TGS tEKBAN

20

Click here to load reader

Transcript of TGS tEKBAN

Page 1: TGS tEKBAN

PENDAHULUAN

Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen,

air, agregat ( kasar dan halus ) dan bahan tambahan ( admixtures )

bila diperlukan. Beton yang banyak dipakai pada saat ini yaitu beton

normal.Beton normal ialah beton yang mempunyai berat isi 2200 –

2500 Kg/m dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau

tanpa dipecah dan yang tidak menggunakan bahan tambahan

( admixture ).

Beton normal sangat berguna bagi masyarakat banyak, yaitu

dari segi ekonomi, mutu dan kualitas beton itu sendiri. Masyarakat

sekarang ini sudah disulitkan dengan adanya krisis ekonomi, maka

penggunaan beton normal dengan kualitas baik ini sangat dibutuhkan

masyarakat pada umumnya terutama untuk membangun

pembangunan. Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton

yang mampu menahan kuat desak/hancur yang diberi beban berupa

tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan pembentuk,

kemudahan pengerjaan ( workabilitas ), faktor air semen ( F.a.s ) dan

zat tambahan (admixture ) bila diperlukan.

Dalam suatu proses pembuatan beton, yang perlu diperhatikan

ada kekuatan, keekonomisan, dan durabilitas bahan dari beton

tersebut. Durabilitas adalah daya tahan suatu bahan terhadap beban

yang akan diterimanya. Pembuatan beton melalui proses perhitungan

kadar air,jumlah semen dan jumlah agregat yang diperlukan. Setelah

proses perhitungan, akan dilakukan proses pembuatan beton dengan

bahan-bahan yang telah dihitung. Setelah beton terbentuk,

dilakukanlah proses perawatan selama 28 hari. Pada hari ke 28,

kualitas beton hanya memenuhi 70% dari kondisi normalnya. Pada

proses perawatan beton diusahakan agar temperatur ruang perawatan

1

Page 2: TGS tEKBAN

jangan terlalu dingin, juga beton diusahakan jangan terlalu kering

karena akan menyebabkan getas.

ISI

A. BETON DAN MATERIAL PENYUSUN BETON

a. Beton

Beton merupakan ikatan dari material-material pembentuk .Yaitu

terdiri dari campuran semen, air, agregat ( kasar dan halus ), semen

dan air.Bahan air dan semen disatukan akan membentuk pasta semen

berfungsi sebagai bahan pengikat, sedangkan agregat halus dan

agregat kasar sebagai bahan pengisi. Untuk agregat halus yaitu

sebagai pengisi rongga-rongga antara agregat kasar. Bahan-bahan ini

dipilih yang sesuai dengan ketentuan yang ada, dicampur dengan

perbandingan tertentu dan digunakan sedemikian rupa untuk

menghasilkan beton yang diinginkan.

Misalnya hal-hal yang dibutuhkan dalam bangunan teknis ialah

umumnya tahan cuaca dan mmkekuatannya memenuhi karakteristik

perencanaan dan harganya dapat dijangkau. Beton yang dipergunakan

masyarakat banyak yang kurang sesuai dengan keinginan.

Dikarenakan yaitu mengenai bahan dasar dari pembentuk beton dan

cara pencampurannya juga berpengaruh. Pemilihan dari bahanakan

mempengaruhi beton, karena terdapat banyak variasi yang menuntut

dari beton, yaitu dari segibentuk kualitas dan mutu dari beton yang

dihasilkan serta diperlukan juga pencampuran yang

merata.Pencampuran bahanbahan yang merata akan bersifat

homogen yaitu saling mengikat dan mengisi antara semua bahan pada

waktu dilaksanakan pengecoran dan pencetakan beton.

b. Keunggulan beton

2

Page 3: TGS tEKBAN

Beton mempunyai keunggulan antara lain yaitu :, kekuatannya

yang merupakan sifat utama yang harus dicapai pada setiap campuran

beton yang dibuat, karena harus memenuhi kekuatan tekan

karakteristik yang di isyaratkan. Kekuatan beton yang di isyaratkan

pada dasarnya adalah mampu menahan kuat tekan ( desak/hancur ).

