Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan data ukur Lapangan untuk Alat ukur Kompas Geologi dan Theodolite...

download Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan data ukur Lapangan untuk Alat ukur Kompas Geologi dan Theodolite Berbasis Teknologi Web.pdf

of 13

description

Penelitian Tentang Pemograman Web dan Teknik Pengolahan data Pemetaan.

Transcript of Rancang Bangun Aplikasi Pengolahan data ukur Lapangan untuk Alat ukur Kompas Geologi dan Theodolite...

  • RANCANG-BANGUN APLIKASI PENGOLAHAN DATA HASIL

    PENGUKURAN LAPANGAN UNTUK ALAT UKUR

    KOMPAS GEOLOGI DAN THEODOLITE

    BERBASIS TEKNOLOGI WEB

    Diusulkan Oleh :

    Nyongker Y. Liunsanda ( 08311065 )

    UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN KEBUMIAN

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

    2012

  • RANCANG-BANGUN APLIKASI MOBILE PENGOLAHAN DATA

    HASIL PENGUKURAN LAPANGAN UNTUK ALAT UKUR KOMPAS

    GEOLOGI DAN THEODOLITE

    ABSTRAK

    Perkembangan teknologi juga berdampak pada industri pertambangan salah

    satunya yaitu kegiatan pemetaan. Pemetaan merupakan kegiatan penting pada tahap

    awal kegiatan penambangan, serta menyajikan informasi dasar pada beberapa

    kegiatan estimasi seperti, perhitungan cadangan, kemajuan tambang, serta

    perancangan dan pengontrolan kegiatan persiapan infrastruktur. Pada kenyataannya

    untuk menghasilkan suatu peta masih perlu melalui beberapa tahap pengolahan

    data, baik secara manual maupun dengan bantuan software pengolah angka yang

    tentu menyita banyak waktu dan kurang praktis. Oleh karena itu, maka penulis

    melakukan penelitian untuk membuat suatu aplikasi yang dapat secara langsung

    mengolah data hasil pengukuran lapangan untuk alat ukur kompas geologi dan

    thedolite, dengan hasil berupa post map dan data koordinat.

    ABSTRACT

    The developing of technology has also influencing the mining industry such

    as the activity of mapping. Mapping is an important activity in early stage of mining

    process which represent basic information of some estimation activities like the

    reserved calculation, minning progress, and the design and control in infrastructure

    preparation. Practically, it still needs several things to do in the data processing in

    order to produce a map, whether we produce it manually or by the help of some

    existed software applications which takes time to do it. Therefore, we do some

    researchs to make a new software application that is able to proccess the data

    produced by the used of geological compass and theodolite, resulting the coordinat

    data and its post map at a time.

    PENDAHULUAN

    Kebutuhan akan kecepatan, dan ketelitian pada metode pengolahan data

    hasil pengukuran, menjadi tantangan bagi siapa saja yang berhubungan dengan

    kegiatan pemetaan, sehingga penelitian ini akan membahas tentang pengembangan

    konsep pengolahan data ukur secara manual menjadi suatu konsep digital.

    Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu mengkonversi rumus-

    rumus pengolahan data untuk alat ukur kompas geologi dan theodolite menjadi

    suatu aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman Pree-Hypertext

    peocessor ( PHP )

    TUJUAN

    Tujuan dari penelitian ini yaitu dapat menghasilkan suatu aplikasi berbasis

    web yang dapat secara langsung mengolah data hasil pengukuran lapangan untuk

    alat ukur kompas geologi dan theodolite, serta hasilnya yang berupa post map dan

    data koordinat dapat digunakan pada aplikasi pemetaan lain.

    METODE

  • Dasar teori rumus pengolahan data :

    Kompas Geologi

    Kompas geologi merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk pengukuran

    sudut terhadap arah utara sebesar 360 searah jarum jam, dan juga dapat digunakan

    untuk mengukur kemiringan bidang dengan sudut antara 0 sampai 90.

