The Economics of Information

8
Awangku Zeffrey Ali Musa Jeludin MM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37 Ringkasan Managerial Economics Chapter XII “The Economics of Information” The Mean And The Variance Mean Mean atau nilai rata - rata adalah nilai yang diharapkan atau rata - rata dari variabel acak. Mean dapat dicari dengan cara menjumlahan kemungkinan atau probabilitas kemudian dibagi dengan hasil yang ada dan dikalikan dengan hasil yang didapat. Berikut rumus untuk mencari mean : E[x] = q 1 x 1 + q 2 x 2 +…+q n x n Nilai ini akan memberikan informasi mengenai nilai rata-rata dari variabel acak akan tetapi tidak tmenghasilkan informasi tentang tingkat risiko yang terkait dengan variabel acak. Variance Variance adalah penjumlahan dari probabilitas dibagi dengan hasil berbeda yang mungkin muncul kemudian dikali dengan kuadrat standar deviasi dari nilai rata – rata. Variance adalah derajat resiko yang mungkin timbul dari penggunaan variabel tersebut. Semakin tinggi nilai variance maka semakin tinggi pula resiko yang ada. Berikut rumus untuk mencari variance : S 2 = q 1 (x 1 - E[x]) 2 + q 2 (x 2 - E[x]) 2 +…+q n (x n - E[x]) 2 Standard Deviation 1

description

Introduction of Economic Management about the economic information.

Transcript of The Economics of Information

Page 1: The Economics of Information

Awangku Zeffrey Ali Musa JeludinMM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37

Ringkasan Managerial Economics Chapter XII

“The Economics of Information”

The Mean And The Variance

Mean

Mean atau nilai rata - rata adalah nilai yang diharapkan atau rata - rata dari variabel acak.

Mean dapat dicari dengan cara menjumlahan kemungkinan atau probabilitas kemudian

dibagi dengan hasil yang ada dan dikalikan dengan hasil yang didapat. Berikut rumus untuk

mencari mean :

E[x] = q1 x1 + q2 x2 +…+qn xn

Nilai ini akan memberikan informasi mengenai nilai rata-rata dari variabel acak akan tetapi

tidak tmenghasilkan informasi tentang tingkat risiko yang terkait dengan variabel acak.

Variance

Variance adalah penjumlahan dari probabilitas dibagi dengan hasil berbeda yang mungkin

muncul kemudian dikali dengan kuadrat standar deviasi dari nilai rata – rata. Variance adalah

derajat resiko yang mungkin timbul dari penggunaan variabel tersebut. Semakin tinggi nilai

variance maka semakin tinggi pula resiko yang ada. Berikut rumus untuk mencari variance :

S2 = q1 (x1- E[x])2 + q2 (x2- E[x])2 +…+qn(xn- E[x])2

Standard Deviation

Standar deviasi dihitung untuk melihat penyimpangan dengan cara menghitung akar dari

variance.

Uncertainty And Consumer Behavior

Risk Aversion

Risk aversion adalah tipe perilaku konsumen yang lebih memilih untuk menghindari sebuah

resiko. Untuk itu keputusan seorang manager untuk menghadapi tipikal konsumen risk

aversion adalah menggunakan metode sebagai berikut :

o Product Quality

1

Page 2: The Economics of Information

Awangku Zeffrey Ali Musa JeludinMM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37

Manager memberikan informasi kepada konsumen yang ragu untun menggunakan

jasa atau produk yang dijual dengan memberikan informasi sejelas – jelasnya

sehingga konsumen merasa yakin dan mau untuk menggunakannya. Hal - hal yang

bisa dilakukan antara lain dengan pemasangan iklan, memberikan sample produk

gratis, memberikan voucher untuk free trial, menurunkan harga di bawah harga

kompetitor agar konsumen mau mencoba, dan sebagainya.

o Chain Store

Konsumen cenderung akan lebih ragu untuk membeli atau menggunakan sebuah

produk atau jasa ketika merk produk atau jasa tersebut asing. Konsumen akan lebih

yakin ketika produk atau jasa tersebut sudah meluas dan memiliki banyak cabang di

mana – mana. Hal ini akan membuat konsumen lebih yakin untuk menggunakannya.

o Insurance

Fakta menunjukan bahwa konsumen akan mau membayar lebih untuk menhindari

resiko. Oleh karena itu ada beberapa industri yang melakukan bundling atau

penggabungan dengan asuransi. Contoh dari industri yang melakukan ini adalah

industri properti, otomotif, jasa angkutan udara, dan sebagainya.