Selain itu juga beton lebih awet terhadap aus, misalnya jalur lalulintas,

tahan lama selama bertahun tahun dengan masa bangunan tersebut

yang telah ditetapkan, serta kedap terhadap air dan kemunkinannya

kecil dirusak oleh agresi kimia (menggunakan semen abu terbang/Fly

Ash) .

Kemudian juga beton tahan terhadap kebakaran (Api), selain itu

juga dari segi biaya untuk membuat beton yang baik biaya yang

dikeluarkan relatif kecil dan kemudahan pengerjaan (Workability).

Beton juga dapat di desain sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan

dari segi bentuk dan kekuatannya.. Beton direncanakan terutama

mampu menahan berat dengan kekuatan tinggi akibat beban yang

berada diatas atau disampingnya yang tidak mampu ditahan oleh kayu

dan baja.

c. Kekurangan Beton

Kekurangannya dari beton yaitu tidak mampu menahan gaya tarik dan

lentur. Biasanya jika beton diusahakan mampu menahan gaya tarik

atau lentur ditambahkan tulangan. Tulangan mempunyai fungsi yaitu

menahan gaya tarik dan lentur sehingga dapat sedikit munkin

menghindari keretakan akibat gaya tarik atau lentur. Gaya tarik dan

lentur biasanya diakibatkan oleh bentangan yang terlalu panjang dan

tinggi yang berlebihan.

Kekurangan yang lain yaitu beton tidak mampu dirubah bentuk

dan ukurannya jika terjadi kesalahan pada waktu bila pengerjaan

3

Page 4: TGS tEKBAN

struktur telah dilakukan. Bila menggunakan struktur baja dan kayu

perbaikan dapat dilakukan, tetapi apabila dengan penggunaan

konstruksi dengan beton, desain struktur harus didesain ulang. Karena

beton tidak dapat di perbaiki, itupun jika yang terjadi pada beton

akibat kesalahan perencanaan, bukan akibat dari pencampuran beton.

Kalaupun akibat kesalahan pencampuran yang terjadi yaitu mungkin

beton dapat terjadi bleding ( pecah-pecah ), kemunkinan kecil dapat

diperbaiki tergantung kerusakannya. Tetapi jika kerusakan terlalu

banyak keretakan yang terjadi beton harus didesain ulang.

d. Sifat dan Kualitas Beton

Pada umumnya beton terdiri dari 15% semen, 8% air, 3% udara,

selebihnya pasir dan kerikil. Campuran tersebut setelah mengeras

mempunyai sifat dan kualitas yang berbeda-beda, tergantung pada

cara bermacam-macam faktor. Perbandingan campuran, cara

mencampur, cara mengangkut, cara memadatkan dan sebagainya. Hal

itupun akan mempengaruhi sifat dan kualitas beton.

Sifat beton yang akan diuraikan tidak selalu semua harus

dimiliki oleh setiap konstruksi beton, dan sifat sifat tersebut juga relatif

ditinjau dari segi pemakaian beton itu sendiri. Yang terpenting beton

harus memiliki sifat-sifat yangsesuai dengan tujuan dari beton itu

sendiri. Suatu daftar beton yang diproduksi menunjukan

keanekaragaman kualitas dan sifat beton, terdapat pula mengenai

sumber perbedaan pada kekuatan dan sifat-sifat lain.

e. Pengerjaan ( Workabilitas )

Workabilitas atau sifat mudah pengerjaannya sulit untuk didefinisikan

dengan tepat. Newman mengusulkan agar didefinisikan pada

sekurang-kurangnya tiga sifat yang terpisah, yaitu :

4

Page 5: TGS tEKBAN

a. Kompakbilitas, atau kemudahan di mana beton dapat

dipadatkan sehingga rongga-rangga udara dapat

dihilangkan/dikurangkan.

b. Stabilitas, atau kemampuan beton tetap sebagai massa yang

homogen, koheren, dan stabil selama dikerjakan dan

digetarkan tanpa terjadi segregasi/pemisahan butiran dari

bahan-bahan utama.

