko Cedera yang berhubungan dengan somnambolisme2. Ketidakefektifan Koping yang berhubungan dengan kualitas dan kuantitas tidur yang tidak cukup3. Keletihan yang berhubungan dengan insomnia4. Risiko Gangguan Pertukaran Gas yang berhubungan dengan apnea tidur5. Defisiensi Pengetahuan yang berhubungan dengan kesalahan informasi (obat-obatan yang dijual bebas untuk insonia)6. Gangguan Proses Pikir yang berhubungan dengan insomnia kronik7. Ansietas yang berhubungan dengan apnea tidur dan ancaman kematian8. Intoleransi Aktivitas yang berhubungan dengan deprivasi tidurContoh aplikasi klinis dari diagnosis ini yang menggunakan rancangan diagnosis NANDA, NIC,dan NOC diperlihatkan dalam mengidentifikasi diagnosis, hasil, dan intervensi keperawatan.3. PERENCANAANTujuan utama untuk klien yang mengalami gangguan tidur adalah mempertahankan (atau menciptakan) pola tidur yang memberikan kecukupan energy untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan perasaan sejahtera klien dan meningkatkan kualitas (bukan kuantitas) tidur klien.Perawat merencanakan intervensi keperawatan spesifik untuk mencapai tujuan berdasarka etiologi tiap diagnosis keperawatan. Intervensi ini dapat mencakaup mengurangi distraksi lingkungan, meningkaktkan ritual waktu tidur, menyediakan upaya kenyamanan, menjadwalkan asuhan keperawatan untuk memberikan periode tidur yang tidak terganggu, dan mengajarkan metode pengurang stress, teknik reraksasi, atau cara lain untuk menciptakan kebiasaan tidur yang baik.Contoh hasil akhir NOC dan intervensi NIC untuk membantu klien yang mengalami gangguan tidur ditunjukan dalam mengidentivikasi diagnosis, hasil, dan intervensi keperawatan. Aktivias keperawatan spesifik yang terkait dengan setiap intervensi ini dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan individual klien.4. IMPLEMENTASIIntervensi keperawatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur klien melibatkan banyak upaya nonfarmakologi. Upaya ini terdiri atas penyuluan kesehatan mengenai kebiasaan tidur, dukungan terhadap ritual wajtu tidur, penyediaan lingkungan yang tenang, upaya khusus untuk meningkatkan kenyamanan relaksasi, dan pertimbangan penting mengenai penggunaan obat tidur.Untuk klien yang dirawat dirumah sakit, masalah tidur sering kali dihubungkan dengan lingkungan rumah sakit atau penyakit mereka. Membantu klien untuk tidur pada keadaan tersebut dapat menjadi tantangan bagi seorang perawat, yang yang sering kali mencakup menjadwalkan aktivitas, memberikan analgesik, dan memberikan lingkungan pendukung. Penjelasan dan hubungan suportif sangat penting bagi klien yang ketakutan atau cemas.a. Penyuluhan KlienIndividu sehat perlu mempelajari pentingnya istirahat dan tidur dalam memelihara gaya hidup yang aktif dan produktif. Mereka perlu mempelajari (a) kondisi yang meningkatkan tidur dan kondisi yang mengganggu tidur, (b) penggunaan obat tidur secara aman, (c) pengaruh obat lain yang diresepkan pada tidur, dan (d) efek penyakit mereka pada tidur. Penyuluhan klien untuk meningkatkan tidur ditunjukan dalam penyuluhan: perawatan sejahtera di bawah ini.Penyuluhan: Perawatan Sejahtera (Meningkatkan Istirahat dan Tidur)Pola Tidur1. Tetapkan waktu tidur dan bangun tidur yang teratur setiap hari untuk mencegah terganggunya irama biologis anda. Jangan tidur siang terlalu lama, atau jika tidur siang diperlukan maka lakukan setiap hari dengan waktu yang sama2. Lakukan olah raga yang cukup untuk mengurangi rasa stress, namun indari aktivitas berat pada 2 jam sebelum tidur3. Hindari memikirkan pekerjaan kantor atau memikirkan masalah keluarga menjelang waktu tidur4. Buatlah rutinotas teratur menjelang waktu tidur, seperti membaca, mendengarkan lagu lembut, mandi air hangat, atau aktivitas lain yang anda nikmati5. Jika anda tidak dapat tidur, maka lakukan beberapa aktivitas yang dapat membuat anda merasara rireks dan mengantuk6. Gunakan tempat tidur terutama untuk tidur, sehingga anda menghubungkan tempat tidur dengan waktu tidurLingkungan:1. Pastikan pencahayaan, suhu, dan vantilasi sesuai2. Minimalkan suara: redam suara berisik dari luar jika ]perlu dengan menggunakan musik lembutDiet:1. Hindari makan makanan berat 3 jam sebelum tidur2. Hindari konsumsi alcohol, hindari makanan atau minuman yang mengandung kafein (kopi, teh,coklat) minimal 4jam sebelum waktu tidur karena kafein dan alcohol dapat meningkatkan dorongan berkemih pada waktu tidur3. Kurangi asupan cairang 2 sampai 4 jam sebelum waktu tidur jika perlu menghindari penggunaan kamar mandi di waktu tidur4. Apabila makanan ringan di waktu tidur dibutuhkan, konsumsi hanya makanan yang mengandung karbohidrat ringan atau minuman susu, mkanan berat atau pedas dapat menimbulkan masalah gastrointestinal yang dapat mengganggu waktu tidurObat-obatan1) Gunakan obat tidur hanya sebagai upaya terahir, gunakan obat yang dijual bebas separuhnya, karena banyak obat yang mengandung antihistamin yang menyebabkan rasa kantuk disiang hari2) Konsumsi analgesik sebelum waktu tidur untuk meredam rasa nyeri3) Konsultasi dengan pemberi perawatan kesehatan anda mengenai penyesuaian obat lain yang dapat menyebabkan insomnia