Risk Loving

Risk loving merukapan tipikal konsumen yang menyukai atau mencari pengalaman baru

sehingga tidak takut untuk menghadapi resiko yang ada.

Risk Neutral

Sementara konsumen yang tidak memiliki preferensi atau pilihan untuk mengambil sebuah

resiko atau menghadapi tantangan baru dinamakan sebagai konsumen tipe risk neutral.

Consumer Search

Dalam mencari sebuah produk atau jasa, biasanya seorang konsumen akan menemui banyak

penjual yang menjual produk atau jasa yang sama akan tetapi dijual dengan harga yang

berbeda. Ketidakpastian dan keanekaragaman harga tersebut, membuat konsumen akan

melakukan pencarian akan harga terendah terlebih dahulu. Dalam pencarian tersebut,

konsumen akan melakukan dua hal yaitu free recall dan replacement.

o Free Recall

2

Page 3: The Economics of Information

Awangku Zeffrey Ali Musa JeludinMM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37

Di dalam free recall, konsumen akan mengunjungi beberapa penjual dan menanyakan

harga dari produk atau jasa yang dicari, kemudian konsumen akan kembali ke penjual

yang menjual produk atau jasa yang dicarinya dengan harga yang paling rendah.

o Replacement

Sementara dalam replacement, konsumen akan membeli produk subsitusi yang

harganya lebih murah.

Uncertainty And The Firm

Risk Aversion

Sama seperti konsumen yang menghindari resiko, di dalam perusahaan para pemegang

saham juga berharap para manager bisa menghindari resiko. Faktanya mayoritas manager

memiliki kecenderungan untuk bersikap risk averse dan risk neutral. Para pemegang saham

memiliki preferensi terhadap manajer yang risk averse, yakni menghindari risiko yang

berlebihan. Pemegang saham ingin mendapatkan keuntungan maksimal dengan

menghindari rugi yang terlalu besar. Oleh karena itu biasanya para pemegang saham akan

mengharapkan seorang manajer yang bersikap risk averse. Untuk menekan resiko, biasanya

para pemegang saham akan melakukan diversifikasi dengan cara berinvestasi di beberapa

project. Hal ini sejalan dengan pepatah “jangan menaruh telur di satu keranjang yang sama”

untuk menhindari resiko – resiko secara bersamaan.

Uncertainty And The Market

Asymmetric Information

Informasi asimetris adalah suatu kondisi di mana beberapa individu memiliki informasi lebih

daripada individu yang lain. Sehingga dengan adanya kondisi ini akan menyebabkan orang

yang memiliki sedikit informasi akan menolak untuk berpartisipasi dalam pasar atau bisa

mengakibatkan salah pengambilan keputusan. Ada dua tipe informasi asimetris yaitu hidden

characteristic – adverse selection dan hidden action – moral hazard. Berikut penjelasann dari

kedua tipe informasi asimetris.

o Hidden Characteristics – Adverse Selection

Hidden characteristics adalah kondisi di mana satu pihak memiliki informasi yang

hanya diketahui sendiri dan pihak lain tidak mengetahui informasi tersebut. Adverse

selection menekankan pada situasi saat hidden characteristic terjadi dalam proses

seleksi.

o Hidden Action – Moral Hazard

3

Page 4: The Economics of Information

Awangku Zeffrey Ali Musa JeludinMM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37

Hidden action adalah aksi yang dilakukan oleh satu pihak dan tidak dapat diobservasi

oleh pihak lain. Moral hazard terjadi ketika situasi hidden actions terjadi dan aksi

tersebut memberikan keuntungan ke salah satu pihak, namun menghasilkan biaya

kepada pihak lain.

Signaling And Screening

Signaling dan screening dilakukan untuk mengatasi informasi asimetris seperti yang

dijelaskan di atas. Berikut penjabarannya :

o Signaling

Suatu tindakan yang dilakukan oleh satu pihak untuk memberikan informasi dengan

indikator - indikator yang terukur sebagai data dalam proses observasi pihak lain

yang tidak memiliki informasi.

o Screening

Suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki informasi untuk

melakukan penyortiran terhadap individu - individu yang sesuai dengan karakter

yang diharapkan perusahaan.

o Self Selection Device

Proses pemilihan juga dapat dicapai melalui self selection device yang merupakan

mekanisme yang memberikan informasi kepada kelompok dengan beberapa jenis

pilihan dan pilihan ini akan menunjukkan karakteristik tersembunyi mereka bagi

kelompok yang tidak memiliki informasi.