c. Mobilitas, atau kemudahan di mana beton dapat mengalir ke

dalam cetakan di sekitar tulangan dan dapat dituang kembali.

e.1. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Workabilitas

a. Pengujian beton segar ( Slump Test ), Bertujuan untuk

mengetahui nilai penurunan beton segar yang dicetak

dalam kerucut dengan ketinggian yang ditentukan. Serta

juga untuk mengetahui tingkat kekentalan adukan beton.

b. Pegujian beton segar ( air content test ), bertujuan agar

mengetahui tingkat kadar udara dalam adukan beton yaitu

agar tingkat penyusutan dapat dihindari.

f. Tahan lama/awet beton ( Durability )

Keawetan atau durabilitas merupakan sifat dimana beton harus tahan

terhadap pengaruh luar akibat dari udara dan suhu yang dapat

mengakibatkan beton dehidrasi kekurangan air selama perawatan.

Kerusakan beton akibat pamanasan, dan pengeringan, juga penjalaran

retak, merupakan hal-hal yang sangat penting. Adanya rongga-rongga

udara akan menambah kerusakan sehingga sangat berpengaruh

terhadap keawetan beton. Untuk kegunaan beton biasanya dibatasi

oleh pengaruh-pengaruh yang berusaha untuk merusak

beton seperti :

5

Page 6: TGS tEKBAN

a. Pengaruh cuaca berupa hujan dan pembekuan pada musim

dingin, serta pengembangan dan penyusutan yang

diakibatkan oleh basah dan kering silih berganti.

b. Daya perusak kimia oleh bahan-bahan semacam air laut ;

konstruksi di tanah yang rusak ; rawa – rawa dan air limbah

lainnya ; kimia hasil industri dan air limbahnya ; buangan air

kotor kota yang berisi kotoran manusia ; kotoran binatang dan

minyak tumbuh - tumbuhan ; gemuk dan susu.

c. Mengalami kikisan dari orang berjalan kaki dan lalu lintas ;

gerakan ombak laut serta oleh partikelpartikel angin.

Pengaruh cuaca oleh hujan dan pembekuan merupakan fungsi

dari sifat rapat air dari beton karena daya pencucian dan

perusak dari air hujan yang berisi kandungan karbohidrat dan

asamasam lain yang ada pada air hujan dan gangguan oleh

proses pembekuan pada musim dingin, tergantung sampai

dimana air memasuki permukaan beton.

g. Faktor – Faktor yang Menentukan Kuat Tekan

Faktor pemadatan dapat mempunyai hubungan utama dengan

proporsi dari campuran, yaitu kadar air dan juga gradasi bentuk serta

tekstur permukaan dari agregat.

a. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan

rata-rata dan kuat batas beton.

b. Jenis dan bentuk bidang permukaan agregat. Kenyataan

menunjukkan bahwa penggunaan agregat akan

menghasilkan beton, dengan kuat desak yang lebih besar

dengan menggunakan kerikil yang banyak mempunyai

lekuk dan tekuk.

c. Effisiensi dari perawatan ( curing ). Perawatan adalah hal

yang harus sangat penting pada pekerjaan lapangan dan

6

Page 7: TGS tEKBAN

pada pambuatan benda uji. Cara perawatan benda uji

beton terdapat dalam SK SNI M- 62-1990-03.

d. Suhu, pada umumnya kecepatan pengerasan beton

bertambah dengan bertambahnya suhu sehingga proses

pengikatan yang terjadi antara butiran-butiran agregat

lebih menjadi homogen.

e. Umur, pada keadaan yang normal kekuatan beton

bertambah dengan umurnya. Kecepatan bertambahnya

kekuatan tergantung pada jenis semen.

f. Pengujian Konsistometer V – B terutama sesuai untuk

pengukuran laboratorium terhadap workabilitas sangat

rendah dan dipadatkan dengan penggetar, dan campuran

beton isi udara. Ketepatannya berkurang dengan kenaikan

ukuran agregat, dan pada agregat yang mempunyai

ukuran maksimum lebih lebih dari 20mm hasilnya

diragukan ketepatannya. ( V - B yaitu pengujian dengan

cara slump test dan pengujian beton segar dengan

menggunakan waktu yang diukur sehingga disebut derajat

V – B ). Suatu petunjuk terhadap hubungan slump, faktor

pemadatan dan waktu V – B diberikan dalam gambar 1, ini

hanya boleh dianggap sebagai suatu hubungan yang

umum, karena jenis agregat halus dan faktor-faktor lain

dapat mempunyai pengaruh yang dominan .