b. Mendukung Ritual Waktu TidurSebagian besar orang terbiasa untuk melakukan rutinitas sebelum tidur yang kondusif untuk kenyamanan dan relaksasi. Mengubah atau menghilangkan rutinitas tersebut dapat memengaruhi tidur klien. Aktivitas sebelum waktu tidur yang biasa dilakukan orang dewasa mencakup berjalan-jalan di malam hari, mendengarkan music, menonton televise, mandi air hangat, dan beribadah. Anak-anak, juga, disosialisasikan dengan rutinitas sebelum tidur sseperti cerita sebelum tidur, memeluk mainan atau selimut favorit, dan memberi ciuman selamat malam pada tiap orang.Tidur juga biasanya didahului oleh rutinitas kebersihan, seperti membasuhwajah dan tangan (atau mandi), menyikat gigi dan berkemih.Di lingkungan intitusi, perawat dapat memberikan ritual waktu tidur yang saama, membantu mencuci tangan dan wajah, memberikan pijatan atau minuman hangat, menggembungkan bantal, dan memberi selimut tambahan sesuai kebutuhan. Membicarakan tentang apa yang dilakukan pada hari tersebut atau menceritakan peristiwa yangmenyenangkan seperti kunjungan dari teman-teman juga dapat membantu merelaksasikan kliendan menenangkan pikiran.

