Tgs pratikum

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber utama pendapatan Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan Negara. Peran pajak bagi Negara di Indonesia dibedakan dalam dua fungsi utama yaitu fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur (regulered). Dalam fungsi anggaran (budgetair) , pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara, untuk menjalankan tugas-tugas rutin Negara dan melaksanakan pembangunan. Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat baik pribadi maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada pemerintah yang ditujukan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang. Di Negara ini juga terdapat begitu banyak jenis pajak yang tentu saja hal ini dapat menambah pendapatan Negara dan dengan begitu banyak jenis pajak yang ada di Indonesia , salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai yang merupakan salah satu pajak yang menyumbangkan pendapatan Negara yang bisa dikatakan besar bagi Negara. Dengan adanya prinsip Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya sebagai pajak konsumsi dalam Daerah Pabean Negara kesatuan Republik Indonesia, Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya meliputi seluruh penyerahan barang dan jasa. Namun berdasarkan pertimbangan social, ekonomi dan 1

description

berto

Transcript of Tgs pratikum

Page 1: Tgs pratikum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber utama pendapatan Pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan Negara. Peran pajak bagi Negara di Indonesia dibedakan

dalam dua fungsi utama yaitu fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur

(regulered). Dalam fungsi anggaran (budgetair) , pajak merupakan salah satu sumber

pendapatan Negara, untuk menjalankan tugas-tugas rutin Negara dan melaksanakan

pembangunan. Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat baik

pribadi maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada pemerintah yang

ditujukan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang.

Di Negara ini juga terdapat begitu banyak jenis pajak yang tentu saja hal ini

dapat menambah pendapatan Negara dan dengan begitu banyak jenis pajak yang ada di

Indonesia , salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai yang merupakan salah satu

pajak yang menyumbangkan pendapatan Negara yang bisa dikatakan besar bagi Negara.

Dengan adanya prinsip Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya sebagai pajak

konsumsi dalam Daerah Pabean Negara kesatuan Republik Indonesia, Pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai pada dasarnya meliputi seluruh penyerahan barang dan jasa. Namun

berdasarkan pertimbangan social, ekonomi dan budaya perlu untuk tidaknya

mengenakan Pajak Pertambahan Nilai terhadap barang dan jasa tertentu. Hal tersebut

dimaksudkan untuk mendorong kegiatan ekonomi dan kestabilitas sosial.

1.2 Rumusan Masalah

a.  Apakah pengertian dari pajak dan fungsinya?

b. Apakah itu SPT dan bagian-bagiannya?

1.3 Tujuan

Tujuannya agar dapat mengetahui apa itu pajak, bagian-bagian pajak dan fungsinya.

1

Page 2: Tgs pratikum

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

            Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak

dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum atau pajak

merupakan kewajiban kenegaraan dan pengabdian peran aktif warga negara dalam

upaya pembiayaan pembangunan nasional kewajiban perpajakan setiap warga negara

diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan-peraturan pemerintah.

            Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah

disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan

tata cara perpajakan adalah “kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak

mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dari pengertian itu dapat disimpulkan unsur-

unsur yang terdapat dalam pajak ialah:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksananya;

2.  Sifatnya dapat dipaksakan, hal ini berarti bahwa pelanggaran atas iuran

perpajakan dapat dikenakan sanksi;

3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi secara

langsung oleh pemerintah;

4.  Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah. Pajak

diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari

pemasukannya masih surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2

Page 3: Tgs pratikum

2.1.2 Fungsi Pajak

Dibawah ini adalah  fungsi pajak Menurut Mardiasmo, dalam buku “perpajakan”

( 2002:1 ) yaitu:

1. Fungsi Peneriamaan ( Budgetair )

Pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-

pengeluaran Pemerintah.

2. Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam

bidang sosial ekonomi.

2.1.3 Penggolongan Jenis – jenis Pajak

Dibawah ini penggolongan Jenis – jenis pajak Menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan” yaitu:

1.             Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan

tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya: Pajak Penghasilan

2.             Pajak tidak langsung, yaitu Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain

Contohnya: Pajak pertambahan nilai

 

3

Page 4: Tgs pratikum

2.1.4. Sistem Pemungutan Pajak

Dibawah ini adalah 3 cara pemungutan pajak menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan”yaitu:

1.    Stelsel nyata ( riel stelsel ) yaitu, pengenaan Pajak didasarkan pada objek

( penghasilan yang nyata ), sehngga pemungutannya baru dapat dilakukan akhir tahun

pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

2.    Stelsel anggapan ( fictieve stelsel ) yaitu, Pengenaan pajak didasarkan pada suatu

anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap

sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan

besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

3.    Stelsel campuran yaitu, Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu

anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang

sebenarnya.