    Data yang diperoleh dari pengukuran lapangan menggunakan kompas geologi

    yaitu, azimut, kemiringan (slope), dan jarak lapangan. Data-data tersebut

    selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu peta, untuk menghasilkan

    suatu peta maka dalam pengolahan data hasil pengukuran secara teoritis berlaku

    rumus-rumus berikut :

    Jarak datar ( Dt )

    Dt = Jarak lapangan X Cos Slope

    Jarak datar merupakan garis yang menggambarkan jarak pada suatu bidang miring

    yang dianggap datar, hal ini menjadi acuan dalam perhitungan jarak grafis

    Beda Tinggi ( H )

    H = Dt X Tg Slope Beda tinnggi yang dimaksut adalah, perbedaan ketinggian antara stasion satu dan

    stasion lain yang saling terikat.

    Koreksi beda tinggi

    Koreksi beda tinggi = H

    Koreksi terhadap beda tinggi dilakukan mengingat ketelitian dalam pengukuran

    yang sering dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, alam, kondisi alat, dan

    kesalahan manusia, maka dilakukan koreksi perhitungan untuk mengetahui nilai

    koreksi dari masing-masing beda tinggi ( n ).

    Beda Tinggi terkoreksi ( H )

    H = H Koreksi beda tinggi Beda tinggi terkoreksi adalah beda tinggi akhir yang diperoleh setelah masing-

    masing beda tinggi telah dikurangkan dengan nilai koreksi yang telah diketahui.

    Ketinggian ( H )

    H = Ketinggian awal + H Ketinggian diperoleh setelah beda tinggi yang telah dikoreksi untuk masing-masing

    stasion telah diketahui, dan nilai ketinggian diperoleh dengan menjumlahkan

    ketinggian awal dan beda tinggi terkoreksi.

    Untuk keperluan memperoleh data koordinat maka rumus tambahan yang

    diperlukan yaitu :

    Absis

    X = Dt x Sin

  • Y = Dt x Cos Absis merupakan koordinat sementara yang diperoleh dari jarak datar dan sin

    azimuth uuntuk absis X, dan cos azimut untuk absis Y.

    Koordinat

    Untuk membperoleh nilai koordinat dari tiap-tiap titik, dilakukan penjumlahan

    antara koordinat awal ( dapat diperoleh dengan alat ukur GPS ) dengan koordinat

    sementara ( absis)

    X = Koordinat awal + Absis X

    Y = Koordinat awal + Absis Y

    Theodolite

    Theodolite merupakan alat ukur tanah yang memiliki tingkat ketelitian yang

    baik, karena theodolite dilengkapi dengan treepot sebagai dudukan alat agar kondisi

    alat benar-benar level ( dalam keadaan horizontal yang sebenarnya). Theodolite

    dapat digunakan untuk mengukur sudut horizontal dan sudut vertikal, dan juga

    mengukur kemiringan bidang dalam persen ( %)

    Pengukuran dengan theodolite akan memperoleh data yaitu, benang silang

    yaitu benang atas ( Ba ), benang tengah ( Bt ), benang bawah ( Bb ), sudut

    horizontal, dan sudut vertical.

    Sedangkan untuk mengasilkan suatu peta rumus-rumus yang digunakan untuk

    mengolah data hasil pengukuran lapangan sebagai berikut :

    Perhitungan koreksi benang

    - Ba = 2xBt Bb - Bb = 2xBt Ba

    Benang tengah harus ditempatkan sesuai dengan tinggi alat, agar sudut yang

    terbentuk antara garis miring dan garis datar ( lihat gambar 5.1 ) sesuai dengan

    keadaan nyata dilapangan.

    Pada gamabar 1, posisi benang

    tengah ditempatkan sesuai dengan

    tinggi alat ( A ke A = B ke Bt ) yaitu 1.300, maka besaran sudut yang

    terbentuk pada dimensi Bt-A-C akan sama dengan sudut pada

    dimensi B-A-B yang merupakan sudut sebenarnya di lapangan, pada

    gambar besaran sudut 27.

    Pada kondisi tertentu posisi benang

    tengah tidak mutlak ditempatkan

    sesuai dengan tinggi alat, yang

    kemudian dapat dikoreksi dengan

    perhitungan TI-Bt.

    Jarak Optis ( Jarak OP)

    Jarak OP = 100 x ( Ba - Bb )

    (Gambar 1. Penampang Pengukuran)

  • Jarak optis adalah jarak miring yang merupakan proyeksi dari jarak lapangan.