c. Menciptakan lingkungan yang tenangSemua orang memerlukan lingkungantidur yang tidakberisik, suhu ruangan yang nyaman, ventilasi yang sesuai, dan pencahayaan yang tepat.Walaupun sebagian besar orang memilih lingkungan gelap, sumber cahaya yang redup dapat memberikan kenyamanan untuk anak-anak atau untuk orang yang berbeda di lingkungan yang tidak dikenal.Bayi dan anak-anak perlu kamar yang tenang dan biasanya terpisah darikamar orang tua, cahaya atau selimut hangat yang tepat, dan lokasinya jauh dari jendela atau lubang angina yang terbuka.Distraksi lingkungan seperti suara berisik dan lingkungan dan komunikasi staf adalah suara yang menjadi masalah bagi beberapa klien yang dirawat di rumah sakit. Suara bising di lingkungan terdiri dari suara system penyeranta, telepon, bel panggil, penutupan pintu, bel elevator, suara decitan perabot, dan kereta seprei yang didorong di dalam lorong. Komunikasi staf adalah faktor utama yang menciptakan suara bising, terutama pada pergantian jam dinas staf.Untukmenciptakan lingkungan yang tenang, perawat perlu mengurangi distraksi lingkungan, mengurangi interupsi tidur, memastikan lingkungan yang aman, dan memberikan suhu ruangan yang memuaskan klien. Beberapa intervensi untuk mengurangi distraksi lingkungan, terutama suara bising.Lingkungan harus aman sehingga klien dapat relaks. Orang yang tidak terbiasa tidur ditempat tidur rumah sakit yang sempit dapat merasa lebih aman jika pagar tempat tidurnya dipasang. Tindakan pengamanan mencakup:1. Meletakan tempat tidur di posisi rendah2. Menggunakan lampu tidur3. Menempatkan bel panggil dalam posisi yang mudah dijangkaud. Meningkatkan kenyamanan dan relaksasiUpaya yang membuat nyaman sangat penting untuk membuat klien tidur dan tetap tertidur, terutama jika efek penyakit seseorang memengaruhi tidur. Sikap peduli dan perhatian disertai dengan intervensi berikut dapat meningkatkan kenyamanan dan tidur klien secara bermakna:1. Berikan gaun tidur yang longgar2. Bantu klien melakukan rutinitas higienis3. Pastikan tempat seprei halus, bersih, dan kering4. Bantu atau dorong klien untuk berkemih sebelum waktu tidur5. Tawarkan untuk memberikan masase atau pijat punggung sebelum tidur6. Posisikan klien yang tidak mandiri secara tepat untuk membantu relaksasi otot, berikan alat penyangga untuk melindungi area tekanan7. Jadwalkan pemberian obat terutama diuretic, untuk mencegah terbangun dimalam hari8. Untuk klien yang mengalami nyeri, berikan analgestik 30 menit sebelum tidur9. Dengarkan kekhawatiran klien danatasi masalah saat masalah tersebut muncul.Individu semua umur, tetapi terutama lansia, tidak mampu untuk tidur jika mereka merasa dingin. Perubahan sirkulasi, metabolisme, dan densitasj aringan tubuh mengurangi kempampuan lansia untuk menghasilkan dan menyimpan panas. Untuk mengatasi masalah ini, gaun rumah sakit memiliki lengan pendek dan dibuat dari bahan polyester yang tipis. Seprei tempat tidur juga sering kali dibuat dari bahan polyester dan bukan dari bahan yang panas, seperti flannel katun. Intervensi berikut dapat digunakan untuk menjaga lansia tetap hangat selama tidur.1) Sebelum klien pergitidur, hangatkan tempat tidur dengan selimut mandi yang telah dihangatkan sebelumnya.2) Gunakanseprei flannel katun 100% atau berikan selimut penghangat diantara sprei dan pelapis seprei.3) Dorong klien untuk menggunakan pakaiannya sendiri, seperti gaun malam atau piyama flannel, kaus kaki, penghangat tungkai, pakaian dalam yang panjang, topi tidur.Stress emosional tentu saja mengganggu kemampuan seseorang untuk relaks, istirahat, dan tidur, dan ketidakmampuan untuk tidur lebih memperburuk perasaan ketegangan. Tidur jarang sekali terjadi sampai individu merasa relaks.Teknik relaksasi dapat didorong sebagai bagian dari rutinitas dimalam hari. Bernafas dalam yang lambat selama beberapa menit diikuti dengan kontraksi dan relaksasi otot yang berirama dan lambat dapat menurunkan ketegangan dan menimbulkan ketenangan. Imajinasi, meditasi, dan yoga dapat juga diajarkan.e. Meningkatkan tidur dengan obatObat tidur yang sering diresepsikan dengan dosis prn (sesuai kebutuhan) untuk klien terdiri dari obat sedatif-hipnotik, yang menginduksi tidur, dan obat antiansietas atau penenang, yang menurunkan ansietas dan ketegangan.Saat obat tidur prn diprogramkan dalam lingkungan institusi, perawat bertanggung jawab untuk membuat keputusan bersama klien mengenai waktu pemberian obat tersebut. Obat ini hanya boleh diberikn