Theodolite
-
Upload
muhammad-imam-junaedi -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Theodolite
Syarat-syarat menggunakan Theodolite
Syarat pemakaian alat ukur theodolite adalah kondisi-kondisi yang harus dipenuhi
sebelum alat tersebut digunakan untuk pengukuran, agar data yang dihasilkan terbebas dari
kesalahan sistematis. Adapun syarat-syaratnya adalah :
Sumbu I Vertikal
Sumbu II Tegak Lurus Sumbu I
Garis bidik tegak lurus Sumbu II
Kesalahan Indeks Vertikal = 0
1. Mengatur Sumbu I Vertikal
Letakkan theodolit di atas statif yang telah didirikan dalam keadaan mendatar dan
baut instrumen diputar tepat pada lubang drat.
Mengatur nivo kotak : Membawa gelembung nivo dari kedudukan 1 ke kedudukan 2
dengan memutar sekerup A dan B bersama-sama ke arah luar atau ke arah dalam.
Kemudian gelembung dibawa ke posisi 3 dengan memutar sekerup C. Kedudukan
gelembung diteliti atau dicek dengan memutar alat ke sembarang kedudukan. Jika
gelembung nivo tetap ditengah-tengah berarti sumbu I telah vertikal dan lanjutkan
dengan pengaturan nivo tabung.
2. Menyeimbangkan Nivo Tabung pada piringan vertikal:
Gunakan klem penyeimbang nivo tabung ke kiri atau ke kanan sampai kedudukan
menjadi seimbang.
Putar alat ke sembarang arah, cek kedudukan nivo tabung. Apabila telah seimbang
maka dapat dilakukan pengukuran.
Tujuan penyeimbangan Nivo Tabung agar garis arah yang melalui titik nol skala
vertikal sejajar dengan garis arah nivo tabung
3. Beberapa Pengaturan Tetap
a. Sumbu II tegak lurus dengan sumbu I
Kesalahan sumbu II tidak tegak lurus dengan sumbu I hanya terjadi pada alat ukur
theodolit tipe lama, pada alat theodolit tipe wild T0 yang kita punya, apabila sumbu I
vertikal dan nivo tabung telah diseimbangkan maka otomatis sumbu II telah tegak
lurus dengan sumbu I karena memang sudah didesain oleh pabrik sendiri.
Pada tipe lama sumbu II dilengkapi dengan sekerup penyangga dan sekerup koreksi
sumbu II yang berfungsi untuk mengoreksi agar sumbu II tegak lurus sumbu I.
b. Garis Bidik Tegak lurus Sumbu II
Arahkan teropong pada obyek tertentu, misalkan titik P1, dengan teropong pada
kedudukan biasa (B), dengan bantuan visir. Setelah mendekati maka kunci dengan
klem horisontal dan klem sumbu II. Gunakan sekerup penggerak halus vertikal dan
penggerak halus horisontal untuk menempatkan pas di P1. Catat bacaan lingkaran
horisontal.
Ubah teropong pada keadaan luar biasa (LB), lalu bidik kembali ke titik P1. Catat
kembali bacaan lingkaran horisontal.
Apabila terjadi kesalahan dapat dilihat dengan rumus sebagai berikut :
a = 90° – (B – LB)/2
Lakukan koreksi pada mikroskop dengan cara memutar sekerup penggerak halus
horisontal ditambah atau dikurangi a pada posisi terakhir.
Akibat penambahan atau pengurangan sebesar a tersebut maka garis kolimasi (garis
bidik) sudah tidak mengarah pada titik P1 lagi. Maka garis kolimasi harus diarahkan
kembali ke titi P1 dengan memutar sekerup koreksi diafragma kiri dan kanan dengan
memutar dengan menggunakan pen koreksi.
Arahkan teropong pada kedudukan biasa (B), lalu bidik lagi titik P1 dan cari nilai a.
Apabila a = 0 atau mendekati nol maka percobaan dianggap telah seslesai, tetapi bila
nilai a masih besar, ulangi dengan cara yang sama sampai a = 0.
4. Menghilangkan Kesalahan Index Vertikal
Arahkan teropong pada titik yang telah ditentukan misal A1, pada kedudukan biasa
(B). catat pembacaan lingkaran vertikalnya.
Ubah teropong pada posisi luar biasa (LB). Catat pembacaan vertikalnya.
Lakukan koreksi dengan menambahkan atau mengurangi pembacaan terakhir dengan
menggunakan sekerup penggerak halus vertikal sebesar p, dimana :
p = 180° – (B + LB)/2
akibat penambahan atau pengurangan tersebut maka garis bidik akan bergeser.
Karena itu garis bidik harus diarahkan kembali ke titik A dengan cara memutar
sekerup koreksi diafragma atas bawah. Bisa juga dengan menyeimbangkan kembali
nivo alhidade vertikal (nivo tabung) yang menjadi tidak seimbang akibat penambahan
tadi.
Lakukan langkah-langkah di atas secara berulang-ulang sampai didapatkan p = 0 atau
p mendekati nol.