    Jarak datar ( Dt )

    Jarak datar merupakan jarak antara dua titik yang memiliki nilai beda tinggi yang

    kemudian dibuat horizontal, pada gambar 2.2.3 jarak A ke Bt adalah 6,6 ( jarak optis ), sedangkan jarak horizontalnya ( A ke B ) adalah 5,9, dalam keadaan ini beda tinggi untuk titik A dan titik B sama dengan 0. Untuk menghitung nilai jarak datar digunakan persamaan berikut :

    Dt = 100(Ba-Bb) X Cos . Dimana = 90 Sudut vertikal

    Beda Tinggi (H )

    Beda tinggi adalah selisi antara dua titik objek yang memiliki nilai ketinggian yang

    berbeda, dan berlaku rumus berikut :

    H = Dt X Tg Pada pengukuran dimana posisi benang tengah tidak sama dengan tinggi alat

    digunakan persamaan berikut :

    H = (Dt X Tg ) + (Ti-Bt)

    Ketinggian ( H )

    Ketinggian selalu diukur dari permukaan air laut yang bernilai 0 meter, sedangkan untuk ketinggian awal dapat diperoleh dengan alat ukur Global Position

    System ( GPS ). Ketinggian didapat dari menjumlahkan ketinggian awal dengan

    nilai beda tinggi antara titik sebelumnya dan titik dimana alat berada rumus yang

    digunakan untuk memperolehnilai ketinggian yaitu :

    H = Ketinggian awal + H

    Untuk keperluan memperoleh data koordinat maka rumus tambahan yang

    diperlukan adalah sebagai berikut :

    Absis

    Absis merupakan koordinat sementara yang diperoleh dari perkalian antara jarak

    datar ( Dt ) dan sudut desimal horizontal (Sin untuk absis X dan Cos untuk absis Y ) sehingga diperoleh rumus sebagai berikut :

    X = Dt X Sin Y = Dt X Cos

    Koodinat

    Koordinat untuk masing-masing titik pengamatan dapat diketahui dengan

    menjumlahkan koordinat awal (dapat diperoleh dengan GPS ) dan koordinat

    sementara ( absis ) dari tiap-tiap titik, maka berlaku persamaan berikut :

    X = Koordinat awal + Absis X

    Y = Koordinat awal + Absis Y

    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Berdasarkan dasar teori rumus pengolahan data, maka dapat dilakukan

    rancang-bangun perangkat lunak untuk mendapatkan keluaran berupa titik

    koordinat dan peta postmap secara otomatis.

    Perangkat lunak yang dibangun memiliki kemampuan sebagai berikut:

    1. Mengolah data pengukuran dan menghasilkan keluaran berupa titik koordinat dan peta postmap secara otomatis.

    2. Melakukan impor data pengukuran berformat Excel, sehingga file-file data pengukuran yang sudah ada dapat langsung dimasukkan secara

    otomatis ke dalam database tanpa perlu melakukan entri data ulang.

    3. Melakukan ekspor data keluaran titik koordinat ke dalam format Comma Separated Variables ( CSV ) sehingga hasil pengukuran dapat

    digunakan ulang ke dalam software postmap yang lain (missal: Surfer,

    Global Mapper dll ) sebagai pembanding.

    Perancangan Perangkat Lunak

    Pada tahapan ini meliputi perancangan database dan perancangan diagram

    alur (Flowchart) dari sistem.

    Perancangan Database

    Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghasilkan sebuah database yang

    mampu menangani semua transaksi yang terjadi pada aplikasi.

    Entity Relational Diagram ( ERD )

    loginuser

    PK iduser

    namauser

    password

    usertype

    pengukuran

    PK idpengukuran

    lokasi

    tanggal

    alat

    bt

    FK1 iduser

    patok

    PK idpatok

    jumlahtitik

    FK1 idpengukuran

    koordinat

    PK idkoordinat

    utama

    atas

    tengah

    bawah

    derajath

    menith

    detikh

    desimalh

    derajatv

    menitv

    detikv

    desimalv

    jarakop

    teta

    costeta

    cos2teta

    delta

    tang

    deltatang

    tlbt

    deltah

    sinalfa

    cosalfa

    x

    y

    x100

    y100

    z100

    FK1 idpengukuran

    1

    N

    1

    1

    N

    N

  • Perancangan Diagram Alur

    Pengguna akan memanfaatkan

    aplikasi pengolahan data pengukuran

    ini dengan tahapan-tahapan sebagai

    berikut:

    1. Pengguna harus memasukkan terlebih dahulu data keterangan

    mengenai pengukuran yang

    dilakukan. Data keterangan

    tersebut meliputi data lokasi

    pengukuran, jenis alat yang

    digunakan, keterangan mengenai

    bentang tengah dalam pengukuran,

    dan keterangan tambahan yang

    terkait dengan pengukuran

    tersebut.