dengan pengetahuan komplit mengenai kerja dan efek obat tersebut dan hanya jika diindikasikan. Kapanpun jika mungkin, intervensi nonfarmakologi untuk menginduksi dan mempertahankan tidur, yang telah dibahas sebelumnya, adalah intervensi yang lebih dipilih.Perawat dan klien perlu menyadari kerja, efek, dan resiko obat tertentu yang diresepkan. Walaupun obat memiliki ektivitas dan efek bervariasi, pertimbangan terdiri dari:1. Obat sedatif-hipnotik menghasilkan depresi sistem saraf pusat (SSP) umum dan tidur yang tidak alami; tidur REM/NREM berubah dan dapat terjadi efek mengantuk disiang hari dan efek pening dipagi hari.2. Obat antiansietas menurunkan tingkat bangun tidur dengan memfasilitasi kerja neuron di SSP yang menekan responsivitas terhadap stimulus. Obat ini dikontraindikasikan pada wanita hamil karena resiko penyertanya yang berupa anomali kongenital dan pada ibu menyusui karena obat diekskresikan dalam ASI.3. Obat tidur memiliki awitan dan durasi kerja yang beragam dan akan mengganggu fungsi terjaga selama obat tersebut aktif secara kimia. Beberapa efek obat dapat berlangsung berjam-jam sampai persepsi klien mengenai mengantuk disiang hari dan gangguan keterampilan psikomotor telah menghilang. Klien perlu diperingati mengenai efek tersebut dan mengenai mengendarai mobil/membenarkan mesin saat obat berada dalam sistem tubuh mereka.4. Obat tidur lebih memengaruhi tidur REM dibandingkan tidur NREM. Klien perlu diinformasikan bahwa setelah obat dihentikan maka satu atau dua malam mengalami peningkatan mimpi (pantulan REM) adalah hal biasa.5. Dosis awal obat harus rendah dan ditingkatkan secara bertahap, bergantung pada respon klien. Lansia, terutama, rentan terhadap efek samping obat karena perubahan metabolik mereka; perubahan kesadaran mental dan koordinasi mereka perlu dipantau secara ketat. Klien perlu diintruksikan untuk menggunakan dosis efektif terkecil dan kemudian hanya digunakan selama beberapa malam/secara intermiten sesuai kebutuhan.6. Penggunaan obat tidur secara teratur dapat menyebabkan toleransi jika melebihi waktu yang ditetapkan (mis 4 minggu) dan dapat kembali menyebabkan insomnia. Dalam beberapa keadaan, ini dapat menyebabkan klien meningkatkan dosis obat. Klien harus diperingati mengenai pola ketergantungan obat.7. Penghentian obat barbiturat sedatif-hipnotik secara mendadak dapat menyebabkan gejala putus obat secara gelisah, tremor, kelemahan, insomnia, peningkatan frekuensi jantung, kejang, konvulsi, dan bahkan kematian. Pengguna jangka panjang perlu mengurangi gejala putus zat sekitar 25% s/d 30% per minggu.Sekitar separuh klien yang mencari intervensi medis untuk masalah tidur diobati dengan obat sedatif-hipnotik. Tabel 43-2 menyajikan beberapa obat yang umum digunakan untuk meningkatkan untuk waktu tidur dan disertai dengan waktu paruh obat-obatan tersebut. Waktu paruh menjelaskan berapa lama yang dibutuhkan bagi separuh obat untuk dimetabolisme atau dieliminasi oleh tubuh; oleh karena itu, obat yang memilki waktu paruh lebih singkat tidak cenderung menyebabkan rasa kantuk residual setelah obat diberikan.5. EVALUASIDengan menggunakan data yang dikumpulkan selama perawatan dan hasil yang disusun selama tahap perencanaan sebagai panduan, perawat menilai apakah tujuan klien dan hasil telah tercapai. Data yang dikumpulkan dapat terdiri (a) observasi durasi tidur klien dan tanda tidur REM dan NREM dan (b) pertanyaan mengenai bagaimana perasaan klien saat bangun, atau mengenai efektivitas intervensi spesifik seperti penggunaan teknik relaksasi, kepatuhan terhadap siklus bangun tidur yang konsisten, atau mengonsumsi produk susu sebelum waktu tidur.Apabila hasil yang diharapkan tidak tercapai, perawat, klien, dan orang pendukung jika tepat harus mengeksplorasi alasan, yang mungkin mencakup jawaban dari pertanyaan berikut:1. Apakah faktor etiologi diidentifikasi dengan benar ?2. Apakah kondisi fisik klien atau terapi obat berubah ?3. Apakah klien mematuhi instruksi mengenai pembentukan pola bangun tidur yang teratur ?4. Apakah klien menghindari konsumsi kafein ?5. Apakah klien berpartisipasi dalam aktivitas di siang hari yang sifatnya menstimulasi untuk menghindari tidur siang yang berlebihan ?6. Apakah semua tindakan yang mungkin telah dilakukan untuk memberikan lingkungan yang tenang for klien ?7. Apakah ritual waktu tidur telah didukung ?8. Apakah upaya yang dilakukan untuk membuat kenyamanan dan upaya relaksasi efektifBAB IIIAPLIKASI KASUS