7

Page 8: TGS tEKBAN

B. Pembuatan Beton

a. Pemilihan Bahan

Untuk kualitas bahan yang baik sebaiknya untuk agregat kasar

maupun halus yang mempunyai gradasi butiran yang baik ( sesuai

dengan peraturan/syarat yang berlaku di indonesia ), agregat disini

yaitu butiran MMmineral yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam

campuran mortar (aduk) dan beton. Untuk klasifikasinya agregat kasar

dibagi 2 agregat alam dan agregat buatan. Untuk agregat alam

mempunyai butiran yang beraneka ragam sedangkan untuk yang

buatan dapat ditentukan ukuran dari jenis butiran yang diinginkan.

Untuk ukuran butiran yang baik biasanya terdapat dalam aturan-

aturan SK SNI T-15-1990-03.

b. Pencampuran Bahan

8

Page 9: TGS tEKBAN

Pencampuran dibagi menjadi 2 bagian yaitu pencampuran

dengan mesin dan tangan. Pencampuran bahan dengan meggunakan

mesin hasilnya hampir seragam, tetapi perlu suatu referensi untuk

mencampur dengan mesin. Pencampuran dengan tangan biasanya

tidak dapat dikerjakan dengan sempurna dikarenakan pencampuran

dengan tangan memerlukan tenaga yang lebih besar ( manusia ) dan

hasilnyapun tidak seragam . Jadi untuk pencampuran yang lebih baik

lagi yaitu dengan mesin, disini mesin pecampur beton ada banyak

jenisnya , beberapa diantaranya mempunyai tempat pecampuran yang

berjalan ( molen ) atau yang tetap ( concrete mixer ). Mesin

pencampur berisi tempat pecampur dengan pisau putar berbentuk

bintang, alat ini merupakan alat campur yang paling efisien dari segi

keseragaman beton yang dihasilkan. Keseragaman beton sukar diukur,

tetapi dapat terbukti bahwa banyak variasi yang terjadi pada hamper

semua jenis alat pecampur, menyangkut dari proporsi material yang

dipilih dalam takaran yang sama.

c. Pengadukan

Pengadukan yang baik terlebih dahulu dilakukan dengan cara

pencampuran yang baik, dikarenakan bila pencampuran tidak baik

didalam pengadukan akan terdapat gumpalan gumpalan mortar yang

tidak menyatu semuanya. Hal ini akan berakibat buruk pada

pengecoran. Karena untuk pengadukan yang baik proporsi

pecampuran dilakukan dengan merata sehingga ikatan-ikatan antara

semen, pasir dan kerikil telah menyatu, biasanya pengadukan beton

yang baik yaitu pencampuran air yang perlahan-lahan kemudian

dicampurkan dengan semen sehingga menyatu kemudian pasir lalu

kerikil. Maka akan didapat campuran yang bersifat homogen dan dapat

diinginkan sesuai dengan mutu rencana dan kualitas beton yang baik .

9

Page 10: TGS tEKBAN

d. Pemadatan Beton

Untuk pemadatan yang baik yaitu dilakukan dengan

menggunakan mesin yang dinamakan concrete vibrator. Concrete

vibrator berfungsi menghilangkan rongga-rongga beton sehingga pasir

yang berfungsi sebagai pengisi dapat mengisi rongga-rongga. Dengan

demikian maka akan didapatkan beton dengan sedikit rongga dan

mempunyai kepadatan. Untuk pemadatan yang menggunakan mesin

biasanya terdapat pada pengecoran yang bersifat luas seperti lantai.