    2. Pengguna memasukkan jumlah patok yang digunakan dalam

    pengukuran tersebut. Jumlah patok

    harus lebih besar dari nol, karena

    jika kurang dari nol, maka berarti

    tidak ada pengukuran yang

    dilakukan. Jika patok tidak lebih

    besar dari nol, maka pengguna

    harus memasukkan kembali jumlah

    patoknya.

    3. Pengguna memasukkan jumlah titik untuk masing-masing patok.

    4. Pengguna memasukkan data pengukuran untuk tiap titik. Setiap data pengukuran dimasukkan, maka sistem secara otomatis akan langsung

    melakukan perhitungan.

    5. Setelah seluruh data pengukuran untuk seluruh titik sudah dimasukkan, maka pengguna dapat segera menghasilkan hasil pengolahan data pengukuran berupa

    koordinat dan postmap. Selain itu, pengguna juga dapat melakukan ekspor data

    hasil pengukuran ke dalam bentuk .CSV sehingga dapat dimanfaatkan ulang

    ke software postmap yang lain guna melakukan perbandingan.

    Pembuatan Perangkat Lunak

    Perangkat lunak dikembangkan dengan basis teknologi web, yakni dengan

    bahasa pemrograman PHP dan database MySQL, sementara untuk membantu

    proses perhitungan pada form masukan data dilakukan dengan bahasa

    pemrograman Javascript.

    Hasil dari pembuatan aplikasi sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan

    adalah sebagai berikut:

    Mulai

    Masukkan Keterangan

    Pengukuran

    Masukkan Jumlah Patok

    Masukkan Jumlah Titik

    Untuk Tiap Patok

    Masukkan Data Pengukuran

    Untuk Tiap Titik

    Proses Penghitungan Koordinat

    Hasil Pengolahan Data

    Pengukuran Berupa Koordinat

    Semua Titik dan Postmap

    Selesai

    Jumlah

    Patok

    > 0

    TIDAK

    YA

  • Masukkan Keterangan Pengukuran

    (Gambar 2. Form masukan keterangan data pengukuran)

    Masukkan Jumlah Patok

    (Gambar 3. Form masukan jumlah patok)

    Masukkan Jumlah Titik

    (Gambar 4. Form masukan jumlah titik)

    Pada bagian ini, pengguna harus memasukkan jumlah titik yang dibuat

    untuk masing-masing patok. Masukan jumlah patok dan titik ini akan berguna

    untuk pembuatan masukan data pengukuran di halaman selanjutnya.

  • Masukkan Data Pengukuran

    (Gambar 5. Form masukan data pengukuran lapangan)

    Pada bagian ini, pengguna dapat memasukkan data pengukuran lapangan

    yang telah dilakukan. Tidak semua kolom isian pada formulir masukan di atas diisi

    oleh pengguna, tetapi bahasa pemrograman Javascript yang digunakan dalam

    halaman masukan data pengukuran lapangan ini akan secara otomatis melakukan

    perhitungan untuk memberikan nilai pada kolom-kolom masukan yang lain.

    Misalnya saja, pengguna hanya cukup memasukkan nilai bentang atas dan bentang

    bawah, maka nilai bentang tengah akan secara otomatis dihasilkan dengan kode

    Javascript berikut:

    function hitungtengah() { var angka1 = document.myform.atas.value - 0; var angka2 = document.myform.bawah.value - 0; document.myform.tengah.value = String(((angka1+angka2)/2)); document.myform.jarakop.value = String(((angka1-angka2)*100)); }

    Demikian juga dengan nilai Desimal H, Desimal V, dan Koordinat X, Y,

    dan Z akan secara otomatis dihasilkan ketika pengguna sudah memasukan nilai

    sudut horizontal dan sudut vertikal.

    Jika pengguna telah selesai memasukkan data pengukuran lapangan, maka

    pengguna dapat menekan tombol Hasilkan Plot, dan data pengukuran lapangan yang sudah dimasukkan tadi dan koordinat hasil pengolahan data pengukuran

    tersebut akan disimpan ke dalam database dan postmap langsung dihasilkan.