Auctions (Lelang)

Auctions atau lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga

secara tertulis dan atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi

yang didahului dengan pengumuman lelang (Pasal 1 Ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor :

PMK No. 40/PMK.07/2006). Dengan demikian di dalam lelang pembeli potensial berkompetisi untuk

mendapatkan produk, jasa atau secara umumnya sesuatu yang berharga (karya seni, barang antik,

dsb). Sementara penjual berharap untuk mendapatkan kemungkinan harga tertinggi dari suatu item

yang ditawarkannya. Terdapat beberapa jenis lelang yang dilakukan, penjabarannya sebagai berikut :

Types of Auctions

4

Page 5: The Economics of Information

Awangku Zeffrey Ali Musa JeludinMM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37

o English Auction

Lelang tipe english merupakan lelang yang dimulai dengan menawarkan harga

rendah terlebih dahulu hingga tercapai ke harga tinggi. Pada lelang ini penawar akan

melakukan sebuah pengamatan terlebih dahulu terhadap tawaran dari penawar

lainnya, informasi yang didapat dari pengamatan tersebut digunakan untuk

menentukan apakah kita harus meningkatkan penawaran atau tidak. Pada pelelangan

ini barang akan terjual kepada penawar dengan tawaran harga tertinggi.

o First Price, Sealed-Bid Auction

Penawaran yang dilakukan pada pelelangan jenis ini bersifat tertutup. Penawaran

dilakukan dengan menuliskan tawaran pada sebuah kertas, tawaran dikumpulkan

dan dimasukan pada sebuah amplop. Kemudian auctioner yang akan melihat tawaran

tertinggi dari seluruh tawaran yang dikumpulkan. Pada lelang ini tawaran

tertinggilah yang akan mendapatkan barang tersebut. Penawar tidak mendapat

informasi tawaran dari penawar lainnya.

o Second Price, Sealed-Bid Auction

Pelelangan ini memiliki sitem menawar yang sama dengan First Price, sealed-bid.

Yang membedakan pelelangan ini dengan First Price, sealed-bid adalah penawar yang

berhak memiliki barang lelangan hanya akan membayarkan harga barang seharga

penawaran tertinggi kedua dari keseluruhan tawaran yang dikumpulkan.

o Dutch Auction

Lelang ini merupakan lelang yang dimulai dengan harga tinggi ke harga rendah. Pada

lelang ini auctioner menawarkan suatu barang dengan harga tertinggi terlebih

dahulu. Penawaran akan terus berkurang sampai penawar bersedia membayar

barang seharga yang telah ditentukan.

Information Structures

Pada proses lelang terdapat informasi – informasi yang dapat mempengaruhi keputusan

penawar dalam melakukan penawaran terhadap suatu barang.

o Perfect Information

Setiap penawar mengetahui secara persis harga seharusnya dari suatu barang yang di

lelang, sehingga penawar akan menawar barang tersebut sampai harga seharusnya

barang tersebut.

o Independent Private Values

5

Page 6: The Economics of Information

Awangku Zeffrey Ali Musa JeludinMM UGM Jakarta Angkatan Reguler 37

Seorang penawar memiliki penilaian sendiri terhadap barang yang akan dilelang,

tetapi penawar tidak memiliki informasi mengenai penilaian penawar lainnya

terhadap barang tersebut. Penilaian seorang penawar terhadap suatu barang tidak

tergantung dari penilaian penawar lainnya.

o Affiliated(or Correlated) Value Estimates

Penawar tidak mengetahui penilaiannya terhadap barang yang dilelang, penawar

tersebut pun tidak mengetahui informasi mengenai penilaian penawar lainnya.

Penawar menggunakan semua informasi yang dia miliki untuk memperkirakan nilai

dari barang yang dilelang. Apabila penawar memiliki perkiraan harga penawaran

yang tinggi, maka penawar lainnya juga akan memiliki penawaran yang tinggi pula

terhadap barang yang di lelang.

6