4

Page 5: Tgs pratikum

2.1 Surat Pemberitahuan ( SPT )

2.1.1 Pengertian SPT

SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan

atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan

kewajiban yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

2.1.2. Fungsi SPT

Fungsi SPT adalah :

-  Bagi WP Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan

untuk melaporkan tentang :

a.         Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau

melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 ( satu ) tahun pajak atau

bagian tahun pajak.

b.         Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.

c.         Harta dan kewajiban

d.        Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan

pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 ( satu ) Masa Pajak, yang ditentukan

peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

-  Bagi PKP adalah sebagai saran untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

5

Page 6: Tgs pratikum

a.         Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

b.         Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan

atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

-  Bagi Pemotong atau Pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

2.1.3 Jenis-Jenis SPT

a. Surat Pemberitahuan Masa, adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

b. Surat Pemberitahuan Tahunan, adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak

atau Bagian Tahun Pajak.

2.1.4 Batas Waktu Penyampaian SPT

a. SPT Masa

Jenis Pajak Yang Menyampaikan Batas Waktu

Penyampaian

PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal 21Tanggal 20 Bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Impor  PPN dan

PPnBM Impor

Direktorat Bea dan

Cukai

14 hari setelah

berakhirnya Masa

Pajak

PPh Pasal 22 Impor, PPn dan Direktorat Bea dan 7 hari setelah batas

6

Page 7: Tgs pratikum

PPnBM atas Impor ( DJBC ) Cukai waktu penyetoran

Pajak berakhir

PPh Pasal 22 Bendaharawan Bendaharawan Tanggal 14 bulan

takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Bahan Bakar Pertamina 20 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPh Pasal 22 Pemungutan

Oleh Badan tertentu

Pemungut Pajak 20 hari setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal 23Tanggal 20 bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berikutnya

PPh Pasal 25 Wajib Pajak Yang

Mempunyai NPWP

Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 26 Pemotong PPh Pasal 26Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPN dan PPnbM PKP Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM

Bendaharawan

Bendaharawan

Pemerintah

14 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM selain

Bendaharawan

Selain Bendaharawan 20 hari setelah Masa

Pajak berakhir

 

7

Page 8: Tgs pratikum

b. SPT Tahunan

- WP Badan ; Paling Lambat Tanggal 30 April.

- WP Pribadi ; Paling Lambat Tanggal 31 Maret.

2.1.5 Sanksi apabila SPT tidak disampaikan

•   Denda Administrasi :

a. SPT Masa :

- PPN                            = Rp    500.000,00

- Non PPN                     = Rp    100.000,00

b. SPT Tahunan :

- Badan                          = Rp. 1.000.000,00

- OP                                = Rp.    100.000,00

c. Denda sebesar 2% dari DPP, jika :

- pengusaha tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

- PKP tetapi tidak membuat FP

- PKP membuat FP tetapi tidak lengkap

- PKP membuat FP tetapi tidak tepat waktu

d.  Denda 150% dari jumlah pajak yang kurang bayar dalam hal WP dilakukan tindakan

penyidikan pengungkapan ketidakbenaran perbuatannya

8

Page 9: Tgs pratikum

e.  Denda 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar, atau yang tidak seharusnya

dikembalikan dalam hal terjadi penghentian penyidikan tindak pidana di bidang

perpajakan atas persetujuan MENKEU untuk kepentingan penerimaan negara.

• Sanksi Bunga = 2% x jumlah bulan dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir

sampai dengan tanggal pembayaran kekurangan pajak dan akibat pembetulan tersebut.

•   Denda Kenaikan

a.       SPT tidak disampaikan pada waktunya walaupun telah ditegur secara tertulis dan

tidak juga disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran. Dirjen

Pajak dapat menerbitkan SKPKB dengan sanksi kenaikan 50% dari pajak yang kurang

bayar dalam satu tahun pajak untuk PPh yang harus disetor sendiri dan 100% PPh

pemotong dan pemungutan PPN

b.      WP yang berkewajiban melakukan pemungutan atau pemotongan PPh pasal

21/23/26 atau PPN namun tidak melakukan pemotongan, melakukan pemotongan

namun kurang, tidak menyetorkan pemotongan yang telah dilakukan maka dikenakan

sanksi kenaikan 100% dalam hak WP tidak menyampaikan SPT dalam jangka waktu

yang ditentukan dalam surat teguran.

c.       Berdasarkan pemerikasaan PPN/PPnBM tidak seharusnya dikompensasikan

kelebihan pajaknya , dikenakan sanksi 100%

d.      WP karena kealfaannya sehingga menimbulkan kerugian pendapatan negara tidak

dikenakan sanksi pidana, melainkan sanksi administrasi kenaikan sebesar 200%.