4.1 Contoh KasusNy. PR,62 tahun, dirawat di rumah perawatan lansia karena pasien mengeluhkan sejak kemarin pasien tidak bisa tidur nyenyak, sering terbangun pada malam hari dan saat siang sering terkantuk-kantuk saat menonton TV atau setelah makan, tetapi tidur siang tidak pernah lama. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil vital sign sebagai berikut: N=60x/menit; RR=26x/menit; TD=100/70 mmHg; S=37,5oC

4.1.1 Pengkajiana. Fokus dataBiodata Pasien Nama: Ny.PRUmur: 62 tahun Agama: IslamPendidikan: SMP (Sekolah Menengah Pertama)Pekerjaan: -Status pernikahan: Sudah menikahAlamat: (dirahasiakan)Diagnosa medis: InsomniaTgl.masuk: 19 Maret 2014

Penanggung JawabNama: Mr. TPUmur: 46 tahun Agama: IslamPendidikan: S1 (Sarjana)Pekerjaan: SwastaStatus pernikahan: Sudah menikahAlamat: (dirahasiakan)

Status Kesehatan Saat IniKeluhan utama klien adalah nyeri1. Riwayat Kesehatana. Riwayat Kesehatan saat iniNy.PR dibawah ke rumah perawatan lansia tanggal 19 Maret 2014 oleh anaknya. Pasien mengeluhkan tidak bias tidur nyenyak, pada saat siang hari sering terkantuk kantuk saat menonton TV atau setelah makan, tetapi tidur siang tidak pernah lama.b. Riwayat penyakit terdahuluRiwayat kesehatan terdahulu pasien tidak pernah mengalami susah tidur. Pasien pernah di rawat di rumah sakit karena penyakit jantung dan diabetes mellitus. Pasien juga tidak mengkonsumsi alcohol dan obat-obatan terlarangc. Riwayat penyakit keluargaKeluarga pasien tidak ada yang pernah mempunyai penyakit kesulitan tidur.