  • Hasilkan Koordinat dan Postmap

    (Gambar 6. Hasil Perhitungan)

    (Gambar 7. Hasil peta post)

  • Postmap dihasilkan melalui pengambilan koordinat hasil pengolahan data

    pengukuran yang sudah disimpan di database. Dari titik-titik koordinat tersebut,

    maka dapat dihasilkan keluaran berupa grafik yang memanfaatkan fungsi GD

    Library yang ada di dalam bahasa pemrograman PHP.

    Ekspor Data Koordinat ke bentuk .CSV

    Fungsi ini digunakan apabila pengguna ingin membandingkan hasil

    pengolahan data pengukuran ini dengan software pengolah data yang lain seperti

    Surfer dan GlobalMap. Pengguna dapat langsung menekan tombol Ekspor ke .CSV, dan data pengukuran serta koordinat hasil pengolahan data pengukuran akan langsung diekspor ke bentuk file .CSV.

    Impor Data Excell.

    Pada fitur ini, pengguna dapat langsung melakukan impor terhadap data

    pengukuran lapangan yang berbentuk file .XLS yang formatnya sudah ditetapkan

    sebelumnya agar dapat dikenali oleh aplikasi. Dengan adanya fitur ini, maka file-

    file hasil pengukuran terdahulu dapat langsung diolah tanpa harus memasukan

    ulang data pengukuran ke dalam formulir masukan data pengukuran.

    (Gambar 10. Form impor excel)

    Setelah itu, aplikasi akan melakukan impor data pengukuran lapangan baris demi

    baris dari file Excel tersebut. Selanjutnya akan ditampilkan halaman verifikasi data

    pengukuran untuk memastikan kepada pengunjung bahwa impor data sudah

    dilakukan dengan sempurna. Setelah itu, koordinat hasil pengukuran dan postmap

    dapat langsung dihasilkan.

  • Perbandingan Hasil Aplikasi yang sudah dibuat dengan Perhitungan Manual

    (Gambar 9. Perbandingan Post Map)

    Aplikasi yang dibuat ( n-Grid ) menampilkan peta post dari hasil hitungan

    data koordinat dari data lapangan yang diinput, sedangkan Surfer menampilkan peta

    post dari data koordinat hasil perhitungan aplikasi n-Grid yang diekspor ke bentuk

    CSV untuk menguji perbandingan, dan aplikasi pemetaan lain yaitu Global Mapper

    menampilkan peta post dari data koordinat yang berasal dari perhitungan data

    lapangan secara manual.

    KESIMPULAN

    Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, rumus-rumus pengolahan data

    hasil pengukuran lapangan untuk alat ukur kompas geologi dan theodolite dapat

    dikonversi menjadi suatu aplikasi ( n-Grid ) dengan bahasa pemrograman Pree-

    Hypertext Processor ( PHP ), serta dapat secara langsung mengolah data hasil ukur

    lapangan, dan menghasilkan data dalam bentuk koordinat dan peta post.

    Sebagai pengujian untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat telah

    dapat digunakan atau belum , maka dilakukan percobaan pada aplikasi pemetaan

    lain untuk melihat perbandingan antara hasil pengolahan data secara manual dan

    yang dihasilkan oleh aplikasi yang n-Grid. Dari hasil perbandingan seperti pada

    gambar 9 dapat dilihat bahwa hasil peta post dari pengolahan secara manual dan

    pengolahan menggunkan aplikasi n-Grid memiliki kesamaan, maka dapat

    dikatakan bahwa aplikasi yang dibuat telah dapat digunakan.

    n-Grid Surfer v10.2 Global Mapper v12.0

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Dr. Ir. Satrodarsono Suyono. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta 2005.

    2. Ir. Budiarto. MT. 2000. Ilmu Ukur Tambang. Jurusan Teknik Pertambangan UPN Veteran Yokyakarta. 2000.

    3. Wangsotjitro Soetomo. 1983. Ilmu Ukur Tanah. Penerbit Yayasan Kanisius.

    4. Suja Iman. 2005. Pemrograman SQL dan Database Server MySQL. Penerbit Andi. 2005.

    5. Abdul Kadir. 2009. Mudah menjadi Programer PHP. Penerbit Andi Publisher. 2009.