 

•   Pidana ; Jika WP melakukan perbuatan tidak benar dibidang perpajakan maka

kepadanya tidak akan dilakukan penyidikan sepanjang memenuhi persyaratan sebagai

berikut :

a.    Atas kemauan sendiri WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya.

9

Page 10: Tgs pratikum

b.    Belum dilakukan tindakan penyelidikan.

c.    Ketidakbenaran perbuatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kealfaan Pasal 38,

yaitu alfa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar

( ada indikasi penyelundupan ).

d.   Bersedia melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang

beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2x jumlah pajak yang harus

dibayar.

2.1.6 Batas waktu Penympaian SPT Tahunan

Jenis Pajak Yang menyampaikan

Pajak

Batas Waktu Penyampaian

SPT Tahunan

 

Wajib Pajak yang

mempunyai NPWP

Selambatnya 3 bulan

setelah akhir tahin pajak

(biasanya tanggal 31 maret

Tahun berikutnya)

PPh Pasal 21

Tahunan

Pemotong PPh Pasal

21

Selambatnya 3 bulan

setelah akhir Tahun Pajak

2.1.7 Prosedur Penyampaian SPT

a. SPT Tahunan di cetak oleh kantor Direktorat Jendral Pajak ( DJP ), lalu disalurkan

keseluruh Kantor Pelayanan Pajak seluruh Indonesia untuk kemudian di sampaikan

kepada para Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP.

b. Setiap Wajib Pajak  yang telah memiliki NPWP wajib mendapat SPT Tahunan

dengan mengambil sendiri blanko SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat

untuk di isi dengan lengkap, benar dan jelas.

10

Page 11: Tgs pratikum

c. Setelah di isi dengan lengkap, benar dan jelas maka blanko SPT Tahunan tersebut

dikembalikan lagi ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diserahkan ke bagian pelayanan

untuk diteliti kelengkapannya agar tidak terjadi kesalahfahaman mengenai pembayaran

pajak.

d. Setelah diteliti oleh bagian pelayanan, maka SPT Tahunan diserahkan kebagian

Pemeriksaan Data dan Informasi ( PDI ) untuk direkam. Apabila pada saat perekaman

terjadi kesalahan, misalnya kurang bayar ( kb ), lebih bayar ( lb ) diperlukan

pemeriksaan, untuk memeriksa kesalahan tersebut maka SPT Tahunan diserahkan ke

bagian Pengawasan dan konsultasi ( waskon ) 1 sampai waskon 1V atau menurut

wilayah tempat si Wajib Pajak tinggal.

e. Bagian pengawasan dan konsultasi ( waskon ) akan memeriksa kesalahan tersebut,

Apabila setelah diperiksa terjadi kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak akan dipanggil

untuk diberikan himbauan dan diberikan SKPKB ( surat ketetapan kurang bayar ) dan

Wajib Pajak harus membayar kepada Kantor Pelayanan Pajak, Tapi apabila lebih bayar (

lb ) maka Wajib Pajak akan diberikan restitusi atau uang milik Wajib Pajak akan

dikembalikan ( konpensasi ) juga dapat diberikan restitusi.

f. Setelah selesai diteliti, diperiksa dan direkam maka blanko SPT di arsipkan oleh KPP

sebagai bukti apabila suatu saat dibutuhkan.

11

Page 12: Tgs pratikum

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bersadarkan uraian yang saya paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak

adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat

dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Dalam pajak ada juga

yang dinamakan SPT yaitu surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan

penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan

atau harta dan kewajiban yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

3.2 Saran

Berdasarkan Uraian diatas sebaikanya dilakukan sosialisasi mengenai pajak kepada

masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui apa itu pajak dan apa saja bagian-bagian

penting lainnya. Agar masyarakat lebih efektif dalam menerapkan wajib pajak dijaman

sekarang ini.

12

Page 13: Tgs pratikum

DAFTAR PUSTAKA

Sukmana, Wahyu, Pengantar Perpajakan, Universitas Padjadjaran Program D3 Fakultas

Ekonomi PAAP.

S. Gustiawan, Uwon, 2007, Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (KUP), Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

13