2. Basic Promoting Physiology of Health (Pola kesehatan sebelum dan sesudah sakit)a. Aktifitas dan LatihanPasien mampu sebagian melakukan aktifitas seperti makan, minum, dan mandi. Sebelum sakit pasien tidak melakukan aktivitas yang berat-berat.b. Tidur dan istirahatPasien sebelum sakit tidur kurang lebih 6-7jam setiap hari. Tapi setelah sakit tidur klien terganggu karena insomnia dan mengantuk di siang hari.c. Kenyamanan dan nyeri Pasien tidak mengalami nyeri.d. NutrisiPasien mengatakan sebelum sakit makan 3 kali sehari. Berat badan klien sebelum sakit adalah 48 kg dan tinggi badan klien 140 cm. Namun, setelah sakit berat badan klien tetap.e. Cairan, elektrolit dan asam basaPasien mengkonsumsi kurang lebih 3000 mililiter perhari.f. Eliminasi urinPasien sebelum sakit kencing 3 kali sehari..

g. Sensori, persepsi dan kognitifPasien tidak mengalami gangguan penglihatan, pendengaran, penciuman, sensasi taktil, dan pengecapan. Dan klien tidak pernah mengalami gangguan yang berhubungan dengan sensori, persepsi dan kognitif.

3. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umumKesadaran pasien penuh, dengan hasil vital sign klien meliputi frekuensi nadi 60x/menit, respirasi klien 26x/menit, tekanan darah 100/70 mmHg, dan suhu klien meningkat 37,5C.b. KepalaSetelah dilakukan pemeriksaan fisik kulit, muka keriput dan rambut mulai berubah warna menjadi putih. Kondisi mata konjungtiva anemis, sklera dan lensa silinder. Hidung pasien normal tidak ditemukan septum ataupun polip, dan tidak ada gangguan dalam hidung pasien. Mulut dan bibir klien tidak terjadi masalah. Telinga klien simetris, bersih dan sedikit terjadi gangguan pendengaran.c. LeherLeher pasien normal tidak terjadi pembesaran pada thyroid ataupun lesi.d. Tenggorokan Tenggoroan pasien normal, tidak ada gangguan pada saat menelan.e. DadaBentuk dada pasien normal.f. AbdomenSaat dilakukan palpasi keadaan abdomen normal.g. GenetaliaGenetalia pasien normal, tidak terdapat keputihan ataupun gangguan genetalia lainnya.

b. Analisa dataNama klien: Ny. PRNo.Register: 00012Umur: 16 tahunDiagnosa Medis: Insomnia,deprivasi tidurRuang: MerpatiNOSYMTOMPETIOLOGIPROBLEM

DSDO

11. Mengeluh tidak bias tidur2. Sering terbangun pada malam hari

1. Klien tampak cemas karena pada malam hari susah tidur.AnsietasInsomnia

21. Pada siang hari klien sering terkantuk-kantuk saat mennton TV atau setelah makan2. Tidur siang hari tidak pernah lama

1. TTV : N=60x/mnt RR=26x/mnt TD=100/70 S=37,5C

Ketidak adekuatan aktivitas di siang hari.Deprivasi tidur

1.1.2 Prioritas Diagnosis1. Insomnia berhubungan dengan ansietas atau kecemasan.2. Deprivasi tidur berhubungan dengan ketidak adekuatan aktivitas di siang hari.

