Thrombocytopenia
-
Upload
valdesyiah -
Category
Documents
-
view
171 -
download
9
description
Transcript of Thrombocytopenia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya
untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma
megakariosit. Hitung trombosit antara 150-400 X 10 9/ltr, sedangkan umur
trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada
hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup
luka. Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu
adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbat mekanik selama
respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit, dapat
terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi
trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas
prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya.
Batas bawah kadar trombosit adalah 150.000/µl. Apabila tidak ada
kelainan fungsi trombosit, jarang terjadi gejala perdarahan pada kadar
trombosit antara 50.000-150.000/µl. Perdarahan spontan minor dan
perdarahan setelah dilakukan tindakan pembedahan dapat terjadi pada kadar
trombosit antara 20.000-50.000/µl, sedangkan perdarahan yang lebih serius
bisa terjadi jika kadar trombosit turun sampai 0-20.000/µl. Penyebab dari
trombositopenia bisa dibagi menjadi tiga yaitu menurunnya produksi,
meningkatnya penghancuran, dan kelainan distribusi (hipersplenisme).
Peningkatan kadar trombosit biasanya merupakan akibat dari penyakit
akut atau kronis yang lain (trombositosis reaktif). Penyebab yang sering
adalah keganasan dan peradangan kronis, seperti arthritis rheumatoid.
Penyebab yang lain adalah defisiensi besi dan splenektomi. Kadar trombosit
1
biasanya dalam rentang 500.000-1.000.000/µl, tapi bisa juga lebih tinggi.
Bahkan dari kasus bulan Agustus lalu, saya menemukan seorang pasien
dengan kadar trombosit lebih dari 2.000.000/µl. Selain itu, kadar trombosit
bisa meningkat akibat adanya peningkatan produksinya secara otonom pada
penyakit mieloproliferatif, contohnya pada trombositosis esensial dan
polisitemia vera.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
2. Apa penyebab dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
3. Bagaimana patofisiologi terjadinya thrombocytopenia dan
thrombocytosis?
4. Apa manifestasi klinik dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
5. Apa pemeriksaan diagnostik thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
6. Bagaimana cara pencegahan thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
7. Bagaimana penatalaksanaan thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
8. Apa komplikasi dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
9. Apa prognosis dari thrombocytopenia dan thrombocytosis ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud thrombocytopenia dan thrombocytosis
2. Mengetahui penyebab dari thrombocytopenia dan thrombocytosis
3. Mengetahui patofisiologi terjadinya thrombocytopenia dan thrombocytosis
4. Mengetahui manifestasi klinik dari thrombocytopenia dan thrombocytosis
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostik trombocytopenia dan thrombocytosis
6. Mengetahui cara pencegahan thrombocytopenia dan thrombocytosis
7. Mengetahui penatalaksanaan thrombocytopenia dan thrombocytosis
8. Mengetahui komplikasi dari thrombocytopenia dan thrombocytosis
9. Mengetahui prognosis dari thrombocytopenia dan thrombocytosis
2
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang
dari100.000 / mm3 dalam sirkulasi darah. Darah biasanya mengandung
sekitar 150.000-350.000 trombosit/mL. Jika jumlah trombosit kurang dari
30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan
baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL.
Sedangkan trombositosis adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit dari
hasil pemeriksaan laboratorium lebih dari nilai normal yaitu didapatkan
jumlah trombosit dalam darah di atas nilai 450.000 per mm3.
B. Etiologi
1. Thrombocytopenia
Jumlah-jumlah platelet yang rendah(thrombocytopenia), dapat
disebabkan oleh:
a. Berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit.
b. Keadaan trombositopenia dengan produksi trombosit normal biasanya
disebabkan oleh penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan.
c. Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi antibodi yang
diinduksioleh obat.
d. Perusakan atau penekanan pada sumsum tulang.
e. Kemoterapeutik yang bersifat toksik terhadap sumsum tulang.
f. Trombosit menjadi terlarut
2. Thrombocytosis
Secara umum terjadinya trombositosis disebabkan oleh adanya
gangguan dari proses pembentukan di dalam sumsum tulang atau sering
disebut dengan gangguan mieloproliferatif (kondisi ini sering disebut juga
sebagai esensial trombositosis), sedangkan yang kedua adalah
trombositosis yang disebabkan oleh proses reaksi terhadap kondisi
tertentu (misalnya: peradangan, infeksi, neoplasma atau kanker, akibat
3
penggunaan obat seperti: vincristine, hormon pertumbuhan, asam
retinoid).