e. Perawatan Beton

Reaksi kimia yang terjadi pada pengikatan dan pengerasan

beton tergantung pada pengadaan airnya. Meskipun pada keadaan

normal, air yang tersedia dalam jumlah yang memadai untuk hidrasi

penuh selama pencampuran, perlu adanya jaminan bahwa masih ada

air yang tertahan atau jenuh kemunkinan kelanjutan reaksi kimia itu

Penguapan dapat mengakibatkan kehilangan air yang cukup berarti

sehingga mengakibatkan proses hidrasi, dengan konsekuensi

berkurangnya tingkat kekuatan dan terjadi keretakan. Oleh karena itu

direncanakan suatu perawatan untuk mempertahankan beton supaya

terus-menerus berada dalam keaadaan basah selama perioda

beberapa hari atau bahkan beberapa minggu, termasuk pencegahan

penguapan dengan pengadaan beberapa selimut pelindung yang

membasahi permukaan secara berulangulang.

Perawatan yang baik terhadap beton akan memperbaiki

kualitasnya. Disamping lebih kuat dan lebih awet terhadap agresi

kimia, beton ini juga tahan terhadap aus karena lalu lintas dan lebih

kedap air. Beton ini juga kemunkinannya lebih kecil dirusak oleh agresi

kimia (tergantung penggunaan jenis semen) Disini biasanya

diisyratkan untuk merawat beton agar tetap basah dalam beberapa

hari tertentu setelah pengecoran.

10

Page 11: TGS tEKBAN

f. Teori Mix Design

Mix yaitu mixtures mempunyai arti pencampuran dan design

yaitu menyusun berbagai cara, maksudnya disini yaitu proporsi

campuran beton umum dengan beragam cara, adalah pilihan dari

bahanbahan semen, pasir, agregat dan air. Untuk itu semen dan

admixtures akan memberikan keuntungan ekonomis dan temperatur

rendah. Pencampuran beton dengan bebagai cara yaitu dengan cara

BS (DOE), ACI (American Concrete Institute) . Umumnya cara yang

paling banyak di Indonesia yaitu dengan cara BRITISH ( SK SNI T-15-

1990-03 ) tetapi ada juga sebagian yang memakai cara ACI ( American

Concrete Institute). Tujuan dari perencanaan campuran yaitu untuk

menentukan proporsi semen, agregat halus dan kasar serta air.

g. Jenis Beton

a. Beton Bertulang

b. Beton Serat

c. Beton Prategang

d. Beton Pracetak

e. Beton Ringan

f. Beton Konvensional

g. Beton Komposit

h. dll

h. Tabel : Batasan proporsi takaran campuran pada Mutu-

mutu beton

Mutu beton Ukuran Agregat Max

(mm)

Rasio Air / Semen Maks.

(terhadap berat)

Kadar Semen Min.

(kg/m3 dari

11

Page 12: TGS tEKBAN

campuran)

K600 ( fc’ = 50 Pa ) - - -

K500 ( fc’ = 40 Pa ) - 0,375 450

K400( fc’ = 33 Pa ) 37

25

19

0,45

0,45

0,45

356

370

400

K350 ( fc’ = 29 Pa ) 37

25

19

0,45

0,45

0,45

315

355

365

K300 ( fc’ = 25 Pa ) 37

25

19

0,45

0,45

0,45

300

320

350

K250 ( fc’ = 21 Pa ) 37

25

19

0,50

0,50

0,50

290

310

340

K175 ( fc’ = 14,5 Pa ) - 0,57 300

K1125 ( fc’ = 10,5 Pa ) - 0,60 250

12

Page 13: TGS tEKBAN

SIMPULAN

13

Page 14: TGS tEKBAN

14

Page 15: TGS tEKBAN

15

Page 16: TGS tEKBAN

DAFTAR PUSTAKA

-L.J. Murdock, K.M. Brook, Ir. Stephanus Hindarko, Bahan dan

Prakatek Beton, Erlangga, 1991.

-http://sipoel.unimed.in

-http://www.wonosari.com/propertyinvestasi-bisnis-dan-ekonomi-

f59/pembuatan-beton-yang-baik-t2517.htm

http://gunadarma.org/library/articles/graduate/civil-engineering/

2009/Artikel_10303022.pdf

16