1.1.3 Rencana KeperawatanNama klien: Ny.PRNo.Register: 00012Umur: 62tahunDiagnosa Medis:Insomnia,deprivasi tidurRuang: MerpatiNo Dx.Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)Rencana Tindakan (NIC)Rasional

1Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka insomnia pasien akan berkurang atau hilang dengan kriteria hasil sbb:1. Pasien mengidentifikasi factor-faktor yang menghalangi.2. Pasien dapat tidur 6-8 jam tanpa gangguan.3. Pasien mengungkapkan cukup beristirahat.4. Pasien melakukan relaksasi sebelum tidur.5. Pasien tidak menunjukkan gejala perilaku yang berkaitan dengan tidur, seperti kegelisahan, iritabilitas, letargi, disorientasi.6. Pasien menunjukkan perasaan segar setelah tidur.1. Berikan kesempatan pasien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin menghalangi tidur.2. Berikan pengobatan yang diprogramkan untuk meningkatkan pola tidur normal pasien.3. Buat rencana untuk memberi pasien kesempatan tidur 8jam tanpa gangguan, bila memungkinkan.4. Berikan bantuan tidur atau memfasilitasi siklus tidur-bangun teratur kepada pasien, seperti bantal, mandi sebelum tidur, makanan atau minuman, dan bahan bacaan5. Hindari suara keras dan penggunaan lampu saat tidur malam, ciptakan lingkungan yang tenang dan meminimalisir gangguan6. Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien seperti imajinasi terbimbing, meditasi, relaksasi otot progresif. Praktikkan teknin-teknik tersebut bersama pasien sebelum tidur.1. Mendengar aktif dapat membantu menentukan penyebab kesulitan tidur.2. Agens hipotik memicu tidur, obat penenang menurunkan ansietas.3. Tindakan ini memungkinkan asuhan keperawatan yang konsisten dan memberikan waktu tidur tanpa gangguan kepada pasien4. Susu dan beberapa kudapan tinggi protein, seperti keju dan kacang, mengandungL-trytophan, yang dapat mempermudah tidur. Hygiene pribadi secara rutin dapat memeprmudah tidur bagi sejumlah pasien. 5. Tindakan ini dapat mendorong istirahat dan tidur6. Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu mempermudah tidur.

2Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam maka gangguan deprivasi tidur teratasi dengan kriteria hasil sbb:1. Pasien mampu mengidentifikasi factor yang dapat menimbulkan deprivasi tidur.2. Pasien tidak menunjukan dan melaporkan penurunan adanya tanda-tanda yang mengindikasikan deprivasi tidur.1. Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas diversional atau latihan fisik yang ringan-ringan di siang hari.2. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang teknik relaksasi seperti imajinasi terbimbing, relaksasi otot progresif, dan meditasi.3. Anjurkan klien untuk mandi air hangat di sore hari1. Aktivitas dan latihan mendorong tidur dengan meningkatkan keletihan dan relaksasi.2. Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu meningkatkan tidur.3. Memberikan rileksasi otot pasien

1.1.4 ImplementasiNama klien: Ny. PRNo.Register : 00012Umur: 62tahunDiagnosa Medis : insomnia dan deprivasi tidur Ruang: MerpatiNO Dx.Hari/tgl/jamTindakan ImplementasiHasilParaf

1Rabu/19 Maret 2014/ 10:00Menanyakan pada pasien tentang keluhan keluhan yang menghambat tidur pasien.Pasien belom bisa memberikan alasan menganai apa yang menjadi penghambat tidurnya. Tetapi pasien menduga ketidak adanya aktivitas membuatnya susah tidur.Chindy

1Rabu/19 Maret 2014/ 10:10Perawat memberikan rencana atau jadwal tidur kepada pasien dan menanyakan apakah pasien setuju jadwal tidur pasien tersebut.Jadwal tidur:a. Jam 20.00 harus sudah persiapan untuk istirahat tidurb. Jam 21.00 pasien harus sudah tidurc. Pada jam 19.00-05.00 kerabata / keluarga tidak dipebolehkan menjenguk pasien karena itu adalah jadwal istirahat pasien.Pasien menyetujui jadwal yang sudah diberikan perawatChindy

2Rabu/19 Maret2014/ 14:30Perawat mengajak klien melakukan kegiatan yang tidak terlalu berat, yaitu olahraga ringan agar klien memiliki kegiatan yang akan menghasilakn rasa capek.Pasien merasa senang dan gembira setelah melakukan senam ringan. Chindy