Berdasarkan etiologinya trombositosis dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu:
a. Trombositosis primer/autonom (esensial)
b. Trombositosis sekunder (reaktif)
Trombositosis primer terjadi apabila peningkatan jumlah trombosit
disebabkan oleh gangguan sel hematopoetik sedangkan trombositosis
reaktif atau sekunder terjadi akibat faktor luar seperti inflamasi
kronis, kanker, defisiensi besi, paska splenektomi. Pada
sebagian besar kasus, trombositosis pertama kali terdeteksi
pada pemeriksaan darah lengkap. Trombositosis sekunder lebih
sering ditemukan daripada trombositosis sekunder.
C. Patofisiologi
1. Thrombocytopenia
Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10
hari. Oleh karena faktor tertentu seperti Autoimun, maka akan terjadi
kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1 – 3
hari atau kurang. Keadaan ini ysng kemudian menimbulkan berkurangnya
trombosit dalam sirkkulasi darah.
2. Thrombocytosis
Biasanya keadaan trombositosis disertai penurunan fungsi
trombosit, misalnya mudah menggumpal (agregasi di dalam pembuluh
darah otak kecil, atau keluhan nyeri pada anggota gerak
(erytrhromelalgia) atau thrombus pada vena dan arteri. Bisa juga terjadi
pendarahan spontan terutama di daerah mukosis, keadaan di mana terlihat
kulit penderita mudah lecet, atau mudah terjadi pendarahan pada tindakan
operasi kecil seperti cabut gigi. Mungkin juga pendarahan pembuluh
darah di dalam jaringan lunak, tanpa trauma penyebabnya. Kejadian
penyumbatan pembuluh darah meskipun yang hanya sementara seperti
pada TIA (transient ischaemic atack) yang menyebabkan stroke sementara
dan biasanya berlalu dalam waktu singkat. Jumlah trombosit akan
4
meningkat. Gejala yang timbul akibat peningkatan jumlah sel trombosit,
tergantung pada tingginya peningkatan dan daya tahan seseorang.
D. Manifestasi Klinik
1. Thrombocytopenia
a. AT<100.000/μL
b. Diatesis hemoragik yang merupakan akibat yang timbul karena
kelainan faal hemostasis yaitu kelainan patologik pada dinding
pembuluh darah mengakibatkan:
Simple easy bruising (mudah memar)
Purpura senilis, karena atrofi jaringan penyangga pembuluh darah
kulit terlihat terutama pada aspek dorsal lengan bawah atau tangan.
Purpura steroid, karena terpai steroid yang mengakibatkan atrofi
jaringan ikat penyangga kapiler bawah kulit sehingga pembuluh
darah mudah pecah.
Scurvy, yaitu terjadi pada defisiensi vitamin C, zat intersel yang
tidak sempurna dapat menyebabkan petechie perifolikular, memar,
dan perdarahan mukosa
c. Ditemukan adanya petechie, yaitu perdarahan yang halus terjadi di
bawah kulit yang akan manifes dengan gesekan yang lemah. Petechie
timbul sebab jumlah trombosit yang ada tidak mencukupi untuk
membuat sumbat trombosit dan karena penurunan resistensi kapiler
darah.
d. Perdarahan secara spontan dapat juga terjadi dengan
thrombocytopenia yang parah (kurang dari 10,000 sampai 20,000
platelet-platelet). Tipe perdarahan ini biasanya terjadi dibawah
kulit atau selaput lendir atau mucus membrane (lapisan dalam
dari rongga mulut, saluran pencernaan, atau rongga hidung).
2. Thrombocytosis
a. Sakit kepala
b. Pening
c. Nyeri dada
d. Lemah
5
e. Pingsan
f. Perubahan penglihatan sementara
g. Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Thrombocytopenia
a. Pemeriksaan darah lengkap. Sel darah putih dan merah normal.
Trombosit menurun di bawah 100.000 mm3, sering sampai kurang
dari 20.000 mm3.
b. Bleeding Time memanjang dengan waktu pembekuan normal.
Pemeriksaan BMP (Bone Marrow Pungion), menunjukan
meningkatnya megakariositik.
