Thesis 14 Bab V

4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah peneliti membahas dan menganalisa hasil kuesioner yang dijawab oleh 83 responden di Perum. Gunung Putri Permai RW.09, maka berikut adalah kesimpulan hasil analisis dan pembahasan: 1. Persepsi Pemirsa berdasarkan Dimensi Sensasi (Keasyikan) Persepsi Pemirsa terhadap Program Double Bioskop TransTV berdasarkan dimensi sensasi (keasyikan) berada pada ukuran rata-rata (Central Tendency) sebesar 3.74, sehingga kecenderungan persepsi pemirsa menyetujui bahwa Program Double Bioskop TransTV ini memiliki sensasi (keasyikan) tersendiri untuk disaksikan. Pemirsa menilai program Double Bioskop TransTV sudah dapat memuaskan dan menghibur pemirsa karena memiliki kualitas yang sangat baik dari segi gambar dan suara yang disajikan. Meskipun penayangannya kurang tepat waktu (khususnya pada sesi pertama pukul 21.00 WIB) dan film-film yang disajikan kurang eksklusif (kebanyakan re- run). Namun, dengan selalu menghadirkan film spesial pada moment- moment tertentu dengan tema cerita (genre) yang beragam membuat program ini memiliki sensasi (keasyikan) tersendiri untuk disaksikan.

description

Chapter V - Thesis Descriptive Research about Double bisokop TransTV

Transcript of Thesis 14 Bab V

Page 1: Thesis 14 Bab V

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah peneliti membahas dan menganalisa hasil kuesioner yang

dijawab oleh 83 responden di Perum. Gunung Putri Permai RW.09, maka

berikut adalah kesimpulan hasil analisis dan pembahasan:

1. Persepsi Pemirsa berdasarkan Dimensi Sensasi (Keasyikan)

Persepsi Pemirsa terhadap Program Double Bioskop TransTV

berdasarkan dimensi sensasi (keasyikan) berada pada ukuran rata-rata

(Central Tendency) sebesar 3.74, sehingga kecenderungan persepsi

pemirsa menyetujui bahwa Program Double Bioskop TransTV ini memiliki

sensasi (keasyikan) tersendiri untuk disaksikan.

Pemirsa menilai program Double Bioskop TransTV sudah dapat

memuaskan dan menghibur pemirsa karena memiliki kualitas yang

sangat baik dari segi gambar dan suara yang disajikan. Meskipun

penayangannya kurang tepat waktu (khususnya pada sesi pertama pukul

21.00 WIB) dan film-film yang disajikan kurang eksklusif (kebanyakan re-

run). Namun, dengan selalu menghadirkan film spesial pada moment-

moment tertentu dengan tema cerita (genre) yang beragam membuat

program ini memiliki sensasi (keasyikan) tersendiri untuk disaksikan.

83

Page 2: Thesis 14 Bab V

84

2. Persepsi Pemirsa berdasarkan Dimensi Atensi (Minat).

Minat pemirsa terhadap Program Double Bioskop TransTV

berdasarkan dimensi atensi (minat) berada pada ukuran rata-rata (Central

Tendency) sebesar 3.35, sehingga kecenderungan persepsi pemirsa

biasa saja pada atensi (minat) untuk menyaksikan Program Double

Bioskop TransTV ini setiap harinya.

Pemirsa menilai Program Double Bioskop TransTV khususnya pada

film-film dan tema cerita (genre) yang ditayangkan setiap harinya cukup

menarik minat pemirsa. Akan tetapi, minat pemirsa menyaksikan program

ini cenderung lebih banyak pada sesi pertama (pukul 21.00 WIB)

dibandingkan sesi kedua (pukul 23.00 WIB), hal tersebut dikarenakan

penayangan pada sesi kedua dinilai pemirsa terlalu larut malam. Terlebih

durasi jeda iklan yang lama dan pemutaran film-film re-run yang sering

ditayangkan dinilai membosankan, membuat program ini kurang menarik

atensi (minat) pemirsa untuk menyaksikannya.

3. Persepsi Pemirsa berdasarkan Dimensi Memori (Ingatan).

Persepsi Pemirsa terhadap Program Double Bioskop TransTV

berdasarkan dimensi memori (ingatan) berada pada ukuran rata-rata

(Central Tendency) sebesar 3.41, sehingga kecenderungan persepsi

pemirsa menyetujui bahwa keseluruhan Program Double Bioskop

TransTV ini membuat kesan yang baik dalam memori (ingatan) pemirsa.

Page 3: Thesis 14 Bab V

85

Pemirsa menilai keseluruhan Program Double Bioskop TransTV

membuat kesan yang baik pada memori (ingatan) pemirsa khususnya

pada program pendukung seperti promosi program (info commercial) dan

acara kuis. Penayangan acara kuis Program Double Bioskop TransTV

sudah dihentikan sekarang, namun acara tersebut sangat meraih

perhatian pemirsa sebelumnya dengan hadiah-hadiah menarik yang

ditawarkan. Selain itu, promosi program (info commercial) yang berfungsi

sebagai panduan pemirsa menyaksikan film-film yang akan ditayangkan

terbukti efektif membantu pemirsa.

5.2 Saran

Dari hasil analisis penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran

berdasarkan beberapa pendapat responden agar Program Double Bioskop

TransTV semakin inovatif, berkualitas dan berkembang menjadi salah satu

program acara ter-favorite pemirsa, antara lain:

1. Program Double Bioskop TransTV bila dilihat dari aspek kualitas saat ini

sebenarnya sudah cukup baik, namun diharapkan agar Program Double

Bioskop TransTV dapat menayangkan film-film Box Office terbaru yang

ditayangkan secara eksklusif 6 atau 12 bulan setelah penayanganya di

Bioskop Indonesia.

2. Pemotongan adegan film yang sering dilakukan pada penayangan

Program Double Bioskop TransTV diharapkan agar dikurangi, karena

Page 4: Thesis 14 Bab V

86

selain dapat mengganggu alur cerita film hal tersebut juga dapat

mempengaruhi keasyikan pemirsa menyaksikan program ini.

3. Penayangan acara kuis yang kini telah dihentikan, diharapkan agar tetap

dipertahankan dan lebih dikembangkan baik dari segi format, tampilan

serta hadiah-hadiah yang ditawarkan supaya dapat menarik minat dan

perhatian pemirsa lebih banyak lagi.

4. Durasi jeda iklan (commercial breaks) diharapkan diatur agar tidak lama,

karena sangat membosankan dan mengakibatkan pemirsa cenderung

memindahkan saluran televisi (zapping).

5. Penayangan Program Double Bioskop TransTV khususnya pada sesi

pertama (pukul 21.00 WIB) yang sering tidak tepatnya waktu, diharapkan

di minimalisir agar sesuai jadwal penayangan yang ditentukan.

6. Jadwal penayangan Program Double Bioskop TransTV diharapkan agar

disesuaikan menjadi pukul 20.00 WIB pada sesi pertama dan pukul 22.00

WIB pada sesi kedua. Hal tersebut dikarenakan penempatan waktu

penayangan film khususnya disesi kedua yaitu pada pukul 23.00 WIB

dinilai pemirsa terlalu larut malam.