2Rabu/19 Maret 2014/ 16:00Perawat menganjurkan klien untuk mandi air hangat di sore hari agar dapat merileksasikan otot-otot.Klien merasa lebih fresh kembali meskipun badan pasien mengalami sedikit kegerahan.Chindy

1Rabu/19 Maret 2014/ 16:00Perawat memberikan fasilitas tidur untuk kenyamanan pasien dengan:a. Memberikan 2 bantal dan 1 guling dan selimutb. Member susu untuk pasienKlien merasa lebih nyaman setelah diberikan fasilitas tersebutChindy

1Rabu/19 Maret 2014/ 16:30Perawat memberian obat Agens hipotik memicu tidur dan memantau reaksi pemberian obat.Pasien sudah mulai menguap selang 1,5 jam.Chindy kolaborasi dengan ahli medis

1Rabu/19 Maret 2014/ 19:00perawat menanyakan apakah klien mau untuk di rileksasi dengan cara mendengarkan alunan music slow atau membaca buku atau menonton TV dengan volume diperkecil.Klien mau direlaksasi menggunakan metode menonton TV dengan volume diperkecil.Chindy

1Rabu/19 Maret 2014/19:30Perawat menciptakan lingkungan tenang dan meminimalkan kegaduhan pada kamar klien. Perawat menanyakan apakah klien mau jika lampu kamar dimatikan.Kamar pasien tenang dan nyaman. Pasien menolak jika lampu kamar dimatikan.Chindy

2Jumat/21 Maret 2014/ 08.00Memberikan pendidikan kesehatan kepada klienYaitu:a. Mengajarkan rutinitas tidur di rumah dengan mempertahankan jadwal harian yang konsisten untuk bangun, tidur, dan istirahat.b. Menjelaskan pentingnya olahraga secara teratur misalnya olahraga ringan aerobic, jalan kaki, dl, setidaknya satu setengah jam tiga kali seminggu untuk menurunkan stress dan memudahkan tidur.c. Menjelaskan bahwa obat-obatan hipnotik tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama karena beresiko menyebabkan gangguan fungsi pada siang hari.d. Menjelaskan penyebab gangguan tidur atau istirahat dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghindari atau mengatasi gangguan tersebutPasien faham dan mengerti tentang pendidikan kesehatan yang sudah dijelaskan.Chindy

1.1.5 EvaluasiNama klien: Ny. PRNo.Register : 00012Umur: 62tahunDiagnosa Medis :Insomnia,deprivasi tidurRuang: MerpatiNo Dx.Hari/tgl/jamEvaluasiParaf

1Jumat/14 maret 2014/10:00S:1. Pasien mengatakan dapat mengidentifikasi faktot-faktor yang bisa menghalangi atau memfasilitasi tidur. pasien menduga ketidak adanya aktivitas membuatnya susah tidur.2. Pasien mengatakan bisa tidur selama 7 jam tanpa gangguan.3. Pasien mengatakan merasa cukup beristirahat.4. Pasien dapat melakukan relaksasi dengan melihat TV sebelum tidur5. Pasien mengatakan tidak merasakan kecemasan yang berkaitan dengan tidur.6. Pasien mengungkapkan segar setelah tidur.O: A: Masalah klien teratasiP: Intervensi dihentikan klien diberikan HE gangguan istirahat dan tidurDina

2Jumat/14 maret 2014/10:00S:1. Klien mengatakan tidak merasakan penurunan adanya tanda-tanda yang mengindikasikan deprivasi tidur.2. Pasien dapat mengidentifikasi faktor yang dapat menimbulkan deprivasi tidur.O:A: masalah klien teratasi sepenuhnyaP: Intervensi dihentikan, klien diberikan HE gangguan istirahat dan tidur serta pasien dibolehkan untuk pulang Dina

BAB IVPENUTUP5.1 KESIMPULAN

5.2 SARANPage 1