2. Thrombocytosis
a. Jumlah sel pembeku darah (trombosit) lebih tinggi dari normal, bisa
sampai 1 juta atau lebih.
b. Pada pemeriksaan apus darah tepi, terlihat sel trombosit dan sel-sel
lain lebih besar dengan bintik-bintik sitoplasma yang kurang jelas.
c. Secara laboratoris, terlihat fungsi trombosit kurang baik karena
trombosit mudah bergumpal karena pengaruh epineephrin, serat
kalogen atau Adenosinne Diphosphat (ADP). Keadaan inilah yang
menimbulkan penggumpalan, pembekuan dalam pembuluh darah
kecil (trombosit), pendarahan serta waktu pendarahan yang lebih
lama.
d. Bentuk pendarahan biasanya hematuria, hemoptisis atau menoragi.
e. Kadang-kadang keadaan trombositosis dicurigai karena terjadi
pendarahan yang besar setelah trauma ringan.
f. Pada beberapa penderita limpa membesar.
g. Pemeriksaan aspirasi sum-sum tulang terlihat sel-sel megakarosit yang
masih muda lebih besar dan lebih banyak dari biasa, disela-sela daerah
fibrosis.
6
F. Pencegahan
Pada umumnya, thrombocytopenia dapat dicegah jika penyebabnya
diketahui dan ia dapat dicegah. Jika pengobatan tertentu ditemukan
menginduksi jumlah platelet yang rendah pada seorang individu, maka
penggunaan masa depannya perlu dihindari. Penghindaran alkohol harus di
dorong pada orang-orang dengan thrombocytopenia dan thrombocytosis
yang diinduksi alkohol yang diketahui. Penggunaan sekarang dan masa depan
dari semua produk-produk heparin harus dihindari pada orang-orang yang
terdiagnosa dengan thrombocytopenia dan thrombocytosis yang diinduksi
heparin.
G. Penatalaksanaan
1. Thrombocytopenia
Penatalaksanaan trombositopenia biasanya adalah mengobati
penyakit yang mendasarinya. Apabila terjadi gangguan produksi
trombosit, maka tranfusi trombosit dapat menaikkan angka trombosit dan
menghentikan perdarahan atau mencegah perdarahan intracranial. Apabila
terjadi penghancuran trombosit yang esksesif, trombosit yang
ditransfusikan juga akan dihancurkan dan tidak akan menaikkan angka
trombosit.
2. Thrombocytosis
Sebelum dilakukan pengobatan harus diketahui dulu apa
penyebabnya:
a. Jika penyebabnya adalah obat-obatan, maka menghentikan pemakaian
obat tersebut biasanya bias memperbaiki keadaan.
b. Jika jumlah trombositnya sangat sedikit , penderita seringkali
dianjurkan untuk menjalani tirah baring guna menghindari cedera.
c. Jika terjadi perdarahan yang berat, bias diberikan tranfusi darah
trombosit..
d. Pengobatan trombositopenia juga tergantung pada penyebab spesifik.
e. Apabila trombositosis disebabkan karena operasi atau cidera mungkin
perlu waktu yang lama untuk bisa mengendalikan jumlah trombosit.
7
f. Sedangkan trombositosis karena penghapusan limpa dapat
mengkonsumsi aspirin dosis rendah untuk mencegah pendarahan atau
pembekuan darah.
H. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi dari thrombocytopenia mungkin adalah
perdarahan yang berlebihan setelah terpotong atau luka yang berakibat pada
hemorrhage dan kehilangan darah yang banyak. Bagaimanapun, perdarahan
yang spontan (tanpa segala luka atau terpotong) yang disebabkan oleh
thrombocytopenia adalah tidak umum, kecuali jumlah platelet adalah kurang
dari 20,000.
Komplikasi-komplikasi lain mungkin berhubungan pada segala faktor-
faktor atau kondisi-kondisi lain yang mendasarinya. Contohnya, autoimmune
thrombocytopenia yang berhubungan pada lupus mungkin berhubungan
dengan komplikasi-komplikasi lain dari lupus. TTP atau HUS dapat
mempunyai banyak komplikasi-komplikasi termasuk anemia yang parah,
kebingungan atau perubahan-perubahan neurologic lain, atau gagal ginjal.
HIT atau heparin yang menginduksi thrombocytopenia dapat mempunyai
komplikasi-komplikasi yang membinasakan yang berhubungan pada
pembentukan gumpalan darah (thrombosis).
Sedangkan pada thrombocytosis komplikasinya dapat berupa:
a. perdarahan (memar kebiruan, epistaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan pasca operasi). Risiko terbesar bila trombosit > 1juta/ml dan
mendapat aspirin.
b. Trombosis (eritromialgia, iskemia ginjal, infark miocard,strok, iskemi
mesenteric, infark plasenta, sindrom BuddChiari). Risiko terbesar bila
sebelumnya ada riwayattrombosis, umur lebih dari 60 tahun dan sudah
lamamengalami trombositosis.
c. Trombosis esensial dapat mengalami transformasi menjadi mielofibrosis
(4%), polisitemia vera (2,7%), leukimiamielositik akut (0,6-5%).
8
I. Prognosis
Prognosis untuk remisi baik. Perhatian utama selama fase inisial adalah
dapat terjadi hemoragik serebral, yang beresiko bila mana hitung trombosit <
5.000/ml. Pada penyakit yang kronik, dimana tidak berespons terhadap
prednison dan splenektomi, biasanya klien memerlukan penatalaksanaan
lanjutan.
9
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Thrombocytopenia
Kemungkinan data yang didapatkan pada klien dengan penyakit
trombositopenia antara lain:
Perdarahan ringan sampai berat pada kulit (mudah memar, ptekie,
ekimosis), epistaksis, perdarahan gusi (bula berisi darah), muntah
berwarnahitam kopi atau hematemesis, sputum dengan darah,
hematuria,menstruasi banyak, serebral (sakkit kepala, bicara kacau,
malaise), ekstremitas kebas dan nyeri.
Riwayat perdarahan keluarga.
b. Thrombocytosis
Aktivitas
Gejala : kelelahan,malaise,ketidakmampuan dalam aktivitas
Tanda : kelemahan otot
Sirkulasi
Gejala : palpitasi
Tanda : membran mukosa pucat,defisit saraf serebral/tanda perdarahan
Nutrisi
Gejala : anoreksia, penurunan berat badan
B. Diagnosa Keperawatan
a. Thrombocytopenia
1. Perubahan perlindungan (proteksi) berhubungan dengan abnormal
profil darah (trombositopenia).
2. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan cedera fisik
ditamdai dengan adanya bula berisi darah.
3. Nyeri berhubungan dengan agen fisik yang diakibatkan dari tekanan
saraf sekunder terhadap perdarahan.
10
4. kurang pengetahuan klien tentang preoses penyakit, prognosis
pengobatan berhubungan dengan kurang mendapatkan informasi
mengenai proses penyakit, nutrisi, aktivitas dan pengobatan.
b. Thrombocytosis
1. Defisiensi Zat besi berhubungan dengan penurunan Hb
2. Gangguan Perfusi jaringan berhubungan dengan abnormalitas fungsi
trombosit
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
4. Gangguan pola nafas berhubungan dengan penurunan Hb
C. Intervensi
a. Thrombocytopenia
1. Perubahan perlindungan (proteksi) berhubungan dengan abnormal
profil darah (trombositopenia).
Tujuan : perubahan perlindungan/proteksi dapat diatasi atau proteksi
tubuh adekuat kembali.
Intervensi:
Pertahankan tirah baring bila terjadi perdarahan
Pantau vital sign setiap jam
Kaji kulit dan membbran mukosa terhadap perdarahan setiap 4-8
jam
Berikan transfusi darah bila diindikasikan
Lakukan perawatan dengan teknik aseptik dan antiseptik pada lluka
atau pada sisi fungsi
2. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan cedera fisik
ditamdai dengan adanya bula berisi darah.
Tujuan : tidak terdapat bula di rongga mulut
Intervensi :
Kaji integritas membran mukosa setiap 4 jam
Berika hygiene oral dengan hati-hati sebelum dan setelah makan
setiap 2-4 jam
Berikan cairan sesuai indikasi sampai 2500 ml setiap hari kecuali
ada kontraindikasi
11
3. Nyeri berhubungan dengan agen fisik yang diakibatkan dari tekanan
saraf sekunder terhadap perdarahan.
Tujuan : nyeri hilang atau terkontrol dengan kriteria klien dapat
beraktivitas
Intervensi :
Kaji nyeri meliputi lokasi, durasi, intensitas (gunakan skala nyeri),
dan faktor predisposisi setiap 4-6 jam
Berikan posisi klien senyaman mungkin
Gunakan tindakan penghilang rasa nyeri, seperti relaksasi, terapi
musik, panduan imajinasi, sentuhan dsb.
Batasi pengunjung
4. kurang pengetahuan klien tentang preoses penyakit, prognosis
pengobatan berhubungan dengan kurang mendapatkan informasi
mengenai proses penyakit, nutrisi, aktivitas dan pengobatan.
Tujuan : pengetahuan klien bertambah dengan kriteria klien atau
keluarga mengungkapkan pemahaman tentang
penyakitnya.
Intervensi :
Demonstrasikan metode untuk mmengkaji perdarahan
Bicarakan tanda dan gejala kekambuuhan untuk dilaporkan pada
dokter
Ingatkan klien untuk tidak mendonorkan darahnya
Jelaskan pentingnya hygiene oral yang teratur
Jelaskan pentingnya untuk menyeimbangkan waktu aktivitas
dengan istirahat
Ajarkan tentang nama obat-obatan, dosis, waktu pemberian, tujuan
dan efek samping.
b. Thrombocytosis
1. Defisiensi Zat besi b/d penurunan Hb
Tujuan : tidak terjadi penurunan Hb, perdarahan dapat teratasi.
Intervensi :
Observasi hasil laboratorium
12
Kaji faktor penyebab pendarahan
Kaji warna kulit, sianosis
Kolaborasi dalam pemberian transfusi darah
2. Gangguan perfusi jaringan b/d abnormalitas fungsi trombosit
Tujuan : tidak terjadi penurunan kesadaran,TTV stabil, pengisian
kapiler baik
Intervensi :
Observasi TTV
Kaji faktor penyebab pendarahan
Kaji warna kulit,sianosis
Kolaborasi dalam pemberian dalam IVFD adekuat
3. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan
Tujuan : menunjukkan perbaikan keseibangan cairan
Intervensi :
Awasi TTV
Awasi haluaran dan pemasukan cairan
Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak
Kolaborasi dalam pemberian cairan adekuat
4. Gangguan pola nafas b/d penurunan Hb
Tujuan : mempertahankan pola nafas agar kembali efektif
Intervensi :
Awasi perubahan status pola nafas
Atur posisi sesuai dengan kebutuhan (semifoler)
Berikan oksigenasi
Ajarkan tehnik bernafas dan relaksasi yang benar
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Trombositopenia didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang
dari100.000 / mm3 dalam sirkulasi darah.
2. trombositosis adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit dari hasil
pemeriksaan laboratorium lebih dari nilai normal yaitu didapatkan
jumlah trombosit dalam darah di atas nilai 450.000 per mm3.
3. Normalnya trombosit hidup dalam sirkulasi darah antara 8 – 10 hari.
Oleh karena faktor tertentu seperti Autoimun, maka akan terjadi
kerusakan trombosit. Sehingga masa hidupnya berkurang menjadi 1 –
3 hari atau kurang. Keadaan ini ysng kemudian menimbulkan
berkurangnya trombosit dalam sirkkulasi darah.
4. Secara umum terjadinya trombositopenia disebabkan karenna
berkurangnya produksi atau meningkatnya penghancuran trombosit
5. Secara umum terjadinya trombositosis disebabkan oleh adanya
gangguan dari proses pembentukan di dalam sumsum tulang
6. Pada umumnya, penyakit ini dapat dicegah jika penyebabnya diketahui
dan ia dapat dicegah. Jika pengobatan tertentu ditemukan menginduksi
jumlah platelet yang rendah pada seorang individu, maka penggunaan
masa depannya perlu dihindari.
B. Saran
1. Perawat harus membantau setiap perkembangan yang terjadi
pada pasien yang menderita thrombositopenia dan thrombositosis.
2. Perawat harus bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain,
seperti tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium yaitu untuk
memerikasa jumlah trombosit pasien.
3. Perawat harus menerapkan komunikasi terapeutik guna untuk
menurunkan tingkat kecemasan pasien.
14
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Carpenito, Lynda Jual. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , Edisi 9. Jakarta: EGC
Handayani, Wiwik. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba medika.
Mansjoer, Arif, et all. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi kedua, Jilid kedua.
Jakarta: FK-UI.
Setiabudy, Rahajunigsih D. 2007. Hemostatis dan Trombosis Edisi 3. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI.
Waspadji, Sarwono, Soeparman. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai
Jakarta: Penerbit FK UI.
15